• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Strategi Bauran Pemasaran Tabungan Mega Perdana pada PT Bank Mega Cabang Djuanda Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Strategi Bauran Pemasaran Tabungan Mega Perdana pada PT Bank Mega Cabang Djuanda Bogor"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN

TABUNGAN MEGA PERDANA PADA PT BANK MEGA

CABANG DJUANDA BOGOR

Oleh

ZULAIKA SYAFANI SYAFRIL

H24096066

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ANALISIS STRATEGI BAURAN PEMASARAN

TABUNGAN MEGA PERDANA PADA PT BANK MEGA

CABANG DJUANDA BOGOR

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

SARJANA EKONOMI

pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

ZULAIKA SYAFANI SYAFRIL

H24096066

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

RINGKASAN

ZULAIKA SYAFANI SYAFRIL. H24096066. Analisis Strategi Bauran Pemasaran Tabungan Mega Perdana Pada PT Bank Mega Cabang Djuanda Bogor.

Di bawah bimbingan MIMIN AMINAH

Menabung di bank merupakan pilihan yang paling tepat dalam menginvestasikan dana. Beragam produk simpanan ditawarkan oleh perbankan. Bank Mega turut bermain dan aktif memasarkan produk simpanan. Meluncurkan tabungan Mega Perdana diharapkan dapat memenuhi keinginan masyarakat muda yang ingin belajar menabung dan menyimpan uangnya di bank. Tujuan penelitian ini adalah: (1)Mengidentifikasi strategi bauran pemasaran yang telah dilakukan oleh Bank Mega cabang Djuanda Bogor dalam menjual produk tabungan Mega Perdana (2)Mengevaluasi faktor eksternal dan internal yang mempengaruhi terhadap penjualan Tabungan Mega Perdana (3)Mengetahui alternatif strategi pemasaran yang efektif bagi penjualan Tabungan Perdana Mega. Data primer

yang di gunakan dalam penelitian diperoleh melalui wawancara dengan Branch

Business Manager, Team Leader Funding dan Funding Officer serta menyebar kuisioner. Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi pustaka, buku-buku, internet, skripsi-skripsi terdahulu yang berada diperpustakaan IPB.

Alat analisis yang digunakan dalam penelitian meliputi Analysis Internal

Factor Evaluation (IFE), Analysis Eksternal Factor Evaluation (EFE), Analysis Matriks Internal-Eksternal (IE), Analysis SWOT, dan AnalysisHierarcy Process (AHP). Faktor lingkungan internal yang menjadi kekuatan perusahaan adalah memiliki system ATM yang sudah terhubung ke ATM Bersama, kuatnya layanan

pemasaran canvassing, hadiah pada saat pembukaan rekening, sumber daya

manusia yang berkualitas. Kelemahan perusahaan adalah Saldo minimal yang tinggi, tema dan tokoh kartun kurang dikenal, biaya administrasi bulanan, kurangnya promosi. Peluang perusahaan adalah segmen pasar yang luas dan besar, kesadaran masyarakat akan pentingnya menabung sejak dini, perkembangan grup perusahaan CT Corps, perkembangan teknologi. Ancaman perusahaan adalah tingginya tingkat persaingan, brand imange dari pesaing, fitur pelayanan yang ditawarkan pesaing, promosi dan inovasi pesaing.

Alternatif strategi pemasaran yang diperoleh: (1) Meningkatkan pelayanan bagi nasabah seperti layanan cold calling dan visit costumer, serta penanganan

problem tabungan (2) Memaksimalkan penggunaan teknologi dalam

(4)

Judul Skripsi : Analisis Strategi Bauran Pemasaran Tabungan Mega Perdana pada PT Bank Mega Cabang Djuanda Bogor

Nama : Zulaika Syafani Syafril

NIM : H24096066

Menyetujui

Dosen Pembimbing,

Ir. Mimin Aminah, MM NIP . 19660907 199103 2 002

Mengetahui

Ketua Departemen,

Dr. Mukhamad Najib, STP, MM NIP. 197606 23200604 1001

(5)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Serang pada tanggal 13 September 1984. Penulis

merupakan anak ketiga dari tiga bersaudara pasangan Bpk. Syafrillah Muhir

(Alm) dan Ibu Wildani Yosef.

Penulis menyelesaikan pendidikan di Sekolah Dasar YPWKS V Cilegon,

lalu melanjutkan di Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri 1 Cilegon.

Kemudian melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Umum Negeri 5 di

Bogor. Pada tahun 2002, diterima di Diploma III Administrasi Perkantoran dan

Sekretari Fakultas Ilmu Sosial Ilmu Politik Universitas Indonesia. Pada tahun

2009, melanjutkan program S1 di Program Sarjana Alih Jenis Manajemen

Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian

(6)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum, Wr. Wb.

Puji dan syukur senantiasa penulis panjatkan ke hadirat Allah SWT yang

telah melimpahkan Rahmat, Hidayah dan Inayah-Nya, sehingga dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Strategi Bauran pemasaran

Tabungan Mega Perdana Pada PT Bank Mega cbang Djuanda Bogor dengan lancar. Skripsi ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Sarjana Alih Jenis Manajemen, Departemen Manajemen,

Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan ini masih terdapat

kekurangan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan saran dan kritik yang

membangun demi penyempurnaannya di masa mendatang.

Bogor, 11 Maret 2014

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan serta bimbingan oleh

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Keluarga tercinta : Ibu Wildani, Suamiku Azmara Dhana, Anakku Zafran Azka Azmara, Uni Kiki, Mas Fathul, Abang Ari, Bunda Ayu, Ibu Aty, Ama, yang telah

memberikan dukungan dan curahan kasih sayang yang tiada taranya dan doa yang

tiada putus.

2. Ibu Ir. Mimin Aminah, MM, sebagai dosen pembimbing, yang telah memberikan bimbingan, saran dan pengarahan yang tidak ternilai kepada penulis selama

menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. Edward H Siregar,MM dan Bapak Nur Hadi Wijaya, STP,MM selaku

dosen penguji yang telah memberikan masukan dalam pembuatan skripsi ini. 4. Bapak Dr. Mukhamad Najib, STP,MM, selaku Ketua Departemen Manajemen.

5. Seluruh staf pengajar dan karyawan/karyawati di Program Sarjana Alih Jenis

Manajemen, Departemen Manajemen, FEM IPB.

6. Teman-teman alumni mahasiswa ekstensi manajemen angkatan enam yang selalu memberikan informasi dan mengisi waktu bersama.

7. Teman-teman di PT Bank Mega cabang Djuanda Bogor yang telah banyak

membantu dan memberikan dukungan dalam pembuatan skripsi ini.

8. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu yang telah membantu

(8)

DAFTAR ISI

1.5. Ruang Lingkup Penelitian ...7

II TINJAUAN PUSTAKA ...8

2.1. Definisi Pemasaran ...8

2.2. Strategi Pemasaran ...9

2.3. Marketing Mix ...9

2.4. Pemasaran Jasa ...12

2.5. Segmentation, Targeting, and Positioning ...13

2.6. Bank ...15

2.7. Tabungan ...16

2.7.1 Tabungan Mega Perdana ...17

2.8. Analisis SWOT ...17

2.9. Matriks Internal Factor Evaluation dan Eksternal Factor Evaluation (IFE dan EFE) ...18

3.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian ...25

3.3. Jenis dan Sumber Data ...26

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data ...27

3.4.1. Matriks IFE ...28

3.4.2. Matriks EFE ...28

3.4.3. Matriks IE ...29

(9)

3.4.5. Metode Analytichal Hierarchy Process (AHP) ...29

IV HASIL DAN PEMBAHASAN...39

4.1. Sejarah Umun Perusahaan ...39

4.1.1 Sejarah Bank Mega ...39

4.1.2 Visi dan Misi Bank Mega ...39

4.1.3 Struktur Organisasi Divisi Funding Bank Mega cabang Djuan da Bogor ...40

4.1.4 Produk Bank Mega ...42

4.2. Strategi Pemasaran Tabungan Mega Perdana ...42

4.3.Lingkungan Internal ...43

4.4.Lingkungan Eksternal ...51

4.5.Identifikasi Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman ...56

4.6.Formulasi Alternatif Strategi ...62

4.6.1. Tahap Masukan ...62

4.6.2. Tahap Pencocokan ...65

4.7.Analisis SWOT Matriks ...65

4.8.Analisis Hasil Pengolahan AHP ...68

4.8.1 Analisis Hasil Pengolahan AHP Secara Horizontal ...70

4.8.2Analisis Hasil Pengolahan AHP Secara Vertikal...74

4.9. Implikasi Manajerial ...78

KESIMPULAN DAN SARAN ...80

1. Kesimpulan.………....80

2. Saran ………...…82

DAFTAR PUSTAKA ...83

(10)

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Diagram hasil survey target produk pendanaan... 3

