SKRIPSI
Oleh:
Hariyati Karmila Sebayang 111101136
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas
SKRIPSI
Oleh:
Hariyati Karmila Sebayang 111101136
FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dan kasih karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga akhirnya penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan judul “ Pengetahuan Orang Tua tentang
Bullying pada Anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan
Amplas”. Penulis membuat skripsi ini untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Keperawatan dari Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara.
Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang sudah banyak
mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini, baik secara doa, moril dan
materil. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima
kasih terutama kepada:
1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas
Sumatera Utara dan Ibu Eryani, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I
Fakultas Keperawatan.
2. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah banyak memberikan begitu banyak masukan dan nasehat
kepada penulis untuk proses penyusunan skripsi ini serta sudah
meluangkan waktunya untuk tetap membimbing penulis.
3. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen penguji I dan Ibu
ini.
4. Ibu Mahnum L. Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing
akademik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
5. Kelurahan Bangun Mulia dan para orang tua di Kelurahan Bangun Mulia
yang sudah bersedia membantu dan menjadi responden penelitian ini.
6. Kepada ayahanda penulis Ramli Edi S. Sebayang, ibunda Derliana
Tarigan, kakak Fida Elvi Anderia Sebayang, adik Ray Indra Sebayang dan
Fr. Nikolaus Maria Rufinus Nahampun, OFM.Conv yang selalu
memberikan semangat, dukungan, doa serta perhatian yang begitu banyak
kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.
7. Kepada seluruh sahabat dan teman- teman seperjuangan di Fakultas
Keperawatan angkatan 2011 yang selalu memberikan dukungan, semangat
dan perhatian serta doa kepada penulis.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena
itu peneliti mengharapkam kritik dan saran untuk membangun agar penulisan
skripsi ini dimasa yang akan datang lebih baik lagi. Akhir kata, peneliti
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait. Semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan kita semua
selalu diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa.
Medan, Agustus 2015
Kata Pengantar ... iv
1.3 Tujuan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 6
2.1 Pengetahuan ... 6
2.1.1 Defenisi Pengetahuan ... 6
2.1.2 Manfaat Pengetahuan ... 6
2.1.3 Tingkatan Pengetahuan ... 7
2.1.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 8
2.2 Bullying ... 8
2.2.1 Konsep Bullying ... 8
2.2.2 Jenis- Jenis Bullying ... 9
2.2.3 Faktor Penyebab Bullying ... 10
2.2.4 Dampak Bullying ... 11
2.3 Bullying Pada Anak ... 12
2.3.1 Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak ... 13
Bab 3. Kerangka Konseptual ... 15
3.1 Kerangka Konsep ... 15
3.2 Defenisi Operasional ... 16
Bab 4. Metodologi Penelitian ... 17
4.1 Desain Penelitian ... 17
4.2 Populasi dan Sampel ... 17
4.2.1 Populasi ... 17
4.2.2 Sampel ... 17
4.3 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 19
4.4 Pertimbangan Etik ... 19
4.5 Instrumen Penelitian ... 20
4.6 Validitas dan Realibilitas ... 22
4.7 Pengumpulan Data ... 22
Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 25
5.1 Hasil Penelitia ... 25
5.1.1 Karakteristik Responden ... 25
5.1.2 Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak ... 27
5.2 Pembahasan ... 27
Bab 6. Kesimpulan dan Saran... 33
6.1 Kesimpulan... 33
6.2 Saran ... 33
Daftar Pustaka ... 34 LAMPIRAN
Lampiran 1 Lembar persetujuan responden Lampiran 2 Instrumen penelitian
Lampiran 3 Lembar validitas instrumen Lampiran 4 Surat Etik
Lampiran 5 Surat izin uji reliabilitas Lampiran 6 Surat izin pengambilan data
Lampiran 7 Surat dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan Lampiran 8 Surat bukti pengambilan data dari kelurahan
Lampiran 9 Master data uji reliabilitas Lampiran 10 Uji reliabilitas
Lampiran 11 Master data
Lampiran 12 Tabel distribusi frekuensi Lampiran 13 Data tentatif
Lampiran 14 Lembar bukti bimbingan Lampiran 15 Taksasi Dana
Lampiran 16 Daftar riwayat hidup
Orang tua di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan
Amplas ... 26
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan orang tua tentang bullying pada
DAFTAR SKEMA
Judul : Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas
Nama : Hariyati Karmila Sebayang
NIM : 111101136
Jurusan : S1 Keperawatan
Tahun Akademik : 2014 – 2015
Bullying merupakan fenomena yang saat ini banyak terjadi pada anak-anak khususnya di lingkungan sekolah, dengan faktor penyebab pengaruh teman sebaya yang paling sering terjadi namun orang tua sering kali tidak mengetahui hal ini sehingga anak tetap menjadi korban bullying. Orang tua memiliki peran yang penting pada anak sehingga penting untuk dilakukan penelitian pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan metode pengambilan sampel Stratified Random Sampling dengan jumlah responden 100 kepala keluarga dari jumlah populasi 833 kepala keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak dikategorikan cukup sebanyak 68 responden (68%), kategori baik sebanyak 2 responden (2%) dan kategori kurang sebanyak 30 responden (30%). Hasil penelitian ini didapatkan data bahwa mayoritas orang tua memiliki pengetahuan cukup , sehingga diharapkan perawat melalui penyuluhan kepada orang tua dengan bekerja sama dengan kelurahan setempat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak.
Title of the Thesis : Parents’ Knowledge of Bullying Children in Kelurahan Bangun Mulia, Medan Amplas Subdistrict
Name : Hariyati Karmila Sebayang
Std. Id. Number : 111101136
Study Program : S1 (Undergraduate) Nursing Academic Year : 2014-2015
ABSTRACT
Bullying is a phenomenon which most children experience, especially in school environment. The peers’ influence is the common enabling factor, but very often parents do not know it why the children become the victims of bullying. Parents have an important role and therefore it is important to research their knowledge about bullying. The research objective is to identify the parents’ knowledge of bullying to children in Kelurahan Bangun Mulia, Medan Amplas Subdistrict. The research uses a descriptive method with a stratified random sampling with total 100 family heads out of 833 family heads. The research result showed that 68 respondents (68%) were categorized to have a sufficient knowledge about bullying, 2 respondents (2%) have a good knowledge, 30 respondents (68%) have an insufficient knowledge. Based on the result, it is found out that most parents have a sufficient knowledge about bullying. It is expected that nurses work together with the local village to counsel parents about bullying so that it can improve their knowledge of bullying to children.
Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan terjadi
berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah
dihina dan tidak bisa membela diri sendiri (SEJIWA, 2008). Bullying adalah
keinginan untuk melakukan hal yang tidak baik, dilakukan dengan sadar dan
sengaja dengan niat mengganggu orang lain (Coloroso, 2009). Bullying adalah
sebuah fenomena yang sudah umum di sekolah dasar dan sekolah menengah
pertama, karena bullying adalah salah satu kelakukan yang paling tidak
menyenangkan, intervensi tidak baik yang paling nyata yang membuat anak yang
di-bully menjadi terkucilkan dan kehilangan haknya (Anderson & Kincaid, 2005).
