SKRIPSI
ANALISIS LAPORAN ARUS KAS UNTUK MEMBANTU PENGAMBILAN KEPUTUSAN INVESTASI PADA PT ANGKASA PURA II
(PERSERO)
OLEH :
NAMA : T FRYSKA D SINAR
NIM : 070503216
DEPARTEMEN : AKUNTANSI S-1
Program Studi Strata-1 Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDANSURAT PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul :
Analisis Laporan Arus Kas Untuk Membantu Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT Angkasa Pura II (Persero).
Adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dimuat, dipublikasi atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks penelitian skripsi program S1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber dan data informasi yang diperoleh, telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar saya bersedia menerima sanksi yag ditetapkan oleh universitas.
Medan, April 2011
ABSTRAK
T Fryska D Sinar, Analisis Laporan Arus Kas Untuk Membantu Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT (Persero) Angkasa Pura II (Persero), Skripsi 2011.
Kas merupakan aktiva yang paling likuid, yang dapat menentukan kelancaran keuangan perusahaan dalam memperoleh informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas, maka dibuat laporan arus kas, laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang benar-benr kas. Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan yang memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan investasi, berdasarkan PSAK No.2 laporan arus kass diklasifikasikan menjadi 3 aktivitas yaitu, aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan, hal ini dilakukan agar lebih mudah dalam merencanakan, mengontrol, arus kas masuk dan arus kas keluar masa lalu, guna memproyeksikan atau meramalkan arus kas masa depan, sehingga diperlukan analisa laporan arus kas, untuk meneliti apakah laporan arus kas sudah digunakan sebagai pengambil keputusan investasi oleh manajemen perusahaan.
PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan perusahaan yang badan hukumnya adalah BUMN di bawah wewenang Dirjen Perhubungan, yang bergerak dalam bidang pelayaran jasa bandar udara yang meliputi jasa pelayanan pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara, penerbangan baik Nasional maupun Internasional.
Penelitian pada PT Angkasa Pura II (Persero), secara umum telah menyajikan laporan arus kas yang sesuai dengan PSAK No.2 yaitu menyajikan laporan arus kas dengan metode tidak langsung dan disajikan dalam 3 aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan, namun dalam penelitian ditemukan sedikit ketidaksesuaian, dimana ketidak sesuaian ini terdapat pada pengklasifikasian beberapa akun dalam laporan arus kas seperti pada pendapatan bunga, aktiva dalam konstruksi. PT Angkasa Pura II (Persero) menggunakan informasi dari laporan arus kas sebagai dasar dalam pengamblan keputusan investasi oleh pihak manajemen perusahaan.
ABSTRACT
T Fryska D Sinar, cash flow statement Analysis To Assist Decision Making Investment in PT Angkasa Pura II (Persero), thesis 2011.
Cash is the most liquid assets, which could determine the company's financial fluency in obtaining information about cash receipts and cash output, then made a cash flow reports, cash flow reports was prepared with the goal to give an information about cash receipts and cash output which the actually cash. Cash flow reports is a part of the financial reports which handeled an important role in making investment decisions, according to SFAS No.2 Cash flows are classified into 3 activities that are, operating activities, investing activities and financing activities, it was done to make it easier to plan, control cash inflows and outflows of the past, to project or forecast future cash flows, so necessary the cash flow reports analysis, to examine whether the cash flow reports has been used as an investment decision makers by company management.
PT Angkasa Pura II (Persero) is a company that is state owned enterprises under the authority of the Director General of Communications, which is engaged in shipping services that include airport landing services, placement and storage of aircraft, and national and international flights.
Research at PT Angkasa Pura II (Persero), in general has presented a cash flow reports in accordance with SFAS No. 2 that presents the cash flow reports with indirect method and presented in 3 activities are: operating activities, investing activities and financing activities, but in research found a little differences, where that incompatibilities in classification of some accounts in the cash flow reports as in interest income and assets under construction. PT Angkasa Pura II (Persero) use information from the cash flow reports as the basic to make an investment decisions by company management.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr Wb
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan begitu banyak kekuatan, petunjuk,
nikmat dan anugerah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini, shalawat serta salam kehadirat
junjungan Nabi Muhammad SAW, suri tauladan yang telah membawa umat nya dari zaman kebodohan
ke zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan seperti sekarang ini.
Skripsi ini penulis buat guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan study di Fakultas
Ekonomi program Strata satu Universitas Sumatera Utara, dengan judul ” Analisis Laporan Arus Kas
Untuk Membantu Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT Angkasa Pura II (Persero) ”.
Penulis merasa dalam membuat skripsi ini telah mendapatkan bantuan dari semua pihak yang telah
meluangkan waktu dan tenaganya, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Drs. John Tafbu Ritonga, Mec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si, Ak dan Ibu Dra. Mutia Ismail, M.Si, Ak selaku Ketua Program
Studi S1 Departmen Akuntansi dan Sekertaris Program Studi S1 Departmen Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs
banyak masukan dan telah meluangkan waktunya dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak
Pembanding / Penguji.
5. Ayahanda Ir.Tengku Herman Sinar, MM beserta Ibunda Endah Wahyuni, yang telah mengasuh,
mendidik, membesarkan saya serta selalu mendukung dan mendoakan saya , adik-adik saya T. David
H. Sinar dan T. Irfansayah Sinar , dan juga seseorang yang senantiasa membantu dan mendukung
saya Khalid Arshayoena, dimana berkat bantuan dan doa dari mereka akhirnya penulis dapat
menyelesaikan pendidikan di FE USU.
6. Bapak Pimpinan PT Angkasa Pura II (Persero) Cabang Medan, beserta karyawan dan staf yang telah
memberikan informasi dan data – data yang penulis butuhkan untuk skripsi ini.
Medan, April 2011
DAFTAR ISI
E. Manfaat Penelitian... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7
A. Tinjauan Teoritis ... 7
1. Pengertian Laporan Arus Kas ... 7
2. Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas ... 8
3. Klasifikasi Arus Kas ... 10
4. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas ... 12
5. Laporan Arus Kas Menurut PSAK No.2 ... 15
6. Ilustrasi Laporan Arus Kas Pada PT ABC ... 17
7. Keputusan Investasi ... 23
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 24
C. Kerangka Konseptual ... 28
BAB III METODE PENELITIAN ... 30
A. Jenis Penelitian ... 30
B. Jenis dan Sumber Data ... 30
C. Teknik Pengumpulan Data ... 31
D. Metode Analisis Data ... 31
BAB IV ANALISIS DAN EVALUASI HASIL PENELITIAN ... 32
A. Data Penelitian... 32
1. Sejarah Ringkas Perusahaan ... 32
2. Struktur Organisasi ... 37
3. Laporan Keuangan Perusahaan ... 43
4. Analisis Informasi Arus Kas Dalam Pengambilan Keputusan ... 46
B. Analisis Hasil Penelitian ... 49
1. Analisis dan Evaluasi Laporan Arus Kas ... 49
2. Analisis dan Evaluasi Peranan Analisis Arus Kas dalam Pengambilan Keputusan Investasi ... 68
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72
A. Kesimpulan ... 72
B. Saran ... 75
DAFTAR PUSTAKA ... 76
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Tabel Laporan Arus Kas Dengan Metode Langsung... 13
Tabel 2.2 Tabel Laporan Arus Kas Dengan Metode Tidak Langsung ... 14
Tabel 2.3 Tabel Perbedaan Metode Langsung dan Metode Tidak Langsung . 15 Tabel 2.4 Tabel Penelitian Terdahulu ... 26
Tabel 4.1 Tabel Arus Kas dari Aktivitas Operasi ... 48
Tabel 4.2 Tabel Arus Kas dari Aktivitas Investasi ... 59
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul Halaman
Lampiran i Struktur Organisasi PT Angkasa Pura II (Persero) ... 78
Lampiran ii Neraca PT Angkasa Pura II (Persero) ... 79
Lampiran iii Laporan Laba Rugi PT Angkasa Pura II (Persero) ... 81
Lampiran iv Laporan Arus Kas PT Angkasa Pura II (Persero) ... 82
ABSTRAK
T Fryska D Sinar, Analisis Laporan Arus Kas Untuk Membantu Pengambilan Keputusan Investasi Pada PT (Persero) Angkasa Pura II (Persero), Skripsi 2011.
