Universitas Sumatera Utara
IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA
( Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap
Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares
Indonesia Medan )
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
Program Strata 1 (S1) pada Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas
Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara
IKA LIANI MANURUNG
080904048
DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Universitas Sumatera Utara ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja di kalangan karyawan Hotel Grand Antares Indonesia Medan.
Studi korelasional ini bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel Iklim Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap variabel Kepuasan Kerja. Teori – teori yang digunakan adalah: Komunikasi Organisasi, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Jaringan Komunikasi, Iklim Komunikasi Organisasi, Peranan Pimpinan terhadap Iklim Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja dan Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja.
Untuk menganalisis data tentang hubungan diantara variabel digunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan korelasi pada penelitian ini adalah software SPSS 16.0.
Teknik penarikan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana semua populasi yang berjumlah 23 orang dijadikan sampel, karena apabila populasi berjumlah kurang dari 100 orang, menurut Arikunto maka sebaiknya diambil seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.
Adapun uji hipotesis menggunakan rumus Rank Spearman melalui program SPSS 16.0, diperoleh hasil rs= 0,545 yang berarti bahwa hubungan menunjukkan korelasi yang cukup berarti. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha yaitu terdapat hubungan antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur bagi Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan
penulis kesehatan, semangat, hikmat, dan pertolongan sehingga dapat menyelesaikan
penulisan skripsi ini, guna memenuhi salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana.
Penulis menyadari bahwa di dalam skripsi yang berjudul Hubungan Iklim
Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel
Grand Antares Indonesia Medan ini masih memiliki banyak kekurangan. Oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
skripsi ini, sehingga di lain waktu penulis dapat menyusun karya ilmiah yang lebih
baik lagi.
Penulis juga menyadari bahwa, tanpa bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak,
mulai dari masa perkuliahan sampai pada penyusunan skripsi ini, pasti sangatlah sulit
bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu, tak lupa penulis ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang telah berbaik hati meluangkan waktunya untuk membantu dan mendukung penulis dalam
menyusun skripsi ini :
1. Prof. DR. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu
Politik USU.
2. Ketua Departemen Ilmu Komunikasi USU, Dra. Fatmawardy Lubis, M.A.
3. Sekretaris Departemen Ilmu Komunikasi USU, Dra. Dayana, M.Si
4. Drs. Syafruddin Pohan, M.Si, Ph.D selaku dosen pembimbing yang telah
menyediakan waktu, tenaga, dan pikiran untuk mengarahkan penulis dengan
penuh kesabaran dalam penyusunan skripsi ini.
5. Seluruh dosen Ilmu Komunikasi FISIP USU, terima kasih atas segala ilmu
yang telah diberikan kepada penulis selama menjadi mahasiswi Departemen
Universitas Sumatera Utara 6. Seluruh Staf Departemen Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu
penulis dalam memberi informasi dan membantu setiap proses administrasi
dengan cekatan.
7. Pihak Hotel Grand Antares Indonesia yang telah mengizinkan penulis untuk
mengadakan penelitian dan telah banyak membantu dalam usaha memperoleh
data yang diperlukan.
8. Orang tua penulis, E. P. Manurung, S.E dan R. Butar – butar, BA yang telah membesarkan dan mencintai penulis dengan begitu luar biasa. Juga kepada
abang Ivan F. Manurung, S,MB dan adik Indra Michael Manurung serta adik
tersayang Michelle Florencia.
9. Keluarga Besar Manurung dan Butar – butar yang telah memberi semangat, doa dan dukungan yang tiada hentinya kepada penulis. Kalian selalu menjadi
motivasi terbesar bagi penulis untuk terus maju.
10.Saudara sekaligus sahabat penulis Putri Manurung, Yohanes Sinambela, Jhon
Malau, Imanuel Sihite, Fuad Alexander, Josephin Turnip, Kartika
Tampubolon, atas teguran, dukungan, dan semangat yang menguatkan
penulis.
11.Sahabat terbaik penulis Ande Simangunsong S.Ikom, Josefine Simatupang
S.Ikom, Resky Kembaren S.Sos.
12.Semua teman – teman Komunikasi 2008, sangat beruntung bisa mengenal orang – orang hebat seperti kalian.
13.Dan buat semua orang yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, terima
kasih atas segala dukungan, doa, semangat, dan bantuan yang telah diberikan
kepada penulis. Kalian luar biasa.
Terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan atas semua yang telah
diberikan kepada penulis. Akhir kata, penulis berharap Tuhan berkenan membalas
Universitas Sumatera Utara terbaik akan selalu menjadi bagian bagi semua pihak yang penulis sebutkan di atas.
Amin
Medan, Desember 2013
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
ABSTRAK ... iii
DAFTAR ISI ... iv
DAFTAR TABEL ... vi
DAFTAR GAMBAR ...ix
BAB I : PENDAHULUAN...1
1.1Latar Belakang Masalah ...1
1.2Pembatasan Masalah ...6
1.3Perumusan Masalah ...6
1.4Tujuan Penelitian ...6
1.5Manfaat Penelitian ...7
BAB II : URAIAN TEORITIS ...8
2.1Kerangka Teori ...8
2.1.1 Komunikasi Organisasi ...8
2.1.2 Fungsi Komunikasi dalam Organisasi ...11
2.1.3 Arus Informasi dalam Organisasi ...14
2.1.4 Iklim Komunikasi dalam Organisasi ... 23
2.1.5 Kepuasan Kerja ...27
2.1.6 Hubungan Iklim Komunikasi terhadap Kepuasan Kerja ..32
2.2Kerangka Konsep ...32
2.3Variabel Penelitian ...33
2.4Definisi Operasional ... 34
2.5Hipotesis ...36
BAB III : METODE PENELITIAN...37
3.1 Deskriptif Lokasi Penelitian ...37
3.1.1 Deskiptif Penelitian ...37
Universitas Sumatera Utara
3.1.3 Struktur Organisasi ...39
3.2 Metode Penelitian ...41
3.3 Populasi dan Sampel ...41
3.3.1 Populasi ...41
3.3.2 Sampel ...41
3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 42
3.5 Teknik Analisis Data ...42
3.5.1 Analisis Tabel Tunggal ...42
3.5.2 Analisis Tabel Silang ...42
3.5.3 Uji Hipotesis ...43
BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN ...46
4.1Teknik Pengolahan Data ...46
4.2Analisis Tabel Tunggal ...47
4.2.1 Karakteristik Responden ...47
4.2.2 Iklim Komunikasi Organisasi (X) ... 49
4.2.3 Kepuasan Kerja (Y) ...60
4.3 Analisis Tabel Silang ...68
4.4 Pengujian Hipotesis ... 79
4.5 Hasil Kuesioner Terbuka ...82
4.6 Pembahasan ...85
BAB V : SIMPULAN DAN SARAN ... 88
5.1Simpulan ...88
5.2Saran ...89
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No. Tabel Halaman
Variabel Penelitian
Tabel 2.1 Kerangka Teoritis ... 34
Hotel Grand Antares Indonesia Tabel 3.1 Daftar Harga Kamar / hari ... 37
Analisis Tabel Tunggal Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 47
Tabel 4.2 Usia Responden ... 48
Tabel 4.3 Tingkat Pendidikan Responden ... 48
Tabel 4.4 Lama Bekerja Responden ... 49
Tabel 4.5 Kepercayaan terhadap Atasan ... 49
Tabel 4.6 Bawahan percaya dengan kemampuan anda dalam menyelesaikan pekerjaan ... 50
Tabel 4.7 Rekan kerja anda memiliki kepercayaan kepada anda ... 51
Tabel 4.8 Dalam setiap pengambilan keputusan, anda selalu diajak berdiskusi mengenai kebijakan organisasi yang relevan dengan jabatan anda ... 51
Tabel 4.9 Responden pernah diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dalam organisasi ... 52
Tabel 4.10 Organisasi mendukung atas perbedaan pendapat diantara anggota organisasi…... 53
