LAPORAN
PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
PELAKSANAAN PENDATAAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN DENGAN CARA VERIFIKASI OBJEK PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA MEDAN PETISAH O
L E H
Nama : Puja Ambara Kesuma Nim : 072600095
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menamatkan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Pertama sekali penulis mengucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa,
atas segala berkat, kasih dan perlindungan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
penyusunan laporan praktik kerja lapangan mandiri ini..
Adapun yang menjadi judul penulis dalam laporan PKLM ini adalah “ Pelaksanaan
Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Dengan Cara Verifikasi Objek Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah ”.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan laporan PKLM ini masih
banyak kekurangan baik dalm penulisan maupun kata-kata yang kurang tepat, untuk itu
penulis berharap ada masukan ataupun masukan untuk perbaikan laporan PKLM ini. Penulis
juga berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan
laporan PKLM ini.
Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Terima kasih kepada Ayahanda (Amir) dan Ibunda (Puji Astuti) atas pengorbanannya
yang telah membesarkan saya , dan memberikan dukungan kepada saya dalam
menyelesaikan studi saya..
2. Bapak Prof. DR. M. Arif Nasution, Msi selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Kariono,M.Si selaku pembimbing saya yang telah memberikan pengarahan
dan masukan pada saat penulisan laporan PKLM ini.
5. Bapak dan Ibu staf pengajar serta seluruh pegawai dan pihak jurusan yang telah
memberikan bantuan kepada penulis dalam memperoleh data dan penjelasan yang
diperlukan dalam penulisan laporan ini.
6. Bapak Kepala Kantor Pajak Pratama Medan Petisah yang telah memberikan izin,
kesempatan bagi penulis dalam melaksanakan riset.
7. Terima kasih kepada pak Diyarto selaku supervisor saya yang telah mambantu saya
dalam mandapatkan data yang saya perlukan.
8. Seluruh staf dan pegawai di Ekstensifikasi di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah.
10. Teman-teman saya TAX 07 semuanya, sahabat saya Wilman, Hartoni (Boston), Fadly,
Bayu, Joel, Antoni (Gila Bola), Anas (Warren,G), Jairun, Riant, Agung ,Surya ,yang
telah membantu penulis dalam menyelesaikan Laporan PKLM ini. Terkusus buat
kawan-kawan saya kelas B TAX 07 dan lain-lain.
Medan Juli 2010
Penulis
Puja Ambara Kesuma
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
PROGRAM STUDI DIPLOMA III ADMINISTRASI PERPAJAKAN LEMBAR PERSETUJUAN
LAPORAN PKLM INI DISETUJUI UNTUK DIPRESENTASIKAN OLEH :
Nama :Puja Ambara Kesuma
Nim : 072600095
Program. Studi : Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Judul :”PELAKSANAAN PENDATAAN OBJEK PAJAK BUMI DAN
BANGUNAN DENGAN CARA VERIFIKASI OBJEK PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN PETISAH”.
Ketua Prodip III Dosen Pembimbing Supervisior Lapangan Administrasi Perpajakan
(Drs.H.M. Husni Thamrin,M.A) (Drs. Kariono,M.Si) ( NIP : 196401081991021001 NIP :195405021982032002 NIP :
Diyarto )
Diketahui Dekan FISIP USU
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ... i-ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan mandiri……… ... 1-3
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri……… ... 3-5
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Kapangan Mandiri ... 5
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri……… ... 5-6
E. Metode Pengumpulan data……… .... .6
F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri... .7-8
BAB II GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Medan
Petisah... ... 9
B. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Medan Petisah... 9-10
C. struktur Organisasi KPP Pratama Medan Petisah ... ... 10-11
D. Deskripsi KPP Pratama Medan Petisah... ... . 11-15
A. Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan……….… ... 16-17
B. Subjek dan Objek Pajak……… ... 17-20
C. Tarif Pajak………... ... .. 20
D. Dasar Pengenaan Pajak (DPP)……….…… ... 20-21
E. Sistem Informasi Manjemen Objek Pajak (SISMIOP………... 22-36
BAB IV ANALISIS DATA
A. Tatacara Pelaksanaan Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Dengan Cara Verifikasi Objek Pajak pada KPP Pratama
Medan Petisah…………..………..…… ... 37-40
B. Perkembangan Jumlah Objek Pajak Bumi dan Bangunan…. ... 40-44
C. Faktor-Faktor Penyebab Banyaknya Data Objek Pajak yang
berubah tetapi tidak diketahui oleh KPP Pratama
Medan Petisah………. ... 45-46
D. Pengaruh Pelaksanaan Pendataan Objek Pajak Dengan Cara
Verifikasi Objek Pajak Pada KPP Pratama Medan Petisah… ... 46-47
E. Kendala-Kendala Yang Dihadapi Aparat Penyuluh Dalam
Pelaksanaan Pendataan Objek Pajak Dengan Cara
Verifikasi Objek Pajak Pada KPP Pratama Medan Petisah… ... 47-51
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN……….. ... 48-51
B. SARAN………... 52
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM )
Penerimaan dari sektor pajak memiliki peranan yang sangat penting dalam membiayai
pelaksanaaan pembangunan nasional, disamping penerimaan negara dari sektor migas dan gas
alam. Oleh karena itu pemerintah terus mengupayakan pemungutan pajak agar setiap tahunya
semakin meningkat dan meluas diharapkan mampu menggantikan ataupun ketergantungan
negara terhadap pinjaman luar negeri. Hasil penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB)
merupakan sumber dana yang potensial untuk Pembangunan Nasional. Dalam rangka
mewujudkan penerimaan negara yang benar-benar potensial dan dapat diandalkan, maka
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah sebagai unsur pelaksana dana dari Direktorat
Jenderal Pajak dalam melakukan usaha dalam pengembangan penggalian potensi PBB secara
berkesinambungan dengan cara peranan masyarakat keikutsertaan dalam menjadikan roda
pemerintahan melalui pembayaran Pajak Bumi dan Bangunan dimanfaatkan oleh pemerintah
untuk melakukan pekerjaan-pekerjaan berupa pelayanan umum seperti membiayai pendidikan,
fasilitas kesehatan dan fasilitas keahlian lainnya.
