• Tidak ada hasil yang ditemukan

REMBULAN DI LANGIT PASANGGRAHAN Rihadhatul Aisy Azil

Dalam dokumen Sinar Rembulan di Langit Pasanggrahan (Halaman 96-105)

pencuri” -Buya Hamka-

REMBULAN DI LANGIT PASANGGRAHAN Rihadhatul Aisy Azil

Awal Kisah REMBULAN

Cerita yang tidak pernah habis memang sedang Saya lewati semenjak duduk menjadi mahasiswa. Mahasiswa, dari katanya saja sudah melukiskan bagaimana jenjang ini merupakan suatu ukuran yang baru seorang pelajar yang berkembang menuju tahap yang lebih tinggi serta diperhitungkn tingkat kedewasaannya. Mahasiswa adalah agen perubahan yang menjembatani masyarakat dengan pemerintah. Banyak pengalaman yang aku lewati sebagai mahasiswa yang bukan hanya lulus dengan ipk terbaik tetapi juga menginginkan sejuta pengalaman, persaudaraan dan arti hidup yang selama duduk dibangku sekolah sama sekali belum memikirkan hal tersebut. Saya Rihadhatul Aisy Azil atau biasa dikenal dengan Riri sedang menempuh pendidikan di Program Studi Hubungan Internasional. Saya yang duduk di semester 6 lalu terus berusaha menjalankan predikat yang Saya dapat sebagai seorang mahasiswa dari Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Perbincanganpun mulai meluas mengenai program universitas tentang Kuliah Kerja Nyata(KKN) dimana mahasiwa UIN diwajibkan mengikuti program pengabdian di desa yang dirasa tingkat kemajuannya masih rendah. Seringpula terjadi perbincangan di Prodi mengenai KKN baik itu dengan sesama teman-teman angkatan ataupun dengan para senior.

Kami mahasiswa Hubungan Internasional 2013 waktu itu mulai heboh, maklum saja karena banyak dari kami yang menganggap bahwa program ini tidak sejalan dengan fungsi dari rumpun ilmu yang kami pelajari. Di mana sasaran atau objek yang dituju tidak tepat khususnya bagi Program Studi Hubungan Internasional. Yang menjadi kegelisahan kami juga karena masalah klise dimana gambaran akan KKN itu ibarat dua sisi mata uang disatu sisi itu adalah pengabdian masyarakat yang berarti positif tapi disisi lain itu dianggap sebagai hal negatif. Sisi yang digambarkan negatif yang pertama yaitu karena KKN identik dengan mistis, banyak kawan – kawan mahasiswa yang takut diguna-gunai karena konon kabarnya beberapa daerah masih sangat kental ilmu kebatinannya lalu ketakutan akan keterbukaan masyarakat desa nanti, ataupun sarana yang kurang mendukung bagi kehidupan kami kelak, kedua banyak kegiatan KKN itu disebut-sebut sebagai kegiatan main-main saja tidak banyak aksi nyata sebagai wujud

Sinar Rembulan di Langit Pasanggrahan | 77

pengabdian masyarakat yang mereka lakukan yang dikhawatirkan hanya akan membuat citra buruk bagi universitas.

