• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH KETERSEDIAAN KOLEKSI TERHADAP PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SMP NEGERI 41 MEDAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan studi untuk memperoleh gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

dalam bidang Studi Perpustakaan dan Informasi

Oleh

ANGGI PERMATA SARI NIM : 100709032

DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI FAKULTAS ILMU BUDAYA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Anggi Permata Sari. 2014. Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap

Pemanfaatan Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan.Medan:Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi terhadap pemanfaatan Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Populasi penelitian ini adalah anggota perpustakaan sampai bulan Juli 2014 berjumlah 420 orang yang terdiri dari kelas VII dan VIII. Penentuan sampel dilakukan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat tolerir sebesar 10%, maka diperoleh sampel sebanyak 81 orang. Karena populasi penelitian adalah berstrata maka teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Propotionate Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui observasi, angket, dan studi kepustakaan dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif antara ketersediaan koleksi dengan pemanfatan perpustakaan, artinya ketersediaan koleksi berpengaruh searah terhadap pemanfaatan perpustakaan pada SMP Negeri 41 Medan. Kemudian, terdapat pengaruh yang signifikan antara ketersediaan koleksi dengan pemanfaatan perpustakaan, artinya ketersediaan koleksi berpengaruh nyata terhadap pemanfaatan perpustakaan pada SMP Negeri 41 Medan, hal ini dapat dilihat dari thitung lebih yang besar dari ttabel, yaitu 9,624> 1,664. Selanjutnya, Pengaruh ketersediaan koleksi terhadap pemanfaatan perpustakaan berdasarkan uji koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 54%, artinya kemampuan ketersediaan koleksi menjelaskan pengaruhnya terhadap pemanfaatan perpustakaan pada SMP Negeri 41 Medan adalah sedang, yaitu sebesar 54%, sedangkan sisanya sebesar 46% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel ketersediaan koleksi.

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul : “Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap Pemanfaatan Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat kelengkapan studi untuk menyelesaikan Program Sarjana Departemen Studi Perpustakaan dan Informasi pada Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini pertama sekali penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ayahanda Zulkipli Ritonga dan Ibunda Sri Ratni Barus, yang telah memberikan kasih sayang dan perhatian, doa, materil, motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada adik-adik penulis, Dinda Paradita Ritonga dan Prayoga Alzandi Ritonga yang telah ikut serta mendoakan dan memberikan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulisan skripsi ini dapat selesai berkat adanya bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak, sebagai rasa hormat perkenankan penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya dengan ketulusan hati kepada :

1. Bapak Dr. Syahron Lubis, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dr. Irawaty, A. Kahar, M.Pd selaku Ketua Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi dan juga selaku Penguji I yang telah memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk penulisan yang lebih baik.

(4)

4. Ibu Laila Hadri Nasution, S.Sos, M.Hum selaku Dosen Pembimbing II yang telah menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan akademis kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

5. Ibu Dra. Zaslina Zainuddin M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah membantu dan membimbing penulis selama menjadi mahasiswa Ilmu Perpustakaan dan Informasi dan juga selaku Penguji II yang telah memberikan pertanyaan-pertanyaan untuk penulisan yang lebih baik.

6. Seluruh Dosen Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera utara yang telah tulus memberikan pengajaran kepada penulis selama penulis menyelesaikan pendidikan.

7. Bapak Drs. Marolop Hutagaol, M.Pd selaku Kepala Sekolah SMP Negeri 41 Medan dan Ibu Naimi Bancin, S.Pd selaku pustakawan yang telah memberikan izin, bantuan informasi dan data selama penulis melakukan penelitian di Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan.

8. Abangda Yudi Purnomo, A.Md selaku Staff Administrasi Program Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi yang memberikan informasi dan bantuan kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat penulis: Btary Keumala Nadya, Desi Krista Sari Barus, Jenny Rosalina Situmorang, Nurul Pratiwi, Nurul Utami, Rizky Eka Septianingsih, Vinny S.P Zega, Yudika Stefani Pohan, dan teman-teman satu kelompok bimbingan penulis Dwi Ginanty, Dika Arista, Nurul Huda, Saifurnama, Abdul Hamid, dan Kakak Renti Rumapea yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada penulis sampai penelitian ini selesai.

(5)

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini belum sepenuhnya sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan skripsi ini.

Semoga Allah SWT memberikan imbalan dan pahala yang berlipat ganda, kepada pihak-pihak yang membantu dalam penyelesaian skripsi ini, akhir kata penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkannya.

Medan, Oktober 2014 Penulis

Anggi Permata Sari 100709032

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Hipotesis ... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1 Perpustakaan Sekolah ... 6

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah ... 7

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah ... 8

2.2 Koleksi Perpustakaan ... 9

2.2.1 Fungsi Koleksi Perpustakaan ... 10

2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan ... 10

2.2.3 Relevansi Koleksi Perpustakaan ... 14

2.3 Ketersediaan Koleksi ... 14

2.3.1 Tujuan Ketersediaan Koleksi ... 16

2.4 Pemanfaatan Koleksi ... 16

2.5 Pemanfaatan Perpustakaan ... 17

2.5.1 Frekuensi Memanfaatkan Perpustakaan ... 19

2.5.2 Tujuan Memanfaatkan Perpustakaan ... 20

BAB III METODE PENELITIAN ... 22

3.1 Metode Penelitian ... 22

3.2 Lokasi Penelitian ... 22

3.3 Populasi ... 22

3.4 Sampel ... 23

3.5 Definisi Operasional Variabel ... 25

3.6 Jenis dan Sumber Data ... 26

3.7 Teknik Pengumpulan Data ... 26

3.8 Pengujian Angket ... 27

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 27

3.9.1 Uji Validitas Instrumen ... 27

3.9.2 Uji Reliabilitas Instrumen ... 28

3.10 Analisis Data ... 29

3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 29

3.10.2 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 30

3.10.3 Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji-t) ... 30

(7)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 32

4.1 Pengumpulan Data ... 32

4.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas instrumen ... 32

4.2.1 Pengujian Validitas Instrumen ... 32

4.2.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 34

4.3 Analisis Deskriptif ... 35

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Ketersediaan Koleksi ... 35

4.3.2 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Pemanfaatan Perpustakaan ... 45

4.4 Analisis Regresi Linier Sederhana ... 53

4.5 Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji-t) ... 53

4.6 Koefisien Determinasi (R2) ... 54

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

5.1 Kesimpulan ... 55

5.2 Saran ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 57

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Anggota Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan Tahun 2014 ... 23

Tabel 3.2 Penentuan Sampel Berdasarkan Strata ... 25

Tabel 3.3 Interpretasi terhadap Pengaruh antar Variabel ... 31

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Pengujian Validitas ... 33

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ... 34

Tabel 4.3 Relevansi koleksi perpustakaan dengan kurikulum sekolah ... 35

Tabel 4.4 Pencakupan koleksi perpustakaan dengan seluruh bidang ilmu tingkat SMP ... 36

Tabel 4.5 Kesesuaian koleksi perpustakaan dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan ... 37

Tabel 4.6 Koleksi perpustakaan dalam membantu proses belajar ... 38

Tabel 4.7 Koleksi perpustakaan sebagai sumber informasi ... 39

Tabel 4.8 Koleksi perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi ... 40

Tabel 4.9 Kelengkapan koleksi perpustakaan ... 41

Tabel 4.10 Kelengkapan jenis koleksi perpustakaan ... 42

Tabel 4.11 Kemutakhiran koleksi perpustakaan ... 43

Tabel 4.12 Kesesuaian koleksi perpustakaan dengan perkembangan ilmu pengetahuan ... 44

Tabel 4.13 Frekuensi memanfaatkan perpustakaan dalam seminggu ... 45

Tabel 4.14 Frekuensi memanfaatkan perpustakaan dalam sebulan ... 46

Tabel 4.15 Frekuensi memanfaatkan perpustakaan jika ada tugas sekolah ... 47

Tabel 4.16 Frekuensi memanfaatkan perpustakaan saat menyambut ujian ... 48

Tabel 4.17 Tujuan memanfaatkan perpustakaan dalam menambah wawasan ... 49

Tabel 4.18 Tujuan memanfaatkan perpustakaan dalam mengerjakan tugas sekolah ... 50

Tabel 4.19 Tujuan memanfaatkan perpustakaan untuk membaca buku ... 51

Tabel 4.20 Tujuan memanfaatkan perpustakaan untuk meminjam buku ... 52

Tabel 4.21 Coefficients ... 53

(9)

ABSTRAK

Anggi Permata Sari. 2014. Pengaruh Ketersediaan Koleksi Terhadap

Pemanfaatan Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan.Medan:Departemen Studi Ilmu Perpustakaan dan Informasi Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi terhadap pemanfaatan Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan.

Jenis penelitian ini adalah deskriptif dan metode yang digunakan adalah metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Populasi penelitian ini adalah anggota perpustakaan sampai bulan Juli 2014 berjumlah 420 orang yang terdiri dari kelas VII dan VIII. Penentuan sampel dilakukan menggunakan rumus Slovin dengan tingkat tolerir sebesar 10%, maka diperoleh sampel sebanyak 81 orang. Karena populasi penelitian adalah berstrata maka teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Propotionate Stratified Random Sampling. Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu melalui observasi, angket, dan studi kepustakaan dan dokumentasi.

