• Tidak ada hasil yang ditemukan

HARTA BERGERAK PERSEROAN

VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN

10. PROSPEK USAHA PERSEROAN

176

Pada saat ini, Perseroan terus menerus unluk melakukan pembaharuan tata kelola TI untuk memastikan agar semua penyempurnaan sistem diimplemenlasikan sejalan dengan kebijakan dan pedoman Perseroan. Selain itu, Perseroan juga didukung oleh pemeriksaan internal dan audit.

9. PEMASARAN

Wilayah Pemasaran dan potensi perluasannya

Sampai dengan akhir tahun 2015, Bank Mayapada merencanakan memiliki total 210 Kantor yang tersebar di 23 Propinsi di Indonesia, dengan 134 Jaringan ATM dan bisa diakses di lebih dari 76.000 mesin ATM dalam jaringan ATM Bersama dan Prima serta MEPS (Malaysian Electronic Payment Systems) & ITMX (Interbank Transaction Management & Exchange-Thailand).

Perluasan jaringan kantor tetap akan dilakukan oleh Bank Mayapada. Hal ini untuk mendukung strategi pertumbuhan bisnis melalui pertumbuhan Jaringan Kantor ini, di mana diharapkan Perseroan dapat menambah jumlah nasabah, meningkatkan sumber pendanaan dan penyaluran kredit -guna peningkatan asset dan pendapatan Bank.

10. PROSPEK USAHA PERSEROAN

Di tengah pertumbuhan perekonomian dunia yang cenderung melambat, pencapaian tingkat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I tahun 2015 juga melambat tercatat hanya 4,7% dibandingkan dengan triwulan IV tahun 2014 tercatat sebesar 5%. Perlambatan pertumbuhan ekonomi Indonesia tidak terlepas dari trend menurunya pertumbuhan ekonomi dunia dan reginonal di Negara lain seperti Eropa, China dan Asia. Respon terhadap pemulihan ekonomi berlangsung tidak merata di berbagai Negara dengan respon kebijakan yang berbeda yaitu respon terhadap adanya kebijakan the Fed sejalan dengan perbaikan kondisi perekonomian AS. Dalam perkembangannya, Fed Fund Rate (FFR) baru diperkirakan akan naik pada triwulan III tahun 2015.

Beberapa risiko yang terindentifikasi seiring dengan melambatnya pertumbuhan domestik yang diikuti dengan melambatnya pertumbuhan kredit, peningkatan Utang Luar Negeri, peningkatan risiko kredit, kenaikan pangsa dana mahal pada DPK berjangka pendek, segmentasi pasar PUAB, pasar keuangan domestic yang masih dangkal, belum digunakannya alokasi dana infrastruktur secara menyeluruh serta perkembangan harga property.

Neraca perdagangan Indonesia pada periode Maret 2015 mencatat peningkatan surplus menjadi 1,13 miliar dolar AS dari surplus 0,66 miliar dolar AS pada bulan sebelumnya. Pencapaian tersebut terutama ditopang oleh meningkatnya surplus pada neraca nonmigas, sementara neraca migas kembali mengalami defisit. Bank Indonesia memandang surplus neraca perdagangan pada Januari-Maret 2015 ini sesuai dengan prakiraan defisit transaksi berjalan triwulan I 2015, yang akan lebih rendah dari triwulan IV 2014. Bank Indonesia memperkirakan struktur neraca perdagangan Indonesia ke depan akan lebih sehat sehingga semakin mendukung proses pemulihan keseimbangan eksternal Indonesia.

IMF telah melakukan kajian dan memroyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini hanya mampu di level 4,7 persen. Bank Indonesia merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2015 menjadi 5,1 persen (yoy), dari proyeksi sebelumnya 5,4 persen (yoy). Untuk keseluruhan tahun 2015, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan ekonomi akan mencapai 5,1 persen, lebih baik dari tahun sebelumnya (5 persen)

Pencapaian pertumbuhan Perseroan sampai dengan triwulan I tahun 2015 dipengaruhi oleh keberhasilan Perseroan memperluas jaringan pemasaran yaitu dengan penambahan 1 kantor operasional sehingga secara keseluruhan berjumlah 191 kantor.

