PROPOSAL PKLM
PROSES ADMINISTRASI PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK (SPOP) PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK
PRATAMA MEDAN POLONIA
O L E H
Nama : Antoni Napitupulu Nim : 072600072
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Menyelesaikan Studi Pada Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ADMINISTRASI PERPAJAKAN PROGRAM DIPLOMA III
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa.karena
dengan rahmat dan karunia-Nya penulis telah dapat menyusun tugas akhir ini,yang
merupakan kewajiban yang disesuaikan oleh setiap mahasiswa atau mahasiswi
program studi D III Jurusan Administrasi Perpajakan pada Fakultas Ilmu Sosial Dan
Politik.
Dalam penulisan tugas akhir ini penulis memilih judul “PROSES ADMINISTRASI
PENYAMPAIAN SURAT PEMBERITAHUAN OBJEK PAJAK (SPOP) PAJAK BUMI DAN BANGUNAN (PBB) BAGI WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN POLONIA”.
Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada semua
pihak yang telah memberikan dukungan, bimbingan serta doa sehingga tugas ini
dapat selesai dengan baik.penulis mengucapkan terima kasih tulus dengan segala
kerendahan hati kepada :
1. Bapak Prof.Dr.M . arif Nasution, MA
Selaku Dekan Fakultas Ilmu sosial dan Politik Universitas Sumatera Utara
2. Bapak Drs. Husni Thamrin Nst,Msi
Selaku ketua Jurusan Diploma III Administrasi perpajakan FISIP USU
3. Ibu Dra. Elita Dewi Sp. Selaku Dosen Pembimbing yang selalu meluangkan
4. Seluruh staf Program Administrasi Perpajakan FISIP USU ,
5. Bapak Endro Widiharsono SE,MT selaku Kepala Seksi Ekstensifikasi
Perpajakan, yang telah banyak memberikan pengajaran-pengajaran kepada saya.
6. Buat Orang Tua, K.Gultom yang telah membimbing saya selama ini,walaupun
Bapak sudah tak ada lagi tapi kita harus bisa terus semangat.
7. Buat Elisabet,Tulang,dan Nantulang Trima kasih buat smangatnya.akhirnya aku
bisa juga tunjukkan bahwa aku bisa bangkit dari keterpurukan.
8. Buat teman ku alex trima kasih buat bantuan dananya,aku gak akan lupa sama
mu sobat.
9. Seluruh pihak yang tidak dapat disebut satu persatu terimakasih atas dukungan
dan bantuannya.
Akhir kata penulis kritik dan saran yang bersifat konstktif dari pembaca jika terjadi
kesalahan atau kekurangan pada penulis tugas akhir ini, yang di jadikan sebagai
masukan bagi penulis guna menyempurnakan penulisan.
Penulis,
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………i
DAFTAR ISI ... iii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan mandiri ... 1
B. Tujuan dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 3
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Kapangan Mandiri... 5
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 6
E. Metode Pengumpulan data ... 7
F. Sistematika Penulisan Laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri ... 8
BAB II GAMBARAN LOKASI PKLM A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia ... 10
B. Sruktur Organisasi KPP Pratama Medan Polonia ... 13
C. Tupoksi Kerja KPP Pratama Medan Polonia ... 14
BAB III GAMBARAN DATA PKLM A. Dasar-Dasar Perpajakan ... 19
B. Fungsi DJP Dalam Penyampaian SPOP PBB
Dan Bangunan ... 28
C. Masalah Maupun Kendala Yang Dihadapi Dalam Memyampaikan
SPOP Pajak Bumi dan Bangunan ... 31
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ... 33
B. Saran ... 34
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Berkembangnya ilmu pengetahuan dan teknologi membawa dampak yang
luas dan kompleks. Kemajuan tersebut tentunya membutuhkan kesiapsediaan semua
pihak Perguruan Tinggi sebagai sebuah wadah pendidikan tertinggi dalam suatu
jenjang pendidikan formal. Dengan pengetahuan dan pembelajaran yang diperoleh di
bangku perkuliahan maka mahasiswa berperan serta dalam meningkatkan mutu
pendidikan sehingga produk-produk yang dihasilkan benar-benar berkualitas,
terampil dan siap dipekerjakan ditengah-tengah masyarakat Indonesia. Dan
mahasiswa sebagai salah satu elemen perguruan tinggi dituntut untuk mampu berpikir
kritis, tegas dan kreatif khususnya dibidang yang mereka pilih. Hal ini sangat penting
karena mahasiswa sebagai generasi muda diharapkan dapat meneruskan
pembangunan bangsa ini.
Guna memenuhi tuntunan kerja dibutuhkan produk-produk perguruan tinggi
yang berkualitas, mahasiswa tidak hanya dituntut untuk lulus dari program
pendidikannya tetapi juga harus mampu mengembangkan dan menambah ilmu
pengetahuan dari ilmu yang diperolehnya, untuk itu maka mahasiswa diwajibkan
mengikuti PKLM.
Dalam melaksanakan PKLM ini, maka mahasiswa memerlukan sebuah wadah atau
tempat untuk mengaplikasikan teori perkuiahannya tersebut. Bahasan yang diambil
tentu saja yang berhubungan dengan perpajakan. Sektor pajak di Indonesia
merupakan salah satu penerimaan APBN terbesar. Dimana penerimaan negara dari
sektor pajak setiap tahun terus meningkat.
Hal ini dapat dilihat dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara dimana rencana
pendapatan negara dari sektor pajak terus mengalami peningkatan. Pendapatan negara
dari sektor pajak inilah yang digunakan untuk membiayai pelaksanaan pembangunan
yang sedang berjalan.
