• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Pelayanan Publik Di Kecamatan Medan Kota, Medan Denai Dan Medan Amplas Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Pelayanan Publik Di Kecamatan Medan Kota, Medan Denai Dan Medan Amplas Kota Medan"

Copied!
231
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA PELAYANAN PUBLIK DI KECAMATAN MEDAN

KOTA, MEDAN DENAI DAN MEDAN AMPLAS

KOTA MEDAN

OLEH

DEBORA KRISTINA N.S 110502104

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

i ABSTRAK

PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA PELAYANAN PEMERINTAH DI KECAMATAN MEDAN KOTA, MEDAN DENAI DAN

MEDAN AMPLAS KOTA MEDAN

Masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah Indeks Kepuasaan Masyarakat Terhadap Unit Pelayanan Instansi Pemerintah dalam Implementasi Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/25/M.PAN/2/2004 di Kantor Kecamatan Medan Kota, Medan Denai dan Medan Amplas Kota Medan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Indeks Kepuasan Masyarakat pada Pelayanan Publik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey. Subjek Penelitian ini adalah masyarakat pengguna pelayanan yaitu sebanyak 450 responden. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel insidental. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Indeks kepuasan masyarakat pada Kecamatan Medan Kota adalah 72,27 sehingga mutu pelayannanya “B”, Indeks Kepuasan Masyarakat di Kecamatan Medan Denai adalah 73,72 sehingga mutu pelayanannya adalah “B” dan Indeks Kepuasan Masyarakat di Kecamatan Medan Amplas adalah 72,38 sehingga mutu pelayanannya adalah “B”.

(3)

ii ABSTRACT

Issues discussed in this thesis is Against Public Satisfaction Index Services Unit in the Implementation of Government Decree No. State Apparatus. KEP/25/M.PAN/2/2004 at the District Office Medan Kota, Medan Denai and Medan Amplas in Medan City. The purpose of this study was to determine the satisfaction index on society in public service. The methods used in this research is descriptive quantitative survey approach. The Subject of This research is the public using the service of 450 respondent.sample technique used is incidental sample. Based on the result showed that the index of public satisfaction with public service in the district office Medan Kota is 72,27 so the quality of service is “B”, the index public satisfaction with public service in the district office Medan Denai is 73,72 so the quality of service is “B”, and the index public satisfaction with public service in the district office Medan Amplas is 72,38 so the quality of service is “B”.

(4)

iii KATA PENGANTAR

Puji Syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya

yang selalu menyertai penulis untuk menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Pengukuran Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Pelayanan Publik Di Kecamatan

Medan Kota, Medan Denai dan Medan Amplas Kota Medan”. Penulis juga telah

banyak menerima bimbingan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak selama

penulisan skripsi ini.

Selama studi dan pengerjaan penelitian ini penulis telah banyak

mendapatkan masukan, saran, motivasi dan doa dari berbagai pihak khususnya

pihak keluarga. Untuk Ayah saya P.Simanjuntak dan Ibu saya G.Sihotang yang telah menjadi orang tua terhebat sejagad raya, yang selalu memberikan motivasi,

nasehat, cinta, perhatian, dan kasih sayang serta doa sehingga penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini. Kemudian pada kesempatan ini juga penulis ingin

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum SE, M.Ec, Ac Ak selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen S1 Manajemen dan

Ibu Dra. Marhayanie, M.Si selaku Sekretaris Departemen S1 Manajemen

Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi S1

Manajemen dan Ibu Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Sekretaris Program

(5)

iv

4. Bapak Syafrizal Helmi Situmorang, SE, M.Si selaku Dosen Pembimbing,

terima kasih atas bimbingan, arahan dan waktu yang diluangkan kepada

penulis selama penulisan skripsi ini selesai.

5. Pimpinan, Petugas, dan masyarakat Kecamatan Medan Kota, Medan Denai

dan Medan Amplas yang telah membantu penelitian ini.

6. Kak Riris, Bang Lamhot dan Adik saya Yuni tersayang terimakasih selama

ini telah memberikan perhatian, doa, dukungan, dan semangat kepada penulis

dan juga kepada seluruh keluarga.

7. Yang terkasih Defri Tua Sianipar, terima kasih atas segala doa, semangat,

motivasi, waktu, perhatian dan tenaga yang udah capek membantu penulis

selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan skirpsi ini.

8. Kepada rekan-rekan sepergerakan GMKI komisariat FEB USU, terima kasih

buat doa dan dukungan rekan-rekan selama ini.

9. Sahabat-sahabat seperjuangan saya, Putri, Yessi, Indah A, Ratih, Halimah,

Dian dan Andri yang telah membantu penulis dalam mengerjakan skripsi ini.

10. Teman-teman seperjuangan saya, yaitu Sendy, Indah, Tommy, Johannes, Ivo,

Idon, dan Taqwa.

11. Kepada seluruh teman jurusan Manajemen stambuk 2011 dan

teman-teman penulis yang tidak dapat saya sebutkan semuanya.

Medan, April 2015 Penulis

(6)

v DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

BAB II ... 12

2.1 Teori Kepuasan ... 12

2.1.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan ... 12

2.1.2 Konsep Kepuasan Pelanggan ... 18

2.1.3 Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan ... 24

2.1.4 Manfaat Kepuasan Pelanggan ... 27

2.1.5 Partisipasi Pelanggan ... 28

2.2 Indeks Kepuasan Masyarakat ... 29

2.2.1 Definisi Indeks Kepuasan Masyarakat ... 29

2.2.2 Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat ... 29

2.3 Kualitas Pelayanan ... 32

2.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan ... 32

2.3.2 Dimensi Kualitas Pelayanan ... 35

2.4 Pelayanan Publik ... 37

2.4.1 Pengertian Pelayanan ... 37

2.4.2 Pengertian Pelayanan Publik ... 38

2.4.3 Tujuan Pelayanan Publik ... 41

2.4.4 Model Reformasi Pelayanan Publik ... 42

2.5 Penelitian Terdahulu ... 44

2.6 Kerangka Pemikiran ... 53

BAB III ... 54

(7)

vi

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian ... 55

3.3 Definisi Operasional ... 56

3.3.1 Indeks Kepuasan Masyarakat ... 56

3.3.3 Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat ... 56

3.4 Skala Pengukuran ... 58

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 59

3.5.1 Populasi ... 59

3.5.2 Sampel ... 59

3.6 Jenis Data Penelitian ... 60

3.8 Teknik Analisis ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

4.1 Kecamatan Medan Kota ... 63

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 63

4.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 64

4.1.3 Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 66

4.1.4 Interpretasi Hasil Penelitian ... 89

4.2.4 Interpretasi Hasil Penelitian ... 115

4.3.3 Hasil Analisis Data dan Pembahasan ... 121

4.3.4 Interpretasi Hasil Penelitian ... 142

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 161

5.1 Kesimpulan ... 162

5.2 Saran ... 163

(8)

vii DAFTAR TABEL

No. Judul ... Halaman

Tabel 1.1 Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Medan 2009 s/d 2013... 6

Tabel 1.2 Jenis Pelayanan di Kantor Camat ... 7

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu Mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat ... 49

Tabel 3.1 Pengukuran Skala Interval ... 57

Tabel 3.2 Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan, dan Kinerja Unit Pelayanan ... 61

Tabel 4.1 Kemudahan Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 66

Tabel 4.2 Kesesuaian Pelayanan di Kecamatan Medan Kota…………....68

Tabel 4.3 Kejelasan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 69

Tabel 4.4 Kedisiplinan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 70

Tabel 4.5 Tanggung Jawab Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 72

Tabel 4.6 Kemampuan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 74

Tabel 4.7 Kecepatan Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 76

Tabel 4.8 Keadilan Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 77

Tabel 4.9 Kesopanan dan Keramahan Petugas di Kecamatan Medan Kota ... 79

Tabel 4.10 Kewajaran Biaya di Kecamatan Medan Kota ... 80

Tabel 4.11 Kepastian Biaya Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 82

Tabel 4.12 Kepastian Jadwal Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 84

Tabel 4.13 Kenyamanan di Kecamatan Medan Kota ... 85

Tabel 4.14 Keamanan lingkungan di Kecamatan Medan Kota ... 87

Tabel 4.15 Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan, dan Kinerja Unit Pelayanan ... 88

