• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW) DAN TALKING-STICKPADA MATERI RUANG DIMENSITIGA DI KELAS X SMA SWASTA RAKSANA MEDANT.A 2015/2016.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW) DAN TALKING-STICKPADA MATERI RUANG DIMENSITIGA DI KELAS X SMA SWASTA RAKSANA MEDANT.A 2015/2016."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE

(TTW) DAN TALKING- STICK PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA DI KELAS X SMA SWASTA RAKSANA MEDAN T.A 2015/2016

Oleh :

Banilameywati Marbun NIM.4123111009

Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

ii

RIWAYAT HIDUP

Banilameywati Marbun dilahirkan di Lahewa (Nias) pada tanggal 29 Mei 1994.

Ayah bernama L.Marbun dan Ibu bernama A. Zega dan merupakan anak pertama

dari lima bersaudara. Pada tahun 2000 penulis masuk SD Swata St. Fransiskus

Pandan dan lulus tahun 2006. Pada tahun 2006, penulis melanjutkan sekolah di

SMP Swasta St. Fransiskus Aek Tolang dan lulus pada tahun 2009. Pada tahun

2009 penulis melanjutkan sekolah di SMAN 1 Plus Matauli Pandan dan lulus

pada tahun 2012. Pada tahun 2012, penulis diterima di program studi Pendidikan

Matematika Jurusan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

(4)

PERBANDINGAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIK ANTARA MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK-TALK-WRITE (TTW) DAN TALKING- STICK PADA MATERI RUANG DIMENSI TIGA

DI KELAS X SMA SWASTA RAKSANA MEDAN T.A 2015/2016

BANILAMEYWATI MARBUN (NIM. 4123111009)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan dan perbandingan kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) dan kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Talking- Stick pada materi ruang dimensi tiga di kelas X SMA Swasta Raksana Medan.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen semu. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMA Swasta Raksana Medan dan sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X-1sebagai kelas eksperimen 1 dan kelas X-4 sebagai kelas eksperimen 2 yang masing-masing berjumlah 36 siswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini digunakan tes esai dengan jumlah soal 7 item Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa kelas eksperimen 1 adalah sebesar

53,33 dan rata-rata peningkatan kemampuan komunikasi matematik siswa

kelas eksperimen 2 adalah sebesar 48,8333. Pada uji pihak kanan dengan dk 70 dan � = 0,05 diperoleh thitung = 4,21083 dan ttabel = 1,6745 sehingga thitung > ttabel maka H ditolak dan sebaliknya H diterima . Sehingga diperoleh bahwa kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk-Write (TTW) lebih baik dari pada kemampuan komunikasi matematik siswayang diajar dengan model pembelajaran kooperatif tipe Talking- Stick khususnya pada materi ruang dimensi tiga.

(5)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa yang telah melimpahkan

kasih dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematik Antara Model

Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write (TTW) dan Talking- Stick Pada

Materi Ruang Dimensi Tiga Di Kelas X SMA Swasta Raksana Medan T.A

2015/2016”.

Dalam skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak,

oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih

yang sebesar-besarnya kepada:

1. Kedua orang tua tercinta, yaitu Ayahanda L. Marbun dan Ibunda A.

Zega, yang telah memberikan semangat serta doa dan materi dalam

penyelesaian perkulihaan.

2. Prof. Dr. P. Siagian, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi yang telah

membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan

penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Drs. Yasifati Hia, M.Si, Prof. Mukhtar, M.Pd, Budi Halomoan, S.Pd,

M.Sc selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik serta saran

dalam pembuatan skripsi.

4. Drs. M. Manullang, M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang

telah membimbing dan mengarahkan penulis dalam melaksanakan

penelitian hingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

5. Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri

Medan yang telah memberikan ijin dan kesempatan untuk

menyelesaikan studi Strata 1 di Universitas Negeri Medan.

6. Dr. Asrin Lubis, M.Pd selaku Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam.

7. Dr. Edy Surya, M.Si selaku Ketua Jurusan Matematika dan Drs.

Yasifati Hia, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Matematika Universitas

Negeri Medan.

(6)

9. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Matematika yang tidak bosan-bosannya

membimbing,, mengingat dan terus mengajari saya selama perkulihan.

10.Drs. Hotman Situmorang selaku Kepala Sekolah SMA Swata Raksana

Medan beserta stafnya yang telah memberikan izin dan kemudahan

selama peneliti melakukan peneltian.

