• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas"

Copied!
75
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh:

Hariyati Karmila Sebayang 111101136

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas

SKRIPSI

Oleh:

Hariyati Karmila Sebayang 111101136

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)
(4)
(5)

dan kasih karunia yang telah dilimpahkan-Nya sehingga akhirnya penulis dapat

menyelesaikan penelitian ini dengan judul “ Pengetahuan Orang Tua tentang

Bullying pada Anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan

Amplas”. Penulis membuat skripsi ini untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Keperawatan dari Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara.

Penulis sangat berterima kasih kepada semua pihak yang sudah banyak

mendukung penulis selama penyusunan skripsi ini, baik secara doa, moril dan

materil. Maka dari itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima

kasih terutama kepada:

1. dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas

Sumatera Utara dan Ibu Eryani, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I

Fakultas Keperawatan.

2. Ibu Reni Asmara Ariga, S.Kp, MARS selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah banyak memberikan begitu banyak masukan dan nasehat

kepada penulis untuk proses penyusunan skripsi ini serta sudah

meluangkan waktunya untuk tetap membimbing penulis.

3. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen penguji I dan Ibu

(6)

ini.

4. Ibu Mahnum L. Nasution, S.Kep, Ns, M.Kep selaku dosen pembimbing

akademik di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara

5. Kelurahan Bangun Mulia dan para orang tua di Kelurahan Bangun Mulia

yang sudah bersedia membantu dan menjadi responden penelitian ini.

6. Kepada ayahanda penulis Ramli Edi S. Sebayang, ibunda Derliana

Tarigan, kakak Fida Elvi Anderia Sebayang, adik Ray Indra Sebayang dan

Fr. Nikolaus Maria Rufinus Nahampun, OFM.Conv yang selalu

memberikan semangat, dukungan, doa serta perhatian yang begitu banyak

kepada penulis selama proses penulisan skripsi ini.

7. Kepada seluruh sahabat dan teman- teman seperjuangan di Fakultas

Keperawatan angkatan 2011 yang selalu memberikan dukungan, semangat

dan perhatian serta doa kepada penulis.

Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Oleh karena

itu peneliti mengharapkam kritik dan saran untuk membangun agar penulisan

skripsi ini dimasa yang akan datang lebih baik lagi. Akhir kata, peneliti

mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang terkait. Semoga skripsi ini

dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang berkepentingan dan kita semua

selalu diberkati oleh Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, Agustus 2015

(7)

Kata Pengantar ... iv

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

Bab 2. Tinjauan Pustaka ... 6

2.1 Pengetahuan ... 6

2.1.1 Defenisi Pengetahuan ... 6

2.1.2 Manfaat Pengetahuan ... 6

2.1.3 Tingkatan Pengetahuan ... 7

2.1.4 Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan ... 8

2.2 Bullying ... 8

2.2.1 Konsep Bullying ... 8

2.2.2 Jenis- Jenis Bullying ... 9

2.2.3 Faktor Penyebab Bullying ... 10

2.2.4 Dampak Bullying ... 11

2.3 Bullying Pada Anak ... 12

2.3.1 Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak ... 13

Bab 3. Kerangka Konseptual ... 15

3.1 Kerangka Konsep ... 15

3.2 Defenisi Operasional ... 16

Bab 4. Metodologi Penelitian ... 17

4.1 Desain Penelitian ... 17

4.2 Populasi dan Sampel ... 17

4.2.1 Populasi ... 17

4.2.2 Sampel ... 17

4.3 Waktu dan Lokasi Penelitian ... 19

4.4 Pertimbangan Etik ... 19

4.5 Instrumen Penelitian ... 20

4.6 Validitas dan Realibilitas ... 22

4.7 Pengumpulan Data ... 22

(8)

Bab 5. Hasil Penelitian dan Pembahasan... 25

5.1 Hasil Penelitia ... 25

5.1.1 Karakteristik Responden ... 25

5.1.2 Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak ... 27

5.2 Pembahasan ... 27

Bab 6. Kesimpulan dan Saran... 33

6.1 Kesimpulan... 33

6.2 Saran ... 33

Daftar Pustaka ... 34 LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar persetujuan responden Lampiran 2 Instrumen penelitian

Lampiran 3 Lembar validitas instrumen Lampiran 4 Surat Etik

Lampiran 5 Surat izin uji reliabilitas Lampiran 6 Surat izin pengambilan data

Lampiran 7 Surat dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kota Medan Lampiran 8 Surat bukti pengambilan data dari kelurahan

Lampiran 9 Master data uji reliabilitas Lampiran 10 Uji reliabilitas

Lampiran 11 Master data

Lampiran 12 Tabel distribusi frekuensi Lampiran 13 Data tentatif

Lampiran 14 Lembar bukti bimbingan Lampiran 15 Taksasi Dana

Lampiran 16 Daftar riwayat hidup

(9)

Orang tua di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan

Amplas ... 26

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi pengetahuan orang tua tentang bullying pada

(10)

DAFTAR SKEMA

(11)

Judul : Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas

Nama : Hariyati Karmila Sebayang

NIM : 111101136

Jurusan : S1 Keperawatan

Tahun Akademik : 2014 – 2015

Bullying merupakan fenomena yang saat ini banyak terjadi pada anak-anak khususnya di lingkungan sekolah, dengan faktor penyebab pengaruh teman sebaya yang paling sering terjadi namun orang tua sering kali tidak mengetahui hal ini sehingga anak tetap menjadi korban bullying. Orang tua memiliki peran yang penting pada anak sehingga penting untuk dilakukan penelitian pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan metode pengambilan sampel Stratified Random Sampling dengan jumlah responden 100 kepala keluarga dari jumlah populasi 833 kepala keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak dikategorikan cukup sebanyak 68 responden (68%), kategori baik sebanyak 2 responden (2%) dan kategori kurang sebanyak 30 responden (30%). Hasil penelitian ini didapatkan data bahwa mayoritas orang tua memiliki pengetahuan cukup , sehingga diharapkan perawat melalui penyuluhan kepada orang tua dengan bekerja sama dengan kelurahan setempat sehingga dapat meningkatkan pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak.

(12)

Title of the Thesis : Parents’ Knowledge of Bullying Children in Kelurahan Bangun Mulia, Medan Amplas Subdistrict

Name : Hariyati Karmila Sebayang

Std. Id. Number : 111101136

Study Program : S1 (Undergraduate) Nursing Academic Year : 2014-2015

ABSTRACT

Bullying is a phenomenon which most children experience, especially in school environment. The peers’ influence is the common enabling factor, but very often parents do not know it why the children become the victims of bullying. Parents have an important role and therefore it is important to research their knowledge about bullying. The research objective is to identify the parents’ knowledge of bullying to children in Kelurahan Bangun Mulia, Medan Amplas Subdistrict. The research uses a descriptive method with a stratified random sampling with total 100 family heads out of 833 family heads. The research result showed that 68 respondents (68%) were categorized to have a sufficient knowledge about bullying, 2 respondents (2%) have a good knowledge, 30 respondents (68%) have an insufficient knowledge. Based on the result, it is found out that most parents have a sufficient knowledge about bullying. It is expected that nurses work together with the local village to counsel parents about bullying so that it can improve their knowledge of bullying to children.

(13)

Bullying adalah perilaku agresif yang dilakukan secara sengaja dan terjadi

berulang-ulang untuk menyerang seorang target atau korban yang lemah, mudah

dihina dan tidak bisa membela diri sendiri (SEJIWA, 2008). Bullying adalah

keinginan untuk melakukan hal yang tidak baik, dilakukan dengan sadar dan

sengaja dengan niat mengganggu orang lain (Coloroso, 2009). Bullying adalah

sebuah fenomena yang sudah umum di sekolah dasar dan sekolah menengah

pertama, karena bullying adalah salah satu kelakukan yang paling tidak

menyenangkan, intervensi tidak baik yang paling nyata yang membuat anak yang

di-bully menjadi terkucilkan dan kehilangan haknya (Anderson & Kincaid, 2005).

