• Tidak ada hasil yang ditemukan

Samuel Menaati Imam Eli

Dalam dokumen B U K U P E G A N G A N G U R U (Halaman 25-33)

SAMUEL MENAATI IMAM ELI

Kitab Bacaan:

1 Sam. 3:1-21

Kebenaran Pelajaran:

Samuel menaati imam Eli dan Allah.

Tujuan Pelajaran:

Mengajarkan murid-murid bahwa mendengarkan Allah dan melakukan hal yang benar adalah begitu penting.

Ayat Hafalan:

“Melakukan apa yang benar dan baik.” (Ul. 6:18)

Doa:

Di dalam nama Tuhan kami, Yesus Kristus, kami berdoa. Terima kasih, Tuhan Yesus, karena Engkau telah memberikan kesempatan kepada kami untuk menyembah kepada-Mu. Kami ingin mentaati-Mu seperti Samuel mentaati imam Eli. Tolonglah agar kami menjadi seorang anak yang baik. Haleluya! Amin.

PERSIAPAN MENGAJAR

Samuel

Sebagai putra dari Elkana dan Hana, Samuel bertambah besar dan menjadi hakim besar yang terakhir di Israel dan salah satu dari nabi-nabi yang pertama. Ketika Samuel dilahirkan, doa Hana yang sepenuh hati untuk mendapatkan seorang anak terjawab sudah. Sebagai gantinya, Hana menepati janjinya kepada Allah dengan membawa Samuel ke rumah ibadah di Silo untuk dididik di bawah pengawasan imam Eli. Pada umumnya, anak-anak di Israel mendapatkan pengasuhan awal selama 2 - 3 tahun atau lebih. Oleh karena itu, dapatlah kita simpulkan bahwa Samuel berumur 3 - 5 tahun saat dibawa oleh ibunya untuk tinggal di Bait Suci.

Eli

Eli adalah imam yang bertugas di Bait Suci yang ada di Silo (1 Sam. 1:9). Hana membawa Samuel kepada imam Eli untuk dididik di dalam Bait Suci ini. Dua anak laki-laki imam Eli - Hofni dan Pinehas merupakan 2 orang yang menimbulkan aib bagi keluarga. Mereka berdua tidak mau menaati perkataan ayahnya, dan Allah memperingatkan Eli akan akhir yang tragis atas mereka. Pada akhirnya, mereka berdua terbunuh dalam pertempuran melawan orang Filistin. Ketika imam Eli mendengar bahwa Tabut Perjanjian Allah telah direbut oleh orang Filistin, ia terjatuh dan meninggal (1 Sam. 4:16-18).

Imam

Mereka yang disebut imam adalah keturunan Lewi. Suku Lewi dipilih oleh Allah dari antara segenap bangsa Israel. Mereka dipisahkan dari suku-suku lain

untuk melakukan tugas-tugas keagamaan. Imam mempunyai banyak pekerjaan. Sebagian besar pekerjaan para imam dan suku Lewi berhubungan dengan Bait Suci, persembahan, dan penyembahan, namun tugas terpenting mereka adalah untuk mengajarkan hukum Allah kepada seluruh bangsa Israel.

Bait Suci

Bait Suci atau Kemah Pertemuan merupakan suatu tempat yang kecil; suatu tempat pertemuan yang bersifat sementara antara Allah dengan umat-Nya.

Setelah bangsa Israel menetap di wilayah Kanaan, Bait Allah dibuat menjadi bentuk yang lebih permanen di Silo (Yos. 18:1Bait itu cukup permanen untuk disebut sebagai Rumah Ibadah, terdapat kamar-kamar untuk tempat tinggal Samuel dan Eli, dan memungkinkan pintu masuk dibuka dan ditutup (1 Sam. 3:2,15). Walaupun setelah bangsa Filistin menghancurkan Silo, merebut Tabut Perjanjian, dan akhirnya mengembalikan Tabut itu kepada bangsa Israel melalui Bet-Semes (1 Sam. 6:1-10) dan Kiryat-Yearim, (1 Sam. 7:2), Bait Allah tetap berbentuk tenda (2 Sam. 6:17, 7:2) dan tidak berubah hingga Salomo membuat sebuah Bait yang permanen.

