DAFTAR PUSTAKA
Sumber Kepustakaan
Adi, Isbandi. 1994. Psikologi Pekerjaan Sosial dan Ilmu Pekerjaan Sosial :
Dasar-Dasar Pemikiran. Jakarta : PT. Raja Grafindo.
Aditama Tjandra Yoga, 2003, Manajemen Adminsitrasi Rumah sakit, Edisi II,
Jakarta, UI Press. (Siregar, 2004)
Azwar, Azrul. 1996. Menjaga Mutu Pelayanan Kesehatan : Aplikasi Prinsip
Lingkaran Pemecahan Masalah. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan.
Azwar, Azrul. 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan Edisi Ketiga. Jakarta :
Binarupa Aksara.
Azwar, S. 2007. Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, edisi 2. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar.
Bungin, Burhan. 2013. Metodologi Penelitian Sosial dan Ekonomi : Format-Format
Kuantitatif dan Kualitatif untuk Studi Sosiologi, Kebijakan, Publik, Komunikasi, Manajemen dan Pemasaran. Jakarta : Kencana.
Maramis, WF. 2006. Ilmu Perilaku dalam Pelayanan Kesehatan. Surabaya :
Airlangga University Press.
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat (Prinsip-Prinsip Dasar).
Jakarta : PT. Rineka Cipta.
Rys, Vladimir. 2011. Merumuskan Ulang Jaminan Sosial : Kembali Ke
Prinsip-Prinsip Dasar. Jakarta : Pustaka Alfabet.
Severin, WJ & Tankard, JW. 2008. Teori Komunikasi : Sejarah, Metode, dan
Siagian, M. 2011. Metode Penelitian Sosial-Pedoman Praktis Penelitian Bidang
Ilmu-Ilmu Sosial dan Kesehatan. Medan : PT. Grasindo Monorotama.
Siagian & Suriadi, A. 2012. CSR Perspektif Pekerjaan Sosial. Medan : PT. Grasindo
Monorotama.
Silalahi, Ulber. 2009. Metode Penelitian Sosial. Bandung : PT. Refika Aditama.
Suharto, Edi. 2008. Kebijakan Sosial Sebagai Kebijakan Publik. Bandung : Alfabeta.
Sulaeman, Endang S. 2012. Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan;Teori
dan Implementasi. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.
Suyanto, Bagong dan Sutinah. 2005. Metode Penelitian Sosial : Berbagai alternative
Pendekatan. Jakarta : Kencana.
Suyanto, Bagong & Sutinah. 2008. Metode Penelitian Sosial : Berbagai Alternatif
Pendekatan. Jakarta : Kencana.
Taylor, Shelley E., Letitia Anne Peplau., David O. Sears. 2009. Psikologi Sosial,
Edisi Kedua Belas. Jakarta : Kencana.
Usman, H., Akbar. 2009. Metode Penelitian Sosial. Jakarta : PT. Bumi Aksara
Wibhawa, Budhi., Santoso T. Raharjo., Meilanny Budiarti S. 2010. Dasar-Dasar
Pekerjaan Sosial Pengantar Profesi Pekerjaan Sosial. Bandung : Widya
Padjajaran.
Sumber Lain :
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 28 tahun 2014 tentang
Pedoman Pelaksanaan Program Jaminan Kesehatan Nasional
Undang-Undang Dasar 1945.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 24 tahun 2011 tentang Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan.
Sumber Online :
http://a-research.upi.edu/ diakses pada 20 Oktober 2015 pukul 15:20 Wib.
http://dinkes.batubarakab.go.id/angka-kematian-mortalitas, di akses Pada tanggal 19
Oktober 2015 pada pukul 19:45 Wib)
http://id.wikipedia.org/wiki/Respons diakses pada tanggal 20 Oktober 2015 pukul
16:21 Wib.
16:32 Wib.
http://www.analisadaily.com/news, diakses pada tanggal 19 Oktober 2015 pukul
14:37 Wib.
http://www.beritasatu.com /kesra/1474343-angka-kematian-ibu-dan - bayi -
meningkat- tajam.html, di akses pada tanggal 20 oktober 2015, Pukul 15:34
Wib).
http://www.bpjs-kesehatan.go.id diakses pada tanggal 20 Januari 2015 pukul 21:15
Wib.
http://health.detik.com/angka - kematian -ibu - tinggi – bkkbn – serukan – 4 – jangan
– dan – 3 - terlambat diakses pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 10:24 Wib.
http://www.pamjaki.org/pamjaki-266/askeskin–tak-sesuai-sistem-asuransisosial.html
diakses pada tanggal 18 Oktober 2015 pukul 13:12 Wib.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Tipe Penelitian
Penelitian ini tergolong tipe penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang
bertujuan untuk menggambarkan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi
atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu.
Kemudian menarik ke permukaan sebagai suatu ciri atau gambaran tentang kondisi,
situasi ataupun variabel tertentu (Bungin, 2013 : 48). Melalui penelitian deskriptif,
penulis ingin membuat gambaran menyeluruh tentang bagaimana respon peserta
BPJS Kesehatan Mandiri terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Batubara
Kabupaten Batubara.
3.2 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di RSUD Batubara Kabupaten Batubara, Jalan Datuk
Kubah Kuwala Gunung Kec. Lima Puluh Kab. Batu Bara. Alasan peneliti memilih
lokasi penelitian ini karena RSUD Batubara Kabupaten Batubara merupakan salah
satu organisasi yang menjadi Fasilitas Kesehatan Tingkat Lanjutan (FTKL) yang
bekerjasama dengan BPJS Kesehatan dalam memberikan pelayanan kesehatan
kepada peserta BPJS Kesehatan.
3.3 Populasi Penelitian
Populasi merupakan keseluruhan objek yang diteliti (Suyanto & Sutinah,
2008 : 139). Populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek
peristiwa, sikap hidup dan sebagainya, sehingga objek-objek ini dapat menjadi
sumber data penelitian (Bungin, 2013 : 101).
Adapun yang menjadi populasi dari penelitian ini adalah peserta BPJS
Kesehatan Mandiri yang telah menikmati dan memanfaatkan jasa pelayanan
kesehatan di RSUD Batubara selama tiga bulan terakhir (Juli 2015 sampai
September 2015) yang berjumlah 322 orang.
3.4 Sampel Penelitian
Secara umum sampel adalah contoh. Dalam kaitannya dengan penelitian,
sampel adalah sebagian dari objek, kejadian, atau individu yang terpilih dari populasi
yang akan diambil datanta atau yang akan diteliti (Roscoe dalam Siagian, 2011 :
156).
Sampel dalam penelitian ini adalah peserta BPJS Kesehatan Mandiri yang
telah menikmati dan memanfaatkan jasa pelayanan kesehatan di RSUD Batubara.
Menurut pendapat Ari Kunto, untuk menentukan sampel penelitian yang menyatakan
bahwa jika populasi lebih dari 100 orang maka untuk menentukan jumlah sampel
adalah antara 10%-15% atau 20%-25% dari jumlah populasi (Arikunto, 1992:107).
Berdasarkan populasi penelitian adalah 320 orang, maka peneliti mengambil sampel
penelitian ini sebesar 25% dari jumlah populasi, yaitu 25% x 320 = 80 peserta.
Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik
sampling bertujuan (purposive sampling), yaitu teknik penarikan sampel dengan
sampel yang dipilih secara khusus berdasarkan tujuan penelitian (Usman dan Akbar,
2009:45). Adapun kriteria pemilihan sampel dalam penelitian ini adalah :
1. Peserta yang mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat lanjutan
2. Peserta yang telah mendapatkan pelayanan kesehatan rawat jalan tingkat
lanjutan dan rawat inap tingkat lanjutan minimal 3 kali di RSUD Batubara;
3. Peserta rujukan dari Puskesmas;
4. Peserta berusia 20 – 55 tahun.
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Memperoleh data yang diperlukan, maka dalam penelitian ini menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut :
1. Studi kepustakaan, yaitu pengumpulan data atau informasi yang menyangkut
masalah yang akan diteliti melalui penelaahan buku, surat kabar, artikel, karya
tulis dan referensi kepustakaan lainnya.
