• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Danau Toba terhadap Desain Resort (Studi Kasus: Samosir Villa Resort)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Danau Toba terhadap Desain Resort (Studi Kasus: Samosir Villa Resort)"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto S, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Penerbit PT Rineka Cipta, Jakarta.

A.S. Hornby. 1974. Oxford Leaner‟s Dictionary of Current English, Oxford University Press.

Budihardjo, Eko. 1996. Jati Diri Arsitektur Indonesia. Bandung: P.T. Alumni. Chuck Y.Gee.1998. Resort Development and Management, Watson-Guptil

Publication

Dirjen Pariwisata. 1998. Pariwisata Tanah Air Indonesia, hal. 13, November. D.K. Ching, Francis. 2008. Arsitektur Bentuk Ruang dan Susunannya Edisi

Ketiga. Jakarta : Erlangga.

Dwi Kustianingrum, Dkk. 2012. Kajian Tatanan Massa Dan Bentuk Bangunan Terhadap Konsep Ekologi Digriyo Tawang, Solo. Jurusan Teknik Arsitektur, Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan, Institut Teknologi Nasional Bandung.

John M. Echols. 1997. Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta.

Koentjaraningrat. 1984. Bunga Rampai Kebudayaan, Mentaltas dan Pembangunan. Jakarta: PT Gramedia.

Krisna, R., Antariksa dan Dwi Ari, I.R. 2005. Studi Pelestarian Kawasan Wisata Budaya di Dusun Sade Kabupaten Lombok Tengah. Jurnal Plannit . 3 (2):124-133. Kurniasih, Sri. 2009. Prinsip Hotel Resort Studi Kasus: Putri Duyung Cottage-Ancol, Jakarta Utara. Jurnal Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Budi Luhur.

Moleong, Lexy J. 2014. Metodologi Penelitian Kualitatif (Edisi Revisi), Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Marlina, Endy. 2008. Panduan Perancangan Bangunan Komersial. ANDI. Yogyakarta

(2)

Nyoman.S. Pendit. 1999. Ilmu Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti. Priyatmono, A. F. 2004. Peran Ruang Publik Di Permukiman Tradisional

Kampung Laweyan Surakarta. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Putra, N et al. 1985/1986. Kesadaran Budaya Tentang Ruang pada Masyarakat, di Daerah NTB (Suatu Studi Menganai Proses Adaptasi). Proyek Inventarisasi dan DokumentasiKebudayaan Daerah. Prop NTB. Mataram: Depdikbud. Rapoport, Amos. 1993. Development, Culture, Change and Supportive Design.

USA: Universityof Wisconsin-Milwaukee.

Rapoport, Amos. 1969. House Form and Culture. Englewood Cliffs, New York: Prentice Hall Inc.

Sasongko, I. 2005. Pembentukan Struktur Ruang Permukiman Berbasis Budaya (Studi Kasus: Desa Puyung-Lombok Tengah). Jurnal Dimensi Teknik Arsitektur . 33 (1):1-8.

Sastrawati, Isfa. 2003. Prinsip Peranacangan Kawasan Tepi Air (Studi Kasus: Kawasan Tanjung Bunga). Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota. 14 (3): 95-117.

Soekanto, S. 2003. Sosiologi Suatu Pengantar . Cetakan ke-35, Jakarta: Raja GrafindoPersada.

(3)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1.Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan pada penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan cara lebih menggambarkan kondisi Resort yang terbentuk akibat pengaruh Danau Toba kemudian akan dideskripsikan melalui kata-kata. Berdasarkan teori Moleong (2014) yaitu penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena secara holistik dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah. Penjabaran deskriptif pada penelitian ini adalah penjabaran mengenai bentuk pola Resort yang disebabkan oleh pengaruh Danau Toba, pengaruh budaya terhadap kenyamanan penghuni, dan faktor budaya yang berpengaruh pada Resort di Danau Toba.

3.2.Variabel Penelitian

Menurut Arikunto (2006) variabel diartikan sebagai suatu konsep yang mempunyai variasi atau keragaman. Arti dari konsep tersebut adalah

penggambaran atau abstraksi dari suatu fenomena atau gejala tertentu. Konsep apapun yang memiliki ciri-ciri yang bervariasi atau beragam dapat

(4)

Variabel yang akan diteliti pada penelitian ini adalah: - Pola resort

- Orientasi view

- Pengaruh Danau Toba terhadap resort - Ornamen budaya pada cottage resort - Aktivitas/kebiasaan penghuni resort

3.3.Metode Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki beberapa metode yaitu :

1. Dokumentasi

Dokumentasi pada penelitian ini berupa kajian literatur yaitu buku, jurnal, hasil penelitian dan dalam bentuk lainnya yang dapat mendukung kelengkapan penelitian ini.

2. Observasi

Observasi yang dilakukan pada penelitian ini dengan observasi terbuka yaitu peneliti langsung mengamati Resort tepi Danau Toba di kawasan Tuk-tuk serta mengamati budaya dan aktivitas masyarakat setempat. Observasi ini bertujuan untuk mendapatkan data berupa gambaran fisik kawasan dan data berupa budaya yang ada di kawasan tersebut.

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini berupa:

(5)

 Data yang berkaitan dengan pola fisik resort tepi Danau Toba yang

terbentuk karena pengaruh danau dan budaya setempat.

 Data yang berkaitan dengan sosial budaya dan bentuk pola resort yang

dipengaruhi oleh budaya Danau Toba.

2. Data sekunder berupa arsip/dokumentasi sebagai hasil penelitian kepustakaan mengenai bentuk pola resort di tepi danau yang berhubungan dengan topik penelitian mengenai bentuk pola resort di tepi Danau Toba. Data tersebut berupa:  Data berupa dokumentasi mengenai pengaruh budaya terhadap timbulnya

resort di tepi Danau Toba.

 Data berupa dokumentasi berupa foto dan gambar mengenai kawasan

Resort Danau Toba serta budaya setempat.

3.4.Kawasan Penelitian

Penelitian dilakukan di Desa Tuk-Tuk Kecamatan Simanindo, Kabupaten Samosir tepatnya berada pada Villa Samosir Resort. Desa tuk-tuk ini terletak diantara Desa Tomok dan Desa Ambarita.

(6)

Gambar 3.2. Lokasi Penelitian Sumber: google earth 3.5.Tahapan Analisa Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, data-data tersebut dianalisis dengan menggunakan metode analisis deskriptif.

Berikut ini adalah tahapan analisa data yang akan dilakukan:

1. Melakukan kompilasi data setelah data-data tersebut dikumpulkan. Mengelompokan temuan yang diperoleh dari observasi dan wawancara dengan responden kedalam tema-tema tertentu.

2. Selanjutnya adalah tahapan penyajian data yang telah dikategorikan untuk dapat memahami data yang diperoleh yang akan dilanjutkan ke dalam tahap analisa.

3. Analisa awal yang dilakukan adalah penggalian data, dan kesimpulan sementara yang akan mendapatkan temuan-temuan sementara. Temuan tersebut kemudian dianalisa untuk mendapatkan temuan akhir.

(7)

BAB IV

PENGARUH BUDAYA DAN DANAU TOBA TERHADAP DESAIN SAMOSIR VILLA RESORT

4.1. Gambaran Umum Pulau Samosir dan Kelurahan Tuktuk Siadong

Pulau Samosir adalah sebuah pulau vulkanik yang berada di tengah Danau Toba di provinsi Sumatera Utara. Pulau Samosir biasa disebut pulau dalam pulau dengan ketinggian 1.000 meter di atas permukaan laut, sehingga menjadikan pulau ini menjadi sebuah pulau yang menarik perhatian para turis. Pulau Samosir sendiri terletak dalam wilayah Kabupaten Samosir yang baru dimekarkan pada tahun 2003 dari bekas Kabupaten Toba-Samosir. Di pulau ini juga terdapat dua buah danau kecil sebagai daerah wisata yaitu Danau Sidihoni dan Danau Aek Natonang yang mendapat julukan "danau di atas danau". Obyek Wisata di Kabupaten Samosir memiliki daerah-daerah potensi wisata yang berbasis pemandangan alam, wisata spiritual, wisata pertanian, wisata budaya dan perairan Danau Toba. Obyek Wisata ini tersebar di berbagai wilayah Kecamatan.