11.Adik tercinta penulis Noperianti, Edi Saputra, Dewi Sartika dan Maria

Thresia yang selalu memberikan semangat serta doa.

12.Abang penulis yang terkasih Joni L. Manullang yang selalu

mendukung, memberi semangat dan membantu penulis.

13.Keluarga kecil Ellionai ( Kak Ayu Sibuea, Kak Apriani Simanjuntak,

Minar Pakpahan, Minar Sinaga, Royarti Tamba, Elita Silaban dan

Lambok Simanjuntak) yang selalu memberikan semangat selama

pengerjaan skripsi.

14.Teman-teman seperjuangan Fiveser (Agnes Agustina Purba, Yessika

Tambunan, Margaret Siringo-ringo, dan Maria Silalahi) yang

senantiasa mendukung penulis selama pengerjaan skripsi

15.Teman teman DIK B 2012 Agnes Agustina Purba, Yessika Tambunan,

Margaret Siringo-ringo, Maria Silalahi , Irawati, Elisa Sinaga, Rosa

Intan Nia Sinaga, Lisnawati Tampubolon, Thevran, Doksen, Firman,

Roy dan teman-teman lainnya.

16.Teman-teman PPLT SMKN 2 Balige (Maya, Rugun, Erlika, Eva,

Azmo,Sutan, John dan teman lainnya) yang selalu memberikan

semangat kepada penulis

17.Keluarga besar UKMKP- UP MIPA yang selalu memberikan semangat

kepada penulis.

18.Keluarga besar IKBKM yang selalu memberikan semangat kepada

penulis.

Penulis berharap semoga Tuhan Yesus Kristus membalas kebaikan dari

semua pihak yang telah banyak membantu dan memotivasi penulis dalam

(7)

vi

penulis menyadari bahwa isi yang disajikan dalam skripsi ini masih memiliki

kekurangan dan ketidaksempurnaan. Untuk itu, kritik dan saran yang membangun

dari pembaca sangat diharapkan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat

bermanfaat. .

Medan, 2016

penulis,

(8)

DAFTAR ISI

2.1.2 Pembelajaran Matematika 12

2.1.3 Komunikasi 13

2.1.4 Komunikasi Matematik 16

2.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif 21

2.1.5.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif 21 2.1.5.2 Tujuan Model Pembelajaran Kooperatif 22 2.1.5.3 Unsur Penting dan Prinsip Utama

Pembelajaran Kooperatif 23

2.1.5.4 Langkah-langkah Pembelajaran Kooperatif 25 2.1.5.5 Kelebihan dan Kelemahan Pembelajaran

Kooperatif 26

2.1.6 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe

Think Talk Write (TTW) 27

2.1.6.1Kemampuan Berpikir, Berdiskusi

dan Menulis (Think Talk Write) 27 2.1.6.2Keutamaan Think Talk Write (TTW) 29 2.1.6.3Kelebihan dan Kekurangan Model

(9)

vii

Pembelajaran Think Talk Write (TTW) 32 2.1.6.5Langkah-langkah Pembelajaran

think-talk-write (TTW) 34

2.1.7 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Talking Stick 39 2.1.7.1Kelebihan dan Kelemahan Model

Pembelajaran Kooperatif tipe Talking Stick 40 2.1.7.2Langkah-langkah Pembelajaran

Pembelajaran Talking Stick 41

2.1.8 Ruang Dimensi Tiga 42

2.1.8.1Jarak Pada Bangun Ruang 43

2.2 Penelitian yang Relevan 48

3.6.2 Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematik 67

3.6.3 Uji Validitas 69

3.7.5 Analisis Pengujian Hipotesis 75

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

4.1 Deskripsi Hasil Penelitian 77

4.1.1 Hasil Uji Instrumen (Tes) 77

(10)

4.1.3 Skor Pretest Kelas Eksperimen I dan Kelas Eksperimen 2 79

4.2 Analisis Data Hasil Penelitian 80

4.2.1 Uji Normalitas Data 80

4.2.2 Uji Homogenitas Data 81

4.2.3 Uji Hipotesis 82

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian 84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 88

