• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Aksara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Profesi Apotek Kimia Farma 106 Aksara"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

APOTEK KIMIA FARMA 106 AKSARA

U

Minda Sari Lubis, S.Farm. 063202121

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

3B

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI APOTEK KIMIA FARMA 106 AKSARA

Disusun Oleh:

U

Minda Sari Lubis, S.Farm. 063202121

Disetujui Oleh: Pembimbing,

U

Dra. Azwinar, Apt Apoteker Pengelola Apotek

Kimia Farma 106 Medan

Disahkan Oleh: Dekan Fakultas Farmasi,

U

(3)

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan Praktek

Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma Medan. Pada kesempatan ini penulis ingin

menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Hendra Farma Johar, M.Si., Apt. selaku Manager Bisnis PT. Kimia

Farma Apotek Medan, Ibu Dra. Azwinar, Apt. selaku Pembimbing dan

Apoteker Pengelola Apotek Kimia Farma 106 Aksara dan seluruh staf

pegawai Apotek Kimia Farma 106 Aksara yang telah meluangkan waktu dan

tempatnya untuk membantu dan memberi petunjuk yang sangat berguna

dalam Praktek Kerja Profesi dan penyusunan laporan ini.

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

USU Medan dan Bapak Drs. Wiryanto, M.Si., Apt. selaku Koordinator

Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi USU Medan.

Semoga Allah SWT memberikan balasan yang berlipat ganda atas semua

kebaikan yang telah diberikan. Penulis berharap semoga Praktek Kerja Profesi ini

dapat memberikan manfaat bagi ilmu pengetahuan khususnya di bidang Farmasi.

Medan, Januari 2008

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iii

DAFTAR TABEL... v

DAFTAR GAMBAR... vi

BAB I KIMIA FARMA ... 1

1.1. Sejarah Kimia Farma ... 1

1.2. Bisnis Kimia Farma ... 1

1.2.1. Holding... ... 1

1.2.2. Pabrik (Industri Farmasi) ... 2

1.2.3. Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan... 3

1.2.4. Anak Perusahaan... 4

1.2.4.1. PT. Kimia Farma Trading and Distribution ... 4

1.2.4.2. PT. Kimia Farma Apotek ... 5

1.3. PT. Kimia Farma Apotek Bisnis Manager... 7

1.3.1. Bisnis Manager ... 7

1.3.2. Store Manager Apotek Kimia Farma Medan... 7

1.4. Tinjauan Apotek Kimia Farma 106 Medan ... 8

1.4.1. Lokasi... 8

1.4.2. Sumber Daya Manusia ... 8

1.4.3. Pengadaan Perbekalan Farmasi... 8

1.4.4. Pembuatan Buku Defekta Barang ... 9

1.4.5. Prosedur Penerimaan Barang ... 9

1.4.6. Penataan/Pemajangan Barang... 10

(5)

II SUKSES TERPADU BISNIS RITEL DARI MERCHANDISING

SAMPAI SHRINKAGE... 11

2.1. Perkembangan Tanpa Henti Bisnis Ritel ... 11

2.1.1. Tiga Senjata dan Satu Poros Utama ... 11

2.1.2. Berubah untuk Unggul dan Bersaing ... 12

2.1.3. Lokasi... 12

2.1.4. Upaya Menekan Angka Kehilangan (Reduce Shrinkage)... 14

2.2. Memanjakan Pelanggan ... 16

2.2.1. Faktor Pemuas Pelanggan ... 16

2.2.2. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memanjakan Pelanggan ... 18

2.3. Meningkatkan Penjualan... 21

2.3.1. Apa Itu Merchandising... 21

2.3.2. Teknik Menarik Pelanggan Melalui Merchandising ... 22

III KASUS RESEP DAN SWAMEDIKASI... 24

3.1. Resep... 24

3.2. Swamedikasi ... 43

IV PEMBAHASAN... 53

V KESIMPULAN DAN SARAN... 57

5.1. Kesimpulan ... 57

5.2. Saran... 57

(6)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1.1. Spesialite Obat untuk Pasien Drs. Slamat Suryanto ... 25

3.1.2. Spesialite Obat untuk Pasien Sukiman ... 29

3.1.3. Spesialite Obat untuk Pasien M.Nainggolan ... 33

3.1.4. Spesialite Obat untuk Pasien Berliana ... 37

3.1.5. Spesialite Obat untuk Pasien Syahira ... 41

3.2.1. Spesialite Obat OBH Combi® Batuk Flu ... 43

3.2.2. Spesialite Obat Fitkom®... 44

3.2.3. Spesialite Obat Siladex®... 45

3.2.4. Spesialite Obat Betadine®... 46

3.2.5. Spesialite Obat Feminax®... 47

3.2.6. Spesialite Obat Insto®... 48

3.2.7. Spesialite Obat Listerine®... 49

3.2.8. Spesialite Obat Enkasari®... 50

3.2.9. Spesialite Obat Inza®... 51

3.2.10. Spesialite Obat Natur-E®... 52

(7)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Tiga Senjata dan Satu Poros Utama... 11

(8)

BAB I

KIMIA FARMA

1.1. Sejarah Kimia Farma

Sejarah Kimia Farma adalah perjalanan panjang sebuah industri kesehatan

di Indonesia. Cikal bakal perusahaan dapat dikilas balik ke tahun 1917, ketika NV

Chemicalien Handle Rathkamp & Co, perusahaan farmasi pertama di Hindia

Timur didirikan. Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi bekas

perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958 pemerintah melebur sejumlah perusahaan-perusahaan

farmasi menjadi Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus

1971, bentuk hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas (PT), menjadi PT.

Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 juli 2001, Kimia Farma tercatat sebagai

perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan

nama yang identik dengan mutu, saat ini Kimia Farma telah berkembang menjadi

sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan

peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

1.2 Bisnis Kimia Farma 1.2.1 Holding

PT. Kimia Farma Tbk.

Dibentuk : 16 Agustus 1971

Jalur usaha : pelayanan kesehatan

Sebagai perusahaan publik sekaligus Badan Badan Usaha Milik Negara

(BUMN), Kimia Farma berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola

perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana

diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN.

PT. Kimia Farma Tbk., merupakan sebuah perusahaan pelayanan

kesehatan yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing,

(9)

Budaya perusahaan ini mengandung tiga nilai utama :

1. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja

lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan

peluang bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan

untuk diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi

komitmen untuk mencapai hasil tersebut.

2. Integritas

Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan

nilai spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas

sebagai landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung

ketulusan hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi

kesehatan masyarakat.

3. Kerja Sama

Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama

melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan tiap

individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh

untuk mencapai sukses.

1.2.2 Pabrik (Industri Farmasi)

Dengan dukungan kuat riset dan pengembangan, segmen usaha yang

dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional,

yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas

produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang

punggung dari segmen industri.

Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop

kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini

merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari

pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini

telah memperoleh sertifikat, yaitu: Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan

(10)

Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya,

rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit

produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga

memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga

Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang

Baik (CPOB) dan ISO-9002.

Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati

(bedak). Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan

sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara

Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.

Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang

mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan

garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet

besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat

pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas

produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan

cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat

yang Baik (CPOB), ISO-9002 dan ISO-14001.

Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk

memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh

pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik

(CPOB), ISO-4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep,

sirop dan cairan obat luar/dalam.

1.2.3 4BLaboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan

Sejak tahun 2004, Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari

perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan

paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat,

dari mengobati penyakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan

mengelola kesehatan. Oleh sebab itu, Kimia Farma melakukan pengembangan

(11)

Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan

untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan

Mikrobiologi Industri. Layanan yang diberikan, yaitu: Pemeriksaan Atas

Permintaan Sendiri (APS), Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter (APD), Medical

Check Up, pemeriksaan mikrobiologi industri dan pemeriksan rujukan.

Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi

Healthcare Company, maka Kimia Farma merintis infrastruktur bisnisnya

memasuki usaha jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang

terpadu dan terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung.

Klinik Kesehatan Kimia Farma dengan konsep one stop healthcare services

menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan

pemeriksan kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan

pendukung lainnya.

Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi,

pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk

perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan

dan pengelolaan medical record untuk karyawan. Layanan tersebut diatas juga

akan diupgrade sesuai dengan kebutuhan konsumen melalui layanan care service.

Klinik Kimia Farma ke depan dihadirkan oleh perusahaan sebagai suatu solusi

total kesehatan.