Tabel 4.16 Rata-rata unsur di Kecamatan Medan Kota ... 89

Tabel 4.17 Kemudahan Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 94

Tabel 4.18 Kesesuaian Pelayanan di Kecamatan Medan Denai….….…....96

Tabel 4.19 Kejelasan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 98

Tabel 4.20 Kedisiplinan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 99

(9)

viii

Tabel 4.22 Kemampuan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan

Denai ... 102

Tabel 4.23 Kecepatan Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 103

Tabel 4.24 Keadilan Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 104

Tabel 4.25 Kesopanan dan Keramahan Petugas di Kecamatan Medan Denai ... 106

Tabel 4.26 Kewajaran Biaya di Kecamatan Medan Denai ... 107

Tabel 4.27 Kepastian Biaya Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 108

Tabel 4.28 Kepastian Jadwal Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 110

Tabel 4.29 Kenyamanan di Kecamatan Medan Denai ... 111

Tabel 4.30 Keamanan lingkungan di Kecamatan Medan Denai ... 113

Tabel 4.31 Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan, dan Kinerja Unit Pelayanan ... 114

Tabel 4.32 Rata-rata unsur di Kecamatan Medan Denai ... 115

Tabel 4.33 Kemudahan Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas ... 121

Tabel 4.34 Kesesuaian Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas……...122

Tabel 4.35 Kejelasan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas... 123

Tabel 4.36 Kedisiplinan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas... 125

Tabel 4.37 Tanggung Jawab Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas... 126

Tabel 4.38 Kemampuan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas... 128

Tabel 4.39 Kecepatan Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas ... 129

Tabel 4.40 Keadilan Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas ... 130

Tabel 4.41 Kesopanan dan Keramahan Petugas di Kecamatan Medan Amplas... 132

Tabel 4.42 Kewajaran Biaya di Kecamatan Medan Amplas ... 133

Tabel 4.43 Kepastian Biaya Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas... 135

Tabel 4.44 Kepastian Jadwal Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas ... 136

Tabel 4.45 Kenyamanan di Kecamatan Medan Amplas ... 138

Tabel 4.46 Keamanan lingkungan di Kecamatan Medan Amplas ... 139

Tabel 4.47 Nilai Persepsi, Interval IKM, Interval Konversi IKM, Mutu Pelayanan, dan Kinerja Unit Pelayanan ... 141

Tabel 4.48 Rata-rata unsur di Kecamatan Medan Amplas ... 141

(10)

ix DAFTAR GAMBAR

No. Judul ... Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ... 53

Gambar 4.1 Kecamatan Medan Kota ... 62

Gambar 4.2 Jenis Kelamin Responden di Kecamatan Medan Kota ... 63

Gambar 4.3 Pendidikan Terakhir Responden di Kecamatan Medan Kota ... 64

Gambar 4.4 Pekerjaan Responden di Kecamatan Medan Kota ... 65

Gambar 4.5 Kemudahan Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 66

Gambar 4.6 Kesesuaian Pelayanan di Kecamatan Medan Kota…………....68

Gambar 4.7 Kejelasan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 69

Gambar 4.8 Kedisiplinan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 71

Gambar 4.9 Tanggung Jawab Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 72

Gambar 4.10 Kemampuan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 74

Gambar 4.11 Kecepatan Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 76

Gambar 4.12 Keadilan Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 78

Gambar 4.13 Kesopanan dan Keramahan Petugas di Kecamatan Medan Kota ... 79

Gambar 4.14 Kewajaran Biaya di Kecamatan Medan Kota ... 81

Gambar 4.15 Kepastian Biaya Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 82

Gambar 4.16 Kepastian Jadwal Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 84

Gambar 4.17 Kenyamanan di Kecamatan Medan Kota ... 86

Gambar 4.18 Keamanan lingkungan di Kecamatan Medan Kota ... 87

Gambar 4.19 Kecamatan Medan Denai ... 87

Gambar 4.20 Jenis Kelamin Responden di Kecamatan Medan Denai ... 92

Gambar 4.21 Pendidikan Terakhir Responden di Kecamatan Medan Denai .. 93

Gambar 4.22 Pekerjaan Responden di Kecamatan Medan Denai ... 93

Gambar 4.23 Kemudahan Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 95

Gambar 4.24 Kesesuaian Pelayanan di Kecamatan Medan Denai……..…....97

Gambar 4.25 Kejelasan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Kota ... 98

Gambar 4.26 Kedisiplinan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 99

Gambar 4.27 Tanggung Jawab Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 101

(11)

x

Gambar 4.29 Kecepatan Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 104

Gambar 4.30 Keadilan Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 105

Gambar 4.31 Kesopanan dan Keramahan Petugas di Kecamatan Medan Denai ... 107

Gambar 4.32 Kewajaran Biaya di Kecamatan Medan Denai ... 108

Gambar 4.33 Kepastian Biaya Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 109

Gambar 4.34 Kepastian Jadwal Pelayanan di Kecamatan Medan Denai ... 111

Gambar 4.35 Kenyamanan di Kecamatan Medan Denai ... 112

Gambar 4.36 Keamanan lingkungan di Kecamatan Medan Denai ... 113

Gambar 4.37 Kecamatan Medan Amplas ... 117

Gambar 4.38 Jenis Kelamin Responden di Kecamatan Medan Amplas ... 118

Gambar 4.39 Pendidikan Terakhir Responden di Kecamatan Medan Amplas... 119

Gambar 4.40 Pekerjaan Responden di Kecamatan Medan Amplas ... 119

Gambar 4.41 Kemudahan Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas ... 121

Gambar 4.42 Kesesuaian Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas …...122

Gambar 4.43 Kejelasan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas... 125

Gambar 4.44 Kedisiplinan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas... 126

Gambar 4.45 Tanggung Jawab Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas... 127

Gambar 4.46 Kemampuan Petugas Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas... 128

Gambar 4.47 Kecepatan Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas ... 129

Gambar 4.48 Keadilan Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas ... 131

Gambar 4.49 Kesopanan dan Keramahan Petugas di Kecamatan Medan Amplas... 132

Gambar 4.50 Kewajaran Biaya di Kecamatan Medan Amplas ... 134

Gambar 4.51 Kepastian Biaya Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas... 135

Gambar 4.52 Kepastian Jadwal Pelayanan di Kecamatan Medan Amplas ... 137

Gambar 4.53 Kenyamanan di Kecamatan Medan Amplas ... 138

(12)

xi DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

(13)

i ABSTRAK

PENGUKURAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PADA PELAYANAN PEMERINTAH DI KECAMATAN MEDAN KOTA, MEDAN DENAI DAN

MEDAN AMPLAS KOTA MEDAN

Masalah yang dibahas dalam skripsi ini adalah Indeks Kepuasaan Masyarakat Terhadap Unit Pelayanan Instansi Pemerintah dalam Implementasi Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. KEP/25/M.PAN/2/2004 di Kantor Kecamatan Medan Kota, Medan Denai dan Medan Amplas Kota Medan. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui Indeks Kepuasan Masyarakat pada Pelayanan Publik. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan survey. Subjek Penelitian ini adalah masyarakat pengguna pelayanan yaitu sebanyak 450 responden. Teknik sampel yang digunakan adalah sampel insidental. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa Indeks kepuasan masyarakat pada Kecamatan Medan Kota adalah 72,27 sehingga mutu pelayannanya “B”, Indeks Kepuasan Masyarakat di Kecamatan Medan Denai adalah 73,72 sehingga mutu pelayanannya adalah “B” dan Indeks Kepuasan Masyarakat di Kecamatan Medan Amplas adalah 72,38 sehingga mutu pelayanannya adalah “B”.

(14)

ii ABSTRACT

Issues discussed in this thesis is Against Public Satisfaction Index Services Unit in the Implementation of Government Decree No. State Apparatus. KEP/25/M.PAN/2/2004 at the District Office Medan Kota, Medan Denai and Medan Amplas in Medan City. The purpose of this study was to determine the satisfaction index on society in public service. The methods used in this research is descriptive quantitative survey approach. The Subject of This research is the public using the service of 450 respondent.sample technique used is incidental sample. Based on the result showed that the index of public satisfaction with public service in the district office Medan Kota is 72,27 so the quality of service is “B”, the index public satisfaction with public service in the district office Medan Denai is 73,72 so the quality of service is “B”, and the index public satisfaction with public service in the district office Medan Amplas is 72,38 so the quality of service is “B”.

(15)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pelayanan publik pada dasarnya menyangkut segala aspek kehidupan yang

sangat luas. Pelayanan Publik adalah segala kegiatan dalam rangka pemenuhan

kebutuhan dasar sesuai dengan hak-hak dasar setiap warga negara dan penduduk

atas suatu barang, jasa dan atau pelayanan administrasi yang disediakan oleh

penyelenggara pelayanan yang terkait dengan kepentingan publik.

Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun

1945 yang telah diamandemen mengamanatkan bahwa tujuan didirikan Negara

Republik Indonesia, antara lain adalah untuk memajukan kesejahteraan umum dan

mencerdaskan kehidupan bangsa. Amanat tersebut mengandung makna bahwa

negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga negara melalui suatu

sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya penyelenggaraan pelayanan

publik yang berkualitas dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar setiap

masyarakat.

Penyelenggaraan pelayanan publik masih dihadapkan pada kondisi yang

belum sesuai dengan kebutuhan dan perubahan diberbagai bidang kehidupan

bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Hal tersebut dikarenakan ketidaksiapan

baik dari pemerintah maupun masyarakat di Indonesia dalam menghadapi

(16)

2

dibidang ilmu pengetahuan, informasi, komunikasi, transportasi, investasi, dan

perdagangan.

Kondisi dan perubahan cepat yang diikuti pergeseran nilai tersebut perlu

disikapi secara bijak melalui langkah kegiatan yang terus menerus dan

berkesinambungan dalam berbagai aspek pembangunan untuk membangun

kepercayaan masyarakat terhadap pelayanan publik yang diselenggarakan oleh

pemerintah. Untuk itu, diperlukan konsepsi sistem pelayanan publik yang berisi

nilai, persepsi dan acuan perilaku yang mampu mewujudkan hak asasi manusia

sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia

tahun 1945 dapat diterapkan sehingga masyarakat memperoleh pelayanan sesuai

dengan yang di harapkan.

Pelayanan publik menurut Undang-Undang RI No. 25 Tahun 2009 tentang

Pelayanan Publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan

bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang, jasa dan/atau pelayanan

administratif yang disediakan oleh penyelenggara pelayanan publik.

Penyelenggara Pelayanan Publik adalah Instansi Pemerintah Pusat dan Pemerintah

Daerah termasuk BUMN/BUMD dan BHMN(Keputusan Menteri Pendayagunaan

Aparatur Negara, 2004).

Setiyono (2014:3) berpendapat bahwa faktor penting dalam memengaruhi

kemajuan suatu negara adalah kepiawaian suatu Negara dalam mengelola

penyelenggaraan pemerintahan. Sebagai salah satu usaha pemerintah dalam

(17)

3

orientasi pemerintah ini sejatinya akan berdampak positif bagi kemajuan negara.

Penyelenggaraan pemerintahan dengan tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance), akan mendukung penyelenggaraan pemerintahan yang efektif,

efisien, transparan sehingga menciptakan kualitas pelayanan publik yang baik

untuk masyarakat.

Dalam penyelenggaraan pelayanan publik, orientasi pada kekuasaan yang

amat kuat selama ini telah membuat birokrasi menjadi semakin jauh dari misinya

untuk memberikan pelayanan publik. Birokrasi dan para pejabatnya lebih

menempatkan dirinya sebagai penguasa daripada sebagai pelayan masyarakat.

Akibatnya, sikap dan perilaku birokrasi dalam penyelenggaraan pelayanan publik

cenderung mengabaikan aspirasi dan kepentingan masyarakat.

Selama ini, pemerintah sebenarnya juga selalu menyatakan bahwa seluruh

aparatur pemerintah adalah merupakan abdi masyarakat. Sebagai abdi masyarakat,

sudah jelas bahwa tugas utama dari aparatur pemerintah yaitu memberikan

kualitas pelayanan yang terbaik dari para aparatur pemerintah. Terwujudnya

pelayanan publik yang berkualitas merupakan salah satu ciri dari pemerintahan

yang baik (Good Governance) sebagai tujuan dari pendayagunaan aparatur

negara. Dalam kaitan inilah maka peningkatan kualitas pelayanan publik

merupakan upaya yang harus dilakukan secara terus menerus, berkelanjutan dan

harus dilaksanakan oleh seluruh aparatur pemerintah.

Pelayanan publik menjadi suatu tolak ukur kinerja pemerintah yang paling

kasat mata. Pelayanan publik menjadi ujung tombak interaksi antara masyarakat

(18)

4

berdasarkan kualitas layanan publik yang diterima, karena kualitas layanan publik

menjadi kepentingan banyak orang dan dampaknya langsung dapat dirasakan

masyarakat dari semua kalangan. Dalam hal ini, keberhasilan pemerintah untuk

membangun kinerja pelayanan publik secara profesional, efektif, efisien dan

akuntabel akan mengangkat citra positif pemerintah di mata masyarakatnya.

Disadari bahwa kondisi penyelenggaraan pelayanan publik masih

dihadapkan pada sistem pemerintahahan yang belum efektif dan efisien serta

kualitas sumber daya manusia aparatur yang belum memadai. Hal ini, terlihat dari

masih banyaknya keluhan dan pengaduan dari masyarakat baik secara langsung

maupun melalui media massa, seperti: prosedur yang berbelit-belit, tidak ada

kepastian jangka waktu penyelesaian, biaya yang harus dilkeluarkan, persyaratan

yang tidak transparan, sikap petugas yang kurang responsif dan lain-lain, sehingga

menimbulkan citra yang kurang baik terhadap pemerintah.

Berbagai fenomena diatas menunjukkan betapa rapuhnya kepercayaan dan

legitimasi pemerintah dan birokrasinya dimata publik. Ini semua terjadi karena

pemerintah dan birokrasinya telah gagal menempatkan dirinya menjadi institusi

yang bisa melindungi dan memperjuangkan kebutuhan dan kepentingan publik.

Pemerintah sebagai penyelenggara pelayanan publik harus dapat memperbaiki

pelayanan yang diberikan kepada masyarakat agar terciptanya kualitas pelayanan

publik yang baik.

Dengan perkembangan taraf kehidupan manusia, maka tuntutan pelayanan

publik semakin meningkat pula. Masyarakat tidak hanya mengharapkan

(19)

5

kepuasan pelayanan yang merupakan hasil pendapat dan penilaian masyarakat

terhadap kinerja pelayanan yang diberikan oleh aparatur penyelenggara pelayanan

publik. Ditinjau dari kebutuhan masyarakat, pelayanan publik sangatlah penting,

baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik.

Pelayanan dalam bentuk barang publik dapat berupa fasilitas-fasilitas yang

menunjang kehidupan masyarakat seperti: jalan raya, air bersih dan lain

sebagainya. Semakin tinggi kualitas pelayanan dalam bentuk barang publik maka

kehidupan masyarakat akan semakin baik. Artinya tidak ada masalah yang

menghambat dalam melaksanakan kegiatan sehari-hari. Sementara pelayanan

dalam bentuk jasa sangat dibutuhkan masyarakat, seperti pelayanan kesehatan dan

pendidikan serta kepastian hukum.

Kota Medan adalah ibu kota provinsi Sumatera Utara, Indonesia. Kota ini

merupakan kota metropolitan terbesar di luar Pulau Jawa dan kota terbesar ketiga

di Indonesia setelah Jakarta dan Surabaya. Sebagai salah satu daerah otonom

berstatus kota di propinsi Sumatera Utara, Kedudukan, fungsi dan peranan Kota

Medan cukup penting dan strategis secara regional.

Kota Medan memiliki luas wilayah 265,10 km² atau 3,6% dari

keseluruhan wilayah Sumatera Utara. Dengan demikian, dibandingkan dengan

kota/kabupaten lainya, Medan memiliki luas wilayah yang relatif kecil dengan

jumlah penduduk yang relatif besar. Bahkan sebagai Ibukota Propinsi Sumatera

Utara, Kota Medan sering digunakan sebagai barometer dalam pembangunan dan

penyelenggaraan pemerintah daerah. Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan

(20)

6 Tabel 1.1

Pertumbuhan Jumlah Penduduk Kota Medan 2009 s/d 2013 No. Tahun Jumlah Penduduk

1 2009 2.121.053

2 2010 2.097.610

3 2011 2.117.224

4 2012 2.122.804

5 2013 2.135.516

Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Medan (*data diolah)

Berdasarkan data yang bersumber dari Badan Pusat Statistik Kota Medan

pada tabel di atas, dapat kita lihat bahwa telah terjadi pertambahan jumlah

penduduk sebesar 12.712 jiwa pada tahun 2013 dibanding tahun sebelumnya dan

dalam lima tahun terakhir mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2013 telah terjadi

pertambahan jumlah penduduk sebesar 14.463 jiwa.

Kota Medan terdiri dari 21 kecamatan, yang masing-masing kecamatannya

dipimpin oleh seorang Camat. Kepadatan penduduk di tingkat kecamatan setiap

tahunnya diketahui bahwa kecamatan Medan Kota, Medan Denai dan Medan

Amplas merupakan tiga kecamatan yang mengalami pertumbuhan penduduk yang

cukup pesat. Dalam suatu kecamatan, Kantor Camat memiliki tanggung jawab,

tugas, dan kewenangan yang lebih besar dalam meningkatkan kualitas

pelayanan untuk masyarakatnya.