Namun waktu terus berlalu dan gambaran akan KKN sedikit demi sedikit terkikis sejalan dengan cerita yang senior-senior kami ceritakan. Hingga isu tentang perubahan sistem KKN muncul dan akhirnya diresmikan bahwa sistem pada KKN 2016 sedikit berbeda dengan tahun lalu. Yang menjadi kekhawatiran Saya adalah tahun ini, persyaratan untuk kelompok ditentukan oleh pihak kampus, semakin membuat Saya tidak yakin bagaimana menyatukan persepsi yang sama dengan orang-orang yang sebelumnya Saya belum Saya kenal dan tahu bagaimana sifat serta kepribadiaannya. Hingga pada pertengahan April kami dipertemukan, penasaran, takut dan khawatir meliputi hati Saya yang datang dalam pembekalan di Auditorium Harun Nasution itu. Saya yang akhirnya bertatap muka dengan 10 teman yang baru Saya kenal bahkan baru Saya jumpai memang terjadi perbincangan yang terlihat sangat kaku, padahal mungkin kami sama-sama telah dewasa dan menjadi mahasiswa mengajarkan kami bagaiamana cara bersosialisasi dengan mudah. Bagi Saya ini adalah suatu kewajaran dimana kami yang masih belum mengerti dengan sistematika kegiatan yang akan kami lakukan selama KKN menjadikan salah satu permasalahan kami. Kelompok kami yang merupakan kelompok ke 210 kami beri sebutan Sayang kami dengan sebuah kata sederhana bahkan sering disebut namun memiliki makna yang besar bagi seriap insan. Yah nama kelompok kami adalah REMBULAN yang merupakan kepanjangan dari Rela Mengabdi dan Berbakti untuk Lingkungan Pasanggrahan, simple namun berarti karena REMBULAN setiap malam selalu muncul dengan kehangatannya dilangit bumi pertiwi tercinta kita ini. Sehingga makna dari sebutan KKN kita ini semoga dapat terus terkenang di Desa Pasanggrahan desa yang akan kami tempati nantinya, dimana setiap malam jika rindu kami tataplah langit di atas atap rumah dan kenang lah kami selalu.

Moment Terbaik Bersama REMBULAN

Yah memang tidak mudah menyatukan 11 mahasiswa dalam satu visi dan misi yang sama. Setiap minggu kami berusaha untuk meluangkan waktu bersama agar kedekatan di antara kami semakin terjalin dengan baik. Namun yang menjadi keraguan Sayapun muncul ketika setiap minggu kami tidak pernah bertemu dalam jumlah yang lengkap. Termasuk Saya juga sering tidak dapat meluangkan waktu karena kesibukan masing-masing. Ragu rasanya dapat menjalin kerjasama dengan seluruh anggota

78 | Desa Pasanggrahan Kecamatan Solear

REMBULAN, kedekatan kami pun hanya sebatas “teman kelompok KKN”. Namun ternyata bukan hanya kelompok Saya saja yang seperti itu, temen-teman Saya yang lain juga merasakan hal yang sama, karena komunikasi yang kurang membuat perdebatan tidak dapat dihindari. Tapi Saya bersyukur Allah telah mengirimkan teman-teman yang walaupun kami tidak kenal sebelumnya, teman yang belum pernah Saya lihat sebelumnya, teman yang belum Saya tahu sifat dan kepribadiaannya itu menjadi teman yang akan menemani satu bulan Saya di langit Pasanggrahan.

Perdebatan atau pertengkaran besar mauun kecil tidak pernah terjadi pada REMBULAN. Saya berusaha untuk tidak terlalu banyak bertindak sendiri, begitupun dengan sepuluh anggota REMBULAN lainnya. Yang kami lakukan pertama adalah berusaha untuk menjalin kedekatan secara emosi dengan baik, berkomunikasi dengan baik sehingga perdebatan atau petengkaran di antara kami dapat diminimalisir.

Oh iya Saya juga ingin bercerita sedikit tentang sepuluh anggota REMBULAN hahaha. Pertama REMBULAN diketua oleh Muhammad Sairi seorang teman yang kebapaannya sangat kental sehingga “Pak Sai” biasa iya dipanggil, dapat berperan sangat merangkul dan terbuka dengan seluruh anggota yang ada. Pak Sai juga merupakan penengah yang keren dan cara bicaranya yang lucu sering Saya dan anggota yang lain celotehkan. Lalu REMBULAN juga memiliki sekretaris dan bendahara yang tak kalah top. Syifa dan Ayu merupakan sekretaris dan bendahara dari REMBULAN, mereka sama-sama memiliki rasa tanggung jawab yang besar sehingga seperti masalah proposal dan keuangan dikonsepkan dengan baik dan kami susun dan jalankan bersama-sama. Ada juga Hilma ketua konsumsi jadi masakannya dijamin enak loh ckck, Feby dan Rizqo duo pelawaknya REMBULAN, lalu Apip si kecil yang gesit dan kalo ketawa bikin ngakak, ada juga Rizal sih yang jago komputer beserta edit mengedit, memang sih itu tuntutan karena dia dari Program Studi teknik informatika. Dan ada juga Lia wanita sunda yang jago banget komunikasi dengan ibu-ibu desa hahaha, yang terakhir ada Irfan yang sebelum KKN jarang sekali Saya bertemu dengannya tapi tingkahnya ternyata lucu tapi ternyata Irfan bisa serius juga loh. Setelah akhirnya Saya ceritakan tentang sepuluh anggota REMBULAN, kedekatan kami semakin asik ketika tanggal KKN pun dimulai. Kisah kami ini mungkin berbeda dengan teman-teman lainnya, kisah kami ini mungkin akan membuat temen-temen lain iri atau kisah kami ini akan membuat kita