Bullying adalah sifat yang sangat mengganggu dan hal ini sering terjadi pada
anak usia sekolah yang kurang memiliki keterampilan akademik atau sosial dan
sering menunjukkan suatu usaha untuk mengeluarkan kemarahan dan kebencian
terhadap persahabatan teman sebaya. Sifat pengganggu ini memberikan efek
negatif pada anak yang mengalami perilaku ini (Williams et. all 1996 dalam
Wong, 2008). Bullying dapat memberikan efek yang serius pada anak yang
di-bully. Anak- anak ini lebih cenderung menjadi depresi daripada teman sebayanya
yang lain, lebih kesepian dan gelisah, harga diri rendah, merasa tidak baik, lebih
sering sakit kepala dan bisa menjadi semakin berbahaya hingga sampai berpikir
tentang bunuh diri (Limber, 2002). Survei nasional pada tahun 2001 terhadap
lebih dari 15.000 siswa kelas enam hingga kelas sepuluh, hampir 1 dari setiap 3
dan dalam studi ini bullying didefenisikan sebagai perilaku verbal dan fisik yang
dimaksudkan untuk mengganggu seseorang yang lebih lemah. Pada masa
sekarang ini sangat banyak kasus bullying yang muncul dikalangan anak
khususnya remaja (Nansel et al, 2001 dalam Santrock, 2007). Data Komnas
Perlindungan Anak pada tahun 2012 mencatat laporan kekerasan sebanyak 2.637,
pada tahun 2013 sebanyak 2.792 dan sampai dengan Mei 2014 sebanyak 3.339
laporan, ini membuktikan bahwa kekerasan pada anak semakin meningkat setiap
tahunnya.
Dilihat dari prevalensinya yang tinggi, sudah jelas bullying merupakan
permasalahan yang mendesak untuk dicari berbagai alternatif solusi untuk
diterapkan secara sistematis oleh seluruh pihak yang terkait, khususnya pihak
orang tua (Hidayati, 2012). Langkah awal yang penting yaitu memperluas
pengetahuan orang tua tentang bagaimana seharusnya orang tua terhadap
kesadaran akan bullying. Hal terpenting adalah meningkatkan komunikasi orang
tua dan anak tentang pengalaman bullying di sekolah, dan tetap mengajarkan
orang tua tentang betapa pentingnya peran orang tua dalam menjalankan program
pencegahan bullying secara efektif (Holt et.al, 2009). Orang tua berperan pada
karakter anak, sehingga anak akan dapat memperlihatkan aspek-aspek tingkah
laku yang baik, dapat mengadakan hubungan interpersonal dengan lancar dan
tepat, tidak mengalami ketegangan psikis seperti bullying, maka dari itu orang tua
harus memiliki pengetahuan tentang bullying terlebih dahulu agar dapat
mengambil peran yang tepat untuk mengajarkan dan melindungi anak dari
mengetahui lebih dalam lagi seberapa baik pengetahuan orang tua tentang
bullying pada anak.
Banyak penelitian yang membahas tentang bullying pada saat sekarang ini,
namun peneliti belum menemukan adanya penelitian tentang pengetahuan orang
tua tentang bullying pada anak di kota Medan. Peneliti mengadakan observasi dan
wawancara pada bulan Oktober 2014 di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan
Medan Amplas, dan hasil observasi ditemukan banyak anak-anak yang melakukan
bullying pada temannya, namun orang tua mereka hanya membiarkan saja serta
hasil wawancara dengan beberapa orang tua yang bertempat tinggal di kelurahan
tersebut didapatkan keterangan bahwa masih banyak orang tua yang tidak
mengetahui tentang bullying pada anak bahkan masih ada orang tua yang belum
pernah mendengar istilah bullying. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti
merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai pengetahuan orang tua
tentang bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan
Amplas.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah
penelitian, yaitu: bagaimana pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di
Kelurahan Bangun Mullia Kecamatan Medan Amplas
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua
tentang bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi masyarakat
Masyarakat khususnya orang tua dapat menyadari masih kurangnya
pengetahuan mereka tentang bullying pada anak sehingga orang tua dapat lebih
peduli lagi tentang bullying dan mencari info yang lebih banyak lagi agar mereka
dapat lebih memperhatikan anak mereka sehingga anak mereka tidak melakukan
bullying ataupun terkena bullying
1.4.2 Bagi pendidikan keperawatan Universitas Sumatera Utara
Untuk menambah kepustakaan tentang bullying pada anak, sehingga dapat
memberikan informasi yang lebih banyak lagi tentang bullying itu sendiri
sehingga menjadi landasan praktek profesi keperawatan di rumah sakit maupun
komunitas.
1.4.3 Bagi praktek keperawatan
Untuk menambah informasi bagi tenaga perawat bagaimana kurangnya
pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak sehingga perawat dapat
memberikan pendidikan atau penyuluhan bagi orang tua terkait hal bullying ini
untuk membantu orang tua menambah pengetahuannya tentang bullying pada
anak.
1.4.4 Bagi penelitian keperawatan
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wawasan penelitian lainnya
sehingga menjadi data untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan
1.4.5 Bagi Komisi Perlindungan Anak
Hasil penelitian ini sebagai data bagi Komisi Perlindungan Anak untuk
dapat lebih memantau dan membantu mengontrol tentang bullying pada anak yang
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengetahuan
2.1.1 Definisi Pengetahuan
Notoatmodjo (2007) mengatakan pengetahuan merupakan hasil dari tahu,
dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek
tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera
penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif
merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(over behavior).
2.1.2 Manfaat Pengetahuan
Pengetahuan diperlukan manusia untuk memecahkan setiap persoalan yang
muncul sepanjang kehidupan manusia dalam mencapai tujuan hidup yaitu
kebahagiaan, keadaan makmur, tenteram, damai dan sejahterabaik pada taraf
individual maupun sosial. Pengetahuan juga dapat membuat manusia memiliki
kemampuan untuk mempertahankan dan mengembangkan hidupnya sesuai
dengan hal yang baik (Suhartono, 2005). Pengetahuan akan membuat seseorang
mampu menemukan kepastian tentang suatu hal dan apa yang dipikirkan di dalam
2.1.3 Tingkatan Pengetahuan
Notoatmodjo (2007) mengatakan ada enam tingkatan pengetahuan didalam
domain kognitif yang meliputi:
a. Tahu (Know)
Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) suatu materi yang telah
dipelajari sebelumnya terhadap suatu spesifik dari seluruh badan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.
b. Memahami (Comprehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara
benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara
benar.
c. Aplikasi (Aplication)
Aplikasi adalah kemampuan untuk mengungkapkan materi yang telah
dipelajari pada situasi dan kondisi yang nyata.
d. Analisis (Analysis)
Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam
komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut.
e. Sintesis (Sintesis)
Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru.
f. Evaluasi (Evaluation)
Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau objek penilaian terhadap
suatu materi atau objek.