Target pendapatan Negara dari sektor perpajakan setiap tahunnya terus
ditingkatkan oleh pemerintah Indonesia, hal ini disebabkan oleh beban pemerintah
yang semakin bertambah seperti belanja Negara yang terus meningkat setiap
tahunnya, angka kemiskinan yang terus bertambah, nilai subsidi yang juga
mengalami peningkatan akibat adanya kenaikan harga minyak dunia, dan banyak
masalah lain yang memicu pemerintah untuk bekerja lebih keras agar mampu
meningkatkan pendapatan Negara terutama di sektor perpajakan.
Dalam rangka mengoptimalkan pendapatan dalam sektor
perpajakan,khususnya Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), dukungan serta peran aktif
masyarakat sebagai warga Negara sangat dibutuhkan, mengingat masyarakat
merupakan peran utama sebagai Wajib Pajak yang merupakan faktor yang vital
Dalam mewujudkan peran aktif masyarakat sebagai Wajib Pajak, maka pemerintah
telah mengadakan reformasi birokrasi terhadap sistem perpajakan di Indonesia dalam
bentuk pemberlakuan Self Assessment System, masyarakat diberi kepercayaan untuk
dapat menghitung, membayar, dan melaporkan sendiri jumlah pajak yang terutang.
Proses penyampaian Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) PBB inilah
yang terkadang sering menjadi masalah dalam proses administrasi. Karena banyak
Wajib Pajak yang terlambat dalam menyampaikan SPOP tersebut.
Berdasarkan uraian tersebut, penulis tertarik untuk membahas permasalahan
kedalam suatu laporan dengan judul : “ Proses Administrasi Penyampaian Surat
Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia”.
.
B. Tujuan Dan Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Praktik Kerja Lapangan Mandiri merupakan salah satu syarat yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa untuk menyelesaikan program Diploma III
Administrasi Perpajkan FISIP USU.
Setiap kegiatan dilaksanakan tentunya mempunyai tujuan.
1.Tujuan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
a. Untuk mengetahui ketentuan tentang penyampaian Surat Pemberitahuan
Objek Pajak (SPOP) PBB.
b. Untuk mengetahui fungsi Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak
c. Untuk mengetahui masalah maupun kendala yang dihadapi dalam
penyampaian SPOP PBB.
2.Manfaat Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Bagi Mahasiswa
a. Agar dapat menambah wawasan, meningkatkan keterampilan dan dapat
menerapkan menerapkan teori teori yang di dapat selama di perkuliahan.
Dalam melaksanakan kegiatan PKLM mahasiswa dapat menuangkan
keterampilan dan mengaplikasikan dengan baik dalam melaksanakan
tugas-tugas yang berhubungan dengan pengetahuan dan teknologi dalam
menghadapi masalah yang timbul.
b. Mengaplikasikan disiplin ilmu yang telah dipelajari ke dalam permasalahan
yang timbul selama PKLM.
c. Untuk menciptakan dan menumbuh kembangkan rasa tanggung jawab serta
kedisiplinan yang nantinya hal – hal tersebut sangat dibutuhkan ketika
memasuki dunia kerja yang sebenarnya.
Bagi kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
a. Sebagai sarana untuk meningkatkan hubungan kerja antara Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Polonia dengan Universitas Sumatera Utara khususnya
Program Studi Diploma III Administrasi Perpajakan.
b. Sebagai sarana dalam mensosialisasikan tata cara penyampain SPOP PBB
c. Salah satu sumbangan pemikiran dan menambah ide serta gagasan untuk
memperbaiki sistem kerja yang ada di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Polonia.
Bagi Universitas
a. Guna meningkatkan kerja sama antara Universitas dengan Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Polonia.
b. Agar memperkenalkan sumber daya Universitas Sumatera Utara Khususnya
Program Studi Diploma III.
c. .Membuka interaksi antara Program Studi Diploma III Administrasi
Perpajakan FISIP USU dengan instansi yang bersangkutan khususnya
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia.
d. Mempromosikan sumber daya manusia yang ahli dibidangnya dilingkungan
Universitas Sumatera Utara
C. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Di dalam PKLM penulis membatasi ruang lingkup kegiatan yang akan
dilakukan dalam upaya meningkatkan pajak khususnya Pajak Bumi dan atau
Bangunan antara lain :
1. Ketentuan tentang penyampaian Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
PBB.
2. Fungsi Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi dan Bangunan.
D. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta perolehan informasi sesuai
dengan metode yang digunakan, maka tahapannya adalah sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan
Dalam tahap ini, penulis melakukan berbagai persiapan yang menyangkut
PKLM ini, mulai dari penentuan judul tempat praktik kerja lapangan mandiri,
mencari bahan untuk membuat proposal, serta konsultasi dengan dosen.
2. Studi Literatur
Penulis mengumpulkan data yang menyangkut masalah yang akan dibahas
melalui sumber bacaan seperti : buku perpajakan, Undang-undang perpajakan,
artikel ilmiah maupun literatur yang berhubungan dengan PKLM.
3. Observasi Lapangan
Dalam tahap ini penulis melakukan peninjauan/pengamatan secara langsung
pada objek praktik kerja lapangan mandiri di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Polonia dan meninjau secara langsung kondisi tempat pelaksanaan
kegiatan untuk mengetahui sistem kerja yang berlaku pada Kantor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Polonia.
4. Pengumpulan Data
Pada tahap ini penulis mengumpulkan data melalui dua cara yaitu data primer
dan sekunder yang bertujuan untuk pengumpulan data yang berhubungan
5. Analisis Data dan Evaluasi
Setelah penulis memperoleh data yang diperlukan, penulis akan menganalisa
dan mengevaluasi data atau keterangan mengenai permasalahan yang dihadapi
serta mencari tahu atau menanyakan solusi / jalan keluar untuk memecahkan
masalah tersebut.
E. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Wawancara,
Dalam hal ini penulis mengajukan pertanyaan langsung kepada para pegawai
yang berhubungan dengan masalah yang dibahas atau bertanya langsung
kepada pegawai yang dianggap mampu memberikan data primer yang
berhubungan denga objek studi.