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah pada tahun angaran 2009/2010 akan
Bangunan dalam rangka mengantisipasi meningkatnya rencana kerja penerimaan pajak bumi
dan bangunan di tahun-tahun mendatang. Hal tersebut merupakan dasar dari perkembangan
dan pertumbuhan wilayah medan yang telah memiliki basis data SISMIOP (Sistem
Manejemen dan Informasi Objek Pajak ). SISMIOP adalah sistem yang terintegrsi untuk
mengolah informasi atau data objek dan subjek pajak bumi dan bangunan dengan bantuan
komputer, sejak dari pengumpulan data (melalui pendaftaran, pendataan dan penilaian)
pemberian identitas objek pajak( Nomor Objek Pajak/NOP), perekaman data, pemeliharaan
basis data, pencetakan hasil keluaran (Berupa Surat Pemberitahuan Pajak Terutang),
monitoring penerimaan dan pelaksanaan penagihan pajak, sampai dengan pelayanan kepada
wajib pajak melalui pelayanan pada suatu tempat.
Kota Medan sebagai salah satu kota yang mengalami pertumbuhan ekonomi dan
perkembangan perkotaan yang cukup pesat dan dinamis. Banyaknya perubahan dan peralihan
pemilikan, peruntukan tanah dan bangunan tanpa pemberitahuan dari wajib pajak, serta tidak
sebandingnya antara petugas fiskus pendata dengan objek dan subjek pajak yang didata
mengakibatkan masih banyak data wajib pajak yang berubah tetapi tidak diketahui oleh pihak
fiskus.
Maka dari itu dengan diadakannya Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) penulis
ingin mengetahui seberapa baik pemutakhiran data, apakah sesuai dengan kondisi yang ada
dilapangan sehingga penulis mengetahui seberapa besar potensi pajak bumi dan bangunan
bersangkutan, khususnya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dengan judul
“ Pelaksanaan Pendataan Objek Pajak Bumi dan Bangunan Dengan Cara Verifikasi Objek Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah ”.
1.2 Tujuan dan Manfaat PKLM
1.2.1 Tujuan PKLM :
a. Untuk mengetahui faktor penyebab data pajak yang berubah tetapi tidak diketahui oleh
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
b. Untuk mengetahui tata cara pelaksanaan pendataan ojek pajak bumi dan bangunan
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
1.2.2 Manfaat PKLM
a. Manfaat PKLM Bagi Mahasiswa :
1. Untuk menerapkan teori dan pengetahuan yang diroleh selama perkuliahan.
2. Mengetahui prosedur pendataan objek PBB dilapangan.
3. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan dibidang perpajakan khususnya
Pajak Bumi dan Bangunan.
4. Meningkatkan kemampuan berkomunikasi dan mendapatkan pengalaman
kerja.
1. Dapat meningkatkan kerja sama antara Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah dengan Universitas Sumatera Utara.
2. Memberikan tes secara nyata untuk setiap lulusan
3. Memberikan masukan dan saran bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Petisah.
4. untuk menciptakan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas dan potensial
dibidang perpajakan.
c. Manfaat PKLM bagi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah
1. Mendapatkan masukan dan saran dalam hal perpajakan.
2. Mempromosikan image institusi KPP Pratama Medan Petisah kepada masyarakat.
3. Menjalin hubungan yaang baik dengan pihak Perguruan Tinggi khususnya
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik (FISIP) Universitas Sumatera Utara (USU).
d. Manfaat PKLM Bagi Masyarakat
Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa peran serta msyarakat dalam
pembiayaan pembangunan yang diwujudkan dalam kepatuhan pembayaran pajak
sangat diperlukan untuk mewujudkan cita-cita pembangunan nasional kearah
1.3 Ruang Lingkup PKLM
Pada Praktik Kerja Lapangan Mandiri ini, penulis memusatkan perhatian pada
pelaksanaan pendataan objek dan subjek pajak bumi dan bangunan dengan cara verifikasi
objek pajak pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah pada seksi Ekstensifikasi
Perpajakan.
1.4 Metode PKLM
Untuk menumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam PKLM ini maka
penulis menggunakan metode pengumpulan data lain diantaranya sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan ini penulis melakukan beberapa persiapan dimulai dari
pengajuan judul, penentuan judul, penentuan tempat pklm, mencari bahan untuk
membuat proposal, konsultasi dengan pihak dosen dan sebaginya.
2. Studi Literatur
Penulis mencari berbagai sumber bacaan seperti : Buku, Undang-Undang, maupun
literatur yang berhubungan dengan objek PKLM.
Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer dan
sekunder .
a. Data primer adalah data yang diperoleh dari pihak-pihak yang berkompeten
dan menguasai objek kajian PKLM.
b. Data sekunder adalah data ayang diperolehdari buku-buku,undang-undang
dan referensi ilmiah.
4. Analisis Data dan Evaluasi
Setelah data yang diperlukan terkumpul secara lengkap maka penulis melakukan
analisa dan evaluasi terhadap data atau keterangan mengenai verifikasi objek pajak
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
1.5 Metode Pengumpulan Data
Untuk mendukung metode tersebut , penulis juga menggunakan beerapa teknik
pengumpulan data sebagai berikut :
1. Daftar Pertanyaan (Interview Guide )
yaitu dengan mengajukan beberapa pertanyaan langsung kepada pihak Kantor
Pelayanan Pajak yang dianggap mampu memberikan masukan data dan informasi bagi
penyusunan laporan ini.
Dalam metode ini penulis meminta dokumen yang berhubungan dengan obek PKLM
berupa lampiran-lampiran struktur organisasi.
1.6 Sistematika Penulisan PKLM
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai Latar Belakang Masalah , Tujuan dan Manfaat
Penelitian, Ruang Lingkup, Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri , Metode
Pengumpulan Data.
BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Dalam bab ini diuraikan sejarah singkat berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Petisah, Tugas dan Fungsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah,
Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah, Tugas dan
Fungsi Masing-Masing Seksi, Jumlah Pegawai, Jumlah Objek Pajak Bumi dan
Bangunan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah.
BAB III : GAMBARAN DATA PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Dalam bab ini diuralkan mengenai defenisi, ketentuan-ketentuan, objek dan subjek
pendataan, penilaian, dan tatacara pelaksanaan pendataan secara verifikasi pajak bumi
dan bangunan.
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI DATA
Dalam bab ini diuraikan mengenai analisis faktor penyebab banyaknya data objek
pajak yang berubah tetapi tidak diketahui oleh fiskus Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Petisah mengenai analisis tatacara pelaksanaan pendataan objek pajak bumi
dan bangunan dengan cara verifikasi objek pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Petisah
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Dalam bab ini diuraikan mengenai kesimpulan dan saran. Yaitu menguraikan secaara
garis besarnya saja dari pembahasan permasalahan mengenai pelaksanaan pendataan
objek pajak bumi dan bangunan dengan cara verifikasi objek pajak bumi dan bangunan
BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK DAN LOKASI PKLM
A. Sejarah Umum KPP Pratama Medan Petisah
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah didirikan pada tanggal 26 Mei 2008
dengan membawahi tiga kecamatan yaitu Kecamatan Medan Petisah, Kecamatan Medan
Helvetia, dan Kecamatan Medan Sunggal.