2.Model strategi generik Porter (Umar, 2001) ... 9

3.Empat komponen P dalam bauran pemasaran (Kotler, 2002) ... 9

4.Kerangka Pemikiran Penelitian ... 25

5.Nilai skala banding berpasangan, (Saaty, 2001) ... 34

6.Nilai RI ... 36

7.Struktur hierarki ... 37

8.Struktur Organisasi Divisi Funding Bank Mega cabang Djuanda Bogor ... 39

9.Diagram alur pembukaan rekening di Bank Mega cabang Djuanda Bogor.. 48

10.Matriks IE Bank Mega cabang Djuanda Bogor ... 64

11.Struktur hirarki srategi tabungan Mega Perdana Bank Mega cabang Djuanda Bogor ... 68

12.Hasil pengolahahan secara vertikal strategi pemasaran Tabungan Mega Perdana Bank Mega cabang Djuanda Bogor ... 73

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Halaman

(12)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Dewasa ini, tuntutan masyarakat terhadap dunia perbankan semakin

meningkat, dimana masyarakat tidak hanya memandang sebuah bank sebagai

sarana untuk menyimpan uang yang lebih aman, namun lebih dari itu, mereka

mengharapkan pelayanan terbaik dan hasil investasi yang lebih tinggi, sehingga

menciptakan suasana persaingan antar bank dalam penggalangan dana nasabah

yang semakin ketat dan di sisi lain pemerintah membatasi bank dalam

memberikan suku bunga produk simpanan tidak melebihi bunga perjanjian Bank

Indonesia.

Berdasarkan data dari Survey Banking Outlook 2013 terhadap 33 bank

sebagai responden yang dilaksanakan pada bulan September – Desember 2013,

saat iniperkembangan produk tabungan masih menjadi target yang diutamakan

bagi industri perbankan dalam usaha mencapai terget dan laba setiap tahunnya.

Hasil survey di gambarkan sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram hasil survey target produk pendanaan1

Sebanyak 78% responden bank yang di survey, menjawab akan tetap

melakukan ekspansi produk tabungan. Bank Mega termasuk kedalam salah satu

1

(13)

bank yang menajwab akan menjadikan target bisnisnya di tahun 2014 adalah

produk tabungan dengan target sebesar Rp. 17,763.3 Milyar.

Perkembangan mutakhir dalam perbankan saat ini telah mendorong Bank

Mega untuk mencari jasa-jasa (service ) baru dapat ditawarkan yang kepada

nasabah. Hal ini sejalan dengan visi misi dari Bank Mega untuk menjadi bank

kebanggaan nasional yang unggul dalam layanan dan kinerja serta visi misi Bank

Mega yang berusaha untuk menciptakan hubungan baik yang berkesinambungan

dengan nasabah melalui pelayanan jasa keuangan dan kemampuan kinerja

organisasi terbaik untuk meningkatkan nilai bagi para pemegang saham.

Dalam meningkatkan citra Bank Mega sebagai lembaga jasa keuangan

maka salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan menawarkan produk yang

dapat memenuhi kepuasan nasabah, sebab dengan produk yang sesuai dengan

manfaat dan dapat memenuhi harapan nasabah bank maka akan dapat

meningkatkan nilai tambah dari produk yang ditawarkan oleh Bank Mega. Seiring

dengan perkembangan di Indonesia maka semakin tinggi pula tingkat persaingan

yang dihadapi oleh Bank Mega, untuk menjadi bank lokal yang terdepan, pihak

Bank Mega harus menyusun strategi bauran pemasaran yang tepat yang terdiri

dari strategi produk, strategi harga, strategi tempat, strategi promosi, stretegi

manusia, strategi kualitas, strategi proses dan strategi bukti fisik yang mempunyai

pengaruh sangat besar dalam menentukan keberhasilan suatu usaha khususnya

bidang jasa dan perbankan. Hal ini dimaksudkan untuk menciptakan posisi yang

baik dan bernilai sesuai dengan kebutuhan nasabah.

Tabungan Mega Perdana merupakan salah satu produk dana dari Bank

Mega yang diharapkan mampu mempertahankan serta mendongkrak jumlah

nasabah yang berpengaruh terhadap kemajuan Bank Mega cabang Djuanda

Bogor. Beragam upaya dilakukan dengan gencar untuk mempromosikan

produk-produk Tabungan yang dapat menarik minat nasabah untuk dapat menyimpan

dana nya di Bank Mega. Tabungan Mega Perdana yang diharapkan dapat

memenuhi keinginan masyarakat yang ingin berinvestasi sekaligus mengajarkan

pentingnya menabung bagi anak - anak dengan aman dan terpercaya.

Dalam melakukan pemasaran produk Tabungan Perdana Bank Mega

(14)

SWOT adalah meliputi kekuatan dan kelemahan Bank Mega dalam melakukan

pemasaran produk Tabungan Mega Perdana, sedangkan faktor eksternal yang

meliputi peluang dan ancaman bagi perusahaan, seperti munculnya pesaing baru

dengan kekuatan manajemen yang lebih baik, daya tawar pembeli yang dapat

memberikan tingkat harga produk maupun tingkat suku bunga yang kompetitif,

hadirnya produk substitusi perbankan dan semakin ketatnya kompetisi dengan

meluncurkan produk yang menarik dengan promosi yang gencar dengan tujuan

untuk memenuhi harapan dan keinginan nasabah, potensi pasar dan budaya

masyarakat terhadap produk tersebut.

Sebagai bank swasta nasaional yang sudah berdiri sejak tahun 1969, PT

Bank Mega merupakan salah satu bank lokal yang memiliki kredibilitas baik di

bidang perbankan, dimana beberapa bank nasional lainnya sudah di beli oleh

pihak asing, Bank Mega masih tetap dapat mempertahankan eksistensinya di

industri perbankan Indonesia tanpa campur tangan pihak asing. Hal ini di buktikan

dengan penghargaan thropi Golden Award yang diraih oleh Bank Mega di tahun

2013, penghargaan tersebut diproleh oleh Bank Mega dikarenakan selama 5 tahun

berturut-turut Bank Mega memperoleh predikat SANGAT BAGUS dengan

kriteria modal inti Rp. 5 Triliun sampai dengan di bawah Rp. 30 Triliun.2

Selain penghargaan Golden Award, Bank Mega saat ini tercatat sebagai

bank terbaik urutan 14 tahun 2013 berdasarkan majalah Investor. Penghargaan

yang menghantarkan posisi Bank Mega di urutan ke 14 ini dilakukan melalui

seleksi yang ketat yaitu CAR minimum 10 persen, tidak mendapat opini

disclaimer pada laporan keuangan tahun buku 2012. Giro Wajib Minimum (GWM) tidak kurang dari 8 persen (±insentif LDR), laba operasional dan laba

bersih 2012 positif, aset 2012 untuk bank umum nasional dan BPD minimal Rp. 1

triliun, dan tidak terkena sanksi otoritas. Berikut adalah daftar nama bank yang

mendapat penghargaan Best Banks 2013 versi Majalah Investor.

2

(15)

Tabel 1. Daftar 50 bank terbaik 2013 versi Majalah Investor

50 BEST BANKS 2013 VERSI MAJALAH INVESTOR

1. Bank MandiriTbk 26. PT BPD Sumatera Utara

2. Bank Rakyat Indonesia Tbk 27. PT BPD Riau Kepri

3. Bank Central Asia Tbk 28. Bank MayapadaInternasionalTbk 4. Bank Negara Indonesia Tbk 29. Bank SinarmasTbk

5. CIMB NiagaTbk 30. Bank Victoria International Tbk

6. Bank DanamonTbk 31. PT Bank Aceh

7. Bank PaninTbk 32. PT BPD Bali

8. Bank PermataTbk 33. Bank ResonaPerdania

9. Bank Internasional Indonesia Tbk 34. PT BPD Kalimantan Barat 10. Bank Tabungan Negara Tbk 35. Bank Nusantara ParahyanganTbk 11. Bank OCBC NISP Tbk 36. Bank HimpunanSaudara 1906 Tbk 12. PT BPD Jawa Barat danBantenTbk 37. Bank Mestika Dharma

13. Bank BukopinTbk 38. PT BPD Sulawesi Utara

14. Bank MegaTbk 39. Bank WinduKentjana International Tbk 15. Bank UOB Indonesia 40. Bank Woori Indonesia

16. Bank Tabungan PensiunanNasionalTbk 41. Hana Bank

17. Bank DBS Indonesia 42. Bank KEB Indonesia 18. Bank Sumitomo Mitsui Indonesia 43. Bank Jasa Jakarta 19. PT BPD Jawa TimurTbk 44. Bank Index Selindo

20. Bank ANZ Indonesia 45. PT BPD Nusa Tenggara Barat 21. Bank Mizuho Indonesia 46. PT BPD Jambi

22. PT Bank DKI 47. Bank BumiArtaTbk

22. PT BPD Jawa Tengah 48. Bank KesejahteraanEkonomi 24. Bank EkonomiRaharjaTbk 49. PT BPD Bengkulu

25. Bank ICBC Indonesia 50. Bank of InInvestordia Indonesia Tbk

Sumber: Majalah Investor tahun 20133

1.2. Perumusan masalah

Berdasarkan wawancara dengan Branch Business Manager, sejak di

luncurkannya Tabungan Mega Perdana pada tanggal 7 Juni tahun 2011 sampai

dengan Desember tahun 2013, produk tabungan ini hanya memiliki Number of

Account sebanyak 30 nomor rekening dan selama tiga tahun, setiap tahunnya produk tabungan ini tidak mencapai target yang ditetapkan oleh manajemen. Hal

ini sesuai dengan keterangan yang di berikan oleh bagian Accounting Bank

Mega cabang Djuanda Bogor. Pada Tabel 2 di bawah ini ditampilkan data

3

(16)

penjualan produk Tabungan Mega Perdana per tahun 2013 dengan produk

lainnya tabungan di Bank Mega.

