• Tidak ada hasil yang ditemukan

Saya set uju perlu adanya penyesuaian t unjangan hakim pada Perat uran Pemerint ah Nomor

Dalam dokumen Majalah Peradilan Agama Edisi XI (Halaman 78-80)

Tahun 2012 it u. Penyesuaian it u pent ing karena

hampir 5 t ahun t idak ada kenaikan sement ara

set iap t ahun t erjadi inf lasi sekit ar 5%.

hakim P() tidak. Ketua pengadilan tidak dapat tunjangan rumah dinas sementara hakim ad hoc dapat Rp. juta. Saya tahu betul banyak hakim- hakim itu nge-kos. Saya saat ini tengah

memperjuangkan pembangunan rumah lat bagi hakim. Langkah pertama yang dilakukan adalah mendata lahan dan gedung-gedung yang tidak efektif. Saya akan memulai dari Daerah Khusus )bukota. Mudah- mudahan rencana ini direspon baik oleh pemerintah. Sesederhana apapun rumah lat itu nanti dikelola secara professional.

(akim-hakim yang bertugas di DK) dan di kota-kota besar lainnya perlu mendapatkan perhatian tersendiri terkait dengan ketersediaan rumah dinas karena mereka sudah tentu berat beban kerjanya. Mereka sidang sampai tengah malam. Pagi hari mereka harus sudah masuk kantor lagi. Ketika saya menjabat sebagai ketua Pengadilan Negeri Jakarta Barat, saya pernah mengunjungi rumah-rumah kos hakim itu. Miris hati saya melihatnya. (akim tinggal rumah petak yang kecil. Kamar mandi berbagi dengan penghuni yang lain. Mereka tersebut sepertinya lebih menderita dari pada anak kos. Kalau anak kos kan masih ada orangnya yang mengurus. Sementara hakim- hakim tersebut terpaksa mengurus diri mereka sendiri. (akim-hakim di DK) itu bekerja sampai malam hari.

Mengenai uang untuk ngontrak rumah ini perlu dipertimbangkan kemungkinannya agar tersedia di D)PA pengadilan. Kedepan perlu ada aturan terkait pemerintah daerah setempat yang memberikan bantuan baik berupa hibah ataupun pinjaman rumah dinas atau kendaraan dinas. Jangan sampai bantuan tersebut mengganggu kemandirian pengadilan dalam menjalankan fungsinya ketika memutus perkara. Jangan ada pimpinan pengadilan yang meminta- minta bantuan fasilitas kepada

pemerintah setempat. Tetapi kalau inisiatif datang dari pemerintah daerah maka sah-sah saja dan jangan dikait-kaitkan dnegan perkara.

Saat ini kalau saya lihat, kos- kosan hakim di daerah lebih rendah kualitasnya dibandingkan pejabat pejabat Pemda eselon )), ))) dan )V. Nanti kita khawatir akan mempengaruhi kinerja hakim. Persoalan rumah dinas ini memang menjadi pokok bahasan kita.

Kalau soal fasilitas transportasi, tidak perlu lah pengadilan tergantung pada pemerintah daerah. Nanti Mahkamah Agung akan mengusahakannya.

Beberapa tahun terakhir Mahkamah Agung berhasil meraih WTP. Ke depannya bagaimana Mahkamah Agung mempertahankan prestasi ini?.

Mahkamah Agung telah berhasil meraih WTP selama empat tahun berturut-turut. Sekarang kita sedang mengejar untuk WTP yang kelima kalinya. )ni harus menjadi perjuangan bersama. Penyerapan anggaran harus didasarkan pada penggunaan yang tepat, benar, efektif, e isien, dan ekonomis. Jadi pengelolaan anggaran tidak hanya sekedar penyerapan yang tinggi saja.

Saya perlu mengingatkan bahwa pengelolaan anggaran tidak hanya terkait dengan anggaran di sekretariat saja tetapi juga termasuk uang pihak ketiga uang panjar perkara .

Bagaimana dengan pembangunan gedung kantor

pengadilan yang baru terbentuk?

Ada beberapa hal yang harus kita lakukan. Pertama, mempersiapkan

lahan untuk gedung kantor. Bila telah disediakan oleh Pemerintah Daerah setempat, maka kita perlu mengalihkan lahan tersebut menjadi milik Mahkamah Agung. Kita tidak bisa menganggarkan pembangunan gedung kantor pada lahan yang bukan milik kita. Selain itu, kalau lahan dan gedung kantor telah disediakan oleh Pemerintah Daerah, maka perlu diperhatikan apakah gedung tersebut telah sesuai dengan prototipe kantor pengadilan atau tidak.