1.2.4 Anak Perusahaan

1.2.4.1PT. Kimia Farma Trading and Distribution Dibentuk : 4 Januari 2003

Jalur usaha : distribusi obat dan alat kesehatan

PT. Kimia Farma Trading & Distribution, sebagai anak perusahaan dari

PT. Kimia Farma (persero) Tbk., Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD)

sebelumnya merupakan divisi yang bergerak di bidang yang sama, yaitu

perdagangan dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu

tahun, tetapi sama dengan umur PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri. Hampir

sepanjang sejarahnya sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam

(12)

kepada institusi baik melalui tender atau langsung, lebih dominan daripada

penjualan reguler, yang mencerminkan kepada bisnis distribusi.

Di masa yang lalu, divisi/SBU PBF ini terfokus lebih banyak menyalurkan

atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu produk Kimia Farma

sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak perusahaan, serta

melihat kondisi ke depan, perusahaan telah bertekad untuk merubah visi, tidak

lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi akan menyalurkan

produk-produk prinsipal lain. Oleh karena itu, perusahaan telah merubah visinya

akan menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi prinsipal. Visi ini

mengandung arti ke depan perusahaan akan lebih fokus kepada penjualan reguler,

tanpa meninggalkan penjualan kepada institusi/tender dan menjadi perusahaan

distribusi multi prinsipal.

Jalur Usaha :

1. Jasa pelayanan distribusi produk prinsipal Kimia Farma dan prinsipal non

Kimia Farma serta non prinsipal terdiri dari: Consumer Health Product

(OTC Chemical, OTC Herbal, kosmetik, body care, food supplement),

ethical, generik, lisensi, narkotika, kontrasepsi, bahan baku, alat kesehatan

dan consumer goods.

2. Jasa Perdagangan atau Trading.

PT. Kimia Farma Trading & Distribution memiliki 41 cabang yang

mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang diproduksi

sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Operasionalnya

didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang

efisien serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi

untuk mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.

1.2.4.2 PT. Kimia Farma Apotek Dibentuk : 4 Januari 2003

Jalur usaha : farmasi

PT. Kimia Farma Apotek mengelola sebanyak 340 apotek yang tersebar

diseluruh

tanah air, yang memimpin pasar di bidang perapotekan dengan penguasaan

(13)

Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep

dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan

pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia

Farma dipimpin oleh tenaga Apoteker yang bekerja full timer sehingga dapat

melayani informasi obat dengan baik.

Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari stategi perusahaan

dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang

memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.

PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh Kimia

Farma untuk mengelola Apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam upaya

meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan konsolidasi PT.

Kimia Farma Tbk.

Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia :

No. Provinsi No. Provinsi

1. Bali 16. Kepulauan Bangka Belitung

2. Banten 17. Lampung

3. Bengkulu 18. Maluku

4. DIY 19. Maluku Utara

5. DKI 20. Nanggroe Aceh Darusalam

6. Gorontalo 21. NTB

7. Irian Jaya 22. NTT

8. Jambi 23. Riau

9. Jawa Barat 24. Sulawesi Selatan

10. Jawa Tengah 25. Sulawesi Tengah

11. Jawa Timur 26. Sulawesi Tenggara

12. Kalimantan Barat 27. Sulawesi Utara

13. Kalimantan Selatan 28. Sumatera Barat

14. Kalimantan Tengah 29. Sumatera Selatan

(14)

1.3 PT Kimia Farma Apotek Bisnis Manager 1.3.1 Bisnis Manager

Visi : Menjadikan apotek Kimia Farma berdaya saing di pasar global

Misi :

1. Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat

kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk

meningkatkan nilai saham apotek tanpa meninggalkan prinsip Good

Corporate Governance.

3. Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan

komitmen serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan

nasional.

1.3.2 Store Manager Apotek Kimia Farma Medan

Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar di seluruh

sumatera yaitu : Kimia Farma pel 2 R.S. Inalum, Kimia Farma pel 14 R.S.

Pirngadi, Kimia Farma 27 Palang merah Medan, Kimia Farma 28 Belawan, Kimia

Farma 29 P. Siantar, Kimia Farma 30 Tebing Tinggi, Kimia Farma pel 41 R.S.

Tebing Tinggi, Kimia Farma 39 Sei Kambing Medan, Kimia Farma 41 Kaban

Jahe, Kimia Farma 54 RS. Rantau Prapat, Kimia Farma 84 Tanjung Balai, Kimia

Farma 85 P. Siantar, Kimia Farma 90 Kisaran, Kimia Farma 106 Aksara Medan,

Kimia Farma 107 Gatot Subroto Medan, Kimia Farma 160 Setia Budi Medan,

Kimia Farma 162 Pematang Siantar, Kimia Farma 255 Sisingamangaraja Medan,

Kimia Farma Basri Medan, Kimia Farma Namso P. Siantar, Kimia Farma 9

(15)

1.4. Tinjauan Apotek Kimia Farma 106 Medan 1.4.1. Lokasi

Apotek Kimia Farma 106 Medan terletak di jalan Aksara no. 102 Medan

di tepi jalan raya yang dilalui banyak sarana transportasi dengan lingkungan yang

bersih, berada didaerah pertokoan dan pemukiman penduduk. Di apotek Kimia

Farma 106 terdapat tempat praktek dokter selain itu juga berdekatan dengan

praktek dokter spesialis, praktek dokter umum, praktek dokter gigi dan apotek

swasta. Fasilitas yang tersedia di apotek Kimia Farma 106 Medan meliputi ruang

tunggu yang nyaman dan bersih, fasilitas TV, persediaan air minum, kamar

mandi/WC, keamanan parkir.

1.4.2.Sumber Daya Manusia

Apotek Kimia Farma 106 Medan merupakan apotek pelayanan yang

dalam pengelolaannya dipimpin oleh seorang apoteker dan empat orang karyawan

yang terdiri dari dua orang asisten apoteker dan dua orang petugas penjualan

bebas dan sekaligus kasir. Dengan hanya memiliki karyawan empat orang yang

terbagi dalam dua shift, terkadang pelayanan bagi pembeli menjadi kurang

maksimal. Ini biasanya terjadi pada jam-jam sibuk yaitu sore hari pada saat

praktek dokter buka.

1.4.3.Pengadaan Perbekalan Farmasi

Secara umum komoditi di apotek Kimia Farma 106 Medan dapat berupa

obat, bahan obat, alat kesehatan, obat tradisional dan kosmetik. Pembelian

perbekalan farmasi didasarkan atas kebutuhan penjualan melalui resep dan

penjualan bebas. Pembelian harus direncanakan dengan baik untuk mencegah

terjadinya kekosongan ataupun penumpukan barang sehingga perputaran barang

tidak mengalami hambatan.

Semua pertimbangan untuk pembelian harus ditujukan kepada tercapainya

pengendalian persediaan barang yaitu terpenuhinya permintaan konsumen dan

tidak terjadi kelebihan persediaan.

Pengadaan perbekalan farmasi khususnya perencanaan dilakukan oleh

(16)

pembelian bisnis manager Medan. Jumlah barang yang akan dibeli disusun

berdasarkan daftar pareto penjualan, jumlah barang yang habis atau jumlah sisa

stok yang tinggal sedikit. Barang yang akan dipesan dicatat dalam buku defekta.

Pemesanan barang dilakukan dengan mengantar langsung Bon Permintaan Barang

Apotek (BPBA) ke bagian pembelian bisnis manager Medan atau melalui telepon

bila terjadi pembelian mendesak. Pemesanan ini dilakukan setiap hari kerja.

Pembelian dilakukan oleh bagian pembelian bisnis manager Medan menggunakan

surat pesanan (SP). Pelaksanaan pembelian dilakukan dengan cara menghubungi

pemasok melalui selesman yang datang ke apotek dari masing-masing PBF.

Pemasok barang-barang yang akan dibeli, dipilih dengan mempertimbangkan

legalitas pemasok, kecepatan pelayanan/pengiriman barang, harga/potongan harga

yang diberikan dan kondisi pembayaran yang ditawarkan.

1.4.4. Pembuatan Buku Defekta Barang

Pembuatan Buku Defekta Barang dilakukan dengan cara sebagai berikut:

1. Petugas setiap hari memeriksa barang yang kosong atau hampir habis.

2. Pencatatan dalam buku defekta meliputi nama barang, dosis, satuan dan

jumlah yang dibutuhkan.

3. Menyerahkan buku defekta kepada petugas pembelian.

1.4.5. Prosedur Penerimaan Barang

Penerimaan barang dilakukan oleh penanggung jawab berdasarkan

prosedur sebagai berikut:

1. Penanggung jawab menerima barang dari pemasok disertai dengan Surat

Pengantar Barang/Faktur (SPB/F).