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa terdapat pengaruh yang positif antara ketersediaan koleksi dengan pemanfatan perpustakaan, artinya ketersediaan koleksi berpengaruh searah terhadap pemanfaatan perpustakaan pada SMP Negeri 41 Medan. Kemudian, terdapat pengaruh yang signifikan antara ketersediaan koleksi dengan pemanfaatan perpustakaan, artinya ketersediaan koleksi berpengaruh nyata terhadap pemanfaatan perpustakaan pada SMP Negeri 41 Medan, hal ini dapat dilihat dari thitung lebih yang besar dari ttabel, yaitu 9,624> 1,664. Selanjutnya, Pengaruh ketersediaan koleksi terhadap pemanfaatan perpustakaan berdasarkan uji koefisien determinasi (R2) adalah sebesar 54%, artinya kemampuan ketersediaan koleksi menjelaskan pengaruhnya terhadap pemanfaatan perpustakaan pada SMP Negeri 41 Medan adalah sedang, yaitu sebesar 54%, sedangkan sisanya sebesar 46% dipengaruhi oleh faktor lain di luar variabel ketersediaan koleksi.

(10)

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah

Keberhasilan pendidikan di sekolah tergantung pada sistem pembelajaran yang dimotori oleh empat komponen utama, yaitu: siswa, guru, sistem kurikulum dan sarana-prasarana. Pada era informasi ini, pola pengajaran adalah tentang keterbukaan informasi untuk memperoleh sebanyak-banyaknya ilmu pengetahuan, dan semua hal tersebut akan terlaksana jika seluruh warga sekolah dapat memanfaatkan sarana-prasarana yang disediakan sekolah dengan baik. Cepatnya perkembangan ilmu pengetahuan disegala bidang saat ini, menyadarkan kita bahwa pendidikan bukan hanya menyampaikan pengetahuan dari guru dan buku pelajaran kepada siswa, melainkan memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut aktif dalam usaha memperkaya pengetahuan dengan usaha sendiri. Dalam proses belajar mengajar, guru memberikan pelajaran secara garis besar, kemudian siswa diminta untuk memanfaatkan perpustakaan sekolah dengan cara mencari buku-buku dan bahan pustaka lain yang terdapat di perpustakaan sebagai referensi untuk memahami pelajaran yang diberikan oleh guru dalam membantu proses belajar siswa. Dengan penerapan metode belajar aktif, perpustakaan sekolah dapat menjadi sumber informasi yang luas dan mudah dijangkau oleh siswa.

(11)

Koleksi perpustakaan sekolah adalah koleksi yang dimiliki perpustakaan sebagai penunjang proses kegiatan belajar mengajar di sekolah. Koleksi yang ada pada perpustakaan sekolah terbagi atas: koleksi buku, koleksi bahan bukan buku, dan audiovisual. Koleksi perpustakaan sekolah bukan saja tergantung pada banyaknya jumlah namun juga harus ditinjau dari kebutuhan informasi siswa dan kemutakhirannya. Koleksi perpustakaan sekolah berfungsi untuk membantu siswa dalam menambah ilmu pengetahuan. Koleksi yang baik yaitu koleksi yang memiliki nilai manfaat yang besar terhadap kelangsungan pendidikan yang sedang dijalani. Ketersediaan koleksi merupakan kesiapan perpustakaan dalam menyediakan sumber belajar dan sumber informasi untuk kebutuhan informasi siswa. Dengan ketersediaan koleksi yang lengkap dan bermutu sesuai kebutuhan, siswa dapat lebih senang memanfaatkan perpustakaan untuk menggunakan koleksi perpustakaan dalam membantu proses belajar. Ketersediaan koleksi yang baik dapat mendukung pemanfaatan perpustakaan secara maksimal.

Pemanfaatan perpustakaan merupakan proses memanfaatkan perpustakaan dengan cara menggunakan layanan dan koleksi yang disediakan perpustakaan. Perpustakaan dapat dikatakan berhasil apabila perpustakaan tersebut dapat dimanfaatkan oleh pengguna. Pada perpustakaan sekolah penggunanya adalah siswa. Setiap siswa yang berkunjung ke perpustakaan dapat memanfaatkan layanan perpustakaan melalui koleksi bahan pustaka yang disediakan. Dalam memanfaatkan perpustakaan, setiap siswa memiliki tujuan tertentu untuk memanfaatkan perpustakaan, misalnya meminjam buku, membaca buku dan menggunakan koleksi yang tersedia untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa. Selain itu juga terdapat beberapa faktor yang menjadi alasan siswa memanfaatkan perpustakaan, seperti karena di perpustakaan yang dikunjungi sangat mudah diperoleh informasi yang siswa butuhkan serta koleksi yang tersedia bermutu dan relevan dengan kebutuhan informasi.

(12)

Fiksi (novel, puisi, drama, dongeng, cerpen) sebanyak 111 judul, Terbitan Berkala (koran, majalah, tabloit pendidikan) sebanyak 168 judul, serta Buku Referensi (kamus, ensiklopedia, atlas) sebanyak 29 judul. Koleksi yang dimiliki perpustakaan disusun berdasarkan nomor kelas 000 – 900. Sarana penelusuran menggunakan katalog manual. Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan buka dari pukul 08.00 – 15.00 WIB karena ada jadwal siswa yang masuk sekolah pada waktu siang sampai sore hari.

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan peneliti di Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan, pemanfaatan perpustakaan sekolah sebagai pusat sumber belajar belum berjalan optimal. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perpustakaan yang sepi pengunjung yang terlihat dalam buku kunjungan perpustakaan. Berdasarkan hasil observasi dengan memperhatikan data yang terdapat dalam buku kunjungan Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan, dapat diketahui bahwa dari 582 siswa yang terdiri dari kelas VII, VIII, IX hanya sekitar 10 siswa yang berkunjung ke perpustakaan sekolah setiap harinya, dan rata-rata hanya 50 siswa yang mengunjungi perpustakaan setiap bulannya. Jumlah koleksi yang dipakai (dibaca, difotocopy, disalin, dan dipinjam) hanya sekitar 15 eksemplar setiap harinya. Jumlah kunjungan siswa yang memanfaatkan perpustakaan setiap harinya masih terbilang sedikit jika dibandingkan dengan jumlah siswa yang ada.

(13)

Negeri 41 Medan jumlah buku teks yaitu 525 judul dan jumlah siswa yaitu 582 siswa. Dengan koleksi yang belum mutakhir dan belum memadai, siswa menjadi jarang memanfaatkan perpustakaan untuk membantu proses belajar dan pencarian kebutuhan informasinya. Sehubungan dengan itu, perpustakaan yang seharusnya menjadi sumber belajar dan ilmu pengetahuan bagi siswa menjadi kurang dimanfaatkan, suasana perpustakaan tampak sepi pengunjung dan koleksi yang terdapat di perpustakaan menjadi jarang dimanfaatkan.

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah ketersediaan koleksi yang ada di perpustakaan dapat mempengaruhi pemanfaatan Perpustakaan di SMP Negeri 41 Medan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang hal tersebut maka peneliti melakukan penelitian dengan menetapkan judul “Pengaruh Ketersediaan Koleksi terhadap Pemanfaatan Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan.”

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah, “Apakah Ketersediaan Koleksi Berpengaruh terhadap Pemanfaatan Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan?”

1.3Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh ketersediaan koleksi terhadap pemanfaatan perpustakaan SMP Negeri 41 Medan.

1.4Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi:

1. Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan, hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai masukan bagi perpustakaan untuk mengetahui pentingnya ketersediaan koleksi agar pemanfaatan perpustakaan lebih maksimal.

(14)

3. Peneliti, dapat menambah wawasan dan pengetahuan peneliti tentang pemanfaatan perpustakaan sekolah berdasarkan koleksi yang tersedia di perpustakaan.

1.5 Hipotesis

(15)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana yang disediakan sekolah sebagai sumber ilmu pengetahuan dalam proses belajar mengajar di sekolah. Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000, 4), pengertian perpustakaan sekolah adalah:

Perpustakaan yang berada pada lembaga pendidikan sekolah, yang merupakan bagian integral dari sekolah yang bersangkutan, dan merupakan sumber belajar untuk mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Darmono (2001, 1) menyatakan bahwa: “Perpustakaan sekolah merupakan bagian penting dari komponen pendidikan yang tidak dapat dipisahkan keberadaannya dari lingkungan sekolah. Perpustakaan sekolah juga sebagai salah satu sarana pendidikan penunjang kegiatan belajar siswa dalam memacu tercapainya tujuan pendidikan di sekolah”.

Sedangkan Sutarno (2006, 39) menyatakan bahwa: “Perpustakaan sekolah merupakan salah satu sarana dan fasilitas penyelenggara pendidikan, sehingga setiap sekolah memiliki perpustakaan yang memadai”.

Selain beberapa pendapat tersebut, Reitz yang dikutip oleh Hasugian (2009, 78) menjelaskan perpustakaaan sekolah adalah:

A library in a public or private elementary or secondary school that serves the information needs of its students and curriculum needs of its teachers and staff, usually managed by a school librarian or media specialist. A school library collection usually contains books, periodicals, and educational media suitable for the grade levels served.