Seluruh Kantor Camat yang ada di Kota Medan memiliki tugas untuk

(21)

7

masyarakat. Adapun jenis-jenis pelayanan yang diberikan oleh Kantor Camat

adalah sebagai berikut :

Tabel 1.2

Jenis-jenis Pelayanan di Kantor Camat No. Jenis Pelayanan Bentuk Pelayanan

1 Layanan Masyarakat a. Surat Rekomendasi Tempat Izin

Usaha

2 Surat Pengantar dan

Keterangan

a. Surat Pengantar Kartu Keluarga b. Surat Pengantar Kartu Tanda

Penduduk Elektronik

c. Surat Keterangan berdomisili d. Surat Pindah

3 Urusan-urusan lainnya a. Legalisir

b. Surat Keterangan Tidak Mampu

c. Surat Pengajuan bantuan sosial dan lain-lain

Sumber : Kantor Camat Medan Denai 2014.

Jumlah Penduduk di kecamatan Medan Kota sebanyak 72.580 jiwa,

kecamatan Medan Denai sebanyak 141.866 jiwa, dan kecamatan Medan Amplas

sebanyak 88.368 jiwa. Pada tiga kecamatan tersebut, pemerintah belum pernah

melakukan pengukuran indeks kepuasan masyarakat. Karena itu, pemerintah tidak

bisa mengetahui bagaimana kepuasan masyarakat terhadap pelayanan yang

diberikan oleh aparatur pemerintah.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan semakin bertambahnya jumlah

(22)

8

pelayanan terhadap masyarakat. Pelayanan yang diselenggarakan oleh pengelola

melalui aparatnya, walaupun tidak bertujuan untuk mencari keuntungan namun

tetap harus mengutamakan kualitas layanan yang sesuai dengan tuntutan, harapan

dan kebutuhan masyarakat yang dilayani.

Dalam kondisi masyarakat yang semakin kritis, birokrasi publik dituntut

harus dapat mengubah posisi dan peran dalam memberikan pelayanan publik.

Dari yang suka mengatur dan memerintah berubah menjadi suka melayani. Dari

yang suka menggunakan pendekatan kekuasaan dan diskriminasi, berubah

menjadi suka menolong menuju ke arah yang fleksibel dan bersikap adil kepada

seluruh masyarakat yang akan dilayani.

Dan dari pelayanan yang diberikan sangat rumit, berbelit-belit, waktu

proses lama, kurang bertanggung jawab, boros atau tidak efisien dan efektif, harus

berubah menjadi lebih bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan terhadap

masyarakat. Kebijakan publik dalam kerangka subtantif adalah segala aktivitas

yang dilakukan oleh pemerintah untuk memecahkan masalah publik yang

dihadapi. Oleh karena itu, Sistem pelayanan publik yang dibangun harus mampu

menghindari diskriminasi dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan publik

secara lebih baik kepada warga negara (Indiahono, 2009 18-19).

Kebijakan pendayagunaan aparatur negara dalam upaya peningkatan

kualitas pelayanan harus dilaksanakan secara konsisten dengan memperhatikan

seluruh kebutuhan dan harapan masyarakat, sehingga pelayanan pemerintah

kepada masyarakat dapat selalu diberikan secara cepat, tepat, murah, terbuka,

(23)

9

upaya peningkatan kualitas pelayanan kepada masyarakat merupakan kegiatan

yang dilaksanakan secara terus-menerus dan berkelanjutan oleh semua jajaran

aparatur negara pada semua tingkatan pelayanan agar keluhan-keluhan

masyarakat terhadap pelayanan aparatur pemerintah dapat diatasi.

Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik,

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25

Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional (PROPENAS), perlu

disusun indeks kepuasan masyarakat sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat

kualitas pelayanan. Di samping itu, data indeks kepuasan masyarakat akan dapat

menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan

dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan

kualitas pelayanannya.

Pelayanan publik yang berkualitas memungkinkan untuk diukur melalui

pengukuran indeks kepuasan masyarakat. Pemerintah di era reformasi pelayanan

publik telah berusaha untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dengan

mengeluarkan instrument pengukuran kepuasan publik atau istilah baku dalam

PEDOMAN UMUM PENYUSUNAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT

UNIT PELAYANAN INSTANSI PEMERINTAH yang tertera di Keputusan

Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No: KEP/25M.PAN/2/2004 Tanggal: 24

Februari 2004) disebut indeks kepuasan masyarakat (Indiahono, 2009:74).

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

(24)

10 Pelayanan Publik di Kecamatan Medan Kota, Medan Denai dan Medan Amplas Kota Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, rumusan masalah yang di ambil

dalam penelitian ini adalah “Bagaimana tingkat Indeks Kepuasan Masyarakat

terhadap Kualitas Pelayanan Publik di Kecamatan Medan Kota, Medan Denai dan

Medan Amplas Kota Medan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui indeks

kepuasan masyarakat terhadap kualitas pelayanan publik di Kecamatan Medan

Kota, Medan Denai, dan Medan Amplas Kota Medan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan, ilmu pengetahuan

dan informasi mengenai Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap kualitas

pelayanan publik di Kecamatan Medan Kota, Medan Denai dan Medan

Amplas Kota Medan.

2. Bagi Kecamatan Medan Kota, Medan Denai, dan Medan Amplas

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan dan

(25)

11

Amplas Kota Medan dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk

masyarakat.

3. Bagi Pemerintah Kota Medan

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi,

masukan dan pertimbangan bagi pemerintah Kota Medan dalam

melaksanakan konsep indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Pelayanan

Publik.

4. Bagi Pihak Lain

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan informasi dan

memberikan manfaat sebagai masukan untuk melakukan penelitian yang

berhubungan dengan pengukuran indeks kepuasan masyarakat terhadap

(26)

12 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Kepuasan

2.1.1 Pengertian Kepuasan Pelanggan

Kepuasan (Satisfaction) adalah perasaan senang atau kecewa seseorang

yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan

terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan. Jika kinerja berada di bawah

harapan maka pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka

pelanggan puas. Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan amat puas atau

senang (Kotler 2006:177). Jadi, kepuasan merupakan fungsi dari persepsi atau

kesan atas kinerja dan harapan. Jika kinerja berada dibawah harapan maka

pelanggan tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan maka pelanggan akan puas.

Jika kinerja melebihi harapan maka pelanggan akan amat puas atau senang.

Menurut Lovelock dan Wirtz (2011:74) “Kepuasan adalah suatu sikap

yang diputuskan berdasarkan pengalaman yang didapatkan. Kepuasan merupakan

(27)

13

sendiri, yang menyediakan tingkat kesenangan konsumen berkaitan dengan

pemenuhan kebutuhan konsumsi konsumen. Kepuasan konsumen dapat

diciptakan melalui kualitas, pelayanan dan nilai. Kunci untuk menghasikan

kesetian pelanggan adalah memberikan nilai pelanggan yang tinggi.

Menurut Kotler & Armstrong (2012:36), nilai pelanggan adalah

perbandingan pelanggan antara semua keuntungan dan semua biaya yang harus

dikeluarkan untuk menerima penawaran yang diberikan. Jumlah biaya pelanggan

adalah sekelompok biaya yang digunakan dalam menilai, mendapatkan dan

menggunakan produk atau jasa. Karena kepuasan pelanggan sangat tergantung

pada persepsi dan ekspektasi pelanggan, maka sebagai pemasok produk perlu

mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhinya.

Menurut (Zeithaml 2003:162) terdapat empat faktor yang mempengaruhi

persepsi dan ekspektasi pelanggan, yaitu sebagai berikut :

1. Apa yang telah didengar pelanggan dari pelanggan lainnya (word of mouth

communication). Dimana hal ini merupakan faktor potensial yang

menentukan ekspektasi pelanggan tersebut. Sebagai contoh, seorang

pelanggan memiliki perusahaan yang diharapkan dapat memberikan

pelayanan dengan kualitas tinggi berdasarkan rekomendasi dari

teman-teman atau tetangganya.

2. Ekspektasi pelanggan sangat bergantung dari karakteristik individu

dimana kebutuhan pribadi (personnel needs).

3. Pengalaman masa lalu (past experience) dalam menggunakan pelayanan

(28)

14

4. Komunikasi dengan pihak eksternal (external communication) dari

pemberi layanan memainkan peranan kunci dalam membentuk ekspektasi

pelanggan. Berdasarkan External communication, perusahaan pemberi

layanan dapat memberikan pesan-pesan secara langsung maupun tidak

langsung kepada pelanggannya. Sebagai contoh dari pengaruh adanya

external communication adalah harga dimana biaya pelayanan sangat

berperan penting dalam membentuk ekspektasi pelanggan.