2. Penanggung jawab memeriksa kualitas dan kuantitas barang sesuai dengan SP

dan SPB/F. Khusus untuk obat yang mempunyai tanggal kadaluarsa perlu

diperhatikan agar batas kadaluarsa masih cukup lama dan bila barang yang

diterima tidak sesuai dengan pesanan, maka harus segera disesuaikan dengan

(17)

3. Penanggung jawab membubuhkan tanda tangan, stempel apotek Kimia Farma

pada faktur asli. Faktur asli diserahkan kepada pemasok, sedangkan copy

faktur sebagai pertinggal.

4. Penanggung jawab mencatat barang masuk pada kartu Administrasi

Persediaan Gudang (APG).

1.4.6. Penataan/Pemajangan Barang

Penataan/pemajangan barang (store lay out) sangat penting dalam

memaksimalkan penjualan dan mempertahankan profit dengan selalu

mempertimbangkan kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana

mempresentasikan sebanyak mungkin barang kepada pelanggan.

Penyusunan barang pajangan di apotek Kimia Farma 106 Medan diatur

berdasarkan bentuk sediaan, alfabetis, dan khasiat farmakologi serta

menggunakan prinsip FIFO (First In First Out) dan FEFO (First Expired First

Out) yaitu obat yang masuk lebih awal dikeluarkan lebih dahulu dan obat yang

tanggal kadaluarsanya lebih awal dikeluarkan lebih dahulu.

1.4.7.Penjualan/Pelayanan

Pembeli adalah raja sehingga mereka tidak boleh dikecewakan karena

pelayanan yang kurang cepat, kurang ramah, kurang tepat dan sebagainya.

Pelanggan harus puas sehingga mereka akan kembali lagi ke apotek Kimia Farma

di lain waktu, dan akan merekomendasikan apotek tersebut kepada teman atau

keluarganya.

Penjualan/pelayanan di apotek Kimia Farma 106 Medan meliputi resep

tunai, resep kredit dan obat bebas. Apotek Kimia Farma 106 Medan juga

memberikan pelayanan khusus kepada konsumen yang tidak mendapatkan obat

yang dibutuhkannya secara langsung. Untuk kondisi seperti ini maka petugas

apotek dapat langsung menghubungi apotek Kimia Farma yang lain untuk

mendapatkan obat tersebut, yang kemudian obat tersebut secepatnya dapat diantar

langsung ke rumah pasien. Pelayanan ini memberikan hasil yang baik, pelanggan

akan tetap datang untuk membeli perbekalan farmasi di apotek ini sehingga

pendapatan akan meningkat dan image apotek yang mengutamakan kepuasan

(18)

BAB II

SUKSES TERPADU BISNIS RITEL

DARI MERCHANDISING SAMPAI SHRINKAGE

2.1. Perkembangan Tanpa Henti Bisnis Ritel 2.1.1. Tiga Senjata dan Satu Poros Utama

Secara sederhana, senjata dan poros tersebut dapat digambarkan sebagai

berikut :

Gambar 2.1. Tiga Senjata dan Satu Poros Utama

Dari gambar di atas dapat dilihat bahwa ketiga faktor tersebut saling

berkait dan berpusat pada customer atau pelanggan. Merchandising (barang yang

dijual) merupakan senjata inti pertama yang menekankan pada persediaan, harga,

kualitas, dan manfaat produk bagi konsumen. Basic Principles (prinsip dasar)

yang digunakan adalah prinsip dasar dalam pemasaran yaitu (product, price,

place, promotion dan people). Pada prinsipnya, pelaku bisnis ritel dituntut

mengenali barang, menentukan harga yang sesuai dengan keinginan serta harapan

pelanggan. Services (pelayanan) berdasarkan survey AC Nielsen Indonesia pada

April 2004 ditemukan bahwa service ada pada puncak faktor yang dapat menarik

pelanggan. Berdasarkan temuan memperlihatkan kriteria pilihan pelanggan yang

terdiri atas:

a. Faktor dasar, yaitu barang yang lengkap, harga yang bagus, dan lokasi yang

mudah dijangkau.

b. Faktor penarik toko, yaitu ambiance (AC, lampu, kebersihan), fasilitas

pendukung dan services (semua hal yang dapat memuaskan kebutuhan

konsumen, terutama yang dilakukan oleh staf ). Pada prinsipnya pelayanan Merchandising

(19)

bukan hanya terletak pada personalnya, kita perlu memperhatikan semua

aspek mulai dari signed (papan nama) toko, pintu masuk, keset masuk,

seluruh fasilitas dan isi dalam ruang toko sampai standar kebersihan toilet.

Untuk itu, pelatihan rutin bagi semua staf untuk meningkatkan

keterampilan dalam pelayanan pelanggan perlu terus diadakan, demikian

juga pengembangan kiat-kiat terbaru dalam memuaskan pelanggan.

2.1.2. Berubah untuk Unggul dan Bersaing

Salah satu indikasi kemajuan bisnis ritel adalah selalu tampak adanya

perkembangan segala aspek secara terus menerus sejalan dengan perubahan faktor

eksternal dan internal bisnis itu sendiri. Ada tiga tujuan utama mengapa organisasi

harus berubah. Pertama, untuk menyesuaikan diri terhadap faktor lingkungan.

Kedua, mengantisipasi hal-hal yang mungkin akan terjadi, dan ketiga untuk

mempertahankan dan mengembangkan eksistensi perusahaan.

a. Kondisi Eksternal

Kondisi ini mencakup aspek ekonomi, politik, budaya, sosial, teknologi,

persaingan, globalisasi, dan keamanan.

b. Kondisi Internal

Kondisi internal antara lain meliputi aspek visi, misi, sumber daya (SDM,

teknologi, material pendukung, uang dan metode kerja) dan kegiatan organisasi.

Untuk unggul bersaing suatu organisasi harus mampu mendorong semua sumber

daya dan proses manajemen ke arah kualitas dan kinerja service yang mengacu

pada tercapainya customer satisfaction (kepuasan pelanggan). Dapat disimpulkan

bahwa tingkat tertinggi atau ujung segala upaya organisasi ritel adalah services

(pelayanan).

2.1.3. Lokasi

Bagi bisnis ritel, penentuan lokasi sangat penting, bahkan mutlak

diperhitungkan melalui studi atau riset. Secara tradisional, penentuan lokasi sering

dihubung-hubungkan dengan ilmu-ilmu ‘tua’ nenek moyang (arah angin,

keberuntungan, hoki, feng shui, dan lain-lain). Ini semakin menandakan bahwa

(20)

kesuksesan. Bahkan, ada pendapat ekstrem yang mengatakan bahwa tiga kunci

sukses bisnis ritel, yaitu pertama lokasi, kedua lokasi dan ketiga lokasi.

Beberapa hal yang secara umum dapat mempengaruhi kelangsungan bisnis

ritel, terutama dalam hal menciptakan traffic pengunjung (kepadatan pengunjung

untuk membeli), antara lain adalah transportasi, daur hidup lokasi, parkir aman,

dan kelengkapan.

Gambar 2.2. 4 Faktor Pengaruh Traffic Konsumen

Keempat faktor pengaruh di atas dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Kemudahan Transportasi untuk Mencapai Lokasi

Ada banyak bukti bahwa pebisnis ritel yang tidak memperhatikan aspek

kemudahan untuk mencapai lokasi akan ditinggalkan oleh pelanggan,

karena perubahan arus lalu lintas dari dua arah menjadi satu arah, jumlah

pelanggan yang datang menjadi turun drastis.

2. Kenyamanan dan Keamanan Parkir Kendaraan

Oleh karena kendaraan (roda dua atau empat) merupakan bagian tak

terpisahkan dari pelanggan, aspek kenyamanan dan keamanan parkir

kendaraaan di lokasi toko juga harus di perhatikan.

3. Kelengkapan

Dengan kelengkapan ini, pelanggan akan sangat terbantu, khususnya

dalam kemudahan dan efesiensi belanja.

4. Daur Hidup Lokasi

Daur hidup setiap lokasi sama seperti tahapan hidup manusia dan produk.

Daur hidup lokasi secara sederhana menganut daur hidup pada umumnya Transportasi

Daur Hidup Lokasi Parkir Aman

(21)

yang terdiri atas tahap-tahap lahir, kanak-kanak, remaja, dewasa, tua, uzur,

dan mati.

2.1.4. Upaya Menekan Angka Kehilangan (Reduce Shrinkage)

Kehilangan barang tidak bisa dihindari di bisnis ritel. Ada tiga kelompok

besar penyebab kehilangan barang, yaitu pencurian, barang rusak, dan salah

administrasi.

