• Tidak ada hasil yang ditemukan

PRINSIP DAN ORIENTASI MODEL PEMBELAJARAN MENGACU PADA KOGNITIVISME

Dalam dokumen PEMBAHASAN KAPITA FIKS DI INDONESIA (Halaman 162-165)

RAGAM MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN PSIKOLOGI YANG MELANDAS

B. PRINSIP DAN ORIENTASI MODEL PEMBELAJARAN MENGACU PADA KOGNITIVISME

Kognitivisme merupakan aliran yang muncul karena terdapat kekurangan terhadap teori behaviorisme yang menitik beratkan pada perubahan perilaku dan kemudian perubahan perilaku tersebut dijadikan sebagai hasil dari belajar peserta didik. Menurut kaum kognitif acuan tersebut kurang tepat, dikarenakan bahwa belajar bukanlah hanya sebatas perubahan perilaku melainkan proses mengolah, merasakan, menyimpan dan merespon informasi di dalam otak manusia. Jadi

163 menurut kaum kognitif belajar merupakan proses beriringan antara pikiran (mind) dan perilaku (behavior) sehingga keduanya berjalan saling berdampingan. Konsep teori kognitif ini menekankan pada proses belajar yang dicapai bukan dari hasil belajar itu sendiri. Pada teori ini meyakini bahwa dengan proses yang tepat maka hasil yang dicapai akan lebih maksimal. Di dalam teori ini belajar memiliki hubungan erat dengan perkembangan kognitif peserta didik yang sejalan dengan perubahan fisik maupun psikis peserta didik (Thobroni, 2015: 80). Pengalaman yang dimiliki peserta didik pada teori ini berfungsi untuk memberikan pendorong pemahaman yang dimiliki peserta didik. Di dalam memperjelas teori kognitif ini terdapat beberapa tokoh pendidikan yang banyak mengemukakan teori ini yaitu Max Wertheimer dan Jean Piaget yang memiliki pemikiran terhadap teori kognitivisme. Berikut ulasan dari kedua tokoh tersebut.

Max Wertheimer

Max Wertheimer merupakan tokoh yang pertama kali menggagas tentang teori kognitif yang terkenal dengan teori Gestaltnya di Jerman pada tahun 1912. Teori Gestalt berpandangan bahwa manusia tidak hanya bereaksi jika terdapat stimulus yang mempengaruhinya. Namun manusia lebih dari hal tersebut, manusia dapat merespons rangsangan dari lingkungan tidak hanya secara mekanistik malainkan dengan melibatkan unsur subyetivitasnya (pemikiran).manusia juga merupakan makhluk yang utuh dan dapat melibatkan aspek jasmani dan rohani dalam menanggapi rangsangan dari lingkungannya.

Berbeda dengan teori yang dikemukakan oleh kaum behavioris yang memandang belajar hanya tial and error atau rangsangan/stimulus dan respons saja. Di dalam pandangan teori Gestalt segala tingkah laku yang dilakukan manusia selalu didasari oleh kognisi (pikiran) yaitu tindakan menganal dan memikirkan tingkah laku dimana tingkah laku tersebut terjadi. Dalam kondisi belajar peserta didik akan mudah dalam memahami suatu pelajaran tertentu dengan mendasari apa yang dilihat dengan kognisi, sehingga peserta didik dapat memahami betul apa yang mereka pelajari dan kemudian belajar akan lebih memiliki makna bagi pendidik dan peserta didik. Inti dari teori Gestalt adalah sebuah pemahaman belajar yang menitik beratkan pada pemberdayaan kognisi (pemikiran) yang kemudian dirasakan, diolah, disimpan dan kemudian direspon

164 dalam bentuk tanggapan yang sistematis, dan kemampuan dari kognisi setiap individu berbeda-beda dan memiliki kharakteristik yang berbeda-beda pula.

