• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Informasi Manajemen pada Bagian Persediaan di PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Sistem Informasi Manajemen pada Bagian Persediaan di PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries"

Copied!
192
0
0

Teks penuh

(1)

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PADA

BAGIAN PERSEDIAAN DI PT. MEDAN TROPICAL CANNING

& FROZEN INDUSTRIES

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik

Oleh

Akhmad Bakrie

NIM. 080403003

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkanataskehadirat Allah SWTkarena atas

berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan Tugas Sarjana ini dengan

baik.Pembuatan Tugas Sarjana inimerupakan langkah selanjutnya bagi penulis

untuk mengenal dunia kerja serta menerapkan ilmu yang telah dipelajari selama

perkuliahan dan ditujukan untuk memenuhi sebagain syarat-syarat dan ketentuan

dalam mengikuti kurikulum Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik,

Universitas Sumatera Utara guna memperoleh gelar sarjana teknik.

Tugas Sarjana ini terdiri dari struktur pengerjaan dan dasar-dasar dari

penelitian yang akan dilakukan di PT. Medan Tropical Canning & Frozen

Industries. Tugas ini memaparkan judul Tugas Sarjana penulis, yaitu

“Perancangan Sistem Informasi Manajemen pada Bagian Persediaan di PT.

Medan Tropical Canning & Frozen Industries”.

Penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana ini masih jauh dari

kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari para pembaca sekalian demi kesempurnaan Tugas Sarjana

ini. Akhir kata, penulis berharap agar tugas ini berguna bagi kita semua.

Medan, Juni 2012

(7)

UCAPAN TERIMA KASIH

Dalam penulisan Tugas Sarjana ini, penulis telah mendapatkan

bimbingan dan dukungan yang besar dari berbagai pihak, baik berupa materi,

spiritual, informasi maupun administrasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

terima kasih kepada:

1. Ibu Ir. Khawarita Siregar, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Ir. Ukurta Tarigan, MT, selaku Sekretaris Jurusan Teknik

IndustriUniversitas Sumatera Utara.

3. Bapak Prof. Dr. Ir. Humala L. Napitupulu, DEA, selaku Dosen Pembimbing I

atas bimbingan, pengarahan, dan masukan yang selalu diberikan dalam

penyelesaian Tugas Sarjana ini.

4. Bapak Aulia Ishak, ST, MT, selaku Dosen Pembimbing II sebagai dosen

pembimbing yang senantiasa membimbing dan memotivasi penulis untuk

menghasilkan karya ilmiah yang baik.

5. Bapak Nazamuddin,selaku Manajer Personalia PT. Medan Tropical Canning

& Frozen Industries yang memberikan izin melakukan penelitian ini.

6. Bapak Tengku Aznul,selaku Asisten Manajer Produksi PT. Medan Tropical

Canning & Frozen Industries yang membimbing penulis dalam penelitian ini.

7. Orang tua yang telah memberikan dukungan sepenuhnya kepada penulis baik

(8)

8. Widya Rahmadani Utami, selaku rekan setia dan seperjuangan yang tidak

pernah lelah membantu, memberi masukan, dan memotivasi penulis dalam

penyelesaian Tugas Sarjana ini.

9. Semua teman-teman angkatan 2008 di Departemen Teknik Industri USU yang

telah memberikan banyak masukan kepada penulis.

10.Bang Mijo, Kak Dina, Kak Ani,Bang Nurmansyah, dan Bang Ridho atas

bantuan dan tenaga yang telah diberikan dalam memperlancar penyelesaian

Tugas Sarjana ini.

Kepada semua pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaian

laporan ini dan tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, penulis mengucapkan

terima kasih. Semoga laporan ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, Juni 2011

(9)

DAFTAR ISI

BAB HALAMAN

LEMBAR JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMA KASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR GAMBAR ... x

I PENDAHULUAN ... I-1

1.1. Latar Belakang ... I-1

1.2. Perumusan Masalah ... I-3

1.3. Tujuan Penelitian ... I-4

1.4. Batasan Masalah dan Asumsi ... I-5

1.5. Manfaat Penelitian ... I-6

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-6

II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... II-1

2.1. Sejarah Perusahaan ... II-1

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-3

2.3. Lokasi Perusahaan ... II-3

(10)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

2.5. Organisasi dan Manajemen ... II-4

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan ... II-4

2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja ... II-6

2.5.3. Jam Kerja ... II-8

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya ... II-8

2.6. Proses Produksi ... II-10

2.6.1. Standar Kualitas... II-10

2.6.2. Bahan yang Digunakan... II-11

2.6.3. Uraian Proses Produksi ... II-12

2.6.4. Mesin dan Peralatan ... II-13

2.6.5. Utilitas… ... II-13

2.6.6. Waste Treatment ... II-14

III LANDASAN TEORI ... III-1

3.1. Persediaan ... III-1

3.1.1. Definisi Persediaan ... III-1

3.1.2. Fungsi Persediaan ... III-2

3.1.3. Tujuan Persediaan ... III-4

3.1.4. Pengendalian Persediaan Secara Statistik

(Statistical Inventory Control) ... III-5

(11)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.2.1. Definisi Informasi ... III-6

3.2.2. Definisi Sistem Informasi ... III-7

3.3. Sistem Informasi Manajemen ... III-9

3.3.1. Manajemen ... III-9

3.3.2. Pengertian Sistem Informasi Manajemen ... III-10

3.3.3. Tujuan Sistem Informasi Manajemen ... III-13

2.3.4. Karakteristik Sistem Informasi Manajemen ... III-13

3.4. Business Process Reengineering (BPR) ... III-14

3.5. Langkah-langkah Perancangan Sistem Informasi Manajemen III-17

3.5.1. Perancangan Model ... III-18

3.5.1.1. Physical System ... III-18

3.5.1.2 .Logical Model ... III-19

3.5.2. Perancangan Output ... III-21

3.5.3. Perancangan Input ... III-22

3.5.4. Perancangan Basis Data ... III-22

3.5.4.1. Perancangan File ... III-23

3.5.4.2. Perancangan ERD ... III-23

3.5.5. Perancangan Teknologi ... III-25

3.5.5.1. Metode Pengembangan Sistem Informasi ... III-26

3.5.5.2. Metode Perancangan Sistem Informasi ... III-32

(12)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

3.5.6. Pengenalan Delphi ... III-34

3.5.7. Perancangan Program ... III-36

IV METODOLOGI PENELITIAN ... IV-1

4.1. Jenis Penelitian ... IV-1

4.2. Lokasi Penelitian ... IV-1

4.3. Kerangka Konseptual ... IV-1

4.4. Langkah-langkah Metodologi Penelitian ... IV-2

4.4.1. Studi Pendahuluan ... IV-2

4.4.2. Studi Pustaka ... IV-2

4.4.3. Pengumpulan Data ... IV-3

4.4.4. Perhitungan Persediaan ... IV-3

4.4.5. Perancangan Sistem ... IV-4

4.4.6. Pembahasan ... IV-7

4.4.7. Kesimpulan dan Saran ... IV-8

V PENGUMPULAN DATA ... V-1

5.1. Pengumpulan Data ... V-1

5.1.1. Struktur Organisasi ... V-1

(13)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

VI PERANCANGAN SISTEM ... VI-1

6.1. Perancangan Sistem ... VI-1

6.1.1. Perhitungan Jumlah Pemesanan Ekonomis ... VI-1

6.1.2. Perancangan Model ... VI-2

6.1.2.1. Perancangan Physical System ... VI-2

6.1.3. Perancangan Struktur Sistem ... VI-12

6.1.4. Perancangan Model Logik (DFD) ... VI-14

6.1.5. Perancangan Output ... VI-19

6.1.6. Perancangan Input ... VI-23

6.2. Perancangan Basis Data ... VI-34

6.2.1. Perancangan File ... VI-34

6.2.2. Perancangan (Enitity Relationship Diagram) ERD ... VI-41

6.3. Implementasi… ... VI-42

6.3.1. Perangkat Keras (Hardware) ... VI-42

6.3.2. Perangkat Lunak (Software) ... VI-43

VII PEMBAHASAN ... VII-1

7.1. Hasil Perancangan Sistem Informasi ... VII-1

7.2. Analisis Perbandingan Sistem Informasi Awal dengan

Hasil Perancangan ... VII-3

(14)

DAFTAR ISI (LANJUTAN)

BAB HALAMAN

7.4. Verifikasi dan Validasi Model Terkomputerisasi ... VII-19

7.4.1. Verifikasi Model Tekomputerisasi ... VII-19

7.4.2. Validasi Model Terkomputerisasi... VII-21

VIII KESIMPULAN DAN SARAN ... VIII-1

8.1. Kesimpulan…. ... VIII-1

8.2. Saran………… ... VIII-2

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

- ALGORITMA PEMROGRAMAN

- DAFTAR PERTANYAAN WAWANCARA

- SURAT KEPUTUSAN TENTANG TUGAS SARJANA MAHASISWA

- SURAT PERMOHONAN TUGAS SARJANA

- FORMULIR PENETAPAN TUGAS SARJANA

- SURAT IJIN MELAKUKAN RISET (SURAT PENJAJAKAN) KE PT.

