• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kadar Natrium Diklofenak Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Penetapan Kadar Natrium Diklofenak Dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

PENETAPAN KADAR NATRIUM DIKLOFENAK DALAM

SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI

ULTRAVIOLET

SKRIPSI

OLEH :

IRMA SARI PASARIBU

NIM 060804009

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

PENETAPAN KADAR NATRIUM DIKLOFENAK DALAM

SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI

ULTRAVIOLET

SKRIPSI

Diajukan untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara

OLEH :

IRMA SARI PASARIBU

NIM 060804009

FAKULTAS FARMASI

(3)

PENGESAHAN SKRIPSI

PENETAPAN KADAR NATRIUM DIKLOFENAK DALAM SEDIAAN TABLET SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

OLEH :

IRMA SARI PASARIBU NIM 060804009

Dipertahankan di hadapan Panitia Penguji Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara Pada tanggal : Juli 2011

Pembimbing I, Panitia penguji,

Drs. Chairul Azhar Dalimunthe, M.Sc., Apt. Dra. Nurmadjuzita, M.Si., Apt. NIP 19490706198002001 NIP 194809041974122001

Pembimbing II, Drs.Chairul Azhar Dalimunthe, M.Sc., Apt. NIP 19490706198002001

Drs. Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt. Drs. Syafruddin, M.S., Apt. NIP 195201041980031002 NIP 194811111976031003

Dra. Sudarmi, M.Si., Apt. NIP 195409101983032001

Medan, September 2010 Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Dekan,

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat,

rahmat, karunia dan ridhoNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Penetapan Kadar Natrium Diklofenak Dalam Sediaan Tablet Secara

Spektrofotometri Ultraviolet”. Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Farmasi pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera

Utara.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar natrium diklofenak

dalam sediaan tablet baik nama dagang maupun generik secara Spektrofotometri

Ultraviolet yang beredar di pasaran dengan persyaratan kadar yang ditetapkan

USP, 2007 dan metode ini divalidasi dengan parameter uji akurasi, presisi, batas

deteksi, batas kuantitsi dan linieritas.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada Drs. Chairul Azhar Dalimunthe, M.Sc., Apt., dan Bapak Drs.

Fathur Rahman Harun, M.Si., Apt., yang telah membimbing dengan penuh

kesabaran, tulus dan ikhlas selama penelitian dan penulisan skripsi ini

berlangsung. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Dekan Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara, Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., yang

telah memberikan bantuan dan fasilitas selama masa pendidikan.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak dan Ibu dosen

penguji yang telah memberikan kritikan, saran, dan arahan kepada penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga tidak lupa mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang

tulus kepada kedua orang tua, Ayahanda H. D.Yahya Pasaribu dan (Almh) Ibunda

Hj. Nurlina Siregar tercinta, serta abang, kakak dan teman-temanku tersayang atas

doa, dorongan dan pengorbanan baik moril maupun materil dalam penyelesaian

skripsi ini.

Medan, Juni 2011 Penulis,

(5)

Penetapan Kadar Natrium Diklofenak dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet

Abstrak

Natrium diklofenak termasuk non-steroidal anti-inflammatory drug

(NSAID)yang terkuat daya antiradangnya dengan efek samping yang kurang kuat

dibandingkan dengan NSAID lainnya. Obat ini sering digunakan untuk segala

macam rasa nyeri, migrain dan encok. Aktivitasnya dengan jalan menghambat

enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar natrium diklofenak dalam

sediaan tablet secara Spektrofotometri Ultraviolet yang beredar di pasaran telah

memenuhi persyaratan yang ditetapkan USP, 2007 dan metode ini divalidasi

dengan parameter uji akurasi, presisi, batas deteksi, batas kuantitsi dan linieritas.

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu secara Spektrofotometri

Ultraviolet dalam pelarut NaOH 0,1 N pada panjang gelombang 276 nm. Dari

hasil penelitian diperoleh kadar tablet dengan nama dagang Voltadex® (Dexa

Medica) sebesar 103,65% ± 1,33; Klotaren® (Kimia Farma) 104,91% ± 2,95 dan

Neurofenac® (Merck) 103,72% ± 0,71 dan dengan nama generik natrium

diklofenak (Novell) sebesar 103,42% ± 0,71 dan natrium diklofenak (Kimia

Farma) 10,05% ± 0,80. Kadar yang diperoleh ini memenuhi persyaratan kadar

menurut USP 30, 2007, yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%

dari jumlah yang tertera pada etiket.

Hasil yang diperoleh memenuhi persyaratan uji validasi metode dengan

persen perolehan kembali 99,14%, Relative Standard Deviation (RSD) 1,09%,

batas deteksi (LOD) 0,4673 µg/ml, batas kuantitasi (LOQ) 1,5577 µg/ml dan

linieritas 0,9991.

Kata kunci : natrium diklofenak, validasi,, spektrofotometri ultraviolet, tablet

(6)

Determination of Concentration Sodium Diclofenac in The Tablet Dosage by Ultraviolet Spectrophotometry

Abstract

Sodium diclofenac include non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID)

the energy strength with less side effects of strength compared to other NSAID.

This drug is often used to all kinds of feeling pain in bone, rheumatism and

migrain. Activity with pursuing enzyme of ciklo-oxygenase so that forming of

prostaglandin pursued. Intention of this research is to know rate of natrium

diklofenak in tablet by Spektrofotometri Ultraviolet circulating in marketing have

fulfilled specified clauses USP, 2007 and this method of validity with parameter

test accuracy, presisi, limit of detection, limit of quantitation and of linierity.

The method used in this research by ultraviolet spectrophotometry in

NaOH 0,1 N as a solvent on a 276 nm wavelength. The results were obtained

levels sodium diclofenac branded name tablets Voltadex® (Dexa Medica)

amounted to 103,65% ± 1,33; Klotaren® (Kimia Farma) 104,91% ± 2,95 dan

Neurofenac® (Merck) 103,72% ± 0,71 and generic tablets sodium diclofenac

(Novell) amonted to 103,42% ± 0,71 and sodium diclofenac (Kimia Farma)

10,05% ± 0,80. Obtained rate fulfill clause requirement of USP 30, 2007, which is

not less than 90.0% and not more than 110.0% of the amount indicated on the

label.

The result fulfilled the requirements validation test with the percent

recovery 99,14%, relative standard deviation (RSD) 1,09%, limit of detection

(LOD) 0,4673 µg/ml and limit of quantitation (LOQ) 1,5577 µg/ml and linierity

0,9991.

Keywords : sodium diclofenac , validation, ultraviolet spectrophotometry, tablet

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... v

ABSTRAK ... iii

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... vii

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Hipotesis ... 2

1.4 Tujuan Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 4

2.1 Natrium Diklofenak ... 4

2.1.1 Uraian bahan... 4

2.1.2 Farmakologi ... 4

2.1.3 Efek Samping... 5

2.1.4 Dosis... ... 5

(8)

2.2 Spektrofotometri Ultraviolet ... 5

2.2.1 Teori Spektrofotometri Ultraviolet ... 5

2.2.2 Hukum Lambert-Beer ... 7

2.2.3 Penggunaan Spektrofotometri Ultraviolet ... 8

2.2.4 Peralatan Untuk Spektrofotometri Ultraviolet ... 10

2.3 Validasi ... ... 11

BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 16

3.1 Alat-alat ... 16

3.2 Bahan-bahan... 16

3.3 Pengambilan Sampel ... 16

3.4 Prosedur Penelitian ... 17

3.4.1 Pembuatan Pereaksi ... 17

3.4.1.1 Pembuatan Akuades Bebas CO2 ... 17

3.4.1.2 Pembuatan NaOH 0,1 N ... 17

3.4.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Natrium Diklofenak BPFI 17 3.4.3 Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum ... 18

3.4.4Pembuatan dan Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Natrium Diklofenak BPFI ... 18

3.4.5 Penentuan Kadar Natrium Diklofenak dalam Sediaan Tablet ... 18

3.4.6 Uji Validasi dengan Parameter Akurasi, Presisi, Batas Deteksi dan Batas Kuantitasi serta Linieritas ... 19

3.4.6.1 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali (% Recovery) ... 19

3.4.6.2 Uji Presisi ... 19

(9)

3.4.6.4 Linieritas ... 20

3.4.7 Analisis Data Statistik ... 20

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 22

4.1 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Natrium Diklofenak BPFI ... 22

4.2 Pembuatan dan Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Natrium Diklofenak ... 24

4.3 Penentuan Kadar Natrium Diklofenak dalam Sediaan Tablet ... 26

4.2 Uji Validasi Metode Sp[ektrofotometri Ultraviolet ... 26

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN... 30

5.1 Kesimpulan ... 30

5.2 Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31

(10)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.Data Absorbansi dari kurva Serapan ... 24

Tabel 2. Data Kurva Kalibrasi dari Natrium Diklofenak BPFI ... 25

Tabel 3. Rentang Kadar Rata-rata Natrium Diklofenak pada Sediaan

Tablet ... 26

Tabel 4.Data Hasil Uji Validasi Natrium Diklofenak dengan Metode

Penambahan Baku Standar ... 27

(11)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.Kurva Serapan Natrium Diklofenak BPFI dalam Pelarut