Sinar Rembulan di Langit Pasanggrahan | 79

anggota REMBULAN tidak mau mengakhirinya. So, nice to know you REMBULAN.

30 Hari Bersama

Akhir Agustuspun datang, pengalaman yang mengenang dan dapat Saya ceritakan ini baru saja Saya dan KKN REMBULAN alami. Sebulan lebih kami menghuni desa yang asing dan tidak pernah Saya singgah lama jika tidak diperkenalkan dalam KKN 2016 ini. Lika liku sebelum KKN akhirnya kami lalui bersama hingga kami melangkah pada satu bagian dari tridarma perguruan tinggi yaitu pengabdian. Desa nan indah, sejauh mata memandang terhampar luas hijaunya padi dan pepohan serta senyum hangat warga yang menyambut datangnya kami. Yah desa yang Saya sebut ini adalah Desa Pasanggrahan yang terletak di Kecamatan Solear Kabupaten Tangerang. Desa yang mewarnai hari-hari Saya dan kesepuluh teman Saya menjalankan tugas kami sebagai mahasiswa yang sedang mengabdi. Pada tanggal 25 Agustus 2016, pada saat itulah KKN dimulai, para mahasiswa telah bersiap dengan persiapan masing – masing. Setelah semua berkumpul di Student Center, kami pesera KKN mendengarkan sambutan dan pemberangkatan yang langsung dipimpin Bapak Dede Rosyada selaku Rektor UIN Jakarta. Setelah acara pembukaan dan pemberangkatan selesai, para peserta bersiap meluncur ke lokasi KKN masing – masing. KKN REMBULAN sendiri dibagi dalam 2 kelompok dimana beberapa dari kami berangkat duluan ke lokasi untuk juga mempersiapkan acara pembukaan 3 kelompok KKN di Desa Pasanggrahan yang dibuka oleh bapak kepala desa. Oh iya Desa Pasanggrahan sendiri didatangi oleh 3 kelompok yang masing-masing beranggotakan 11 mahasiswa dan sesuai kesepakatan bersama wilayah pengabdian dibagi dalam 3 wilayah dimana setiap kelompok akan menjadi lebih fokus dalam pengembangan wilayah tersebut. Lokasi Desa Pasanggarahan cukup jauh dari kampus serta memiliki luas wilayah yang besar sehingga dengan dikirimnya 3 kelompok dengan jumlah 33 orang dalam KKN 2013 program-program kerja akan menyeluruh dan menjakau semua wilayah desa.

Hari pertama di lokasi kita disambut dengan baik dengan Pak Kades dan masyarakat desa. Pembukaan dilaksanakan di kantor kepala desa dan dihadiri oleh masing-masing dosen pembimbing dari ketiga kelompok. Warga cukup antusis dengan kedatangan kami, Sayapun juga banyak melakukan perkenalan dengan beberapa warga yang hadir mendengar cerita bercerita bagaimana aktifitas Desa Pasanggrahan sehari-harinya. Setelah

80 | Desa Pasanggrahan Kecamatan Solear

selesai kami lalu datang ke perumahan Argo Subur bersama bunda Nani dosen pembimbing kami tercinta untuk melihat tempat tinggal kami selama KKN. Tempat tinggal kami berlokasi di RW 06 dan berdekatan dengan RW 07 dimana yang menjadi wilayah pengembangan kelompok kami sesuai kesepatan bersama dengan dua kelompok lainnya. Kami berkeliling lingkungan Argo Subur serta berkenalan dengan ketua RT dan beberapa warga lainnya. Dalam pikiranku setelah melihat keadaan dan berbincang dengan warga, kita hadir dihadapan mereka harus memperkenalkan diri sebagai mahasiswa yang diartikan sebagai agent of change. Dimana kita dituntut bisa memberikan perubahan. Dalam hati Saya timbul pertanyaan “perubahan apa yang akan terjadi setelah KKN?”. Mungkin yang Saya harapkan dari kegiatan bukan lah sebuah perubahan yang besar, tetapi lebih kepada sepenggal cerita indah dimana peran kami dimasyarakat dinyata berguna dan membantu mereka tidak secara materil yang besar tetapi lebih kepada ide dan tenaga.

