Melalui Layanan Bimbingan Kelompok
pada Siswa Kelas X IIS.3 SMA Negeri 1 Sekayu
Marliana
Guru Bimbingan Konseling SMA Negeri 1 Sekayu, Kab. Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan
Diterima: 29 Mei 2015 Disetujui: 12 Juni 2015
ABSTRAK
Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk meningatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat melalui layanan bimbingan kelompok pada siswa kelas X IIS.3 SMA Negeri 1 Sekayu. Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 1 Sekayu, Kabupaten Musi Banyuasin, Provinsi Sumatera Selatan. Subyek penelitian adalah siswa kelas X IIS.3 SMA Negeri 1 Sekayu. Penelitian terdiri atas 2 siklus. Dari pelaksanaan penelitian diperoleh hasil bahwa keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari terjadinya penurunan tingkat
kecemasan siswa dalam mengemukakan pendapat dari rata-rata 88,33 pada saat sebelum perlakuan
(pra siklus), turun menjadi 75,22 pada siklus pertama, dan 54,44 pada siklus kedua. Dari data
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok efektif meningkatkan
keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.
Kata kunci: keberanian, pendapat, bimbingan konseling
A. Pendahuluan 1. Latar Belakang
Kurangnya keberanian mengemukakan pendapat juga dialami oleh siswa di SMA Negeri 1 Sekayu. Dari laporan wali kelas, guru yang mengajar serta observasi yang dilakukan peneliti, maka diketahui bahwa beberapa siswa dari kelas X IIS 3 lah yang memiliki keberanian mengemukakan pendapat yang paling rendah dari siswa di kelas-kelas lainnya.
Layanan bimbingan kelompok adalah layanan yang membantu siswa dalam
mengembangkan pribadi, kemampuan
hubungan sosial, kegiatan belajar, karir atau jabatan dan pengambilan keputusan serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
Oleh karena itu, peneliti ingin
melaksanakan penelitian ini untuk
meningkatkan keberanian mengemukakan
pendapat siswa Kelas X IIS 3 SMA Negeri 1 Sekayu yang memiliki kesulitan/ tingkat
keberanian dalam mengemukakan
pendapatnya rendah dalam kehidupan sehari- hari terutama di lingkungan sekolah atau di dalam kelas saat aktivitas belajar mengajar berlangsung.
2. Rumusan Masalah
Dari latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut, yaitu: apakah layanan bimbingan kelompok dapat meningkatkan keberanian siswa kelas X
IIS.3 SMA Negeri 1 Sekayu dalam
mengemukakan pendapat?
3. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk
meningkatkan keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat dan mengetahui efektivitas pemberian layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.
4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini memiliki manfaat- manfaat sebagai berikut:
a. Manfaat Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang positif bagi perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya yang berkaitan dengan pengembangan layanan
bimbingan kelompok, dan wujud dari
sumbangan tersebut yaitu ditemukan hasil- hasil penelitian baru tentang bimbingan dan konseling guna meningkatkan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat.
ISSN : 2459-9743 | 103
1) Bagi siswa: setelah mengikuti layanan
bimbingan kelompok siswa diharapkan dapat berani mengemukakan pendapatnya di kehidupan sehari-hari terutama di lingkungan sekolah atau di dalam kelas
saat aktivitas belajar mengajar
berlangsung.
2) Bagi konselor atau guru BK: memberikan
gambaran mengenai tindakan yang dapat dilakukan ketika menghadapi siswa yang
mengalami kesulitan dalam
mengungkapkan pendapatnya.
B. Tinjauan Pustaka
1. Keberanian Mengemukakan Pendapat
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia berani adalah mempunyai hati yang mantap dan rasa percaya diri yang besar dalam menghadapi bahaya, kesulitan dan sebagainya. Sementara pendapat adalah suatu hubungan atau gabungan dari dua pengertian, dalam pendapat pengertian yang satu disebut subjek, sedangkan pengertian yang lain disebut predikat, pendapat adalah suatu hubungan kesatuan dari dua atau lebih pengertian. Pendapat dilambangkan dalam bentuk kalimat (Wiramihardja, 2007).
Proses pembelajaran menyangkut
kegiatan belajar dan mengajar. Belajar terkait dengan segala kegiatan yang dilakukan oleh siswa, sedangkan mengajar terkait dengan
kegiatan-kegiatan guru dalam proses
pembelajaran. Kedua kegiatan ini akan berhasil guna sebagai suatu kegiatan pembelajaran jika terjadi interaksi (hubungan timbal balik) antara guru dan siswa pada saat pembelajaran berlangsung.
