• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transaksi Berjalan4

Dalam dokumen Majalah Bank Indonesia tahun 2012 (Halaman 116-121)

terbesar produk manufaktur Indonesia mengalami penurunan nilai ekspor produk manufaktur, meski secara volume masih tumbuh positif (kecuali Jepang). Untuk kelompok pertambangan, penurunan ekspor terutama terjadi pada komoditas batubara, biji tembaga, bauksit, dan granit. Nilai ekspor batubara, yang merupakan komoditas ekspor utama, dengan pangsa sebesar 17,2%, turun dibandingkan dengan periode tahun lalu akibat merosotnya harga batubara di pasar internasional, meskipun secara volume masih mengalami peningkatan. Ekspor batubara terutama ditujukan ke negara Asia, yaitu China, India, Jepang, dan Korea Selatan, dengan total pangsa mencapai 70% dari total ekspor batubara. Sementara itu, ekspor komoditas pertanian masih mencatat pertumbuhan yang positif dan lebih tinggi dari tahun sebelumnya, terutama disumbang oleh komoditas kopi, udang, ikan, dan rempah-rempah.

Nilai ekspor minyak di tahun 2012 juga mengalami penurunan sebesar 8,6% menjadi 17,9 miliar dolar AS. Penurunan ini disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah sebesar 10,2% menjadi 12,7 miliar dolar AS dan menurunnya ekspor produk kilang sebesar 4,5% menjadi 5,2 miliar dolar AS (Tabel 4.3). Penurunan ekspor minyak mentah dan produk kilang lebih disebabkan oleh penurunan volume ekspor sedangkan harga masih tercatat meningkat.

Ekspor minyak yang menurun pada tahun 2012 terkait pula dengan produksi minyak yang menurun

Rincian Nilai (juta dollar AS) Pangsa (%) Pertumbuhan (%) 2011 2012** 2011 2012** 2011 2012** Pertanian 5.146 5.584 2,6 3,0 3,1 8,5 Manufaktur 1) 126.653 118.114 63,1 62,8 24,5 -6,7 Pertambangan 1) 66.652 61.626 33,2 32,8 34,0 -7,5 Lainnya 1) 2.337 2.822 1,2 1,5 45,1 20,8 Total Ekspor 200.788 188.146 100,0 100,0 27,0 -6,3 -Nonmigas 162.721 152.575 81,0 81,1 25,7 -6,2 - Minyak 19.576 17.891 9,7 9,5 24,8 -8,6 - Gas 18.491 17.680 9,2 9,4 42,6 -4,4 1) Termasuk Migas

** Angka sangat sementara

Tabel 4.2. Perkembangan Ekspor

Graik 4.5 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Menurut Komoditas

Graik 4.7 Pertumbuhan Ekspor ke Empat Negara Tujuan Utama Asia

Graik 4.6 Pertumbuhan Ekspor Nonmigas Sumber Daya Alam dan Non Sumber Daya Alam

Tabel 4.3. Perkembangan Ekspor Minyak

Rincian 2009 2010 2011 2012**

Minyak Mentah

Nilai (juta dolar AS) 8.008 11.219 14.167 12.723 Volume (juta barel) 133 144 130 115 Harga1 (dolar AS per barel) 60 78 109 111

Produk Kilang

Nilai (juta dolar AS) 2.782 4.472 5.409 5.168 Volume (juta barel) 38 58 53 47 Harga1 (dolar AS per barel) 60 77 104 111 Sumber: SKK MIgas dan PT. Pertamina (diolah)

1 Nilai/ Volume

** Angka sangat sementara

tercatat turun 4,4% menjadi 17,7 miliar dolar AS, yang berasal dari penurunan ekspor LNG dan LPG (Tabel 4.4). Penurunan ekspor LNG terutama disebabkan berkurangnya produksi gas akibat gangguan reservoir gas dan adanya shutdown di beberapa lokasi kilang gas. Selain itu, berkurangnya ekspor LNG juga disebabkan oleh meningkatnya pasokan LNG untuk kebutuhan domestik. Sementara itu, ekspor gas alam pada tahun 2012 tercatat mengalami peningkatan sebesar 9,4% dibandingkan dengan tahun

sebelumnya seiring dengan tumbuhnya volume ekspor gas alam dan naiknya harga gas.