Selama satu bulan KKN di Desa Pasanggrahan, Saya dan teman-teman yang lain menempati dua rumah yang saling berhadapan, 6 orang perempuan di rumah yang ‘agak’ besar karena di sana dijadikan tempat berkumpul, evaluasi kegiatan termasuk tempat memasak, dan kegiatan belajar mengajar dengan anak – anak warga Argo Subur. Sedang 5 orang laki-laki di rumah yang menurut ukuran terbilang lebih kecil dari yang ditinggali perempuan dan harus memasang selang ke rumah depan untuk mendapatkan air. Walaupun demikian, hal seperti itu tak menjadi masalah besar magi kelima pria tampan KKN REMBULAN.

Masing-masing rumah memiliki dua kamar. Saya pun sekamar dengan 2 orang teman yaitu Lia dan Ayu dimana kami merasa sangat akrab satu sama lain. Hingga kami selalu melakukan ‘ritual malam menjelang tidur’ yaitu menyanyi dan sedikit dibumbui oleh gosip – gosip manis Argo Subur hahaha. Sedangkan kamar sebelah di tempati oleh ibu Syifa, Feby dan Hilma yang juga memiliki kepribadian unik disela waktu sebelum tidur. Walau demikian, pisahnya kamar tak menghalangi Saya untuk akrab dengan semuanya. Mereka sangat ceriwis dan supel untuk bergaul. Terkadang saling bertukar cerita, saling mendukung, saling meledek, dan masih banyak lagi saling-saling lainnya. Setiap hari bersama kesepuluh anggota KKN REMBULAN, kami selalu memiliki waktu bersama baik di waktu makan yang selalu bersama – sama, di waktu evaluasi ataupun di waktu kosong kami. Tawa dan canda selalu meliputi kebersamaan kami, setiap orang

Sinar Rembulan di Langit Pasanggrahan | 81

memiliki karakter masing – masing yang menjadi kan selalu melengkapi. Jujur saja rasa kekhawatiran Saya terhadap karakter anggota REMBULAN lainnya ternyata hilang, kekhawatiran tersebut berubah menjadi persahabatan dan cinta yang akan selalu terkenang.

Awal perkenalan Saya dengan warga pun dimulai ketika, Saya dan Lia shalat di Masjid yang memang cukup jauh dari basecamp. Seperjalanan pulang kami dari Masjid entah ini suatu kebetulan atau takdir, kami dipertemukan oleh dua anak yang bernama Icha dan Yudi yang merupakan siswa sekolah dasar. Mereka kami ajak berbicang dan menawarkan untuk belajar di basecamp tercinta REMBULAN. Bahkan kami juga menemui orang tua dari Yudi agar anaknya diperbolehkan belajar bersama kami dan menjalin komunikasi lebih lanjut agar warga desa dapat menerima kami dengan baik. Alhamdulillah respon dari mereka memang sangat baik, kami juga melakukan komunikasi dengan guru ngaji di lingkungan Argo Subur yaitu Mama Sela dan Mama Kiran. Kami sangat disambut dengan tangan terbuka untuk dapat membantu mereka di kegiatan pengajian anak - anak.

