• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Studi pada Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Studi pada Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI Medan)"

Copied!
106
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi pada Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI Medan)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Disusun oleh:

Lenta N. Pangaribuan

070903056

DEPARTEMEN ILMU ADAMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

ABSTRAKSI

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi pada Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI Medan) Nama : Lenta N. Pangaribuan

NIM : 07090356

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Robinson Sembiring, M.Si

Produktivitas kerja pegawai adalah pegukuran hasil kerja yang diperoleh pegawai selama ia bekerja dengan menggunakan disiplin kerja yang dimilikinya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Untuk mencapai produktivitas kerja pegawai yang maksimal, maka struktur organisasi merupakan variabel penting sebab konsep struktur organisasi mengacu pada cara yang bagaimana departemen atau unit diatur di dalam suatu sistem, menggambarkan keterkaitan antara bagian- bagian, dan cara pengaturan posisi di dalam organisasi.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah Seberapa Besar Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI Medan Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur organisasi pada BKN Kanreg VI Medan, untuk mengetahui produktivitas kerja pegawai di BKN Kanreg VI Medan, dan untuk mengetahui pengaruh dari Struktur Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan teknik analisa Korelasi Product Moment, Uji Signifikan, dan Koefisien Determinan. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai di BKN Kanreg VI Medan yaitu 130 orang dan yang menjadi sampel adalah 46 orang yaitu 35% dari jumlah populasi. Dan untuk teknik pengumpulan data dilakukan melalui keuseioner dan observasi.

(3)

KATA PENGANTAR

Sebab Engkaulah yang membentuk buah pinggangku, menenun aku dalam

kandungan ibuku. Aku bersyukur kepada-Mu oleh karena kejadianku dahsyat dan

ajaib; ajaib apa yang Kau buat, dan jiwaku benar-benar menyadarinya. (Mazmur

139: 13 – 14). Sembah serta syukur penulis panjatkan kehadirat Yesus Kristus untuk

segala penyertaan, bentukan, dan penguatan yang dianugerahkan-Nya sehingga

penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini sebagai salah satu syarat dalam

memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos) dalam Ilmu Administrasi Negara Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara. Judul skripsi ini adalah

“Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai (Studi pada

Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI Medan)”.

Dan terima kasih penulis sampaikan kepada setiap pihak yang memberikan

bantuan serta bimbingan dalam pengerjaan skripsi ini. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orang tua saya Bapak B. Pangaribuan dan Ibunda L. Panjaitan untuk setiap

motivasi dan dukungan, serta dana yang tetap diberikan. Terima kasih untuk

setiap berkat dan kasih Bapak dan Ibu yang membuatku tetap kuat, semoga

Bapak dan Ibu diberikan umur yang panjang untuk melihat setiap hasil dari

jerih lelah yang dikerjakan selama ini. Dan juga Abang/ Kakak/ Adekku yang

memberikan dukungan dan mengingatkanku akan tujuan hidupku.

2. Bapak Drs. Robinson Sembiring M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah

memberikan tenaga, waktu, pikiran serta pemahaman dalam mengarahkan

(4)

3. Bapak Drs. H.M. Husni Thamrin Nasution, M.Si selaku Ketua Departemen

Ilmu Administrasi Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universita

Sumatera Utara.

4. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Poltik Universitas Sumatera Utara.

5. Kepada seluruh Dosen dan Staf pengajar pada Departemen Ilmu administrasi

Negara, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara

yang telah memberikan pengajaran, ilmu dan pengetahuan kepada saya.

Kepada Kak Mega dan Kak Dian yang membantu saya dalam pengurusan

segala Administrasi.

6. Kepada Kepala Bagian Umum Dra. Ida Widayani, Kepala Sub Bagian

Kepegawaian Yasrul Hafli Pasaribu, S.Sos, Kak Dewi, Pak Simanjorang yang

tetap mengarahkan saya selama penelitian di BKN Kanreg VI dan seluruh

pegawai BKN yang dengan senang hati membantu saya, dan juga anak-anak

PKL yang menemani saya selama penelitian. Sehingga saya merasa nyaman

selama penelitian berlangsung.

7. Kepada erma, yang selama 4 tahun menemani saya baik dalam suka maupun

duka, dan yang tetap setia mendengarkan setiap keluh kesahku. Trimakasih

buat persahabatan kita, engkau yang selalu mengajarkanku untuk tetap terbuka

dan menyadari masih ada orang yang setia mendengarkanku dan mengasihiku..

8. Kepada PKK dan satu KTBku WWJD & Advokatif (K’Frida, B’Roy, K’Decy,

B’Abed, Erma, Lora, Roma) terimaksih untuk setiap kasih kalian dan

dukungan doa untuk saya semakin bertumbuh dalam Tuhan dan KTB B2B

(5)

semoga kita nantinya menjadi alumni yang berkualitas dan berdampak di

dalam pengerjaan visi pribadi kita. Sukses ya dalam magangnya..

9. Kepada Adek KK ku Deo Gratias (Bernad, Sabam, Lona dan Atika) untuk

setiap dukungan doa dan kebersamaan yang kita jalin, semoga kalian menjadi

orang-orang yang tetap berintegritas.

10. Kepada TPP’ 10 dan TPP’11 (K’ ncy, B’ Aroz, K’ Hana, K’ Butet, Dony,

Dodi, Erma, Raskel, Senty, Meri, Tiara, Siska, Mian, Mercy, Rina, Damai,

Arnold, Rebeka dan satu bagianku Sarah) dan juga Komponen Pelayanan

UKM KMK USU UP PEMA FISIP yang tetap menjadi keluarga bagi saya.

Terimakasih buat Tiara yang selalu menyemangati saya, menguatkanku di saat

ku jatuh bahkan bersedia mendengarkan setiap keluhan saya dalam pengerjaan

skripsi ini. Dan untuk setiap waktumu dalam mengantar saya ke tempat

penelitian saya. Dan juga Robetmi, yang selalu setia menyemangati saya..

smangat ya dalam kuliahnya..

11. Terimakasih buat teman-teman magangku di Mata Pao (Wilfried, Marya,

There, Erma, Dedi, Paul, Adrey, Sanggita) aku sangat menikmati kalian di saat

kita bersama dulu.

12. Buat teman-temanku dari Ilmu Administrasi Negara stambuk’07 untuk setiap

kebersamaan kita, dan tidak terasa kita akan berpisah dari kampus kita tercinta.

13. Buat teman-teman satu kosku Bapak dan Ibu Kos yang setia berdoa buat saya,

Niko dan Hanna yang kadang buat kesal dan juga tertawa, Rista, Lina, Tia

yang selalu bisa untuk saya berbagi. Buat Lia tetap semangat ya dalam

(6)

14. Buat semua pihak yang terlibat dalam penulisan skripsi ini, namun tidak

disebutkan, terima kasih banyak.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih terdapat

kekurangan dan kesalahan, dengan tangan terbuka penulis menerima saran dan

kritik yang membangun untuk perbaikan dan kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata

penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada setiap pihak yang

terlibat dalam pengerjaan skripsi ini.

Medan, Agustus 2011

Penulis

(7)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL... ix

ABSTRAKSI ... x

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Perumusan Masalah ... 5

I.3. Tujuan Penelitian ... 6

I.4. Manfaat Penelitian ... 7

I.5. Kerangka Teori ... 8

I.5.1 Struktur Organisasi ... 8

I.5.1.1 Pengertian Organisasi ... 8

I.5.1.2 Pengertian Struktur Organisasi ... 9

I.5.1.3 Prinsip- Prinsip Struktur Organisasi ... 13

I.5.1.5 Bentuk Struktur Organisasi ... 14

(8)

I.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja ... 19

I.5.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas ... 21

I.5.3 Hubungan Struktur Organisasi dengan Produktivitas Kerja ... 27

I.6. Hipotesis ... 30

I.7. Defenisi Konsep ... 30

I.8. Defenisi Operasional ... 31

I.9. Sistematika Penulisan ... 32

BAB II METODE PENELITIAN ... 33

II.1. Bentuk Penelitian ... 33

II.2. Lokasi Penelitian ... 34

II.3 Populasi dan Sampel ... 34

II.3.1 Populasi ... 34

II.3.2 Sampel ... 34

II.4 Teknik Pengumpulan Data ... 35

II.5. Teknik Penentuan Skor ... 36

II.6. Teknik Analisis Data ... 37

BAB III DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN ... 40

(9)

III.2 Visi dan Misi ... 41

III.2.1 Visi ... 41

III.2.2 Misi ... 41

III.3 Fungsi dan Tugas Pokok BKN ... 42

III.3.1 Fungsi ... 42

III.3.2 Tugas Pokok ... 43

III.4 Struktur Organisasi ... 43

III.5 Tugas Pokok dan Fungsi setiap Bagian ... 45

BAB IV PENYAJIAN DATA ... 50

IV.1 Identitas Responden ... 50

IV.2 Variabel X (Struktur Organisasi) ... 54

IV.3 Variabel Y (Produktivitas Kerja) ... 69

BAB V ANALISA DATA ... 79

V.1 Struktur Organisasi ... 79

V.2 Produktivitas Kerja ... 81

V.3 Koefisien Korelasi Product Moment ... 81

V.4 Interpretasi Korelasi ... 86

(10)

V.6 Koefisien Determinan ... 89

BAB VI PENUTUP ... 90

VI.1 Kesimpulan ... 91

VI.2 Saran ... 92

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Menentukan Jawaban Responden Melalui Teknik Pennentuan Skor ...