NaOH 0,1 N (konsentrasi 12µg/ml) ... 23

Gambar 2. Kurva Kalibrasi Natrium Diklofenak BPFI dalam

Pelarut 0,1 N pada Panjang Gelombang 276 nm ... 30

Gambar 3.Kurva Linieritas ... 29

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran ... 33

Lampiran 2. Perhitungan Persamaan Regresi Natrium Diklofenak BPFI .. 35

Lampiran 3. Contoh Perhitungan Penimbangan Sampel

(Tablet Voltadex® Dexa Medica) ... 34 Lampiran 4. Data Kadar Natrium Diklofenak dalam Sediaan Tablet ... 35

Lampiran 5. Perhitungan Statistik Kadar Natrium Diklofenak pada

Tablet Voltadex® (Dexa Medica) ... 36

Lampiran 6 . Perhitungan Statistik Kadar Natrium Diklofenak pada

Tablet Klotaren® (Kimia Farma) ... 38

Lampiran 7. Perhitungan Statistik Kadar Natrium Diklofenak pada

Tablet Neurofenac® (Merck). ... 40

Lampiran 8. Perhitungan Statistik Kadar Natrium Diklofenak pada

Tablet Natrium Diklofenak Novell ... 42

Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Natrium Diklofenak pada

Tablet Kimia Farma ... 44

Lampiran 10. Contoh Perhitungan Persentase Perolehan Kembali

(% recovery). ... 46

Lampiran 11. Perhitungan Berat Sampel dari Lampiran 10 Setelah

Penimbangan ... 48

Lampiran 12. Contoh Perhitungan Penimbangan Bahan Baku pada

Persen Perolehan Kembali ... 50

Lampiran 13.Contoh Perhitungan Penimbangan Bahan Baku

pada Persen perolehan kembali... 51

Lampiran 14.Contoh Perhitungan Persen Perolehan Kembali dengan Metode Penambahan Bahan Baku (Standard

Addition Method) dari Tablet Voltadex® (Dexa Medica). .... 52

Lampiran 15.Data Hasil Persen Perolehan Kembali Natrium Diklofenak pada Tablet Voltadex® (dexa Medica) dengan Metode

(13)

Lampiran 16. Contoh Perhitungan Batas Deteksi (LOD) dan Batas

Kuantitasi (LOQ) ... 54

Lampiran 17. Perhitungan Linieritas ... 55

Lampiran 18. Daftar Spesifikasi Sampel ... 56

Lampiran 19. Data Uji Perolehan Kembali (% recovery) ... 58

Lampiran 20. Nilai Distribusi t ... 61

Lampiran 21. Sertifikat Bahan Baku POM ... 62

(14)

Penetapan Kadar Natrium Diklofenak dalam Sediaan Tablet Secara Spektrofotometri Ultraviolet

Abstrak

Natrium diklofenak termasuk non-steroidal anti-inflammatory drug

(NSAID)yang terkuat daya antiradangnya dengan efek samping yang kurang kuat

dibandingkan dengan NSAID lainnya. Obat ini sering digunakan untuk segala

macam rasa nyeri, migrain dan encok. Aktivitasnya dengan jalan menghambat

enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat. Tujuan

dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kadar natrium diklofenak dalam

sediaan tablet secara Spektrofotometri Ultraviolet yang beredar di pasaran telah

memenuhi persyaratan yang ditetapkan USP, 2007 dan metode ini divalidasi

dengan parameter uji akurasi, presisi, batas deteksi, batas kuantitsi dan linieritas.

Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu secara Spektrofotometri

Ultraviolet dalam pelarut NaOH 0,1 N pada panjang gelombang 276 nm. Dari

hasil penelitian diperoleh kadar tablet dengan nama dagang Voltadex® (Dexa

Medica) sebesar 103,65% ± 1,33; Klotaren® (Kimia Farma) 104,91% ± 2,95 dan

Neurofenac® (Merck) 103,72% ± 0,71 dan dengan nama generik natrium

diklofenak (Novell) sebesar 103,42% ± 0,71 dan natrium diklofenak (Kimia

Farma) 10,05% ± 0,80. Kadar yang diperoleh ini memenuhi persyaratan kadar

menurut USP 30, 2007, yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%

dari jumlah yang tertera pada etiket.

Hasil yang diperoleh memenuhi persyaratan uji validasi metode dengan

persen perolehan kembali 99,14%, Relative Standard Deviation (RSD) 1,09%,

batas deteksi (LOD) 0,4673 µg/ml, batas kuantitasi (LOQ) 1,5577 µg/ml dan

linieritas 0,9991.

Kata kunci : natrium diklofenak, validasi,, spektrofotometri ultraviolet, tablet

(15)

Determination of Concentration Sodium Diclofenac in The Tablet Dosage by Ultraviolet Spectrophotometry

Abstract

Sodium diclofenac include non-steroidal anti-inflammatory drug (NSAID)

the energy strength with less side effects of strength compared to other NSAID.

This drug is often used to all kinds of feeling pain in bone, rheumatism and

migrain. Activity with pursuing enzyme of ciklo-oxygenase so that forming of

prostaglandin pursued. Intention of this research is to know rate of natrium

diklofenak in tablet by Spektrofotometri Ultraviolet circulating in marketing have

fulfilled specified clauses USP, 2007 and this method of validity with parameter

test accuracy, presisi, limit of detection, limit of quantitation and of linierity.

The method used in this research by ultraviolet spectrophotometry in

NaOH 0,1 N as a solvent on a 276 nm wavelength. The results were obtained

levels sodium diclofenac branded name tablets Voltadex® (Dexa Medica)

amounted to 103,65% ± 1,33; Klotaren® (Kimia Farma) 104,91% ± 2,95 dan

Neurofenac® (Merck) 103,72% ± 0,71 and generic tablets sodium diclofenac

(Novell) amonted to 103,42% ± 0,71 and sodium diclofenac (Kimia Farma)

10,05% ± 0,80. Obtained rate fulfill clause requirement of USP 30, 2007, which is

not less than 90.0% and not more than 110.0% of the amount indicated on the

label.

The result fulfilled the requirements validation test with the percent

recovery 99,14%, relative standard deviation (RSD) 1,09%, limit of detection

(LOD) 0,4673 µg/ml and limit of quantitation (LOQ) 1,5577 µg/ml and linierity

0,9991.

Keywords : sodium diclofenac , validation, ultraviolet spectrophotometry, tablet

(16)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang

Natrium diklofenak termasuk non-steroidal anti-inflammatory drug

(NSAID) yang terkuat daya antiradangnya dengan efek samping yang kurang kuat

dibandingkan dengan NSAID lainnya. Obat ini sering digunakan untuk segala

macam rasa nyeri, migrain dan encok. Aktivitasnya dengan jalan menghambat

enzim siklo-oksigenase sehingga pembentukan prostaglandin terhambat

(Hardjasuputra, 2002, Tjay dan Hahardja, 2007).

Pada pembuatan obat, pemeriksaan kadar zat aktif merupakan persyaratan

yang harus dipenuhi untuk menjamin kualitas sediaan obat. Sediaan obat yang

berkualitas baik akan menunjang tercapainya efek terapeutik yang diharapkan.

Salah satu persyaratan mutu adalah kadar yang dikandung harus memenuhi

persyaratan kadar seperti yang tercantum dalam Farmakope Indonesia atau buku

standar lainnya (Depkes RI, 2009).

Monografi natrium diklofenak baik sebagai bahan baku maupun dalam

bentuk sediaan tablet tidak dijumpai dalam Farmakope Indonesia edisi IV, 1995.

Tetapi dalam USP (United States Pharmacopeia) 30, 2007, monografi natrium

diklofenak terdapat dalam bentuk tablet lepas lambat yang penetapan kadarnya

dilakukan secara Kromatografi Cair Kinerja Tinggi.

Menurut Moffat, 2004, natrium diklofenak diidentifikasi dalam pelarut

NaOH 0,1 N pada panjang gelombang 275 nm dengan nilai A11= 351 b.

Berdasarkan srtuktur rumus molekulnya bahan obat ini mempunyai gugus

(17)

ultraviolet, sehingga kemungkinan dapat ditentukan kadarnya secara

spektrofotometri ultraviolet.

Berdasarkan uraian di atas maka penulis tertarik untuk melakukan

penetapan kadar natrium diklofenak secara spektrofotometri ultraviolet dengan

pelarut NaOH 0,1 N dan metode ini divalidasi dengan parameter akurasi, presisi,

batas deteksi dan batas kuantitasi serta linieritas. Selanjutnya metode yang

tervalidasi ini digunakan untuk menentukan kadar tablet natrium diklofenak

generik dan nama dagang yang beredar di pasaran.

1.2Perumusan Masalah

1. Apakah natrium diklofenak dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan

generik yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan kadar yang

ditetapkan Farmakope USP 30, 2007?

