• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kamal Bangkalan Madura

KAJIAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PIKIR

3.6 Teknik Analisis Data

Teknik analisis yang dipakai di dalam penelitian ini adalah teknik analisis model interaktif, yaitu teknik analisis data kualitatif yang terdiri dari tiga komponen pokok: reduksi data, sajian data, dan penarikan simpulan dan verifikasi (Sutopo, 2006: 120).

Proses analisis tersebut dapat digambarkan dengan diagram berikut:

Dokumen berupa novel Pembaca novel Wawancara Kuesioner Data

Simak dan catat

Penerjemah Wawancara Data Data Pakar Penerjemahan Data

commit to user

Bagan 3.2 Model Analisis Interaktif (Sutopo, 2006:120)

Di dalam pelaksanaan penelitian ini komponen-komponen analisis tersebut saling berkaitan dan berinteraksi serta tidak bisa dipisahkan dari komponen

pengumpulan data. Proses analisis sudah dilakukan pada waktu peneliti mengumpulkan data.

a. Reduksi Data

Sejak data awal terkumpul, analisis data telah dilakukan, yaitu dengan cara melakukan reduksi data agar data lebih terseleksi, terfokus, dan mempermudah pengaturan data sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Reduksi data pada saat proses pengumpulan data dilakukan dengan cara membuat ringkasan catatan, yaitu menentukan batas-batas permasalahan yang hanya berpusat pada kesepadanan makna dan gaya di dalam novel sumber HT dan novel terjemahannya PL yang berhubungan dengan penerjemahan hal-hal yang khas dalam susastra, penerjemah novel HT, dan tanggapan pembaca.

Pengumpulan Data

Reduksi data Sajian data

Penarikan

commit to user

Data yang telah diseleksi dibuatkan kode-kode khusus agar mudah dianalisis lebih lanjut. Pengkodean data ini dapat dilihat dalam contoh di bawah ini:

054.HT.Chap13.Pg96/PL.Bb13.Hal133

Tsu: People rarely got stuck while wading. It usually happened while they were crossing soft exposed mud, with the typical rescue involving wooden planks upon which trapped mudders would lay their torsos and crawl free from the muck. Oystermen did it all the time. So did Evergreen students. This was different.

Tsa: Orang yang berjalan di rawa-rawa jarang terjebak lumpur. Petaka itu

biasanya terjadi jika mereka nekat melangkah ke dalam lumpur yang lembut, dan cara yang ditempuh untuk menyelamatkan diri adalah meraih sebilah papan, menempelkan bagian atas tubuh mereka ke papan itu sambil merangkak menuju dataran kering. Penagkap tiram selalu melakukannya.

Begitu juga mahasiswa-mahasiswa dari kampus Evergreen. Tapi kali ini

situasinya berbeda.

Kode-kode di atas secara lengkap diuraikan sebagai berikut:

a. Nomor urut data ditulis paling awal. Nomor urut data untuk data Tsu sama dengan nomor urut Tsa. Nomor urut data ini dimulai dari data 001. Jadi, nomor urut data 054 di dalam contoh di atas menunjukkan bahwa nomor urut data yang diambil oleh peneliti adalah data nomor 054 dari data-data yang diambil di dalam novel The Highest Tide dan novel terjemahannya Pasang Laut. b. Berikutnya setiap data Tsu dan Tsa juga diberi kode mengenai kode novel, bab

yang ada di dalam novel, dan halaman novel. Kode-kode tersebut adalah sebagai berikut:

HT : novel sumber The Highest Tide

Chap : chapter atau bab yang ada di dalam novel The Highest Tide

Pg : page atau halaman yang ada di dalam novel The Highest Tide

commit to user

Bb : bab yang ada di dalam novel terjemahan Pasang Laut

Hal : halaman yang ada di dalam novel terjemahan Pasang Laut

Dari kode-kode di atas dapat diketahui bahwa data dapat kita temukan di dalam novel sumber The Highest Tide, Chapter 13, page 96 dan novel terjemahan Pasang Laut, Bab 13, halaman 133. Data yang telah dikodekan di atas, kemudian dianalisis berdasarkan jenis-jenis makna dan gaya teks bahasa sumber dengan terjemahan teks bahasa sasaran, yaitu apakah data yang telah dikodekan tersebut temasuk ke dalam makna leksikal, makna gramatikal, makna kontekstual, makna tekstual, makna sosiokultural, dan/atau makna implisit, dan termasuk ke dalam gaya yang meliputi: pilihan kata, ekspresi idiomatik, gaya bahasa, jenis kata/struktur kata tertentu, dan/atau tanda baca yang digunakan dalam Tsu dan Tsa.

Pengklasifikasian tersebut dapat dilihat dalam contoh di bawah ini:

025.HT.Chap6.Pg36/PL.Bb6.Hal53

Tsu: She looked to see if I was enjoying this. She’d definitely been crying. I glared at frankie, and he smiled warmly back. He was such an effortless

Marlboro man he made me feel like a circus midget.