5.1 Kesimpulan 88

5.2 Saran 89

(11)

x

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Pola Jawaban Siswa 3

Tabel 2.1 Aspek Komunikasi Matematik 18

Tabel 2.2 Langkah-langkah Model Pembelajaran Kooperatif 25

Tabel 2.3 Sintaks Pembelajaran dengan Strategi Think Talk Write 36

Tabel 3.1 Rancangan Penelitian 57

Tabel 3.2 Kisi-kisi Pretest dan Posttest 62

Tabel 3.3 Pedoman Penilaian Kemampuan Komunikasi Matematika 67

Tabel 3.4 Perhitungan Validitas Pretest 70

Tabel 3.5 Perhitungan Validitas Posttest 70

Tabel 3.6 Kriteria Tingkat Reliabilitas 71

Tabel 3.7 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Pretest 72

Tabel 3.8 Perhitungan Tingkat Kesukaran Soal Posttest 72

Tabel 3.9 Perhitungan Uji Daya Pembeda Soal Pretest 73

Tabel 3.10 Perhitungan Uji Daya Pembeda Soal Posttest 73

Tabel 4.1 Hasil Uji Soal Pretest 77

Tabel 4.2 Hasil Uji Soal Posttest 77

Tabel 4.3 Data Pretest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 78

Tabel 4.4 Data Postest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas Eksperimen 2 79

Tabel 4.5 Ringkasan Hasil Uji Normalitas 81

Tabel 4.6 Ringkasan Hasil Uji Homogenitas 82

(12)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar 2.1 Langkah-langkah pembelajaran Strategi TTW 35

Gambar 2.2 Jarak dua titik 43

Gambar 2.3 Jarak titik ke garis 43

Gambar 2.4 Segitiga PBA 44

Gambar 2.5 Jarak titik ke bidang 44

Gambar 2.6 Bidang W dan Bidang V 45

Gambar 2.7 Jarak Dua Garis Sejajar 45

Gambar 2.8 Jarak Garis dan Bidang yang Sejajar 46

Gambar 2.9 Jarak Dua Bidang yang Sejajar 47

Gambar 2.10 Jarak Dua Garis Bersilangan 47

Gambar 2.11 bidang α yang melalui garis l dan tegak lurus garis k 48

Gambar 3.1 Prosedur Penelitian 60

Gambar 4.1 Diagram Data Pretest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

Eksperimen 2 79

Gambar 4.1 Diagram Data Posttest Kelas Eksperimen 1 dan Kelas

(13)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen I) 92

Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Kelas Eksperimen II) 109

Lampiran 3 Lembar Aktivitas Siswa 1 129

Lampiran 4 Lembar Aktivitas Siswa 2 133

Lampiran 5 Lembar Aktivitas Siswa 3 137

Lampiran 6 Kisi-Kisi Soal Pretest dan Posttest 142

Lampiran 7 Soal Pretest 148

Lampiran 8 Kunci Jawaban dan Pedoman Penskoran Soal Pretest 150

Lampiran 9 Soal Posttest 157

Lampiran 10 Kunci Jawaban dan pedoman Penskoran Soal Posttest 158

Lampiran 11 Kriteria Penskoran Kemampuan Komunikasi Matematik 167

Lampiran 12 Lembar Validitas Pretest 170

Lampiran 13 Lembar Validitas Posttest 179

Lampiran 14 Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas Eksperimen 1 188

Lampiran 15 Lembar Observasi Aktivitas Guru di Kelas Eksperimen 2 194

Lampiran 16 Hasil Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (Eksperimen 1) 200

Lampiran 17 Hasil Lembar Obsevasi Kegiatan Guru (Eksperimen 2) 201

Lampiran 18 Perhitungan Uji Validitas 202

Lampiran 19 Perhitungan Uji Reliabilitas 205

Lampiran 20 Perhitungan Uji Tingkat Kesukaran Tes 207

Lampiran 21 Perhitungan Uji Daya Pembeda 210

Lampiran 22 Rekapitulasi Hasil Uji Validitas, Reliabilitas, Daya Pembeda

dan Taraf Kesukaran 214

Lampiran 23 Data Nilai Pretest Dan Posttest Kelas Eksperimen 1 215

Lampiran 24 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Data

Pretest Kelas Eksperimen 1 217

Lampiran 25 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varians Data

(14)

Lampiran 26 Data Nilai Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen 2 219

Lampiran 27 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varian Data

Pretest Kelas Eksperimen 2 221 Lampiran 28 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varian Data

