• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan)"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Sumatera Utara

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

( Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap

Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares

Indonesia Medan )

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana

Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

IKA LIANI MANURUNG

080904048

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja di kalangan karyawan Hotel Grand Antares Indonesia Medan.

Studi korelasional ini bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel Iklim Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap variabel Kepuasan Kerja. Teori – teori yang digunakan adalah: Komunikasi Organisasi, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Jaringan Komunikasi, Iklim Komunikasi Organisasi, Peranan Pimpinan terhadap Iklim Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja dan Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja.

Untuk menganalisis data tentang hubungan diantara variabel digunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan korelasi pada penelitian ini adalah software SPSS 16.0.

Teknik penarikan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana semua populasi yang berjumlah 23 orang dijadikan sampel, karena apabila populasi berjumlah kurang dari 100 orang, menurut Arikunto maka sebaiknya diambil seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Adapun uji hipotesis menggunakan rumus Rank Spearman melalui program SPSS 16.0, diperoleh hasil rs= 0,545 yang berarti bahwa hubungan menunjukkan korelasi yang cukup berarti. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha yaitu terdapat hubungan antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia.

(3)

Universitas Sumatera Utara

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan

penulis kesehatan, semangat, hikmat, dan pertolongan sehingga dapat menyelesaikan

penulisan skripsi ini, guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana.

Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi yang berjudul Hubungan Iklim

Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel

Grand Antares Indonesia Medan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena

itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca

skripsi ini, sehingga di lain waktu penulis dapat menyusun karya ilmiah yang lebih

baik lagi.

Penulis juga menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,

mulai dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, pasti sangatlah sulit

bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, tak lupa penulis ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah berbaik hati meluangkan waktunya untuk membantu dan mendukung penulis dalam

menyusun skripsi ini :

1. Prof. DR. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik USU.

2. Ketua Departemen Ilmu Komunikasi USU, Dra. Fatmawardy Lubis, M.A.

3. Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi USU, Dra. Dayana, M.Si

4. Drs. Syafruddin Pohan, M.Si, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah

menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dengan

penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.

5. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU, terima kasih atas segala ilmu

yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswi Departemen

(4)

Universitas Sumatera Utara 6. Seluruh Staf Departemen Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu

penulis dalam memberi informasi dan membantu setiap proses administrasi

dengan cekatan.

7. Pihak Hotel Grand Antares Indonesia yang telah mengizinkan penulis untuk

mengadakan penelitian dan telah banyak membantu dalam usaha memperoleh

data yang diperlukan.

8. Orang tua penulis, E. P. Manurung, S.E dan R. Butar – butar, BA yang telah membesarkan dan mencintai penulis dengan begitu luar biasa. Juga kepada

abang Ivan F. Manurung, S,MB dan adik Indra Michael Manurung serta adik

tersayang Michelle Florencia.

9. Keluarga Besar Manurung dan Butar – butar yang telah memberi semangat, doa dan dukungan yang tiada hentinya kepada penulis. Kalian selalu menjadi

motivasi terbesar bagi penulis untuk terus maju.

10.Saudara sekaligus sahabat penulis Putri Manurung, Yohanes Sinambela, Jhon

Malau, Imanuel Sihite, Fuad Alexander, Josephin Turnip, Kartika

Tampubolon, atas teguran, dukungan, dan semangat yang menguatkan

penulis.

11.Sahabat terbaik penulis Ande Simangunsong S.Ikom, Josefine Simatupang

S.Ikom, Resky Kembaren S.Sos.

12.Semua teman – teman Komunikasi 2008, sangat beruntung bisa mengenal orang – orang hebat seperti kalian.

13.Dan buat semua orang yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima

kasih atas segala dukungan, doa, semangat, dan bantuan yang telah diberikan

kepada penulis. Kalian luar biasa.

Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan atas semua yang telah

diberikan kepada penulis. Akhir kata, penulis berharap Tuhan berkenan membalas

(5)

Universitas Sumatera Utara terbaik akan selalu menjadi bagian bagi semua pihak yang penulis sebutkan di atas.

Amin

Medan, Desember 2013

(6)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK ... iii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ...ix

BAB I : PENDAHULUAN...1

1.1Latar Belakang Masalah ...1

1.2Pembatasan Masalah ...6

1.3Perumusan Masalah ...6

1.4Tujuan Penelitian ...6

1.5Manfaat Penelitian ...7

BAB II : URAIAN TEORITIS ...8

2.1Kerangka Teori ...8

2.1.1 Komunikasi Organisasi ...8

2.1.2 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi ...11

2.1.3 Arus Informasi dalam Organisasi ...14

2.1.4 Iklim Komunikasi dalam Organisasi ... 23

2.1.5 Kepuasan Kerja ...27

2.1.6 Hubungan Iklim Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja ..32

2.2Kerangka Konsep ...32

2.3Variabel Penelitian ...33

2.4Definisi Operasional ... 34

2.5Hipotesis ...36

BAB III : METODE PENELITIAN...37

3.1 Deskriptif Lokasi Penelitian ...37

3.1.1 Deskiptif Penelitian ...37

(7)

Universitas Sumatera Utara

3.1.3 Struktur Organisasi ...39

3.2 Metode Penelitian ...41

3.3 Populasi dan Sampel ...41

3.3.1 Populasi ...41

3.3.2 Sampel ...41

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42

3.5 Teknik Analisis Data ...42

3.5.1 Analisis Tabel Tunggal ...42

3.5.2 Analisis Tabel Silang ...42

3.5.3 Uji Hipotesis ...43

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ...46

4.1Teknik Pengolahan Data ...46

4.2Analisis Tabel Tunggal ...47

4.2.1 Karakteristik Responden ...47

4.2.2 Iklim Komunikasi Organisasi (X) ... 49

4.2.3 Kepuasan Kerja (Y) ...60

4.3 Analisis Tabel Silang ...68

4.4 Pengujian Hipotesis ... 79

4.5 Hasil Kuesioner Terbuka ...82

4.6 Pembahasan ...85

BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 88

5.1Simpulan ...88

5.2Saran ...89

(8)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR TABEL

No. Tabel Halaman

Variabel Penelitian

Tabel 2.1 Kerangka Teoritis ... 34

Hotel Grand Antares Indonesia Tabel 3.1 Daftar Harga Kamar / hari ... 37

Analisis Tabel Tunggal Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 47

Tabel 4.2 Usia Responden ... 48

Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Responden ... 48

Tabel 4.4 Lama Bekerja Responden ... 49

Tabel 4.5 Kepercayaan terhadap Atasan ... 49

Tabel 4.6 Bawahan percaya dengan kemampuan anda dalam menyelesaikan pekerjaan ... 50