Notoatmodjo (2003) mengatakan pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa
faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi:
1) Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses
pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih
baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok serta masyarakat.
Pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya
pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu.
2) Persepsi mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan
tindakan yang diambil.
3) Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang
berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan
mengeyampingkankan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat. Dalam
mencapai tujuan dan munculnya motivasi memerlukan rangsangan dari dalam
individu (biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga
menjadi puas) maupun dari luar (merupakan pengaruh dari orang
lain/lingkungan). Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan
pentingnya suatu perilaku dan dirasakan satu kebutuhan.
4) Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan), juga
merupakan kesadaran akan sesuatu hal yang tertangkap oleh indra manusia.
Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman yang berdasarkan kenyataan yang
pasti dan pengalaman yang berulang-ulang dapat menyebabkan terbentuknya
pengetahuan. Pengalaman masa lalu dan aspirasinya untuk masa yang akan datang
Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain lingkungan,
sosial ekonomi,kebudayaan dan informasi. Lingkungan sebagai faktor yang
berpengaruh bagi pengembangan sikap dan perilaku individu. Sosial ekonomi,
penghasilan, sering dilihat untuk menilai hubungan antara tingkat penghasilan
dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kebudayaan adalah perilaku normal,
kebiasaan, nilai, penggunaan sumber-sumber nilai di dalam suatu masyarakat akan
menghasilkan suatu pola hidup. Informasi keterangan, pemberitahuan yang dapat
menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku.
2.2 Bullying
2.2.1 Konsep Bullying
Olweus (dalam Krahe, 2005) mendefenisikan bullying adalah perilaku tidak
menyenangkan seseorang atau lebih kepada korban bullying yang dilakukan
secara berulang-ulang dan terjadi dari waktu ke waktu. Selain itu bullying juga
melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga korbannya
berada dalam keadaan tidak mampu mempertahankan diri secara efektif untuk
melawan tindakan negatif yang diterima korban (Krahe, 2005). Nansel dkk.
(dalam Santrock, 2007) mengatakan bullying didefenisikan sebagai perilaku
verbal dan fisik yang dimaksudkan untuk mengganggu seseorang yang lebih
lemah. Perilaku yang dapat dianggap sebagai bullying, haruslah tindakan yang
agresif dan termasuk pada:
a) Kekuatan yang tidak seimbang
Anak yang mem-bully menggunakan kekuasaan/ kehebatan mereka,
popularitas untuk mengontrol atau merugikan orang lain. Ketimpangan kekuasaan
dapat berubah sepanjang waktu dan dalam situasi yang berbeda, bahkan sekalipun
mereka termasuk dalam orang yang sama.
b) Pengulangan
Kebiasaan bullying biasanya terjadi lebih dari satu kali atau berpotensi
terjadi berulang kali.
2.2.2 Jenis-Jenis Bullying
Totten dan Quigley (2005) mengatakan bullying terjadi ketika seseorang
mendapat serangan yang berulang, setiap waktu oleh satu orang atau lebih yang
menyalahgunakan kekuatannya. Ada banyak cara untuk mem-bully orang lain.
Ada empat jenis utama dari bullying, yaitu:
1. Fisik bullying
Fisik bullying termasuk dalam tindakan yang dapat dilihat karena terjadi
sentuhan fisik seperti memukul, mendorong, mencubit, menendang,
meludah, merusak atau mencuri benda milik orang lain.
2. Verbal bullying
Verbal bullying adalah tindakan dengan mengatakan hal-hal jelek seperti
memanggil orang lain dengan julukan yang jelek, mengejek, membentak,
memaki, menghina atau mengancam seseorang.
3. Sosial bullying
Sosial bullying menunjukkan pada merusak hubungan sosial orang lain
seperti mengeluarkan orang lain dari grup/ kelompok, menyebarkan gosip
lain untuk tidak berteman dengan orang tertentu atau merusak hubungan
orang lain.
4. Elektronik bullying/ cyberbullying
Elektronik bullying sekarang lebih dikenal dengan sebutan cyberbullying
yaitu dengan menggunakan perkembangan teknologi yang ada dewasa ini
seperti menggunakan computer, e-mail, telefon, handphone atau SMS
untuk: mengancam atau melukai perasaan seseorang, mempermalukan
atau membuat seseorang terlihat buruk, menyebarkan gosip atau membuka
rahasia tentang seseorang.
2.2.3 Faktor Penyebab Bullying
a. Keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terdekat anak, sehingga masalah seperti
ketidak harmonisan di rumah tangga berpengaruh terhadap prilaku bullying yang
di lakukan oleh anak sehingga anak yang sering melihat ibu dan ayahnya
bertengkar atau tidak harmonis dapat berbuat semaunya termasuk berlaku kasar
pada temannya atau orang lain (Nazly, 2014).
b. Teman Sebaya
Salah satu agen sosialisasi terpenting dalam kehidupan anak usia sekolah
adalah kelompok teman sebaya. Identifikasi dan asosiasi kelompok teman sebaya
merupakan hal yang penting untuk sosialisasi anak. Hubungan dengan teman
sebaya yang buruk dan kurangnya identifikasi kelompok dapat memperbesar
kemungkinan anak bersifat mengganggu. Sifat pengganggu terjadi jika satu atau
lebih anak mengakibatkan penganiayaan fisik, verbal atau emosional pada anak
c. Karakter Anak
Karakter anak yang agresif dapat menjadi faktor penyebab terjadinya bullying.
Perilaku agresif pada anak, baik secara fisikal maupun verbal dan juga pendendam
inilah yang sering memicu anak melakukan bullying. Anak yang ingin populer,
anak yang tiba-tiba sering berbuat onar atau selalu mencari kesalahan orang lain
dengan memusuhi temannya atau orang lain umumnya termasuk dalam kategori
ini. (Astuti ,2008).
2.2.4 Dampak Bullying
Dalam kasus-kasus bullying, sejalan dengan perlakuan negatif yang
berlangsung terus menerus, paparan terhadap kekerasan secara berkelanjutan
memiliki efek yang sangat negatif, seperti munculnya problem kecemasan, stres,
dan mengalami penurunan kemampuan belajar dikarenakan ia mengalami
kesulitan konsentrasi dan penurunan dalam memorinya sehingga prestasi anak
secara akademis akan menurun secara signifikan (Cauce, dkk, 2003 dalam
Luthar,2006)
Sebagai dampak jangka panjang, terkadang korban bullying mengalami
depresi yang ekstrim sehingga mempertimbangkan atau bahkan melakukan bunuh
diri. Anak-anak yang mengalami bullying mungkin saja nampak mampu
mengatasinya, tapi boleh jadi jadi sesungguhnya masih bergulat dengan inner
distress dalam diri mereka. Sementara orang lain melihatnya tangguh, ia
sesungguhnya rentan di dalam dirinya (Luthar, 2006).
