Strategi Pengembangan TSI
Dalam mendukung pencapaian Bank BRI menjadi bank modern, BRI telah menganut strategi pengembangan TSI secara bertahap sejak tahun 2008. Strategi tersebut termuat dalam Information Technology Strategic Plan (ITSP) BRI tahun 2008-2013, yaitu:
• Penyediaan access channel yang luas dilengkapi dengan fitur standar, beragam dan terintegrasi.
• Adopsi leading-edge IT (Information Technology) tren dunia perbankan.
• Penyediaan akses data yang lengkap secara real-time online.
• Implementasi (near) zero downtime.
• Penerapan teknologi pengamanan dan tata kelola proses TI.
• Penggunaan multimedia dan paperless technology.
Core Banking System (CBS) BRINETS
Selama tahun 2011, BRI telah mencatat beberapa pencapaian penting terkait dengan implementasi secara bertahap ITSP tersebut di atas. Sejumlah 7.975 unit kerja BRI saat ini terintegrasi melalui Core Banking System (CBS) BRINETS, merupakan integrasi dari segi jumlah unit kerja perbankan yang terbesar di Indonesia dewasa ini.
Jumlah transaksi tertinggi Core Banking BRI sampai dengan akhir tahun 2011 mencapai 7,9 juta per hari dan 125 juta transaksi per bulan.
Pengembangan Electronic Banking
BRI secara terus menerus melakukan penyempurnaan dan pengembangan fitur electronic banking untuk melayani nasabah 24 jam sehari dan 7 hari seminggu. Media electronic banking akan memudahkan nasabah dalam memperoleh informasi, berkomunikasi dan melakukan transaksi perbankan melalui fasilitas ATM, Electronic Data Capture (EDC), KIOSK, Cash Deposit Machine (CDM), phone banking, electronic fund transfer, SMS banking, dan internet banking. Sampai dengan akhir tahun 2011 jumlah transaksi tertinggi e-Channel BRI mencapai 3,6 juta transaksi per hari dan 65 juta transaksi per bulan.
Pengembangan fitur-fitur baru di access channel yang dilakukan BRI di tahun 2011 diantaranya:
ATM
• Standarisasi Menu ATM pada fitur pembayaran multifinance, pembayaran pendidikan dan pembayaran telepon pasca-bayar.
• Pengembangan fitur transfer melalui jaringan LINK.
• Pengembangan fitur pembayaran PDAM (untuk wilayah Banjarmasin, Makasar, Martapura, Bogor, Karang Anyar, Bandung, Probolinggo dan Situbondo), SPP Universitas (UNDIP, UNAIR, UNM, Universitas Jember, UIN Jakarta, UPN Veteran Yogyakarta, Atmajaya Yogyakarta, UGM), PLN non-tagihan listrik, telepon pasca-bayar (XL, Fren, Esia, Smart, Three, Axis), multifinance (WOM).
• Top up kartu pra-bayar e-money BRIZZI.
• Penambahan fitur pinjaman untuk kredit ritel.
SMS Banking
• Pengembangan fitur transfer melalui jaringan Bersama dan PRIMA.
• Pengembangan fitur pembayaran tiket pesawat terbang dan SPP Universitas.
• Pengembangan fitur top up e-money BRIZZI dan SIM Smart, Seluler Prabayar.
• Penyempurnaan fitur mobile cash (pembayaran realtime online).
• SMS Notifikasi.
Internet Banking
• Pengembangan fitur transfer melalui Jaringan Bersama dan PRIMA.
• Pengembangan fitur RTGS.
• Pengembangan fitur cetak rekening koran (sampai dengan 50 transaksi terakhir).
• Pengembangan fitur pembayaran tiket pesawat terbang.
• Pengembangan fitur top up e-money BRIZZI dan SIM Smart, telepon prabayar.
• Internet Banking versi mobile phone.
Perkembangan Jumlah Fitur e-Channel
Autopayment BRI
• Pembayaran listrik
• Pembayaran telepon
• Pembayaran pulsa pasca bayar
• Pembayaran multifinance
• Pembayaran TV berbayar
• Pembayaran DPLK
e-Banking Rekening Giro
• RTGS via internet
• Transfer bank lain
Pengembangan Kartu Kredit
Dalam rangka mendukung pengembangan produk kartu kredit (issuing dan acquiring), BRI senantiasa melakukan pengembangan dan penyempurnaan sistem kartu kredit. Beberapa fitur pada sistem kartu kredit yang sudah dikembangkan pada tahun 2011 diantaranya, yaitu:
• Pengembangan Modul/ Fitur Visa Issuing.
• Pengembangan fitur Point Reward.
• Pengembangan fitur Autopayment.
• Pengembangan fitur Corporate Card (Autodebet Corporate Card,Corporate Card Billing Statement).