Tabel 2. Penjualan produk tabungan Bank Mega cabang Djuanda Bogor

MEGA PERDANA MEGA RENCANA MEGA BERBAGI

PER TARGET

1 60,000,000.00 58,236,125.00 0.97 1 60,000,000.00 61,975,498.00 1.03 1 60,000,000.00 59,382,057.00 0.99

2 60,000,000.00 48,513,544.00 0.81 2 60,000,000.00 61,999,852.00 1.03 2 60,000,000.00 61,838,520.00 1.03

3 60,000,000.00 49,511,214.00 0.83 3 60,000,000.00 63,029,634.00 1.05 3 60,000,000.00 62,978,549.00 1.05

4 60,000,000.00 50,124,569.00 0.84 4 60,000,000.00 65,392,054.00 1.09 4 60,000,000.00 63,938,376.00 1.07

5 60,000,000.00 51,457,893.00 0.86 5 60,000,000.00 70,176,182.00 1.17 5 60,000,000.00 62,345,789.00 1.04

6 60,000,000.00 52,147,859.00 0.87 6 60,000,000.00 86,589,064.00 1.44 6 60,000,000.00 65,789,876.00 1.1

7 80,000,000.00 50,789,415.00 0.63 7 80,000,000.00 87,656,345.00 1.1 7 80,000,000.00 69,876,541.00 0.87

8 80,000,000.00 45,125,444.00 0.56 8 80,000,000.00 88,917,306.00 1.11 8 80,000,000.00 75,896,784.00 0.95

9 80,000,000.00 43,189,574.00 0.54 9 80,000,000.00 90,642,765.00 1.13 9 80,000,000.00 82,609,374.00 1.03

10 80,000,000.00 49,514,269.00 0.62 10 80,000,000.00 91,000,733.00 1.14 10 80,000,000.00 83,974,928.00 1.05

11 80,000,000.00 50,743,591.00 0.63 11 80,000,000.00 93,098,478.00 1.16 11 80,000,000.00 83,999,612.00 1.05

12 80,000,000.00 52,146,141.00 0.65 12 80,000,000.00 98,761,973.00 1.23 12 80,000,000.00 85,890,437.00 1.07

Sumber: Bagian Accounting Bank Mega cabang Djuanda Bogor (2013)

Berdasarkan data yang ditampilkan pada Tabel 2, maka dapat dilihat

bahwa pencapaian target tabungan Mega Perdana tidak pernah tercapai setiap

bulannya selama tahun 2013. Dibandingkan dengan produk tabungan lain dari

terdapat di Bank Mega cabang Djuanda Bogor yaitu Tabungan Mega Rencana

yang selalu mencapai target dan Tabungan Mega Berbagi yang terhitung hanya 3

kali dalam satu tahun tidak mencapai target. Dari Tabel 2 terlihat jelas presentase

pencapaian tabungan yang tedapat di Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Oleh

karena itu diperlukan strategi pemasaran yang tepat sehingga diharapkan pada

tahun - tahun berikutnya tabungan Mega Perdana dapat memenuhi targetyang di

tentukan oleh manajemen yang pada gilirannya dapat memberikan kontribusi

pada peningkatan penjualan produk untuk meningkatkan laba Bank Megacabang

Djuanda Bogor.

Berdasarkan uraian yang dikemukakan di atas, beberapa permasalahan

(17)

1. Strategi apa yang telah dilakukan Bank Mega cabang Djuanda Bogor

dalam penjualan produk Tabungan Mega Perdana?

2. Faktor internal dan ekstrenal apa saja yang mempengaruhi terhadap

penjualan Tabungan Mega Perdana?

3. Bagaimanakah alternatif strategi pemasaran yang efektif untuk Tabungan

Mega Perdana?

1.3. Tujuan penelitian

Berdasarkan hasil perumusan masalah tersebut, maka tujuan yang akan

dicapai melalui penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi strategi bauran pemasaran Tabungan Mega Perdana yang

telah dilakukan oleh Bank Mega cabang Djuanda Bogor dalam menjual

produk Tabungan Mega Perdana.

2. Menganalisis faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi terhadap

pertumbuhan penjualan Tabungan Mega Perdana

3. Menganalisis dan menyusun rekomendasi alternatif strategi pemasaran

yang tepat dan efektif melalui pendekatan analisa bauran pemasaran yang

sesuai bagi Bank Mega untuk dapat menjual produk Tabungan Mega

Perdana sehingga dapat bersaing dengan bank-bank lainnya.

1.4. Manfaat penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut :

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini akan dapat memberikan masukan bagi Bank

Mega dalam penerapan strategi pemasaran agar dapat bersaing dengan

bank lainnya.

2. Bagi Peneliti

Penelitian ini merupakan sarana untuk mengaplikasikan teori-teori yang

didapat selama masa perkuliahan khususnya bidang ilmu manajemen

(18)

1.5. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian mengenai analisis bauran pemasaran ini berfokus pada analisis

kondisi internal dan eksternal Bank Mega cabang Djuanda Bogor untuk

mengetahui bauran pemasaran yang efektif dan efesien guna pencapaian target

penjualan dari tabungan Mega Perdana di cabang Djuanda Bogor. Analisis yang

dilakukan ditinjau dari segi strategi bauran pemasaran 8P (marketing mix),

analisis lingkungan internal dan lingkungan eksternal, yang berisikan kekuatan,

kelamahan, peluang, dan ancaman bagi perusahaan. Selain itu juga, sebagai bahan

masukan bagi perumusan strategi bauran pemasaran Tabungan Mega Perdana

(19)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pemasaran

Menurut Kotler dan Keller (2009), pemasaran adalah sebuah proses

kemasyarakatan dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas

mempertukarkan produk dan jasa bernilai dengan orang lain. Tujuan pemasaran

adalah mengetahui dan memahami pelanggan dengan baik sehingga produk atau

jasa dapat sesuai dengan kebutuhannya sehingga terjual sendiri.

Menurut Morissan (2007), pemasaran adalah konsep yang menyangkut

sikap mental sutu cara berpikir, yang membimbing anda melakukan sesuatu yang

tidak selalu menjual benda, tetapi juga menjual gagasan, karier, tempat

(pariwisata, rumah, lokasi industri), undang-undang, jasa, (pengangkutan,

penerbangan, pemotongan rambut, kesehatan), hiburan (pertunjukan,

pertandingan-pertandingan) dan kegiatan nirlaba seperti yayasan sosial dan

keagamaan.

2.2. Strategi Pemasaran

Strategi merupakan tindakan yang bersifat incremental (senantiasa

meningkat) dan terus-menerus, serta dilakukan berdasarkan sudut pandang

tentang apa yang diharapkan oleh para pelanggan di masa depan Umar (2001).

Umar (2001) menyatakan terdapat tiga strategi generik, yaitu : Strategi

Diferensiasi (Differentiation), Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Overall Cost

Leadership) dan Fokus (Focus).

a. Strategi Diferensiasi (Differentiation). Perusahaan mengambil keputusan

untuk membangun persepsi pasar potensial terhadap suatu produk/jasa

yang unggul agar tampak berbeda dengan produk yang lain. Diharapkan

calon konsumen mau membeli dengan harga mahal karena adanya

perbedaan tersebut.

b. Strategi Kepemimpinan Biaya Menyeluruh (Overall Cost Leadership).

Perusahaan lebih memperhitungkan pesaing daripada pelanggan dengan

(20)

produksi, promosi maupun riset dapat ditekan, bila perlu produk yang

dihasilkan hanya sekedar meniru produk dari perusahaan lain.

c. Strategi Fokus (Focus). Perusahaan mengkonsentrasikan pada pangsa

pasar yang kecil untuk menghindar dari pesaing dengan menggunakan

strategi Kepemimpinan Biaya Menyeluruh atau Diferensiasi.