(8)

Secara Administratif Kelurahan Tuktuk Siadong termasuk ke dalam Kecamatan Simanindo Kabupaten Samosir dengan batas-batas wilayah terdiri dari:

1. Sebelah Timur berbatasan dengan Danau Toba 2. Sebelah Selatan berbatasan dengan Danau Toba 3. Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Garoga 4. Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Sialagan

Kelurahan Tuktuk Siadong terbagi atas 3 lingkungan yakni lingkungan pertama Huta Irnga, Lumban Holbung, Sibolopian, Jalan Gereja Atas, Lumban Nangka, dan Lumban Bakkara. Lingkungan Dua terdiri dariJalan GerejaBawah, Pandan, LumbanManurung dan Kompleks Ambaroba. Lingkungan Tiga terdiri dari Tuktuk Pulo, Sosor Galung, dan Lumban Bakara. Kelurahan Tuktuk Siadong berada pada ketinggian 904-2.157 m diatas permukaan laut. Suhu rata-ratanya berkisar antara 18°-24°C dan luas daratan Kelurahan Tuktuk Siadong 340 Ha dan luas perairan (danau)adalah 410 Ha. Ketika kita pertama kali masuk ke Kelurahan Tuktuk Siadong maka akan disambut dengan gapura besar yang bermotif gorga dan bentang alam yang indah. Sebelah kanan Tuktuk Siadong langsung berbatasan dengan Danau Toba, jalanannya sedikit mendaki dan berbelok-belok ketika memasuki kelurahan ini. Setelah itu kita. (Sinabutar, 2015).

4.1.1. Sejarah Kelurahan Tuktuk Siadong

(9)

Menurut masyarakat sekitar dahulunya ketika bebatuan tersebut diketuk akan menghasilkan bunyi “tuktuk” dan dari sinilah awalnya nama Tuktuk digunakan. Secara administratif nama desa Tuktuk Siadong sebelumnya adalah Tuktuk si asu. Akan tetapi tidak diketahui secara pasti, sejak tahun berapa Tuktuk Siadong menjadikan nama kelurahan. (Siallagan, 2009 dalam Sinabutar, 2015)

Awalnya Kelurahan Tuktuk Siadong sama dengan kelurahan-kelurahan yang ada di Samosir, akan tetapi ketika kebutuhan masyarakat untuk bersantai dari kejenuhan rutinitas maka menjadikan Tuktuk Siadong sebagai tempat wisata. Hal ini disebabkan bentang alam Tuktuk Siadong yang merupakan dataran tinggi, sehingga memberikan pemandangan seperti lukisan yang indah. Lambat laun mereka yang berkunjung semakin banyak dan mulai mendirikan tenda tenda rekreasi ke tempat tersebut. Beberapa penduduk memprakarsai mendirikan beberapa rumah makan dan rumah persinggahan. Demikian selanjutnya Kelurahan Tuktuk Siadong berkembang menjadi daerah tujuan wisata yang banyak dikunjungi oleh wisatawan baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing. (Sinabutar, 2015).

4.1.2. Gambaran Umum Samosir Villa Resort

(10)

tidur, dalam visi yang sempurna dari surga tropis. Skema desain elegan dari daerah resort villa merangkul seluruh villa, cottage, desain yang unik dari restoran, kolam renang, play ground, tempat parkir. Jenis cottage yang tersedia di resort ini yaitu, Deluxe, Family, President, Suite, dan VIP. Beberapa cottage berorientasi langsung kearah Danau Toba.

Gambar 4.2 Tempat Pemberhentian Kapal dan Tampak depan Samosir Villa Resort Dari Arah Danau Toba

(11)

Gambar 4.3 Layout Samosir Villa Resort Sumber: Penggambaran Ulang Penulis, 2015

4.2. Budaya Pada Samosir Villa Resort

Budaya yang akan dibahas pada studi kasus ini dibahas secara luas yaitu membahas tentang budaya ornamen, budaya kebiasaan penghuni / aktivitas penghuni, dan budaya resort memanfaatkan potensi orientasi view melalui pola resort terhadap danau toba karena menurut menurut Koentjaraningrat (1984) disebutkan bahwa karakteristik atau bentuk kebudayaan sebagai suatu unsur– unsur yang universal. Karakteristik budaya dapat difenfinikan melalui system pengetahuan, yaitu hasil daya cipta, karya, dan karsa manusia

4.2.1. Ornamen Pada Samosir Villa Resort

(12)

4.2.1.1. Ornamen Pada Cottage Tipe Deluxe

Tipe cottage deluxe berorientasi ke arah kolam renang dan tidak langsung menghadap ke arah Danau Toba. Ornamen yang ada pada tipe cottage ini yaitu pada lisplank dan balkon. Cottage tipe deluxe memiliki perbedaan jenis ornamen dari beberapa material eksterior bangunan.

Gambar 4.4 Layout Cottage Tipe Deiuxe (warna Hijau) Sumber: Penulis, 2015

Gambar 4.5 Cottage Tipe Deluxe Sumber: Penulis, 2015

Ornamen yang terdapat pada cottage tipe Deluxe adalah sebagai berikut:

Gambar 4.6 Ornamen Simeol-eol masialoan Sumber: Penulis, 2015

(13)

Gambar 4.7 Ornamen Ulu paung Sumber: Penulis, 2015

Ornamen ulu paung pada cottage deluxe yang terletak pada bagian pembatas balkon. Ornamen Ulu paung, bentuknya raksasa, setengah manusia setengah hewan, yaitu kepalanya manusia bertanduk hewan.terdapat 5 ulu paung yang berada di bagian pembatas balkon tipe cottage lokasi 1 ini.

Gambar 4.8 Ornamen Ipon-ipon

Sumber: Penulis, 2015

Ornamen ipon-ipon terletak pada bagian lisplank bangunan cottage tipe deluxe yang terlihat pada gambar 4.8. Ornamen ipon-ipon ini sejajar dengan ornamen Simeol-eol masialoan.

(14)

4.2.1.2. Ornamen Pada Cottage Tipe Family

Tipe cottage family memiliki perbedaan orientasi view yang dapat dilihat dari letak cottage. Ornamen yang ada pada tipe cottage family yaitu pada atap, lisplank dan pembatas balkon. Cottage tipe family memiliki perbedaan ornamen batak toba yang ada pada sisi tertentu bangunan.

Gambar 4.9 Layout Cottage Tipe Family (warna Biru) Sumber: Penulis, 2015

Gambar 4.10 Cottage Tipe Family Sumber: Penulis, 2015

Pada gambar 4.10 menunjukan bahwa cottage tipe Family memiliki beberapa ornamen pada bagian fasad dan atap.

(15)

Gambar 4.11 Jengger (jorngom) Sumber: Analisa Penulis, 2015

Ornamen Jengger (jorngom) terdapat pada atap cottage tipe Family. Pada atap tersebut terlihat adanya lebih dari satu ornamen. Jengger (jorngom) mencerminkan bentuknya raksasa, hampir sama dengan hiasan kala pada candi.

Gambar 4.12 Ornamen Ipon-ipon

Sumber: Penulis, 2015

Ornamen ipon-ipon juga ada pada cottage tipe family sama halnya dengan cottage tipe deluxe yaitu perletakkan oranen ini ada pada lisplank namun berbeda bentuk.

Gambar 4.13 Ornamen Ulu paung Sumber: Penulis, 2015

(16)

Ornamen Ulu paung, bentuknya raksasa, setengah manusia setengah hewan, yaitu kepalanya manusia bertanduk hewan.terdapat 2 ulu paung yang berbeda warna yaitu coklat khas batak toba dan warna krem.

Cottage Tipe Family berjumlah 3 unit, ornamen yang terdapat pada cottage tipe family adalah ornamen Jengger (jorngom), Ipon-ipon, dan Ulu paung. Ornamen-ornamen tersebut berada pada dinding dan atap bangunan. Persentase terbesar yaitu ornamen ipon-ipon yang terdapat pada lisplank.

4.2.1.3. Ornamen Pada Cottage Tipe President

Tipe cottagepresident tidak memiliki perbedaan orientasi view karena letak cottage hanya berada satu sisi area saja. Ornamen yang ada pada cottage tipe president tidak memiliki unsur ornamen batak toba.

Gambar 4.14 Layout Cottage Tipe President (warna Ungu) Sumber: Penulis, 2015

(17)

Ornamen batak tobayang terdapat pada cottage tipe President tidak terdapat pada sisi manapun. Namun nuansa dan desain mirip seperti cottage yang lainnya. Letak cottage yang berada di ketinggian menyebabkan cottage memiliki view langsung ke arah Danau Toba. Ornamen batak toba yang tidak terdapat sama sekali hanya ada pada cottage tipe president.

4.2.1.4. Ornamen Pada Cottage Tipe Suite

Tipe cottagesuite memiliki perbedaan orientasi view yang dapat dilihat dari letak cottage. Ornamen yang ada pada tipe cottagesuite yaitu balkon dan lisplank. Cottage tipe suite memiliki perbedaan ornamen batak toba yang ada pada sisi tertentu bangunan.

Gambar 4.16 Layout Cottage Tipe Suite (warna Kuning) Sumber: Penulis, 2015

(18)

Sama halnya dengan tipe cottage sebelumnya, cottage tipe Suite ini juga memiliki ornamen pada bagian lisplank dan pembatas balkon. Cottage Tipe Suite memiliki view langsung ke Danau Toba namun beberapa cottage memiliki view yang berbeda.

