• Tidak ada hasil yang ditemukan

Periode 1 (satu) tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember

2.6 Prinsip – Prinsip Perbankan Yang Sehat

30

Memperhatikan bahwa perseroan adalah institusi perbankan, maka hasil usaha perseroan adalah pendapatan bunga yang sebagian besar dalam rupiah, demikian juga hal nya dana simpanan pihak ketiga. Perseroan tidak memiliki fasilitas pinjaman baik dalam rupiah maupun mata uang asing dan tidak memiliki pinjaman yang suku bunganya belum ditentukan.

2.4 Perkembangan Ekuitas

Tabel berikut memperlihatkan komposisi ekuitas Perseroan pada tanggal 31 Maret 2015 dan tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 :

(dalam jutaan Rupiah)

Ekuitas 31 Maret 2015 2014 31 Desember 2013 2012

Modal ditempatkan dan disetor penuh 546.613 503.134 503.134 464.486

Tambahan modal disetor 1.519.130 1.064.151 1.064.151 802.875

Keuntungan/(kerugian) yang belum direalisasi atas

efek-efek dalam kelompok tersedia untuk dijual 4.373 24 (4.324) 15.427

Kerugian Aktuaria (23.358) (23.520) (14.146) (6.334)

Sudah ditentukan penggunaanya 37.100 37.100 25.600 17.800

Belum ditentukan penggunaanya 1.341.487 1.258.609 829.877 545.151

Jumlah Ekuitas 3.425.346 2.839.498 2.404.292 1.839.505

Pada tanggal 31 Maret 2015 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2014

Ekuitas Perseroan pada akhir tanggal 31 Maret 2015 adalah sebesar Rp3.425.346 juta , meningkat sebesar Rp.585.848 juta atau 20,63% bila dibandingkan dengan ekuitas Perseroan pada akhir tahun 2014 yang sebesar Rp2.839.498 juta . Peningkatan secara dominan disebabkan adanya tambahan setoran modal melalui l PUT VII – bersih sebesar Rp. 498.458 juta pada Januari 2015 .

Pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2013

Ekuitas Perseroan pada akhir tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp. 2.839.498 juta , meningkat sebesar Rp. 435.206 juta atau 18,10% bila dibandingkan dengan ekuitas Perseroan pada akhir tahun 2013 yang sebesar Rp. 2.404.292 juta . Peningkatan disebabkan Laba perseroan pada tahun 2014 meningkat 51,64% dari Saldo Laba 31 Desember 2013.

Pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tanggal 31 Desember 2012

Ekuitas Perseroan pada akhir tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp. 2.404.292 juta , meningkat sebesar Rp. 564.787 juta atau 30,70% bila dibandingkan dengan ekuitas Perseroan pada akhir tahun 2012 yang sebesar Rp. 1.839.505 juta . Peningkatan disebabkan adanya l penambahan setoran modal melalui PUT VI ) sebesar Rp 300.000 juta.

2.5 Kebijakan Akuntansi

Terdapat beberapa standar akuntansi yang telah berlaku efektif untuk laporan keuangan periode yang dimulai pada atau setelah 1 Januari 2011 dan mempunyai pengaruh terhadap Perseroan sebagaimana dijelaskan pada Catatan 2d atas laporan keuangan konsolidasian. Perseroan telah menerapkan standar akuntansi tersebut, baik secara prospektif maupun retrospektif, termasuk mengubah kebijakan akuntansi mengenai penyisihan penghapusan aset non-produktif seperti yang dijelaskan pada Catatan 51 atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan.

Perseroan menerapkan PSAK No. 55 (Revisi 2006), ―Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran‖ dan PSAK No. 50 (Revisi 2006), ―Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan‖ efektif sejak tanggal 1 Januari 2010. Dampak penerapan pertama PSAK No. 55 (Revisi 2006) dan PSAK No. 50 (Revisi 2006) dijelaskan pada Catatan 52 atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan.

Kebijakan akuntansi penting atas aset, kewajiban, pendapatan dan beban Perseroan telah diungkapkan pada Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan.

2.6 Prinsip – Prinsip Perbankan Yang Sehat

Pengelolaan likuiditas merupakan salah satu aspek penting prinsip-prinsip perbankan yang sehat. Risiko likuiditas merupakan risiko dimana Perseroan tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya pada saat jatuh tempo.