177

Tabel Perkembangan Indikator Keuangan Perseroan

Indikator

Periode Aktual

(Audited) Aktual Proyeksi 2015

Dec-14 Mar-15 Jun-15 Sep-15 Dec-15

CAR 10,44% 12,34% 11,83% 13,75% 13,65%

Rasio modal inti / ATMR 7,27% 8,61% 8,32% 10,36% 10,40%

Rasio leverage modal inti (Tier 1 Leverage

Ratio) 5,75% 6,98% 6,85% 8,54% 8,73%

ROA 1,98% 1,29% 1,08% 1,30% 1,53%

NIM 4,52% 3,93% 4,09% 4,21% 4,47%

BOPO 84,27% 89,13% 90,79% 88,92% 87,17%

Rasio aset produktif bermasalah / total aset

produktif 1,18% 2,38% 1,71% 1,85% 1,99%

Rasio cadangan kerugian (CKPN) aset

keuangan / aset produktif 0,19% 0,27% 0,53% 0,55% 0,58%

NPL Ratio-Gross 1,46% 2,89% 2,10% 2,27% 2,38%

NPL Ratio-Net 1,23% 2,60% 1,63% 1,77% 1,87%

Rasio Kredit / Total Aset Produktif 80,55% 82,25% 81,42% 81,55% 83,34%

Rasio UMKM thd Total Kredit 6,86% 5,04% 5,69% 7,87% 10,00%

Aset trading, tagihan spot dan derivatif, dan

aset fair value Option / total aset 0,00% 0,00% 0,00% 0,00% 0,00%

Total aset likuid terhadap pendanaan jangka

pendek 18,76% 17,49% 18,37% 18,67% 16,99%

Total Aset (Rp) 36.173.591 38.211.578 39.859.832 40.195.389 39.875.005 Total DPK (Rp) 32.007.122 33.460.150 35.081.111 34.634.463 34.151.599

LDR 81,25% 83,36% 82,12% 84,16% 86,42%

Dilihat dari indikator perkembangan keuangan Perseroan, pada triwulan I tahun 2015 menunjukan trend peningkatan kinerja Perseroan, hampir secara keseluruhan rasio-rasio penting keuangan Perseroan membaik.

Target Jangka Pendek

Pada tahun 2015, kebijakan ekonomi yang akan diambil oleh pemerintah dan Bank Indonesia lebih ditujukan untuk menjaga stabilitas perekonomian ditengah krisis ekonomi global dan mendorong pertumbuhan sektor riil dalam negeri dengan tetap berorientasi pada pencapaian sasaran inflasi jangka menengah dan panjang.

Untuk mendorong pertumbuhan sektor riil, pemerintah melalui Bank Indonesia menjaga suku bunga BI sebesar 7,50% sampai akhir tahun 2015. Dengan kebijakan ekonomi ini, diharapkan akan menekan laju inflasi dan mendorong pertumbuhan sektor riil terutama perekonomian dalam negeri.

Di tengah kondisi perekonomian dunia yang belum pulih sepenuhnya saat ini, bahkan cenderung berlangsung lamban. Hal ini berdampak terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia yang juga mengalami perlambatan.

Dalam hal ini Bank akan tetap melanjutkan strategi pertumbuhan yang telah berhasil dicapai oleh manajemen Bank pada tahun 2014 dengan tetap menjaga likuiditas bank sesuai dengan kondisi moneter yang masih tergolong relatif ketat. Strategi Bank untuk mencapai pertumbuhan yang diharapkan dan sejalan dengan visi misi Bank untuk menjadi salah satu komersial banking yang berkualitas di Indonesia dalam nilai asset, profitabilitas dan sehat dengan mengoptimalkan nilai tambah kepada nasabah dengan memberikan produk dan layanan terbaik yang menjadi pilihan nasabah, maka strategi yang dijalankan antara lain:

1. Mengembangkan jaringan kantor operasional 2. Meningkatkan Fee based income

178

3. Memperbaiki struktur komposisi Dana Pihak Ketiga

4. Fokuskan kegiatan perbankan pada sektor usaha komersial, perdagangan baik korporasi maupun SME 5. Pengembangan teknologi informasi

6. Meningkatkan kemampuan Sumber Daya manusia (SDM)

7. Meningkatkan fungsi pengawasan dan menyempurnakan sistem prosedur serta kebijakan bank Pengembangan kantor operasional

Untuk mempercepat pertumbuhan aset dan perluasan jaringan pemasaran, Bank harus mengembangkan jaringan kantor operasional Bank. Pada tahun 2015 Bank memfokuskan perluasan jaringan pemasarannya dengan pembukaan kantor operasional untuk unit usaha. Dari 23 kantor operasional yang direncanakan akan dibuka pada tahun 2015 sejumlah 11 unit usaha konvensional untuk kantor capem, dan 12 unit kantor fungsional).