2.3 Bullying Pada Anak
Bullying banyak terjadi pada anak khususnya di sekolah. Hal ini merupakan
(Djuwita, 2006). Peran-peran tersebut adalah: Bully, Asisten Bully, Reinforcer dan
Outsider.
a) Bully, yaitu siswa yang dikategorikan sebagai pemimpin, yang berinisiatif
dan aktif terlibat dalam perilaku bullying.
b) Asisten juga terlibat aktif dalam perilaku bullying, namun ia cenderung
tergantung atau mengikuti perintah bully.
c) Reinforcer adalah mereka yang ada ketika kejadian bullying terjadi, ikut
menyaksikan, mentertawakan korban, memprovokasi bully, mengajak
siswa lain untuk menonton dan sebagainya.
d) Outsider adalah orang-orang tahu bahwa hal itu terjadi, namun tidak
melakukan apapun, seolah-olah tidak peduli (Djuwita, 2006).
Selain itu hal ini terjadi juga karena bully juga tidak mendapatkan
konsekuensi negatif dari pihak guru/sekolah, maka dari sudut teori belajar, bully
mendapatkan reward atau penguatan dari perilakunya. Si bully akan
mempersepsikan bahwa perilakunya justru mendapatkan pembenaran bahkan
memberinya identitas social yang membanggakan.
Pelaku outsider, seperti misalnya guru, murid, orang-orang yang bekerja di
sekolah, orang tua, walaupun mereka mengetahui kejadian bullying akan tetapi
tidak melaporkan, tidak mencegah dan hanya membiarkan saja tradisi ini berjalan
karena merasa bahwa hal ini wajar, sebenarnya juga ikut berperan
mempertahankan suburnya bullying di sekolah-sekolah. Dengan berjalannya
waktu, pada saat korban merasa naik status sosialnya (karena naik kelas) dan telah
perputaran peran. Korban berubah menjadi bully, asisten atau reinforcer untuk
melampiaskan dendamnya (Djuwita, 2006).
2.3.1 Pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak
Berbeda dengan keadaan anak yang mengetahui secara persis kasus-kasus
bullying di sekolah, banyak orang tua tidak mengetahui ada masalah itu di sekolah
maupun di lingkungan sekitar anak (Astuti, 2008). Thompson et.al (2003 dalam
Astuti, 2008) mengatakan kalaupun ada orang tua yang mengetahui, mereka sulit
atau tidak mau untuk terlibat, antara lain disebabkan oleh : (1) Orang tua kurang
pengetahuan (informasi) atas kejadian di sekolah. (2) Orang tua banyak
memberikan kepercayaan pada pihak sekolah dalam mengawasi anak. (3) Orang
tua tidak diajak berkomunikasi oleh anak, karena anak cenderung takut atau
enggan bicara dengan orang tua atas masalah mereka di sekolah. Menurut mereka
masalah mereka bukan urusan orang tua. (4) Orang tua cenderung
mempersepsikan bullying atau senioritas sebagai bagian dari bentuk ajaran lain di
lingkungan anak.
Persepsi orang tua yang keliru pada perilaku anak dengan menganggap anak
dapat menyesuaikan diri sendiri bergaul di lingkungannya, maka terkadang orang
tua tidak terlalu peduli apa yang terjadi pada lingkungan anak. Pandangan ini
tidak seluruhnya benar, karena orang tua harus tetap peduli tentang lingkungan
anak dan tahu apa yang terjadi dengan perilaku anak, khususnya perilaku bullying
Kerangka penelitian menggambarkan bagaimana pengetahuan orang tua
tentang bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan
Amplas. Peneliti hanya akan meneliti pengetahuan orang tua tentang pengertian,
jenis-jenis, faktor penyebab dan dampak dari bullying tersebut yang akan
digambarkan dalam kategori baik, cukup dan kurang.
Skema 3.1 Kerangka konsep penelitian pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak.
Bullying pada anak, meliputi :
1. Pengertian bullying 2. Jenis-jenis bullying 3. Faktor penyebab bullying 4. Dampak bullying
Pengetahuan
Orangtua:
Baik
Cukup
3.2 Defenisi Operasional
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu
menggambarkan keadaan pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di
Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang berdomisili di
Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas dan keluarga yang sudah
memiliki anak. Data dari buku kependudukan Kelurahan Bangun Mulia, ada 833
kepala keluarga di Kelurahan Bangun Mulia.
4.2.2 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,
2006). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan stratified
random sampling. Persyaratan untuk bisa menjadi sampel adalah keluarga yang
sudah memiliki anak pada usia sekolah. Notoatmodjo (2003) mengatakan untuk
populasi yang kecil atau lebih kecil dari 10.000, dapat menggunakan rumus:
= 1 + ( )
Keterangan : n = Besar Sampel
N = Besar Populasi
=1 + 833(0,1 )833
=834(0,01)833
=8,34833
= 99,88
Jadi, total sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang
Untuk teknik pembagian sampling, dilakukan dengan teknik stratified
random sampling dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota
populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik
unit-unit tersebut. Penentuan strata ini berdasarkan jumlah lingkungan yang ada di
Kelurahan Bangun Mulia, setelah ditentukan stratanya barulah masing-masing
strata diambil sampel yang mewakili strata dengan rumus:
= ×
Keterangan:
nı = banyaknya sampel setiap lingkungan
n = banyaknya populasi di setiap lingkungan
N = banyaknya populasi seluruh lingkungan
Lingkungan Perhitungan Hasil
Jadi total sampel pada lingkungan pertama adalah 24 orang, pada lingkungan
kedua sebanyak 17 orang, pada lingkungan ketiga 37 orang dan pada lingkungan
keempat 22 orang.
4.3 Waktu dan Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan
Amplas. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena penelitian tentang
pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak belum pernah dilakukan di
tempat ini dan lokasi ini dikenal baik serta dapat dijangkau dengan mudah oleh
peneliti. Penelitian ini dilaksanakan pada 24 Juni – 08 Juli 2015.
4.4 Pertimbangan Etik
Penelitian ini sudah mendapat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan USU.
Kemudian penelitian ini juga mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian
Kesehatan Fakultas Keperawatan USU. Dalam penelitian ini ada beberapa
pertimbangan etik yang diperhatikan yaitu lembar persetujuan penelitian,
kerahasiaan identitas responden dan kerahasiaan informasi.
Lembar persetujuan penelitian (Informed Consent) diberikan kepada
peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian serta menjelaskan
prosedur penelitian yang akan dilakukan. Setelah itu peneliti menanyakan
kesediaan responden untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Jika responden
bersedia maka responden diminta untuk menandatangani informed consent
tersebut. Namun, jika responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian
maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak responden.