Tabel 4.7 Rekan kerja anda memiliki kepercayaan kepada anda ... 51

Tabel 4.8 Dalam setiap pengambilan keputusan, anda selalu diajak berdiskusi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan jabatan anda ... 51

Tabel 4.9 Responden pernah diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dalam organisasi ... 52

Tabel 4.10 Organisasi mendukung atas perbedaan pendapat diantara anggota organisasi…... 53

Tabel 4.11 Anda selalu memberikan dukungan pada setiap kebijakan organisasi ... 53

Tabel 4.12 Anda tidak selalu menerima informasi tentang peningkatan kemampuan kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan anda dalam organisasi ….... 54

Tabel 4.13 Tidak semua pegawai memiliki akses yang mudah terhadap informasi yang berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka ... 55

(9)

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Bagi organisasi, kesejahteraan pegawai sangat penting artinya untuk

meningkatkan kinerja pegawai ... 56

Tabel 4.16 Anda berani dan dapat menyatakan apa yang ada dipikiran anda setiap

anda berbicara langsung dengan rekan sekerja ... 57

Tabel 4.17 Atasan anda selalu mau mengakui setiap kekeliruan atau kesalahan yang

mungkin dilakukan ... 58

Tabel 4.18 Mengakui kepada atasan anda jika rekan sekerja anda ditegur karena

kesalahan yang anda perbuat ... 59

Tabel 4.19 Gaji yang diterima tidak sesuai dengan beban kerja yang telah

dilakukan ... 60

Tabel 4.20 Tunjungan yang anda terima sudah cukup memadai ... 60

Tabel 4.21 Rekan kerja anda saling membantu dalam menyelesaikan persoalan

yang menyangkut pekerjaan Anda ... 61

Tabel 4.22 Rekan anda selalu menunjukkan sikap yang saling mendukung ... 62

Tabel 4.23 Hubungan responden dengan rekan kerja adalah harmonis ... 62

Tabel 4.24 Terdapat ketersediaan peluang dan sumber untuk mempelajari ketrampilan

baru dalam perusahaan ini ... 63

Tabel 4.25 Sistem promosi yang dilakukan perusahaan tempat anda bekerja sudah

berjalan dengan baik ... 64

Tabel 4.26 Dalam memberikan disiplin, sikap atasan anda sangat bijaksana ... 65

Tabel 4.27 Atasan anda tidak pernah mempermalukan anda di depan umum ... 65

Tabel 4.28 Ketika anda berhasil melakukan pekerjaan dengan baik, atasan

menyambut dengan baik ... 66

Tabel 4.29 Responden merasa bahwa pekerjaan ini sangat berarti ... 67

Tabel 4.30 Responden merasa mantap dengan pekerjaan yang dilakukan ... 67

(10)

Universitas Sumatera Utara Tabel 4.31 Bawahan percaya dengan kemampuan responden dalam menyelesaikan

pekerjaan * Hubungan responden dengan rekan kerja adalah harmonis *

Jenis Kelamin Responden ... 69

Tabel 4.32 Organisasi mendukung atas perbedaan pendapat diantara anggota

organisasi * Sistem promosi yang dilakukan perusahaan tempat anda

bekerja sudah berjalan dengan baik * Usia Responden ... 71

Tabel 4.33 Bagi organisasi, kesejahteraan pegawai sangat penting artinya untuk

meningkatkan kinerja pegawai * Responden merasa bahwa pekerjaan ini

sangat berarti * Pendidikan Responden ... 74

Tabel 4.34 Responden pernah diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dalam

organisasi * Responden merasa mantap dengan pekerjaan yang dilakukan

* Lama Bekerja Responden ... 77

Uji Hipotesis

Tabel 4.35 Hasil Uji Korelasi Pearson ... 81

Hasil Kuesioner Terbuka

Tabel 4.36 Hasil Jawaban Kuesioner Terbuka Iklim Komunikasi Organisasi ... 83

(11)

Universitas Sumatera Utara

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Halaman

Gambar 2.1 Sistem Komunikasi Organisasi ... 12

Gambar 2.2 Arah Komunikasi Organisasi ... 14

Gambar 2.3 Keterangan Konseptual ... 33

(12)

Universitas Sumatera Utara ABSTRAK

Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja di kalangan karyawan Hotel Grand Antares Indonesia Medan.

Studi korelasional ini bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel Iklim Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap variabel Kepuasan Kerja. Teori – teori yang digunakan adalah: Komunikasi Organisasi, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Jaringan Komunikasi, Iklim Komunikasi Organisasi, Peranan Pimpinan terhadap Iklim Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja dan Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja.

Untuk menganalisis data tentang hubungan diantara variabel digunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan korelasi pada penelitian ini adalah software SPSS 16.0.

Teknik penarikan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana semua populasi yang berjumlah 23 orang dijadikan sampel, karena apabila populasi berjumlah kurang dari 100 orang, menurut Arikunto maka sebaiknya diambil seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.

Adapun uji hipotesis menggunakan rumus Rank Spearman melalui program SPSS 16.0, diperoleh hasil rs= 0,545 yang berarti bahwa hubungan menunjukkan korelasi yang cukup berarti. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha yaitu terdapat hubungan antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia.

(13)

Universitas Sumatera Utara BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan

manusia. Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri demikian pula halnya di

dalam suatu organisasi. Komunikasi merupakan proses yang tidak dapat dihindari

oleh setiap anggota organisasi. Dalam suatu organisasi diperlukan adanya komunikasi

yang baik untuk menciptakan suatu tujuan bersama.

Tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau kelompok sangat

berpengaruh terhadap jalannya suatu organisasi, sehingga akan mempengaruhi usaha

pencapaian tujuan – tujuan dari suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, dan begitu pula sebaliknya,

dengan kurang atau tidak adanya komunikasi, maka akan dapat menghambat kinerja

organisasi.

Komunikasi dalam organisasi merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam

pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan internal maupun eksternal perusahaan

perlu dihubungkan oleh proses – proses komunikasi yang baik dan terencana. Begitu pula komunikasi dalam internal perusahaan atau organisasi, yaitu bagaimana para

anggota organisasi menciptakan komunikasi yang efektif dengan tujuan menciptakan

kebiasaan atau tingkah laku yang positif pada setiap anggota organisasi.

Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena

itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu

memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Muhammad,

2007:1). Iklim komunikasi dalam sebuah organisasi perlu mendapat perhatian dari

(14)

Universitas Sumatera Utara organisasi merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan pekerjaan, tugas dan

tanggung jawabnya.