2. Studi lapangan, yaitu pengumpulan data atau informasi melalui kegiatan
penelitian dengan turun langsung ke lokasi penelitian untuk mencari fakta - fakta
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Adapun alat-alat yang digunakan
dalam rangka studi lapangan ini, yaitu :
a. Observasi, yaitu pengamatan terhadap objek dan fenomena yang berkaitan
dengan penelitian.
b. Kuesioner, merupakan daftar pertanyaan terstruktrur dengan alternatif
(option) jawaban yang telah tersedia sehingga responden tinggal memilih
jawaban sesuai dengan aspirasi, persepsi, sikap, keadaan, atau pendapat
pribadinya (Suyanto & Sutinah, 2005 : 60).
c. Wawancara, yaitu teknik pengumpulan data dengan mengajukan beberapa
pertanyaan secara tatap muka dengan responden yang bertujuan untuk
3.6Teknik Analisis Data
Teknik analisis data penelitian ini menggunakan metode deskriptif, yaitu cara
memeriksa data dari responden, kemudian dicari frekuensi dan persentasenya untuk
disusun dalam bentuk tabel tunggal serta selanjutnya dijelaskan secara kualitatif.
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, persepsi dan partisipasi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Merumuskan kesimpulan hasil penelitan, khususnya mengidentifikasi respon,
penulis menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, persepsi
dan partisipasi seseorang atau sekelompok orang yang berhubungan dengan suatu
hal. Skala ini sering disebut sebagai summated scale yang berisi sejumlah pernyataan
dengan kategori respon. Pertama-tama ditentukan beberapa alternative kategori
respon atau seri item respons (compiling possible scale item) yang mengekspresikan
luas jangkauan sikap dari ekstrem positif ke ekstrem negative untuk direspon oleh
responden. Tiap respon dihubungkan dengan nilai skor atau nilai skala untu
masing-masing pernyataan (Silalahi, 2009 : 229).
Pemberian skor data dilakukan mulai respon yang negatif menuju respon
yang positif, yakni skor negatif adalah -1, skor netral adalah 0 dan skor positif adalah
1.
Sebelum menentukan klasifikasi persepsi, sikap dan partisipasi maka
ditentukanlah interval kelas sebagai pengukuran, yaitu :
Interval Kelas (I) =
banyak kelas (K)
nilai tertinggi (H) − nilai terendah (L)
= 1 − (−1) 3
Menentukan kategori respon positif, netral maupun respon negatif dengan
adanya nilai batasan sebagai berikut :
a. -1,00 sampai dengan -0,33 = respon negatif
b. -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral
BAB IV
DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN
4.1 Kondisi Geografis
Secara astronomis Kabupaten Batubara terletak antara 2046’ – 3026’ LU dan
99005’ – 990
1. Sebelah Utara : Bandar Khalipah (Kabupaten Serdang Bedagai) dan Selat
Malaka.
39’ BT. Secara Geografis Kabupaten Batubara merupakan sebuah
kawasan di bagian timur dari provinsi Sumatera Utara. Kabupaten ini juga terletak di
tepi pantai Selat Malaka, sekitar 175 km selatan ibu kota Medan. Kabupaten
Batubara berbatasan dengan :
2. Sebelah Selatan :Meranti (Kabupaten Asahan) dan Ujung Padang
(Kabupaten Simalungun).
3. Sebelah Barat :Bosar Maligas, Bandar, Bandar Masilam, Dolok
Batunanggar (Kabupaten Simalungun) dan Tebing Tinggi (Kabupaten
Serdang Bedagai).
4. Sebelah Timur : Air Joman (Kabupaten Asahan) dan Selat Malaka.
Luas Kabupaten Batubara keseluruhan adalah sekitar 922,2 Km2
1. Kecamatan Medang Deras
yang terdiri
dari 7 (Tujuh) Kecamatan yaitu :
2. Kecamatan Sei Suka
3. Kecamatan Air Putih
4. Kecamatan Lima Puluh
6. Kecamatan Tanjung Tiram
7. Kecamatan Sei Balai
Wilayah Kabupaten Batubara merupakan wilayah yang bertopografi relative
datar dan landai dengan ketinggian 0 – 80 m dpl (diatas permukaan laut). Wilayah ini
terletak di tepi pantai pulau sumatera (sumatera utara), merupakan daerah endapan
yang dikenal sebagai daerah rendah yang relative datar, dimana seluruh wilayahnya
sebelah utara berbatasan dengan selat malaka, dengan panjang pantai kurang lebih
110 km.
Kabupaten Batubara beriklim tropis sebagaimana iklim di Indonesia secara
umumnya dengan temperature tinggi dan suhu udara yang tinggi pula sepanjang
tahun, yaitu 230 – 270 C, dengan dua musim yaitu musim hujan dan musim kemarau.
Musim penghujan terjadi pada bulan September s/d Maret dan Musim kemarau
terjadi pada bulan Maret s/d bulan September. Sedangkan tingkat curah hujannya
dalah 1.702 mm/tahun.
4.2 Sejarah Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batubara
Rumah sakit umum daerah batubara merupakan rumah sakit yang didirikan
pada tanggal 22 desember 2012 sebagai salah satu syarat berdirinya suatu kabupaten
sesuai dengan undang undang otonomi yang baru. Rumah sakit ini didirikan di ibu
kota kabupaten Batubara, tepatnya didesa kuala gunung kecamatan Limapuluh,
terdiri dari ruang administrasi, ruang poliklinik, ruang unit gawat darurat (UGD),
ruang apotek, ruang operasi, ruang rawatan khusus (ICU), ruang gizi, ruang rawat
inap.
Rumah Sakit Umum Daerah Batubara merupakan RSUD yang baru di
Kesehatan nomor : HK.02.03./I/0153/2013 berdiri diatas tanah seluas + 3 ha,
Memiliki SDM tenaga PNS 82 orang dimana di bidang struktural 6 orang dan 76
orang di bidang fungsional dan dibantu oleh tenaga honorer perawat 56 orang. Di
bidang fungsional; tenaga perawat 34 orang, kebidanan 17 orang, gizi 5 orang,
perawat gigi 2 orang, farmasi 4 orang, analis 2 orang , fisioterapis 2 orang, elektro
medis 2 orang, dokter gigi 3 orang, dokter umum 5 orang. Rumah sakit ini
merupakan rumah sakit satu-satunya yang ada di kabupaten Batubara, merupakan
pusat rujukan kabupaten untuk pasien jaminan kesehatan nasional (JKN).
4.3 Visi dan Misi 4.3.1 Visi
Melaksanakan tugas pokok dan fungsi untuk mencapai tujuan Rumah Sakit,
maka pimpinan dan karyawan RSUD Batubara menyepakati visi Rumah Sakit
sebagai berikut :
Visi : “Terciptanya Pelayanan kesehatan yang berkualitas, Cepat,Tepat, Tanggap,
Profesional dan Memuaskan”.
4.3.2 Misi
Misi RSUD Batubara adalah :
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu secara profesional
dengan dilandasi kebutuhan manusiawi serta terjangkau dan menjangkau
masyarakat Kabupaten Batubara.
2. Menyelenggarakan pelayanan dokter 24 jam.
3. Menyelenggarakan pelayanan prima dan cepat tanggap kepada pasien gawat
4. Meningkatkan kesejahteraan pasien.
4.3.3 Motto
Motto Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Batubara adalah : “Setia dan
Ikhlas melayani Sepenuh Hati”.
4.4 Struktur Organisasi RSUD Batubara
Dikarenakan masih dalam tipe D, didalam melaksanakan tugasnya seorang
direktur di bantu oleh kepala sub bagian tata usaha, seksi pelayanan kesehatan dan
seksi keperawatan, serta kelompok jabatan fungsional, satuan pengawas intern,
Bagan 4.1
Struktur Organisasi RSUD Rumah Sakit Umum Daerah Batubara
Direktur
Dr. Hj. Mariana Lubis MKT
Kelompok Jabatan Sub Bagian Tata Usaha
Umi Kalsum Syarif
Seksi Pelayanan Kesehatan
Dr. Zulkarnain
Seksi Keperawatan
Murniati Ritonga S.Kep
Satuan Pengawas Intern (SPI)
Komite
Dr. Ivan Anshari
Instalasi
UGD : Sahril AmKep
Farmasi : Boy Indrawan S.Farm Apt
ICU : Nirza, S.Kep, Ners
Lab : Citra Listia, AAk
UTD : M Hendro Skm, M.Kes
VK : Hj. Aida Zulfa Am Keb
R Inap : Leli Supiani AmKeb
R anak : Rianti AmKeb
OK : Karmila AmKep
Gizi : Sukma Dewi, AMG
4.5 Kedudukan, Tugas Pokok dan Fungsi
4.5.1 Tugas Pokok dan Fungsi Direktur Rumah Sakit
Tugas Pokok dari Direktur Rumah Sakit, adalah:
Melaksanakan sebagian urusan wajib yang menjadi kewenangan
Pemerintahan Daerah di bidang Kesehatan. Sedangkan Fungsi nya adalah :
1. Menyelenggarakan pelayanan medis dan non medis.
2. Menyelenggarakan pelayanan asuhan keperawatan atau dan rujukan.
3. Menyelenggarakan diklat dan penelitian pengembangan.
4. Mengelola ketatausahaan kepegawaian dan keuangan.
5. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Bupati.