Berkaitan dengan kerahasiaan (Cofidentiality), untuk menjaga kerahasiaan
identitas responden maka peneliti tidak akan mencantumkan nama responden
(Anonimyty) pada lembar pengumpulan data atau kuesioner. Lembar tersebut
hanya diberi kode yang hanya diketahui oleh peneliti. Begitu juga dengan
kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin
kerahasiaannya.
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah
kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yang pertama kuesioner data
demografi dan yang kedua kuesioner pengetahuan orang tua tentang bullying
pada anak.
a. Kuesioner data demografi responden
Kuesioner data demografi respnden meliputi nomor responden, usia, peran
dalam keluarga, suku, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.
Kuesioner terdiri dari 12 pertanyaan tertutup dengan pilihan berganda yang
disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Jika pertanyaan dijawab
dengan benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Maka akan di dapat nilai
tertinggi 12 dan nilai terendah 0.
Penentuan panjang kelas untuk penilaian pengetahuan berdasarkan rumus
sebagai berikut :
=
Keterangan:
P : Panjang kelas
Rentang : Skor tertinggi – skor terendah
Banyak kelas : Jumlah kategoris
=12 − 03
=123
= 4
Berdasarkan jumlah yang diperoleh dari pengetahuan responden dapat dikategorikan
sebagai berikut:
1. Baik, bila skor yang dikumpulkan 9 - 12
2. Cukup, bila skor yang dikumpulkan 5 - 8
3. Kurang, bila skor yang dikumpulkan 0 - 4
Sebuah instrumen diakatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang
diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.
Dengan kata lain secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah instrument
dianggap valid jika instrument itu benar-benar dapat dijadikan sebagai alat ukur
untuk mengukur apa yang akan diukur (Setiadi, 2007). Uji validitas di lakukan
secara konten validity kepada ahlinya yaitu dosen Fakultas Psikologi Universitas
Sumatera Utara. Uji validitas di lakukan dengan menggunakan Conten Validity
Indeks sehingga di peroleh nilai indeks (CVI) 0,9. Dikatakan valid jika CVI >0,75
(Notoadmodjo, 2010).
Untuk mengetahui kepercayaan (reliability) instrument telah dilakukan uji
reabilitas instrumen sehingga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar
derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang
akan diukur (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian dilakukan uji realibilitas pada
30 responden dengan 12 item pertanyaan yang dilakukan pada bulan Juni di Desa
Ujung Serdang. Uji realibilitas ini menggunakan KR-21 karena memiliki
instrumen dengan jumlah pertanyaan genap. Adapun hasil uji realibilitas yang
didapat dari hasil pengetesan pada 30 responden dengan menggunakan KR-21
yaitu menunjukkan hasil 0, 9 dinyatakan realiabel. Arikunto (2010) mengatakan
suatu instrumen dikatakan realiabel jika mempunyai nilai alpha 0,5 atau lebih.
4.7 Pengumpulan Data
Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data
penelitian ini yaitu :
1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari bagian
2. Mengajukan surat permohanan izin pelaksanaan penelitian kepada Badan
Penelitian dan Pengembangan Kota Medan
3. Mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian kepada Kantor
Kecamatan Medan Amplas
4. Kemudian mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian
kepada Lurah di Kelurahan Bangun Mulia. Lalu petugas di kelurahan
memberikan saran untuk mempermudah pengumpulan data, sebaiknya
melakukan pengumpulan data pada saat ada kegiatan lingkungan seperti
doa lingkungan.
5. Menanyakan data keluarga yang sudah memiliki anak pada masing-masing
Kepala Lingkungan yang ada di Kelurahan Bangun Mulia dan
mendapatkan beberapa saran keluarga yang bisa dijadikan responden.
6. Peneliti juga bertanya secara acak kepada responden lain untuk
mendapatkan data tambahan dari keluarga lain yang bisa dijadikan
responden juga.
7. Pada setiap responden peneliti menjelaskan untuk menyatakan persetujuan
bersedia menjadi responden secara sukarela.
8. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani
lembar persetujuan (informed consent).
9. Kemudian peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada
responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi kuesioner dengan
jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan yang ada.
10.Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa
Sebagian data diperoleh saat kegiatan perkumpulan di lingkungan dan sebagian
lagi peneliti mengumpulkan data dengan menyebarkan kuesioner ke
masing-masing rumah responden secara langsung. Pengumpulan data dilakukan selama 15
hari dimulai pada tanggal 24 Juni- 8 Juli 2015.
4.8 Analisa Data
Arikunto (2006) mengatakan pengolahan data melalui beberapa tahap yaitu
tahap editing yaitu tahap untuk mengecek kelengkapan data diantaranya
kelengkapan ketentuan identitas pengisi, kelengkapan lembar kuesioner, dan
kelengkapan isian sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi
segera oleh peneliti. Tahap coding yaitu melakukan pemberian kode untuk
memudahkan pengolahan data. Tahap entry yaitu memasukkan data ke dalam
komputer dengan menggunakan teknik komputerisasi. Dan tahap tabulating yaitu
pengelompokan data sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu pengetahuan orang
tua tentang bullying pada anak.
4.8.1 Analisis Univariat
Analisis ini untuk mendapatkan gambaran pada variabel yang diteliti, yaitu
karakteristik responden berdasarkan usia, peran dalam keluarga, suku, pendidikan,
pekerjaan, penghasilan dan memberikan gambaran tentang pengetahuan orang tua
tentang bullying pada anak. Gambaran yang didapat dimasukkan ke dalam bentuk
Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian yang bertujuan untuk
mengidentifikasikan pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di
Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas. Hasil penelitian ini
diperoleh melalui pengumpulan data yang dilaksanakan pada 24 Juni- 08 Juli
2015. Pengumpulan data dilakukan pada 100 responden. Penyajian data meliputi
karakteristik data demografi responden dan distribusi persentase pengetahuan
orang tua tentang bullying pada anak.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Karakteristik Responden
Karakteristik responden yang dipaparkan dalam data demografi mencakup
usia, peran dalam keluarga, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.
Dari hasil penelitian dengan jumlah responden 100 orang didapatkan mayoritas
responden berumur sekitar 36 – 45 tahun sebanyak 67 orang (67%), peran dalam
keluarga sebagai ibu sebanyak 73 orang (73%), suku karo sebanyak 71 orang
(71%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 64 orang (64%), pekerjaan wiraswasta
sebanyak 35 orang (35%) dan penghasilan keluarga < Rp. 2.037.000 sebanyak 45
orang (45%). Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden di
Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas dapat dilihat pada tabel 5.1
di bawah ini.