Tabel 2 Pedoman Untuk Memberikan Interpretasi Koefisien Korelasi ...

Tabel 3 Distribusi Pegawai Berdasarkan Jabatan Struktural Organisasi Badan

Kepegawian Negara Kantor Regional VI ...

Tabel 4 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...

Tabel 5 Data Responden Berdasarkan Usia

Tabel 6 Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ...

Tabel 7 Data Responden Berdasarkan Golongan/Pangkat ...

Tabel 8 Data Responden Berdasarkan Masa Kerja ...

Tabel 9 Distribusi Jawaban Responden Tentang Koordinasi Antar Bagian yang

Berbeda ...

Tabel 10 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kerjasama Antar Bagian yang

Berbeda ...

Tabel11 Distribusi Jawaban Responden Tentang Keseluruhan Aktivitas Dari

Bagian/Unit Organisasi ...

Tabel 12 Distribusi Jawaban Responden Terhadap Pembagian Kerja ...

Tabel 13 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pembagian Tugas atau Beban Kerja ...

(12)

Tabel 15 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pekerjaan yang Dilakukan...

Tabel 16 Distribusi Jawaban Responden Tentang Deskripsi Pekerjaan ...

Tabel 17 Distribusi Jawaban Responden Pemahaman Secara Spesifik Tentang

pekerjaan ...

Tabel 18 Distribusi Jawaban Responden Tentang Hierarki Jabatan di BKN ...

Tabel 19 Distribusi Jawaban Responden Tentang Koordinasi dengan Atasan

Sebelum Memulai Pekerjaan ...

Tabel 20 Distribusi Jawaban Responden Tentang Jumlah Bawahan ...

Tabel 21 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kemaksimalan dalam Mengawasi ...

Tabel 22 Distribusi Jawaban Responden Tentang Jumlah Atasan Langsung ...

Tabel 23 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengawasan Yang Dilakukan Oleh

Atasan...

Tabel 24 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pengkomunikasian Setiap

Kebijakan yang Diambil Menyangkut Pekerjaan ...

Tabel 25 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kepatuhan Terhadap Peraturan ...

Tabel 26 Distribusi Jawaban Responden Tentang Datang dan Pulang Tepat Waktu

Dalam Bekerja ...

Tabel 27 Distribusi Jawaban Responden Tentang Mangkir dalam Bekerja ...

(13)

Tabel 29 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kemampuan dalam Mengerjakan

Pekerjaan ...

Tabel 30 Distribusi Jawaban Responden Tentang Pekerjaan Yang Diselesaikan

Tanpa Bantuan Orang Lain ...

Tabel 31 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kemampuan yang dimiliki untuk

menyelesaikan pekerjaan ...

Tabel 32 Distribusi Jawaban Responden Tentang Memahami Pekerjaan...

Tabel 33 Distribusi Jawaban Responden Tentang Kemampuan dalam Menyelesaikan

Persoalan dalam Pekerjaan ...

Tabel 34 Distribusi Jawaban Responden Tentang Ide dalam Bekerja ...

Tabel 35 Distribusi Jawaban Responden Tentang Memperbaiki Hasil Kerja secara

Kuantitas Maupun Kualitas ...

(14)

ABSTRAKSI

PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP

PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI

(Studi pada Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI Medan) Nama : Lenta N. Pangaribuan

NIM : 07090356

Departemen : Ilmu Administrasi Negara Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Dosen Pembimbing : Drs. Robinson Sembiring, M.Si

Produktivitas kerja pegawai adalah pegukuran hasil kerja yang diperoleh pegawai selama ia bekerja dengan menggunakan disiplin kerja yang dimilikinya sehingga tujuan organisasi dapat tercapai. Untuk mencapai produktivitas kerja pegawai yang maksimal, maka struktur organisasi merupakan variabel penting sebab konsep struktur organisasi mengacu pada cara yang bagaimana departemen atau unit diatur di dalam suatu sistem, menggambarkan keterkaitan antara bagian- bagian, dan cara pengaturan posisi di dalam organisasi.

Permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah Seberapa Besar Pengaruh Struktur Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI Medan Sumatera Utara. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui struktur organisasi pada BKN Kanreg VI Medan, untuk mengetahui produktivitas kerja pegawai di BKN Kanreg VI Medan, dan untuk mengetahui pengaruh dari Struktur Organisasi terhadap Produktivitas Kerja Pegawai. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan menggunakan teknik analisa Korelasi Product Moment, Uji Signifikan, dan Koefisien Determinan. Populasi penelitian adalah seluruh pegawai di BKN Kanreg VI Medan yaitu 130 orang dan yang menjadi sampel adalah 46 orang yaitu 35% dari jumlah populasi. Dan untuk teknik pengumpulan data dilakukan melalui keuseioner dan observasi.

(15)

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

Organisasi pemerintah dibentuk untuk mencapai tujuan bersama, yaitu:

melindungi kepentingan masyarakat, melayani kebutuhan masyarakat, dan pada

akhirnya tujuan yang paling utama adalah mewujudkan kesejahteraan dan keadilan

bagi masyarakat. Agar dapat mencapai tujuan organisasi pemerintah tersebut, maka

organisasi pemerintah perlu dikelola dengan efektif.1 Organisasi publik dikatakan efektif apabila dalam realita pelaksanaannya birokrasi dapat berfungsi melayani sesuai

dengan kebutuhan msyarakat (client), artinya tidak ada hambatan (sekat) yang terjadi

dalam pelayanan tersebut, cepat dan tepat dalam memberikan pelayanan, serta mampu

memecahkan fenomena yang menonjol akibat adanya perubahan sosial (faktor

eksternal) yang sangat cepat dan dari faktor internal.2

Agar organisasi dapat menjadi instrumen yang efektif dalam mewujudkan

tujuan bersama, berbagai macam teori tentang organisasi disampaikan oleh para ahli.

Salah satunya yang dikemukakan oleh Max Weber “Tipe Ideal Birokrasi”.

Organisasi yang efektif adalah organisasi yang memiliki struktur ideal dengan

ciri-ciri: adanya pembagian kerja, adanya hierarki kewenangan yang jelas, adanya

prosedur seleksi formal, adanya peraturan yang rinci¸ dan adanya hubungan kerja

yang bersifat impersonal.

3

Karena sebenarnya organisasi publik bukanlah suatu sistem yang statis.

Organisasi akan terus mengalami perubahan karena unsur-unsur yang membentuk

1

Mifftah Thoha. Birokrasi Pemerintah Indonesia di Era Reformasi. 2008. Jakarta: Kencana, Hal, 36 2

Hessel Nogi S. Tangkilisan. Manajemen Publik. 2005. Jakarta: Grasindo hal 65 3

(16)

organisasi tersebut juga ikut mengalami perubahan. Dalam konteks organisasi publik,

perubahan eksternal yang saat ini direspon adalah tuntutan akan demokratisasi,

transparansi, dan akuntabilitas pemerintah dalam penyelenggaraan pelayanan publik.

Untuk merespons tuntutan tersebut maka organisasi pemerintah harus melakukan

reformasi internal yang menyangkut: penyesuaian visi dan misi, menyesuaikan

struktur, dan kapasitas SDM. Sesuai dengan prinsip penataan organisasi, setelah visi

dan misi dirumuskan tugas berikutnya adalah membagi berbagai tugas untuk dapat

mencapai visi dan misi tersebut dalam unit-unit organisasi yang sudah ada (Dinas,

Badan, dan Kantor) sesuai dengan tugas pokok dan fungsi (TUPOKSI) unit-unit

organisasi tersebut.

Dalam pembagian tugas untuk mewujudkan visi dan misi ini dapat diikuti tiga

prinsip, yaitu: Pertama, berbagai tugas harus terdistribusi habis ke dalam unit-unit

organisasi yang sudah ada (Dinas, Badan, dan Kantor); Kedua, untuk keperluan

efisiensi beberapa unit organisasi yang sudah ada dapat digabungkan (merger);

Ketiga, membentuk unit-unit baru apabila ada tugas-tugas baru yang harus dilakukan

sebagai upaya memenuhi tuntutan masyarakat yang tidak mungkin dilakukan oleh

unit-unit yang sudah ada4

Demikian juga dengan Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai salah satu

badan yang tidak hanya berfungsi mendata PNS secara administratif, tetapi juga

mengembangkan kompetensi PNS secara lebih memadai untuk mendukung

tugas-tugas pembangunan, penyelenggaraan pemerintah, dan pelayanan publik. Dimana

Keberadaan BKN diperkuat semenjak UU No. 43 Tahun 1999 tentang Pokok-Pokok

Kepegawaian ditetapkan menggantikan UU No. 8 Tahun 1974 yang mengatur hal .