Pasar luas

Gambar 2.Model strategi generik (Umar, 2001)

2.3.Marketing Mix

Kotler (2002) mengemukakan bauran pemasaran (marketing mix) adalah

seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mencapai tujuan

dipasaran.

Gambar 3. Empat komponen P dalam bauran pemasaran (Kotler, 2002) Strategi Diferensiasi Strategi Kepemimpinan Biaya

(21)

Kotler (2007) menyatakan bahwa bauran pemasaran berhasil dengan baik

untuk barang, tetapi elemen-elemen tambahan perlu diperhatikan dalam bisnis

jasa, dari definisi yang dikemukakan diatasdapat disimpulkan bahwa Marketing

Mix terdiri dari empat peubah atau kegiatan yang merupakan inti pemasaran

yang digunakan oleh perusahaan untuk mencapai pasar sasarannya, yaitu

komponen produk, komponen harga, komponen distribusi, dan komponen

promosi.

Bauran pemasaran adalah kumpulan alat pemasaran taktis terkendali yang

dipadukan perusahaan untuk menghasilkan respons yang diinginkannya dalam pasar

sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Bauran pemasaran menurut Assauri (2010),

adalah strategi yang dijalankan perusahaan, yang berkaitan dengan penentuan

bagaimana perusahaan menyajikan penawaran produk pada segmen pasar tertentu,

yang merupakan pasar sasarannya.

a) Product berarti kombinasi barang dan jasa yang ditawarkan perusahaan kepada pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008). Menurut Tjiptono

(2008), produk merupakan kombinasi yang dapat ditawarkan

produsen untuk diperhatikan, diminta, dicari, dibeli, digunakan atau

dikonsumsi pasar sebagai pemenuhan kebutuhan atau keinginan

pasar yang bersangkutan. Assauri (2010), mengklasifikasikan produk

ke dalam tiga tingkatan, yaitu:

Produk Inti (Core Product), yang merupakan inti atau dasar yang sesungguhnya dari produk yang ingin diperoleh oleh seorang

konsumen dari produk tersebut.

Produk Formal (Formal Product), yang merupakan bentuk, model, kualitas, merek dan kemasan yang menyertai produk tersebut.

Produk Tambahan (Augemented Product), yang merupakan tambahan produk formal dengan berbagai jasa yang menyertainya,

seperti pemasangan (instalasi), pelayanan, pemeliharaan dan

pengangkutan secara cuma-cuma.

b) Price adalah jumlah uang yang harus dibayarkan pelanggan untuk memperoleh produk (Kotler dan Armstrong, 2008). Kotler dan

Armstrong dalam Tjiptono (2008), menyebutkan bahwa ada dua

(22)

Faktor internal perusahaan yang terdiri dari: (1) Tujuan pemasaran

perusahaan, (2) Strategi bauran pemasaran, (3) Biaya, (4)

Organisasi.

Faktor eksternal perusahaan yang terdiri dari: (1) Sifat pasar dan

permintaan, (2) Persaingan, (3) Unsur lingkungan eksternal lain

seperti kondisi ekonomi, kebijakan pemerintah dan aspek sosial.

c) Promotion berarti aktifitas yang menyampaikan manfaat produk yang membujuk pelanggan membelinya (Kotler dan Armstrong, 2008).

Menurut Tjiptono (2008), bentuk promosi dapat dibedakan

berdasarkan tugas-tugas khususnya, beberapa tugas tersebut sering

disebut bauran promosi (promotion mix, promotion blend, communication mix) adalah:

Personal selling adalah komunikasi langsung (tatap muka) antara penjual dan calon pelanggan untuk memperkenalkan suatu produk

kepada calon pelanggan dan membentukpemahaman pelanggan

terhadap produk sehingga mereka kemudian akan mencoba dan

membelinya.

Mass selling merupakan pendekatan yang menggunakan media komunikasi untuk menyampaikan informasi khalayak ramai dalam

satu waktu.

Promosi penjualan adalah bentuk persuasi langsung melalui

penggunaan berbagai insentif yang dapat di atur untuk

merangsang pembelian produk dengan segera dan/atau

meningkatkan jumlah barang yang dibeli pelanggan.

Public relation (hubungan masyarakat) merupakan upaya komunikasi menyeluruh dari suatu perusahaan untuk

mempengaruhi persepsi, opini, keyakinan, dan sikap berbagai

kelompok terhadap perusahaan tersebut.

Direct marketing adalah sistem pemasaran yang bersifat interaktif, yang memanfaatkan satu atau beberapa media iklan untuk

menimbulkan respon yang terukur dan atau transaksi di sembarang

(23)

d) Distribution/Place adalah kegiatan perusahaan yang membuat produk tersedia bagi pelanggan sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008).

Pendistribusian dapat diartikan sebagai kegiatan pemasaran yang

berusaha memperlancar dan mempermudah penyampaian barang

dan jasa dari produsen kepada konsumen, sehingga penggunaannya

sesuai dengan yang diperlukan (jenis, jumlah, harga, tempat dan saat

dibutuhkan) (Tjiptono, 2008).

2.4. Pemasaran Jasa

Kotler (2002) mengemukakan jasa merupakan suatu tindakan atau

perbuatan yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain yang pada

dasarnya bersifat tidak berwujud fisik dan tidak menghasilkan kepemilikan

sesuatu. Jasa memiliki empat karakteristik utama yang membedakan dengan

barang, yaitu :

1. Intangibility, artinya jasa tidak dapat dilihat, dirasa, didengar, dan diraba sebelum dibeli dan dikonsumsi.

2. Inseparability, artinya jasa umumnya dijual terlebih dulu kemudian diproduksi dan dikonsumsi secara bersamaan.

3. Variability, artinya jasa bersifat sangat variatif karena merupakan non-standardized output, artinya banyak variasi bentuk, kualitas, dan jenis.

4. Perishability, artinya jasa merupakan komoditas tidak tahan lama dan tidak dapat disimpan.

Menurut Lovelock and Wright (2007), jasa adalah tindakan atau kinerja

yang ditawarkan suatu pihak kepada pihak lainnya, walaupun prosesnya mungkin

terkait dengan produk fisik, kinerjanya pada dasarnya tidak nyata dan biasanya

tidak menghasilkan kepemilikan atas faktor-faktor produksi. Adapun perbedaan

dasar ab\ntara barang dan jasa ialah sebagai berikut :

1. Pelanggan tidak memperoleh kepemilikan atas jasa,

2. Produk jasa bersifat tidak terwujud,

3. Pelanggan lebih terlibat dalam proses produksi,

4. Orang lain dapat menjadi bagian dari produk,

5. Adanya keragaman yang lebih besar dalam input dan output operasional,

(24)

7. Umumnya tidak mempunyai persediaan,

8. Faktor waktu lebih relatif penting,

9. Sistem pemberian dapat menggunakan saluran fisik maupun elektronik.

Industri jasa saat ini merupakan sektor ekonomi yang sangat besar dan

tumbuh dengan pesat. Pertumbuhan tersebut selain karena pertumbuhan jenis jasa

yang sudah ada sebelumnya, juga disebabkan oleh munculnya jenis jasa baru,

sebagai akibat dari tuntutan dan perkembangan teknologi. Dipandang dari konteks

globalisasi, pesatnya pertumbuhan bisnis jasa antar negara ditandai dengan

meningkatnya intensitas pemasaran lintas negara serta terjadinya aliansi berbagai

penyedia jasa di dunia.

Perkembangan tersebut pada akhirnya mampu memberikan tekanan yang

kuat terhadap perombakan regulasi, khususnya pengenduran proteksi dan

pemanfaatan teknologi baru yang secara langsung akan berdampak pada

menguatnya kompetisi dalam industri (Lovelock, 2007). Kondisi ini secara

langsung menghadapkan para pelaku bisnis pada permasalahan persaingan usaha

yang semakin tinggi. Mereka dituntut untuk mampu mengidentifikasikan bentuk

persaingan yang akan dihadapi, menetapkan berbagai standar kinerjanya serta

mengenali secara baik para pesaingnya.

2.5. Segmentation, Targeting, and Positioning

Menurut David (2009), kekuatan dan kelemahan internal merupakan

aktivitas terkontrol suatu organisasi yang mampu dijalankan dengan sangat baik

atau buruk. Mereka muncul dalam manajemen, pemasaran, keuangan atau

akuntansi, produksi atau operasi, penelitian dan pengembangan dan aktifitas

sistem informasi manajemen suatu bisnis. Mengidentifikasi serta mengevaluasi

kekuatan dan kelemahan organisasional dalam wilayah-wilayah fungsional suatu

bisnis merupakan sebuah aktivitas manajemen strategis yang esensial.

