• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pengembangan Karir dan Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT Techno Multi Utama Cimahi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Pengembangan Karir dan Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Pada PT Techno Multi Utama Cimahi"

Copied!
86
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)

I. Data Pribadi

Nama : Abdurahman Nurjaman

Tempat Tanggal Lahir : Garut, 7 Januari 1993

Jenis Kelamin : Pria

Agama : Islam

Kewarganegaraan : Indonesia

Alamat : Dusun Babakan Tengah RT/RW 05/02

Desa Puseurjaya Kec. Telukjambe Timur

Kab. Karawang

II. Pendidikan Formal

1. Taman Kanak – Kanak Tahun 1997 - 1998

2. SDN 1 Puseurjaya 1998 - 2004

3. SMPN 1 Telukjambe Timur 2004 - 2007

4. SMKN 1 Rengasdengklok 2007 - 2010

(5)

The Influence Career Development And Competency To Ward Job Statisfaction Of Employee In PT. Techno Multi Utama

Cimahi

Skripsi

Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Dalam menempuh jenjang Sarjana (S1)

Program Studi Manajemen

Oleh :

Abdurahman Nurjaman 2.12.12.131

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(6)

v

Alhamdulillah, segala Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT

atas segala rahmat dan hidayah-Nya. Tidak lupa pula shalawat serta salam penulis

panjatkan kepada Nabi Besar Rasulullah Muhammad SAW yang telah berjuang

membawa umat manusia kepada fitrah yang benar. Sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi ini dengan judul : “Pengaruh Pengembangan Karir dan Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan di PT.Techno Multi Utama Cimahi ”.

Skripsi ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi dalam menempuh

ujian sidang akhir jenjang Strata 1 Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Komputer Indonesia.

Penulis berusaha menyajikan Skripsi ini sebaik mungkin, namun demikian

penulis menyadari bahwa Skripsi ini jauh dari sempurna dan banyak kekurangan.

Hal ini dikarenakan keterbatasan kemampuan, pengalaman, serta pengetahuan

yang dimiliki penulis, namun demikian penulis berusaha dalam penyusunannya

memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu penulis

mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua pihak yang akan

menjadi masukan yang berharga bagi penulis guna memperbaiki dan

(7)

vi

mengucapkan terima kasih atas bimbingan serta nasihat yang diberikan selama

proses bimbingan hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

Dalam penyusunan Penelitian ini,penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada:

1. Dr. Ir. H. Eddy Soeryanto Soegoto, selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia.

2. Prof. Dr. Hj. Dwi Kartini, SE., Spec.Lic, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Komputer Indonesia.

3. Dr. Raeni Dwi Santy, SE., M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia

4. Prof. Dr. Hj. Umi Narimawati, Dra.,SE.,M.Si selaku Wakil Rektor 1 dan sebagai dosen penguji 1 program Studi Manejemen Universitas Komputer Indonesia

5. Isniar Budiarti, SE., M.Si selaku dosen penguji 2 Program Studi Manjemen Universitas Komputer Indonesia..

6. Linna Ismawati, SE., M.Si selaku ketua sidang Program Studi Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

(8)

vii

persatu yang telah membantu penulis dalam melaksanakan penelitian.

10. Windi Novianti, SE., M.Si selaku dosen wali manajemen 4 Program

Manajemen Universitas Komputer Indonesia.

11. Kedua Orang Tua, dan Adik tercinta yang telah memberikan dukungan

moril maupun materil serta doa yang sangat tulus kepada penulis sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

12. Seluruh rekan seperjuangan dari Manajemen-4 2012, yang selalu berbagi

saran dan masukan untuk penulis dan selalu memberikan dorongan dan

motivasi.

Akhir kata penulis sampaikan bahwa ilmu yang bermanfaat akan

menjadi pembimbing kita diakhirat. Meski jauh dari kesempurnaan,

mudah-mudahan Skripsi yang penulis susun ini dapat memberikan manfaat

bagi diri penulis pada khususnya dan para pembaca umumnya. Amin yaa

robbal a’lamin.

Wassalammu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Bandung, September 2016

Penulis

(9)

viii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT... iv

KATA PENGANTAR... v

DAFTAR ISI... viii

DAFTAR GAMBAR... xi

DAFTAR TABEL ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian ...1

1.2 Identifikasi dan Rumusan Masalah ...7

1.2.1 Identifikasi Masalah ...7

1.2.2 Rumusan masalah ...8

1.3 Maksud dan Tujuan Maksud ...9

1.3.1 Maksud Penelitian ...9

1.3.2 Tujuan dari penelitian...9

1.4 Kegunaan Penelitian...9

1.4.1 Kegunaan Praktis... 10

1.4.2 Kegunaan Akademis... 10

1.5 Lokasi dan Waktu Penelitian... 11

1.5.1. Lokasi Penelitian ... 11

(10)

ix

2.1.2 Kompetensi... 23

2.1.3 Kepuasan Kerja ... 29

2.1.4 Peneltian terdahulu ... 38

2.2 Kerangka Pemikiran ... 41

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian... 42

2.3 Hipotesis... 46

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 47

3.2 Metode Penelitian... 47

3.2.1 Desain Penelitian ... 49

3.2.2 Operasional Variabel ... 52

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data ... 56

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data ... 59

3.2.5 Rancangan Analisis dan Pengujian Hipotesis ... 70

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Perusahaan ... 81

4.1.1 Sejarah Singkat Perusahaan... 81

4.1.2 Struktur Organisasi Perusahaan... 83

(11)

x

4.3.2 Analisis Deskriptif Kompetensi ... 98

4.3.3 Analisis Deskriptif Kepuasan Kerja Karyawan... 106

4.4 Analisis Verifikatif ... 115

4.4.1 Analisis Regresi Linier Berganda... 116

4.4.2 Uji Asumsi Klasik ... 117

4.4.3 Analisis Korelasi ... 122

4.4.4 Analisis Koefisien Determinasi ... 124

4.5 Pengujian Hipotesis... 126

4.5.1 Uji F (Simultan)... 126

4.5.2 Uji T (Parsial) ... 128

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 133

5.2 Saran... 134

(12)

Bank Rakyat Indonesia (Persero) Kantor Wilayah Pekanbaru. Jurnal Tepak Manajemen BisnisVol VII No 1 Januari 2015

Atik Baroroh. 2013. Pengaruh Pengembangan Karir Dan Motivasi Terhadap Kinerja Dengan Kepuasan Kerja Sebagai Variabel Intervening ( Studi Kasus Pada Politeknik Ilmu Pelayaran Semarang). Jurnal Dinamika Manajemen.Vol. 1 No. 2 Oktober 2013

Audra Bianca dan Wahyu Susihono. 2012. Pengaruh Iklim Organisasi Dan Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Jurnal Spektrum Industri, 2012, Vol. 10, No. 2

Barker et al. (2002). Research Methods In Clinical Psychology. John Wiley & Sons Ltd. England

Dayu indah novriani Parta, H.B Isyandi, dan Sri Indarti. 2014. Pengaruh Pendidikan & Pelatihan, Pengembangan Karir Dan Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja Serta Pengaruhnya Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Pt. Jasa Raharja (Persero) Cabang Riau Dan Kepulauan Riau. Jurnal Tepak Manajemen BisnisVol. VI No. 3 September 2014

Fajar Maya Sari. 2013. Pengaruh Kompetensi Dan Lingkungan Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Dan Kinerja Guru Di Sd Negeri Kecamatan Gondang Mojokerto. DIE, Jurnal Ilmu Ekonomi & Manajemen. April 2013, Vol. 9 No.2. hal. 137 – 153

Gita Sicilia dan Marzolina. 2015. Pengaruh Kepemimpinan, Pengembangan Karir Dan Motivasi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan Bank Riau Kepri Cabang Utama Pekanbaru. Jurnal Tepak Manajemen Bisnis Vol VII No 1 Januari 2015

Gujarati, Damodar, 2003,Ekonometri Dasar. Terjemahan: Sumarno Zain, Jakarta: Erlangga.

Husein Umar, 2005.Metode Penelitian. Jakarta : Salemba Empat

(13)

Jakarta. PT Rajagrafindo Persada

Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2013. Manajemen Sumberdaya Manusia Perusahaan. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Noor Arifin. 2013. Pengaruh Ukuran Organisasi & Politicking Terhadap Kinerja Dan Pengembangan Karir. Jurnal Economia, Volume 9, Nomor 2, Oktober 2013

Rivai, Veithzal dan Sagala, Ella Jauvani. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan dari Teori ke Praktik. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada.