Tabel 4.11 Anda selalu memberikan dukungan pada setiap kebijakan organisasi ... 53
Tabel 4.12 Anda tidak selalu menerima informasi tentang peningkatan kemampuan kerja untuk mengkoordinasikan pekerjaan anda dalam organisasi ….... 54
Tabel 4.13 Tidak semua pegawai memiliki akses yang mudah terhadap informasi yang berkaitan langsung dengan pekerjaan mereka ... 55
Universitas Sumatera Utara Tabel 4.15 Bagi organisasi, kesejahteraan pegawai sangat penting artinya untuk
meningkatkan kinerja pegawai ... 56
Tabel 4.16 Anda berani dan dapat menyatakan apa yang ada dipikiran anda setiap
anda berbicara langsung dengan rekan sekerja ... 57
Tabel 4.17 Atasan anda selalu mau mengakui setiap kekeliruan atau kesalahan yang
mungkin dilakukan ... 58
Tabel 4.18 Mengakui kepada atasan anda jika rekan sekerja anda ditegur karena
kesalahan yang anda perbuat ... 59
Tabel 4.19 Gaji yang diterima tidak sesuai dengan beban kerja yang telah
dilakukan ... 60
Tabel 4.20 Tunjungan yang anda terima sudah cukup memadai ... 60
Tabel 4.21 Rekan kerja anda saling membantu dalam menyelesaikan persoalan
yang menyangkut pekerjaan Anda ... 61
Tabel 4.22 Rekan anda selalu menunjukkan sikap yang saling mendukung ... 62
Tabel 4.23 Hubungan responden dengan rekan kerja adalah harmonis ... 62
Tabel 4.24 Terdapat ketersediaan peluang dan sumber untuk mempelajari ketrampilan
baru dalam perusahaan ini ... 63
Tabel 4.25 Sistem promosi yang dilakukan perusahaan tempat anda bekerja sudah
berjalan dengan baik ... 64
Tabel 4.26 Dalam memberikan disiplin, sikap atasan anda sangat bijaksana ... 65
Tabel 4.27 Atasan anda tidak pernah mempermalukan anda di depan umum ... 65
Tabel 4.28 Ketika anda berhasil melakukan pekerjaan dengan baik, atasan
menyambut dengan baik ... 66
Tabel 4.29 Responden merasa bahwa pekerjaan ini sangat berarti ... 67
Tabel 4.30 Responden merasa mantap dengan pekerjaan yang dilakukan ... 67
Universitas Sumatera Utara Tabel 4.31 Bawahan percaya dengan kemampuan responden dalam menyelesaikan
pekerjaan * Hubungan responden dengan rekan kerja adalah harmonis *
Jenis Kelamin Responden ... 69
Tabel 4.32 Organisasi mendukung atas perbedaan pendapat diantara anggota
organisasi * Sistem promosi yang dilakukan perusahaan tempat anda
bekerja sudah berjalan dengan baik * Usia Responden ... 71
Tabel 4.33 Bagi organisasi, kesejahteraan pegawai sangat penting artinya untuk
meningkatkan kinerja pegawai * Responden merasa bahwa pekerjaan ini
sangat berarti * Pendidikan Responden ... 74
Tabel 4.34 Responden pernah diikutsertakan dalam pengambilan keputusan dalam
organisasi * Responden merasa mantap dengan pekerjaan yang dilakukan
* Lama Bekerja Responden ... 77
Uji Hipotesis
Tabel 4.35 Hasil Uji Korelasi Pearson ... 81
Hasil Kuesioner Terbuka
Tabel 4.36 Hasil Jawaban Kuesioner Terbuka Iklim Komunikasi Organisasi ... 83
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Halaman
Gambar 2.1 Sistem Komunikasi Organisasi ... 12
Gambar 2.2 Arah Komunikasi Organisasi ... 14
Gambar 2.3 Keterangan Konseptual ... 33
Universitas Sumatera Utara ABSTRAK
Penelitian ini berjudul Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja (Studi Korelasional Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan). Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana hubungan antara iklim komunikasi organisasi dan kepuasan kerja di kalangan karyawan Hotel Grand Antares Indonesia Medan.
Studi korelasional ini bertujuan untuk melihat sejauhmana variabel Iklim Komunikasi Organisasi berpengaruh terhadap variabel Kepuasan Kerja. Teori – teori yang digunakan adalah: Komunikasi Organisasi, Fungsi Komunikasi dalam Organisasi, Jaringan Komunikasi, Iklim Komunikasi Organisasi, Peranan Pimpinan terhadap Iklim Komunikasi Organisasi, Kepuasan Kerja dan Pengaruh Iklim Organisasi terhadap Kepuasan Kerja.
Untuk menganalisis data tentang hubungan diantara variabel digunakan teknik statistik dengan menggunakan analisa korelasi melalui tabel tunggal dan tabel silang. Teknik statistik yang digunakan korelasi pada penelitian ini adalah software SPSS 16.0.
Teknik penarikan sampel menggunakan teknik total sampling, dimana semua populasi yang berjumlah 23 orang dijadikan sampel, karena apabila populasi berjumlah kurang dari 100 orang, menurut Arikunto maka sebaiknya diambil seluruhnya, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi.
Adapun uji hipotesis menggunakan rumus Rank Spearman melalui program SPSS 16.0, diperoleh hasil rs= 0,545 yang berarti bahwa hubungan menunjukkan korelasi yang cukup berarti. Ini berarti hipotesis yang diterima adalah Ha yaitu terdapat hubungan antara Iklim Komunikasi Organisasi dan Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia.
Universitas Sumatera Utara BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang Masalah
Komunikasi adalah salah satu aktivitas yang sangat penting bagi kehidupan
manusia. Pentingnya komunikasi tidak dapat dipungkiri demikian pula halnya di
dalam suatu organisasi. Komunikasi merupakan proses yang tidak dapat dihindari
oleh setiap anggota organisasi. Dalam suatu organisasi diperlukan adanya komunikasi
yang baik untuk menciptakan suatu tujuan bersama.
Tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau kelompok sangat
berpengaruh terhadap jalannya suatu organisasi, sehingga akan mempengaruhi usaha
pencapaian tujuan – tujuan dari suatu organisasi. Dengan adanya komunikasi yang baik, suatu organisasi dapat berjalan lancar dan berhasil, dan begitu pula sebaliknya,
dengan kurang atau tidak adanya komunikasi, maka akan dapat menghambat kinerja
organisasi.
Komunikasi dalam organisasi merupakan hal yang tidak terpisahkan dalam
pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan internal maupun eksternal perusahaan
perlu dihubungkan oleh proses – proses komunikasi yang baik dan terencana. Begitu pula komunikasi dalam internal perusahaan atau organisasi, yaitu bagaimana para
anggota organisasi menciptakan komunikasi yang efektif dengan tujuan menciptakan
kebiasaan atau tingkah laku yang positif pada setiap anggota organisasi.
Komunikasi yang efektif adalah penting bagi semua organisasi. Oleh karena
itu, para pimpinan organisasi dan para komunikator dalam organisasi perlu
memahami dan menyempurnakan kemampuan komunikasi mereka (Muhammad,
2007:1). Iklim komunikasi dalam sebuah organisasi perlu mendapat perhatian dari
Universitas Sumatera Utara organisasi merupakan satu kesatuan dalam melaksanakan pekerjaan, tugas dan
tanggung jawabnya.
Setiap organisasi atau perusahaan mempunyai struktur yang di dalamnya
terdiri dari berbagai tingkat jabatan. Dalam organisasi terdapat atasan, bawahan, atau
rekan sejawat. Saat atasan bicara dengan bawahan akan berbeda saat bawahan
berbicara dengan rekan sejawatnya. Atasan sesuai dengan jabatannya akan
memberikan perintah, tugas kepada bawahannya. Selain pemberian tugas, atasan juga
harus dapat mendengarkan bagaimana keluhan, tanggapan, atau masalah – masalah yang dihadapi seorang karyawan.
Hal lain yang perlu diperhatikan adalah seringkali karyawan memiliki
keterbatasan untuk memperoleh informasi dalam melakukan tugasnya ataupun hal – hal yang berkaitan dengan kepentingan organisasi, dikarenakan karyawan memiliki
rasa segan untuk bertanya lebih lanjut ataupun pimpinan yang kurang perhatian dan
tidak bisa diajak kompromi. Dalam hal ini diperlukan iklim komunikasi yang
berlangsung dengan baik. Dennis mengemukakan; Iklim komunikasi organisasi
adalah merupakan kualitas pengalaman yang bersifat objektif mengenai lingkungan
internal organisasi, yang mencakup persepsi anggota organisasi terhadap pesan dan
hubungan pesan dengan kejadian yang terjadi di dalam organisasi (Muhammad, 2007.
p 86).
