• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAJARAN

PEMAHAMAN

MURID-MURID

KOSA-KATA

PELAJARAN

Penyaliban, kebangkitan dan keselamatan adalah kata-kata yang memberi pengertian yang luar biasa bagi kekristenan pada saat sekarang ini. Bagi mereka yang sungguh-sungguh telah lahir baru, dapat menyaksikan bagaimana keagungan dan kasih Kristus itu. Mereka menyadari bahwa tanpa dua kata sebelumnya - penyaliban dan kebangkitan, maka anugerah keselamatan tidak dapat dinyatakan.

Mungkin di dalam keluarga murid-murid Anda, ada banyak anggota keluarga yang telah menerima baptisan. Kebanyakan dari antara mereka telah mengetahui bahwa Yesus telah mati dan bangkit demi mereka. Dan kebangkitan Yesus adalah alasan kuat bagi mereka untuk menerima anugerah keselamatan itu. Namun, mereka mungkin belum dapat mengaitkan peristiwa yang terjadi dengan pengalaman pribadi. Cara untuk membuat mereka memiliki hubungan secara pribadi dengan penyaliban adalah dengan membicarakan tentang kesalahan mereka. Pada umumnya, manusia tidak suka untuk disalahkan, apalagi bila memang ia tidak berbuah salah. Bahaslah perasaan dan emosi mereka, ketika mereka dituduh melakukan sesuatu yang tidak mereka perbuat. Bagaimana perasaan mereka? Apa yang akan mereka lakukan? Hubungkan kepada mereka bahwa Yesus mati bagi banyak orang, dan Dia sama sekali tidak berbuat dosa. Sekalipun demikian, Dia tetap bersedia mati bagi banyak orang, agar mereka semua yang percaya kepada-Nya dapat masuk ke dalam surga suatu hari kelak. Hubungan tersebut akan membuat mereka mengerti betapa pentingnya pengorbanan diri Yesus atas manusia. Juga, bila mengacu pada penyaliban, kebangkitan dan keselamatan, gunakanlah gambar dan kata-kata yang sederhana agar murid-murid Anda mengerti.

Kematian Yesus

Kematian Yesus menggenapi sejumlah nubuatan yang tertulis dalam Perjanjian Lama. Tentara Romawi yang mengundi pakaian Yesus menggenapi nubuatan yang tertulis dalam Mzm. 22. Yesus menjadi "anak domba Paskah" yang disembelih, tidak ada satu tulangpun dari tubuh-Nya yang akan dipatahkan (Kel. 12:46; Bil. 9:12), karena Dia telah mati pada waktu tentara memeriksa keadaan-Nya. Juga adalah hal yang luar biasa bahwa tombak yang menusuk lambung-Nya, tidak mematahkan tulang rusuk-Nya sama sekali. Bahkan penusukan ini membuat keluarnya darah dan air dari tubuh Yesus yang menggenapi apa yang tertulis dalam Zak. 12:10.

Menangkap:

Menawan seseorang

Meninggalkan:

KISAH PELAJARAN

Ulasan

Pada minggu yang lalu, kita telah mempelajari mengenai doa Yesus di taman Getsemani. Setelah perjamuan Paskah, Dia pergi ke sana bersama dengan murid-murid-Nya ke taman itu. Waktu telah larut, tetapi Yesus tetap berkeinginan berdoa untuk memohon kekuatan dari pada Allah. Dia menyadari bahwa diri-Nya akan mati disalib tidak lama lagi. Dia meminta agar murid-murid dapat menantikan-Nya, sementara Dia berdoa seorang diri. Dia berdoa tiga kali kepada Allah dan setiap kali di dalam doa-Nya, Dia mengatakan kepada Allah tentang penderitaan-Nya. Sesungguhnya, bila ada pilihan, Dia tidak ingin mati, tetapi Dia pun menyadarinya bahwa penderitaan atas diri-Nya itu merupakan kehendak Allah. Oleh karena itulah, Dia rela menderita untuk menyelamatkan manusia dari kebinasaan dosa. Saat Yesus kembali kepada murid-murid-Nya, selalu mereka dalam keadaan tertidur. Yesus mengingatkan mereka untuk selalu berjaga-jaga dan berdoa agar dapat memohon pertolongan Allah, khususnya setelah Dia mati. Hari ini, kita akan melihat apa yang akan terjadi pada diri Yesus di taman Getsemani.