4.5.2 Tugas Pokok dan Fungsi Subbagian Tata Usaha
Tugas Pokok dari Subbagian Tata Usaha adalah :
Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan ketatausahaan, rumah
tangga, kepegawaian, kesejahteraan pegawai, keuangan, rencana kegiatan tahunan,
dokumentasi, perlengkapan RSUD Batubara. Sedangkan Fungsinya adalah :
1. Melaksanakan tugas-tugas ketatausahaan dan rumah tangga.
2. Melaksanakan tugas-tugas perlengkapan.
3. Melaksanakan tugas-tugas administrasi kepegawaian.
4. Melaksanakan tugas-tugas administrasi keuangan.
5. Menyusun dan mengevaluasi pemanfaatan dana pembangunan dan belanja
rutin RSUD Batubara.
4.5.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Keperawatan
Tugas Pokok dari Kepala seksi Keperawatan adalah :
Melaksanakan Kegiatan yang berhubungan dengan pelayanan dan penunjang
medis. Sedangkan Fungsinya adalah :
1. Menghimpun dan mengolah Peraturan Perundang-undangan, Pedoman dan
Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan
keperawatan dan diklat sebagai pedoman dan landasan kerja.
2. Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data serta informasi
yang berhubungan dengan keperawatan dan diklat.
3. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan keperawatan dan
diklat serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.
4. Menyusun rencana dan program kerja berdasarkan Tupoksi dan Renstra
RSUD yang meliputi :
a. standar logistik keperawatan;
b. asuhan keperawatan;
c. pengembangan dan pembinaan mutu keperawatan;
d. pengembangan SDM keperawatan;
e. kebutuhan tenaga dan pendistribusian.
5. Membuat standar pelayanan kesehatan yang meliputi rencana pelayanan,
kapasitas pelayanan dan proses pelayanan.
6. Melakukan penilaian mutu pelayanan keperawatan.
7. Merencanakan dan melaksanakan kegiatan pendidikan, pelatihan dan
penyuluhan.
4.5.4 Tugas Pokok dan Fungsi Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan
Tugas Pokok dari Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan adalah :
Melaksanakan kegiatan yang berubungan dengan pelayanan Kesehatan.
Sedangkan Fungsinya adalah :
1. Menghimpun dan mengolah Peraturan Perundang-undangan, Pedoman dan
Petunjuk Teknis serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan
pelayanan Kesehatan sebagai pedoman dan landasan kerja.
2. Mencari, mengumpulkan, menghimpun dan mengolah data serta informasi
yang berhubungan dengan pelayanan Kesehatan.
3. Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan pelayanan
Kesehatan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.
4. Menyusun rencana dan program kerja berdasarkan Tupoksi dan Renstra
RSUD.
5. Menyusun rencana peningkatan dan pengembangan pelayanan Kesehatan.
6. Mengkoordinasikan semua kebutuhan pelayanan Kesehatan.
7. Membuat dan menyusun standard lokasi dan tata letak instansi.
8. Membuat dan menyusun standard tenaga yang dibutuhkan instalansi
pelayanan medis.
9. Melakukan pemantauan, pengawasan dan pengendalian penggunaan fasilitas
penunjang medis.
Tabel 4.1
Jabatan Struktural Struktur Organisasi RSUD Batubara
NO Eselon Jumlah Terisi Tidak Terisi Keterangan
1 III 1 1 - Direktur
2 IV 4 4 - Kasubag dan Kasi
Sumber : Tata Usaha RSUD Batubara.
Tabel 4.2
Jabatan Fungsional Struktur Organisasi RSUD Batubara
No Profesi JLH Keterangan
1 Dokter Spesialis 5
2 Dokter Umum 5
3 Dokter Gigi 3
4 Perawat 34
5 Bidan 17
6 Analis Laboratorium 2
7 Farmasi 4
8 Gizi 5
9 Elektro Medis 2
4.6 Kegiatan RSUD Batubara
4.6.1 Kegiatan Instalansi Rawat Jalan
Instalasi Rawat Jalan (Poliklinik) melaksanakan pelayanan setiap hari kerja
(senin s/d sabtu) dari pukul 08.00 WIB s/d pukul 13.00 WIB. Poliklinik RSUD
Batubara terdiri dari:
1. Poliklinik Umum
2. Poliklinik Anak
3. Poliklinik Bedah
4. Poliklinik Kebidanan
5. Poliklinik Gigi
4.6.2 Kegiatan Instalansi Rawat Inap
Pelayanan Rawat Inap RSUD Batubara meliputi beberapa ruang perawatan
dengan jumlah kapasitas tempat tidur sebanyak 91 tempat tidur yang terbagi dalam
Kelas I, Kelas II dan Kelas III. Adapun ruang rawat inap terdiri dari 5 (lima) ruang
perawatan yaitu:
1. Ruang Penyakit Dalam (RPD)
2. Ruang Perawatan Bedah (RPB)
3. Ruang Perawatan Kebidanan (RPK)/Nifas
4. Ruang Kesehatan Anak (RKA)
5. Ruang Perinatologi
Salah satu unit pelayanan yang berperan penting di RSUD Batubara adalah
Instalasi Gawat Darurat (IGD), yang melaksanakan pelayanan selama 24 jam
jaga.Pelayanan gawat darurat meliputi :
1. Emergency 24 jam.
2. Kasus non emergency di luar poliklinik.
3. Observasi.
4. Pelayanan penunjang.
Instalasi Gawat Darurat terdiri dari beberapa ruangan yaitu:
a. Ruang Resusitasi
b. Ruang TRIAGE
c. Ruang Observasi
d. Ruang Dokter
e. Ruang Perawat
4.6.4 Kegiatan Pembedahan
Pelayanan tindakan pembedahan di RSUD Batubara dilaksanakan di ruang
bedah sentral. Kamar operasi terdiri dari 2 (dua) kamar, 1 (satu) kamar untuk
tindakan bedah umum dan 1 (satu) kamar operasi untuk tindakan bedah obgyn.
Ruang Bedah sentral juga dilengkapi dengan satu (satu) ruangan RR (Recovery
Room). Peralatan di kamar operasi terdiri dari:
1. Meja operasi
2. Lampu operasi
3. Mesin Anestesi
4. Vital Sign Monitor
5. Cutte
7. Sterilisasi Ruangan
8. Laring oscope
4.6.5 Kegiatan Laboratorium
Pelayanan Laboratorium di RSUD Batubara dilaksanakan setiap hari kerja.
Pelayanan laboratorium dilengkapi dengan alat-alat pemeriksaan Automatic. Adapun
alat-alat yang dipergunakan adalah:
1. Hematology Analyzer
2. Uritest Analyzer
3. Electrolit Analyzer
4. Chemystri Analyzer
5. Micoplate reader dan Microplate washer
6. Dan lain-lain.
4.6.6 Kegiatan Instalansi Farmasi
Instalasi farmasi melaksanakan pelayanan setiap hari kerja (24 jam) termasuk
hari libur. Instalasi farmasi melayani kebutuhan instalasi rawat jalan dan rawat inap
melalui permintaan ruangan dan resep. Adapun yang dilayani adalah obat, alat
kesehatan habis pakai, reagent labor dan alat medik.