Tsa: Angie melirik padaku untuk melihat reaksiku. Matanya sembap, dia pasti habis menangis. Aku melotot pada Frankie, tapi dibalasnya dengan senyum

hangat. Dia memang lelaki yang memesona, dan di hadapannya aku merasa

seperti badut cebol di sirkus.

Teks di atas digolongkan ke dalam atau memiliki makna sosiokultural, dengan penjelasan bahwa makna sosiokultural adalah makna suatu bahasa yang sangat berkaitan erat dengan sosiokultural di mana bahasa itu digunakan sebagai alat komunikasi oleh masyarakat (Soemarno,1999:7). Makna sosiokultural seringkali dipengaruhi oleh pola hidup masyarakat sebagai pengguna bahasa itu.

commit to user

Makna ini, selain sering ditemukan dalam bentuk kata-kata istilah budaya, sering juga ditemukan dalam ungkapan-ungkapan idiomatik yang tidak dapat dijelaskan maknanya dari kata-kata yang membentuk ungkapan itu.

Marlboro Man di dalam Tsu dipadankan menjadi lelaki yang memesona di

dalam Tsa. Sebenarnya, Marlboro Man ini merupakan sosok yang digunakan di

dalam kampanye iklan tembakau untuk rokok Marlboro. Sosok ini pertama kali dicitrakan sebagai seorang koboi dengan sebatang rokok yang secara alami selalu melekat padanya. Iklan tersebut sebenarnya digunakan untuk mempopulerkan rokok filter yang sebelumnya dianggap sebagai rokok feminim (rokoknya orang perempuan). Kampanye iklan Marlboro ini disebut sebagai salah satu iklan yang paling brilian pada saat itu, yaitu yang mentransformasikan citra feminisme ke dalam cita rasa maskulin, bahwa rokok filter adalah juga rokoknya lelaki atau rokoknya koboi.

Kemudian data dianalisis lebih lanjut berdasarkan kategori kesepadanan makna dan gaya, yaitu terjemahan hampir sempurna (THS), terjemahan sangat bagus (TSB), terjemahan baik (TB), terjemahan cukup (TC), dan terjemahan kurang (TK). Di dalam menganalisis kesepadanan makna dan gaya antara Tsu di dalam novel The Highest Tide dengan Tsa di dalam novel terjemahannya Pasang Laut disajikan sebagaimana contoh berikut:

commit to user 047.HT.Chap13.Pg85/PL.Bb13.Hal118

Teks Sumber Teks Sasaran THS TSB TB TC TK

Pansing showed up first. He had arms the color of old pennies and a smile so quick it was to miss.he studied the geoduck drom three angles and carefully set it in an iced cooler, jammed thirty-two manilas and nine butter clams in there with it.

Ternyata Pansing yang muncul duluan.

Lengannya cokelat legam seperti keping uang kuno dan senyumnya tipis, dan nyaris tak terlihat. Dia membolak-balik geoduck itu, lalu dengan hati-hati memasukkannya ke dalam kotak es, berikut dua puluh tiga manila dan sembilan ekor remis butter clam.

Alasan:

Contoh data di atas di analisis kesepadanan makna dan gayanya dalam penerjemahan hal-hal yang khas dalam susastra, dengan penjelasan sebagai berikut:

047 : nomor urut data

HT.Chap13.Pg85 : data tersebut diambil dari novel sumber The Highest Tide, Chapter 13, Page 85

PL.Bb13.Hal118 : data tersebut diambil dari novel terjemahan Pasang Laut, Bab 13, Halaman 118

THS : terjemahan tersebut termasuk kategori terjemahan hampir sempurna

TSB : terjemahan tersebut termasuk kategori terjemahan sangat bagus

commit to user

TB : terjemahan tersebut termasuk kategori terjemahan baik

TC : terjemahan tersebut termasuk kategori terjemahan cukup

TK : terjemahan tersebut termasuk kategori terjemahan kurang

Dalam paparan contoh di atas, Tsu yang dicetak tebal memiliki makna bahwa dia tersenyum sangat cepat dan singkat sehingga lawan bicaranya kadang tak sempat memperhatikan senyuman itu. Namun, dalam konteks bahasa sasaran (bahasa Indonesia), tersenyum sangat cepat dan singkat tersebut sangat sulit dicarikan padanannya. Bahasa Indonesia tidak mempunyai konsep ’tersenyum cepat’ atau ’tersenyum pendek’. Tertawa pendek, semacam ha! misalnya, masih bisa kita bayangkan, tapi tersenyum singkat atau tersenyum pendek sangat langka dalam wacana Indonesia, sehingga di dalam Tsa yang dicetak tebal pada contoh di atas padanan yang diberikan oleh penerjemah adalah senyuman tipis. Dalam paparan di atas tidak ada perubahan bentuk. Dengan tidak adanya perubahan bentuk dari bahasa sumber ke dalam bahasa sasaran, maka terjemahan tersebut makna dan gayanya sangat bagus.