1. Segmentation

Segmentation adalah membagi pasar menjadi kelompok-kelompok kecil dengan kebutuhan, karakteristik atau perilaku yang berbeda yang mungkin memerlukan

produk atau bauran pemasaran tersendiri (Kotler dan Armstrong, 2008).

Sedangkan Tjiptono (2008), menyebutkan bahwa segmentasi pasar adalah proses

(25)

dalam beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung bersifat

homogen dalam segala aspek.

Kotler dan Armstrong (2008), mengklasifikasikan segmentasi pasar berdasarkan

empat variabel berikut:

a. Segmentasi Geografis adalah pembagian pasar menjadi unit geografis yang

berbeda seperti negara, negara bagian, wilayah, kabupaten, kota dan lingkungan sekitar.

b. Segmentasi Demografis adalah pembagian pasar menjadi kelompok berdasarkan

variabel seperti usia, jenis kelamin, ukuran keluarga, siklus hidup keluarga, pendapatan,

pekerjaan, pendidikan, agama, ras, generasi dan kebanggan.

c. Segmentasi Psikografis adalah pembagian pasar menjadi kelompok berbeda

berdasarkan kelas sosial, gaya hidup atau karakteristik kepribadian.

d. Segmentasi Perilaku adalah pembagian pasar menjadi kelompok berdasarkan

pengetahuan, sikap, penggunaan atau respons konsumen terhadap sebuah produk.

2. Targeting

Targeting adalah proses mengevaluasi daya tarik masing-masing segmen pasar dan memilih satu atau lebih segmen untuk dimasuki (Kotler dan Armstrong, 2008). Pada

umumnya, penetapan target pasar bisa dilaksanakan pada beberapa tingkat yang

berbeda, seperti yang dijelaskan di bawah ini:

Pemasararan massal atau tanpa diferensiasi merupakan bentuk strategi cakupan

pasar dimana perusahaan memutuskan untuk mengabaikan perbedaan segmen pasar

dan mengejar keseluruhan pasar dengan satu tawaran.

Pemasaran tersegmentasi atau terdiferensiasi merupakan strategi cakupan

pasar dimana perusahaan memutuskan untuk menargetkan beberapa segmen pasar

dan merancang penawaran terpisah bagi masing-masing segmen.

Pemasaran terkonsentrasi atau ceruk merupakan strategi cakupan pasar dimana

perusahaan mengejar pangsa besar salah satu atau beberapa segmen atau ceruk (niche).

Pemasaran mikro merupakan praktek penghantaran produk dan program

pemasaran khusus untuk kebutuhan dan keinginanindividual tertentu dan kelompok

pelanggan setempat, termasuk pemasaran lokal dan pemasaran individual.

3. Positioning

Positioning adalah pengaturan produk untuk menduduki tempat yang jelas, berbeda dan diinginkan dibandingkan produk pesaing dalam pikiran konsumen

(26)

mendefenisikan positioning sebagai upaya identifikasi, pengembangan dan

komunikasi keunggulan yang bersifat khas dan unik sedemikian rupa sehingga

produk dan jasa perusahaan dipersepsikan lebih superior dan khusus (disctinctive)

dibandingkan produk dan jasa para pesaing dalam benak pasar sasaran.

2.6. Bank

Jenis atau bentuk bank bermacam-macam, tergantung pada cara

penggolongannya. Dendawijaya (2001) mengemukakan beberapa jenis bank dan

penggolongannya. Berikut ini adalah penggolongan berdasarkan hal-hal sebagai

berikut :

1. Formalitas berdasarkan undang-undang.

Berdasarkan Pasal 5 undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan UU No. 7 tahun 1992 tentang perbankan, terdapat dua jenis

bank, diantaranya adalah bank umum dan bank perkreditan rakyat. Dengan

catatan bahwa bank umum dapat mengkhususkan diri untuk melaksanakan

kegiatan tertentu atau memberikan perhatian lebih besar kepada kegiatan

tertentu.

2. Kepemilikannya.

a. Bank milik Negara ( Badan Usaha Milik Negara atau BUMN)

b. Bank milik pemerintah daerah ( Badan Usaha Milik Daerah atau

BUMD)

c. Bank swasta nasional

d. Bank swasta campuran ( nasional dan asing)

e. Bank milik asing ( cabang atau perwakilan)

3. Penekanan kegiatan usahanya.

a. Bank retail (retail banks)

b. Bank korporasi (corporate banks)

c. Bank komersil (commercial banks)

d. Bank pedesaan (rural banks)

e. Bank pembangunan (development banks)

(27)

a. Bank konvensional

b. Bank berdasarkan prinsip syariah

2.7. Tabungan

Menurut Pasal 1 Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998 tentang

Perbankan, Tabungan merupakan simpanan masyarakat yang penarikannya dapat

dilakukan oleh si penabung sewaktu-waktu pada saat dikehendaki dan menurut

syarat-syarat tertentu yang telah ditetapkan oleh bank penyelenggara.

Penarikannya tidak dapat ditarik dengan cek, bilyet giro dan atau alat lainnya

yang dipersamakan dengan itu. Syarat-syarat yang dimaksud antara lain adalah:

1. Penarikan hanya dapat dilakukan dengan mendatangi kantor bank

atau alat yang disediakan untuk keperluan tersebut dan tidak dapat

dilakukan dengan menggunakan cek, bilyet giro dan surat perintah

pembayaran lainnya yang sejenis.

2. Penarikan tidak boleh melebihi jumlah tertentu sehingga

menyebabkan saldo tabungan lebih kecil dari saldo minimum,

kecuali penabung tidak akan melanjutkan tabungannya.

Selanjutnya ketentuan-ketentuan lainnya yang berlaku bagi bank-bank di

dalam negeri antara lain adalah:

Tabungan yang dijamin oleh Bank Indonesia pada saat sekarang

terbatas pada tabungan jenis Tabanas dan Taska.

Dalam brosur mengenai penyelenggaraan tabungan yang

dikeluarkan oleh masing-masing bank, disarankan untuk

dicantumkannya secara jelas ketentuan-ketentuan tentang

masing-masing tabungan yang diselenggarakannya, termasuk Tabanas dan

Taska.

2.7.1 Tabungan MEGA Perdana

Tabungan Mega Perdana merupakan tabungan Tabungan untuk nasabah

dibawah umur 23 tahun dengan desain karakter di buku tabungan dan

ATM. Setiap pembukaan rekening nasabah berkah memperoleh hadiah

berupa tas selempang Trans Studio atau potongan harga 50% tiket masuk

Trans Studio. 4

(28)

2.8. Analisis SWOT

Menurut Umar (2008), menyatakan bahwa matriks SWOT merupakan

matching tools yang penting untuk membantu para manajer mengembangkan empat tipe strategi bagi perusahaan, yaitu:

1. Strategi SO (Strengths-Opportunities)

Strategi ini menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk meraih

peluang-peluang yang ada di luar perusahaan. Pada umunnya,

perusahaan melaksanakan strategi WO, ST atau WT untuk menerapkan

strategi SO. Oleh karena itu, jika perusahaan memiliki banyak

kelemahan, mau tidak mau perusahaan harus mengatasi kelemahan

tersebut agar menjadi kuat. Sedangkan, jika perusahaan menghadapi

banyak ancaman, perusahaan harus berusaha menghindarinya dan

berusaha berkonsentrasi pada peluang-peluang yang ada.

2. Strategi WO (Weakness-Opportunities)

Strategi ini bertujuan untuk memperkecil kelemahan-kelemahan

internal perusahaan dengan memanfaatkan peluang-peluang eksternal.

Kadang kala perusahaan menghadapi kesulitan untuk memanfaatkan

berbagai peluang karena adanya berbagai kelemahan internal.

3. Strategi ST (Strengths-Threats)

Melalui strategi ini, perusahaan berusaha untuk menghindari atau

mengurangi dampak dari berbagai ancaman eksternal. Hal ini bukan

berarti perusahaan yang tangguh harus selalu mendapatkan ancaman.

4. Strategi WT (Weakness-Threats)

Strategi ini merupakan taktik untuk bertahan dengan cara mengurangi

kelemahan internal serta menghindari ancaman. Suatu perusahaan yang

dihadapkan pada sejumlah kelemahan internal dan ancaman eksternal

sesungguhnya berada dalam posisi yang berbahaya. perusahaan harus

berjuang untuk tetap dapat bertahan dengan melakukan strategi-strategi

seperti merger, declared bankruptcy, retrench, atau liquidation.