Rizaldo Yan Sasra, Abdul Rahman Lubis, dan Syafruddin Chan. 2015. Pengaruh Kompetensi, Pendidikan Dan Pelatihan Serta Penempatan Pegawai Terhadap Pengembangan Karir Dan Dampaknya Terhadap Kinerja

Pegawai Sekretariat Daerah Provinsi Aceh. Jurnal Manajemen

Pascasarjana Universitas Syiah Kuala.Volume 4, No. 2, Mei 2015

Sri Widodo Soedarso. 2015. Manajemen Sumberdaya Manusia : teori, prencanaan sttrategi, isu-isu utama dan globalisasi. Bandung : Manggu Media

Sugiyono. 2015. Metrode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta

Suharsimi Arikunto. 2009. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Aneka Cipta

Tangkilisan, H. N. S. (2005)Manajemen Publik Jakarta : PT. Grasido

Tjutju Yuniarsih dan Suwatno. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia Teori, Aplikasi dan Isu penelitian. Bandung. Alfabeta

Umi Narimawati, 2007, Riset Manajemen Sumber Daya Manusia Aplikasi Contoh & Penghitungannya,Agung Media, Jakarta.

(14)
(15)

12 2.1 Kajian Pustaka

2.1.1 Pengembangan Karir

2.1.1.1 Pengertian Pengembangan karir

Karir merupakan sejarah pekerjaan seseorang atau serangkaian posisi yang

dipegangnnya selama kehidupan kerja, karir merupakan suatu urutan promosi atau

pemindahan (transfer) ke jabatan-jabatan yang lebih menuntut tanggung jawab

atau ke lokasi-lokasi yang lebih baik dalam hierarki hubungan kerja selama

kehidupan kerja seseorang. Untuk lebih jelasnya berikut ini akan dikemukakan

pengertian karir menurut beberapa ahli, diantaaranya :

Menurut Rivai dan Sagala (2009:266), Karier adalah seluruh pekerjaan

yang dimiliki atau dilakukan oleh individu selama masa hidupnya.

Menurut Sri Widodo (2015:54), Pengertian karir:

1. Rangkaian kegiatan kerja terpisah tetapi berkaitan, memberikan

kesinambungan, ketentraman dan arti dalam hidup seseorang.

2. Serangkaian pengalaman peran yang diurut dengan tepat menuju pada

peningkatan tingkat tanggungjawab, status, kekuasaan, imbalan dan karier.

(16)

Menurut Marwansyah (2009), dalam jurnal Audra Bianca dan Wahyu

Susihono (2012:170) terdapat dua perspektif tentang karir sebagaimana diuraikan

sebagai berikut. Dari satu perspektif, karir adalah serangkaian pekerjaan yang

dijalani seseorang selama hidupnya yang disebut dengan karir obyektif.

Sedangkan dari perspektif lain, karir meliputi perubahan nilai, sikap, dan motivasi

yang terjadi seiring dengan bertambahnya usia yang disebut dengan karir

subyektif. Kedua perspektif ini meletakkan fokus pada individu. Keduanya juga

menganggap bahwa orang-orang memiliki kendali atas nasibnya, sehingga mereka

dapat memanfaatkan peluang peluang untuk memaksimalkan keberhasilan dan

kepuasan dari karir mereka.

Berdasarkan berbagai defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa karir

adalah rangkaian urutan posisi pekerjaan yang dipegang seseorang dalam riwayat

hidup pekerjaannya.

Pengembangan karir sangat dibutuhkan dan setiap pegawai dalam

perjalanan kehidupan kerjanya. Dengan pengembangan karir yang didapatnya ia

akan memperoleh kepuasan materi seperti mendapat fasilitas, kenaikan gaji,

tunjangan-tunjangan dan sebagainya sedangkan kepuasan non materi seperti

perasaan rasa senang, bangga dan sebagainya.

Menurut Siagian (2007), dalam jurnal Atik Baroroh (2013:68)

(17)

Menurut Sri Widodo (2015:53), “Pengembangan karier adalah serangkaian

aktivitas sepanjang hidup yang berkontribusi pada eksplorasi, pemantapan,

keberhasilan dan pemenuhan karier seseorang.

Menurut Andrew J. Dubrin (1982:197) dalam Mangkunegara (2013:77)

mengemukakan bahwa “Career development, from the standpoint of the

organization, is the personnel activity which helps individuals plan their future

career whitin the enterprise, in order to help the enterprise achieve and the

employee achieve maximum self-development”. Berdasarkan pendapat Andrew J.

Dubrin di atas, pengembangan karier adalah aktivitas kepegawaian yang

membantu pegawai-pegawai merencanakan karier masa depan mereka di

perusahaan agar perusahaan dan pegawai yang bersangkutan dapat

mengembangkan diri secara maksimum.

Menurut Ambar (2009:227), dalam jurnal Ricky Tilaar et.,al.,(2014:993),

menyatakan, pengembangan karir merupakan usaha secara formal dan terorganisir

serta terencana untuk mencapai keseimbangan antara kepentingan karir individu

dengan organisasi secara keseluruhan.

Menurut Rivai dan Sagala (2009:274), mengemukakan bahwa,

pengembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang

dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan..

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengembangan

karir adalah aktivitas yang membantu pegawai merencanakan masa depan karir

(18)

secara maksimum. Untuk pengembangan karirnya, pegawai dituntut untuk

memenuhi kriteria yang dibutuhkan untuk peningkatan karir seperti berprestasi

dalam pekerjaan, keefektifan dan keefisienan dalam bekerja dan sebagainya.

2.1.1.2. Kegiatan Pengembangan Karir

Untuk para pegawai yang ingin mencapai suatu karir dalam organisasi,

mereka harus merasa bahwa organisasi adalah lingkungan yang memuaskan.

Apabila mereka merasa sebagai bagian kelompok kerja kohesif, usaha-usaha

pengembangan karir mereka akan lebih terarah menuju peningkatan

kesempatan-kesempatan karir dalam organisasi. Titik awal pengembangan karir dimulai dari

diri pegawai. Setiap orang bertanggung jawab atas pengembangan atau kemajuan

karirnya. Setelah komitmen pribadi dibuat, beberapa kegiatan pengembangan

karir dapat dilakukan.

Menurut Audra Bianca dan Wahyu Susihono dalam jurnal Spektrum

Industri, (2012:173) bahwa pengembangan karir meliputi aktivitas-aktivitas untuk

mempersiapkan seorang individu pada kemajuan jalur karir yang direncanakan.

Ada beberapa prinsip pengembangan karir yang dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Pekerjaan itu sendiri mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap

pengembangan karir. Bila setiap hari pekerjaan menyajikan suatu tantangan yang

berbeda, apa yang dipelajari di pekerjaan jauh lebih penting daripada aktivitas

(19)

2. Bentuk pengembangan skill yang dibutuhkan sitentukan oleh permintaan

pekerjaan yang spesifik. Skill yang dibutuhkan utuk menjadi supervisor akan

berbeda denganskillyang dibutuhkan untuk menjadimiddle manager.

3. Pengembangan akan terjadi hanya jika seorang individu belum memperoleh

skill yang sesuai dengan tuntutan pekerjaa. Jika tujuan tersebut dikembangkan

lebih lanjut oleh seorang individu maka individu yang telah memiliki skill yang

dituntut pekerjaan akan menempati pekerjaan yang baru.

4. Waktu yang digunakan untuk pengembangan dapat direduksi/dikurangi dengan

mengidentifikasi rangkaian penempatan pekerjaan individu yang rasional.

Untuk pengembangan karir karyawan tidak hanya tergantung pada usaha

individu saja, organisasi harus juga berperan aktif misalnya mengadakan

program-program pelatihan dan pengembangan karyawan. Dengan demikian usaha

pengembangan karir akan menguntungkan karyawan dan organisasinya.

2.1.1.3 Tujuan dan Manfaat Pengembangan Karir

Tujuan utama pengembangan karir adalah untuk meningkatkan efektivitas

dan efisiensi pelaksanaan pekerjaan oleh karyawan agar memberikan hasil yang

memuaskan untuk mencapai tujuan organisasi dimana tempat ia bekerja. Menurut

Mangkunegara (2013:77-78) tujuan pengembangan karir adalah:

1) Membantu dalam pencapaian tujuan individu dan perusahaan

2) Menunjukkan hubungan kesejahteraan karyawan

(20)

4) Memperkuat hubungan antara karyawan dan perusahaan

5) Membuktikan tanggung jawab social

6) Membantu memperkuat pelaksanaan program perusahaan

7) Mengurangi turn over dan biaya kekaryawanan

8) Mengurangi keusangan profesi dan manajerial

9) Menggiatkan analisis dari keseluruhan karyawan

10) Menggiatkan suhu pemikiran jarak waktu yang panjang

Manfaat pengembangan karir adalah untuk karyawan dan organisasi.

Untuk karyawan, pengembangan karir yang didapatnya membuka kesempatan

bagi dirinya untuk berkarya lebih baik dalam pekerjaannya. Untuk organisasi,

manfaat yang diperolehnya adalah peningkatan kinerja karyawannya dan banyak

manfaat lain yang didapat organisasi tersebut

Menurut Sri Widodo (2015:54) ada lima manfaat dalam pengembangan

karir, yaitu:

1. pengembangan karier memberi petunjuk siapa diantara para pekerja yang

pantas untuk dipromosikan.