2. Apakah metode Spektrofotometri Ultraviolet pada penetapan kadar

natrium diklofenak dengan pelarut NaOH 0,1 N dalam sediaan tablet

memenuhi syarat uji validasi?

1.3Hipotesis

1. Kadar natrium diklofenak dalam sediaan tablet dengan nama dagang dan

generik yang beredar di pasaran memenuhi persyaratan kadar yang

ditetapkan USP 30, 2007.

2. Metode Spektrofotometri Ultraviolet pada penetapan kadar natrium

diklofenak dengan pelarut NaOH 0,1 N dalam sediaan tablet memenuhi

(18)

1.4Tujuan Penelitian

1. Mengetahui kadar natrium diklofenak dalam sediaan tablet yang beredar di

pasaran memenuhi persyaratan yang ditetapkan USP, 2007.

2. Mengetahui metode Spektrofotometri Ultraviolet dalam penetapan kadar

natrium diklofenak dalam sediaan tablet memenuhi syarat uji validasi

dengan parameter uji ketepatan (akurasi), ketelitian (presisi), batas deteksi

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Natrium Diklofenak

2.1.1 Uraian bahan

Rumus molekul : C14H10Cl2NNaO2

Berat molekul : 318,13

Sinonim :-asam benzeneasetat, 2-[(2,6-diklorofenil)amino]-

monosodium

-sodium [o-(dikloroanilino)fenil]asetat

Pemerian : serbuk hablur, berwarna putih, tidak berasa

(USP 30, 2007).

Kelarutan : Sedikit larut dalam air, larut dalam alkohol;

praktis tidak larut dalam kloroform dan eter; bebas larut

dalam alkohol metil. pH larutan 1% b/v dalam air adalah

antara 7.0 dan 8. (Sweetman, 2009).

2.1.2 Farmakologi

Natrium diklofenak (derivat fenilasetat) merupakan non-steroidal

anti-inflammatory drug (NSAID) yang terkuat daya antiradangnya dengan efek

samping yang kurang kuat dibandingkan dengan NSAID lainnya. Obat ini sering

digunakan untuk segala macam rasa nyeri, migrain danencok(Tjay dan Rahardja,

Cl

Cl H N

(20)

2007). Aktivitasnya dengan jalan menghambat enzim siklo-oksigenase sehingga

pembentukan prostaglandin terhambat (Hardjasuputra, 2002).

2.1.3 Efek Samping

Efek samping yang dapat terjadi meliputi distres gastrointestinal,

pendarahan gastrointestinal dan timbulnya ulserasi lambung, sekalipun timbulnya

ulkus lebih jarang terjadi daripada dengan beberapa antiinflamasi non-steroid

(AINS) lainnya. Peningkatan serum aminotransferases lebih umum terjadi dengan

obat ini daripada dengan AINS lainnya. (Katzung, 2002).

2.1.4 Dosis

Oral 3 kali sehari 25-50 mg garam-Na/K, rektal 1 kali sehari 50-100 mg,

i.m. pada nyeri kolik atau serangan encok: 1-2 kali sehari 75 mg selama 1-3 hari.

Pra dan pasca bedah dalam tetes mata 0,1% 3-5x 1 tetes, juga dalam krem/gel 1%

(Tjay dan Rahardja, 2007).

2.1.5 Sediaan

Dalam perdagangan natrium diklofenak tersedia dalam bentuk tablet setara

25 mg, 50 mg dan 100 mg, tablet salut enterik setara 50 mg, injeksi setara 25

mg/ml, 75 mg/ml, supositoria setara 50 mg, 100 mg, dan gel setara 10 mg/g (ISO,

2007).

2.2 Spektrofotometri Ultraviolet

2.2.1 Teori Spektrofotometri Ultraviolet

Spektrofotometer UV-Visibel adalah pengukuran panjang gelombang dan

intensitas sinar ultraviolet dan cahaya tampak yang diabsorpsi oleh sampel. Sinar

ultraviolet dan cahaya tampak memiliki energi yang cukup untuk mempromosikan

(21)

pada panjang gelombang 200-400 nm, sedangkan sinar tampak berada pada

panjang gelombang 400-800 nm. Spektroskopi UV-Visibel biasanya digunakan

untuk molekul dan ion anorganik atau kompleks di dalam larutan. Spektrum

UV-Visibel mempunyai bentuk yang lebar dan hanya sedikit informasi tentang

struktur yang bisa didapatkan dari spektrum ini.tetapi spektrum tersebut berguna

untuk pengukuran secara kuantitatif. Konsentrasi analit di dalam larutan bisa

ditentukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang tertentu dengan

menggunakan Hukum Lambert-Beer (Dachriyanus, 2004).

Radiasi ultraviolet dan sinar tampak diabsorpsi oleh molekul organik

aromatik, molekul yang mengandung elektron-π terkonjugasi dan atau atom

dengan elektron-n yang menyebabkan transisi elektron di orbital terluarnya dari

tingkat energi dasar ke tingkat energi tereksitasi. Besarnya serapan radiasi tersebut

sebanding dengan banyaknya molekul analit yang mengabsorpsi sehingga dapat

digunakan untuk analisis kuantitatif (Satiadarma, 2004).

Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah

tampak disebut gugus kromofor dan hampir semua gugus ini mempunyai ikatan

tak jenuh. Pada kromofor jenis ini transisi elektron terjadi dari π → π*, yang

menyerap radiasi pada panjang gelombang maksimum kurang dari 200 nm,

misalnya pada >C=C< dan –C ≡ C–. Kromofor ini merupakan tipe transisi dari

sistem yang mengandung elektron π pada orbital molekulnya. Untuk senyawa

yang mempunyai sistem konyugasi, perbedaan energi antara keadaan dasar dan

keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil sehingga penyerapan terjadi pada panjang

(22)

Gugus fungsi, seperti –OH, -O, -NH2, -Cl, dan –OCH3 yang mempunyai

elektron-elektron valensi bukan ikatan (memberikan transisi n → π*) disebut

gugus auksokrom yang tidak dapat menyerap radiasi ultraviolet-sinar tampak,

tetapi apabila gugus ini terikat pada gugus kromofor mengakibatkan pergeseran

panjang gelombang ke arah yang lebih besar (pergeseran batokromik) dengan

intensitas yang lebih kuat. Efek hipsokromik adalah suatu pergeseran pita serapan

ke panjang gelombang lebih pendek, yang sering kali terjadi bila muatan positif

dimasukkan ke dalam molekul dan bila pelarut berubah dari non polar ke pelarut

polar (Dachriyanus, 2004; Rohman, 2007).

2.2.2 Hukum Lambert-Beer

Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel

yang disinari. Menurut Hukum Beer, yang hanya berlaku untuk cahaya

monokromatik dan larutan yang sangat encer, serapan berbanding lurus dengan

konsentrasi (banyak molekul zat). Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu

Hukum Lambert Beer sehingga diperoleh bahwa serapan berbanding lurus

terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dalam persamaan:

A= a.b.c (g/liter) atau A= ε. b. c (mol/liter)

Dimana: A = serapan

a = absorptivitas

b = ketebalan sel

c = konsentrasi

ε = absorptivitas molar

Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri

(23)

merupakan konstanta yang tidak tergantung pada konsentrasi, tebal kuvet dan

intensitas radiasi yang mengenai larutan sampel. Absorptivitas tergantung pada

suhu, pelarut, struktur molekul, dan panjang gelombang radiasi (Day and

Underwood, 1999; Rohman, 2007).

Menurut Roth dan Blaschke (1981), absorptivitas spesifik juga sering

digunakan untuk menggantikan absorptivitas. Absortivitas spesifik adalah serapan

yang dihasilkan oleh larutan 1 % (b/v) dengan ketebalan sel 1 cm, sehingga dapat

diperoleh persamaan:

A = A11. b. c

Dimana : A11= absorptivitas spesifik

b = ketebalan sel

c = konsentrasi senyawa terlarut (g/100 ml larutan)

2.2.3 Penggunaan Spektofotometri Ultraviolet

Spektrum UV-Vis dapat digunakan untuk analisis kualitatif dan

kuantitatif.

1. Aspek Kualitatif

Kegunaan spektrofotometri ultraviolet dan sinar tampak dalam analisis

kualitatif sangat terbatas, karena rentang daerah radiasi yang sangat sempit (500

nm) hanya dapat mengakomodasi sedikit sekali puncak absorpsi maksimum dan

minimum, karena senyawa tidak diketahui, tidak memungkinkan.

Kegunaannya terbatas pada konfirmasi identitas dengan menggunakan

parameter panjang gelombang puncak absorpsi maksimum, nilai absorptivitas,

nilai absorptivitas molar atau nilai ekstingsi, yang khas untuk suatu senyawa yang

(24)

2. Aspek Kuantitatif

Dalam aspek kuantitatif, suatu berkas radiasi dikenakan pada cuplikan

(larutan sampel) dan intensitas sinar radiasi yang diteruskan diukur besarnya.