Bullying adalah sifat yang sangat mengganggu dan hal ini sering terjadi pada

anak usia sekolah yang kurang memiliki keterampilan akademik atau sosial dan

sering menunjukkan suatu usaha untuk mengeluarkan kemarahan dan kebencian

terhadap persahabatan teman sebaya. Sifat pengganggu ini memberikan efek

negatif pada anak yang mengalami perilaku ini (Williams et. all 1996 dalam

Wong, 2008). Bullying dapat memberikan efek yang serius pada anak yang

di-bully. Anak- anak ini lebih cenderung menjadi depresi daripada teman sebayanya

yang lain, lebih kesepian dan gelisah, harga diri rendah, merasa tidak baik, lebih

sering sakit kepala dan bisa menjadi semakin berbahaya hingga sampai berpikir

tentang bunuh diri (Limber, 2002). Survei nasional pada tahun 2001 terhadap

lebih dari 15.000 siswa kelas enam hingga kelas sepuluh, hampir 1 dari setiap 3

(14)

dan dalam studi ini bullying didefenisikan sebagai perilaku verbal dan fisik yang

dimaksudkan untuk mengganggu seseorang yang lebih lemah. Pada masa

sekarang ini sangat banyak kasus bullying yang muncul dikalangan anak

khususnya remaja (Nansel et al, 2001 dalam Santrock, 2007). Data Komnas

Perlindungan Anak pada tahun 2012 mencatat laporan kekerasan sebanyak 2.637,

pada tahun 2013 sebanyak 2.792 dan sampai dengan Mei 2014 sebanyak 3.339

laporan, ini membuktikan bahwa kekerasan pada anak semakin meningkat setiap

tahunnya.

Dilihat dari prevalensinya yang tinggi, sudah jelas bullying merupakan

permasalahan yang mendesak untuk dicari berbagai alternatif solusi untuk

diterapkan secara sistematis oleh seluruh pihak yang terkait, khususnya pihak

orang tua (Hidayati, 2012). Langkah awal yang penting yaitu memperluas

pengetahuan orang tua tentang bagaimana seharusnya orang tua terhadap

kesadaran akan bullying. Hal terpenting adalah meningkatkan komunikasi orang

tua dan anak tentang pengalaman bullying di sekolah, dan tetap mengajarkan

orang tua tentang betapa pentingnya peran orang tua dalam menjalankan program

pencegahan bullying secara efektif (Holt et.al, 2009). Orang tua berperan pada

karakter anak, sehingga anak akan dapat memperlihatkan aspek-aspek tingkah

laku yang baik, dapat mengadakan hubungan interpersonal dengan lancar dan

tepat, tidak mengalami ketegangan psikis seperti bullying, maka dari itu orang tua

harus memiliki pengetahuan tentang bullying terlebih dahulu agar dapat

mengambil peran yang tepat untuk mengajarkan dan melindungi anak dari

(15)

mengetahui lebih dalam lagi seberapa baik pengetahuan orang tua tentang

bullying pada anak.

Banyak penelitian yang membahas tentang bullying pada saat sekarang ini,

namun peneliti belum menemukan adanya penelitian tentang pengetahuan orang

tua tentang bullying pada anak di kota Medan. Peneliti mengadakan observasi dan

wawancara pada bulan Oktober 2014 di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan

Medan Amplas, dan hasil observasi ditemukan banyak anak-anak yang melakukan

bullying pada temannya, namun orang tua mereka hanya membiarkan saja serta

hasil wawancara dengan beberapa orang tua yang bertempat tinggal di kelurahan

tersebut didapatkan keterangan bahwa masih banyak orang tua yang tidak

mengetahui tentang bullying pada anak bahkan masih ada orang tua yang belum

pernah mendengar istilah bullying. Berdasarkan uraian diatas maka peneliti

merasa perlu untuk melakukan penelitian mengenai pengetahuan orang tua

tentang bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan

Amplas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan masalah

penelitian, yaitu: bagaimana pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di

Kelurahan Bangun Mullia Kecamatan Medan Amplas

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi pengetahuan orang tua

tentang bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan

(16)

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi masyarakat

Masyarakat khususnya orang tua dapat menyadari masih kurangnya

pengetahuan mereka tentang bullying pada anak sehingga orang tua dapat lebih

peduli lagi tentang bullying dan mencari info yang lebih banyak lagi agar mereka

dapat lebih memperhatikan anak mereka sehingga anak mereka tidak melakukan

bullying ataupun terkena bullying

1.4.2 Bagi pendidikan keperawatan Universitas Sumatera Utara

Untuk menambah kepustakaan tentang bullying pada anak, sehingga dapat

memberikan informasi yang lebih banyak lagi tentang bullying itu sendiri

sehingga menjadi landasan praktek profesi keperawatan di rumah sakit maupun

komunitas.

1.4.3 Bagi praktek keperawatan

Untuk menambah informasi bagi tenaga perawat bagaimana kurangnya

pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak sehingga perawat dapat

memberikan pendidikan atau penyuluhan bagi orang tua terkait hal bullying ini

untuk membantu orang tua menambah pengetahuannya tentang bullying pada

anak.

1.4.4 Bagi penelitian keperawatan

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wawasan penelitian lainnya

sehingga menjadi data untuk penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan

(17)

1.4.5 Bagi Komisi Perlindungan Anak

Hasil penelitian ini sebagai data bagi Komisi Perlindungan Anak untuk

dapat lebih memantau dan membantu mengontrol tentang bullying pada anak yang

(18)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Definisi Pengetahuan

Notoatmodjo (2007) mengatakan pengetahuan merupakan hasil dari tahu,

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui pancaindera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan

manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang

(over behavior).

2.1.2 Manfaat Pengetahuan

Pengetahuan diperlukan manusia untuk memecahkan setiap persoalan yang

muncul sepanjang kehidupan manusia dalam mencapai tujuan hidup yaitu

kebahagiaan, keadaan makmur, tenteram, damai dan sejahterabaik pada taraf

individual maupun sosial. Pengetahuan juga dapat membuat manusia memiliki

kemampuan untuk mempertahankan dan mengembangkan hidupnya sesuai

dengan hal yang baik (Suhartono, 2005). Pengetahuan akan membuat seseorang

mampu menemukan kepastian tentang suatu hal dan apa yang dipikirkan di dalam

(19)

2.1.3 Tingkatan Pengetahuan

Notoatmodjo (2007) mengatakan ada enam tingkatan pengetahuan didalam

domain kognitif yang meliputi:

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya terhadap suatu spesifik dari seluruh badan yang

dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (Comprehension)

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar objek yang diketahui dan dapat menginterpretasi materi tersebut secara

benar.

c. Aplikasi (Aplication)

Aplikasi adalah kemampuan untuk mengungkapkan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi yang nyata.

d. Analisis (Analysis)

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek kedalam

komponen-komponen tetapi masih dalam suatu struktur organisasi tersebut.

e. Sintesis (Sintesis)

Kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian didalam

suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau objek penilaian terhadap

suatu materi atau objek.

(20)

Notoatmodjo (2003) mengatakan pengetahuan dipengaruhi oleh beberapa

faktor internal dan eksternal. Faktor internal meliputi:

1) Pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti terjadi proses

pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih

baik dan lebih matang pada diri individu, kelompok serta masyarakat.

Pendidikan berpengaruh terhadap perkembangan pribadi, bahwa pada umumnya

pendidikan itu mempertinggi taraf intelegensi individu.