2. Observasi,
Dalam metode ini penulis langsung turun kelapangan peninjauan, mendengar
serta mencatat mengenai hal-hal yang berhubungan dengan permasalahan
yang dibahas..
3. Dokumentasi
Studi dokumentasi dengan mempelajari buku dan/atau literatur, hasil-hasil
penelitian, meminta dokumen atau data-data pendukung yang berhubungan
F. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM)
Dalam pembahasan penulisan laporan ini penulis menyajikan pembahasan
laporan ini kedalam 5 bab. Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan
laporan Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) adalah sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Dalam bab ini penulis menjelaskan secara singkat latar belakang
yang menjadi pemikiran dalam pemilihan judul. Bab ini berisikan
latar belakang PKLM, tujuan, manfaat PKLM, ruang lingkup PKLM,
metode pengumpulan data dan sistematika penulisan.
BAB II : GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI
Dalam bab ini penulis menguraikan secara singkat mengenai lokasi
PKLM, sruktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi, serta
gambaran mengenai pegawai Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Polonia.
BAB III : GAMBARAN UMUM SURAT PEMBERITAHUAN OBJEL PAJAK (SPOP) PAJAK BUMI DAN BANGUNAN
Dalam bab ini penulis memuat tentang pengertian pajak, objek
pajak, dasar pengenaan dan perhitungan, tahun pajak dan saat yang
tepat menentukan pajak terutang, ketentuan tentang pengisian SPOP
penyampaian SPOP PBB, sanksi tidak atau terlambat dalam
penyampaian SPOP PBB. .
BAB IV : ANALISIS DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan membandingkan penerapan teori yang ada
dengan data yang diperoleh di lapangan, yaitu mengenai proses
administrasi penyampaian SPOP PBB pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Polonia.
BAB V : PENUTUP
Pada bab ini berisikan kesimpulan dan saran. Dimana dalam bab ini
disimpulkan uraian - uraian dari bab-bab sebelumnya dan saran yang
mungkin dapat digunakan untuk mengatasi masalah yang ada. Bab
ini merupakan penutup dari bab-bab sebelumnya yang berisi
kesimpulan dan saran yang kiranya dapat mengingkat pelayanan
kepada wajib pajak khususnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama
BAB II
GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
A. Sejarah Umum Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
Sebelum disebut Kantor Pelayanan Pajak (KPP) dulunya bernama Kantor
Inspeksi Pajak (KIP). Hal ini berlangsung sampai tahun 1989, mulai bulan April
Kantor Inspeksi Pajak diubah menjadi Kantor Pelayanan Pajak.
Tahun 1976 di Sumatera Utara berdiri dua kantor yaitu:
1. Kantor Inspeksi Pajak Medan Utara yang berada di Jl. Asrama 17A Medan
yang wilayah kerjanya meliputi:
a. Kec. Medan Timur
b. Kec. Medan Barat
c. Kec. Medan Labuhan
d. Kec. Medan Deli
e. Kec. Medan Belawan
f. Kotamadya Binjai
g. Kab. Langkat
2. Kantor Inspeksi Pajak Medan Selatan yang berada di Jl. Diponegoro No. 30
Medan yang wilayah kerjanya meliputi :
a. Kec. Medan Baru
b. Kec. Medan Denai
d. Kab. Karo
e. Kotamadya Tebing Tinggi
Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 276/KMK.01/1989 pada
tanggal 25 maret 1989 tentang Organisasi dan Tata Usaha Direktorat Jenderal Pajak,
Kantor Inspeksi Pajak diubah namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak. Sehingga
tanggal 1 April 1989 Kantor Inspeksi Pajak di seluruh Indonesia diubah menjadi
Kantor Pelayanan Pajak, dari dua Kantor Inspeksi Pajak yaitu Kantor Inspeksi Pajak
Medan Utara dan Kantor Inspeksi Medan Selatan dipecah menjadi tiga Kantor
Pelayanan Pajak yaitu:
1. KPP Medan Utara yang berada di Jl. Asrama No. 17 Medan
2. KPP Medan Selatan yang berada di Jl. Diponegoro No. 30 Medan
3. KPP Medan Barat yang berada di Jl. Sukamulia No. 27A Medan
Sesuai dengan keputusan Menteri Keuangan No.Kep.758.KMK01/1993
tanggal 13 Agustus 1993 Kantor Pelayanan Pajak pada jajaran Kantor Wilayah I
Sumatera Utara I terhitung tanggal 1 April 1994 menjadi empat KPP yang baru
dibentuk yaitu:
1. KPP Medan Utara yang berada di Jl. Asrama No. 17 Medan
2. KPP Medan Barat yang berada di Jl. Sukamulia No. 27A Medan
4. KPP Binjai dengan alamat Jl. Asrama No. 7A Medan
Kemudian sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Keuangan No.
443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001, Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
dipecah menjadi dua kantor yaitu Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat dan Kantor
Pelayanan Pajak Medan Polonia.