1. Barang Rusak atau Cacat (Soiled or Damaged Stocks)

Barang rusak atau cacat adalah barang-barang yang dijual yang menjadi

kotor atau rusak akibat quality control kurang optimal, saat pengiriman

yang sembarangan, saat pemanjangan yang tidak sesuai prosedur, dan saat

dicoba atau disentuh konsumen hingga rusak.

2. Adanya Pencuriaan (Theft Merchandise dan Asset)

Penyebab kehilangan barang di bisnis ritel yang paling popular adalah

pencurian. Ini dapat dipahami karena peluang barang-barang di toko

diambil orang sangat besar bila teknologi yang digunakan masih sangat

terbatas. Ada dua golongan pencurian yang biasa dipakai untuk

memudahkan analisis, yaitu :

a. Pencurian internal, yakni pencurian yang dilakukan oleh karyawan

atau staf toko. Semakin banyak karyawan yang terlibat atau kontak

dengan barang risiko kehilangan barang juga akan semakin

meningkat.

b. Pencurian eksternal, yaitu pencurian yang dilakukan oleh orang

luar (konsumen atau orang yang datang) baik secara individu

maupun berkelompok (sindikat)

3. Kesalahan Administrasi (Paperwork Errors)

Kesalahan administrasi adalah kesalahan dalam membuat laporan tentang

barang.

Cara Menekan Angka Kehilangan (Shrinkage)

Setelah mengetahui ketiga penyebab kehilangan barang, solusi terbaik yang harus

(22)

1. Barang rusak atau kotor

Barang rusak atau kotor dapat dibenahi sejak sebelum produk dikirim ke

toko sejak pemasok melakukan quality control. Kemudian, saat menerima

barang, harus ada petugas menerima yang juga bertindak sebagai checker

kualitas barang sesuai dengan kualifikasi yang tercatat dalam surat

pembelian. Pada saat memajang barang, pajanglah setiap jenis produk

sesuai dengan prosedur yang ditetapkan. Melempar dan mendorong barang

dapat mempuat produk menjadi kotor dan rusak. Agar barang tetap utuh

terjaga, cara demikian hendaknya dijauhkan.

2. Akibat pencurian

a. Untuk mengatasi pencurian internal, ada beberapa hal yang bisa

dilakukan, yaitu :

• Lakukan check body dengan disiplin oleh petugas yang ditunjuk (satpam putra atau putri) bagi setiap karyawan yang

masuk dan keluar area toko. Pintu masuk dan keluar karyawan

harus khusus, tidak boleh menggunakan pintu pelanggan.

• Pada seragam karyawan tidak boleh ada saku di baju atau celananya. Ini untuk mencegah karyawan menyimpan

barang-barang yang dijual dalam pakaiannya.

• Sediakan loker khusus bagi karyawan untuk menyimpan tas atau barang bawaan yang memang tidak boleh dibawa.

• Berikan reward dan sanksi terhadap tim kerja yang bertanggung jawab atas produk yang ada di tempat tim tersebut

bekerja. Reward dengan insentif khusus diberikan bila angka

kehilangan rendah, dan sanksi dengan tidak adanya insentif

diberikan bagi tim yang angka kehilangannya diluar batas

toleransi.

• Secara rutin berikan pengarahan bagi semua karyawan. Pengarahan dari hal yang sangat teknis tentang cara mencegah

kehilangan sampai aspek kerohanian agar setiap karyawan

lebih bertanggung jawab atas perbuatannya kepada Sang

(23)

b. Untuk mengatasi pencurian eksternal, ada beberapa hal yang bisa

dilakukan, yaitu :

• Memasng alat sensormatik untuk barang-barang yang sangat beresiko hilang. Alat ini dapat mendeteksi pelanggan atau

orang yang mencoba mengambil produk tanpa membayar

dikasir, lepaskan lebih dulu alat yang menempel dibarang itu

dengan alat khusus yang ada disetiap kasir

• Mengaktifkan para penjaga (satpam atau piket counter) tanpa harus menonjolkan kehadirannya di tiap pos yang tersedia.

Kehadiran mereka diharapkan dapat mendeteksi secara dini

gerak-gerik dan tingkah laku orang yang mencurigakan. Bila

terjadi hal-hal yang mencurigakan, semua petugas segera

berkoordinasi untuk mencegah terjadinya pencurian. Bila ada

orang yang tertangkap basah melakukan aktivitas pencurian

3. Mencegah akibat kesalahan administrasi

Sesuai denga fakta di lapangan, banyak karyawan yang lalai dalam

mengikuti prosedur yang telah ditentukan. Misalnya, melakukan kesalahan

ketik atau kesalahan dalam memasukkan data ke laporan. Oleh karena itu,

setiap karyawan perlu diingatkan lagi tentang langkah-langkah dalam

melakukan input data dan penyusunan laporan yang tepat, akurat, dan

cepat.

2.2. Memanjakan Pelanggan 2.2.1. Faktor Pemuas Pelanggan

Pelanggan adalah pilar utama penyangga keberlangsungan bisnis ritel.

Memanjakan pelanggan sama seperti memperkokoh pilar utama.

Didunia ritel, sekali lagi ada ungkapan yang sangat populer, yaitu retail is

detail. Artinya, ada banyak aspek detail yang dibutuhkan untuk dapat

menghasilkan bahasan yang lebih bermakna dan dapat diterapkan.

Ada tiga kebutuhan pokok pelanggan yang harus dipuaskan dan

semestinya dapat digunakan sebagai pedoman pengukuran kepuasan palanggan,

(24)

fisik antara lain lay out toko, penataan barang sampai toilet pelanggan. Kebutuhan

praktis adalah hal-hal yang berhubungan dengan barang ( harga, kualitas, dan

manfaatnya). Kebutuhan fungsional adalah hal-hal yang dapat dipenuhi dari

pelayanan orang-orang front line-nya. Untuk dapat mengukur kepuasan

pelanggan, tiga kebutuhan di atas perlu kita urai satu per satu agar memudahkan

kita dalam mendapatkan kriteria puas atau tidaknya pelanggan.

Kebutuhan Fisik

Setiap pelanggan yang akan masuk ke sebuah toko untuk keperluan

apapun (bisa melihat-lihat, mencari barang yang akan dibeli atau

diperbandingkan, janjian dengan orang lain, atau keperluan lain) selalu

mempertimbangkan lay out toko, termasuk tempat parkir, kemudahan menemukan

bagian per bagian di toko, dan kelegaan menikmati semua bagian toko. Konsep

yang paling dekat dengan kebutuhan konsumen adalah lay out yang one stop

shopping (semua kebutuhan disediakan toko tersebut).

Setelah masuk ke bagian dalam toko, tahap berikut yang dilakukan

konsumen ialah melihat penataan (display) barang dagangan yang dijual. Display

Product atau Visual Merchandising dapat mempengaruhi prilaku pelanggan.

Pelanggan dapat tertarik, melirik, melihat dengan seksama, dan berpikir-pikir

sampai akhirnya mengambil barang dari rak yang ada dan membawanya ke kasir.

Display Product dapat dioptimalkan melalui gradasi warna, ukuran, dan

kelengkapan dalam satu rak. Display juga harus didukung oleh pencahayaan yang

baik dan visualisasi pendukung di sekitar barang tersebut.

Kebutuhan Praktis

Kebutuhan praktis sudah merupakan hukum utama yang harus disediakan

untuk pelanggan. Apapun yang dibuat bila kebutuhan praktis (yang berhubungan

dengan barang, yakni harga, kualitas, dan manfaat) tidak disediakan untuk

(25)

Kebutuhan Fungsional

Kebutuhan fungsional adalah kebutuhan yang dapat dipenuhi oleh petugas

front line (keramahan, kesiagapan, kepedulian, dan lain-lain), sampai-sampai

timbul kesan seolah-olah kepuasan pelanggan hanya ditentukan oleh para petugas

di front line.

2.2.2. Mengoptimalkan Store Lay Out Demi Memanjakan Pelanggan.

Lay out toko dan lokasi produk sangat penting dalam strategi

merchandising. Keputusan membuat lay out interior toko mestinya disesuaikan

dengan tipe bisnis toko dan faktor tingkat penetapan konsep self service.

1B

Dasar store lay out

Store lay out didefenisikan sebagai pengaturan bagian selling dan non-

selling, rak pajangan, serta pemajangan barang dan alat-alat yang saling

berhubungan dan menjadi elemen yang menyatu dalam struktur bangunan.