KPP Pratama Medan Petisah mempunyai tugas melaksanakan penyuluhan, pelayanan,
dan pengawasan Wajib Pajak di bidang Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, Pajak
Penjualan atas Barang Mewah, Pajak Tidak Langsung Lainnya, Pajak Bumi dan Bangunan
serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan dalam wilayah wewenangnya berdasarkan
peraturan perundang-undangan yang berlaku.
B. Tugas dan Fungsi KPP Pratama Medan Petisah
Dalam melaksanakan tugasnya, KPP Pratama Medan Petisah menyelenggarakan fungsi:
a. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi perpajakan,
penyajian informasi perpajakan, pendataan objek dan subjek pajak, serta penilaian
objek Pajak Bumi dan Bangunan
b. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan
c. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan pengolahan
d. Penyuluhan perpajakan
e. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak
f. Pelaksanaan ekstensifikasi
g. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak;
h. Pelaksanaan pemeriksaan pajak
i. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak;
j. Pelaksanaan konsultasi perpajakan
k. Pelaksanaan intensifikasi
l. Pembetulan ketetapan pajak
m. Pengurangan Pajak Bumi dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah
dan/ atau Bangunan
n. Pelaksanaan administrasi kantor.
C. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Petisah
Struktur organisasi adalah bagan yang menggambarkan sistematis mengenai penetapan
tugas – tugas, fungsi dan wewenang serta tanggung jawab masing – masing dengan tujuan
yang telah ditentukan sebelumnya. Tujuan struktur tersebut juga untuk membina
keharmonisan kerja agar pekerjaan dapat dilaksanakan dengan teratur dan baik untuk
mencapai tujuan secara maksimal. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah dipimpin
oleh seorang Kepala Kantor yang secara operasional bertanggung jawab kepada Kepala
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah terdiri dari sebelas seksi yang masing
– masing seksidipimpin oleh seorang kepala seksi. Struktur organisasi yang ada di Kantor
Pelayanan Pajak pratama Medan Petisah dapat digambarkan sebagai berikut :
a. Seksi Sub.Bagian Umum
b. Seksi Pengolahan Data dan Informasi;
c. Seksi Pelayanan;
d. Seksi Penagihan;
e. Seksi Pemeriksaan;
f. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan;
g. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I;
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi II;
i. Seksi Pengawasan dan Konsultasi III;
j. Seksi Pengawasan dan Konsultasi IV;
k. Kelompok Jabatan Fungsional.
D. Deskripsi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah yang terletak di Jl. Asrama No. 7 A
Medan . Adapun gambaran tugas dari masing-masing bagian kerja yang ada di Kantor
1. Sub Bagian Umum
Tugas dan fungsi :
a. Melakukan urusan tata usaha
b. Melakukan urusan kepegawaian
c. Melakukan urusan keuangan
d. Melakukan urusan dan perlengkapan rumah tangga
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi
Tugas dan fungsi :
a. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data, penyajian informasi
perpajakan
b. Perekaman dokumen perpajakan
c. Merekam SSP lembar 3
d. Merekam SPT Masa PPN 1107, 1107A dan 1107B
e. Merekam PPh Pasal 21
f. Merekam PPh Pasal 23/26
h. Melakukan urusan tata usaha penerimaan perpajakan
i. Melakukan pengalokasian Pajak Bumi dan Bangunan dan Bea Perolehan Hak
atas Tanah dan Bangunan
j. Memberikan pelayanan dukungan teknis komputer
k. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filing
l. Pelaksanaan i-SISMIOP dan SIG,
m. Penyiapan laporan kinerja.
3. Seksi Pelayanan
Tugas dan fungsi :
a. Melakukan penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan
b. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan
c. Melakukan Penyuluhan Perpajakan
d. Menerima, meneliti, dan merekam surat permohonan dari Wajib Pajak dan
surat-surat lainnya
e. Melakukan penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan Wajib Pajak dan
surat lainnya
f. Melakukan penatausahaan pendaftaran, pemindahan data, dan pencabutan
g. Melakukan urusan kearsipan Wajib Pajak
h. Melakukan Kerjasama Perpajakan
4. Seksi Penagihan
Tugas dan fungsi :
a. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak
b. Penundaan dan angsuran tunggakan pajak
c. Penagihan aktif
d. Memberikan usulan penghapusan piutang pajak
e. Penyimpanan dokumen-dokumen penagihan
5. Seksi Pemeriksaan
Tugas dan fungsi :
a. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan
b. Pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan
c. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta
administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya.
6. Seksi Ekstensifikasi
Tugas dan fungsi :
a. Melakukan pengamatan potensi perpajakan
c. Pembentukan dan pemutakhiran basis data nilai objek pajak dalam
menunjang ekstensifikasi
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
Tugas dan fungsi :
a. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan Wajib Pajak
b. Membimbingan/menghimbauan kepada Wajib Pajak dan konsultasi teknis
perpajakan
c. Melakukan penyusunan profil Wajib Pajak
d. Menganalisis kinerja Wajib Pajak
e. Memberikan konsultasi kepada wajib pajak tentang ketentuan peraturan
perundang – undangan perpajakan
f. Memberikan usulan pembetulan ketetapan pajak, pengurangan Pajak Bumi
dan Bangunan serta Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan
g. Melakukan evaluasi hasil banding.
i. Melakukan rekonsiliasi data Wajib Pajak dalam rangka melakukan
intensifikasi. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan,
penerimaan dan pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat
lainnya
BAB III
A.Pengertian Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang ( yang
dapat dipaksakan ) dengan tidak mendapat jasa timbal ( kontraprestasi ) yang langsung dapat
ditunjuk dan digunakan untuk membiayai pengeluaran umum . ( Prof. Dr. Rahmat Soemitro ,
SH ). Bumi adalah permukaan bumi dan tubuh bumi yang ada dibawahnya, meliputi tanah
dan perairan laut wilayah indonesia ( UU No.12/1985 pasal 1 ayat 1 ). Bangunan adalah
konstruksi teknik yang ditanam atau diletakkan secara tetap pada tanah dan atau perairan ( UU
No 12/1985 pasal 1 ayat beserta penjelasannya )
Termasuk juga dalam bangunan adalah :
a) Jalan lingkungan terletak dalam suatu kompleks, bangunan seperti hotel,pabrik dan
emplasemennya dan lain-lain yang merupakan sutu kesatuan dengan bangunan
tersebut.
b) Jalan tol.
c) Kolam renang.
d) Tempat olahraga.
e) Galangan kapal.
f) Taman mewah.
h) Fasilitas lain yang memberi manfat.