Radiasi yang diserap oleh cuplikan ditentukan dengan membandingkan intensitas

sinar yang diteruskan dengan intensitas sinar yang diserap jika tidak ada spesies

penyerap lainnya. Intensitas atau kekuatan radiasi cahaya sebanding dengan

jumlah foton yang melalui satu satuan luas penampang perdetik. Serapan dapat

terjadi jika foton/radiasi yang mengenai cuplikan memiliki energi yang sama

dengan energi yang dibutuhkan untuk menyebabkan terjadinya perubahan tenaga.

Penetapan kadar dilakukan dengan mengukur absorban pada panjang

gelombang maksimum, agar dapat memberikan absorban tertinggi untuk setiap

konsentrasi. Bila suatu senyawa mempunyai lebih dari satu puncak, lebih

diutamakan panjang gelombang maksimum yang absorptivitasnya terbesar dan

memberikan kurva kalibrasi linier dalam rentang konsentrasi yang relatif lebar

dan meningkat yang ditentukan dengan persamaan regresi yang merupakan

hubungan antara konsentrasi dan serapan dan dapat dinyatakan sebagai berikut

(Rohman, 2007; Satiadarma, 2004) :

Y = aX + b

Dimana : Y = absorbansi

X = konsentrasi

a = koefisien regresi (juga menyatakan slope/kemiringan)

b = tetapan regresi dan juga disebut dengan intersep

Koefisien regresi (a) dapat diperoleh dengan metode kuadrat terkecil (least square

(25)

a =

− − − N i N i X Xi Y Yi X Xi 2 _ _ _ ) ( )} )( {(

Selanjutnya b dihitung dari hubungan b = _ Y– a

_ X

Sebelum dilakukan perhitungan analisis lebih lanjut berdasarkan

persamaan regresi linier yang didapat, terlebih dahulu harus ditentukan apakah

ada korelasi yang bermakna antara kedua besaran yang diukur. Untuk itu perlu

dihitung besarnya koefisien korelasi (r) berdasarkan rumus berikut :

r =             − −

N i N i N i Y Yi X Xi Y Yi X Xi 2 _ 2 _ _ _ ) ( ) ( )} )( {(

2.2.4 Peralatan Untuk Spektrofotometri

Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau serapan

suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Alat ini terdiri dari spektrometer

yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan

fotometer sebagai alat pengukur intensitas cahaya yang ditransmisikan atau yang

diabsorpsi (Day and Underwood, 1999).

Unsur -unsur terpenting suatu spektrofotometer adalah sebagai berikut:

1. Sumber cahaya : lampu deuterium untuk daerah UV dari 190 sampai 350 nm,

sementara lampu halogen kuartz atau lampu tungsten daerah

visibel dari 350 sampai 900 nm.

2. Monokromotor: digunakan untuk menghamburkan cahaya ke dalam panjang

gelombang unsur-unsurnya, yang diseleksi lebih lanjut

(26)

panjang gelombang dilewatkan melalui sampel ketika

instrumen tersebut memindai sepanjang spektrum.

3. Kuvet (sel) : digunakan sebagai wadah sampel yang akan di analisis. Pada

pengukuran di daerah sinar tampak, kuvet kaca dapat

digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah ultraviolet

harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus

cahaya pada daerah ini. Kuvet umumnya mempunyai

ketebalan 1 cm.

4. Detektor : berperanan untuk memberikan respon terhadap cahaya pada

berbagai panjang gelombang. Detektor akan mengubah

cahaya menjadi sinyal listrik yang selanjutnya akan

ditampilkan oleh penampil data dalam bentuk angka digital.

5. Recorder : digunakan sebagai perekam absorbansi yang dihasilkan dari

pengukuran (Day and Underwood, 1999; Watson, 2005).

2.3 Validasi

Validasi adalah suatu tindakan terhadap parameter tertentu pada prosedur

penetapan yang dipakai untuk membuktikan bahwa parameter tersebut memenuhi

persyaratan untuk penggunaannya. Validasi dilakukan untuk menjamin bahwa

metode analisis yang dilakukan akurat, spesifik, reprodusibel, dan tahan pada

kisaran analit yang akan dianalisis (WHO, 1992; Rohman, 2007).

Parameter analisis yang ditentukan pada validasi adalah akurasi, presisi,

spesifikasi, limit deteksi, limit kuantitasi, linieritas dan rentang kadar dan

(27)

1. Akurasi

Akurasi (kecermatan) adalah ukuran yang menunjukkan derajat kedekatan

hasil analisis dengan kadar analit sebenarnya. Akurasi dinyatakan sebagai persen

perolehan kembali (% recovery) analit yang ditambahkan dan dapat ditentukan

melalui dua cara, yaitu metode simulasi (spiked placebo recovery) dan metode

penambahan bahan baku (standard addition method). Dalam metode simulasi,

sejumlah analit bahan murni (senyawa pembanding) ditambahkan ke dalam

campuran bahan pembawa sediaan farmasi lalu campuran tersebut dianalisis dan

hasilnya dibandingkan dengan kadar analit yang ditambahkan (kadar yang

sebenarnya). Dalam metode penambahan baku, sampel dianalisis lalu sejumlah

tertentu analit yang diperiksa ditambahkan ke dalam sampel dicampur dan

dianalisis lagi. Selisih kedua hasil dibandingkan dengan kadar yang sebenarnya.

Persen perolehan kembali ditentukan sebagai rasio antara hasil yang

diperoleh dari analisis dengan hasil sebenarnya yang dihitung secara teoritis. Hal

yang penting untuk diperhatikan adalah metode kuantitasi yang digunakan dalam

penentuan akurasi harus sama dengan metode kuantitasi yang digunakan untuk

menganalisis sampel dalam penelitian (Harmita, 2004; Ermer, 2005).

% Perolehan Kembali = x100% C

B A

Keterangan : A = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku B = konsentrasi sampel sebelum penambahan baku

C = konsentrasi baku yang ditambahkan

(28)

Presisi dari suatu metode analisis adalah derajat kesesuaian diantara

masing-masing hasil uji, jika prosedur analisis diterapkan berulang kali pada

sejumlah cuplikan yang diambil dari sampel homogen. Presisi juga diartikan

sebagai ukuran keterulangan metode analisis dan biasanya diekspresikan sebagai

standar deviasi relatif (RSD). Sesuai dengan International Conference on

Harmonization (ICH), presisi harus dilakukan pada 3 tingkatan yang berbeda

yaitu:

a. Keterulangan yaitu ketepatan paada kondisi percobaan yang sama (berulang)

baik orangnya, peralatannya, tempatnya, maupun waktunya.

b. Presisi antara yaitu ketepatan pada kondisi percobaan yang berbeda, baik

orangnya, peralatannyan tempatnya, maupun waktunya.

c. Ketertiruan merujuk pada hasil-hasil dari laboratorium yang lain.

Pengujian pada presisi biasanya dilakukan replikasi sebanyak 6-15 pada

sampel tunggal untuk tiap-tiap konsentrasi. Nilai RSD antara 1-2% biasanya

dipersyaratkan untuk senyawa-senyawa aktif dalam jumlah yang banyak,

sedangkan untuk senyawa-senyawa dengan kadar sekelumit, RSD berkisar antara

5-15% ( Rohman, 2007)

3. Kespesifikan

Kespesifikan dari suatu metode analisis adalah suatu ukuran seberapa

mampu metode tersebut mengukur analit saja dengan adanya senyawa-senyawa

lain yang terkandung di dalam sampel (Watson, 2005).

(29)

Batas deteksi (limit of detection) didefinisikan sebagai konsentrasi analit

terendah dalam sampel yang masih dapat terdeteksi. Batas deteksi dapat dihitung

dengan rumus sebagai berikut:

Batas deteksi =

Slope X xSY/ 3

5. Batas Kuantitasi

Batas kuantitasi (limit of quantitation) didefinisikan sebagai konsentrasi

analit terendah dalam sampel yang dapat ditentukan dengan presisi dan akurasi

yang dapat diterima pada kondisi operasional metode yang digunakan.

Batas Kuantitasi =

Slope X xSY/ 10

6. Linieritas

Linearitas suatu metode merupakan ukuran seberapa baik kurva kalibrasi

yang menghubungkan antara respon (y) dengan konsentrasi (x). Metode ini dapat

diukur dengan melakukan pengukuran tunggal pada konsentrasi yang

berbeda-beda. Data yang diperoleh selanjutnya diproses dengan metode kuadrat terkecil,

untuk selanjutnya dapat ditentukan nilai kemiringan (slope), intersep, dan

koefisien korelasinya (Rohman, 2007).

Penentuan linieritas suatu prosedur analisis dilakukan dengan perlakuan

matematika dari hasil uji yang diperoleh pada analisis sampel yang mengandung

analit dalam rentang konsentrasi yang dituntut oleh prosedur. Perlakuan tersebut

pada umumnya adalah perhitungan garis regresi (Satiadarma,2004).

