• Tidak ada hasil yang ditemukan

put usan juga lambat Ini yang

Dalam dokumen Majalah Peradilan Agama Edisi XI (Halaman 38-40)

tidak kita pelajari di bangku kuliah dan tidak ditemukan di buku-buku pelajaran. Kita punya trik tersendiri bagaimana menggerakkan orang. sebab kalau pimpinan ini tidak gerak, bagaimana bisa bergerak eselon terbawahnya?

Triknya seperti apa Yang Mulia?

Nah, trik nya ini agak susah saya kasih tau, hahaha. Sebab tidak ada matematika-nya yang harus begini, harus begitu. )tu cara kita sendiri saja. Yang penting bagi saya bagaimana membuat suatu kenyamanan di level pimpinan agar bekerja secara tenang tanpa ada suatu campur tangan atau intervensi. Tetapi bergerak atas kesadaran mereka sendiri.

Alhamdulillah tanpa saya terlalu banyak menggerakkan, laporan sudah bagus. Mereka nyaman bekerja, tidak merasa tertekan dan terdesak. Jika seseorang merasa tertekan dalam bekerja, itu tidak akan bertahan lama. Paling sekejap saja dia bekerja keras. setelah itu sudah tidak lagi.

Dan kalau kita baca hasil pemilihan Ketua Mahkamah Agung kemarin, suara yang memilih Yang Mulia hampir bulat. Apakah artinya para hakim agung puas dengan kinerja Yang Mulia?

Ya, mereka masih mempercayai saya. Berarti kebijakan-kebijakan saya selama ini bisa diterima oleh semuanya. Saya selalu melibatkan mereka setiap memecahkan permasalahan-permasalahan yang menyangkut lembaga. Yang memang sifatnya urgent saya melibatkan semua.

Dengan demikian, semua merasa mempunyai andil dalam menentukan kebijakan. Sehingga apa yang sudah diputuskan, mereka akan terima semua dan tidak ada suara-suara sumbang yang tidak bulat. )tulah kiatnya saya kira antara lain.

Jadi kita harus menjaga kekompakan tim. jangan sampai antara pimpinan ada yang kurang pas. Kita usahakan mereka saling pas. Kalau sudah saling pas, yang enak ya saya dalam memimpin lembaga, semua sudah berjalan dengan baik.

Mengenai hambatan, apa saja hambatan/kendala yang dihadapi Yang Mulia dalam memimpin Mahkamah Agung?

Semua pekerjaan itu pasti ada hambatannya. Tetapi kalau saya lihat, hambatan itu tidak terlalu berarti. Memang di setiap pekerjaan ada kendala, ada hambatan. Tetapi semua hambatan itu menurut saya tidak signi ikan dalam mempengaruhi kinerja. (al itu terjadi karena semua pimpinan kompak secara bersama- sama tulus penuh keihlasan bekerja secara baik. Tidak ada merasa bekerja karena terpaksa.

Saya melihat semua unsur pimpinan punya rasa memiliki dan rasa tanggung jawab yang besar. Rasa memiliki atas setiap keputusan yang kita ambil itu adalah sesuatu yang penting. Rasa memiliki timbul karena mereka dilibatkan dalam proses pengambilan keputusan.

Apa yang paling berkesan dalam perjalan karir Yang Mulia di dunia peradilan. Mulai sebagai hakim tingkat pertama, banding, terus menjadi Dirjen, kemudian hakim agung dan Ketua Muda Pengawasan sampai menjadi Ketua Mahkamah Agung?

Ya tentu yang paling berkesan itu menjadi pucuk pimpinan Mahkamah Agung. Sebab ini merupakan lembaga tertinggi yang membawahi dan menaungi seluruh jajaran peradilan dari empat lingkungan badan peradilan mulai dari tingkat pertama banding sampai ke tingkat Mahkamah Agung. Teritorialnya seluruh )ndonesia. jadi ini yang paling besar dan tantangannya juga sebenarnya besar. Tapi kami rasakan kecil karena kebersamaan itu. Sebagai pucuk pimpinan Lembaga Tinggi Negara, mau tidak mau tangung jawabnya sangat besar.

Apakah dulu Yang Mulia pernah bercita-cita menjadi Ketua Mahkamah agung?

Tidak pernah terlintas untuk menjadi Ketua Mahkamah Agung. Tidak pernah terpikirkan. Jadi Dirjen Badilum saja tidak pernah terpikir.

Cita-cita saya dulu bagaimana jadi hakim di Surabaya, karena saya alumnus dari Universitas Airlangga. Saya sudah senang kehidupan di Surabaya. Ternyata itu tidak pernah tercapai sampai sekarang, hehe...