2) Persepsi mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang diambil.

3) Motivasi merupakan dorongan, keinginan dan tenaga penggerak yang

berasal dari dalam diri seseorang untuk melakukan sesuatu dengan

mengeyampingkankan hal-hal yang dianggap kurang bermanfaat. Dalam

mencapai tujuan dan munculnya motivasi memerlukan rangsangan dari dalam

individu (biasanya timbul dari perilaku yang dapat memenuhi kebutuhan sehingga

menjadi puas) maupun dari luar (merupakan pengaruh dari orang

lain/lingkungan). Motivasi murni adalah motivasi yang betul-betul disadari akan

pentingnya suatu perilaku dan dirasakan satu kebutuhan.

4) Pengalaman adalah sesuatu yang dirasakan (diketahui, dikerjakan), juga

merupakan kesadaran akan sesuatu hal yang tertangkap oleh indra manusia.

Pengetahuan yang diperoleh dari pengalaman yang berdasarkan kenyataan yang

pasti dan pengalaman yang berulang-ulang dapat menyebabkan terbentuknya

pengetahuan. Pengalaman masa lalu dan aspirasinya untuk masa yang akan datang

(21)

Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan antara lain lingkungan,

sosial ekonomi,kebudayaan dan informasi. Lingkungan sebagai faktor yang

berpengaruh bagi pengembangan sikap dan perilaku individu. Sosial ekonomi,

penghasilan, sering dilihat untuk menilai hubungan antara tingkat penghasilan

dengan pemanfaatan pelayanan kesehatan. Kebudayaan adalah perilaku normal,

kebiasaan, nilai, penggunaan sumber-sumber nilai di dalam suatu masyarakat akan

menghasilkan suatu pola hidup. Informasi keterangan, pemberitahuan yang dapat

menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku.

2.2 Bullying

2.2.1 Konsep Bullying

Olweus (dalam Krahe, 2005) mendefenisikan bullying adalah perilaku tidak

menyenangkan seseorang atau lebih kepada korban bullying yang dilakukan

secara berulang-ulang dan terjadi dari waktu ke waktu. Selain itu bullying juga

melibatkan kekuatan dan kekuasaan yang tidak seimbang, sehingga korbannya

berada dalam keadaan tidak mampu mempertahankan diri secara efektif untuk

melawan tindakan negatif yang diterima korban (Krahe, 2005). Nansel dkk.

(dalam Santrock, 2007) mengatakan bullying didefenisikan sebagai perilaku

verbal dan fisik yang dimaksudkan untuk mengganggu seseorang yang lebih

lemah. Perilaku yang dapat dianggap sebagai bullying, haruslah tindakan yang

agresif dan termasuk pada:

a) Kekuatan yang tidak seimbang

Anak yang mem-bully menggunakan kekuasaan/ kehebatan mereka,

(22)

popularitas untuk mengontrol atau merugikan orang lain. Ketimpangan kekuasaan

dapat berubah sepanjang waktu dan dalam situasi yang berbeda, bahkan sekalipun

mereka termasuk dalam orang yang sama.

b) Pengulangan

Kebiasaan bullying biasanya terjadi lebih dari satu kali atau berpotensi

terjadi berulang kali.

2.2.2 Jenis-Jenis Bullying

Totten dan Quigley (2005) mengatakan bullying terjadi ketika seseorang

mendapat serangan yang berulang, setiap waktu oleh satu orang atau lebih yang

menyalahgunakan kekuatannya. Ada banyak cara untuk mem-bully orang lain.

Ada empat jenis utama dari bullying, yaitu:

1. Fisik bullying

Fisik bullying termasuk dalam tindakan yang dapat dilihat karena terjadi

sentuhan fisik seperti memukul, mendorong, mencubit, menendang,

meludah, merusak atau mencuri benda milik orang lain.

2. Verbal bullying

Verbal bullying adalah tindakan dengan mengatakan hal-hal jelek seperti

memanggil orang lain dengan julukan yang jelek, mengejek, membentak,

memaki, menghina atau mengancam seseorang.

3. Sosial bullying

Sosial bullying menunjukkan pada merusak hubungan sosial orang lain

seperti mengeluarkan orang lain dari grup/ kelompok, menyebarkan gosip

(23)

lain untuk tidak berteman dengan orang tertentu atau merusak hubungan

orang lain.

4. Elektronik bullying/ cyberbullying

Elektronik bullying sekarang lebih dikenal dengan sebutan cyberbullying

yaitu dengan menggunakan perkembangan teknologi yang ada dewasa ini

seperti menggunakan computer, e-mail, telefon, handphone atau SMS

untuk: mengancam atau melukai perasaan seseorang, mempermalukan

atau membuat seseorang terlihat buruk, menyebarkan gosip atau membuka

rahasia tentang seseorang.

2.2.3 Faktor Penyebab Bullying

a. Keluarga

Keluarga merupakan lingkungan terdekat anak, sehingga masalah seperti

ketidak harmonisan di rumah tangga berpengaruh terhadap prilaku bullying yang

di lakukan oleh anak sehingga anak yang sering melihat ibu dan ayahnya

bertengkar atau tidak harmonis dapat berbuat semaunya termasuk berlaku kasar

pada temannya atau orang lain (Nazly, 2014).

b. Teman Sebaya

Salah satu agen sosialisasi terpenting dalam kehidupan anak usia sekolah

adalah kelompok teman sebaya. Identifikasi dan asosiasi kelompok teman sebaya

merupakan hal yang penting untuk sosialisasi anak. Hubungan dengan teman

sebaya yang buruk dan kurangnya identifikasi kelompok dapat memperbesar

kemungkinan anak bersifat mengganggu. Sifat pengganggu terjadi jika satu atau

lebih anak mengakibatkan penganiayaan fisik, verbal atau emosional pada anak

(24)

c. Karakter Anak

Karakter anak yang agresif dapat menjadi faktor penyebab terjadinya bullying.

Perilaku agresif pada anak, baik secara fisikal maupun verbal dan juga pendendam

inilah yang sering memicu anak melakukan bullying. Anak yang ingin populer,

anak yang tiba-tiba sering berbuat onar atau selalu mencari kesalahan orang lain

dengan memusuhi temannya atau orang lain umumnya termasuk dalam kategori

ini. (Astuti ,2008).

2.2.4 Dampak Bullying

Dalam kasus-kasus bullying, sejalan dengan perlakuan negatif yang

berlangsung terus menerus, paparan terhadap kekerasan secara berkelanjutan

memiliki efek yang sangat negatif, seperti munculnya problem kecemasan, stres,

dan mengalami penurunan kemampuan belajar dikarenakan ia mengalami

kesulitan konsentrasi dan penurunan dalam memorinya sehingga prestasi anak

secara akademis akan menurun secara signifikan (Cauce, dkk, 2003 dalam

Luthar,2006)

Sebagai dampak jangka panjang, terkadang korban bullying mengalami

depresi yang ekstrim sehingga mempertimbangkan atau bahkan melakukan bunuh

diri. Anak-anak yang mengalami bullying mungkin saja nampak mampu

mengatasinya, tapi boleh jadi jadi sesungguhnya masih bergulat dengan inner

distress dalam diri mereka. Sementara orang lain melihatnya tangguh, ia

sesungguhnya rentan di dalam dirinya (Luthar, 2006).