Ornamen yang terdapat pada cottage tipe Suite adalah sebagai berikut:

Gambar 4.18 Ornamen Sitompi, Ornamen Desa na ualu, Ornamen Boraspati (cecak) (dari kiri ke kanan)

Sumber: Penulis, 2015

Pada bagian cottage ini memperlihatkan beberapa ornamen yang terletak pada pembatas balkon cottage tipe suite. Ornamen-ornamen ini merupakan ornamen dari batak toba yang bentuknya seperti gerakan anyaman rotan.

Gambar 4.19 Ornamen Ipon-Ipon terletak pada pembatas balkon dan lisplank Sumber: Penulis, 2015

(19)

4.2.1.5. Ornamen Pada Cottage Tipe VIP

Tipe cottage VIP memiliki tidak memiliki perbedaan orientasi view karena kedua area menghadap langsung ke arah danau toba. Ornamen yang ada pada tipe cottageVIP yaitu pada balkon dan lisplank.

Gambar 4.20 Layout Cottage Tipe VIP (warna Merah) Sumber: Penulis, 2015

Gambar 4.21 Cottage Tipe VIP Sumber: Penulis, 2015

Ornamen yang terdapat pada cottage tipe VIP adalah sebagai berikut:

Gambar 4.22 Ornamen Ulu paung terdapat di bagian sudut pembatas balkon. Sumber: Penulis, 2015

(20)

Terdapat 10 unit Cottage Tipe VIP yang memiliki ornamen pada lisplank bangunan dan pembatas balkon. Ornamen-ornamen tersebut adalah Ulu paung, sitompi, dan ipin-ipon. Ornamen yang paling sering digunakan yaitu ipon-ipon.

Ornamen yang terdapat di setiap jenis cottage menjelaskan bahwa resort ini dipengaruhi budaya Batak Toba dalam hal desain bangunannya. Selain pengaruh budaya hal lain yang berpengaruh yaitu Danau Toba dilihat dari orientasi view yang ada. Beberapa jenis cottage di letakkan pada bagian depan yang langsung berorientasi ke arah Danau Toba. Jenis resort ini adalah Lake Resort yaitu resort yang berada di tepi danau dengan memanfaatkan danau sebagai view utama.

Ornamen-ornamen batak toba pada cottage-cottage terletak di bagian tertentu yaitu berada pada fasad bangunan, seperti pada bagian dinding atap dan pada kolom-kolom penyangga dan tidak terdapat di keseluruhan material bangunan. Untuk mengetahui ornamen batak toba pada cotagge di resort ini , peniliti akan melakukan pengelompokan sebagai berikut :

Cottage Tipe

Ornamen Jumlah

cottage

Lisplank Atap Pembatas Balkon

VIP Ulu paung, sitompi,

ipon – ipon

(21)

Gambar 4.25Persentase fasilitas terhadap view di samosir villa resort Sumber: Analisa Penulis, 2015

Ditinjau dari seluruh cottage pada resort ini, maka letak ornamen batak toba yang paling banyak ditemukan berada di bagian pembatas balkon yaitu 20 cottage dengan pesentase sebesar 52 % dari keseluruhan cottage. Ornamen batak toba yang terletak pada bagian lisplank paling kedua banyak yaitu 17 cottage dengan persentase sebesar 45% dari keseluruhan cottage. Ornamen paling sedikit ditemukan pada resort ini terletak pada bagian atap yaitu 1 cottage dengan persentase sebesar 3 % dari keseluruhan cottage.

Disimpulkan bahwa ornamen batak toba di samosir villa resort tidak terdapat di keseluruhan eksterior bangunan tetapi berada di daerah tertentu saja.

4.3. Pengaruh Danau Toba terhadap Aktivitas dan Kebiasaan di Samosir Villa Resort

Menurut Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil Publication 1988 yaitu, Resort adalah sebuah kawasan yang terencana yang tidak hanya sekedar untuk menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. Sesuai dengan pengertian resort tersebut timbulah berbagai aktivitas pengunjung.

45%

3% 52%

Persentase Ornamen Batak Toba

Pada lisplank

pada atap

(22)

Bermacam aktivitas yang dapat dilakukan pengunjung di Samosir Villa Resort terkait Danau Toba sebagai view utama dari resort ini. Aktivitas yang terlihat di danau toba ini yaitu pengunjung dari luar pulau samosir yang ingin berlibur ke Samosir Villa Resort dapat langsung menggunakan angkutan kapal karena resort telah menyediakan pemberhentian kapal.

Gambar 4.26 Area pemberhentian kapal Sumber: Penulis, 2015

Selain menggunakan kapal, pengunjung juga sering menggunakan jalur darat ketika berlibur ke resort ini. Pada jalan darat tersedia seperti gapura / entrance, sedangkan bagi pengunjung melalui jalur kapal danau toba hanya ada area pemberhentian kapal.

Gambar 4.27

(23)

Aktivitas dan tempat bersantai pada resort dilakukan pengunjung seperti makan di teras sambil melihat view ke arah danau toba dan berjemur di area tepi danau toba pada resort. Akses bagi para pengunjung menuju tepian danau toba pada resort dapat dilakukan melalui area terdepan dekat dengan teras 3 yang berada di perbatasan resort dengan danau / tepian danau toba.

Gambar 4.28

Aktivitas Istirahat dan Bersantai dengan Memanfaatkan Danau Toba sebagai View Sumber: Penulis, 2015

Gambar 4.29

Area Berjemur untuk Pengunjung di Tepi Danau Toba Sumber: Penulis, 2015

(24)

Pada area tertentu yang tidak bisa melihat pemandangan danau toba secara langsung, beberapa pengunjung melakukan kegiatan dengan bersantai di pinggiran kolam renang yang telah disediakan. Dikarenakan kolam renang yang ada di Samosir Villa Resort ini memiliki view langsung ke arah Danau Toba.

Kegiatan lainnya yang dilakukan pengunjung adalah memilih tempat menginap. Benyak pengunjung memilih cottage yang memiliki pemandangan yang menarik. Cottage yang paling di minati oleh pengunjung samosir villa resort ini adalah cottage tipe VIP dan tipe Suite karena berada tepat di depan danau.

Gambar 4.30

view dari balkon cottage tipe suite Sumber: samosirvillaresort.com

Gambar 4.31

view dari balkon cottage tipe VIP Sumber: samosirvillaresort.com

(25)

4.4. Pola Samosir Villa Resort Terhadap View pada Danau Toba

Pola beberapa cottage yang ada pada samosir villa resort ini pada awalnya berbentuk linier di bagian tipe cottage VIP dan suite yang berdekatan dengan danau toba. Sedangkan untuk area cottage yang lain sebagian tidak mendapat view langsung ke danau toba tetapi memiliki view buatan pada resort ini seperti kolam renang.

Gambar 4.32

Bentuk pola cottage pada bagian terdepan yang paling berdekatan dengan danau toba berbentuk organisasi linier

Sumber: Analisa dan Penggambaran Ulang Penulis, 2015

Gambar 4.33

Bentuk pola cottage pada bagian samping kanan mengikuti alur dengan memanjang lebih keatas dan mengikuti alur pada batas samosir villa resort

(26)

Gambar 4.34

Bentuk pola cottage pada bagian tengah terpisah dari alur cottage yang berdekatan dengan danau toba dan cottage pada bagian samping kiri

terpisah dengan cottage lain.

Sumber: Analisa dan Penggambaran Ulang Penulis, 2015

Urutan cottage pada resort ini disusun dari ruang-ruang yang berulang dan disesuaikan dengan batas lahan. Pada seluruh cottage di resort ini memiliki 2 tingkat lantai pada setiap cottage yang a da di samosir villa resort ini dan memiliki balkon pada setiap lantai 2 yang berfungsi sebagai teras untuk menikmat view keluar.

Gambar 4.35

Cottage- cottage memiliki 2 lantai pada setiap tipe bangunan dan memiliki balkon untuk menikmati view

(27)

4.4.1. Pola Cottage Terhadap View pada Danau Toba

Beberapa cottage memiliki view tersendiri seperti melihat pemandangan Danau Toba langsung, menikmati keindahan kolam renang yang disediakan oleh resort, dan menikmati kedua view sekaligus. Untuk mengetahui bagaimana setiap cottage memiliki view masing-masing, dilakukan analisa cottage tersebut berdasarkan letak cottage yang paling dekat dengan Danau Toba hingga yang lebih jauh dengan Toba ditinjau berdasarkan letak cottage pada lokasi di Samosir Villa Resort ini.

