• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERUBAHAN VISUAL ORNAMEN KARO PADA BANGUNAN JAMBUR.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERUBAHAN VISUAL ORNAMEN KARO PADA BANGUNAN JAMBUR."

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

PERUBAHAN VISUAL ORNAMEN KARO

PADA BANGUNAN JAMBUR

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

CHRISTO BENY ARJUNA BARUS

NIM 2113151011

JURUSAN SENI RUPA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, April 2016

(3)

PENGESAHAN PEMBIMBING

Skripsi ini Diajukan Oleh: Christo Beny Arjuna Barus, NIM: 2113151011 Program Studi Pendidikan Seni Rupa/S-1

Jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

Dinyatakan Telah Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, April 2016

Disetujui oleh: Pembimbing Skripsi

(4)

LEMBAR PENGESAHAN PANITIA UJIAN

Skripsi ini Diajukan Oleh: Christo Beny Arjuna Barus, NIM 2113151011 Jurusan Seni Rupa

Program Studi Pendidikan Seni Rupa/S-1 Fakultas Bahasa dan Seni

Universitas Negeri Medan

Dinyatakan telah memenuhi syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan

Panitia Ujian

Medan, April 2016 Ketua,

Dr. Isda Pramuniati, M.Hum NIP. 19641207 199103 2 002

Sekretaris,

Drs. Mesra, M.Sn

(5)

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI

Skripsi ini telah diuji dan dinyatakan telah memenuhi persyaratan untuk memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Medan, April 2016

Tim Penguji,

Nama Tanda Tangan

1. Drs. Dermawan Sembiring, M.Hum. NIP. 19531001 198803 1 003

2. Dr. Daulat Saragi, M.Hum. NIP. 19641107 199103 1 010

3. Drs. Mesra, M.Sn.

NIP. 19640712 199203 1 002

(6)

i ABSTRAK

CHRISTO BENY ARJUNA BARUS, Nim: 2113151011, PERUBAHAN VISUAL ORNAMEN KARO PADA BANGUNAN JAMBUR”. Skripsi. Program Studi Pendidikan Seni Rupa S1, Fakultas Bahasa dan Seni, Universitas Negeri Medan, 2016.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perubahan visual ornamen Karo pada banguan Jambur. Penelitian ini dilaksanakan mulai dari januari sampai dengan akhir pebruari 2016. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dokumentasi dan observasi yang bertujuan untuk mengetahui, mendeskripsikan, menguraikan pengamatan secara langsung kelapangan dengan melihat bangunan-bangunan Jambur tersebut. Populasi yang diambil dalam penelitian ini adalah banguna Jambur yang dibanguan dari tahun 1950 sampai dengan tahun 2000. Sampel yang diambil dengan tehnik purposive sample yaitu sampel yang disesuaikan dengan kriteria yang dianggap penting dan memenuhi syarat dalam penelitian. Hasil temuan pada penelitian menunjukkan bahwa perubahan visual ornamen karo pada banguan Jambur dari rahun 1950 – 2000 mengalami banyak perubahan dari warna hingga bentuk ornamennya. Terlihat dari semua Jambur yang dihiasi dengan ornamen sudah menambah warna baru dan sebagian merubah bentuk sebagai kreasi baru pada ornamen tersebut. Tahun 1960 merupakan tahun yang paling banyak menerapkan ornamen serta mengalami banyak perubahan dan pada tahun 1950 yang paling sedikit menerapkan ornamen.

(7)

ii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah melimpahkan rahmat

dan berkatNya, yang melindungi, menyertai, membimbing dalam setiap langkah

penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan Skripsi ini. Skripsi berjudul “Perubahan Visual Ornamen Karo Pada Bangunan Jambur”, disusun untuk

memperoleh gelar sarjana pendidikan untuk jurusan Seni Rupa Fakultas Bahasa

Dan Seni, Universitas Negeri Medan.