b. Sajian Data

Setelah data direduksi kemudian disajikan dalam bentuk uraian secara lengkap. Data hasil reduksi ditata secara kronologis dan sistematis sehingga membentuk suatu rangkaian yang berurutan dan utuh yang bisa memberikan gambaran keseluruhan informasi secara gamblang. Sajian data dalam penelitian ini berupa narasi data tentang kesepadanan makna dan gaya antara Tsu dan Tsa yang berhubungan dengan penerjemahan hal-hal yang khas dalam novel yang

commit to user

dibahas secara rinci mengenai jenis makna dan gaya yang digunakan dalam penerjemahan novel berbahasa Inggris HT ke dalam novel berbahasa Indonesia PL dan kualitas kesepadanan yang dihasilkan. Kualitas kesepadanan terjemahan novel HT ini diklasifikasikan berdasarkan pada: 1) terjemahan hampir sempurna (THS), 2) terjemahan sangat bagus (TSB), 3) terjemahan baik (TB), 4) terjemahan cukup (TC), dan 5) terjemahan kurang (TK). Penerjemah dibahas secara rinci, yaitu berupa latar belakang penerjemah, langkah-langkah penerjemah dalam menerjemahkan novel HT, dan strategi penerjemah dalam menerjemahkan hal-hal yang khas dalam novel HT. Pemahaman pembaca dideskripsikan

berdasarkan pada masukan dan pendapat para pembaca mengenai terjemahan yang dihasilkan. Hasil tersebut dibandingkan dan diinterpretasikan dengan keadaan nyata pada teks dan akan disusun dengan kalimat-kalimat yang sistematis. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah analisis lebih lanjut.

c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi

Setelah selesai melakukan reduksi data dan sajian data, peneliti melakukan penarikan simpulan. Simpulan ini merupakan jawaban dari permasalahan penelitian yang telah dirumuskan. Misalnya, data mengenai kualitas kesepadanan terjemahan novel pada kategori terjemahan baik (TB) sebagaimana contoh berikut:

082.HT.Chap21.Pg158/PL.Bb21.Hal211

Tsu: Carolyn led me into another room and then through a passage with a fake waterfall and some smelly hyacinths into a curved auditorium with a half- bowl of sloped theater seating. People were straightening a stage and double-checking microphones, testing, testing, testing. Meanwhile, that same endless stargazing song played on. I saw a whole lot of whispering,

commit to user

eye-swiveling and those pleasant zombie smile that the jellyfish rescuers had bombarded me with on the flats.

Tsa: Carolyn membawaku ke ruangan lain, melewati air terjun buatan dan beberapa bunga bakung yang baunya menusuk hidung, menuju sebuah auditorium dengan kursi-kursi yang dijajarkan bertingkat-tingkat

membentuk setengah lingkaran seperti gedung teater. Orang-orang di sana sedang meluruskan panggung dan memeriksa perangkat pengeras suara: testing, testing, testing. Sementara itu musik pengiring penggemar teropong bintang tadi masih terus mengalun tanpa henti. Kerumunan orang itu

berbisik-bisik, lalu puluhan pasang mata lainnya melirik ke arahku, dan lagi- lagi kulihat senyuman mirip zombie yang pernah kulihat dari anggota pemujaan yang mengikutiku melempar ubur-ubur ke air dalam di hamparan lumpur teluk beberapa hari yang lalu.

Setelah diamati secara seksama dan mendalam, menurut peneliti, data nomer 082 di atas termasuk ke dalam terjemahan baik (TB).Untuk mendapatkan simpulan yang mantap, maka simpulan ini perlu diverifikasi. Verifikasi ini

dilakukan dengan membandingkan hasil simpulan peneliti di atas dengan simpulan yang diberikan oleh para informan (penilai) lain, yaitu bahwa menurut penilai I, data nomer 082 di atas termasuk ke dalam kategori terjemahan baik (TB),

sedangkan menurut penilai II data nomer 082 tersebut termasuk ke dalam kategori terjemahan sangat bagus (TSB).

Apabila dalam verifikasi ada kejanggalan-kejanggalan maka peneliti kembali ke pengumpulan data, atau memeriksa reduksi data, atau sajian data. Di dalam proses ini, peneliti tetap terbuka dan terus mencermati munculnya informasi baru yang akan mempengaruhi hasil simpulan akhir tersebut. Sesuai dengan model interaktif yang digunakan dalam kajian ini, Proses siklus ini akan dilakukan terus- menerus hingga memperoleh simpulan yang mantap.

commit to user BAB IV SAJIAN DATA