Berdasarkan negara tujuan, kinerja ekspor menunjukkan penurunan di semua kawasan. 4,7% dari semula 902 ribu barel per hari pada tahun

2011 menjadi 860 ribu barel per hari. Realisasi produksi minyak tersebut jauh di bawah target yang telah ditetapkan APBN-P 2012 sebesar 930 ribu barel per hari. Selain karena natural declining, penurunan produksi minyak tersebut disebabkan pula oleh berbagai kendala teknis dan operasional lapangan yang terjadi selama tahun 2012, seperti kebocoran pipa, kebakaran penampungan minyak, dan adanya

unplannedshutdown di beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) migas.

Sebagaimana ekspor minyak, nilai ekspor gas pada tahun 2012 juga mengalami penurunan. Ekspor gas

Tabel 4.4. Perkembangan Ekspor Gas

Rincian 2009 2010 2011 2012**

LNG

Nilai (juta dolar AS) 7.189 9.432 12.962 11.944 Volume (juta MMBTU) 1.030 1.211 1.098 949 Harga (dolar AS/ juta MMBTU) 7 8 12 12

LPG

Nilai (juta dolar AS) 48 0 74 9 Volume (ribu metric ton) 88 0 81 8 Harga (dolar AS/ metric ton) 545 0 852 1,113

Natural Gas

Nilai (juta dolar AS) 2.589 3.535 5.235 5.727 Volume (juta MMBTU) 309 358 372 379 Harga (dolar AS/ juta MMBTU) 8 10 14 15

Sumber: SKK Migas ** Angka sangat sementara

Graik 4.8 Pertumbuhan Ekspor ke Amerika Serikat dan Uni Eropa

Penurunan cukup tinggi terjadi di kawasan Uni Eropa (pangsa ekspor 9,5%), terutama Italia, Spanyol, Perancis, dan Belanda, akibat belum pulihnya perekonomian negara-negara kawasan tersebut. Begitu pula dengan kinerja ekspor ke AS yang masih menunjukkan penurunan sejak awal tahun 2011. Sementara itu, intra-regional trade kawasan Asia yang semula dapat menjadi bantalan bagi kinerja ekspor Indonesia, pada tahun 2012 ini turut memberikan tekanan yang cukup besar mengingat pangsa ekspor ke negara kawasan yang cukup tinggi, seperti Jepang,

Pangsa Ekspor Indonesia ke Negara Tujuan Utama

Graik 4.9

China, Singapura, dan India (Graik 4.7 dan Graik 4.8). Namun, ekspor ke beberapa negara ASEAN, seperti Malaysia dan Thailand, masih tumbuh positif dengan kecenderungan pangsa ekspor yang lebih besar dibandingkan dengan lima tahun sebelumnya (Graik 4.9). Pengalihan negara tujuan ekspor serta diversiikasi komoditas ekspor menjadi hal yang cukup relevan guna mendorong kinerja ekspor lebih baik lagi.

Graik 4.10 Pertumbuhan Impor Nonmigas Menurut Kategori Ekonomi

Impor

Impor pada tahun 2012 tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Meski melambat, namun pertumbuhannya lebih cepat daripada pertumbuhan ekspor yang negatif. Pertumbuhan impor didorong oleh meningkatnya permintaan domestik untuk kebutuhan konsumsi dan investasi. Pada tahun 2012, nilai impor (cif) secara keseluruhan mencapai 190,2 miliar dolar AS, atau tumbuh sebesar 8,0% dari tahun sebelumnya, terutama terjadi pada impor kelompok barang modal (Tabel 4.5).

Dari sisi impor nonmigas, impor kelompok barang modal tumbuh cukup tinggi dan diikuti impor kelompok bahan baku. Pertumbuhan impor kelompok barang modal terutama terjadi pada kendaraan penumpang, barang modal di luar angkutan, dan kendaraan untuk industri. Ekspansi beberapa maskapai penerbangan nasional

dengan menambah jumlah armadanya, selain ikut mendorong pertumbuhan impor barang, juga mendorong pertumbuhan sektor transportasi. Impor barang modal yang tumbuh cukup tinggi dalam jangka menengah diharapkan dapat mendorong kapasitas produksi nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor.

Selain itu, impor kelompok bahan baku, terutama impor suku cadang dan perlengkapan untuk alat

angkutan, serta bahan mentah olahan untuk industri, meningkat sejalan dengan akselerasi aktivitas ekonomi nasional. Sementara impor barang konsumsi tumbuh melambat dibandingkan dengan tahun lalu seiring dengan penurunan impor bahan makanan, baik mentah maupun olahan untuk rumah tangga (Graik 4.10). Penurunan ini selain mengindikasikan kapasitas produksi bahan makanan dalam negeri yang meningkat, juga terkait dengan kebijakan pemerintah pada awal tahun 2012 yang memperketat impor 65 produk holtikultura masuk ke Indonesia.