”Pajak Bumi dan Bangunan adalah pajak yang dikenakan atas bumi dan atau
bangunan”.
B.Subjek dan Objek Pajak
1. Subjek PBB
Subjek Pajak Bumi dan Bangunan adalah orang atau badan secara nyata mempunyai
suatu hak atas bumi dan atau memperoleh manfaat atas bumi dan atau memiliki, menguasai
bangunan, dan atau memperoleh manfaat atas bangunan. ( UU No. 12/1985 pasal 4 ayat 1 ).
a) Dengan demikian tanda pembayaran atau pelunasan pajak bukan merupakan bukti
pemilikan hak.
b) Subjek pajak sebagaimana dimaksud, yang dikenakan kewajiban membayar pajak
menjadi wajib pajak.
c) Dalam hal suatu objek belum jelas diketahui wajib pajaknya, Direktur Jenderal Pajak
dapat menetapkan wajib pajak menjadi subjek pajak. Ketentuan ini memberikan
kepada Direktur Jenderal Pajak untuk menentukan wajib pajak.
2. Objek PBB
a) Yang dimaksud dengan klasifikasi bumi dan bangunan adalah pengelompokan bumi dan
bangunan menurut nilai jualnya dan digunakan sebagai pedoman untuk memudahkan
perhitungan pajak yang terutang.
Dalam menentukan klasifikasi bumi atau tanah diperhatikan factor-faktor sebagai berikut :
1) Letak
2) Peruntukan
3) Pemanfaatan
4) Kondisi lingkungan dan lain-lain.
Dalam menentukan klasifikasi bangunan diperlukan faktor-faktor sebagai berikut :
1) Bahan yang digunakan
2) Rekayasa
3) Letak
4) Kondisi lingkungan dan lain-lain.
b) Pengecualian Objek Pajak
Objek pajak yang tidak dikenakan PBB adalah objek pajak yang :
1. Digunakan semata-mata untuk melayani kepentingan umum dan tidak untuk
2. Digunakan untuk kuburan, peninggalan purbakala, atau yang sejenis dengannya.
3. Merupakan hutan lindung, hutan suaka alam, hutan wisata taman nasional, tanah
pengembalaan yang dikuasai oleh desa, dan tanah Negara yang dibebani suatu hak.
4. Dilakukan oleh perwakilan diplomatik, konsulat berdasarkan asas perlakuan timbal
balik.
5. Dilakukan oleh badan atau perwakilan organisasi internasional yang ditentukan
oleh Menteri Keuangan.
c) Objek yang digunakan oleh Negara untuk penyelenggaraan pemerintahan, penentuan
pengenaan pajaknya diatur lebih lanjut dengan peraturan pemerintah. Yang dimaksud
dengan objek pajak yang dimiliki atau dikuasai oleh pemerintah pusat atau pemerintah
daerah dalam menyelenggarakan pemerintahan.
d) Besarnya Nilai Objek Pajak Tidak Kena Pajak ( NJOPTKP ) mulai 1 january 2001
setinggi tingginya Rp.12.000.000,- untuk setiap wajib pajak. Apabila wajib pajak
mempunyai lebih dari satu objek pajak maka yang mendapakan NJOPTKP hanya satu
objek, yaitu yang nilainya lebih tinggi.
C. Tarif pajak
Tarif pajak yang dikenakan terhadap PBB adalah tarif tunggal ( yaitu tarif tetap dan
Dasar Pengenaan Pajak adalah nilai jual objek pajak, yang ditetapkan setiap 3 tahun oleh
Menteri Keungan, (kecuali untuk daerah tertentu ditetapkan setiap tahun sesuai dengan
perkembangan daerahnya ( UU.No 12/1985 pasal 1ayat 3).
NJOP adalah :
1. Harga rata-rata yang diperoleh dari transaksi jual beli yang terjadi secara wajar
2. Perbandingan harga dengan objek lain yang sejenis
3. Nilai perolehan baru
4. Nilai jual objek pengganti
Besarnya Nilai Jual Objek Pajak adalah sebagai berikut :
1. Objek pajak perkebunan adalah 40%
2. Objek pajak kehutanan40%
3. Objek pajak pertambangan 20%
4. Objek pajak lain (pedesaan dan perkotaan) :
a) Apabila nilai jual objek pajaknya lebih besar dari Rp.1.000.000.000 adalah 40%
b) Apabila nilai jual objek pajaknya lebih kecil dari Rp.1.000.000.000 adalah 40%
5. Besarnya persentase Nilai Jual Kena Pajak (NJKP) ditetapkan dengan peraturan
SPOP adalah Sarana bagi wajib pajak untuk memberikan keterangan mengenai objek
pajak yang dikuasai atau dimilikinya ke Direktor Jenderal Pajak yang akan dipakai sebagai
dasar untuk menghitung ketetapan PBB.(Eugenia liliawati Muljono,1999:9).
E. Sistem Informasi Manejemen Objek Pajak (SISMIOP)
SISMIOP adalah sistem yang terintegrasi untuk mengolah informmasi atau data objek dan
subjek PBB dengan bantuan komputer,sejak dari pengumpulan data (melalui
pendaftaran,pendataan dan penilaian) pemberan idenitas objek pajak (NOP), perekaman data
,pemeliharaan basis data, pencetakan hasil keluaraan (berupa SPPT STTS,DHKP dan
sebagainya, monitoring penerimaan danpelaksanaan penagihan pajak, sampai dengan
pelayanan kepada wajib pajak dengan layanan pada suatu tempat.( Eugenia liliawati
Muljono,1999:60).