Para Imam Dan Tua-Tua Mendatangi Yesus

Yesus telah berdoa tiga kali di taman Getsemani. Dan saat Ia kembali kepada murid-muridNya dan berbicara dengan mereka, maka tiba-tiba datanglah sekelompok orang sambil membawa pedang dan pentung menghampiri Yesus dan murid-murid-Nya. Sekompok orang itu adalah para imam kepala dan para tua-tua orang Yahudi yang memang sejak lama ingin membunuh Yesus. Kali ini, mereka memiliki kesempatan yang tepat untuk menangkap Yesus. Seseorang yang Yesus kenal ada dalam kelompok orang itu. Orang itu adalah Yudas Iskariot, salah seorang murid-Nya. Yudas Iskariot telah mengatakan kepada mereka, di mana Yesus dapat ditemukan, sehingga mereka dapat menangkap-Nya saat Dia tidak mengajarkan firman Allah. Para prajuritpun maju dan menangkap Yesus.

Ketika Petrus melihat keadaan ini, timbullah keinginannya untuk melawan mereka. Segeralah ia mengambil pedang dan mengayunkannya ke arah seorang dari orang banyak itu dan terkenalah telinga kanan dari salah seorang hamba imam besar. Tetapi sebelum terjadi hal lebih lanjut, Yesus meminta agar semua orang menenangkan diri mereka masing-masing.

“Sarungkan kembali pedangmu,” kata Yesus kepada Petrus. “Sekarang bukanlah saatnya untuk berperang. Aku harus pergi bersama dengan mereka untuk

Menyangkal:

Sikap pura-pura tidak mengenal

Wali Negeri:

Oknum pemerintah; kepala negara

Menyalibkan:

melakukan kehendak Allah.”

Lalu para prajurit itu segera menangkap Yesus dan membawa-Nya pergi dari taman itu. Setelah menyaksikan apa yang terjadi dengan diri Yesus, maka murid-murid menjadi ketakutan. Mereka tidak tahu harus berbuat apa lagi. Guru mereka tidak lagi bersama-sama dengan mereka. Dalam kepanikan itu, mereka melarikan diri. Baru saja beberapa jam sebelumnya, mereka semua berjanji untuk tetap bersama dengan Yesus, tidak peduli apapun yang terjadi, tetapi nyatanya sekarang mereka meninggalkan Yesus seorang diri.

Petrus Menyangkal Yesus

Setelah Yesus ditangkap, Petrus merasa bersalah karena telah meninggalkan Yesus seorang diri. Oleh karena itu, ia putuskan untuk kembali mengikuti kelompok orang yang telah menangkap Yesus itu. Dia melihat mereka membawa Yesus ke rumah Kayafas, imam besar. Selama beberapa saat lamanya, Petrus melihat dari jauh, tetapi kemudian, timbullah rasa ingin tahu lebih besar terhadap apa yang terjadi dengan Yesus. Lalu, ia mulai mendekat sampai berada di halaman rumah Kayafas. Tiba-tiba, ada seorang hamba perempuan yang melihat Petrus.

Hamba perempuan itu mengenali Petrus dan berkata, ”Aku kenal engkau. Engkau selalu bersama dengan Yesus.”

Petrus menjadi ketakutan, ketika ia mendengar perkataan hamba perempuan itu.

Dengan panik, Petrus berkata, ”Aku tidak tahu apa yang engkau maksudkan.”

Petrus merasa bersalah, karena ia telah berkata dusta. Dia tidak tahu harus berkata apa saat itu. Perkataan itu keluar begitu saja dari mulutnya. Petrus memutuskan untuk pindah ke tempat lainnya, agar ia dapat terhindar dari masalah. Dia pergi ke serambi lainnya, dan ketika sampai di sana, ternyata ada seorang hamba lainnya yang juga mengenali dirinya.

Hamba itu berkata kepada orang yang berdiri di sana, ”Orang ini juga bersama dengan Yesus.”

Sekali lagi, Petrus berkata dusta, “Aku tidak mengenal orang yang sedang kalian bicarakan itu.”

Kali ini, Petrus merasa semakin bersalah. Dia ingin pergi dari sana, tetapi juga ingin tahu apa yang terjadi dengan Yesus. Akhirnya, ia putuskan untuk tetap tinggal di sana.

Tetapi tidak lama kemudian, beberapa orang mendatangi Petrus dan berkata, ”Logatmu sama seperti logat Yesus. Engkau pasti salah seorang pengikut-Nya.”

Di tengah-tengah ketakutan bila orang-orang itu mengetahui siapa diri yang sebenarnya, maka Petruspun bersumpah sambil mengutuk bahwa ia sungguh-sungguh tidak mengenal Yesus untuk ketiga kalinya. Tidak lama setelah Petrus berkata demikian, maka berkokoklah ayam. Pagi hari telah tiba. Sebelum Petrus dapat berkata-kata lebih lanjut, ada keributan besar terjadi. Yesus dibawa keluar dari rumah Kayafas ke tempat lainnya. Saat Yesus berjalan, Dia melihat ke arah Petrus. Lalu, Petrus teringat akan apa yang Yesus pernah katakan sebelumnya, bahwa dirinya akan menyangkal Yesus sebanyak tiga kali sebelum ayam berkokok. Sekarang, Petrus merasa begitu bersalah lebih daripada yang sebelumnya. Bagaimana mungkin, ia dapat memperlakukan Yesus seperti ini? Dia langsung lari dari halaman dan menangis dengan sedihnya.

