• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

3.2. Wawancara Kelompok Terfokus

Forum Komunitas merupakan sebuah teknik untuk mengumpulkan data dengan cara menyelenggarakan sebuah pertemuan yang sifatnya umum. Dalam forum tersebut semua anggota komunitas yang hadir akan mendiskusikan masalah tertentu dan mereka didorong untuk mengeluarkan pendapat masing-masing mengenai isu-isu yang menjadi target penelitian (Rudito & Famiola, 2008:179-180). Nama lain dari Forum Komunitas ini adalah Wawancara Kelompok Terfokus. Teknik ini dimaksudkan untuk menggali pemahaman dan kesan anggota masyarakat di pedesaan terhadap modal sosial Gantangan secara objektif dan kolektif, karena ada proses aksi-reaksi dan koreksi langsung terhadap berbagai pendapat yang disampaikan di dalam Forum melalui pola pendekatan yang terstruktur.

Tabel 4. Perbandingan Pola Pendekatan dalam Wawancara Kelompok terfokus

Terstruktur Tidak Terstruktur

Tujuan : Menjawab

pertanyaan/kegelisahan peneliti

Tujuan : memahami pemikiran partisipan

Kepentingan peneliti lebih dominan

Kepentingan partisipan lebih dominan

Lebih banyak pertanyaan khusus dan spesifik

Lebih banyak pertanyaan yang bersifat umum

Moderator memimpin langsung dan mengarahkan diskusi

Moderator memfasilitasi interaksi antar partisipan

Moderator memfokuskan kembali arah dan substansi diskusi

Moderator dapat mengeksplorasi topik baru di dalam diskusi Partisipan memusatkan

perhatiannya pada moderator

Partisipan berbicara satu sama lain Sumber : Marvasti, 2004:23

Sebagai pengarah, penengah dan pengontrol jalannya Forum Komunitas ini adalah peneliti itu sendiri. Selain sebagai sebuah teknik pengumpulan data, Forum Komunitas ini juga bermanfaat sebagai ajang memperkenalkan diri dan diharapkan komunitas sasaran lebih mengenal

dan memahami maksud dari penelitian yang sedang dilakukan. Dengan demikian, pada proses pengambilan data selanjutnya peneliti tidak akan mengalami kesulitan karena sudah dikenal dan diterima kehadirannya.

Dalam perencanaan penelitian, sasaran yang dilibatkan dalam Forum Komunitas adalah minimum 10 rumah tangga dan maksimum 15 rumah tangga di setiap Dusun yang dipilih dengan kriteria sebagai salah satu Dusun yang masuk dalam wilayah Desa termiskin di 3 Kecamatan yang memiliki karakteristik agro-ekologi dan sosial-ekonomi yang berbeda, yaitu Kecamatan Blanakan (pesisir, Subang utara), Kecamatan Cikaum (dataran rendah, Subang tengah) dan Kecamatan Cijambe (dataran tinggi dan perbukitan, Subang Selatan). Ketiga kecamatan tersebut juga dipilih karena memiliki jumlah rumah tangga miskin atau pra-sejahtera paling tinggi diantara seluruh Kecamatan di Kabupaten Subang. Peneliti mengaitkan kemiskinan dan modal sosial Gantangan dengan tujuan membuktikan beberapa proposisi dan teori yang secara lengkap telah dibahas dalam bab pendahuluan dan tinjauan pustaka.

Teknik pelaksanaan forum komunitas ini dilakukan dalam beberapa tahapan, yaitu :

(1) Peneliti menghubungi dan mewawancarai terlebih dahulu kepala dusun, aparat desa atau tokoh masyarakat di lokasi penelitian terkait praktik modal sosial gantangan di wilayahnya

(2) Peneliti meminta bantuan kepada kepala dusun, aparat desa atau tokoh masyarakat tersebut untuk memilih dan mengumpulkan warganya (minimum 10 RT) secara acak-insidental sebagai peserta Forum Komunitas untuk membahas Gantangan

(3) Peneliti menyerahkan sepenuhnya penentuan waktu dan tempat untuk pelaksanaan Forum Komunitas kepada kepala dusun, aparat desa atau tokoh masyarakat tersebut

(4) Peneliti membagi Forum Komunitas di setiap dusun ke dalam dua sesi yang berbeda, yaitu sesi Suami dan sesi istri. Maksud pembedaan sesi diskusi kelompok terfokus ini adalah semata-mata untuk menjamin bahwa pendapat suami maupun istri dapat tergali secara lebih terbuka dan masing-masing dapat mewakili pendapatnya sendiri. Peneliti memiliki kekhawatiran jika suami istri dihadirkan bersamaan dalam satu kelompok diskusi maka akan terjadi bias pendapat, seperti dominasi salah satu pasangan karena ia merasa sebagai kepala rumah tangga atau juru bicara rumah tangga. Akibatnya, aspirasi dan pendapat salah satu pihak tidak akan tergali atau tersampaikan.