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Data Demografi Orang Tua di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas Tahun 2015 (n=100)
Karakteristik Responden f (%)
5.1.2. Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan tentang Bullying
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 49 responden (49%) yang
menjawab benar tentang pengertian bullying, namun lebih banyak responden yang
menjawab salah sebanyak 51 responden (51%). Terdapat 44 responden (44%)
menjawab benar tentang pengertian verbal bullying dan 47 responden (47%)
menjawab benar tentang contoh dari verbal bullying. Ada 41 responden (41%)
yang menjawab benar tentang pengertian fisik bullying, ini lebih sedikit daripada
yang menjawab salah yaitu sebanyak 59 responden (59%). Namun, pada
pertanyaan contoh dari fisik bullying mayoritas responden menjawab benar yaitu
sebanyak 55 responden (55%). Mayoritas responden menjawab salah pada
pertanyaan tentang pengertian sosial bullying yaitu sebanyak 67 responden (67%)
sedangkan yang menjawab benar hanya 40 responden (40%). Pertanyaan tentang
contoh dari sosial bullying juga, mayoritas responden menjawab salah sebanyak
60 responden (60%), hanya 40 responden (40%) yang menjawab benar. Terdapat
43 responden (43%) yang menjawab benar tentang pengertian eletronik bullying/
cyberbullying dan 55 responden (55%) menjawab benar tentang contoh dari
eletronik bullying/ cyberbullying. Terdapat sebanyak 51 responden (51%) yang
menjawab benar tentang salah satu faktor yang menyebabkan bullying terjadi dan
dilakukan oleh anak-anak, sebanyak 65 responden (65%) menjawab benar tentang
dampak jangka pendek dari bullying sedangkan pada pertanyaan tentang dampak
jangka panjang dari bullying mayoritas menjawab salah yaitu sebanyak 60
Distribusi frekuensi dan presentasi jawaban responden tentang bullying dapat
dilihat pada tabel 5.2. di bawah ini.
Tabel 5.2 Distribusi jawaban responden tentang bullying
No Pertanyaan Benar Salah bullying terjadi dan dilakukan oleh anak-anak
51 51 49 49
11 Dampak jangka pendek dari bullying 65 65 35 35
12 Dampak jangka panjang dari bullying 40 40 60 60
5.1.3 Pengetahuan Orang Tua Tentang Bullying Pada Anak
Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan orang tua tentang
bullying pada anak dikategorikan cukup yaitu sebanyak 68 responden (68 %)
dengan skor kuesioner 5 - 8, kategori pengetahuan baik 2 responden (2 %) dengan
dengan skor 0 – 4. Distribusi frekuensi pengetahuan orang tua tentang bullying
pada anak dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas (n = 100)
Pada penelitian ini pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak dilihat dari
4 aspek, yaitu pengetahuan orang tua tentang pengertian, jenis-jenis, faktor yang
mempengaruhi dan dampak dari bullying. Hasil penelitian ini menyatakan mayoritas
responden berpengetahuan cukup dengan skor kuesioner 5 – 8 yaitu 68 orang (68
%), hal ini berkaitan dengan data karakteristik responden yang mayoritas berada pada
usia 36 – 45 tahun sebanyak 67 orang (67 %). Hal ini sesuai dengan yang
dikemukakan Notoadmojo (2003) bahwa semakin bertambah usia seseorang maka
semakin banyak pengetahuan yang ia terima. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan
mayoritas responden berperan sebagai ibu sebanyak 73 orang (73 %), hal ini
dikarenakan ibu memiliki peran yang lebih banyak dalam mendidik, membimbing
dan mengarahkan anak-anak khususnya di lingkungan rumah mereka, namun ayah
juga memiliki peran penting dalam menjaga anak dalam keluarga.
Mayoritas responden bersuku Karo 71 orang (71%) sesuai pendapat Notoadmojo
(2003) bahwa kebudayaan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi dalam hal
nilai dalam masyarakat sesuai kebudayaannya sehingga pemberitahuan yang dapat
menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku.
Data karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden berpendidikan SMA
sebanyak 64 orang (64%), ini juga menunjukkan pengetahuan sangat dipengaruhi
oleh pendidikan seseorang.
Dari hasil data yang diperoleh mayoritas pekerjaan orang tua adalah pedagang/
wiraswasta sebanyak 35 orang (35 %) dan mayoritas berpenghasilan < Rp. 2.037.000
sebanyak 45 orang (45 %). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rosmary
(2010) bahwa waktu dan uang adalah alasan utama para orang tua mendapatkan
pengetahuan sebagai pedoman yang dapat dijadikan panduan untuk merawat dan
menghadapi anak.
Dari hasil penelitian juga didapatkan data mayoritas responden menjawab salah
pada pertanyaan tentang pengertian sosial bullying sebanyak 67 responden (67%) dan
tentang contoh dari sosial bullying sebanyak 60 responden (60%). Hal ini terkait
dengan mayoritas responden yang berpendidikan SMA, sesuai dengan yang
dikemukan oleh Suparlan (2005), bahwa pendidikan adalah proses penyampaian
bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna
mencapai perubahan tingkat prilaku. Pada umumnya pendidikan meningkatkan
tingkat intelegensinya. Jadi jelaslah bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang
maka semakin tinggi maka semangkin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Hal ini
juga sesuai hasil penelitian Tumon (2014) yang berjudul “Studi Deskriptif Perilaku
Bullying pada Remaja” yang menyatakan bahwa bentuk secara verbal bullying adalah
perilaku bullying yang paling sering dilakukan, sehingga jenis bullying lain seperti
juga didapatkan data banyak responden yang menjawab salah tentang dampak jangka
panjang dari bullying sebanyak 60 responden (60%). Hal ini terkait pendapat Astuti
(2008) yang menyatakan orang tua sering kali keliru pada perilaku anak dengan
menganggap anak dapat menyesuaikan diri sendiri bergaul di lingkungannya,
maka terkadang orang tua tidak terlalu peduli apa yang terjadi pada lingkungan
anak, sehingga sering kali orang tua tidak menyangka akan ada dampak yang
sangat buruk seperti ada keinginan bunuh diri pada anak yang di-bully. Pandangan
ini tidak seluruhnya benar, karena orang tua harus tetap peduli tentang lingkungan
anak dan tahu apa yang terjadi dengan perilaku anak, khususnya perilaku bullying
yang sering terjadi pada anak.
Dalam masa perkembangan sosial anak, khususnya pada usia sekolah
kekerasan memang pasti terjadi di lingkungannya karena pengaruh teman sebaya
salah satunya. Walaupun anak-anak ingin menghabiskan waktu lebih banyak
dengan teman sebayanya namun pada akhirnya anak akan tetap mempertahankan
sistem nilai dari orang tua mereka (Wong, 2008). Pada masa perkembangannya,
anak juga menemukan bahwa orang tua dapat melakukan kesalahan, dan mulai
menanyakan pengetahuan orang tua, yang sebelumnya dianggap anak sebagai
orang yang paling tahu (Wong, 2008) Maka dari itu, sangatlah penting orang tua
memiliki pengetahuan yang baik, karena dengan pengetahuan perilaku seseorang
dapat diarahkan ke hal yang lebih baik sehingga orang tua pun dapat membimbing
anaknya dengan baik, khususnya saat anak menemukan masalah tentang bullying
Orang tua tetaplah merupakan orang pertama dan terutama dalam membina
anak, khususnya membantu anak agar bisa jauh dari perilaku bullying. Maka dari
itu sudah seharusnya orang tua memiliki pengetahuan yang baik tentang bullying
agar dapat menjaga dan mengajarkan anak-anak mereka agar terhindar dari
perilaku bullying temannya ataupun tidak melakukan bullying terhadap teman di
lingkungannya. Ada banyak orang tua yang tidak terlalu peduli dengan bullying
yang terjadi pada anak karena menganggap bullying adalah hal yang biasa terjadi
di lingkungan anak-anak karena bagian dari senioritas atau bagian yang wajar
karena terkadang orang tua sendiri pun melakukan bullying pada anaknya (Astuti,
2008).