31

Ketidaksesuaian waktu arus kas masuk dan keluar serta risiko likuiditas terkait merupakan suatu hal yang melekat pada keseluruhan kegiatan operasional Perseroan dan mungkin dipengaruhi dari kejadian-kejadian internal dan/atau eksternal, termasuk risiko kredit atau operasional, kondisi pasar atau goncangan sistemik. Pengelolaan posisi serta risiko likuiditas dan pendanaan, dilakukan oleh ALM dan disupervisi oleh ALCO.

Perseroan menyusun kebijakan pengelolaan risiko likuiditas yang memaparkan tanggung jawab, pengelolaan dan pendekatan strategik yang diambil untuk menjamin ketersediaan likuiditas yang cukup guna memenuhi kewajiban Perseroan secara kontraktual maupun behavioral yang dipersyaratkan oleh regulator.

Perseroan bergantung pada simpanan dari nasabah dan simpanan dari bank-bank lain sebagai sumber pendanaan utamanya yang memiliki jatuh tempo yang lebih pendek dan sebagian besar dapat ditarik sewaktu-waktu. Pendanaan dengan jangka waktu yang pendek tersebut meningkatkan risiko likuiditas Perseroan dan Perseroan secara aktif mengelola risiko tersebut dengan memberikan tingkat suku bunga yang bersaing dan secara konstan memantau kecenderungan suku bunga pasar. Kerangka pengelolaan risiko likuiditas mengharuskan Perseroan untuk menetapkan batas-batas likuiditas untuk pengelolaan likuiditas secara hati-hati. Batas-batas tersebut di antaranya adalah:

Ketidaksesuaian waktu arus kas kontraktual dan behavioral mata uang lokal dan valuta asing;

Tingkat pinjaman wholesale untuk memastikan bahwa besarnya pendanaan sesuai dengan kondisi pasar;

Komitmen, baik pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif, untuk memastikan tersedianya dana yang cukup apabila terjadi penarikan atas komitmen tersebut;

Rasio loan to deposits untuk memastikan bahwa kredit komersial didanai oleh sumber pendanaan yang stabil; Jumlah pendanaan jangka menengah untuk mendukung portofolio aset jangka menengah; dan

Jumlah pembiayaan dalam mata uang lokal yang bersumber dari pendanaan dalam mata uang asing. Eksposur terhadap risiko likuiditas

Analisa jatuh tempo aset keuangan dan liabilitas keuangan berdasarkan periode tersisa sampai dengan tanggal jatuh tempo kontraktual pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut:

31 Maret 2015 Nilai Tercatat *) Kontrak tanpa tanggal jatuh tempo Kurang dari

1 bulan 1 – 3 bulan > 3 – 12 bulan > 12 – 60 bulan Lebih dari 60 bulan ASET KEUANGAN

Kas 113.419 113.419 0 0 0 0 0

Giro pada Bank Indonesia 2.779.605 2.779.605 0 0 0 0 0

Giro pada bank-bank lain 41.074 0 41.074 0 0 0 0

Penempatan pada Bank Indonesia dan

Dan bank-bank lain 3.549.624 0 3.549.624 0 0 0 0

Aset keuangan untuk

diperdagangkan 2.375.747 0 506.391 589.112 1.055.771 224.473 0

Tagihan akseptasi 0 0 0 0 0 0 0

Kredit yang diberikan 27.893.487 0 4.175.112 4.852.160 17.516.519 1.349.696 0

Efek-efek untuk tujuan investasi 0 0 0 0 0 0 0

Tagihan derivatif 1 0 1 0 0 0 0

Jumlah 36.752.957 2.893.024 8.272.202 5.441.272 18.572.290 1.574.169 0 LIABILITAS KEUANGAN

Simpanan dari Nasabah 33.460.150 0 21.278.428 9.028.930 3.082.069 70.723 0

Simpanan dari bank-bank lain 4.890 4.890 0 0 0 0 0

Liabilitas keuangan

untukdiperdagangkan 0 0 0 0 0 0 0

Utang akseptasi 0 0 0 0 0 0 0

Pinjaman yang diterima 0 0 0 0 0 0 0

Utang subordinasi 935.859 0 0 0 0 935.859 0

Utang Derivatif 1 0 1 0 0 0 0

Jumlah 34.400.900 4.890 21.278.429 9.028.930 3.082.069 1.006.582 0

Selisih 2.352.057 2.888.134 (13.006.227) (3.587.658) 15.490.221 567.587 0

Catatan :

