• Tidak ada hasil yang ditemukan

5.1.1.6.3 Rasio Murid Terhadap Guru Sekolah

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG (Halaman 28-33)

Tabel 30 Rasio Murid Terhadap Guru Sekolah Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar

NO URAIAN TAHUN

2007 2008 2009 2010

1 SD 1:16 1:16 1:16 1:16 2 SLTP 1:12 1:12 1:13 1:13 3 SLTA 1:08 1:08 1:10 1:10

Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011

Rasio murid terhadap siswa di Kabupaten Kampar masih diatas standar Kementerian Pendidikan Nasional dengan 1:20. Artinya jumlah guru yang ada di Kabupaten Kampar telah memenuhi jumlah yang dibutuhkan. Namun fakta di lapangan menyatakan bahwa penyebaran jumlah guru di Kecamatan – Kecamatan belum berjalan dengan baik, sehingga menyebabkan adanya kesenjangan rasio pada beberapa kecamatan.

II.5.1.1.7 Banyak Ruang Belajar

Tabel 31 Banyak Ruang Belajar Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar

NO URAIAN TAHUN

2007 2008 2009 2010

1 SD 4845 4893 4966 4966 2 SLTP 854 862 934 934 3 SLTA 562 568 576 576

Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011

Jumlah ruang belajar tahun 2010 cenderung meningkat dibanding pada tahun 2007, pada jenjang SD terjadi penambahan ruang belajar sebanyak 121 ruang, SLTP 80 ruang dan SD 14 ruang.

II.5.1.1.8 Rasio Buku Teks Terhadap Jumlah Siswa

Tabel 32 Rasio Buku Teks Terhadap Jumlah Siswa Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar

NO URAIAN TAHUN

2007 2008 2009 2010

1 SD - 42% 43% 43%

2 SLTP 55% 55% 65% 65% 3 SLTA 50% 65% 70% 70%

Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011

Rasio buku teks terhadap siswa terjadi peningkatan dari tahun 2007 s/d 2010. Artinya jumlah buku teks yang tersedia belum sebanding dengan jumlah murid yang membutuhkan buku teks tersebut.

II.5.1.1.9 Data Jumlah Sekolah

Tabel 33 Data Jumlah Sekolah Tahun 2006-2010 Kabupaten Kampar

SEKOLAH NEGERI TAHUN JENJANG PENDIDIKAN

TK SD SMP SMA SMK 2006 2 437 57 25 1 2007 3 447 68 28 1 2008 3 448 70 30 2 2009 4 444 67 30 4 2010 445 70 33 4 SEKOLAH SWASTA TAHUN JENJANG PENDIDIKAN

TK SD SMP SMA SMK 2006 242 17 21 11 4 2007 264 21 30 16 10 2008 256 19 27 14 11 2009 271 20 31 13 11 2010 23 33 8 13

Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011

Tabel diatas menunjukkan, Sekolah Negeri di Kabupaten Kampar untuk Tingkat TK tahun 2010 bertambah 2 sekolah dibanding tahun 2005, untuk tingkat SD bertambah 8 sekolah atau rata-rata bertambah 2 sekolah tiap tahun, untuk tingkat SMP bertambah 13 sekolah atau rata bertambah 3 sekolah tiap tahun, untuk tingkat SMA bertambah 8 sekolah atau rata-rata bertambah 1 sekolah (4%) tiap tahun dan untuk tingkat SMK bertambah 3 sekolah dibanding tahun 2006.

Sekolah Swasta di Kabupaten Kampar untuk Tingkat TK tahun 2010 bertambah 29 sekolah dibanding tahun 2006, untuk tingkat SD bertambah 6 sekolah, untuk tingkat SMP bertambah 12 sekolah atau rata-rata bertambah 2 sekolah tiap tahun, untuk tingkat SMA berkurang 3 sekolah dan untuk tingkat SMK bertambah 8 sekolah atau rata-rata bertambah 2 sekolah dibanding tahun 2006.