Setiap organisasi atau perusahaan mempunyai struktur yang di dalamnya

terdiri dari berbagai tingkat jabatan. Dalam organisasi terdapat atasan, bawahan, atau

rekan sejawat. Saat atasan bicara dengan bawahan akan berbeda saat bawahan

berbicara dengan rekan sejawatnya. Atasan sesuai dengan jabatannya akan

memberikan perintah, tugas kepada bawahannya. Selain pemberian tugas, atasan juga

harus dapat mendengarkan bagaimana keluhan, tanggapan, atau masalah – masalah yang dihadapi seorang karyawan.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah seringkali karyawan memiliki

keterbatasan untuk memperoleh informasi dalam melakukan tugasnya ataupun hal – hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi, dikarenakan karyawan memiliki

rasa segan untuk bertanya lebih lanjut ataupun pimpinan yang kurang perhatian dan

tidak bisa diajak kompromi. Dalam hal ini diperlukan iklim komunikasi yang

berlangsung dengan baik. Dennis mengemukakan; Iklim komunikasi organisasi

adalah merupakan kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan

internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan

hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi (Muhammad, 2007.

p 86).

Dalam sebuah organisasi, iklim komunikasi akan menggambarkan suasana

kerja organisasi atau sejumlah perasaan dan sikap – sikap orang yang bekerja dalam organisasi. Persoalan utama dalam iklim komunikasi adalah mengenai persepsi,

beberapa hal diantaranya yaitu bagaimana persepsi mengenai sumber komunikasi dan

hubungannya dalam organisasi, bagaimana persepsi karyawan mengenai tersedianya

informasi bagi anggota organisasi, dan bagaimana persepsi karyawan mengenai

(15)

Universitas Sumatera Utara menentukan bagaimana iklim komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi

(Muhammad, 2007. p 86-87).

Setiap organisasi memiliki iklim yang berbeda dalam organisasinya, dimana

bagaimanapun iklim yang berlangsung dalam sebuah organisasi akan mempengaruhi

perilaku karyawan. Iklim organisasi juga berkaitan erat dengan budaya atau kultur

sebuah organisasi. Menurut Campbell, berbagai penelitian mengenai iklim organisasi

cenderung mendukung kesimpulan bahwa iklim organisasi yang positif akan

membuat organisasi tersebut lebih produktif, yang mana keadaan ini tidak hanya

menguntungkan bagi organisasi saja namun juga berguna bagi kehidupan manusia

dalam organisasi.

Dengan semakin pentingnya peranan sumber daya manusia dalam suatu

perusahaan, maka kinerja kerja karyawan harus ditingkatkan, dan sementara itu di

lain pihak tuntutan akan kepuasan karyawan juga akan semakin bertambah. Setiap

orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja.

Kepuasan kerja akan mempengaruhi kinerja yang sangat diharapkan oleh perusahaan.

Untuk itu, perusahaan perlu memahami apa yang harus dilakukan untuk menciptakan

kepuasan kerja para karyawan.

Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk

mendapatkan kinerja yang optimal. Ketika seseorang merasakan kepuasan dalam

bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan

pekerjaannya. Dengan demikian produktivitas dan kinerja karyawan akan meningkat

secara optimal sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.

Salah satu faktor yang dapat mengganggu kelangsungan hidup suatu

organisasi / perusahaan adalah rendahnya tingkat kepuasan kerja karyawan, sehingga

dapat menyebabkan terjadinya pemogokan liar, pelambanan kerja, mangkir ataupun

(16)

Universitas Sumatera Utara keluhantidak adanya jaminan keselamatan yang mereka dapatkan dalam bekerja,

rendahnya pendapatan karyawan, masalah disiplin dan berbagai kesulitan lainnya.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Warta Ekonomi pada tahun 2001

diperoleh hasil bahwa 54% responden menyatakan kemungkinan akan pindah kerja

dalam enam bulan hingga satu tahun ke depan dari perusahaan dikarenakan alasan

ingin mendapatkan gaji yang lebih besar (54,3%), jenjang karir lebih baik (39,1%),

pengalaman baru (10,9%), ketidaknyamanan dalam bekerja ( 35%), dan tunjangan

hari tua (6,5%). (20 Maret 2012: http://wartaekonomi.co.id)

Banyaknya tugas dan tanggung jawab menuntut karyawan – karyawan untuk dapat memenuhi dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan yang ada di tempat

kerja. Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan dan tuntutan di tempat kerja dapat

mengakibatkan ketidaknyamanan kerja, dimana hal ini disebabkan oleh

ketidakseimbangan antara tuntutan kerja dengan sumber daya atau kemampuan yang

dimiliki karyawan untuk memenuhinya.

Suasana komunikasi yang kondusif dalam suatu organisasi akan mampu

mendorong tumbuhnya motivasi anggota organisasi, yang mana akan melahirkan

kepuasan kerja karyawan. Dengan adanya kepuasan dalam bekerja, maka karyawan

akan menampilkan pribadi yang baik dalam perusahaan, kinerja positif yang

memuaskan perusahaan dan timbul kesediaan untuk mengusahakan tingkat kinerja

yang tinggi bagi perusahaan, serta memperlancar pencapaian tujuan perusahaan.

Permasalahan mengenai iklim komunikasi dan kepuasan kerja dapat dijumpai

di setiap organisasi. Hotel Grand Antares Indonesia yang menjadi objek penelitian

peneliti merupakan salah satu hotel berbintang yang ada di Kota Medan, juga

merupakan sebuah organisasi. Hotel Grand Antares Indonesia diklasifikasikan

sebagai hotel bintang empat, namun dengan pelayanan yang menyerupai hotel

(17)

Universitas Sumatera Utara Meskipun sudah banyak hotel bintang empat di Kota Medan yang telah

berdiri lebih dahulu, namun Hotel Grand Antares Indonesia tidak mau kalah bersaing.

Dengan lokasi yang sangat strategis, Hotel Grand Antares Indonesia terletak di

jantung distrik bisnis kota Medan, dekat dengan kawasan industri, pusat perbelanjaan

dan hiburan, serta hanya ± 30 menit dari Bandara Internasional Kuala Namu (KNIA).

Hotel Grand Antares Indonesia berusaha untuk meningkatkan citra

manajemen yang baik dengan menerapkan strategi bersaing yang lebih baik, yakni

dengan menerapkan sistem pemasaran melalui pemasaran yang terukur meliputi sales call, sales trip, maupun promosi langsung kepada pelanggan. Strategi ini juga didukung dengan pengembangan hotel mulai dari unit kerja, sumber daya manusia,

fasilitas, hingga manajemen hotel.

Strategi bersaing yang diterapkan tidak terlepas dari dukungan pengembangan

sumber daya manusianya. Sukses tidaknya suatu perusahaan atau organisasi sangat

bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu,

pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas menjadi penting terutama

untuk melakukan usaha – usaha peningkatan terhadap kepuasan kerja karyawannya. Hotel Grand Antares Indonesia merupakan hotel yang baru berdiri selama kurang

lebih 7 tahun, namun telah berhasil memantapkan posisinya di bisnis perhotelan Kota

Medan dan dapat bersaing dengan hotel – hotel bintang empat lainnya yang telah lebih dahulu hadir.