2. perhatian yang lebih besar dari bagian kepegawaian terhadap pengembangan

(21)

3. dalam diri setiap manusia masih terdapat reservoir kemampuan yang perlu

dikembangkan agar berubah sifatnya dari potensi menjadi kekuatan nyata.

4. perencanaan karier mendorong para pekerja untuk bertumbuh dan berkembang,

tidak hanya secara mental intelektuil, akan tetapi juga professional.

5. perencanaan karier dapat mencegah terjadinya penumpukan tenaga-tenaga yang

terhalang pengembangan kariernya.

Pengembangan karir bagaimanapun juga akan memberikan manfaat bagi

karyawan dan organisasi itu sendiri berdasarkan tujuan-tujuan pengembangan

yang telah ditetapkan.

2.1.1.4 Tahap dan Jalur Karir

Menurut Marwansyah (2009), Audra Bianca dan Wahyu Susihono

(2012:171), kebanyakan orang menyiapkan diri bekerja dengan menempuh

pendidikan di sekolah menengah, sekolah kejuruan, atau perguruan tinggi. Pada

akhirnya, setelah menjalani sejumlah pekerjaan atau pilihan karir, seseorang

biasanya akan menekuni satu posisi sampai ia pensiun. Waktu yang dihabiskan

pada setiap tahap dalam kehidupan pekerjaan, berbeda-beda untuk setiap orang,

akan tetapi kebanyakan pekerja melalui semua tahapan ini. Berikut bagan tahapan

(22)

Sumber : Rivai dan Sagala (2009:281)

Gambar 2.1 Tahap-Tahap Karir

Jalur karir biasanya berfokus pada mobilitas ke atas dalam sebuah

pekerjaan tertentu. Jalur karir tradisional biasanya berbentuk linier, mengukur

keberhasilan melalui promosi ke jenjang yang lebih tinggi dan peningkatan gaji.

Disamping jalur tradisional, ada tiga jalur karir lain yang dapat digunakan, yaitu:

network, lateral, dan dual (Marwansyah (2012), dalam jurnal Audra Bianca dan

Wahyu Susihono (2012:172).

1. Jalur Karir Tradisional

Pada jalur karir tradisional, seorang pekerja bergerak secara vertikal di

dalam organisasi, dari satu jabatan yang spesifik ke jabatan berikutnya.

Asumsinya adalah, bahwa setiap jabatan yang mendahului sangat penting untuk

mempersiapkan diri agar dapat memangku jabatan yang lebih tinggi. Oleh sebab

itu, pekerja harus bergerak step by step, dari satu jabatan ke jabatan lain untuk

mendapatkan pengalaman dan persiapan yang kirakira diperlukan. Jalur seperti ini

(23)

2. Jalur Karir Jaringan

Network career path berisi rangkaian jabatan yang berbentuk vertikal dan

serangkaian peluang jabatan yang arahnya horizontal. Jalur ini mengakui

kebutuhan untuk memperluas pengalaman pada satu tingkat, sebelum

dipromosikan ke tingkat yang lebih tinggi. Pendekatan ini memberikan peluang

yang lebih realistis.

3. Jalur Keterampilan Lateral

Jalur keterampilan lateral (lateral skill path) adalah jalur karir yang

memungkinkan perpindahan lateral atau ke samping di dalam perusahaan, yang

ditempuh agar seorang karyawan dan direvitalisasi dan menemukan

tantangan-tantangan baru. Perpindahan ini tidak harus berbentuk promosi atau disertai

kenaikan gaji, tapi dengan memperlajari pekerjaan baru dan diberi semangat baru.

Salah satu pendekatan yang dapat digunakan dalam jalur karir ini adalah job

enrichment. Pendekatan ini member imbalan atau tanpa promosi jabatan kepada

karyawan dengan memberikan tugas-tugas yang lebih menantang, pekerjaan yang

bermakna, dan memberikansense of accomplishmentyang lebih besar.

4. Jalur Karir Ganda

Jalur karir ganda semula dikembangkan untuk mengatasi masalah adanya

para pekerja yang secara teknis telah terlatih, tetapi tidak punya keinginan untuk

bekerja di bidang manajemen yang merupakan prosedur normal untuk bergerak ke

jenjang yang lebih tinggi dalam organisasi. Jalur karir ini mengakui bahwa para

(24)

kepada organisasi tanpa perlu menjadi manajer. Konsekuensinya, jalur ini

menyediakan alternatif pengembangan bagi para pekerja seperti ilmuwan, peneliti,

atau insinyur. Orang-orang dalam bidang seperti itu dapat meningkatkan

pengetahuan mereka, memberikan kontibusi bagi perusahaan, dan tetap dihargai

tanpa perlu masuk ke bidang manajemen.

2.1.1.5 Indikator Pengembangan Karir

Adapun Menurut Siagian (2012:207) dalam jurnal Angga Rahyu Shaputra

dan Susi Hendriani (2015) , berbagai indikator yang perlu dipertimbangkan dalam

pengembangan karir adalah sebagai berikut:

a. Perlakuan yang adil dalam berkarir

Perlakuan yang adil itu hanya bisa terwujud apabila kriteria promosi didasarkan

pada pertimbangan-pertimbangan yang objektif, rasional dan diketahui secara luas

dikalangan pegawai.

b. Keperdulian para atasan langsung

Para karyawan pada umumnya mendambakan keterlibatan atasan langsung

mereka dalam perencanaan karir masing-masing. Salah satu bentuk keperdulian

itu adalah memberikan umpan balik kepada para pegawai tentang pelaksanaan

tugas masing-masing sehingga para pegawai tersebut mengetahui potensi yang

perlu diatasi. Pada gilirannya umpan balik itu merupakan bahan penting bagi para

pegawai mengenai langkah awal apa yang perlu diambilnya agar kemungkinannya

(25)

c. Informasi tentang berbagai peluang promosi

Para pegawai pada umumnya mengharapkan bahwa mereka memiliki

akses kepada informasi tentang berbagai peluang untuk dipromosikan. Akses ini

sangat penting terutama apabila lowongan yang tersedia diisi melalui proses

seleksi internal yang sifatnya kompetitif . Jika akses demikian tidak ada atau

sangat terbatas para pekerja akan mudah beranggapan bahwa prinsip keadilan dan

kesamaan dan kesempatan untuk dipertimbangkan, untuk dipromosikan tidak

diterapkan dalam organisasi.

d. Adanya minat untuk dipromosikan.

Pendekatan yang tepat digunakan dalam hal menumbuhkan minat para

pekerja untuk pengembangan karir ialah pendekatan yang fleksibel dan proaktif.

Artinya, minat untuk mengembangkan karir sangat individualistik sifatnya.

Seorang pekerja memperhitungkan berbagai faktor seperti usia, jenis kelamin,

jenis dan sifat pekerjaan sekarang, pendidikan dan pelatihan yang ditempuh,

jumlah tanggungan dan berbagai variabel lainnya. Berbagai faktor tersebut dapat

berakibat pada besarnya minat sesorang mengembangkan karirnya.

e. Tingkat kepuasaan.

Meskipun secara umum dapat dikatakan bahwa setiap orang ingin meraih

kemajuan, termasuk dalam meniti karir, ukuran keberhasilan yang digunakan

memang berbeda-beda. Perbedaan tersebut merupakan akibat tingkat kepuasaan,

dan dalam konteks terakhir tidak selalu berarti keberhasilan mencapai posisi yang

(26)

bahwa, karena berbagai faktor pembatasan yang dihadapi oleh seseorang, pekerja

”puas” apabila ia dapat mencapai tingkat tertentu dalam karirnya meskipun tidak banyak anak tangga karir yang berhasil dinaikinya.Tegasnya, seseorang bisa puas

karena mengetahui bahwa apa yang dicapainya itu sudah merupakan hasil yang

maksimal dan berusaha mencapai anak tangga yang lebih tinggi akan merupakan

usaha yang sia-sia karena mustahil untuk dicapai.

2.1.2 Kompetensi

2.1.2.1 Pengertian Kompetensi

Kompetensi sebagai kemampuan seseorang untuk menghasilkan pada

tingkat yang memuaskan ditempat kerja termasuk diantaranya seseorang untuk

mentrasfer dan mengaplikasikan keterampilan dan pengetahuan tersebut dalam

kegiatan perusahaan.

Pengertian kompetensi yang dikemukakan oleh para ahli, menurut

Wibowo (2016:271) mengemukakan bahwa kompetensi adalah :”Suatu

kemampuan untuk malaksanakan atau melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang

dilandasi atas keterampilan dan pengetahuan serta didukung oleh sikap kerja yang

dituntut oleh pekerjaantersebut”.