Postestt Kelas Eksperimen 2 222

Lampiran 29 Perhitungan Uji Normalitas 223

Lampiran 30 Perhitungan Uji Homogenitas 228

Lampiran 31 Data Hasil Selisih Pretest dan Posttest 230

Lampiran 32 Perhitungan Rata-rata, Standar Deviasi dan Varian Data

Peningkatan (Selisih Pretest dan Posttest) 233

Lampiran 33 Pengujian Hipotesis 235

Lampiran 34 Daftar Absen Siswa 240

(15)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Proses belajar mengajar dikelas dapat berhasil bergantung pada cara

bagaimana guru menyampaikan suatu pembelajaran, metode pembelajaran yang

digunakan guru, aspek kemampuan yang lebih ditekankan guru. Berdasarkan hasil

observasi yang dilakukan peneliti di SMA Swasta Raksana Medan tanggal 28

Januari 2016 terdapat berbagai masalah mengenai keberhasilan kegiatan proses

belajar mengajar di kelas. Masalah pertama yaitu guru menyampaikan suatu

pembelajaran dengan paradigma transfer of knowledge yang menjadikan siswa

menjadi pasif. Hasil pengamatan ditemukan bahwa guru masih menggunakan

model pembelajaran konvensional dimana pembelajaran lebih berpusat pada guru,

peserta didik lebih banyak mendengarkan penjelasan dari guru. Kondisi ini

mengakibatkan siswa menjadi kurang aktif dan kurang tertarik dalam

mengungkapkan ide atau memberi penjelasan dari permasalahan yang diberikan

dalam mengikuti pelajaran matematika. Akan berdampak juga dengan

kemampuan komunikasi matematik siswa yang menjadi kurang berkembang. Dari

permasalahan yang diungkapkan diatas dibutuhkan model pembelajaran yang

mampu menjadikan siswa lebih aktif dan mampu meningkatkan kemampuan

komunikasi matematik siswa. Model pembelajaran yang mendukung untuk hal

tersebut adalah model pembelajaran Think-Talk-Write dan Talking Stick yang

menekankan pada komunikasi matematik siswa.

Masalah pertama yang diidentifikasi oleh peneliti di SMA Swasta Raksana

Medan adalah guru masih menganut paradigma transfer of knowledge dalam

kegiatan pembelajaran matemtika. Paradigma ini beranggapan bahwa siswa

merupakan objek atau sasaran belajar dimana berbagai usaha proses pembelajaran

lebih banyak dilakukan oleh guru. Kegiatan seperti mencari, mengumpulkan,

memecahkan dan menyampaikan informasi dan permasalahan matematika

dilakukan oleh guru. Hal tersebut ditujukan hanya agar peserta didik memperoleh

pengetahuan. Didukung dengan hasil pengamatan yang dilakukan peneliti di kelas

(16)

X SMA Swasta Raksana peran guru masih lebih banyak dalam kegiatan

pembelajaran dibandingkan siswa. Sehingga mengakibatkan siswa menjadi pasif,

dan tidak ada umpan balik dari siswa keguru dalam kegiatan pembelajaran.

Kurang aktifnya siswa dalam kegiatan pembelajaran dikelas juga menjadi

salah satu masalah dalam proses belajar mengajar yang ditemukan di siswa kelas

X SMA Swasta Raksana Medan. Siswa hanya mendengarkan penjelasan materi

dan mengerjakan soal yang diberikan guru tanpa ada respon, kritik, atau pertanyaan kepada guru. Berdasarkan hasil observasi juga terdapat siswa yang

tidak memperhatikan guru menjelaskan materi di depan kelas. Akibatnya siswa

akan kurang maksimal menerima dan memahami materi pelajaran tersebut.

Ketika proses belajar mengajar berlangsung terdapat siswa kurang tertarik

untuk belajar matematika. Aktifitas siswa hanya mengulang prosedur atau

menghafal logaritma tanpa diberi peluang lebih banyak berinteraksi dengan

sesama akan menjadikan siswa menjadi bosan. Begitu juga dengan materi yang

sulit dipadu dengan pembelajaran yang tidak menarik atau tidak bervariasi juga

menjadi penyebabnya. Kondisi seperti ini didukung dengan hasil observasi siswa

dikelas X SMA Swasta Raksana Medan pada saat proses pembelajaran yang

dilakukan guru dimana siswa hanya duduk diam mendengarkan guru menjelaskan

materi bahkan kurang tertarik untuk memberi penjelasan atau ide dari masalah

(soal) yang diberikan. Pembelajaran matematika seperti diatas, mengakibatkan

motivasi siswa dalam belajar matematika akan menjadi rendah dan proses

pembelajaran menjadi kurang efektif.

Masalah berikutnya yang juga terjadi dalam kegiatan pembelajaran

matematika adalah siswa kelas X SMA Swasta Raksana masih sulit

mengungkapkan ide dan penjelaan dari permasalahan matematika yang diberikan.