Pada tahun 2011, BRI melakukan launching kartu kredit Visa yang diberi nama BRI Visa Touch dengan mempertimbangkan besarnya peluang mengakuisisi pasar baik terhadap pemegang kartu maupun merchant.
Pengembangan Management Information System (MIS)
Pengembangan MIS dilaksanakan dalam rangka terus memenuhi kebutuhan bisnis dan stakeholders dengan data yang terintegrasi sekaligus memenuhi kebutuhan regulasi. Penggunaan teknologi multimedia dan paperless menjadikan penyajian sistem informasi lebih komunikatif, efektif dan efisien.
Beberapa pengembangan pada aplikasi MIS yang dilakukan pada tahun 2011 diantaranya meliputi pengembangan aplikasi PSAK 50-55, Aplikasi Laporan Kantor Pusat Bank Umum (LKPBU) dan Aplikasi Manajemen Risiko Operasional (OPRA).
Pengembangan New Cash Management
Dalam rangka memaksimalkan fungsi layanan cash management bagi nasabah institusi dan korporasi, BRI melakukan pengembangan lebih lanjut atas aplikasi layanan New Cash Management.
Enhancement tersebut berupa penambahan fitur, availability, user friendliness, kecepatan akses, sistem pengamanan, dan penanganan yang cepat dalam mengatasi masalah. New Cash Management dapat memberikan kenyamanan dan kemudahan serta meningkatkan kepercayaan nasabah sekaligus membuka peluang akuisisi nasabah baru.
Teknologi informasi BRI juga mendukung proses kerja sama dengan sejumlah lembaga dan BUMN diantaranya Bulog (host to host pembayaran dengan pihak ketiga Bulog), PT Pusri (host to host pembelian pupuk), Pertamina (new host to host pembelian BBM),
2007 2008 2009 2010 2011
ATM 51 97 110 124 159*
EDC 15 44 80 136 160*
SMS Banking 10 21 28 38 49*
Cash Management 2 7 15 24 87
Phone Banking 20 31 33 33 33
Internet Banking 0 0 25 41 56*
CDM 51 62 64 64 159*
Kiosk 6 22 23 23 23
SST (Self Service Terminal) 0 3 9 9 9
BRILink 0 0 7 7 7
Jumlah fitur e-channel 155 287 394 499 742
* Termasuk fitur Brizzi
Jumlah fitur New Cash Management sampai dengan tahun 2011 adalah sebanyak 73 fitur sedangkan pengembangan fitur-fitur New Cash Management yang dilakukan BRI ditahun 2011 yaitu :
• Pengembangan fitur pembayaran khusus (RTGS, kliring, transfer BRI, SWIFT).
• Pengembangan fitur pembayaran Pertamina, Pusri, tiket pesawat, pinjaman, kartu kredit, telepon seluler.
• Pengembangan fitur transfer, yaitu outgoing valas (single dan mass), BRIVA (single, collective dan mass).
• Pengembangan fitur RTGS (RTGS collective, RTGS mass).
• Pengembangan fitur kliring (kliring individu dan kliring mass).
• Pengembangan fitur deposito Taspen.
• Pengembangan fitur autopayment listrik dan telepon.
• Pengembangan modul/fitur pelaporan (auto reporting/reporting management).
• Pengembangan modul penggajian (payroll 24 hour) .
Manajemen Kelangsungan Usaha dan Disaster Recovery
BRI memiliki Business Continuity and Disaster Recovery Plan untuk menjaga kesinambungan operasional bisnis sekaligus meningkatkan kepercayaan nasabah dan memitigasi risiko operasional akibat kegagalan teknologi informasi.
Sebagai bagian dari Business Continuity Management, BRI memiliki 3 (tiga) Site Data Center (DC) yaitu Primary DC, Secondary DC yang juga difungsikan sebagai Disaster Recovery Center (DRC) dan DRC yang lokasinya dipisahkan jauh dari kedua DC. Sejak bulan September 2011 di kedua Data Center (Primary DC & Secondary DC) telah diimplementasikan mesin baru IBM AS/400 Power-7 sebagai Host Core Banking System BRI, yang beroperasi secara bergantian antara Primary DC dan Secondary DC. Dengan beroperasi secara bergantian antara Primary DC dan Secondary DC, BRI semakin memperkecil resiko kegagalan operasional Core Banking System (CBS) BRINETS.
BRI telah mempersiapkan Pusat Pemulihan Bencana atau DRC pada lokasi berbeda dengan DC untuk menjaga availability dan business continuity apabila terjadi bencana di kedua DC BRI. Untuk memastikan kesiapan DRC ini, BRI melakukan uji live production di DRC secara periodik.