Harris (2001:158), dkutip oleh Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2008:23),

menyatakan bahwa “Competencies are underlying bodies of knowledge, abilities, experience, and other requirements necessary to succesfully perform the job)”.

(27)

pengalaman, dan persyaratan yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan dengan

sukses.

Mathis and Jackson (2001), dkutip oleh Tjutju Yuniarsih dan Suwatno

(2008:23), mendefinisikan bahwa kompetensi adalah karakteristik dasar yang

dapat dihubungkan dengan peningkatan kinerja individu atau tim.

Spencer and Spencer (1993:9), dikutip oleh Wibowo, (2016:272) bahwa

”kompetensi merupakan landalasan dan karakteristik orang dan mengindikasikan cara berperilaku atau berpikir, menyamakan situasi, dan mendukung untuk

periode waktu yang cukup lama”.

Dapat disimpulkan dari pengertian diatas bahwa kompetensi adalah

karakteristik dari suatu kemampuan seseorang yang dapat di buktikan dalam

bentuk peningkatan kinerja.

2.1.2.2 Karakteristik Kompetensi

Kompetensi merupakan karekteristik yang mendasar pada setiap individu

yang dihubungkan dengan criteria yang dideferensiasikan terhadap kinerja yang

unggul atau efektif dalam sebuah pekerjaan atau situasi. Spencer and spencer

(1993:9-11) yang dikutip oleh Tjutju Yuniarsih dan Suwatno (2008:23)

menyatakan bahwa ada lima karakteristik kompetensi, yaitu sebagai berikut:

1. Motif (Motive), apa yang secara konsisten dipikirkan atau keinginan-keinginan

yang menyebabkan melakukan tindakan. Apa yang mendorong, perilaku yang

(28)

berprestasi akan memotivasi orang-orang secara terus menerus untuk merancang

tujuan yang cukup menantang serta memngambil tanggungjawab atas

pekerjaannya dan menggunakan umpan balik untuk menjadi lebih baik.

2. Sifat/ciri bawaan (Trait), ciri fisik dan reaksi-reaksi yang bersifat konsisten

terhadap situasi atau informasi. Contoh reaksi waktu dan luas pandangan yang

baik merupakan kompetensi bagi seorang pilot.

3. Konsep diri (self concept), sikap, nilai, atau self image dari orang-orang.

Contoh Percaya diri (self confidence) keyakinan bahwa ia akan efektif dalam

berbagai situasi merupakan bagian dari konsep dirinya.

4. Pengetahuan (knowledge), yaitu suatu informasi yang dimiliki seseorang

khususnya pada bidang spesifik. Pengetahuan merupakan kompetensi yang

kompleks. Biasanya tes pengetahuan mengukur kemampuan untuk memilih

jawaban yang paling benar, tapi tidak bisa memilih apakah seseorang dapat

melakukan pekerjaan berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya itu.

5. Keterampilan (skill), kemampuan untuk mampu melaksanakan tugas-tugas fisik

atau mental tertentu. Contoh seorang dokter gigi memiliki kemampuan menambal

(29)

2.1.2.3 Indikator Kompetensi

Menurut Spencer and Spencer ( 1993:34), dikutip oleh Umi Narimawati

(2007:75) Kompetensi individual dapat diklasifikasikan menjadi tiga yaitu:

1. Kompetensi intelektual adalah karakter sikap dan perilaku atau kemauan dan

kemampuan intelektual individu (dapat berupa pengetahuan, keterampilan,

pemahaman profesional, pemahaman konseptual dan lain-lain) yang bersifat

relatif stabil ketika menghadapi permasalahan di tempat kerja, yang dibentuk dari

sinergi antara watak konsepdiri. Motivasi internal, serta kapasitas pengetahuan

konstektual. Spencer and Spencer (1993:34).

2. Kompetensi emosional adalah karakter sikap dan perilaku atau kemauan dan

kemampuan untuk menguasai diri dan memahami lingkungan secara objektif dan

moralis sehingga pola emosinya relatif stabil dalam menghadapi permasalahan

ditempat kerja, yang dibentuk dari sinergi antara watak konsepdiri. Motivasi

internal, serta kapasitas pengetahuan emosional. Spencer and Spencer (1993:35).

3. Kompetensi sosial adalah karakter sikap dan perilaku atau kemauan dan

kemampuan untuk membangun simpul-simpul kerja sama dengan orang lain yang

relatif bersifat stabil ketika menghadapi permasalahan di tempat kerja yang

terbentuk melalui sinergi antara watak, konsep diri motivasi internal serta

(30)

2.1.2.4 Tipe Kompetensi

Menurut Wibowo (2016:275-276) tipe kompetensi yang berbeda dikaitkan

denagn aspek perilaku manusia dan dengan kemampuannya mendemonstrasikan

kemampuan perilaku tersebut, beberapa Tipe Kompetensi sebagai berikut :

1. Planing Competency, dikaitkan dengan tindakan tertentu seperti menetapkan

tujuan, menilai resiko dan mengembangkan urutan tindakan untuk mencapai

tujuan.

2. Influence Competency, dikaitkan dengan tindakan seperti mempunyai dampak

pada orang lain, memaksa melakukan tindakan tertentu atau membuat keputusan

tertentu, dan memberi inspirasi untuk bekerja menuju tujuan organisasional.

3. Comunication Competency, dalam bentuk kemampuan berbicara,

mendengarkan orang lain, komunikasi tertulis dan nonverbal

4. Interpersonal Competency, meliputi: empati, membangun konsensus,

networking, persuasi, negoisasi, diplomasi, manajemen konflik, menghargai orang

lain, dan menjadi team player.

5. Thinking Competency, berkenaan dengan: berpikir strategis, berpikir analistis,

berkomitmen terhadap tindakan, memerlukan kemampuan kognitif,

mengidentifikasi mata rantai dan membangkitkan gagasan kreatif.

6. Organizational competency, meliputi kemampuan:merencanakan pekerjaan,

mengkorganisasi sumber daya, mendapatkan pekerjaan dilakukan, mengukur

(31)

7. Human Resources Management Competency, merupakan kemampuan dalam

bidang : Team building, mendorong pertisipasi, mengembangkan bakat,

mengusahakan umpan balik kinerja, dan menghargai keberagaman.

8. Leadership Competency, merupakan Kompetensi meliputi kecakapan

memosisikan diri, pengembangan organisasional, mengelola transisi, orientasi

strategis, membangun visi, merencanakan masa depan, menguasai perubahan dan

mempelopori kesehatan tempat kerja.

9. Client Service Competency, merupakan Kompetensi berupa: mengidentifikasi

dan menganalisis pelanggan, orientasi pelayanan dan pengiriman, bekerja dengan

pelanggan, tindak lanjut dengan pelanggan, membangun partnership dan

berkomitnterhadap kualitas.

10. Business Competency, merupakan Kompetensi yang meliputi : manajemen

Finansial, keterampilan pengambilan keputusan bisnis, bekerja dalam sistem,

menggunakan ketajaman bisnis, membuat keputusan bisnis dan membangkitkan

pendapatan.

11.Self Mnagement Competency, Kompetensi berkaitan dengan menjadi motivasi

diri, bertindak dengan percaya diri, mengelola pembelajaran sendiri,

mendemonstrasikan fleksibilitas, dan berinisiatif.

12. Technical/Operasional Competency, Kompetensi berkaitan denan

mengerjakan tugas kantor, bekerja dengan teknologi komputer, menggunakan

peralatan lain, mendemonstrasikan keahlian teknis dan professional dan

(32)

2.1.3 Kepuasan Kerja

2.1.3.1 Pengertian Kepuasan kerja

Pada umumnya manusia bekerja untuk dapat memenuhi kebutuhan

hidupnya, didalam bekerja mereka selalu berharap apa yang diinginkan sesuai

dengan harapannya sehingga dapat dicapai kepuasan didalam dirinya.Kepuasan

kerja merupakan hal yang bersifat individual. Setiap individu memiliki tingkat

kepuasan yang berbeda-beda dalam dirinya. Hal ini sesuai dengan pengertian

kepuasan itu sendiri, dimana kepuasan kerja merupakan keadaan emosional yang

menyenangkan maupun tidak menyenangkan dimana para pegawai memandang

pekerjaannya. Hal ini nampak pada sikap pegawai terhadap pekerjaannya, sikap

positif bila puas atau sikap negatif bila tidak puas. Kepuasan kerja dapat

mempengaruhi perilaku kerja seperti malas, rajin, produktif, dan lain-lain. Pada

dasarnya kepuasan kerja merupakan sikap (positif) pegawai terhadap pekerjaanya,

yang timbul berdasarkan penilaian terhadap situasi kerja. Penilaian tersebut dapat

dilakukan terhadap salah satu pekerjaannya, penilaian dilakukan sebagai rasa

menghargai dalam mencapai salah satu nilai-nilai penting dalam pekerjaannya.