Pada kesempatan ini sudah sepantasnya penulis menyampaikan ucapan

terima kasih yang tak terhingga kepada berbagai pihak yang telah memberi

bantuan, dukungan dalam penyusunan Skripsi ini, baik berupa materi maupun

jasa. Dengan penuh ketulusan, penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada :

 Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd. Rektor Universitas Negeri Medan

 Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. Dekan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Drs. Mesra, M.Sn. Ketua Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan serta Dosen Penguji

 Drs. Gamal Kartono, M.Si. Sekretaris Jurusan Pendidikan Seni Rupa Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan

 Drs. Dermawan Sembiring, M.Hum. Dosen pembimbing Skripsi  Dr. Daulat Saragi, M.Hum. Dosen Penguji

(8)

iii

 Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Jurusan Pendidikan Seni Rupa serta Administrasi dan perlengkapan di lingkungan FBS Universitas Negeri Medan.

 Pemda Karo yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.

 Kedua Orang Tua penulis Jabana Barus dan Novilla Rutsyda br Ginting atas bantuan doa, materi, moral dan motivasinya.

 Saudara penulis Nada Octora Barus dan istrinya Elvira br Ginting serta menyemangati dalam pembuatan Skripsi dan membantu dalam proses penelitian.

 Tenen Barus dan Njenep Ginting Narasumber dalam penelitian ini.

 Seluruh teman-teman stambuk 2011 yang selalu menyemangati dan membantu dalam pengerjaan Skripsi.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa penulisan ini masih jauh dari

kesempurnaan, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya

membangun Skripsi ini lebih baik lagi, sehingga dapat bermanfaat bagi penulis

dan bermanfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang

Seni Rupa.

Medan, April 2016 Penulis,

(9)

iv

1. Pengertian Perubahan visual ... 7

2. Defenisi Ragam Hias (Ornamen) ... 10

a. Fungsi Ragam Hias ... 11

3. Ragam Hias (Ornamen) Karo... 13

a. Pola (Motif) Ornamen ... 15

4. Bangunan Tradisional Batak Karo ... 38

a. Pengertian Jambur ... 39

b. Bentuk bagian-bagian dari Jambur ... 41

c. Fungsi Jambur... 42

d. Perubahan Jambur... 43

B. Kerangka Konseptual ... 45

(10)

v

A. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 46

B. Populasi dan Sampel ... 47

C. Metode Penelitian... 48

D. Teknik Pengumpulan Data ... 49

E. Instrumen Penelitian... 50

F. Teknik Analisis Data ... 51

G. Skema Penelitian ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 54

A. Hasil Penelitian ... 54

1. Bentuk, Motif dan Perubahan Ornamen pada Jambur ... 55

a. Jambur Asli ... 55

b. Jambur Pengenbangan setelah Indonesia merdeka ... 58

1. Jambur Desa Barus Jahe (Jambur kecil) ... 58

(11)

vi

(12)

vii

Gambar 2.10 Bendi-Bendi (Pengalo-Ngalo) ... 19

Gambar 2.11 Teger Tudung ... 20

Gambar 2.20 Lukisen Para-Para / Gundur Mangalata ... 24

Gambar 2.21 Bunga Gundur ... 24

Gambar 2.22 Lukisen Tonggal ... 24

(13)
(14)

ix

Gambar 2.49 Bak-Bak Tenggiang ... 35

Gambar 2.50 Anjak-Anjak Beru Ginting ... 36

Gambar 2.51 Pancung-Pancung Cekala ... 36

Gambar 2.52 Pakau-Pakau ... 36

Gambar 2.53 Tampuk-Tampuk Pinang ... 37

Gambar 2.54 Bunga Gundur Sitelinen ... 37

Gambar 2.55 Gambar Jambur ... 41

Gambar 2.56 Gambar Jambur yang seharusnya ... 43

Gambar 2.57 Jambur yang ada ... 44

Gambar 4.14 Motif yang digunakan pada Jambur Besar Desa Barus Jahe ... 67

(15)

x

Gambar 4.16 Motif yang digunakan pada Jambur Lingga Julu ... 68

(16)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian ... 46

Tabel 3.2 Format Tabel Perubahan Visual Ornamen Karo Pada Bangunan

Jambur ... 52

Tabel 3.3 Skema Penelitian ... 53

Tabel 4.1 Perubahan Bentuk, Warna, dan Penempatan Ornamen Karo Pada

Bangunan Jambur Tahun 1950-2000 ... 72 Tabel 4.2 Jumlah Ornamen Yang Mengalami Perubahan ... 102

(17)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Biodata Narasumber ... 112

Lampiran 2 Dokumentasi ... 113

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Negara Indonesia memiliki keanekaragaman seni budaya, agama, dan

berbagai macam etnik suku serta adat istiadat. Keberadaan budaya ini perlu

dilestarikan dan diarahkan sebagai identitas bangsa dan menjadi bentuk

kepribadian Bangsa Indonesia.