4.6.7 Kegiatan Instalansi Gizi
Instalasi gizi melaksanakan pelayanan setiap hari selama 24 jam termasuk
hari libur, pelayanan yang dilakukan meliputi penyediaan makanan bagi pasien rawat
BAB V ANALISIS DATA
5.1 Pengantar
Bab ini akan dibahas data-data yang diperoleh dari lapangan, terutama
diperoleh dari hasil kuesioner yang diajukan kepada responden peserta BPJS
Kesehatan Mandiri yang telah menikmati dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di
RSUD Batubara. Menganalisis data merupakan suatu upaya untuk menata dan
mengelompokkan data menjadi suatu bagian-bagian tertentu menurut kelompok data
jawaban responden. Analisis data yang dimaksud adalah suatu interpretasi langsung
yang berdasarkan data dan informasi yang diperoleh di lapangan dan tetap
berpedoman pada tujuan penelitian.
Penulis mencoba menganalisis data-data yang diperoleh dari hasil kuesioner
yang diajukan kepada para responden yaitu peserta BPJS Kesehatan Mandiri yang
menikmati dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara yang diwakili
oleh 80 responden. Data yang dianalisis pada bab ini adalah :
1. Analisis Karakteristik Responden.
2. Respon Peserta BPJS Kesehatan Mandiri terhadap Pelayanan Kesehatan di
RSUD Batubara Kabupaten Batubara.
3. Analisis data kuantitatif terhadap pelayanan kesehatan di RSUD Batubara
5.2 Karakteristik Umum Responden
5.2.1 Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
Data distribusi responden berdasarkan jenis kelamin disajikan dalam tabel 5.1
berikut ini:
Tabel 5.1
Distribusi Responden berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan di lapangan
oleh peneliti mengenai jenis kelamin responden yang mendominasi kunjungan ke
Rumah Sakit yaitu peserta BPJS Kesehatan berjenis kelamin perempuan yang
berjumlah 46 orang dengan persentase 57,5%. Sedangkan jumlah responden laki-laki
lebih sedikit yaitu 34 orang dengan persentase 34,5%. Sampel yang telah ditetapkan
sebagai responden dalam penelitian ini tidak mempunyai kriteria tertentu, baik
laki-laki dan perempuan dapat dijadikan sampel asalkan pernah menikmati dan
memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara minimal 2 kali kunjungan.
Tabel di atas menunjukkkan bahwa baik laki-laki maupun perempuan sama-sama
rentan mengalami masalah kesehatan.
5.2.2 Distribusi Responden Berdasarkan Usia
Sampel yang telah ditetapkan sebagai responden dalam penelitian ini
mempunyai kriteria tertentu, yakni responden berusia 20 s/d 55 tahun. Hal ini
memudahkan kegiatan pengumpulan data penelitian. Data distribusi responden
berdasarkan usia disajikan dalam tabel 5.2 berikut ini:
Tabel 5.2
Distribusi Responden Berdasarkan Usia
No Usia Frekuensi (F) Presentase (%)
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data pada tabel 5.2 dapat diketahui bahwa responden yang
memiliki usia berkisar antara 41 - 45 tahun lebih banyak memanfaatkan pelayanan
kesehatan di RSUD Batubara yaitu sebanyak 20 responden dengan presentase
26,92%. Sedangkan responden yang berusia lebih tua berkisar antara 46 - 50 tahun
lebih sedikit jumlahnya yakni 6 orang responden dengan presentase 3,84%. Angka
tersebut tentu dapat kita simpulkan bahwasanya responden yang paling dominan
menderita penyakit adalah pada kisaran usia 41 – 45 tahun. Pada kisaran usia
tersebut tergolong usia produktif, artinya individu masih mampu bekerja dan
menghasilkan sesuatu, sehingga mudah lelah dan rentan terhadap penyakit yang
5.2.3 Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Data distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan disajikan dalam
tabel 5.3 berikut ini:
Tabel 5.3
Distribusi Responden berdasarkan Tingkat Pendidikan
No Pendidikan Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.3 diketahui bahwa peserta BPJS
Kesehatan Mandiri yang menjadi responden dalam penelitian ini didominasi oleh
mereka yang berpendidikan terakhir tamat SD (Sekolah Dasar) yaitu berjumlah 32
responden dimana persentasenya sebanyak 40%, yang artinya bahwa responden tidak
berhasil menuntaskan program pemerintah wajib belajar 9 tahun. Data di atas juga
menunjukkan bahwa hanya 8 orang responden dengan presentase 10% yang
merasakan tingkat pendidikan di Perguruan Tinggi. Hal ini menunjukkan
bahwasanya tingkat pendidikan masyarakat Kabupaten Batubara masih tergolong
rendah atau dalam artian kualitas Sumber Daya Manusia di Kabupaten Batubara
masih rendah. Kondisi yang demikian sangat berpengaruh terhadap kualitas
pembangunan masyarakat setempat yang tercermin dari tingkat kesehatan, teknologi,
keterampilan, dll. Khususnya kesehatan, tingkat pendidikan yang rendah akan
mempengaruhi pola pikir masyarakat mengenai kesehatan tubuhnya, yakni semakin
kesehatan tubunya semakin rendah pula. Sebaliknya, semakin tinggi tingkat
pendidikan individu maka semakin tinggi pula usaha untuk menjaga kesehatan tubuh.
Tingkat pendidikan setiap responden juga berpengaruh pada respon yang mereka
berikan terhadap pelayanan kesehatan yang diselenggarakan di RSUD Batubara.
5.2.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Data distribusi responden berdasarkan pekerjaan disajikan dalam tabel 5.4
berikut ini :
Tabel 5.4
Distribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Pekerjaan Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.4 diketahui bahwa pekerjaan
responden sebagian besar didominasi oleh mereka yang berprofesi sebagai petani,
yaitu berjumlah 24 reponden dengan presentase 30%. Kemudian pekerjaan
responden terbanyak kedua setelah profesi petani adalah beraktivitas sebagai
wiraswasta yakni berjumlah 19 responden dengan presentase 23,75%.
Tabel di atas menunjukkan bahwa mata pencaharian sebagian besar penduduk
tertutup kemungkinan juga untuk menanam sayur-sayuran, baik untuk dikonsumsi
pribadi ataupun dijual. Sehingga selain untuk memenuhi kebutuhan pangan rumah
tangga sendiri, petani juga memperoleh penghasilan sebagai modal untuk pemenuhan
kebutuhan lainnya.
5.2.5 Distribusi Responden Berdasarkan Agama
Data distribusi responden berdasarkan pekerjaan disajikan dalam tabel 5.5
berikut ini :
Tabel 5.5
Distribusi Responden Berdasarkan Agama
No Agama Frekuensi (F) Presentase (%)
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.5 menunjukkan bahwa
mayoritas responden menganut agama Islam yaitu berjumlah 65 Responden dengan
presentase 81,25%. Angka ini menunjukkan jumlah responden yang beragama Islam
melebihi setengah dari jumlah total responden. Berdasarkan tabel ini diketahui juga
bahwa sebagian besar penduduk Kabupaten Batubara menganut agama Islam,
walaupun sebagian penduduk juga ada yang menganut agama Kristen Katolik yaitu
10 responden, dengan presentase 12,5% dan Kristen protestan yaitu 5 responden,
5.2.6 Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa
Data distribusi responden berdasarkan Suku bangsa disajikan dalam tabel 5.6
berikut ini :
Tabel 5.6
Distribusi Responden Berdasarkan Suku Bangsa
No Suku Frekuensi (F) Presentase (%)
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di
lapangan oleh peneliti, menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat kabupaten
batubara bersuku jawa yaitu sebanyak 32 responden dengan presentase 40%.
Sedangkan kedua terbanyak setelah Suku jawa adalah suku melayu yaitu 23
responden dengan presentase 28,75%. Selebihnya Suku Batak Toba yaitu 10
reponden dengan presentase 12,5%. Mengenai suku bangsa keseluruhan responden
yang menikmati dan memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara adalah
suku Jawa. Data ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Batubara adalah
mayoritas suku Jawa. Walaupun ada beberapa pendatang yang sudah lama
berdomisili di Kabupaten Batubara, mereka sudah berbaur dengan penduduk asli
sehingga tidak terdapat perbedaan suku yang mencolok satu dengan lainnya dalam
5.2.7 Distribusi Responden Berdasarkan Status Perkawinan
Data distribusi responden berdasarkan pekerjaan disajikan dalam tabel 5.7
berikut ini :
Tabel 5.7
Distribusi Responden berdasarkan Status Perkawinan
No Status Perkawinan Frekuensi (F) Presentase (%)
1
2
Sudah Menikah
Belum menikah
58
22
72,5
27,5
Jumlah 80 100
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.7 menunjukkan bahwa
mayoritas responden berstatus sudah menikah yaitu berjumlah 58 orang dengan
presentase (72,5%). Angka ini menunjukkan jumlah responden yang berstatus sudah
menikah melebihi setengah dari jumlah total responden. Sedangkan responden yang
berstatus belum menikah lebih sedikit jumlahnya yakni hanya 22 orang dengan
presentase (27,5%). Hal ini menunjukkan bahwa penduduk Kabupaten Batubara
yang berstatus sudah menikah lebih rentan sakit disebabkan oleh semakin
bertambahnya beban atau tanggung jawab terhadap keluarga, sehingga lebih banyak
menguras pikiran, tenaga dan waktu yang berakibat pada kurangnya perhatian
terhadap kondisi kesehatan pribadi.