Dalam sebuah organisasi, iklim komunikasi akan menggambarkan suasana
kerja organisasi atau sejumlah perasaan dan sikap – sikap orang yang bekerja dalam organisasi. Persoalan utama dalam iklim komunikasi adalah mengenai persepsi,
beberapa hal diantaranya yaitu bagaimana persepsi mengenai sumber komunikasi dan
hubungannya dalam organisasi, bagaimana persepsi karyawan mengenai tersedianya
informasi bagi anggota organisasi, dan bagaimana persepsi karyawan mengenai
Universitas Sumatera Utara menentukan bagaimana iklim komunikasi yang berlangsung dalam suatu organisasi
(Muhammad, 2007. p 86-87).
Setiap organisasi memiliki iklim yang berbeda dalam organisasinya, dimana
bagaimanapun iklim yang berlangsung dalam sebuah organisasi akan mempengaruhi
perilaku karyawan. Iklim organisasi juga berkaitan erat dengan budaya atau kultur
sebuah organisasi. Menurut Campbell, berbagai penelitian mengenai iklim organisasi
cenderung mendukung kesimpulan bahwa iklim organisasi yang positif akan
membuat organisasi tersebut lebih produktif, yang mana keadaan ini tidak hanya
menguntungkan bagi organisasi saja namun juga berguna bagi kehidupan manusia
dalam organisasi.
Dengan semakin pentingnya peranan sumber daya manusia dalam suatu
perusahaan, maka kinerja kerja karyawan harus ditingkatkan, dan sementara itu di
lain pihak tuntutan akan kepuasan karyawan juga akan semakin bertambah. Setiap
orang yang bekerja mengharapkan memperoleh kepuasan dari tempatnya bekerja.
Kepuasan kerja akan mempengaruhi kinerja yang sangat diharapkan oleh perusahaan.
Untuk itu, perusahaan perlu memahami apa yang harus dilakukan untuk menciptakan
kepuasan kerja para karyawan.
Kepuasan kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mendapatkan kinerja yang optimal. Ketika seseorang merasakan kepuasan dalam
bekerja tentunya ia akan berupaya semaksimal mungkin untuk menyelesaikan
pekerjaannya. Dengan demikian produktivitas dan kinerja karyawan akan meningkat
secara optimal sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai.
Salah satu faktor yang dapat mengganggu kelangsungan hidup suatu
organisasi / perusahaan adalah rendahnya tingkat kepuasan kerja karyawan, sehingga
dapat menyebabkan terjadinya pemogokan liar, pelambanan kerja, mangkir ataupun
Universitas Sumatera Utara keluhantidak adanya jaminan keselamatan yang mereka dapatkan dalam bekerja,
rendahnya pendapatan karyawan, masalah disiplin dan berbagai kesulitan lainnya.
Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Warta Ekonomi pada tahun 2001
diperoleh hasil bahwa 54% responden menyatakan kemungkinan akan pindah kerja
dalam enam bulan hingga satu tahun ke depan dari perusahaan dikarenakan alasan
ingin mendapatkan gaji yang lebih besar (54,3%), jenjang karir lebih baik (39,1%),
pengalaman baru (10,9%), ketidaknyamanan dalam bekerja ( 35%), dan tunjangan
hari tua (6,5%). (20 Maret 2012: http://wartaekonomi.co.id)
Banyaknya tugas dan tanggung jawab menuntut karyawan – karyawan untuk dapat memenuhi dan menyesuaikan diri dengan berbagai tuntutan yang ada di tempat
kerja. Ketidakmampuan untuk memenuhi harapan dan tuntutan di tempat kerja dapat
mengakibatkan ketidaknyamanan kerja, dimana hal ini disebabkan oleh
ketidakseimbangan antara tuntutan kerja dengan sumber daya atau kemampuan yang
dimiliki karyawan untuk memenuhinya.
Suasana komunikasi yang kondusif dalam suatu organisasi akan mampu
mendorong tumbuhnya motivasi anggota organisasi, yang mana akan melahirkan
kepuasan kerja karyawan. Dengan adanya kepuasan dalam bekerja, maka karyawan
akan menampilkan pribadi yang baik dalam perusahaan, kinerja positif yang
memuaskan perusahaan dan timbul kesediaan untuk mengusahakan tingkat kinerja
yang tinggi bagi perusahaan, serta memperlancar pencapaian tujuan perusahaan.
Permasalahan mengenai iklim komunikasi dan kepuasan kerja dapat dijumpai
di setiap organisasi. Hotel Grand Antares Indonesia yang menjadi objek penelitian
peneliti merupakan salah satu hotel berbintang yang ada di Kota Medan, juga
merupakan sebuah organisasi. Hotel Grand Antares Indonesia diklasifikasikan
sebagai hotel bintang empat, namun dengan pelayanan yang menyerupai hotel
Universitas Sumatera Utara Meskipun sudah banyak hotel bintang empat di Kota Medan yang telah
berdiri lebih dahulu, namun Hotel Grand Antares Indonesia tidak mau kalah bersaing.
Dengan lokasi yang sangat strategis, Hotel Grand Antares Indonesia terletak di
jantung distrik bisnis kota Medan, dekat dengan kawasan industri, pusat perbelanjaan
dan hiburan, serta hanya ± 30 menit dari Bandara Internasional Kuala Namu (KNIA).
Hotel Grand Antares Indonesia berusaha untuk meningkatkan citra
manajemen yang baik dengan menerapkan strategi bersaing yang lebih baik, yakni
dengan menerapkan sistem pemasaran melalui pemasaran yang terukur meliputi sales call, sales trip, maupun promosi langsung kepada pelanggan. Strategi ini juga didukung dengan pengembangan hotel mulai dari unit kerja, sumber daya manusia,
fasilitas, hingga manajemen hotel.
Strategi bersaing yang diterapkan tidak terlepas dari dukungan pengembangan
sumber daya manusianya. Sukses tidaknya suatu perusahaan atau organisasi sangat
bergantung pada kualitas sumber daya manusia yang dimiliki. Oleh karena itu,
pengembangan sumber daya manusia yang berkualitas menjadi penting terutama
untuk melakukan usaha – usaha peningkatan terhadap kepuasan kerja karyawannya. Hotel Grand Antares Indonesia merupakan hotel yang baru berdiri selama kurang
lebih 7 tahun, namun telah berhasil memantapkan posisinya di bisnis perhotelan Kota
Medan dan dapat bersaing dengan hotel – hotel bintang empat lainnya yang telah lebih dahulu hadir.
Keberhasilan Hotel Grand Antares Indonesia dalam bersaing dengan para
pendahulunya, tentu saja tidak lepas dari kerjasama yang baik dari anggota
organisasi, yaitu pimpinan dan karyawan sebagai satu kesatuan. Anggota organisasi
dapat bekerja dengan maksimal didukung oleh suasana kerja yang positif pula.
Suasana kerja yang positif adalah suasana kerja yang nyaman, dimana hal ini tercipta
Universitas Sumatera Utara Berdasarkan uraian di atas maka peneliti tertarik untuk mengetahui tentang
bagaimana hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada
Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia Medan.
1.2Pembatasan Masalah
Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas sehingga
menghasilkan uraian yang sistematis, maka penulis membatasi masalah yang akan
diteliti. Pembatasan masalah ditujukan agar lingkup penelitian dapat lebih jelas,
terarah, sehingga tidak mengaburkan penelitian.
Adapun batasan masalah yang akan diteliti adalah sebagai berikut:
a. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu menganalisis Hubungan Iklim
Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja.
b. Objek penelitian adalah karyawan operasional Hotel Grand Antares
Indonesia.
c. Lokasi penelitian adalah Hotel Grand Antares Indonesia, Jl.
Sisingamangaraja No. 328, Medan.
d. Penelitian akan dilakukan pada bulan Oktober 2013, dengan lama penelitian akan disesuaikan dengan tingkat kebutuhan.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat
dikemukakan perumusan masalah sebagai berikut:“Sejauh manakah Hubungan Iklim Komunikasi Organisasi terhadap Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional Hotel
Universitas Sumatera Utara 1.4Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk menganalisis hubungan Iklim Komunikasi Organisasi Terhadap Kepuasan
Kerja pada Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia.
b. Untuk menganalisis efektifitas Iklim Komunikasi Organisasi Di Hotel Grand
Antares Indonesia Terhadap Tingkat Kepuasan Kerja pada Karyawan Operasional.
c. Untuk melihat sejauhmana tingkat signifikansi antara variabel X yaitu Iklim
Komunikasi Organisasi mempengaruhi variabel Y yaitu Kepuasan Kerja pada
Karyawan Operasional Hotel Grand Antares Indonesia.