Keberhasilan Hotel Grand Antares Indonesia dalam bersaing dengan para

pendahulunya, tentu saja tidak lepas dari kerjasama yang baik dari anggota

organisasi, yaitu pimpinan dan karyawan sebagai satu kesatuan. Anggota organisasi

dapat bekerja dengan maksimal didukung oleh suasana kerja yang positif pula.

Suasana kerja yang positif adalah suasana kerja yang nyaman, dimana hal ini tercipta

(18)

Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui tentang

bagaimana hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada

Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan.

1.2Pembatasan Masalah

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga

menghasilkan uraian yang sistematis, maka penulis membatasi masalah yang akan

diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar lingkup penelitian dapat lebih jelas,

terarah, sehingga tidak mengaburkan penelitian.

Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu menganalisis Hubungan Iklim

Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja.

b. Objek penelitian adalah karyawan operasional Hotel Grand Antares

Indonesia.

c. Lokasi penelitian adalah Hotel Grand Antares Indonesia, Jl.

Sisingamangaraja No. 328, Medan.

d. Penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober 2013, dengan lama penelitian akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:“Sejauh manakah Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel

(19)

Universitas Sumatera Utara 1.4Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Untuk menganalisis hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan

Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia.

b. Untuk menganalisis efektifitas Iklim Komunikasi Organisasi Di Hotel Grand

Antares Indonesia Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional.

c. Untuk melihat sejauhmana tingkat signifikansi antara variabel X yaitu Iklim

Komunikasi Organisasi mempengaruhi variabel Y yaitu Kepuasan Kerja pada

Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia.

1.5Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif

kepada Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU untuk menambah dan

memperkaya sumber bacaan, referensi, dan bahan penelitian.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian

(20)

Universitas Sumatera Utara BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1Kerangka Teori

2.1.1 Komunikasi Orgaisasi

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Manusia di dalam

kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan

membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini

merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil

integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Aktivitas

komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari – hari manusia yaitu sejak bangun tidur hingga manusia beranjak tidur pada malam hari.

Kehidupan manusia juga tidak terlepas dari yang namanya organisasi.

Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari kelompok manusia yang saling

beriteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki

tugas dan fungsi, serta tujuan tertentu dan batasan yang jelas. Organisasi terdiri dari

sekelompok manusia yang diharapkan dapat bekerja sama sedemikian rupa hingga dapat mencapai sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya oleh organisasi tersebut.

Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar

dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi

maka suatu organisasi dapat berantakan.

Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam organisasi.

Komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses penyampaian informasi, ide – ide diantara para anggota organisasi secara timbal balik dalam rangka mencapai tujuan

yang telah ditetapkan. Berikut ini merupakan beberapa persepsi mengenai

komunikasi organisasi oleh beberapa ahli (Pace dan Faules, 2006), yakni sebagai

(21)

Universitas Sumatera Utara 1) Persepsi Redding dan Saborn

Redding dan Saborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah

pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang

termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan

persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level / tingkatnya

dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis

dan komunikasi evaluasi program.

2) Persepsi Katz dan Kahn

Menurut Katz dan Kahn, komunikasi organisasi merupakan arus informasi,

pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam organisasi.

3) Persepsi Zelko dan Dance

Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu

sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi

eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti

komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan,

komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi

eksternal adalah komunikasi yang komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap

lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produk, pembuatan

iklan, dan hubungan dengan masyarakat umum. Kemudian bersama Lesikar, mereka

menambahkan dimensi lagi dari komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi

pribadi di antara sesama anggota organisasi yang berupa pertukaran secara informal

(22)

Universitas Sumatera Utara 4) Persepsi Thayer

Thayer memperkenalkan tiga sistem komunikasi dalam organisasi, antara lain:

a. berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas – tugas atau beroperasinya organisasi;

b. berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah, aturan dan petunjuk;

c. berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi (hubungan

dengan personal dan masyarakat, pembuat iklan dan latihan)

5) Persepsi Greenbaunm

Bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal

dalam organisasi.Greenbaunm membedakan komunikasi internal dengan eksternal

dan memandang peranan komunikasi terutama sebagai koordinasi pribadi dan tujuan

organisasi serta masalah menggiatkan aktivitas.

Meskipun bermacam – macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi, tapi ada beberapa hal yang dapat disimpulkan:

1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks

yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun

eksternal.

2. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan

media.

3. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya,

hubungannya dan keterampilannya.

Dari bermacam – macam persepsi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah proses yang yang terjadi dalam organisasi, dan terbagi

dalam empat aspek yaitu: komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi

(23)

Universitas Sumatera Utara sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik

internal maupun eksternal. Komunikasi organisasi juga meliputi pesan dan arusnya,

tujuan, arah dan media, serta meliputi orang dengan sikapnya, perasaannya,

hubungannya dan keterampilannya.

Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah proses saling

menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling

tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah

(Purba, 2006. p 112). Komunikasi organisasi mempunyai peranan penting dalam

memadukan fungsi – fungsi manajemen dalam perusahaan yaitu:

a. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan

b. Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

c. Melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia dan sumber

daya lainnya dengan cara efektif

d. Mengadakan seleksi, pengembangan dan penilaian anggota organisasi

e. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang

menimbulkan keinginan orang untuk memberi kontribusi

f. Mengendalikan prestasi

2.1.2 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi

Dalam kehidupan sehari – hari, komunikasi memiliki fungsi yang sangatpenting diantaranya fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan. Fungsi

sosial adalah untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain,

membangun dan memelihara hubungan. Fungsi pengambilan keputusan adalah untuk

memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu,

contohnya apakah kita akan memutuskan untuk pergi bekerja atau tidak.

Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan

(24)

Universitas Sumatera Utara organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit – unit komunikasi dalam hubungan – hubungan hirarki antara yang satu dengan yang lainnya, dan berfungsi dalam suatu lingkungan (Pace dan Faules, 2006. p 31-32). Gambar 1 melukiskan

konsep suatu sistem organisasi, dimana garis putus – putus menggambarkan bahwa hubungan – hubungan bukan bersifat alami melainkan ditentukan, juga melukiskan bahwa struktur suatu organisasi bersifat luwes dan dapat berubah sesuai dengan

kekuatan – kekuatan lingkungan.

Gambar 2.1: Sistem Komunikasi Organisasi Sumber: Pace & Faules (2006: 32)

Komunikasi penting dalam setiap hal, begitu pula dalam sebuah organisasi.