5.2.8 Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan di RSUD Batubara
Data distribusi responden berdasarkan jumlah kunjungan di RSUD Batubara
Tabel 5.8
Distribusi Responden berdasarkan Jumlah Kunjungan di RSUD Batubara
No Kunjungan Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.8 menunjukkan bahwa
mayoritas responden telah 2 kali melakukan kunjungan di RSUD Batubara untuk
menikmati dan memanfaatkan pelayanan kesehatan yaitu berjumlah 45 orang dengan
presentase (56,25%). Responden yang berkunjung sebanyak 3 – 5 kali ke Rumah
Sakit lebih sedikit hanya berjumlah 28 orang dengan presentase (35%). Sedangkan
Responden yang telah lebih dari 5 kali ke Rumah Sakit hanya 7 orang dengan
presntase (8,75%). Hal ini menunjukkan bahwa kriteria pemilihan sampel
(responden) dalam penelitian ini sudah memenuhi syarat, yakni responden yang
menikmati dan memanfaatkan pelayanan kesehatan minimal 2 kali kunjungan.
Dalam kunjungan tersebut, selain dengan alasan responden ingin berobat, responden
juga ingin melakukan kontrol kondisi kesehatan sesuai dengan petunjuk yang telah
diberikan dokter yang memeriksa sebelumnya.
5.3 Respon Peserta BPJS Kesehatan Mandiri Terhadap Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara
Uraian tentang respon peserta BPJS Kesehatan Mandiri terhadap pelayanan
kesehatan di RSUD Batubara akan disajikan dalam bentuk indikator meliputi
memanfaatkan pelayanan kesehatan. Adapun analisis Respon Peserta BPJS
Kesehatan Mandiri Terhadap Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara dibagi
kedalam sub-sub berikut ini:
a. Persepsi
b. Sikap
c. Partisipasi
Adapun untuk mengetahui hasil dari respon peserta BPJS Kesehatan Mandiri
digunakan skala pengukuran menggunakan skala likert dengan ketentuan interval
sebagai berikut:
a. Respon dengan nilai -1,00 sampai dengan -0,33 = respon negatif
b. Respon dengan nilai -0,33 sampai dengan 0,33 = respon netral
c. Respon dengan nilai 0,33 sampai dengan 1 = respon positif
5.3.1 Persepsi
1. Informasi tentang RSUD Batubara Memberikan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta BPJS Kesehatan Mandiri
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di
lapangan oleh peneliti mengenai informasi tentang RSUD Batubara memberikan
pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan Mandiri, diketahui bahwa
keseluruhan responden mengetahui tentang informasi tersebut. Tahu dalam hal ini
yaitu responden benar telah mengetahui bahwasanya RSUD Batubara merupakan
partner BPJS Kesehatan, yang memberikan jaminan kepada seluruh peserta untuk
mendapatkan pelayanan kesehatan dalam rangka meningkatkan derajat
kesehatannya. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden,
ASKES beralih menjadi BPJS Kesehatan. Hal tersebut mendukung hasil penelitian
yaitu dimana keseluruhan responden benar telah mengetahui informasi mengenai
RSUD Batubara sebagai partner BPJS Kesehatan memberikan pelayanan kesehatan
kepada seluruh peserta.
2. Sumber Informasi tentang RSUD Batubara Memberikan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta BPJS Kesehatan Mandiri
Data distribusi responden berdasarkan sumber informasi awal responden
mengetahui bahwa RSUD Batubara memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta
BPJS Kesehatan Mandiri disajikan dalam tabel 5.9 berikut ini :
Tabel 5.9
Distribusi berdasarkan Informasi Awal tentang RSUD Batubara Memberikan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta BPJS Kesehatan Mandiri
No Jawaban Responden Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan pada tabel 5.9 mayoritas responden yaitu
sebanyak 54 responden menjawab Puskesmas sebagai tempat pertama sekali mereka
mengetahui informasi awal mengenai RSUD Batubara memberikan pelayanan
kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan Mandiri. Menurut hasil wawancara dengan
Sakit, mereka wajib lebih dulu meminta surat rujukan dari Puskesmas terdekat. Hal
ini juga merupakan prosedur yang harus dipatuhi oleh peserta BPJS Kesehatan
sebelum menikmati langsung pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Sehingga,
kebanyakan responden mengetahui informasi dari Puskesmas bahwa RSUD sebagai
tempat rujukan tingkat lanjutan memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS
Kesehatan khususnya mandiri.
Selain itu, 20 orang responden menjawab sosialisasi dari pihak BPJS
Kesehatan sebagai media yang memberikan informasi terbaru mengenai pelayanan
kesehatan di RSUD Batubara bagi peserta BPJS Kesehatan Mandiri. Hal ini
dikarenakan beberapa responden memiliki antusias yang tinggi terhadap program
jaminan kesehatan terbaru dari pemerintah yang saat ini dikenal dengan BPJS
Kesehatan, sehingga setiap ada sosialisasi dari pihak BPJS Kesehatan mereka selalu
menyempatkan diri untuk hadir. Sosialisasi dilaksanakan di Rumah Sakit yang cara
penyampaiannya dilakukan secara langsung dan tidak langsung.
Penyampaian secara langsung dilaksanakan dengan bertatap muka langsung
dengan peserta, dengan bantuan slide presentasi untuk mempermudah kegiatan
sosialisasi. Sedangkan sosialisasi secara tidak langsung melalui spanduk dan brosur
yang dibagikan kepada setiap peserta yang berkunjung ke Rumah Sakit. Berdasarkan
hasil wawancara dengan beberapa peserta, diketahui bahwa mereka telah 2 kali
mengikuti sosialisasi yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan. Peserta yang
mengikuti sosialisasi akan mendapatkan informasi-informasi penting mengenai
seputar kegiatan ataupun program yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan dalam
3. Pemahaman tentang Arti Pelayanan Kesehatan
Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden tentang arti
pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di RSUD Batubara disajikan dalam tabel
5.10 berikut ini :
Tabel 5.10
Distribusi Berdasarkan Pemahaman tentang Arti Pelayanan Kesehatan
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber: Kuesioner, 2015
Pengetahuan responden tentang informasi awal mengenai RSUD Batubara
memberikan pelayanan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan Mandiri akan
menimbulkan tanggapan tentang pemahaman dari arti pelayanan kesehatan itu
sendiri. Paham dalam hal ini yaitu responden mengetahui bahwa pelayanan
kesehatan adalah upaya yang diselenggarakan secara bersama-sama untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit
serta memulihkan kesehatan.
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.10 menunjukkan bahwa
mayoritas responden banyak yang tidak paham mengenai arti pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan di RSUD Batubara. Tidak paham merupakan opsi jawaban
dimana responden sama sekali tidak mengetahui arti dari pelayanan kesehatan itu
sendiri. Hasil dari wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui selama
diberikan tanpa memahami apa sebenarnya arti dari pelayanan kesehatan yang
diselenggarakan oleh pihak RSUD. Selain itu ada 30 responden yang kurang paham
tentang arti pelayanan kesehatan yang dilaksanakan di RSUD Batubara. Kurang
paham merupakan opsi jawaban dimana responden hanya mengetahui bahwa
pelayanan kesehatan adalah upaya yang dilakukan untuk menyembuhkan individu
dari penyakit yang dideritanya.
