• Tidak ada hasil yang ditemukan

ARENA TELIVISI SEBAGAI ARENA PRODUKSI BUDAYA DAN ARENA KEKUASAAN

A. Televisi sebagai Arena Produksi Budaya: Rindu Inul sebagai Produk Budaya

1. Proses Kreatif Artistik Rindu Inul

117

Tidak diperolah informasi akurat tentang siapa yang pertama kali mengungkapkan gagasan RI di lingkungan Trans TV. Dalam sejumlah wawancara, hanya disebutkan bahwa yang memunculkan gagasan RI adalah petinggi di lingkungan Trans TV.

171

Tim produksi RI dipimpin oleh seorang produser yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan produksi acara RI secara keseluruhan. Wewenang dan tugasnya mencakup semua aspek produksi acara televisi, mulai dari menyusun format acaranya, isi acara, hingga menentukan siapa saja yang akan dilibatkan dalam produksi RI. Produser berwenang mengatur setiap individu yang terlibat dalam acara tersebut, baik artis yang mengisi acara, penonton, dan kru produksi. Dalam merencanakan acara RI, ia dibantu oleh seorang director,118 asisten produksi (Production Assistant – PA), tim kreatif, dan Unit Production Manager. Sedangkan dalam pelakasanaanya, produser juga dibantu oleh unit-unit produski lain seperti art director, technical director, camera person, lighting person, video operator, graphic

deasigner, dan lain-lain.119 Meskipun tiap-tiap individu dalam kru RI sudah sangat memahami tugas masing-masing, semua harus tunduk kepada produser acara.

Munculnya gagasan RI berawal dari informasi tentang keinginan ID sendiri untuk tampil di layar kaca setelah memperoleh 'gugatan' dari RhI (selanjutnya disingkat RhI) dan PAMMI yang diikuti dengan peristiwa pertemuan RhI dengan ID yang kemudian menuai polemik yang hebat, baik di media massa maupun dalam kehidupan sehari-hari mereka.120 Setelah bertemu dengan berbagai tokoh masyarakat,

118 Di lingkungan Produksi Trans TV sebutan Director lazim dipergunakan ketimbang "Sutradara".

119

Seperti diuraikan dalam modul Basic Prodessional Training Trans TV Oleh Syahreza Yusuf dan Yudhistira Ramadhan, tanpa tahun.

120

Pencekalan penampilan ID dilakukan melalui sebuah surat yang dikirim untuk SCTV pada hari Senin, 21 April 2003, dengan tembusan kepada sejumlah institusi penyiaran, organiasasi keagamaan, dan sejumlah penyanyi dangdut lain. Lihat wawancara dengan ID dalam tabloid Bintang Indonesia, Ed. 627, Th. XIII, Minggu Kelima, April 2003.Untuk detailnya bisa dilihat dalam pembahasan mengenai Arena Kekuasaan dalam Bab ini.

172

seniman, dan dukungan terus mengalir kepadanya, ID merasa sudah bisa melupakan peristiwa yang membuatnya sangat sedih, tertekan, dan bahkan hampir putus asa. Di tengah-tengah ramainya polemik sekitar penampilan ID dan gugatan RhI, ID masih berani tampil di sejumlah pertunjukan di luar layar televisi. Ternyata, antusiasme penggemar ID justru semakin tinggi seperti ditunjukkan pada saat ID tampil di Bandung pada tanggal 4 Mei 2003 dan dalam acara "Thank to Wartawan" di Jakarta pada tanggal 9 Mei 2003.

Selama polemik berlangsung, ID juga berusaha memperbaiki penampilannya antara lain dengan berkonsultasi soal kreativitas seni kepada Guruh Soekarno Putra pada tanggal 6 Mei 2003.121 Pada saat itu pula, ia tengah membuat video klip untuk promosi album barunya yang diproduksi oleh perusahaan rekaman PT Blackboard Indonesia. Menurut Iwan Sastra Wijaya, pemilik perusahaan tersebut dan produser album Inul, rencananya, video klip yang berjumlah sepuluh itu akan dipergunakan untuk promosi di stasiun-stasiun televisi.122

Kondisi ini – keinginan ID untuk tampil di televisi dan rencana promosi album ID – dimanfaatkan secara tepat oleh tim produksi Trans TV. Beberapa anggota tim produksi berhasil melakukan kontak dengan pihak manajemen Inul. Mereka inilah yang kemudian secara intensif berkomunikasi untuk membuat kesepakatan dan menyusun sebuah acara yang menampilkan ID di Trans TV.123 Intensitas ini