1.5Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Secara akademis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi positif
kepada Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU untuk menambah dan
memperkaya sumber bacaan, referensi, dan bahan penelitian.
b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya khasanah penelitian
Universitas Sumatera Utara BAB II
URAIAN TEORITIS
2.1Kerangka Teori
2.1.1 Komunikasi Orgaisasi
Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Manusia di dalam
kehidupannya harus berkomunikasi, artinya memerlukan orang lain dan
membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini
merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil
integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat. Aktivitas
komunikasi dapat dilihat pada setiap aspek kehidupan sehari – hari manusia yaitu sejak bangun tidur hingga manusia beranjak tidur pada malam hari.
Kehidupan manusia juga tidak terlepas dari yang namanya organisasi.
Organisasi merupakan suatu kesatuan sosial dari kelompok manusia yang saling
beriteraksi menurut suatu pola tertentu sehingga setiap anggota organisasi memiliki
tugas dan fungsi, serta tujuan tertentu dan batasan yang jelas. Organisasi terdiri dari
sekelompok manusia yang diharapkan dapat bekerja sama sedemikian rupa hingga dapat mencapai sasaran yang sudah ditentukan sebelumnya oleh organisasi tersebut.
Dengan adanya komunikasi yang baik suatu organisasi dapat berjalan dengan lancar
dan berhasil dan begitu pula sebaliknya, kurangnya atau tidak adanya komunikasi
maka suatu organisasi dapat berantakan.
Komunikasi merupakan suatu bidang yang sangat penting dalam organisasi.
Komunikasi dalam organisasi adalah suatu proses penyampaian informasi, ide – ide diantara para anggota organisasi secara timbal balik dalam rangka mencapai tujuan
yang telah ditetapkan. Berikut ini merupakan beberapa persepsi mengenai
komunikasi organisasi oleh beberapa ahli (Pace dan Faules, 2006), yakni sebagai
Universitas Sumatera Utara 1) Persepsi Redding dan Saborn
Redding dan Saborn mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah
pengiriman dan penerimaan informasi dalam organisasi yang kompleks. Yang
termasuk dalam bidang ini adalah komunikasi internal, hubungan manusia, hubungan
persatuan pengelola, komunikasi downward atau komunikasi dari atasan kepada bawahan, komunikasi upward atau komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi horizontal atau komunikasi dari orang-orang yang sama level / tingkatnya
dalam organisasi, keterampilan berkomunikasi dan berbicara, mendengarkan, menulis
dan komunikasi evaluasi program.
2) Persepsi Katz dan Kahn
Menurut Katz dan Kahn, komunikasi organisasi merupakan arus informasi,
pertukaran informasi dan pemindahan arti di dalam organisasi.
3) Persepsi Zelko dan Dance
Zelko dan Dance mengatakan bahwa komunikasi organisasi adalah suatu
sistem yang saling tergantung yang mencakup komunikasi internal dan komunikasi
eksternal. Komunikasi internal adalah komunikasi dalam organisasi itu sendiri seperti
komunikasi dari bawahan kepada atasan, komunikasi dari atasan kepada bawahan,
komunikasi sesama karyawan yang sama tingkatnya. Sedangkan komunikasi
eksternal adalah komunikasi yang komunikasi yang dilakukan organisasi terhadap
lingkungan luarnya, seperti komunikasi dalam penjualan hasil produk, pembuatan
iklan, dan hubungan dengan masyarakat umum. Kemudian bersama Lesikar, mereka
menambahkan dimensi lagi dari komunikasi organisasi yaitu dimensi komunikasi
pribadi di antara sesama anggota organisasi yang berupa pertukaran secara informal
Universitas Sumatera Utara 4) Persepsi Thayer
Thayer memperkenalkan tiga sistem komunikasi dalam organisasi, antara lain:
a. berkenaan dengan kerja organisasi seperti data mengenai tugas – tugas atau beroperasinya organisasi;
b. berkenaan dengan pengaturan organisasi seperti perintah, aturan dan petunjuk;
c. berkenaan dengan pemeliharaan dan pengembangan organisasi (hubungan
dengan personal dan masyarakat, pembuat iklan dan latihan)
5) Persepsi Greenbaunm
Bidang komunikasi organisasi termasuk arus komunikasi formal dan informal
dalam organisasi.Greenbaunm membedakan komunikasi internal dengan eksternal
dan memandang peranan komunikasi terutama sebagai koordinasi pribadi dan tujuan
organisasi serta masalah menggiatkan aktivitas.
Meskipun bermacam – macam persepsi dari para ahli mengenai komunikasi organisasi, tapi ada beberapa hal yang dapat disimpulkan:
1. Komunikasi organisasi terjadi dalam suatu sistem terbuka yang kompleks
yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik internal maupun
eksternal.
2. Komunikasi organisasi meliputi pesan dan arusnya, tujuan, arah dan
media.
3. Komunikasi organisasi meliputi orang dan sikapnya, perasaannya,
hubungannya dan keterampilannya.
Dari bermacam – macam persepsi di atas, dapat disimpulkan bahwa komunikasi organisasi adalah proses yang yang terjadi dalam organisasi, dan terbagi
dalam empat aspek yaitu: komunikasi ke bawah, komunikasi ke atas, komunikasi
Universitas Sumatera Utara sistem terbuka yang kompleks yang dipengaruhi oleh lingkungannya sendiri baik
internal maupun eksternal. Komunikasi organisasi juga meliputi pesan dan arusnya,
tujuan, arah dan media, serta meliputi orang dengan sikapnya, perasaannya,
hubungannya dan keterampilannya.
Menurut Goldhaber (1986) komunikasi organisasi adalah proses saling
menciptakan dan menukar pesan dalam satu jaringan hubungan yang saling
tergantung satu sama lain untuk mengatasi lingkungan yang sering berubah-ubah
(Purba, 2006. p 112). Komunikasi organisasi mempunyai peranan penting dalam
memadukan fungsi – fungsi manajemen dalam perusahaan yaitu:
a. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan
b. Menyusun rencana untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan
c. Melakukan pengorganisasian terhadap sumber daya manusia dan sumber
daya lainnya dengan cara efektif
d. Mengadakan seleksi, pengembangan dan penilaian anggota organisasi
e. Memimpin, mengarahkan, memotivasi dan menciptakan iklim yang
menimbulkan keinginan orang untuk memberi kontribusi
f. Mengendalikan prestasi
2.1.2 Fungsi Komunikasi Dalam Organisasi
Dalam kehidupan sehari – hari, komunikasi memiliki fungsi yang sangatpenting diantaranya fungsi sosial dan fungsi pengambilan keputusan. Fungsi
sosial adalah untuk tujuan kesenangan, untuk menunjukkan ikatan dengan orang lain,
membangun dan memelihara hubungan. Fungsi pengambilan keputusan adalah untuk
memutuskan untuk melakukan atau tidak melakukan sesuatu pada saat tertentu,
contohnya apakah kita akan memutuskan untuk pergi bekerja atau tidak.
Komunikasi organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan
Universitas Sumatera Utara organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari unit – unit komunikasi dalam hubungan – hubungan hirarki antara yang satu dengan yang lainnya, dan berfungsi dalam suatu lingkungan (Pace dan Faules, 2006. p 31-32). Gambar 1 melukiskan
konsep suatu sistem organisasi, dimana garis putus – putus menggambarkan bahwa hubungan – hubungan bukan bersifat alami melainkan ditentukan, juga melukiskan bahwa struktur suatu organisasi bersifat luwes dan dapat berubah sesuai dengan
kekuatan – kekuatan lingkungan.
Gambar 2.1: Sistem Komunikasi Organisasi Sumber: Pace & Faules (2006: 32)
Komunikasi penting dalam setiap hal, begitu pula dalam sebuah organisasi.
Komunikasi dibutuhkan setiap anggota organisasi untuk menjalankan dan
menyelesaikan pekerjaan, tugas dan tanggung jawabnya. Para anggota organisasi juga
yang meneguhkan pentingnya fungsi komunikasi dalam organisasi. Melalui proses
interaksi para anggota organisasi memeriksa eksistensi kepercayaan, dukungan,
keterbukaan, penyuluhan, perhatian dan keterusterangan. (Pace dan Faules, 2006. p
154).