Dengan adanya pengetahuan orang tua yang baik tentang bullying,
diharapkan orang tua dapat menjalankan perannya dengan baik dalam hal bullying
pada anak, seperti mampu memberikan informasi terbaru kepada anak tentang
bullying. Hal ini sesuai dengan pendapat Astuti (2008) seharusnya orang tua dapat
menjalankan perannya dalam bullying pada anak dengan mampu melakukan
fungsi kontrolnya dengan adil dan bertanggung jawab, mampu bertindak cepat
dan objektif dalam menghadapi bullying anak dengan pengetahuan yang orang tua
miliki tentang bullying sehingga dengan demikian orang tua selalu bisa menjadi
orang pertama yang mampu mendampingi dan melindungi anak dalam suasana
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 24 Juni
sampai dengan 08 Juli 2015 pada orang tua di Kelurahan Bangun Mulia
Kecamatan Medan Amplas, dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian tentang
karekterisitik responden dengan jumlah 100 orang yang meliputi usia, peran
dalam keluarga, suku, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Data yang
diperoleh menunjukkan manyoritas responden usia 36 – 45 tahun sebanyak 67
orang (67%). Berdasarkan peran dalam keluarga sebagai ibu sebanyak 73 orang
(73%), suku karo sebanyak 71 orang (71%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 64
orang (64%), pekerjaan wiraswasta sebanyak 35 orang (35%) dan penghasilan
keluarga < Rp. 2.037.000 sebanyak 45 orang (45%). Dan rata- rata skor total
pengetahuan orangtua tentang bullying pada anak berada dalam kategori baik 2
responden (2%), kategori cukup 68 responden (68 %) dan kategori kurang 30
responden (30%).
6.2 Saran
6.2.1 Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi orangtua
bahwa bullying adalah masalah pada anak yang harus diperhatikan oleh orangtua
sehingga orangtua juga harus meningkatkan pengetahuannya agar dapat
memberikan pendidikan kepada anaknya tentang bullying.
6.2.2 Bagi pendidikan keperawatan Universitas Sumatera Utara
Hasil penelitian ini menjadi masukan dan menambah ilmu keperawatan
anak dalam memberikan gambaran tentang bullying pada anak.
6.2.3 Bagi praktek keperawatan
Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat sebaiknya tidak hanya
berfokus kepada pelayanan yang bersifat kuratif, tetapi juga harus memperhatikan
pelayanan kesehatan yang bersifat preventif yaitu dengan memberikan informasi
pentingnya pengetahuan orangtua tentang bullying pada anak.
6.2.4 Bagi penelitian keperawatan
Pada penelitian selanjutnya disarankan agar diteliti bagaimana hubungan
pengetahuan orangtua dengan perilaku bullying pada anak. Dan pada saat mengisi
kuesioner peneliti harus mendampingi responden sehingga tidak ada kesalahan
dalam pengisian kuesioner.
6.2.4 Bagi Komisi Perlindungan Anak
Komisi Perlindungan Anak diharapkan memberi perhatian juga kepada
orang tua dari anak-anak, khususnya anak-anak yang di-bully agar orang tua juga
lebih banyak mendapat informasi tentang bullying untuk menambah
pengetahuannya sehingga Komisi Perlindungan Anak bersama dengan orang tua
Arikunto, S. 2010 Prosedur Penelitian., Jakarta : Rineka Cipta
Anderson, C. M., & Kincaid, D. 2005. Applying behavior analysis to school violence and discipline problems: Schoolwide positive behavior
support. Behavior Analyst
Astuti, P.R. 2008. Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Mengatasi Kekerasan Pada Anak. Jakarta: Grasindo
Djuwita, R. 2006. Kekerasan Tersembunyi Di Sekolah : Aspek – Aspek Psikososial Dari Bullying. Makalah Dalam Workshop Bullying :
Masalah Tersembunyi Dalam Dunia Pendidikan Di Indonesia. Jakarta
Gunarsa. 2001. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia
Gunarsa, 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gunung Mulia
Hidayati, N. 2012. Bullying pada Anak: Analisis dan Alternatif Solusi. INSAN Vol. 14 No. 01, April 2012
Holt, et.al. 2009. Parent/Child Concordance about Bullying Involvement and Family Characteristics Related to Bullying and Peer
Victimization.Journal of School Violence, 8:42–63
Krahe, B. 2005. Perilaku Agresif - Buku Panduan Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Limber, S. P. 2002. Bullying among children and youth. Proceedings of the Educational Forum on Adolescent Health: Youth Bullying. Chicago:
American Medical Association. http://www.amaassn.org/ama1/pub/ upload/mm/39/youthbullying.pdf. Diakses 20 Maret 2015
Luthar, S. (2006). Resilience in development: A synthesis of research across five decades. Dalam Cicchetti,D.,& Cohen, D.J. (Ed.) Developmental
Nazly, P. (2014). Faktor Penyebab Peserta Didik Melakukan Bullying di SMP
NEGERI 15 PADANG. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat, Padang
Notoatmodjo. 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta ___________. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta :Rineka Cipta ___________. 2010 Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Santrock, J.W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga
SEJIWA (Yayasan Semai Jiwa Amini). 2008. Mengatasi kekerasan dari sekolah dan lingkungan anak. Jakarta: Grasindo.
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Edisi: Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu
Suhartono, S. 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Edisi 1. Yogyakarta: AR-RUZZ Suparlan S. 2005. Psikologi Perkembangan, Yokyakarta: Ar- Ruzz Media
Totten and Quigley. 2005. Parental knowledge of child-reported bully-victim and sexual harassment problems in seven Canadian schools: Implications
for policy and program development: Canadian Public Health
Association.www.cpha.ca.pdf. Diakses 10 Februari 2015
Oleh
Hariyati Karmila Sebayang
Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui bagaiman pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses perkuliahan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan saudara mengisi kuesioner dengan jujur dan sesuai dengan pendapat saudara sendiri. Informasi yang saudara berikan hanya digunakan untuk penelitian ini dan tidak dipergunakan untuk maksud lain. Kerahasiaan data saudara dan jawaban yang diberikan terjamin dan tidak disebarkan untuk hal yang dapat merugikan saudara.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela. Saudara bebas untuk ikut atau tidak menjadi responden penelitian tanpa ada sanksi apapun. Jika saudara bersedia silahkan menandatangani formulir ini.