*) Sebelum pendapatan bunga yang masih akan diterima, cadangan kerugian penurunan nilai dan beban bunga yang masih harus dibayar

31 Desember 2014 Nilai Tercatat *) Kontrak tanpa tanggal jatuh tempo Kurang dari

1 bulan 1 – 3 bulan > 3 – 12 bulan > 12 – 60 bulan Lebih dari 60 bulan ASET KEUANGAN

Kas 133.083 133.083 0 0 0 0 0

Giro pada Bank Indonesia 2.607.553 2.607.553 0 0 0 0 0

Giro pada bank-bank lain 33.447 0 33.447 0 0 0 0

Penempatan pada Bank Indonesia dan

Dan bank-bank lain 4.161.569 0 4.161.569 0 0 0 0

Aset keuangan untuk

diperdagangkan 1.932.967 0 157.492 849.775 705.573 220.127 0

Tagihan akseptasi 0 0 0 0 0 0 0

32 31 Desember 2014 Nilai Tercatat *) Kontrak tanpa tanggal jatuh tempo Kurang dari

1 bulan 1 – 3 bulan > 3 – 12 bulan > 12 – 60 bulan Lebih dari 60 bulan

Efek-efek untuk tujuan investasi 0 0 0 0 0 0 0

Tagihan derivatif 0 0 0 0 0 0 0

Jumlah 34.872.953 2.740.636 6.101.551 4.991.025 19.277.098 1.762.643 0 LIABILITAS KEUANGAN

Simpanan dari Nasabah 32.007.123 0 21.001.025 8.505.745 2.424.296 76.057 0

Simpanan dari bank-bank lain 31.269 3.269 28.000 0 0 0 0

Liabilitas keuangan

untukdiperdagangkan 0 0 0 0 0 0 0

Utang akseptasi 0 0 0 0 0 0 0

Pinjaman yang diterima 0 0 0 0 0 0 0

Utang subordinasi 935.221 0 0 0 0 935.221 0

Utang Derivatif 10 0 10 0 0 0 0

Jumlah 32.973.623 3.269 21.029.035 8.505.745 2.424.296 1.011.278 0

Selisih 1.899.330 2.737.367 (14.927.484) (3.514.720) 16.852.802 751.365 0

Catatan :

*) Sebelum pendapatan bunga yang masih akan diterima, cadangan kerugian penurunan nilai dan beban bunga yang masih harus dibayar

Tabel-tabel di atas disusun berdasarkan sisa jatuh tempo kontraktual aset keuangan dan liabilitas keuangan Perseroan. Untuk melengkapi analisa kontraktual, Perseroan melakukan analisa behavioral dimana ekspektasi Perseroan atas arus kas dari instrumen-instrumen tersebut berbeda secara signifikan dari analisa di atas. Sebagai contoh, giro dan tabungan diprediksi mempunyai saldo yang stabil atau meningkat berdasarkan klasifikasi core atau non-core yang diidentifikasi Perseroan atau deposito satu bulanan tidak diprediksi untuk jatuh tempo seluruhnya dalam satu bulan (sebagian akan diperpanjang secara otomatis).

Dalam mengelola risiko likuiditas, pengukuran utama yang digunakan Perseroan adalah Maximum Cummulative Outflow (―MCO‖). MCO adalah arus kas masuk/keluar bersih dari semua komponen pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif dalam kondisi normal. Perseroan harus menghitung arus kas menurut mata uang dari komponen pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif dalam kondisi normal (business as usual) posisi keuangan harian untuk 30 hari ke depan. Perseroan menetapkan batas arus kas keluar bersih maksimum secara harian untuk 30 hari ke depan masing-masing untuk mata uang Rupiah, mata uang asing, dan gabungan mata uang Rupiah dan mata uang asing. Mengingat perilaku arus kas tidak mengikuti jatuh tempo kontraktual dan kewajiban nasabah, Perseroan menyiapkan asumsi perilaku atas arus kas tersebut.