Kedua, kita juga harus

mempersiapkan SDM baik tenaga teknis maupun non teknis. Kita terus berkoordinasi dengan pemerintah dan DPR demi tersedianya anggaran untuk pembangunan gedung kantor pengadilan yang baru tersebut.

Beberapa waktu yang lalu mahkamah agung melakukan kerjasama dengan UNDP tentang perhitungan analisis beban kerja khususnya tenaga teknis. Bagaimana perkembangannya?

Untuk analisis beban kerja untuk tenaga teknis khususnya hakim telah selesai kita kerjakan. Memang saat ini analisa beban kerja untuk tenaga non teknis masih dalam proses pengerjaan oleh tim kami. Kebetulan pengerjaannya didukung oleh negara donor. Analisa beban kerja itu nantinya tidak hanya melakkukan penghitungan berdasarkan kuantitas tetapi juga pada kualitas perkara. )ni

memang sangat rumit. Nanti bila telah selesai kita akan lakukan harmonisasi dan sosialisasi.

Apa kebijakan Mahkamah Agung dalam pemanfaatan SIPP?

Kita secara terus menerus melakukan pengawasan dan monitoring terhadap implementasi S)PP. Saya perhatikan updagrade versi S)PP ini terbilang cepat. Kita inginkan jangan terlalu cepat karena nanti pengadilan penggunanya akan kelabakan. Mereka perlu beradaptasi dulu. Yang jelas implementasi S)PP ini menjadi salah satu program prioritas Mahkamah Agung. S)PP sangat sangat penting dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat.

Dulu ketika Bapak jadi ketua Pengadilan Negeri Pekanbaru, salah satu inovasi yang Bapak lakukan yaitu e-SKUM berhasil menjadi juara pada perlombaan inovasi pengadilan. Sekarang Bapak telah menjadi Sekretaris Mahkamah Agung RI, kira-kira apa inovasi atau terobosan yang ingin Bapak lakukan?

)ni penting agar para hakim dapat melaksanakan tugas-tugas pokoknya dengan baik. Salah satunya adalah kenaikan pangkat otomatis. Pada Maret akan diadakan penyerahan secara simbolis SK kenaikan pangkat kepada aparatur pengadilan untuk kenaikan pangkat otomatis. Selain itu, seperti sudah saya jelaskan sebelumnya yaitu

pembangunan lat bagi hakim. )ni agar hakim bisa nyaman bekerja. Kita terus berkoordinasi dengan pemerintah dan DPR agar itu segera terwujud.

Sekretaris adalah supporting unit, maka terobosan yang dijalankan adalah untuk memberikan dorongan kepada tugas pokok dan fungsi pengadilan yang dijalankan oleh aparatur pengadilan terutama hakim dan tenaga teknis lainnya. Kesemuanya itu harus dalam rangka memberikan pelayanan kepada masyarakat khususnya kepada pencari keadilan. Maka hakim dan aparatur pengadilan harus nyaman di rumahnya sendiri.

Salah satu hal penting dan selama ini sepertinya tidak menjadi prioritas adalah keberadaan koperasi baik yang ada di Mahkamah Agung maupun yang ada di peradilan-peradilan di bahwa Mahkamah Agung. Koperasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan kesejahteraan aparatur peradilan harus dikelola secara modern dan profesional. Keberadaannya harus jelas.

Oleh karena itu, dalam tahun ini koperasi Mahkamah Agung yang modern dan profesional harus dapat diwujudkan. Saya sudah melakukan

inventarisasi keberadaan dan sistem kerja koperasi di Mahkamah Agung. Saya melihat koperasi kita ini seperti hidup segan mati tak mau . Tidak jelas keberadaannya. Maka langkah- langkah yang segera saya siapkan adalah berkoordinasi dengan Kementerian Koperasi, melakukan sosialisasi tentnag arti penting koperasi di Mahkamah Agung dan di pengadilan-pengadilan di bawahnya. Saya juga akan melakukan audit kinerja dan keuangan koperasi yang ada di Mahkamah Agung supaya ada kejelasan. Tujuannya adalah membentuk koperasi Mahkamah Agung yang modern dan profesional untuk mensejahterakan aparat peradilan di seluruh )ndonesia.

Bentuknya seperti apa nanti akan segera kita umumkan setelah berkoordinasi dan bersilaturrahmi dengan Kementerian Koperasi. Saya akan segera bentuk Pokja Pembentuk Koperasi. Mohon dido akan. Saya berharap awal tahun koperasi Mahkamah Agung sebagai induk koperasi bagi koperasi-koperasi di satuan kerja di bawah Mahkamah Agung dapat terwujud dan berjalan.

|Rahmat Arijaya, Hirpan Hilmi, Photo: Abdul Rahman|

Kalau soal f asilit as

Dalam dokumen Majalah Peradilan Agama Edisi XI (Halaman 78-80)