4

(17)

yang sama. Di dalam Pasal 34 (1) UU No. 43 Tahun 1999 secara eksplisit dijelaskan

bahwa untuk menjamin kelancaran penyelenggaraan kebijakan manajemen PNS, maka

dibentuklah Badan Kepegawaian Negara. Lebih lanjut dalam ayat (2) dijelaskan

bahwa badan ini bertugas menyelenggarakan manjemen PNS yang mencakup

perencaaan, pengembangan kualitas sumber daya PNS dan administrasi kepegawaian,

pengawasan dan pengendalian, penyelenggaraan dan pemeliharaan informasi

kepegawaian, mendukung perumusan kebijakan kesejahteraan PNS, seta memberikan

bimbingan teknis kepada unit organisasi yang menangani kepegawaian pada instansi

pemerintah pusat dan daerah.5

Untuk mewujudkan harapan tersebut, harus dimulai dengan adanya sinergitas

konstruktif antara BKN serta BKD/BKPP. Untuk itu, Kanreg VI BKN Medan segera

menyelesaikan program-program BKN agar visi dan misi BKN dapat terlaksana,

untuk mengukur keberhasilan dalam melaksanakan tupoksinya, sedikitnya berkaitan

dengan 5 (lima) kategori penilaian mampu melaksanakan. Pertama, mampu

melaksanakan visi, misi, tugas pokok, fungsi dan kewenangannya dengan

sebaik-baiknya. Kedua, senantiasa mampu meningkatkan kualitas kinerja dan pelayanan

publik. Ketiga, mampu meningkatkan efisisensi dan efektivitas pengelolaan dana,

Dan pada saat ini, Kanreg VI BKN Medan mempunyai beban lebih kurang 400

ribu pegawai untuk dilayani. Dengan terlayaninya pegawai secara baik, pegawai

tersebut dapat dengan tenang lebih fokus terhadap pekerjaannya. Untuk mewujudkan

hal tersebut, sangat tergantung pada kinerja Kanreg VI BKN Medan. Karena sebagai

instansi yang bertanggungjawab terhadap kepegawaian, harus melahirkan karya-karya

nyata sesuai dengan kapasitas Kanreg VI Medan.

5

(18)

peralatan dan kelengkapan kerja serta berbagai daya lainnya. Keempat, berhasil

membangun budaya malu dan bersih, sehingga tercegah tindak KKN di lingkungan

kerja. Kelima, mampu mengembangkan budaya kompetitif pada era global yang keras

dan penuh persaingan, seperti kreativitas, produktivitas tinggi dan profesionalisme

yang matang, disertai peningkatan daya saing individual.6

Dan untuk mencapai tujuan tersebut, BKN harus mampu mengatasi

permasalahan sekarang yang rata-rata dihadapi oleh birokrasi pemerintah seperti

kelembagaan birokrasi pemerintah yang besar dan didukung oleh sumber daya

aparatur yang kurang professional; mekanisme kerja yang sentralistik masih mewarnai

kinerja birokrasi pemerintah; kontrol terhadap birokrasi pemerintah masih dilakukan

oleh pemerintah, untuk pemerintah, dan dari pemerintah; patronklien (KKN) dalam

birokrasi pemerintah merupakan halangan terhadap upaya mewujudkan meriokrasi

dalam birokrasi; tidak jelas dan bahkan cenderung tidak ada “sense of accountability”

baik secara kelembagaan maupun individual; jabatan birokrasi yang hanya

menampung jabatan struktural dan pengisiannya sering kali tidak berdasarkan

kompetensi yang dibutuhkan; penataan sumber daya aparatur tidak disesuaikan

dengan kebuutuhan dan penataan kelembagaan birokrasi.7

Karena jelas hal ini akan mempengaruhi produktivitas kerja pegawai

sebagai faktor penting yang memerlukan pendayagunaan secara efektif. Karena

pegawai memiliki posisi sangat strategis dalam organisasi, artinya unsur manusia

memegang peranan penting dalam melakukan aktivitas karena efektivitas

organisasi ditentukan oleh pencapaian tujuan organisasi. Untuk mencapai

6

www.(bkn.go.id) 7

(19)

produktivitas kerja pegawai yang maksimal, maka struktur organisasi merupakan

variabel penting sebab konsep struktur organisasi mengacu pada cara yang

bagaimana departemen atau unit diatur di dalam suatu sistem, menggambarkan

keterkaitan antara bagian- bagian, dan cara pengaturan posisi di dalam organisasi.

Untuk itu struktur organisasi mutlak harus dibuat dan diinformasikan secara

jelas kepada semua pegawai, karena dengan struktur organisasi inilah dapat diketahui

garis wewenang/tanggung jawab, membantu menjelaskan arti dan status dari

bermacam- macam unit organisasi serta memperbaiki hubungan yang ada.

Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik dalam melakukan penelitian tentang:

“PENGARUH STRUKTUR ORGANISASI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PROVINSI SUMATERA UTARA ”.

I.2 Perumusan Masalah

Perumusan masalah sangat penting agar diketahui arah jalannya suatu

penelitian dan untuk lebih memudahkan penelitian nantinya. Hal ini senada dengan

pendapat agar penelitian dapat dilaksanakan dengan sebaik-baiknya maka penulis

merumuskan masalahnya sehingga jelas dari mana harus memulai, kemana harus pergi

dan dengan apa”8

Berangkat dari uraian di atas maka penulis dalam melakukan penelitian ini

merumuskan masalah sebagai berikut:“Seberapa Besar Pengaruh Struktur Organisasi

8

(20)

terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional

VI Medan?”

I.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui struktur organisasi pada Badan Kepegawaian Negara

Kantor Regional VI Medan

2. Untuk mengetahui produktivitas kerja pegawai pada Badan Kepegawaian

Negara Kantor Regional VI Medan

3. Untuk mengetahui pengaruh struktur organisasi terhadap produktivitas kerja

pegawai pada Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI Medan.

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi kalangan mahasiswa Ilmu

Administrasi umumnya dan Ilmu Administrasi Negara khususnya.

2. Penelitian ini juga diharapakan dapat memberikan kontribusi bagi Fakultas

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik dalam menambah kajian maupun sebagai

referensi bagi mahasiswa yang tertarik terhadap penelitian ini.

3. Untuk penulis, penelitian ini merupakaan wahana dalam mengembangkan

pengetahuan dan wawasan dalam meningkatkan kemapuan berfikir melalui

karya ilmiah. Selain itu juga untuk mencoba menetapkan berbagai teori yang

(21)

4. Secara praktis diharapkan berguna bagi Badan Kepegawaian Negara Kantor

Regional VI Medan dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

I.5 Kerangka Teori

Sebagai titik tolak atau landasan befikir dalam menyoroti atau

memecahkan permasalahan perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu.

Untuk itu perlu disusun kerangka teori yang memmuat pokok-pokok pikiran yang

menggambarkan dari sudut mana masalah tersebut disoroti. Selanjutnya teori

merupakan serangkaian asumsi, konsep, konstruksi, defenisi, dan proposisi untuk

menerangkan suatu fenomena sosial secara sistematis dengan cara merumuskan

hubungan antar konsep.9

Stephen P. Robbins mendefenisikan organisasi sebagai suatu kesatuan

(entity) sosial yang dikoordinasikan secara sadar dengan sebuah batasan yang

relatif dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang relatif terus menerus

untuk mencapai suatu tujuan bersama atau sekelompok tujuan. Oleh karena itu

organisasi adalah suatu unit yang terdiri dari orang atau kelompok orang

berinteraksi satu sama lain.

Oleh karena itu, untuk memudahkan penelitian

diperlukan pedoman berpikir yaitu kerangka teori. Dalam penelitian ini yang

menjadi kerangka teorinya adalah:

I.5.1 Struktur Organisasi

I.5.1.1 Pengertian Organisasi

9

(22)

Menurut John Pfiffner & S. Owen Lane organisasi adalah proses

penggabungan pekerjaan yang harus dilaksanakan oleh orang-orang, atau

kelompok-kelompok dengan kekuasaan yang diperlukan untuk pelaksanaan itu,

sehingga kewajiban yang dilaksanakan demikian itu memberikan saluran-saluran

yang terbaik bagi penyelenggaraan usaha yang efisien, teratur, positif dan

dikoordinasikan10

Oleh karena itu setiap organisasi baik publik maupun swasta selalu

memperhatikan dan menyesuaikan organisasinya dengan perubahan-perubahan

lingkungan. Analisis terhadap organisasi menurut Cushway harus dilakukan secara

menyeluruh dengan memperhatikan berbagai macam unsur baik unsur struktur,

proses/ mekanisme maupun orang-orang yang terlibat di dalamnya. Artinya,

perhatian jangan hanya dipusatkan pada struktur organisasi saja, akan tetapi juga

pada kepentingan orang-orang yang ada di dalam organisasi. Struktur yang baik

tidak akan meningkatkakn efisiensi dan efektivitas jika para pegawainya tidak

dimotivasi. Demikian juga para pegawai yang memiliki motivasi tinggi tidak akan

memberi hasil yang baik jika mereka kecewa terhadap struktur, sistem atau

manajemen organisasinya

. Lebih lanjut Cushway dan Lodge menyatakan bahwa setiap

organisasi bersifat dinamis dan akan dipengaruhi sedikit banyak oleh

perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungan luar. Umpama, perubahan-perubahan ekonomi akan

mempengaruhi kinerja bisnis dan perubahan di dalam perundang-undangan akan

mempunyai dampak pada cara organisasi melakukan kegiatannya.