Definisi tersebut menyatakan bahwa perpustakaan sekolah adalah suatu perpustakaan yang berada pada jenjang sekolah dasar sampai dengan sekolah lanjutan baik milik pemerintah (negeri) maupun swasta yang melayani kebutuhan informasi siswanya, kebutuhan kurikulum dari guru dan staf; biasanya dikelola oleh pustakawan sekolah ataupun spesialis media. Koleksi perpustakaan sekolah biasanya berupa buku, terbitan berkala, dan media pendidikan yang sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilayaninya.

(16)

membantu siswa dalam mencari informasi yang dibutuhkan. Perpustakaan sekolah merupakan sumber belajar yang dikelola oleh pustakawan yang menyajikan berbagai jenis bahan pustaka serta melayani kebutuhan informasi siswa untuk menunjang proses belajar yang baik serta mendukung tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang dilayani, sama halnya dengan Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan yang didirikan untuk memenuhi kebutuhan informasi siswa, yang menyajikan seluruh jenis koleksi yang berhubungan dengan kurikulum sekolah.

2.1.1 Tujuan Perpustakaan Sekolah

Sebagai sarana dalam mendukung kegiatan belajar mengajar, perpustakaan sekolah memiliki tujuan dalam meningkatkan kualitas pendidikan di sekolah. Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000, 5) tujuan perpustakaan sekolah adalah:

Sebagai sumber belajar dan bagian integral dari sekolah bersama-sama dengan sumber belajar lainnya bertujuan mendukung proses kegiatan belajar mengajar demi tercapainya tujuan pendidikan sekolah yang bersangkutan.

Menurut Yusuf (2007, 8) tujuan perpustakaan sekolah adalah sebagai berikut:

1. Mendorong dan mempercepat proses penguasaan teknik membaca para siswa.

2. Membantu menulis kreatif bagi para siswa dengan bimbingan guru dan pustakawan.

3. Menumbuh kembangkan minat dan kebiasaan membaca para siswa. 4. Menyediakan berbagai macam sumber informasi untuk kepentingan

pelaksanan kurikulum.

5. Mendorong, menggairahkan, memelihara, dan memberi semangat membaca dan semangat belajar bagi para siswa.

6. Memperluas, memperdalam, dan memperkaya pengalaman belajar para siswa dengan membaca buku dan koleksi lain yang mengandung ilmu pengetahuan dan teknologi, yang disediakan oleh perpustakaan. 7. Memberikan hiburan sehat untuk mengisi waktu senggang melalui

(17)

Dari uraian sebelumnya dapat diketahui bahwa tujuan perpustakaan sekolah adalah untuk menghimpun sumber ilmu pengetahuan melalui koleksi yang sesuai dengan kurikulum sekolah sehingga menjadi tempat dimana siswa dapat mengembangkan wawasan dan ilmu pengetahuan siswa demi tercapainya tujuan pendidikan yang baik di sekolah. Sama halnya pada Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan yang bertujuan menghimpun sebanyak-banyaknya sumber ilmu pengetahuan melalui koleksi-koleksi yang dimiliki perpustakaan, kemudian dilayankan kepada siswa, sehingga dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan yang baik di SMP Negeri 41 Medan.

2.1.2 Fungsi Perpustakaan Sekolah

Perpustakaan sekolah juga mempunyai fungsi yang secara garis besar adalah sebagai pusat belajar dan mencari informasi yang dibutuhkan oleh siswa dan guru, baik mengenai masalah yang berhubungan langsung dengan mata pelajaran (buku teks) maupun buku penunjang buku teks oleh perpustakaan.

Menurut Sutarno (2006, 58) fungsi perpustakaan adalah “Suatu tugas atau jabatan yang harus dilakukan di dalam perpustakaan tersebut. Pada prinsipnya sebuah perpustakaan mempunyai kegiatan utama yaitu: (1) menghimpun, (2) memelihara, (3) memberdayakan semua koleksi bahan pustaka”.

Yusuf (2007, 4) menyatakan fungsi perpustakaan sekolah adalah:

1. Fungsi edukatif. Maksudnya secara keseluruhan segala fasilitas dan sarana yang ada pada perpustakaan sekolah, terutama koleksi yang dikelolanya banyak membantu para siswa sekolah untuk belajar dan memperoleh kemampuan dasar dalam mentransfer konsep-konsep pengetahuan sehingga di kemudian hari para siswa memiliki kemampuan untuk mengembangkan dirinya lebih lanjut.

2. Fungsi informatif. Ini berkaitan dengan mengupayakan penyediaan koleksi perpustakaan yang bersifat “memberi tahu” akan hal-hal yang berhubungan dengan kepentingan para siswa dan guru.

3. Fungsi rekreasi. Dimaksudkan bahwa dengan disediakannya koleksi yang bersifat ringan seperti surat kabar, majalah umum, buku-buku fiksi, dan sebagainya, diharapkan dapat menghibur pembacanya di saat yang memungkinkan.

4. Fungsi riset atau penelitian. Ini maksudnya adalah koleksi perpustakaan sekolah bisa dijadikan bahan untuk membantu dilakukannya kegiatan penelitian sederhana.

(18)

bertujuan membantu siswa dan guru dalam kegiatan belajar mengajar. Perpustakaan sekolah merupakan bagian integral dari sistem pembelajaran, bukan hanya menjadi sarana pelengkap bagi sekolah. Pada perpustakaan SMP Negeri 41 Medan fungsi perpustakaan yaitu sebagai pusat sumber informasi dan ilmu pengetahuan bagi siswa, dimana siswa dapat memanfaatkan koleksi yang dimiliki perpustakaan dalam membantu proses belajar siswa.

2.2 Koleksi Perpustakaan

Koleksi perpustakaan adalah seluruh bahan pustaka baik berupa bahan buku, maupun bahan bukan buku yang terdapat di perpustakaan. Perpustakaan harus dapat menyediakan koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna untuk meningkatkan pemanfaatan perpustakaan.

Menurut Darmono (2001, 48) : “Koleksi Perpustakaan adalah sekumpulan rekaman informasi dalam berbagai bentuk tercetak (buku, majalah, surat kabar) dan tidak tercetak (buku mikro, bahan audio-visual, peta)”.

Sedangkan Yusuf (2007, 9) menyatakan bahwa: “koleksi perpustakaan adalah sejumlah bahan atau sumber-sumber informasi, baik berupa buku ataupun bahan bukan buku, yang dikelola untuk kepentingan proses belajar dan mengajar di sekolah yang bersangkutan”.

Selanjutnya Sutarno (2007, 41) menyatakan bahwa: “Koleksi bahan pustaka adalah sejumlah bahan pustaka yang telah ada di perpustakaan dan sudah diolah (diproses), sehingga siap dipinjamkan atau digunakan oleh pemakai”.

Badan Standardisasi Nasional mengeluarkan SNI 7329, 2009 untuk Perpustakaan Sekolah, “Koleksi perpustakaan sekolah adalah semua materi perpustakaan yang dikumpulkan, diolah, disimpan, ditemukembali dan didayagunakan bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi untuk pembelajaran”.

(19)

2.2.1 Fungsi Koleksi Perpustakaan

Setelah mengetahui pengertian dari koleksi perpustakaan, dapat dilihat juga fungsi koleksi perpustakaan yang sebenarnya. Menurut Siregar (2002, 3) fungsi koleksi perpustakaan adalah sebagai berikut :

1. Fungsi pendidikan, yaitu menunjang program pendidikan dan pengajaran bagi masyarakat umum, kelompok, lembaga yang membutuhkan.

2. Fungsi penelitian, yaitu menunjang penelitian yang dilakukan oleh masyarakat pengguna perpustakaan.

3. Fungsi referensi, yaitu menjadi bahan referensi bagi masyarakat pengguna perpustakaan.

4. Fungsi umum, dimana perpustakaan menjadi pusat informasi bagi masyarakat. Fungsi ini erat hubunganya dengan pengabdian kepada masyarakat dan pelestarian bahan pustaka serta hasil karya dan budaya manusia lainya.

Dari uraian tersebut diketahui bahwa koleksi perpustakaan berfungsi sebagai pendidikan, penelitian, referensi, dan juga umum yang artinya adalah koleksi perpustakaan dapat berupa bahan pustaka yang dilestarikan dari hasil karya budaya masyarakat. Pada perpustakaan SMP Negeri 41 Medan koleksi perpustakaan berfungsi sebagai media untuk membantu siswa dalam menambah wawasan dan ilmu pengetahuan siswa.

.

2.2.2 Jenis Koleksi Perpustakaan

Jenis koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan pengguna harus beragam. Pemenuhan kebutuhan pengguna bergantung kepada jenis koleksi yang bervariasi dan relevan dengan kebutuhan pengguna yang dimiliki oleh perpustakaan.

Menurut Sutarno (2006, 54) secara umum koleksi yang dimiliki oleh perpustakaan ada dua bagian utama, yaitu:

1. Bahan pustaka yang tercetak, yang termasuk dalam kelompok ini buku teks, surat kabar, majalah, bulletin, pamphlet, kamus, ensiklopedi, direktori, almanak, indeks, bibliografi, buku tahunan, buku pedoman, dan lain-lain.