Akhirnya setelah berdiskusi, kami membagi kegiatan belajar menagajar kedalam beberapa tim. Saya sendiri memilih untuk mengajar Bahasa Inggris malam yaitu dari jam 18.30 hingga 19.30 WIB, namun tetap ikut membantu kegiatan les di sore hari jika anak yang datang banyak. Kegiatan dimalam pun juga dibagi menjadi dua yaitu kegiatan belajar Bahasa inggris yang diikuti oleh siswa sekolah dasar dan kegiatan belajar bersama yang diikuti oleh siswa menengah pertama. Tawa dan canda juga sering kami temui selama kegiatan belajar mengajar karena sikap anak – anak yang menggemaskanlah, atau anak – anak yang lebih suka bermain, atau bahkan kapasitas otak anak yang berbeda – beda yang kadang juga membuat kami gemas. Tapi itu yang selalu kami rindukan setiap harinya, di saat mereka datang dengan sepadanya dan berteriak mengingatkan kami bahwa waktu belajar telah datang hahaha.

Lalu mengingat program kerja besar kami adalah penaman Tanaman Obat Keluarga yang dilaksanakan pada minggu kedua kami di Pasanggrahan. Setiap hari para lelaki pergi ke taman contoh yang merupakan binaan KKN REMBULAN. Kami menyiapkan media tanam dan air untuk penyiraman TOGA yang akan ditanam. Lahan seluas 150 meter ini rencananya kami usahakan pengadaan bibit setengah tumbuh sejumlah 100 bibit dari berbagai jenis tanaman. Terlebih kami yang selalu aktif berkunjung ke kantor desa juga dimandatkan untuk membantu kegiatan desa yaitu kegiatan Bina

82 | Desa Pasanggrahan Kecamatan Solear

Wilayah dimana desa akan dinilai oleh kabupaten. Yang menjadi fokus penilian juga ternyata sincron dengan program kerja kami yaitu penanaman TOGA. Walaupun bisa dibilang dadakan, persiapan ibu – ibu PKK setiap harinya kami bantu dengan bergiliran. Bayangkan saja dalam waktu 10 hari semua harus sudah siap termasuk taman contoh binaan KKN REMBULAN. Pada tanggal 8 Agustus 2016, program kerja andalan kami pun dilaksanakan. Beberapa hari sebelumnya Saya dengan Feby dan Syifa berkeliling desa menyebarkan undangan dan tidak lupa kami mengundang ketua RT dari masing – masing lingkungan untuk dapat menghadiri penyuluhan dan penaman TOGA. Penyuluhan pun diisi oleh dosen pembimbing KKN REMBULAN yang kebetulan Dosen Agribisnis di Fakultas Sains dan Teknologi. Alhamdulillah kegiatan berjalan lancar termasuk dengan penamaman 100 TOGA di taman contoh dan rumah contoh. Setelah hamper dua minggu kami singgah di Argo Subur, kami merasakan kehangatan dan kekeluargaan di desa ini. Pikiran yang buruk tentang kejahatan seperti perampokan pun lambat laun sedikit berkurang, walaupun memang jumlah penerangan yang kurang merupakan salah satu kekhawatiran kami saat malam datang.

Program kerja yang kedua kami pun berjalan sangat antusias. Kali ini kami melakukannya di sebuah sekolah menegah pertama yang tampak dari jauh seperti bangunan sekolah dasar. Selanjutnya kami mensosialisasikan penanaman Terarium di SMPN Satu Atap Pasanggrahan 4 yakni baik pihak sekolah dan siswa sangat senang dengan kehadiran kami. Kami menyediakan 20 kaktus dan tanah serta media tanamnya yaitu aquarium kecil sebagai alat praktik pelatihan Terarium. Sampai pada akhirnya kami berkenalan dengan guru – guru di sana yang ternyata seumuran dengan kami bahkan beberapa di antaranya lebih muda.

Kegiatan belajar mengajar setiap harinya mengisi hari-hari kami. Suatu kebetulan kami datang di bulan Agustus yang merupakan bulan kemerdekaan Republik Indonesia dimana setiap insan manusia merayakannya dengan aktifitas – aktifitas perlombaan. Senang rasanya melewatkan momen hari kemerdekaan ini di tempat yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya. Ya, Saya menghabiskan seharian penuh dalam 17-an di Argo Subur. Beberapa hari sebelumnya, kami diminta membatu kar17-ang taruna lingkungan Argo Subur dalam memeriahkan acara kemerdekaan tersebut. kami membantu berkeliling dalam penyuluhan lomba dan mengambil iuran warga Argo Subur, kami juga memberikan sedikit masukan