Budaya merupakan aset bangsa yang harus dipertahankan, dilindungi,

dilestarikan dan dikembangkan. Salah satu aset budaya Indonesia adalah

kebudayaan etnis Karo yang dewasa ini beberapa asetnya semakin berkurang dan

tidak terawat. Contohnya rumah adat Karo (lampiran 1), bangunan Jambur,

Geriten, Sapo Page, dan Lesung. Suatu desa (kuta) pada daerah Karo biasanya

memiliki semua bangunan-bangunan tersebut. Rumah Adat sebagai tempat

tinggal, Jambur sebagai tempat bersosialisasi, Sapo Page sebagai lumbung padi,

dan Lesung sebagai tempat untuk menumbuk padi. Suatu desa tidaklah bisa

dikatakan lengkap jika tidak memiliki Jambur sebagai tempat bermusyawarah

orang tua, tempat tidur bagi pemuda-pemudi beserta tamu laki-laki, dan juga

sebagai tempat atraksi-atraksi kesenian dalam kampung bersangkutan.

Alamsyah, dalam Ronald Sinaga (2013:3) menjelaskan “Jambur sebagai

tempat berlangsungnya upacara tradisional suku Karo. Bentuk Jambur hampir

menyerupai bentuk rumah , akan tetapi tidak memiliki dinding (derpik) dan

ukuran nya lebih besar”. Darwin Prinst (1984:95) juga mengemukakan “bentuk

(19)

2

berbeda, serta Jambur tidak memiliki dinding sedangkan rumah adat memiliki

dinding”.

Setiap Jambur harus dilengkapi dengan unsur-unsur kesenirupaan yang

berupa ragam hias (Gerga). Ragam hias ini dibuat dengan ukiran pada bagian

bagian tertentu pada Jambur. Sebagian ragam hias tersebut memiliki kekuatan

magis dan nilai spiritual tersendiri. Gerga terdapat pada tiga bagian yaitu pada

palang lantai bangunan (melmelen), dinding rumah (derpik), hingga anjungan atap

(ayo). Dan setiap gerga tersebut memiliki keunikan dan ciri khasnya

masing-masing. Pola gerga yang terdapat pada melmelen dominan dengan pola stilasi

tumbuhan, sedang pada derpik dan ayo bangunan terdapat pola geometris. Atap

Jambur selain terdapat ayo-ayo yang penuh dengan ornamen, pada bagian ujung

atap memiliki kepala kerbau atau tanduk kerbau, yang melambangkan kekuatan.

Sesuai keyakinan masyarakat tradisional Batak Karo, gerga yang terdapat

pada bangunan adat mengandung makna-makna simbolik baik bersifat profan

maupun sakral. Makna-makna simbolik selain berfungsi sebagai hiasan, juga

terkait dengan sistem kepercayaan (religi) dan kekerabatan yang menjadi dasar

kosmologi masyarakat tradisional Batak Karo (Fuad, 2011:117).

Seiring dengan berjalannya waktu, Jambur - Jambur Karo mengalami

perubahan. Berdasarkan pendapat dari pemuka adat Desa Tanjung Barus, Nageri

Barus (2 Pebruari 2016) perubahan Jambur terjadi karena biaya perawatan jauh

lebih mahal daripada merubah Jambur menjadi bangunan permanen dari semen.

Selanjutnya Nageri Barus menambahkan kayu yang diperlukan untuk

(20)

3

membuat ornamen juga semakin sedikit. Jadi untuk mengembalikan Jambur ke

bentuk aslinya memang tidaklah mudah karena bahan sangat sulit didapat,

bentuknya yang rumit dan biaya yang dibutuhkan cukup besar. Perubahan juga

tampak dari segi senirupanya, Jambur yang seharusnya dilengkapi dengan

ornamen berubah menjadi minimalis dan kurang menunjukkan identitas sebagai

karya dari budaya Karo. Struktur bangunannya juga mengalami perubahan.