Pada tahun 2015 Bank merencanakan akan membuka jaringan operasional baru yaitu dengan membuka 11 Kantor Cabang Pembantu berupa kantor konvensional (Jakarta 5 kantor, Solo 1 kantor, Yogyakarta 1 kantor, Surabaya 1 kantor, Banjarmasin 1 kantor, Mataram 1 kantor dan Bandung 1 kantor), dan 12 kantor fungsional yang akan tersebar di pasar-pasar untuk wilayah Palembang 3 kantor, Solo 2 kantor, Kediri 3 kantor, Lampung 1 kantor, dan Magelang 3 kantor. Selain pembukaan kantor operasional baru, Bank merencanakan peningkatan status 5 kantor kas menjadi kantor capem (Surabaya 2 kantor, Semarang 2 kantor, dan Jakarta 1 kantor), relokasi 3 kantor kas (Solo 2 kantor, dan Jakarta 1 kantor) dan 4 kantor fungsional (Semarang 1 kantor, Solo 1 kantor, Bekasi 1 kantor, dan Bogor 1 kantor), pemindahan lokasi Divisi Kantor Pusat yang terdiri dari 2 Divisi (Divisi Kartu Kredit dan Divisi Kredit Tanpa Agunan) dari gedung Menara Topas (Jl. MH. Thamrin Kav. 9), Jakarta ke Gedung Ambassade (Jl. Denpasar Raya), Jakarta, 10 Divisi (Divisi IT, Divisi Operation, Divisi Compliance, Divisi Risk Management, Divisi SKAI, Divisi HRD, Divisi Network Development, Divisi Product Management, Divisi FI, dan Divisi Mayapada Mitra Usaha) dari gedung Menara Topas (Jl. MH. Thamrin Kav. 9), Jakarta ke gedung Mayapada Tower 1 atau 2 (Jl. Jend. Sudirman Kav. 28), Jakarta, pemindahan Training Center dari gedung Menara Topas (Jl. MH. Thamrin Kav. 9), Jakarta ke gedung Mayapada Tower 1 atau 2 (Jl. Jend. Sudirman Kav. 28), Jakarta, serta pemindahan Call Center dari gedung Menara Topas (Jl. MH. Thamrin Kav. 9), Jakarta ke Ruko KTC, Kelapa Gading, Jakarta.

Perluasan jaringan pemasaran Bank akan ditunjang dengan meningkatkan pengembangan teknologi informasi dan pengembangan kinerja sumber daya manusia baik untuk meningkatkan pelayanan kepada nasabah maupun meningkatkan pengawasan intern. Sampai dengan tahun 2014, Bank telah memiliki fasiltas pelayanan mobile banking melalui penggunaan

sms banking dan jaringan ATM. Pada tahun 2015, Bank akan lebih meningkatkan pelayanan on-line dengan

memperbanyak jaringan ATM serta menambah fitur pada mesin ATM. Bank merencanakan akan menambah 24 jaringan ATM, dan 1 jaringan Automatic Deposit Machine (ADM), sehingga total jaringan ATM Bank sampai dengan akhir tahun 2015 menjadi sebanyak 133 jaringan ATM, dan 1 jaringan ADM..

Bank telah memiliki fasilitas Training Center yang digunakan untuk melatih dan mendidik staf baru. Dengan adanya Training

Center ini, bank dapat mengadakan berbagai program-program training sepanjang tahun secara simultan dan diharapkan

dapat meningkatkan kompetensi SDM untuk memenuhi kebutuhan sumber daya manusia dalam rangka perluasan jaringan yang direncanakan.

Dengan pertumbuhan Cabang dan Capem baru diharapkan Bank dapat memperluas area cakupan jaringan kantor, sehingga dapat menambah jumlah nasabah, meningkatkan sumber pendanaan dan penyaluran kredit, meningkatkan fee base income yang pada akhirnya akan meningkatkan aset dan pendapatan Bank.