PEMAHAMAN MURID-MURID

Tanggapan yang khas dari seorang murid yang berusia 4 - 5 tahun bila ditanya mengapa ia tidak mau melakukan hal-hal yang tidak baik adalah, “Aku tidak dapat melakukan hal-hal yang tidak baik karena orang tuaku akan menghukumku bila mereka mengetahuinya.” Anak-anak pada usia ini belum terbangun rasa untuk berbuat baik demi sebuah perbuatan baik. Mereka cenderung berbuat baik atau menjauhkan diri mereka dari hal-hal yang buruk karena itulah yang orang tua mereka inginkan. Tanggung jawab Anda, sebagai pengaruh yang akan terpola di dalam hidup mereka, adalah menanamkan di dalam hidup mereka suatu pemikiran bahwa mereka harus selalu dapat berbuat baik tanpa memperhatikan apakah orang lain melihat atau tidak. Mmurid-murid harus mengetahui bahwa ada 3 macam alasan utama untuk melakukan kebaikan, yaitu:

1. Allah dapat melihat semuanya. Ia berkenan bila kita menaati-Nya dan berbuat baik kepada orang lain.

2. Berbuat baik menolong orang lain dan membuat mereka merasa tenteram. 3. Berbuat baik membuat kita merasa nyaman di dalam hati kita.

Ada 3 macam alasan utama bagi kita untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang jahat adalah:

1. Allah dapat melihat semuanya. Ia akan kecewa bila kita melakukan hal yang tidak baik.

2. Orang lain dapat menjadi menderita atau merasa tidak nyaman karena kita. 3. Berbuat salah seringkali membawa rasa bersalah dan malu bagi kita.

Tunjukkanlah daftar alasan di atas, kemudian perlengkapilah murid-murid Anda dengan beberapa skenario yang dapat mereka diskusikan. Ada 2 contoh skenario untuk didiskusikan tersedia di bawah ini:

KISAH PELAJARAN

Anak-anak, kita semua telah melakukan hal yang baik dalam mematuhi guru-guru kalian ketika kita datang ke gereja. Dengarkanlah untuk mengetahui apakah yang dilakukan Samuel untuk menaati gurunya, imam Eli.

Samuel sibuk belajar dan menolong imam Eli di Bait Allah sepanjang hari. Samuel bekerja bersama imam Eli mempersiapkan Bait Suci untuk dikunjungi orang-orang yang hendak beribadah di sana. Malam, waktunya untuk tidur telah tiba, dan Samuel merasa lelah. Ia berbaring and menutup matanya.

# Di sekolah, kamu sedang makan siang, dan menyadari bahwa ada seorang teman kelas kalian yang kesal karena ia menemukan sekelompok semut yang entah bagaimana caranya, mendapat jalan masuk ke dalam kotak makan siangnya. Akibatnya, makanan siangnya rusak dan hancur. Apakah yang menurutmu hal yang baik untuk dilakukan? (Kita berharap anak-anak akan menawarkan makan siang mereka.) Mengapa kalian mau menawarkan sebagian dari makanan siang kalian? (Mintalah mereka menyebutkan alasan mereka dari daftar di atas.)

# Di gereja, kamu menyadari bahwa ada seorang murid baru di dalam kelasmu, dan tampaknya teman-teman yang lain melupakan dia untuk melibatkan dia di dalam kegiatan mereka. Ia tampak sendirian dan tidak nyaman, karena ia tidak mendapatkan seorangpun untuk diajak berbicara atau bermain bersama. Menurutmu, apakah teman-teman yang lain melakukan hal yang baik atau buruk? Mengapa perbuatan mereka kepada teman baru itu tidak baik? (Sekali lagi, mereka dapat menunjukkan bahwa Allah akan kecewa dan murid baru itu akan merasa sedih.) Sekarang, apakah yang dapat kamu lakukan untuk mengubahnya? (Mereka dapat menawarkan diri untuk menemani teman baru itu.) Mengapa tindakanmu itu kepada teman barumu itu hal yang baik dan benar? (Bimbing mereka untuk mengatakan bahwa Allah akan merasa senang, teman baru mereka tidak kesepian, dan mereka pun akan bersukacita.)

Alasan yang terutama mengapa anak-anak perlu belajar untuk melakukan kebenaran demi melakukan hal yang benar dan untuk Allah, adalah karena tidak setiap orang tua dapat melihat segala sesuatu yang dilakukan anak-anak mereka, begitu juga tidak semua orang tua bereaksi dengan benar terhadap perbuatan buruk anak-anak mereka; karenanya, pengertian akan Allah dan perasaan kepada orang lain perlu ditekankan dan dikembangkan.

KOSA KATA PELAJARAN

Taat:

Melakukan dengan sukarela sesuatu yang dimintakan orang lain.

Nabi:

Orang yang menyampaikan pesan Alah. Ia memberitahukan kepada orang lain tentang apa yang Allah kehendaki bagi mereka untuk dilakukan.