4.4.1.1. Cottage Tipe Suite Terhadap View pada Danau Toba

Cottage tipe suite ini terbagi atas 2 lokasi. Lokasi pertama terletak di area paling depan pada resort ini. Arah cottage ini langsung menghadap ke arah view Danau Toba dan memiliki jumlah cottage tipe suite yang menghadap langsung ke arah danau toba 4 cottage yang terbagi atas 4 kamar di lantai dasar dan 4 kamar di lantai kedua, sedangkan di lokasi kedua 4 cottage yang memiliki 4 kamar pada lantai dasar dan 4 kamar lantai kedua lebih jauh terhadap view ke danau toba.

Cottage Tipe Suite lokasi Pertama

Gambar 4.36

Cottage tipe suite di lokasi pertama berada di paling depan area cottage yang menghadap langsung ke arah view Danau Toba

(28)

Gambar 4.37

Arah view cottage tipe suite di lokasi pertama menghadap langsung ke Danau Toba Sumber: Analisa Penulis, 2015

 Cottage Tipe Suite lokasi Kedua

Gambar 4.38

cottage tipe suite di lokasi kedua berada di area tengah pada resort dan mempunyai view hanya kolam renang dan sedikit lebih jauh dari danau toba dibanding dengan lokasi pertama yang menghadap langsung kearah danau toba

(29)

Gambar 4.39

Arah view cottage tipe suite di lokasi kedua menghadap view ke arah kolam renang 2

Sumber: Analisa Penulis, 2015

Ditinjau dari kedua lokasi cottage tipe suite, maka cottage di lokasi pertama yang mendapatkan view alami langsung yaitu danau toba, sedangkan cottage di lokasi kedua hanya mendapatkan view buatan seperti kolam renang 2 yang disediakan di samosir villa resort untuk fasilitas rekreasi air bagi para pengunjung.

4.4.1.2. Cottage Tipe VIP Terhadap View pada Danau Toba

Cottage tipe suite ini terbagi atas 2 lokasi yang keduanya menghadap langsung ke arah view danau toba dan terletak di depan. Lokasi pertama terletak di samping kiri dari danau toba, sedangkan lokasi kedua terletak di samping kanan dan memiliki view tambahan seperti kolam renang 2.

(30)

Gambar 4.40

Cottage tipe VIP di lokasi pertama berada di paling depan area samping kiri cottage yang menghadap langsung ke arah view Danau Toba

Sumber: Penulis, 2015

Gambar 4.41

Arah view cottage tipe VIP di lokasi pertama menghadap langsung ke Danau Toba

Sumber: Analisa Penulis, 2015

(31)

Gambar 4.42

Cottage tipe VIP di lokasi kedua berada di paling depan area samping kanan cottage yang menghadap langsung ke arah view Danau Toba dan terletak

(32)

Gambar 4.43

Arah view cottage tipe VIP di lokasi kedua mendapatkan 2 view yaitu menghadap langsung ke Danau Toba dan mendapat view ke arah kolam renang 2

Sumber: Analisa Penulis, 2015

Ditinjau dari kedua lokasi cottage tipe VIP, maka cottage di lokasi pertama yang mendapatkan view alami langsung yaitu danau toba, sedangkan cottage di lokasi kedua mendapatkan kedua view sekaligus yaitu view buatan seperti kolam renang 2 yang disediakan di samosir villa resort untuk fasilitas rekreasi air bagi para pengunjung dan view langsung ke arah Danau Toba.

4.4.1.3. Cottage Tipe President Terhadap View pada Danau Toba

Cottage tipe President ini hanya berada di satu lokasi yaitu terletak di area ketinggian pada resort ini yang orientasi bangunan nya menghadap langsung kearah danau toba. Cottage tipe President yang menghadap langsung kearah danau toba memiliki jumlah hanya 2 cottage yang terbagi atas 2 kamar di lantai dasar dan 2 kamar di lantai kedua. Hal ini dikarenakan tipe president yang paling mendapatkan view Danau Toba diantara tipe yang lain karena view dapat langsung dilihat pada ketinggian di lokasi Samosir Villa Resort ini.

(33)

Gambar 4.44

Cottage tipe President berada di area samping kanan di ketinggian pada resort yang menghadap langsung ke arah view Danau Toba dengan memanfaatkan

ketinggian dari letak cottage tersebut Sumber: Penulis, 2015

Gambar 4.45

Arah view cottage tipe President dapat dilihat dari ketinggian dari letak lokasi cottage tersebut

Sumber: Analisa dan Penggambaran Ulang Penulis, 2015 4.4.1.4. Cottage Tipe Deluxe Terhadap View pada Danau Toba

(34)

kedua. Lokasi ketiga terletak di samping kiri yang posisi cottage tersebut terpisah dari cottage yang lain dan berjumlah 4 cottage yang memiliki 4 kamar pada lantai dasar dan 4 kamar lantai kedua.

Cottage Tipe Deluxe lokasi Pertama

Gambar 4.46

Cottage tipe deluxe di lokasi pertama berada di tengah area resort yang menghadap langsung ke arah view buatan seperti kolam renang 1

Sumber: Penulis, 2015

Gambar 4.47 Arah view cottage tipe deluxe di lokasi pertama menghadap langsung ke arah kolam renang 1

Sumber: Analisa dan Penggambaran Ulang Penulis, 2015

(35)

Gambar 4.48

Cottage tipe deluxe di lokasi kedua berada di area samping kanan resort Sumber: Penulis, 2015

Gambar 4.49

Arah view cottage tipe Deluxe di lokasi kedua tidak ada view yang dapat dilihat karena letak cottage yang jauh dari danau

Sumber: Analisa dan Penggambaran Ulang Penulis, 2015

(36)

Gambar 4.50 cottage tipe deluxe di lokasi ketiga berada di area samping kiri resort

Sumber: Penulis, 2015

Gambar 4.51 Arah view cottage tipe deluxe di lokasi ketiga memiliki perbedaan view dari masing- masing lantai. Pada lantai 1 tidak memiliki arah view,

(37)

Ditinjau dari ketiga lokasi cottage tipe deluxe, maka cottage di lokasi pertama hanya mendapatkan view buatan seperti kolam renang 1 yang disediakan oleh samosir villa resort untuk para pengunjung sebagai pengganti view yang mengarah ke danau toba, sedangkan pada cottage lokasi kedua dan ketiga tidak mendapatkan view dikarenakan letak cottage yang jauh dari danau toba dan kolam renang tetapi cottage lokasi kedua pada lantai 1 mendapatkan view ke danau toba dikarenakan ketinggian pada balkon tidak menghalangi view ke arah danau toba.

4.4.1.5. Cottage Tipe Family Terhadap View pada Danau Toba

Cottage tipe family ini terbagi atas 2 lokasi. Lokasi pertama terletak di area paling ujung yang berdekatan dengan gapura / entrance. Pada lokasi pertama memiliki 2 kamar dan memiliki perbedaan view pada masing – masing kamar. Lokasi kedua terletak ditengah area cottage yang memiliki 1 cottage yang yang memiliki 2 kamar yang berada pada lantai pertama dan lantai kedua dan memiliki perbedaan view pada masing – masing lantai.

Cottage Tipe family lokasi pertama

(38)

Gambar 4.52

cottage tipe family di lokasi pertama berada di area ujung resort berdekatan dengan gapura/entranceresort

Sumber: Penulis, 2015

Gambar 4.53

Arah view cottage tipe family di lokasi pertama memiliki perbedaan view dari masing- masing kamar. Pada kamar 1 memiliki view ke arah kolam renang 1,

sedangkan pada kamar 2 tidak ada view yang dapat dilihat. Sumber: Analisa dan Penggambaran Ulang Penulis, 2015

Cottage Tipe family lokasi kedua

Gambar 4.54 cottage tipe family di lokasi kedua berada di area tengah pada lokasi resort

(39)

Gambar 4.55

Arah view cottage tipe family di lokasi kedua memiliki perbedaan view dari masing- masing lantai. Pada lantai tidak ada yang view yang dapat dilihat

karena terhalang dengan cottage depan, sedangkan pada lantai 2 memiliki view ke arah danau toba karena ketinggian pada lantai 2

yang dapat dilihat dari balkon

Sumber: Analisa dan Penggambaran Ulang Penulis, 2015

Ditinjau dari kedua lokasi cottage tipe family, maka cottage di lokasi pertama hanya mendapatkan view buatan seperti kolam renang 1 dan hanya pada 1 kamar saja yang mendapatkan view tersebut, sedangkan pada cottage lokasi kedua mendapatkan view ke arah danau toba dan hanya pada lantai 2 saja yang mendapatkan view dikarenakan ketinggian pada lantai 2 tersebut.