1. Klasifikasi Nilai Jual Objek Pajak
Klasifikasi adalah pengelompokam nilai jual rata-rata atas permukaan bumi berupa
TABEL 1
Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan
Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah)
Kelompok A
Kelas Penggolongan Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah)
(Rp/M2)
Nilai jual
(Rp/M2)
1 >3..000.000 s/d 3.200.000 3.100.000
3 >2.708.000 s/d 2.850.000 2.779.000
4 >2.573.000 s/d 2.708.000 2.640.000
5 >2.444.000 s/d 2.573.000 2.508.000
6 >2.261.000 s/d 2.444.000 2.352.000
7 >2.091.000 s/d 2.261.000 2.176.000
8 >1.934.000 s/d 2.091.000 2.013.000
9 >1.789.000 s/d 1.934.000 1.862.000
10 >1.655.000 s/d 1.789.000 1.722.000
11 >1.490.000 s/d 1.655.000 1.573.000
12 >1.341.000 s/d 1.490.000 1.416.000
13 >1.207.000 s/d 1.341.000 1.274.000
14 >1.086.000 s/d 1.207.000 1.147.000
15 >977.000 s/d 1.086.000 1.032.000
16 >855.000 s/d 977.000 916.000
18 >655.000 s/d 748.000 702.000
19 >573.000 s/d 655.000 614.000
20 >501.000 s/d 573.000 537.000
21 >426.000 s/d 501.000 464.000
22 >362.000 s/d 426.000 394.000
23 >308.000 s/d 362.000 335.000
24 >262.000 s/d 308.000 285.000
25 >223.000 s/d 262.000 243.000
26 >178.000 s/d 223.000 200.000
27 >142.000 s/d 178.000 160.000
28 >114.000 s/d 142.000 128.000
29 >91..000 s/d 114.000 103.000
30 >73.000 s/d 91.000 82.000
31 >55.000 s/d 73.000 64.000
33 >31.000 s/d 41.000 36.000
34 >23.000 s/d 31.000 27.000
35 >17.000 s/d 23.000 20.000
36 >12.000 s/d 17.000 14.000
37 >8.400 s/d 12.000 10.200
38 >5.900 s/d 8.400 7.150
39 >4.100 s/d 5.900 5.000
40 >2.900 s/d 4.100 3.500
41 >2.000 s/d 2.900 2.450
42 >1.400 s/d 2.000 1.700
43 >1.050 s/d 1.400 1.200
44 >760 s/d 1.050 910
45 >550 s/d 760 660
46 >410 s/d 550 480
48 >240 s/d 310 270
49 >170 s/d 240 200
[image:33.612.66.489.112.229.2]50 ≤ 140
TABEL 2
Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan
Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah)
Kelompok B
Kelas Penggolongan Nilai Jual Permukaan Bumi (Tanah)
(Rp/M2)
Nilai jual
(Rp/M2)
2 >56.120.000 s/d 67.390.000 66.255.000
3 >62.890.000 s/d 56.120.000 64.005.000
4 >60.700.000 s/d 62.890.000 61.795.000
5 >58.550.000 s/d 60.700.000 59.625.000
6 >56.440.000 s/d 58.550.000 57.495.000
7 >54.370.000 s/d 56.440.000 55.405.000
8 >52.340.000 s/d 54.730.000 53.355.000
9 >50.350.000 s/d 52.340.000 51.345.000
10 >48.400.000 s/d 50.350.000 49.375.000
11 >46.490.000 s/d 48.400.000 47.445.000
12 >44.620.000 s/d 46.490.000 45.455.000
13 >42.790.000 s/d 44.620.000 43.075.000
14 >44.000.000 s/d 42.790.000 43.395.000
15 >39.250.000 s/d 44.000.000 41.625.000
17 >35.870.000 s/d 37.540.000 36.305.000
18 >34.240.000 s/d 35.870.000 35.055.000
19 >32.650.000 s/d 34.240.000 33.445.000
20 >31.100.000 s/d 32.650.000 31.875.000
21 >29.590.000 s/d 31.100.000 30.345.000
22 >28.120.000 s/d 29.590.000 28.855.000
23 >26.690.000 s/d 38.120.000 27.405.000
24 >25.300.000 s/d 26.690.000 25.995.000
25 >23.950.000 s/d 25.300.000 24.625.000
26 >22.640.000 s/d 23.950.000 23.295.000
27 >21.370.000 s/d 22.640.000 22.005.000
28 >20.140.000 s/d 21.370.000 20.755.000
29 >18.950.000 s/d 20.140.000 19.545.000
30 >17.800.000 s/d 18.950.000 18.375.000
32 >15.620.000 s/d 16.690.000 16.155.000
33 >14.590.000 s/d 15.620.000 15.105.000
34 >13.600.000 s/d 14.590.000 14.095.000
35 >12.650.000 s/d 13.600.000 13.125.000
36 >11.740.000 s/d 12.650.000 12.195.000
37 >10.870.000 s/d 11.740.000 11.305.000
38 >10.040.000 s/d 10.870.000 10.455.000
39 >9.250.000 s/d 10.040.000 9.645.000
40 >8.500.000 s/d 9.250.000 8.875.000
41 >7.790.000 s/d 8.500.000 8.145.000
42 >7.120.000 s/d 7.790.000 7.455.000
43 >6.490.000 s/d 7.120.000 6.805.000
44 >5.900.000 s/d 6.490.000 6.195.000
45 >5.350.000 s/d 5.900.000 5.625.000
47 >4.370.000 s/d 4.840.000 4.605.000
48 >3.940.000 s/d 4.370.000 4.155.000
49 >3.550.000 s/d 3.940.000 3.745.000
50 >3.200.000 s/d 3.550.000 3.375.000
Klasifikasi dan besarnyaNnilai Jual Objek Pajak atas bumi berupa bangunan ditetapkan
[image:37.612.67.488.110.272.2]sebagaimana tercantum dalam lampiran IIA dan IIB KMK 523/KMK.04/1998
TABEL 3
Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan
Nilai Jual Bangunan
Kelompok A
Kelas Penggolongan
Nilai Jual Objek Pajak
(Rp/M2)
Nilai jual
1 >1.034.000 s/d 1.366.000 1.200.000
2 >902.000 s/d 1.034.000 968.000
3 >744.000 s/d 902.000 823.000
4 >656.000 s/d 744.000 700.000
5 >534.000 s/d 656.000 595.000
6 >476.000 s/d 534.000 505.000
7 >382.000 s/d 476.000 429.000
8 >348.000 s/d 382.000 365.000
9 >272.000 s/d 348.000 310.000
10 >256.000 s/d 272.000 264.000
11 >194.000 s/d 256.000 225.000
12 >188.000 s/d 194.000 191.000
13 >136.000 s/d 188.000 162.000
15 >104.000 s/d 128.000 116.000
16 >92.000 s/d 104.000 98.000
17 >74.000 s/d 92.000 83.000
18 >68.000 s/d 74.000 71.000
19 >52.000 s/d 68.000 60.000
[image:39.612.67.488.112.346.2]20 ≤ 52.000 50.000
TABEL 4
Klasifikasi, Penggolongan dan Ketentuan
Nilai Jual Bangunan
Kelompok B
Kelas Penggolongan
Nlai Jual Objek Pajak (Rp/m2)
Nilai Jual
1 >14.700.000 s/d 15.800.000
15.520.000
2 >13.600.000 s/d 14.700.000 14.150.000
3 >12.550.000 s/d 13.600.000 13.075.000
4 >11.550.000 s/d 12.550.000 12.050.000
5 >10.600.000 s/d 11.550.000 11.075.000
6 >9.700.000 s/d 10.600.000 10.150.000
7 >8.850.000 s/d 9.700.000 9.275.000
8 >8.050.000 s/d 8.850.000 8.450.000
9 >7.300.000 s/d 8.050.000 7.675.000
10 >6.600.000 s/d 7.300.000 6.950.000
11 >5.850.000 s/d 6.600.000 6.225.000
12 >5.150.000 s/d 5.850.000 5.500.000
13 >4.500.000 s/d 5.150.000 4.825.000
15 >3.350.000 s/d 3.900.000 3.625.000
16 >2.850.000 s/d 3.350.000 3.100.000
17 >2.400.000 s/d 2.850.000 2.625.000
18 >2.000.000 s/d 2.400.000 2.200.000
19 >1.666.000 s/d 2.000.000 1.833.000
20 >1.366.000 s/d 1.666.000 1.516.000
2. Nilai jual lebih tinggi dari nilai klasifikasi
Dalam hal objek pajak yang dijual per m2 nya lebih besar dari ketentuan NJOP
sebagaimana diatur dalam KMK523/KMK04/1998, Nilai Jual objek pajak yang terjadi
dilapangan tersebut digunakan sebagai dasar penggunaan PBB (KMK 523/98).