Kas merupakan aktiva yang paling likuid, yang dapat menentukan kelancaran keuangan perusahaan dalam memperoleh informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas, maka dibuat laporan arus kas, laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi tentang penerimaan dan pengeluaran kas perusahaan yang benar-benr kas. Laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan yang memegang peranan penting dalam pengambilan keputusan investasi, berdasarkan PSAK No.2 laporan arus kass diklasifikasikan menjadi 3 aktivitas yaitu, aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan, hal ini dilakukan agar lebih mudah dalam merencanakan, mengontrol, arus kas masuk dan arus kas keluar masa lalu, guna memproyeksikan atau meramalkan arus kas masa depan, sehingga diperlukan analisa laporan arus kas, untuk meneliti apakah laporan arus kas sudah digunakan sebagai pengambil keputusan investasi oleh manajemen perusahaan.
PT Angkasa Pura II (Persero) merupakan perusahaan yang badan hukumnya adalah BUMN di bawah wewenang Dirjen Perhubungan, yang bergerak dalam bidang pelayaran jasa bandar udara yang meliputi jasa pelayanan pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara, penerbangan baik Nasional maupun Internasional.
Penelitian pada PT Angkasa Pura II (Persero), secara umum telah menyajikan laporan arus kas yang sesuai dengan PSAK No.2 yaitu menyajikan laporan arus kas dengan metode tidak langsung dan disajikan dalam 3 aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas pendanaan, namun dalam penelitian ditemukan sedikit ketidaksesuaian, dimana ketidak sesuaian ini terdapat pada pengklasifikasian beberapa akun dalam laporan arus kas seperti pada pendapatan bunga, aktiva dalam konstruksi. PT Angkasa Pura II (Persero) menggunakan informasi dari laporan arus kas sebagai dasar dalam pengamblan keputusan investasi oleh pihak manajemen perusahaan.
ABSTRACT
T Fryska D Sinar, cash flow statement Analysis To Assist Decision Making Investment in PT Angkasa Pura II (Persero), thesis 2011.
Cash is the most liquid assets, which could determine the company's financial fluency in obtaining information about cash receipts and cash output, then made a cash flow reports, cash flow reports was prepared with the goal to give an information about cash receipts and cash output which the actually cash. Cash flow reports is a part of the financial reports which handeled an important role in making investment decisions, according to SFAS No.2 Cash flows are classified into 3 activities that are, operating activities, investing activities and financing activities, it was done to make it easier to plan, control cash inflows and outflows of the past, to project or forecast future cash flows, so necessary the cash flow reports analysis, to examine whether the cash flow reports has been used as an investment decision makers by company management.
PT Angkasa Pura II (Persero) is a company that is state owned enterprises under the authority of the Director General of Communications, which is engaged in shipping services that include airport landing services, placement and storage of aircraft, and national and international flights.
Research at PT Angkasa Pura II (Persero), in general has presented a cash flow reports in accordance with SFAS No. 2 that presents the cash flow reports with indirect method and presented in 3 activities are: operating activities, investing activities and financing activities, but in research found a little differences, where that incompatibilities in classification of some accounts in the cash flow reports as in interest income and assets under construction. PT Angkasa Pura II (Persero) use information from the cash flow reports as the basic to make an investment decisions by company management.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Perusahaan merupakan suatu organisasi ekonomi yang dalam kegiatannya mempunyai
tujuan tertentu. Dimana setiap perusahaan memerlukan informasi yang senantiasa dapat
digunakan untuk memantau perkembangan kegiatan usahanya sehingga dapat diketahui apakah
perusahaan mengalami kemajuan atau kemunduran.
Perkembangan usaha perusahaan dicerminkan dalam laporan keuangan, yang dibuat oleh
manajemen perusahaan yang termasuk dalam komponen laporan keuangan adalah neraca,
laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan.
Masing-masing komponen dalam laporan keuangan memberikan informasi berbeda kepada
pengguna laporan keuangan dan untuk tujuan yang berbeda pula. Diantara komponen-komponen
laporan keuangan tersebut, informasi mengenai bagaimana perusahaan menghasilkan serta
menggunakan kas dan setara kas merupakan informasi yang paling ditinjau para pengguna yang
diungkapkan dalam laporan arus kas.
Arus kas merupakan arus masuk dan arus keluar dan setara kas, SPAK.No.2 (2007) .
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan
menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan persyaratan dalam pernyataan
ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari
laporan keuangan untuk setiap periode penyajian laporan keuangan, SPAK.No.2 (2007). Laporan
arus kas yang direkomendasikan oleh pihak manajemen perusahaan haruslah sesuai dengan
mengenai arus kas masuk dan arus kas keluar bersih yang digolongkan menurut tiga kategori
utama sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta menggunakan metode yang telah
ditetapkan yaitu metode langsung dan metode tidak langsung.
Laporan arus kas memberikan informasi mengenai aliran kas perusahaan yang akan
membantu para pemakainya untuk mengambil keputusan, baik keputusan operasional perusahaan
maupun investasi. Diantara keputusan yang diambil perusahaan salah satunya adalah keputusan
investasi yang merupakan kebijakan-kebijakan jangka pendek perusahaan untuk mencapai
strategi jangka panjang perusahaan yang telah ditetapkan.
Laporan arus kas berguna secara internal bagi manajemen dan secara eksternal bagi para
pemodal dan kreditur, dengan mengadakan analisa informasi arus kas, pihak manajemen akan
mengetahui apakah kebijakan yang telah dilakukan berjalan dengan baik dalam hal memperoleh
serta menggunakan kas tersebut pada suatu periode tertentu. Selain itu laporan arus kas juga
dapat digunakan untuk menentukan kebijakan deviden, menilai efisiensi dan efektivitas setiap
departemen serta mengukur kinerja setiap departemen yang telah diserahi wewenang,
mengevaluasi imbas dan kebijakan pokok investasi dan pendanaan. Bagi pihak eksternal
perusahaan, laporan arus kas ini akan membantu para pemodal, kreditur, dan pihak lainnya
dalam menilai berbagai aspek dari posisi keuangan perusahaan.
Beberapa analisis tentang arus kas sebagai alat bantu pengambilan keputusan yang
dilakukan di Indonesia, diamana penulis menyantumkan penelitian dari peneliti terdahulu agar
terlihat perbedaan dengan analisis yang dilakukan oeh penulis, seperti skripsi Diningrat (2008)
dengan judul pengaruh informasi arus kas terhadap pengambilan keputusan investasi tanaman
pada PT Perkebunan Nusantara III. Dimana hasil penelitian menunjukan rasio kecukupan arus
investasi tanaman, sedangkan pada rasio pengeluaran modal menunjukan pengaruh yang
signifikan terhadap investasi tanaman. Sementara penelitian yang dilakukan Marina (2008)
dengan judul Analisis Laporan Arus Kas dalam pengambilan Keputusan manajemen pada Perum
Perumnas Regional I Medan. Dimana hasil penelitian menunjukan penyajian laporan arus kas
perusahaan telah sepenuhnya sesuai dengan PSAK. No2 dalam menyajikan laporan arus kas,
dimana pihak manajemen telah melakukan analisis laporan arus kas, namun pihak manajemen
belum memanfaatkan informasi yang terdapat dalam laporan arus kas untuk pengambilan
keputusan investasinya, dapat dilihat dari kenaikan piutang premi yang outflow sedangkan premi
tersebut memberikan premi inflow. Dari penelitian oleh peneliti terdahulu dapat dilihat bahwa
perbedaan dengan penelitian yang dibuat oleh penulis terdapat pada analisis laporan arus kas
yang digunakan dalam pengambilan keputusan investasi.
Penelitian skripsi ini dilakukan pada PT (Persero) Angkasa Pura II, dimana PT (Persero)
Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara di bawah naungan Departemen Perhubungan,
yang turut melaksanakan dan menunjang kebijakan serta program pemerintah di bidang
perhubungan dan pembangunan nasional. PT (Persero) Angkasa Pura II merupakan perusahaan
yang bergerak dalam bidang jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara, sumber
pendapatan PT Angkasa Pura II berasal dari pendapatan jasa non aeronautika yang meliputi
pendapatan penyewaan ( seperti pendapatan sewa ruangan, pendapatan sewa lapangan,
pendapatan sewa fasilitas jaringan ), pendapatan konsesi ( seperti pendapatan konsesi penunjang
bandara, pendapatan konsesi penunjang penerbangan) dan jasa aeronautika yang meliputi
(pelayanan jasa pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara, pelayanan jasa
penumpang pesawat udara, pelayanan jasa penerbangan, pelayanan jasa garbarata, pelayanan
Penyajian laporan arus kas, PT (Persero) Angkasa Pura II telah disajikan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No.2, yaitu dengan menyajikan laporan arus kas selama
periode tertentu dan diklasifikasi ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan dengan
menggunakan metode tidak langsung. Selain itu dari informasi laporan arus kas pada tahun 2007,
2008, 2009 penulis juga ingin mengetahui dengan sumber pendanaan kas pada tahun 2007, 2008,
2009 sebesar Rp 748.508.550.232, Rp 956.054.172.321, Rp 1.162.492.724.413, apakah
keputusan pihak manajemen perusahaan sudah tepat dalam melakukan investasi pada tahun
2007, 2008, 2009 sebesar Rp 222.281.912.694, Rp 583.993.557.056, Rp 915.707.775.847.