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah
Universitas Sumatera Utara a. Fungsi Informatif
Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem proses informasi (information – processing system). Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat
waktu.
b. Fungsi Regulatif
Fungsi regulatif ini berkaitan dengan peraturan – peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Pada semua organisasi, ada dua hal yang berpengaruh terhadap
fungsi regulatif ini. Pertama, atasan atau orang – orang yang berada dalam tatanan manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk
mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Kedua, berkaitan dengan
pesan atau message. Pesan – pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan
yang boleh untuk dilaksanakan.
c. Fungsi Persuasif
Dalam mengatur organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu
membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka
banyak pimpinan yang lebih suka untuk memersuasi bawahannya daripada
memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh
karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau
pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
d. Fungsi Integratif
Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan
karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran
komunikasi formal, seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut
(newsletter dan bulletin) dan laporan kemajuan organisasi. Saluran komunikasi informal, seperti perbincangan antarpribadi selama masa istirahat kerja,
Universitas Sumatera Utara akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri
karyawan terhadap organisasi.
2.1.3 Arus Informasi Dalam Organisasi
Dalam komunikasi organisasi kita berbicara tentang informasi yang pindah
secara formal dari seseorang yang otoritasnya lebih tinggi kepada orang lain yang
otoritasnya lebih rendah – komunikasi ke bawah; informasi yang bergerak dari suatu jabatan yang otoritasnya lebih rendah kepada orang yang otoritasnya lebih tinggi – komunikasi ke atas; serta informasi yang bergerak di antara orang-orang yang
memiliki otoritas atau jabatan yang setingkat; atau informasi yang bergerak diantara
orang – orang yang tidak menjadi atasan atau bawahan satu dengan yang lainnya atau menempati bagian fungsional yang berbeda – komunikasi lintas saluran (Pace dan Faules, 2006. p 183-184).
Universitas Sumatera Utara 2.1.3.1Komunikasi ke Bawah (Downward Communication)
Davis (1967) mengemukakan bahwa komunikasi ke bawah dalam sebuah
organisasi berarti bahwa informasi mengalir dari jabatan yang berotoritas lebih tinggi
kepada mereka yang berotoritas lebih rendah. Biasanya kita beranggapan bahwa
informasi bergerak dari manajemen kepada para karyawan personalia; namun dalam
organisasi kebanyakan hubungan ada pada kelompok manajemen. Pesan tersebut
biasanya berhubungan dengan pengarahan, tujuan, disiplin, perintah, pertanyaan dan
kebijaksanaan umum (Pace dan Faules, 2006. p 184). Katz dan Kahn, mengemukakan
bahwa aliran komunikasi ke bawah mempunyai lima tujuan pokok:
(1) Untuk memberrikan pengarahan-pengarahan atau instruksi instruksi kerja tertentu
(spesifik)
(2) Untuk memberikan informasi mengapa suatu pekerjaan harus dilaksanakan
(rationale of a job)
(3) Untuk memberikan informasi tentang prosedur-prosedur dan praktek – praktek organisasional
(4) Untuk memberikan umpan balik pelaksanaan kerja kepada karyawan (bawahan)
(5) Untuk menyajikan informasi mengenai aspek ideologi dalam membantu
organisasi menanamkan pengertian tentang tujuan – tujuan yang ingin dicapai.
Komunikasi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan tidak selalu dapat
berjalan lancar. Berbagai alasan dan faktor dapat menghambat jalannya komunikasi
ini, seperti kurangnya sifat keterbukaan diantara pimpinan dan bawahan. Umumnya
para pemimpin tidak terlalu memperhatikan arus komunikasi ke bawah, informasi
hanya diberikan jika pimpinan merasa informasi tersebut penting bagi penyelesaian
tugas.
Para pimpinan juga seringkali lebih percaya pada pesan tulisan. Dibandingkan
pesan yang disampaikan secara lisan atau tatapmuka pimpinan lebih percaya pada
Universitas Sumatera Utara pesan secara tertulis seperti buletin, manual yang cukup mahal, sementara
komunikasi tatap muka lebih disenangi oleh karyawan. Pesan yang berlebihan juga
menyebabkan karyawan tidak membaca pesan – pesan yang ada. Timing atau ketepatan waktu juga mempengaruhi bagaimana komunikasi ke bawah, seharusnya
pesan dikirimkan pada saat yang saling menguntungkan bagi kedua belah pihak yaitu
pada pimpinan dan karyawan (Muhammad, 2007)
Menurut Lewis (1987) “komunikasi ke bawah adalah untuk menyampaikan
tujuan, untuk merubah sikap, membentuk pendapat, mengurangi ketakutan dan
kecurigaan yang timbul karena salah informasi, mencegah kesalahpahaman karena
kurang informasi dan mempersiapkan anggota organisasi untuk menyesuaikan diri
dengan perubahan” (Muhammad, 2007. p 108).
Secara umum komunikasi ke bawah dapat diklasifikasikan atas lima tipe
yaitu:
a. Instruksi Tugas
Instruksi tugas / pekerjaan yaitu pesan yang disampaikan kepada bawahan
mengenai apa yang diharapkan dilakukan mereka dan bagaimana melakukannya. Pesan itu bervariasi bisa berupa perintah langsung, deksripsi tugas, prosedur manual,
program latihan tertentu, alat – alat bantu melihat dan mendengar yang berisi pesan-pesan tugas dan sebagainya.
b. Rasional
Rasional pekerjaan adalah pesan yang menjelaskan mengenai tujuan aktivitas
dan bagaimana kaitan aktivitas itu dengan aktivitas lain dalam organisasi atau
objektif organisasi. Kualitas dan kuantitas dari komunikasi rasional ditentukan oleh
filosofi dan asumsi pimpinan mengenai bawahannya. Bila pimpinan menganggap
bawahannya pemalas, atau hanya mau bekerja bila dipaksa maka pimpinan
Universitas Sumatera Utara mengganggap bawahannya orang yang dapat memotivasi diri sendiri dan produktif,
maka biasanya diberikan pesan rasional yang banyak.
c. Ideologi
Pesan mengenai ideologi ini adalah merupakan perluasan dari pesan raisonal.
Pada pesan rasional penekanannya ada pada penjelasan tugas dan kaitannya dengan
perspektif organisasi. Sedangkan pada pesan – pesan ideologi sebaliknya mencari sokongan dan antusias dari anggota organisasi guna memperkuat loyalitas, moral dan
motivasi.
d. Informasi
Pesan informasi dimaksudkan untuk memperkenalkan bawahan dengan
praktik – praktik organisasi, peraturan – peraturan organisasi, keuntungan, kebiasaan, dan data lain yang tidak berhubungan dengan intruksi dan rasional. Misalnya buku
handbook dari karyawan adalah contoh dari pesan informasi.
e. Balikan
Balikan adalah pesan yang berisi informasi mengenai ketepatan individu
dalam melakukan pekerjaannya.Salah satu bentuk sederhana dari balikan ini adalah
pembayaran gaji karyawan yang telah siap melakukan pekerjaannya atau apabila
tidak ada informasi dari atasan yang mengkritik pekerjaannya, berarti pekerjaannya
sudah memuaskan.Tetapi apabila hasil pekerjaan karyawan kurang baik balikannya
mungkin berupa kritikan atau peringatan terhadap karyawan tersebut.
Semua bentuk komunikasi ke bawah tersebut dipengaruhi oleh struktur
hierarki dalam organisasi.Pesan kebawah cenderung bertambah karena pesan itu
Universitas Sumatera Utara mempertimbangkan saat yang tepat bagi pengiriman pesan dan dampak yang
potensial kepada tingkah laku karyawan.
Hasil studi Tompkin (Pace dan Faules, 2006) mengenai komunikasi ke bawah
menyimpulkan bahwa:
1. Kebanyakan karyawan tidak menerima banyak informasi dari organisasinya.
2. Kebutuhan informasi yang utama bagi karyawan mencakup informasi yang
banyak berhubungan dengan pekerjaannya dan informasi tentang pembuatan
keputusan.
3. Sumber – sumber informasi yang terbaik adalah orang yang terdekat dengan karyawan dan yang paling buruk adalah orang yang paling jauh dengan mereka.
Kebutuhan yang terbesar adalah untuk mendapatkan lebih banyak informasi
yang berhubungan dengan pekerjaan, langsung dari supervisor dan informasi
mengenai organisasi dari pimpinan tingkat atas.
4. Informasi dari pimpinan yang paling atas lebih rendah kualitasnya daripada
sumber yang penting lainnya.