4.4.1.6. Persentase cottage - cottage terhadap view

(40)
(41)

Gambar 4.56

Pengelompokan cottage berdasarkan arah view Sumber: Analisa Penulis, 2015

Gambar 4.57

Persentase cottage terhadap view di samosir villa resort Sumber: Analisa Penulis, 2015

Ditinjau dari seluruh cottage pada resort ini, maka cottage yang mendapatkan view ke arah danau toba paling banyak jumlahnya yaitu sekitar 33 kamar cottage dengan persentase sebesar 48 % dari keseluruhan cottage yang ada pada resort ini. Cottage yang mendapatkan view ke arah kolam renang berjumlah 11 kamar dengan persentase sebesar 16 % dan view ke arah kolam renang 2 berjumlah 10 kamar dengan persentase sebesar 15 %, sedangkan cottage yang tidak mendapatkan view sebesar 21 % yang berjumlah 14 kamar.

Disimpulkan bahwa dari keseluruhan cottage pada resort ini rata – rata memiliki view tersendiri yaitu sebesar 79 % dan kamar cottage yang tidak

48%

16% 15%

21%

PERSENTASE COTTAGE TERHADAP VIEW

view ke arah danau toba view ke arah kolam renang 1

view ke arah kolam renang 2

(42)

mendapatkan view sebesar 21 % dikarenakan letak cottage yang berjauhan dengan danau toba maupun kolam renang.

4.4.2. Pola Fasilitas Samosir villa Resort terhadap View Danau Toba Terkait dengan Aktivitas Pengunjung

Pada samosir villa resort ini terdapat fasilitas pendukung bagi pengunjung yang ingin menikmati aktivitas mereka. Fasilitas yang ada di resort ini sebagian besar disediakan untuk menikmati pemandangan dari view alami yaitu danau toba. Fasilitas tersebut berupa seperti teras yang juga berfungsi sebagai area makan atau sekedar untuk bersantai sambil menikmati view ke arah danau toba. Teras yang ada di resort ini memiliki jenis yang berbeda, berikut adakah keterangannya :

 Teras 1

Teras 1 berada di area tengah pada resort ini yang letaknya di depan minibar / restaurant. Teras 1 ini berfungsi sebagai tempat makan pada restaurant di resort ini. Kebiasaan dan aktivitas pada area ini dilakukan pengunjung sebagai tempat makan mereka sambil melihat pemandangan ke arah danau toba.

(43)

Gambar 4.58

Teras 1 yang mendapatkan view langsung ke arah danau toba dan aktivitas para pengunjung Sumber: Analisa Penulis, 2015

Area teras 1 pada resort ini mendapatkan view langsung ke arah danau toba dikarenakan posisi letak teras tersebut berada di ketinggian pada resort ini sehingga memungkinkan pengunjung mendapatkan langsung view yang mengarah ke danau toba.

 Teras 2

Teras 1 berada di area tengah pada resort ini yang letaknya di depan minibar/restaurant. Teras 1 ini berfungsi sebagai tempat makan pada restaurant di resort ini. Kebiasaan dan aktivitas pada area ini dilakukan pengunjung sebagai tempat makan mereka sambil melihat pemandangan ke arah danau toba.

Gambar 4.59

(44)

Teras 2 ini mendapatkan 2 view yaitu view ke arah kolam renang dan danau toba. Aktivitas para pengunjung di area teras 4 ini dimanfaatkan pengunjung sebagai tempat duduk mereka sambil melihat langsung view ke danau toba dan kolam renang 1 dikarenakan teras 4 ini berada di depan kolam renang 1. Keberadaan teras 1 pada lokasi ini memiliki 2 fungsi yaitu sebagai teras dan entrance bagi pengunjung yang dating melewati danau toba.

 Teras 3

Teras 3 berada di bagian paling depan pada resort ini yang letaknya menghadap langsung ke arah danau toba. Teras 3 ini berfungsi sebagai tempat duduk santai para pengunjung sambil melihat langsung view ke arah danau toba.

Gambar 4.60

(45)

dan aktivitas para pengunjung Sumber: Analisa Penulis, 2015

Kebiasaan dan aktivitas pengunjung pada area teras 3 ini dilakukan pengunjung sebagai tempat duduk sekaligus sebagai tempat makan mereka sambil melihat pemandangan langsung ke arah danau toba. Pemandangan ke arah danau toba dapat langsung dilihat dikarenakan teras 3 ini berada paling depan area resort.

 Teras 4

Teras 4 berada di bagian paling depan pada resort ini yang letaknya berada di samping kolam renang 2 dan menghadap langsung ke arah danau toba. Teras 4 ini berfungsi sebagai tempat perisitirahatan bagi pengunjung yang berenang di area kolam renang 2.

(46)

Teras 4 yang mendapatkan 2 view dan aktivitas para pengunjung Sumber: Analisa Penulis, 2015

Keberadaan teras 4 ini mendapatkan 2 view yang dapat melihat view ke arah kolam renang dan danau toba. Aktivitas para pengunjung di area teras 4 ini dimanfaatkan pengunjung sebagai tempat duduk mereka sambil melihat langsung view ke danau toba dan kolam renang 2 dikarenakan teras 4 ini berada di pertengahan danau toba dan kolam renang 2.

Minibar dan Restaurant

Minibar dan restaurant berada di bagian belakang yang letaknya sejajar dengan gapura/entrance bagi pengunjung melalui jalan darat. Minibar dan restaurant di resort ini letaknya saling berdekatan dan keduanya menjadi satu bangunan, tetapi pada area minibar tidak memiliki dinding/semi outdoor.

(47)

Minibar dan restaurant serta aktivitas para pengunjung Sumber: Analisa Penulis, 2015

Minibar dan restaurant memiliki perbedaan pada viewnya masing-masing. Minibar yang bangunan nya tidak memiliki dinding/semi outdoor mendapatkan view buatan yaitu kolam renang 1, sedangkan restaurant pada resort ini tidak mendapatkan view apapun dikarenakan letak bangunan nya yang paling belakang sehingga jauh dari view yang ada. Aktivitas para pengunjung pada kedua area ini kebanyakan lebih ke minibar dikarenakan potensi mendapatkan view ke arah kolam renang 1.

 Kolam Renang

Fasilitas tambahan seperti rekreasi air seperti kolam renang juga disediakan oleh pihak resort ini yang berfungsi apabila pengunjung tidak ingin berenang di perairan danau toba. Kolam renang yang ada di resort ini memiliki jenis yang berbeda, berikut adakah keterangannya :

- Kolam renang 1 - Kolam renang 2

Gambar 4.63

(48)

Pada kolam renang 1 letak lokasi berada di bagian tengah beredekatan dengan teras 1 dan restaurant. Aktivitas pada area kolam renang 1 dimanfaatkan pengunjung sebagai tempat berenang dan berjemur sambil menikmati view ke arah danau toba. Sedangkan kolam renang 1 letak lokasi berada di area paling depan yang letaknya langsung berhadapan dengan danau toba. Aktifitas pada area kolam renang 2 dimanfaatkan sebagai tempat berenang bagi para pengunjung dan mendapatkan view ke danau danau toba lebih dekat dibandingkan dengan kolam renang 1 karena letaknya yang berhadapan langsung dengan danau toba.

4.4.3. Persentase Fasilitas Resort terhadap View

(49)

Fasilitas View Danau Toba Kolam Renang

Danau toba dan Kolam

Renang

Teras 1

-

-

Teras 2

-

-

Teras 3

-

-

Teras 4

-

-

Minibar

-

-

Restautant

-

-

-

-

Kolam

Renang 1

-

-

Kolam

Renang 2

-

-

TOTAL 7 FASILITAS 4 FASILITAS 1 FASILITAS 2 FASILITAS

Gambar 4.64

(50)

Gambar 4.65

Persentase fasilitas terhadap view di samosir villa resort Sumber: Analisa Penulis, 2015

Ditinjau dari seluruh fasilitas pada resort ini, maka fasilitas yang mendapatkan view ke arah danau toba paling banyak jumlahnya yaitu sekitar 4 fasilitas dengan persentase sebesar 50 % dari keseluruhan fasilitas yang ada pada resort ini. Fasilitas yang mendapatkan view ke arah kolam renang berjumlah 1 fasilitas dengan persentase sebesar 12 %. Fasilitas yang mendapatkan kedua yaitu view ke arah danau toba dan kolam renang berjumlah 2 fasilitas dengan persentase sebesar 25 %, sedangkan fasilitas yang tidak mendapatkan view berjumlah 1 fasilitas dengan persentasesebesar 13 %.

Disimpulkan bahwa dari keseluruhan fasilitas pada resort ini rata-rata memiliki view tersendiri yaitu sebesar 87 % dan fasilitas yang tidak mendapatkan view sebesar 13 % dikarenakan letak cottage yang berjauhan dengan danau toba maupun kolam renang.