Hal ini disebabkan karena siswa belum terbiasa bahkan tidak memiliki keberanian

untuk menjelaskan suatu ide dari permasalah matematika yang diberikan guru.

Akibatnya ketika dihadapkan pada permasalahan matematika siswa menjadi pasif

dan proses pembelajaran akan menjadi kurang efektif.

Kemampuan komunikasi matematik siswa adalah kemampuan dan

(17)

3

Berdasarkan pemberikan tes diagnostik kepada siswa kelas X SMA Swasta

Raksana Medan menyatakan bahwa kemampuan komunikasi matematika siswa

masih rendah. Siswa masih sulit mengembangkan kemampuan menggunakan

bahasa matematika dalam mengkomunikasikan ide atau gagasan matematika serta

memajukan tingkat kemampuan komunikasi matematik siswa. Berikut adalah

hasil dari jawaban siswa berdasarkan soal yang diberikan.

Tabel 1.1 Pola Jawaban Siswa Soal no 1

Gambarlah sebuah kubus KLMN.PQRS, dan tentukan letak : a. Titik sudut c. Rusuk

b. Diagonal sisi d. Diagonal ruang

Siswa kurang mampu menyatakan ide matematika melalui ucapan, tulisan, demonstrasi dan melukis secara visual masih kurang.

b. Tiitk A dan titik O, dengan O adalah titik yang berada di tengah CG

(18)

Soal No 3

Dari soal nomor 2, berapakah besar sudut yang dibentuk oleh garis AC dan BC

Siswa tidak mampu

mengkonstruk, menafsirkan dan menghubungkan bermacam-macam representasi dari masalah yang diberikan. Dari jawaban siswa tersebut tampak siswa tidak mampu mengkomunikasikan maksud dari soal yang diberikan. Soal No 4

Ayah membeli aquarium tanpa tutup berbentuk balok dengan panjang 35 cm, lebar 15 cm dan tingginya 20 cm. Agar ikannya tidak keluar dari akuarium ayah memutuskan untuk mengisi airnya bagian akuarium. Hitunglah luas permukaan akuarium tersebut

dan berapa volume air yang dibutuhkan ayah untuk mengisi akuarium?

Siswa tidak mampu

Hasil tes diagnostik menyatakan bahwa kemampuan komunikasi

matematik siswa pada materi ruang dimensi tiga masih rendah. Tes diagnostik

yang diberikan berupa materi prasyarat ruang dimensi tiga yaitu mengenai

unsur-unsur bangun ruang, panjang garis, dan volum serta luas permukaan bangun

ruang. Siswa sulit untuk mengungkapkan ide atau memberi penjelasan dari

(19)

5

mengemukakan alur berpikir mereka dalam mengerjakan suatu soal dimensi tiga,

mereka mengalami kesulitan dan terkesan tidak tertarik untuk mencoba menjawab

pertanyaan yang diajukan.

Kemampuan komunikasi antara guru dan siswa maupun siswa dengan

siswa sangat penting dalam proses belajar mengajar untuk tercapainya tujuan

pembelajaran. Terdapat dua alasan yang dikemukakan Baroody (dalam Ansari,

2009 : 4) mengapa kemampuan komunikasi matematik siswa sangat dibutuhkan selama proses belajar mengajar, yakni :

“Pertama, Matematics as languange, artinya matematika tidak hanya

sekedar alat bantu berpikir (a tool to aid thinking), alat untuk menemukan pola, menyelesaikan masalah atau mengambil kesimpulan, tetapi matematika juga sebagai suatu alat yang berharga untuk mengkomunikasikan berbagai ide secara jelas, tepat dan cermat (an invaluabel tool for communicating a varriety of ideas clearly, precisely, and succintly). Kedua, matematics learning as social activity, artinyasebagai aktivitas sosial dalam pembelajaran matematika juga sebagai wahana interaksi antar siswa, dan juga komunikasi antara guru dan siswa”.

Berbeda dari kenyataan, bahwa kemampuan komunikasi adalah

kemampuan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar matematika.

Untuk itu, dari masalah yang diungkapkan diatas maka diperlukan model

pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan komunikasi matematika.

Antara lain model pembelajaran kooperatif tipe Think-Talk_Write (TTW) dan

Talking Stick. Model pembelajaran Think-Talk_Write (TTW) dan Talking Stick

merupakan tipe pembelajaran yang mengedepankan perlunya siswa

mengkomunikasikan atau menjelaskan hasil pemikiran matematikanya.