Tujuan umum store lay out adalah memaksimalkan penjualan dan

mempertahankan konsistensi profit dengan selalu mempertimbangkan

kenyamanan pelanggan. Hal yang penting adalah bagaimana mempresentasikan

sebanyak mungkin barang kepada pelanggan. Ada tiga prinsip yang harus selalu

dipertimbangkan dalam membuat lay out lebih produktif, sekaligus memenuhi

harapan kenyamanan pelanggan, yaitu :

1. Pajangan akhir (end display) untuk supermarket di depan mesin kasir

a. Studi tentang antrian konsumen menunjukkan bahwa frekuensi

pembelian barang yang terpajang pada pajangan akhir relatif rendah.

b. Item-item yang memiliki dampak paling besar dalam mendukung

penjualan selayaknya dipresentasikan di lokasi pajangan akhir.

2. Penempatan oleh kekuatan yang menggerakkan

c. Produk yang banyak dibeli pelanggan biasanya sering kali karena

barang itu sendiri sudah memiliki kekuatan yang menggerakkan

(26)

d. Dalam hal pemajangan, semakin besar kekuatan yang menggerakkan

dari suatu barang atau kelompok barang, semakin besar aliran lalu

lintas konsumen untuk membeli barang atau kelompok barang

tersebut.

e. Agar persediaan lebih lengkap, isilah masing-masing pajangan

sedikitnya dengan dua kategori barang yang memiliki kekuatan yang

menggerakkan pelanggan untuk membeli.

2B

Lay out dan Implikasinya

Lay out yaitu penataan letak dan susunan lemari atau rak obat di toko

bertujuan untuk memberikan kemudahan dan kecepatan kepada pada petugas

dalam menyiapkan obat yang dibutuhkan konsumen, serta dapat menjaga

keamanan dan kebersihannya.

1. Lay out dengan pola kotak-kotak besi (lay out beraliran lurus)

Disini rak disusun satu dengan lainnya dan menutupi dinding.

Kelebihan pola ini adalah sebagai berikut :

a. Aliran lalu lintas pelanggan akan efisien

b. Memungkinkan semua lantai ruangan digunakan

c. Pelanggan dapat berbelanja dengan cepat

d. Keamanan dan kontrol barang lebih baik

Kekurangan pola ini adalah sebagai berikut :

a. Suasana dingin biasa-biasa saja

b. Pelanggan serba ingin cepat-cepat

c. Mengurangi kesukaan pelanggan untuk melihat-lihat

2. Desain kurva atau aliran bebas

Lay out ini umumnya dipakai oleh departement store dan

memungkinkan pelanggan bergerak keseluruh toko serta dapat

melihat-lihat bagian yang bervariasi secara bebas. Kekurangan pola

ini, dimana petugas lebih sulit dalam mengontrol keamanan dan stock

(27)

Kriteria Barang dan Posisi Pajangan

Secara umum, kategori barang dan kebutuhan pemajangannya adalah

sebagai berikut:

1. Barang paling laku (best seller): dalam setiap kategori barang, hanya

sebagian kecil dari jumlah barang yang memberikan kontribusi mayoritas

penjualan. Ada dua tipe barang best seller yang posisi pajangannya perlu

dipertimbangkan secara berbeda, yaitu :

a. Jenis barang kebutuhan dasar (basic item) barang tipe ini harus

diletakkan di tempat yang memungkinkan untuk memacu

penjualan barang lain. Barang ini tidak perlu dipromosikan karena

pelanggan sudah sangat mengenal dan selalu rutin membeli.

b. Jenis barang promosi (sale item) posisikan ditempat yang utama.

Perlu ditonjolkan dengan pajangan berukuran besar seolah sangat

membutuhkan perhatian pelanggan. Jika profitnya rendah, barang

ini perlu dikelilingi dengan barang yang profitnya tinggi.

2. Barang dengan laba tinggi (higt profit) harus diletakkan ditempat yang

utama untuk mendukung toko mendapatkan uang lebih.

3. Barang yang memancing untuk dibeli (impuls items) letakkan di pajangan

yang mudah dilihat dan didekati untuk memancing pelanggan agar berani

melihat dan pada akhirnya membeli

4. barang spesial (speciality items) harus mudah dilihat dan punya tanda

khusus sehinga pelanggan dapat langsung ke lokasi dan melihat-lihatnya

untuk membeli.

5. Barang musiman (seasonal items) membutuhkan lokasi yang utama agar

pelanggan tahu bahwa barang ini ada di toko. Ketika pertama kali

dipajang, barang ini akan memacu penjualan. Setelah setengah musim

terlewati, barang-barang ini dapat dipakai untuk mendorong pelanggan

melihat barang-barang dibagian lain.

6. barang dengan persediaan bermasalah (problem stock items) jangan

memajangkan di tempat utama karena penjualannya biasanya tidak

banyak. Pajangan barang yang sering kosong dapat membuat citra toko

(28)

2.3. Meningkatkan Penjualan. 2.3.1. Apa Itu Merchandising.

Merchandising merupakan perpaduan antara ilmu pengetahuan dan seni.

Ada hal-hal yang bisa diukur dan didiagnosis dengan menggunakan ilmu pasti.

Namun dalam implementasinya, banyak hal yang membutuhkan aspek rasa dan

penyesuaian dengan kondisi dalam toko serta keberadaan pelanggan saat itu.

Merchandising menekankan pada persediaan, harga, kualitas, dan manfaat produk

bagi konsumen. Prinsip respon cepat terhadap kebutuhan dan keinginan pelanggan

harus dapat dilaksanakan dengan baik. Merchandising akan lebih optimal bila

didukung oleh data, fakta dan temuan lain di lapangan melalui aktivitas studi dan

riset.

Prinsip Umum Merchandising

Secara umum merchandising berfungsi sebagai berikut:

1. Menolong pelanggan mengelompokkan barang, dengan logika urutan dari

suatu visualisasi (signed, petunjuk arah, warna, ukuran, dan jenis),

pelanggan akan lebih mudah menemukan barang yang dibutuhkan.

2. Menarik perhatian pelanggan, dengan pajangan yang sesuai dengan prinsip

visualisasi warna, ukuran, dan keselarasan interior, pelanggan cenderung

tertarik dengan apa yang dilihatnya.

3. Membangkitkan perasaan pelanggan, melalui visual, sentuhan, dan aroma,

pelanggan dapat merasakan barang yang ada secara langsung.

4. Menstimulasi ketertarikan pada produk, ini dapat terjadi melalui kemasan,

informasi, atau pamflet/selebaran dalam toko.

5. Menolong pelanggan untuk segera membuat keputusan.

6. Mempunyai stok di rak barang-barang yang fast moving.

7. Menjaga keamanan stok. Dengan merchandise yang dipajang rapi

(29)

Elemen- elemen yang termasuk di dalamnya merchandising.

Elemen- elemen yang termasuk di dalamnya merchandising, antara lain:

1. Pemajangan, yaitu teknik memajang barang di dalam toko, baik dalam

rangka mengkomunikasikan di bagian depan toko maupun

mengoptimalkan pajangan barang stok di dalam toko.

2. Iklan, yaitu mengkomunikasikan tema dan konsep barang dagangan

kepada pelanggan melalui media cetak, media elektronik.

3. Promosi, maksudnya memberikan potongan harga melalui coupon,

sampling, premium, bonus pack, discount, stamps, contest, dan bazar.

4. Tata letak toko, menyangkut pengondisian suasana toko yang berdampak

langsung pada kenyamanan berbelanja pelanggan.

5. Kemasan, yaitu keberadaan kemasan yang dapat menimbulkan citra bagi

barang tersebut.

2.3.2. Teknik Menarik Pelanggan Melalui Merchandising

Untuk dapat menarik pelanggan, pertama-tama yang harus dilakukan

adalah mendeskripsikan segmen pasar atau segmen pelanggan. Setelah itu

mengoptimalkan kemampuan untuk memuaskan kebutuhan pelanggan melalui

merchandising. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan secara seksama dan dapat

menarik konsumen melalui merchandising adalah :

1. Citra toko (Store Image)

Pelanggan akan mempunyai kesan mendalam terhadap suatu toko

berdasarkan pada pengalamannya. Semakin banyak kesukaan akan citra toko

yang pernah dilihatnya, semakin memungkinkan bagi pelanggan untuk loyal.

Aspek eksterior (logo, nama toko, petunjuk, pesan toko/slogan yang

ditonjolkan) juga perlu dioptimalkan. Meskipun hanya bagian kecil, kebersihan

pintu masuk, keset, dan bagian depan toko juga harus terus diupayakan.

2. Pajangan depan (Window Display)

Pajangan di depan toko yang mengesankan akan jendela samping (kiri dan

kanan) sangat berpengaruh dalam menciptakan kesan positif pelanggan.