3. Penetapan klasifikasi oleh Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pajak setempat atas nama Menteri
Keuangan menetapkan klasifikasi dan besarnya NJOP atas permukaan bumi dan bangunan di
daerah-daerah dalam wilayah daerah khususnya ibukota Jakarta dan daerah tingkat II
diseluruh Indonesia.
Besarnya pajak terutang dihitung dengan cara mengalikan tarif pajak dengan NJKP
PBB = Tarif pajakX NJKP
=0,5%X (Persentase NJKP X(NJOP-NJOPTKP))
5. Pendataan Objek Pajak dan Sujek Pajak Bumi dan Bangunan
Pendataan objek dan subjek PBB dilakukan oleh KPP Pratama Medan Petisah atau
pihak lain yang ditunjuk oleh DJP. Pendataan ini dilaksanakan dengan menggunakan formulir
SPT objek pajak (SPOP) dan dilaksanakan sekurang-kurangnya untuk wilayah administrasi
desa atau kelurahan dengan 4 alternatif sebagai berikut :
1) Pendataan dengan penyampaian dan pemantauan pengembalian SPOP yaitu pendataan
yang dilaksanakan pada daerah atau wilayah yang pada umumnya tidak atau belum
mempunyai peta, merupakan daerah terpencil.atau mempunyai potensi PBB sangat
kecil.
2) Pendataan dengan identifikasi objek pajak
Yaitu pendataan yang dilaksanakan pada daerah atau daerah yang sudah memiliki peta
garis atau peta foto yang dapat menentukan posisi relatif objek pajak, tetapi tidak
mempunyai data dan administrasi pembukuan PBB hasil pendataan 3 tahun terakhir.
yaitu pendataan yang dilaksanakan pada daerah atau daerah yang sudah memiliki peta
garis atau foto dan sudah mempunyai data administrasi pembukuan PBB hasil
pendataan 3 tahun terakhir
4) Pendataan dengan pengukuran bidang objek pajak
yaitu pendataan pada wilayah yang hanya memiliki sketsa desa atau kelurahan
(misalnya diperoleh dari biro pusat statistik atau instansi lainnya) dan atau peta garis
atau peta foto teatpi belum dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif objek
pajak.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. TATA CARA PELAKSANAAN OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
DENGAN CARA VERIFIKASI OBJEK PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PJAK PRATAMA MEDAN PETISAH
Adapun tata cara pelaksanaan pendataan objek pajak dengan verifikasi objek pajak :
Yaitu dengan cara mengamati dulu secara detail kondisi ataupun keadaan
kecamatan/kelurahan yang akan didata.
2. Sosialisasi terhadap tokoh-tokoh masyarakat contoh kecamatan kelurahan/desa
Yaitu dengan cara membuat suatu acara sosialisasi terhadap tokoh-tokoh masyarakat
untuk memberi informasi ataupun menjelaskan tujuan atat cara pelaksanaan pendataan
yang akan dilakukan pada kecamatan/kelurahan yang akan didata.
3. Kerjasama dengan pihak kelurahan atau desa
Yaitu setelah diadakannya sosialisasi terhadap tokoh-tokoh masyarakat maka pihak
petugas pajak dengan tokoh-tokoh masyarakat dalam hal ini kecamatan dan
kelurahan/desa menyepakati suatu kerjasama dalam pelaksanaan pendataan objek
pajak bumi dan bangunan.
4. Mendatangi langsung Objek Pajak tersebut
Yaitu berdasarkan kerjasama yang sudah disepakati oleh petugas pajak dan tokoh
masyarakat maka langkah selanjutnya adalah aparat pajak terjun langsung ke lapangan
dengan mendatangi Objek Pajak tersebut untuk dilakukan pendataan.
5. Melaksanakan pengukuran/pendataan, yaitu dengan mengukur :
a. luas wilayah
c. luas tanah yang sudah dikenakan PBB
d. luas bangunan yang sudah dikenakan PBB
e. jumlah penduduk
f. jumlah wajib pajak terdaftar
g. jumlah Objek Pajak terdaftar
h. jumlah ketetapan pajak tahun sebelumnya
i. perkiraan harga jual tanah tertinggi dan terendah per m2 dalam satu desa atau
kelurahan
j. harga baku bangunan dan standar upah yang berlaku
k. peta dan pembukuan PBB :
1) Peta desa/kelurahan yang dimiliki KPP Pratama Medan Petisah
2) Peta garis/peta foto berkoordinat yang sudah dimiliki BPN/ instansi lain.
3) Buku induk atau buku himpunan peta objek atau subjek PBB yang
lama.
4) Buku rincian yang lama
NJOP bumi, peraturan PBB dan buku-buku Instansi lainnya.