2.3 Bullying Pada Anak

Bullying banyak terjadi pada anak khususnya di sekolah. Hal ini merupakan

(25)

(Djuwita, 2006). Peran-peran tersebut adalah: Bully, Asisten Bully, Reinforcer dan

Outsider.

a) Bully, yaitu siswa yang dikategorikan sebagai pemimpin, yang berinisiatif

dan aktif terlibat dalam perilaku bullying.

b) Asisten juga terlibat aktif dalam perilaku bullying, namun ia cenderung

tergantung atau mengikuti perintah bully.

c) Reinforcer adalah mereka yang ada ketika kejadian bullying terjadi, ikut

menyaksikan, mentertawakan korban, memprovokasi bully, mengajak

siswa lain untuk menonton dan sebagainya.

d) Outsider adalah orang-orang tahu bahwa hal itu terjadi, namun tidak

melakukan apapun, seolah-olah tidak peduli (Djuwita, 2006).

Selain itu hal ini terjadi juga karena bully juga tidak mendapatkan

konsekuensi negatif dari pihak guru/sekolah, maka dari sudut teori belajar, bully

mendapatkan reward atau penguatan dari perilakunya. Si bully akan

mempersepsikan bahwa perilakunya justru mendapatkan pembenaran bahkan

memberinya identitas social yang membanggakan.

Pelaku outsider, seperti misalnya guru, murid, orang-orang yang bekerja di

sekolah, orang tua, walaupun mereka mengetahui kejadian bullying akan tetapi

tidak melaporkan, tidak mencegah dan hanya membiarkan saja tradisi ini berjalan

karena merasa bahwa hal ini wajar, sebenarnya juga ikut berperan

mempertahankan suburnya bullying di sekolah-sekolah. Dengan berjalannya

waktu, pada saat korban merasa naik status sosialnya (karena naik kelas) dan telah

(26)

perputaran peran. Korban berubah menjadi bully, asisten atau reinforcer untuk

melampiaskan dendamnya (Djuwita, 2006).

2.3.1 Pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak

Berbeda dengan keadaan anak yang mengetahui secara persis kasus-kasus

bullying di sekolah, banyak orang tua tidak mengetahui ada masalah itu di sekolah

maupun di lingkungan sekitar anak (Astuti, 2008). Thompson et.al (2003 dalam

Astuti, 2008) mengatakan kalaupun ada orang tua yang mengetahui, mereka sulit

atau tidak mau untuk terlibat, antara lain disebabkan oleh : (1) Orang tua kurang

pengetahuan (informasi) atas kejadian di sekolah. (2) Orang tua banyak

memberikan kepercayaan pada pihak sekolah dalam mengawasi anak. (3) Orang

tua tidak diajak berkomunikasi oleh anak, karena anak cenderung takut atau

enggan bicara dengan orang tua atas masalah mereka di sekolah. Menurut mereka

masalah mereka bukan urusan orang tua. (4) Orang tua cenderung

mempersepsikan bullying atau senioritas sebagai bagian dari bentuk ajaran lain di

lingkungan anak.

Persepsi orang tua yang keliru pada perilaku anak dengan menganggap anak

dapat menyesuaikan diri sendiri bergaul di lingkungannya, maka terkadang orang

tua tidak terlalu peduli apa yang terjadi pada lingkungan anak. Pandangan ini

tidak seluruhnya benar, karena orang tua harus tetap peduli tentang lingkungan

anak dan tahu apa yang terjadi dengan perilaku anak, khususnya perilaku bullying

(27)

Kerangka penelitian menggambarkan bagaimana pengetahuan orang tua

tentang bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan

Amplas. Peneliti hanya akan meneliti pengetahuan orang tua tentang pengertian,

jenis-jenis, faktor penyebab dan dampak dari bullying tersebut yang akan

digambarkan dalam kategori baik, cukup dan kurang.

Skema 3.1 Kerangka konsep penelitian pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak.

Bullying pada anak, meliputi :

1. Pengertian bullying 2. Jenis-jenis bullying 3. Faktor penyebab bullying 4. Dampak bullying

Pengetahuan

Orangtua:

Baik

Cukup

(28)

3.2 Defenisi Operasional

(29)

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu

menggambarkan keadaan pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di

Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas.

4.2 Populasi dan Sampel

4.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh orang tua yang berdomisili di

Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas dan keluarga yang sudah

memiliki anak. Data dari buku kependudukan Kelurahan Bangun Mulia, ada 833

kepala keluarga di Kelurahan Bangun Mulia.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti (Arikunto,

2006). Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan stratified

random sampling. Persyaratan untuk bisa menjadi sampel adalah keluarga yang

sudah memiliki anak pada usia sekolah. Notoatmodjo (2003) mengatakan untuk

populasi yang kecil atau lebih kecil dari 10.000, dapat menggunakan rumus:

= 1 + ( )

Keterangan : n = Besar Sampel

N = Besar Populasi

(30)

=1 + 833(0,1 )833

=834(0,01)833

=8,34833

= 99,88

Jadi, total sampel dalam penelitian ini adalah 100 orang

Untuk teknik pembagian sampling, dilakukan dengan teknik stratified

random sampling dengan cara mengidentifikasi karakteristik umum dari anggota

populasi, kemudian menentukan strata atau lapisan dari jenis karakteristik

unit-unit tersebut. Penentuan strata ini berdasarkan jumlah lingkungan yang ada di

Kelurahan Bangun Mulia, setelah ditentukan stratanya barulah masing-masing

strata diambil sampel yang mewakili strata dengan rumus:

= ×

Keterangan:

nı = banyaknya sampel setiap lingkungan

n = banyaknya populasi di setiap lingkungan

N = banyaknya populasi seluruh lingkungan

(31)

Lingkungan Perhitungan Hasil

Jadi total sampel pada lingkungan pertama adalah 24 orang, pada lingkungan

kedua sebanyak 17 orang, pada lingkungan ketiga 37 orang dan pada lingkungan

keempat 22 orang.

4.3 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan

Amplas. Adapun alasan pemilihan lokasi ini karena penelitian tentang

pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak belum pernah dilakukan di

tempat ini dan lokasi ini dikenal baik serta dapat dijangkau dengan mudah oleh

peneliti. Penelitian ini dilaksanakan pada 24 Juni – 08 Juli 2015.

4.4 Pertimbangan Etik

Penelitian ini sudah mendapat izin penelitian dari Fakultas Keperawatan USU.

Kemudian penelitian ini juga mendapat persetujuan dari Komisi Etik Penelitian

Kesehatan Fakultas Keperawatan USU. Dalam penelitian ini ada beberapa

pertimbangan etik yang diperhatikan yaitu lembar persetujuan penelitian,

kerahasiaan identitas responden dan kerahasiaan informasi.

Lembar persetujuan penelitian (Informed Consent) diberikan kepada

(32)

peneliti menjelaskan maksud dan tujuan dari penelitian serta menjelaskan

prosedur penelitian yang akan dilakukan. Setelah itu peneliti menanyakan

kesediaan responden untuk menjadi sampel dalam penelitian ini. Jika responden

bersedia maka responden diminta untuk menandatangani informed consent

tersebut. Namun, jika responden menolak untuk berpartisipasi dalam penelitian

maka peneliti tidak akan memaksa dan menghormati hak responden.

Berkaitan dengan kerahasiaan (Cofidentiality), untuk menjaga kerahasiaan

identitas responden maka peneliti tidak akan mencantumkan nama responden

(Anonimyty) pada lembar pengumpulan data atau kuesioner. Lembar tersebut

hanya diberi kode yang hanya diketahui oleh peneliti. Begitu juga dengan

kerahasiaan informasi yang telah dikumpulkan dari responden dijamin

kerahasiaannya.

4.5 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan peneliti dalam pengumpulan data adalah

kuesioner. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian, yang pertama kuesioner data

demografi dan yang kedua kuesioner pengetahuan orang tua tentang bullying

pada anak.

a. Kuesioner data demografi responden

Kuesioner data demografi respnden meliputi nomor responden, usia, peran

dalam keluarga, suku, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.