11

10

Supardi & Syaiful Anwar. Dasar-dasar Perilaku Organisasi. 2002. Jogjakarta: UII Press Jogjakarta hal, 4

11

Bambang Istianto. Manajemen Pmerintahan dalam Perspektif Pelayanan Publik. 2009. Jakarta: Mitra Wacana Media hal 64-65

(23)

Gitosudarmo mendefinisikan organisasi adalah suatu sistem yang terdiri

dari pola aktivitas kerjasama yang dilakukan secara teratur dan berulang- ulang

oleh sekelompok orang untuk mencapai suatu tujuan12. Prof.Dr.Mr.S.Pradjudi Atmosudiro menyatakan bahwa organisasi adalah struktur tata pembagian kerja

dan struktur hubungan kerja atau sekelompok orang memegang posisi yang

bekerja sama tertentu untuk bersama-sama mencapai tujuan tertentu13

G.R Terry menyatakan bahwa organisasi berasal dari perkataan

“organisme” yaitu struktur dengan bagian- bagian yang demikian diintegrasi

hubungan mereka satu sama lain dipengaruhi oleh hubungan mereka dengan

keseluruhan. Jadi organisasi terdiri dari dua bagian pokok yaitu bagian-bagian dan

hubungan-hubungan.

.

14

Struktur Organisasi adalah suatu susunan dan hubungan antara tiap bagian

yang ada pada suatu organisasi atau perusahaan dalam menjalankan kegiatan

operasional untuk mencapai tujuan. Struktur Organisasi menggambarkan dengan jelas

pemisahan kegiatan pekerjaan antara yang satu dengan yang lain dan bagaimana

hubungan aktivitas dan fungsi dibatasi. Dalam struktur organisasi yang baik harus

menjelaskan hubungan wewenang. Untuk itu ada empat elemen yang dalam struktur

organisasi harus ada yaitu : a) Adanya spesialisasi kegiatan kerja, b) Adanya

I.5.1.2 Pengertian Struktur Organisasi

12

Ardana, Komang dkk. 2008. Perilaku Keorganisasian. Denpasar: Graha Ilmu. Hal,1 13

Hasibuan, Malayu S.P. 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: CV. Haji Masagung. Hal,121

14

(24)

standardisasi kegiatan kerja, c) Adanya koordinasi kegiatan kerja, d) Besaran seluruh

organisasi15

Sedangkan menurut Indra Iman struktur organisasi merupakan sebuah sistem

hubungan yang ada antara para pemegang (anggota) organisasi. Secara umum,

struktur organisasi mengambil bentuk hierarki dari mana wewenang dan tanggung

jawab dibedakan sepanjang dimensi vertikal seperti departemen, divisi sepanjang

dimensi horizontal setiap derajat yang berbeda dari setiap wewenang setiap dimensi

horizontal dibedakan menurut spesialisasi dan mana para karyawan dikelompokkan ke

dalam unit organisasi berasarkan keahlian dan spesialisasi yang sama .

16

Menurut Robbins dan Coulter (2004)) struktur organisasi adalah kerangka

kerja formal suatu organisasi dengan kerangka mana tugas-tugas dan pekerjaan

dibagi-bagi, dikelompokkan, dan dikoordinasikan. Terdapat enam unsur kunci yang

harus dimiliki dalam merancang struktur organisasi yaitu spesialisasi pekerjaan,

departementalisasi, rantai komando, rentang kendali, sentralisasi dan desentralisasi,

serta formalisasi

.

17

Elemen dari terbentuknya sebuah struktur organisasi salah satunya adalah

pembagian kerja. Dalam hal ini perencanaan berbagai kegiatan atau pekerjaan

untuk pencapaian tujuan tentunya telah ditentukan. Keseluruhan pekerjaan dan

kegiatan yang telah direncanakan tentunya perlu disederhanakan guna

mempermudah bagaimana mengimplementasikannya. Upaya untuk

menyederhanakan dari keseluruhan kegiatan dan pekerjaan yang mungkin saja

bersifat kompleks menjadi lebih sederhana dan spesifik dimana setiap orang akan

1

16

Indra Iman & Siswandi. Aplikasi Manajemen Perusahaan Analisis Kasus dan Pemecahannya. 2007. Jakarta: Mitra Wacana Media, hal 53

17

(25)

ditempatkan dan ditugaskan untuk setiap kegiatan yang sederhana dan spesifik.

Pembagian kerja dapat dihubungkan dengan satuan organisasi dan dapat

dihubungkan dengan pejabat. Saat ini penggunaan pembagian kerja lebih banyak

digunakan karena pada dasarnya yang dibagi-bagi adalah pekerjaannya, bukan

orang-orangnya. Pembagian kerja dapat diartikan dua macam:18

1. Pembagian kerja adalah rincian serta pengelompokan aktivitas-aktivitas yang

semacam atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh satuan

organisasi tertentu. Misalnya Sekretariat Jendral, Biro Perencanaan, Biro

Kepegawaian, Biro Keuangan, Inspektorat Daerah, Badan, Balai yang semua ini

mempunyai rincian aktivitas.

2. Pembagian kerja adalah rincian serta pengelompokan tugas-tugas yang semacam

atau erat hubungannya satu sama lain untuk dilakukan oleh seorang pejabat

tertentu. Misalnya Sekretariat, Bendahara, Kepala Seksi, Ketua Panitia, Juru

Bayar, Direktur, Menteri, Presiden yang semua ini memiliki rincian tugas.

Jadi diharapkan dengan pembagian kerja adalah terdapatnya keseimbangan

antara tugas yang dibebankan, tanggung jawab dan kekuasaan, sehingga luas dan berat

tanggung jawab yang dibebankan akan sesuai dengan luas dan berat tugasnya.

Pentingnya pembagian kerja karena, pertama orang yang berbeda dalam pembawaan,

kemampuan serta kecakapan dan mencapai ketangkasan yang besar dengan

spesialisasi; kedua orang yang sama tidak dapat berada di dua tempat pada saat yang

sama. Ketiga karena seorang tidak dapat mengerjakan dua hal pada saat yang sama,

Keempat karena bidang pengetahuan dan keahlian begitu luas sehingga seseorang

18

(26)

dalam rentangan hidupnya tidak mungkin dapat mengetahui lebih banyak daripada

sebagian sangat kecil daripadanya.

Tetapi pekerjaan bukanlah satu-satunya ciri organisasi. Organisasi terdiri dari

departemen, divisi, unit, atau salah satu dari sejumlah istilah lain yang menyatakan

kelompok pekerjaan. Dan tidak diragukan lagi bahwa perguruan tinggi atau fakultas

terdiri dari sejumlah jurusan. Masing-masing jurusan ini terdiri dari orang-orang yang

melaksanakan pekerjaan yang berbeda-beda, yang bergabung untuk mendapatkan

hasil lebih besar daripada apa yang dapat mereka capai melalui usaha salah satu

jurusan saja. Namun untuk mengkoordiir dari setiap pencapaian tujuan tersebut

diperlukan cara untuk mengendalikan perilaku individu. Jumlah individu dalam

sebuah kelompok adalah jumlah individu jumlah individu yang harus dikelola, yang

dinyatakan sebagai rentang pengawasan.19 Dan dalam struktur organisasi harus terlihat jelas rentang pengawasan. Yaitu jumlah bawahan yang dapat diawasi secara

efektif oleh seorang atasan. Dalam konsep rentang pengawasan tersirat kebutuhan

akan koordinasi berbagai kegiatan bawahan oleh atasan. Ia menekankan hubungan

atasan-bawahan yang memungkinkan integrasi kegiatan yang sistematis20

Yaitu beberapa orang setepat-tepatnya harus berada di bawah kekuasaan

pimpinan sehingga pimpinan mampu untuk mengadakan pengawasan terhadap

pelaksanaan perintah-perintahnya. Georgy Terry dalam bukunya “Prinsiple of

Management” mengatakan, bilamana jumlah bawahan yang dikendalikan seorang

atasan ini dapat memimpin dengan efektif, tapi bila mana bawahan itu terlalu sedikit,

dapat pula meyebabkan pekerjaan tidak selesai atau waktu tidak dapat digunakan

secara efektif.

.

19

Donnelly, Gibson Ivancevich. Organisasi jilid 2. 1994. Jakarta: Erlangga, hal 7 20

(27)

1.5.1.3 Prinsip- Prinsip Struktur Organisasi21

A. Pembagian Kerja dan Spesialisasi. Spesialisai dapat dipandang dua macam sudut,

yaitu: Pertama, dengan jalan membagi sesuatu pekerjaaan dalam bagian yang

kecil. Kedua, dengan memusatkan usaha-usaha individual pada aktivitas-aktivitas

yang memanfaatkan bakatnya semaksimum mungkin.