Pajangan di depan semestinya memiliki tema khusus. Ini berguna untuk

(30)

tersebut. Tema yang sering diangkat sepanjang tahun adalah tahun baru (masehi,

imlek), liburan sekolah, hari Valentine, Lebaran, dan Natal. Pajangan di depan

juga dianjurkan memakai warna yang harmonis dan dioptimalkan dengan

penyinaran lampu yang luks. Kebersihan kaca-kaca dan bagian dalam harus

terus dijaga. Secara periodik pajangan depan harus diganti sesuai dengan

jangka waktu yang dijadwalkan dan tema yang ditentukan.

3. Bagian dalam toko (Inside the Store)

Toko harus dibuat bersuasana penuh merchandising (item barang lengkap

baik jenis maupun ukurannya), namun tidak semrawut, dan berkesan

mengundang rasa ingin tahu serta membangkitkan minat beli.

4. Lampu penerangan

Penerangan yang baik sangat efektif dalam membangkitkan perhatian

pelanggan. Penerangan bahkan terbukti mampu menciptakan semangat membeli

pelanggan. Penerangan juga memilki kualitas dan warna untuk memberikan

gambaran terbaik bagi merchandise toko. Untuk menciptakan semangat

membeli pelanggan, dianjurkan memakai lampu berwarna dan penerangan yang

lembut. Barang yang ada di tempat-tempat pajangan harus diberi penerangan

khusus agar lebih menarik pelanggan.

5. Kekuatan warna

Warna adalah alat yang sangat kuat dalam visualisasi merchandising. Warna

dipakai untuk menciptakan daya tarik, menumbuhkan perhatian, menciptakan

(31)

BAB III

PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI

(32)

Resep I

dr. Hj. Hartuti Soedjadi

R/ Plantacid susp No. I

S 3 d d C 1

R/ Librax No. VI

S 2 d d 1

Pro: Drs. Slamat Suryanto

a. Kasus

Berdasarkan komposisi obat pada resep dapat diduga pasien menderita

tukak lambung.

b. Spesialite Obat pada Resep

Tabel 3.1.1. Spesialite Obat untuk Pasien Drs. Slamat Suryanto

(33)

c. Rasionalitas Komposisi Resep

Resep rasional karena semua obat sudah ditujukan untuk pengobatan tukak

lambung.

d. Pelayanan Informasi 1. Plantacid®

Kegunaan: sebagai antasida untuk menetralkan asam lambung, bentuk sediaan: suspensi, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 sendok makan (15 ml), hal yang harus diinformasikan: obat ini diminum sesudah makan dan sebelum tidur. Hindari makanan berlemak atau pedas, kopi atau minuman beralkohol yang dapat

menyebabkan gangguan pencernaan.

2. Librax®

Kegunaan: sebagai antispasmodikum untuk pereda kejang otot di lambung, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 2 kali sehari 1 tablet, hal yang harus diinformasikan: obat ini diminum 30 – 60 menit sebelum makan. Obat ini dapat menyebabkan mengantuk, gunakan hati-hati ketika mengendarai kendaraan dan

mengoperasikan mesin.

(34)
(35)

Resep II

dr. Sahala Sinaga, Sp. PD

R/ Bisoprolol No. XX

(mg 5 – generik)

S 1 d d 1

R/ Bion 3 No. XX

S 1 d d 1

Pro : Sukiman

Umur : 42 tahun

a. Kasus

Berdasarkan komposisi obat pada resep dapat diduga pasien mengalami

(36)

b. Spesialite Obat pada Resep

Tabel 3.1.2. Spesialite Obat untuk Pasien Sukiman

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat longum, Vit A 550 mcg, Vit D 5 mcg, Vit E 10 mg, Vit C 60 mg, Vit B11,1 mg, Vit B2 1,5 mg, Vit B3 15 mg, Vit B6 1,6 mg, Vit B12 1 mcg,Asam folat 200 mcg, Fe 14 mg, Mg 5 mg, Zn 15 mg, Iodine 150 mcg, Mangan 2 mg, Silicon 2 mcg, Chronium 25 mcg, Molybdate 25

c. Rasionalitas Komposisi Resep

Resep rasional karena semua obat sudah ditujukan untuk pengobatan

(37)

d. Pelayanan Informasi 1. Bisoprolol

Kegunaan: sebagai antihipertensi dengan cara memperlambat kerja jantung, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet, hal yang harus diinformasikan: olahraga teratur serta diet rendah lemak dan garam, berhenti merokok.

2. Bion 3®

(38)
(39)

Resep III

dr. Hj. Hartuti Soedjadi

R/ Tetrin 500 mg No. XV

S 3 d d 1

R/ Decolsin Cap No. XV

S 3 d d 1

R/ Transbroncho tab No. XV

S 3 d d 1

Pro: M. Nainggolan

a. Kasus

Berdasarkan komposisi obat pada resep dapat diduga pasien mengalami

(40)

b. Spesialite Obat pada Resep

Tabel 3.1.3. Spesialite Obat untuk Pasien M. Nainggolan

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

Tetrasiklin HCl

500 mg G 10 mg, Guaifenesin 50 mg

Ambroxol HCl 30 mg G Mukolitikum

c. Rasionalitas Komposisi Resep

Resep rasional karena semua obat sudah ditujukan untuk pengobatan batuk

(41)

d. Pelayanan Informasi 1. Tetrin®

Kegunaan: sebagai antibiotik untuk infeksi saluran pernafasan, bentuk sediaan: kapsul, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 kapsul, hal yang harus diinformasikan: obat ini diminum dengan teratur sampai habis, sesuai dengan aturan pakai yang

diresepkan dokter. Sebaiknya diminum bersama dengan makanan untuk

memperbaiki penyerapan obat mengurangi rasa tidak enak pada saluran

pencernaan.

2. Decolsin®

Kegunaan: sebagai pereda flu, bentuk sediaan: kapsul, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 kapsul, hal yang harus diinformasikan: sebaiknya diminum setelah makan karena dapat menyebabkan gangguan saluran pencernaan. Obat ini dapat

menyebabkan mengantuk, gunakan hati-hati ketika mengendarai kendaraan dan

mengoperasikan mesin. Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan-makanan

sehat dan bergizi, olahraga teratur, cukup istirahat, kurangi stress, dan tidak

merokok. Tutup mulut dan hidung bila batuk atau bersin.

3. Transbroncho®

Kegunaan: sebagai mukolitikum, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet, hal yang harus diinformasikan: jika dalam waktu 2 sampai 4 minggu tidak ada perbaikan, maka pengobatan harus ditinjau kembali. Minum

(42)
(43)

Resep IV

dr. A.L. Nasution, Sp. KK

R/ Scabimite cr No. I

S u e

malam 1 x

R/ Formyco cr No. I

S u e

2 x sehari

R/ Cetymin No. VI

S 1 d d 1

R/ Grazol tab No. V

S 1 d d 1

Pro: Berliana, 43 tahun

a. Kasus

Berdasarkan komposisi obat pada resep dapat diduga pasien mengalami

(44)

b. Spesialite Obat pada Resep

Tabel 3.1.4. Spesialite Obat untuk Pasien Berliana

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

Cetrizine diHCl

(45)

c. Rasionalitas Komposisi Resep

Resep rasional karena semua obat sudah ditujukan untuk pengobatan

gatal-gatal pada kulit yang disebabkan jamur dan parasit.

d. Pelayanan Informasi 1. Scabimite®

Kegunaan: sebagai antiparasit, bentuk sediaan: krim, cara pemakaian: untuk pemakaian luar (obat luar), oleskan 1 kali sehari pada malam hari, hal yang harus diinformasikan: setelah krim dioleskan pada malam hari biarkan 8 sampai 12 jam kemudian cuci keesokan harinya. Jagalah kebersihan terutama kebersihan

kulit. Simpanlah obat dalam wadah tertutup rapat dan terlindung dari cahaya

langsung pada suhu kamar dan jauhkan dari jangkauan anak-anak.

2. Formyco®

Kegunaan: sebagai antifungi topikal, bentuk sediaan: krim, cara pemakaian: untuk pemakaian luar (obat luar), oleskan 2 kali sehari, hal yang harus diinformasikan: sebaiknya krim dioleskan pagi dan sore hari. Jagalah kebersihan terutama kebersihan kulit. Simpanlah obat dalam wadah tertutup rapat dan

terlindung dari cahaya langsung pada suhu kamar dan jauhkan dari jangkauan

anak-anak.

3. Cetymin ®

Kegunaan: sebagai antihistamin, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet, hal yang harus diinformasikan: obat diminum sebaiknya diminum pada malam hari karena obat ini dapat menyebabkan mengantuk.