(20)

Sedangkan Yulia (2010, 3-10) menyatakan bahwa ada empat jenis koleksi perpustakaan yaitu :

1. Karya Cetak

Karya cetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan dalam bentuk cetak, seperti:

a. Buku

b. Terbitan Berseri 2. Karya Noncetak

Karya noncetak adalah hasil pemikiran manusia yang dituangkan tidak dalam bentuk cetak seperti buku atau majalah, melainkan dalam bentuk lain seperti:

a. Rekaman Suara

b. Gambar Hidup dan Rekaman Video c. Bahan Grafika

d. Bahan Kartografi 3. Karya Dalam Bentuk Mikro

Bentuk mikro adalah suatu istilah yang digunakan untuk menunjukkan semua bahan pustaka yang menggunakan media film dan tidak dapat dibaca dengan mata biasa melainkan harus memakai alat yang dinamakan microreader. Ada tiga macam bentuk mikro yang sering menjadi koleksi perpustakaan yaitu:

a. Mikrofilm b. Mikrofis c. Microopaque

4. Karya Dalam Bentuk Elektronik

Dengan adanya teknologi informasi, maka infornasi dapat dituangkan ke dalam media elektronik seperti pita magnetis dan cakram atau disc. Untuk membacanya diperlukan perangkat keras seperti komputer, CD-ROM player, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui bahwa secara umum jenis koleksi perpustakaan yaitu meliputi : koleksi tercetak, bahan bukan tercetak, dan audiovisual.

Dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000, 14), jenis koleksi perpustakaan sekolah meliputi segala jenis buku dan yang tidak termasuk kategori buku. Rincian uraiannya adalah sebagai berikut:

1. Buku pelajaran pokok

(21)

2. Buku pelajaran pelengkap

Buku pelajaran pelengkap adalah buku sifatnya membantu atau merupakan buku tambahan buku pelajaran pokok yang dipakai oleh siswa dan guru, yang sebagian besar atau seluruh isinya sesuai dengan kurikulum yang berlaku.

3. Buku bacaan

Buku bacaan adalah buku yang digunakan sebagai bacaan, yang menurut jenisnya dapat dibedakan menjadi bacaan nonfiksi, fiksi ilmiah, dan fiksi.

a. Buku bacaan nonfiksi adalah buku bacaan yang ditulis berdasarkan kenyataan yang bersifat umum. Buku bacaan nonfiksi dapat menunjang atau memperjelas salah satu mata pelajaran atau pokok bahasan dan dapat pula bersifat umum. b. Buku bacaan fiksi ilmiah adalah buku yang ditulis berdasarkan

khayalan dan rekaan pengarang dalam bentuk cerita yang dapat mempengaruhi pengembangan daya pikir ilmiah.

c. Buku bacaan fiksi adalah buku yang ditulis berdasarkan khayalan pengarang dalam bentuk cerita. Buku bacaan fiksi yang baik dapat memberikan pendidikan dan hiburan sehat. 4. Buku sumber/referensi/rujukan

Buku sumber/referensi/rujukan adalah buku yang digunakan sebagai sumber informasi oleh siswa dan atau guru untuk memperoleh pengetahuan tambahan tentang suatu bidang ilmu atau keterampilan. Buku referensi terdiri atas: kamus, ensiklopedia, almanak, direktori, atlas, buku indeks, dan abstrak. Buku sumber lain yang sangat penting sebagai acuan guru mengajar adalah buku kurikulum, buku ilmu pendidikan, dan lail-lain.

5. Terbitan berkala adalah jenis terbitan secara terus menerus dalam jangka waktu tertentu. Jenis terbitan berkala ini antara lain adalah surat kabar, majalah dan buletin.

6. Pamflet atau brosur membuat keterangan tentang keadaan atau kegiatan lembaga/orang yang menerbitkannya. Terbitan itu biasanya dilengkapi dengan ilustrasi yang menarik.

7. Media pendidikan, antara lain slide, film, kaset, dan piringan hitam. 8. Alat peraga, antara lain slide, film, kaset, piringan hitam.

9. Kliping adalah guntingan artikel atau berita dari surat kabar, majalah, dan lain- lain yang dianggap penting untuk disimpan atau didokumentasikan.

Sedangkan menurut Yusuf (2007, 9-24) “Jenis koleksi yang diperlukan untuk suatu perpustakaan sekolah bisa dikelompokkan ke dalam kategori buku dan bahan bukan buku.Yang pertama meliputi segala jenis buku dan yang terakhir meliputi segala jenis bahan yang tidak termasuk ke dalam kategori buku”.

Adapun koleksi yang diperlukan di perpustakaan sekolah adalah: 1. Koleksi Buku

(22)

yang berdasarkan jenis materi buku yang bersangkutan, buku-buku non fiksi, dan buku-buku fiksi.

a. Buku Non-Fiksi

Buku non-fiksi buku yang ditulis berdasarkan fakta atau kenyataan alam dan kebudayaan sekitar kita. Buku-buku non-fiksi ini banyak sekali jenisnya baik dilihat dari segi bentuk penyajian maupun penyajian maupun pola isinya. Berikut adalah contoh-contoh yang tergolong ke dalam buku-buku non-fiksi:

1) Buku teks dan pelajaran 2) Buku teks lengkap 3) Buku penunjang

4) Buku referensi atau rujukan:

- Kamus

- Ensiklopedia - Buku tahunan

- Buku pedoman, buku petunjuk - Direktori

- Almanak

- Bibliografi - Indeks - Abstrak - Atlas

- Dokumen pemerintah b. Buku Fiksi

c. Komik

2. Koleksi Bahan Bukan Buku

Bahan atau koleksi yang masih dalam bentuk cetakan namun bukan berupa buku. Jenis koleksi yang termasuk ke dalam beberapa kategori yaitu:

a. Terbitan berkala b. Pamflet

c. Brosur

d. Guntingan surat kabar e. Gambar dan lukisan f. Globe

g. Koleksi bahan bukan buku lainnya 3. Koleksi Audiovisual

Koleksi perpustakaan yang dibuta atas hasil teknologi elektronik bukan bahan hasil dari cetakan dari kertas. Berasal dari bahan-bahan konvensional. Contohnya: film suara, kaset video, tape recorder, slide suara, dan sebagainya.

(23)

siswa agar dapat ditemukan dengan mudah sehingga dapat membantu proses belajar siswa di sekolah.

2.2.3 Relevansi Koleksi Perpustakaan

Perpustakaan sekolah dapat dikatakan berhasil apabila dimanfaatkan oleh pengguna serta tersedianya koleksi yang relevan dengan kebutuhan pengguna khususnya siswa. Koleksi yang relevan sangat membantu dalam proses belajar siswa. Penilaian relevansi koleksi yang dibutuhkan oleh pengguna perpustakaan dapat dilihat seberapa besar pengguna perpustakaan menggunakan koleksi untuk membantu proses belajar dan mengajar.

Menurut Siregar (2002, 8), “Salah satu prinsip pemilihan buku adalah relevansi atau kesesuaian, yaitu perpustakaan hendaknya mengusahakan agar koleksi perpustakaan relevan dengan fungsi dan tujuan perpustakaan serta tujuan lembaga induknya”.

Sedangkan menurut Purnomo (2006, 9), “Dokumen yang relevan artinya dokumen-dokumen yang didapatkan dapat memenuhi kebutuhan informasi yang sedang dibutuhkan”.

Kedua pendapat di atas menjelaskan bahwa koleksi yang relevan dengan kurikulum sekolah dan kebutuhan pengguna dapat dimanfaatkan dengan baik oleh pengguna untuk membantu dalam proses belajar dan mengajar.

2.3 Ketersediaan Koleksi

Ketersediaan koleksi yang beragam di perpustakaan dapat memberikan alternatif bagi pengguna untuk memenuhi kebutuhan informasi. Koleksi perpustakaan merupakan unsur utama yang sangat penting pada perpustakaan, karena dengan adanya koleksi yang baik, pengguna menjadi lebih sering memanfaatkan perpustakaan untuk membantunya menemukan informasi yang dibutuhkan.

(24)

Sedangkan dalam Pedoman Umum Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah (2000, 1) dijelaskan bahwa ketersediaan koleksi adalah “ Kesiapan suatu sarana (tenaga, barang, modal, anggaran) untuk dapat digunakan atau dioperasikan diwaktu yang telah ditentukan”.

Menurut Sutarno (2006, 104), ketersediaan koleksi mencakup:

1. Ketersediaan koleksi koleksi bahan pustaka seperti informasi, ilmu pengetahuan teknologi dan budaya selalu terjadi setiap informasi ilmu pengetahuan dan teknologi yang dibutuhkan para pengguna perpustakaan, dan selalu terjadi setiap saat (explosion of information) 2. Setiap perpustakaan harus efektif untuk menghimpun, mengoleksi, dan

menyajikan koleksi bahan pustaka untuk dilayankan kepada para pemakai, sesuai dengan kebutuhan pengguna

3. Pengumpulan, pengolahan dan penyajian koleksi bahan pustaka yang tidak sesuai dengan kebutuhan pengguna serta masyarakat yang dilayani, hanya akan menimbulkan ketidakefisienan dan pemborosan sumber daya perpustakaan.