MEDAN TROPICAL CANNING & FROZEN INDUSTRIES

- SURAT BALASAN IZIN RISET DARI PT. MEDAN TROPICAL

CANNING & FROZEN INDUSTRIES

- LEMBAR ASISTENSI TUGAS SARJANA DOSEN PEMBIMBING I

(15)

DAFTAR TABEL

TABEL HALAMAN

2.1. Jabatan dan Jumlah Tenaga Kerja PT. Medan Tropical Canning

& Frozen Industries ... II-7

2.2. Jam Kerja pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries.... II-8

3.1. Simbol-simbol pada Systems Flowchart ... III-19

3.2. Simbol-simbol pada Systems Flowchart ... III-20

5.1. Lama Waktu Aliran Informasi Pengelolaan Data Persediaan ... V-14

5.2. Keluhan Aliran Informasi Pengelolaan Data Persediaan... V-14

5.3. Kebutuhan Data Setiap User ... V-15

6.1. Penjelasan Rancangan Output Sistem Informasi Persediaan

PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries ... VI-22

6.2. Penjelasan Rancangan Input Sistem Informasi Persediaan

PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries ... VI-32

6.3. Entitas Master Bahan Baku ... VI-34

6.4. Entitas Master Produk Jadi ... VI-34

6.5. Entitas Master Pembeli ... VI-35

6.6. Entitas Master Supplier ... VI-35

6.7. Entitas Form Permintaan Produk Jadi ... VI-36

6.8. Entitas Form Pemesanan Bahan Baku ... VI-36

6.9. Entitas Form Penerimaan Bahan Baku ... VI-37

(16)

DAFTAR TABEL (LANJUTAN)

TABEL HALAMAN

6.11. Entitas Form Perintah Produksi ... VI-38

6.12. Entitas Form Permintaan Bahan Baku ... VI-38

6.13. Entitas Form Pengeluaran Bahan Baku ... VI-38

6.14. Entitas Form Penerimaan Produk Jadi ... VI-39

6.15. Entitas Form Penjualan Produk Jadi ... VI-39

6.16. Entitas Form Pengeluaran Produk Jadi... VI-40

6.17. Entitas Form Penyesuaian Produk Jadi ... VI-40

6.18. Entitas Form Penyesuaian Bahan Baku ... VI-40

7.1. Perbandingan Sistem Informasi Aktual dengan Hasil Perancangan ... VII-3

(17)

DAFTAR GAMBAR

GAMBAR HALAMAN

2.1. Struktur Organisasi pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen

Industries ... II-6

2.2. Bagan Alir Proses Produksi di PT. Medan Tropical Canning

& Frozen Industries ... II-12

3.1. Transformasi Data Menjadi Informasi ... III-7

3.2. Fungsi Dari Sistem Informasi ... III-9

3.3. Tingkatan Kegiatan Manajemen ... III-10

3.4. Operasi Awal ... III-16

3.5. Aliran Kerja yang telah Dirancang Ulang ... III-17

4.1. Kerangka Konseptual ... IV-2

4.2. Blok Diagram Perancangan Sistem ... IV-7

4.3. Blok Diagram Metodologi Penelitian ... IV-8

5.1. Struktur Organisasi PT. Medan Tropical Canning & Frozen

Industries yang akan Dianalisis ... V-1

5.2. Model Pemesanan Bahan Baku (Aktual) ... V-4

5.3. Model Penerimaan Bahan Baku (Aktual) ... V-6

5.4. Model Pengeluaran Bahan Baku (Aktual) ... V-8

5.5. Model Penerimaan Produk Jadi (Aktual) ... V-9

5.6. Model Pengeluaran Produk Jadi (Aktual) ... V-11

(18)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

5.8. Kebutuhan User Sistem Informasi Manajemen PT. Medan Tropical

Canning & Frozen Industries ... V-17

6.1. Model Pemesanan Bahan Baku (Usulan) ... VI-3

6.2. Algoritma Pemesanan Bahan Baku (Usulan) ... VI-3

6.3. Model Penerimaan Bahan Baku (Usulan) ... VI-5

6.4. Algoritma Penerimaan Bahan Baku (Usulan) ... VI-6

6.5. Model Pengeluaran Bahan Baku (Usulan) ... VI-7

6.6. Algoritma Pengeluaran Bahan Baku (Usulan) ... VI-8

6.7. Model Penerimaan Produk Jadi (Usulan) ... VI-8

6.8. Algoritma Penerimaan Produk Jadi (Usulan) ... VI-9

6.9. Gambar 6.9. Model Pengeluaran Produk Jadi (Usulan) ... VI-10

6.10. Algoritma Pengeluaran Produk Jadi (Usulan) ... VI-10

6.11. Struktur Sistem informasi PT. Medan Tropical Canning & Frozen

Industries ... VI-12

6.12. Diagram Konteks ... VI-14

6.13. Diagram Level 0 Pemesanan Bahan Baku... VI-15

6.14. Diagram Level 1 Penerimaan Bahan Baku ... VI-15

6.15. Diagram Level 2 Pengeluaran Bahan Baku ... VI-16

6.16. Diagram Level 3 Penerimaan Produk Jadi ... VI-17

(19)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

6.18. Format OutputForm Pemesanan Bahan Baku ... VI-19

6.19. Format OutputForm Penerimaan Bahan Baku ... VI-19

6.20. Format Output Laporan Pembelian Bahan Baku ... VI-20

6.21. Format Output Kartu Persediaan Bahan Baku ... VI-20

6.22. Format Output Kartu Persediaan Produk Jadi ... VI-20

6.23. Format Output Nota Penjualan ... VI-21

6.24. Format Output Laporan Penjualan) ... VI-21

6.25. Format Input Master Bahan Baku ... VI-23

6.26. Format Input Master Produk Jadi ... VI-23

6.27. Format Input Master Pembeli ... VI-24

6.28. Format Input Master Supplier ... VI-24

6.29. Format Input Form Permintaan Produk Jadi ... VI-25

6.30. Format Input Form Pemesanan Bahan Baku ... VI-25

6.31. Format Input Form Penerimaan Bahan Baku ... VI-26

6.32. Format Input Form Pembelian Bahan Baku ... VI-26

6.33. Format Input Form Perintah Produksi ... VI-27

6.34. Format Input Form Permintaan Bahan Baku ... VI-27

6.35. Format Input Form Pengeluaran Bahan Baku ... VI-28

6.36. Format Input Form Penerimaan Produk Jadi ... VI-28

(20)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

6.38. Format Input Form Pengeluaran Produk Jadi ... VI-29

6.39. Format Input Form Penyesuaian Persediaan Produk Jadi ... VI-30

6.40. Format Input Form Penyesuaian Persediaan Bahan Baku ... VI-30

6.41. Entity Relationship Diagram (ERD) ... VI-41

6.42. Hasil Desain Form ... VI-43

6.43. Penyimpanan Form dan Project ... VI-44

6.44. Pengubahan Option Form ... VI-44

6.45. Source Code Form ... VI-45

7.1. Struktur Menu Hasil Perancangan ... VII-6

7.2. Format OutputForm Pemesanan Bahan Baku ... VII-7

7.3. Format OutputForm Penerimaan Bahan Baku ... VII-7

7.4. Format Output Laporan Pembelian Bahan Baku ... VII-8

7.5. Format Output Kartu Persediaan Bahan Baku ... VII-9

7.6. Format Output Kartu Persediaan Produk Jadi ... VII-9

7.7. Format Output Nota Penjualan ... VII-10

7.8. Format Output Laporan Penjualan ... VII-10

7.9. Format Input Master Bahan Baku ... VII-11

7.10. Format Input Master Produk Jadi ... VII-11

7.11. Format Input Master Pembeli ... VII-12

(21)

DAFTAR GAMBAR (LANJUTAN)

GAMBAR HALAMAN

7.13. Format Input Form Permintaan Produk Jadi ... VII-13

7.14. Format Input Form Pemesanan Bahan Baku ... VII-13

7.15. Format Input Form Penerimaan Bahan Baku ... VII-14

7.16. Format Input Form Pembelian Bahan Baku ... VII-14

7.17. Format Input Form Perintah Produksi ... VII-15

7.18. Format Input Form Permintaan Bahan Baku ... VII-15

7.19. Format Input Form Pengeluaran Bahan Baku ... VII-16

7.20. Format Input Form Penerimaan Produk Jadi ... VII-16

7.21. Format Input Form Pengeluaran Produk Jadi ... VII-17

7.22. Format Input Form Penjualan Produk Jadi ... VII-17

7.23. Format Input Form Persediaan Produk Jadi ... VII-18

7.24. Format Input Form Persediaan Bahan Baku ... VII-18

7.25. Verifikasi Model Terkomputerisasi Penerimaan Bahan Baku ... VII-19

7.26. Verifikasi Model Terkomputerisasi Pengeluaran Bahan Baku ... VII-20

7.27. Verifikasi Model Terkomputerisasi Persediaan Bahan Baku ... VII-20

7.28. Validasi Model Terkomputerisasi Penerimaan Bahan Baku ... VII-22

7.29. Validasi Model Terkomputerisasi Pengeluaran Bahan Baku ... VII-22

(22)