Selama menggunakan obat ini dilarang minum yang mengandung alkohol,

minumlah banyak air karena dapat menyebabkan mulut kering, akan timbul rasa

kantuk dan pusing, jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan

mesin. Jangan menggaruk atau menggosok-gosok bagian yang gatal karena

tindakan ini hanya akan memperburuk gejala. Hindari makanan yang berpotensi

(46)

4. Grazol®

Kegunaan: sebagai antifungi, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet, hal yang harus diinformasikan: obat diminum pada waktu makan pada pagi hari, jika timbul gangguan saluran cerna seperti mual, muntah

dan diare segeralah ke dokter, selalu menjaga kebersihan kulit.

(47)
(48)

Resep V

dr. Ade Budi Krista

R/ Apialys Syr No. I

S 1 d d Cth 1

Pro: Syahira

a. Kasus

Berdasarkan komposisi obat pada resep dapat diduga pasien mengalami

kurang nafsu makan.

b. Spesialite Obat pada Resep

Tabel 3.1.5. Spesialite Obat untuk Pasien Syahira

No. Nama Obat Produk Lain Komposisi Gol Khasiat

1. Apialys ®

(Lapi)

- Vit A 5000 iu, Vit B1 3 mg, Vit B2 2 mg, Vit B6 6 mg, Vit B12 5 mcg, Vit D 400 iu, nikotinamid 20 mg, Lysine HCl 250 mg, d-pantotenol 5 mg, asam glutamat 25 mg

B Vitamin dan mineral

c. Rasionalitas Komposisi Resep

Resep rasional karena semua obat sudah ditujukan untuk pengobatan

(49)

d. Pelayanan Informasi 1. Apialys ®

Kegunaan: sebagai vitamin dan mineral untuk penambah nafsu makan, meningkatkan daya tahan tubuh dan membantu pertumbuhan anak, bentuk sediaan: sirup, cara pemakaian: 1 kali sehari 1 sendok takar, hal yang harus diinformasikan: untuk memperbaiki daya tahan tubuh sebaiknya mengkonsumsi vitamin dan mineral tertentu melalui makanan sehari-hari walaupun sudah

(50)

3.2. Swamedikasi Kasus I

a. Keluhan

Seorang Ibu datang ke apotek dengan keluhan bahwa anaknya mengalami

batuk, pilek dan demam. Anaknya berusia 4 tahun. Obat yang diberikan: OBH Combi® Batuk Flu

b. Tabel 3.2.1. Spesialite Obat OBH Combi® Batuk Flu Nama Obat

(Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol. Khasiat

OBH Combi® Batuk Flu (Combiphar)

- Tiap 5 ml mengandung: Succus Liquiritae 100 mg, Paracetamol 120 mg, Ammonium klorida 50 mg, Pseudoephedrine HCl 7,5 mg, Chorpheniramine maleate 1 mg

c. Pelanyanan Informasi

Kegunaan: untuk meredakan batuk yang disertai gejala-gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat dan bersin-bersin, bentuk sediaan: sirup, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 sendok takar (5 ml), hal yang perlu diinformasikan: obat ini dapat menyebabkan mengantuk, mulut kering, dan retensi urine. Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan. Tidak dianjurkan

penggunaan untuk anak dibawah usia 2 tahun, wanita hamil dan menyusui.

(51)

Kasus II a. Keluhan

Seorang Ibu datang ke apotek dan meminta vitamin hisap untuk anak.

Obat yang diberikan: Fitkom®

b. Tabel 3.2.2. Spesialite Obat Fitkom® Nama

Obat (Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol. Khasiat

Fitkom® (Soho)

- Tiap tablet hisap mengandung: Vit A 1000 IU, Vit B1 1,4 mg, Vit B2 1,6 mg, Vit B6 2 mg, Vit C 60 mg, Vit D3 100 IU, Vit E 5 mg, Nikotinamidum 9 mg, Kalsium pantotenat 5 mg

B Vitamin

c. Pelayanan Informasi

Kegunaan: untuk memenuhi kebutuhan vitamin pada anak-anak di usia pertumbuhan, bentuk sediaan: tablet hisap, cara pemakaian: 1 kali sehari 1 tablet hisap, hal yang perlu diinformasikan: berikan makanan yang bergizi, sayur-sayuran dan buah-buahan. Obat disimpan ditempat yang aman, pada suhu

(52)

Kasus III a. Keluhan

Seorang remaja putra datang ke apotek dengan keluhan batuk disertai

dahak. Obat yang diberikan adalah: Siladex®

b. Tabel 3.2.3. Spesialite Obat Siladex® Nama Obat

(Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol. Khasiat

Siladex® (Konimex)

-

Tiap sendok takar (5 ml)

mengandung : Bromhexine HCl 10 mg,

Guaifenesin 50 mg

W Mukolitik dan ekspektoran

c. Pelayanan Informasi

Kegunaan: untuk meredakan batuk berdahak dan mempermudah

pengeluarandahak, bentuk sediaan: sirup, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 sendok teh, hal yang harus diinformasikan: obat ini dapat menyebabkan efek samping seperti sakit kepala. Pada saluran pencernaan obat ini dapat

menyebabkan mual, diare, dan rasa penuh di perut. Hati-hati digunakan pada

penderita tukak lambung, wanita hamil dan wanita menyusui. Simpan pada suhu

(53)

Kasus IV a. Keluhan

Seorang Ibu datang ke apotek meminta obat luka lecet untuk anaknya yang

jatuh dari sepeda. Obat yang diberikan adalah: Betadine®.

b. Tabel 3.2.4. Spesialite Obat Betadine® Nama Obat

(Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol. Khasiat

Betadine®

(Mahakam

Beta Farma)

– Povidone Iodine 10 % B Antiseptik

c. Pelayanan Informasi

Kegunaan: untuk mencegah infeksi luka, bentuk sediaan: salep, cara pemakaian: oleskan secukupnya pada kulit dan bila perlu balutlah dengan perban steril, hal yang perlu diinformasikan: hati-hati penggunaan pada luka bakar yang luas. Hentikan pemakaian bila terjadi reaksi hipersensitivitas.

(54)

Kasus V a. Keluhan

Seorang remaja putri datang ke apotek dengan keluhan nyeri haid. Obat

yang diberikan diberikan adalah: Feminax®.

b. Tabel 3.2.5. Spesialite Obat Feminax® Nama Obat

(Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol. Khasiat Farmakologi Feminax®

(Konimex)

- Tiap tablet mengandung: Paracetamol 500 mg, Ekstrak

hiosiami 19 mg

W Analgetik dan spasmolitik

c. Pelayanan Informasi

Kegunaan: untuk mengurangi rasa sakit pada waktu haid dan pada kolik, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet, hal yang perlu

diinformasikan: bila setelah 5 hari nyeri tidak hilang, segera hubungi dokter atau unit pelanyanan kesehatan. Penggunaan dosis besar atau dalam jangka waktu

lama dapat menyebabkan kerusakan hati. Simpan pada wadah yang terlindung

(55)

Kasus VI a. Keluhan

Seorang bapak datang ke apotek dan meminta obat tetes mata karena matanya

merah dan gatal karena terkena debu sewaktu mengendarai sepeda bermotor. Obat

yang diberikan: Insto®.

b. Tabel 3.2.5. Spesialite Obat Insto® Nama Obat

(Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol. Khasiat Farmakologi Insto®

(Sterling)

Visine® (Pfizer) Vitrasine® (Harsen)

Larutan steril

W Antiseptik mata

c. Pelayanan Informasi

Kegunaan: untuk mengatasi kemerahan dan rasa perih di mata yang disebabkan oleh iritasi ringan karena debu, asap, angin, dan setelah berenang, bentuk sediaan: larutan steril, cara pemakaian: 3 kali sehari, 2 tetes pada setiap mata, hal yang perlu diinformasikan: jika iritasi tidak mereda dalam 3 hari segera hubungi dokter. Tidak boleh digunakan pada penderita glaukoma. Obat ini

mengandung benzalkonium klorida, tidak sesuai untuk penggunaan lensa kontak.

Jangan digunakan berlebihan karena dapat terjadi reaksi hiperemia. Penggunaan

obat ini menimbulkan efek samping mata terasa pedih. Jauhkan dari jangkauan

anak-anak, tutup rapat. Jangan dipakai setelah di buka 1 bulan. Jangan digunakan

(56)

Kasus VII a. Keluhan

Seorang remaja putra datang ke apotek meminta obat untuk

menghilangkan bau mulut. Obat yang diberikan: Listerine®.

b. Tabel 3.2.5. Spesialite Obat Listerine® Nama Obat

(Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol. Khasiat Farmakologi Listerine®

(Pfizer)

- Eucalyptol 0,09 %, Methyl

salisilate 0,05 %, Timol 0,06 %, Mentol 0,04 %, Alkohol 22,86 %.

