• Tidak ada hasil yang ditemukan

3. Analytical Hierarchy Process

4.6. Sistem Pengelolaan Lingkungan Kawasan

R e spond e n

Banyak Sekali Sedang Tidak ada

Jumlah Vektor di rumah

Nyamuk Lalat Tikus

Gambar 10. Pendapat masyarakat tentang keberadaan vektor penyakit di sekitar Kawasan KBN Cakung

Sebagian besar (92,5%) masyarakat di sekitar kawasan KBN menggunakan air dari Perusahaan Air Minum (PAM) dan sisanya (7,5%) membeli secara eceran atau air mineral galon. Air PAM hanya digunakan untuk mandi dan mencuci sedangkan air minum umumnya berupa air mineral galon.

Sebanyak 84% penduduk mempunyai kebiasaan menggunakan jamban/kakus sendiri untuk membuang hajat besar. Kemudian sisanya antara lain 6,7% hajat di kebun, di jamban tetangga atau umum 5,8%, sembarang tempat 2,6% dan di sungai 1,0%. Jarak antara sumur dan jamban kurang dari 5 meter. Kondisi ini banyak terjadi karena jarak antara rumah yang satu dengan yang lain sangat dekat.

4.6. Sistem Pengelolaan Lingkungan Kawasan

Pengelolaan lingkungan merupakan usaha terpadu dalam pemanfaatan, penataan, pengawasan, pengendalian dan pengembangan lingkungan hidup. Sehingga potensi sumberdaya alam dapat di pertahankan dan pencemaran atau kerusakan lingkungan dapat dicegah atau dikurangi.

Pengelolaan lingkungan di kawasan PT KBN dimaksudkan untuk mencegah, menanggulangi dan mengendalikan dampak negatif serta meningkatkan dampak positif yang diperkirakan akan timbul sebagai akibat dari

operasional Unit Usaha Kawasan Cakung PT KBN. Sehingga menjadi kawasan industri yang ramah lingkungan sesuai dengan visi PT KBN, yaitu “menjadi kawasan industri dengan layanan jasa properti dan logistik yang ramah lingkungan, pilihan utama dan terpercaya”

Pengelolaan lingkungan hidup di kawasan KBN dilakukan berdasarkan tiga prinsip, yaitu: 1). Meminimalkan dampak negatif dan maksimalkan dampak positif dari kegiatan Unit Usaha Kawasan Cakung; 2). Memberikan kejelasan tugas dan tanggung jawab masing-masing pihak dalam pelaksanaan pengelolaan lingkungan hidup; dan 3). Memberikan kejelasan bentuk pengelolaan sesuai dengan dimensi ruang pengelolaan (skala unit, skala kawasan, skala regional), dimensi waktu pengelolaan serta dimensi komponen lingkungan yang akan dikelola (tata ruang, fisik-kimia, biologi dan sosekbud). Dalam upaya pengelolaan lingkungan dilakukan dengan tiga pendekatan, yaitu pendekatan teknologi, pendekatan sosial ekonomi dan pendekatan kelembagaan (institusi).

Pendekatan teknologi merupakan tata cara atau usaha-usaha yang secara teknis dapat dilakukan untuk menanggulangi, mengurangi atau mencegah dampak negatif yang akan timbul serta mengembangkan dampak positif kegiatan, antara lain dengan melakukan usaha penghijauan dengan menanam tanaman pelindung di sekitar lokasi yang bertujuan untuk mengurangi penurunan kualitas udara serta estetika lingkungan dan kenyamanan penduduk yang tinggal di sekitar lokasi. Untuk mengurangi kecelakaan dan gangguan lalu lintas setiap hari akibat kegiatan di UUK Cakung PT KBN, maka dilakukan pengaturan lalu lintas, serta pemasangan rambu-rambu lalu lintas yang jelas, baik pada saat kontruksi maupun saat operasional. Sedangkan untuk mencegah atau mengurangi penurunan kualitas air saluran drainase akibat air buangan dari UUK Cakung dilakukan pengolahan air buangan sebelum di buang ke badan air penerima.

Pendekatan sosial dan ekonomi merupakan langkah-langkah yang ditempuh pemrakarsa dalam menanggulangi dampak negatif melalui tindakan-tindakan yang berlandaskan pada interaksi sosial dan bantuan peran pemerintah. Secara teknis pendekatan ini dilakukan dengan memprioritaskan penyerapan tenaga kerja setempat sesuai dengan keterampilan dan keahlian yang dimiliki dan menjalin interaksi sosial yang harmonis dengan masyarakat sekitar guna mencegah timbulnya kecemburuan sosial.