(33)

Kuesioner terdiri dari 12 pertanyaan tertutup dengan pilihan berganda yang

disusun oleh peneliti berdasarkan tinjauan pustaka. Jika pertanyaan dijawab

dengan benar diberi nilai 1 dan jika salah diberi nilai 0. Maka akan di dapat nilai

tertinggi 12 dan nilai terendah 0.

Penentuan panjang kelas untuk penilaian pengetahuan berdasarkan rumus

sebagai berikut :

=

Keterangan:

P : Panjang kelas

Rentang : Skor tertinggi – skor terendah

Banyak kelas : Jumlah kategoris

=12 − 03

=123

= 4

Berdasarkan jumlah yang diperoleh dari pengetahuan responden dapat dikategorikan

sebagai berikut:

1. Baik, bila skor yang dikumpulkan 9 - 12

2. Cukup, bila skor yang dikumpulkan 5 - 8

3. Kurang, bila skor yang dikumpulkan 0 - 4

(34)

Sebuah instrumen diakatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang

diinginkan dan dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Dengan kata lain secara sederhana dapat dikatakan bahwa sebuah instrument

dianggap valid jika instrument itu benar-benar dapat dijadikan sebagai alat ukur

untuk mengukur apa yang akan diukur (Setiadi, 2007). Uji validitas di lakukan

secara konten validity kepada ahlinya yaitu dosen Fakultas Psikologi Universitas

Sumatera Utara. Uji validitas di lakukan dengan menggunakan Conten Validity

Indeks sehingga di peroleh nilai indeks (CVI) 0,9. Dikatakan valid jika CVI >0,75

(Notoadmodjo, 2010).

Untuk mengetahui kepercayaan (reliability) instrument telah dilakukan uji

reabilitas instrumen sehingga dapat digunakan untuk mengetahui seberapa besar

derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang

akan diukur (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian dilakukan uji realibilitas pada

30 responden dengan 12 item pertanyaan yang dilakukan pada bulan Juni di Desa

Ujung Serdang. Uji realibilitas ini menggunakan KR-21 karena memiliki

instrumen dengan jumlah pertanyaan genap. Adapun hasil uji realibilitas yang

didapat dari hasil pengetesan pada 30 responden dengan menggunakan KR-21

yaitu menunjukkan hasil 0, 9 dinyatakan realiabel. Arikunto (2010) mengatakan

suatu instrumen dikatakan realiabel jika mempunyai nilai alpha 0,5 atau lebih.

4.7 Pengumpulan Data

Ada beberapa prosedur yang akan dilakukan dalam pengumpulan data

penelitian ini yaitu :

1. Mendapatkan surat permohonan izin pelaksanaan penelitian dari bagian

(35)

2. Mengajukan surat permohanan izin pelaksanaan penelitian kepada Badan

Penelitian dan Pengembangan Kota Medan

3. Mengajukan surat permohonan izin melakukan penelitian kepada Kantor

Kecamatan Medan Amplas

4. Kemudian mengajukan surat permohonan izin melaksanakan penelitian

kepada Lurah di Kelurahan Bangun Mulia. Lalu petugas di kelurahan

memberikan saran untuk mempermudah pengumpulan data, sebaiknya

melakukan pengumpulan data pada saat ada kegiatan lingkungan seperti

doa lingkungan.

5. Menanyakan data keluarga yang sudah memiliki anak pada masing-masing

Kepala Lingkungan yang ada di Kelurahan Bangun Mulia dan

mendapatkan beberapa saran keluarga yang bisa dijadikan responden.

6. Peneliti juga bertanya secara acak kepada responden lain untuk

mendapatkan data tambahan dari keluarga lain yang bisa dijadikan

responden juga.

7. Pada setiap responden peneliti menjelaskan untuk menyatakan persetujuan

bersedia menjadi responden secara sukarela.

8. Setelah calon responden bersedia maka diminta untuk menandatangani

lembar persetujuan (informed consent).

9. Kemudian peneliti menjelaskan cara pengisian kuesioner kepada

responden dan selanjutnya dipersilahkan untuk mengisi kuesioner dengan

jujur dan agar mengisi seluruh pertanyaan yang ada.

10.Setelah kuesioner diisi, dikumpulkan kembali oleh peneliti dan diperiksa

(36)

Sebagian data diperoleh saat kegiatan perkumpulan di lingkungan dan sebagian

lagi peneliti mengumpulkan data dengan menyebarkan kuesioner ke

masing-masing rumah responden secara langsung. Pengumpulan data dilakukan selama 15

hari dimulai pada tanggal 24 Juni- 8 Juli 2015.

4.8 Analisa Data

Arikunto (2006) mengatakan pengolahan data melalui beberapa tahap yaitu

tahap editing yaitu tahap untuk mengecek kelengkapan data diantaranya

kelengkapan ketentuan identitas pengisi, kelengkapan lembar kuesioner, dan

kelengkapan isian sehingga apabila terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi

segera oleh peneliti. Tahap coding yaitu melakukan pemberian kode untuk

memudahkan pengolahan data. Tahap entry yaitu memasukkan data ke dalam

komputer dengan menggunakan teknik komputerisasi. Dan tahap tabulating yaitu

pengelompokan data sesuai dengan variabel yang diteliti yaitu pengetahuan orang

tua tentang bullying pada anak.

4.8.1 Analisis Univariat

Analisis ini untuk mendapatkan gambaran pada variabel yang diteliti, yaitu

karakteristik responden berdasarkan usia, peran dalam keluarga, suku, pendidikan,

pekerjaan, penghasilan dan memberikan gambaran tentang pengetahuan orang tua

tentang bullying pada anak. Gambaran yang didapat dimasukkan ke dalam bentuk

(37)

Dalam bab ini diuraikan hasil penelitian yang bertujuan untuk

mengidentifikasikan pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di

Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas. Hasil penelitian ini

diperoleh melalui pengumpulan data yang dilaksanakan pada 24 Juni- 08 Juli

2015. Pengumpulan data dilakukan pada 100 responden. Penyajian data meliputi

karakteristik data demografi responden dan distribusi persentase pengetahuan

orang tua tentang bullying pada anak.

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Karakteristik Responden

Karakteristik responden yang dipaparkan dalam data demografi mencakup

usia, peran dalam keluarga, suku, tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan.

Dari hasil penelitian dengan jumlah responden 100 orang didapatkan mayoritas

responden berumur sekitar 36 – 45 tahun sebanyak 67 orang (67%), peran dalam

keluarga sebagai ibu sebanyak 73 orang (73%), suku karo sebanyak 71 orang

(71%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 64 orang (64%), pekerjaan wiraswasta

sebanyak 35 orang (35%) dan penghasilan keluarga < Rp. 2.037.000 sebanyak 45

orang (45%). Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden di

Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas dapat dilihat pada tabel 5.1

di bawah ini.

(38)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Data Demografi Orang Tua di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas Tahun 2015 (n=100)

Karakteristik Responden f (%)

(39)

5.1.2. Jawaban Responden Mengenai Pengetahuan tentang Bullying

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa sebanyak 49 responden (49%) yang

menjawab benar tentang pengertian bullying, namun lebih banyak responden yang

menjawab salah sebanyak 51 responden (51%). Terdapat 44 responden (44%)

menjawab benar tentang pengertian verbal bullying dan 47 responden (47%)

menjawab benar tentang contoh dari verbal bullying. Ada 41 responden (41%)

yang menjawab benar tentang pengertian fisik bullying, ini lebih sedikit daripada

yang menjawab salah yaitu sebanyak 59 responden (59%). Namun, pada

pertanyaan contoh dari fisik bullying mayoritas responden menjawab benar yaitu

sebanyak 55 responden (55%). Mayoritas responden menjawab salah pada

pertanyaan tentang pengertian sosial bullying yaitu sebanyak 67 responden (67%)

sedangkan yang menjawab benar hanya 40 responden (40%). Pertanyaan tentang

contoh dari sosial bullying juga, mayoritas responden menjawab salah sebanyak

60 responden (60%), hanya 40 responden (40%) yang menjawab benar. Terdapat

43 responden (43%) yang menjawab benar tentang pengertian eletronik bullying/

cyberbullying dan 55 responden (55%) menjawab benar tentang contoh dari

eletronik bullying/ cyberbullying. Terdapat sebanyak 51 responden (51%) yang

menjawab benar tentang salah satu faktor yang menyebabkan bullying terjadi dan

dilakukan oleh anak-anak, sebanyak 65 responden (65%) menjawab benar tentang

dampak jangka pendek dari bullying sedangkan pada pertanyaan tentang dampak

jangka panjang dari bullying mayoritas menjawab salah yaitu sebanyak 60

(40)

Distribusi frekuensi dan presentasi jawaban responden tentang bullying dapat

dilihat pada tabel 5.2. di bawah ini.