7. Rentang

Rentang suatu metode analisis adalah interval antara batas konsentrasi

(30)

prosedur analisis, dengan presisi, akurasi dan kelinieran yang memadai. Rentang

biasanya dinyatakan dalam satuan yang sama dengan hasil uji (persen, bagian per

sejuta). Untuk pengujian komponen utama, maka konsentrasi baku harus diukur di

dekat atau sama dengan konsentrasi kandungan analit yang diharapkan. Suatu

strategi yang baik adalah mengukur baku dengan kisaran 25%, 50%, 75%, 100%,

125%, dan 150% dari konsentrasi analit yang diharapkan (Satiadarma, 2004;

Rohman, 2007).

8.Ketahanan

Ketahanan merupakan kapasitas metode untuk tetap tidak terpengaruh oleh

adanya variasi parameter metode yang kecil. Ketahanan dievaluasi dengan

melakukan variasi parameter-parameter metode seperti: persentase pelarut

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif yang yang bertujuan untuk

menggambarkan kondisi sampel sebenarnya, dilakukan di Laboratorium Kimia

Farmasi Kuantitatif Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara dari bulan

Januari sampai Maret 2011.

2.1 Alat – Alat

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian adalah Spektrofotometer

Ultraviolet/Visible (UV mini Shimadzu 1240), neraca analitik (Boeco Germany),

dan alat-alat gelas.

2.2 Bahan – Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian adalah NaOH 99% (E.

Merck), akuades (Laboratorium Kimia Dasar FMIPA), natrium diklofenak baku

(BPFI), natrium diklofenak baku (PT. Indofarma), tablet natrium diklofenak

generik (Kimia Farma dan Novell), tablet nama dagang Voltadex® (Dexa Medica),

Klotaren® (Kimia Farma), dan Neurofenac® (Merck).

2.3 Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa

membandingkan antara satu sampel dengan yang lain karena sampel dianggap

homogen. Sampel yang digunakan adalah 2 sediaan tablet natrium diklofenak

generik dan 3 sediaan tablet natrium diklofenak nama dagang dengan komposisi

(32)

2.4 Prosedur Penelitian 2.4.1 Pembuatan Pereaksi

2.4.1.1 Pembuatan Akuades Bebas CO2

Didihkan akuades selama 5 menit, tutup dan diamkan sampai dingin dan

tidak boleh menyerap karbondioksida dari udara (DitJen POM, 1995).

2.4.1.2 Pembuatan NaOH 0,1 N

Larutkan 4,001 gram NaOH 99% b/v dalam akuades bebas CO2 hingga

1000 ml (DitJen POM, 1979).

2.4.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Natrium Diklofenak BPFI

Timbang seksama 50,0 mg natrium diklofenak BPFI, dimasukkan ke

dalam labu tentukur 100 ml, ditambahkan NaOH 0,1 N, dikocok hingga larut, lalu

dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda sehingga diperoleh larutan

dengan konsentrasi 500 µg/ml, larutan ini disebut Larutan Induk Baku I (LIB I).

Dari larutan ini dipipet 10 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml,

diencerkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda, lalu dikocok sampai homogen

sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 100 µg/ml (LIB II).

2.4.3 Penetapan Panjang Gelombang Serapan Maksimum

Dipipet 6 ml Larutan Induk Baku II (LIB II), dimasukkan ke dalam labu

tentukur 50 ml, diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lalu dikocok

sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 12 µg/ml,

kemudian diukur serapan pada rentang panjang gelombang 200 – 400 nm (hasil

(33)

2.4.4 Pembuatan dan Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Natrium Diklofenak BPFI

Dipipet larutan induk baku II (100 µg/ml) 3,0 ml; 4,5 ml; 6,0 ml; 7,0 ml;

8,5 ml masing-masing dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml, diencerkan

dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda. Lalu dikocok sampai homogen sehingga

diperoleh larutan dengan konsentrasi 6 µg/ml; 9 µg/ml; 12 µg/ml; 14 µg/ml; 17

µg/ml. Diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh,

sebagai blanko digunakan NaOH 0,1 N, kemudian dihitung persamaan garis

regresi dan koefisien korelasi (hasil dapat dilihat pada Gambar 2 dan Tabel 2

Halaman 13).

2.4.5 Penentuan Kadar Natrium Diklofenak dalam Sediaan Tablet

Timbang dan serbukkan tidak kurang dari 20 tablet. Timbang seksama

sejumlah serbuk setara dengan 50,0 mg natrium diklofenak (penimbangan serbuk

dilakukan sebanyak 6 kali pengulangan), dimasukkan ke dalam labu tentukur 100

ml. Kemudian ditambahkan NaOH 0,1 N, dikocok hingga larut dan dicukupkan

dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda. Kemudian disaring, 10 ml filtrat pertama

dibuang. Dipipet 1,2 ml filtrat, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml,

diencerkan dengan NaOH 0,1 N hingga garis tanda, lalu dikocok sampai

homogen. Diukur serapannya pada panjang gelombang maksimum yang diperoleh

(hasil dapat dilihat pada Tabel 3 Halaman 14).

Penetapan kadar bahan obat dalam sediaan ditentukan dengan

menggunakan persamaan regresi, yaitu:

(34)

2.4.6 Uji Validasi dengan Parameter Akurasi, Presisi, Batas Deteksi, dan Batas Kuantitasi serta Linieritas

2.4.6.1 Uji Akurasi dengan Persen Perolehan Kembali (% Recovery)

Uji akurasi dilakukan dengan metode penambahan baku (Standard

Addition Method), yaitu dengan membuat 3 konsentrasi analit sampel dengan

rentang spesifik 80 %, 100 %, 120 % dihitung dari jumlah natrium diklofenak

yang terdapat pada etiket, dimana masing-masing dilakukan sebanyak 3 kali

replikasi. Setiap rentang spesifik mengandung 70 % analit dan 30 % baku

pembanding, kemudian dianalisis dengan perlakuan yang sama seperti pada

penetapan kadar sampel (APVMA, 2004) (hasil dapat dilihat pada Tabel 4

Halaman 15).

Persen perolehan kembali (% recovery) dapat dihitung dengan rumus

sebagai berikut :

% Recovery

Keterangan :

A = konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan baku

B = konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku

C = konsentrasi baku yang ditambahkan

2.4.6.2 Uji Presisi

Menurut Harmita, 2004, uji presisi (keseksamaan) ditentukan dengan

parameter RSD (Relative Standard Deviation) dengan rumus :

RSD =

Keterangan :

RSD = Relative Standard Deviation

SD = Standard Deviation % 100 x C

B A

=

% 100

(35)

X = Kadar Rata-rata Natrium Diklofenak dalam Sampel

2.4.6.3 Penentuan Batas Deteksi (LOD) dan Batas Kuantitasi (LOQ)

Menurut Harmita, 2004, untuk menentukan batas deteksi (LOD) dan batas

kuantitasi (LOQ) dapat digunakan rumus :

Keterangan :

SB = Simpangan Baku

LOD = Batas Deteksi (Limit Of Detection)

LOQ = Batas Kuantitasi (Limit of Quantitation)

2.4.6.4 Linieritas

Linieritas diukur dengan membuat 6 konsentrasi penambahan baku yaitu

25%, 50%, 75%, 100%, 125%, dan 150% yang dihitung terhadap kesetaraan 20

mg natrium diklofenak dari serbuk tablet, kemudian prosedur penetapannya

dilakukan seperti penetapan kadar dari sediaan tablet.

2.4.7 Analisis Data Statistik

Untuk menghitung Standard Deviation (SD) digunakan rumus :

Untuk mengetahui apakah data diterima atau ditolak digunakan rumus

seperti di bawah ini : 2 ) ( 2 − − =

n Yi Y SB Slope SB x LOD=3

Slope SB x LOQ=10

(36)

t hitung =

n SD

X X

/

Dasar penolakan data jika thitung ≥ ttabel dan thitung≤ -ttabel.

Menurut Wibisono Y., 2005, untuk mencari kadar sebenarnya dengan taraf

kepercayaan 99% dengan derajat kebebasan dk= n-1, digunakan rumus :

µ = X ± t(1-1/2α)dk x n SD

Keterangan :

µ = interval kepercayaan (%)

X = kadar rata-rata sampel (%)

t = harga t tabel sesuai dengan dk = n-1

α = tingkat kepercayaaan

dk = derajat kebebasan

SD = Standard Deviation (simpangan baku) (%)

(37)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

Menurut Moffat, 2004, natrium diklofenak mempunyai spektrum serapan

maksimum pada daerah ultraviolet dalam larutan basa pada panjang gelombang

275 nm (A11= 351 b) dan dalam larutan asam pada panjang gelombang 273 nm

(A11= 309 b).

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pelarut NaOH 0,1 N pada

panjang gelombang 275 nm (A11= 351 b). Adapun alasan peneliti memilih panjang

gelombang 275 nm untuk pengukuran karena pada panjang gelombang tersebut

natrium diklofenak memiliki nilai absorptivitas ( 1 1

A ) yang lebih besar daripada

panjang gelombang dalam larutan asam 273 nm. Holme dan Peck, 1983

menyatakan bahwa senyawa yang memiliki nilai absorptivitas yang besar maka

pengukuran dapat dilakukan pada konsentrasi yang rendah sehingga sensivitas

maksimum dari metode ini dapat tercapai.