Pada tanggal 26 Mei 2008 Kantor Pelayanan Pajak diubah menjadi Kantor
Pelayanan Pajak Pratama yang terdiri dari:
1. KPP Pratama Binjai
2. KPP Pratama Medan Barat
3. KPP Pratama Medan Belawan
4. KPP Pratama Medan Kota
5. KPP Pratama Medan Petisah
6. KPP Pratama Medan Polonia
7. KPP Pratama Medan Timur
8. KPP Pratama Lubuk Pakam
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia yang terletak di Jalan
Ponegoro No. 30A Medan mempunyai wilayah kerja yang meliputi :
1. Kecamatan Medan Johor
2. Kecamatan Medan Maimun
3. Kecamatan Medan Baru
4. Kecamatan Medan Selayang
6. Kecamatan Medan Polonia
B. Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Polonia
Struktur organisasi adalah suatu kerangka yang menggambarkan sistematika
penerapan tugas-tugas, fungsi, wewenang serta tanggungjawab masing-masing bagian
pada suatu organisasi dengan tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Struktur organisasi berfungsi untuk menyelenggarakan tugas kedinasan
dengan tujuan untuk mencapai yang diinginkan dan yang telah ditargetkan oleh KPP
Pratama Medan Polonia. Dengan struktur organisasi masing-masing pegawai akan
mengetahui kewajiban, wewenang dan tanggungjawabnya. Agar penyelenggaraan
kegiatan kedinasan dapat berjalan dengan lancar hendaknya pegawai ditempatkan
pada tempat dan tugas yang tepat sesuai dengan bakat dan pendidikan, pengalaman,
dan keahliannya. Dengan adanya struktur organisasi yang baik maka dapat ditentukan
kepada siapa tugas diberikan dan setiap orang harus mempertanggungjawabkan tugas
yang diberikan kepadanya.
Gambaran Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia adalah sebagai
berikut :
1. Sub. Bagian Umum
2. Seksi Ekstensifikasi
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
4. Seksi Penagihan
6. Seksi Pemeriksaan
7. Kelompok Fungsional
8. Seksi Pelayanan
9. Unit Fiskal Luar Negeri
KPP Pratama Medan Polonia memakai struktur organisasi garis staff yang
dipakai oleh Kepala Kantor Wilayah I Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Utara I,
dimana semua pegawainya merupakan Pegawai Negeri Sipil Departemen Keuangan
Republik Indonesia.
C. Tupoksi Kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Polonia
1. Sub. Bagian Umum
Sub. Bagian Umum mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha,
kepegawaian, keuangan dan rumah tangga. Untuk menyelenggarakan tugas
tersebut, Sub. Bagian Umum mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Pengurusan tata usaha dan kepegawaian
b. Pengurusan keuangan kantor misalnya pengurusan gaji pegawai,
pengajuan usul pengangkatan bendahara, penyusunan daftar
realisasi anggaran belanja, pembayaran tagihan, lembur pegawai
dan lain-lain.
c. Pengurusan rumah tangga dan perlengkapan yang dibutuhkan
d. Penerimaan dokumen, pemprosesan dan penatausahaan dokumen
2. Seksi Ekstensifikasi
Seksi Ekstensifikasi mempunyai tugas melakukan urusan tata usaha wajib
pajak, penerimaan dan pengecekan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan serta
penerbitan Surat Ketetapan Pajak (SKP). Untuk menyelenggarakan tugas
tersebut, seksi ini mempunyai fungsi:
a. Pendaftaran Objek Pajak baru dengan penelitian kantor dan
lapangan.
b. Penerbitan Surat Himbauan untuk ber-NPWP
c. Pelaksanaan penilaian individual objek Pajak Bumi dan Bangunan
(PBB)
d. Pembuatan daftar biaya komponen bangunan.
e. Pemeliharaan data ojek dan subjek PBB
f. Pendaftaran Wajib Pajak.
3. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
Memiliki tugas dalam hal pengumpulan, pengolahan data, penyajian informasi
perpajakan, perekaman dokumen perpajakan, urusan tata usaha penerimaan
perpajakan, pengalokasian dan penatausahaan bagi hasil Pajak Bumi dan
Bangunan (PBB) dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan
(BPHTB), pelayanan dukungan teknis komputer, pemantauan aplikasi e-SPT
4. Seksi Penagihan
Memiliki tugas dalam hal pelaksanaan dan penatausahaan penagihan aktif,
piutang pajak, penundaan dan angsuran tunggakan pajak dan usulan
penghapusan piutang pajak sesuai ketentuan yang berlaku.
Untuk melakukan tugas tersebut seksi penagihan mempunyai fungsi sebagai
berikut :
a. Penatausahaan Surat Ketetapan Pajak, Surat Tagihan Pajak, Surat
Keputusan Pembetulan/Keberatan/Putusan banding/Pengurangan atau
Pembatalan Ketetapan Pajak dan Surat Keputusan Pengurangan atau
Penghapusan Sanksi Administrasi.
b. Menjawab konfirmasi data tunggakan Wajib Pajak (WP)
c. Usulan pemeriksaan dalam rangka penagihan pajak
d. Penghapusan piutang pajak
e. Penerbitan dan penyampaian Surat Teguran, Surat Paksa, Surat
Perintah Pelaksanaan Penyitaan, Pencabutan Sita, Pelaksanaan Lelang
dan Permohonan Pembatalan Lelang.
5. Seksi Pengawasan dan Konsultasi (Waskon)
Memiliki tugas melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan WP
(Pajak Penghasilan, Pajak Pertambahan Nilai, PBB, BPHTB, dan pajak
lainnya), bimbingan/himbauan kepada WP dan konsultasi teknis perpajakan,
penyusunan profil WP, analisis kinerja WP, rekonsiliasi data WP dalam
ketentuan yang berlaku. Dalam satu KPP Pratama terdapat empat Waskon
yang pembagian tugasnya didasarkan pada cakupan wilayah (territorial)
tertentu.
6. Seksi Pemeriksaan
Memiliki tugas dalam hal pelaksanaan penyusunan rencana pemeriksaan,
pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan, penerbitan dan penyaluran
Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta administrasi pemeriksaan dan
perpajakan lainnya.
7. Kelompok Fungsional
Kelompok Fungsional yang terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan
Pejabat Fungsional Penilai yang bertanggungjawab secara langsung kepada
Kepala KPP Pratama Medan Polonia. Dalam melaksanakan pekerjaannya,
Pejabat Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan Seksi Pemeriksaan
sedangkan Pejabat Fungsional Penilai berkoordinasi dengan Seksi
Ekstensifikasi.