Jean Piaget

Jean Piaget adalah seorang filsuf, ilmuan, psikolog, dan pendidik berkebangsaan Swiss yang terkenal karena hasil penelitiannya tentang anak-anak dan perkembangan kognitif. Jean Piaget lahir pada tangga 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss.Piaget berkesimpulan bahwa pikiran anak-anak tidaklah kosong tetapi mereka selalu berkhayal, menguji sesuatu yang baru dan bagaimana kinerjanya. Piaget juga terkenal karena teori tentang pembelajaran berdasarkan tahap yang berbeda dalam perkembangan intelegensi anak.

Piaget berpendapat bahwa perkembangan kogntif merupakan proses genetik, yatiu proses yang didasari atas mekanisme biologis perkembangan sistem saraf, makin bertambahnya usia seseorang maka makin kompleksnya susunal sel dan saraf dan makin meningkat pula kemampuannya dalam berpikir. Menurut teori perkembangan kognitif yang dikemukakan Piaget menjelaskan bahwa pengembangan kemampuan berpikir anak memiliki tahapan-tahapan yang teratur sesuai dengan perkembangan fisik dan mental (usia). Menurut Singgih (1997:141) di dalam perkembangan kognitif terdapat 4 aspek penting yaitu.

1. Kematangan yang berarti perkembangan dari susunan saraf. Misalnya kemampuan melihat atau mendengar

2. Pengalaman, yatitu hubungan timbal balik antara organisme dengan lingkungannya dan dunianya

3. Transmisi Sosial, yaitu pengaruh-pengaruh yang diperoleh dari hubungannya dengan lingkungan

4. Ekuilibrasi yaitu adanya kemampuan yang mengatur dalam diri anak, agar ia selalu mampu mempertahankan keseimbangan diri dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.

Piaget juga menyebutkan bahwa pemahaman anak setidaknya melalui tiga tahap pertama yang berbeda dari orang dewasa, yaitu didasarkan pada keaktifan mereka menjelajahi lingkungan daripada soal pemahaman bahasa. Dalam pengamatan terhadap perkembangan kognitif anak piaget menemukan bahwa sifat dasar( keturunan) dan pemelihara(lingkungan) sama-sama berintegrasi dalam

165 tumbuh kembang kognitif anak tersebut dan memiliki kedudukan penting serta tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

Di dalam teorinya Piaget membagi pertumbuhan kognitif anak menjadi beberapa tahapan yang memiliki variasi yang tetap namun berbeda dalam setiap tahapannya mulai dari anak-anak hingga dewasa.Tahapan-tahapan tersebut memiliki ciri-ciri perkembangn yang berbeda.Tahapan tersebut yaitu tahap sensorimotor, tahap pra operasional, tahap operasional konkret, dan tahap operasional formal.

Kelebihan dan Kekurangan

Di dalam teori kognitif menjelaskan bahwa dalam belajar manusia secara tidak langsung mengembangkan kemampuan berpikirnya, sehingga teori ini lebih menekankan perkembangan berpikir manusia sebagai tahap belajar. Namun, di sisi lain teori kognitif ini memiliki kelebihan dan kekurangan tersendiri. Berikut uraiannya.

1. Kelebihan

a. Peserta didik lebih berpikir kreatif dan produktif.

b. Hubungan antara guru yang tidak hanya searah saja, sehingga peserta didik mampu berkomunikasi dengan pendidik secara efektif.

c. Kemampuan berpikir peserta didik yang kritis dan aktif lebih terasah

2. Kekurangan

a. Proses pembelajaran kognitif lebih rumit karena menitik beratkan pada kognisi peserta didik, maka pendidik harus sabar dalam menjalani pembelajaran model kognitif dimana jika pendidik tidak mimiliki kesabaran maka proses pembelajaran model ini akan terasa membebani

b. Memerlukan tenaga pendidik yang memiliki kesabaran dan kompeten dalam mendidik peserta didik dalam proses belajar kognitif

C.PRINSIP DAN ORIENTASI MODEL PEMBELAJARAN MENGACU

Dalam dokumen PEMBAHASAN KAPITA FIKS DI INDONESIA (Halaman 162-165)