Ketersediaan (Availability) Jaringan Komunikasi Seiring perkembangan dan pertambahan unit kerja on-line yang terus meningkat, BRI tetap menjaga ketersediaan (availability) jaringan komunikasi yang didukung oleh pengawasan secara berkesinambungan melalui enterprise monitoring system serta didukung media komunikasi yang redundant dan penyedia jasa komunikasi yang berbeda.
Saat ini, BRI sedang melakukan proses pembangunan jaringan komunikasi VSAT dan Fiber Optic milik BRI sendiri untuk meningkatkan availability jaringan komunikasi dan keleluasaan memperluas jaringan bisnis BRI.
Sistem Keamanan
Infrastruktur teknologi informasi BRI dievaluasi dan diaudit secara teratur dengan tujuan untuk memitigasi kelemahan dan risiko vulnerability infrastruktur teknologi informasi. Security system diperbaharui sesuai kebutuhan untuk meningkatkan kehandalan pengamanan sistem menghadapi trend fraud teknologi informasi. Security Awareness Program secara rutin dilaksanakan untuk meningkatkan kepedulian terhadap keamanan penggunaan teknologi informasi di BRI.
Untuk menjaga sistem pengamanan yang memadai pada teknologi dan sistem informasi yang terus berkembang, BRI mengadopsi dan menerapkan sejumlah best practice pada sistem pengamanan teknologi informasi diantaranya ISO 27001:2005.
Sebagai kepatuhan kepada regulasi, BRI menerapkan compliance terhadap peraturan Bank Indonesia yaitu PBI No. 9/15/PBI/2007 tentang Penerapan Manajemen Risiko dalam Penggunaan Teknologi Informasi oleh Bank Umum. BRI senantiasa berupaya mengantisipasi dan memitigasi risiko operasional yang mungkin timbul akibat down-time pada sistem teknologi itu sendiri. Untuk itu BRI memiliki sembilan key points untuk mengurangi risiko operasional tersebut, yaitu:
- Manajemen back-up operasional TI
BRI melakukan recyclement untuk pengelolaan back-up data, selain juga mengandalkan back-up data secara permanen (doubling).
- Clustering dan mirroring.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, keamanan TI BRI menggunakan disaster recovery system yang fully redundant (mirroring) pada lokasi yang
berjarak lebih dari 1.000 kilometer dari lokasi sistem utama, beserta dukungan beberapa sistem pendukung pada beberapa lokasi yang tersebar (clustering).
- Data Center.
BRI mengoperasikan tiga data center di tiga lokasi yang berbeda yang saling memback-up satu sama lainnya.
- Intrusion System.
BRI memiliki Intrusion Detection System dan Intrusion Prevention System sebagai bagian dari upaya pengaman dari risiko intrusi para hackers.
- Host Security Module.
Untuk produk-produk kartu, telah diterapkan pola Host Security Module yang memungkinkan pemegang kartu BRI untuk bertransaksi secara aman dengan berbagai host jasa maupun produk yang ditawarkan BRI.
- Firewall Security.
Sistem pengamanan firewall terhadap jaringan teknologi informasi BRI mengandalkan teknologi terkini dan tercanggih di dunia dewasa ini.
- Akses Unit Kerja.
Akses terhadap sistem informasi BRI bagi unit kerja disesuaikan dengan jenjang otoritas yang berbeda-beda dan dilakukan berdasarkan need-to-know basis.
- Soft Token untuk e-channel.
Sebagai fitur keamanan tambahan pada transaksi e-Banking, nasabah akan diberikan kode password baru setiap kali melakukan transaksi melalui BRI Internet Banking.
Langkah ini memperkecil kemungkinan rekening nasabah di akses oleh pihak yang tidak berwenang (unauthorized party).
Rencana Pengembangan Tahun 2012 Teknologi informasi BRI menghadapi tantangan yang tidak ringan. Persaingan usaha dalam industri perbankan telah meningkatkan kebutuhan perkembangan bisnis. Dengan demikian, kehadiran infrastruktur teknologi informasi harus dapat meningkatkan keunggulan BRI dalam persaingan usaha.
Untuk menghadapi tantangan di tahun 2012 khususnya di bidang teknologi informasi, BRI telah mempersiapkan beberapa rencana strategis, yaitu:
• Penyediaan acces channel yang luas dilengkapi dengan fitur standar, beragam dan terintegrasi:
- Melengkapi infrastruktur dan memperluas implementasi e-channel untuk mendukung kebutuhan dan daya saing bisnis serta kepatuhan terhadap regulasi. Meliputi penambahan 3500 unit ATM, 300 Unit CDM, 100 Unit KIOSK dan 45.000 EDC.
- Memperkaya fitur-fitur ATM, EDC/
Mini-ATM, Kiosk dan CDM.
- Memperkaya fitur-fitur internet banking.
- Mengembangkan aplikasi dan infrastruktur untuk kartu debit berbasis smart card sesuai ketentuan Bank Indonesia.