Tabel 5.2 Distribusi jawaban responden tentang bullying

No Pertanyaan Benar Salah bullying terjadi dan dilakukan oleh anak-anak

51 51 49 49

11 Dampak jangka pendek dari bullying 65 65 35 35

12 Dampak jangka panjang dari bullying 40 40 60 60

5.1.3 Pengetahuan Orang Tua Tentang Bullying Pada Anak

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa pengetahuan orang tua tentang

bullying pada anak dikategorikan cukup yaitu sebanyak 68 responden (68 %)

dengan skor kuesioner 5 - 8, kategori pengetahuan baik 2 responden (2 %) dengan

(41)

dengan skor 0 – 4. Distribusi frekuensi pengetahuan orang tua tentang bullying

pada anak dapat dilihat pada tabel 5.2 berikut ini.

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas (n = 100)

Pada penelitian ini pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak dilihat dari

4 aspek, yaitu pengetahuan orang tua tentang pengertian, jenis-jenis, faktor yang

mempengaruhi dan dampak dari bullying. Hasil penelitian ini menyatakan mayoritas

responden berpengetahuan cukup dengan skor kuesioner 5 – 8 yaitu 68 orang (68

%), hal ini berkaitan dengan data karakteristik responden yang mayoritas berada pada

usia 36 – 45 tahun sebanyak 67 orang (67 %). Hal ini sesuai dengan yang

dikemukakan Notoadmojo (2003) bahwa semakin bertambah usia seseorang maka

semakin banyak pengetahuan yang ia terima. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan

mayoritas responden berperan sebagai ibu sebanyak 73 orang (73 %), hal ini

dikarenakan ibu memiliki peran yang lebih banyak dalam mendidik, membimbing

dan mengarahkan anak-anak khususnya di lingkungan rumah mereka, namun ayah

juga memiliki peran penting dalam menjaga anak dalam keluarga.

Mayoritas responden bersuku Karo 71 orang (71%) sesuai pendapat Notoadmojo

(2003) bahwa kebudayaan yang dimiliki seseorang akan mempengaruhi dalam hal

(42)

nilai dalam masyarakat sesuai kebudayaannya sehingga pemberitahuan yang dapat

menimbulkan kesadaran dan mempengaruhi perilaku.

Data karakteristik responden menunjukkan mayoritas responden berpendidikan SMA

sebanyak 64 orang (64%), ini juga menunjukkan pengetahuan sangat dipengaruhi

oleh pendidikan seseorang.

Dari hasil data yang diperoleh mayoritas pekerjaan orang tua adalah pedagang/

wiraswasta sebanyak 35 orang (35 %) dan mayoritas berpenghasilan < Rp. 2.037.000

sebanyak 45 orang (45 %). Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Rosmary

(2010) bahwa waktu dan uang adalah alasan utama para orang tua mendapatkan

pengetahuan sebagai pedoman yang dapat dijadikan panduan untuk merawat dan

menghadapi anak.

Dari hasil penelitian juga didapatkan data mayoritas responden menjawab salah

pada pertanyaan tentang pengertian sosial bullying sebanyak 67 responden (67%) dan

tentang contoh dari sosial bullying sebanyak 60 responden (60%). Hal ini terkait

dengan mayoritas responden yang berpendidikan SMA, sesuai dengan yang

dikemukan oleh Suparlan (2005), bahwa pendidikan adalah proses penyampaian

bahan atau materi pendidikan oleh pendidik kepada sasaran pendidikan guna

mencapai perubahan tingkat prilaku. Pada umumnya pendidikan meningkatkan

tingkat intelegensinya. Jadi jelaslah bahwa semakin tinggi pendidikan seseorang

maka semakin tinggi maka semangkin tinggi pula tingkat pengetahuannya. Hal ini

juga sesuai hasil penelitian Tumon (2014) yang berjudul “Studi Deskriptif Perilaku

Bullying pada Remaja” yang menyatakan bahwa bentuk secara verbal bullying adalah

perilaku bullying yang paling sering dilakukan, sehingga jenis bullying lain seperti

(43)

juga didapatkan data banyak responden yang menjawab salah tentang dampak jangka

panjang dari bullying sebanyak 60 responden (60%). Hal ini terkait pendapat Astuti

(2008) yang menyatakan orang tua sering kali keliru pada perilaku anak dengan

menganggap anak dapat menyesuaikan diri sendiri bergaul di lingkungannya,

maka terkadang orang tua tidak terlalu peduli apa yang terjadi pada lingkungan

anak, sehingga sering kali orang tua tidak menyangka akan ada dampak yang

sangat buruk seperti ada keinginan bunuh diri pada anak yang di-bully. Pandangan

ini tidak seluruhnya benar, karena orang tua harus tetap peduli tentang lingkungan

anak dan tahu apa yang terjadi dengan perilaku anak, khususnya perilaku bullying

yang sering terjadi pada anak.

Dalam masa perkembangan sosial anak, khususnya pada usia sekolah

kekerasan memang pasti terjadi di lingkungannya karena pengaruh teman sebaya

salah satunya. Walaupun anak-anak ingin menghabiskan waktu lebih banyak

dengan teman sebayanya namun pada akhirnya anak akan tetap mempertahankan

sistem nilai dari orang tua mereka (Wong, 2008). Pada masa perkembangannya,

anak juga menemukan bahwa orang tua dapat melakukan kesalahan, dan mulai

menanyakan pengetahuan orang tua, yang sebelumnya dianggap anak sebagai

orang yang paling tahu (Wong, 2008) Maka dari itu, sangatlah penting orang tua

memiliki pengetahuan yang baik, karena dengan pengetahuan perilaku seseorang

dapat diarahkan ke hal yang lebih baik sehingga orang tua pun dapat membimbing

anaknya dengan baik, khususnya saat anak menemukan masalah tentang bullying

(44)

Orang tua tetaplah merupakan orang pertama dan terutama dalam membina

anak, khususnya membantu anak agar bisa jauh dari perilaku bullying. Maka dari

itu sudah seharusnya orang tua memiliki pengetahuan yang baik tentang bullying

agar dapat menjaga dan mengajarkan anak-anak mereka agar terhindar dari

perilaku bullying temannya ataupun tidak melakukan bullying terhadap teman di

lingkungannya. Ada banyak orang tua yang tidak terlalu peduli dengan bullying

yang terjadi pada anak karena menganggap bullying adalah hal yang biasa terjadi

di lingkungan anak-anak karena bagian dari senioritas atau bagian yang wajar

karena terkadang orang tua sendiri pun melakukan bullying pada anaknya (Astuti,

2008).