121

Bintang Indonesia. Ed. 629 Th. XIII, Minggu Kedua, Mei 2003

122

Bintang Indonesia, Ed. 631, Th. XIII, Minggu Keempat, Mei 2003

123

173

dimaksudkan agar manajemen ID tetap konsisten untuk trampil di Trans TV. Sedangkan jadwal produksi dan penayangan ID disesuaikan dengan jadwal ID yang padat akan tetapi sebisa mungkin penampilan ID melalui layar televisi Trans TV merupakan penampilan pertama kali, semenjak pencekalan oleh RhI pada akhir April 2003, sebagaimana dulu pertama kali ID tampil di siaran televisi nasional melalui stasiun Trans TV pada acara Digoda, Oktober 2002. Oleh karena itu pula, acara tersebut juga diberi judul Rindu Inul. 124

Tahap paling awal dalam proses kreatif artistik adalah melakukan survei atas kondisi sosial yang sedang berkembang dalam masyarakat. Pada tahap ini, Tim Kreatif RI memegang peranan yang amat penting.125 Tim ini mengumpulkan berbagai informasi dan data mengenai ID (mulai dari riwayat hidup Inul, perjalanan karir ID dari sejak kecil, prestasi Inul, kapan mulai menciptakan goyang ngebor, suka duka ID menjadi penyanyi dari kampung ke kampung hingga ke ibukota Jakarta). Dengan cara demikian ini, Tim Kreatif berusaha untuk menentukan karakter khas Inul. Selain itu, tim yang terdiri dari tiga empat orang tersebut juga mengumpulkan informasi seputar mereka yang mendukung ID seperti PARSI, penyanyi-penyanyi senior, tokoh-tokoh masyarakat, dan lain-lain yang berhubungan dengan Inul. Semua ini diperlukan untuk mendukung penampilan ID dalam program RI. Di sini peran Tim Kreatif masih sangat dominan.

124

Wawancara dengan salah satu Produser di Trans TV, 11-9-2003

125

Menurut beberapa orang yang terlibat dalam produksi program di Trans TV, termasuk mereka yang terlibat dalam Dagdidut dan KS Show, Tim Kreatif memegang peranan yang amat besar, khususnya dalam membuat rancangan produksi program televisi.

174

Informasi dan data yang telah terkumpul dijadikan bahan untuk membuat desain produksi program RI. Kemasan RI ditentukan sebagai sebuah acara musik spesial yang di dalamnya akan menampilkan ID sebagai artis utama. Sedangkan artis pendukung terdiri dari Titiek Puspa, Memes, Dewi Gita, Dhea Mirela yang kesemuanya bukan berasal dari aliran musik dangdut. Grup musik pengiring artis penyanyi dipercayakan pada Purwa Tjaraka Band yang sudah tidak asing lagi bagi pemirsa televisi di Indonesia

Di samping artis-artis tersebut juga ditampilkan tokoh-tokoh seperti Guruh Soekarno Putra (koreografer, musisi, politisi), Dewi Motik Pramono (pengusaha, pemilik lembaga pendidikan Demono), Ruhut Sitompul (pengacara), Tracy Trinita (artis, model), dr. Boyke Dian Nugroho (pakar seksologi), Yatti Octavia, Anwar Fuady, dan Ully Artha, Sohpia Latjuba (artis, bintang sinetron), Gus Dur, Shinta Nuriyah, Ayu Utami, Jajang C. Noer, dan lain-lain. Penampilan sejumlah artis dalam RI juga didukung dengan sepuluh penari latar untuk meberi kesan kemeriahan acara. Selain menampilkan sejumlah artis dan tokoh terkenal, di studio 1 Trans TV juga tampak hadir Gubernur DKI Sutiyoso dan Mien Uno, serta sejumlah wartawan dan artis-artis (selebritis) lainnya. Pembawa Acara (Co-Host) RI dipercayakan pada Farhan yang memang sudah terkenal sebagai smart presenter di kancah pertelevisian di Indonesia. Selain itu, juga diundang anggota masyarakat pada umumnya untuk menyaksikan acara RI di studio Trans TV. Banyaknya tamu undangan dari berbagai kalangan ini dimaksudkan untuk menghilangkan kesan bahwa penampilan ID jorok dan hanya untuk kalangan kelas bawah seperti penilaian RhI.