Mengingat pentingnya pengelolaan arus kas di dalam perusahaan yang dapat digunakan oleh
pihak manajemen perusahaan dalam mengambil keputusan investasi, maka saya tertarik untuk
menyusun skripsi dengan judul analisis laporan arus kas untuk membantu pengambilan
keputusan investasi pada PT (Persero) Angkasa Pura II.
B. Batasan Penelitian
Penulis melakukan batasan konsep terhadap penelitian yang akan diteliti yaitu, Penelitian ini
dibatasi hanya 4 tahun yaitu dari tahun 2006-2009.
C. Perumusan Masalah
Disebabkan besarnya pengaruh dari pengelolaan kas terhadap jalannya kegiatan operasional
perusahaan untuk mencapai tujuan perusahaan, maka penulis mencoba merumuskan masalah
yang dihadapi PT (persero) Angkasa Pura II sebagai berikut :
1. Apakah penyusunan laporan arus kas perusahaan telah berpedoman pada PSAK. No.2.
2. Apakah analisis Laporan Arus Kas telah dimanfaatkan dengan baik oleh pihak
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian yang dilakukan penulis adalah :
1. Untuk mengetahui apakah penyajian laporan arus kas pada perusahaan
telah sesuai dengan ketentuan dalam PSAK No 2.
2. Mengungkapkan apakah peranan laporan arus kas dapat dimanfaatkan dengan baik oleh
pihak manajemen dalam proses pengambilan keputusan investasi perusahaan.
E. Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan wawasan
peneliti sehubungan dengan Analisis Laporan Arus Kas Untuk Membantu Pengambilan
Keputusan Investasi pada PT Angkasa Pura II
2. Bagi manajemen PT Angkasa Pura II ,hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkakan
kinerja perusahaan sehingga tujuan perusahaan tercapai
3. Bagi peneliti selanjutnya, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah
satu referensi untuk penelitian lebih lanjut, terutama bagi peneliti yang melakukan
penelitian yang berkaitan dengan analisis laporan arus kas untuk pengambilan keputusan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis
1. Pengertian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas yang disajikan sangat berguna bagi para pemakai laporan keuangan
yaitu sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan dalam menggunakan arus kas
tersebut. Laporan arus kas merupakan salah satu dari laporan keuangan pokok dari setiap
badan usaha. Di Indonesia perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai dengan
Ikatan Akuntansi Indonesia dimana, perusahaan harus menyusun laporan arus kas sesuai
dengan persyaratan dalam pernyataan ini dan harus menyajikan laporan tersebut sebagai
bagian yang tidak terpisahkan (integral) dari laporan keuangan untuk setiap periode
penyajian laporan keuangan, SPAK.No.2 (2007).
Laporan arus kas (Statment of cash flow) menjelaskan perubahan kas atau setara kas
(cash equivalent) dalam periode tertentu, Skousen (2004). Perubahan dalam kas atau setara
kas mencakup arus kas masuk dan arus kas keluar atas kas atau setara kas, dimana setara kas
adalah investasi jangka pendek yang amat liquid yang bisa segera ditukarkan dengan kas.
Selain itu laporan arus kas menerangkan perubahan dalam kas dan kas ekuivalen seperti
(cheque, giro dan lain-lain) dengan menyajikan daftar aktivitas yang meningkatkan kas dan
juga daftar yang menurunkan kas, Rahardjo (2003).
Sehingga dapat disimpulkan laporan arus kas merupakan bagian dari laporan keuangan yang
menyajikan informasi yang relevan dan memperlihatkan pengaruh dari arus kas masuk dan arus
kas keluar terhadap ketiga aktivitas yaitu aktivitas operasi, aktivitas investasi, dan aktivitas
2. Tujuan dan Kegunaan Laporan Arus Kas 2.1 Tujuan Laporan Arus Kas
Para pemakai dapat membuat keputusan-keputusan investasi, kredit dan sejenisnya
yang rasional serta memprediksi prospek perusahaan dimasa yang akan datang hanya bila
mereka mempunyai basis informasi yang memadai, sayangnya laporan laba rugi dan neraca
saja tidak mampu menyediakan basis informasi yang cukup memadai bagi prediksi tersebut.
Neraca dan laporan laba rugi hanya menyajikan laporan dalam batas-batas tertentu dan
terpisah–pisah. Neraca melaporkan nilai sisa kas pada akhir periode, dengan memeriksa
neraca pada tahun yang berurutan dapat dilihat apakah kas meningkat atau menurun untuk
periode tersebut. Akan tetapi neraca tidak menunjukan kenapa nilai kas berubah. Demikian
juga laporan laba rugi, melaporkan pendapatan, beban, dan laba bersih serta
mengindikasikan sumber dan penggunaan kas, tetapi masih tidak bisa menjelaskan kenapa
kas meningkat dan menurun. Dengan demikian dibutuhkan laporan lainnya guna
meningkatkan pengungkapan keuangan (financial disclosures) dari sebuah badan usaha.
Adapun tujuan dari laporan arus kas menuurut Perangin-angin (2008) adalah :
1). Untuk memperkirakan arus kas masa mendatang
Sumber dan penggunaan kas perusahaan tidaklah berubah secara dramatis dari tahun ke tahun, sehingga penerimaan dan pengeluaran kas dapat diterima sebagai alat yang baik untuk memperkirakan penerimaan dan pengeluaran kas dimasa yang akan datang untuk membiayai seluruh aktivitas perusahaan.
2). Untuk mengevaluasi keputusan manajemen
Sebagian besar keberhasilan perusahaan ditentukan oleh keputusan manajer khususnya top level manajemen yang biasanya dihadapkan dengan pengambilan keputusan strategik. Dalam hal ini laporan arus kas akan menyajikan kegiatan investasi perusahaan sehingga memberikan informasi yang diperlukan oleh investor dan kreditor untuk mengevaluasi keputusan manajer.
Modal saham perusahaan biasanya terdiri atas saham serta bisa juga ditambah dengan modal pinjaman. Pemegang saham tertarik untuk menanam modal atau saham diperusahaan dengan harapan akan memperoleh penghasilan berupa deviden. Sedangkan kreditur akan memperoleh penghasilan berupa bunga atas pokok pinjaman yang diberikan. Tentnya investor maupun kreditor menginginkan pembayaran tepat waktu. Laporan arus kasmemberikan informasi yang diperlukan untuk mengetahui apakahperusahaan mampu membayar deviden tersebut serta melunasi kewajibannya. 4). Untuk menunjukan hubungan laba bersih terhadap laba perusahaan
Biasanya laba bersih dan kas bergerak bersama. Tingginya tingkat laba cendenrung menyebabkan peningkatan-peningkatan kas dan sebaliknya. Akan tetapi terkadang sisa kas bisa menurun ketika laba bersih tinggi, hal ini mengisyaratkan ada kemingkinan bangkrutnya suatu perusahaan dalam mengelola kasnya.
2.2 Kegunaan Laporan Arus Kas
Laporan arus kas berguna secara internal bagi manajemen dan secara eksternal bagi para
pemodal dan kreditur. Dengan mengadakan analisa informasi arus kas, pihak manajemen akan
mengetahui apakah kebijakan yang telah dilakukan berjalan dengan baik dalam hal memperoleh
serta menggunakan kas tersebut pada suatu periode tertentu. Selain itu laporan arus kas juga
dapat digunakan untuk menentukan kebijakan deviden, menilai efisiensi dan efektivitas setiap
departemen serta mengukur kinerja setiap departemen yang telah diserahi wewenang,
mengevaluasi imbas dan kebijakan pokok investasi dan pendanaan, serta memperoleh informasi
yang relevan dalam penyusunan anggaran biaya, anggaran pendapatan maupun anggaran laba
rugi untuk menentukan prosedur dan kebijakan yang lebih tepat sehingga dapat diperoleh hasil
yang lebih baik dengan menjaga struktur permodalan yang sehat.