50%

12% 13%

25%

Persentase Fasilitas terhadap View

danau toba

kolam renang

tidak ada view

(51)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan data analisa dan pembahasan bab empat untuk menjawab permasalahan penelitian yang diajukan dalam penelitian ini, maka dapat ditarik kesimpulan :

 Bentuk pola cottage di samosir villa resort pada umumnya berbentuk linier di bagian depan dan cottage-cottage lainnya mengikuti area tapak resort. Pola beberapa cottage di samosir villa resort pada awalnya di bagian tipe cottage VIP dan suite yang berdekatan dengan danau toba. Sedangkan cottage-cottage yang lain sebagian tidak mendapat view langsung ke danau toba tetapi memiliki view buatan pada resort ini seperti kolam renang.

 Ornamen batak toba khas danau toba yang ada pada fisik samosir villa resort

memakai ornamen budaya batak toba. Ornamen budaya batak toba pada setiap cottage ini tidak keseluruhan memakai unsur pada setiap bangunannya, melainkan lebih ke tempat tertentu yaitu pada bagian lisplank, pembatas balkon, sudut pembatas balkon, dan bagian atap. Pada setiap cottage rata-rata memakai ornamen ipon-ipon, ulu paung, simeol – eol, jengger (jorngom), sitompi, desa na ualu, dan barospati.

 Orientasi view yang mempengaruhi pada desain resort pada umumnya

(52)

resort yaitu kolam renang. Beberapa cottage ada yang mendapatkan kedua view tersebut. Keseluruhan cottage pada resort ini rata-rata memiliki view tersendiri yaitu sebesar 79 % dan kamar cottage yang tidak mendapatkan view sebesar 21 % dikarenakan letak cottage yang berjauhan dengan danau toba maupun kolam renang.

 Orientasi view pada fasilitas di samosir villa resort ini rata-rata menghadap ke

arah danau toba sebagai view utama. Fasilitas yang tidak mendapatkan view utama beberapa ada yang mendapatkan view buatan sebagai danau toba. Keseluruhan fasilitas pada resort ini rata-rata memiliki view tersendiri yaitu sebesar 87 % dan fasilitas yang tidak mendapatkan view sebesar 13 % dikarenakan letak cottage yang berjauhan dengan danau toba maupun kolam renang.

 Aktivitas dan kebiasaan pengunjung pada samosir villa resort ini beraneka

ragam. Aktivitas pengunjung yang datang ke samosir villa resort ingin melihat pemandangan danau toba dari segi view sambil menikmati fasilitas dan cottage yang ada di resort. Aktivitas dan kebiasaan pengunjung sebagian dapat melihat potensi danau toba.

5.2. Saran

(53)
(54)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Hotel Resort

2.1.1. Pengertian Hotel Resort

Berdasarkan beberapa sumber, resort dapat diartikan sebagai berikut:

Resort adalah suatu perubahan tempat tinggal untuk sementara bagi

seseorang di luar tempat tinggalnya dengan tujuan antara lain untuk mendapatkan kesegaran jiwa dan raga serta hasrat ingin mengetahui sesuatu. Dapat juga dikaitkan dengan kepentingan yang berhubungan dengan kegiatan olah raga, kesehatan, konvensi, keagamaan serta keperluan usaha lainnya (Dirjen Pariwisata, Pariwisata Tanah air Indonesia, hal. 13, November, 1988)

Resort adalah tempat peristirahatan di musim panas, di tepi pantai/di

pegunungan yang banyak dikunjungi. (John M. Echols, Kamus Inggris-Indonesia, Gramedia, Jakarta, 1987)

Resort adalah tempat wisata atau rekreasi yang sering dikunjungi orang

dimana pengunjung datang untuk menikmati potensi alamnya. (A.S. Hornby,

Oxford Leaner’s Dictionary of Current English, Oxford University Press,

(55)

Resort adalah sebuah tempat menginap dimana mempunyai fasilitas khusus

untuk kegiatan bersantai dan berolah raga seperti tenis, golf, spa, tracking, dan jogging, bagian concierge berpengalaman dan mengetahui betul lingkungan resort, bila ada tamu yang mau hitch-hiking berkeliling sambil menikmati keindahan alam sekitar resort ini.(Nyoman.S. Pendit. Ilmu Pariwisata, Jakarta: Akademi Pariwisata Trisakti, 1999)

Resort adalah sebuah kawasan yang terencana yang tidak hanya sekedar untuk

menginap tetapi juga untuk istirahat dan rekreasi. (Chuck Y. Gee, Resort Development and Management, Watson-Guptil Publication 1988)

 Sebuah Hotel Resort sebaiknya mempunyai lahan yang ada kaitannya dengan

obyek wisata, oleh sebab itu sebuah hotel resort berada pada perbukitan, pegunungan, lembah, pulau kecil dan juga pinggiran pantai. (Nyoman S. Pendit. Ilmu Pariwata. Jakarta : Akademi Pariwisata Trisakti, 1999)

2.1.2 Faktor Penyebab Timbulnya Hotel Resort

Sesuai dengan tujuan dari keberadaan Hotel Resort yaitu selain untuk menginap juga sebagai sarana rekreasi. Hotel Resort muncul disebakan oleh beberapa faktor berikut ini (Kurniasih, 2009):

a. Berkurangnya waktu untuk beristirahat.

(56)

b. Kebutuhan Manusia akan rekreasi.

Manusia pada umumnya cenderung membutuhkan rekreasi untuk dapat bersantai dan menghilangkan kejenuhan yang diakibatkan oleh aktivitas mereka.

c. Kesehatan.

Untuk dapat memulihkan kesehatan baik para pekerja maupun para manula membutuhkan kesegaran jiwa dan raga yang dapat diperoleh ditempat berhawa sejuk dan berpemandangan indah yang disertai dengan akomodasi penginapan sebagai sarana peristirahatan.

d. Keinginan Menikmati Potensi Alam

Keberadaan potensi alam yang indah dan sejuk sangat sulit didapatkan di daerah perkotaan yang penuh sesak dan polusi udara. Dengan demikian keinginan masyarakat perkotaan untuk menikmati potensi alam menjadi permasalahan, oleh sebab itu hotel resort menawarkan pemandangan alam yang indah dan sejuk sehingga dapat dinikmati oleh pengunjung ataupun pengguna hotel tersebut.

2.1.3. Karakteristik Hotel Resort

Menurut Kurniasih (2009) Hotel Resort memiliki 4 (empat) karakteristik yaitu:

a. Lokasi

(57)

b. Fasilitas

Motivasi pengunjung untuk bersenang-senang dengan mengisi waktu luang menuntut ketersedianya fasilitas pokok serta fasilitas rekreatif indoor dan outdoor. Fasilitas pokok adalah ruang tidur sebagai area privasi. Fasilitas rekreasi outdoor meliputi kolam renang, lapangan tenis dan penataan lansekap.

c. Segmen Pasar

Hotel resort merupakan suatu fasilitas akomodasi yang terletak di daerah wisata. Sasaran pengunjung hotel resort adalah wisatawan yang bertujuan untuk berlibur, bersenang-senang mengisi waktu luang, dan melupakan rutinitas kerja sehari-hari yang membosankan. Untuk tujuan tersebut, mereka membutuhkan hotel yang dilengkapi fasilitas yang bersifat rekreatif dan memberikan pola pelayanan yang memuaskan. Rancangan resort yang baik harus dapat merespon keburuhan ini sehingga rancangan sebuah resort perlu dilengkapi dengan berbagai fasilitas yang memungkinkan konsumen untuk bersenang-senang, refresing, dan mendapatkan hiburan.

d. Arsitektur dan Suasana

(58)

2.1.4. Jenis-jenis Hotel Resort

Klasifikasi resort terbagi berdasarkan letak orientasi view dan lokasi dan kelengkapan atraksi wisata. (Marlina 2008).

Jenis-jenis resort berdasarkan letak orientasi view, yaitu: a. Mountain Resort Hotel

Hotel resort ini mengambil lokasi di daerah pegunungan yang mempunyai pemandangan indah, potensi wisata alam, serta budaya. Fasilitas yang disediakan lebih ditekankan pada hal-hal yang berkaitan dengan hiburan alam dan rekreasi yang bersifat cultural dan natural, seperti mendaki gunung, hiking, panjat tebing, dan lain sebagainya.

Gambar 2.1. Padung Mountain Resort

Sumber :

http://blog.travelpod.com/travel-photo/kstubbs97/14/1293302191/padung-mountainresort.jpg/tpod.html

b. Beach Resort Hotel

(59)

Gambar 2.2. Jacuma Beach Resort Sumber: www.overseaspropertymall.com

c. Lake Resort Hotel

Resort yang berada di tepi danau dengan memanfaatkan danau sebagai view utama.

(60)

d. Village ResortHotel

Hotel resort ini menekankan pada lokasi yang mempunyai keunikan dan tema etnik lokal sebagai daya tarik. Menyelami kebudayaan masyarakat sekitar, bergabung dengan berbagai kegiatan masyarakat, meninggalkan gaya hidup modern dan larut dalam kehidupan masyarakat pedesaan merupakan kegiatan utama yang dijadikan fokus utama.