8. Seksi Pelayanan
Memiliki tugas dalam halpnetapan dan penerbitan produk hokum perpajakan,
pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan SPT dan surat lainnya, penyuluhan perpajakan, pelaksanaan
registrasi WP, serta kerjasama perpajakan sesuai dengan ketentuan yang
9. Unit Fiskal Luar Negeri
Unit Fiskal Luar Negeri bertugas member pelayanan fiscal luar negeri kepada
warga negara yang hendak berpergian ke luar negeri. Unit ini berada di
Bandara Internasional Polonia Medan, dan bertugas setiap hari.
Jumlah Pegawai dan struktur organisasi KPP Pratama Medan Polonia (7 Juni 2010)
terdiri dari:
- Kepala Kantor = 1 orang
- Kepala Seksi = 6 orang
- Supervisor = 2 orang
- Account Representative = 16 orang
- Pemeriksa Pajak = 6 orang
- Pelaksana
Jumlah = 85 orang
19
BAB III
GAMBARAN DATA PKLM
A. DASAR – DASAR PERPAJAKAN
Sebagian besar Negara di dunia ini memiliki sistem perpajakan untuk
membiayai pengeluaran pemerintahnya. Tidak terkecuali dengan Indonesia di mana
pajak menjadi tulang punggung untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran
pemerintah dalam rangka menyediakan barang publik dan jasa publik. Begitu
pentingnya peranan pajak dalam zaman modern ini, sampai-sampai Benjamin
Franklin berkata : “In this world nothing is certain except death and taxes.”
Di Indonesia, dikenal beberapa jenis pajak seperti Pajak Penghasilan (PPh),
Pajak Pertambahan Nilai (PPN), Pajak Bumi dan Bangunan (PBB), Bea Meterai
(BM), dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan/atau Bangunan (BPHTB). Di tingkat
pemerintah daerah, di kenal juga beberapa macam pajak seperti Pajak Kendaraan
Bermotor (PKB), Pajak Restoran, dan lain-lain.
1. Pengertian Pajak
Definisi pajak yang terkenal dalam dunia akademik dikemukakan oleh Prof.
Rochmat Soemitro dalam Mardiasmo,2006:30, yaitu : “Pajak adalah iuran rakyat
tidak mendapat jasa timbal balik yang langsung dapat ditunjukkan dan yang
digunakan untuk membayar pengeluaran umum.”
Dari definisi di atas terlihat bahwa pajak harus berdasarkan Undang-undang
yang disusun dan dibahas bersama antara pemerintah dan DPR sehingga pajak
merupakan ketentuan berdasarkan kehendak rakyat, bukan kehendak penguasa
semata. Pembayar pajak tidak akan mendapat imbalan langsung. Manfaat dari pajak
akan dirasakan oleh seluruh masyarakat baik yang membayar pajak maupun yang
tidak membayar pajak.
Adapun definisi pajak menurut Undang-undang No.28 tahun 2007 ini adalah
sebagai berikut :
“Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan
tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara
bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
Definisi Undang-undang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan ini nyaris
hampir sama dengan definisi Rochmat Soemitro. Kata-kata “iuran” diganti dengan
kata “kontribusi” yang nadanya lebih bersifat positif karena mengandung makna
partisipasi masyarakat. Kemudian ada tambahan “bagi sebesar-besar kemakmuran
rakyat” yang membuat kata pajak lebih bernilai positif karena untuk tujuan
kemakmuran rakyat melalui penyediaan barang dan jasa publik seperti pertahanan,
2. Fungsi Pajak
Adapun fungsi pajak meliputi :
1. Fungsi penerimaan (budgeter)
Pajak berfungsi sebagai sumber dana yang diperuntukkan bagi pembiayaan
pengeluaran-pengeluaran pmerintah. contoh: dimasukkannya APBN sebagai
penerimaan dalam negeri
2. Fungsi Mengatur
Pajak berfungsi sebagai alat untuk mengatur atau melaksanakan kebijakan di
bidang sosial dan ekonomi. Contoh di kenakannya pajak yang lebih tinggi
terhadap minuman keras.
3. Pengelompokan Pajak
a. Menurut Golongannya:
1. Pajak Langsung adalah pajak yang harus dipikul sendiri oleh Wajib Pajak dan
tidak dapat dibebankan atau dilimpahkan kepada orang lain.Contoh : Pajak
Penghasilan.
2. Pajak Tidak Langsung adalah pajak yang pada akhirnya dapat dibebankan
atau dilimpahkan kepada orang lain.Contoh : Pajak Pertambahan Nilai.
b. Menurut Sifatnya
1. Pajak Subjektif adalah pajak yang berpangkal atau berdasarkan pada
subjeknya,dalam arti memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.Contoh : Pajak
2. Pajak Objektif adalah pajak yang berpangkal pada objeknya,tanpa
memperhatikan keadaan diri Wajib Pajak.Contoh : Pajak Pertambahan Nilai
dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah.
c. Menurut Lembaga Pemungutnya
1. Pajak Pusat adalah pajak yang dipungut oleh pemerintah pusat dan digunakan
untuk membiayai rumah tangga Negara.Contoh : Pajak Penghasilan,Pajak
Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Atas Barang Mewah,Pajak Bumi dan
Bangunan, dan Bea Materai
2. Pajak Daerah adalah pajak yang dipungut oleh Pemerintah Daerah dan
digunakan untuk membiayai rumah tangga daerah.Pajak Daerah terdiri atas :
a) Pajak Propinsi,contoh : Pajak Kendaraan Bermotor dan Pajak Bahan
Bakar Kendaraan Bermotor.
b) Pajak Kabupaten/Kota,contoh : Pajak Hotel,Pajak Restoran dan Pajak
Hiburan
4. Pajak Bumi dan Bangunan
Pajak bumi dan bangunan adalah merupakan pajak kebendaan,sebagaimana juga
tersusun dalam undang-undangnya,oleh karena itu terlebih dahulu dibahas mengenai
objeknya dan kemudian subjeknya.