Bagi pihak eksternal perusahaan, laporan arus kas ini akan membantu para pemodal,
kreditur, dan pihak lainnya dalam menilai berbagai aspek dari posisi keuangan perusahaan,
seperti yang dikemukakan oleh Keiso et.al (2002), kegunaan laporan arus kas bagi pihak
eksternal yaitu:
1). Menilai kinerja perusahaan dalam menghasilkan arus kas bersih pada masa yang akan datang
3). Penilaian atas alasan perbedaan antara laba bersih dengan kas bersih dari penerimaan serta pembayaran kas yang berkaitan.
4). Menilai pengaruh posisi laporan keuangan perusahaan dari transaksi investasi dan pendanaan kas dan non kas selama satu periode.
3. Klasifikasi Arus Kas
Pengklasifikasian arus kas penting dilakukan untuk mengevaluasi perubahan arus kas bersih
yang terjadi dan memprediksikan arus kas masa depan. Dimana laporan arus kas dilaporkan
selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan perusahaan yang melibatkan
transaksi-transaksi pembelian atau produksi barang-barang dan jasa serta penjualan dan distribusi
barang-barang dan jasa tersebut kepada pelanggan. Aktivitas operasi menyebabkan kenaikan
pada transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian yang masuk kedalam perhitungan laba rugi.
Aktivitas-aktivitas operasi memperlihatkan pengaruh kas dari pendapatan dan beban dari
transaksi-transaksi.
Aktivitas investasi adalah pembelian dan penjualan tanah, bangunan, peralatan dan aktiva
lainnya yang tidak dibeli untuk dijual kembali, Skousen (2004). Aktivitas investasi juga
termasuk pembelian dan penjualan instrumen keuangan yang tidak ditujukan untuk
diperdagangkan, seperti halnya memberi dan menagih pinjaman. Aktivitas-aktivitas tersebut
terjadi secara rutin dan menyebabkan adanya penerimaan dan pengeluaran kas, tetapi tidak
dikelompokkan sebagai aktivitas operasi karena hanya berhubungan secara tidak langsung
dengan aktivitas bisnis yang berjalan. Sehingga informasi dalam bagian investasi ini dapat
membantu para pengambil keputusan untuk memahami apa yang dilakukan oleh perusahaan.
Aktivitas Pendanaan adalah taransaksi dan kejadian di mana kas diperoleh dari dan
dibayarkan kembali kepada para pemilik (pendanaan dengan ekuitas atau modal) dan para
4. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Terdapat dua metode penyusunan arus kas yaitu metode langsung dan metode tidak
langsung. Metode langsung disebut juga metode laba rugi yaitu metode pemeriksaan kembali
setiap pos (akun) laporan laba rugi dengan tujuan melaporkan seberapa banyak kas yang diterima
atau yang dikeluarkan sehubungan dengan pos tersebut, Skousen (2004). Metode ini
mengkonversikan setiap pos pada laporan laba rugi secara langsung ke dasar tunai dengan
mengurangkan pengeluaran kas dengan penerimaan kas. Keunggulan dari metode langsung
adalah metode ini dapat melaporkan sumber-sumber dan pemakaian-pemakaian kas dalam
laporan arus kas. Kelemahannya adalah data yang diperlukan mungkin tidak tersedia dengan
cepat. Berikut ini rekening-rekening neraca dan laba rugi yang berhubungan dengan pos-pos
laporan arus kas dengan menggunakan sistem akuntansi dari dasar akrual ke sistem akuntansi
Tabel 2.1
Tabel laporan arus kas dengan metode langsung
Penerimaan/Pembayaran Dari Laporan Laba/Rugi
Perubahan dalam nilai sisa akun yang terdapat dalam neraca
Penerimaan dari pelangan Penjualan +Penurunan piutang dagang
-Kenaikan piutang dagang
Deviden +Penurunan Piutang deviden
-Kenaikan piutang deviden
Bunga +Penurunan Piutang Bunga
-Kenaikan Piutang Bunga Beban Operasi +Kenaikan dalam Biaya dibayar
dimuka
- Penurunan dalam Biaya dibayar dimuka
+Penurunan dalam kewajiban yang terutang
- Penurunan dalam kewajiban yang terutang
Pembayaran pada Pegawai Beban Gaji dan Upah
+Penurunan hutang gaji dan upah -Kenaikan hutang gaji dan upah
Pembayaran pada Bunga Beban Bunga +Penurunan dalam hutang bunga
-Kenaikan dalam hutang bunga Sumber : Data diolah penulis, 2010
Metode tidak langsung disebut juga metode rekonsiliasi. Metode tidak langsung diawali
dengan laba bersih dan selanjutnya menyesuaikan nilai akrual ini untuk setiap hal yang
Tabel 2.2
Tabel laporan arus kas dengan metode tidak langsung
Ditambah (dikurangi) akun-akun yang mempengaruhi laba bersih dan arus kas secara bersamaan
Laba Bersih
+Deplesi +Amortisasi
+Kerugian dari penjualan atau pertukaran aktiva tetap/penarikan obligasi lebih awal dari masa jatuh temponya
- Kerugian dari penjualan atau pertukaran aktiva tetap/penarikan obligasi lebih lama dari masa jatuh temponya
+Penurunan dalam aktiva lancar selain kas - Kenaikan dalam aktiva lancar selain kas +Kenaikan Dalam Kewajiban lancar - Penurunan Dalam Kewajiban lancar
Arus kas masuk (keluar) dari aktivitas operasi
Sumber : Data diolah penulis, 2010
Tabel 2.3
Tabel Perbedaan metode langsung dan metode tidak langsung
NO Metode Langsung Metode Tdak Langsung
1.
Dimulai dengan laba bersih dari operasi dan disesuaikan dengan pos-pos non kas
Memusatkan pada perbedaan antara laba bersih pada aktivitas operasi
Sumber : Data diolah penulis, 2010
5. Laporan Arus Kas Menurut PSAK No.2
Dalam PSAK No.2, IAI (2007) disebut bahwa :
a. Tujuan laporan arus kas
Informasi arus kas historis sering digunakan sebagai indikator dari jumlah, waktu, kepastian arus kas masa depan. Disamping itu informasi arus kas juga berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta dampak perubahan harga.
Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selama periode tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Perusahan menyajikan arus kas dari aktivitas operasi, investasi dan pendanaan dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.
c. Unsur-unsur laporan arus kas 1). Aktivitas Operasi
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan indikator yang menentukan apakah dari operasinya perusahaan dapat menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan investasi baru tanpa mengandalkan pada sumber pendanaan dari luar. Informasi lain, berguna dalam memprediksi arus kas operasi masa depan.
2). Aktivitas Investasi
Pengungkapan terpisah arus kas yang berasal dari aktivitas investasi perlu dilakukan sebab arus kas tersebut mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas sehubungan dengan sumber daya yang bertujuan untuk menghasilkan pendapatan dan arus kas masa depan.
3). Aktivitas Pendanaan
Pengungkapan terpisah arus kas yang timbul dari aktivitas pendanaan perlu dilakukan sebab berguna untuk memprediksi klaim terhadap arus kas masa depan oleh para pemasok modal perusahaan.
d. Komponen arus kas dan setara kas
Setara kas di miliki untuk memenuhi komitmen jangka pendek, bukan untuk investasi atau tujuan lain. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang telah diketahui tanpa menghadapi risiko perubahan nilai yang signifikan.
6 . Ilustrasi Laporan Arus Kas Pada PT ABC PT ABC
NERACA KONSOLIDASI PER 31 Desember 2006 dan 2007
Dalam Rupiah
PT ABC
LAPORAN LABA RUGI
Tahun yang berakhir 31 Desember 2007
Dalam Rupiah
sumber : Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Informasi tambahan yang terkait dengan laporan laba rugi dan neraca di atas adalah sebagai
berikut :
1. Semua saham anak perusahaan diperoleh dengan Rp 590,- nilai wajar yang diperoleh
diasumsikan sebagai berikut
Persediaan Rp 100
Piutang dagang Kas Rp 100
Kas Rp 40
Tanah, bangunan dan peralatan RP 650
Hutang dagang RP 100
Hutang jangka panjang Rp 200
2. Rp 250 diperoleh dari penerbitan modal saham dan Rp 250 diperoleh dari pinjaman
jangka panjang
3. Beban buga Rp 400, dan telah dibayar Rp 170 selama periode tersebut, Rp 100 yang
merupakan beban bunga periode sebelumnya juga dibayar periode pada periode tersebut.