Medan, Juni 2015
Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN
Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas
Petunjuk Umum Pengisian
1. Isilah data di bawah dengan lengkap dan benar sesuai dengan kondisi saat ini
2. Tuliskan tanda check list (√ ) pada kotak yang sudah disediakan sesuai dengan keadaan.
3. Tiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban dan berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban.
4. Jika ada hal yang kurang jelas, silahkan bertanya pada peneliti.
Rp. 2.037.000,- s.d. Rp. 3.000.000,- > Rp. 3.000.000,-
B. Kuesioner Pengetahuan Bullying
1. Pengertian dari bullying pada anak adalah:
a. Bullying adalah hal yang biasa dilakukan oleh orang dewasa
b. Bullying adalah permainan yang sering dan biasa dilakukan anak-anak dengan teman sebayanya
c. Bullying adalah perlakuan tidak menyenangkan anak untuk mengganggu anak lain yang lebih lemah
d. Bullying adalah kebiasaan yang dilakukan oleh lansia
2. Yang dimaksud dengan verbal bullying adalah:
a. Tindakan yang membiarkan orang untuk tetap berbicara
b. Tindakan dengan mengatakan hal-hal yang jelek yang mengganggu orang lain
c. Tindakan yang memberikan setiap orang bebas berpendapat d. Tindakan dengan melakukan hal jelek
3. Berikut ini yang termasuk dalam contoh verbal bullying:
a. Memanggil dengan julukan jelek, mengejek, memaki, mengancam b. Mencubit, memukul, mengganggu
c. Menjatuhkan, menulis hal yang buruk d. Memberikan pesan kepada orang lain
4. Yang dimaksud dengan fisik bullying adalah
a. Tindakan tidak menyenangkan yang dapat dilihat karena terjadi sentuhan fisik
b. Tindakan dengan mengatakan hal-hal yang jelek tentang orang lain c. Perilaku seseorang yang dapat melukai perasaan orang lain
d. Perilaku yang membuat orang lain merasa senang
5. Berikut ini adalah beberapa contoh dari fisik bullying:
a. Membentak, mengejek, menghina
6. Yang dimaksud dengan sosial bullying adalah:
a. Tindakan yang menyakiti perasaan orang lain karena sudah dibentak dan dihina
b. Tindakan yang membuat orang lain terluka karena ada sentuhan fisik c. Tindakan yang merusak reputasi/ hubungan orang lain dan menyebarkan
gosip
d. Tindakan yang melukai orang lain karena terjadi sentuhan fisik seperti memukul
7. Salah satu contoh dari sosial bullying adalah:
a. Menghasut orang lain untuk tidak berteman dengan orang tertentu b. Menertawakan teman yang sedang kesusahan
c. Memukul dan mengejek d. Menghina dan membentak
8. Yang dimaksud dengan elektronik bullying/ cyberbullying adalah:
a. Bullying yang dilakukan hanya melalui SMS saja
b. Bullying yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi seperti Hp, computer, dll
c. Bullying yang dilakukan dengan facebook
d. Bullying yang dilakukan dengan menghina orang lain di depan teman-temannya
9. Contoh dari elektronik bullying / cyberbullying adalah:
a. Membuat foto seseorang di internet b. Menyimpan gambar teman di Hp anda c. Mengancam orang lain melalui SMS d. Menulis cerita di internet
10. Salah satu faktor yang menyebabkan bullying terjadi dan dilakukan oleh anak-anak adalah:
a. Pengaruh teman sebaya b. Komunikasi
11. Berikut adalah dampak jangka pendek dari bullying :
a. Konsentrasi belajar menurun, sering cemas b. Selalu mengurung diri
c. Ada keinginan bunuh diri d. Depresi berat
12. Dampak jangka panjang dari bullying adalah:
Lampiran 12
Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying
Yang dimaksud dengan verbal bullying
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 53 53.0 53.0 53.0
Benar 47 47.0 47.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Yang dimaksud dengan fisik bullying
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 45 45.0 45.0 45.0
Benar 55 55.0 55.0 100.0
Yang dimaksud dengan sosial bullying
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 60 60.0 60.0 60.0
Benar 40 40.0 40.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Yang dimaksud dengan elektronik bullying/ cyberbullying
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 57 57.0 57.0 57.0
Benar 43 43.0 43.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Contoh dari elektronik bullying / cyberbullying
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 55 55.0 55.0 55.0
Benar 45 45.0 45.0 100.0
Salah satu faktor yang menyebabkan bullying terjadi dan dilakukan oleh
anak-anak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 49 49.0 49.0 50.0
Benar 51 51.0 51.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Dampak jangka pendek dari bullying
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 35 35.0 35.0 35.0
Benar 65 65.0 65.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Dampak jangka panjang dari bullying
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Salah 60 60.0 60.0 60.0
Benar 40 40.0 40.0 100.0
Total 100 100.0 100.0
Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak
Frequency Percent Valid Percent
Lampiran 15
TAKSASI DANA
Keterangan dana yang telah dipakai dan diperlukan untuk pembiayaan kegiatan mulai dari proses pembuatan proposal sampai dengan pembuata skripsi.
1. Pembuatan Proposal
Dana yang telah dipakai :
a. Photocopy bahan : Rp. 50.000,-
b. Internet : Rp. 100.000,-
c. Kertas A4 80 gram 1 rim : Rp. 38.000,-
d. Perbanyak proposal : Rp. 50.000,-
e. Konsumsi Dosen Penguji dan Pembimbing : Rp. 120.000,-
2. Pembuatan Skripsi
Dana yang diperlukan :
a. Menterjemahkan abstrak : Rp. 100.000,-
b. Pengurusan surat etik : Rp. 100.000,-
c. Konsumen Dosen Penguji dan Pembimbing : Rp. 200.000,-
d. Burn 6 CD-ROM : Rp. 42.000,-
e. Fotocopy + Jilid + Perbaikan proposal : Rp. 50.000,-
f. Membeli souvenir penelitian : Rp. 150.000,-
g. Transportasi : Rp. 50.000,-
h. Jilid Lux skripsi : Rp. 40.000,-
Lampiran 16
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Hariyati Karmila Sebayang
Tempa/Tanggal Lahir : Bangun Mulia, 09 Oktober 1992
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Katolik
Alamat : Jl. Sisinga Manga Raja km. 11 No. 40
No. Hp : 085206382913
E-mail : hariyati.sebayang@yahoo.com
Riwayat Pendidikan :
1. SD Santo Antonius Bangun Mulia (1999- 2005)
2. SMP Santo Antonius Bangun Mulia (2005- 2008)
3. SMK Telkom Sandhy Putra Medan ( 2008- 2011)