2.9. Matriks Internal Factor Evaluation dan Eksternal Factor Evaluation (IFE dan EFE)

(29)

Perumusan strategi yang dilaukan perusahaan dapat menggunakan matrik

IFE (Internal Evaluation Factor) dan EFE (Eksternal Evaluation Factor).Matriks

IFE digunakan untuk mengetahui faktor-faktor strategi internal perusahaan yang

berkaitan dengan kekuaatn dan kelemahan yang dianggap penting. Sedangkan

matrik EFE digunakan untuk mengevaluasi factor eksternal perusahaan terkait

dengan informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, politik, hukum,

pemerintahan, teknologi dan persaingan dalam industry guna mengidentifikasi

peluang dan ancaman perusahaan.

Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) merupakan alat perumusan

strategi yang meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan kelemahan utama dalam

berbagai bidang fungsional dalam suatu usaha.Matriks ini juga memberikan dasar

untuk mengenali dan mengevaluasi hubungan antara bidang-bidang ini.Sedangkan

Matriks EFE (External Factor Evaluation) membuat perencanaan strategi dapat

meringkas dan mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi,

lingkungan, politik, pemerintah, hukum, teknologi dan persaingan (David, 2009).

2.10. Matriks IE

Matriks IE adalah gabungan dari matriks IFE dan EFE. Menurut David

(2009), matriks IE merupakan matriks yang meringkas hasil evalusi faktor

internal dan eksternal yang menempatkan perusahaan pada salah satu kondisi dari

sembilan sel, dimana tiap-tiap sel merupakan kondisi atau langkah yang harus

ditempuh perusahaan. Tujuan penggunaan matriks ini untuk memperoleh strategi

bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE memiiki tiga implikasi

strategi yang berbeda yaitu:

Perusahaan yang berada pada sel I, II atau IV dapat digambarkan sebagai

Grow dan Built. Srategi-strategi yang cocok bagi perusahaan adaah strategi

intensif yaitu market penetration, market development dan product development

atau strategi terintegrasi yaitu backward integration, forward integration dan

(30)

Perusahaan yang berada pada sel-sel III, V dan VII paling baik dikendalikan

dengan strategi Hold dan Maintain.Strategi-strategi yang umum dipakai yaitu

strategi market penetration dan product penetration.

Perusahaan yang berada pada sel VI, VIII dan IX dapat menggunakan strategi

harvest atau divestiture.

2.11. Metode AHP

Proses hirarki analitik dikembangkan oleh Thomas L Saaty pada tahun 1991.

AHP membantu dalam menentukan prioritas dari beberapa kriteria dengan

melakukan analisa perbandingan berpasangan dari masing masing kriteria.Ketika

dilakukan pengambilan keputusan dalam rancangan strategi sangatlah penting

untuk mengevaluasi setiap kemungkinan alternatif dengan baik.

Dalam beberapa situasi pengambilan keputusan strategi promosi seringkali

dihadapkan dengan situasi dimana banyaknya faktor menjadi suatu kendala. Hal

ini membuat keputusan tersebut sulit untuk diambil danmeningkatkan kebutuhan

dilakukan pendekatan tertentu, yangmemungkinkan pengambil keputusan untuk

memecahkan proses evaluasi tersebut dalam tingkatan faktor – faktor yang

berbeda tetapi masih saling terkait.

Metode AHP adalah kerangka kerja yang komprehensif, logis

danterstruktur. Metode ini memungkinkan dilakukanya pemahaman

akankeputusan yang kompleks dengan melakukan dekomposisi dari suatu

masalah. Cara kerja AHP sangatlah sederhana, metode ini dimulai dengan

menyatukansemua keputusan yang relevan dan kemudian dilakukan proses

pembobotanuntuk memudahkan pengambil keputusan melihat tingkat kepentingan

dari masing masing kriteria objektif. Prosedur ini mengenalkan dan

menyatukanpengetahuanjuga keahlian para pasrtisipan dalam pengambilan

keputusan denganmemanfaatkan penilaian subjektif.Tiga prinsip dasar dalam

metode AHP ini,adalah pendekomposisian masalah dari pengambilan keputusan,

penilaiankomparatif dari setiap unsur dan pensintesisan dari masing masing

(31)

2.12. Penelitian Terdahulu

Studi penelitian terdahulu merupakan studi yang pernah dilakukan

sebelumnya. Studi penilaian terdahulu ini membantu dalam memberikan

gambaran kepada calon peneliti yang ingin melakukan penelitian sejenis dan

diharapkan dapat memberikan gambaran tentang alternative strategi pemasaran

terhadap penelitian yang akan dilakukan sesuai dengan kondisi internal dan

eksternal perusahaan.

Fitriyanty (2009) melakukan penelitian dengan skripsi yang berjudul

“Analisis Strategi Bauran Pemasaran Produk Giro di PT Bank OCBC NISP, Tbk

Cabang Pajajaran Bogor”. Pada penelitiannya, penulis menggunakan beberapa

alat analisis yang mendukung, yaitu matriks IFE, matriks EFE, tahap pencocokan

dengan matriks SWOT dan tahap keputusan dengan AHP. Setelah mengetahui

kondisi internal dan eksternal perusahaan maka didapatkan hasil matriks IFE

dengan skor 2,845dan matriks EFE dengan total skor 2,770. Mengacu pda matriks

IFE dan EFE maka disusunlah matriks IE untuk menentukan posisi perusahaan

saat ini berada di kuadran IV (grow and build). Berdasarkan analisis SWOT dan

AHP didapatkan 8 strategi.

Syafitri (2010) menyajikan skripsi dengan judul “Strategi Pemasaran PT.

BPRS Al Salaam Amal Salman Cabang Warung Jambu”.Penulis menggunakan

alat analisis matriks IFE, matriks EFE, matriks IE, matriks SWOT dan QSPM.

Matriks IFE menghasilkan skor 2,92. Hal ini menunjukkan bahwa posisi internal

perusahaan berada di atas nilai rata-rata 2,5, sedangkan matriks EFE menunjukkan

nilai 2,76 yang menempatkan perusahaan diatas nilai rata-rata 2,5. Berdasarkan

analisis matriks IE, posisi PT. BPRS Al Salaam Amal Salman Cabang Warung

Jambu berada pada kuadran V yang berarti posisi pertahankan dan pelihara (hold

and maintain). QSPM menghasilkan prioritas alternatif berupa strategi penetrasi pasar, yaitu meningkatkan kegiatan promosi.

Kurniawati (2013) menyajikan jurnal dengan judul “Analisis Strategi Pemasaran yang Efektif untuk Meningkatkan Jumlah Nasabah Tabungan Taharah

pada BPRS PNM BINAMA Kantor Kas Tembalang ”. Pada jurnal dipaparkan

(32)

menggunakan prinsip-prinsip pemasaran diantaranya adalah teknik, bauran

pemasaran dan value. Untuk lebih meningkatkan strategi pemasaran selain

menggunakan prinsip-prinsip pemasaran diatas sebaiknya dalam memasarkan

produk-produk yang ada di BPRS PNM Binama sebaiknya tidak hanya

menggunakan brosur saja, tetapi bisa dengan membuat baleho-baleho, memasang

info tentang BPRS PNM Binama di surat kabar dan lainnya, dalam undian yang

ada di produk tabungan taharah sebaiknya hadiahnya lebih ditingkatkan guna

menarik para nasabah yang lainnya dan meningkatkan kualitas pelayanan kepada

(33)

III. METODE PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian

PT. Bank Mega, Tbk atau Bank Mega adalah perusahaan yang bergerak di

bidang lembaga perbankan, dimana dalam menjalankan aktivitas usahanya serta

untuk mengatasi persaingan yang semakin ketat maka perusahaan perlu

menerapkan strategi pemasaran untuk menjalankan kegiatan pemasarannya.

Tabungan Mega Perdana adalah salah satu produk tabungan yang dijual di

Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Permasalahan mendasar saat ini adalah belum

efektifnya strategi pemasaran yang diterapkan sehingga target penjualan produk

Tabungan Mega Perdana belum tercapai. Hal pertama yang harus dilakukan sebelum merumuskan atau menyusun formulasi strategi yaitu mengetahui visi, misi dan tujuan

dari perusahaan yang akan diteliti. Kemudian dilakukan analisis lingkungan internal

dan eksternal agar strategi yang akan diterapkan tepat bagi Bank Mega cabang

Djuanda Bogor dalam mencapai tujuannya.

Dalam rangka menyusun strategi pemasaran yang tepat, maka

dilakukan analisis lingkungan internal dan eksternal terhadap tabungan Mega

Perdana pada PT Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Lingkungan internal terdiri

atas Segmentation, Targetting dan Positioning (STP) dan bauran pemasaran

(produk, tempat dan waktu, proses, produktivitas dan kualitas, orang, promosi dan

edukasi, bukti fisik serta harga dan biaya jasa lainnya). Lingkungan eksternal

terdiri atas lingkungan mikro (perusahaan, pelanggan, pesaing dan masyarakat)

dan lingkungan makro (demografis, ekonomi, alam, teknologi, politik, dan

budaya). Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) digunakan untuk mengetahui

faktor-faktor kekuatan dan kelemahan, sedangkan matriks External Factor

Evaluation (EFE) digunakan untuk mengetahui faktor-faktor peluang dan ancaman.