Berikut merupakan perhitungan MCO 30 hari ke depan untuk posisi pada tanggal 31 Maret 2015 dan 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 :

(dalam jutaan Rupiah) Mata uang Rentang Waktu 31 Maret 2015 31 Desember 2014 31 Desember 2013 31 Desember 2012 Rupiah 2 - 7 hari 1 hari 356.591 55.461 (732.270) 498.355 1.369.780 (332.641) (249.438) (991.044)

8 - 30 hari 2.276.884 (414.120) (1.012.555) (4.690.182)

Mata Uang Asing 2 - 7 hari 1 hari (75.747) 666.989 (90.800) 866.588 (25.149) 255.174 85.045 75.540

8 - 30 hari (419.003) (248.621) (355.135) (23.390)

Jumlah*) 2 - 7 hari 1 hari 1.023.579 (20.287) 1.364.944 (823.070) 1.624.954 (357.790) (164.393) (915.504)

8 - 30 hari 1.857.880 (662.741) (1.367.690) (4.713.572)

Catatan:

*) Arus kas masuk/keluar bersih (harian) yang terendah untuk rentang waktu yang bersangkutan

Pada tanggal-tanggal di atas, tidak ada pelampauan terhadap batas-batas yang telah ditetapkan Perseroan untuk perhitungan MCO. Sebagian besar nasabah Bank Mayapada merupakan deposan loyal (membuka rekening lebih dari 1 tahun), per 31 Maret 2015 nasabah deposan loyal sebesar Rp 21,85 triliun (78.28% dari total deposito), 31 Desember 2014 sebesar Rp 19,90 triliun (74.66%), Desember 2013 sebesar Rp 14,12 triliun (78%) dan Desember 2012 sebesar Rp 9,40 triliun (75%). 2.7 Rasio Keuangan Bank

Berikut ini merupakan tabel rasio keuangan Bank saja sebagai entitas induk yang dihitung berdasarkan PBI No. 14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang Transparansi dan Kondisi Publikasi Laporan Bank, SE BI No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 tentang Perubahan Ketiga atas SE BI No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan dan Bulalan Bank Umum serta Laporan Tertentu Yang Disampaikan ke Bank:

33

Rasio Keuangan 31 Mar 31 Mar 31 Desember

2015 2014 2014 2013 2012 2011 2010

Rasio Kinerja

Kewajiban penyediaan

modal minimum (KPMM) 12,35% 13,73% 10,47% 14,10% 10,93% 14,68% 20,40% Aset produktif bermasalah

dan aset non-produktif bermasalah terhadap total aset produktif dan aset non- produktif

2,64% 2,47% 1,46% 1,31% 3,43% 3,30% 3,99%

Aset produktif bermasalah

terhadap total aset produktif 2,38% 2,05% 1,18% 0,87% 2,50% 1,99% 2,31% Cadangan kerugian

penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif

0,27% 0,46% 0,19% 0,55% 0,93% 1,71% 2,07%

NPL – bruto 2,89% 2,40% 1,46% 1,04% 3,02% 2,51% 3,27%

NPL – neto 2,60% 2,06% 1,23% 0,64% 2,14% 1,51% 2,01%

Imbal hasil aset (ROA) 1,26% 1,90% 2,00% 2,57% 2,41% 2,07% 1,22%

Imbal hasil ekuitas (ROE) 14,14% 19,32% 21,17% 23,20% 17,67% 11,53% 7,28% Marjin pendapatan bunga

bersih (NIM) 3,93% 4,48% 4,52% 5,75% 6,00% 5,84% 6,25%

Biaya operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO)

89,39% 84,70% 84,10% 78,25% 79,93% 83,38% 90,17% Loan to Deposits Ratio

(LDR) 83,36% 86,89% 81,25% 85.61% 80,58% 82,10% 78,38%

Kepatuhan

Persentase pelanggaran BMPK

Pihak terkait 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

Pihak tidak terkait 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

Persentase pelampauan BMPK

Pihak terkait 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

Pihak tidak terkait 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

Giro Wajib Minimum (GWM)