Menurut Sutarno (2006, 75) ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan ketersediaan koleksi sebuah perpustakan antara lain:

1. Kerelevanan, koleksi hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan pengguna perpustakaan

2. Berorientasi kepada pengguna perpustakaan. 3. Kelengkapan koleksi.

4. Kemutakhiran koleksi.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa ketersediaan koleksi adalah adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan, dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan. Ketersediaan koleksi mempunyai beberapa indikator, diantaranya: relevansi koleksi, berorientasi kepada pengguna, kelengkapan koleksi, dan kemutakhiran koleksi.

(25)

2.3.1 Tujuan Ketersediaan Koleksi

Perpustakaan harus memiliki koleksi yang beragam dan relevan sesuai dengan kebutuhan informasi pengguna. Pemenuhan kebutuhan informasi pengguna merupakan tujuan dari ketersediaan koleksi agar pengguna dapat memanfaatkan perpustakaan dengan cara menggunakan koleksi yang tersedia di perpustakaan.

Menurut Sutarno (2006, 25) tujuan ketersediaan koleksi perpustakaan adalah “untuk memenuhi kebutuhan pengguna perpustakaan yang akan dilayani sehingga pengguna tersebut senang memanfaatkan koleksi yang telah dimiliki oleh perpustakaan tersebut”.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 1216) “Sebagai pusat pemanfaatan informasi perpustakaan harus mampu menyebarluaskan informasi kepada pengguna sehingga tujuan pemanfaatan koleksi perpustakaan dapat tercapai”.

Berdasarkan uraian di atas, dapat diketahui tujuan ketersediaan koleksi yaitu mengumpulkan dan menyediakan bahan pustaka untuk dapat memenuhi kebutuhan pengguna yang ada di perpustakaan, sehingga pengguna senang memanfaatkan perpustakaan untuk menggunakan koleksi yang disediakan.

2.4 Pemanfaatan Koleksi

Pemanfaatan koleksi merupakan kegiatan atau aktivitas pengguna menggunakan koleksi untuk mencari informasi yang dibutuhkan. Informasi dalam koleksi perpustakaan dapat bersifat ilmiah yang mencangkup berbagai ilmu pengetahuan dan dapat pula bersifat hiburan.

Menurut Handoko yang dikutip oleh Handayani (2007, 28) bahwa dari segi pengguna pemanfaatan koleksi di perpustakaan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yaitu antara lain:

Faktor internal meliputi: 1. Kebutuhan

Yang dimaksud kebutuhan disini adalah kebutuhan akan informasi. 2. Motif

Motif merupakan sesuatu yang melingkupi semua pengerak, alasan atau dorongan yang menyebabkan ia berbuat sesuatu.

3. Minat

(26)

Faktor eksternal meliputi: 1. Kelengkapan koleksi

Banyaknya koleksi di perpustakaan yang dapat dimanfaatkan informasinya oleh pengguna.

2. Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna

Keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dapat dilihat melalui kecepatan dan ketepatan mereka memberi layanan.

3. Keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.

Berdasarkan uraian di atas diketahui bahwa pemanfaatan koleksi adalah proses kegiatan pengguna memanfaatkan koleksi yang disediakan perpustakaan untuk membantunya memenuhui kebutuhan informasi. Pemanfaatan koleksi di perpustakaan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu: faktor internal yang meliputi kebutuhan, motif, dan minat dan faktor eksternal yang meliputi: kelengkapan koleksi, keterampilan pustakawan dalam melayani pengguna dan keterbatasan fasilitas dalam pencarian kembali.

2.5 Pemanfaatan Perpustakaan

Kata pemanfaatan berasal dari kata manfaat yang berarti guna, faedah. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005, 711) dinyatakan bahwa “Pemanfaatan mengandung arti, proses, cara, perbuatan memanfaatkan”, berarti diketahui bahwa pemanfaatan perpustakaan adalah proses atau cara, perbuatan untuk memanfaatkan perpustakaan dengan menggunakan koleksi yang tersedia.

Proses pemanfaatan perpustakaan dapat dilihat dari pengguna perpustakaan memanfaatkan koleksi perpustakaan. Pengguna perpustakaan dapat memanfaatkan koleksi perpustakaan dengan berbagai cara yaitu: (1) membaca koleksi di perpustakaan, (2) meminjam koleksi perpustakaan, dan (3) memfotokopi koleksi perpustakaan.

Julianda (2009) menyebutkan secara umum manfaat perpustakaan adalah : 1. Menjadi media antara pemakai dengan koleksi sebagai sumber

informasi pengetahuan.

2. Menjadi lembaga pengembangan minat dan budaya membaca serta pembangkit kesadaran pentingnya belajar sepanjang hayat.

3. Mengembangkan komunikasi antara pemakai dan atau dengan

(27)

4. Motivator, mediator dan fasilitator bagi pemakai dalam usaha mencari, memanfaatkan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan pengalaman.

5. Berperan sebagai agen perubah, pembangunan dan kebudayaan manusia.

6. Penyediaan program layanan informasi yang mampu memenuhi

informasi yang dibutuhkan oleh kustomer, baik sivitas akademika maupun masyarakat umum.

7. Pengembangan SDM melalui penumbuhan budaya kerja dan sikap profesional.

8. Penyediaan sumber informasi di bidang seni, sains, teknologi, manajemen dan bisnis serta humaniora sebagai rujukan sivitas akademika dan umum menuju masyarakat produsen informasi.

9. Penyediaan media penyebarluasan informasi.

10.Mengkaji dan mengaplikasikan bentuk-bentuk kerjasama dengan berbagai instansi baik dari dalam maupun luar negeri, yang memungkinkan untuk memperoleh informasi bagi sivitas akademika dan masyarakat umum.

Dari uraian di atas dapat dinyatakan bahwa pemanfaatan perpustakaan adalah kegiatan menggunakan koleksi perpustakaan sebagai sumber informasi pengetahuan untuk memenuhi kebutuhan informasi dengan cara membaca koleksi di perpustakaan, meminjam koleksi perpustakaan dan memfotokopi koleksi perpustakaan.

Perpustakaan sekolah merupakan suatu fasilitas yang diberikan oleh pihak sekolah untuk menunjang proses belajar siswa sehingga perpustakaan harus dimanfaatkan secara optimal.

Pemanfaatan perpustakaan sekolah mempunyai beberapa indikator untuk mengukur seberapa sering pengguna memanfaatkan perpustakaan. Indikator dalam pemanfaatan perpustakaan menurut Komariah (2009, 10) yaitu:

Indikator suatu perbuatan adalah seberapa sering seseorang melakukan perbuatan tersebut dan apa alasan atau tujuan yang bersangkutan melakukan perbuatan tersebut. Jadi faktor frekuensi (1) seseorang memanfaatkan perpustakaan dan (2) tujuan dia memanfaatkan perpustakaan, merupakan indikator dalam pemanfaatan perpustakaan.

(28)

Menurut Rahayuningsih (2007) pemanfaatan perpustakaan sekolah meliputi:

(1) Meminjam buku atau bahan-bahan dianjurkan untuk penyelesaian pelajaran.

(2) Perpustakaan tempat mencari keterangan dan bahan-bahan yang diperlukan.

(3) Siswa datang untuk memenuhi minat dan mencari rekreasi.

Dari penjelasan tersebut diketahui bahwa pemanfaatan perpustakaan adalah proses atau cara, perbuatan untuk memanfaatkan perpustakaan dengan menggunakan koleksi yang tersedia. Indikator dalam pemanfaatan perpustakaan adalah frekuensi memanfaatkan perpustakaan dan tujuan memanfaatkan perpustakaan.

Pada Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan, pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat sumber belajar belum berjalan optimal. Hal ini dapat dilihat dari kondisi perpustakaan yang sepi pengunjung pada setiap harinya yang tercantum dalam buku kunjungan perpustakaan.

2.5.1 Frekuensi Memanfaatkan Perpustakaan

Setiap perpustakaan mempunyai pengunjung, pengguna dan anggota perpustakaan. Oleh karena itu, kehadiran masyarakat sekolah dan pengguna lain menjadi salah satu kunci keberhasilan perpustakaan.

Sutarno (2006: 123) menyatakan bahwa : “Sebab masyarakat baru mau ke perpustakaan jika mereka; 1) tahu arti dan manfaatnya, 2) mereka membutuhkan sesuatu di perpustakaan, 3) tertarik dengan perpustakaan, 4) merasa senang dengan perpustakaan, 5) dilayani dengan baik.”

(29)

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) menyebutkan bahwa, ”Frekuensi adalah: kekerapan”.

Sedangkan memanfaatkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005), ”Memanfaatkan adalah: menjadikan ada manfaatnya (gunanya dan sebagainya)”.

Dari kedua definisi di atas diketahui bahwa frekuensi memanfaatkan perpustakaan adalah kekerapan pengguna dalam memanfaatkan fasilitas perpustakaan dalam waktu tertentu.

Jadi agar perpustakaan dapat dimanfaatkan dengan baik, perpustakaan harus menyediakan fasilitas dan layanan yang baik untuk pengguna, misalnya dengan koleksi yang memadai, mutakhir, dan up to date.

2.5.2 Tujuan Memanfaatkan Perpustakaan

Pengguna perpustakaan pada umumnya memanfaatkan perpustakaan karena memiliki tujuan. Namun tentu saja tujuan tersebut tidak sama, akan tetapi kebanyakan pengguna memanfaatkan perpustakaan karena ingin memanfaatkan dan menggunakan koleksi yang tersedia di perpustakaan. Sebagian besar tujuan pengguna memanfaatkan perpustakaan adalah untuk meminjam buku dan menggunakan koleksi bahan pustaka lainnya, tetapi ada juga pengguna yang mengunjungi perpustakaan hanya untuk membaca atau melihat-lihat saja.