ABSTRAK

Kemajuan dunia bisnis makanan yang semakin kompetitif membuat perusahaan perlu menigkatkan kinerjanya terutama dalam pengelolaan persediaan bahan baku dan produk jadi. Untuk mampu bersaing dengan keadaan ini, penerimaaan bahan baku dan pengiriman produk yang tepat waktu sangatlah penting. PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang olahanmakanan hasil tangkapan laut untuk keperluan konsumsi masyarakat dalam dan luar negeri. PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industrieskerap mengalami keterlambatan penerimaaan bahan baku dan pengiriman produk jadi sehingga timbul keluhan dari pihak pembeli dan supplier. Dari hasil observasi, penyebab utama terjadinya keterlambatan ini adalah kurang baiknya aliran informasi antar departemen yang terkait dengan bagian persediaan bahan baku dan produk jadi sehingga sering terjadi kesalahan dalam pencatatan data, pengolahan data, dan pengarsipan dokumen untuk melakukan penilaian dan evaluasi terhadap keadaaan persediaan. Atas dasar permasalahan tersebut, maka diberikan solusi yang memungkinkan, berupa perancangan sistem informasi berbasis komputer yang dibuat berdasarkan aktivitas dan prosedur setiap departemen di kegiatan yang terkait dengan persediaan. Tujuan dari perancangan ini adalah mengembangkan rancangan sistem informasi manajemen berbasis komputer untuk mendukung pemecahan masalah aliran informasi perusahaan dimulai dari proses pemesanan bahan baku hingga pengiriman produk jadi kepada konsumen PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries. Berdasarkan data diatas, dilakukan perancangan konseptual

sistem informasi manajemen dengan menggunakan software Borland Delphi 7.

Dengan adanya sistem informasi rancangan tersebut, prosedur yang dilakukan perusahaan menjadi lebih singkat dan sistem pengelolaan data persediaan menjadi lebih cepat dan akurat

(23)

ABSTRAK

Kemajuan dunia bisnis makanan yang semakin kompetitif membuat perusahaan perlu menigkatkan kinerjanya terutama dalam pengelolaan persediaan bahan baku dan produk jadi. Untuk mampu bersaing dengan keadaan ini, penerimaaan bahan baku dan pengiriman produk yang tepat waktu sangatlah penting. PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries merupakan sebuah perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang olahanmakanan hasil tangkapan laut untuk keperluan konsumsi masyarakat dalam dan luar negeri. PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industrieskerap mengalami keterlambatan penerimaaan bahan baku dan pengiriman produk jadi sehingga timbul keluhan dari pihak pembeli dan supplier. Dari hasil observasi, penyebab utama terjadinya keterlambatan ini adalah kurang baiknya aliran informasi antar departemen yang terkait dengan bagian persediaan bahan baku dan produk jadi sehingga sering terjadi kesalahan dalam pencatatan data, pengolahan data, dan pengarsipan dokumen untuk melakukan penilaian dan evaluasi terhadap keadaaan persediaan. Atas dasar permasalahan tersebut, maka diberikan solusi yang memungkinkan, berupa perancangan sistem informasi berbasis komputer yang dibuat berdasarkan aktivitas dan prosedur setiap departemen di kegiatan yang terkait dengan persediaan. Tujuan dari perancangan ini adalah mengembangkan rancangan sistem informasi manajemen berbasis komputer untuk mendukung pemecahan masalah aliran informasi perusahaan dimulai dari proses pemesanan bahan baku hingga pengiriman produk jadi kepada konsumen PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries. Berdasarkan data diatas, dilakukan perancangan konseptual

sistem informasi manajemen dengan menggunakan software Borland Delphi 7.

Dengan adanya sistem informasi rancangan tersebut, prosedur yang dilakukan perusahaan menjadi lebih singkat dan sistem pengelolaan data persediaan menjadi lebih cepat dan akurat

(24)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries merupakan sebuah

perusahaan manufaktur yang bergerak dalam bidang olahan makanan hasil

tangkapan laut untuk keperluan konsumsi masyarakat dalam dan luar negeri.

Produk utama yang menjadi keunggulan perusahaan ini adalah makanan hasil

olahan laut seperti cumi-cumi, kepah, ikan tuna, gurita, kepiting, dan udang yang

keseluruhannya dikemas melalui pengalengan dan pembekuan makanan dalam

kemasan plastik. Perusahaan ini memiliki kantor pusat dan pabrik yang beralamat

di Jl. K.L. Yos Sudarso km.10,5 Kawasan Industri Medan.

Proses produksi di PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries

berlangsung dengan prinsip kerja semi otomatis dimana mesin-mesin yang

digunakan masih dikendalikan oleh manusia. Pada awal masa pendiriannya,

perusahaan ini mengawali bisnisnya dalam skala kecil dan seiring dengan

permintaan dari konsumen yang terus bertambah, perusahaan ini terus

meningkatkan jumlah dan variasi produknya serta memperluas daerah

pemasarannya hingga mencapai dalam dan luar negeri.

Perkembangan dunia bisnis makanan yang semakin pesat dan kompetitif

membuat perusahaan perlu menigkatkan kinerjanya dalam segala aspek, baik

untuk memberikan kepuasan kepada konsumen maupun mencapai tujuan

(25)

efesiensi dan efektifitasaliran informasi manajemen namunrealisasi kinerja PT.

Medan Tropical Canning & Frozen Industries belum tercapai dengan baik.

Indikasi ini terlihat pada keterlambatan pengiriman produk jadi kepada pembeli.

Bila perusahaan menjanjikan pengiriman produk dilakukan dalam 1 bulan kepada

pembeli, tidak jarang perusahaan mengirimkannya setelah 1,5 bulan.

Dari hasil wawancara kepada Manajer Produksi PT. Medan Tropical

Canning & Frozen Industries dikatakan bahwa untuk menerima permintaan

produk jadi kepala bagian pembelian dan penjualan perlu meminta dokumen

persediaan bahan baku dan produk jadi kepada bagian logistik untuk menentukan

jumlah bahan baku yang dipesan dan meminta dokumen perintah produksi untuk

melihat apakah kapasitas produksi berjalan dapat memenuhi permintaan produk

jadi yang akan datang. Akibatnya banyak waktu yang termakan akibat kegiatan

menunggu pegadaan data tersebut yang memakan waktu hingga 35 menit, dengan

perancangan sistem informasi manajemen berbasis komputer nantinya diharapkan

pengadaan informasi ini hanya berlangsung selama 15 menit.

Dari hasil pengamatan yang dilakukan, keterlambatan aliran informasi ini

disebabkanoleh pengelolaan aliran informasi antar departemen yang masih

dilakukan secara manualmenggunakan kertas sebagai media pencatatan informasi

dan karyawan sebagai orang yang mencatat serta menyampaikan informasi

tersebut dari suatu departemen ke departemen lain sehingga bisa menimbulkan

kesalahan-kesalahan yang diakibatkan oleh manusia yang memiliki tingkat

kekeliruan yang berbeda-beda baik dalam pencatatan maupun penyampaian

(26)

Beberapa laporan kegiatan di pabrik seperti catatan pemesanan bahan

baku, stok bahan baku, laporan proses produksi, dan penjualan produk jadi di

pabrikmasih dilakukan secara manual dengan menuliskannya ke dalam

catatanform kertas dan disimpan ke dalam bentuk arsip yang jumlahya begitu

banyak. Proses ini sering menimbulkan kesulitan dalam pencarian data saat

hendak dilakukan pengelolaan data untuk kepentingan koordinasi antar maupun

tiap departemen dan tidak jarang terjadi kehilangan data pada saat diperlukan.

Sistem pengelolaan data secara manual ini memiliki banyak kelemahan

lain yang merugikan perusahaan. Selain memerlukan waktu yang lama dalam

proses pengelolaan data, analisis dan evaluasi pada bagian persediaan, dan tidak

lancarnya aliran informasi, sistem ini juga memiliki potensi ketidakakuratan

dalam proses pengolahan data kuantitatifnya sehingga perbedaan informasi antara

catatan hasil pengelolaan data dengan kondisi aktual perusahaan sewaktu-waktu

bisa saja terjadi.

Permasalahan ini perlu diselesaikan denganjaringan sistem informasi

persediaan bahan baku terkomputerisasi yang dapat mendukung proses koordinasi

antar maupun tiap departemen serta perencanaan dan pengendalian persediaan

bahan baku perusahaan.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, perumusan masalah

(27)

1. Kesulitan untuk mendapatkan informasi pada bagian persediaan dikarenakan

belum adanya sistem informasi persediaan yang terintegrasi ke departemen

yang membutuhkan data persediaan.

2. Belum tersedianya sistem informasi persediaan berbasis komputer di PT.

Medan Tropical Canning & Frozen Industries.