6. Hasil dari pendataan dituangkan kedalam SPOP dan LSPOP
Yaitu data yang sudah terkumpul kemudian diisi oleh petugas lapangan kedalam SPOP
dan LSPOP dengan menyalin data yang sudah ada pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Petisah serta mengkonfirmasikan kepada subjek pajak yang bersangkutan atas
kuasanya. Adapun tujuan dilakukan pengisian data ke SPOP dan LSPOP adalah untuk
menjaga terjadinya perubahan data.
B. PERKEMBANGAN JUMLAH OBJEK PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Adapun perkembangan jumlah objek PBB Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Petisah dapat dijelaskan dalam table berikut :
TABEL 5 :
Perkembangan Jumlah Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Golongan Buku Ketetapan
Tahun 2008
Golongan buku ketetapan
SPPT Luas bumi Luas bangunan Ketetapan
1. golongan I
2. golongan II
3. golongan III
4. golongan IV
5. golongan V
28.989 31.170 5.285 1.737 596 4.282.103 9.395.560 3.538.820 2.643.403 3.405.734 1.589.862 3.637.665 1.013.235 468.087 982.884 1.633.638.787 7.230.656.490 3.675.745.768 5.138.906.483 13.014.615.035
TOTAL 67.777 23.265.620 7.691.733 30.693.562.563
Sumber : Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Medan petisah
Dari tabel diatas dpat dijelaskan jumlah penerimaan SPPT tahun 2008 pada kantor pelayanan
pajak pratama medan petisah berjumlah 67.777 dengan luas bumi 23.265.620 dan luas
TABEL 6 :
Perkembangan Jumlah Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Golongan Buku Ketetapan
Pada KPP Pratama Medan Petisah
Tahun 2009
Golongan buku ketetapan
SPPT Luas bumi Luas bangunan ketetapan
1. golongan I
2. golongan II
3. golongan III
4. golongan IV
TOTAL 69.036 23.063.712 8.032.437 35.235.076.021
Sumber : Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Medan petisah
Dari tabel diatas dapat dijelaskan jumlah penerimaan SPPT tahun 2009 pada KPP Pratama
Medan Petisah mengalami peningkatan dari tahun 2008. Ini dapat dilihat dari penerimaan
SPPT mengalami peningkatan yaitu dari 67.777 menjadi 69.036 berarti ada kenaikan sebesar
1.259. luas bangunan meningkat dari 7.691.733 menjadi 8.032.437 dan ketetapan dari
30.693.562.563 menjadi 35.235.076.021. Ini menunjukkan penerimaan Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) tahun 2009 pada KPP Pratama Medan Petisah semakin naik. Walaupun pada
[image:49.612.67.533.617.685.2]luas bumi mengalami penurunan.
TABEL 7 :
Perkembangan Jumlah Objek Pajak Bumi dan Bangunan
Menurut Golongan Buku Ketetapan
Pada KPP Pratama Medan Petisah
Tahun 2010
Golongan buku ketetapan
1. golongan I
2. golongan II
3. golongan III
4. golongan IV
5. golongan V
24.127 36.395 7.084 2.407 761 3.049.376 9.563.817 3.771.645 3.054.012 3.814.146 1.217.477 3.920.252 1.320.823 621.539 1.174.469 1.479.450.978 8.528.034.192 4.822.188.309 7.024.548.374 17.246.221.161
TOTAL 70.774 23.252.996 8.254.560 39.100.443.014
Sumber : Seksi Ekstensifikasi KPP Pratama Medan petisah
Dari tabel diatas dapat dijelaskan jumlah penerimaan SPPT tahun 2010 pada KPP Pratama
Medan Petisah mengalami peningkatan dari tahun 2009. Ini dapat dilihat dari penerimaan
SPPT mengalami peningkatan yaitu dari 69.036 menjadi 70.774 berarti ada kenaikan sebesar
1.738. luas bumi meningkat dari 23.063.712 menjadi 23.252.996, luas bangunan meningkat
dari 8.032.437 menjadi 8.254.560 dan ketetapan dari 35.235.076.021 menjadi
39.100.443.014. Ini menunjukkan penerimaan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) tahun 2010
pada KPP Pratama Medan Petisah juga semakin naik.
C. FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB BANYAKNYA DATA OBJEK PAJAK YANG
Kasus 1: Perubahan kepemilikan tanah atau bangunan
Ini disebabkan karena setiap transaksi jual beli yang terjadi dilapangan dari pihak yang
bersangkutan tidak melaporkan ke Kantor Pajak( pembeli tidak mengajukan pembalikan nama
ke KPP) sehingga pihak pajak kewalahan dalam menentukan status kepemilikan tanah
ataupun bangunan yang bersangkutan. Adanya jual beli antar wajib pajak, keinginan pemilik
tanah untuk meningkatkan pendapatan melalui pembangunan atau mendirikan bangunan
sebagai sarana pemukiman,warisan dan lain-lain,misalnya :
a) Wajib pajak membeli tanah disekitar tanah yang dimilikinya :Hal ini mengakibatkan
luas tanah bertambah, kenaikan kelas tanah atau bumi (klasifikasi tanah atau bumi)
,kenaikan ketetapan PBB,dan lain-lain.
b) Wajib pajak menjual tanah atau bangunan kepada orang lain pihak swasta, pemerintah
dan lain-lain yang mengakibatkan wajib pajak sebagai subjek pajak juga berubah.
Kasus 2 : Perubahan fisik objek
Misalnya dari perubahan luas bangunan :
a) Karena wajib pajak tidak melaporkan tidak melaorkan Objek Pajak nya kepada kantor
pajak
b) Pemerintah setempat dalam hal ini pihak kelurahan kurang akif/kurang peduli terhadap
c) Petugas pajak itu sendiri (fiskus) non aktif kelapangan untuk mencari
perubahan-perubahan OP tersebut.
D. PENGARUH PELAKSANAAN PENDATAAN OBJEK PAJAK DENGAN CARA
VERIFIKASI OBJEK PAJAK PADA KPP PRATAMA MEDAN PETISAH
a. Menambah potensi perpajakan dari bidang PBB :
Maksudnya adalah menambah/meningkatkan jumlah penerimaan Negara dari sektor
pajak bumi dan bangunan khususnya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratam edan
Petisah.
b. Up date data (perubahan data)
Dengan adanya pelaksanaan pendataan objek pajak dengan cara verifikasi objek pajak
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah , data-data baru yang berubah
lebih mudah di up date.
c. Merapikan data Objek Pajak
Data yang sudah terkumpul disortir ataupun dirapikan agar petugas pajak lebih mudah
untuk mengerti. Data tersebut akan lebih akurat jika disusun dengan rapi agar tidak
terjadi kesalahan yang akan merugikan subjek pajak ataupun pihak Kantor Pelayanan
E. KENDALA-KENDALA YANG DIHADAPI APARAT PENYULUH DALAM PELAKSANAAN PENDATAAN OBJEK PAJAK DENGAN CARA VERIFIKASI OBJEK PAJAK PADA KPP PRATAMA MEDAN PETISAH
Adapun yang menjadi kendala yang dihadapi aparat penyuluh dalam pelaksanaan pendataan
objek pajak dengan cara verifikasi objek pajak pada KPP Pratama Medan Petisah antara lain
a. Pihak kecamatan kadang-kadang susah diajak kerjasama
b. Pemilik tanah atau bangunana tidak bisa dijumpai
c. Kekurangan tenaga pendata kelapangan
d. Kurangnya sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan pendataan.