Seodibyo (1998: 53) menyatakan bahwa tujuan pengguna datang ke perpustakaan untuk:

1. Keperluan tugas sekolah. 2. Tugas study fakultasnya. 3. Tugas Penelitian (Research). 4. Recreational reading.

Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005) menyebutkan bahwa, “Tujuan adalah: arah; haluan (jurusan); yang dituju; maksud; tuntutan (yang dituntut)”.

Sedangkan memanfaatkan dalam Kamus Besar Indonesia (2005), “Memanfaatkan adalah: menjadikan ada manfaatnya (gunanya dan sebagainya)”.

(30)

fasilitas dan koleksi perpustakaan dengan cara menggunakan dan membaca di tempat koleksi buku dan bahan pustaka lainnya, dan ada juga yang meminjam untuk dibawa pulang.

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan asosiatif. Pendekatan yang digunakan adalah dengan metode survey yang mengambil sampel dari populasi yang akan diteliti dengan menggunakan angket sebagai alat dalam pengumpulan data. Peneliti menggunakan analisis regresi linear sederhana karena peneliti ingin melihat pengaruh dari dua variabel yang akan di teliti, yaitu pengaruh variabel ketersediaan koleksi terhadap pemanfaatan perpustakaan. Menurut Sugiyono (2012, 55), “Penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bersifat menanyakan hubungan antara dua variabel atau lebih”. Pada penelitian ini variabel yang diteliti adalah ketersediaan koleksi sebagai variabel bebas dan pemanfaatan perpustakaan sebagai variabel terikat.

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan yang terletak di Jalan Bunga Ncole, Nomor 129 Medan.

3.3 Populasi

Populasi adalah keseluruhan dari karasteristik atau unit hasil pengukuran yang menjadi obyek penelitian. Menurut Sugiyono (2012, 115), “Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas subjek atau objek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan.”

(32)
[image:32.595.150.474.117.244.2]

Tabel 3.1 Anggota Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan Tahun 2014

No Klasifikasi Pengguna Jumlah

1 Siswa Kelas VII 214

2 Siswa Kelas VIII 206

Jumlah 420

Berdasarkan Tabel 3.1 peneliti menetapkan populasi penelitian adalah siswa kelas VII-VIII yang berjumlah 420 orang.

3.4 Sampel

Sampel merupakan sebagian dari populasi yang dianggap dapat mewakili populasi sebagai sumber data. Menurut Sugiyono (2006, 73) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Mengingat populasi perpustakaan yang besar dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua, maka untuk menghemat waktu, dana dan tenaga maka peneliti menggunakan rumus Slovin untuk menghitung banyaknya sampel penelitian, yaitu :

�= N

1 + N(�)²

Dimana:

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Taraf kesalahan sebesar 10% (Umar, 2008, 78).

Sesuai dengan rumus di atas, maka sampel penelitian ini adalah: n = N

(33)

n= 420 1 + 420(0,1)²

n= 420

1 + 420.0,01

n= 420 5,2

n = 80,76 = 81 orang

Berdasarkan rumus Slovin maka diperoleh jumlah sampel penelitian adalah sebanyak 81 orang. Teknik menentukan sampel penelitian, peneliti menggunakan teknik Proportionate Stratified Random Sampling yaitu dengan menyebarkan angket kepada responden yang terdaftar sebagai anggota perpustakaan SMP Negeri 41 Medan. Menurut Sugiyono (2012, 118), “Proportionate Stratified Random Sampling digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proposional”.

Penggunaan teknik Proportionate Stratified Random Sampling karena populasi memiliki karakteristik yang berbeda sehingga sampel dikelompokan menurut strata. Maka untuk menentukan sampel yang berimbang dengan besarnya strata digunakan rumus sampling fraction perstratum sampling fraction yaitu:

f1 =N1

Keterangan:

f1 = Sampling fraction stratum i besarnya subsampel per stratum yaitu: �1 = �1 .�

(34)
[image:34.595.129.500.168.281.2]

Penentuan sampel pada penelitian ini berdasarkan strata yang dapat dilihat pada Tabel 3.2.

Tabel 3.2Penentuan Sampel Berdasarkan Strata

No Kelas Jumlah siswa Populasi Sampel

1 Kelas VII 214 214

420× 81 = 41,27

41

2 Kelas VIII 206 206

420× 81 = 39,72

40

Jumlah 420 81

3.5 Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel adalah penarikan batasan yang lebih menjelaskan ciri-ciri spesifik yang lebih substantive dari suatu konsep. Tujuannya yaitu agar peneliti dapat mencapai suatu alat ukur yang sesuai dengan hakikat variabel yang sudah didefinisikan konsepnya, maka peneliti harus memasukkan proses atau operasionalnya alat ukur yang akan digunakan untuk kuantifikasi gejala atau variabel yang ditelitinya (Chourmain, 2008, 36).

Penelitian ini memiliki dua variabel yang akan diukur yaitu ketersediaan koleksi sebagai variabel bebas atau independent variable (X) dan pemanfaatan perpustakaan sebagai variabel terikat atau dependent variable (Y). Definisi operasional dari masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Variabel Ketersediaan Koleksi (X)

Ketersediaan koleksi adalah adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan, dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan.

Indikator ketersedian koleksi (variabel X) adalah : 1. Relevansi Koleksi

2. Berorientasi Kepada Pengguna Perpustakaan 3. Kelengkapan Koleksi

(35)

Variabel Pemanfaatan Perpustakaan (Y)

Pemanfaatan perpustakaan adalah proses atau cara, perbuatan untuk memanfaatkan perpustakaan dengan menggunakan koleksi yang tersedia. Indikator pemanfaatan perpustakaan (variabel Y) adalah :

1. Frekuensi Memanfaatkan Perpustakaan 2. Tujuan Memanfaatkan Perpustakaan

Untuk menentukan skor jawaban dari responden peneliti menggunakan skala Likert, menurut Sugiyono (2006, 86) “Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial”. Adapun bobot setiap jawaban skala Likert adalah sebagai berikut:

1. Jawaban Sangat Setuju mempunyai bobot 5 2. Jawaban Setuju mempunyai bobot 4

3. Jawaban Kurang Setuju mempunyai bobot 3 4. Jawaban Tidak Setuju mempunyai bobot 2

5. Jawaban Sangat Tidak Setuju mempunyai bobot 1

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data pada penelitian ini adalah:

1. Data Primer, yaitu data yang langsung diperoleh dari responden melalui pengisian angket.

2. Studi kepustakaan dan dokumen, yaitu data diperoleh melalui buku, jurnal, majalah, laporan tahunan, situs web dan dokumen lain yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut:

(36)

2. Angket, yaitu pengumpulan data dengan cara memberikan daftar pernyataan (angket) untuk diisi oleh responden.

3. Studi kepustakaan dan dokumentasi, yaitu mengumpulkan data atau dokumen yang berhubungan dengan masalah penelitian.

3.8 Pengujian Angket

Sebelum pembuatan angket maka terlebih dahulu diadakan pengujian angket kepada 30 orang siswa yang selanjutnya tidak diikutkan sebagai sampel. Pengujian angket ini dimaksudkan agar peneliti dapat mengetahui apakah angket tersebut layak atau tidak untuk dijadikan sebagai data penelitian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian, maka angket yang dijadikan sebagai instrumen dalam pengumpulan data harus diuji terlebih dahulu validitas dan reliabilitasnya.

3.9.1 Uji Validitas Instrumen

Pengujian validitas angket penelitian dilakukan melalui proses pengukuran yang akurat. Menurut Sugiyono (2005, 109) bahwa “Instrumen yang valid adalah instrumen yang dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur”. Oleh karena itu, uji validitas dilakukan untuk dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Uji validitas dilakukan dengan melakukan uji coba angket terlebih dahulu sebelum disebarkan kepada responden. Uji coba angket diberikan pada 30 responden yang tidak termasuk dalam sampel penelitian. Uji coba ini dilakukan untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada angket tersebut yang perlu diganti karena dianggap tidak relevan atau tidak tepat.

Untuk menguji validitas data penelitian menggunakan rumus Korelasi Product Moment yang dikembangkan oleh Person sebagai berikut:

�= n (∑xy)− (∑x ∑y)

(37)

Keterangan:

r = Koefisien Korelasi Product Moment n = Jumlah individu dalam sampel X = Angka mentah untuk variabel X Y = Angka mentah untuk variabel Y

Dengan kriteria sebagai berikut:

Jika rhitung>rtabel maka instrumen dinyatakan valid. Jika rhitung<rtabel maka intrumen dinyatakan tidak valid.