3. Belum terintegrasinya sistem informasi antar departemen yang berkaitan

dengan persediaan mengakibatkan aliran sistem informasi yang berjalan tidak

cepat dan tidak akurat.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk merancang sistem informasi

persediaan bahan baku berbasis komputer yang dapat diimplementasikan sebagai

pendukung pengendalian persediaan bahan baku di PT. Medan Tropical Canning

& Frozen Industries.

Tujuan khusus dari penelitian ini adalah:

1. Untuk mempercepat aliran data dan informasi antar departemen yang

berhubungan dengan persediaan bahan baku dan produk jadi.

2. Untuk meminimisasi waktu yang dibutuhkan dalam memperoleh data

mengenai bahan baku dan produk jadi.

3. Untuk meningkatkan keakuratan perhitungan bahan baku yang dibutuhkan

(28)

1.4. Batasan dan Asumsi Penelitian

Batasan-batasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Perancangan sistem informasi manajemen dimulai dari proses pengadaan

bahan baku sampai pengiriman produk jadi sesuai prosedur administrasi tiap

departemen.

2. Perancangan sistem informasi manajemen persediaan hanya dilakukan hingga

tahapa coding dan testing tidak pada tahap implementasi pada perusahaan.

3. Perancangan sistem informasi manajemen hanya dilakukan untuk pemantauan

kegiatan pada bagian persediaan pada level manajemen bawah dan menengah.

4. Data persediaan menggunakan perhitungan Economic Order Quantity.

5. Sistem informasi dihubungkan dengan jaringan WAN (Wide Area Network)

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Sistem informasi persediaan bahan baku dapat diterapkan di perusahaan

2. Bahan baku selalu tersedia saat pemesanan dilakukan perusahaan.

3. Data-data menyangkut aspek keuangan perusahaan merupakan data estimasi.

4. Harga dan jumlah pemesanan bahan baku dan produk jadi konstan selama

periode pemesanan.

5. Bahan baku yang diterima dan diolah tidak mengalami kondisi dan hasil produk

(29)

1.5. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagi Penulis

Memperoleh wawasan, pengetahuan, dan keterampilan sehubungan dengan

sistem informasi manajemen yang terdapat pada aspek manajerial suatu

industri makanan laut.

2. Bagi Pihak Perusahaan

Pihak perusahaan mendapatkan usulan perancangan sistem informasi yang

dapat mengintegrasikan seluruh fungsi dalam mendukung proses pelaksanaan

kegiatan analisis dan evaluasi oleh pihak manajerial terhadap keadaan yang

terjadi di suatu departemen.

3. Bagi Lembaga

Hasil penelitian dapat menjadi informasi dan acuan mahasiswa (referensi)

untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan sistem informasi

manajemen.

1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Sistematika yang digunakan dalam penulisan laporan tugas akhir ini

adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang permasalahan, perumusan masalah, tujuan

penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi masalah yang

(30)

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Bab ini berisi sejarah dan gambaran umum perusahaan, struktur

organisasi dan manajemen perusahaan.

BAB III LANDASAN TEORI

Bab ini berisi teori-teori yang digunakan dalam analisis pemecahan

masalah. Sumber teori atau literatur yang digunakan dapat berupa

buku-buku, jurnal penelitian dan draft tugas sarjana mahasiswa yang pernah

mengangkat topic permasalahan yang sama.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini berisi tahapan-tahapan penelitian mulai dari persiapan hingga

penyusunan laporan tugas akhir. Setiap tahap persiapan, studi literatur,

pengumpulan dan perancangan sistem, pembahasan, penulisan draft

laporan hingga penulisan laporan akhir dijelaskan dan disajikan dalam

bentuk jadwal pelaksanaan tugas akhir.

BAB V PENGUMPULAN DATA DAN PERANCANGAN SISTEM

Bab ini berisi data yang diperoleh dari penelitian serta perancangan

sistem dengan metode yang dipilih untuk membantu pemecahan

masalah yang di perusahaan.

BAB VI PEMBAHASAN

Bab ini berisi pembahasan dari hasil perancangan sistem yang

dilakukan di bagian persediaan PT. Medan Tropical Canning & Frozen

(31)

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil pemecahan masalah

dan saran-saran yang bermanfaat bagi pihak perusahaan.

DAFTAR PUSTAKA

(32)

BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Medan Canning & Frozen Industries (PT. MTC) didirikan pada tahun

1984 berdasarkan akte pendirian No. 153 tanggal 31 Januari 1984 dibuat oleh

Notaris Aniswar Yanis, S.H. di Medan dengan nama PT. Medan Canning &

Frozen Industries bergerak di bidang Usaha Industri Pengolahan Hasil Perikanan

untuk ekspor. Sebelumnya, pada tahun 1980-1984 pendiri aktif melakukan ekspor

daging kepiting mentah melalui pesawat udara ke Penag Malaysia untuk bahan

baku industry pengalengan Tropical Canning SDN-BHD Bukit Martajam Penang

Malaysia.

Pada tahun 1984 waktu pendirian PT. MTC, dengan modal kerja yang

sangat terbatas perusahaan hanya menyewa 4 lokal bangunan Standard Building

milik PT. KIM, dengan pemasangan mesin dan peralatan produksi pabrik

pengalengan secara sederhana dari barang-barang dan mesin-mesin peralatan

bekas pakai dari industri pengalengan Tropical Canning SDN-BHD Penang

Malaysia. Produksi percobaan bulan Juni 1985 dan produksi komersil bulan

Juli/Agustus 1985 dengan jumlah tenaga kerja 150 orangm dan ekspor perdana

hasil produksi kepiting dalam kaleng (Canned Crabmeat) di bulan Oktober 1985

hanya sebanyak 1 kontainer perbulan sampai dengan bulan Mei 1986 diekspor

tanpa merek ke Malaysia kemudian dari Malaysia diekspor ke Amerika Serikat

(33)

ekspor ke Amerika Serikat dan Kanada PT. MTC memperoleh sertifikat izin

masuk produk Canned Crabmeat ke Amerika Serikat dan Kanada berdasarkan

sertifikasi Food and Drug Administration (FDA) No. 08669.

Tahun 2000 diadakan perluasan pembangunan pabrik pembekuan udang

dan pabrik es batangan dengan kemudahan fasilitas pembebasan bea masuk

import, perusahaan memasukkan mesin-mesin dan peralatan produksi yang

bermutu untuk industri pengolahan hasil perikanan ditempatkan di lokasi pabrik

baru di Kawasan Industri Medan areal tanah seluas 3,2 Ha, dengan jumlah tenaga

kerja sebanyak 1200 orang setiap hari dengan realisasi ekspor sebanyak 15-20

kontainer setiap bulan ke manca Negara.

Usaha strategi kedepan, perusahaan selalu melakukan kunjungan ke luar

negeri seperti Uni Eropa, Amerika Serikat, Jepang, Belanda guna mengadakan

temu bisnis dan pendekatan yang akrab dengan buyer indentor di luar negeri dan

memperbanyak pembuatan iklan-iklan dan promosi didalam dan di luar negeri

serta mengundang buyer indentor untuk mengadakan kunjungan inspeksi secara

rutin di Unit Pengolahan Produksi PT. MTC dan dengan inspeksi tersebut

terjamin produk ekspor pesanan pembeli ke luar negeri.

Untuk melakukan penjualan produk ekspor bermerek dari produk hasil

perikanan Indonesia untuk keperluan pasar luar negeri, perusahaan berusaha

meningkatkan keterampilan Sumber Daya Manusia (SDM). Dengan peningkatan

SDM karyawan yang cukup terlatih serta diversifikasi produk “VINISI” merek

(34)

ekspor ke manca Negara cukup luas merupakan suatu bukti nyata, bahwa

perusahaan Indonesia sanggup memproduksi produk hasil perikanan dengan

bermacam-macam produk bermerek diekspor ke luar negeri.

2.2. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries merupakan perusahaan

yang bergerak dalam bidang manufaktur pengolahan hasil laut. Bidang usaha ini

diklasifikasikan berdasarkan prosesnya terbagi atas dua, yaitu canning dan frozen.

Canning merupakan proses dimana bahan hasil laut diolah menjadi makanan

dalam kaleng sedangkan frozen merupakan proses pembekuan bahan hasil laut

yang tujuan akhirnya akan diekspor untuk diproses lebih lanjut. Bahan hasil laut

yang diolah pada perusahaan ini adalah cumi, sotong, gurita, kepah, ikan tuna,

kepiting, udang, dan buah (cocktail).

PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries memasarkan produknya

ke luar dan dalam negeri dengan variasi brand yang ditampilkan seperti Vinisi

untuk dalam negeri, sedangkan untuk luar negeri seperti Creuettes, Thon, Crab

Meat, Gelsha, dan lain sebagainya. Perusahaan ini memasarkan produknya untuk

dalam negeri dengan menggunakan bantuan jasa distributor sedangkan untuk

produk luar negeri menggunakan agen besar.

(35)

PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries terletak di Kawasan

Industri Medan 1 (KIM 1) Jalan Yos Sudarso KM. 10,5 Medan, Sumatera Utara

dengan luas areal lahan seluas 3,2 Ha.