Persoalan komunikasi yang sering muncul pada tingkatan ini adalah persoalan
relevansi dan ketetapan isi pesan dan informasi dimana pesan dan informasi tersebut telah mengalami distorsi, gangguan, penyaringan (filtering) ataupun arti pesan yang
telah dilebih – lebihkan (exaggeration), serta waktu (timing) penyampaian yang tidak tepat (Muhammad, 2007. p 110). Pengaruh sikap seorang pimpinan yang baik akan
membuat para karyawan merasa diperlakukan sebagai manusia berharga yang
akibatnya dapat menimbulkan kegairahan kerjapada dirinya (Effendy, 2005. p 124).
2.1.3.2Komunikasi ke Atas (Upward Communication)
Yang dimaksud dengan komunikasi ke atas adalah pesan yang mengalir dari
bawahan kepada atasan atau dari tingkat yang lebih rendah kepada tingkat yang lebih
Universitas Sumatera Utara yang paling atas mungkin berkomunikasi ke atas. Tujuan dari komunikasi ini adalah
untuk memberikan balikan, memberikan saran dan mengajukan pertanyaan.
Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan
saran dan mengajukan pertanyaan.Komunikasi ini mempunyai efek pada
penyempurnaan moral dan sikap karyawan personalia, tipe pesan adalah integrasi dan
pembaharuan. Dapat dikatakan, komunikasi pada tingkatan ini merupakan sarana atau
mekanisme umpan balik (feedback) dari bawahan kepada atasan.
Menurut Pace (2006) komunikasi ke atas mempunyai beberapa fungsi dan
dianggap penting karena beberapa alasan, yaitu:
1. Aliran informasi ke atas memberi informasi berharga untuk pembuatan
keputusan oleh mereka yang mengarahkan organisasi dan mengawai
kegiatan orang – orang lainnya.
2. Komunikasi ke atas memberitahukan kepada penyelia kapan bawahan
mereka siap menerima informasi dari mereka dan seberapa baik bawahan
menerima apa yang dikatakan kepada mereka.
3. Komunikasi ke atas memungkinkan bahkan mendorong omelan dan keluh
kesah muncul ke permukaan sehingga penyelia tahu apa yang
mengganggu mereka yang paling dekat dengan operasi – operasi sebenarnya.
4. Komunikasi ke atas menumbuhkan apresiasi dan loyalitas kepada
organisasi dengan memberi kesempatan kepada karyawan personalia
untuk mengajukan pertanyaan dan menyumbang gagasan serta saran – saran mengenai operasi organisasi.
5. Komunikasi ke atas mengizinkan penyelia untuk menentukan apakah
Universitas Sumatera Utara 6. Komunikasi ke atas membantu karyawan personalia mengalami masalah
pekerjaan mereka dan memperkuat keterlibatan mereka dengan pekerjaan
mereka dan dengan organisasi tersebut.
Hal – hal yang seharusnya disampaikan oleh karyawan kepada atasannya seperti yang disebutkan di atas tidaklah selalu menjadi kenyataan. Banyak kesulitan
untuk mendapatkan informasi tersebut. Sharma (1979) dalam Muhammad (2007. p
118) mengatakan bahwa kesulitan itu mungkin disebabkan oleh beberapa hal
diantaranya adalah sebagai berikut:
a) Kecenderungan karyawan untuk menyembunyikan perasaan dan
pikirannya. Hasil studi memperlihatkan bahwa karyawan merasa akan
mendapat kesukaran bila menyatakan apa yang sebenarnya menurut
pikiran mereka. Karena itu cara yang terbaik adalah mengikuti saja apa
yang disampaikan supervisornya.
b) Perasaan karyawan bahwa pimpinan dan supervisor tidak tertarik pada
masalah mereka.
c) Kurangnya reward atau penghargaan terhadap karyawan yang berkomunikasi ke atas.
d) Perasaan karyawan bahwa pimpinan tidak dapat menerima dan merespon
terhadap apa yang dikatakan oleh karyawan. Pimpinan terlalu sibuk untuk
mendengarkan atau karyawan susah untuk menemuinya.
Komunikasi ke atas merupakan sumber informasi yang penting dalam
membuat keputusan, karena dengan adanya komunikasi ini pimpinan dapat
mengetahui bagaimana pendapat bawahan mengenai atasan, mengenai pekerjaan
Universitas Sumatera Utara 2.1.3.3Komunikasi Horizontal (Horizontal Communication)
Komunikasi horizontal adalah komunikasipenyampaian informasi di antara
orang-orang yang memilikiotoritas yang samadi dalam suatu organisasi.Komunikasi
horizontalterjadi secara mendatar, antara anggota staf dengan anggota staflainnya,
antara sesama karyawan. Misalnya komunikasi yangterjadi antara sesama karyawan
suatu bank yang sama – sama bekerja di seksi kredit disebut komunikasi horizontal,komunikasi yang terjadi antara sesama dosen di departemen komunikasi
juga disebut komunikasi horizontal. Pesan ini biasanya berhubungan dengan tugas – tugas atau tujuan kemanusiaan seperti: koordinasi, pemecahan masalah, penyelesaian
konflik dan saling memberikan informasi.
Tujuan dari komunikasi ini adalah untuk memberikan balikan, memberikan
saran dan mengajukan pertanyaan. Komunikasi ini mempunyai efek pada
penyempurnaan moral dan sikap karyawan personalia, tipe pesan adalah integrasi dan
pembaharuan. Dapat dikatakan, komunikasi pada tingkatan ini merupakan sarana atau
mekanisme umpan balik (feedback) dari bawahan kepada atasan.
Komunikasi horizontal ini mempunyai tujuan tertentu diantaranya sebagai
berikut:
a. Mengkoordinasikan tugas-tugas.
b. Saling membagi informasi untuk perencanaan dan aktivitas – aktivitas. Ide dari banyak orang biasanya akan lebih baik daripada ide satu orang.
Oleh karena itu komunikasi horizontal sangatlah diperlukan untuk
mencari ide yang lebih baik.
c. Memecahkan masalah yang timbul diantara orang – orang yang berada dalam tingkatan yang sama. Dengan adanya keterlibatan dalam
memecahkan masalahakan menambah kepercayaan dan moral dari
Universitas Sumatera Utara d. Menyelesaikan konflik diantara anggota yang ada dalam bagian
organisasi dan juga antara bagian dengan bagian lainnya. Penyelesaian
konflik ini penting bagi perkembangan sodial dan emosional dari anggota
dan juga akan menciptakan iklim organisasi yang baik.
e. Menjamin pemahaman yang sama. Bila perubahan dalam suatu organisasi
diusulkan, maka perlu ada pemahaman yang sama antara unit – unit organisasi atau anggota unit organisasi tentang perubahan itu. Untuk ini
mungkin suatu unit dengan unit lainnya mengadakan rapat untuk mencari
kesepakatan terhadap perubahan tersebut.
f. Mengembangkan sokongan interpersonal. Karena sebagian besar dari
waktu kerja karyawan berinteraksi dengan temannya maka mereka
memperoleh sokongan hubungan interpersonal dari temannya. Hal ini
akan memperkuat hubungan diantara sesama karyawan dan akan
membantu kekompakan dalam kerja kelompok. Interaksi ini akan
mengembangkan rasa sosial dan emosional karyawan.
(Muhammad, 2007. p 121-122)
Komunikasi horizontal sangat penting untuk koordinasi pekerjaan antara
bagian – bagian dalam organisasi. Akan tetapi bagian-bagian itu sendiri mungkin menghalangi komunikasi horizontal. Kahn dan Katz mengatakan bahwa organisasi
yang agak lebih otoriter mengontrol dengan ketat komunikasi horizontal ini.
Keterbatasan informasi menambah kekuasaan bagi pimpinan untuk berkuasa. Dengan
meningkatkan keterbatasan komunikasi horizontal bawahan menjadi tergantung
kepada informasi yang disampaikan secara vertikal. Pemerintahan yang otoriter
adalah contoh yang ekstrem yang mengontrol komunikasi horizontal.
Sebaliknya dapat pula dilihat bahwa apabila komunikasi horizontal terlalu
berkembang serta tidak terkontrol. Bila karyawan tidak mengajukan pertanyaan
Universitas Sumatera Utara maka pembicaraan mereka sambil bekerja tidaklah menyangkut hal-hal formal lagi,
tetapi sudah beralih kepada pembicaraan yang tidak relevan dengan tugas – tugasnya.