Yesus Disalib

Sementara itu, pagi-pagi benar Yesus dibawa ke wali negeri Roma, Pontius Pilatus. Ketika Yesus berada di rumah Kayafas, para imam dan para tua-tua orang Yahudi telah memutuskan bahwa Yesus harus dibunuh. Mereka semua tidak percaya bahwa Yesus adalah sang Juruselamat dan mereka ingin membunuh-Nya. Tetapi, mereka tidak dapat membunuh Yesus begitu saja. Mereka harus mendapat izin dari wali negeri Roma terlebih dahulu, karena pemerintah Roma menguasai kota Yerusalem.

Akhirnya, merekapun membawa Yesus ke hadapan Pontius Pilatus dengan tuduhan bahwa Yesus harus dihukum mati, karena Dia mengatakan bahwa diri-Nya adalah seorang raja. Dengan demikian, Dia ingin melawan kekuasaan kaisar Roma.”

Pilatus mengamati bahwa kerumunan orang itu menginginkan kematian Yesus. Mereka berteriak, ”Salibkan Dia! Salibkan Dia!” Pilatus tidak mengerti mengapa mereka ingin membunuh Yesus. Tetapi ia pun tidak ingin membuat kemarahan mereka memuncak, karena kuatir akan terjadi pemberontakan. Oleh karena itu, ia menyetujui mereka menyalibkan Yesus.

Lalu para prajurit membawa Yesus untuk disalibkan. Mereka mengenakan jubah ungu kepada-Nya dan mahkota berduri di kepalaNya. Mereka mengejek dan menertawakan Yesus, bahkan mereka meludahi-Nya. Sungguh menyakitkan rasanya, tetapi Yesus menghadapi semuanya itu dengan tenang. Yesus mengetahui bahwa Dia harus menanggung semuanya ini karena dosa manusia. Sekalipun Yesus tidak melakukan kesalahan apapun dan dituduh bersalah, Dia tetap rela mati agar manusia dapat diselamatkan.

Lalu, Yesus dibawa ke luar kota untuk disalibkan. Tangan dan kaki Yesus dipaku di atas kayu, sehingga darahpun banyak bercucuran dan sungguh menderita. Para prajurit tidak peduli. Mereka mengolok-olok dan menyuruh Yesus untuk menyelamatkan diri-Nya sendiri. Lalu mereka membiarkan Yesus mati di kayu salib. Ketika tengah hari, langit mulai kelam. Orang di sekitar kota itu ingin tahu apa yang segera akan terjadi. Sekitar jam tiga sore, Yesus memandang ke atas langit dan berseru, ”Ya, Bapa, ke dalam tangan-Mu, Kuserahkan nyawa-Ku.” Lalu Yesus menghembuskan nafas terakhirnya dan mati. Pada waktu yang sama, terjadilah goncangan yang dahsyat, tabir bait Allah terbelah dua dari atas ke bawah. Mereka yang menyaksikan hal ini menjadi ketakutan dan banyak dari antara mereka yang menjadi percaya bahwa Yesus sungguh adalah Anak Allah.

64

MENGULANG

DAN PERTANYAAN

Isilah Yang Tempat Yang Kosong Dan Tulislah Benar Atau Salah:

1. Setelah Yesus ditangkap, maka Petrus menyangkal-Nya sebanyak __________ (tiga) kali.

2. Banyak orang ingin ___________ (menyalibkan/membunuh) Yesus.

3. Para prajurit mengenakan __________ (jubah) ungu kepada Yesus dan sebuah __________ (mahkota) berduri di kepala-Nya.

4. Yesus mati untuk menyelamatkan manusia dari dosa mereka. (Benar) 5. Yesus tidak perlu banyak menderita sebelum mati. (Salah)

Pertanyaan untuk Direnungkan:

1. Mengapa Petrus menyangkal telah mengenal Yesus? Menurut kamu, bagaimana perasaan Petrus setelah menyangkal Yesus?

`

2. Mengapa Pilatus membiarkan para imam dan para tua-tua orang Yahudi menyalibkan Yesus, sekalipun mereka tidak memiliki alasan untuk membunuh Yesus?

3. Dapatkah Yesus menyelamatkan diri-Nya sendiri? Mengapa Ia tidak melakukan-Nya?

AKTIVITAS 1

Sasaran:

Menolong murid-murid untuk mengingat kembali rangkaian peristiwa penyaliban Yesus.

Petunjuk:

Lihatlah gambar berikut ini dan bacalah kalimatnya. Buatlah garis untuk mencocokkan kalimat dengan gambar yang ada. Berilah nomor pada gambar yang tidak berurutan ini, sehingga menunjukkan urutan peristiwa yang terjadi.