Hutang pajak pada awal dan akhir periode masing-masing sebesar Rp 400 dan Rp 100
selama periode disisihkan Rp 200 untuk tambahan pajak, pajak yang terhutang dari
deviden yang diterima berjumlah Rp 100
5. Periode perusahaan memperoleh tanah, bangunan dan peralatan dengan harga total Rp
1.250 sedangkan Rp 900 diperoleh dari sewa guna usaha keuangan. Pembayaran kas
sebesar Rp 350 untuk pembelian tanah, bangunan dan peralatan
a. Pabrik dengan nilai buku Rp 80 dan akumulasi penyusutan Rp 60 dijual
dengan harga Rp 20
b. Piutang dagang pada akhir tahun 2001 termasuk bunga piutang sebesar p 100.
Dari informasi diatas dapat dibuat laporan arus kas dengan metode tidak langsung dan
PT ABC
LAPORAN ARUS KAS (METODE TIDAK LANGSUNG) PER 31 DESEMBER 2007
Dalam Rupiah ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Laba bersih sebelum pajak dan pos luar biasa 3.350
Laba operasi sebelum perubahan modal kerja 3.740
Kenaikan piutang dagang dan piutang lain (500) ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Perolehan anak perusahaan X dengan kas (catt A) (550)
Pembelian tanah, bangunan dan peralatan (catt B) (350)
Hasil dari penjualan peralatan 20
Penerimaan bunga 200
Penerimaan deviden 200
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (480) ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
PT ABC
LAPORAN ARUS KAS (METODE LANGSUNG) PER 31 DESEMBER 2007
Dalam Rupiah
Arus kas dari aktivitas operasi
Penerimaan kas dari pelanggan 30.150
Pembayaran kas kepada pemasok dan karyawan (27.600)
Kas yang dihasilkan operasi 2.550
Pembayaran bunga (270)
Pembayaran pajak penghasilan (900)
Arus kas sebelum pos luar biasa 1.380
Hasil dari asuransi karena gempa bumi 180
Arus kas bersih dari aktivitas operasi 1.560 Arus kas dari aktivitas investasi
Perolehan anak perusahaan X dengan kas (catt A) (550)
Pembelian tanah, bangunan dan peralatan (catt B) (350)
Hasil dari penjualan peralatan 20
Penerimaan bunga 200
Penerimaan deviden 200
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas investasi (480) Arus kas dari aktivitas pendanaan
Hasil dari penerbitan modal saham 250
Hasil dari pinjaman jangka panjang 250
Pembayaran hutang sewa guna usaha keuangan (90)
Pembayaran devidaen (1.200)
Arus kas bersih yang digunakan untuk aktivitas pendanaan (790) Kenaikan bersih kas dan setara kas
Kas bersih dan setara kas 290 Kas dan setara kas pada awal periode (catt C) 120 Kas dan setara kas pada akhir periode 410
sumber : Ikatan Akuntan Indonesia, 2007, Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat, Jakarta.
Catatan atas laporan arus kas ( untuk metode langsung dan metode tidak langsung)
Selama periode ini perusahaan membeli anak perusahaan X, nilai wajar yang diperoleh dari
kewajiban diasumsikan sebagai berikut :
Kas Rp 40
Persediaan Rp 100
Piutang dagang Rp 100
Tanah, bangunan dan peralatan Rp 650
Hutang dagang Rp (100)
Hutang jangka panjang Rp (200)
Total harga beli Rp 590
Di kurangi kas dari X Rp (40)
Arus kas dari perolehan anak perusahaan Rp 550
2. Tanah, bangunan dan peralatan
Selama periode ini, perusahaan memperoleh tanah, bangunan dan peralatan dengan nilai
total Rp 1.250 di mana Rp 900 diantaranya diperoleh melalui sewa guna usaha keuangan.
Pembayaran kas untuk memperoleh ini adalah Rp 350.
3. Kas dan setara kas
Kas dan setara kas terdiri atas kas ditangan dan saldo bank, serta investasi dalam
instrument pasar uang. Kas dan setara kas dalam laporan arus kas meliputi jumlah-jumlah
dalam neraca berikut ini :
2006 2007
Kas dan bank 40 25
Investasi jangka pendek 370 135
Kas dan setara kas yang dilaporkan sebelumnya 410 160
Pengaruh perubahan nilai tukar aktiva (40)
Kas dan setara kas pada akhir periode meliputi rekening deposito bank Rp 100 yang
dipegang oleh anak perusahaan dan tidak dapat diguakan dengan bebas oleh holding
company karena adanya pembatasan arus valuta. Kelompok perusahaan ini mempunyai
fasilitas pinjaman sebesar Rp 2000 dan Rp 700 diantaranya hanya dapat digunakan untuk
ekspansi dimasa depan.
7. Keputusan Investasi 7.1 Pengertian Investasi
Investasi pada hakikatnya merupakan sejumlah dana pada saat ini dengan harapan
untuk memperoleh keuntungan di masa mendatang, Halim (2005). Investasi mempunyai
pengertian yang luas, setiap kegiatan yang hendak menanamkan uang dengan aman
termasuk investasi. Tetapi secara umum, pengertian investasi dikaitkan dengan penggunaan
uang bagi peningkatan kapasitas sistem produksi atau peningkatan asset capital.
7.2 Keputusan Investasi
Analisis akhir, arus kas masuk dan arus kas keluar perusahaan merupakan peristiwa
yang fundamental dalam pengukuran akuntansi dan sebagai dasar investor serta kreditur
untuk mengambil keputusan investasinya. Hal ini penting dalam peramalan dimana mereka
akan mengharapkan pembayaran deviden. Investasi juga sangat penting sebagai strategi
bersaing yang dikembangkan oleh manajemen yang berdasarkan pada anggaran modal yang
diperoleh dari modal kerja, program pembelanjaan utama, bangunan, mesin,dan aktiva tetap
investasi) harus sesuai dengan karakteristik operasi dan kebutuhan perusahaan dan juga
dengan kebijakan manajemen keuangan yang dapat diterima.
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Peneliti terdahulu dilakukan oleh Diningrat (2008) yang melakukan penelitian pengaruh
informasi arus kas terhadap pengambilan keputusan investasi tanaman pada PT Perkebunan
Nusantara III, dimana hasil penelitian menunjukan rasio kecukupan arus kas dan rasio reinvestasi
secara parsial tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap investasi tanaman, sedangkan
pada rasio pengeluaran modal menunjukan pengaruh yang signifikan terhadap investasi tanaman.
Marina (2008) ) yang melakukan penelitian analisis laporan arus kas dalam pengambilan
keputusan manajemen pada Perum Perumnas Regional I Medan dimana hasil penelitian
menunjukan penyajian laporan arus kas perusahaan telah sepenuhnya sesuai dengan PSAK No2
dalam menyajikan laporan arus kas, dan pihak manajemen telah melakukan analisis laporan arus
kas, dan pihak manajemen telah memanfaatkan informasi yang terdapat dalam laporan arus kas
dalam pngambilan keputusan
Perangin-angin (2008) ) yang melakukan penelitian analisis laporan arus kas sebagai dasar
kebijakan dalam mengambil keputusan pada PT.Karimun aromatic Medan, dimana Hasil
penelitian menunjukan penyajian laporan arus kas perusahaan disajikanmenggunakan metode
tidak langsung, namun dalam penyajian laporan arus kas nya memiliki kelemahan karena tidak
melaporkan aktivitas operasi secara mendetail, dan pihak manajemen telah memanfaatkan
(2008) dasar kebijakan dalam mengambil Keputusan pada PT.Karimun
aromatic,medan.
kas, Keputusan Manajemen
laporan arus kas perusahaan
disajikanmenggunakan metode tidak langsung, namun dalam penyajian laporan arus kas nya memiliki kelemahn karena tidak
melaporkan aktivitas operasi secara mendetail, dan pihak manajemen telah memanfaatkan
informasi yang terdapat dalam laporan arus kas dalam pngambilan keputusan
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan latar belakang masalah dan tujuan penelitian yang telah dikemukan di atas,
maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Konseptual Penelitian
Laporan Arus Kas PT Angkasa Pura II
Menurut PSAK NO.2 1. Aktivitas Operasi 2. Aktivitas Investasi 3. Aktivitas Pendanaan
Kerangka konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari kejadian teori yang
mencerminkan keterkaitan antara variable yang diteliti dan merupakan tuntunan untuk
memecahkan masalah penelitian, dan merupakan tempat peneliti memberikan penjelasan
tentang hal-hal yang berhubungan dengan variable ataupun masalah yang ada dalam penelitian.