2.1.3.4Komunikasi Lintas Saluran
Komunikasi lintas saluran ini terjadi bila karyawan berkomunikasi dengan
yang lainnya tanpa memperhatikan posisi mereka dalam organisasi, maka pengarahan
arus informasi bersifat informal atau pribadi.Informasi ini mengalir ke atas ke bawah
atau secara horizontal tanpa memperhatikan hubungan posisi, kalaupun ada mungkin
sedikit. Karena komunikasi informal ini menyebabkan informasi pribadi muncul dari
interaksi di antara orang – orang dan mengalir ke seluruh organisasi tanpa dapat diperkirakan.
Jaringan komunikasi ini lebih dikenal dengan nama desas – desus (grapevine) atau kabar angin. Dalam istilah komunikasi grapevine dikatakan sebagai metode untuk menyampaikan rahasia dari orang ke orang, yang tidak dapat diperoleh melalui
jaringan komunikasi formal. Walaupun grapevine membawa informasi yang informal, tetapi ada manfaatnya bagi organisasi. Grapevine memberikan balikan kepada pimpinan mengenai sentimen karyawan. Grapevine dapat membantu
menerjemahkan pengarahan pimpinan ke dalam bahasa yang lebih mudah dipahami
oleh karyawan.
2.1.4 Iklim Komunikasi Organisasi
Iklim komunikasi merupakan gabungan dari persepsi – persepsi, suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons karyawan
personalia terhadap karyawan personalia lainnya, harapan – harapan, konflik – konflik antar personal, dan kesempatan bagi pertumbuhan dalam organisasi tersebut.
Iklim komunikasi meliputi persepsi – persepsi mengenai pesan dan peristiwa yang berhubungan dengan pesan yang terjadi dalam organisasi. Iklim komunikasi adalah
Universitas Sumatera Utara dipercaya, mendukung, terbukaterhadap, menaruh perhatian kepada, dan secara aktif
meminta pendapat mereka, serta memberi penghargaan atas standar kinerja yang
baik.
Iklim komunikasi sebuah organisasi dapat mempengaruhi cara hidup
seseorang: kepada siapa kita bicara, siapa yang kita sukai, bagaimana perasaan kita,
bagaimana kegiatan kerja kita, bagaimana perkembangan kita, apa yang kita ingin
capai, dan bagaimana cara kita menyesuaikan diri dengan organisasi. Redding
menyatakan bahwa, iklim komunikasi organisasi adalah jauh lebih penting daripada
keterampilan atau teknik – teknik komunikasi semata-mata dalam menciptakan suatu organisasi yang efektif.
Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungan dari
fenomena global yang disebut komunikasi organisasi.Iklim berkembang dari interaksi
antara sifat – sifat suatu organisasi dan persepsi individu atas sifat – sifat itu.Iklim dipandang sebagai suatu kualitas pengalaman subjektif yang berasal dari persepsi atas
karakter – karakter yang relatif langgeng pada organisasi. Iklim secara umum dan khusus berlaku sebagai faktor – faktor penengah antara unsur – unsur sistem kerja dengan ukuran – ukuran yang berbeda dalam keefektifan organisasi seperti produktivitas, kualitas, kepuasan, dan vitalitas.
Poole (1985) (Pace dan Faules, 2006) mengatakan bahwa iklim muncul dan
didukung oleh praktek – praktek organisasi. Masih dalam buku yang sama, ahli lain seperti Kopelman, Brief dan Guzzo (1989) membuat hipotesis dan menyatakan
bahwa iklim organisasi yang meliputiiklim komunikasi penting karena menjembatani
praktik – praktik pengelolaan sumber daya manusia dengan produktivitas. Dalam penelitianini dijelaskan bahwa bila sebuah organisasi melaksanakan suatu rencana
insentif keuangan baru atau berperan serta dalam pembuatan keputusan, akan
Universitas Sumatera Utara gilirannya iklim ini mungkin saja dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas
karyawan personalia.
Dari hasil penelitian yang dilakukan Pace dan Peterson menunjukkan bahwa
paling sedikit ada enam faktor besar yang mempengaruhi iklim komunikasi
organisasi (Pace dan Faules, 2006). Keenam faktor tersebut adalah:
1. Kepercayaan, personel di semua tingkat harus berusaha keras untuk
mengembangkan dan mempertahankan hubungan yang didalamnya
kepercayaan, keyakinan, dan kredibilitas didukung oleh pernyataan dan
tindakan.
2. Pembuatan keputusan bersama, para karyawan personalia disemua tingkat
dalam organisasi harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai
semua masalah dalam semua wilayah kebijakan organisasi, yang relevan
dengan kedudukan mereka. Para karyawan personalia disemua tingkat
harus diberi kesempatan berkomunikasi dengan manajemen di atas
mereka agar berperan serta dalam proses pembuatan keputusan dan
penentuan tujuan.
3. Kejujuran, suasana umum yang diliputi kejujuran dan keterusterangan
harus mewarnai hubungan – hubungan dalam organisasi, dan para karyawan personalia mampu mengatakan ”apa yang ada dalam pikiran
mereka” tanpa mengindahkan apakah mereka berbicara kepada teman sejawat, bawahan atau atasan.
4. Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah, kecuali untuk keperluan
informasi rahasia, anggota organisasi harus relatif mudah memperoleh
informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka saat itu, yang
mempengaruhi kemampuan mereka untuk mengkoordinasikan pekerjaan
mereka dengan orang – orang atau bagian – bagian lainnya, dan berhubungan luas dengan perusahaan, organisasinya, para pemimpin dan
Universitas Sumatera Utara 5. Mendengarkan dalam komunikasi ke atas, personel disetiap tingkat dalam
organisasi harus mendengarkan saran – saran atau laporan – laporan masalah yang dikemukakan personel di setiap tingkat bawahan dalam
organisasi, secara berkesinambungan dan dengan pikiran terbuka.
Informasi dari bawahan harus dipandang cukup penting untuk
dilaksanakan kecuali ada petunjuk yang berlawanan.
6. Perhatian pada tujuan – tujuan berkinerja tinggi, personel di semua tingkat dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap
tujuan – tujuan berkinerja tinggi; produktivitas tinggi, kualitas tinggi, biaya rendah, demikian pula menunjukkan perhatian besar pada anggota
organisasi lainnya.
Iklim komunikasi merupakan suatu citra makro, abstrak dan gabungandari
suatu fenomena global yang disebut komunikasi organisasi. Iklim berkembang dari
interaksi antara sifat – sifat suatu organisasi dan persepsiindividu atas sifat – sifat tersebut. Suatu iklim komunikasi berkembang dalam konteks organisasi. Unsur – unsur dasar yang membentuk suatu organisasi dapat diringkas menjadi lima kategori besar: anggota organisasi, pekerjaan dalam organisasi, praktik – praktik pengelolaan, struktur organisasi, dan pedoman organisasi (Pace dan Faules, 2006. p 149-151).
Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam
organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut
mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil risiko,
mendorong mereka dan memberi mereka tanggung jawab dalam mengerjakan tugas – tugas mereka. Para anggota organisasi yang akhirnya akan menentukan dan
meneguhkan eksistensi pengaruh komunikasi. Iklim komunikasi tertentu akan
memberi pedoman bagi keputusan dan perilaku individu.
Universitas Sumatera Utara mengerjakan pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan dan tepat waktu, dan
meningkatkan loyalitas pada organisasi tempat ia bekerja. Iklim komunikasi seperti
ini yang akan menjadi iklim komunikasi yang baik karena memberikan pengaruh
yang baik pula bagi para karyawannya. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif
akan merusak keputusan mengenai bagaimana mereka akan bekerja dan berpatisipasi
dalam organisasi yang dibuat oleh anggota organisasi itu sendiri. Maka dapat
disimpulkan, bahwa iklim komunikasi dalam organisasi mempunyai pengaruh dan
konsekuensi yang penting pada masa kerja karyawan personalia. Dengan terciptanya
iklim komunikasi yang positif maka hal ini akan meningkatkan komitmen karyawan
personalia pada organisasi (Pace dan Faules, 2006. p 156).