Pola komunikasi dalam proses
pembelajaran di kelas akan lebih efektif manakala pola komunikasi terjalin secara multi arah. Dalam arti, komunikasi tidak hanya terjadi dari guru kepada siswa, atau sebaliknya dari siswa kepada guru, tetapi juga antara siswa dengan siswa yang lain. Disini siswa di tuntut untuk lebih aktif, siswa seperti halnya guru dapat berfungsi sebagai sumber belajar bagi siswa lainnya.
2. Layanan Bimbingan Kelompok
Salahudin (2010) menyatakan bimbingan kelompok adalah layanan yang membantu
siswa dalam pengembangan pribadi,
kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/ jabatan, dan pengambilan keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
Tujuan bimbingan kelompok secara umum terdiri atas dua yaitu tujuan umum dan khusus. Secara umum bimbingan kelompok bertujuan untuk berkembangnya kemampuan sosialisasi siswa, khususnya kemampuan komunikasi peserta layanan. Sedangkan secara khusus
bimbingan kelompok bermaksud untuk
membahas topik-topik tertentu yang
mengandung permasalahan aktual (hangat) dan menjadi perhatian peserta.
C. Hasil Penelitian 1. Siklus Pertama
Sisi positif pada observasi terhadap
peningkatan keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat yaitu: siswa
mengetahui kekurangan yang mereka miliki,
siswa dilatih untuk mengemukakan
pendapatnya, dan siswa belajar untuk
membuka diri. Sedangkan sisi negatif pada observasi terhadap peningkatan keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat ini meliputi: anggota kelompok cenderung kurang aktif dan hanya mendengarkan apa yang dibicarakan oleh pemimpin kelompok dan
anggota kelompok lainnya, meskipun
pemimpin kelompok sudah berusahauntuk
memancing, menggali dan menciptakan
suasana yang nyaman serta sering memberikan kesempatan kepada anggota untuk bertanya dan mengemukakan pendapatnya, serta siswa
hanya mengungkapkan pendapatnya jika
disuruh atau di desak oleh teman-temannya. Berdasarkan hasil observasi siklus 1,
peneliti mengambil kesimpulan sebagai
berikut:
a. Hasil penelitian tindakan bimbingan dan
konseling pada siklus 1 belum mencapai sasaran yang ditetapkan.
b. Pada siklus 2 peneliti merencanakan agar
bimbingan kelompok berjalan lebih
dinamis dan meminimalisir kekurangan yang terjadi pada siklus pertama.
2. Siklus Kedua
Sisi positif pada observasi terhadap
peningkatan keberanian siswa dalam
mengemukakan pendapat yaitu: setiap siswa
yang mengikuti kegiatan terlihat lebih
bersemangat dan fokus mengikuti tahap-tahap layanan bimbingan kelompok dengan baik dari awal hingga akhir, semua siswa yang mengikuti kegiatan merasa sangat lega, puas, termotivasi, dan kesan yang diungkapkan masing-masing siswa sangat positif, dan hasil pengamatan kegiatan bimbingan kelompok yang telah dilaksanakan didapat bahwa sebagian besar
Marliana | Upaya Meningkatkan Keberanian Siswa dalam Mengemukakan Pendapat
104 | ISSN : 2459-9743
anggota sudah lebih terbuka dalam
mengungkapkan permasalahan serta pendapat dan pembahasan masalah yang dibahas dalam
bimbingan kelompok sudah mengalami
peningkatan.
Berdasarkan hasil observasi siklus 2,
peneliti mengambil kesimpulan bahwa
bimbingan kelompok dapat meningkatkan
keberanian siswa dalam mengemukakan
pendapat.
Tabel 1
Tingkat Kecemasan Siswa dalam Mengemukakan Pendapat
Keterangan: Semakin tinggi skor maka semakin rendah tingkat keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat, karena pertanyaan pada angket adalah pertanyaan negatif
D. Kesimpulan
Dari hasil penelitian tindakan bimbingan dan konseling yang dilakukan pada siswa kelas X IIS 3 SMA Negeri 1 Sekayu, penulis bisa menyimpulkan bahwa layanan bimbingan kelompok:
1. Efektif membantu siswa untuk
memecahkan masalahnya terutama
masalah mengemukakan pendapat.
2. Efektif digunakan untuk mengatasi
masalah keberanian mengemukakan
pendapat siswa yang rendah.
Daftar Pustaka
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu
Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.
Hapsari, S. 2005. Bimbingan dan Konseling SMA
Kelas X. Jakarta: Grasindo.
Jones, R.N. 2011. Teori dan Praktik Konseling
dan Terapi. Yogyakarta: PustakaPelajar.
Latipun. 2008. Psikologi Konseling. Malang:
UMM Press.
Prayitno. 2004. Dasar-Dasar Bimbingan dan