Untuk menilai keputusan investasi yang diambil oleh pihak manajemen perusahaan, maka
dapat dilakukan dengan melakukan analisis laporan arus kas yang digunakan dalam
pengambilan keputusan investasi Bandar udara. Dimana peneliti manganalisis laporan arus kas
menurut PSAK No. 2, dalam standar tersebut laporan arus kas digolongkan menurut tiga
aktivitas utama yaitu sebagai aktivitas operasi, investasi dan pendanaan serta menggunakan
metode yang telah ditetapkan yaitu metode langsung ataupun metode tidak langsung. Dimana
dengan melakukan analisis laporan arus kas, maka dapat diketahui informasi apa saja yang
dapat diberikan dari laporan arus kas , seperti berapa banyak kas yang dihasilkan atau
digunakan untuk operasi, pengeluaran yang dapat dibayarkan dengan kas dari operasi,dari
manakah sumber pendanaan perusahaan berasal, bagaimana kenaikan investasi dan pembelian
aktiva tetap baru di danai, jenis investasi seperti apa yang diinvestasikan oleh perusahaan,
sehingga dengan mengetahui hal tersebut maka dapat diketahui apakah keputusan investasi
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan penulis adalah penelitian yang bersifat deskriptif, dimana
peneliti berusaha mencari penyelesaian masalah yang ada dengan menguraikan sifat-sifat dan
keadaan yang sebenarnya dari objek penelitian, dalam hal ini pada PT (Persero) Angkasa Pura II.
B. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang dikumpulkan oleh penulis selama melakukaan penelitian berupa data
primer, data primer yang dikumpulkan adalah berupa data langsung yang perlu untuk diolah agar
sesuai dengan kebutuhan penelitian terkait dengan investasi Bandar udara serta informasi
mengenai laporan arus selain itu juga ada dokumen seperti sejarah berdirinya perusahaan,
struktur organisasi perusahaan, laporan keuangan perusahaan dan data relevan lain yang
disediakan oleh pihak perusahaan. Dimana data penelitian diperoleh dari laporan keuangan
Tahunan PT Angkasa Pura II periode 2006-2009.
Penyusunan laporan arus kas yang menjadi sumber data adalah laporan keuangan, sehingga
pemahaman terhadap laporan keuangan dipandang sangat perlu. Informasi untuk penyusunan
laporan arus kas berasal dari tiga sumber utama yaitu :
a. Membandingkan neraca empat periode
b. Membandingkan laporan laba rugi empat periode
c. Membandingkan laporan arus kas empat periode
d. Data lain yang relevan dengan perusahaan
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini terdiri dari teknik dokumentasi, yaitu
memperoleh langsung dari tempat Penelitian PT Angkasa Pura II berupa neraca, laporan laba
rugi dan, laporan arus kas periode 2006- 2009.
D. Metode Analisis Data
Metode yang dipakai penulis untuk menganalisis data adalah metode deskriptif yaitu metode
analisis data dengan mengumpulkan data, menafsirkan data dan mengklasifikasikan data sesuai
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian
1. Sejarah Ringkas Perusahaan
PT (Persero) Angkasa Pura II adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang
bergerak dalam bidang pelayaran jasa bandar udara yang meliputi jasa pelayanan
pendaratan, penempatan dan penyimpanan pesawat udara, penerbangan baik Nasional
maupun Internasional. Awal berdirinya PT Angkasa Pura II tahun 1962 bernama
Perusahaan Negara (PN) Angkasa Pura Kemayoran untuk mengelola Bandara Kemayoran.
Tahun 1965 melalui Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 tanggal 17 Mei 1965, pemerintah
menetapkan nama Perusahaan Negara Angkasa Pura Kemayoran menjadi Perum Angkasa
Pura. Tahun 1984 melalui PP Nomor 20 tanggal 13 Agustus 1984, didirikannya Perum
Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (PPUJC), maksud didirikannya PPUJC adalah untuk
mengelola Bandara Soekarno-Hatta yang akan dioperasikan tahun 1985 secara berdayaguna
dan berhasilguna. Tahun 1985 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan
Nomor:KM.171/HK.208/Phb-85, tanggal 1 April 1985 menunjuk PPUJC untuk mengelola
Bandara Halim Perdanakusuma. Tahun 1986 melalui PP Nomor 26 tanggal 19 Mei 1986,
nama Perum Pelabuhan Udara Jakarta Cengkareng (PPUJC) diubah menjadi Perum Angkasa
Pura II. Tahun 1988 melalui PP Nomor 19 tanggal 28 Pebruari 1988, Sentra Operasi
Keselamatan Penerbangan (SENOPEN) yang mengelola Flight Information
Region (FIR) Jakarta diserahkan pengelolaannya kepada Perum Angkasa Pura II. Tahun 1991
melalui PP Nomor 10 tanggal 8 Februari 1991, menunjuk Perum Angkasa Pura II sebagai
Pontianak. Tahun 1992 melalui PP Nomor 14 tanggal 17 Maret 1992, Perum Angkasa Pura II
berubah status hukum menjadi PT Angkasa Pura II (Persero) (AP II), didirikan dengan Akta
Notaris Muhani Salim SH Nomor 3 tanggal 2 Januari 1993 dan Anggaran Dasar tercantum
dalam Berita Negara RI Tahun 1995. Maksud Perubahan status adalah dalam rangka lebih
meningkatkan efisiensi.
Sejak resmi didirikan pada tahun 1993 hingga saat ini, sampai dengan tahun 2011
Angkasa Pura II mengelola 12 Bandara di kawasan barat Indonesia
a. Soekarno-Hatta, Tangerang. ( CGK )
b. Halim Perdanakusuma, Jakarta. ( HLP )
c. Husein Sastranegara, Bandung. ( BDO )
d. Polonia, Medan. ( MES )
e. Sultan Iskandarmuda, Banda Aceh. ( BTJ )
f. Sultan Mahmud Badaruddin II, Palembang. ( PLM )
g. Supadio, Pontianak. ( PNK )
h. Sultan Syarif Kasim II, Pekanbaru. ( PKU )
i. Minangkabau, Padang. ( PDG )
j. Raja H Fisabilillah, Tanjung Pinang. ( TJQ )
k. Depati Amir, Pangkal Pinang. ( PGK )
l. Sultan Thaha, Jambi. ( DJB )
Visi dari PT Angkasa Pura II adalah, menjadi pengelola bandara udara bertaraf
internasional yang mampu bersaing di kawasan regional. Dan misi dari PT Angkasa Pura II
adalah, Mengelola jasa kebandarudaraan dan pelayanan lalu lintas udara yang mengutamakan
kepada pemegang saham, mitra kerja, pegawai, masyarakat dan lingkungan dengan memegang
teguh etika bisnis.
Strategi perusahaan yang di tetapkan oleh PT. Angkasa Pura II (Persero) untuk
mengembangkan bisnis adalah Strategi pertumbuhan Adaptif (adaptive growth strategy) yang
mencakup strategi pertumbuhan gradual dan diversivikasi konsentrik.
a. Strategi pertumbuhan gradual merupakan strategi pengembangan bisnis inti yang fokus pada
pertumbuhan secara bertahap. Dalam implementasinya, strategi ini antara lain mencakup
penataan terminal penumpang Bandara Soekarno Hatta, Bandara Polonia, Bandara Supadio,
Bandara Sultan Syarif Kasim II dan Bandara Sultan Iskandar Muda.
b. Sedangkan strategi diversivikasi konsentrik mencakup diversifikasi pengembangan usaha
yang terkait (related) baik layanan jasa aeronautikal maupun non aeronautikal dan jasa
penumpang lainnya yang antara lain meliputi pembangunan hangar, terminal kargo,
railway, shopping mall, real estate.
PT. Angkasa Pura II (Persero) memiliki lingkup bidang usaha yang meliputi pelayanan jasa
Aeronautika dan jasa Non Aeronautika, yang masing-masing lingkup bidang usaha tersebut
dijelaskan secara rinci sebagai berikut :
a. Jasa Aeronautika
Jasa Aeronautika merupakan bisnis inti (core business) dari PT. Angkasa Pura II
(Persero) yang meliputi :
1). Pelayanan Jasa Pendaratan, Penempatan dan Penyimpanan Pesawat Udara
(PJP4U).
2). Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP2U).
4). Pelayanan Jasa Garbarata.
5). Pelayanan Jasa Konter.
b. Jasa Non Aeronautika
Jasa Non Aeronautika merupakan jasa pelayanan PT. Angkasa Pura II (Persero)
yang menunjang kegiatan penerbangan yang meliputi:
1). Penyewaan ruangan, gudang, lahan dan fasilitas lainnya.
2). Kegiatan konsesioner.
3). Parkir kendaraan.
4). Penyediaan lahan untuk bangunan, lapangan dan industri serta bangunan yang
berhubungan dengan kelancaran angkutan udara.
5). Periklanan dan usaha lain yang terkait.