Pada Tahun 2010, Jumlah sekolah Negeri yang paling banyak menurut Kecamatan untuk tingkat SD berada di Kecamatan Tapung yaitu sebanyak 41 SD dan Kecamatan Tapung Hulu 37 SD, pada tingkat SLTP jumlah terbanyak pada Kecamatan Tapung yaitu 7 SLTP serta Kecamatan Tambang dan XIII Koto Kampar 5 SLTP, sedangkan untuk tingkat SLTA/SMK jumlah terbanyak di Kecamatan Tapung dan XIII Koto Kampar yaitu 4 sekolah.

Tabel 34 Data Jumlah Sekolah Agama di Tahun 2005-2009 Kabupaten Kampar

TAHUN M. IBTIDAIYAH M. TSANAWIYAH M. ALIYAH NEGERI SWASTA NEGERI SWASTA NEGERI SWASTA

2005 1 7 5 63 3 30

2006 1 7 5 62 3 30

2007 1 7 8 65 3 33

2008 1 8 5 70 3 35

2009 1 8 9 65 3 35

Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011

Secara keseluruhan sampai dengan tahun 2009, jumlah sekolah Agama negeri dan swasta di Kabupaten Kampar adalah 121 sekolah yang terdiri dari 42 sekolah tingkat M. Ibtidaiyah, 357 sekolah tingkat M. Tsanawiyah dan 178 sekolah tingkat M. Aliyah. Persentase jumlah sekolah agama negeri tingkat M. Ibtidaiyah, Tsanawiyah dan Aliyah adalah 12,04% sedangkan sekolah swasta 89,26%.

II.5.1.2 Kesehatan

Adapun Capaian Penyelenggaraan Urusan Kesehatan di Kabupaten Kampar Tahun 2007- 2010 adalah sebagai berikut:

II.5.1.2.1 Kualitas Pelayanan Kesehatan Dasar

Capaian kinerja kualitas pelayanan kesehatan dasar dapat diuraikan sebagai berikut:

Tabel 35 Tingkat Capaian Penyelenggaraan Urusan Kesehatan Tahun 2007-2010 Kabupaten Kampar

NO INDIKATOR CAPAIAN KINERJA PERSENTASE CAPAIAN KINERJA ( % ) 2007 2008 2009 2010

1 Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani 100.00 82.73 80.19 95.65 2 Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki

kompetensi kebidanan 68.13 80.27 73.80 85.62 3 Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) 89.25 90.55 86.42 81.48 4 Cakupan Balita Gizi Buruk mendapat perawatan 80.49 99.31 100.00 100.00 5 Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA 48.33 70.00 51.58 30.80 6 Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD 100.00 100.00 100.00 100.00 7 Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin 50.17 52.00 47.00 40.36 8 Cakupan kunjungan bayi 88.60 87.51 90.16 72.86

Sumber: LPPD Kabupaten Kampar, 2011

Tabel diatas menunjukkan bahwa Cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani menggambarkan Jumlah Komplikasi kebidanan yang mendapat penanganan definitif di dibanding jumlah ibu dengan komplikasi kebidanan pada tahun 2010 meningkat 12,92% dari tahun 2008, meskipun pada Tahun 2009 menurun 2,54%. Pada Tahun 2010 dilakukan