3.1 Penentuan Panjang Gelombang Serapan Maksimum Natrium Diklofenak BPFI

Sebelum dilakukan penetapan kadar tablet natrium diklofenak, terlebih

dahulu dilakukan penetapan panjang gelombang maksimum meskipun panjang

gelombang maksimum sudah diketahui dari literatur karena panjang gelombang

maksimum suatu senyawa dapat berbeda bila ditntukan dengan kondisi dan alat

yang berbeda.

Penentuan panjang gelombang ini dilakukan dalam pelarut NaOH 0,1 N

pada konsentrasi yang memberikan serapan dengan kesalahan fotometrik terkecil,

(38)

menggunakan nilai 1 1

A natrium diklofenak dalam pelarut NaOH 0,1 N yaitu 1 1 A =

351 b. Dari hasil perhitungan tersebut diperoleh konsentrasi pengukuran terbaik

yaitu 12,37 µg/ml dan untuk memudahkan dalam pelaksanaannya maka dibuat

pada konsentrasi 12 µg/ml dimana konsentrasi ini memberikan serapan yang

masih diterima oleh Hukum Lambert-Beer (perhitungan dapat dilihat pada

Lampiran 8 Halaman 32).

Dari hasil yang diperoleh pada penentuan panjang gelombang dengan

konsentrasi pengukuran 12 µg/ml diperoleh panjang gelombang maksimum 276

nm dengan serapan 0,3761 seperti terlihat pada Gambar 1 dan Tabel 1. Adanya perbedaan panjang gelombang ini masih dalam batas-batas yang diterima menurut

[image:38.595.211.438.393.648.2]

Farmakope Indonesia edisi IV.

Gambar 1. Kurva serapan Natrium diklofenak BPFI dalam pelarut NaOH 0,1 N (konsentrasi 12 µg/ml)

(39)
[image:39.595.197.428.83.324.2]

Selanjutnya, untuk penetapan kadar natrium diklofenak dalam sediaan

tablet generik dan nama dagang yang beredar di pasaran dilakukan pada panjang

gelombang maksimum yang diperoleh.

3.2Pembuatan dan Penentuan Linieritas Kurva Kalibrasi Natrium Diklofenak BPFI

Penentuan kurva kalibrasi natrium diklofenak dilakukan dengan rentang

konsentrasi 6-17 µg/ml pada panjang gelombang 276 nm menggunakan NaOH 0,1

N sebagai blanko dapat dilihat pada Gambar 2. Dari hasil pembuatan kurva kalibrasi diperoleh hubungan yang linier antara serapan dan konsentrasi dengan

koefisien korelasi (r) = 0,9996 dan persamaan garis regresi Y = 0,030814 X –

0,0063. Nilai koefiaien korelasi ini memenuhi kriteria penerimaan untuk korelasi

yaitu r ≥ 0,995 (Moffat, 2004) (perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 1

(40)
[image:40.595.197.469.82.336.2]

Gambar 2. Kurva Kalibrasi natrium diklofenak BPFI dalam Pelarut NaOH 0,1 N pada Panjang Gelombang 276 nm

[image:40.595.190.435.428.676.2]
(41)

3.3 Penentuan Kadar Natrium Diklofenak dalam Sediaan Tablet

Hasil penentuan kadar natrium diklofenak dalam sediaan tablet dapat

[image:41.595.109.524.195.346.2]

dilihat pada tabel di bawah ini.

Tabel 3. Rentangkadar rata-rata natrium diklofenak pada sediaan tablet

No Nama Sediaan Kadar Rata-rata

%

Kadar Sebenarnya %

1. Voltadex® (Dexa Medica) 103,65 103,65 ± 1,33

2. Klotaren® (Kimia Farma) 104,91 104,91± 2,95

3. Neurofenac® (Merck) 103,72 103,72 ± 0,71

4. Natrium diklofenak (Novell) 103,42 103,42 ± 0,71

5. Natrium diklofenak (Kimia Farma) 105,05 105,05 ± 0,80

Dari data di atas menunjukkan kadar natrium diklofenak dalam sediaan

tablet dengan nama dagang dan generik yang beredar di pasaran memenuhi

persyaratan yang tertera dalam USP XXX, 2007 yaitu tidak kurang dari 90,0%

dan tidak lebih dari 110,0% dari jumlah yang tertera pada etiket (contoh

perhitungan dapat dilihat pada Halaman 21).

3.4 Uji Validasi Metode Spektrofotometri Ultraviolet

Uji validasi dilakukan dengan metode penambahan bahan baku (standard

addition method) terhadap sampel tablet Voltadex® (Dexa Medica) yang meliputi

uji akurasi dengan parameter persen perolehan kembali (% recovery), uji presisi

dengan parameter RSD (Relative Standard Deviation), batas deteksi (LOD) dan

batas kuantitasi (LOQ) serta linieritas.

Uji akurasi dengan parameter persen perolehan kembali dilakukan dengan

membuat 3 konsentrasi sampel dengan rentang spesifik 80%, 100%, dan 120%

(42)

masing-masing dengan 3 kali replikasi dan setiap rentang spesifik mengandung 70%

sampel dan 30% baku pembanding (contoh perhitungan dapat dilihat pada

[image:42.595.117.511.208.453.2]

Lampiran 10 Halaman 34).

Tabel 4. Data hasil uji validasi Natrium diklofenak dengan metode penambahan baku standar (standard addition method)

Rentang Spesifik %

Konsentrasi (µg/ml)

PerolehanKembali (%)

80

9,8461 101,06

9,8267 99,16

9,9287 97,36

100

12,4132 98,55

12,3904 99,36

12,3612 98,64

120

14,9834 100,38

14,8374 98,45

14,8990 99,26

Rata-rata (% recovery) 99,14

Standard Deviation (SD) 1,08

Relative Standard Deviation (RSD) (%) 1,09 Batas Deteksi (LOD) (µg/ml) 0,4673 Batas Quantitasi (LOQ) (µg/ml) 1,5577 Linieritas (r2) 0,9991

Dari data di atas diperoleh kadar rata-rata persen recovery, yaitu 98,50 %

dengan Standard Deviation (SD) sebesar 1,08. Hasil persen perolehan kembali ini

memenuhi persyaratan uji akurasi dimana rentang rata-rata hasil perolehan

kembali adalah 98-102%. Sebaliknya, dari hasil uji presisi dengan parameter

Relative Standard Deviation (RSD) adalah 1,09%. Hasil Relative Standard

Deviation (RSD) ini memenuhi persyaratan presisi, dimana nilai RSD yang

diizinkan adalah ≤ 2% (Harmita, 2004).

Dari hasil penelitian disimpulkan bahwa penetapan kadar natrium

(43)

sebesar 0,4673 µg/ml dan batas kuantitasi (LOQ) sebesar 1,5577 µg/ml

(perhitungan dapat dilihat pada Lampiran 16 Halaman 42).

Dari hasil penentuan linieritas yang merupakan parameter validasi yang

dilakukan dengan menambahkan baku natrium diklofenak pada rentang 25%,

50%, 75%, 100%, 125, dan150% dari kesetaraan 20 mg natrium diklofenak dari

[image:43.595.191.434.305.553.2]

serbuk tablet, dapat dilihat pada Tabel 5 dan Gambar 3.

(44)
[image:44.595.208.415.83.311.2]

Gambar 3. Kurva linieritas

Dari data diatas diperoleh koefisien korelasi yang mendekati 1, artinya

terdapat hubungan yang linier antara serapan dan konsentrasi (perhitungan dapat

(45)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 4.1Kesimpulan

Pada penetapan kadar natrium diklofenak secara spektrofotometri

ultraviolet dalam pelarut NaOH 0,1 N menunjukkan bahwa semua tablet yang

dianalisis baik generik maupun nama dagang memenuhi persyaratan kadar tablet

menurut USP 30, 2007, yaitu tidak kurang dari 90,0% dan tidak lebih dari 110,0%

dari jumlah yang tertera pada etiket, dan ini menunjukkan bahwa tablet generik

sama baiknya dengan tablet nama dagang.

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hasil validasi metode

spektrofotometri ultraviolet yang digunakan memenuhi persyaratan dengan

parameter akurasi (% recovery) sebesar 99,14%, presisi sebesar 1,09%, batas

deteksi (LOD) sebesar 0,4673 µg/ml, batas kuantitasi (LOQ) sebesar 1,5577

µg/ml, dan linieritas sebesar 0,9991.