Sebagai salah satu ikon kebudayaan Karo sebaiknya identitas dari

sebuah Jambur harus tetap ada dan lengkap. Karena pengaruh dari kebudayaan

luar, penggunaan ragam hias (gerga) menjadi semakin sedikit, Seni arsitekturnya

mulai menghilang.

Sitanggang (1992:210) menyatakan “hal ini akan mengurangi nilai seni

dari sebuah ikon, dan mengurangi nilai keindahan dari sebuah warisan budaya.

Sebuah warisan budaya seharusnya mengalami perkembangan kearah yang positif

dan bukan sebaliknnya mengalami kemunduran seperti yang kita temukan dewasa

ini”.

Perubahan ornamen pada Jambur menjadi fenomena menarik bagi peneliti

untuk dijadikan tema dalam fokus penelitian dalam rangka untuk memahani lebih

(21)

4

B. Identifikasi Masalah

Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka penulis perlu

melakukan penelitian dengan melakukan observasi dan wawancara agar

permasalahan yang ada dapat diidentifikasi. Berbagai permasalahan yang sudah

diketahui dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Hilangnya makna dan nilai keindahan yang terkandung dalam bangunan

Jambur karo.

2. Masyarakat kurang memperhatikan makna dan visual ornamen Karo yang

diterapkan pada bangunan Jambur.

3. Beberapa Jambur Karo mengalami perubahan visual ornamen dan ada

Jambur yang sama sekali tidak menerapkan ornamen karo.

4. Banyak generasi muda Karo yang kurang mengetahui fungsi dan makna

simbol yang terkandung pada ornamen yang diterapkan pada bangunan

Jambur.

C. Pembatasan Masalah

Mengingat luasnya cakupan masalah, keterbatasan waktu dan kemampuan

teoritis. Penulis membatasi permasalahan pada ragam hias (ornamen) Karo dan

ayo-ayo yang mengalami perubahan pada pembuatan Jambur dari tahun ke tahun

(22)

5

D. Rumusan Masalah

Rumusan masalah merupakan suatu titik dari pada penelitian yang hendak

dilakukan. Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka dapat dirumuskan

masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut :

1. Apakah ada perubahan bentuk, warna , dan penempatan ornamen pada

bangunan Jambur Karo ?

2. Bagaimanakah penekanan makna ornamen Karo yang terkandung pada

bangunan Jambur ?

E. Tujuan Penelitian

Setiap kegiatan yang dilakukan oleh seseorang, maka pada umumnya

memiliki tujuan tertentu. Tanpa adaya tujuan tertentu yang jelas maka kegiatan

tersebut tidak akan dapat terarah. Berhasil tidaknya suatu kegiatan penelitian

yang dilaksanakan terlihat pada tercapainya tujuan yang telah ditetapkan. Adapun

tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui adanya perubahan bentuk, warna , dan penempatan

ornamen pada bangunan Jambur Karo.

2. Untuk mengetahui makna ornamen Karo yang terkandung pada

(23)

6

F. Manfaat Penelitian

Setelah penelitian terlaksana, maka diharapkan penelitian ini akan

memberi manfaat, baik oleh peneliti itu sendiri, masyarakat, lembaga, atau orang

lain. Adapun manfaat penelitian ini antara lain:

1. Sebagai referensi bacaan tentang seni perubahan visual ornamen Karo.

2. Sebagai bahan masukan untuk menciptakan motif-motif yang lebih baik

sesuai dengan kebutuhan masyarakat Karo yang sebelumnya.

3. Sebagai sumber dan referensi bagi penerapan ornamen Karo pada Jambur

yang akan didirikan kemudian hari.

4. Untuk mengetahui proses dan tahapan perubahan pada visual ornamen

(24)

106 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan maka dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Beberapa bentuk motif ornamen Karo juga mengalami perubahan,

perubahan tersebut beberapa diantaranya karena distorsi, munculnya kreasi

baru dari pembuat ornamen, dan karena setelah direnovasi pengerjaan

dilakukan oleh anak muda desa yang tidak mempunyai wawasan tentang

seni ragam hias Karo.

2. Warna ornamen Karo banyak mengalami perubahan karena masuknya

budaya baru, perubahan tersebut tampak dengan adanya warna biru, hijau,

keemasan, dan orange.