Pegawai yang puas lebih menyukai situasi kerjanya dari pada tidak menyukainya.

Menurut Marihot Tua Efendi (2002:90), dalam jurnal Yusron Rozzaid et.,

al. (2015:209) mengemukakan bahwa “Kepuasan Kerja merupakan sejauhmana

individu merasakan secara positif atau negatif berbagai macam faktor atau

(33)

Menurut Robbins (2003:78) dalam wibowo (2016:415), kepuasan kerja

adalah sikap umum terhadap pekerjaan seseorang, yang menunjukan perbedaan

antara jumlah penghargaan yang diterima pekerjaan dan jumlah yang mereka

yakini seharusnya mereka terima. Menurut Greenberg dan Baron (2003:148)

dalam wibowo (2016:415), mendeskripsikan kepuasan kerja sebagai sikap positif

atau negatif yang dilakukan individual terhadap pekerjaan mereka.

Adapula menurut Hasan Umar (2007), dalam Sri Widodo (2015:113),

menyatakan, bahwa kepuasan kerja adalah seperangkat perasaan keinginan,

kebutuhan hasrat, harapan pegawai tentang yang menyenangkan atau tidak

menyenangkan pekerjaan mereka. Menurut Hasibuan (2005), dalam Sri Widodo

(2016:113), kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan

mencintai pekerjaanya. Sikap ini dicerminkan oleh moral kerja, kedisiplinan dan

prestasi kerja. Menurut Sri Widodo (2015:113) kepuasan kerja tidak lain adalah

bagian dari ekspresi SDM terhadap hasil atau prestasi yang dihasilkannya.

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja

merupakan bentuk perasaan seseorang terhadap pekerjaanya dan situasi kerja.

Dengan demikian kepuasan kerja merupakan suatu yang penting dimiliki pegawai,

karena dapat meningkatkan semangat dalam bekerja sehingga pekerjaan

(34)

2.1.3.2 Faktor-Faktor yang mempengaruhi Kepuasan Kerja

Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasaan kerjs karyawan.

Faktor-faktor itu sendiri dalam peranannya memberikan kepuasan kerja karyawan

bergantung pada pribadi masing-masing karyawan. Faktor-faktor yang

memberikan kepuasan kerja menurut Mangkunegara (2006) dalan Sri Widodo

(2015:118), mengungkapkan ada dua faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

karyawan diantaranya :

a. Faktor pegawai, yaitu kecerdasan khusus, umur, jenis kelamin, kondisi

fisik, pendidikan, pengalaman kerja, kepribadian masa kerja, emosi, pola

pikir, persepsi dan sikap kerja.

b. Faktor pekerjaan, yaitu struktur organisasi, pangkat/golongan, kedudukan,

mutu pengawasan, jaminan finansial, kesempatan promosi jabatan,

interaksi sosial dan hubungan kerja.

Menurut Siagian (2006) dalam Sri Widodo (2015:119), faktor yang

mempengaruhi kepuasan kerja adalah:

1. Faktor prestasi, meliputi prestasi akademik, latar belakang pendidikan ,

sehingga akan memacu prestasi kerja yang baik.

2. Faktor lingkungan kerja, penghasilan rendah, kondisi kerja yang kurang

memuaskan, hubungan tidak serasi, pekerjaan yang tidak sesuai sehingga

(35)

3. Faktor usia, sikap dewasa dan matang mengenai tujuan hidup, harapan dan

cita-cita bagi karyawan yang sudah lanjut usia makin sulit untuk memulai

karir baru di tempat lain.

faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerjadikemukakan M Assad

(1995), dalam Sri Widodo (2015:119) sebagai berikut:

1. Faktor psikologis, merupakan faktor yang berhubungan kejiwaan karyawan,

yang meliputi minat, ketentraman dalam kerja, sikap terhadap kerja, bakat dan

keterampilan.

2. Faktor sosial, merupakan faktor yang berhubungan dengan interaksi sosial baik

antar karyawan dengan atasan maupun karyawan yang berbeda pekerjaannya..

3. Faktor finansial, merupakan faktor yang berhubungan dengan jaminan serta

kesejahteraan karyawan, yang meliputi sistem dan besarnya gaji, jaminan sosial,

macam-macam tunjangan, fasilitas yang diberikan, promosi, dan sebagainya

4. Faktor fisik, merupakan faktor yang berhubungan dengan kondisi kerja dan

kondisi fisik karyawan, meliputi jenis pekerjaan, pengaturan waktu, dan waktu

istrahat, perlengkapan kerja, keadaan ruangan, suhu, penerangan, pertukaran

(36)

2.1.3.3 Teori-Teori Kepuasan Kerja

Pada umumnya terdapat banyak teori yang membahas masalah kepuasan

seseorang dalam bekerja. Ada beberapa Teori yang dikenal memiliki relevansi

dengan kepuasan kerja bahkan juga bersifat menguatkan kepuasan kerja menurut

Sri Widodo (2015:113-116) antara lain :

1) Teori Keseimbangan (Equal theory)

2) Teori Perbedaaan (Discrepancy Theory)

3) Teori Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment Theory)

4) Teori Pengharapan (Ecpetancy Theory)

5) Teori Dua Faktor Herzberg (Herzberg’s Two Factor Theory)

Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

1) Teori Keseimbangan (Equal theory)

Teori ini dikembangkan oleh Adam (1963) dan pendahulunya Zalenznik

(1958) dan dikutip oleh Locke (1969), bahwa komponen dari teori ini adalah .

adalah input, outcome, comparison person ,dan equity-in equity. Yuki (1977)

mengemukakan bahwa Input adalah semua nilai yang diterima karyawan yang

dapat menunjang pelaksanaan kerja. Misalnya pendidikan, pengalaman, skill,

usaha ,peralatan pribadi dan jumlah jam kerja.

Outcome adalah semua nilai yang diperoleh dan dirasakan karyawan.

(37)

kembali (recognition), kesempatan untuk berprestasi atau mengekspresikan diri.

Sedangkan comparison person adalah seorang pegawai dalam organisasi

yang sama, seorang berbeda dalam organisasi yang berbeda atau dirinya sendiri

dalam pekerjaan lain.

Menurut teori ini, puas atau tidak puasnya karyawan merupakan hasil dari

membandingkan antara input-outcome dirinya dengan perbandingan

input-outcome pegawai lain (comparison person) maka pegawai tersebut akan merasa

puas. Tetapi kalau tidak ada keseimbangan (equity) dapat menyebabkan dua

kemungkinan, yaitu over compensation inequity (ketidakseimbangan yang

menguntungkan dirinya) dan sebaliknya, under compensation inequity

(ketidakseimbangan yang menguntungkan karyawan lain yang menjadi

perbandingan ataucomparison person).

2) Teori Perbedaaan (Discrepancy Theory)

Teori ini pertama kali dipelopori Proter (1961). Ia berpendapat bahwa

mengukur kepuasan dapat dilakukan dengan cara menghitung selisih antara yang

seharusnya dengan kenyataan yang dirasakan pegawai. Locke (1965)

mengemukakan bahwa kepuasan kerja karyawan tergantung pada perbedaan apa

yang didapat dan apa yang diharapkan oleh pegawai. Apabila yang didapat

pegawai ternyata lebih besar daripada apa yang diharapkan, maka pegawai

tersebut menjadi puas. Sebaliknya, apabila yang didapat pegawai lebih rendah

(38)

3) Teori Pemenuhan Kebutuhan (Need Fulfillment Theory)

Menurut Abraham Maslow inti teori ini, bahwa kebutuhan tersusun dalam

bentuk hierarki. Tingkat kebutuhan yang paling rendah adalah kebutuhan fisiologi

dan tertinggi adalah aktualisasi diri (self actualization needs). Sementara Maslow

sendiri memberikan tingkatan kebutuhan dalam beberapa klasifikasi sepereti

berikut :

1. kebutuhan fisiologi merupakan kebutuhan akan makan, minum dan

mendapatkan tempat tinggal.

2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan, merupakan kebutuhanakan

kebebasan dari ancaman, seperti ancaman dari lingkungan

( penjahat, gangguan lingkungan).

3. Kebutuhan rasa memiliki cinta, yaitu kebutuhan akan teman, afiliasi,

interaksi mencintai dan dicintai.

4. Kebutuhan akan penghargaan, yaitu kebutuhan kan penghargaan diri dan

penghargaan dari orang lain.

5. Kebutuhan akan merelisasi diri, yaitu kebutuhan untuk memenuhi diri

sendiri dengan penggunaan kemampuan maksimum melalui keterampilan

dan potensi yang ada.