Memang, cita-cita saya sejak menjadi hakim hanya yaa mudah- mudahan suatu hari saya bisa menjadi hakim agung. Menjadi hakim agung itu dambaan bagi setiap hakim karir. Jabatan hakim karir yang tertinggi adalah sebagai hakim agung. )tulah cita cita saya.

Nah, Untuk menuju ke sana kita harus pandai-pandai menjaga diri. Untuk suatu tujuan yang besar dan baik kita harus banyak pengorbanan. Pengorbanan itu bentuknya menjaga diri. Menjaga diri dalam artian menghindari hal- hal yang bisa mengganggu integritas kita, mengganggu kejujuran kita. Menghindari hal-hal yang mungkin menmbulkan kecurigaan keberpihakan di dalam menangani perkara dan banyak hal lainnya.

Jadi sejak hakim karir yang pertama, kita sudah harus memikirkan cita-cita kita sebagai hakim agung. Sejak menjadi hakim tingkat pertama saya berusaha menjaga diri secara baik supaya bisa menjadi hakim agung. Sebab manusia tanpa cita-cita, ya susah.

Alhamdulillah selama saya berkarir tidak pernah berhubungan dengan pengawasan. (indari pengawasan. Bukan hindari untuk bekerja di situ, tapi hindari berhubungan dengan mereka dalam hal ada kesalahan. Kalau bisa jangan bersentuhan. )tulah dalam rangka menjaga diri.

Kemudian hubungan silaturahmi dengan sesama hakim, baik dalam kedinasan maupun pribadi juga harus dijaga. Begitu juga hubungan dengan masyarakat. Sebagai hakim harus pandai menempatkan diri. (arus pandai menimbang-nimbang mana

yang boleh dilakukan dan mana yang tidak boleh.

Apa yang membuat Yang Mulia menjadi sukses seperti sekarang ini?

Doa banyak orang yang menjadikan saya seperti ini. Jika kita tidak baik kepada orang lain, mungkin bukan doa baik yang dipanjatkan buat kita. Tapi jika kita baik kepada semua orang, insya Allah kita akan didoakan baik.

Saya percaya itu. Bahwa selain kita harus bekerja keras, doa juga menentukan. Semakin banyak yang mendoakan akan semakin baik buat kita.

Beberapa waktu yang lalu Yang Mulia turun ke pengadilan melakukan penyamaran. Apa yang melatarbelakanginya?

Begini, setiap melakukan pembinaan di pengadilan-pengadilan di daerah, kita sudah dengar laporan katanya semuanya sudah baik. Suatu saat terpikir oleh saya untuk turun langsung melihat kondisi real pelayanan di pengadilan. Jika masih ada penyimpangan supaya segera kita perbaiki. )de ini saya sampaikan ke semua pimpinan. Ternyata mereka mendukung.

Sebulan sebelum kami turun

ke pengadilan, sudah ada orang yang kita tugaskan menyamar untuk mengumpulkan data dan fakta dari pengadilan yang dituju. Kemudian kami secara rahasia dan menyamar mendatangi pengadilan-pengadilan yang sudah disepakati. Rapat untuk penyamaran ini kami lakukan di rumah dinas saya, di Komplek Wican

Widya Chandra .

Tidak ada yang tahu selain kami. Karena tidak ingin bocor, semuanya serba dirahasiakan dan disamarkan. Pakaian dan tampilan saya dan pimpinan dibuat sedemikian rupa sehingga tidak ada satu pun pegawai pengadilan yang mengenali kami.

Ternyata penyamaran itu membawa hasil. Kami yang turun ke pengadilan-pengadilan menemukan fakta penyimpangan. Kemudian kita lakukan rapat dengan pimpinan pengadilan tingkat banding supaya dievaluasi dan dikoreksi segala penyimpangan yang terjadi.

Tetapi yang perlu dicatat, melihat kenyataan yang saya temukan di pengadilan tingkat pertama, saya bersyukur dan berbangga sekali bahwa pelayanan pengadilan sudah jauh lebih baik dibandingkan ketika dulu saya masih dinas di pengadilan tingkat pertama. Berarti banyak kemajuan lembaga kita sekarang ini.

Kapan penyamaran itu akan dilakukan lagi?

Rahasia, hehehe… Tapi mungkin tidak dalam waktu dekat ini. Karena pasti mereka yang di daerah sudah siap-siap. Nanti kalau kita lihat kendur lagi pelayanannya. Kita lakukan penyamaran lagi.

Terkait RUU Jabatan Hakim, KY ingin ambil bagian dalam pembinaan hakim. Bagaimana menurut Yang Mulia?

Pernah di dalam pertemuan dengan anggota DPR komisi ))), saya

“Jika kit a baik

Dalam dokumen Majalah Peradilan Agama Edisi XI (Halaman 38-40)