3. Penempatan ornamen Karo mengalami perubahan. Beberapa bangunan

yang bisa diterapkan pada derpik atau mel-melen kini ada pada tiang atau

pada ayo-ayo Jambur.

4. Pada zaman sekarang makna ornamen Karo yang terkandung pada

bangunan Jambur hanya sebagai hiasan saja. Makna magis yang

terkandung pada ornamen Karo sudah hilang, masyarakat tidak lagi

menganggap ornamen adalah sesuatu yang sakral, namun hanya sebagai

pelengkap saja.

5. Pada bangunan Jambur di setiap periode 10 tahun mengalami perubahan

(25)

107

juga berubah. Motif yang paling banyak diterapkan pada bangunan

Jambur adalah pada tahun 1960 dan paling sedikit adalah pada tahun 1950

karena situasi tanah Karo yang belum mendengar kemerdekaan dan tahun

1990 karena terjadinya moneter.

6. Perubahan ornamen yang terjadi pada bangunan Jambur tidak selalu

mengakibatkan pengaruh negatif. Pengaruh positif tersebut adalah

pembuat ornamen dapat menjadi lebih kreatif dalam pembuatan ornamen

Karo dan dapat menciptakan ornamen Karo yang baru. Tetapi pengaruh

negatifnya adalah kebanyakan bangunan akan kehilangan nilai budaya dan

kehilangan kekhasan budaya Karo pada bangunan tersebut. Dan beberapa

diantara bangunan Jambur di daerah suku Karo ada yang sama sekali tidak

lagi menggunakan ornamen sebagai hiasan untuk Jambur tersebut.

B. Saran

Saran yang dapat dikemukakan peneliti adalah supaya pada bangunan

Jambur, sebaiknya gerga Karo tetap diterapkan sebagai penanda kekhasan budaya

Karo. Perubahan yang terjadi pada visual ornamen tersebut supaya tidak

meninggalkan kesan asli (original) dari ornamen Karo. Adapun saran ditujukan

peneliti kepada :

1. Pemerintah Daerah Karo supaya memperhatikan bangunan budaya

Karo agar dapat dirawat dan dilestarikan agar seni kebudayaan tersebut

(26)

108

2. Masyarakat Karo agar peduli kepada kebudayaannya sendiri, karena

mengingat banyaknya generasi muda Karo yang tidak peduli pada seni

rupa kebudayaan Karo.

3. Peneliti yang lain supaya lebih dapat mengungkap bentuk asli dari

ornamen jambur tersebut, sehingga bentuk asli dan ornamen asli dari

(27)

109

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharmini. 2006. Prosedur Penelitian. Medan: Rineka Cipta.

Bangun, Tridah. 1986. Manusia Batak Karo. Jakarta: Tema Baru.

Erdansyah, Fuad. 2011. Simbol dan Pemaknaan Gerga pada Rumah Adat Batak Karo di Sumatra Utara. Jurnal Seni Rupa 7(1):115-139.

Hartanti, Monica. 2013. Tranformasi Kelokalan Melalui Tanda Visual Dan Verbal Pada Desain. Jurnal Seni Rupa 2(1):71-77.

Meyer, Frans Sales. 1957. Handbook Of Ornamen. America: Dover publication

Napitupulu, S.P dkk. 1997. Arsitektur Tradisional Daerah Sumatera Utara. Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI.

Nazir, Moh. 1988. Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Prinst, Darwan & Darwin Prinst. 1984. Sejarah Dan Kebudayaan Karo. Bandung: Yrama.

Prinst, Darwin. 2002. Kamus Karo – Indonesia. Medan: Bina Media Perintis.

Sastra, Rantinah. 2009. Ragam Hias Nusantara. Klaten: PT. Intan Pariwara. Sibeth, Achim. 1990. Mit den Ahnen leben Batak Menschen in Indonesia.

Germany: Linden-Museum.

Sembiring, Dermawan dkk. 2008. Buku Ajar Wawasan Seni. Medan: Jurusan Seni Rupa FBS UNIMED.

Sitanggang, Hilderia. 1992. Arsitektur Tradisional Batak Karo, Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan.