Ansari (2009:69) mengatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe

Think-Talk-Write merupakan model pembelajaran yang dapat

menumbuhkembangkan kemampuan pemahaman dan komunikasi matematika

siswa. Pembelajaran ini pada dasarnya dibangun melalui berpikir, berbicara, dan

menulis. Di mulai dari keterlibatan siswa dalam berpikir atau berdialog dengan

dirinya sendiri setelah proses membaca, selanjutnya berbicara dan membagi ide

(20)

Dengan begitu siswa dapat melatih berbicara untuk mengungkapkan suatu

ide dari permasalahan yang diberikan oleh guru dan menciptakan suasana

pembelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Suasana seperti ini

lebih efektif jika dilakukan dalam kelompok. Dalam kelompok ini siswa diminta

membaca, membuat catatan kecil, menjelaskan, mendengar dan membagi ide

bersama teman dan kemudian mengungkapkannya melalui tulisan.

Selain itu Suprijono (2009:109) juga mengungkapkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick mendorong siswa untuk berani

mengemukakan pendapat. Model pembelajaran kooperatif tipe Talking Stick

merupakan sebuah model pembelajaran yang berorientasi pada interaksi atau

komunikasi antar siswa dalam suasana belajar yang menjadikan leih aktif dan

menarik. Model pembelajaran ini dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang

memegang tongkat wajib mendapat pertanyaan dari guru setelah siswa

mempelajari materi pokoknya.

Dari kedua model pembelajaran tersebut peneliti bermaksud mengadakan

penelitian untuk melihat perbandingan model pembelajaran kooperatif tipe

Think-Talk-Write dan Talking Stick terhadap kemampuan komunikasi matematik siswa.

Untuk pemilihan meteri, penulis memilih materi Ruang Dimensi Tiga dimana

masih kurangnya pemahaman siswa terhadap materi Ruang Dimensi Tiga yaitu

jarak pada bangun ruang.

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, peneliti bermaksud

mengadakan penelitian berjudul, “Perbandingan Kemampuan Komunikasi Matematik Antara Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Talk-Write (TTW) dan Talking- Stick Pada Materi Ruang Dimensi Tiga Di Kelas X SMA Swasta Raksana Medan T.A 2015/2016 “

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas terdapat beberapa masalah yang

(21)

7

1. Cara guru di SMA Swasta Raksana menyampaikan pembelajaran dengan

menganut paradigma transfer of knowllege membuat siswa pasif dalam

belajar

2. Keaktifan siswa di kelas X SMA Raksana Medan dalam mengikuti

kegiatan belajar mengajar matematika masih rendah

3. Siswa kelas X SMA Raksana Medan kurang tertarik untuk

mengungkapkan ide atau memberi penjelasan dari permasalahan yang ada dalam mengikuti pelajaran matematika.

4. Peserta didik kelas X di SMA Swasta Raksana Medan sulit untuk

mengungkapkan ide atau memberi penjelasan dari permasalah yang

diberikan

5. Kemampuan komunikasi matematika siswa di kelas X SMA Raksana

Medan masih rendah

1.3 Batasan Masalah

Supaya penelitian lebih terarah maka masalah yang akan diteliti terbatas

pada : kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajar dengan

menggunakan model kooperatif tipe Think-Talk-Write dan Talking Stick di kelas

X SMA Swasta Raksana Medan T.A 2015/2016

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah diuraikan

diatas maka, rumusan masalah penelitian ini adalah :

1. Bagaimana perbedaan kemampuan komunikasi matematik siswa yang

mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe

Think-Talk-Write dengan model kooperatif tipe Talking Stick di kelas X SMA Swasta

Raksana Medan T.A 2015/2016?

2. Bagaimana perbandingan kemampuan komunikasi matematika siswa yang

diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe Think-Talk-Write dan

kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajar dengan

menggunakan model kooperatif Talking Stick di kelas X SMA Swasta

(22)

1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah :

1. Untuk mengetahui adanya perbedaan kemampuan komunikasi matematik

siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe

Think-Talk-Write dengan model kooperatif tipe Talking Stick di kelas X

SMA Swasta Raksana Medan T.A 2015/2016

2. Untuk mengetahui perbandingan kemampuan komunikasi matematika

siswa yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe

Think-Talk-Write dan kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajar dengan

menggunakan model kooperatif Talking Stick di kelas X SMA Swasta

Raksana Medan T.A 2015/2016.