4. Pengetahuan tentang Jenis-Jenis Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden tentang
jenis-jenis pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di RSUD Batubara disajikan
dalam tabel 5.11 berikut ini :
Tabel 5.11
Distribusi Berdasarkan Pengetahuan tentang Jenis-jenis Kegiatan Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.11 menunjukkan bahwa
mayoritas responden yaitu berjumlah 46 orang dengan presentase (57,5%)
mengetahui dengan jelas jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang disediakan
bagi peserta di RSUD Batubara. Tahu dalam hal ini yaitu responden mengetahui
jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan tersebut antara lain: Pelayanan Rawat Jalan
konsultasi medis, pemeriksaan fisik, radiologi, pemeriksaan laboratorium,
pemeriksaan kehamilan, tindakan medis kecil dan sedang serta pemberian obat.
Sedangkan RITL meliputi rawat inap, operasi sedang dan besar, serta pemberian
obat. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa
responden, diketahui responden mengetahui dengan jelas keseluruhan jenis-jenis
kegiatan pelayanan kesehatan tersebut dikarenakan sering melihat dokter atau
petugas kesehatan memberikan pelayanan kesehatan tersebut kepada pasien ataupun
responden pernah memanfaatkan jenis kegiatan pelayanan kesehatan tersebut.
Selain itu, ada 25 responden dengan presentase (31,25%) yang tidak tahu
jenis-jenis pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di RSUD Batubara.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwa
walaupun responden pernah memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara,
mereka tidak tahu apa saja jenis pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter dan
petugas kesehatan lainnya. Hal ini dikarenakan responden kurang peduli ataupun
tidak adanya rasa ingin tahu tentang jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang
disediakan bagi peserta di RSUD Batubara.
5. Pemahaman tentang Jenis-Jenis Kegiatan Pelayanan Kesehatan
Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden tentang
jenis-jenis pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di RSUD Batubara disajikan
Tabel 5.12
Distribusi Berdasarkan Pemahaman tentang Jenis-jenis Kegiatan Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.12 menunjukkan bahwa
mayoritas responden yaitu berjumlah 42 orang dengan presentase (52,5%) Tidak
memahami dengan jelas jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang disediakan
bagi peserta di RSUD Batubara. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti
dengan beberapa responden, diketahui bahwa walaupun responden pernah
memanfaatkan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara, mereka tidak tahu apa saja
jenis pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter dan petugas kesehatan lainnya.
Hal ini dikarenakan responden kurang peduli ataupun tidak adanya rasa ingin tahu
tentang jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di
RSUD Batubara.
Namun, ada 21 responden dengan presentase yang telah memahami dengan
benar jenis-jenis pelayanan kesehatan yang disediakan bagi peserta di RSUD
Batubara. Paham dalam hal ini yaitu responden Mengerti dengan benar maksud dari
Jenis-jenis kegiatan pelayanan kesehatan tersebut, yang antara lain adalah Pelayanan
Rawat Jalan Tingkat Lanjutan (RJTL) dan Rawat Inap Tingkat Lanjutan (RITL).
RJTL meliputi konsultasi medis, pemeriksaan fisik, radiologi, pemeriksaan
pemberian obat. Sedangkan RITL meliputi rawat inap, operasi sedang dan besar,
serta pemberian obat.
6. Pengetahuan tentang Manfaat Pelayanan Kesehatan
Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden tentang
manfaat pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD Batubara disajikan dalam tabel
5.13 berikut ini :
Tabel 5.13
Distribusi Berdasarkan Pengetahuan tentang Manfaat Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.13 menunjukkan bahwa
mayoritas responden yaitu berjumlah 46 orang dengan presentase (57,5%)
mengetahui manfaat pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD Batubara. Manfaat
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD yaitu antara lain menyembuhkan
penyakit, memulihkan kesehatan, memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit dalam suatu kelompok dan masyarakat. Berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwa responden yang
berjumlah 46 orang mengetahui dengan jelas manfaat pelayanan tersebut, karena
Selain itu, terdapat 25 responden dengan presentase (31,25%) yang tidak tahu
tentang manfaat pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak RSUD. Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwa
sebagian responden yang tidak tahu manfaat pelayanan kesehatan tersebut
dikarenakan kurangnya pengetahuan yang didukung oleh rendahnya pendidikan.
Penyebab lainnya yaitu karena responden juga kurang merasakan manfaat pelayanan
kesehatan tersebut dalam dirinya, atau kurang puas menerima pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya. Sehingga, responden
tidak mengetahui dengan jelas apa sebenarnya manfaat pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh dokter ataupun petugas kesehatan lainnya.
7. Pemahaman tentang Manfaat Pelayanan Kesehatan
Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden tentang
manfaat pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD Batubara disajikan dalam tabel
5.14 berikut ini :
Tabel 5.14
Distribusi Berdasarkan Pemahaman tentang Manfaat Pelayanan Kesehatan di RSUD Batubara
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.14 menunjukkan bahwa
mayoritas responden yaitu berjumlah 46 orang dengan presentase (57,5%)
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh RSUD yaitu antara lain menyembuhkan
penyakit, memulihkan kesehatan, memelihara dan meningkatkan kesehatan serta
mencegah penyakit dalam suatu kelompok dan masyarakat. Berdasarkan hasil
wawancara peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwa responden yang
berjumlah 46 orang memahami dengan jelas manfaat pelayanan tersebut, karena
telah merasakan manfaat pelayanan kesehatan itu sendiri dalam kehidupannya.
Selain itu, terdapat 25 responden dengan presentase (31,25%) yang tidak
Paham tentang manfaat pelayanan kesehatan yang diberikan oleh pihak RSUD.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden,
diketahui bahwa sebagian responden yang tidak tahu manfaat pelayanan kesehatan
tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan yang didukung oleh rendahnya
pendidikan. Penyebab lainnya yaitu karena responden juga kurang merasakan
manfaat pelayanan kesehatan tersebut dalam dirinya, atau kurang puas menerima
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter atau petugas kesehatan lainnya.
Sehingga, responden tidak mengetahui dengan jelas apa sebenarnya manfaat
pelayanan kesehatan yang diberikan oleh dokter ataupun petugas kesehatan lainnya.
8. Pengetahuan tentang Prosedur Memperoleh Pelayanan Kesehatan
Data distribusi responden berdasarkan pengetahuan responden tentang
prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan di RSUD Batubara bagi peserta
Tabel 5.15
Distribusi terhadap Pengetahuan tentang Prosedur Memperoleh Pelayanan Kesehatan
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.15 menunjukkan bahwa
hampir semua responden yaitu 66 Responden dengan presentase (82,5%) mengetahui
dengan jelas prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD
Batubara. Prosedur pelayanan yang diharapkan yaitu peserta datang ke Rumah Sakit
dengan menunjukkan nomor identitas peserta JKN dan surat rujukan dari
Puskesmas/Klinik yang telah terdaftar sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP). Kemudian peserta menerima Surat Eligibilitas Peserta (SEP) untuk
mendapatkan pelayanan, baik pelayanan rawat jalan atau rawat inap sesuai dengan
indikasi medis.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa
responden, mereka mengetahui dengan jelas prosedur memperoleh pelayanan
kesehatan tersebut karena apabila peserta tidak mengikuti prosedur yang ada maka
petugas Rumah Sakit tidak akan memberikan pelayanan kesehatan. Pengetahuan
responden mengenai prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan juga sangat
membantu pihak RSUD karena terlengkapinya syarat-syarat administrasi pasien,
sehingga tidak ada kesulitan dalam mendata pasien yang telah menerima pelayanan
Selain itu, terdapat 12 responden dengan presentase (15%) yang tidak tahu
prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan di RSUD Batubara. Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, mereka tidak
tahu prosedur pelayanan kesehatan di Rumah Sakit karena biasanya mereka dibantu
oleh saudara atau perawat ketika proses pendaftaran pasien. Sehingga mereka tidak
tahu menahu prosedur dan syarat-syarat yang diperlukan untuk memperoleh
pelayanan kesehatan bagi peserta. Hal tersebut dijumpai pada orang tua yang sakit
dan tidak mampu lagi mengurus diri sendiri, sehingga butuh bantuan orang lain.