Gambar 2.4. Ubud Resort

Sumber: www. vietnamtravelmall.com, www.ubudhotels.net

e. Forest Resort Hotel

(61)

Gambar 2.5. Gokarna Forest Resort, Nepal Sumber : www.concierge.com/2006/hotels/asia/10668

f. Marina resort hotel

Hotel resort ini berada di daerah pelabuhan, rancangan resor ini memanfaatkan potensi utama daerah tersebut dengan melengkapi fasilitas dermaga dan kegiatan yang berhubungan dengan air.

Gambar 2.6 Rebak Marina Resort Langkawi Sumber:

http://www.mynetbizz.com/travelweb/index.php/category/hotels/langkawi-hotels/rebak-marinaresort-

(62)

Jenis-jenis resort berdasarkan lokasi dan kelengkapan atraksi wisata, yaitu: (Marlina 2008)

 Resort gabungan (intergrated resort)

Resort gabungan, termasuk perkampungan pedesaan untuk tempat berlibur adalah resort yang direncanakan secara khusus. Dimana para pekerjanya dapat tinggal di dalam atau dekat dengan resort. Orientasi resort ini dikhususkan pada keistimewaan alam seperti pantai, laut, lereng-lereng ski, pemandangan gunung, taman nasional, atau keistimewaan lain seperti daerah dengan arkeologi dan sejarah, iklim yang menyehatkan, lapangan golf atau fasilitas olahraga lain atau kombinasi di antaranya.

 Resort perkotaan (town resort)

Resort perkotaan menggabungkan penggunaan lahan dan aktifitas pada komunitas perkotaan, tetapi secara ekonomi difokuskan pada aktifitas resort yang memiliki akomodasi seperti hotel dan fasilitas pelayanan wisata. Ada beberapa contoh resort perkotaan seperti resort ski, resort pantai, dan resort spa di kota-kota Eropa dan Amerika Utara. Resort pantai di Australia dan resort spa di perkotaan Jepang.

 Resort retreat (retreat resort)

(63)

 Rekreasi air (Perairan)

Yang dimaksud dengan rekreasi air (perairan) yaitu rekreasi yang dilakukan pada media perairan, baik sungai, danau, waduk, atau laut. Rekreasi inmemanfaatkan potensi alam perairan. Jenis aktifitas yang dapat dilakukan pada rekreasi perairan ditentukan oleh kondisi perairannya. Aktifitas tersebut dapat berupa pasif atau aktif. Sebagai contoh untuk perairan yang airnya deras bergelombang tetapi mempunyai pemandangan yang indah maka aktifitasnya cenderung pasif (contohnya pada Pantai Parangritis, Jogjakarta). Sedangkan untuk perairan yang tenang maka aktifitasnya cenderung aktif (seperti Marina Ancol, Pantai Kuta Bali)

Berdasarkan beberapa jenis resorts dapat disimpulkan bahwa pada setiap resort memanfaatkan potensi alam sebagai orientasi view. Menurut Soetiadji (1986) orientasi adalah suatu posisi relatif suatu bentuk terhadap bidang dasar, arah mata angin, atau terhadap pandangan seseorang yang melihatnya. Dengan berorientasi dan kemudian mengadaptasikan situasi dan kondisi setempat, bangunan kita akan menjadi milik lingkungan.

Jenis orientasi menurut Soetiadji (1986) adalah :

 Orientasi terhadap garis edar matahari yang merupakan suatu bagian

(64)

 Orientasi pada potensi-potensi terdekat, merupakan suatu orientasi yang lebih

bernilai pada sesuatu, bangunan dapat mengarah pada suatu tempat atau bangunan tertentu atau cukup dengan suatu nilai orientasi positif yang cukup membuat hubungan filosofisnya saja.

 Orientasi pada arah pandang tertentu, yang biasanya mengarah pada

potensipotensi yang relatih jauh, misalnya arah laut, atau pemandangan alam. Orientasi massa bangunan terhadap potensi alam yang ada di sekitar tapak menjadi dasar pertimbangan dan point utama, berupa sungai samin dan bukit-bukit dengan hijaunya pepohonan. Selain itu juga, Dengan mempertahankan aspek vegetasi di sekitar tapak maka dapat berfungsi juga sebagai peneduh dari radiasi sinar matahari. (Kustianingrum dkk, 2012)

2.2. Pola Resort

Pola menurut kamus besar Bhs. Indonesia (1988) dalam Nuryanto (2007), mengandung arti gambar yang dipakai untuk contoh, corak, sistem, bentuk yang tetap, kombinasi sifat kecenderungan yang khas, informasi bentuk pengorganisasian, teknik penyusunan, pedoman, kerangka, cara dan usaha. Menurut Rapoport (1989) dalam Nuryanto (2007), pola adalah alat untuk mengenali suatu fenomena.

(65)

 Batas (boundaries) merupakan batas daerah kekuasaan suatu wilayah atau

sebuah permukiman yang dibuat oleh masyarakat setempat, baik dalam bentuk fisik maupun non fisik;

 Jenis fasilitas (massa), yaitu pengelompokan elemen fisik dalam suatu permukiman yang merupakan tempat melakukan aktivitas sekaligus sebagai fasilitas bagi penghuni dan penggunanya. Fasilitas permukiman ini dapat berbentuk fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos);

 Tata ruang (zona) merupakan pembagian daerah kegiatan penghuni dalam suatu permukiman, yang diatur berdasarkan struktur keyakinan, aturan-aturan adat atau kebiasaan masyarakat setempat;

 Ragam hias, yaitu unsur-unsur dominan yang banyak ditemukan pada permukiman, baik alami maupun buatan manusia (craftmanship). Ragam hias juga ada yang memiliki latar belakang kebudayaan yang berhubungan dengan kepercayaan masyarakat adat setempat, ada juga yang tidak.

Berkaitan dengan pola hunian, Habraken (1978) dalam Nuryanto (2007) mengklasifikasikannya ke dalam beberapa jenis, yaitu: bentuk dan organisasi ruang, komponen dan bahan bangunan (termasuk bukaan ruang), aturan membangun serta ragam hias.

 Bentuk dan organisasi ruang

(66)

 Komponen dan bahan bangunan

Komponen bangunan, yaitu pembagian struktur dan konstruksi rangka bangunan dari bawah hingga atas, sedangkan bahan bangunan merupakan penggunaan material termasuk peralatan membangun yang dipakai oleh komunitas masyarakat tertentu dalam mendirikan huniannya. Penggunaan bahan dan alat tersebut ada yang berkaitan dengan adat dan tidak. Bukaan ruang termasuk dalam komponen dan bahan bangunan, karena menyangkut material yang digunakan. Bukaan ruang merupakan pola sirkulasi antar ruang dalam maupun dengan luar hunian. Bukaan tersebut memiliki tujuan untuk memberikan kemudahan aksesibilitas (pencapaian) di dalam dan luar hunian, baik sirkulasi penghuni maupun udara;

 Aturan membangun

Aturan membangun merupakan seperangkat norma-norma (aturan) yang disepakati oleh komunitas masyarakat tertentu yang digunakan sebelum, selama dan sesudah mendirikan huniannya. Norma atau aturan tersebut ada yang bersifat tertulis (teknis) dan tidak tertulis (non teknis);

 Ragam hias

(67)

Menurut F.D.K. Ching (1996) organisasi ruang dibagi menjadi 5 bagian, yaitu :

1. Organisasi terpusat

Sebuah ruang dominan yang terpusat dengan pengelompokan sejumlah ruang sekunder.

Gambar 2.7. Organisasi Terpusat

Sumber: F.D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, 2008

Gambar 2.8. Bamboo Eco Resort dengan bentuk organisasi terpusat Sumber: http://www.bambooecoresort.com/info.php?i=3061

2. Organisasi Linear

(68)

perubahan-perubahan topografi, mengitari suatu badan air atau sebatang pohon, atau mengarahkan ruang-ruangnya untuk memperoleh sinar matahari dan pemandangan.

Gambar 2.9. Organisasi Linear

Sumber: F.D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, 2008

Gambar 2.10. Hammocks Cape Haze Resort yang memiliki bentuk Linear Sumber: http://www.hammockscapehaze.com/resort-plan.html

3. Organisasi Radial

(69)

Gambar 2.11. Organisasi Radial

Sumber: F.D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, 2008

Gambar 2.12. Le Meridien Meixi Lake Resort yang menggunakan bentuk radial

Sumber: http://www.fscarchitects.com/2015/01/07/le-meridien-meixi-lake-resort/

4. Organisasi Cluster

(70)

Gambar 2.13. Organisasi Cluster

Sumber: F.D.K. Ching. Arsitektur Bentuk, Ruang dan Tatanan, 2008

Gambar 2.14. Crested Butte Mountain Resort yang menggunakan bentuk Cluster Sumber:

http://www.crestedbutteforsale.com/2008/05/15/crested-butte-mountain-resort-info/

5. Organisasi Grid

Kekuatan yang mengorganisir suatu grid dihasilkan dari keteraturan dan kontinuitas pola-polanya yang meliputi unsurunsur yang diorganisir. Sebuah grid dapat mengalami perubahan-perubahan bentuk yang lain. Pola grid dapat diputus untuk membentuk ruang utama atau menampung bentuk-bentuk alami tapaknya.