175

Kemasan RI memang berbeda dengan acara-acara TV sejenis. Tim produksi Trans TV sendiri mengategorikan tayangan RI dalam acara music special TV meskipun sebenarnya dalam kategori umum termasuk dalam format variety show. Dalam acara tersebut, tidak hanya ditampilkan musik dan lagu-lagu yang dibawakan oleh para artis, tetapi juga diselenggarakan kuis interaktif, wawancara, komedi situasi 'Parodi Pengalaman dan Karir Inul', dan gameshow "Lomba Mirip Inul'. Nuansa yang membedakan RI dengan tayangan sejenis, seperti misalnya dengan Gebyar BCA

(Indosiar) atau Impresario 008 (RCTI), adalah munculnya sejumlah tokoh yang ikut memberikan komentar dan pendapat tentang kebebasan berekspresi di Indonesia dalam bentuk tayangan rekaman. Jadi, kendati bertajuk Rindu Inul yang memang menjadi ajang ekspresi rasa rindu pemirsa televisi atas penampilan ID di layar televisi atau rasa rindu ID untuk kembali tampil di layar televisi, 'kebebasan berekspresi' merupakan tema utama dalam tayangan RI

Panggung tempat tampilnya artis-artis dalam RI di studio 1 Trans TV dibagi dua: back stage yang posisinya lebih tinggi daripada bagian lain, front stage. Back stage berbetuk persegi diapit oleh dua pilar yang diberi hiasan mirip pinus warna keemasan dengan latar belakang televisi layar lebar; hal mana bisa dibedakan dengan tata panggung untuk acara reguler lain, misalnya, dalam Digoda.126 Posisi front stage

126

Wawancara dengan Art Director Trans TV, 9-10-2003. Namun dibandingkan dengan program Digdagdut # 11 dan KD Show, susunan panggung RI hampir sama. Ketiganya memiliki susunan panggung yang sangat mirip, terbadi menjadi 2: back stage sebagai background yang menjadi tempat para musisi memainkan alat musik mereka, dan front stage sebagai tempat tampilnya para artis, khususnya artis utama.

176

yang lebih rendah berbentuk lingkaran memungkinkan artis untuk mendekatkan diri dengan pemirsa dan tamu undangan di studio agar penampilannya dapat terlihat dengan lebih jelas. Di sekeliling panggung, di beri hiasan berupa lampion berbentuk intan berwarna kebiru-biruan, yang menyerupai lambang Trans TV, dengan untaian hiasan gantung dalam ukuran kecil berwarna keemasan. Demikian juga, tempat duduk untuk tamu undangan diberi hiasan guna menunjang kesan high tase tersebut.

Kostum yang disediakan untuk ID berjumlah 4 stel untuk segmen yang berbeda-beda. Rancangan kostum yang dikenakan ID dalam RI dipercayakan pada desainer Robby Tumewu yang sudah terkenal sebagai salah satu perancang dan penata busana artis Indonesia. Dalam merancang, Robby mempertimbangkan beberapa hal seperti bentuk tubuh ID, gerakan-gerakan tubuh ID yang energik, dan kesan publik selama ini. Hal ini dilakukan untuk menghapuskan kesan seksi dan sensual sebagaimana penilaian yang diberikan oleh kalangan yang kontra terhadap penampilan Inul.

Saya membuatkan ID kostum yang lebih funky karena lagu-lagu yang dia bawakan iramanya agak upbeat... Saya memang ingin membuat citra yang tidak menimbulkan kesan seksi. Jadi saya sengaja tidak membuatkan

catsuit yang ketat dan lentur, walaupun terus terang materi itu lebih cocok untuk gerakan ID yang sangat dinamis.127

Penari latar yang dihadirkan dalam RI juga mengenakan kostum dengan kesan funky

tapi juga anggun sehingga menambah kesan elegan penampilan ID. Sedangkan,

make-up ID dipercayakan kepada Gusnaldi yang juga sudah terkenal dalam

127

177

mengerjakan tata rias wajah dan rambut sejumlah selebritis.

Selain desain program, untuk melangsungkan eksekusi produksi program RI dalam tahapan-tahapan tertentu mulai dari opening hingga closing, disusunlah sebuah

program rundown128 yang berisi urut-urutan adegan (scene), lokasi, durasi, waktu tayang. (lihat Lampiran 5). Program Rundown, yang terbagi-bagi dalam sejumlah segmen program, berisi petunjuk-petunjuk seputar adegan-adegan yang akan berlangsung selama proses produksi. Setiap anggota bagian produksi harus memegang rundown ini agar bisa mengikuti tahapan-tahapan dalam proses produksi RI, sejak praproduksi (rehearsal) hingga selesai pelaksanaan produksi.

Peran rehearsal ini cukup penting dalam melangsungkan produksi program yang sesungguhnya. Produser beserta seluruh anggota kru, bersama seluruh artis mengadakan rehearsal (latihan atau gladi akhir) sebelum eksekusi produksi program. Rehearsal menjadi bagian yang sangat penting karena dalam tahapan akhir sebelum eksekusi program yang sesungguhnya inilah akan terlihat bagian mana dalam rancangan Tim Kreatif produksi yang perlu diperbaiki sesuai dengan keinginan

director atau produser.