(5) Dalam pelaksanaan Forum Komunitas peneliti dibantu oleh dua orang asisten10 untuk membantu proses diskusi agar lebih dinamis dan menjaga agar pengumpulan data dapat dilakukan secara efektif (penggalian, pencatatan, pendokumentasian)

(6) Susunan acara Forum Komunitas biasanya dengan pembukaan, perkenalan (dengan permainan dinamika kelompok tertentu), penggalian kesan (dengan alat bantu kertas, spidol, papan tulis, dan selotip), diskusi, penguatan dan penyimpulan atas beberapa sub topik

(7) Pada sesi perkenalan peserta diminta mengisi daftar hadir dan form profil informan yang telah disiapkan oleh peneliti. Peserta yang buta huruf didampingi fasilitator dalam proses pengisiannya.

(8) Di akhir Forum, peneliti memberikan sekedar ucapan terima kasih berupa bingkisan kecil11 kepada masing-masing peserta. Keberadaan bingkisan ini tidak diketahui sebelumnya oleh peserta (agar tidak

10

Peneliti dibantu oleh satu (1) orang Sarjana Kesejahteraan Sosial (Tita Irama) dan satu (1) orang mahasiswa S1 Sejarah dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung (Didi S. Sopyan)

11

Bingkisan tersebut berisi gula pasir ¼ kg, minyak goreng ¼ kg, kopi 1 bungkus, mie instan 3 bungkus, biskuit 2 buah kepada masing-masing peserta perempuan dan bingkisan berisi mie instan 3 bungkus, kopi 1 bungkus, biskuit 2 bungkus dan rokok 1 bungkus kepada masing-masing peserta laki-laki.

mempengaruhi motivasi kehadiran) dan dimaksudkan sebagai ucapan terima kasih dan kompensasi atas waktu yang telah diluangkan oleh warga masyarakat.

Setiap tahapan yang direncanakan tersebut dilakukan sama di setiap lokasi penelitian. Akan tetapi, dalam pelaksanaannya selalu terdapat penyesuaian dan perbedaan dari perencanaan, meskipun perbedaan tersebut tidak menyebabkan substansi Forum Komunitas berubah. Misalnya, ketika Forum Komunitas di Dusun Cimenteng, Desa Cimenteng, Kecamatan Cijambe yang dilakukan pada Jumat 9 Maret 2012, jumlah peserta yang datang lebih banyak dari biasanya, yaitu 19 orang peserta perempuan. Padahal maksimum jumlah peserta diskusi yang optimal (secara teori maupun pengalaman peneliti) adalah tidak lebih dari 12 Orang (Rudito & Famiola, 2008:183).

Penambahan peserta ini juga tidak dapat diantisipasi oleh tokoh masyarakat yang mengundang dikarenakan antusiasme warga yang penasaran melihat kegiatan yang sedang dilakukan tersebut sangat tinggi. Untungnya, tempat yang dipakai untuk Forum Komunitas cukup memadai untuk menampung semua sehingga setiap peserta pun dapat menyalurkan pendapatnya secara bebas. Akan tetapi disisi lain, bertambahnya jumlah peserta Forum Komunitas dan sebagian peserta bukan pasangan suami istri (satu rumah tangga), membawa implikasi pada proses pengolahan data penelitian. Hal ini mendorong peneliti untuk memisahkan pembahasan pada unit analisis individu dan pada level rumah tangga yang berbeda.

Secara keseluruhan, Forum Komunitas untuk pengumpulan data penelitian ini telah dilakukan sebanyak 6 kali, antara lain :

Tabel 5. Jadwal dan Jumlah Partisipan dalam Forum Komunitas “Komersialisasi Gantangan” di 3 Desa

No Hari/Tanggal Lokasi Waktu Tempat Jumlah Partisipan L P 1 Senin, 27 Februari 2012 Dusun Awilarangan, Desa Pasirmuncang, Kec. Cikaum 19.00 s.d 20.30 WIB Rumah Bapak Sarna (Kadus) - 12 2 Selasa, 28 Februari 2012 Dusun Awilarangan, Desa Pasirmuncang, Kec. Cikaum 19.00 s.d 20.30 WIB Rumah Bapak Sarna (Kadus) 12 - 3 Jum’at, 3 Maret 2012 Dusun Cimenteng, Desa Cimenteng, Kec. Cijambe 14.00 s.d 15.30 WIB Rumah Bapak Barjuk (Kaur Kesra) 19 - 4 Jum’at, 3 Maret 2012 Dusun Cimenteng, Desa Cimenteng, Kec. Cijambe 15.30 s.d. 17.00 WIB Rumah Bapak Barjuk (Kaur Kesra) - 10 5 Rabu, 4 April 2012 Dusun Tegaltangkil, Desa Jayamukti, Kec. Blanakan 15.30 s.d. 17.00 WIB Rumah Bapak Nuridi (warga) 16 - 6 Rabu, 4 April 2012 Dusun Tegaltangkil, Desa Jayamukti, Kec. Blanakan 19.30 s.d. 21.00 WIB Rumah Bapak Nuridi (warga) - 19 Total Partisipan 47 41

Gambar 7. Perbandingan Jumlah Informan wawancara kelompok terfokus di tiga desa lokasi penelitian