B. Garis-garis Otoritas yang Jelas. Aktivitas-aktivitas perusahaan harus dibagi dalam

segmen-segmen yang digariskan dengan jelas, sehingga masing-masing

ditempatkan dalam hubungan yang berimbang satu sama lain.

C. Penetapan Tanggung jawab secara Jelas.Setiap orang harus mengerti dengan baik

tugas-tugas untuk apa ia bertanggung jawab.

D. Otoritas yang sesuai dengan tanggung jawab. Penetapan tanggung jwawab harus

diikuti dengan otoritas yang cukup untuk melaksanakannya. Otoritas untuk

membuat keputusan harus diberikan hingga bidang di mana problem timbul dan

dimana keputusan-keputusan akan diterapkan.

E. Kesatuan penugasan

Fungsi-fungsi yang serupa sebaiknya berhubungan erat di dalam struktur

yang ada. Fungsi-fungsi yang berhubungan dengan masig-masing posisi yang

harus konsisten dan harus adanya syarat-syarat yang cukup sama dengan skill.

F. Rentang pengawasan

Terdapat adanya pembatasan terhadap jumlah bawahan yang dapat

disupervisi oleh seorang atasan.

G. Komunikasi

21

(28)

Semua unit dan individu-individu di dalam organisasi yang bersangkutan

yang tangung jawab mereka mengharuskan adanya kontak dengan pihak lain

harus dapat melaksanakannya tanpa pembatasan-pembatasan dari struktur formal.

H. Komite-komite

Suatus sistem komite yang dibentuk dengan baik dapat merupakan alat

administrasi yang berharga.

1.5.1.4 Bentuk Struktur Organisasi

Berdasarkan tipe-tipe dan wewenang, maka bentuk struktur organisasi dapat

dibedakan sebagai berikut:

a) Organisasi Lini (Lini Organization)

b) Organisasi Lini dan Staff (Line and Staff Organization)

c) Organisasi Fungsional (Functional Organization)

d) Organisasi Lini, Staff dan Fungsional (Line, Staff, and Functional

Organization)

e) Organisasi Komite (Committee Organization)

a) Struktur Organisasi Lini (Lini Organization)

Dalam organisasi lini pendelegasian wewenang dilakukan secara vertical

melalui garis terpendek dari seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan

tanggung jawab dari bawahan kepada atasannya juga dilakukan melalui garis

vertical yang terpendek. Perintah-perintah hanya diberikan seorang atasana saja

(29)

pada pokoknya adalah suatu bentuk organisasi yang didalamnya terdapat garis

wewenang yang menghubungkan langsung secara vertikal antara atasan dengan

bawahan.

Adapun ciri-ciri organisasi lini:

1. Organisasinya relative kecil dan masih sederhana

2. Hubungan antara atasan dengan bawahan masih bersifat langsung melalui garis

wewenang terpendek

3. Pucuk pimpinan biasanya pemilik perusahaan

4. Jumlah karyawan relative sedikit dan saling mengenal

5. Tingkat spesialisasinya belum begitu tinggi dan alat-alatnya tidak begitu

beraneka macam.

6. Pucuk pimpinan merupakan satu-satunya sumber kekuasaan, keputusan, dan

kebijaksanaan organisasi.

7. Masing-masing kepala unit mempunyai wewenang dan tanggung jawab penuh

atas segala bidang pekerjaan yang ada dalam unitnya, artinya disamping

pekerjaan pokoknya, ia masih berkuasa dan bertanggung jawab pula dalam

tugas- tugas tambahan, seperti urusan kepegawaian, keuangan, administrasi, dan

lain sebagainya.

b) Struktur Organisasi Lini dan Staff (Line and Staff Organization)

Organisasi ini pada dasarnya merupakan kombinasi antara dari organisassi lini

dan organisai fungsional. Pelimpahan wewenang berlangsung secara vertikal dari

pucuk pimpinan kepda pimpinan di bawahnya. Pucuk pimpinan tetap sepenuhnya

(30)

dan dalam hal ini pimpinan dibantu oleh staff. Tugas para staff hanya untuk

memberikan bantuan, pemikiran saran-saran, data, informasi sebagai bahan

pertimbangan dalam menetapkan keputusan dan kebijaksanaan. Tipe organisasi

lini dan staff ini biasaya digunakan untuk organsiasi besar, daerah kerjanya luas,

dan pekerjaannya banyak.

Ciri-ciri struktur organanisasi Lini dan Staff

1. Pucuk pimpinannya hanya satu orang dan dibantu oleh para staff.

2. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang staff

3. Kesatuan perintah dipertahankan, setiap atasan mempunyai bawahan tertentu

dan setiap bawahan mempunyai seorang atasan langsung.

4. Organisasinya besar, karyawannya banyak, dan pekerjaannya bersifat kompleks.

5. Hubungan antara atasan dan bawahannya tidak bersifat langsung.

6. Pimpinan dan karyawan tidak semuanya saling mengenal.

7. Spesialisasi yang beraneka ragam diperlukan dan digunakan secara optimal.

c) Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Organisasi ini disusun atas dasar fungsi yang harus dilaksanakan. Dalam hal

ini pembagian tugas didasarkan pula oleh fungsi yang harus dilakukannya.

Organisasi fungsional ini pada umumnya dipergunakan bagi perusahaan-

perusahaan yang mana pembagian tugas dapat dibedakan secara tegas, misalnya

bidang pemasaran, bidang produksi, bidang keuangan, bidang administrasi, dan

sebagainya. Meskipun sebenarnya bidang tersebut sebenarnya saling kait mengait

(31)

yang lain. Oleh karena itulah maka organisasi itu disusun berdasarkan atas

organisasi fungsional.

Ciri-ciri Organisasi Fungsional:

1. Pembidangan tugas secara jelas dan tegas dapat dibedakan.

2. Bawahan akan menerima perintah dari beberapa orang atasan.

3. Penempatan pejabat berdasarkan spesialisasinya.

4. Koordinasi menyeluruh biasanya hanya diperlukan pada tingkat atas.

5. Terdapat dua kelompok wewenang, yaitu wewenang lini dan wewenang fungsi.

d) Struktur Organisasi Lini, Staf, dan Fungsional (Line, Staff, and Functional

Organization)

Organisasi tipe ini merupakan kombinasi dari organisasi lini, lini dan staf, dan

fungsional dan biasanya diterapkan pada organisasi besar dan kompleks. Pada

tingkat Dewan Komisaris diterapkan tipe organisasi lini dan staf, sedangkan pada

tingkat middle manager diterapkan tipe organisasi fungsional.

e) Organisasi Komite (Committee Organization)

Organisasi komite adalah organisasi yang masing-masing anggota mempunyai

wewenang yang sama dan pimpinannya kolektif. Organisasi komite

mengutamakan pimpinan artinya dalam organisasi terdapat pimpinan

“kolektif/presidium/plural executive” dan komite ini bersifat manajerial.

Organisasi komite ini ada bersifat “tetap” dan ada juga yang bersifat “sementara”.

Ciri-ciri organisasi Komite adalah:

(32)

2. Wewenang semua anggota sama besarnya.

3. Tugas pimpinan dilaksanakan secara kolektif dan tanggung jawabnya pun secara

kolektif.

4. Para pelaksana dikelompokkan menurut bidang/komisi tugas tertentu yang harus

dilaksanakan dalam bentuk gugus baru.

5. Keputusan merupakan keputusan semua anggota.

Fungsi dari struktur organisasi sendiri adalah untuk menentukan kelancaran

jalannya pelaksanaan dan berupa pewadahan atau pengaturan lebih lanjut daripada

kekuasaan, pekerjaan, tanggung jawab dan orang-orang yang harus ditatahubungkan

satu sama lain sedemikian rupa sehingga setiap orang tahu apa kedudukannya, apa

tugasnya, apa tanggung jawabnya, apa kewajibannya, apa fungsinya, apa

pekerjaannya, apa haknya, apa wewenangnya, siapa atasannya, siapa bawahannya, dan

bagaimana cara berhubungan satu sama lain.

Adapun yang menjadi kegunaan dari struktur organisasi menurut Sofyan

adalah22

1. Mengarahkan arus perintah dan tanggung jawab, sehingga semua ornag tahu

kepada siapa ia bertanggung jawab dan kepada siapa ia memberikan instruksi. :

2. Mempertegas bidang tugas masing-masing sehingga tidak tumpang tindih.

3. Mengetahui siapa yang bertanggung jawab terhadap setiap persoalan yang timbul.

4. Membagi kegiatan tegas agar lebih adil dan objektif.

5. Dapat memotivasi pegawai.dapat menumbuhkan kualitas dan budaya organisasi

(organizational culture)

22

(33)

I.5.2 Produktivitas Kerja

I.5.2.1 Pengertian Produktivitas Kerja

Produktivitas secara sederhana dapat didefenisikan sebagai perbandingan

(rasio) antara output per inputnya. Dengan diketahuinya nilai (indeks) produktivitas

maka akan diketahui pula seberapa efisien pula sumber-sumber input telah berhasil

dihemat23. Menurut Sedarmayanti Produktivitas Kerja menunjukkan bahwa individu merupakan perbandingan dari efektivitas keluaran (pencapaian unjuk kerja maksimal)

dengan efisiensi salah satu masukan (tenaga kerja) yang mencakup kuatitas, kualitas

dalam waktu tertentu24

Menurut Robbins produktivitas menggambarkan suatu perilaku kerja yang

ditampakkan oleh orang-orang yang terlibat dalam suatu perusahaan dan dapat

dijelaskan melalui sistem evaluasi atau penilaian kinerja melalui kualitas kerja

pegawai dalam melakukan tugasnya yang sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan

(ketepatan waktu). Hal penting yang perlu digarisbawahi adalah kinerja seorang

pegawai akan sangat dipengaruhi oleh secara individu tertentu merespon

kondisi-kondisi yang mempengaruhi proses kerjanya .