a. Objek pajak
Berdasarkan Undang-Undang No.12/1985 yang di sempurnakan dengan
Undang-Undang No.12/1994 tentang PBB, yang dimaksud dengan objek
Indonesia.“Bumi” yng dimaksud menurut Undang ini adalah keseluruhan dari
permukaan bumi termasuk tubuh bumi yang ada di bawahnya dan juga laut
yang ada di seluruh Indonesia.sedangkan bangunan adalah konstruksi
tehnik-yang di letakkan atau di tanamkan secara tetap kepada tanah dan atau perairan
seperti :
1. Taman mewah
2. Jalan lingkungan yang terletak di suatu komplek bangunan seperti hotel,
pabrik dan emplementasinya dan lain lain yng merupakan satu kesatuan
dengan komplek bangunan tersebut
3. Jalan tol
4. Kolam renang
5. Pagar mewah
6. Tempat olah raga
7. Galangan kapal
8. Tempat penampungan/kilang minyak, air, dan gas pipa minyak
9. Fasilitas lain yang memberikan manfaat
b. Subjek pajak
Yang menjadi subjek pajak bumi dan bangunan adalah orang atau badan yang
secara jelas dan nyata mempunyai hak atas bumi dan tau memiliki,
menguasai,dan memperoleh manfaat atas bangunan tersebut.misalnya :
tersebut di atas yang menjadi wajib pajak dan berkewajiban membayar
pajaknya.
c. Tahun pajak
Tahun pajak tidak sama dengan tahun anggaran yang mempunyai jangka
waktu dari 1 april sampai dengan 31 maret tahun berikutnya.dan juga belum
tentu dama dengan tahun buku.yang dimaksud dengan tahun pajak di sini
adalah jangka waktu satu tahun takwin atau tahun kelender yang berjangka
waktu antara 1 Januari sampai dengan 31 Desember.
d. Tempat yang menentukan pajak yang terutang
Tempat pajak yang terhutang adalah berdasarkan pada letak dari objek pajak
itu berada.jadi tidak di dasarkan atas sabjek atau pemiliknya.
e. Saat berlakunya pajak bumi dan bangunan.
Menurut Undang-Undang No.12/85 Jo Undang-Undang No.12/94 pajak bumi
dan bangunan pertama kali dicanangkan pada tanggal 1 januari 1986.
f. Surat pemberitahuan objek pajak
BAB IV
ANALISA DAN EVALUASI DATA
A. Ketentuan Tentang Penyampain Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi dan atau Bangunan
Undang- Undang yang mengatur tentang Pajak Bumi dan atau Bangunan
adalah Undang-Undang No.12 Tahun 1985 Jo Undang-Undang no 12 Tahun 1994.
Surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) adalah sarana bagi wajib pajak untuk
memberikan keterangan mengenai objek dan sabjek pajak yang akan di pakai sebagai
dasar untuk menghitung ketetapan PBB dan menerbitkan SPPT (surat pemberitahuan
pajak terutang) sesuai dengan ketentuan yang ada.hal ini yang berkaitan langsung
dengan sabjek pajak/wajib pajak yang dimaksud:
a. Hak-hak subjek pajak mengenai Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP)
1. Dapat menperoleh SPOP pada setiap kantor pelayanan pajak.
2. Dapat meminta penjelasan, keterangan tentang cara pengisian maupun
penyampaian kembali SPOP pada Kantor Pelayanan Pajak.
3. Dapat meminta tanda terima pengembalian SPOP dari Kantor Pelayanan
Pajak, Kepala Lingkungan atau Kepala Desa.
4. Masih diberikan kesempatan untuk memperbaiki atau mengisi ulang Surat
Pemberitahuan Objek Pajak apabila terjadi kesalahan dalam pengisian
5. Dapat memberikan kuasa kepada orang atau pihak lain melalui surat kuasa
tertulis atau bermaterai, dalam mengisi atau menandatangani SPOP,
kecuali kepada petugas PBB.
6. Dapat mengajukan permohonan tertulis mengenai penundaan
pengenbalian SPOP sebelum batas pengembalian degan menyebutkan
alasan yang sah.
7. Atas ini siatif sendiri,dibenarkan memperbanyak formulir SPOP sesuai
yang di perlukan.
b. Kewajiban subjek/wajib pajak
1. Wajib mendaftarkan objek pajaknya dengan mengisi SPOP
2. SPOP pajak bumi dan atau bangunan harus di isi dengan jelas,benar dan
lengkap:
- Jelas, berarti penulisan data yang diminta dalam SPOP dibuat
sedemikian rupa, sehingga tidak menimbulkan salah tafsir yang
dapat merugikan negara maupun Wajib Pajak sendiri
- Benar, berarti data yang dilaporkan harus sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya
- Lengkap berarti seluruh bagian yang harus diisi oleh Wajib Pajak
terisi semua dan ditandatangani.
3. SPOP yang diisi oleh wajib pajak disampaikan kembali ke kantor
pelanyanan pajak pratama atau kelurahan setempat selambat-lambatnya 30
4. Wajib pajak melaporkan perubahan yang terjadi atas sabjek atas sabjek
dan atau objek pajak ke kantor pelayanan pajak pratama di tempat dengan
cara mengisi SPOP sebagai perbaikan atau pembetulan SPOP sebelumnya.
a. Sanksi
1. Dalam hal wajib pajak atau sabjek pajak tidak mengembalikan SPOP tepat
pada waktunya akan di berikan teguran.
2. Dalam waktu seminggu, apabila tidak di tanggapi akan diterbitkan surat
ketetapan pajak (SKP) secara jabatan, dimana ketetapannya dikenakan
denda 25% dari hasil perhitungan PBB-nya.