MENGULANG DAN PERTANYAAN

1. Samuel berbaring dengan tenang, hampir tertidur. Saat ia mendengar ada suara memanggil namanya, ia yakin suara itu berasal dari imam Eli. Berapa kalikah ia mendengar suara itu memanggilnya? (3 kali.)

2. Apakah yang Samuel lakukan kemudian? (Samuel pergi kepada imam Eli.) 3. Ketiga kalinya Samuel pergi kepada imam Eli, apakah yang imam Eli Katakan

kepada Samuel bila ia mendengar Tuhan Allah memanggilnya lagi? (Imam Eli menyuruh Samel berkata “Berbicaralah Tuhan, sebab hamba-Mu ini mendengar.”)

Sebuah Suara

Ketika Samuel hampir saja tertidur, sesuatu yang aneh terjadi. Seseorang memanggil namanya! “Samuel, Samuel!” suara itu memanggil-manggilnya. Samuel bangun dan duduk di tempat tidurnya.

“Mungkin imam Eli memanggilku,” katanya kepada diri sendiri. Ia

melompat turun dan berlari, buk-buk-buk-buk, ke tempat imam Eli tidur. “Aku di sini,

imam Eli, apakah imam Eli memerlukan sesuatu?” tanya Samuel kepada imam Eli.

Imam Eli terbangun dan membuka matanya, tampak terkejut. “Aku tidak

memanggilmu,” katanya, “kembalilah tidur, Samuel.”

Maka Samuel kembali ke tempat tidurnya. Suasananya sunyi. Namun kemudian, ia mendengarnya kembali, “Samuel, Samuel!” Samuel mendengar suara itu kembali! Sekali lagi, ia berlari kepada imam Eli, “Aku di sini, Aku mendengarmu

memanggilku, imam Eli.”

“Tidak, Samuel,” kata imam Eli, “Aku tidak memanggilmu. Kembalilah tidur.”

Maka Samuel mematuhinya dan kembali ke tempat tidurnya. Sekali lagi, segalanya menjadi sunyi. “Samuel, Samuel!” Samuel mendengar suara itu lagi! Samuel berlari kembali ke kamar imam Eli untuk ketiga kalinya. “Aku di sini, imam Eli

memanggilku?”

Imam Eli berpikir sejenak. Tiba-tiba ia menyadari sesuatu! Allah-lah yang memanggil Samuel.

Samuel Menaati

Eli berkata kepada Samuel, “Kembalilah berbaring, bila engkau

mendengar seseorang memanggil namamu lagi, katakanlah, 'berbicaralah kepadaku, Tuhan, aku mendengarkan.' “.

Samuel mematuhi perintah imam Eli dan kembali ke tempat tidurnya. Dan tidak lama kemudian ia mendengar lagi suara itu memanggilnya, “Samuel, Samuel!” Samuel mengetahui apa yang harus dilakukannya. Ia bangkit dengan perlahan dan mengatakan apa yang dimintakan imam Eli kepadanya, “Berbicaralah kepadamu,

Tuhan, aku mendengarkan.”

Dan sesuatu yang luar biasa terjadi, Allah berbicara kepada Samuel! Samuel mendengarkan dengan seksama semua yang dikatakan Allah kepadanya. Samuel mempelajari pengajaran istimewa malam itu bahwa mendengarkan dan menaati itu sangat penting!

KISAH APLIKASI KEHIDUPAN

Sebatang Pohon di dalam Kelas!

Ketika murid-murid bu Laurie datang ke kelas pada hari Sabat, mereka melihat ada sesuatu yang baru. Di dinding, ada sebuah pohon kertas raksasa! Pohon itu memiliki banyak daun dan cabang-cabangnya hampir menyentuh ke langit-langit ruangan kelas itu.

“Untuk apakah pohon kertas itu, bu Laurie?” tanya Susie. “Itu pohon buah kebaikan kita,” kata bu Laurie.

“Apakah pohon buah kebaikan itu?” tanya Juan.

“Setiap kali kita melakukan hal yang baik, kita akan menaruh sebuah buah kebaikan pada pohon itu,” kata bu Laurie. “Jadi, Juan, kebaikan apa yang kau lakukan pada minggu ini?"

Juan berpikir sebentar dan berkata, “Ng... kemarin aku membiarkan

saudara perempuanku bermain dengan mainanku.”

Semua murid setuju bahwa perbuatan Juan itu adalah sesuatu yang baik. Maka bu Laurie memberikan kepada Juan satu buah. Juan menuliskan ”kebaikan” pada buah itu dan menaruhnya di pohon itu.

Kemudian Tommy mengacungkan tangan dan berkata, “Aku telah

menyelesaikan semua tugasku pada minggu ini.”