Pengelolaan dengan pendekatan kelembagaan atau institusional merupakan pengelolaan lingkungan dengan melakukan koordinasi dan kerjasama dengan berbagai instansi yang terkait dalam menangani dampak negatif yang timbul, sehingga penanganan dampak dapat dilakukan secara efektif dan efesien. Misalnya untuk mencegah terjadinya gangguan terhadap jaringan energi atau jaringan telekomunikasi maka perlu adanya koordinasi dengan instansi terkait (PT PLN, PT Telkom) atau pengawasan pengelolaan lingkungan di kawasan UUK Cakung maka harus ada koordinasi dengan BPLHD propinsi dan atau kota.

Berdasarkan dimensi ruang, pengelolaan lingkungan hidup di kawasan KBN dibagi atas: 1). Skala kavling, pelaksana pengelolaan lingkungan hidup pada skala ini adalah bagian HRD dan GA masing-masing kavling di bawah pengawasan PT KBN. Pengelolaan lingkungan dilakukan di sekitar masing-masing kavlingan, kemudian hasil pengelolaan dilaporkan secara periodik enam bulan sekali kepada PT KBN; 2). Skala kawasan, pelaksana pengelolaan lingkungan dilakukan oleh PT KBN dibawah pengawasan BPLHD DKI Jakarta dan BPLHD Jakarta Utara. Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di dalam kawasan industri PT KBN. Hasil pengelolaan dilaporkan secara periodik enam bulan sekali kepada BPLHD DKI Jakarta dan BPLHD Jakarta Utara, Walikota Jakarta Utara dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DKI Jakarta; dan 3). Skala regional, pelaksana pengelolaan lingkungan dilakukan oleh PT KBN di bawah pengawasan BPLHD DKI Jakarta dan BPLHD Jakarta Utara. Lokasi pengelolaan lingkungan dilakukan di sekitar kawasan PT KBN. Hasil pengelolaan dilaporkan secara periodik enam bulan sekali kepada BPLHD DKI Jakarta dan BPLHD Jakarta Utara, Walikota Jakarta Utara dan Dinas Perindustrian dan Perdagangan DKI Jakarta.

Uraian tugas dan tanggung jawab badan pengelola lingkungan PT KBN adalah:

1. Penanggung jawab kawasan adalah direktur utama (untuk AMDAL kawasan dan implementasinya)

2. Cq Kepala divisi poperti dan pengendalian lingkungan menjalankan kebijakan direksi yang ditujukan kepada pelaksana kegiatan adalah yang dilaksanakan oleh kepala unit usaha kawasan.

3. Kepala unit usah kawasan industri menginstruksikan kepada kepala bagian untuk melakukan pengendalian lingkungan dikawasan .

4. Kepala–kepala bagian (kepala bag kesehatan, pelayanan industri pelayanan fisik dan keamanan) untuk mengimplementasikan kegiatan rencana pemantauan lingkungan (RPL) dan rencana pengelolaan lingkungan (RKL) 5. Kepala bagian mengintruksikan kepada kepala seksi untuk melakukan sesuai

RKL dan RPL yang terdiri dari 4 aspek (fisik-kimia, biologi, sosekbud, kesehatan dan keamanan ketertiban)

6. Hasil pemantauan dan pengelolaan lingkungan kepala-kepala bagian membuat laporan di tandatangani kepala unit usaha kawasan untuk dilaporkan kepada direksi.

7. PT KBN telah memiliki ISO 9001/2000 sehingga telah memiliki job description setiap unit kerja termasuk pengendalian lingkungan.

8. PT KBN memiliki estate regulation.

Sarana yang disediakan adalah kantor, bank, kantor pos, poliklinik dan hiperkes, kantin, mesjid, pagar kawasan, pos keamanan, dan sarana olah raga. Prasarana yang disediakan adalah: jaringan jalan dan penerangan, saluran pembuangan air hujan, instalasi penyediaan air bersih termasuk distribusi ke setiap kapling industri, instalasi penyediaan dan jaringan distribusi tenaga listrik, jaringan telekomunikasi, penerangan jalan, unit pemadam kebakaran, lahan siap bangun dan bangunan siap pakai, dan fasilitas kepelabuhan/dermaga.

Pengelolaan lalu lintas kawasan (perparkiran) dikelola oleh bagian keamanan kawasan dan keamanan investor (di setiap lahan yang di sewa investor) untuk pabrik. Pengelolaan taman/ruang terbuka hijau/penghijauan untuk kawasan dikelola oleh bagian pelayanan industri sebagai (koordinator/pelaksana) dan koperasi KBN. Untuk tanah yang disewa investor pertanamannya dikelola investor.

Pengelolaan sampah padat sebagai koordinatornya adalah bagian yansik, pelaksananya adalah koperasi KBN dan mitra perusahaan kebersihan yang bekerja sama dengan Dinas Kebersihan DKI-Jakarta. Pelaksanaan kebersihan dilakukan setiap hari diambil dari TPS investor dan TPS umum di kawasan dengan menggunakan truk untuk dibuang ke TPA.