3.9.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Selain pengujian validitas instrumen, perlu juga dilakukan pengujian reliabilitas instrumen. Menurut Sugiyono (2005, 110) bahwa “Instrumen yang reliabel adalah instrumen yang apabila digunakan berulang kali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama”. Uji ini dilakukan setelah uji validitas merupakan pernyataan yang sudah valid. Pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan berpedoman pada Cronbach Alpha yaitu:

1. Jika nilai Cronbach Alpha > 0,60 maka variabel atau konstruk tersebut dinyatakan reliabel.

2. Jika nilai Cronbach Alpha < 0,60 maka variabel atau konstruk tersebut dinyatakan tidak reliabel. (Umar, 2008, 106).

Rumus yang digunakan dalam menghitung koefisien Cronbach Alpha adalah sebagai berikut:

� = � � (� −1)� �

∑ ��2 ∑ �2� Keterangan:

r = koefisien reliabilitas instrumen (cronbach alpha) k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ ��2 = total varian butir

�2 = total varian (Umar, 2008).

(38)

3.10 Analisis Data

Data yang terkumpul dari pengisian angket dianalisis berdasarkan: analisis deskriptif, analisis regresi linier sederhana, uji signifikansi secara parsial, dan koefisien determinasi.

3.10.1 Analisis Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif digunakan untuk menganalisa data yang terkumpul dan telah diisi oleh responden dengan cara mendeskripsikan data.

Menurut Sugiyono (2012, 206): “Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.”

Proses menganalisis data pada penelitian ini dilakukan dengan cara; data yang diperoleh ditabulasi dengan menyusun ke dalam tabel kemudian dihitung persentasenya, selanjutnya dianalisis dan diinterpretasikan. Untuk menghitung persentase jawaban yang diberikan responden, digunakan rumus persentase:

P = �

� × 100%

Keterangan : P = Persentase

f = Jumlah jawaban yang diperoleh n = Jumlah responden (Hadi, 2001, 421).

Menafsirkan besarnya persentase yang didapatkan dari tabulasi data, penulis menggunakan metode penafsiran sebagai berikut :

1 - 25 % : Sebagian kecil 26 - 49 % : Hampir setengah 50 % : Setengah

51 - 75 % : Sebagian besar 76 - 99 % : Pada umumnya

(39)

3.10.2 Analisis Regresi Linier Sederhana

Mengukur pengaruh ketersediaan koleksi terhadap pemanfaatan perpustakaan, digunakan analisis regresi linier. Rumus Regresi Linier Sederhana yang digunakan adalah:

Ŷ = a + bX

Dimana :

Ŷ = Pemanfaatan Perpustakaan a = Konstanta

b = Koefisien Regresi X = Ketersediaan Koleksi

3.10.3 Uji Signifikansi Secara Parsial (Uji-t)

Untuk mengetahui signifikansi pengaruh ketersediaan koleksi terhadap pemanfaatan perpustakaan dilakukan dengan uji–t (uji secara parsial).

Kriteria pengujian :

Jika nilai t hitung > t tabel maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya secara parsial ketersediaan koleksi berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan perpustakaan. Sebaliknya jika nilai t hitung < t tabel maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya secara parsial ketersediaan koleksi tidak berpengaruh signifikan terhadap pemanfaatan perpustakaan.

3.10.4 Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur seberapa besar kontribusi atau persentase variabel bebas dalam menjelaskan variabel terikat yaitu dengan melihat nilai R².

Menurut Sugiyono (2005, 186):

(40)
[image:40.595.106.518.167.357.2]

Untuk mengukur kuat atau lemah pengaruh masing-masing variabel berpedoman pada Tabel 3.3:

Tabel 3.3Interpretasi terhadap Pengaruh antar Variabel

Nilai Interpretasi

0,0 – 0,19 Sangat Lemah

0,2 – 0,39 Lemah

0,4 – 0,59 Sedang

0,6 – 0,79 Kuat

0,8 – 0,99 Sangat Kuat

(41)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini berdasarkan observasi, angket dan studi kepustakaan. Pada bab ini, yang menjadi pembahasan adalah pengumpulan data berdasarkan angket, dengan cara memberi daftar pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Angket diberikan kepada anggota perpustakaan sebanyak jumlah sampel penelitian yaitu 81 orang responden.

Penyebaran angket ini dilakukan untuk mengukur pengaruh ketersediaan koleksi terhadap pemanfaatan Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan. Setiap variabel penelitian memiliki beberapa indikator berdasarkan teori-teori kemudian setiap indikator memiliki beberapa butir pernyataan yang akan diolah menggunakan metode statistik.

4.2 Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Pengujian validitas dan reliabilitas instrumen digunakan untuk memperoleh data yang akurat dalam penelitian.

4.2.1 Pengujian Validitas Instrumen

Pengujian validitas merupakan pengujian yang dilakukan untuk mengetahui keakuratan atau ketepatan data dari setiap variabel yang diteliti. Pengujian perlu dilakukan karena untuk mengetahui apakah ada pernyataan-pernyataan pada angket yang dianggap tidak valid sehingga perlu dibuang. Menguji validitas untuk setiap butir pernyataan angket dilakukan dengan mengkorelasikan skor pada tiap-tiap butir pernyataan dengan skor total jawaban responden. Untuk menganalisisnya digunakan r Korelasi Product Moment, dengan kriteria:

Jika rhitung > rtabel dengan taraf signifikansi 5%, maka butir pernyataan tersebut adalah valid.

(42)

Dimana:

df = degree of freedom n = jumlah sampel k = banyaknya variabel

Pengujian validitas instrumen variabel X dan Y dilakukan dengan menganalisis uji coba instrumen yaitu dengan angket. Jumlah butir pernyataan yang diuji coba untuk variabel X adalah sebanyak 11 butir pernyataan, dan Y sebanyak 9 butir pernyataan.

[image:42.595.107.516.439.754.2] [image:42.595.110.515.441.756.2]

Setiap butir pernyataan yang diketahui valid atau tidaknya maka data harus dikonversikan ke rtabel. Nilai rtabel diperoleh dari df = n – 2 yaitu df = 30 – 2 = 28, maka rtabel = 0,361 pada taraf signifikansi 5%. Jika nilai Corrected Item-Total Correlation lebih besar dari 0,361 maka butir pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Adapun hasil pengujian validitas untuk setiap variabel yaitu seperti pada Tabel 4.1. Perhitungan dilakukan dengan bantuan Program SPSS v.18, selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 3.

Tabel 4.1 Ringkasan Hasil Pengujian Validitas

Variabel Butir Pernyataan rtabel rhitung Kesimpulan

Ketersediaan Koleksi (X) 1 0,361 0,556 Valid

2 0,361 0,469 Valid

3 0,361 0,427 Valid

4 0,361 0,703 Valid

5 0,361 0,563 Valid

6 0,361 0,658 Valid

7 0,361 0,703 Valid

8 0,361 0,239 Drop

9 0,361 0,504 Valid

10 0,361 0,670 Valid

11 0,361 0,624 Valid

Pemanfaatan Perpustakaan (Y)

1 0,361 0,785 Valid

2 0,361 0,677 Valid

3 0,361 0,665 Valid

4 0,361 0,632 Valid

5 0,361 0,675 Valid

6 0,361 0,137 Drop

7 0,361 0,420 Valid

8 0,361 0,869 Valid

(43)

Berdasarkan Tabel 4.1 ternyata dari 11 butir pernyataan angket variabel X diperoleh 10 butir pernyataan yang valid atau diterima yaitu butir pertanyaan nomor 1,2,3,4,5,6,7,9,10 dan 11, dan 1 butir pernyataan yang drop atau ditolak yaitu nomor 8. Untuk variabel variabel Y dari 9 butir pernyataan angket diperoleh 8 butir pernyataan yang valid atau diterima yaitu nomor 1,2,3,4,5,7,8 dan 9, dan 1 butir pernyataan yang drop atau ditolak yaitu nomor 6.

4.2.2 Pengujian Reliabilitas Instrumen

Uji Reliabilitas adalah mengukur angket sebagai instrumen penelitian. Setelah semua butir pernyataan dinyatakan valid, maka uji selanjutnya adalah menguji reliabilitas (kehandalan) instrumen. Reliabilitas instrumen digunakan untuk melihat apakah alat ukur yang digunakan menunjukkan konsistensi di dalam mengukur gejala yang sama.

Uji reliabilitas dapat dilakukan bersama-sama terhadap seluruh butir pernyataan untuk lebih dari satu variabel, namun sebaiknya uji reliabilitas dilakukan pada masing-masing variabel sehingga dapat diketahui konstruk variabel mana yang tidak reliabel. Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha > 0,70 (Nugroho, 2005, 72).

Hasil pengujian reliabilitas instrumen ditunjukkan pada Tabel 4.2 sesuai dengan hasil Lampiran 3. Untuk melakukan pengujian reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan bantuan Program SPSS v.18.

Tabel 4.2 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen Variabel Nilai Cronbach Alpha Keterangan

Ketersediaan Koleksi (X) 0,839 Reliabel

Pemanfaatan Perpustakaan (Y) 0,874 Reliabel

Sumber: Hasil Penelitian, 2014

(44)

4.3 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisa data yang terkumpul yang telah diisi oleh responden dengan cara mendeskripsikan data.

4.3.1 Tanggapan Responden Terhadap Variabel Ketersediaan Koleksi

Ketersediaan koleksi adalah adanya sejumlah koleksi atau bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan, dan koleksi tersebut disediakan agar dapat dimanfaatkan oleh pengguna perpustakaan. Adapun indikator untuk mengukur ketersediaan koleksi yaitu: (1) Relevansi koleksi, (2) Berorientasi kepada pengguna perpustakaan, (3) Kelengkapan koleksi, (4) Kemutakhiran koleksi. Untuk mengetahui tanggapan responden atas ketersediaan koleksi yang terdapat pada Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan dapat dilihat dari jawaban responden pada angket pernyataan nomor 1 sampai dengan 10.