Impor minyak dan gas pada tahun 2012 mengalami peningkatan dibandingkan dengan tahun sebelumnya

Rincian 1) Nilai (juta dolar AS) Pangsa (%) Pertumbuhan (%)

2011 2012** 2011 2012** 2011 2012**

Barang Konsumsi 2) 23.258 25.532 13,2 13,4 38,2 9,8

Bahan Baku/Bahan Penolong 2) 120.300 127.304 68,3 66,9 30,6 5,8

Barang Modal 31.723 36.067 18,0 19,0 27,0 13,7 Lainnya 2) 920 1.323 0,5 0,7 -35,1 43,8

Total Impor 176.201 190.225 100,0 100,0 30,2 8,0

Nonmigas 135.257 147.196 76,8 77,4 25,2 8,8 Migas 40.943 43.030 23,2 22,6 50,0 5,1

1) Berdasarkan kategori ekonomi 2) Termasuk migas

** Angka sangat sementara

Graik 4.12

Graik 4.14 Konsumsi BBM per Sektor Pengguna Konsumsi BBM per Sektor Pengguna Graik 4.13Graik 4.15 Perkembangan Neraca Jasa Perkembangan Neraca Jasa

Graik 4.11

Graik 4.16 Impor Minyak dan Konsumsi BBMImpor Minyak dan Konsumsi BBM dibandingkan dengan deisit 10,6 miliar dolar AS pada

tahun 2011. Deisit tersebut terutama bersumber dari deisit jasa transportasi seiring dengan naiknya impor barang (Graik 4.13). Deisit jasa transportasi mencapai 9,1 miliar dolar AS sepanjang tahun 2012 terutama akibat tingginya kegiatan pengangkutan impor barang. Sementara itu, jasa perjalanan

mencatatkan surplus yang menurun pada tahun 2012 seiring dengan jumlah keberangkatan wisatawan nasional yang naik lebih tinggi dibandingkan kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Pada tahun 2012, kunjungan wisatawan nasional ke mancanegara meningkat 9,5% sedangkan kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia hanya

naik 4,7%. Namun demikian, selama tahun 2012, wisatawan mancanegara (termasuk penumpang transit) yang berkunjung ke Indonesia mencapai 8,1 juta orang. Pencapaian tersebut sedikit di atas target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebanyak 8 juta orang di tahun 2012.

Pada neraca pendapatan, deisit yang terjadi pada tahun 2012 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu turun 3,1% menjadi 25,8 miliar dolar AS. Penurunan deisit bersumber dari penurunan laba perusahaan PMA di Indonesia dan imbal hasil dari investasi portofolio. Kinerja ekspor dibandingkan dengan deisit 10,6 miliar dolar AS pada tahun 2011. Deisit tersebut terutama bersumber dari deisit jasa transportasi seiring dengan naiknya impor barang (Graik 4.13). Deisit jasa transportasi mencapai 9,1 miliar dolar AS sepanjang tahun 2012 terutama akibat tingginya kegiatan pengangkutan impor barang. Sementara itu, jasa perjalanan

mencatatkan surplus yang menurun pada tahun 2012 seiring dengan jumlah keberangkatan wisatawan nasional yang naik lebih tinggi dibandingkan kenaikan kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia. Pada tahun 2012, kunjungan wisatawan nasional ke mancanegara meningkat 9,5% sedangkan kedatangan wisatawan mancanegara ke Indonesia hanya

naik 4,7%. Namun demikian, selama tahun 2012, wisatawan mancanegara (termasuk penumpang transit) yang berkunjung ke Indonesia mencapai 8,1 juta orang. Pencapaian tersebut sedikit di atas target jumlah kunjungan wisatawan mancanegara yang ditetapkan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif sebanyak 8 juta orang di tahun 2012.

Pada neraca pendapatan, deisit yang terjadi pada tahun 2012 lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya, yaitu turun 3,1% menjadi 25,8 miliar dolar AS. Penurunan deisit bersumber dari penurunan laba perusahaan PMA di Indonesia dan imbal hasil dari investasi portofolio. Kinerja ekspor (Graik 4.11). Kenaikan impor minyak terjadi pada

minyak mentah (0,7%) dan produk hasil kilang (3,8%). Meningkatnya impor minyak didorong oleh laju konsumsi BBM yang terus meningkat pada tahun laporan. Peningkatan konsumsi BBM terutama terjadi pada BBM bersubsidi yang digunakan untuk transportasi.(Graik 4.12)

Neraca Jasa, Pendapatan, dan Transfer

Dalam dokumen Majalah Bank Indonesia tahun 2012 (Halaman 116-121)