“Itu membutuhkan kesetiaan yang besar,” kata bu Laurie. Jadi, bu Laurie

memberikan kepada Tommy satu buah dan Tommy menuliskan “kesetiaan” pada buah itu. Tommy menaruh buah itu di sebelah buah kebaikan Juan.

Jean mengacungkan tangan dan berkata, “Aku membiarkan saudara

laki-lakiku duduk di baris paling depan.”

Semua murid setuju bahwa Jean telah menunjukkan kasih kepada saudaranya.

Lalu, bu Laurie memberikan kepada Jean satu buah dan ia menuliskan “kasih” pada buah itu. Jean juga menaruh buahnya di pohon itu. Tak lama, semua murid memiliki kesempatan untuk menaruh buah mereka pada pohon itu.

"Inilah yang Tuhan Yesus maksudkan ketika Ia berkata “Hasilkanlah buah yang baik,”" kata Tommy. “Kita harus selalu berbuat baik.”

Bu Laurie tersenyum.

“Kita akan segera membutuhkan pohon yang baru,” kata bu Laurie.

Dapatkah kalian bayangkan betapa girangnya Samuel? Pasti ia telah berbaring, menunggu dengan siap sedia. Lalu Allah datang dan berbicara dengan Samuel, mempersiapkannya untuk pekerjaan yang akan dilakukan.

Ayat hafalan kita hari ini mengajarkan kita untuk melakukan yang benar dan baik. Cara apa saja yang dapat dilakukan untuk mematuhi guru-guru kalian? (Benar, mendengarkan kisah alkitab dan melakukan apa yang dikatakan guru-guru kalian.) Cara apa saja yang dapat dilakukan untuk mematuhi orang tua kalian? (Benar, tidur pada waktunya, berdoa kepada Allah, tidak menonton TV hingga larut malam, dan lain sebagainya.) Allah merasa senang bila kita taat dan melakukan hal yang benar.

Pertanyaan untuk Direnungkan

1. Apa saja buah Roh Kudus itu?

2. “Buah kebaikan” apakah yang dapat kita hasilkan pada hari ini?

AKTIVITAS 1

Aku Akan Berbuat Benar Dengan Pertolongan Allah

Samuel menolong imam Eli di dalam Bait Suci. Ia mendengarkan apa yang Allah katakan kepadanya. Letakkanlah sebuah wajah yang ceria pada setiap gambar anak yang berbuat hal yang benar. Letakkanlah sebuah wajah yang sedih pada gambar anak yang berbuat hal yang salah. Hubungkanlah huruf yang terpotong-potong di bawah ini untuk melihat apakah yang Allah kehendaki atas kita untuk dilakukan. (Mendengar dan menaati)

Aku Akan Berbuat Benar Dengan Pertolongan Allah

Samuel menolong imam Eli di dalam Bait Suci. Ia mendengarkan apa yang Allah katakan kepadanya. Letakkanlah sebuah wajah yang ceria pada setiap gambar anak yang berbuat hal yang benar. Letakkanlah sebuah wajah yang sedih pada gambar anak yang berbuat hal yang salah. Hubungkanlah huruf yang terpotong-potong di bawah ini untuk melihat apakah yang Allah kehendaki atas kita untuk

AKTIVITAS 2

Mendengar dan Menaati

Tempatkan murid-murid Anda dalam bentuk setengah lingkaran menghadap Anda. Bertepuk-tanganlah dengan sebuah pola irama sederhana: 2 buah tepukan pendek, berhenti, 1 buah tepukan. Ajaklah murid-murid Anda untuk mengulangi pola ini beberapa kali. Kemudian, ubahlah pola yang lama dengan pola yang baru, seperti: 1 buah tepukan, berhenti, 1 buah tepukan, berhenti, 2 buah tepukan. Ajaklah murid-murid Anda untuk mengulangi pola ini beberapa kali. Cobalah untuk membuat beberapa pola tambahan lagi; ingatkanlah kepada setiap murid Anda setiap kali Anda akan mengubah pola iramanya. Bicarakanlah tentang mendengar dan menaati.

(Jagalah pola tepuk tangan Anda tetap sederhana agar dapat ikuti oleh murid terkecil di dalam kelas. Buatlah pola irama yang lebih rumit ketika murid-murid Anda mulai merasa yakin. Setiap anak membutuhkan perasaan berhasil! Sebagai tambahan ide, variasikanlah aktivitas ini dengan menggunakan hentakan kaki dan tepukan paha. Masukkan petikan jari hanya bila sebagian besar murid mampu melakukannya.)

Dalam dokumen B U K U P E G A N G A N G U R U (Halaman 25-33)