2.4. Daerah Pemasaran

PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries merupakan perusahaan

berskala internasional yang selalu menjaga kualitas produk yang akan

diekspornya. Adapun daerah pemasaran produk PT. Medan Tropical Canning &

Frozen Industries ke berbagai negara seperti Korea, Amerika, Italia, Spanyol,

Australia, Prancis, dan lain-lain.

Untuk daerah lokal, pabrik ini mencakup wilayah Sumatera dan Jawa.

Perusahaan ini menerapkan sistem produksi make to stock untuk memenuhi

permintaan konsumen. Produk makanan kaleng seperti cumi-cumi, sotong, kepah,

dan gurita lebih diutamakan sebagai produk ekspor ke luar negeri sedangkan

untuk produk seperti ikan tuna, kepiting, dan cocktail dijual dalam wilayah dalam

negeri.

2.5. Organisasi dan Manajemen

2.5.1. Struktur Organisasi Perusahaan

Organisasi merupakan sekumpulan orang yang mempunyai tujuan tertentu

dan di antara mereka dilakukan pembagian tugas untuk pencapaian tujuan

(36)

Orang-orang dalam suatu organisasi, seberapa besarpun organisasi itu, pasti

memiliki tujuan bersama yang ingin dicapai. Tujuan yang ingin dicapai tidak

dapat dilakukan secara individual. Sehingga membentuklah organisasi.

Struktur organisasi suatu perusahaan memperlihatkan gambaran mengenai

pembagian tugas serta tanggungjawab kepada individu maupun bagian-bagian

dalam suatu organisasi dari urutan tertinggi menuju urutan yang paling rendah.

Dengan adanya struktur organisasi yang jelas, maka akan terlihat

adanyapembagian pekerjaan secara tegas dan formal diantara bagian-bagian

dalam organisasi dan juga diperoleh gambaran yang jelas antara wewenang dan

tanggung jawab dalam mekanisme kerja suatu organisasi.

Bentuk struktur organisasi yang digunakan pada PT. Medan Tropical

Canning & Frozen Industries adalah bentuk lini dan fungsional dimana

merupakan campuran struktur organisasi lini dan struktur organisasi fungsional.

Pada struktur organisasi di PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries,

komisaris membawahi direktur utama dan direktur utama membawahi direktur

operasional. Direktur operasional membawahi beberapa departemen dan pimpinan

departemen tersebut membawahi pekerja. Struktur organisasi PT. Medan Tropical

(37)

Managing Director Vice Managing Director International Marketing Manager Canning National Marketing Manager

Finance & Audit Manager Production Manager Canning HRD Manager Purchasing Chief Raw Procurement Chief

Export & Import

Chief Workshop Chief

Cleaning Service Chief International Marketing Manager Frozen International Marketing Frozen International Marketing Manager Frozen Assistant International Marketing Canning National

Marketing Purchasing Staff

Export & Import Staff

Production Manager Frozen Secretary

Financial

Manager Auditor Chief

Accounting Chief

[image:37.842.54.817.123.411.2]

Cash Controller Auditor Staff Accounting Assistant Cashier Accounting Staff Workshop Staff Cleaning Service Cleaning Staff Production Assistant Canning Production Staff Canning Production Assistant Frozen Production Staff Frozen HRD Staff

(38)

2.5.2. Jumlah Tenaga Kerja

Tenaga kerja di PT. Medan Tropical Canning & Frozen

Industriesdigolongkan menjadi dua jenis yang terdiri dari:

1. Tenaga kerja tetap yaitu tenaga kerja yang mendapat upah/gaji tetap setiap

bulannya sesuai dengan jabatan dan pekerjannya.

2. Tenaga kerja tidak tetap (tenaga kerja borongan) yaitu tenaga kerja yang

upah/gajinya dibayar oleh kontraktor yang mempekerjakannya.

Jumlah dari seluruh tenaga kerja di PT. Medan Tropical Canning & Frozen

Industries mencapai 1200 orang. Untuk mengetahui rincian tenaga kerja tersebut

secara lebih lengkap, dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Jabatan dan Jumlah Tenaga Kerja PT. Medan Tropical Canning

& Frozen Industries

Jabatan Pria (Orang) Wanita (Orang) Jumlah (Orang)

Managing Director 1 1

Vice Managing Director 1 1

Secretary 1 1

Manager 9 3 12

Human Resources 15 15

Procurement 1 2 3

Workshop 20 20

Production 39 1021 1060

Financial & Accounting 4 2 6

Purchasing 10 3 13

Export & Import 10 4 14

Supervisor 20 15 35

Cleaning Service 7 4 11

Security 6 2 8

Total 143 1057 1200

(39)

2.5.3. Jam Kerja

PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries menetapkan hari kerja

efektifnya dimulai dari hari senin sampai hari sabtu dengan jam kerja sebanyak

delapan jam per hari. Apabila seorang pekerja bekerja di luar dari jam kerja

tersebut, maka akan dihitung sebagai jam kerja lembur. Untuk keterangan lebih

rinci mengenai jam kerja di PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries

baik bagi tenaga kerja tetap maupun tenaga kerja borongan dapat dilihat pada

Tabel 2.2.

Tabel 2.2. Jam Kerja pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen

Industries

No. Waktu Keterangan

1 Pukul 08.00 – 12.00 WIB Kerja Aktif

2 Pukul 12.00 – 13.00 WIB Istirahat

3 Pukul 13.00 – 17.00 WIB Kerja Aktif

Sumber: PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries

2.5.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas Lainnya

PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries hanya menetapkan

sistem pengupahan tenaga kerja tetap dengan pembayaran pada awal bulan. Besar

upah tenaga kerja ditentukan sesuai dengan jabatan, keahlian, dan prestasi

kerjanya. Dengan memenuhi peraturan dan ketentuan pemerintah, PT. Medan

Tropical Canning & Frozen Industries memberikan upah minimum sesuai dengan

(40)

Upah/gaji yang diterima oleh tenaga kerja di perusahaan ini terdiri dari

upah/gaji pokok, tunjangan jabatan, uang transport, uang makan, premi, dan

lain-lain. Upah lembur juga diberikan kepada pekerja yang bekerja di luar jam

kerjaefektif. Selain tunjangan-tunjangan yang dijelaskan di atas, pekerja pada

perusahaan ini juga memperoleh tunjangan lain, yaitu:

1. Tunjangan Hari Raya (THR)

Yaitu tunjangan yang diberikan untuk menyambut hari raya berupa tambahan

satu bulan gaji bagi karyawan yang telah bekerja lebih dari satu tahun di

perusahaan ini.

2. Tunjangan selama sakit

Yaitu tunjangan yang diberikan kepada tenaga kerja yang menjalani perawatan

karena sakit dan tidak dapat bekerja. Tunjangan ini hanya diberikan kepada

pekerja yang telah bekerja lebih dari dua tahun di perusahaan ini.

3. Tunjangan insentif

Yaitu tunjangan berupa upah tambahan yang diberikan kepada pekerja yang

mempunyai prestasi baik dalam melakukan pekerjaannya. Tunjangan ini

diberikan untuk meningkatkan motivasi para pekerja.

Setiap tenaga kerja pada perusahaan ini juga mengikuti program:

1. Jaminan Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek)

Yaitu suatu bentuk asuransi yang dibuat oleh pemerintah untuk melindungi

tenaga kerja.

(41)

PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries memberikan kesempatan

kepada pekerjanya untuk mengambil cuti selama 12 hari kerja setiap tahunnya.

Untuk kelancaran proses produksi, pihak perusahaan mengatur jadwal cuti dan

jumlah karyawan yang cuti. Jika kesempatan cuti tidak digunakan karyawan,

dapat diakumulasikan ke tahun berikutnya sehingga kesempatan cuti menjadi

lebih panjang.

2.6. Proses Produksi

2.6.1. Standar Kualitas

Standar kualitas yang diterapkan pada perusahaan ini adalah terhadap

bahan, proses dan produk sesuai dengan HACCP (Hazard Analysis Critical

Central Point). HACCP atau ISO 22000 mengenai sistem manajemen keamanan

pangan adalah proses sistem kontrol yang di desain untuk identifikasi dan

mencegah mikrobia dan bahaya lainnya dalam produksi makanan dan keseluruhan

rantai makanan. HACCP meliputi tahapan pendesainan untuk mencegah masalah

sebelum hal ini terjadi dan untuk mengoreksi penyimpangan secara sistematis dan

cepat sehingga dapat mendeteksi masalah yang ada. HACCP/ISO 22000

memungkinkan produsen, pengolah, distributor, eksportir dan lain sebagainya dari

produk pangan untuk menggunakan sumber daya teknik secara efisien dan dalam

cara biaya yang efektif dalam jaminan keamanan pangan. Setiap tahapan proses

produksinya dilakukan quality control untuk memastikan bahwa setiap bahan

(42)

dilanjutkan ke stasiun berikutnya. Produk yang akan diekspor ke wilayah USA

dan Canada terlebih dahulu melewati pengecekan izin masuk dalam bentuk

sertifikat dan hasil olahan makanan laut yang dihasilkan pada PT. Medan Tropical

Canning & Frozen Industries memiliki sertifikasi yang berasal dari FDA (Food

Drug Administration) dengan nomor 08669.