Dan secara umum produktivitas mengadung pengertian sikap mental yang

selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik dari

kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Jadi dapat dikatakan bahw

aproduktivitas menyangkut pertambahan hasil dan perbaikan dalam cara pencapaian

tujuan dari organisasi.

25

23

Sritomo Wignjosoebroto. Ergonomi Studi Gerak dan Waktu Teknik Analisis untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. 2008. Surabaya: Guna Widya

24

Musanef. Manajemen Kepegawaian di Indonesia. 1984. Jakarta: Gunung Agung. 25

As’ad S. Moh. U. 2003. Sumber Daya Manusia, edisi keempat. Yogyakarta: Liberty hal, 65

(34)

Sedangkan menurut Sedarmayanti, produktivitas mengandung pengertian

sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini

harus lebih baik dari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas

mengandung pengertian pertambahan hasil dan perbaikan cara pencapaian

produksi tersebut.26

Lebih lanjut Kapolmen (1986) secara lebih luas mengartikan produktivitas

sebagai suatu konsepsi sistem, dimana proses produktivitas di dalam wujudnya

diekspresikan sebagai rasio yang merefleksikaan bagaimana memanfaatkan

sumber daya secara efisien untuk menghasilkan keluaran27

Dan menurut Mathis (2000) produktivitas kerja merupakan pengukuran

dan kuantitas dari pekerjaan dengan mempertimbangkan dari seluruh biaya dan

hal-hal yang terkait dan diperlukan dalam pekerjaan tersebut .

28

. Produktivitaas

tenaga kerja sebagai suatu konsep, menunjukkan adanya kaitan antara hasil kerja

dengan satuan waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan produk (barang atau

jasa) dari seorang tenaga kerja. Seseorang menunjukkan produktivitas yang lebih

tinggi, apabila ia mampu menghasilkan produk yang lebih banyak dengan

menggunakan sumber daya yang sama atau lebih sedikit. Pada dasarnya seseornag

dikatakan lebih , apabila dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan mutu yang

sesuai standar, dalam waktu yang lebih singkat, atau dapat menggunakan produk

yang lebih banyak dalam suatu periode tertentu29.

26

Sedarmayanti. 2004. Pengembangan Kepribadian Pegawai. Bandung: Mandar Maju hal 11-12 27

Mulyono, Mauled. 1993. Penerapan Produktivitas dalam Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara hal,5 28

Yuli, Sri Budi Cantika.2005. Manajemen Sumber Daya Manusia. Malang: Universitas Muhammadiyah Malang. Hal,204

29

(35)

I.5.2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Produktivitas

Dalam upaya meningkatkan produktivitas, terlebih dahulu kita perlu

mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produktivitas. Upaya

peningkatan produktivitas pada dasarnya adalah bagaimana mengendalikan

faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas tersebut.30

1) Motivasi Kerja: Produktivitas kerja seseorang diantaranya dipengaruhi oleh

adanya motivasi kerja. Motivasi dapat diterangkan sebagai suatu daya pendorong

yang menyebabkan orang berbuat sesuatu atau yang diperbuat karena takut akan

sesuatu.

Faktor-faktor yang mempengaruhi produktivitas kerja antara lain sebagai

berikut:

2) Kepribadian. Kepribadian dalam hal ini tidak hanya menyangkut nilai lahiriah

saja, menyangkut sikap total, baik mengenai segi fisik maupun psikis, serta sikap

khas dari seseorang dalam cara berpikir dan bertingkah laku dalam menyesuaikan

dirinya dengan lingkungan.

3) Pendidikan dan Pelatihan. Pendidikan membentuk dan menambah pengetahuan

seseorang untuk mengerjakan sesuatu dengan lebih cepat dan tepat, seddangkan

latihan membentuk dan meningkatkan keterampilan kerja. Semakin tinggi tingkat

pendidikan dan latihan seseorang, semakin tinggi pula tinggi tingkat

produktivitasnya.

4) Bakat. Bakat dapat diartikan sebagai suatu kemapuan dasar di bidang khusus, yang

menyebabkan individu melalui bakat yang dimilikinya tersebut, bila mendapat

pelatihan dan kesempatan, serta motivasi yang tepat, akan lebih memiliki

30

(36)

kecakapan dibandingkan dengan individu yang tidak berbakat dibidang khusus

tersebut.

5) Kecepatan Bekerja dan Ketepatan Waktu. Meningkatkan produktivitas secara

maksimal dalam melaksanakan pekerjaan. Yaitu dengan usaha melatih agar

seseorang mampu menggunakan metode/ cara kerja yang terus menerus

mengalami penyempurnaan dan pengembangan seperti dalam menggunakan

peralatan modern.

6) Kesempatan Kerja. Kesempatan kerja dapat mempengaruhi produktivitas kerja.

Keterampilan dan produktivitas seseorang berkembang melalui dan di dalam

pekerjaan. Keterampilan tertentu yang tidak diterapkan dalam jangka waktu cukup

lama dapat menurun atau menghilang sama sekali. Rendahnya produktivitas kerja

seseorang sering diakibatkan oleh kesalah penempatan31

7) Kemampuan manajerial pimpinan. Prinsip manajemen adalah peningkatan

efisiensi. Sumber-sumber digunakan secara maksimal, termasuk tenaga kerja

sendiri. Penggunaan sumber-sumber tersebut dikendalikan secara efisien dan

efektif.

, dalam arti bahwa

seseorang tidak ditempatkan dalam pekerjaan yang sesuai dengan pendidikan dan

keterampilannya.

Sedangkan menurut Ambar Teguh faktor-faktor penentu produktivitas

adalah32

a. Knowledge, konsep pengetahuan lebih berorientasi pada intelejensi, daya piker

dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki seseorang. :

31

Simanjuntak, Payaman. 1990. Produktivitas Kerja: Pengertian dan Ruang Lingkupnya. Jakarta: LP3ES hal,60

32

(37)

Dengan demikian pengeathuan merupakan akumulasi hasil proses pendidikan

baik yang diperoleh secara formal maupun non formal yang memberikan

kontribusi pada seseorang dalam pemecahan masalah, daya cipta, termasuk

dalam melakukan dan menyelesaikan pekerjaan.

b. Skills, kemampuan dan penguasaan teknis operasional mmengenai bidang

tertentu, yang bersifat kekaryaan. Keterampilan diperoleh melalui proses belajar

dan berlatih. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk

melakukan pekerjaan yang bersifat teknis, seperti keterampilan computer.

c. Abilities, kemampuan terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh

seorang pegawai. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan

dan keterampilan tinggi, diharapkan memiliki ability yang tinggi pula.

d. Attitude, suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang terpolakan

tersebut memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan perilaku kerja

seseorang maka akan menguntungkan. Seperti pegawai yang mempunyai

kebiasaan tepat waktu, disiplin, simple, maka perilaku kerja juga baik, apabila

diberi tanggung jawab akan menepati aturan dan kesepakatan.

Dalam bukunya, Sedarmayanti menyatakan bahwa produktivitas kerja dapat

diperoleh gambarannya dari33

33

Sedarmayanti. 2004. Pengembangan Kepribadian Pegawai.Bandung: Mandar Maju hal,10

:

- Dedikasi

Setia (tidak akan goyah) pada profesinya, memiliki kesabaran (patience),

keuletan (persistence), dan kerja keras (hard-work).

(38)

Sikap bisa dipercaya, bekerja dalam kapasitas maksimum untuk memberikan

manfaat maksimal pada pekerjaannya tidak bertindak yang menyimpang dari

yang digariskan insititusi yang diikutinya.

- Kesungguhan

- Disiplin

Ketaatan terhadap peraturan dalam melakukan pekerjaan. Biasanya

kedisiplinan seseorang dilihat dari ketepatan waktu dan konsistensi dalam

bekerja.

- Ketepatan penggunaan metode

Ketepatan dan kecermatan menggunakan metode atau alat sebagai indikator

yang dapat menjamin kualitas hasil. Personel menguasai metode atau cara

bekerja dan menggunakan peralatan yang diperlukana, maka makin tinggi

produktivitasnya.

- Cara kerja

Yaitu pemilihan cara kerja dengan waktu yang semakin singkat dengan hasil

yang maksimal.