Fasilitas yang dimiliki PT Angksa Pura II, terbagi menjadi fasilitas pokok dan fasilitas
penunjang
a. Fasilitas Pokok :
1) Fasilitas sisi udara : Runway, taxiway, apron, PKP-PK.
2) Fasilitas sisi darat : Terminal Penumpang, Terminal Kargo, ATC Tower, Meteo,
SAR, DPPU, Bangunan Kantor, dll.
3) Fasilitas navigasi penerbangan : NDB, DVOR, DME, ILS, RADAR.
4) Fasilitas alat bantu pendaratan visual : R/W lighting, taxiway lighting, marka dan
rambu, dll.
5) Fasilitas komunikasi penerbangan : VHF Air Ground Comm., AMSC, AFTN/TELEX,
b. Fasilitas Penunjang :
1). Fasilitas penginapan/hotel
2). Fasilitas penyediaan toko dan restoran
3). Fasilitas penempatan kendaraan bermotor
4). Fasilitas pengelolaan limbah, fas. perawatan pada umumnya
5). Fasilitas pergudangan, hanggar, perbengkelan pesawat udara
6). Fasilitas lainnya yang menunjang secara langsung atau tidak langsung kegiatan bandar
udara
2. Struktur Organisasi Perusahaan
Berdasarkan hasil pengamatan, PT Angkasa Pura II menganut struktur organisasi garis dan
staf. Struktur organisasi perusahaan garis dan staf dalam perusahaan ini memiliki komunikasi
dua arah (two ways comunication) yaitu selain pimpinan (kepala cabang) membawahi dan
memberi perintah kepada bawahan, dapat pula memberikan pendapat dan rekomendasi dari
bawahan untuk membantu dalam pelaksanan tugas, selain itu perusahaan juga mempunyai
perinsip tata kerja yang dalam penyelenggaraan aktivitas pokok perusahaan wajib menerapkan
prinsip mengarahkan, menyeluruh dan menyesuaikan baik dalam lingkungan masing-masing
maupun dengan satuan organisasi lain diluar perusahaan sesuai dengan tugas pokok
masing-masing. Susunan organisasi sesuai dengan keputusan direksi PT Angkasa Pura II Nomor
KEP.58/OM.001/1993 dan keputusandireksi PT Angkasa Pura II Nomor KEP
150/OM.0/AP-II/1999, yang diubah lagi menjadi KEP 147/OM.00/AP-II/1998 Tanggal 14 September 1998
tentang pemberlakuan organisasi, peraturan sistem dan prosedur pada kantor cabang PT Angkasa
Pura II, terdiri dari :
b. Divisi Pelayanan operasi bandar udara
c. Divisi pelayanan operasi lalu lintas udara
d. Divisi tekhnik umum dan peralatan
e. Divisi tekhnik elektronik dan listrik
f. Divisi administrasi dan komersial
g. Officer in charge.
Struktur organisasi pada PT Angkasa Pura II Cabang Polonia, akan ditampilkan pada
(Lampiran 1). Selanjutnya dengan surat keputusan dewan direksi PT Angkasa Pura II Nomor
KEP.471/OM.00/AP-II/1998 mengenai struktur organisasi dan tata kerja PT Angkasa Pura II
Cabang Medan. Tugas Pokok dan wewenang seluruh personalia dalam setiap tingkatan dapat
dilihat sebagai berikut:
a. Kepala Cabang
Kepala cabang sebagai manajemen puncak di PT Angkasa Pura II Bandar Udara Polonia
Medan bertugas :
1). Penyiapan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan pelayanan organisasi keselamatan
lalu lintas udara
2). Penyiapan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan operasional bandar udara
3). Penyiapan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan komersial
4). Penyiapan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan pemulihan fasilitas tekhnik,
elektronik, dan listrik.
5). Penyiapan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan administrasi
6). Penyiapan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan keuangan dan
b. Divisi Pelayanan Lalu Lintas Udara (LLU)
Divisi pelayanan lalu lintas udara bertugas :
1). Dinas pelayanan Aerodome and Approach control/ Terminal Control Area yang bertugas
untuk melaksanakankegiatan dan pengendalian dan pengawasanoperasi lalu lintas bandar
udara Polonia dan unit udara sekitarnya
2). Dinas pelayanan Area Control (ACC) mempunyai tugas melaksanakan kegiatan
pelayanan pengendalian dan pengawasan operasi keselamatan lalu lintas udara diwilayah
yang menjadi tanggung jawabnya
3). Dinas pelayananbantuan penerbangan / penerbangan Aeroneutika, mempunyai tugas
melaksanakan kegiatan pengiriman berita-berita penerbangan melalui hubungan antar
stasiun komunikasi penerbangan serta melakukan kegiatan pengolahan, pengumplan,
pencapaian dan penyebaran informasi aeroneutika.
c. Divisi Pelayanan Operasional Bandar Udara
Divisi pelayanan operasional bandar udara bertugas :
1). Menyiapkan dan melakukan kegiatan pelayanan bandar udara
2). Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pertolongan kecelakaan penerbangan dan
pemadam kebakaran
3). Menyiapkan dan melaksanakan pengumuman bandar udara
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya divisi pelayanan operasional bandara ini dibantu
oleh beberapa dinas yang bertanggung jawab kepadanya, yaitu :
1). Dinas pelayanan bandar udara, yang bertugas melaksanakan pengaturan pelayanan
(landside), pelayanan penerbangan dan komunikasi udara yang berhubungan dengan
penerbangan dan pariwisata untuk pemakaian jasa bandar udara.
2). Dinas penerbangan kecelakaan penerbangan dan pemadaman kebakaran (PKP-PK), yang
bertugas melaksanakan pemberian pertolongan kecelakaan penerbangan dan pemadaman
kebakaran, serta penanggulangan
keadaan gawat darurat medis dilingkungan kerja bandar udara dan sekitarnya.
3). Dinas pengamanan bandar udara,yang bertugas melaksanakan kegiatan pengamanan
dilingkungan kerja bandar udara.
d. Divisi Tehnik Umum dan Peralatan
Divisi tehnik umum dan peralatan, bertugas :
1). Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan dan pengoperasian, pemeliharaan,
dan pelaporan fasilitas bangunan.
2). Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan dan pengoperasian, pemeliharaan,
dan pelaporan fasilitas landasan dan lingkungan bandar udara.
3). Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan dan pengoperasian, pemeliharaan,
dan pelaporan fasilitas tehnik, mekanik, dan peralatan.
4). Membantu pelaksanaan pembangunan fasilitas tehnik umum dan peralatan sesuai dengan
pelimpahan wewenang yang diberikan oleh direksi.
Untuk melaksanakan tugas tersebut, Divisi teknik umum dan peralatan mempunyai fungs
penyiapan dan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan tugas dan wewenang dan tanggung jawab
dalam melaksanakantugas dan fungsinya Divisi tehnik umum dan peralatan dibantu oleh tiga
1). Dinas Tehnik Bangunan, yang bertugas melaksanakan kegiatan pengoperasian,
pemeliharaan, dan pelaporan fasilitas bangunan internal, bangunan operasional dan
bangunan umum.
2). Dinas Tehnik Landasan dan Tata Lingkungan, bertugas melaksanakan kegiatan
pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas landasan dan lingkungan bandar
udara.
3). Dinas Tehnik Mekanikal dan Peralatan, bertugas melaksanakan kegiatan pengoperasian,
pemeliharaan dan pelaporan fasilitas mekanik dan peralatan.
e. Divisi Tehnik Elektronika dan Listrik
Divisi Tehnik elektronika dan listrik. Mempunyai tugas untuk memelihara dan penambahan
fasilitas elektronik yang terdiri dari :
1). Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan, dan pelaporan
fasilitas tehnik elektronika.
2). Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan, dan pelaporan
fasilitas tehnik listrik.
3). Membantu melaksanakan pembangunan fasilitas tehnik elektronika dan listrik sesuai
dengan pelimpahan wewenang yang diberikan direksi.
Untuk melaksanakan fungsi dan tugasnya, Divisi tehnik elektronika dan listrik dibantu oleh
beberapa divisi, yaitu :
1). Dinas Telekomunikasi dan Tehnik Elektronika bandara, yang bertugas melaksanakan
kegiata pengoperasian, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas telekomunikasi penerbangan,
2). Dinas Tehnik Navigasi Udara dan Radar, mempunyaitugas melaksanakan kegiatan
pengoperasia, pemeliharaan dan pelaporan fasilitas navigasi udara dan radar.