Dengan demikian, kemungkinan antara ekspektasi pelanggan dan kualitas

pelayanan (jasa) yang diterimanya adalah Pelanggan menjadi senang jika kualitas

pelayanan yang diterima lebih baik dari perkiraannya. Pelanggan menjadi biasa

saja jika kualitas pelayanan yang terima sama dengan perkiraannya. Pelanggan

menjadi kecewa jika kualitas pelayanan yang diterima lebih jelek dari

perkiraannya.

Menurut Tse dan Wilton (1988) dalam Tjiptono (2012:311) kepuasan

pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap evaluasi persepsi atas perbedaan

antara harapan awal sebelum pembelian (atau standar kinerja lainnya) dan kinerja

aktual produk sebagaimana dipersepsikan setelah memakai atau mengkonsumsi

produk bersangkutan. Kepuasan pelanggan bukanlah konsep absolut, melainkan

relatif atau tergantung pada apa yang diharapkan pelanggan. Operasionalisasi

pengukuran kepuasan pelanggan bisa menggunakan sejumlah faktor, seperti

ekspektasi, tingkat kepentingan (importance), kinerja, dan faktor ideal (Tjiptono

& Chandra, 2007:137). Berikut ini akan dipaparkan definisi kepuasan pelanggan

(29)

15

1. Menurut Phillip Kotler dan Kevin Lane Keller (2007:177), kepuasan

konsumen adalah perasaan senang atau kecewa seseorang yang muncul

setelah membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap

kinerja yang diharapkan.

2. Menurut Tjiptono (2012:301), kepuasan konsumen merupakan situasi

yang ditunjukkan oleh konsumen ketika mereka menyadari bahwa

kebutuhan dan keinginannya sesuai dengan yang diharapkan serta

terpenuhi secara baik.

3. Menurut Djaslim Saladin (2003:9), pengertian Kepuasan pelanggan adalah

perasaan senang atau kecewa seseorang yang berasal dari perbandingan

antara kesannya terhadap kinerja (hasil) suatu produk dan

harapan-harapannya.

Memuaskan kebutuhan pelanggan adalah keinginan setiap perusahaan.

Selain faktor penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, memuaskan

kebutuhan pelanggan dapat meningkatkan keunggulan dalam persaingan.

Pelanggan yang puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk

membeli kembali produk dan menggunakan kembali jasa pada saat kebutuhan

yang sama muncul kembali dikemudian hari. Hal ini berarti kepuasan merupakan

faktor kunci bagi konsumen dalam melakukan pembelian ulang yang merupakan

porsi terbesar dari volume penjualan perusahaan.

Pengukuran kepuasan pelanggan memiliki tiga aspek yang saling

(30)

16

1. Apa yang diukur

Menentukan aspek-aspek apa yang diukur tidak satu pun ukuran tunggal

terbaik mengenai kepuasan pelanggan yang disepakati secara universal.

Meskipun demikian, ditengah beragamnya cara mengukur kepuasan

pelanggan, terdapat kesamaan paling tidak dalam enam konsep inti

(Tjiptono,2000:101):

a. Kepuasan pelanggan keseluruhan (Overall Customer Satisfaction)

Cara yang paling sederhana untuk mengukur kepuasan pelanggan adalah

langsung menanyakan kepada pelanggan seberapa puas mereka dengan

produk atau jasa spesifik tertentu.

Ada 2 bagian dalam proses pengukurannya yaitu:

1) Mengukur tingkat kepuasan pelanggan terhadap produk atau jasa

perusahaan bersangkutan.

2) Menilai dan membandingkan dengan tingkat kepuasan pelanggan

keseluruhan terhadap produk atau jasa para pesaing.

b. Dimensi kepuasan pelanggan

Berbagai penelitian memilah kepuasan pelanggan ke dalam

komponen-komponennya.

c. Konfirmasi harapan (Confirmation of Expectation)

Dalam konsep ini kepuasan tidak diukur langsung, tetapi disimpulkan

berdasar kesesuaian atau ketidaksesuaian antara harapan pelanggan

dengan kinerja aktual perusahaan.

(31)

17

Kepuasan pelanggan diukur dengan menanyakan apakah pelanggan akan

berbelanja atau mau menggunakan jasa perusahaan tersebut lagi.

e. Kesediaan untuk merekomendasi (Willingness to Recommend)

Kepuasan pelanggan dapat diukur dengan menanyakan apakah pelanggan

merekomendasikan produk tersebut kepada keluarga atau teman.

Tjiptono (2008:225) mengungkapkan bahwa dalam mengevaluasi

kepuasan terhadap produk, jasa, atau perusahaan tertentu, pelanggan umumnya

mengacu pada berbagai faktor atau dimensi. Faktor yang sering digunakan dalam

mengevaluasi kepuasan terhadap suatu produk antara lain meliputi:

1. Kinerja (performance) karakteristik operasi pokok dari produk inti (core

product) yang dibeli, misalnya kecepatan, konsumen bahan bakar, jumlah

penumpang yang dapat diangkut, kemudahan dan kenyamanan dalam

mengemudi, dan sebagainya.

2. Ciri – ciri keistimewaan tambah (features) yaitu karakteristik sekunder

atau pelengkap.

3. Keandalan (reliability) yaitu kemungkinan kecil akan mengalami

kerusakan atau gagal dipakai.

4. Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specifications) yaitu

sejauh mana karakteristik desain dan operasi memenuhi standar – standar

(32)

18

5. Daya tahan (durability) berkaitan dengan berapa lama produk tersebut

dapat terus digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur

ekonomis penggunaan.

6. Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyaman, mudah

diperbaiki serta penanganan keluhan yang memuaskan. Pelayanan yang

diberikan tidak hanya sebatas sebelum penjualan, tetapi juga selama proses

penjualan hingga purna jual, yang mencakup pelayanan reparasi dan

ketersediaan komponen yang dibutuhkan.

7. Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indera, misalnya bentuk

fisik yang menarik, model/ desain, warna, dan sebagainya.

8. Kualitas yang dipersepsikan (perceived quality), yaitu citra dan reputasi

produk serta tanggung jawab perusahaan terhadapnya.

2.1.2 Konsep Kepuasan Pelanggan

Perhatian terhadap kepuasan maupun ketidakpuasan pelanggan telah

semakin besar bagi setiap organisasi bisnis dan nirlaba, eksekutif bisnis, dan juga

bagi para birokrat dan politisi. Persaingan yang semakin ketat, di mana semakin

banyak produsen yang terlibat dalam pemenuhan kebutuhan dan keinginan

konsumen, menyebabkan setiap perusahaan harus menempatkan orientasi pada

kepuasan pelanggan sebagai tujuan utama. Hal ini tercermin dari semakin

banyaknya perusahaan yang menyertakan komitmennya terhadap kepuasan

(33)

19

Dewasa ini semakin diyakini bahwa kunci utama untuk memenangkan

persaingan adalah memberikan nilai dan kepuasan kepada pelanggan melalui

penyampaian produk dan jasa berkualitas dengan harga bersaing. Dengan semakin

banyaknya produsen yang menawarkan produk dan jasa, maka konsumen

memiliki pilihan semakin banyak.

Kepuasan pelanggan merupakan suatu tingkatan dimana kebutuhan,

keinginan, dan harapan dari pelanggan dapat terpenuhi yang mengakibatkan

terjadinya pembelian ulang atau kesetiaan yang berlanjut. Faktor yang paling

penting untuk menciptakan kepuasan konsumen adalah kinerja dan kualitas dari

layanan yang diberikan oleh organisasi.

Kualitas berkaitan erat dengan kepuasan pelanggan. Kualitas memberikan

dorongan khusus bagi para pelanggan untuk menjalin ikatan relasi saling

menguntungkan dalam jangka panjang dengan persahaan. Ikatan emosional

semacam ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan seksama

harapan dan kebutuhan spesifik pelanggan. Faktor-faktor yang mempengaruhi

persepsi dan harapan pelanggan adalah sebagai berikut:

a. Kebutuhan dan keinginan yang berkaitan dengan hal-hal yang dirasakan

pelanggan ketika pelanggan sedang mencoba melakukan transaksi dengan

produsen atau pemasok produk (perusahaan). Jika pada saat itu kebutuhan

dan keinginannya besar, harapan atau ekspektasi pelanggan akan tinggi,

demikian pula sebaliknya.

b. Pengalaman masa lalu ketika mengkonsumsi produk dari perusahaan

(34)

20

c. Pengalaman dari teman-teman, dimana mereka akan menceritakan kualitas

produk yang akan dibeli oleh pelanggan itu. Hal ini jelas mempengaruhi

persepsi pelanggan terutama pada produk-produk yang dirasakan berisiko

tinggi.

d. Komunikasi melalui iklan dan pemasaran juga mempengaruhi persepsi

pelanggan. Orang-orang di bagian penjualan dan periklanan sebaiknya

tidak membuat kampanye yang berlebihan melewati tingkat ekspetasi

pelanggan.

Tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara kinerja yang

dirasakan dengan harapan. Dalam konteks kepuasan pelanggan umumnya harapan

merupakan perkiraan atau keyakinan pelanggan tentang apa yang akan

diterimanya. Tingkat kepuasan yang diperoleh para pelanggan sangat berkaitan

erat dengan standar kualitas barang/ jasa yang mereka nikmati. Sifat kepuasan

bersifat subjektif, namun dapat diukur melalui indeks kepuasan pelanggan

masyarakat.

Kepuasan pelanggan dibangun atas dasar beberapa prinsip yang digunakan

untuk menilai suatu organisasi dalam memberikan pelayanan : tangibles (bukti

nyata), realibility (terpercaya, tahan uji), responsiveness (respon, cepat tanggap),

assurance (kepastian), dan empathy (empati). Pelayanan yang baik terhadap

konsumen merupakan salah satu bentuk tanggung jawab perusahaan. Namun,

tidak sedikit dari perusahaan yang belum memberikan pelayanan yang baik

(35)

21

a. Tidak mengetahui apa yang diharapkan konsumen.

Hal ini dapat disebabkan karena perusahaan kurang dalam melakukan riset

pelanggan. Sehingga perusahaan tidak mengetahui apa yang sebenarnya

para konsumen harapkan.

b. Kurangnya saran dari para konsumen

Terkadang konsumen juga hanya mementingkan kepentingannya dengan

menginginkan pelayanan yang baik namun tidak memberi saran kepada

perusahaan mengenai apa yang diharuskan oleh perusahaan tersebut

sehingga perusahaan tidak bisa memperbaiki pelayanannya kepada para

konsumen.

c. Kurang fokus dalam membangun relasi dengan konsumen

Hal ini bisa dikarenakan perusahaan hanya memikirkan untuk mencari

pelanggan baru tanpa memperhatikan dan menjaga hubungan baik dengan

pelanggan lamanya sehingga perusahaan hanya memprioritaskan

pelanggan barunya saja.

d. Kurang memperhatikan terhadap standar pelayanan yang baik

Karena terlalu mengarah kepada pencarian pelanggan baru, perusahaan

terkadang sampai tidak memperhatikan bagaimana standar pelayanan yang

baik yang seharusnya diberikan kepada pelanggannya.

e. Kurangnya sarana dan prasarana pendukung

Kurangnya sarana dan prasarana pendukung dalam pelayanan terhadap

konsumen ini membuat pelayanan menjadi terlihat biasa saja tanpa

(36)

22

Itulah beberapa hal yang menyebabkan perusahaan kurang memberikan

pelayanan yang baik terhadap konsumennya. Padahal sebenarnya hal-hal tersebut

bisa diatasi apabila perusahaan lebih memperhatikan kebutuhan konsumennya.

Ada 5 prinsip utama yang harus dijalankan agar costumer menjadi sangat puas

(delight customer) atau setidaknya terpenuhi ekspektasinya.

a. Memahami customer.

Customer adalah manusia yang harus dikelola keinginannya. Memahami

customer merupakan langkah pertama yang terpenting. Apabila anda

berhasil memahami kebutuhannya maka langkah selanjutnya akan merasa

mudah dan membuat anda senang.

b. Membuat customer mengerti semua layanan perusahaan anda.

Customer yang sudah datang ke perusahaan anda dipastikan telah

memiliki kepercayaan dengan produk/layanan yang disediakan. Atau

setidaknya mereka telah mendengar berita positif tentang perusahaan anda.

Buatlah mereka mengetahui secara lengkap dan jelas mengenai semua

produk/layanan yang perusahaan anda miliki. Jangan biarkan mereka

pulang dengan informasi yang tidak lengkap atau bahkan salah persepsi.

c. Menciptakan kesan positif.

Kesan positif yang terekam di benak customer anda akan selalu diingat.

Hal sederhana yang bisa dilakukan misalnya adalah dengan memberikan

senyum atau salam yang ramah, menjaga kebersihan, mau mendengar dan

membantu mereka dengan tulus, serta cepat tanggap.

(37)

23

Kata-kata positif senantiasa dianggap customer sebagai kesan yang positif

juga. Sebaiknya jangan perna menggunakan kata-kata negatif karena akan

memberikan citra negatif untuk perusahaan anda. Jangan pernah

menyalahkan mereka apalagi membuat marah. Hormati mereka sebagai

pelanggan anda sehingga mereka merasa aman dan diperhatikan.

e. Mempertahankan yang sudah baik dan terus melakukan perbaikan.

Apabila selama ini customer anda sudah merasa puas dengan

produk/layanan yang ada maka perusahaan anda wajib mempertahankan.

Buatlah sesuatu yang sudah baik menjadi standard baku dan ciptakan

perbaikan terus menerus agar semakin menjadi baik (Saleh, 2010).

Konsep ini hampir pasti selalu hadir di buku teks standar yang mengupas

strategi bisnis dan pemasaran. Slogan dan motto perusahaan juga

menyinggungnya (Tjiptono, 2012:310). Secara konseptual kepuasan pelanggan

dapat digambarkan sebagai berikut :

Gambar 2.1 : Konsep Kepuasan Pelanggan Tujuan Perusahaan

Produk

Nilai Produk Bagi Pelanggan

Kebutuhan dan Keinginan Pelanggan

Harapan Pelanggan terhadap Produk

(38)

24 Sumber : Tjiptono (2006:58)

2.1.3 Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan

Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan setiap perusahaan untuk

mengukur dan memantau kepuasan pelanggannya dan pelanggan perusahaan

pesaing. (Kotler 2002:42), mengemukakan 4 metode untuk mengukur kepuasan

pelanggan, yaitu:

a. Sistem keluhan dan saran

Sebuah perusahaan yang berfokus pada pelanggan mempermudah

pelanggannya untuk memberikan saran, pendapat dan keluhan mereka.

Media yang digunakan meliputi kotak saran yang di letakkan di

tempat-tempat strategis, menyediakan kartu komentar, saluran telepon khusus dan

sebagainya. Tetapi karena metode ini cenderung pasif, maka sulit

mendapatkan gambaran lengkap mengenai kepuasan dan tidak kepuasan

pelanggan. Tidak semua pelanggan yang tidak puas lantas akan

menyampaikan keluhannya. Bisa saja mereka langsung beralih ke

perusahaan lain dan tidak akan menjadi pelanggan perusahaan tersebut

lagi.

b. Survei kepuasan pelanggan

Umumnya banyak penelitian mengenai kepuasan pelanggan di lakukan

dengan menggunakan metode survei baik melalui pos, telepon maupun

(39)

25

Pengukuran kepuasan pelanggan melalui metode ini dapat dilakukan

dengan berbagai cara, diantaranya :

1. Directly Reported Satisfaction

Pengukuran dilakukan secara langsung melalui pertanyaan.

2. Derived Dissatisfaction

Pertanyaan yang di ajukan menyangkut 2 hal utama, yaitu besarnya

harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya kinerja yang

telah mereka rasakan atau terima.

3. Problem Analysis

Pelanggan yang dijadikan responden, diminta untuk mengungkapkan 2

hal pokok yaitu: masalah-masalah yang mereka hadapi berkaitan

dengan penawaran dari menajemen perusahaan dan saran-saran untuk

melakukan perbaikan.

4. Importance-Performance Analysis

Dalam tehnik ini responden diminta meranking berbagai elemen dari

penawaran berdasarkan derajat pentingnya setiap elemen tersebut.

Selain itu juga, responden diminta merangking seberapa baik kinerja

perusahaan dalam masing-masing elemen tersebut.

c. Ghost shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang

(ghost shopper) untuk berperan atau bersikap sebagai pelanggan potensial

(40)

26

temuan-temuannya mengenai kekuatan dan kelemahan produk perusahaan

pesaing berdasarkan pengalaman mereka dalam pembelian produk-produk

tersebut. Selain itu para ghost shopper juga datang melihat langsung

bagaimana karyawan berinteraksi dan memperlakukan para pelanggannya.