GWM utama – Rupiah 8,01% 8,02% 8,09% 8,21% 8,07% 8,07% 8,03%

GWM Sekunder Rupiah 6,56% 4,73% 5,81% 4,48% 3,69% 4,68% 7,18%

GWM valuta asing 8,12% 8,23% 8,12% 8,12% 11,11% 8,54% 1,16%

Posisi Devisa Neto (PDN) 0,01% 0,22% 0,01% 0,13% 0,93% 2,29% 0,02%

Rasio Kinerja

Rasio kinerja antara lain Kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM), ROA, ROE, NIM dan BOPO dihitung dengan memperhatikan ketentuan PBI No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum, SE BI No. 14/37/DPNP tanggal 27 Desember 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum sesuai Profil Risiko dan Pemenuhan Capital Equivalency Maintained Asset (CEMA), SE Bi No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID), SE BI No. 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 tentang Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar, SE BI No. 9/33/DPNP tanggal 18 Desember 2007 tentang Pedoman Penggunaan Metode Standar dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar beserta dengan perubahaannya sesuai SE BI No. 14/21/DPNP tanggal 18 Juli 2012, berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa keuangan no.6/POJK.03/2015 tangal 31 Maret 2015 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank dan PBI no.14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012 Tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank ( merubah PBI 3/22/PBI/2001 tanggal 13 Desember 2001 Perseroan berhasil mencapai KPMM melebihi ketentuan yang ditetapkan oleh Bank Indonesia dan Perseroan memiliki komitmen untuk menjaga tingkat KPMM pada level yang sehat dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian bank.

34

Perhitungan KPMM Bank sebagai berikut:

(dalam jutaan Rupiah)

Pembahasan rinci atas kualitas kredit yang diberikan, termasuk pembiayaan syariah, telah diungkapkan pada butir 3.2.f diatas. Rasio imbal hasil aset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan Perseroan untuk menghasilkan laba dari aset yang dimilikinya. Rasio ini dihitung dengan membagi laba sebelum pajak penghasilan dengan jumlah rata-rata aset Bank dalam periode yang sama. ROA Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar 1,26%, 2,00%, 2,57% dan 2,41%. ROA pada Maret 2015 cenderung menurun seiring dengan turunnya NIM, pertumbuhan laba lebih kecil terhadap pertumbuhan aset. .

Rasio imbal hasil ekuitas (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba dari ekuitas yang dimiliki. Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih setelah pajak penghasilan dengan rata-rata modal inti Bank dalam periode yang sama. ROE Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 , 31 Desember 2014, 2013, 2012 adalah masing-masing sebesar 14,14% ,21,17%, 23,20% dan 17,67%. Pencapaian ROE pada Maret 2015, , tahun 2014, 2013 dan 2012 menurun disebabkan karena pertumbuhan laba bersih yang lebih kecil bila dibandingkan dengan pertumbuhan modal.

Rasio marjin pendapatan bunga bersih (NIM) digunakan untuk mengukur marjin bunga bersih dari aset produktif berbunga yang dikelola oleh Bank. NIM dihitung dengan membagi pendapatan bunga bersih dengan rata-rata aset produktif berbunga dalam periode yang sama. NIM untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015, 31 Desember 2014, 2013 dan 2012. adalah masing-masing sebesar 3,93%, 4,52%, 5,75% dan 6,00% . Penurunan NIM pada Maret 2015 bila dibandingkan tahun 2014 turunnya pendapatan bunga bersih oleh karena meningkatnya beban bunga penghimpunan dana pihak ketiga sebagai dampak dari persaingan antar bank di Indonesia yang semakin ketat.

Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) adalah rasio untuk mengukur tingkat efisiensi yang dicapai. Rasio BOPO Bank untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Maret 2015 , 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 adalah masing-masing sebesar 89,39% , 84,10% , 78,25% dan 79,93%. Rasio BOPO cenderung meningkat pada Maret 2015 karena menurunnya pendapatan bunga bersih sebagai dampak dari persaingan bunga penghimpunan dana pihak ketiga akibat ketatnya likuiditas di pasar.

Kepatuhan

Perseroan senantiasa memonitor tingkat kepatuhan terhadap ketentuan yang berlaku, termasuk kepatuhan atas peraturan Bank Indonesia, dimana diantaranya Bank tidak pernah melakukan pelanggaran dan pelampauan BMPK (baik kepada pihak terkait maupun kepada pihak tidak terkait) dan Bank senantiasa menjaga tingkat GWM, PDN serta Pemenuhan Kecukupan Modal Minimum sesuai dengan yang dipersyaratkan oleh Bank Indonesia.