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Pelaksanaan pendataan objek dan subjek pajak bumi dan bangunan dengan cara
verifikasi objek pajak dilakukan dengan mencocokkan data yang ada dilapangan
sebelumnya dengan data yang ada dikomputer. Pelaksanaan pendataan ini dilakukan
pada daerah atau wilayah yang sudah memiliki peta garis atau peta foto dan sudah
memiliki administrasi pembukuan PBB hasil pendataan 3 tahun terakhir secara
lengkap.
2. Berdasarkan data yang diperoleh dari KPP Pratama Medan Petisah (tabel 4,5 dan 6)
dapat disimpulkan perkembangan jumlah objek pajak menurut golongan buku
ketetapan mengalami peningkatan tiap tahunnya yaitu dari tahun 2008-2010.
3. factor-faktor penyebab banyaknya data objek pajak yang berubah tetapi tidak diketahui
pihak KPP Pratama Medan Petisah :
Ini disebabkan karena setiap transaksi jual beli yang terjadi dilapangan dari
pihak yang bersangkutan tidak melaporkan ke Kantor Pajak( pembeli tidak
mengajukan pembalikan nama ke KPP) sehingga pihak pajak kewalahan dalam
menentukan status kepemilikan tanah ataupun bangunan yang bersangkutan. Adanya
jual beli antar wajib pajak, keinginan pemilik tanah untuk meningkatkan pendapatan
melalui pembangunan atau mendirikan bangunan sebagai sarana pemukiman,warisan
dan lain-lain,misalnya :
1. Wajib pajak membeli tanah disekitar tanah yang dimilikinya :Hal ini
mengakibatkan luas tanah bertambah, kenaikan kelas tanah atau bumi
(klasifikasi tanah atau bumi) ,kenaikan ketetapan PBB,dan lain-lain.
2. Wajib pajak menjual tanah atau bangunan kepada orang lain pihak swasta,
pemerintah dan lain-lain yang mengakibatkan wajib pajak sebagai subjek pajak
juga berubah.
b) Perubahan fisik objek
Misalnya dari perubahan luas bangunan :
a. Karena wajib pajak tidak melaporkan tidak melaorkan Objek Pajak nya kepada
b. Pemerintah setempat dalam hal ini pihak kelurahan kurang akif/kurang peduli
terhadap suatu perubahan fisik bangunan/tanah yang ada diwilayah
masing-masing
c. Petugas pajak itu sendiri (fiskus) non aktif kelapangan untuk mencari
perubahan-perubahan OP tersebut.
4. Pengaruh pelaksanaan pendataan objek pajak dengan cara verifikasi objek pajak pada
KPP Pratama Medan Petisah
a) Menambah potensi perpajakan dari bidang PBB :
Maksudnya adalah menambah/meningkatkan jumlah penerimaan Negara dari sektor
pajak bumi dan bangunan khususnya pada Kantor Pelayanan Pajak Pratam edan
Petisah.
b) Up date data (perubahan data)
Dengan adanya pelaksanaan pendataan objek pajak dengan cara verifikasi objek pajak
pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Petisah , data-data baru yang berubah
lebih mudah di up date.
c) Merapikan data Objek Pajak
Data yang sudah terkumpul disortir ataupun dirapikan agar petugas pajak lebih mudah
terjadi kesalahan yang akan merugikan subjek pajak ataupun pihak Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Petisah.
5. Kendala yang dihadapi aparat penyuluh dalam pelaksanaan pendataan objek pajak
dengan cara verifikasi objek pajak pada KPP Pratama Medan Petisah antara lain :
a. Pihak kecamatan kadang-kadang susah diajak kerjasama
b. Pemilik tanah atau bangunana tidak bisa dijumpai
c. Kekurangan tenaga pendata kelapangan
d. Kurangnya sarana dan prasarana yang digunakan dalam pelaksanaan
B. SARAN
Ada beberapa saran yang perlu penulis kemukakan untuk memecahkan masalahyang
dibahas dalam penulisan laporan akhir ini, antaara lain :
1. Meningkatkan koordinasi antara pemerintah daerah dan instansi terkait untuk
memperoleh data yang lengkap ,akurat , dan tepat waktu.
2. Meningkatkan pelayanan kepada wajib pajak atau masyarakat antara lain melakukan
bimbingan, penjelasan, perhatian yang bersifat praktis, dan menambah tenaga kerja
(fiskus) dan meningkatkan skillnya.
Hal ini dilakukan karena potensi objek pajak diwilayah KPP Pratama Medan Petisah
sangat besar sehingga membutuhkan pelayanan yang maksimal.
3. Mengadakan himbauan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang peraturan
perpajakan.
DAFTAR PUSTAKA
A. Buku
Brotodihardjo, R,Santoso,1995, Pengantar Ilmu Hukum Pajak, Eresco,Bandung.
Muljono ,Eugenia, Liliawati, 1999, Tanya Jawab Pajak Bumi dan Bangunan,
Harvarindo,Jakarta.
Mardiasmo ,2002, Perpajakan, ANDI,Yogyakarta.
B. Undang-Undang
Departemen Keuangan Republik Indonesia, Direktur Jenderal Pajak, 2005,Bunga Rampai
Kajian Ilmu Survei dan Penilaian Property,Jakarta.
Departemen Keuangan Republik Indonesia, Keputusan Menteri Keuangan No.817/KMK.
04/1991, tentang Tatacara Pendaftaran dan Pendataan Objek dan Subjek
PBB, Jakarta.
Departemen keuangan republik Indonesia, Undang-Undang No.16 Tahun 2000, Pajak
Bumi dan Bangunan, Jakarta.
Departemen keuangan republik Indonesia, Undang-Undang No.12 Tahun 1994, Pajak