Komunikasi dibutuhkan setiap anggota organisasi untuk menjalankan dan

menyelesaikan pekerjaan, tugas dan tanggung jawabnya. Para anggota organisasi juga

yang meneguhkan pentingnya fungsi komunikasi dalam organisasi. Melalui proses

interaksi para anggota organisasi memeriksa eksistensi kepercayaan, dukungan,

keterbukaan, penyuluhan, perhatian dan keterusterangan. (Pace dan Faules, 2006. p

154).

Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah

(25)

Universitas Sumatera Utara a. Fungsi Informatif

Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi (information – processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat

waktu.

b. Fungsi Regulatif

Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan – peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap

fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang – orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk

mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan

pesan atau message. Pesan – pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan

yang boleh untuk dilaksanakan.

c. Fungsi Persuasif

Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu

membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka

banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada

memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh

karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau

pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.

d. Fungsi Integratif

Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan

karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran

komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut

(newsletter dan bulletin) dan laporan kemajuan organisasi. Saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja,

(26)

Universitas Sumatera Utara akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri

karyawan terhadap organisasi.

2.1.3 Arus Informasi Dalam Organisasi

Dalam komunikasi organisasi kita berbicara tentang informasi yang pindah

secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang

otoritasnya lebih rendah – komunikasi ke bawah; informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi – komunikasi ke atas; serta informasi yang bergerak di antara orang-orang yang

memiliki otoritas atau jabatan yang setingkat; atau informasi yang bergerak diantara

orang – orang yang tidak menjadi atasan atau bawahan satu dengan yang lainnya atau menempati bagian fungsional yang berbeda – komunikasi lintas saluran (Pace dan Faules, 2006. p 183-184).

(27)

Universitas Sumatera Utara 2.1.3.1Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)

Davis (1967) mengemukakan bahwa komunikasi ke bawah dalam sebuah

organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi

kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa

informasi bergerak dari manajemen kepada para karyawan personalia; namun dalam

organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen. Pesan tersebut

biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan

kebijaksanaan umum (Pace dan Faules, 2006. p 184). Katz dan Kahn, mengemukakan

bahwa aliran komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok:

(1) Untuk memberrikan pengarahan-pengarahan atau instruksi instruksi kerja tertentu

(spesifik)

(2) Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan

(rationale of a job)

(3) Untuk memberikan informasi tentang prosedur-prosedur dan praktek – praktek organisasional

(4) Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan (bawahan)

(5) Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu

organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan – tujuan yang ingin dicapai.

Komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan tidak selalu dapat

berjalan lancar. Berbagai alasan dan faktor dapat menghambat jalannya komunikasi

ini, seperti kurangnya sifat keterbukaan diantara pimpinan dan bawahan. Umumnya

para pemimpin tidak terlalu memperhatikan arus komunikasi ke bawah, informasi

hanya diberikan jika pimpinan merasa informasi tersebut penting bagi penyelesaian

tugas.

Para pimpinan juga seringkali lebih percaya pada pesan tulisan. Dibandingkan

pesan yang disampaikan secara lisan atau tatapmuka pimpinan lebih percaya pada

(28)

Universitas Sumatera Utara pesan secara tertulis seperti buletin, manual yang cukup mahal, sementara

komunikasi tatap muka lebih disenangi oleh karyawan. Pesan yang berlebihan juga

menyebabkan karyawan tidak membaca pesan – pesan yang ada. Timing atau ketepatan waktu juga mempengaruhi bagaimana komunikasi ke bawah, seharusnya

pesan dikirimkan pada saat yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak yaitu

pada pimpinan dan karyawan (Muhammad, 2007)

Menurut Lewis (1987) “komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan

tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan

kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena

kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri

dengan perubahan” (Muhammad, 2007. p 108).

Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe

yaitu:

a. Instruksi Tugas

Instruksi tugas / pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan

mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan itu bervariasi bisa berupa perintah langsung, deksripsi tugas, prosedur manual,

program latihan tertentu, alat – alat bantu melihat dan mendengar yang berisi pesan-pesan tugas dan sebagainya.

b. Rasional

Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas

dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau

objektif organisasi. Kualitas dan kuantitas dari komunikasi rasional ditentukan oleh

filosofi dan asumsi pimpinan mengenai bawahannya. Bila pimpinan menganggap

bawahannya pemalas, atau hanya mau bekerja bila dipaksa maka pimpinan

(29)

Universitas Sumatera Utara mengganggap bawahannya orang yang dapat memotivasi diri sendiri dan produktif,

maka biasanya diberikan pesan rasional yang banyak.

c. Ideologi

Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan raisonal.

Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan

perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan – pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan

motivasi.

d. Informasi

Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan

praktik – praktik organisasi, peraturan – peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan, dan data lain yang tidak berhubungan dengan intruksi dan rasional. Misalnya buku

handbook dari karyawan adalah contoh dari pesan informasi.

e. Balikan

Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu

dalam melakukan pekerjaannya.Salah satu bentuk sederhana dari balikan ini adalah

pembayaran gaji karyawan yang telah siap melakukan pekerjaannya atau apabila

tidak ada informasi dari atasan yang mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjaannya

sudah memuaskan.Tetapi apabila hasil pekerjaan karyawan kurang baik balikannya

mungkin berupa kritikan atau peringatan terhadap karyawan tersebut.

Semua bentuk komunikasi ke bawah tersebut dipengaruhi oleh struktur

hierarki dalam organisasi.Pesan kebawah cenderung bertambah karena pesan itu

(30)

Universitas Sumatera Utara mempertimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman pesan dan dampak yang

potensial kepada tingkah laku karyawan.

Hasil studi Tompkin (Pace dan Faules, 2006) mengenai komunikasi ke bawah

menyimpulkan bahwa:

1. Kebanyakan karyawan tidak menerima banyak informasi dari organisasinya.

2. Kebutuhan informasi yang utama bagi karyawan mencakup informasi yang

banyak berhubungan dengan pekerjaannya dan informasi tentang pembuatan

keputusan.

3. Sumber – sumber informasi yang terbaik adalah orang yang terdekat dengan karyawan dan yang paling buruk adalah orang yang paling jauh dengan mereka.

Kebutuhan yang terbesar adalah untuk mendapatkan lebih banyak informasi

yang berhubungan dengan pekerjaan, langsung dari supervisor dan informasi

mengenai organisasi dari pimpinan tingkat atas.

4. Informasi dari pimpinan yang paling atas lebih rendah kualitasnya daripada

sumber yang penting lainnya.