Sitorus, Tamrin M & Wahyu Tri Armojo. 2012. Analisis Penerapan Ornamen Tradisional Batak Toba Pada Alat Musik Batak Toba Di Kabupaten Samosir. Jurnal Seni Rupa 2(9):41-54.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kualitatif, Kuantitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Sunaryo, Aryo. 2010. Aneka Ornamen Motif Flora Ada Relief Karmawibhangga Candi Borobudur. Jurnal Seni Rupa 6(2):113-125.

(28)

110

________. 2012. Mutiara Hijau Orang Karo. Medan: Si B N B Press Babki.

Carapedia. 2011. Pengertian dan Definisi Visual.

https://carapedia.com/pengertian_definisi_visual_info2164.html /16 oktober 2015/02:08:27

________. 2015. Pengertian dan Definisi Perubahan.

https://carapedia.com/pengertian_definisi_perubahan_info2189.html diakses tanggal 16 oktober 2015. Jam 02:06:11

Fauziah. 2011. Perubahan Organisasi.

http://fauziah-youngentrepreneur.blogspot.co.id/2011/09/perubahan-organisasi.html/ 08 ‎November ‎2015/‎‎7:35:53

Museum, Tropen. 1904-1919. Arnhemia

COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Adathuis_te_Arnhemia_Sumatra_TM nr_10001484/ 15 september 2015/ 9:30:21.

Sinaga, Ronald Y C. 2014. Transformasi Bentuk Arsitektural Jambur Karo Pada Jambur Namaken Di Kota Medan.

http://www.academia.edu/13223872/Transformasi_Bentuk_Arsitektural_J ambur_Karo_Pada_Jambur_Namaken_Di_Kota_Medan/ 25 ‎August ‎2015/ ‎‎

http://artndree.blogspot.co.id/2014/01/ornamen.html/ 16 ‎November ‎2015/ ‎‎

(29)

111

Glosarium

Anjung- anjung : loteng pada atap.

Ayo-ayo : wajah rumah adat Karo;

muka bangunan tradisional

Derpik angin : dinding atap; dinding

angin.

Gerga : Ragam hias karo.

Geriten : bangunan menyerupai

Jambur : bangunan tradisional karo

yang menyerupai rumah adat

karo, agak luas tapi tidak

memiliki dinding.

Kesain : halaman; kampung halaman.

Kuta : kampung.

Meratah : hijau.

Piso : pisau.

Raga dayang-dayang : keranjang yang

terbuat dari rotan.

Sapo : gubuk.

Suki : sudut.

Suri : sisir.

Tendi : roh.

Tersek : Tingkat bangunan; loteng.

Gambar

Gambar 4.16   Motif yang digunakan pada  Jambur Lingga Julu ..............
Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian .................................................................................

Referensi

Dokumen terkait

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh jenis ornamen Batak Toba yang diterapkan pada Bale Parsantian Medan, yang terdiri dari gorga jenggar, gorga singa- singa,

SARTIKA : NIM 2103151028, “Anyaman Benda Pakai Suku Karo Ditinjau Dari Bentuk, Teknik dan Fungsinya Pada Upacara Adat Perkawinan Suku Karo Di Jambur Tamsaka Medan, Program

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apa saja jenis dan fungsi dari alat musik tradisional Etnis Karo, untuk mengetahui perubahan apa saja yang terjadi pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana penerapan ornamen Gayo yang terdapat pada kantor Pemerintah di Takengon kabupaten Aceh Tengah yang ditinjau dari bentuk,

Dari hasil penelitian diketahui bahwa jarangnya penggunaan ornamen Melayu pada rumah tinggal terjadi karena biaya yang mahal dan bahan yang digunakan sudah

Adapun pokok-pokok penting tujuan penelitian ini, adalah untuk memahami un- sur visual (bentuk, warna, pola ornamen) pada acuk Kuda Renggong sebagai alat komu- nikasi

Penggalian ornamen melalui peninggalan masa lalu yang kaya dengan perbendaharaan visual, seperti Candi Borobudur, dapat menjadi pemicu lahirnya semangat mencintai produk lokal

Alasan adanya perubahan bentuk dan makna dari ornamen burung bangau ini adalah dikarenakan pada zaman sekarang, burung bangau tidak lagi hanya dianggap sebagai hewan