[image:44.595.104.518.437.596.2]

Tanggapan responden terhadap relevansi koleksi perpustakaan dengan kurikulum sekolah, dapat dilihat pada Tabel 4.3:

Tabel 4.3 Relevasi koleksi perpustakaan dengan kurikulum sekolah

Pernyataan Pilihan

Jawaban Frekwensi Persentase (%) Koleksi yang tersedia di

perpustakaan relevan dengan kurikulum sekolah

SS 14 17,3

S 5 6,2

KS 32 39,5

TS 30 37,0

STS - -

Total 81 100

(45)

Berdasarkan hasil interpretasi di atas dapat disimpulkan bahwa pada umumnya (76,5%) responden menyatakan kurang setuju bahwa koleksi yang tersedia di Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan relevan dengan kurikulum sekolah. Dengan demikian disarankan kepada pihak Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan agar meningkatkan relevansi koleksi perpustakaan dengan kurikulum yang ada di sekolah.

[image:45.595.109.517.319.477.2]

Tanggapan responden terhadap pencakupan koleksi perpustakaan dengan seluruh bidang ilmu tingkat SMP, dapat dilihat pada Tabel 4.4:

Tabel 4.4 Pencakupan koleksi perpustakaan dengan seluruh bidang ilmu tingkat SMP

Pernyataan Pilihan

Jawaban Frekwensi Persentase (%) Koleksi yang tersedia di

perpustakaan mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan tingkat SMP

SS 34 42,0

S 35 43,2

KS 12 14,8

TS - -

STS - -

Total 81 100

Data pada Tabel 4.4 diinterpretasikan bahwa sebanyak 34 responden atau sebesar 42,0% menyatakan sangat setuju bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan tingkat SMP dan sebanyak 35 responden atau sebesar 43,2% menjawab setuju, sedangkan 12 responden atau sebesar 14,8% menyatakan kurang setuju.

(46)

Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan agar koleksi yang tersedia di perpustakaan tetap mencakup seluruh bidang ilmu pengetahuan tingkat SMP. .

[image:46.595.106.521.223.396.2]

Tanggapan responden terhadap kesesuaian koleksi perpustakaan dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan, dapat dilihat pada Tabel 4.5:

Tabel 4.5 Kesesuaian koleksi perpustakaan dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan

Pernyataan Pilihan

Jawaban Frekwensi Persentase (%) Koleksi yang tersedia di

perpustakaan sesuai dengan kebutuhan informasi yang saya butuhkan

SS 16 19.8

S 12 14,8

KS 17 21,0

TS 33 40,7

STS 3 3,7

Total 81 100

Data pada Tabel 4.5 diinterpretasikan bahwa sebanyak 16 responden atau sebesar 19,8% menyatakan sangat setuju bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan sesuai dengan kebutuhan informasi yang dibutuhkan dan sebanyak 12 responden atau sebesar 14,8% menjawab setuju, sedangkan 17 responden atau sebesar 21,0% menyatakan kurang setuju kemudian 33 responden atau sebesar 40,7% menyatakan tidak setuju serta 3 responden atau sebesar 3,7% menyatakan sangat tidak setuju. .

(47)
[image:47.595.105.518.153.314.2]

Tanggapan responden terhadap koleksi perpustakaan yang membantu dalam proses belajar, dapat dilihat pada Tabel 4.6:

Tabel 4.6 Koleksi perpustakaan dalam membantu proses belajar

Pernyataan Pilihan

Jawaban Frekwensi Persentase (%) Koleksi yang tersedia di

perpustakaan membantu saya dalam proses belajar

SS 17 21,0

S 44 54,3

KS 12 14,8

TS 8 9,9

STS - -

Total 81 100

Data pada Tabel 4.6 diinterpretasikan bahwa sebanyak 17 responden atau sebesar 21,0% menyatakan sangat setuju bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan membantu dalam proses belajar dan sebanyak 44 responden atau sebesar 54,3% menjawab setuju, sedangkan 12 responden atau sebesar 14,8% menyatakan kurang setuju serta 8 responden atau sebesar 9,9% menyatakan tidak setuju.

(48)
[image:48.595.102.524.155.315.2]

Tanggapan responden terhadap koleksi perpustakaan sebagai sumber informasi dalam mengerjakan tugas sekolah, dapat dilihat pada Tabel 4.7:

Tabel 4.7 Koleksi perpustakaan sebagai sumber informasi

Pernyataan Pilihan

Jawaban Frekwensi Persentase (%) Koleksi yang tersedia di

perpustakaan menjadi rujukan atau sumber informasi bagi saya dalam mengerjakan tugas sekolah

SS 24 29,6

S 35 43,2

KS 21 25,9

TS 1 1,2

STS - -

Total 81 100

Data pada Tabel 4.7 diinterpretasikan bahwa sebanyak 24 responden atau sebesar 29,6% menyatakan sangat setuju bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan menjadi rujukan atau sumber informasi dalam mengerjakan tugas sekolah dan sebanyak 35 responden atau sebesar 43,2% menjawab setuju, sedangkan 21 responden atau sebesar 25,9% menyatakan kurang setuju serta 1 responden atau sebesar 1,2% menyatakan tidak setuju.

(49)
[image:49.595.106.520.179.346.2]

Tanggapan responden terhadap koleksi perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi, baik dari segi edukatif, informatif dan rekreatif, dapat dilihat pada Tabel 4.8:

Tabel 4.8 Koleksi perpustakaan dalam memenuhi kebutuhan informasi

Pernyataan Pilihan

Jawaban Frekwensi Persentase (%) Koleksi yang tersedia di

perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi saya, baik dari segi edukatif, informatif, dan rekreatif

SS 22 27,2

S 42 51,9

KS 14 17,3

TS 3 3,7

STS - -

Total 81 100

Data pada Tabel 4.8 diinterpretasikan bahwa sebanyak 22 responden atau sebesar 27,2% menyatakan sangat setuju bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan memenuhi kebutuhan informasi, baik dari segi edukatif, informatif dan rekreatif dan sebanyak 42 responden atau sebesar 51,9% menjawab setuju, sedangkan 14 responden atau sebesar 17,3% menyatakan kurang setuju serta 3 responden atau sebesar 3,7% menyatakan tidak setuju.

(50)
[image:50.595.106.519.156.324.2]

Tanggapan responden terhadap kelengkapan koleksi perpustakaan, dapat dilihat pada Tabel 4.9:

Tabel 4.9 Kelengkapan koleksi perpustakaan

Pernyataan Pilihan

Jawaban Frekwensi Persentase (%) Koleksi yang tersedia di

perpustakaan lengkap dan memadai

SS 23 28,4

S 37 45,7

KS 17 21,0

TS 4 4,9

STS - -

Total 81 100

Data pada Tabel 4.9 diinterpretasikan bahwa sebanyak 23 responden atau sebesar 28,4% menyatakan sangat setuju bahwa koleksi yang tersedia di perpustakaan lengkap dan memadai dan sebanyak 37 responden atau sebesar 45,7% menjawab setuju, sedangkan 17 responden atau sebesar 21,0% menyatakan kurang setuju serta 4 responden atau sebesar 4,9% menyatakan tidak setuju.

(51)
[image:51.595.106.520.179.345.2]

Tanggapan responden te

Gambar

Tabel 3.1 Anggota Perpustakaan SMP Negeri 41 Medan Tahun 2014
Tabel 3.2 Penentuan Sampel Berdasarkan Strata
Tabel 3.3 Interpretasi terhadap Pengaruh antar Variabel
Tabel 4.1. Perhitungan dilakukan dengan bantuan Program SPSS v.18,
+7

Referensi

Dokumen terkait

PEKERJAAN : PAKET 3 REHABILITASI JARINGAN IRIGASI DI KAPILALER DS KUJON, JAMBUKIDUL KEC CEPER SUMBER DANA : DAK Dan APBD Kab Klaten. HPS

AGENDA HARIAN GURU MADRASAH TSANAWIYAH MIFTAHUL AZIZ SEMESTER GANJIL 2014/2015.

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa respirasi tanah pada berbagai lokasi di TNBBS bervariasi, respirasi tanah tertinggi di lokasi Pemerihan dan terendah di

Pengaruh Assets Growth dan Dana Pihak Ketiga Terhadap Profitabilitas Perbankan yang Listing di BursaEfek Indonesia (BEI) dengan Kecukupan Modal Sebagai Pemoderasi.

Dalam sebuah suratnya kepada Tjipto Mangunkusumo bulan Juni Sukarno menyatakan pendapatnya bahwa kongres tersebut telah menanamkan kepercayaan diri yang lebih besar kepada

Jenis dan jumlah senyawa Pb yang dikeluarkan dari pembakaran bensin dari kendaraan bermotor dapat dilihat pada tabel 3 di

Melakukan pengukuran Gross Motor untuk dikaji dan disiapkan menjadi sampel sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi, menghitung hasil yang telah diperoleh dari

The results of the analysis of the data routed to see if the science and mathematics teaching material based PISA had been prepared, especially those related