Kegiatan bersifat pemberian bantuan transport pada Bidan Desa/bidan koordinator dalam rangka memberikan pelayanan khusus kepada ibu hamil resiko tinggi. Proses Penjaringan Ibu Hamil Resiko Tinggi oleh Bidan Desa di bagi pelaksanaannya dalam 2 sesi, semester I dan semester ke II, semester pertama diharapkan dapat terjaring ibu hamil 1000 bumil resti begitu juga pada semester kedua diharapkan dapat terjaring jumlah bumil yang sama, sehingga pada tahun 2010 dapat terjaring sebanyak 2000 ibu hamil resiko tinggi, angka tersebut masih menjangkau sekitar 75% dari perkiraan sasaran bumil resti secara keseluruhan yang diperkirakan mencapai angka lebih kurang 3000 bumil resti. Dalam melaksanakan penjaringan, bidan desa/koordinasi mempergunakan quisioner bumil resti. Adapun kendala yang dihadapi dalam upaya meningkatkan capaian cakupan Komplikasi kebidanan yang ditangani adalah belum semua desa melaksanakan program P4K dan belum memasang stiker P4K pada rumah bumil. Sebagai solusinya adalah mensosialisasikan program P4K pada bidan desa.

Cakupan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan menggambarkan bahwa jumlah ibu bersalin yang ditolong oleh tenaga kesehatan dibanding jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di wilayah tertentu pada tahun 2010 meningkat 5,35% dari tahun 2008, meskipun pada tahun 2009 menurun tajam sebesar 6,47%. Adapun yang kendala yang dihadapi adalah belum adanya bidan dan dukun bermitra yang memakai/ada MOU, belum semua bidan dari Kabupaten Kampar yang mengikuti pelatihan APN, baru 142 orang (52,59%) dan belum semua bidan yang mendapat bidan KIT. Sebagai solusinya adalah Mengadakan pelatihan APN up-date bidan yang ada di Kabupaten Kampar, mensosialisasikan kemitraan dukun dengan bidan desa dan membuat MOU nya, Seluruh bidan desa/poskesdes sebaiknya mempunyai/mendapatkan bidan KIT.

Cakupan Desa/Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) menggambarkan Jumlah Desa/ Kelurahan yang dilakukan Imunisasi anak dibanding jumlah seluruh desa yang ada pada tahun 2010 menurun 9,04% dari tahun 2008. Hal ini disebabkan karena pelaksanaan sweeping imunisasi belum maksimal, Vaksin campak dan BCG masih kurang serta kesadaran masyarakat untuk imunisasi masih kurang, antara lain masih ada ibu yang menolak bayinya untuk disuntik. Sebagai solusinya adalah meningkatkan kegiatan sweeping dan melaksanakan penyuluhan imunisasi melalui orang tua.

Cakupan Balita Gizi Buruk yang mendapat perawatan menggambarkan jumlah balita gizi buruk yang mendapat perawatan di sarana pelayanan kesehatan dibanding jumlah seluruh gizi buruk yang ditemukan di Kabupaten Kampar, Pada Tahun 2009 dan 2010, seluruh jumlah bayi gizi buruk yang ditemukan, semua telah mendapat perawatan. Pada Tahun 2010, dilakukan pemetaan informasi masyarakat kurang gizi melalui penimbangan bayi dan balita, pemantauan ibu hamil dan meyusui diseluruh posyandu Kabupaten Kampar, sehingga didapat gambaran wilayah dan kantong-kantong kekurangan gizi. Tindaklanjut dari kegiatan ini diikuti dengan pemberian makanan tambahan dan vitamin yaitu pemberian susu gizi buruk kepada balita yang terpantau mengalami masalah kenaikan berat badan selain itu juga diberikan suplemen vitamin ibu menyusui kepada 100 desa yang diperkirakan mengalami kekurangan vitamin.

Cakupan penemuan dan penanganan penderita TBC BTA sejak tahun 2008 s/d 2010 terus mengalami penurunan, pada tahun 2008 persentase capaian 70%, namun pada tahun 2010 turun 39,2% menjadi 30,80%. Berdasarkan data terakhir tahun 2010 dari 1.023 jumlah perkiraan penderita baru TBC BTA (+) hanya 316 jumlah penderita baru TBC BTA (+) yang ditemukan dan diobati. Hal ini disebabkan karena Seksi P2P belum memiliki tenaga wasor yang terlatih, masih terdapatnya tenaga puskesmas yang belum memiliki tenaga analisis kesehatan serta petugas pemegang program TB paru di Puskesmas banyak yang belum terlatih. Adapun solusi mengatasi kendala tersebut yaitu mengusulkan di APBD untuk diadakan pelatihan TB paru bagi petugas pemegang Program TB-Paru.