2.1.5 Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu
mempunyai tingkat kepuasan yang berbeda – beda, seperti yang didefinisikan oleh Kreitner & Kinicki (2005), bahwa kepuasan kerja sebagai efektivitas atau respons
emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan. Definisi ini mengandung pengertian
bahwa kepuasan kerja bukanlah suatu konsep tunggal, sebaliknya seseorang dapat
relatif puas dengan suatu aspek dari pekerjaannya dan tidak puas dengan salah satu
atau beberapa aspek lainnya.(20 Mei 2013: http://teorionline.wordpress.com)
Kepuasan kerja adalah persepsi tentang seberapa jauh anggota organisasi
merasa puas dengan jenis pekerjaan yang diberikan dan kondisi lingkungan
pekerjaannya (Kriyantono 2007. p 312). Kepuasan ini timbul dari persepsi seseorang
mengenai bagaimana pekerjaan mereka. Kepuasan pekerjaan juga berasal dari faktor
– faktor yang berhubungan dengan lingkungan pekerjaan seperti misalnya gaya sang supervisor, kebijaksanaan – kebijaksanaan dan prosedur – prosedur, afiliasi kelompok kerja, kondisi kerja, dan imbalan – imbalan lain di luar gaji (Winardi, 2007. p 216).
Universitas Sumatera Utara faktor pekerjaan, karakteristik individual, serta hubungan kelompok di luar pekerjaan
itu sendiri. Handoko juga mengatakan bahwa kepuasan kerja sebagai respon
emosional menunjukkan perasaan yang menyenangkan berkaitan dengan pandangan
karyawan terhadap pekerjaannya.
Salah satu sarana penting pada manjemen sumber daya manusia dalam sebuah
orgaisasi adalah terciptanya kepuasan kerja para karyawan personalia. Kepuasan
kerja menurut Susilo Martoyo (2000. p 115), pada dasarnya merupakan salah satu
aspek psikologis yang mencerminkan perasaan seseorang terhadap pekerjaannya,
dimana ia akan merasa puas dengan adanya kesesuaian antara kemampuan,
keterampilan dan harapannya dengan pekerjaan yang ia hadapi.
Kepuasan sebenarnya merupakan keadaan yang sifatnya subyektif yang
merupakan hasil kesimpulan yang didasarkan pada suatu perbandingan mengenai apa
yang diterima karyawan personalia dari pekerjaannya dibandingkan dengan yang
diharapkan, diinginkan, dan dipikirkannya sebagai hal yang pantas atau berhak
atasnya. Sementara setiap karyawan / karyawan personalia secara subyektif
menentukan bagaimana pekerjaan itu memuaskan.
2.1.5.1Faktor – faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Dalam usaha mempertahankan para karyawan, para pemimpin dalam suatu
organisasi harus memperhatikan apa yang menjadi faktor – faktor utama yang harus diperhatikan guna menciptakan kepuasan kerja dengan harapan agar pekerjaan yang
dibebankan kepada karyawan tersebut menjadi sesuatu yang menyenangkan.
Menurut Smith, Kendall dan Hulin (dalam Gibson, Ivancevich, dan Donnelly,
2000), ada lima karakteristik penting yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu :
a. Pekerjaan, sampai sejauhmana tugas kerja dianggap menarik dan
Universitas Sumatera Utara b. Upah atau gaji, yaitu jumlah yang diterima dan keadaan yang dirasakan dari
upah atau gaji.
c. Penyelia atau pengawasan kerja, yaitu kemampuan penyelia untuk
membantu dan mendukung pekerjaan.
d. Kesempatan promosi yaitu, keadaan kesempatan untuk maju.
e. Rekan kerja yaitu, sejauhmana rekan kerja bersahabat dan berkompeten.
Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi kepuasan kerja, dapat
digunakan Job Descriptive Index (JDI) yang menurut Luthans (1995) dalam Umar (1998: 36) ada lima, antara lain:
1) Pekerjaan itu sendiri (Work It Self): Setiap pekerjaan memerlukan suatu keterampilan tertentu sesuai dengan bidangnya masing – masing. Sukar tidaknya suatu pekerjaan serta perasaan seseorang bahwa keahliannya
dibutuhkan dalam melakukan pekerjaan tersebut, akan meningkatkan atau
mengurangi kepuasan kerja.
2) Atasan (Supervision):Atasan yang baik berarti mau menghargai pekerjaan bawahannya. Bagi bawahan, atasan bisa dianggap sebagai figur
ayah/ibu/teman dan sekaligus atasannya. Hubungan fungsional
mencerminkan sejauhmana atasan membantu tenaga kerja untuk
memuaskan nilai – nilai pekerjaan yang penting bagi tenaga kerja.
3) Teman sekerja (Workers): Merupakan faktor yang berhubungan dengan hubungan antara karyawan personalia dengan atasannya dan dengan
karyawan personalia lain, baik yang sama maupun yang berbeda jenis
pekerjaannya.
4) Promosi (Promotion): Merupakan faktor yang berhubungan dengan ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh peningkatan karier selama
bekerja.
Universitas Sumatera Utara faktor penting dalam kepuasan kerja. Uang tidak hanya membantu orang
– orang mencapai kebutuhan – kebutuhan dasar mereka, tetapi juga merupakan alat untuk mencapai kebutuhan – kebutuhan yang lebih tinggi. Para pekerja seringkali memandang upah sebagai suatu gambaran tentang
bagaimana manajemen atau memandang kontribusi mereka kepada
organisasi.
Kepuasan kerja akan menggambarkan evaluasi atas suatu keadaan internal
afektif (Pace dan Faules, 2006. p 163). Kepuasan kerja terlebih dahulu berasal dari
kepuasan komunikasi. Seorang karyawan personalia yang memiliki kepuasan kerja
pasti karena lingkungan kerjanya mendukung pekerjaannya. Lingkungan kerja ini
melibatkan berbagai jenis cara berkomunikasi di dalamnya sehingga menyebabkan
kepuasan kerja. Media yang berkualitas dan teman sekerja yang yang kooperatif akan
mengakibatkan kepuasan komunikasi pada karyawan tersebut. Kepuasan komunikasi
inilah yang kemudian menghasilkan kepuasan kerja karena melalui komunikasi yang
lancar dan baik pekerjaan karyawan tersebut dapat terselesaikan.
Kepuasan dengan pekerjaan seringkali dihubungkan dengan gaji sebagai
faktor yang utama. Namun selain gaji masih banyak faktor lain yang berkombinasi
dan cukup berpengaruh sehingga dapat menyebabkan kepuasan kerja pada seorang
karyawan, seperti adanya kepuasan dengan ketepatan informasi, faktor ini mencakup
tentang tingkat kepuasan dengan informasi, kebijaksanaan, teknik – teknik baru, perubahan administrarif dan staf. Rasa puas dalam komunikasi organisasi dipengaruhi
oleh aspek – aspek organisasi seperti dipercaya, sokongan dan tujuan kinerja yang tinggi. Selanjutnya keseluruhan hal inilah yang mengakibatkan kepuasan kerja
(Muhammad, 2007. p 88-89).
Pendapat lain dari Gilmer (1966) tentang faktor – faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja sebagai berikut:
Universitas Sumatera Utara Dalam hal ini ada tidaknya kesempatan untuk memperoleh pengalaman
dan peningkatan kemampuan selama kerja.
b. Keamanan kerja
Faktor ini sering disebut sebagai penunjang kepuasan kerja, baik bagi
karyawan pria maupun wanita.Keadaan yang aman sangat mempengaruhi
perasaan karyawan selama kerja.
c. Gaji
Gaji lebih banyak menyebabkan ketidakpuasan, dan jarang orang
mengekspresikan kepuasan kerjanya dengan sejumlah uang yang
diperolehnya.
d. Perusahaan dan manajemen
Perusahaan dan manajemen yang baik adalah yang mampu memberikan
situasi dan kondisi kerja yang stabil.Faktor ini yang menentukan
kepuasan kerja karyawan.
e. Pengawasan (Supervise)
Bagi karyawan, supervisor dianggap sebagai figur ayah dan sekaligus
atasannya. Supervisi yang buruk dapat berakibat absensi dan turn over. f. Faktor intrinsik dari pekerjaan
Atribut yang ada pada pekerjaan mensyaratkan ketrampilan tertentu.
Sukar dan mudahnya serta kebanggaan akan tugas akan meningkatkan
atau mengurangi kepuasan.
g. Kondisi kerja
Termasuk di sini adalah kondisi tempat, ventilasi, penyinaran, kantin dan
tempat parkir.
h. Aspek sosial dalam pekerjaan
Merupakan salah satu sikap yang sulit digambarkan tetapi dipandang
sebagai faktor yang menunjang puas atau tidak puas dalam kerja.