Persoalan komunikasi yang sering muncul pada tingkatan ini adalah persoalan

relevansi dan ketetapan isi pesan dan informasi dimana pesan dan informasi tersebut telah mengalami distorsi, gangguan, penyaringan (filtering) ataupun arti pesan yang

telah dilebih – lebihkan (exaggeration), serta waktu (timing) penyampaian yang tidak tepat (Muhammad, 2007. p 110). Pengaruh sikap seorang pimpinan yang baik akan

membuat para karyawan merasa diperlakukan sebagai manusia berharga yang

akibatnya dapat menimbulkan kegairahan kerjapada dirinya (Effendy, 2005. p 124).

2.1.3.2Komunikasi ke Atas (Upward Communication)

Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari

bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih

(31)

Universitas Sumatera Utara yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah

untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan.

Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan

saran dan mengajukan pertanyaan.Komunikasi ini mempunyai efek pada

penyempurnaan moral dan sikap karyawan personalia, tipe pesan adalah integrasi dan

pembaharuan. Dapat dikatakan, komunikasi pada tingkatan ini merupakan sarana atau

mekanisme umpan balik (feedback) dari bawahan kepada atasan.

Menurut Pace (2006) komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi dan

dianggap penting karena beberapa alasan, yaitu:

1. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan

keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawai

kegiatan orang – orang lainnya.

2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan

mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan

menerima apa yang dikatakan kepada mereka.

3. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh

kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang

mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi – operasi sebenarnya.

4. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada

organisasi dengan memberi kesempatan kepada karyawan personalia

untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran – saran mengenai operasi organisasi.

5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah

(32)

Universitas Sumatera Utara 6. Komunikasi ke atas membantu karyawan personalia mengalami masalah

pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan

mereka dan dengan organisasi tersebut.

Hal – hal yang seharusnya disampaikan oleh karyawan kepada atasannya seperti yang disebutkan di atas tidaklah selalu menjadi kenyataan. Banyak kesulitan

untuk mendapatkan informasi tersebut. Sharma (1979) dalam Muhammad (2007. p

118) mengatakan bahwa kesulitan itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal

diantaranya adalah sebagai berikut:

a) Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan

pikirannya. Hasil studi memperlihatkan bahwa karyawan merasa akan

mendapat kesukaran bila menyatakan apa yang sebenarnya menurut

pikiran mereka. Karena itu cara yang terbaik adalah mengikuti saja apa

yang disampaikan supervisornya.

b) Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik pada

masalah mereka.

c) Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas.

d) Perasaan karyawan bahwa pimpinan tidak dapat menerima dan merespon

terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. Pimpinan terlalu sibuk untuk

mendengarkan atau karyawan susah untuk menemuinya.

Komunikasi ke atas merupakan sumber informasi yang penting dalam

membuat keputusan, karena dengan adanya komunikasi ini pimpinan dapat

mengetahui bagaimana pendapat bawahan mengenai atasan, mengenai pekerjaan

(33)

Universitas Sumatera Utara 2.1.3.3Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)

Komunikasi horizontal adalah komunikasipenyampaian informasi di antara

orang-orang yang memilikiotoritas yang samadi dalam suatu organisasi.Komunikasi

horizontalterjadi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staflainnya,

antara sesama karyawan. Misalnya komunikasi yangterjadi antara sesama karyawan

suatu bank yang sama – sama bekerja di seksi kredit disebut komunikasi horizontal,komunikasi yang terjadi antara sesama dosen di departemen komunikasi

juga disebut komunikasi horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas – tugas atau tujuan kemanusiaan seperti: koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian

konflik dan saling memberikan informasi.

Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan

saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada

penyempurnaan moral dan sikap karyawan personalia, tipe pesan adalah integrasi dan

pembaharuan. Dapat dikatakan, komunikasi pada tingkatan ini merupakan sarana atau

mekanisme umpan balik (feedback) dari bawahan kepada atasan.

Komunikasi horizontal ini mempunyai tujuan tertentu diantaranya sebagai

berikut:

a. Mengkoordinasikan tugas-tugas.

b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas – aktivitas. Ide dari banyak orang biasanya akan lebih baik daripada ide satu orang.

Oleh karena itu komunikasi horizontal sangatlah diperlukan untuk

mencari ide yang lebih baik.

c. Memecahkan masalah yang timbul diantara orang – orang yang berada dalam tingkatan yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam

memecahkan masalahakan menambah kepercayaan dan moral dari

(34)

Universitas Sumatera Utara d. Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam bagian

organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya. Penyelesaian

konflik ini penting bagi perkembangan sodial dan emosional dari anggota

dan juga akan menciptakan iklim organisasi yang baik.

e. Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi

diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit – unit organisasi atau anggota unit organisasi tentang perubahan itu. Untuk ini

mungkin suatu unit dengan unit lainnya mengadakan rapat untuk mencari

kesepakatan terhadap perubahan tersebut.

f. Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari

waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka

memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini

akan memperkuat hubungan diantara sesama karyawan dan akan

membantu kekompakan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan

mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.

(Muhammad, 2007. p 121-122)

Komunikasi horizontal sangat penting untuk koordinasi pekerjaan antara

bagian – bagian dalam organisasi. Akan tetapi bagian-bagian itu sendiri mungkin menghalangi komunikasi horizontal. Kahn dan Katz mengatakan bahwa organisasi

yang agak lebih otoriter mengontrol dengan ketat komunikasi horizontal ini.

Keterbatasan informasi menambah kekuasaan bagi pimpinan untuk berkuasa. Dengan

meningkatkan keterbatasan komunikasi horizontal bawahan menjadi tergantung

kepada informasi yang disampaikan secara vertikal. Pemerintahan yang otoriter

adalah contoh yang ekstrem yang mengontrol komunikasi horizontal.

Sebaliknya dapat pula dilihat bahwa apabila komunikasi horizontal terlalu

berkembang serta tidak terkontrol. Bila karyawan tidak mengajukan pertanyaan

(35)

Universitas Sumatera Utara maka pembicaraan mereka sambil bekerja tidaklah menyangkut hal-hal formal lagi,

tetapi sudah beralih kepada pembicaraan yang tidak relevan dengan tugas – tugasnya.

2.1.3.4Komunikasi Lintas Saluran

Komunikasi lintas saluran ini terjadi bila karyawan berkomunikasi dengan

yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan

arus informasi bersifat informal atau pribadi.Informasi ini mengalir ke atas ke bawah

atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin

sedikit. Karena komunikasi informal ini menyebabkan informasi pribadi muncul dari

interaksi di antara orang – orang dan mengalir ke seluruh organisasi tanpa dapat diperkirakan.

Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan nama desas – desus (grapevine) atau kabar angin. Dalam istilah komunikasi grapevine dikatakan sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui

jaringan komunikasi formal. Walaupun grapevine membawa informasi yang informal, tetapi ada manfaatnya bagi organisasi. Grapevine memberikan balikan kepada pimpinan mengenai sentimen karyawan. Grapevine dapat membantu

menerjemahkan pengarahan pimpinan ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami

oleh karyawan.

2.1.4 Iklim Komunikasi Organisasi

Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi – persepsi, suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons karyawan

personalia terhadap karyawan personalia lainnya, harapan – harapan, konflik – konflik antar personal, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut.

Iklim komunikasi meliputi persepsi – persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi. Iklim komunikasi adalah

(36)

Universitas Sumatera Utara dipercaya, mendukung, terbukaterhadap, menaruh perhatian kepada, dan secara aktif

meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas standar kinerja yang

baik.

Iklim komunikasi sebuah organisasi dapat mempengaruhi cara hidup

seseorang: kepada siapa kita bicara, siapa yang kita sukai, bagaimana perasaan kita,

bagaimana kegiatan kerja kita, bagaimana perkembangan kita, apa yang kita ingin

capai, dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri dengan organisasi. Redding

menyatakan bahwa, iklim komunikasi organisasi adalah jauh lebih penting daripada

keterampilan atau teknik – teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif.

Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari

fenomena global yang disebut komunikasi organisasi.Iklim berkembang dari interaksi

antara sifat – sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat – sifat itu.Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas

karakter – karakter yang relatif langgeng pada organisasi. Iklim secara umum dan khusus berlaku sebagai faktor – faktor penengah antara unsur – unsur sistem kerja dengan ukuran – ukuran yang berbeda dalam keefektifan organisasi seperti produktivitas, kualitas, kepuasan, dan vitalitas.

Poole (1985) (Pace dan Faules, 2006) mengatakan bahwa iklim muncul dan

didukung oleh praktek – praktek organisasi. Masih dalam buku yang sama, ahli lain seperti Kopelman, Brief dan Guzzo (1989) membuat hipotesis dan menyatakan

bahwa iklim organisasi yang meliputiiklim komunikasi penting karena menjembatani

praktik – praktik pengelolaan sumber daya manusia dengan produktivitas. Dalam penelitianini dijelaskan bahwa bila sebuah organisasi melaksanakan suatu rencana

insentif keuangan baru atau berperan serta dalam pembuatan keputusan, akan

(37)

Universitas Sumatera Utara gilirannya iklim ini mungkin saja dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas

karyawan personalia.

Dari hasil penelitian yang dilakukan Pace dan Peterson menunjukkan bahwa

paling sedikit ada enam faktor besar yang mempengaruhi iklim komunikasi

organisasi (Pace dan Faules, 2006). Keenam faktor tersebut adalah:

1. Kepercayaan, personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk

mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang didalamnya

kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan

tindakan.

2. Pembuatan keputusan bersama, para karyawan personalia disemua tingkat

dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai

semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan

dengan kedudukan mereka. Para karyawan personalia disemua tingkat

harus diberi kesempatan berkomunikasi dengan manajemen di atas

mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan

penentuan tujuan.

3. Kejujuran, suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan

harus mewarnai hubungan – hubungan dalam organisasi, dan para karyawan personalia mampu mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran

mereka” tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan atau atasan.

4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, kecuali untuk keperluan

informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh

informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang

mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan

mereka dengan orang – orang atau bagian – bagian lainnya, dan berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para pemimpin dan

(38)

Universitas Sumatera Utara 5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, personel disetiap tingkat dalam

organisasi harus mendengarkan saran – saran atau laporan – laporan masalah yang dikemukakan personel di setiap tingkat bawahan dalam

organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka.

Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk

dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan.

6. Perhatian pada tujuan – tujuan berkinerja tinggi, personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap

tujuan – tujuan berkinerja tinggi; produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah, demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota

organisasi lainnya.

Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungandari

suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Iklim berkembang dari

interaksi antara sifat – sifat suatu organisasi dan persepsiindividu atas sifat – sifat tersebut. Suatu iklim komunikasi berkembang dalam konteks organisasi. Unsur – unsur dasar yang membentuk suatu organisasi dapat diringkas menjadi lima kategori besar: anggota organisasi, pekerjaan dalam organisasi, praktik – praktik pengelolaan, struktur organisasi, dan pedoman organisasi (Pace dan Faules, 2006. p 149-151).

Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam

organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut

mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil risiko,

mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas – tugas mereka. Para anggota organisasi yang akhirnya akan menentukan dan

meneguhkan eksistensi pengaruh komunikasi. Iklim komunikasi tertentu akan

memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu.

(39)

Universitas Sumatera Utara mengerjakan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat waktu, dan

meningkatkan loyalitas pada organisasi tempat ia bekerja. Iklim komunikasi seperti

ini yang akan menjadi iklim komunikasi yang baik karena memberikan pengaruh

yang baik pula bagi para karyawannya. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif

akan merusak keputusan mengenai bagaimana mereka akan bekerja dan berpatisipasi

dalam organisasi yang dibuat oleh anggota organisasi itu sendiri. Maka dapat

disimpulkan, bahwa iklim komunikasi dalam organisasi mempunyai pengaruh dan

konsekuensi yang penting pada masa kerja karyawan personalia. Dengan terciptanya

iklim komunikasi yang positif maka hal ini akan meningkatkan komitmen karyawan

personalia pada organisasi (Pace dan Faules, 2006. p 156).

2.1.5 Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu

mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda – beda, seperti yang didefinisikan oleh Kreitner & Kinicki (2005), bahwa kepuasan kerja sebagai efektivitas atau respons

emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini mengandung pengertian

bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal, sebaliknya seseorang dapat

relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu

atau beberapa aspek lainnya.(20 Mei 2013: http://teorionline.wordpress.com)

Kepuasan kerja adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi

merasa puas dengan jenis pekerjaan yang diberikan dan kondisi lingkungan

pekerjaannya (Kriyantono 2007. p 312). Kepuasan ini timbul dari persepsi seseorang

mengenai bagaimana pekerjaan mereka. Kepuasan pekerjaan juga berasal dari faktor

– faktor yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan seperti misalnya gaya sang supervisor, kebijaksanaan – kebijaksanaan dan prosedur – prosedur, afiliasi kelompok kerja, kondisi kerja, dan imbalan – imbalan lain di luar gaji (Winardi, 2007. p 216).

(40)

Universitas Sumatera Utara faktor pekerjaan, karakteristik individual, serta hubungan kelompok di luar pekerjaan

itu sendiri. Handoko juga mengatakan bahwa kepuasan kerja sebagai respon

emosional menunjukkan perasaan yang menyenangkan berkaitan dengan pandangan

karyawan terhadap pekerjaannya.