Sinar Rembulan di Langit Pasanggrahan | 83

serta ide dan membantu membungkus kado yang akan dibagikan kepada pemenang lomba nantinya. Kami menjadi semakin akrab dengan warga, terlebih dengan anak – anak yang selalu menyapa kami di jalan. Senang rasanya dapat mengenal mereka, pemuda – pemuda yang sekilas Saya berfikiran buruk terhadapnya ternyata sangat baik dan ramah. Mereka menceritakan banyak cerita tentang desa mereka kepada kami. Mereka juga sering main ke basecamp REMBULAN dan mengajak teman anggota laki – laki untuk bermain futsal bersama. Tak jarang kami pun untuk pergi makan keluar dan makan di warung kesukaan kami yaitu warung cinta. Pedagangnya baik sehingga hampir setiap malam dihari – hari terakhir kami di Argo Subur kami habiskan waktu untuk makan di sana dan bermain dengan anak – anak yang kebetulan bermain desekitar lapangan dekat warung.

REMBULAN Terakhir di Langit Pasanggrahan

Kami pun memutuskan untuk melakukan penutupan bersamaan dengan malam puncak 17 Agustus di Argo Subur. Kami bekerjasama dengan karang taruna dan ketua RT untuk pamitan dengan warga Argo Subur. Acara berlangsung sangat meriah dan dimana kami merasa kekeluargaan yang semakin nyaman di hari – hari terakhir kami. Saya banyak belajar dari kultur dan norma yang berbeda di sini, Saya juga belajar bahwa di manapun Saya berada, Saya harus menghormati dan mentaati adat-istiadat tempat tersebut selama hal-hal positif lah yang kemudian akan Saya dapatkan dari sana. Keluarga Argo Subur sangan berkesan di hati REMBULAN termasuk Saya.

Kami diundang untuk melakukan perpisahan dengan guru-guru dan murid-murid SMP Satu Atap Pasanggrahan 4. Diadakan pemutaran film dokumenter selama kegiatan kami di SMP tersebut yang dibuat oleh pihak sekolah. Tak lupa juga kami membuat film kami yang isinya kegiatan sewaktu pelatihan Terarium, Upacara 17 Agustus, dan tentu saja beragam kegiatan perlombaan terharu rasanya di sambut dengan sangat baik oleh pihak sekolah. Kami dilepas dengan begitu hangat oleh Kepala Sekolah, Wakil Kepala, Guru beserta Staff pengajar. Kami dikumpulkan dalam satu ruangan bersama para guru, diberikan sertifikat satu persatu sebagai kenang-kenangan, alhamdulillah semua gembira semua merasa terbantu berkat kehadiran kami, disela-sela sambutan Wakil Kepala Sekolah, beliau mengatakan ..” mungkin acara kemarin akan terasa biasa saja kalau tidak ada kakak–kakak mahasiswa yang membantu dan meramaikan. Terimakasih

84 | Desa Pasanggrahan Kecamatan Solear

kakak sekalian, kami tidak bisa memberi kenang-kenangan apapun yang berharga, tapi sekolah kami sangat terbuka bila kakak-kakak mau kembali kesini lagi, atau barangkali ditugaskan untuk mengajar di sini. Salam untuk dosen pemimbing dan UIN Syarif Hidayatullah yang telah mengirim kakak-kakak semua kesini. Kami sangat berterima kasih” Begitu kata beliau sambil menahan air mata, kami semua tertunduk, sedih, terharu. Tak hanya sekolah yang meneteskan airmata, keesokan harinya kami berkeliling Argo Subur sembarih pamit bersama warga sekitar. Terharu rasa, kami pun dipesankan untuk sering – sering main mengunjungi warga Argo Subur. Saya sendiri juga diberi oleh – oleh cantik dari anak – anak yang Saya ajarkan. Sedih rasanya meninggalkan Argo Subur, tapi mungkin lain waktu kita dapat berjumpa kembali. Kenanglah kami selalu Argo Subur.

Sinar Rembulan di Langit Pasanggrahan | 85

5

TENTANG KKN REMBULAN

Dalam dokumen Sinar Rembulan di Langit Pasanggrahan (Halaman 96-105)