4) Teori Dua Faktor Herzberg (Herzberg’s Two Factor Theory)

Teori dua faktor dikembangkan oleh Frederick Herzberg. Dia

menggunakan teori Maslow sebagai titik acuannya. Terdapat dua faktor yang

(39)

(maintenance) dan faktor motivasi (motivations). Faktor pemeliharaan disebut

juga administrasi dan kebijakan perusahaan, kualitas pengawasan , hubungan

dengan pengawasan, hubungan dengan sub ordinat, upah keamanan kerja, kondisi

kerja dan status. Sedangkan faktor motivasi disebut pula satisfier, motivator, job

content, intrinsic factor yang meliputi dorongan berprestasi, pengenalan,

kemacuan (advancement), work in self. Kesempatan berkembang, dan tanggung

jawab.

5) Teori Pengharapan (Ecpetancy Theory)

Dikembangkan oleh Viktor H. Vroom. Kemudian diperluas oleh Porter

dan Lawler. Vroom menjelaskan bahwa motivasi suatu produk dari bagaimana

seseorang menginginkan sesuatu dan penaksiran seseorang memungkinkan aksi

tertentu yang akan menuntunnya. Selanjutnya Keith Davis (1996) mengemukakan

bahwa pengharapan kekuatan keyakinan pada suatu perilaku yang diikuti dengan

hasil khusus, hal ini menggambarkan bahwa kepuasan kerja pegawai yang

memungkinkan mencapai suatu hasail dapat menuntut hasil lainnya. Pengharapan

merupakan suatu aksi yang berhubungan dengan hasil dari range 0 – 1. Jika pegawai tidak mungkin mendapatkan hasil maka harapannya adalah = 0. Jika

aksinya berhubungan dengan hasil tertentu maka harapannya bernilai 1, harapan

(40)

2.1.3.4 Indikator Kepuasan Kerja

Menurut Sri Widodo (2015:120), pengertian indikator adalah alat

pemantau (sesuatu) yang dapat memberikan petunjuk atau keterangan; petunjuk;

tanda-tanda yang menarik perhatian. Sementara menurut Marihot (2002), dalam

Sri Widodo (2016:120), ada beberapa indikator, diantaranya :

1. Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang akibat dari

pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil

2. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan yang dilakukan

seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan.

3. Rekan sekerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa

berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan. Seseorang dapat merasakan

rekan kerjanya sangat menyenangkan atau tidak menyenangkan.

4. Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau petunjuk

dalam pelaksanaan kerja. Cara-cara kerja atasan dapat tidak

menyenangkan bagi seseorang atau menyenangkan dan hal ini dapat

mempengaruhi kepuasan kerja.

5. Promosi, yaitu kemungkinan seseorang dapat berkembang melalui

kenaikan jabatan, seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang

besar untuk naik jabatan atau tidak, proses kenaikan jabatan kurang

terbuka. Ini juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang.

(41)

Menurut Stephen (2003), dalam Sri Widodo (2015:122) terdapat dua

pendekatan yang paling banyak digunakan dalam mengukur kepuassan kerja

yaitu:

1. Angka nilai global tunggal (single global rating)

Metode ini lebih dari meminta individu-individu untuk menjawab satu

pertanyaan, seperti “Bila semua hal dipertimbangkan, seberapa puaskah anda dengan pekerjaan anda?” kemudian responden menjawab dengan

melingkari suatu bilangan antara 1 s/d 5 yang berpandanan dengan

jawaban dari sangat puas s/d sangat tidak puas.

2. Skor penjumlahan (summation skor)

Metode ini mengenai unsur-unsur utama dalam satu pekerjaan dan

menanyakan perasaan karyawan mengenai tiap unsur . faktor-faktor ini

dinilai pada skala baku dan kemudian dijumlahkan untuk menciptakan

(42)

badan terlihat dari hasil uji T yang nilai

signifikansinya adalah sebesar 0.421 yang artinya

(43)
(44)

terhadap dimiliki oleh seorang pegawai, maka akan semakin baik pula kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai tersebut sementara semakin baik Kompensasi yang diterima oleh

seorang pegawai, maka akan semakin baik pula

Dalam dunia kerja sekarang dituntut menciptakan kepuasan karyawan

yang tinggi untuk pengembangan perusahaan. Perusahaan tersebut harus mampu

membangun dan meningkatkan kepuasan di dalam lingkungannya. Keberhasilan

perusahaan tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu faktor penting

adalah sumber daya manusia, karena sumber daya manusia merupakan pelaku dari

keseluruhan tingkat perencanaan sampai dengan evaluasi yang mampu

memanfaatkan sumberdaya lainnya yang dimiliki oleh organisasi atau perusahaan.

(45)

sangat penting. Tenaga kerja memiliki potensi yang besar untuk menjalankan

aktivitas perusahaan. Potensi setiap sumber daya manusia yang ada dalam

perusahaan harus dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya sehingga mampu

memberikan output optimal.

Oleh karena itu, agar para pegawai memiliki kepuasan kerja yang tinggi

adalah dengan memberikan pengembangan karir pada karyawan. Dengan adanya

pengembangan karir tersebut pegawai juga merasa lebih di hargai atas kerja

mereka. Tujuan pengembangan karir adalah untuk mempertahankan pegawai serta

menambah semangat kerja mereka, sehingga pegawai lebih terpacu untuk

berprestasi, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kinerja pegawai .

Kompetensi juga berpengaruh terhadap kepuasan kerja pegawai. dengan

adanya kemampuan kerja yang baik, maka perusahaan telah membentuk sikap

para karyawannya agar melakukan suatu pekerjaan dengan seefektif mungkin.

Bilamana kemampuan kerja tidak baik maka kemungkinan tujuan yang telah

ditetapkan tidak dapat dicapai secara efektif dan efisien.

2.2.1 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian

2.2.1.1 Hubungan Variabel Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja

Kepuasan kerja karyawan dalam suatu perusahaan memiliki andil yang

cukup besar pada pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan yang telah

ditetapkan. Kepuasan kerja yang tinggi diinginkan oleh para manajer karena dapat

dikaitkan dengan hasil positif yang mereka harapkan, Hubungan antara variabel

(46)

dan Ella Jauvani Sagala (2009:282) mengemukakan bahwa Pengembangan karir

merupakan hal yang penting dimana manajemen dapat meningkatkan

produktifitas, meningkatkan sikap karyawan terhadap pekerjaannya dan

membangun kepuasan kerja yang lebih tinggi.

Hal ini didukung oleh hasil penelitian Audra Bianca dan Wahyu Susihono

(2012:181) bahwa Pengembangan karir berpengaruh secara signifikan terhadap

kepuasan kerja, hal ini terlihat dari hasil uji T yang nilai signifikansinya adalah

sebesar 0.421 yang artinya angka tersebut sudah lebih besar dari nilai p value

dengan α = 0.05, dari hasil Uji F secara bersama-sama iklim organisasi dan pengembangan karir mempengaruhi kepuasan kerja dilihat dari nilai Fhitung

sebesar 2.272 sedangkan Ftabel sebesar 3.345.

Serta hasil penelitian Kenny Yulianto Kurniawan (2015: 119) bahwa

Pengembangan karir ditemukan berpengaruh terhadap kepuasan kerja karyawan.

Hal ini berarti dengan meningkatkan pengembangan karir karyawan maka

karyawan akan memiliki kepuasan kerja yang cukup tinggi.

2.2.1.2 Hubungan Variabel Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja

Kompetensi karyawan sebagai karakteristik dari kemampuan seseorang

dibutukan untuk mendapat hasil kerja yang baik sehingga menimbulkan kepuasan

kerja. Adanya pengaruh Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan

dikemukakan oleh Bogner and Thomas (1994), dalam jurnal Fajar Maya Sari

(2013:150) bahwa “Kompetensi sebagai keahlian khusus yang dimiliki

perusahaan dan pengetahuan yang diarahkan untuk mencapai tingkat kepuasan

(47)

Hal ini di dukung oleh hasil penelitian Yudi Supiyanto (2015:734) bahwa

Kompetensi SDM berpengaruh positif signifikan terhadap kepuasan kerja

karyawan KSP di kabupaten Tuban, sehingga apabila kompetensi SDM tinggi

maka kepuasan kerja karyawan juga tinggi dan sebaliknya jika kompetensi SDM

rendah maka kepuasan kerja karyawan juga rendah.

Serta hasil penelitian Anak Agung Ngurah Bagus Dhermawan, I Gde

Adnyana Sudibya dan I Wayan Mudiartha Utama (2012) bahwa Kompetensi dan

kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan kerja pegawai dimana

semakin baik kompetensi yang dimiliki oleh seorang pegawai, maka akan

semakin baik pula kepuasan kerja yang dirasakan oleh pegawai tersebut sementara

semakin baik Kompensasi yang diterima oleh seorang pegawai, maka akan

semakin baik pula kepuasan kerjanya.