Pengelolaan limbah cair kawasan untuk setiap investor wajib mengelola limbah cair sebelum dibuang ke drainase. Setiap hari bagian pelayanan industri dan seksi pengawasan dan pengelolaan lingkungan melakukan pengendalian terhadap investor yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan. Melakukan

pengambilan sampel limbah cair secara periodik dari outlet maupun drainase di KBN untuk di analisa di laboratorium BPLHD dan Dinas Kesehatan.

Pengelolaan gas/emisi dan kebisingan, dilakukan oleh bagian pelayanan industri dan seksi pengawasan dan pengelolaan lingkungan yang setiap hari melakukan pengendalian terhadap investor yang menimbulkan dampak terhadap lingkungan baik gas/emisi. Melakukan pengendalian kebisingan dari genset, kendaraan dan pembangunan konstruksi setiap investor dan pengguna jalan.

Untuk limbah B3 (oli bekas, dan lainnya), jika ada maka investor di KBN mengirimkan ke pengelola limbah di Cileungsi. Khusus untuk oli bekas karena nilai ekonominya masih ada maka dilakukan pengumpulan untuk dijual. PT KBN mewajibkan unit usaha/kavling untuk membuat IPAL sendiri dan mengevalusi kinerja IPAL yang ada (Gambar 11).

Gambar 11. Instalasi pengelolaan air limbah

Untuk pengelolaan air tanah, 80% investor melakukan penggunaan air tanah dengan mengurus dan mendapat ijin dari Dinas Pertambangan. PT KBN tidak mengelola air tanah terhadap investor. Koordinator/pengawasan pengelolaan saluran drainase mikro dan makro adalah bagian pelayan fisik, pelaksananya adalah koperasi KBN dan mitra kebersihan. Pembersihan saluran drainase di kawasan dilakukan setiap hari oleh koperasi dan mitra kebersihan per wilayah untuk investor dilibatkan untuk tidak membuang kotoran-kotoran ke saluran.

Pengelolaan bahaya kebakaran (fire and safety) dan emergency respons (tanggap darurat) dilaksanakan oleh divisi keamanan dan bagian keamanan kawasan cq seksi pemadam kebakaran (PMK). Kawasan memiliki hydran dan mobil pemadam kebakaran di setiap kawasan (Unit Cakung 3 buah mobil,

Marunda 1 buah mobil, Tanjung Priok 1 buah mobil). Bagian keamanan mengontrol alat pemadam kebakaran secara priodik di kantor pusat dan unit-unit usaha kawasan khusus KBN. Sedangkan investor dicek oleh instansi terkait dan dibantu pengelola KBN. Pelatihan kebakaran dilakukan secara periodik di setiap kawasan dengan oleh PT KBN melibatkan investor dan masyarakat. Untuk pengelolaan pedagang kaki lima, pihak KBN memberikan kewenangan kepada koperasi KBN dan berikat sesuai dengan peraturan dan perencanaan PT KBN.

Pengelolaan lingkungan hidup yang dilakukan di wilayah kawasan PT KBN sesuai peraturan Pemerintah RI No.27 Tahun 1999 tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup, dilakukan oleh PT KBN mengikuti andal kawasan dan dalam program kerja PT KBN sebagai implementasinya mengacu kepada RKL dan RPL, sebagai pelaksanaan pengelolaan antara lain secara kimia fisik, biologi, sosekbud, dan kesehatan.

Dalam rangka implementasi AMDAL (RKL/RPL) kawasan serta untuk mengetahui kondisi lingkungan hidup kawasan terkini, maka Unit Usaha Cakung melaksanakan pemeriksaan beberapa komponen lingkungan hidup, yaitu udara bebas (ambien) dan air limbah.

Berdasarkan hasil pemeriksaan kualitas lingkungan maka langkah-langkah yang dapat ditempuh antara lain: (1) Menyampaikan hasil pemeriksaan tersebut kepada investor bersangkutan disertai surat teguran yang berisi: Kewajiban memiliki IPAL bagi investor yang belum memiliki atau bekerjasama dengan pihak ketiga yang mampu melakukan pengolahan sesuai ketentuan berlaku dengan dimonitor oleh KBN dan investor yang telah memiliki IPAL harus mengoperasikannya dengan baik, sesuai dengan standar pengoperasian yang sudah ditentukan atau disesuaikan dengan karakteristik dan volume limbah cair yang akan diolah serta melakukan monitoring secara rutin; (2) Pemberian sanksi bagi investor yang tidak kooperatif; dan (3) Pembuatan IPAL terpadu untuk Kawasan Cakung semakin dirasa perlu, terutama untuk mengolah limbah cair domestik, sesuai Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 112 Tahun 2003 dan SK Gub DKI No, 122 Tahun 2005 tentang Baku Mutu Limbah Domestik.