B Antiseptik mulut

c. Pelayanan Informasi

Kegunaan: untuk mencegah pembentukan plak, dan radang gusi, serta melawan kuman-kuman penyebab bau mulut, bentuk obat: larutan, cara pemakaian: kumur-kumur 2 kali sehari secara teratur setelah menyikat gigi, ambil kira-kira

(57)

Kasus VIII a. Keluhan

Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan bibir pecah-pecah dan

tenggorokan kering. Obat yang diberikan: Enkasari®.

b. Tabel 3.2.5. Spesialite Obat Enkasari® Nama Obat

(Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol. Khasiat Farmakologi Enkasari®

(Kimia farma)

- Sari daun saga 0,167 %, Sari daun Sirih 1 %, Sari akar kayu manis 0,044 %, Mentol 0,022 %

B Antiseptik mulut

c. Pelayanan Informasi

Kegunaan: untuk mencegah super infeksi yang mudah timbul pada radang sariawan di mulut serta menyegarkan, menghilangkan bau mulut dan

menghilangkan rasa nyeri yang disebabkan radang sariawan, bentuk sediaan: larutan, cara pemakaian: 3 kali sehari 3 gelas takar @ 15 ml, hal yang perlu diinformasikan: banyak minum, makan buah-buahan dan sayuran. Larutan ini dipakai untuk di kumur dan di minum. Simpan pada suhu kamar, terlindung dari

(58)

Kasus IX a. Keluhan

Seorang ibu datang ke apotek dengan keluhan demam dan pilek. Obat

yang diberikan: Inza®

b. Tabel 3.2.5. Spesialite Obat Inza® Nama Obat

(Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol. Khasiat Farmakologi

c. Pelayanan Informasi

Kegunaan: untuk meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala, hidung tersumbat, bersin-bersin, bentuk sediaan: tablet, cara pemakaian: 3 kali sehari 1 tablet, hal yang perlu diinformasikan: obat ini dapat menyebabkan mengantuk, mulut kering. Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan. Tidak

dianjurkan penggunaan untuk anak di bawah usia 2 tahun, wanita hamil dan

(59)

Kasus X a. Keluhan

Seorang wanita datang ke apotek meminta vitamin untuk kulit. Obat yang

diberikan: Natur-E®

b. Tabel 3.2.5. Spesialite Obat Natur-E® Nama Obat

(Pabrik)

Produk Lain (Pabrik)

Komposisi Gol. Khasiat Farmakologi Natur-E®

(Darya Varia)

Lanturol® (Landson) Naturol® (Prafa) Prima-E® (Sandoz)

D- -tocopherol W Vitamin

c. Pelayanan Informasi

(60)

BAB IV PEMBAHASAN

Apotek merupakan suatu jenis bisnis eceran (ritel) yang komoditasnya

(barang yang diperdagangkan ) terdiri dari perbekalan farmasi (obat dan bahan

obat) dan perbekalan kesehatan (alat-alat kesehatan) (Drs. M. Umar, Apt, 2005).

Hal-hal yang mendasar untuk membangun kesuksesan di bisnis ritel harus

mengetahui secara mendalam konsep retail mix (bauran ritel).

Unsur-unsur dalam bauran ritel adalah place (lokasi), product (barang

yang dijual), value (nilai barang yang dijual), people (Petugas yang berhubungan

dengan konsumen) dan communication (komunikasi dengan konsumen). Lokasi

merupakan faktor awal kesuksesan suatu usaha ritel, meliputi pemilihan wilayah,

place juga menunjukkan fasilitas yang dapat mempengaruhi keberadaan apotek

misalnya fasilitas di dalam apotek, hal terakhir yang termasuk dalam konsep place

adalah lay out atau penataan/pemajangan barang (Sigit Triyono, 2006).

Lokasi apotek merupakan suatu potensi yang sangat besar untuk

menjalankan fungsi sosial dan ekonomi suatu apotek. Apotek Kimia Farma 106

terletak di Jalan Aksara No. 102 Medan, terletak di tepi jalan raya, dilalui banyak

sarana transportasi, lingkungan yang bersih, berada didaerah pertokoan dan

pemukiman penduduk. Di Apotek Kimia Farma 106 terdapat tempat praktek

dokter spesialis selain itu juga berdekatan dengan praktek dokter spesialis lainnya,

praktek dokter umum, praktek dokter gigi dan apotek swasta. Fasilitas yang

tersedia di apotek Kimia Farma 106 meliputi ruang tunggu yang nyaman dan

bersih, fasilitas TV, persediaan air minum, kamar mandi/WC, keamanan parkir.

Tata cara penataan perbekalan farmasi (obat) di apotek Kimia Farma 106 dibagi

menjadi 2 yaitu penataan:

1. Di ruang peracikan atau penyiapan obat (ethical counter)

Hal-hal yang menjadi dasar pertimbangan dalam menata perbekalan

farmasi di bagian ethical counter antara lain:

a. Peraturan, terutama yang mengatur tentang obat narkotika, psikotropik

(61)

Untuk golongan narkotika dan psikotropika yaitu:

Golongan narkotika di ruang peracikan, disimpan di lemari

khusus narkotika ditempatkan sesuai dengan ketentuan

peraturan yang berlaku.

Golongan psikotropika di ruang peracikan, disimpan di

lemari khusus terpisah dengan perbekalan farmasi lainnya.

Untuk golongan keras daftar G dan obat ethical lainnya di ruang

peracikan, disimpan di lemari yang didisain khusus dan dibagi

menjadi 4 bentuk perbekalan farmasi yaitu:

• Lemari perbekalan obat solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk solid seperti tablet, kaplet, kapsul,

pil.

• Lemari perbekalan obat semi solid yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk semi solid seperti salep,

cream, pasta, jelly.

• Lemari perbekalan obat cairan yaitu tempat penyimpanan obat yang berbentuk cairan seperti injeksi, infus, sirop

• Lemari pendingin (kulkas) yaitu tempat penyimpanan obat yang harus disimpan di tempat sejuk atau dingin seperti

vaksin, suppositoria, ovula, injeksi.

b. Bentuk dan tanda lemari (rak) obat

- Bentuk lemari (rak) obat

Mengingat jenis obat – obat ethical memiliki merk yang sangat banyak

jumlahnya, maka bentuk lemarinya dibuat seperti sarang tawon yang dapat

menampung banyak jenis obat, sehingga pemakaian ruangan (space)

menjadi lebih efisien dan dapat mempermudah proses penyiapan

pembuatan obat.

- Tanda lemari (rak) obat yaitu petunjuk mengenai tempat-tempat bentuk

perbekalan farmasi di setiap lemari atau rak obat yang terdapat di ruang

peracikan, agar dapat memberikan kemudahan dan kecepatan dalam

menyiapkan obat-obat yang dibutuhkan konsumen. Tanda ini dapat berupa

Gambar

Tabel                                                                                                               Halaman
Gambar
Gambar 2.1. Tiga Senjata dan Satu Poros Utama
Gambar 2.2. 4 Faktor Pengaruh Traffic Konsumen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Untuk mengetahui tingkat kepuasan pelanggan yang telah dilakukan oleh Apotek Kimia Farma adalah dengan cara mengadakan survei kepuasaan pelanggan, yang dilakukan dengan

Pada apotek Kimia Farma 27 pengendalian persediaan dilakukan dengan. cara membuat buku kebutuhan/defekta, buku ini adalah daftar barang

Sebagai perantara, apotek dalam mendistribusikan perbekalan farmasi dan perbekalan kesehatan dari supplier ke konsumen memiliki 5 fungsi kegiatan yaitu kegiatan pembelian,

Dalam menata perbekalan farmasi di ethical counter perlu diperhatikan peraturan yang berlaku yaitu obat-obat golongan narkotika dan psikotropika harus dipisahkan dan disimpan

Dalam kaitannya dengan hasil riset pemasaran yang memberi informasi pandangan atau opini masyarakat tentang harga produk pesaing dan analisa harga mikro ekonomi ditambah dengan

Untuk faktor yang dianggap pelanggan kurang penting namun kinerjanya baik, agar tetap dipertahankan karena hal-hal tersebut dapat menjadi nilai tambah bagi Apotek Kimia Farma

Merchandising merupakan kegiatan pengadaan barang yang sesuai dengan bisnis yang dijalani toko untuk disediakan dalam toko pada jumlah, waktu dan harga yang sesuai untuk

Management is decision making; manajemen adalah pengambilan keputusan, yang dapat diartikan bagaimana pimpinan harus mengambil keputusan untuk menentukan misalnya pengembangan