2.6.2. Bahan yang Digunakan

Bahan yang digunakan terbagi atas tiga, yaitu:

1. Bahan Baku

Bahan baku adalah bahan utama yang digunakan dalam pembuatan produk

(dalam proses produksi) dan memiliki persentase yang relatif besar

dibandingkan bahan-bahan lainnya. Kualitas bahan baku yang digunakan

sangat menentukan kualitas produk yang akan dihasilkan. Bahan baku yang

digunakan pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries adalah

ikan tuna, udang, sotong, kepiting, cumi, kepah, gurita, dan buah.

2. Bahan Penolong

Bahan penolong adalah bahan yang digunakan untuk membantu proses

produksi, tetapi tidak terdapat dalam produk akhir. Adapun bahan penolong

yang digunakan adalah air bersih.

3. Bahan Tambahan

Bahan tambahan merupakan bahan yang tidak ikut dalam proses produksi,

(43)

meningkatkan citra produk kepada konsumen, serta untuk melindungi produk

dalam transportasi. Adapun bahan tambahan yang digunakan adalah air

garam (Inbrine) sebagai kuah pada hasil olahan makanan laut, kaleng, dan

label.

2.6.3. Uraian Proses Produksi

Adapun uraian proses produksi di PT. Medan Tropical Canning secara

umum dapat digambarkan melalui bagan alir proses produksi yang dapat dilihat

(44)

Penerimaan Bahan Baku

Penyortiran Bahan Baku

Pencucian I

Pengupasan

Pencucian II

Pemasakan

Penyortiran Hasil Masakan

Penimbangan Pengalengan Sterilisasi Pelabelan Makanan Kaleng Bahan baku Air

Limbah sisa penyortiran

Limbah cair Bahan baku

Bahan baku

Bahan baku

Limbah sisa pengupasan

Limbah cair Air

Air

Bahan baku

Bahan baku

Bahan hasil olahan laut Limbah cair

Bahan hasil olahan laut yang telah disortir

Bahan hasil olahan laut

Makanan laut

Makanan laut Air garam (Inbrine)

[image:44.595.213.411.122.552.2]

Label Kaleng

Gambar 2.2. Bagan Alir Proses Produksi di PT. Medan Tropical Canning &

Frozen Industries

2.6.4. Mesin dan Peralatan

Mesin yang digunakan pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen

(45)

1. Mesin seamer

2. Mesin retort

3. Mesin label

4. Mesin inject printer

5. Mesin steam

Peralatan yang digunakan pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen

Industries adalah sebagai berikut:

1. Basket

2. Chill box

3. Hand pallet

4. Timbangan

5. Sendok/ sudip

6. Kuali masak

7. Basket masak

8. Alat perapi makanan

2.6.5. Utilitas

Energi yang digunakan untuk mendukung segala kegiatan operasional

perusahaan berasal dari boiler. Boiler menggunakan cangkang kelapa sawit

sebagai bahan pembakaran boiler.

(46)

Limbah yang dihasilkan pada pabrik ini terdiri atas limbah padat, limbah

cair, dan limbah gas.

1. Limbah padat

Limbah padat yang dihasilkan berupa sisa hasil olahan makanan laut. Sisa

tersebut berasal dari stasiun pencucian dan penyortiran bahan laut.

2. Limbah cair

Limbah cari berasal dari stasiun pencucian dan pemasakan. Pada stasiun

pencucian digunakan untuk membersihkan bahan olahan laut tersebut dan

pencucian dilakukan sebanyak dua kali. Pada stasiun pemasakan, bahan olahan

laut dimasak dengan cara direbus selama 2-3 menit.

3. Limbah gas

Limbah gas berasal dari mesin boiler yang digunakan sebagai pembangkit

(47)

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Persediaan

3.1.1. Definisi Persediaan1

Adapun alasan perlunya persediaan adalah :

Persediaan (inventory), dalam konteks produksi, dapat diartikan sebagai

sumber daya menganggur (idle resource). Sumber daya menganggur ini belum

digunakan karena menunggu proses lebih lanjut. Yang dimaksud dengan proses

lebih lanjut disini dapat berupa kegiatan produksi seperti dijumpai pada sistem

manufaktur, kegiatan pemasaran seperti dijumpai pada sistem distribusi ataupun

kegiatan konsumsi seperti pada sistem rumah tangga.

Keberadaan persediaan atau sumber daya menganggur ini dalam suatu

sistem mempunyai suatu tujuan tertentu. Alasan utamanya adalah karena sumber

daya tertentu tidak bisa didatangkan ketika sumber daya tersebut dibutuhkan.

Sehingga, untuk menjamin tersedianya sumber daya tersebut perlu adanya

persediaan yang siap digunakan ketika dibutuhkan.

Adanya persediaan menimbulkan konsekuensi berupa resiko-resiko

tertentu yang harus ditanggung perusahaan akibat adanya persediaan tersebut.

Persediaan yang disimpan perusahaan bisa saja rusak sebelum digunakan. Selain

itu perusahaan juga harus menanggung biaya-biaya yang timbul akibat adanya

persediaan tersebut.

1

(48)

1. Transaction Motive

Menjamin kelancaran proses pemenuhan (secara ekonomis) permintaan barang

sesuai dengan kebutuhan pemakai.

2. Precatuionary Motive

Meredam fluktuasi permintaan/pasokan yang tidak beraturan.

3. Speculation Motive

Alat spekulasi untuk mendapatkan keuntungan berlipat dikemudian hari.

Persediaan dapat bersifat speculator.

3.1.2. Fungsi Persediaan2

Fungsi utama persediaan yaitu sebagai penyangga, penghubung antar

proses produksi dan distribusi untuk memperoleh efisiensi. Fungsi lain persediaan

yaitu sebagai stabilisator harga terhadap fluktuasi permintaan. Lebih spesifik,

persediaan dapat dikategorikan berdasarkan fungsinya sebagai berikut :

a. Persediaan dalam Lot Size

Persediaan muncul karena ada persyaratan ekonomis untuk penyediaan

(replenishment) kembali. Penyediaan dalam lot yang besar atau dengan

kecepatan sedikit lebih cepat dari permintaan akan lebih ekonomis. Faktor

penentu persyaratan ekonomis antara lain biaya setup, biaya persiapan produksi

atau pembelian dan biaya transport.

2

(49)

b. Persediaan cadangan

Pengendalian persediaan timbul berkenaan dengan ketidakpastian. Peramalan

permintaan konsumen biasanya diserti kesalahan peramalan. Waktu siklus

produksi (lead time) mungkin lebih dalam dari yang diprediksi. Jumlah

produksi yang ditolak (reject) hanya bias diprediksi dalam proses. Persediaan

cadangan mengamankan kegagalan mencapai permintaan konsumen atau

memenuhi kebutuhan manufaktur tepat pada waktunya.

c. Persediaan antisipasi

Persediaan dapat timbul mengantisipasi terjadinya penuruan persediaan

(supply) dan kenaikan permintaan (demand) atau kenaikan harga. Untuk

menjaga kontinuitas pengiriman produk ke konsumen, suatu perusahan dapat

memelihara persediaan dalam rangka liburan tenaga kerja atau antisipasi

terjadinya pemogokan tenaga kerja.

d. Persediaan pipeline

Sistem persediaan dapat diibaratkan sebagai sekumpulan tempat (stock point)

dengan aliran diantara tempat persediaan tersebut. Pengendalian persediaan

terdiri dari pengendalian aliran persediaan dan jumlah persediaan akan

terakumulasi ditempat persediaan. Jika aliran melibatkan perubahan fisik

produk, seperti perlakuan panas atau perakitan beberapa komponen, persediaan

dalam aliran tersebut persediaan setengah jadi (work in process). Jika suatu

produk tidak dapat berubah secara fisik tetapi dipindahkan dari suatu tempat

penyimpanan ke tempat penyimpanan lain, persediaan disebut persediaan

(50)

transportasi disebut persediaan pipeline. Persediaan pipeline merupakan total

investasi perubahan dan harus dikendalikan.

e. Persediaan Lebih

Yaitu persediaan yang tidak dapat digunakan karena kelebihan atau kerusakan

fisik yang terjadi.

3.1.3. Tujuan Persediaan3

3

Rosnani Ginting, Sistem Produksi, Graha Ilmu, Medan, 2007. hal 125-126.

Divisi yang berbeda dalam industri manufaktur akan memiliki tujuan

pengendalian persediaan yang berbeda, yaitu:

1. Pemasaran ingin melayani konsumen secepat mungkin sehingga

menginginkan persediaan dalam jumlah yang banyak.

2. Produksi ingin beroperasi secara efisien. Hal ini mengimplikasikan order

produksi yang tinggi akan menghasilkan persediaan yang besar (untuk

mengurangi setup mesin). Disamping itu juga produk menginginkan

persediaan bahan baku, setengah jadi atau komponen yang cukup sehingga

proses produksi tidak terganggu karena kekurangan bahan.