- Mengembangkan fitur-fitur kartu kredit.
- Mengembangkan fitur-fitur New Cash Management.
• Adopsi leading-edge information technology trend dunia perbankan:
- Pengembangan fitur ATM berbasis smart card.
- Pengembangan fitur e-money (BRIZZI).
- Penyediaan akses data yang lengkap secara real-time online.
- Penyediaan akses data yang lengkap secara online, real-time dan secure untuk keperluan auditor internal maupun eksternal.
- Pengembangan Aplikasi PSAK 50&55 dan IFRS.
- Penerapan Aplikasi Credit Risk Management Basel II.
• Implementasi (near) zero downtime.
- Implementasi Hub VSAT dan fiber optic milik BRI sendiri.
- Penyediaan redundancy dan backup perangkat infrastuktur dan server.
- Peningkatan fungsi monitoring operasional BRI yang berkelanjutan.
• Penerapan security technology dan tata kelola proses TI.
- Melanjutkan penerapan best practice sistem pengamanan teknologi informasi yang lebih luas berdasarkan ISO 27001:2005 serta regulasi dan peraturan baru Bank Indonesia dan Pemerintah.
• Penggunaan multimedia dan paperless technology.
- Memperkaya penyediaan laporan rutin Unit Kerja Operasional dan Divisi untuk menggantikan laporan secara manual.
- Implementasi aplikasi knowledge management dan e-Learning.
- Implementasi BRI Sistem Manajemen Audit (BRISMA)
Centralized banking operations mutlak diperlukan dalam operasional perbankan modern demi efisiensi dan efektifitas operasional. Sejak tahun 2010, BRI telah menjalankan fungsi sentra operasi tersebut sesuai dengan international best practice yang berlaku di dunia perbankan.
BRI telah membangun sistem operasional yang fully centralized, fast, zero defect, dan low risk, serta membangun sistem kontrol yang terpadu (integrated monitoring & control system) yang disesuaikan dengan perkembangan bisnis BRI. Selain itu, BRI juga membangun SDM Sentra Operasi yang berkualitas, responsif dan berintegritas, yang didukung dengan pengembangan terus-menerus (never ending improvement) terhadap kualitas, efektifitas & efisiensi sistem operasional BRI.
Penyempurnaan Proses Bisnis dan Efisiensi Operasional
Di tahun 2011, BRI terus melaksanakan transformasi operasional di bidang proses bisnis internal dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas operasional yang berdampak pada peningkatan kecepatan dan akurasi pelayanan kepada nasabah.
Upaya untuk mengembangkan dan mengevaluasi business process seluruh transaksi ditangani secara konsisten, antara lain dengan diimplementasikannya straight through processing untuk transaksi incoming remittance serta sentralisasi warkat debet.
Efisiensi kegiatan operasional perbankan khususnya cost reduction serta memperpendek rantai administrasi juga telah dilakukan secara intensif oleh BRI, yaitu dengan telah diimplementasikannya paperless settlement untuk penyelesaian transaksi e-banking serta penyelesaian selisih kas ATM. Hal ini memberikan andil dalam penurunan overhead cost serta mempercepat waktu penyelesaian settlement.
Perkembangan Transaksi RTGS dan Kliring Perkembangan transaksi RTGS BRI sampai dengan akhir tahun 2011 menunjukan peningkatan yang cukup baik. Tercatat total transaksi incoming RTGS BRI sebesar Rp4,930 triliun dengan 1.11 miliar transaksi. Sedangkan transaksi outgoing RTGS mencapai Rp4,964 triliun dengan 1,11 miliar transaksi.
Seperti halnya transaksi RTGS, transaksi kliring juga memperlihatkan perkembangan yang cukup signifikan. Untuk kliring penyerahan, total transaksi inward mencapai Rp84 triliun dengan 3,4 juta transaksi, sedangkan transaksi outward mencapai Rp20 triliun dengan 727 ribu transaksi. Sedangkan untuk kliring kredit, total transaksi inward mencapai Rp33 triliun dengan 4,9 juta transaksi, sedangkan transaksi outward mencapai Rp28 triliun dengan 2,7 juta transaksi.
Rencana Pengembangan Tahun 2012
Memasuki tahun 2012, BRI telah menyiapkan rencana strategis guna meningkatkan kinerja operasional serta pelayanan kepada nasabah melalui:
• Business process re-engineering dengan mengefisienkan fungsi back office di unit kerja untuk meningkatkan kualitas layanan.
• Pengembangan paperless operational tahap II.
• Membentuk Sentra Operasi Regional, untuk transaksi kliring debet dan pergeseran kas, yang berkedudukan di Kantor Wilayah BRI seluruh Indonesia.
• Mempersiapkan langkah-langkah untuk Penerapan Standar ISO 9001:2008 - Quality Management Systems.