Salah satu sarana penting pada manjemen sumber daya manusia dalam sebuah

orgaisasi adalah terciptanya kepuasan kerja para karyawan personalia. Kepuasan

kerja menurut Susilo Martoyo (2000. p 115), pada dasarnya merupakan salah satu

aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya,

dimana ia akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan,

keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi.

Kepuasan sebenarnya merupakan keadaan yang sifatnya subyektif yang

merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa

yang diterima karyawan personalia dari pekerjaannya dibandingkan dengan yang

diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak

atasnya. Sementara setiap karyawan / karyawan personalia secara subyektif

menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan.

2.1.5.1Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja

Dalam usaha mempertahankan para karyawan, para pemimpin dalam suatu

organisasi harus memperhatikan apa yang menjadi faktor – faktor utama yang harus diperhatikan guna menciptakan kepuasan kerja dengan harapan agar pekerjaan yang

dibebankan kepada karyawan tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan.

Menurut Smith, Kendall dan Hulin (dalam Gibson, Ivancevich, dan Donnelly,

2000), ada lima karakteristik penting yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu :

a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan

(41)

Universitas Sumatera Utara b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari

upah atau gaji.

c. Penyelia atau pengawasan kerja, yaitu kemampuan penyelia untuk

membantu dan mendukung pekerjaan.

d. Kesempatan promosi yaitu, keadaan kesempatan untuk maju.

e. Rekan kerja yaitu, sejauhmana rekan kerja bersahabat dan berkompeten.

Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja, dapat

digunakan Job Descriptive Index (JDI) yang menurut Luthans (1995) dalam Umar (1998: 36) ada lima, antara lain:

1) Pekerjaan itu sendiri (Work It Self): Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing – masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya

dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau

mengurangi kepuasan kerja.

2) Atasan (Supervision):Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur

ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya. Hubungan fungsional

mencerminkan sejauhmana atasan membantu tenaga kerja untuk

memuaskan nilai – nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja.

3) Teman sekerja (Workers): Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara karyawan personalia dengan atasannya dan dengan

karyawan personalia lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis

pekerjaannya.

4) Promosi (Promotion): Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama

bekerja.

(42)

Universitas Sumatera Utara faktor penting dalam kepuasan kerja. Uang tidak hanya membantu orang

– orang mencapai kebutuhan – kebutuhan dasar mereka, tetapi juga merupakan alat untuk mencapai kebutuhan – kebutuhan yang lebih tinggi. Para pekerja seringkali memandang upah sebagai suatu gambaran tentang

bagaimana manajemen atau memandang kontribusi mereka kepada

organisasi.

Kepuasan kerja akan menggambarkan evaluasi atas suatu keadaan internal

afektif (Pace dan Faules, 2006. p 163). Kepuasan kerja terlebih dahulu berasal dari

kepuasan komunikasi. Seorang karyawan personalia yang memiliki kepuasan kerja

pasti karena lingkungan kerjanya mendukung pekerjaannya. Lingkungan kerja ini

melibatkan berbagai jenis cara berkomunikasi di dalamnya sehingga menyebabkan

kepuasan kerja. Media yang berkualitas dan teman sekerja yang yang kooperatif akan

mengakibatkan kepuasan komunikasi pada karyawan tersebut. Kepuasan komunikasi

inilah yang kemudian menghasilkan kepuasan kerja karena melalui komunikasi yang

lancar dan baik pekerjaan karyawan tersebut dapat terselesaikan.

Kepuasan dengan pekerjaan seringkali dihubungkan dengan gaji sebagai

faktor yang utama. Namun selain gaji masih banyak faktor lain yang berkombinasi

dan cukup berpengaruh sehingga dapat menyebabkan kepuasan kerja pada seorang

karyawan, seperti adanya kepuasan dengan ketepatan informasi, faktor ini mencakup

tentang tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik – teknik baru, perubahan administrarif dan staf. Rasa puas dalam komunikasi organisasi dipengaruhi

oleh aspek – aspek organisasi seperti dipercaya, sokongan dan tujuan kinerja yang tinggi. Selanjutnya keseluruhan hal inilah yang mengakibatkan kepuasan kerja

(Muhammad, 2007. p 88-89).

Pendapat lain dari Gilmer (1966) tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut:

(43)

Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman

dan peningkatan kemampuan selama kerja.

b. Keamanan kerja

Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi

karyawan pria maupun wanita.Keadaan yang aman sangat mempengaruhi

perasaan karyawan selama kerja.

c. Gaji

Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang

mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang

diperolehnya.

d. Perusahaan dan manajemen

Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan

situasi dan kondisi kerja yang stabil.Faktor ini yang menentukan

kepuasan kerja karyawan.

e. Pengawasan (Supervise)

Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus

atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over. f. Faktor intrinsik dari pekerjaan

Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu.

Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan

atau mengurangi kepuasan.

g. Kondisi kerja

Termasuk di sini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan

tempat parkir.

h. Aspek sosial dalam pekerjaan

Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang

sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.

Gambar

Gambar 2.3: Kerangka Konsep
Tabel 2.1 Kerangka Teoritis
Tabel 3.1 Daftar Harga Kamar/hari
Gambar 3.1 Struktur Organisasi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan “SPSS Statistic Viewer”, tabel frekuensi “Atasan memberikan peluang kepada Anda untuk memiliki kebebasan dalam bekerja sendiri tanpa diawasi secara ketat”

Berdasarkan tabel diatas, “Tidak Selalu Menerima Informasi Tentang Peningkatan Kemampuan Kerja Untuk Mengkoordinasikan Pekerjaan Dalam Organisasi” dapat diberikan analisis

Dalam penelitian ini hipotesis yang diharapkan dapat menunjukkan hubungan antara dua variabel yaitu Iklim komunikasi organisasi terhadap kepuasan kerja di kalangan

Selanjutnya secara simultan atau bersama-sama diketahui bahwa nilai koefisien korelasi variabel motivasi, komunikasi dan lingkungan kerja secara simultan adalah

Hasil analisis juga menunjukkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,576 sehingga besarnya pengaruh variable iklim organisasi (X) terhadap variable kepuasan kerja (Y) adalah

6024 Berdasarkan simpulan, maka saran yang dapat diajukkan pimpinan organisasi lebih memperhatikan iklim organisasi karyawan Grand Sinar Indah Hotel dimana kesesuaian tugas yang

Apakah Anda puas dengan tunjungan di luar gaji seperti bonus, yang diberikan perusahaan kepada Anda atas penghargaan hasil kerja yang Anda lakukan.. Dalam memberikan disiplin,

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya pengaruh, seberapa erat pengaruh dan berarti tidaknya hubungan iklim