3. Pembelian (purchasing), dalam rangka efisiensi, juga menginginkan

persamaan produksi yang besar dalam jumlah sedikit daripada pesanan yang

kecil dalam jumlah yang banyak. Pembelian juga ingin ada persediaan

(51)

4. Keuangan (finance) menginginkan minimisasi semua bentuk invenstasi

persediaan karena biaya investasi dan efek negatif yang terjadi pada

perhitungan pengembalian asset (return of asset) perusahaan.

5. Personalia (personel and industrial relationship) menginginkan adanya

persediaan untuk mengantisipasi fluktuasi kebutuhan tenaga kerja dan PHK

tidak perlu dilakukan.

6. Rekayasa (engineering) menginginkan persediaan minimal untuk

mengantisipasi jika terjadi perubahan rekayasa /engineering.

3.1.4. Pengendalian Persediaan Secara Statistik (Statistical Inventory

Control)4

4

Rosnani Ginting, Sistem Produksi, Graha Ilmu, Medan, 2007. hal 126-127.

Metode ini menggunakan ilmu matematika dan statistic sebagai alat bantu

utama dalam memecahkan masalah kuantitatif dalam sistem persediaan. Metode

ini sering juga disebut metode pengendalian tradisional karena memberikan dasar

lahirnya metode baru yang lebih modern seperti MRP di Amerikan dan Kanban di

Jepang. Pada dasarnya metode ini berusaha mencari jawaban ukuran pemesanan

ekonomis (Q), yaitu:

Q =

2��

Dimana: D = Tingkat permintaan, unit per tahun

A = biaya per pemesanan

(52)

Metode pengendalian persediaan secara statistik ini biasanya digunakan

untuk mengendalikan barang yang permintaannya bersifat bebas dan dikelola

saling tidak bergantung. Permintaan bebas adalah permintaan yang hanya

dipengaruhi mekanisme pasar sehingga bebas dari fungsi operasi produk. Sebagai

contoh adalah permintaan untuk barang jadi dan suku cadang pengganti. Dua

metode dasar pengendalian persediaan yang bersifat probabilistik yaitu metode P,

yang menganut aturan bahwa saat pemesanan bersifat reguler mengikuti suatu

periode yang tetap (mingguan, bulanan, dsb) sedangkan kuantitas pemesanan akan

berulang-ulang.

3.2. Sistem Informasi

3.2.1. Definisi Informasi 5

5

Al-Bahra Bin Ladjamudin, Analisis dan Desain Sistem Informasi, Graha Ilmu, Yogyakarta, 2005.hal 8-9.

Data adalah deskripsi dari sesuatu dan kejadian yang dihadapi (the

description of things and events that we face). Data juga dapat didefinisikan

sebagai data yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti dan berguna bagi

penerimanya untuk mengambil keputusan untuk masa sekarang maupun yang

akan datang.

Sumber informasi adalah data. Data merupakan kenyataan yang

menggambarkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian (event) adalah

sesuatu yang terjadi pada saat tertentu. Informasi diperoleh setelah data mentah

(53)

Penyimpanan Data

Data Pengolahan

Data Informas

Gambar 3.1. Transformasi Data Menjadi Informasi

Agar informasi yang dihasilkan lebih berharga, maka informasi harus

memenuhi kriteria sebagai berikut:

1. Informasi harus akurat sehingga mendukung pihak manajemen dalam

mengambil keputusan

2. Informasi harus relevan dan benar-benar terasa manfaatnya bagi penggunanya

3. Informasi harus tepat waktu sehingga tidak ada keterlambatan pada saat

dibutuhkan.

Kegunaan informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian dalam proses

pengambilan keputusan tentang suatu keadaan. Informasi yang digunakan dalam

suatu sistem informasi umumnya digunakan untuk beberapa kegunaan. Nilai dari

sebuah informasi ditentukan dari dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk

mendapatkannya. Suatu informasi dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif

dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut.

3.2.2. Definisi Sistem Informasi6

Suatu sistem informasi dapat didefinisikan secara teknis sebagai satuan

komponen yang saling berhubungan yang mengumpulkan (atau mendaatkan

6

(54)

kembali), memproses, menyimpan, dan mendistribusikan informasi untuk

mendukung pengambilan keputusan dan kendali dalam suatu organisasi. Sebagai

tambahan terhadap pendukung pengambilan keputusan, koordinasi, dan kendali,

sistem informasi dapat juga membantu para manajer dan karyawan untuk meneliti

permasalahan, memvisualisasikan pokok-pokok yang kompleks, dan menciptakan

produk baru.

Tiga aktivitas dalam suatu sistem informasi menghasilkan informasi yang

diperlukan oleh organisasi adalah input, pengolahan, dan output seperti

yangterlihat pada Gambar 3.2. Input menangkap atau mengumpulkan data mentah

dari dalam organisasi atau dari lingkungan eksternalnya. Pengolahan mentransfer

baris-baris masukan ke dalam format yang lebih mengandung arti. Output

mengalihkan informasi yang diproses kepada orang-orang yang akan

menggunakannya atau kepada aktivitas yang membutuhkannya. Sistem informasi

juga memerlukan umpan balik, yaitu output yang dikembalikan ke

anggota-anggota organisasi yang bersangkutan untuk mengevaluasi atau mengoreksi tahap

input.

(55)

3.3. Sistem Informasi Manajemen

3.3.1. Manajemen

Manajemen dapat diartikan sebagai proses memanfaatkan berbagai sumber

daya yang tersedia untuk mencapai suatu tujuan. Manajemen juga dapat

dimaksudkan sebagai suatu sistem kekuasaan dalam suatu organisasi agar

orang-orang menjalankan pekerjaan. Umumnya, sumber daya yang tersedia dalam

manajemen meliputi manusia, material, dan modal. Konsep sumber daya

manajemen ini akan menjadi bertambah ketika pembahasan difokuskan pada Siste

Informasi Manajemen. Dalam Sistem Informasi Manajemen, sumber daya

manajemen meliputi sumber daya yang disebut di atas ditambah dengan sumber

daya berupa informasi.

Dalam upaya memanfaatkan sumber daya manajemen tersebut, para

manajer akan melakukan tiga macam proses manajemen yang meliputi:

1. Perencanaan

2. Pengendalian meliputi pengorganisasian, penggerakan, dan koordinasi

3. Pengambilan keputusan

Proses manajemen dapat dilakukan dalam tiga tingkatan kegiatan

manajemen, yaitu:

1. Perencanaan dan pengendalian operasional

2. Perencanaan taktis dan pengendalian manajemen

3. Perencanaan strategis

(56)
[image:56.595.124.501.115.338.2]

Gambar 3.3. Tingkatan Kegiatan Manajemen

3.3.2. Pengertian Sistem Informasi Manajemen7

SIM adalah sebuah sistem informasi keorganisasian yang mendukung

bukan hanya operasi tetapi juga mendukung proses-proses manajemen. Karena

setiap SIM akan melaksanakan pengolahan transaksi sebagai salah satu unsurnya,

maka sebuah sistem pengolahan data yang agak biasa dapat disebut sebagai SIM Sistem informasi manajemen adalah jaringan prosedur pengolahan data

yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disatukan apabila dipandang perlu

dengan maksud memberikan data kepada manajemen setiap waktu diperlukan,

baik data yang bersifat intern maupun yang bersifat ekstern untuk dasar

pengambilan keputusan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.

7

(57)

bila disertai database sederhana, kemampuan menemukan kembali satu atau dua

model perencanaan atau keputusan.

Gagasan sistem informasi untuk mendukung manajemen dan pengambilan

keputusan telah ada sebelum dipakainya komputer, yang memperluas kemampuan

pengorganisasian untuk menerapkan sistem semacam itu. Perluasan kemampuan

tersebut sedemikian menyolok sehingga SIM dianggap sesuatu yang baru karena

baru kini dapat digunakan. Sedemikian eratnya komputer dalam bidang ini

sehingga SIM juga disebut sebagai semua sistem informasi berdasarkan komputer

yang dirancang untuk memberikan informasi secara tepat kepada manajemen guna

mengambil keputusan yang efektif.

SIM melayani level manajemen dari organisasi, member laporan-laporan

kepada manajemen dan dalam beberapa kasus juga menyediakan akses online ke

kinerja organisasi dan catatan historisnya. Biasanya, SIM mengarah hamper

secara eksklusif kepada kejadian-kejadian internal, bukan eksternal. Tugas utama

SIM adalah merencanakan, mengendalikan, dan membuat keputusan pada level

manajemen. Umumnya, SIM tergantung pada data yang berasal dari hasil

pemrosesan transaksi sebagai gerbang inputnya.

SIM merangkum dan menyusun laporan pada operasi dasar perusahaan.