4.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menentukan kadar natrium

(46)

Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran

Diketahui : Nilai A11, yaitu 1% 1cm

A = 351 b (λ =275 nm)

Tebal sel (b) = 1 cm

A = 1% 1cm

A x b x c

c =

xb A

A

cm

% 1 1

c = 1 351

4343 , 0

x

c = 0,001237 g/100 ml

(47)

Lampiran 2. Perhitungan Persamaan Regresi Natrium diklofenak BPFI

No X Y XY X2 Y2

1. 0 0 0 0 0

2. 6 0,171 1,026 36 0,029241

3. 9 0,266 2,394 81 0,070756

4. 12 0,365 4,380 144 0,13325

5. 14 0,427 5,978 196 0,182329

6. 17 0,520 8,8 289 0,270400

Ʃ 58 1,749 22,618 746 1,101975

Rata-rata 9,667 0,2915

Y = aX + b

a =

=

= 0,030814

b = Y - aX

= 0,2915 – (0,030814) (9,667)

= -0,0063

r =

[

][

]

− − n Y Y n X X n Y X XY / ) ( / ) ( / ) ( ) ( 2 2 2 2 r =

( )

[

746 58 /6

]

[

0,685951

(

1,749

)

/6

]

6 / ) 749 , 1 )( 58 ( 618 , 22 2 2 − −

r = 0,9996

Jadi persamaan regresi Y= 0,030814X – 0,0063

∑ ∑

− − n X X n Y X XY / ) ( / ) )( ( 2 2
(48)

Lampiran 3. Contoh Perhitungan Penimbangan Sampel (Tablet Voltadex®)

Berat 20 tablet = 4559,1 mg

Kandungan Natrium Diklofenak pada etiket = 50 mg

Dibuat larutan uji dengan kadar lebih kurang 12 µg/ml.

Ditimbang seksama serbuk setara dengan 50,0 mg Natrium Diklofenak, maka

berat sampel yang ditimbang adalah :

Berat penimbangan sampel =

= 227,9 mg

Sampel yang telah ditimbang dimasukkan dalam labu tentukur 100 ml, lalu

ditambahkan NaOH 0,1N dikocok hingga larut dan diencerkan dengan NaOH 0,1

N sampai garis tanda.

Kadar larutan uji =

= 500 µg/ml

Setelah disaring, kemudian filtrat larutan uji dipipet 1,2 ml, lalu dimasukkan ke

dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis

tanda.

Kadar larutan uji =

= 12 µg/ml

(49)

Lampiran 4. Data Kadar Natrium Diklofenak dalam Sediaan Tabel

Lampiran 5. Perhitungan Statistik Kadar Natrium Diklofenak pada Tablet Voltadex® (Dexa Medica)

Nama Sediaan Penimbangan (mg) Setara (mg) Absorbansi (A) Kons teoritis (µg/ml) Kons perolehan (µg/ml) Kadar (%) Voltadex® (Dexa Medica)

228,6 50,1415 0,3800 12,0339 12,5364 104,43 228,1 50,0318 0,3716 12,0076 12,2639 102,38 228,4 50,0976 0,3782 12,0234 12,4781 104,03 228.7 50,1634 0,3802 12,0392 12,5428 104,42 228,5 50,1195 0,3748 12,0287 12,3675 103,06 228,5 50,1195 0,3768 12,0287 12,4326 103,61

Klotaren®

(Kimia Farma)

238,2 49,8765 0,3770 11,9704 12,4391 104,16 238,4 49,9183 0,3752 11,9804 12,3807 103,59 238,5 49,9393 0,3765 11,9854 12,4229 103,89 239,5 50,1487 0,3899 12,0357 12,8577 107,08 239,8 50,2118 0,3909 12,0508 12,8902 107,22 238,4 49,9183 0,3749 11,9804 12,3710 103,50

Neurofenak

®

(Merck)

227,8 50,0582 0,3762 12,0139 12,4132 103,57 228,4 50,1901 0,3773 12,0456 12,4489 103,59 228,0 50,1022 0,3749 12,0245 12,3710 103,13 227,4 49,9703 0,3770 11,9929 12,4391 103,97 225,4 49,5308 0,3726 11,8874 12,2964 103,69 226,6 49,7945 0,3773 11,9507 12,4489 104,42

Natrium Diklofenak

Generik

(Novell)

223,5 49,9174 0,3722 11,9802 12,4456 104,13 223,2 49,8504 0,3733 11,9641 12,3191 103,21 223,6 49,9397 0,3730 11,9855 12,3093 102,95 224,2 50,0737 0,3770 12,0177 12,4391 103,75 223,8 49,9855 0,3745 11,9965 12,3581 103,26 224,4 50,1195 0,3755 12,0287 12,3904 103,25

Natrium Diklofenak

Generik

(Kimia Farma)

(50)

No Kadar [X] (%) Xi – X (Xi – X)2

1. 104,43 0,775 0,60063

2. 102,38 -1,275 1,62563

3. 104,03 0,375 0,14063

4. 104,42 0,765 0,58523

5. 103,06 -0,595 0,35402

6. 103,61 -0,045 0,00203

X = 103,655 Ʃ = 3,30815

SD = 1 ) ( 2 − −

n X X 5 30815 , 3

= = 0,813406

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6; dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung≤ -ttabel

t hitung =

n SD X X / −

thitung 1 : 0,775/0,332072 = 2,333831

thitung 2 : -1,275/0,332072 = -3,83953

thitung 3 : 0,375/0,332072 = 1,129273

thitung 4 : 0,765/0,332072 = 2,303717

thitung 5 : -0,595/0,332072 = -1,79178

thitung 6 : -0,045/0,332072 = -0,13551

Karena thitung≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :

(51)

= 103, 65% ± ( 4,03 x 6 813406 ,

0

) %

= 103,65% ± 1,33%

Lampiran 6. Perhitungan Statistik Kadar Natrium Diklofenak pada Tablet Klotaren® (Kimia Farma)

No Kadar [X] (%) Xi – X (Xi – X)2

1. 104,16 -0,7467 0,55756

(52)

3. 103,89 -1,0167 1,73370

4. 107,08 2,1733 4,72323

5. 107,22 2,3133 5,35136

6. 103,50 -1,4067 1,97880

X = 104,9067 Ʃ = 16,07835

SD = 1 ) ( 2 − −

n X X 5 07835 , 16

= = 1,793229

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6; dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung≤ -ttabel

t hitung =

n SD X X / −

thitung 1 : -0,7467/0,732083 = -1,01997

thitung 2 : -1,3167/0,732083 = -1,79857

thitung 3 : -1,0167/0,732083 = -1,79857

thitung 4 : 2,1733/0,732083 = 2,968652

thitung 5 : 2,3133/0,732083 = 3,159888

thitung 6 : -1,4067/0,732083 = -1,9215

Karena thitung≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :

µ = X 00± t

(1-1/2α)dk x 00 n SD

(53)

= 104,91%± 2,95%

Lampiran 7. Perhitungan Statistik Kadar Natrium Diklofenak pada Tablet Neurofenak® (Merck)

No Kadar [X] (%) Xi – X (Xi – X)2

1. 103,57 -0,1583 0,02506

2. 103,59 -0,1383 0,01913

3. 103,13 -0,5983 0,35796

4. 103,97 0,2417 0,05892

(54)

6. 104,42 0,6917 0,47845

X = 103,7283 Ʃ = 0,94048

SD = 1 ) ( 2 − −

n X X 5 94048 , 0

= = 0,433701

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6; dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung≤ -ttabel

t hitung =

n SD X X / −

thitung 1 : -0,1583/0,433701 = -0,89406

thitung 2 : -0,1383/0,433701 = -0,7811

thitung 3 : -0,5983/0,433701 = 3,37912

thitung 4 : 0,2417/0,433701 = 1,365089

thitung 5 : -0,0383/0,433701 = -0,21613

thitung 6 : 0,6917/0,433701 = 3,906629

Karena thitung≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :

µ = X 00± t(1-1/2α)dk x 00 n SD

= 103,72% ± ( 4,03 x 6 433701 ,

0

) %

(55)

Lampiran 8. Perhitungan Statistik Kadar Natrium Diklofenak pada Tablet Generik (Novell)

No Kadar [X] (%) Xi – X (Xi – X)2

1. 104,13 0,705 0,49702

2. 103,21 -0,215 0,04623

3. 102,95 -0,475 0,22562

4. 103,75 0,325 0,10563

5. 103,26 -0,165 0,02722

6. 103,25 -0,175 0,03062

(56)

SD = 1 ) ( 2 − −

n X X 5 1678 , 10

= = 0,431822

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6; dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung≤ -ttabel

t hitung =

n SD X X / −

thitung 1 : 0,705/0,17629 = 3,999092

thitung 2 : -0,215/0,17629 = -1,21958

thitung 3 : -0,475/0,17629 = -2,69442

thitung 4 : 0,325/0,17629 = 1,843553

thitung 5 : -0,165/0,17629 = -0,93596

thitung 6 : -0,175/0,17629 = -0,99268

Karena thitung≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :

µ = X 00± t

(1-1/2α)dk x 00 n SD

= 103,42% ± ( 4,03 x 6 432822 ,

0

) %

(57)

Lampiran 9. Perhitungan Statistik Kadar Natrium Diklofenak pada Tablet Generik (Kimia Farma)