Tentunya karyawan tidak boleh tahu kalau atasannya baru melakukan

penilaian akan menjadi bias.

d. Lost customer analysis

Pihak perusahaan berusaha menghubungi para pelanggannya yang sudah

berhenti menjadi pelanggan atau beralih ke perusahaan lain. Yang

diharapkan adalah memperoleh informasi bagi perusahaan untuk

mengambil kebijakan selanjutnya dalam rangka meningkatkan kepuasan

dan loyalitas pelanggan.

Lupiyoadi (2001:158) menyatakan bahwa dalam menentukan tingkat

kepuasan, terdapat lima faktor utama yang harus diperhatikan oleh perusahaan,

yaitu:

a. Kualitas produk, Pelanggan akan merasa puas bila hasil evaluasi mereka

menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.

b. Kualitas pelayanan, Terutama untuk industri jasa, pelanggan akan merasa

puas bila mereka mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai

dengan yang diharapkan.

c. Emosional, Pelanggan akan merasa bangga dan mendapatkan keyakinan

(41)

27

dengan merek tertentu yang cenderung mempunyai tingkat kepuasan lebih

tinggi. Kepuasan yang diperoleh bukan karena kualitas dari produk tetapi

nilai sosial atau self esteem yang membuat pelanggan menjadi puas

terhadap merek tertentu.

d. Harga, Produk yang mempunyai kualitas sama tetapi menetapkan harga

yang relatif murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi kepada

pelanggannya.

e. Biaya, Pelanggan tidak perlu mengeluarkan biaya tambahan atau tidak

perlu membuang waktu untuk mendapatkan suatu produk atau jasa

cenderung puas terhadap produk atau jasa itu.

2.1.4 Manfaat Kepuasan Pelanggan

Menurut Tjiptono (2012:310-311), kepuasan pelanggan telah menjelma

menjadi kewajiban bagi setiap organisasi bisnis, peneliti pemasaran, eksekutif

bisnis, bahkan politisi. Kualitas jasa yang unggul dan konsisten dapat

menumbuhkan kepuasan konsumen dan akan memberikan berbagai manfaat

seperti:

1. Berdampak positif pada loyalitas pelanggan

2. Berpotensi menjadi sumber pendapatan masa depan (terutama melalui

pembelian ulang, cross-selling, dan up-selling).

3. Menekan biaya transaksi pelanggan di masa depan (terutama

(42)

28

4. Menekan volatilitas dan risiko berkenaan dengan prediksi aliran kas

masa depan.

5. Meningkatkan toleransi harga (terutama kesediaan pelanggan untuk

membayar harga premium dan pelanggan cenderung tidak mudah

tergoda untuk beralih pemasok).

6. Rekomendasi gethok tular positif.

7. Pelanggan cenderung lebih reseptif terhadap product-line extensions,

brand extensions, dan new add-on services yang ditawarkan

perusahaan.

8. Meningkatkan bargaining power relatif perusahaan terhadap jaringan

pemasok, mitra bisnis, dan saluran distribusi.

2.1.5 Partisipasi Pelanggan

Dalam sebagian besar sistem jasa, pelanggan hadir saat jasa bersangkutan

disampaikan. Bahkan tidak jarang pelanggan juga memainkan peranan penting

dalam meningkatkan produktivitas jasa. Terlebih lagi apabila ada sebagian aktivits

jasa yang dapat dialihkan kepada pelanggan. Selain itu, partisi pelanggan juga

dapat meningkatkan customization.

Secara umum ada dua macam kontribusi yang dapat diberikan pelanggan

pada sistem penyampaian jasa, yaitu :

a. Menggantikan provider labor dengan customer labor: dalam hal ini

(43)

29

berperan sebagai co-producer, sehingga jasa yang dibelinya menjadi

relative lebih murah.

b. Memperhalus atau mengurangi variasi permintaan jasa; dalam sistem ini

dibutuhkan usaha untuk menyesuaikan permintaan pelanggan agar dapat

lebih selaras dengan ketersediaan jasa yang ditawarkan.

2.2 Indeks Kepuasan Masyarakat

2.2.1 Definisi Indeks Kepuasan Masyarakat

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor :

KEP/25/M.PAN/2/2004 Tentang Pedoman Umum Penyusunan Indeks Kepuasan

Masyarakat Unit Pelayanan Instansi Pemerintah, Indeks Kepuasaan Masyarakat

adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh

dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat

dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik

dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.

2.2.2 Unsur Indeks Kepuasan Masyarakat

Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam

Keputusan Men.PAN Nomor : 63/KEP/M.PAN/7/2003, yang kemudian

dikembangkan menjadi 14 unsur yang “relevan, valid” dan “reliabel”, sebagai

unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan

(44)

30

1. Prosedur pelayanan, yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan;

2. Persyaratan Pelayanan, yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis

pelayanannya;

3. Kejelasan petugas pelayanan, yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan (nama, jabatan serta kewenangan dan

tanggung jawabnya);

4. Kedisiplinan petugas pelayanan, yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai

ketentuan yang berlaku;

5. Tanggung jawab petugas pelayanan, yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian

pelayanan;

6. Kemampuan petugas pelayanan, yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan/ menyelesaikan pelayanan

kepada masyarakat;

7. Kecepatan pelayanan, yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan;

(45)

31

9. Kesopanan dan keramahan petugas, yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah

serta saling menghargai dan menghormati;

10. Kewajaran biaya pelayanan, yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besarnya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan;

11. Kepastian biaya pelayanan, yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;

12. Kepastian jadwal pelayanan, yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan;

13. Kenyamanan lingkungan, yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman

kepada penerima pelayanan;

14. Keamanan Pelayanan, yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga

masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap

resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan.

Dengan tersedianya data IKM secara periodik, dapat diperoleh manfaat

sebagai berikut:

1. Diketahui kelemahan atau kekurangan dari masing-masing unsur dalam

penyelenggaraan pelayanan publik.

2. Diketahui kinerja penyelenggaraan pelayanan yang telah dilaksanakan

(46)

32

3. Sebagai bahan penetapan kebijakan yang perlu diambil dan upaya yang

perlu dilakukan.

4. Diketahui indeks kepuasan masyarakat secara menyeluruh terhadap hasil

pelaksanaan pelayanan publik pada lingkup Pemerintah Pusat dan Daerah.

5. Memacu persaingan positif, antar unit penyelenggara pelayanan pada

lingku Pemerintah Pusat dan Daerah dalam upaya peningkatan kinerja

pelayanan.

6. Bagi masyarakat dapat diketahui gambaran tentang kinerja unit pelayanan.

2.3 Kualitas Pelayanan

2.3.1 Pengertian Kualitas Pelayanan

Persoalan kualitas kini sepertinya sudah menjadi “harga yang harus

dibayar” oleh perusahaan agar tetap survive dalam bisnisnya. Kualitas adalah

sebuah kata yang bagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan

dengan baik. Nilai yang diberikan pelanggan, sangat kuat didasari oleh faktor

kualitas jasa. Di mana kualitas suatu produk/jasa memenuhi

spesifikasi-spesifikasinya. Menurut American Society for Quality Control, kualitas adalah

keseluruhan ciri-ciri dan karakteristik-karakteristik dari suatu produk atau jasa

dalam hal kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang telah

ditentukan atau bersifat laten.

Konsep kualitas sendiri pada dasarnya bersifat relative, yaitu tergantung

dari perspektif yang digunakan untuk menentukan ciri-ciri dan spesifikasi. Pada

(47)

33

yaitu: persepsi konsumen, produk/jasa, dan proses. Untuk yang berwujud barang,

ketiga orientasi ini hamper selalu dapat dibedakan dengan jelas, tetapi tidak untuk

jasa. Untuk jasa, produk dan proses mungkin tidak dapat dibedakan dengan jelas,

bahkan produknya adalah proses itu sendiri (Lupiyoadi, 2001:144).

Sementara menurut Heizer dan Render (2009:300), kualitas merupakan

kemampuan sebuah produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.

Kualitas berarti memenuhi kebutuhan, keinginan dan selera pelanggan. Setiap

orang dalam organisasi hendaknya memandang orang lain sebagai rekannya yang

dapat dilihat dan dihargai sebagai bagian dari penentu berhasilnya melaksanakan

kewajiban. Keunggulan suatu produk jasa adalah tergantung dari keunikan serta

kualitas yang diperlihatkan oleh jasa tersebut, apakah sudah sesuai dengan

harapan dan keinginan pelanggan.