Produktivitas merupakan hal yang sangat penting bagi para karyawan

yang ada perusahaan. Dengan adanya produktivitas kerja diharapkan pekerjaan

akan terlaksana secara efektif dan efisien, sehingga ini semua akhirnya sangat

diperlukan dalam pencapaian tujuan yang sudah ditetapkan. Untuk mengukur

produktivitas kerja, diperlukan suatu indikator, yaitu sebagai berikut:34

34

(39)

1. Kemampuan

Mempunyai kemampuan untuk melaksanakan tugas. Kemampuan

seseorang sangat bergantung pada keterampilan yang dimiliki serta

profesionalisme mereka dalam bekerja. Ini memberikan daya untuk

menyelesaikan tugas-tugas yang diembannya kepada mereka.

2. Meningkatkan hasil yang dicapai

Berusaha untuk meningkatkan hasil yang dicapai. Hasil merupakan salah

satu yang dapat dirasakan baik oleh yang mengerjakan maupun yang

menikmati hasil pekerjaan tersebut. Jadi, upaya untuk memanfaatkan

produktivitas kerja bagi masing-masing yang terlibat dalam suatu pekerjaan.

3. Semangat kerja

Yaitu usaha untuk lebih baik dari hasil kemarin. Indikator ini bisa dilihat

dari etos kerja dan hasil yang dicapai dalam satu hari kemudian dibandingkan

dengan hari sebelumnya.

4. Pengembangan diri

Pengembangan diri dapat dilakukan dengan melihat tantangan dan

harapan dengan apa yang akan dihadapi. Sebab, semakin kuat tantangannya,

pengembangan diri mutlak dilakukan. Begitu juga harapan untuk menjadi lebih

baik pada gilirannya akan sangat berdampak pada keinginan karyawan untuk

meningkatkan kemampuan.

5. Mutu

Selalu berusah meningkatkan mutu lebih baik dari yang telah lalu. Mutu

merupakan hasil pekerjaan yang dapat menunjukkan kualitas kerja seorang

(40)

terbaik yang pada gilirannya akan sangat berguna bagi perusahaan dan dirinya

sendiri.

6. Efisiensi

Perbandingan antara hasil yang dicapai deengan keseluruhan sumber daya

yang digunakan. Masukan dan keluaran merupakan aspek produktivitas yang

memberikan pengaruh yang cukup signifikan bagi karyawan.

I.5.3 Hubungan Struktur Organisasi dengan Produktivitas Kerja

Untuk meningkatkan produktivitas kerja pegawai maka diperlukan

perbaikan faktor internal dalam organisasi misalnya struktur organisasi. Apakah

dengan cara menghapus atau menata kembali struktur organisasi tersebut35. Apabila struktur dan tipe organisasi yang digunakan tidak tepat maka berbagai hal

yang bersifat negatif seperti bergeraknya satuan-satuan kerja dalam organisasi

secara sendiri-sendiri dan berkotak-kotak, tidak lancarnya koordinasi, terjadinya

duplikasi dan tumpang tindih akan menjadi ciri-ciri organisasi yang

bersangkutan.36

Jadi salah satu faktor penting yang perlu diperhitungkan dalam keseluruhan

upaya meningkatkan produktivitas kerja ialah aspek kelembagaan. Artinya, upaya

meningkatkan produktivitas kerja harus dikaitkan dengan pemilihan dan

penggunaan tipe dan struktur yang tepat. Adapun yang menjadi prinsip struktur

organisasi yang harus diperhatikan dalam meningkatkan produktivitas kerja

adalah37

35

Sedarmayanti. 2004. Pengembangan Kepribadian Pegawai. Bandung: Mandar Maju hal,173 36

Sondang, P. Siagian. Fungsi-fungsi Manajerial. 1992. Jakarta: Bumi Aksara hal, 216 37

Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. 2002. Jakarta: PT Rineka Cipta hal, 35-37

(41)

a) Kejelasan tujuan. Bahwa seseorang atau sekelompok orang memutuskan

mendirikan suatu organisasi karena ada tujuan yang ingin dicapainya dengan

organisasi sebagai wahana utamanya.

b) Fungsionalisasi. Penerapan prinsip fungsionalisasi dimaksudkan untuk

menghilangkan dikotomi yang lumrah terdapat dalam organisasi, yang timbul

sebagai akibat persepsi yang tidak tepat dari satuan kerja pelaksana tugas pokok

lebih penting dari satuan kerja pelaksana tugas pendukung. Dan fungsionalisasi

adalah upaya untuk menghindari terjadinya duplikasi dan tumpang tindih dalam

pelaksanaan berbagai jenis kegiatan dalam organisasi.

c) Pembagian tugas. Setiap satuan kerja mempunyai tugas dan kegiatan yang secara

fungsional yang menjadi tanggung jawabnya. Karena itu, diperlukan uraian tugas

berbagai satuan kerja yang kemudian dirinci menjadi uraian pekerjaan setiap

orange dalam satuan kerja yang bersangkutan.

d) Penempatan yang tepat. Kinerja seseorang dan produktivitas kerjanya ditentukan

oleh faktor: a) motivasinya, daya dorong yang dimiliki baik secara instrinsik

maupun ekstrinsik yang membuatnya mau dan rela untuk bekerja sekuat tenaga

dengan mengerahkan segala kemampuan yang ada demi keberhasilan organisasi

dalam mencapai tujuan dan berbagai sasarannya. b) kemampuan, c) ketepatan

penugaasan, mengenali secara tepat pengetahuan, keterampilan, kemampuan,

bakat, dan minat para bawahannya. Karena dengan penempatan yang tidak tepat

kinerja seseorang tidak sesuai dengan harapan manajemen dan tuntutan organisasi,

dengan demikian mereka menampilkan produktivitas kerja yang rendah.

e) Koordinasi. Diperlukannya koordinasi agar terjadi peningkatan produktivitas kerja

(42)

kiat yang dapat digunakan ialah dengan menekankan bahwa sesuai dengan prinsip

fungsionalisasi, setiap satuan kerja dapat berperan selaku koordinator dalam

penyelesaian tugas dan sifatnya ultifaset dan multi dimensional.

Dan untuk itu, setiap pegawai dalam sebuah organisasi harus mengetahui

dengan jelas kegunaan dari pada struktur organsasi. Karena hal tersebut akan

berhubungan dengan tanggung jawab dan tugas yang nantinya yang akan

dikerjakan. Ketika pegawai mengetahui dimana posisi pekerjaannya dan apa yang

akan dikerjakan, maka pegawai itu tidak akan lagi meraba-raba atau kebingungan.

Hal ini juga membantu atasan dalam mengkoordinir pekerjaan para bawahan

dalam sebuah organisasi dan tidak akan ditemukan lagi tumpang tindih dalam

pekerjaan. Struktur organsasi merupakan unsur-unsur spesialisasi kegiatan,

standarisasi kegiatan, koordinasi kegiatan, sentralisasi dan desentralisasi

pembuatan keputusan, serta rentang kekuasaan.

Sehingga standarisasi dari pekerjaan dibutuhkan untuk mengetahui apakah

pekerjaan pegawai bisa dikatakan berhasil atau tidak. Penilaian atau

pengevaluasian ini diharapkan untuk mengetahui produktivitas kerja pegawai dan

apakah struktur organsiasi yang digunakan cocok dalam suatu organisasi. Dengan

demikian struktur organisasi memegang peranan yang penting dalam hal

pemberian dan pembagian bidang kerja pada pegawai maupun pimpinan

organisasi. Karena struktur organsiasi yang jelas akan mempermudah setiap

organisasi untuk memahami posisinya.

Apabila struktur organisasi telah sesuai dengan upaya meningkatkan

produktivitas bagi pegawai, maka tugas-tugas dan tanggung jawab diberikan dapat

(43)

dengan isi kerja yang telah ditetapkan maka peningkatan produktivitas kerja

pegawai akan dapat dilakukan dengan baik yang pada akhirnya akan

meningkatkan produktivitas organisasi.

I.6 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan maslah penelitian,

dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan

pada teori relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh

melalui pengumpulan data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban

teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik38

1. Hipotesis Alternatif (Ha)

.

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut di atas, maka penulis

mengemukakan hipotesis sebagai berikut:

Ada pengaruh antara Struktur Organisasi terhadap produktivitas kerja

pegawai.

2. Hipotesis Nol (Ho)

Tidak terdapat pengaruh antara struktur organisasi terhadap produktivitas

kerja pegawai.

I.7.Definisi Konsep

Menurut Singarimbun konsep merupakan istilah dan definisi yang digunakan

untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu

38

(44)

yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan

pembatasan yang jelas dari setiap konsep yang diteliti39

1. Struktur organisasi adalah suatu susunan atau kesatuan kerangka organisasi yang

menunjukkan hubungan antara tiap bagian yang mewujudkan pola tetap dalam

kedudukan, wewenang, dan tanggung jawab dari masing-masing anggota

organisasi untuk mencapai tujuan.

. Untuk mendapatkan

batasan yang jelas dari konsep yang diteliti, maka penulis mengemukakan definisi

konsep dari tulisan ini yaitu:

2. Produktivitas kerja pegawai adalah pegukuran hasil kerja yang diperoleh pegawai

selama ia bekerja dengan menggunakan disiplin kerja yang dimilikinya sehingga

tujuan organisasi dapat tercapai.