3). Dinas Tehnik Listrik, yang bertugas melaksanakan kegiatan pengoperasian, pemeliharaan
dan pelaporan fasilitas listrik.
f. Dinas Administrasi dan Komersial
Divisi Administrasi dan Komersial, mempunyai tugas :
1). Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengolahan usaha kecil
2). Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan pengolahan keuangan
3). Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan akuntansi
4). Menyiapkan dan melaksanakan kegiatan administrasi, ketatausahaan dan umum
Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, divisi administrasi dan komersial dibantu oleh
beberapa dinas, yaitu :
1) Dinas Komersil, yang bertugas menyiapkan pengembangan dan melaksanakan kegiatan
komersil yang meliputi pengumpulan data produksi, perhitungan dan pembuatan surat
tagihan untuk jasa-jasa aeroneutika dan jasa non aeroneutika maupun usaha lain yang
mempunyai hubungan dengan jasa kebandaraan.
2) Dinas Keuangan, yang bertugas melaksanakan kegiatan administrasi keuangan dan
anggaran.
3) Dinas Akuntansi, yang bertugas melaksanakan kegiatan akuntansi
4) Dinas Kelengkapan, yang bertugas dalam kegiatan pengadaan, penggudangan, dan
administrasi perlengkapan.
5) Dinas Kepegawaian dan Umum, yang bertugas melaksanakan kegiatan administrasi
kerumahtanggaan, keprotokolan, penyelenggaraan informatika manajerial dan
pengolahan data pelaporan serta penyiapan ikatan kerja.
g. Officer in Charge
Officer in charge yang terdiri dari sebanyak-banyaknya lima orang, serta kepala divisi
yang merupakan pelaksanaan non striktural dalam menggulangi permasalahan tingkat
pertama bandar udara, bertugas serta bergantian mengkoordinasi kegiatan tersebut.
Dalam melaksanakan tugasnya Officer in charge bertanggung jawab kepada kepala
cabang.
3. Laporan Keuangan Perusahaan
Laporan pokok yang dihasilkan oleh penyelenggara akuntansi adalah laporan keuangan.
Laporan ini dibuat sebagai pertanggungjawaban pihak manajemen kepada dewan pengurus
serta kapada pihak lainnya untuk memenuhi komitmen dan pemenuhan kewajiban
perundang-undangan. Laporan keuangan yang dihasilkan menyajikan informasi mengenai :
a. Posisi keuangan perusahaan untuk setiap akhir periode tertentu, baik aktiva maupun
passiva, pendapatan dan beban, serta perubahan sebagai akibat dilaksanakannya kegiatan
usaha pada perusahaan tersebut.
b. Hasil atau representasi yang dapat dicapai untuk periode yang dilaporkan
c. Rencana anggaran, realisasi atau penyimpangan yang terjadi untuk kemudian mengambil
langkah tindak lanjut bagi masing-masing tingkat manajemen sesuai dengan
wewenangnya.
d. Saldo aktiva tetap (seperti kas,piutang dan persediaan) dan passiva (seperti hutang usaha)
yang memungkinkan dilaksanakannya pengendalian atas masing-masing pos neraca
Dengan informasi ini, diharapkan setiap tingkat manajemen dapat merencanakan dan
mengendalikan semua kegiatan yang menjadi tanggung jawabnya dengan efektif dan efisien.
Laporan keuangan yang disajikan dalam bab ini dibatasi pada laporan yang berhubungan dengan
penyusunan laporan arus kas.
a. Neraca
Melalui ikhtisar perkiraan-perkiraan dalam neraca yang disusun secara sistematis, dapat
mengetahui keadaan kekayaan dan kewajiban perusahaan pada periode yang dilaporkan.
Neraca juga dapat memberikan gambaran posisi keuangan perusahaan yang akan
menunjukan kecendrungan dari masing-masing perkiraan aktiva dan passiva.
Dimana PT Angkasa Pura II, disusun dalam laporan bentuk skontro, artinya menyusun
harta pada sisi kiri dan utang pada sisi kanan, dimana penulis menyajikan neraca PT
Angkasa Pura II, secara komparatif, data yang berasal dari Neraca Komparatif ditampilkan
pada (Lampiran 2).
b. Laporan Laba Rugi
Ikhtisar laba rugi disusun dengan tujuan untuk memberikan gambaran mengenai hasil
usaha yang diperoleh, dan biaya yang berkaitan dengan hasil usaha tersebut, serta laba rugi
dari kegiatan usaha perusahaan. Ikhtisar laba rugi juga memberikan gambaran dari
sumber-sumber penghasilan serta jenis-jenis dari pada beban pada suatu periode tertentu.
Kegunaanyang lain yaitu dapat memberikan informasi kegiatan usaha perusahaan yang
kemudian dapat dijadikan pedoman bagi pihak manajemen untuk meningkatkan kinerja
perusahaan pada masa yang akan datang, dimana data ini dapat dijadikan dasar oleh
penganalisa untuk melihat kemungkinan-kemungkinan apa yang akan terjadi dimasa yang
Laporan laba rugi PT Angkasa Pura II, telah disajikan dalam bentuk laporan secara
multiple step yang dapat memberikan kemudahan dalam penganalisaan laporan keuangan.
Penulis menyajikan laporan laba rugi PT Angkasa Pura II secara komparatif, data yang
berasal dari Laba Rugi Komparatif ditampilkan pada (Lampiran 3).
c. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas disusun untuk menunjukan perubahan kas selama periode tertentu dan
memberikan alasan mengenai perubahan kas tersebut dengan menunjukan dari mana sumber
kas (arus kas masuk) dan penggunaan kas (arus kas keluar), sehingga dapat digunakan
sebagai dasar dalam memperkirakan kas dimasa yang akan datang.
Laporan arus kas sebagai pengganti laporan perubahan posisi keuangan merupakan
laporan yang menggambarkan arus kas masuk dan arus kas keluar yang berasal dari aktivitas
operasi, investasi dan pendanaan dalam periode tertentu. Informasi arus kas membantu para
pemakai untuk memahami hubungan antara laba dan arus kas, serta untuk memprediksi arus
kas operasi dimasa depan. Selain itu juga memberi umpan balik tentang keputusan yang
diambil, seperti pengaruh keputusan investasi sebelumnya terhadap arus kas, bagaimana
keputusan modal dibiayai, serta jumlah hutang yang diterbitkan atau ditarik.
PT Angkasa Pura II, menyusun laporan arus kas dengan menggunakan metode tidak
langsung yang disusun setiap tahun. Dimana penulis menyajikan laporan arus kas PT
Angkasa Pura II secara komparatif. Dimana data yang berasal dari arus kas komparatif
ditampilkan pada (Lampiran 4).
4. Analisis Informasi Arus Kas Dalam Pengambilan Keputusan Investasi
Kegiatan bisnis selalu dihadapkan pada berbagai persoalan yang dapat menentukan
dibidang penyedia jasa kebandarudaraan, laporan keuangan pada PT Angkasa Pura II, telah
diaudit oleh pihak internal perusahaan seperti SPI dan pihak eksternal perusahaan seperti BPKP
dan juga pihak auditor independen, selain itu dalam pengambilan keputusan PT Angkasa Pura II
menetapkan suatu kebijakan yang berlaku menyeluruh, mulai dari manajemen puncak sampai
manajemen tingkat bawah.
Analisis laporan arus kas dilakukan untuk setiap pengambilan keputusan dalam setiap
aktivitas perusahaan. Keputusan yang bersifat teknis yang diambil untuk menghadapi masalah
yang rutin, seperti keputusan untuk mengeluarkan kas guna mengetahui keadaan kas pada
perusahaan jika melakukan investasi tersebut, serta dilihat pengaruhnya terhadap peningkatan
pendapatan melalui proyektif income statement, selain itu dari analisis laporan arus kas tersebut,
manajemen bisa mengambil keputusan yang berkaitan dengan penetapan rencana untuk periode
berikutnya, karena dari laporan arus kas bisa diketahui apakah arus kas perusahaan bernilai
positif dan seberapa besar pertambahan atau penurunan dibandingkan arus kas periode
sebelumnya.
Laporan arus kas PT Angkasa Pura II, disusun dengan tujuan untuk memberikan ikhtisar
mengenai punggunaan kas dan penerimaan kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi
dan pendanaan yang dilakukan PT Angkasa Pura II. Informasi arus kas ini juga menjadi dasar
dalam penyusunan anggaran kas untuk periode yang akan datang, namun pada analisis kali ini
penulis lebih menekankan kepada analisa dalam pengambilan keputusan investasi yang
dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk periode 2007, 2008, 2009.
Keputusan Investasi PT Angkasa Pura II adalah keputusan yang berkaitan dengan
pengembangan usaha dan keputusan pembelian / pelepasan aktiva tetap yang diperlukan oleh