Pengertian kualitas pelayanan yang dikemukakan oleh Lewis dan Booms

yang dikutip oleh Fandy Tjiptono (2007:121) mengemukakan bahwa: ”Kualitas

pelayanan sebagai ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu

sesuai dengan ekspetasi pelanggan. Kualitas pelayanan bisa diwujudkan melalui

pemenuhan dan keinginan pelanggan serta ketepatan penyampaiannya untuk

mengimbangi harapan pelanggan”.

Menurut Goetsh dan Davis (Tjiptono, 2005:51) bahwa kualitas adalah

suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses

dan lingkungan yang memenuhi atau memiliki harapan.

Konsep kualitas sering dianggap sebagai ukuran relative kesempurnaan

(48)

34

kesesuaian (conformance quality). Kualitas desain merupakan fungsi spesifikasi

produk, sedangkan kualitas kesesuaian adalah ukuran seberapa besar tingkat

kesesuaian antara sebuah produk atau jasa dengan persyaratan atau spesifikasi

kualitas yang ditetapkan sebelumnya.

Menurut Robbins & Coulter (2010:63) kualitas adalah kehandalan produk

atau jasa untuk melakukan yang seharusnya dan memuaskan ekspektasi

pelanggan. Sementara itu, menurut Gasperz dalam sinambela (2006:6), kualitas

mengacu kepada pengertian pokok:

1. Kualitas terdiri atas sejumlah keistimewaan produk, baik keistimewaan

atraktif yang memenuhi keinginan pelanggan dan memberikan keputusan

atau penggunaan produk.

2. Kualias terdiri atas segala sesuatu yang bebas dari kekurangan atau

kerusakan.

Sedangkan Sinambela (2006:6) “Kualitas adalah segala sesuatu yang

mampu memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan (meeting the needs of

customers)”. Kualitas dalam definisi strategis adalah segala sesuatu yang mampu

memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan, sedangkan definisi konvensional

dari kualitas biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk,

seperti: kinerja, keandalan, mudah dalam penggunaan, estetika.

Dari berbagai definisi kualitas yang dikemukakan oleh para ahli di atas,

setidaknya ada beberapa hal yang menjadi indikator dari sebuah kualitas. Antara

lain: kesesuaian untuk pemakaian, kesesuaian dengan standar, kesesuaian dengan

(49)

35

produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi

harapan. Berdasarkan beberapa indikator di atas kualitas didefinisikan sebagai

kondisi dinamis mengenai produk, dan jasa yang menuntut untuk pemenuhan

standar, kebutuhan, harapan, dan keinginan pelanggan yang cocok untuk

digunakan dan menjadikan pelanggan merasa puas.

2.3.2 Dimensi Kualitas Pelayanan

Menilai kualitas jasa dapat dilihat dari seluruh dimensi yang ada pada jasa

itu sendiri. Ada lima dimensi utama kualitas jasa menurut Parasuraman, Zeithaml

dan Berry yang dikutip oleh Fandy Tjiptono dan Gregorius (2007:133), yaitu:

1. Tangible

yaitu berkenaan dengan daya tarik fasilitas fisik, perlengkapan dan

material yang digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.

2. Emphaty

yaitu berkenaan mengenai perusahaan memahami masalah para

pelanggannya dan bertindak demi kepentingan pelanggan, serta memberi

perhatian personal kepada para pelanggan dan memiliki jam operasi yang

nyaman.

3. Responsivness

yaitu berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk

membantu para pelanggan dan merespon permintaan mereka, serta

menginformasikan kapan saja akan diberikan dan kemudian memberikan

(50)

36

4. Reliability

yaitu berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan

layanan yang akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun

dan menyajikan jasanya sesuai dengan waktu yang telah disepakati.

5. Asurance

yaitu perilaku karyawan yang mampu menumbuhkan kepercayaan

terhadap perusahaan, dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi

para karyawan selalu bersikap sopan dan menguasai pengetahuan dan

keterampilan pengetahuan yang dibutuhkan untuk setiap pertanyaan atas

masalah pelanggan.

Sementara Menurut Supranto (2006:14), terdapat beberapa dimensi mutu

untuk bidang pendukung staf beserta definisinya, yaitu:

a. Keberadaan pendukung (availability of support): Tingkatan untuk mana

pelanggan dapat kontak dengan pemberi jasa.

b. Ketanggapan pendukung (responsiveness of support): Tingkatan untuk

mana pemberi jasa bereaksi cepat terhadap permintaan pelanggan.

c. Ketepatan waktu pendukung (time lines of support): Tingkatan untuk

mana pekerjaan dilaksanakan dalam kerangka waktu, sesuai dengan

(51)

37

d. Penyelesaian pendukung (completeness of support): Tingkatan untuk mana

seluruh pekerjaan selesai.

e. Kesenangan pendukung (pleasantness of support): Tingkatan untuk mana

pemberi jasa menggunakan perilaku dan gaya professional yang tepat

selama bekerja dengan pelanggan.

2.4 Pelayanan Publik 2.4.1 Pengertian Pelayanan

Menurut Kotler (2002:83) pelayanan adalah setiap tindakan atau kegiatan

yang dapat ditawarkan oleh suatu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya

tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Pelayanan

merupakan perilaku produsen dalam rangka memenuhi kebutuhan dan keinginan

konsumen demi tercapainya kepuasan pada konsumen itu sendiri. Kotler juga

mengatakan bahwa perilaku tersebut dapat terjadi pada saat, sebelum dan sesudah

terjadinya transaksi. Pada umumnya pelayanan yang bertaraf tinggi akan

menghasilkan kepuasan yang tinggi serta pembelian ulang yang lebih sering.

Pelayanan adalah suatu kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi dalam

interaksi langsung antara seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan

menyediakan kepuasan pelanggan. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

pelayanan dijelaskan sebagai usaha melayani kebutuhan orang lain.

Pelayanan dalam hal ini diartikan sebagai jasa atau service yang

disampaikan oleh pemilik jasa yang berupa kemudahan, kecepatan, kepedulian,

(52)

38

sifat dalam memberikan pelayanan untuk memenuhi kepuasan konsumen.

Dukungan kepada pelanggan dapat bermakna sebagai suatu bentuk pelayanan

yang memberikan kepuasan bagi pelanggannya, selalu dekat dengan

pelanggannya, sehingga kesan yang baik dan menyenangkan senantiasa diingat

oleh para pelanggannya.

Kotler dan Amstrong (2008:292-293) menyebutkan empat karakteristik

dari pelayanan adalah sebagai berikut :

1. Intangibility (tidak berwujud); tidak dapat dilihat, diraba, dirasa, didengar,

dicium sebelum ada transaksi.

2. Inseparability (tidak dapat dipisahkan); dijual lalu diproduksi dan

dikonsumsi secara bersamaan karena tidak dapat dipisahkan.

3. Variability (berubah-ubah dan bervariasi); jasa beragam, selalu mengalami

perubahan, tidak selalu sama kualitasnya bergantung kepada siapa yang

menyediakannya dab kapan serta dimana disediakan.

4. Perishbility (cepat hilang, tidak tahan lama); jasa tidak dapat disimpan dan

permintaannya berfluktuasi.

2.4.2 Pengertian Pelayanan Publik

Pelayanan publik diartikan sebagai pemberian layanan (melayani)

keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi

itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut

Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003 yang

Gambar

Gambar 2.1 : Konsep Kepuasan Pelanggan
Tabel 2.1
Tabel 3.1 Pengukuran Skala Interval
Gambar 4.1 Kecamatan Medan Kota
+7

Referensi

Dokumen terkait

Rifki, Rendi. Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Pemerintah di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Labuhan. Skripsi .Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Indeks Kepuasan Masyarakat Pada Pelayanan Publik di Kecamatan Medan Johor, Medan Maimun dan Medan Polonia Kota

“Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Pelayanan Pemerintah di Kecamatan Medan Marelan dan Kecamatan Medan Labuhan”,Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

PENGOLAHAN INDEKS KEPUASAN MASYARAKAT PER RESPONDEN DAN PER UNSUR PELAYANAN UNIT PELAYANAN : KECAMATAN MEDAN JOHOR.. ALAMAT KANTOR

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan informasi dan memberikan manfaat sebagai masukan bagi Pemerintah Kota Medan mengenai indeks kepuasan masyarakat terhadap

Indeks Kepuasan Masyarakat Terhadap Unit Pelayanan Instansi Pemerintah Kecamatan Tulung Aagung, Jurnal Ilmu Hukum, Malang.. Nurrizka, Rahmah & Wiko

Dari hasil penelitian dan pembahasan tentang Analisis Indeks Kepuasan Masyrakat terhadap Pelayanan Publik pada Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil di Kota

Amplas Kota Medan dalam meningkatkan kualitas pelayanan publik