9. Pemahaman tentang Prosedur Memperoleh Pelayanan Kesehatan
Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden tentang
prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan di RSUD Batubara bagi peserta
BPJS Kesehatan Mandiri disajikan dalam tabel 5.16 berikut ini :
Tabel 5.16
Distribusi terhadap Pemahaman tentang Prosedur Memperoleh Pelayanan Kesehatan
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.16 menunjukkan bahwa
hampir semua responden yaitu 66 Responden dengan presentase (82,5%) memahami
dengan jelas prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta di RSUD
Batubara. Prosedur pelayanan yang diharapkan yaitu peserta datang ke Rumah Sakit
Puskesmas/Klinik yang telah terdaftar sebagai Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
(FKTP). Kemudian peserta menerima Surat Eligibilitas Peserta (SEP) untuk
mendapatkan pelayanan, baik pelayanan rawat jalan atau rawat inap sesuai dengan
indikasi medis.
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa
responden, mereka mengetahui dengan jelas prosedur memperoleh pelayanan
kesehatan tersebut karena apabila peserta tidak mengikuti prosedur yang ada maka
petugas Rumah Sakit tidak akan memberikan pelayanan kesehatan. Pengetahuan
responden mengenai prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan juga sangat
membantu pihak RSUD karena terlengkapinya syarat-syarat administrasi pasien,
sehingga tidak ada kesulitan dalam mendata pasien yang telah menerima pelayanan
kesehatan (rekam medik).
Selain itu, terdapat 12 responden dengan presentase (15%) yang tidak paham
prosedur untuk memperoleh pelayanan kesehatan di RSUD Batubara. Berdasarkan
hasil observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, mereka tidak
paham prosedur pelayanan kesehatan di Rumah Sakit karena biasanya mereka
dibantu oleh saudara atau perawat ketika proses pendaftaran pasien. Sehingga
mereka tidak tahu menahu prosedur dan syarat-syarat yang diperlukan untuk
memperoleh pelayanan kesehatan bagi peserta. Hal tersebut dijumpai pada orang tua
yang sakit dan tidak mampu lagi mengurus diri sendiri, sehingga butuh bantuan
orang lain.
10.Pemahaman Responden tentang Penjelasan Dokter
Data distribusi responden berdasarkan pemahaman responden tentang
kesehatan lainnya mengenai penyakit yang diderita disajikan dalam tabel 5.17
berikut ini :
Tabel 5.17
Distribusi berdasarkan Pemahaman tentang Penjelasan Dokter/Petugas Kesehatan Lainnya Mengenai Penyakit Yang Diderita
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.17 menunjukkan bahwa
hampir keseluruhan responden yakni 68 orang dengan presentase (85%) memahami
penjelasan yang diberikan oleh dokter ataupun petugas kesehatan lainnya mengenai
penyakit yang diderita. Paham tentang penjelasan yang diberikan oleh dokter ataupun
petugas kesehatan lainnya dalam hal ini meliputi responden memahami sebab
penyakit yang dideritanya, proses penyembuhan penyakit yang dideritanya dan
penggunaan obat yang diresepkan oleh dokter.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan beberapa responden yang telah
berkonsultasi dengan dokter, mereka memahami dengan baik penjelasan yang
diberikan oleh dokter meliputi hal-hal tersebut. Pemahaman responden ini sangatlah
penting untuk menilai ketepatan diagnosa yang diberikan oleh dokter. Selain itu,
pemahaman tentang penjelasan mengenai penyakit yang diderita juga penting karena
dengan mengetahui penyakit yang diderita maka responden akan berusaha untuk
Tabel di atas juga menyajikan data adanya 12 responden dengan presentase
(15%) yang kurang paham tentang penjelasan yang diberikan dokter atau petugas
kesehatan lainnya mengenai penyakit yang diderita. Kurang paham dalam hal ini,
responden hanya memahami penggunaan obat yang diresepkan oleh dokter tanpa
memahami penjelasan dokter mengenai penyakit yang pada saat itu dideritanya.
Menurut hasil wawancara dengan responden yang kurang paham, hal ini terjadi
karena rasa sakit yang diderita sehingga tidak memperdulikan penjelasan dokter,
mereka hanya fokus pada bagaimana cara penggunaan obat yang diresepkan oleh
dokter supaya sakitnya segera sembuh. Selain itu, usia yang sudah senja berpengaruh
pada daya tangkap responden yang lemah. Meskipun demikian, data menunjukkan
tidak ada responden yang menjawab tidak paham tentang penjelasan dokter atau
petugas kesehatan lainnya.
5.3.2 Sikap
1. Penilaian tentang Sosialisasi Program BPJS Kesehatan
Data distribusi responden berdasarkan Penilaian responden tentang
Sosialisasi Program BPJS Kesehatan disajikan dalam tabel 5.18 berikut ini :
Tabel 5.18
Distribusi berdasarkan Penilaian Responden tentang Sosialisasi Program BPJS Kesehatan
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di
lapangan oleh peneliti mengenai Penilaian responden tentang Sosialisasi Program
BPJS Kesehatan, Sebanyak 48 responden dengan Presentase (60%) menjawab
Kurang Baik atas hal tersebut. Menurut hasil observasi dan wawancara peneliti
dengan beberapa responden, sikap responden yang demikian dikarenakan Kurangnya
Sosialisasi yang dilakukan oleh pihak BPJS Kesehatan terhadap peserta BPJS
Kesehatan.
Namun, Responden sebanyak 32 orang dengan presentase (40%) menjawab
Sosialisasi yang dilakukan oleh Pihak BPJS Kesehatan sudah baik. Sehingga
responden telah mendapatakan informasi serta manfaat dari pelayanan Kesehatan.
2. Keberadaan RSUD Batubara sebagai Partner BPJS Kesehatan
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di
lapangan oleh peneliti mengenai sikap responden terhadap keberadaan RSUD
Batubara sebagai partner BPJS Kesehatan yang memberikan pelayanan kesehatan,
keseluruhan responden menjawab setuju atas hal tersebut. Menurut hasil observasi
dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, sikap responden yang demikian
dikarenakan RSUD Batubara yang bekerjasama dengan BPJS Kesehatan sangat
membantu responden dalam menikmati pelayanan kesehatan tingkat lanjutan yang
dibutuhkan apabila pelayanan kesehatan primer tidak mampu menangani penyakit
yang diderita. Selain itu, dapat membantu responden dalam menghadapi biaya
kesehatan karena telah ditanggung oleh BPJS Kesehatan (dengan syarat membayar
iuran/bulan/orang sesuai kemampuan). Hal ini didasari ketika responden tiba-tiba
terserang penyakit dan harus berobat ke Rumah Sakit, responden tidak perlu
3. Iuran dana premi
Data distribusi responden berdasarkan tanggapan responden terhadap Iuran
dana Premi, disajikan dalam tabel 5.19 berikut ini :
Tabel 5.19
Distribusi berdasarkan Tanggapan responden terhadap Iuran Dana Premi
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
2
Setuju
Kurang Setuju
75
5
93,75
6,25
Jumlah 80 100
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.19 dapat diketahui bahwa
mayoritas responden yaitu 75 orang dengan Presentase (93,75%) Setuju terhadap
Iuran dana Premi yang telah ditentukan oleh Pihak Badan Penyelenggara Jaminan
Sosial (BPJS) Kesehatan.. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara terhadap
beberapa responden yang mempunyai sikap ini alasannnya adalah karena Responden
merasa iuran dana premi yang dibayarkan sudah sesuai dengan fasilitas dan
pelayanan kesehatan yang telah diberikan. Selain itu juga dengan Iuaran tersebut
para responden merasa sedikit ikut membantu meringankan permasalahan kesehatan
bagi orang – orang yang kurang mampu.
Responden yang memiliki sikap kurang setuju hanya 5 orang dengan
presentase (6,25%). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden yang
memiliki sikap kurang setuju terhadap iuran dana Premi Karena Responden merasa
4. Pemberian Obat oleh Dokter
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di
lapangan oleh peneliti mengenai tanggapan responden bahwa pemberian obat oleh
dokter dalam pelayanan kesehatan telah berhasil meningkatkan kesembuhan peserta,
yaitu keseluruhan responden menjawab setuju atas hal tersebut. Menurut hasil
kuesioner dan wawancara peneliti dengan beberapa responden diketahui bahwa
tanggapan responden yang demikian alasannya adalah karena mereka sudah pernah
merasakan kesembuhan dari penyakit yang diderita setelah mengkonsumsi obat yang
diresepkan oleh dokter di RSUD Batubara. Ketika diserang penyakit yang sama
seperti sebelumnya, mereka menganggap hal itu terjadi karena kelalaian diri sendiri
yang tidak menjaga kondisi kesehatan dengan baik, bukan karena obat yang
dikonsumsi sebelumnya atas resep dokter tidak mujarab untuk menyembuhkan
penyakitnya. Sehingga, responden setuju bahwa pemberian obat yang diberikan oleh
dokter bermanfaat untuk memulihkan kembali atau menyembuhkan kondisi
kesehatan yang sebelumnya sakit.