Dengan adanya pengetahuan orang tua yang baik tentang bullying,

diharapkan orang tua dapat menjalankan perannya dengan baik dalam hal bullying

pada anak, seperti mampu memberikan informasi terbaru kepada anak tentang

bullying. Hal ini sesuai dengan pendapat Astuti (2008) seharusnya orang tua dapat

menjalankan perannya dalam bullying pada anak dengan mampu melakukan

fungsi kontrolnya dengan adil dan bertanggung jawab, mampu bertindak cepat

dan objektif dalam menghadapi bullying anak dengan pengetahuan yang orang tua

miliki tentang bullying sehingga dengan demikian orang tua selalu bisa menjadi

orang pertama yang mampu mendampingi dan melindungi anak dalam suasana

(45)

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan pada tanggal 24 Juni

sampai dengan 08 Juli 2015 pada orang tua di Kelurahan Bangun Mulia

Kecamatan Medan Amplas, dapat disimpulkan bahwa data hasil penelitian tentang

karekterisitik responden dengan jumlah 100 orang yang meliputi usia, peran

dalam keluarga, suku, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan. Data yang

diperoleh menunjukkan manyoritas responden usia 36 – 45 tahun sebanyak 67

orang (67%). Berdasarkan peran dalam keluarga sebagai ibu sebanyak 73 orang

(73%), suku karo sebanyak 71 orang (71%), tingkat pendidikan SMA sebanyak 64

orang (64%), pekerjaan wiraswasta sebanyak 35 orang (35%) dan penghasilan

keluarga < Rp. 2.037.000 sebanyak 45 orang (45%). Dan rata- rata skor total

pengetahuan orangtua tentang bullying pada anak berada dalam kategori baik 2

responden (2%), kategori cukup 68 responden (68 %) dan kategori kurang 30

responden (30%).

6.2 Saran

6.2.1 Bagi Masyarakat

Hasil penelitian ini sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi orangtua

bahwa bullying adalah masalah pada anak yang harus diperhatikan oleh orangtua

sehingga orangtua juga harus meningkatkan pengetahuannya agar dapat

memberikan pendidikan kepada anaknya tentang bullying.

(46)

6.2.2 Bagi pendidikan keperawatan Universitas Sumatera Utara

Hasil penelitian ini menjadi masukan dan menambah ilmu keperawatan

anak dalam memberikan gambaran tentang bullying pada anak.

6.2.3 Bagi praktek keperawatan

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan, perawat sebaiknya tidak hanya

berfokus kepada pelayanan yang bersifat kuratif, tetapi juga harus memperhatikan

pelayanan kesehatan yang bersifat preventif yaitu dengan memberikan informasi

pentingnya pengetahuan orangtua tentang bullying pada anak.

6.2.4 Bagi penelitian keperawatan

Pada penelitian selanjutnya disarankan agar diteliti bagaimana hubungan

pengetahuan orangtua dengan perilaku bullying pada anak. Dan pada saat mengisi

kuesioner peneliti harus mendampingi responden sehingga tidak ada kesalahan

dalam pengisian kuesioner.

6.2.4 Bagi Komisi Perlindungan Anak

Komisi Perlindungan Anak diharapkan memberi perhatian juga kepada

orang tua dari anak-anak, khususnya anak-anak yang di-bully agar orang tua juga

lebih banyak mendapat informasi tentang bullying untuk menambah

pengetahuannya sehingga Komisi Perlindungan Anak bersama dengan orang tua

(47)

Arikunto, S. 2010 Prosedur Penelitian., Jakarta : Rineka Cipta

Anderson, C. M., & Kincaid, D. 2005. Applying behavior analysis to school violence and discipline problems: Schoolwide positive behavior

support. Behavior Analyst

Astuti, P.R. 2008. Meredam Bullying: 3 Cara Efektif Mengatasi Kekerasan Pada Anak. Jakarta: Grasindo

Djuwita, R. 2006. Kekerasan Tersembunyi Di Sekolah : Aspek – Aspek Psikososial Dari Bullying. Makalah Dalam Workshop Bullying :

Masalah Tersembunyi Dalam Dunia Pendidikan Di Indonesia. Jakarta

Gunarsa. 2001. Psikologi Praktis: Anak, Remaja dan Keluarga. Jakarta: Gunung Mulia

Gunarsa, 2008. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Gunung Mulia

Hidayati, N. 2012. Bullying pada Anak: Analisis dan Alternatif Solusi. INSAN Vol. 14 No. 01, April 2012

Holt, et.al. 2009. Parent/Child Concordance about Bullying Involvement and Family Characteristics Related to Bullying and Peer

Victimization.Journal of School Violence, 8:42–63

Krahe, B. 2005. Perilaku Agresif - Buku Panduan Psikologi Sosial. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Limber, S. P. 2002. Bullying among children and youth. Proceedings of the Educational Forum on Adolescent Health: Youth Bullying. Chicago:

American Medical Association. http://www.amaassn.org/ama1/pub/ upload/mm/39/youthbullying.pdf. Diakses 20 Maret 2015

Luthar, S. (2006). Resilience in development: A synthesis of research across five decades. Dalam Cicchetti,D.,& Cohen, D.J. (Ed.) Developmental

(48)

Nazly, P. (2014). Faktor Penyebab Peserta Didik Melakukan Bullying di SMP

NEGERI 15 PADANG. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) PGRI Sumatera Barat, Padang

Notoatmodjo. 2003. Prinsip-prinsip Dasar Ilmu Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta ___________. 2007. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta :Rineka Cipta ___________. 2010 Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Santrock, J.W. 2007. Perkembangan Anak. Jakarta : Erlangga

SEJIWA (Yayasan Semai Jiwa Amini). 2008. Mengatasi kekerasan dari sekolah dan lingkungan anak. Jakarta: Grasindo.

Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Edisi: Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu

Suhartono, S. 2005. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Edisi 1. Yogyakarta: AR-RUZZ Suparlan S. 2005. Psikologi Perkembangan, Yokyakarta: Ar- Ruzz Media

Totten and Quigley. 2005. Parental knowledge of child-reported bully-victim and sexual harassment problems in seven Canadian schools: Implications

for policy and program development: Canadian Public Health

Association.www.cpha.ca.pdf. Diakses 10 Februari 2015

(49)

Oleh

Hariyati Karmila Sebayang

Saya adalah mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mengetahui bagaiman pengetahuan orang tua tentang bullying pada anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas. Penelitian ini dilakukan sebagai salah satu kegiatan dalam menyelesaikan proses perkuliahan Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Untuk keperluan tersebut saya mohon kesediaan saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini. Selanjutnya saya mohon kesediaan saudara mengisi kuesioner dengan jujur dan sesuai dengan pendapat saudara sendiri. Informasi yang saudara berikan hanya digunakan untuk penelitian ini dan tidak dipergunakan untuk maksud lain. Kerahasiaan data saudara dan jawaban yang diberikan terjamin dan tidak disebarkan untuk hal yang dapat merugikan saudara.

Partisipasi saudara dalam penelitian ini bersifat sukarela. Saudara bebas untuk ikut atau tidak menjadi responden penelitian tanpa ada sanksi apapun. Jika saudara bersedia silahkan menandatangani formulir ini.