Data transaksi dasar dari SPT dikompresi dan biasanya ditampilkan dalam bentuk

laporan panjang yang dibuat dalam jadwal regular. Biasanya, SIM memberikan

laporan yang dibutuhkan secara per minggu, per bulan, dan per tahun, tidak secara

aktivitas harian. SIM menyediakan jawaban atas pertanyaan rutin khusus dan telah

(58)

Sistem ini biasanya tidak fleksibel dan hanya memiliki sedikit kemampuan

analisis. Sebagian besar SIM menggunakan rutin sederhana seperti rangkuman

dan perbandingan.

Sesuai dengan makna istilahnya, sistem informasi manajemen harus

ditinjau dengan pendekatan sistem. Hal ini berarti manajemen itu sendiri yang

proses informasinya berlangsung harus dilihat sebagai sistem, dalam hal ini “total

system”. Dengan demikian, maka sistem informasi manajemen merupakan salah

satu subsistem dari sekian banyak subsistem yang tercakup oleh total sistem

tersebut. Dalam prosesnya menuju tujuan yang telah ditetapkan organisasi,

manajemen sebagai total sistem selain dipengaruhi oleh subsistem yang

merupakan aspek dalam manajemen juga dipengaruhi oleh suprasistem, yaitu

faktor-faktor di luar manajemen.

Meskipun pada subsistem dalam suatu organisasi dengan manajemennya

itu terdapat fungsionalisasi dan spesialisasi, keseluruhan subsistem harus bergerak

menuju satu arah, yaitu tujuan yang sudah ditetapkan untuk dicapai. Karena

dampak subsistem ini besar sekali dalam keseluruhan sistem, maka gerak

subsistem perlu diawasi sehingga tidak menyeleweng dari jalur. Semikian pula,

karena suprasistem yang merupakan faktor luar manajer kuat sekali dampaknya,

maka setiap manajer yang bertanggung jawab harus peka dan tangggap terhadap

setiap gejala yang datangnya dari luar. Di sinilah diperlukan informasi yang harus

dikelola secara sistematis karena informasi bukan saja diperlukan secara efektif

dan efisien dari puncak organisasi ke bawah secara timbal balik, tetapi juga keluar

(59)

3.3.3. Tujuan Sistem Informasi Manajemen8

3.3.4. Karakteristik Sistem Informasi Manajemen

Adapun tujuan dari SIM adalah untuk mengintegrasikan semua sistem

informasi dalam organisasi dan untuk memonitor kegiatan-kegiatan dalam

perusahaan agar diketahui apakah kegiatan tersebut tetap seimbang. Sebagai

contoh, SIM yang baik dapat digunakan untuk memonitor penjualan harian di

setiap daerah pemasaran, untuk membandingkannya dengan angka-angka

persediaan pada masing-masing daerah, untuk meninjau jadwal produksi setiap

pabrik, dan memberikan laporan harian yang memperlihatkan apakah produksi

harus dikurangi atau ditingkatkan, dan apakah harus diturunkan untuk

meningkatkan permintaan. Dalam praktek, tentunya SIM dapat lebih memadai

memonitor informasi dari fungsi-fungsi yang lebih banyak lagi.

9

8

Vincent Gaspersz, Sistem Informasi Manajemen, Armico, Jakarta, 1988. hal 17-18 9

Tata Subatri, Sistem Informasi Manajemen, Penerbit Andi, Jakarta, 2003.

Berikut karakteristik SIM guna mendapatkan sinyal yang lebih dini

tentang keberadaan dan kondisi SIM di organisasi:

1. SIM membantu manajer secara terstruktur pada tingkat operasional dan

tingkat kontrol saja. Meskipun demikian, SIM dapat digunakan pula sebagai

alat untuk perencanaan bagi staf yang sudah senior.

2. SIM didesain untuk memberikan laporan operasional sehari-hari sehingga

dapat memberi informasi untuk mengontrol operasi tersebut dengan lebih

(60)

3. SIM sangat bergantung pada keberadaan data organisasi secara keseluruhan,

serta bergantung pada alur informasi yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

4. SIM biasanya tidak memiliki kemampuan untuk menganalisis masalah.

Kemampuan untuk menganalisis masalah terletak pada Decision Support

Systems.

5. SIM biasanya berorientasi pada data yang sudah terjadi atau data yang sedang

terjadi, bukan data yang akan terjadi, seperti forecasting.

6. SIM juga berorientasi pada data di dalam organisasi disbanding data dari luar

organisasi. Oleh karena itu, informasi yang dibutuhkan oleh SIM adalah

informasi yang sudah diketahui formatnya serta relatif stabil.

7. SIM biasanya tidak fleksibel karena bentuk laporan-laporan yang dihasilkan

banyak sudah dipersiapkan sebelumnya. Beberapa SIM memiliki kemampuan

agar manajer dapat membuat laporannnya sendiri, tetapi data yang

dibutuhkan manajer tersebut telah ada dan sudah disiapkan lebih dahulu.

Sebagaimana problematika yan disebutkan di atas, SIM membutuhkan

perencanaan yang sangat matang dan panjang, sambil memperhitungkan

perkembangan organisasi di masa mendatang.

3.4. Business Process Reengineering (BPR)10

Sebelum melakukan perancangan sistem informasi manajemen, perlu

dilakukan perbaikan prosedur dan proses bisnis yang diterapkan perusahaan

dengan menggunakan BPR. BPR merupakan filosofi perbaikan/penyempurnaan.

10

(61)

BPR bertujuan mencapai perbaikan-perbaikan langkah dalam kinerja dengan

mendesain ulang proses-proses dimana organisasi beroperasi, memaksimumkan

kandungan nilai tambahnya dan meminimumkan kandungan tak bernilai

tambah.Pendekatan ini dapat diterapkan untuk level proses individual maupun

untuk organisasi secara keseluruhan.

Gagasan BPR lebih dipopulerkan oleh Michael Hammer dalam artikelnya

Reengineering Work: Don’t Automate-Obliterate”. Ia menyarankan bahwa

organisasi perlu memikirkan ulang bisnisnya dengan mempergunakan kesempatan

yang ditimbulkan oleh teknologi informasi baru. Ia memperkuat kembali pesan

bahwa sebelum menerapkan teknologi informasi, pertama kali organisasi harus

yakin bahwa prosesnya sudah benar. Hammer membantu mempromosikan pesan

BPR ke seluruh dunia dan telah melakukan banyak hal untuk menjadikan topic

tersebut sebagai perhatian semua level manajemen sampai level yang paling

senior dalam bisnis.

Otomatisasi aliran kerja berkaitan erat dengan BPR karena otomatisasi

merupakan jenis khusus sistem komputer yang berusaha mengkoordinasikan

berbagai aktivitas. Aliran kerja dimulai dengan memeriksa dokumen, formulir

bisnis, dan informasi lain yang melewati jalannya menuju organisasi. Prosedur ini

memperlambat aktivitas perusahaan dan menambah biaya. Rute baru dibangun

dan satu sistem aliran kerja diinstal untuk membawa informasi dengan segera ke

bagian yang tepat baik dalam bentuk gambar digital faktur atau surat elektronik

(62)

Perangkat lunak aliran kerja membuat pergerakan dokumen menjadi otomatis,

mengeliminasi kebutuhan orang untuk menetapkan siapa yang harus mendapatkan

informasi berikutnya, mempersingkat waktu perjalanan, danmenghindari rute

yang salah. Sistem tersebut dapat juga deprogram untuk mengirim dokumen

sepanjang jalur berbeda, tergantung pada isinya.

Sebagai salah satu contoh otomatisasi aliran kerja dapat dilihat pada

Gambar

Gambar 2.1. Struktur Organisasi pada PT. Medan Tropical Canning & Frozen Industries
Gambar 2.2. Bagan Alir Proses Produksi di PT. Medan Tropical Canning &
Gambar 3.3. Tingkatan Kegiatan Manajemen
Gambar 3.5. Aliran Kerja yang telah Dirancang Ulang
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam memulai perancangan sistem Informasi akuntansi persediaan menggunakan program MYOB, hal pertama yang harus dilakukan adalah menginstal program MYOB ke dalam

dari sumber daya informasi untuk mendukung perencanaan dan perumusan kebijakan oleh tingkat puncak manajemen.. menyajikan informasi untuk pengambi l a z

Dieng Djaya, Wonosobo, membuat rancangan sistem informasi manajemen untuk mendukung pengendalian persediaan barang dalam bentuk perangkat lunak komputer.. dengan menampilkan

Hasil Perancangan sistem ini dapat memperbaiki prosedur manajemen menjadi lebih efisien karena adanya penyederhanaan dari sistem manual menjadi sistem informasi

Atas berkat dan penyertaan – Nya pula penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM INFORMASI MANAJEMEN PERSEDIAAN BAHAN BAKU PADA PT

Hasil Perancangan sistem ini dapat memperbaiki prosedur manajemen menjadi lebih efisien karena adanya penyederhanaan dari sistem manual menjadi sistem informasi

Perancangan sistem informasi manajemen persediaan dilakukan agar tidak terjadi kekurangan barang yang terdapat digudang karena dengan adanya perancangan sistem

Contoh Antarmuka Sistem Secara umum, penelitian ini menghasilkan rancangan sistem informasi manajemen gudang dalam bentuk prototype yang dapat menyelesaikan beberapa permasalahan