No Kadar [X] (%) Xi – X (Xi – X)2

1. 104,64 -0,06333 0,00401

2. 105,64 0,936667 0,87734

3. 104,99 0,286667 0,08218

4. 105,19 0,486667 0,23684

5. 102,97 -1,73333 3,00444

6. 104,79 0,086667 0,00751

(58)

SD = 1 ) ( 2 − −

n X X 5 21233 , 4

= = 0,91786

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 6; dk = 5, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,03

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung≤ -ttabel

t hitung =

n SD X X / −

thitung 1 : -0,06333/0,374715 = -0,16901

thitung 2 : 0,936667/0,374715 = 2,49968

thitung 3 : 0,286667/0,374715 = 0,765027

thitung 4 : 0,486667/0,374715 = 1,298767

thitung 5 : -1,73333/0,374715 = -4,62573 Ditolak

thitung 6 : 0,086667/0,374715 = 0,62573

SD = 1 ) ( 2 − −

n X X 4 60700 , 0

= = 0,38955

Jika taraf kepercayaan 99% dengan nilai α = 0,01; n = 5; dk = 4, dari daftar tabel

distribusi t diperoleh nilai ttabel = 4,60

Data ditolak jika thitung ≥ ttabel atau thitung≤ -ttabel

t hitung =

n SD X X / −

thitung 1 : -0,41/0,174213 = -2,35345

No Kadar [X] (%) Xi – X (Xi – X)2

1. 104,64 -0,41 0,16810

2. 105,64 0,59 0,34810

3. 104,99 -0,06 0,00360

4. 105,19 0,14 0,01960

5. 104,79 -0,26 0,06760

(59)

thitung 2 : 0,59/0,174213 = 3,386668

thitung 3 : -0,06/0,174213 = -0,34441

thitung 4 : 0,14/0,174213 = 0,803616

thitung 5 : -0,26/0,174213 = -1,49243

Karena thitung≤ ttabel maka data diterima, maka kadar sebenarnya terletak antara :

µ = X 00 ± t(1-1/2α)dk x 00 n SD

= 105,05% ± ( 4,60 x 5 38955 , 0

) %

= 105,05%± 0,80%

Lampiran 10. Contoh Perhitungan Persentase Perolehan Kembali (% recovery)

Berat 20 tablet = 4559,1 mg

Kandungan Natrium Diklofenak pada etiket = 50 mg

Dibuat larutan uji dengan kadar lebih kurang 12 µg/ml.

Berat kesetaraan penimbangan sampel pada penetapan kadar = 50 mg

Perolehan 80%

- Natrium Diklofenak = x50mg 40mg 100

80

(60)

Analit 70% = x40mg 28mg 100

70

=

Sampel yang ditimbang = x mg mg

mg x mg 7 , 127 1 , 4559 50 20 28 =

Baku 30% = x40mg 12mg 100

30 =

Perolehan 100%

- Natrium Diklofenak = x50mg 50mg 100

100

=

Analit 70% = x50mg 35mg 100

70

=

Sampel yang ditimbang = x mg mg

mg x mg 5 , 159 1 , 4559 50 20 35 =

Baku 30% = x50mg 15mg 100

30

=

Perolehan 120%

- Natrium Diklofenak = x50mg 60mg 100

120 =

Analit 70% = x60mg 42mg 100

70

=

Sampel yang ditimbang = x mg mg

mg x mg 4 , 191 1 , 4559 50 20 42 =

Baku 30% = x60mg 18mg 100

30 =

(61)

Lampiran 11. Perhitungan Berat Sampel dari Lampiran 10 Setelah Penimbangan Perolehan 80%

- Natrium Diklofenak :

Analit = xkandunganzatkhasiatx kadarrata rata tablet

Berat

ditimbang yg

Sampel

% 20

=

100 65 , 103 50 20 1

, 4559

1 , 128

x x x mg mg

(62)

Baku =

100 8 , 100 12mgx

= 12,1mg

Perolehan 100%

- Natrium Diklofenak :

Analit = xkandunganzatkhasiatx kadarrata rata tablet Berat ditimbang yg Sampel − % 20 = 100 65 , 103 50 20 1 , 4559 8 , 159 x x x mg mg

= 36,3 mg

Baku =

100 8 , 100 15mgx

= 15,1 mg

Perolehan 120%

- Natrium Diklofenak :

Analit = xkandunganzatkhasiatx kadarrata rata tablet Berat ditimbang yg Sampel − % 20 = 100 65 , 103 50 20 1 , 4559 5 , 191 x x x mg mg

= 43,5 mg

(63)

= 18,1 mg

Lampiran 12. Contoh Perhitungan Penimbangan Analit pada Persen Perolehan Kembali

Perolehan 80%

Analit 70% = x40mg 28mg 100

70

=

Analit =

100 65 , 103 50 20 1

, 4559

1 , 128

x x x mg mg

(64)

Sampel yang telah ditimbang dimasukkan dalam labu tentukur 100 ml,

ditambahkan NaOH 0,1N dikocok hingga larut dan diencerkan dengan NaOH 0,1

N sampai garis tanda.

Kadar larutan uji =

= 291 µg/ml

Setelah disaring, kemudian filtrat larutan uji dipipet 1,2 ml, lalu dimasukkan ke

dalam labu tentukur 50 ml dan dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis

tanda.

Kadar larutan uji =

= 6,9895 µg/ml

Lampiran 13. Contoh Perhitungan Penimbangan Bahan Baku pada Persen Perolehan Kembali

Perolehan 80%

Baku 30% = x40mg 12mg 100

30

=

Baku =

100 8 , 100 12mgx

= 12,1 mg

ml g

100 29100µ

ml g x ml ml

/ 291 50

2 ,

(65)

Bahan baku yang telah ditimbang di masukkan dalam labu tentukur 100 ml,

ditambahkan NaOH 0,1N, dikocok hingga larut dan diencerkan dengan NaOH 0,1

N sampai garis tanda.

Kadar larutan uji =

= 121 µg/ml

Kemudian dipipet 1,2 ml larutan, lalu dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml

dan dicukupkan dengan NaOH 0,1 N sampai garis tanda.

Kadar larutan uji =

= 2,9030 µg/ml

Lampiran 14. Contoh Perhitungan Persen Perolehan Kembali dengan Metode Penambahan Bahan Baku (Standard Addition Method) dari Tablet Voltadex® (Dexa Medica)

% Recovery x100% C

B A

=

Dimana:

A = Konsentrasi sampel yang diperoleh setelah penambahan bahan baku

B = Konsentrasi sampel sebelum penambahan bahan baku

C = Konsentrasi baku yang ditambahkan

ml g

100 12100µ

ml g x ml ml

/ 121 50

2 ,

(66)

% Recovery Natrium Diklofenak = 100% / 3952 , 2 / 6,9124 / 9,8461 x ml g ml g ml g µ µ µ −

= 101,06 %

Lampiran 15. Data Hasil Persen Perolehan Kembali Natrium Diklofenak pada Tablet Voltadex® (Kimia Farma) dengan Metode Penambahan Baku (Standard Addition Method

No Konsentrasi <

Gambar

Gambar 1. Kurva serapan Natrium diklofenak BPFI dalam pelarut NaOH 0,1 N (konsentrasi 12 µg/ml)
tablet generik dan nama dagang yang beredar di pasaran dilakukan pada panjang
Gambar 2. Kurva Kalibrasi natrium diklofenak BPFI dalam Pelarut NaOH 0,1 N pada Panjang Gelombang 276 nm
Tabel 3. Rentang kadar rata-rata natrium diklofenak pada sediaan tablet
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penetapan kadar Kaptopril dan Hidroklorotiazid dalam sediaan tablet dilakukan bersamaan secara analisis multikomponen (spektrofotometri ultraviolet) dengan menggunakan

Hasil uji validasi yang didapat menunjukkan bahwa metode spektrofotometri ultraviolet dapat digunakan untuk penetapan kadar ofloksasin dalam sediaan tablet, karena

Berdasarkan uraian diatas, dalam penelitian ini akan dilakukan penetapan kadar deksklorfeniramin maleat dan betametason pada sediaan tablet secara spektrofotometri

Penetapan Kadar Rifampisin dan Isoniazid dalam Sediaan Tablet Secara Multikomponen dengan Metode Spektrofotometri Ultraviolet.. Medan: Fakultas Farmasi, Universitas Sumatera

Hasil uji validasi yang didapat menunjukkan bahwa metode spektrofotometri ultraviolet dapat digunakan untuk penetapan kadar ofloksasin dalam sediaan tablet, karena

Penetapan kadar ofloksasin dalam sediaan tablet dilakukan dengan metode spektrofotometri ultraviolet menggunakan pelarut metanol pada panjang gelombang 297,5 nm dan diuji

Penetapan kadar rifampisin dan isoniazid dalam sediaan tablet dilakukan dengan metode spektrofotometri ultraviolet secara multikomponen menggunakan pelarut asam klorida 0,1 N

Metode spektrofotometri ultraviolet dapat digunakan untuk penetapan kadar Bromheksin HCl dalam sediaan tablet dan metode ini memenuhi uji validasi dengan parameter akurasi