Persentase capaian kinerja dalam bidang Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit DBD, sejak tahun 2007 s/d 2010 adalah 100%. Terakhir pada tahun 2010, dari 90 jumlah penderita DBD yang ditemukan, semuanya telah ditangani sesuai standar prosedur operasi (SOP) yang ditetapkan.

Persentase capaian Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin, pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 11,64% dari Tahun 2008. pada tahun 2010 dari 129.486 jumlah penduduk miskin di Kabupaten Kampar, hanya 52.178 (40,36%) yang melakukan kunjungan ke sarana kesehatan. Pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin menjadi program nasional di seluruh Indonesia yang dilayani melalui Program JAMKESMAS (Jaminan Kesehatan Masyarakat). Sebenarnya mulai tahun 2007, pelayanan penduduk miskin sudah dicanangkan melalui program ASKESKIN kemudian di tahun 2008 sampai dengan sekarang menjadi Program JAMKESMAS. Dari evaluasi pelaksanaan, jumlah masyarakat miskin yang memanfaatkan pelayanan kesehatan di sarana kesehatan pemerintah sebesar 40-52% dari total peserta jamkesmas. Adapun yang menjadi kendala dalam upaya persentase pencapaian cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin diantaranya adalah rasio sarana pelayanan kesehatan terhadap jumlah penduduk belum sesuai dengan standar, yaitu 1 puskesmas untuk 20.000 jiwa. Sedangkan rasio puskesmas dengan jumlah penduduk Kampar saat ini adalah 28 puskesmas untuk 787.495 jiwa atau 1:28.124 jiwa. Artinya peningkatan pertumbuhan penduduk tidak diiringi dengan pembangunan puskesmas/sarana kesehatan dasar. Agar sesuai dengan stardar kesehatan jumlah puskesmas yang dibutuhkan untuk mengimbangi jumlah penduduk saat ini adalah 40 Puskesmas selain itu selalu tidak tepatnya sasaran Jamkesmas, adanya peserta yang tidak bisa diketahui keberadaannya, Dana bersalin masyarakat miskin tidak terserap maksimal dikarenakan masih banyaknya masyarakat miskin yang belum memiliki kartu Jamkesmas. Sebagai solusi dari kendala diatas yaitu membangun puskesmas di setiap kecamatan dan puskesmas pembantu di lokasi atau desa yang jauh dari akses ke puskesmas induk, perlu dilakukan validasi data agar tepat sasaran dan perlu adanya dana pendamping bagi pasien yang dirujuk.

Persentase capaian cakupan kunjungan bayi tahun 2010 mengalami penurunan jika dibanding pada tahun 2007, 2008 dan 2009. Dibanding tahun 2009, persentase capaian kinerja menurun hingga 17,3%. Cakupan kunjungan bayi sejak tahun 2009 telah memenuhi target yang ditetapkan yaitu 90,16%, namun pada tahun 2010 cakupannya menurun menjadi 72,86%. Hal ini kemungkinan terjadi akibat banyaknya penduduk yang bermukim wilayah

perbatasan Kampar-Pekanbaru, sehingga menyebabkan semakin banyaknya kunjungan bayi ke luar daerah untuk diperiksa di wilayah Pekanbaru. Agar pencapaian tersebut dapat meningkat atau memenuhi target maka pertemuan dan pembinaan kepada bidan harus semakin intensif dilaksanakan.

II.5.1.2.2 Kondisi Sarana dan Prasarana Urusan Kesehatan

II.5.1.2.2.1 Jumlah Sarana Kesehatan Pemerintah dan Posyandu di Kabupaten Kampar

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG (Halaman 28-33)