Gambar 2.15. Organisasi Grid

(71)

Berdasarkan teori bentuk ruang dapat disimpulkan bahwa pola resort juga mengikuti organisasi bentuk ruang. Hal ini dapat dilihat dari beberapa resort di atas yang menggunakan bentuk organisasi ruang sebagai pola dari resort tersebut.

2.3. Pariwisata

Menurut UU Kepariwisataan No. 9 tahun 1990, wisata adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik.

Menurut Undang-undang No. 10/2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.

Suatu perjalanan disebut perjalanan pariwisata jika memenuhi tiga persyaratan antara lain: (Spillane, 1997)

1. Besifat sementara 2. Tidak ada paksaan

3. Tidak bekerja (dalam arti menghasilkan uang)

Menurut Cooper dkk (1995: 81) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu:

1. Atraksi (Attraction), seperti alam yang menarik, kebudayaan daerah yang menawan dan seni pertunjukan.

(72)

3. Amenitas atau fasilitas (amenities) seperti tersedianya akomodasi, rumah makan, dan agen perjalanan.

4. Ancillary services yaitu organisasi kepariwisataan yang dibutuhkan untuk pelayanan wisata seperti destination marketing management organization, conventional and visitor bureau.

Undang-undang No. 10 Tahun 2009 menguraikan objek dan daya tarik wisata sebagai segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata. Objek dan daya tarik wisata yang dimaksud adalah:

1. Daya tarik wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan. 2. Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Distinasi Pariwisata adalah

kawasan geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, asesibilitas, serta masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.

2.4. Manusia, Kebudayaan, Perilaku dan Lingkungan Binaan

(73)

keturunan dan meningkatkan taraf kesejahteraan dangan segala keterbatasan kelengkapan jasmaninya serta sumber–sumber alam yang ada di sekitarnya. Kebudayaan juga dapat dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam proses penyesuaian diri mereka dengan lingkungan, baik sebagai makhluk biologis maupun makhluk budaya.

Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat-istiadat dan kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat (Taylor dalam Soekanto 2003).

Jika norma atau kaidah yang lama merupakan aspek kebudayaan, misalnya (Budihardjo 1996):

 Cara menentukan/memberikan diferensiasi tentang ruang dan tempat yang

memperbedakan ruang milik seorang terhadap orang luar, dapat dijumpai dalam arsitektur tradisional di Jawa, di Minangkabau, di daerah-daerah lain di Indonesia. Pada rumah Jawa Kuno, dinding seketeng yang memisahkan

dalem ageng” dengan peringatan sekaligus memisahkan teritorial privacy,

dan setengah public atau daerah anggota keluarga wanita dan daerah anggota keluarga pria. Pemisah teritorial demikian yang menunjukkan sifat outside atau male, female kita jumpai pula pada Arsitektur Tradisional Maya, Latin Amerika, Norway, Swedia bahkan pada hewan baboon (Amos Rapoport:

(74)

 Untuk menyiapkan pusaka atau barang keramat dan penyelenggaraan

upacara-upacara tertentu pada Arsitektur Jawa Tradisional tersedia ruangnya, yaitu dalem ageng dengan pedaringan yang dianggap ruang yang paling keramat.

 Bali merupakan daerah yang norma dan kaidah-kaidah kehidupan sangat jelas

diungkapkan dalam arsitekturnya.

Rapoport (1969) menyatakan bahwa budaya sebagai suatu kompleks gagasan dan pikiran manusia yang bersifat tidak terjaga. Kebudayaan akan terwujud melalui pandangan hidup (world view), tata nilai (values), gaya hidup (life style), dan akhirnya aktifitas (activities) yang bersifat konkrit. Menurut Trigger (1978) dalam Priyatmono (2004), pengelompokan permukiman juga bisa terbentuk atas dasar kepercayaan dari masyarakat dan atas dasar sistem teknologi mata pencahariannya. Pengelompokan permukiman tersebut tidak selalu menghasilkan bentuk denah dan pola persebaran yang sama, tetapi tergantung pada latar belakang budaya yang ada.

Menurut Koentjaraningrat (1984) disebutkan bahwa karakteristik atau bentuk kebudayaan sebagai suatu unsur-unsur yang universal. Unsur-unsur kebudayaan tersebut adalah sebagai berikut:

1. Sistem religi dan upacara keagamaan, yaitu sistem kepercayaan dengan segala bentuk pelaksanaannya dalam kehidupan sehari-hari.

(75)

3. Sistem pengetahuan, yaitu hasil daya cipta, karya, dan karsa manusia 4. Bahasa yaitu alat komunikasi yang digunakan golongan masyarakat

5. Kesenian, berbagai bentuk bentuk seni (seni rupa, seni suara, seni gerak, dan sebagainya)

6. Mata pencaharian hidup, yaitu sistem pemenuhan kebutuhan hidup masyarakat 7. Sistem teknologi dan peralatan, yaitu produk ciptaan manusia berdasarkan

ilmu.

Ditegaskan lagi oleh Koentjaraningrat (1984) bahwa unsur–unsur kebudayaan dalam kehidupan masyarakat selanjutnya akan terwujud menjadi tiga macam, yaitu sebagai berikut:

1. Kebudayaan sebagai kompleks ide-ide, gagasan, norma-norma dan peraturan yang bersifat abstrak, disebut sebagai culture system

2. Kebudayaan sebagai kompleks aktifitas kekuatan yang berpola dari manusia dalam masyarkat, bersifat lebih konkrit dan disebut sebgai social system

3. Kebudayaan benda–benda hasil karya manusia (artefak), mempunyai sifat paling konkrit, dapat diraba, diobservasi dan didokumentasi, disebut sebagai kebudayaan fisik atau physical culture.

Menurut Rapoport (1969) pembentuk kebudayaan dapat dilakukan dengan mengidentifikasi hal- hal berikut:

1. Lokasi, yaitu keberadaan fisik yang diwujudkan dalam suatu lokasi

(76)

3. Mempunyai elemen khusus, yaitu terdapat unsur fisik khusus yang menjadi ciri

4. Mempunyai letak yang khusus, yaitu penempatan ruang dengan maksud tertentu

5. Mempunyai ruang dari tipe yang khusus, yaitu fungsi atau jenis ruang sesuai dengan pengguanannya

6. Diberi nama dengan cara yang khusus, yaitu landasan pemberian nama pada unsur fisik kawasan

7. Menggunakan sistem orientasi yang khusus, yaitu sistem orientasi sebagai landasan pembangunan fisik

8. Mempunyai warna, tekstur dan sebagainya yang khusus, yaitu penggunaan warna, tekstur yang khas sebagai bagian dari karakter fisiknya

9. Mempunyai suara, bau, temperatur dan gerakan udara, yaitu karakteristik yang tidak terlihat; dan

10.Mempunyai orang yang pasti menarik dalam aktifitas yang khusus, yaitu pelaksanaan aktifitas masyarakat menarik perhatian karena kegiatan yang dilakukannya.

Gambar

Gambar 4.42
Gambar 4.43
Gambar 4.44
Gambar 4.50 cottage tipe deluxe di lokasi ketiga berada di area   samping kiri resort Sumber: Penulis, 2015
+7

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai tetap di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir yang memenuhi kriteria populasi sebagai berikut: pegawai

PDRB perkapita adalah jumlah seluruh nilai tambah dari produk yang dihasilkan. oleh berbagai sektor yang melakukan kegiatan usahanya disuatu

Nilai adjusted R square diperoleh 0.140 yang berarti bahwa 14,00% kepuasan wisatawan pada Danau Toba dipengaruhi oleh faktor-faktor kualitas pelayanan, sedangkan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalis pengaruh kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik, daya tanggap, kehandalan dan empati

yang terdiri dari : bukti fisik, keandalan, daya tanggap dan empati berpengaruh. terhadap kepuasan wisatawan di Danau

Melalui kualitas pelayanan yang baik yang diberikan kepada wisatawan maka diharapkan akan tercipta kepuasan pelanggan yang merupakan suatu hal yang sangat berharga

Kuesioner penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas pelayanan terhadap kepuasan wisatawan di objek wisata Danau Toba.. Penelitian ini dilakukan

Apakah komunikasi saudara dengan pegawai sederajat di Kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Toba Samosir dapat membantu menciptakan rasa persaudaraan?.