Setelah mengetahui faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan

ancaman dari hasil matriks IFE dan EFE, hal yang dilakukan selanjutnya adalah

mengetahui secara jelas peluang dan ancaman yang dihadapi disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimiliki dengan menggunakan matriks Strenghts

(34)

matriks SWOT, tahap selanjutnya adalah menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP) untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan pada Tabungan Mega Perdana. Penggunaan alat analisis AHP adalah

dikarenakan cara kerja AHP yang sederhana, dimana metode dimulai dengan

menyatukan pengetahuan juga keahlian partisipan dalam pengambilan keputusan

dengan memanfaatkan penilaian subjektif.

Strategi pemasaran merupakan kombinasi dari empat variabel atau

kegiatan yang merupakan inti dari sistem pemasaran yang terdiri dari: produk

tabungan, suku bunga, promosi serta lokasi yang digunakan oleh perusahaan

dengan tujuan untuk mempengaruhi tanggapan nasabah untuk menabung pada

Bank Mega. Dimana aspek produk berkaitan dengan segala produk-produk

tabungan yang ditawarkan oleh perusahaan, harga atau suku bunga merupakan

reference bagi bank untuk menetapkan besar tingkat suku bunga. Aspek promosi

dilakukan untuk memperkenal produk-produk yang ditawarkan oleh bank. Lokasi

menyangkut kemudahan bagi nasabah untuk melakukan transaksi diBank Mega.

Strategi pemasaran salah satu komponen yang penting dari strategi promosi suatu

perusahaan. Promosi mengarahkan seseorang untuk mengenal produk yang

ditawarkan, lalu memahaminya, berubah sikap, menyukai, yakin dan membeli

yang akhirnya dapat meningkatkan penjualan. Pemasaran yang dilakukan

perusahaan, diharapkan akan menarik perhatian konsumen yang kemudian

mempengaruhinya untuk membeli produk yang ditawarkan.

Tahap pertama yang dilakukan dalam penelitian ini adalah mempelajari

visidanmisi perusahaan. Visi dari PT Bank Mega. Tbk adalah; Menjadi

Kebanggaan Bangsa. Visi PT Bank Mega dapat diartikan sebagai bank swasta nasional yang dapat diandalkan dan dipercaya oleh seluruh bangsa Indonesia.

Keseluruhan modalnya dimiliki oleh bangsa Indonesia, dan bank ini dapat

bertahan sejak tahun 1969. Untuk mencapai visi dari perusahaan, di perlukan

sebuah misi. Misi dari PT Bank Mega adalah: Menciptakan hubungan yang

berkesinambungan dengan nasabah melalui pelayanan jasa keuangan dan

kemampuan kinerja organisasi terbaik untuk meningkatkan nilai bagi pemegang

saham. Berdasarkan visi dan misi PT Bank Mega ini dapat diketahui tujuan awal

(35)

mengidentifikasi strategi awal yang diterapkan perusahaan. Strategi awal yang

diterapkan oleh perusahaan tentunya harus sesuai dengan tujuan yang akan

dicapai perusahaan. Strategi awal yang diterapkan perusahaan juga termasuk

strategi bauran pemasaran yang terdiri dari produk, tempat dan waktu, proses,

orang, produktivitas dan kualitas, promosi dan edukasi, bukti fisik, dan harga.

Setelah itu melakukan analisis lingkungan perusahaan yang dapat

mempengaruhi keputusan perusahaan tersebut. Analisis lingkungan ini terbagi

dalam analisis lingkungan eksternal perusahan dan analisis lingkungan internal

perusahaan. Analisis lingkungan eksternal perusahaan bertujuan untuk

mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi peluang dan ancaman bagi

perusahaan. Analisis ini disajikan dalam matriks IFE. Setelah itu kedua matriks

tersebut akan saling terintegrasi membentuk matriks IE (Internal-External).

Tujuan dari matriks IE ini adalah untuk memperoleh strategi bisnis yang

lebih rinci dan terarah sehingga pada tahap ini, perusahaan diharapkan dapat

menentukan bisnis apa yang perlu dikembangkan, bisnis apa yang perlu

dipertahankan serta bisnis apa yang sebaiknya dilepaskan oleh perusahaan. Selain

itu, matriks IE ini membantu analisis menuju tahapan berikutnya, yaitu analisis

SWOT. Melalui analisis SWOT ini, akan mengetahui faktor-faktor yang menjadi

kekuatan, kelemahan, peluang maupun ancaman yang dihadapi oleh perusahaan.

Hasil akhir dari analisis SWOT ini adalah alternatif strategi pemasaran yang dapat

diterapkan oleh perusahaan untuk memaksimalkan bauran pemasaran usahanya.

Setelah mencocokan matriks IE dan SWOT, maka tahap selanjutnya

adalah tahap pengambilan keputusan dengan Metode Analytical Hierarchy

Process (AHP) untuk menentukan strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan oleh Bank Mega dalam melakukan startegi pemasaran terhadap produk Tabungan

MEGA Perdana. Gambaran umum mengenai kerangka pemikiran penelitian dapat

(36)

Gambar 4. Kerangka pemikiran penelitian

3.2. Penentuan Lokasi dan Waktu Penelitian

Pengambilan data dalam penelitian ini dilakukan di PT Bank Mega Tbk.,

CabangBogor Djuanda yang beralamat di Jalan Djuanda No. 38 - 40 Bogor.

Pemilihan lokasi yang dilakukan dengan cara sengaja (purposive), dengan

pertimbangan karena Bank Mega merupakan salah satu bank lokal yang cukup

dikenal oleh masyarakat dengan posisi saat ini sebagai bank terbaik urutan 14

tahun 2013 berdasarkan majalah Investor. Pengambilan data penelitian

dilaksanakan dari bulan Juli sampai Desember 2013.

Bauran pemasaran yang telah diterapkan diBank Mega

Analisis bauran pemasaran

Price

Product Promotion Place People Productivity

& Quality Process

Analisis Lingkungan Eksternal

Rekomendasi

Pengambilan Keputusan dengan Metode AHP CocokanMatriks IE & SWOT

Input MatriksIFE&EFE Analisis Lingkungan Internal

Analisis Lingkungan Bank Mega

Physical Evidence

(37)

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang dihasilkan daripenelitian ini berupa data kualitatif dan data

kuantitatif, yang didapatkan dari perusahaan (internal), maupun luar perusahaan

(eksternal). Data kualitatif berupa jumlah nasabah.Data kualitatif berupa

gambaran umum perusahaan. Data yang didapatkan ini berbentuk data primer atau

data sekunder. Data primer dikumpulkan melalui wawancara dengan pihak terkait

melalui kuisioner. Sedangkan data sekunder sebagai data pelengkap berbentuk

tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya. Daftar pertanyaan wawancara

dapat dilihat pada Lampiran 1 dan kuisioner penentuan bobot, peringkat serta

AHP disajikan pada Lampiran 2.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

sekunder yang didapatkan dari perusahaan (internal), maupun luar perusahaan

(eksternal).

1. Data Primer

Data primer merupakan data atau informasi yang dikumpulkan

untuk tujuan tertentu yang sedang dihadapi. Data ini diperoleh dari sumber

pertama melalui prosedur dan teknik pengambilan data yang dapat berupa

wawancara (interview), observasi, maupun penggunaan instrumen

pengukuran yang khusus dirancang sesuai tujuannya.

Data primer diperoleh melalui wawancara langsung secara

purposive dengan Branch Business Manager, Team Leader Marketing ,

Funding Officer serta observasi langsung dengan menyebar kuisioner.

Sampel yang digunakan pada penelitian ini bersifat non probability

sampling, yaitu pengambilan sampel secara tidak acak melalui teknik purposive sampling yaitu penarikan sampel yang dilakukan berdasarkan

tujuan tertentu dari peneliti. Pihak yang menjadi tujuan peneliti adalah

Branch Business Manager, Team Leader Funding dan 2 orang Funding Officer. Pemilihan responden dilakukan dengan alasan pengalaman dari responden tersebut yang sudah lebih dari lima tahun bekerja di Bank Mega

cabang Djuanda Bogor serta dianggap mewakili karena berada pada posisi

penentu kebijakan strategi perusahaan dan berhubungan langsung dengan

(38)

Dalam hubunganya dengan analisis SWOT dan AHP, dimana

prosedur penelitian adalah mengenalkan dan menyatukan pengetahuan

juga keahlian parapartisipan dalam pengambilan keputusan dengan

memanfaatkan penilaian subjektif maka pengumpulan data pada penelitian

ini dilakukan dengan beberapa cara sebagai berikut:

a. Wawancara langsung dan pengisian kuisioner oleh Branch Business

Manager, Team Leader Funding dan Funding Officer pada Bank Mega cabang Djuanda Bogor. Ketiga pihak yang disebutkan dijadikan sebagai

responden dikarenakan ketiga pihak tersebut adalah dianggap sebagai

ahli dari penjualan produk di Bank Mega cabang Djuanda Bogor.