3. Apabila isi dalam SPOP setelah diperiksa ternyata tidak benar, akan
dikenakan sangsi berupa penambahan ketetapan sebesar 25% dari selisih
besarnya PBB hasil perhitungan data yang benar dengan besarnya SPOP
yang dilaporkan oleh subjek pajak/wajib pajak.
b. Pelayanan kantor pelayanan pajak/kelurahan
1. SPOP diberikan secara cuma-cuma atau tidak di pungut bayaran
2. Kantor pelayana pajak pratama/kelurahan dapat memberikan petunjuk
tentang tata cara pengisian SPOP kepada wajib pajak yang memerlukan
3. Kantor pelayanan pajak pratama/keluranan wajib memberikan tanda
B. Fungsi DJP dalam penyampaian SPOP PBB
Adapun yang menjadi fungsi Surat Pemberitahuan Objek pajak (SPOP) pajak
bumi dan atau bangunan adalah untuk menentukan subjek dan menghitung PBB
terutang.
Dalam melaksanakan fungsi ini direktorat jendral pajak melakukan pendataan
langsung atau fiskus langsung turun kelapangan.kegiatan pendataan objek dan subjek
pajak PBB merupakan kegiatan yang memerlukan kerjasama yang erat antara wajib
pajak dengan fiskus untuk mencapai tujuan pelaksanaan perpajakan.
Dalam mekanisme pelayanan Pajak Bumi dan atau Bangunan ini di kenal
dengan isitilah self assessment.hal ini berarti wajib pajak di berikan kepercayaan
untuk menghitung,menyetor dan melaporkan kewajiban perpajakan.konsekuensi logis
dari system self assessment, maka wajib pajak harus menyadari tugasnya yaitu
memenuhi kewajiban pajak serta harus memenuhi ketentuan-ketentuan pajak yang
harus di patuh.Dengan semakin sadar nya wajib pajak dalam memenuhi kewajiban
perpajakannya tersebut,maka penerimaan Negara dari pajak diharapkan akan
meningkat.
Dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat, fiskus di bantu oleh
kelurahan dalam menjalankan tugasnya.dimana kelurahan bagian dari tempat
pelayanan PBB.pihak kelurahan tidak terbatas hanya dalam menyampaikan SPOP
atau SPPT kepada masyarakat,tetapi juga berperan dalam memberikan motivasi dan
meningkatkan gairah masyarakat dalam membayar pajak.Sarana yang dapat
dilakukan dengan proses administrasi yang baik dan benar,dan juga dapat di lakukan
dengan penyuluhan.
Pelaksanaan penyuluhan merupakan inisiatif dari kepala lurah atau
persetujuan camat sebagai wakil dari Pemerintah Daerah (Pemda).dalam pelaksanaan
penyuluhan ini Direktorat Jenderal Pajak (DJP) akan memberikan bantuan kepada
kecamatan atau kelurahan yang ingin mengadakan penyuluhan.
Dari penjelasan-penjelasan yang sering kita dengar tentang penyuluhan terlihat bahwa
kegiatan penyuluhan merupakan proses yang berkesinambungan oleh orang atau
badan yang mempunyai klasifikasi tertentu,dengan maksud untuk mempengaruhi
orang lain dalam mengatasi kesulitan
Berdasarkan uraian di atas,maka penyuluhan perpajakan dapat dirumuskan
sebagai berikut : “pola dasar peyuluhan perpajakan adalah suatu system penyampaian
informasi, konsultasi dan bimbingan perpajakan secara bekesinambungan kepada
masyarakat guna meningkatkan pengentahuan, kesadaran dan kemauan anggota
masyarakat tersebut untuk memperoleh hak dan melaksanakan
kewajibannya”.(djumhur,1990 : 5)
1. Tujuan penyuluhan perpajakan
Djumhur dan Moh. Surya (pola dasar penyuluhan perpajakan, 1990 : 5),
menyebutkan bahwa tujuan bimbingan dan penyuluhan adalah untuk memperoleh
hal-hal sebagai berikut :
a. Tingkat perkembangan optimal bagi seluruh individu sesuai dengan
b. Membantu untuk mengembangkan pemahaman diri sesuai dengan
kecakapan, minat, pribadi serta kesempatan yang ada.
c. Memberikan dorongan dalam pengendalian diri,pemecahan masalah,dan
pengambilan keputusan
d. Mengembangkan nilai dan sikap secara menyeluruh sesuai dengan
penerimaan sendiri.
Menurut Direktorat Jendral Pajak,tujuan penyuluhan perpajakan adalah :
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai pentingnya peranan
pajak bagi suatu Negara agar Negara mampu melaksanankan
pembangunan nasionalnya untuk mewujudkan masyarakat adil dan
makmur.
b. meningkatkan kesadaran masyarakat mengena hak dan kewajiban
perpajakannya yang bagi warga Negara hak dan kewajiban perpajakan
tersebut merupakan kewajiban Negara
c. kewajiban perpajakannya
d. meningkatkan kemauan masyarakat untuk memperoleh hak dan
mendorong keikutsertaan lembaga pemerintah dan lembaga
kemasyarakatan agar turut serta mendukung pelaksanaan pemungutan
pajak yang berlaku.
Tujuan penyuluhan pajak bumi dan bangunan sama dengan tujuan perpajakan diatas
hanya saja di teruskan mengenai pajak bumi dan atau bangunan.jadi yang terpenting
kemauan,kesadaran dan kepatuhan masyarakat semakin meningkat dalam
melaksanakan kewajiban pajak bumi dan bangunan
C. Masalah Maupun Kendala Yang Dihadapi Dalam Menyampaikan Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi dan atau Bangunan
Dalam penyampaian SPOP atau surat pemberitahuan objek pajak banyak sekali
mengalami kendala.karena kurangnya kesadaran masyarakat.dengan semakin
sadarnya wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakan tersebut,maka
penerimaan negara dari pajak diharapkan akan meningkat.tetapi pada realitanya
pelaksanaan perpajakan ini banyak mengalami kendala,mengingat tidak semua wajib
pajak menyadari kewajibannya dan mampu memahami ketentuan perpajakan yang
berlaku.hal ini adalah sangat wajar,mengingat latar belakang pendidikan dan
penerimaan informasi masing masing wajib pajak tidak sam semua.