5. Proses Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan
Data distribusi responden berdasarkan proses pelaksanaan pelayanan
Tabel 5.20
Distribusi berdasarkan Proses Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan bagi Peserta di RSUD Batubara
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Kesembuhan pasien merupakan hal yang penting dalam mengukur kualitas
pelayanan kesehatan Rumah Sakit. Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.20
menunjukkan bahwa terdapat 56 responden dengan presentase (70%) yang
memberikan tanggapan baik terhadap proses pelaksanaan pelayanan kesehatan di
RSUD Batubara. Indikator proses pelaksanaan pelayanan kesehatan yang baik
meliputi tingginya angka kesembuhan pasien, rendahnya efek samping yang dialami,
rendahnya kematian pasien, dan tingginya angka kepuasan pasien. Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara peneliti dengan beberapa responden, sebagian besar
responden berpendapat bahwa proses pelayanan kesehatan di RSUD Batubara sudah
sesuai dengan indikator. Sehingga, mereka memberikan tanggapan yang baik
terhadap proses pelaksanaan pelayanan kesehatan bagi peserta yang dilaksanakan di
RSUD Batubara.
Tabel di atas juga menyajikan data dimana terdapat 6 responden dengan
presentase (7,5%) yang memberikan tanggapan kurang baik. Proses pelayanan
kesehatan yang kurang baik dalam hal ini maksudnya yaitu ada hal-hal yang tidak
sesuai dengan indikator. Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden,
pasien. Responden tidak merasakan adanya tingkat kesembuhan yang dialami setelah
2 kali melakukan proses pelayanan kesehatan di RSUD Batubara. Sehingga hal ini
berpengaruh pada rendahnya tingkat kepuasan responden terhadap pelayanan
kesehatan yang diberikan oleh dokter dan petugas kesehatan lainnya. Hal inilah yang
menyebabkan responden memberikan tanggapan kurang baik terhadap proses
pelaksanaan pelayanan kesehatan.
Responden yang memberikan tanggapan tidak baik terhadap proses
pelaksanaan pelayanan kesehatan, yaitu berjumlah 18 orang dengan presentase
(22,5%). Proses pelaksanaan pelayanan kesehatan yang tidak baik berarti secara
keseluruhan tidak memenuhi indikator. Berdasarkan hasil observasi dan wawancara
peneliti, sikap responden yang demikian didukung alasan yang kuat yaitu alat-alat
medis di RSUD Batubara masih kurang lengkap, sehingga proses pelaksanaan
pelayanan kesehatan yang dikerjakan tidak maksimal. Selain karena kurangnya
kelengkapan alat-alat medis, alasan lainnya yaitu dalam proses pelaksanaan
pelayanan kesehatan tidak tersedia dokter spesialis yang memadai untuk menangani
berbagai macam penyakit. Tersedia atau tidak tersedianya dokter spesialis di setiap
Rumah Sakit juga menjadi tolak ukur untuk menilai kualitas dari pelayanan
kesehatan yang dilaksanakan.
6. Kesesuaian Pelayanan Kesehatan dengan Kebutuhan Peserta
Data distribusi responden berdasarkan kegiatan pelayanan kesehatan yang
dilaksanakan oleh dokter di RSUD Batubara sudah sesuai dengan kebutuhan peserta
Tabel 5.21
Distribusi berdasarkan Kegiatan Pelayanan Kesehatan oleh Dokter Sudah Sesuai dengan Kebutuhan Peserta
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.21 dapat diketahui bahwa
responden mempunyai sikap yang berbeda-beda tentang pelayanan kesehatan yang
diberikan oleh dokter sudah sesuai dengan kebutuhan. Responden yang memiliki
Sikap setuju berjumlah 22 responden dengan presentase (22%). Berdasarkan hasil
observasi dan wawancara terhadap beberapa responden yang mempunyai sikap ini
alasannnya adalah karena setiap mereka menerima pelayanan kesehatan dari dokter
atau petugas lainnya di RSUD Batubara sudah sesuai dengan kebutuhan. Kebutuhan
yang dimaksud dalam hal ini adalah dari kebutuhan akan penjelasan dokter tentang
penyakit yang dideritanya, kesigapan dokter dalam memberikan pelayanan, dan
kebutuhan rasa nyaman ketika sedang menerima pelayanan kesehatan. Sehingga,
responden ini memiliki sikap setuju bahwasanya kegiatan pelayanan kesehatan oleh
dokter sudah sesuai dengan kebutuhan.
Responden yang memiliki sikap kurang setuju yaitu 26 orang dengan
presentase (32,5%). Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan responden yang
memiliki sikap kurang setuju bahwa kegiatan pelayanan kesehatan oleh dokter sudah
sesuai kebutuhan, alasan mereka adalah karena dokter di RSUD Batubara kurang
medis, namun dokternya belum datang, sehingga, responden tidak bisa langsung
ditangani penyakitnya dan harus menunggu beberapa menit atau jam kemudian untuk
menerima pelayanan kesehatan oleh dokter. Hal ini yang menyebabkan responden
kurang setuju bahwa pelayanan kesehatan oleh dokter sudah sesuai dengan
kebutuhan.
Responden yang tidak setuju sedikit lebih banyak dari responden yang kurang
setuju, yaitu 32 responden dengan presentase (40%). Berdasarkan hasil wawancara
dengan beberapa responden yang tidak setuju, alasan mereka adalah tenaga dokter
spesialis di RSUD Batubara. Selama ini responden hanya ditangani oleh dokter
umum saja, sehingga kebutuhan responden untuk berkonsultasi langsung dengan
dokter spesialis yang ahli dibidangnya tidak dapat terealisasi. Sebagian responden
berharap di RSUD Batubara tersedia Dokter Spesialis yang ahli dibidangnya. Hal ini
merupakan salah satu kebutuhan yang segera mungkin harus diperhatikan dan
dipenuhi oleh RSUD Batubara.
7. Konsultasi Medis oleh Dokter
Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan di
lapangan oleh peneliti mengenai sikap responden terhadap kegiatan konsultasi medis
oleh dokter di RSUD Batubara telah bermanfaat untuk meningkatkan kondisi
kesehatan, yaitu keseluruhan responden menjawab setuju atas hal tersebut.
Konsultasi medis dalam hal ini meliputi penjelasan dokter tentang penyebab penyakit
yang diderita oleh pasien, proses penyembuhan yang harus dilakukan oleh pasien
untuk sembuh dari penyakitnya, dan pemberian resep obat kepada pasien untuk
mengurangi rasa sakit sampai pasien sembuh total. Hasil kuesioner dan wawancara
peneliti dengan beberapa responden, diketahui bahwasanya sikap responden yang
dihadapi responden sangat baik, sehingga dapat dimengerti dan dipahami dengan
jelas oleh responden. Hasil konsultasi ini kemudian menjadi suatu pola hidup yang
dipercaya oleh responden untuk dilaksanakan dalam rangka meningkatkan kondisi
kesehatan yang lebih baik.
8. Kesejahteraan Peserta
Data distribusi responden berdasarkan pelaksanaan pelayanan kesehatan di
RSUD Batubara telah berhasil meningkatkan kesejahteran peserta disajikan dalam
tabel 5.22 berikut ini :
Tabel 5.22
Distribusi berdasarkan Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan telah Berhasil Meningkatkan Kesejahteraan Peserta
No Kategori Frekuensi (F) Presentase (%)
1
Sumber : Kuesioner, 2015
Berdasarkan data yang disajikan dalam tabel 5.22 diketahui responden yang
mempunyai sikap setuju yaitu 48 Responden dengan presentase (60%) menyatakan
bahwa pelaksanaan pelayanan kesehatan di RSUD Batubara telah berhasil
meningkatkan kesejahteraan. Berdasarkan hasil kuesioner dan wawancara peneliti
dengan beberapa responden yang mempunyai sikap setuju, alasannya adalah apabila
tidak terdapat sarana dan prasarana kesehatan di daerah mereka maka kesejahteraan
mereka pun terancam. Mereka sadar bahwa kesehatan merupakan hal yang penting,