Medan, Juni 2015

(50)

Lampiran 2 INSTRUMEN PENELITIAN

Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak di Kelurahan Bangun Mulia Kecamatan Medan Amplas

Petunjuk Umum Pengisian

1. Isilah data di bawah dengan lengkap dan benar sesuai dengan kondisi saat ini

2. Tuliskan tanda check list (√ ) pada kotak yang sudah disediakan sesuai dengan keadaan.

3. Tiap satu pertanyaan diisi dengan satu jawaban dan berilah tanda silang (x) pada pilihan jawaban.

4. Jika ada hal yang kurang jelas, silahkan bertanya pada peneliti.

(51)

Rp. 2.037.000,- s.d. Rp. 3.000.000,- > Rp. 3.000.000,-

B. Kuesioner Pengetahuan Bullying

1. Pengertian dari bullying pada anak adalah:

a. Bullying adalah hal yang biasa dilakukan oleh orang dewasa

b. Bullying adalah permainan yang sering dan biasa dilakukan anak-anak dengan teman sebayanya

c. Bullying adalah perlakuan tidak menyenangkan anak untuk mengganggu anak lain yang lebih lemah

d. Bullying adalah kebiasaan yang dilakukan oleh lansia

2. Yang dimaksud dengan verbal bullying adalah:

a. Tindakan yang membiarkan orang untuk tetap berbicara

b. Tindakan dengan mengatakan hal-hal yang jelek yang mengganggu orang lain

c. Tindakan yang memberikan setiap orang bebas berpendapat d. Tindakan dengan melakukan hal jelek

3. Berikut ini yang termasuk dalam contoh verbal bullying:

a. Memanggil dengan julukan jelek, mengejek, memaki, mengancam b. Mencubit, memukul, mengganggu

c. Menjatuhkan, menulis hal yang buruk d. Memberikan pesan kepada orang lain

4. Yang dimaksud dengan fisik bullying adalah

a. Tindakan tidak menyenangkan yang dapat dilihat karena terjadi sentuhan fisik

b. Tindakan dengan mengatakan hal-hal yang jelek tentang orang lain c. Perilaku seseorang yang dapat melukai perasaan orang lain

d. Perilaku yang membuat orang lain merasa senang

5. Berikut ini adalah beberapa contoh dari fisik bullying:

a. Membentak, mengejek, menghina

(52)

6. Yang dimaksud dengan sosial bullying adalah:

a. Tindakan yang menyakiti perasaan orang lain karena sudah dibentak dan dihina

b. Tindakan yang membuat orang lain terluka karena ada sentuhan fisik c. Tindakan yang merusak reputasi/ hubungan orang lain dan menyebarkan

gosip

d. Tindakan yang melukai orang lain karena terjadi sentuhan fisik seperti memukul

7. Salah satu contoh dari sosial bullying adalah:

a. Menghasut orang lain untuk tidak berteman dengan orang tertentu b. Menertawakan teman yang sedang kesusahan

c. Memukul dan mengejek d. Menghina dan membentak

8. Yang dimaksud dengan elektronik bullying/ cyberbullying adalah:

a. Bullying yang dilakukan hanya melalui SMS saja

b. Bullying yang dilakukan dengan memanfaatkan teknologi seperti Hp, computer, dll

c. Bullying yang dilakukan dengan facebook

d. Bullying yang dilakukan dengan menghina orang lain di depan teman-temannya

9. Contoh dari elektronik bullying / cyberbullying adalah:

a. Membuat foto seseorang di internet b. Menyimpan gambar teman di Hp anda c. Mengancam orang lain melalui SMS d. Menulis cerita di internet

10. Salah satu faktor yang menyebabkan bullying terjadi dan dilakukan oleh anak-anak adalah:

a. Pengaruh teman sebaya b. Komunikasi

(53)

11. Berikut adalah dampak jangka pendek dari bullying :

a. Konsentrasi belajar menurun, sering cemas b. Selalu mengurung diri

c. Ada keinginan bunuh diri d. Depresi berat

12. Dampak jangka panjang dari bullying adalah:

(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)

Lampiran 12

Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying

Yang dimaksud dengan verbal bullying

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 53 53.0 53.0 53.0

Benar 47 47.0 47.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Yang dimaksud dengan fisik bullying

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 45 45.0 45.0 45.0

Benar 55 55.0 55.0 100.0

(68)

Yang dimaksud dengan sosial bullying

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 60 60.0 60.0 60.0

Benar 40 40.0 40.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Yang dimaksud dengan elektronik bullying/ cyberbullying

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 57 57.0 57.0 57.0

Benar 43 43.0 43.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Contoh dari elektronik bullying / cyberbullying

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 55 55.0 55.0 55.0

Benar 45 45.0 45.0 100.0

(69)

Salah satu faktor yang menyebabkan bullying terjadi dan dilakukan oleh

anak-anak

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 49 49.0 49.0 50.0

Benar 51 51.0 51.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Dampak jangka pendek dari bullying

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 35 35.0 35.0 35.0

Benar 65 65.0 65.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Dampak jangka panjang dari bullying

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Salah 60 60.0 60.0 60.0

Benar 40 40.0 40.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Pengetahuan Orang Tua tentang Bullying pada Anak

Frequency Percent Valid Percent

(70)
(71)
(72)
(73)
(74)

Lampiran 15

TAKSASI DANA

Keterangan dana yang telah dipakai dan diperlukan untuk pembiayaan kegiatan mulai dari proses pembuatan proposal sampai dengan pembuata skripsi.

1. Pembuatan Proposal

Dana yang telah dipakai :

a. Photocopy bahan : Rp. 50.000,-

b. Internet : Rp. 100.000,-

c. Kertas A4 80 gram 1 rim : Rp. 38.000,-

d. Perbanyak proposal : Rp. 50.000,-

e. Konsumsi Dosen Penguji dan Pembimbing : Rp. 120.000,-

2. Pembuatan Skripsi

Dana yang diperlukan :

a. Menterjemahkan abstrak : Rp. 100.000,-

b. Pengurusan surat etik : Rp. 100.000,-

c. Konsumen Dosen Penguji dan Pembimbing : Rp. 200.000,-

d. Burn 6 CD-ROM : Rp. 42.000,-

e. Fotocopy + Jilid + Perbaikan proposal : Rp. 50.000,-

f. Membeli souvenir penelitian : Rp. 150.000,-

g. Transportasi : Rp. 50.000,-

h. Jilid Lux skripsi : Rp. 40.000,-

(75)

Lampiran 16

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Hariyati Karmila Sebayang

Tempa/Tanggal Lahir : Bangun Mulia, 09 Oktober 1992

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Katolik

Alamat : Jl. Sisinga Manga Raja km. 11 No. 40

No. Hp : 085206382913

E-mail : hariyati.sebayang@yahoo.com

Riwayat Pendidikan :

1. SD Santo Antonius Bangun Mulia (1999- 2005)

2. SMP Santo Antonius Bangun Mulia (2005- 2008)

3. SMK Telkom Sandhy Putra Medan ( 2008- 2011)

Gambar

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Presentase Karakteristik Data Demografi
Tabel 5.2 Distribusi jawaban responden tentang bullying

Referensi

Dokumen terkait

R DENGAN PRIORITAS MASALAH KEBUTUHAN DASAR GANGGUAN TIDUR PADA KLIEN DIABETES MELITUS.. DI KELURAHAN HARJOSARI LINGKUNGAN VII KECAMATAN MEDAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI TERJADINYA KEKERASAN TERHADAP ANAK DALAM RUMAH TANGGA.. (Studi Kasus: Kelurahan Tanjung Mulia Hilir Kecamatan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat dalam pelaksanaan program Family Development Session (FDS) di kelurahan Timbang Deli kecamatan Medan

Gangguan Tidur pada klien diabetes melitus di Kelurahan Harjosari Lingkungan VII. Kecamatan

Asuhan Keperawatan pada Ny.S dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Nutrisi.. di Lingkungan VII Kelurahan Harjosari II Kecamatan

Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa respon masyarakat dalam pelaksanaan program Family Development Session (FDS) di kelurahan Timbang Deli kecamatan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon masyarakat dalam pelaksanaan program Family Development Session (FDS) di kelurahan Timbang Deli kecamatan Medan Amplas..

Asuhan Keperawatan pada Klien dengan Prioritas Masalah Kebutuhan Dasar Istirahat Tidur di Kelurahan.. Siti Rejo II Kecamatan