Meningkatkan Fee Based Income

Dalam persaingan industri perbankan yang cukup ketat, Bank dituntut untuk lebih kreatif dalam mengeluarkan produk-produk / jasa pelayanan perbankan yang menarik, inovatif dan memberikan kenyamanan serta memberikan pelayanan yang baik sesuai kebutuhan masyarakat. Dalam hal ini bank akan lebih fokus untuk meningkatkan produk dana murah seperti giro dan tabungan, sehingga dapat menurunkan Cost of fund dan memperbaiki komposisi pendanaan bank. Disisi lain biaya marketing dan biaya promosi diperkirakan akan mengalami peningkatan yang tentunya akan mempengaruhi profitabilitas Bank.

Untuk mengantisipasi perubahan ini maka Bank akan meningkatkan pendapatan di luar bunga (fee based income), yaitu pendapatan dari non interest income, seperti transaksi penjualan valuta asing, agen pemasaran produk bancasurance, kerjasama dengan pihak asuransi, peningkatan provisi kredit dan transaksi perbankan lainnya yang berbasis fee based income.

179

Fokus kegiatan perbankan pada komersial dan perdagangan

Sejalan dengan fokus perluasan usaha Bank yaitu pada bidang komersial, perdagangan baik kredit korporasi maupun SME Bank mempunyai bisnis unit yaitu SME Banking dan Micro Banking. Sejak tahun 2007, Bank mulai melakukan pengembangan penyaluran kredit mikro kepada para pedagang pasar yang direalisasikan dalam bentuk pembukaan unit usaha dengan status berupa kantor Fungsional yang dibranding dengan nama ‖Mayapada Mitra Usaha‖ (MMU).. Kantor Fungsional Unit usaha ini akan dibuka di pasar-pasar tradisional dan secara operasional diperuntukkan bagi nasabah pasar untuk melakukan transaksi perbankan.

Sejak tahun 2008 sampai dengan akhir tahun 2014, Bank telah membuka 75 kantor fungsional yang tersebar di wilayah Jabodetabek, Bandung, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Medan, Pekanbaru, Palembang, Lampung, Malang, Kediri, Cirebon, dan Tulung Agung. Pada tahun 2015 Bank merencanakan akan membuka 12 kantor fungsional. Untuk meningkatkan pertumbuhan kredit SME Bank merencanakan kerjasama pembiayaan bersama, antara lain kredit

chanelling atau co-financing dengan perusahaan multifinance, pembiayaan kepada anggota koperasi dan yayasan dana

pensiun.

Sampai dengan Triwulan IV Tahun 2014, kredit yang disalurkan kepada usaha mikro, kecil dan menengah sebesar Rp 1.784,08 miliar atau 6,86% dari jumlah kredit. Direncanakan pada akhir tahun 2015 akan mencapai sebesar Rp 5.902,98 miliar atau pada tahun 2015 terdapat pertumbuhan sebesar Rp. 4.118,91 miliar atau 230,87% dari triwulan IV tahun 2014. Jumlah ini akan terus ditingkatkan hingga mencapai suatu target jumlah nasabah dan outstanding yang cukup signifikan di masa yang akan datang.

Untuk mendukung fokus usaha komersial, perdagangan baik kredit korporasi maupun SME, bank tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Disamping itu dalam meningkatkan pendanaan dana murah dan memperbaiki komposisi dana pihak ketiga, Bank telah dan akan meluncurkan produk-produk retail dan consumer. Produk yang telah pasarkan adalah produk simpanan dengan bancassurance yaitu tabungan My Saving Super Benefit, My Family Saving, Giro/Tabungan Premium. Pengembangan teknologi informasi

Bank menyadari pentingnya teknologi untuk menunjang bisnis. Bank telah mulai memperkuat infrastruktur IT dan penambahan software penunjang core-banking yang sudah ada pada seluruh jaringan kerja operasional Bank.

Pada 2015, pengembangan IT lebih ditujukan pada 3 area utama yaitu : 1. Area Infrastruktur

Area yang berfokus pada infrastruktur internal bank guna mendukung layanan teknologi informasi secara optimal seiring dengan perkembangan bisnis yang terus berkembang.

2. Area Sistem Informasi

Area yang berfokus pada pengembangan sistem yang dibutuhkan untuk menunjang kegiatan operasional bank secara efektif dan efisien antara lain untuk memenuhi ketentuan regulasi Bank Indonesia dan membantu manajemen mendapatkan informasi yang dibutuhkan secara akurat dan tepat waktu.