I.8.Definisi Operasional

Menurut Singarimbun definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan

bagaimana caranya mengukur suatu variabel. Definisi operasional merupakan

uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk indikator-indikator agar

lebih memudahkan operasionalisasi dari suatu penelitian40

1.Variabel Bebas/Independent Variabel (X)

.

Definisi operasional dari penelitian ini adalah:

Variabel bebas dari penelitian ini adalah struktur organisasi dengan

indikatornya sebagai berikut:

1. Koordinasi yaitu adanya kerjasama antara pegawai dengan satu bagian atau

dengan bagian yang berbeda.

39

Singarimbun. Masri dan Sofian Effendy. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES hal, 33 40

(45)

2. Pembagian kerja dan spesialisasi yaitu membagi pekerjaan ke dalam tugas-tugas

khusus dan mengorganisirnya ke dalam bagian-bagian yang jelas.

3. Rentang pengawasan yaitu terdapat adanya pembatasan terhadap jumlah

bawahan yang dapat disupervisi oleh seorang atasan melihat pada keefektivan

dalam mengawasi. Jumlah individu yang bertanggung jawab pada atasan

tertentu. Jumlah pegawai yang dapat diarahkan secara efisien dan efektif oleh

seorang atasan.

2. Variabel Terikat/Dependent Variabel (Y)

Variabel terikat dari penelitian ini adalah produktivitas kerja dengan indikatornya

sebagai berikut:

1. Disiplin, kepatuhan terhadap peraturan-peraturan.

2. Kemampuan, kesanggupan dalam menyelesaikan pekerjaan.

3. Ketepatan penugasan, penempatan pada kemampuan atau keahlian yang

dimiliki.

4. Satuan kerja yang dihasilkan, hasil kerja dalam kurun waktu yang ditetapkan

1.9 Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini terdiri atas Latar Belakang, Rumusan Masalah, Tujuan dan

Manfaat Penelitian, Kerangka Teori, Definisi Konsep, Definisi

(46)

BAB II METODE PENELITIAN

Bab ini terdiri dari Bentuk penelitian, Lokasi Penelitian, Populasi dan

Sampel Penelitian, Teknik Pengumpulan Data, dan Teknik Analisa

Data.

BAB III DESKRIPSI LOKASI

Bab ini menguraikan tentang Profil Lokasi Penelitian, Struktur

Organisasi, Tugas dan Fungsi dari masing-masing bagian di Badan

Kepegawaian Daerah Kota Medan.

BAB IV PENYAJIAN DATA

Bab ini memuat Identitas Responden, Distribusi Jawaban Responden,

Klasifikasi Data, Pengujian Hipotesa, dan Koefisien Determinan.

BAB V ANALISA DATA

Analisa data berisikan Pengaruh Struktur Organisasi Terhadap

Produktivitas Kerja Pegawai dan selanjutnya Disusun Dalam Bentuk

Tabel Frekuensi

BAB IV PENUTUP

Menguraikan Kesimpulan Hasil Penelitian dan Berusaha Merumuskan

(47)

BAB II

METODE PENELITIAN II.1 Bentuk Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasional dengan menggunakan analisis data kuantitatif dan menggunakan

rumus statistik dengan membantu menganalisis data dan fakta yang diperoleh41

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya

.

II.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Badan Kepegawaian Negara Kantor Regional VI

Jalan T.B. Simatupang No.124 Pinang Baris, Sunggal, Medan.

II.3 Populasi dan Sampel II.3.1 Populasi

42

Menurut Singarimbun sampel diartikan sebagai bagian dari populasi yang

menjadi sumber data sebenarnya, dengan kata lain sampel adalah bagian dari

populasi. Pengambilan sebagian itu dimaksudkan sebagai representatif dari seluruh . Berdasarkan penjelasan di atas,

maka yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang ada

di Badan Kapegawaian Negara Kantor Regional VI Medan yaitu berjumlah 130

orang.

II.3.2 Sampel

41

Arikunto, Suharsimi. 2001. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta hal,5

42

(48)

populasi, sehingga kesimpulan juga berlaku bagi keseluruhan populasi43. Selanjutnya Arikunto menjelaskan apabila subyek kurang dari 100 maka lebih

baik diambil semua, sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi,

selanjutnya jika pupulasinya besar maka dapat diambil 10-15% atau 20-25%

sampel atau lebih44

1. Teknik pengumpulaan data primer, yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan secara langsung pada lokasi penelitian. Pengumpulan data primer

dilakukan dengan instrumen :

. Jadi dalam hal ini yang menjadi sampel adalah 46 orang

pegawai yang ada di BKN Kanreg VI Medan.

II.4 Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data atau informasi dan keterangan-keterangan lain

diperlukan, maka peneliti menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Kuesioner (Quetionary)

Yaitu teknik pengumpulan data yang dilaksanakan dengan cara

menyebarkan daftar pertanyaan yang dilengkapi dengan beberapa alternatif

jawaban yang tersedia.

b. Metode observasi

Yaitu peneliti mengadakan pengamatan secara langsung terhadap

fenomena yang berkaitan dengan fokus penelitian.

2. Teknik pengumpulan data sekunder, yaitu teknik pengumpulan data yang

dilakukan melalui studi kepustakaan yang terdiri dari:

43

Singarimbun. Masri dan Sofian Effendy. 1995. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES hal,53 44

(49)

a. Dokumentasi (Documenter)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan catatan-catatan

atau dokumen yang ada di lokasi penelitian serta sumber-sumber lain yang

relevan dengan objek penelitian.

b. Studi Kepustakaan (Library Research)

Yaitu teknik pengumpulan data dengan menggunakan berbagai

literatur seperti buku, majalah, jurnal, karaya ilmiah, dan laporan

penelitian. Penulis mengumpulkan materi yang bersumber dari buku-buku

serta referensi lainnya yang berhubungan dengan masalah-masalah yang

diteliti.

II.5 Teknik Penentuan Skor

Untuk membantu dalam menganalisa data, maka penelitian ini

menggunakan teknik penentuan skor. Teknik pengukuran skor yang digunakan

adlaah memakai skala ordinal untuk menilai jawaban kuesioner responden.

Adapun skor yang ditentukan untuk setiap pertanyaan adalah:

1. Untuk alternatif jawaban a diberi skor 5

2. Untuk alternatif jawaban b diberi skor 4

3. Untuk alternatif jawaban c diberi skor 3

4. Untuk alternatif jawaban d diberi skor 2

5. Untuk alternatif jawaban e diberi skor 1

Untuk mengetahui kategori jawabab dari masing-masing variabel apakah

tergolong tinggi, sedang atau rendah, maka terlebih dahulu ditentukan intervalnya.

(50)

Skor Tertinggi – Skor Terendah

Banyaknya Bilangan

Maka diperoleh: 5 – 1 = 0,8

5

Sehingga dapat diketahui kategori jawaban responden untuk

masing-masing variabel yaitu :

Tabel 1

Menentukan Jawaban Responden Melalui Teknik Penentuan Skor

KATEGORI NILAI

Sangat Tinggi 4,24 – 5,00

Tinggi 3,43 -4,23

Sedang 2,62 – 3,42

Rendah 1,81 – 2,61

Sangat Rendah 1,00 – 1,80

II.6 Teknik Analisa Data

Teknik analis data dalam penelitian ini menggunakan teknik kuantitatif

yang digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas dan terikat. Adapun

metode statistic yang digunakan ialah:

Koefisien Korelasi Product Moment

Cara ini digunakan untuk mengetahui ada tidaknya dan besar kecilnya

hubungan antara variabel bebas dan terikat (Sugiyono, 2005:193). Perhitungannya

Gambar

Tabel 1 Menentukan Jawaban Responden Melalui Teknik Penentuan Skor
Tabel 2
Tabel 3 Distribusi Pegawai Berdasarkan Jabatan Struktural  Organisasi
Tabel 4 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pendekatan ini mengarah pada pengembangan tugas yang tidak semata-mata mencerminkan teknologi yang paling ekonomis tetapi juga memperhatikan faktor sosial tempat karyawan

Bagi Pegawai Negeri Sipil pada Kantor Regional VI Badan Kepegawaian Negara Medan, untuk meningkatkan kinerja selain memberikan pembinaan pendidikan dan pelatihan, pegawai juga

adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam rangka upaya

Randhita Ricky, 2009, Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Pegawai Dalam Organisasi Pemerintahan Kelurahan (Kasus Kelurahan Ciparigi, Kecamatan Bogor Utara, Kota Bogor) Tesis

Menurut Bapak/Ibu tingkat kemampuan Pegawai dalam bekerja telah diukur dengan baik?. Menurut Bapak/Ibu tingkat kemampuan Pegawai menganalisis dengan sumberdaya telah diukur

Pengaruh Profesionalisme Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Pada Kantor Badan Pusat Statistik Kota Medan. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan

Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah Untuk menganalisa pengaruh struktur organisasi terhadap produktivitas kerja pegawai pada Dinas Kepemudaan dan Olah Raga

Adapun tingkat hubungan antara lingkungan organisasi dengan produktivitas pegawai adalah sangat kuat; 2 Budaya organisasi mempunyai pengaruh positif terhadap produktivitas pegawai pada