Melalui wawancara diajukan pertanyaan tentang gambaran umum

perusahaan, visi dan misi, tujuan promosi, serta pelaksanaan promosi

terhadap produk Tabungan Mega Perdana.

b. Literatur atau data terkait yang dimilikiperusahaan

c. Media internet melaluiberbagaisumber yang berkaitandengan topik penelitian.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan kumpulan data yang berisikan informasi

yang telah ada dan sebelumnya telah dikumpulkan untuk tujuan yang lain.

Data ini biasanya berupa data dokumentasi, arsip-arsip, studi pustaka,

buku-buku, artikel dari media cetak maupun internet, dan lain sebagainya.

Pencarian data sekunder ini bertujuan untuk mendapatkan informasi dan

teori-teori yang berhubungan dan mendukung permasalahan yang dibahas,

sehingga peneliti dapat memahami permasalahan secara lebih mendalam.

Data sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi pustaka,

buku-buku, internet, skripsi-skripsi terdahulu yang berada diperpustakaan IPB.

3.4. Metode Pengolahan dan Analisis Data 3.4.1. Matriks IFE

Menurut David (2009), matriks IFE (Tabel 3) digunakan untuk

meringkas dan mengevaluasi kekuatan maupun kelemahan utama

(39)

mengidentifikasi dan mengevaluasi hubungan antara area-area

tersebut.

Tabel 3. Matriks IFE

Faktor-faktor Internal

Utama Bobot Peringkat Skor Bobot

A. Kekuatan

para penyusun strategi untuk meringkas dan mengevaluasi informasi

lingkungan mikro dan makro.

Tabel 4. Matriks EFE

Faktor-faktor Eksternal

Utama Bobot Peringkat Skor Bobot

A. Peluang

Matriks IE adalah gabungan dari matriks IFE dan EFE. Menurut

David (2009), matriks IE merupakan matriks yang meringkas hasil

evalusi faktor internal dan eksternal yang menempatkan perusahaan

pada salah satu kondisi dari sembilan sel, dimana tiap-tiap sel

merupakan kondisi atau langkah yang harus ditempuh perusahaan.

(40)

bisnis di tingkat korporat yang lebih detail. Matriks IE memiiki tiga

implikasi strategi yang berbeda yaitu :

1. Perusahaan yang berada pada sel I, II atau IV dapat digambarkan

sebagai Grow dan Built. Strategi-strategi yang cocok bagi

perusahaan adaah strategi intensif yaitu market penetration, market

development dan product development. Atau strategi terintegrasi

yaitu backward integration, forward integration dan horizontal

integration.

2. Perusahaan yang berada pada sel-sel III, V dan VII paling baik

dikendalikan dengan strategi Hold dan Maintain. Strategi-strategi

yang umum dipakai yaitu strategi market penetration dan product

penetration.

3. Perusahaan yang berada pada sel VI, VIII dan IX dapat

menggunakan strategi harvest atau divestiture.

3.4.4. SWOT

Menurut Rangkuti (1997), matriks SWOT adalah alat yang

dipakai untuk menyusun faktor-faktor strategis perusahaan. Matriks ini

dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman

eksternal yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan

kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya. Bentuk matriks SWOT

dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Matriks SWOT

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang

Strategi WO

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan

Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman

Strategi WT

Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman

(41)

Menurut Rangkuti (1997), matriks SWOT dapat menghasilkan

empat set kemungkinan alternatif strategis, yaitu:

1. Strategi StrenghtsOpportunities (SO)

Strategi ini dibuat berdasarkan jalan pikiran perusahaan, yaitu

dengan memanfaatkan seluruh kekuatan untuk merebut dan

memanfaatkan peluang sebesar-besarnya.

2. Strategi Weaknesses Opportunities (WO)

Strategi ini diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada

dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada.

3. Strategi StrenghtsThreats (ST)

Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki

perusahaan untuk mengatasi ancaman.

4. Strategi WeaknessesThreats (WT)

Strategi ini didasarkan pada kegiatan yang bersifat difensif dan

berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari

ancaman.

3.7. MetodeAHP (Analytical Hierary Process)

Menurut Saaty (2001) Analytical Hierarchy Process (AHP) merupakan

suatu model luwes yang memberikan kesempatan bagi perorangan atau

kelompok untuk membangun gagasan-gagasan dan mendefinisikan

persoalan dengan cara membuat asumsi mereka masing-masing dan

memperoleh pemecahan yang diinginkan darinya. Beberapa keuntungan

yang bisa diperoleh dengan menggunakan metode AHP antara lain:

1. Kesatuan

AHP memberi satu model tunggal yang mudah dimengerti, luwes untuk

aneka ragam persoalan yang tidak berstruktur.

2. Kompleksitas

AHP memadukan ancangan deduktif dan ancangan berdasarkan sistem

dalam memecahkan persoalan kompleks.

(42)

AHP dapat menangani saling ketergantungan elemen-elemen dalam sustu

sistem dan tak memaksakan pemikiran linear.

4. Penyusunan Hierarki

AHP mencerminkan kecenderungan alami pikiran untuk memilah-milah

elemen-elemen suatu sistem dalam berbagai tingkat berlainan dan

mengelompokkan unsur yang serupa dalam setiap tingkat.

5. Pengukuran

AHP memberi suatu skala untuk mengukur hal-hal dan tanwujud suatu

metode untuk menetapkan prioritas.

6. Konsistensi

AHP melacak konsistensi logis dari pertimbangan-pertimbangan yang

digunakan dalam menetapkan berbagai prioritas.

7. Sintesis

AHP menuntun ke suatu taksiran menyeluruh tentang kebaikan setiap

alternatif.

8. Tawar Menawar

AHP mempertimbangkan prioritas-prioritas relatif dari berbagai faktor

sistem dan memungkinkan orang memilih alternatif terbaik berdasarkan

tujuan-tujuan mereka.

9. Penilaian dan Konsensus

AHP tak memaksakan konsensus, tetapi mensintesis suatu hasil yang

representatif dari berbagai penilaian yang berbeda-beda.

10.Pengulangan Proses

AHP memungkinkan orang memperhalus definisi mereka pada suatu

permasalahan dan memperbaiki pertimbangan dan pengertian mereka

melalui pengulangan.

Menurut Saaty (2001), terdapat tiga prinsip dalam memecahkan

persoalan dengan analisis logis eksplisit, yaitu:(1) Prinsip menyusun

hierarki, (2) Prinsip menetapkan prioritas dan (3) Prinsip konsistensi logis.

1.Prinsip Menyusun Hierarki

Manusia mempunyai kemampuan untuk mempersepsi benda dan gagasan,

Gambar

Gambar 1. Diagram hasil survey  target produk pendanaan1
Tabel  1. Daftar 50 bank terbaik 2013  versi Majalah Investor
Tabel 2. Penjualan produk tabungan Bank Mega cabang Djuanda Bogor
Gambar 2.Model strategi generik (Umar, 2001)
+7

Referensi

Dokumen terkait

1. Mengetahui strategi pemasaran produk Tabungan iB Siaga PT. Bank Syariah Bukopin Cabang Surakarta. Mengetahui kendala dalam memasarkan Tabungan iB Siaga yang

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi strategi pemasaran bank garansi dalam peningkatan minat masyarakat yang dilakukan oleh Bank Syariah Mandiri

Dalam kaitannya dengan faktor – faktor pada bagian I, aktor – aktor utama yang paling berperan dalam penyusunan Strategi Pemasaran Produk Tabungan Britama Junio pada PT Bank

Strategi-str ategi yang dilakukan Bank Mega Syari’ah untuk menarik minat nasabah dalam pemasaran diantaranya yaitu memprioritaskan nasabah pada CASA ( Current Acc

judul ANALISIS PERKEMBANGAN DAN STRATEGI PEMASARAN PRODUK TABUNGAN IB HASANAH PADA PT BANK BNI SYARIAH KANTOR CABANG SURAKARTA PERIODE 2015-2016.. Tugas akhir ini

Mengetahui bagaimana strategi pemasaran tabungan Junior pada Bank.

Bank Syariah Indonesia (BSI) Kantor Cabang Pembantu Ayani Singaraja melakukan aktivitas pemasaran produk simpanan menggunakan strategi bauran pemasaran atau Marketing Mix

Skripsi ini berjudul “Strategi Pemasaran Produk Tabungan Haji pada Bank Negara Indonesia Syariah Cabang Pembantu Tomoni”. Tujuan dari penelitian ini yaitu