2.2.1.3 Hubungan Variabel Pengembangan Karir dan Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja

Dalam suatu perusahaan Pengembangan Karir merupakan salah satu faktor

yang sangat penting di perhatikan guna menunjang Karir seorang karyawan,

begitu juga dengan, Kompetensi apabila Karyawan punya Kompetensi yang baik

maka akan mendapat hasil pekerjaan yang baik pula. Seperti yang di ungkapkan

oleh Kadarisman (2012:330) Pengembangan Karir merupakan usaha formal untuk

meningkatkan dan menambah kompetensi/kemampuan, yang diharapkan

berdampak pada pengembangan dan perluasan wawasan yang membuka

kesempatan mendapatkan posisi/jabatan yang memuaskan dalam kehidupan

(48)

Hal ini di dukung oleh hasil penelitian Dayu Indah Novriani Parta et.,al.,

(2014:13) Pelaksanaan diklat yang efektif, pengembangan karir yang dijalankan

dengan baik beserta dengan peningkatan pada kompetensi para pegawai dapat

memberikan pengaruh yang signifikan dalam meningkatkan kepuasan kerja para

pegawai.

Berdasarkan uraian kerangka pemikiran di atas, maka penulis dapat

menyimpulkan bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.2

Paradigma penelitian Pengembangan Karir ( X1)

1. Perlakuan yang adil dalam berkarir

2. Keperdulian para atasan langsung 3. Informasi tentang berbagai Rahyu Shaputra dan Susi Hendriani

(49)

2.3 Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dibutuhkan suatu pengujian

hipotesis demi mengetahui apakah terdapat hubungan antara variable independen

dan variable dependen.

Umi Narimawati (2007 : 73) “Hipotesis dapat dikatakan sebagai

pendugaan sementara mengenai hubungan antar variabel yang akan diuji

kebenarannya. Karena sifatnya dugaan, maka hipotesis hendaknya mengandung

implikasi yang lebih jelas terhadap pengujian hubungan yang dinyatakan.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, maka penulis berasumsi mengambil

keputusan sementara (hipotesis) sebagai berikut:

1. Pengembangan Karir Pada PT. Techno Multi Utama Cimahi Masih Kurang

berjalan dengan baik.

2. Kompetensi karyawan Pada PT. Techno Multi Utama Cimahi Cukup

Berkompeten

3. Kepuasan Kerja Pada PT. Techno Multi Utama Cimahi Masih Rendah

4. Terdapat Pengaruh Pengembangan Karir Terhadap Kepuasan Kerja Pada PT.

Techno Multi Utama Cimahi

5. Terdapat Pengaruh Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja Pada PT. Techno

Multi Utama Cimahi

6. Terdapat Pengaruh Pengembangan Karir dan Kompetensi Terhadap Kepuasan

(50)

47 3.1 Objek Penelitian

Objek penelitian merupakan permasalahan yang diteliti. Objek dari

penelitian ini adalah pengembangan karir, kompetensi dan kepuasan kerja

Karyawan Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Techno Multi Utama Cimahi.

Menurut Husein Umar (2005:303) mengemukakan bahwa :

”Objek penelitian menjelaskan tentang apa dan atau siapa yang menjadi

objek penelitian. Juga dimana dan kapan penelitian dilakukan. Bisa juga

ditambahkan hal- hal lain jika dianggap perlu¨.

Objek dalam penelitian ini adalah Pengembangan Karir (X1) dan

Kompetensi (X2) serta Kepuasan kerja (Y). Penelitian dilakukan di PT. Techno

Multi Utama Cimahi.

3.2 Metode Penelitian

Menurut Sugiyono (2015:2) metode penelitian pada dasarnya merupakan

cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu.

Metode yang dilakukan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif dan

verifikatif dengan pendekatan kuantitatif karena penulis ingin mendeskripsikan

Pengaruh Pengembangan Karir dan Kompetensi Terhadap Kepuasan Kerja

(51)

Menurut Sugiyono (2005 : 21) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi

Anggadini dan Linna Ismawati (2010:29) : “ Metode Deskriptif adalah metode

yang digunakan untuk menggambarkan atau menganalisis suatu hasil penelitian

tetapi tidak digunakan untuk membuat kesimpulan yang lebih luas”.

Sedangkan metode verifikatif menurut Mashuri (2008 : 45) dalam Umi

Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:29) menyatakan

bahwa: “ Metode verifikatif yaitu memeriksa benar tidaknya apabila dijelaskan

untuk menguji suatu cara dengan atau tanpa perbaikan yang telah dilaksanakan di

tempat lain dengan mengatasi masalah yang serupa dengan kehidupan”.

Dalam penelitian ini, metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan,

menjelaskan keadaan berdasarkan data dan fakta yang dikumpulkan kemudian

disusun secara sistematis mengenai pengembangan karir, kompetensi, dan

kepuasan kerja karyawan pada PT. Techno Multi Utama Cimahi yang selanjutnya

dianalisis untuk mendapatkan kesimpulan. Sedangkan, metode verifikatif

digunakan untuk mengukur seberapa besar pengaruh pengembangan karir

terhadap kepuasan kerja karyawan pada PT. Techno Multi Utama Cimahi dan

mengukur seberapa besar pengaruh kompetensi terhadap kepuasan kerja karyawan

pada PT. Techno Multi Utama Cimahi secara parsial dan simultan.

Berdasarkan jenis penelitiannya, yaitu penelitian deskriptif verifikatif,

maka metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei yaitu

penelitian yang mengambil sampel dari populasi dan menggunakan kuesioner

(52)

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukan suatu penelitian sangat perlu dilakukan perencanaan

dan perancangan penelitian, agar penelitian yang dilakukan dapat berjalan dengan

baik dan sistematis. Desain penelitian menurut Moh. Nazir (2003:84) dalam Umi

Narimawati, Sri Dewi Anggadini dan Linna Ismawati (2010:30) bahwa :

“Desain Penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan

pelaksanaan penelitian”.

Berdasarkan pemaparan diatas, maka dapat dikatakan bahwa desain

penelitian merupakan semua proses penelitian yang dilakukan oleh penulis dalam

melaksanakan penelitian, mulai dari perencanaan sampai pelaksanaan penelitian

yang dilakukan pada waktu tertentu.

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mencari dan menetapkan permasalahan sebagai indikasai dari fenomena

penelitian yang terjadi pada PT. Techno Multi Utama Cimahi dan selanjutnya

menetapkan judul penelitian.

2. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi pada PT. Techno Multi Utama

Cimahi

3. Menetapkan rumusan masalah penelitian termasuk membuat spesifikasi dari

(53)

Pengembangan karir (variabel X1) dan kompetensi (variabel X2) serta Kepuasan

kerja (variabel Y).

4. Menetapkan tujuan penelitian yang dilakukan oleh penulis pada PT. Techno

Multi Utama Cimahi

5. Menetapkan hipotesis penelitian sesuai dengan fenomena yang terjadi pada PT.

Techno Multi Utama Cimahi. berdasarkan teori.

6. Memilih serta memberi definisi terhadap setiap pengeluaran variabel.

Pengukuran variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengukuran

dengan skala ordinal karena data yang diukurnya berupa tingkatan. Pada skala ini,

urutan simbol atau kode berupa angka yang mempunyai arti urutan jenjang yang

dimulai dari yang positif sampai yang paling negatif dan sebaliknya.

7. Menetapkan sumber data, teknikn penentuan sampel dan teknin pengumpulan

data mengenai pengenbangan karir dan kompetensi terhadap kepuasan kerja

karyawan pada PT. Techno Multi Utama Cimahi.

8. Melakukan analisis data mengenai informasi tentang pengembangan karir dan

kompetensi terhadap kepuasan kerja pegawai PT. Techno Multi Utama Cimahi.

9. Menyimpulkan penelitian, sehingga akan diperoleh penjelasan dan jawaban

atas identifikasi masalah dalam penelitian.

Berdasarkan penjelasan di atas, maka dapat di gambarkan desain dari penelitian

(54)

Tabel 3.1

Unit Analisis Time Horizon T - 1 Descriptive Descriptive

dan survey

Sumber: diolah oleh penulis tahun 2016

Desain penelitian ini menggunakan pendekatan paradigma hubungan

antara dua variabel bebas secara bersamaan yang mempunyai hubungan dengan

satu variabel tergantung.

Desain penelitian tersebut dapat digambarkan sebagai berikut :

(55)

3.2.2 Operasional Variabel

Menurut Sugiyono (2015:38), menyatakan bahwa variabel adalah sebagai berikut: “Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.

Operasional variabel dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh pengukuran variabel-variabel penelitian yaitu :

a. Variabel Independent (Varibel X)

Definisi variabel bebas menurut Sugiyono (2015:39) merupakan

variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau

timbulnya variabel dependent (terikat). Variabel independent dalam penelitian ini

adalah pengembangan karir (X1), kompetensi (X2), variable-variabel ini di

tentukan dengan skala ordinal, data- data di peroleh melalui kuisioner.

b. Variabel Dependent (Varibel Y)

Definisi variabel terikat menurut Sugiyono (2015:39) merupakan

variabel yang dipengaruhi oleh variabel lain.Variabel dependent dalam penelitian

ini adalah kepuasan kerja karyawan (Y).

Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini secara lebih jelas

(56)

Tabel 3.2

Operasional Variabel

variabel Konsep variabel Indikator Ukuran

(57)
(58)
(59)

menunjang

Sumber: diolah oleh penulis tahun 2016

3.2.3 Sumber dan Teknik Penentuan Data 3.2.3.1 Sumber Data

Jenis data yang digunakan penulis pada penelitian mengenai

pengembangan karir dan kompetensi terhadap kepuasan kerja adalah data primer

dan data sekunder.

Menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi

(60)

primer adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul

data.”

Menggunakan data primer karena peneliti mengumpulkan sendiri data –

data yang dibutuhkan yang bersumber langsung dari objek pertama yang akan

diteliti. Setelah data – data terkumpul, data tersebut akan diolah sehingga akan

menjadi sebuah informasi bagi peneliti tentang keadaan objek penelitian. Data

primer dalam penelitian ini adalah hasil dari pengambilan data langsung.

Menurut Sugiyono (2009:137) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi

Anggadini dan Linna Ismawati (2010:37) menjelaskan bahwa sumber data

sekunder adalah : “Sumber yang tidak langsung memberikan data kepada

pengumpul data”. Menggunakan data sekunder karena peneliti mengumpulkan

informasi dari data yang telah diolah oleh pihak lain, yaitu informasi mengenai

data – data terkait dengan pengembangan karir, kompetensi dan kepuasan kerja

karyawan.

3.2.3.2 Teknik Penentuan Data

Sebelum menentukan penentuan data yang akan dijadikan sampel, terlebih dahulu

dikemukakan tentang populasi dan sampel.

1. Populasi

Menurut Umi Narimawati (2008:161) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi

Anggadini dan Linna Ismawati (2010:37), populasi adalah “Objek atau subjek

yang memiliki karakteristik tertentu sesuai informasi yang ditetapkan oleh

(61)

Berdasarkan pengertian diatas maka populasi dalam penelitian ini adalah

seluruh karyawan di PT. Techno Multi Utama Cimahi yang berjumlah 51 orang

tidak termasuk manager dan direktur, yang bisa dilihat pada tabel 3.3.

Tabel 3.3.

Jumlah Karyawan pada PT. Techno Multi Utama Cimahi

NO DIVISI JUMLAH POPULASI

1 Corporate Finance & Accounting 5

2 Purchasing 1

3 Information Technology 10

4 Instrumentasi 6

5 Mechanical & Machinery 9

6 Multimedia 7

7 Engineering Support 1

8 Engineering Drawing 2

9 Logistic, Facility & GA 8

10 Corp. Administration 1

11 Secretary 1

Jumlah 51

Sumber :PT. Techno Multi Utama Cimahi 2016

2. Sampel

Metode yang digunakan dalam penarikan sampel ini adalah sampling

jenuh atau sensus. Pengertian sampling jenuh atau sensus menurut Sugiyono

(2015:85), adalah : “ sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua

anggota populasi digunakan sebagai sampel”.

Berdasarkan dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa

sampling jenuh atau sensus adalah teknik penentuan sampel dengan menggunakan

semua anggota populasi. Dalam penelitian ini karena jumlah populasinya sedikit

atau terbatas sehingga tidak memungkinkan untuk menggunakan sampel,

sehingga peneliti mengambil jumlah sampel sama dengan jumlah populasi atau

(62)

3.2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, untuk memperoleh data yang diperlukan, penulis

menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan Penelitian

lapangan (Field Research).

Metode ini dilakukan dengan cara mengadakan peninjauan langsung pada

perusahaan yang menjadi objek untuk mendapatkan data primer (data yang

diperoleh langsung dari PT. Techno Multi Utama Cimahi dari data sekunder).

Data primer ini didapatkan melalui teknik - teknik sebagai berikut :

a. Observasi ( Pengamatan Langsung )

Melakukan pengamatan secara langsung di PT. Techno Multi Utama

Cimahi untuk memperoleh data yang diperlukan. Observasi dilakukan dengan

mengamati kegiatan perusahaan yang berhubungan dengan variabel penelitian.

Hasil dari observasi dapat dijadikan data pendukung dalam menganalisis dan

mengambil kesimpulan.

b. Wawancara atau interview

Yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan pertanyaan -

pertanyaan kepada pihak - pihak yang berkaitan dengan masalah yang dibahas.

Penulis mengadakan hubungan langsung dengan pihak - pihak yang dianggap

(63)

Dalam teknik wawancara ini, penulis mengadakan tanya jawab kepada

sumber yang dapat memberikan data atau informasi. Informasi itu berupa yang

berkaitan dengan pengembangan karir dan kompetensi terhadap kepuasan kerja

karyawan.

c. Kuesioner

Merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara

memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk

kemudian dijawabnya Sugiyono (2015:142). Kuesioner yang digunakan adalah

kuesioner tertutup yang telah diberi skor, dimana data tersebut nantinya akan

dihitung secara statistik. Kuesioner tersebut berisi daftar pertanyaan yang

ditunjukkan kepada responden yang berhubungan dalam penelitian ini. Hasil dari

kuesioner ini yaitu berupa data - data mengenai pengembangan karir dan

kompetensi terhadap kepuasan kerja karyawan.

Teknik pengolahan data hasil kuesioner digunakan skala likert dimana alternatif

jawaban nilai 5 sampai dengan 1. Pemberian skor dilakukan atas jawaban

pertanyaan baik mengenai pengembangan karir (X1), kompetensi (X2) maupun

kerja (Y), karena data ini bersifat ordinal maka selanjutnya nilai - nilai dari

alternatif tersebut dijumlahkan untuk setiap responden.

Adapun kriteria pembobotan nilai untuk alternatif jawaban dapat dilihat

(64)

Tabel 3.4 Skala Likert

Jawaban Bobot Nilai (+) Bobot Nilai (-)

a. Sangat Setuju (SS) 5 1

b. Setuju (S) 4 2

c. Kurang Setuju (KS) 3 3

d. Tidak Setuju (TS) 2 4

e. Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5

Data sekunder dalam penelitian ini didapatkan melalui teknik – teknik

sebagai berikut :

- Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dilakukan dengan menelaah

dokumen - dokumen yang terdapat pada perusahaan, mulai dari literature, serta

buku-buku yang ada mengenai pengembangan karir, kompetensi dan kepuasan

kerja.

3.2.4.1 Uji Validitas

Menurut Cooper (2006:720) dalam Umi Narimawati, Sri Dewi Anggadini

dan Linna Ismawati (2010:42) validitas adalah : ”Validity is a characteristic of

measuraenment concerned with the extent that a test measures what the

researcher actually wishes to measure”.

Berdasarkan definisi diatas, maka validitas dapat diartikan sebagai suatu

karakteristik dari ukuran terkait dengan tingkat pengukuran sebuah alat test

(kuesioner) dalam mengukur secara benar apa yang diinginkan peneliti untuk

Gambar

Gambar 2.1Tahap-Tahap Karir
Tabel 2.1
Gambar 2.2
Tabel 3.1
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sistem pengembangan karir yang perlu dibuat di PT Jasa Marga (Persero) Tbk Cabang Jagorawi adalah dengan melakukan pembukaan jaringan untuk karyawan, dimana di dalamnya

Taspen (Persero) Kantor Cabang Utama Medan mengharapkan kepada para karyawannya untuk memiliki motivasi yang tinggi dalam berkerja sehingga mendorong karyawan dapat berkerja

The The purpose of this research is to identify the effect of Career Development and Motivation towards Job Satisfaction in PT.TASPEN (PERSERO) Kantor Cabang Utama Medan..

Berdasarkan hasil pra penelitian yang dilakukan pada Kantor PT PLN (Persero) Pembangkitan Sumatera Bagian Utara, terhadap pengembangan karir yaitu PT PLN

peneliti menggunakan teori S-O-R, yang mana Stimulus (Pesan) berupa program kemitraan yang dijalankan oleh bagian PKBL PT Jasa Raharja (Persero) Cabang Riau, lalu stimulus

Nilai tersebut berarti lebih kecil dari taraf uji signifikan sebesar 5% atau 0,05 sehingga dapat dikatakan bahwa variabel kompensasi, pengembangan karir dan kompetensi secara

Hasil penelitian menunjukkan ada pengaruh positif dari (1) kompetensi intelektual terhadap pengembangan karir karyawan, (2) kompetensi intelektual terhadap kinerja

PEMBAHASAN PENELITIAN Pengaruh Pelatihan, Kompetensi, dan Pengembangan Karir terhadap Kinerja Karyawan Hasil olah data uji F menunjukkan bahwa variabel pelatihan, kompetensi, dan