1.6 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan memberikan

sumbangan pemikiran atau masukan yang berarti terhadap peningkatan kualitas

pendidikan terutama :

1. Bagi siswa, sebagai alat bantu siswa dalam memahami pelajaran

matematika dan untuk meningkatkan kemampuan komunikasi matematika

siswa.

2. Bagi guru, sebagai pengetahuan untuk meningkatkan kemampuan

komunikasi matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think-Talk-Write dan Talking Stick

3. Bagi sekolah, sebagai bahan pertimbangan dalam mengambil

kebijaksanaan dalam pembelajaran matematika.

4. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk dapat menerapkan model

pembelajaran yang tepat dalam kegiatan belajar mengajar di sekolah

dimasa yang akan datang.

1.7 Definisi Operasional

Untuk mnghindari terjadinya perbedaan penafsiran terhadap istilah-istilah

yang terdapat pada rumusan masalah dalam penelitian ini, perlu dikemukakan

(23)

9

1. Kemampuan komunikasi matematik adalah kemampuan dalam

mengekspresikan matematika, dimana siswa dapat menyatakan ide-ide

matematika menggunakan simbol atau bahasa matematika secara tertulis,

dapat melukiskan atau menggambarkan dan membaca gambar, diagram

atau grafik serta pemahaman matematika dimana siswa dapat menjelaskan

secara langsung masalah dengan memberikan argumen terhadap

permasalahan matematika yang diberikan

2. Pembelajaran Kooperatif adalah rangkaian kegiatan belajar siswa

menekankan dan mendorong kerja sama antar siswa dalam suatu

kelompok tertentu

3. Model pembelajarn kooperatif tipe think-talk-write (TTW) merupakan

rangkaian pembelajaran yang terdiri dari tiga tahap yaitu :

a. THINK : siswa secara individual membaca, berpikir dan menuliskan

hal-hal penting dari bahan pembelajaran yang disajikan dalam LAS

b. TALK: siswa mengkomunikasikan hasil kegiatan membacanya pada

tahap think melalui diskusi dalam kelompoknya yang terdiri dari 4-5

orang siswa

c. WRITE : siswa secara individual menulis hasil diskusi berdasarkan

pemikiran dan bahasa masing-masing

3. Model Pembelajaran Kooperatif tipe talking stick adalah model

pembelajaran yang dilakukan dengan bantuan tongkat, siapa yang

memegang tongkat wajib menjawab pertanyaan dari guru setelah siswa

(24)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

bab terdahulu maka didapat kesimpulan sebagai berikut ;

1. Terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan komunikasi matematik siswa

yang mengikuti pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe Think-Talk-Write dengan model kooperatif tipe Talking Stick di kelas X SMA

Swasta Raksana Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Dilihat dari nilai rata-rata

peningkatan pada kelas eksperimen 1 sebesar 53,33 . Sementara nilai rata-rata

peningkatan pada kelas eksperimen 2 sebesar 48,8333. Pengujian hipotesis

dilakukan dengan menggunakan uji-t. Kriteria pengujian yaitu terima H0 jika − 11

2�

< ℎ� <

1−1 2�

. Berdasarkan perhitungan diperoleh bahwa

−1,995 < ℎ� < 1,995, sehingga terlihat bahwa ternyata thitung tidak berada dalam interval tersebut yang berarti bahwa� ditolak dan � diterima.

Sehingga disimpulkan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan kemampuan

komunikasi matematik siswa yang mengikuti pembelajaran menggunakan

model kooperatif tipe Think-Talk-Write dengan model kooperatif tipe Talking

Stick di kelas X SMA Swasta Raksana Medan Tahun Ajaran 2015/2016

2. Pencapaian kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran tipe Think-Talk-Write lebih baik daripada

kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan menggunakan

model pembelajaran tipe Talking Stick di kelas X SMA Swasta Raksana

Medan Tahun Ajaran 2015/2016. Dilihat dari nilai rata-rata peningkatan pada

kelas eksperimen 1 sebesar 53,33 . Sementara nilai rata-rata peningkatan pada

kelas eksperimen 2 sebesar 48,8333. Pengujian hipotesis dilakukan dengan

menggunakan uji-t. Setelah dilakukan pengujian data ternyata diperoleh

ℎ� � > �� yaitu 4,21083 > 1,6745, maka �0 ditolak dan sebaliknya � diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran tipe

(25)

89

Think-Talk-Write lebih baik daripada kemampuan komunikasi matematik

siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran tipe Talking

Stick.

3. Kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan model pembelajaran

kooperatif tipe Think-Talk-Write dan model pembelajaran kooperatif tipe

Talking Stick membutuhkan waktu yang lama dalam proses pembelajaran, ada

beberapa siswa dalam kelompok yang mudah kehilangan kemampuan dan kepercayaan diri karena didominasi oleh siswa yang lebih mampu, Kurangnya

kemauan siswa untuk belajar mandiri di rumah sebelum pembelajaran di

sekolah, dan lingkungan kelas yang tidak kondusif

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan

adalah sebagai berikut :

1. Bagi guru, disarankan untuk dapat mengajarkan materi bangun ruang dimensi

tiga dengan menggunakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk

meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa baik dalam lisan

maupun tulisan. Oleh karena itu kepada guru diharapkan menambah wawasan

dan pengetahuan terhadap model pembelajaran kooperatif tipe

Think-Talk-Write dan Talking Stick yang dapat diterapkan sebagai usaha dalam

meningkatkan kemampuan komunikasi matematik siswa

2. Bagi guru dan peneliti disarankan untuk lebih memotivasi siswa agar siswa

tidak malu-malu dalam mengeluarkan pendapat dan mempresentasikan

pelajaran di depan kelas dan lebih memfasilitasi siswa ketika belajar

kelompok

3. Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih mengatur

waktu sebaik mungkin ketika menggunakan model pembelajaran berkelompok

dan memberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum pembelajaran dimulai

kepada setiap kelompok untuk saling berdiskusi, mengeluarkan pendapat,

tukar pikiran serta menyatukan ide setiap anggota kelompok untuk

(26)

90

Daftar Pustaka

Ansari, B.I, (2009), Komunikasi Matematik, Pena, Banda Aceh

Arends, I. Richard, (2008), Learning To Teach, Pustaka Pelajar, Yogyakarta

Arikunto, Suharsani (2012). Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan Edisi 2, Bumi

Aksara, Jakarta

Hudojo, H., (2009), Pengembangan Kurikulum dan Pembelajaran Matematika,

Universitas Negeri Malang, Malang

Istarani, (2012), 58 Model Pembelajaran Inovatif, Media Persada, Medan

Kunandar, (2007), Guru Profesional, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) dan Sukses dalam Sertifikasi Guru, PT Raja Grafindo

Persada, Jakarta

Lange, D. Jan, (1990), Mathematics for Literacy, Utrecht University, Netherlands

Sagala,, H. Syaiful, (2009), Konsep dan Makna Pembelajaran untuk Membantu

Memecahkan Problematika Belajar dan Mengajar, Penerbit Alfabeta,

Bandung

Shadiq, F., (2014), Pembelajaran Matematika: Cara Meningkatkan Kemampuan

Berpikir Siswa, Graha Ilmu, Yogyakarta

Shoimin, Aris, (2014), 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013,

AR-Ruzz Media, Yogyakarta

Sudjana, (2005), Metoda Statistika, Penerbit Tarsito, Bandung

Sullivan, Mousley, (1995), Natural Communication in Mathematics Classrooms:

What does it Look Like?, MERGA, Darwin

Suprijono, A., (2012), Cooperative Learning : Teori & Aplikasi PAIKEM,

(27)

91

91

Sugiyono, (2013), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Penerbit

Alfabeta, Bandung

Trianto, (2009), Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif, Kencana,

Gambar

Tabel 1.1  Pola Jawaban Siswa

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah pengaruh model pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write lebih baik daripada pembelajaran langsung terhadap kemampuan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan peningkatan hasil belajar siswa SMK yang diajar dengan model kooperatif tipe Talking Stick dengan siswa yang diajar dengan

Supaya penelitian lebih terarah maka masalah yang akan diteliti terbatas pada: Kemampuan komunikasi matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe Talking

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model kooperatif tipe GI (Group Investigation) dengan model

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah Penerapan Model Kooperatif Tipe Think-Talk-Write Untuk Meningkatkan Kemampuan Komunikasi Matematik Pada Materi Bangun

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan peningkatan yang signifikan antara kemampuan komunikasi matematik siswa yang diajar menggunakan model

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: (1) Terdapat perbedaan kemampuan komunikasi matematik antara siswa yang diberi model pembelajaran Think-Talk-Write (TTW)

Think Talk Write (TTW) sama efektifnya dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) terhadap kemampuan komunikasi matematika siswa karena pembelajaran