Apabila wajib pajak tidak mengerti apa itu sebenarnya pajak serta menganggap pajak
sebgai suatu kewajiban yang sia-sia (karna merasa tidak mempunyai manfaat atas
dirinya),maka pelaksanaan perpajakan akan sulit dijalankan sesuai dengan ketentuan
perpajakan yang berlaku.wajib pajak yang rendah pemahamannya atau
pengetahuannya tentang prpajakan sebangian besar berasal dari daerah terpencil yang
kurang informasi tentang penyuluhan perpajakan.hal ini sudah menjadi fakta yang
umum,mengingat wajib pajak bumi dan atau bangunan sebagian besar bertempat
tinggal di pedesaan,dimana tingkat pendidikan dan penerimaan informasi masih
terjadi maka, pihak direktorat jendral pajak harus segera turun tangan sebagai tindak
lanjut pemecahan masalah tersebut.
Pihak direktorat jendral pajak dan dibantu oleh kelurahan harus segera
melaksanakan kegiatan mengumpulkan wajib pajak guna memberikan
pengarahan.petugas penyuluhan dan aparatur kelurahan dapat bekerjasama untuk
membuat kegiatan penyuluhan dan penerangan, yang berguna memberikan tambahan
pengetahuan melalui penjelasan-penjelasan yang diberikan ,bias juga dalam kegiatan
Tanya jawab,sehingga petugas penyuluhan dapat mengetahui dimana kekurangan dan
ketidaktahuan yang menjadi masalah bagi wajib pajak.dalam hal ini akan terlihat
pelaksanaan pelayann pajak bumi dan atau bangunan kepada waji pajak oleh pihak
derektorat jendral pajak,terutama petugas kelurahan, apakah sudah optimal atau sama
sekali tidak memadai.
Adapun kendala yang di hadapi dalam menyampain SPOP Pajak Bumi dan atau
Bangunan adalah :wajib pajak sulit di temui di tempat lokasi, sulit menemukan sabjek
pajak atas tanah kosong,dan keterbatasan pengetahuan wajib pajak sangat rendah
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Dari Praktik Kerja Lapangan Mandiri yang telah dilaksanakan mengenai: “proses
administrasi penyampaian Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) Pajak Bumi dan
atau Bangunan (PBB) bagi wajib pajak orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Polonia”,maka penulis mengambil keputusan sebagai berikut :
1. Dalam penyampaian surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) maka SPOP
harus di isi dengan jelas benar dan lengkap,serta di tandatangani
2. Surat pemberitahuan objek pajak yang telah di isi harus di sampaikan kembali
ke kantor pelayanan pajak Pratama atau kelurahan selambat-lambatnya 30 hari
setelah formulir SPOP di terima.
3. Fungsi Surat Pemberitahuan Objek Pajak (SPOP) pajak bumi dan atau
bangunan adalah untuk menentukan sabjek dan mengitung PBB terutang.
4. Masalah yang di hadapi pihak Direktorat jendral pajak dalam hal
penyampaian Surat pemberitahuan objek pajak (SPOP) agar pendapatan dari
sektor perpajakan ini dapat optimal maka direktorat jendral pajak di bantu
dengan kelurahan setempat harus memberikan penyuluhan mengenai
pengisian SPOP PBB.
B. SARAN
Adapun saran-saran yang dikemukakan penulis adalah sebagai berikut.
1. Demi terwujudnya kesadaran wajib pajak untuk memenuhi kewajiban
perpajakan khususnya PBB,maka harus di tingkatkan pelaksanaan pelayanan
kepada masyarakat dengan memberi motivasi bahwa dari hasil PBB
digunakan untuk pembiayaan negara secara umum dan pembangunan
pemerintah daerah secara khusus.
2. Kiranya penyuluhan-penyuluhan mengenai Surat Pemberitahuan Objek Pajak
(SPOP) Pajak Bumi dan atau Bangunan lebih di tingkatkan lagi agar wajib
pajak mengerti apa tujuan dan manfaat dari membayar pajak dan apa yang
menjadi sanksi ketika membayar pajak
3. Terhadap wajib pajak yang telah memenuhi kewajiban Pajak Bumi dan atau
Bangunan, perlu kiranya diberikan sokongan dan penghargaan agar
masyarakat tersebut lebih termotivasi untuk membayar kewajibannya tepat
DAFTAR PUSTAKA
Mardiasmo . 2006, perpajakan , Edisi Revisi . Andi : Yogyakarta
Rusdji , Muhammad . 2005 , PBB , BPHTB dan Bea Materai , Indeks : Jakarta.
Setiawan , Agus , dkk . 2006 , Perpajakan Umum . Rajawali Pers : Jakarta.
Soemitro , Rahmat , dkk . 2006 , Pajak Bumi dan Bangunan . Edisi Revisi Refika :
Bandung
Tjahjono, Achmad , dkk . 2001 . Perpajakan Indonesia . Rajawali Pers : Jakarta.
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pajak Nomor : 16 / PJ.6 / 1998 tanggal 30
Desember 1998 tentang Pengenaan Pajak Bumi dan Bangunan.
Undang No. 12 tahun 1985 sebagaimana telah diubah dengan
Undang-Undang No.12 tahun 1994 tentang Pajak Bumi dan Bangunan.
Keputusan Menteri Keuangan No.817/KMK.04/1991 tentang Tata Cara Pendaftaran
dan Pendataan Objek dan Subjek PBB.
Keputusan Direktur Jenderal Pajak No.KEP-115/PJ/2003 tentang Petunjuk