LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI
FARMASI KOMUNITAS
di
APOTEK KIMIA FARMA NO. 313
PADANGSIDIMPUAN
Disusun oleh :
NITHA ADRIANI, S.Farm. 083202058
PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Lembar Pengesahan
LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS
di
APOTEK KIMIA FARMA NO 313 PADANGSIDIMPUAN
Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara Medan
Disusun oleh :
NITHA ADRIANI, S.Farm 083202058
APOTEK KIMIA FARMA NO 313 PADANGSIDIMPUAN
Pembimbing,
Insanil Aufa, S.Farm., Apt. SIK. KP. 01.03.13.4740
Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara
Dekan,
KATA PENGANTAR
Penulis memanjatkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja
Profesi di apotek Kimia Farma No. 313 Medan dan penyusunan laporan ini.
Praktek Kerja Profesi ini merupakan salah satu program dalam pendidikan profesi
Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan. Praktek
Kerja Profesi ini selesai tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan
ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Drs. Agus Cahyana, Apt., sebagai Manajer Bisnis PT Kimia Farma
Apotek Medan, Bapak Insanil Aufa, S.Farm., Apt. sebagai Apoteker apotek
Kimia Farma No. 313 Medan, beserta staf pegawai yang telah banyak
membantu penulis selama Praktek Kerja Profesi di apotek Kimia Farma No.
313 Padangsidimpuan.
2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., sebagai Dekan Fakultas
Farmasi Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Wiryanto, M.S, Apt
sebagai Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara dan seluruh Staf pegawai Fakultas Farmasi
Universitas Sumatera Utara.
Semoga Allah SWT membalas budi baik Bapak dan Ibu dengan balasan
yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan
manfaat bagi kita semua.
Padangsidimpuan, 15 Mei 2008
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ... i
HALAMAN PENGESAHAN... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR ISI... iv
DAFTAR TABEL ... viii
RINGKASAN ... ix
BAB I PENDAHULUAN... 1
1.1 Latar Belakang ...1
1.2 Tujuan ...3
BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK ...4
2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek...4
2.2 Peranan Apoteker Pengelola Apotek ...5
2.3 Pengertian dan Fungsi Manajemen ...6
2.4 Manajemen Operasional...6
2.4.1 Perencanaan...6
2.4.2 Pengorganisasian...6
2.4.3 Pengarahan ...7
2.4.4 Pengorganisasian...7
2.4.5 Pengawasan ...7
2.5 Manajemen Pemasaran/Ritel...8
2.5.2 Defenisi Ritel ...8
2.6 Pengelolaan Obat /Perebekalan Farmasi...9
2.6.1 Pengadaan Perbekalan Farmasi1...9
2.6.2 Penyimpanan dan Penataan...10
2.6.3 Penjualan/Pelayanan ...11
2.6.4 Administrasi ...11
2.6.5 Perpajakan ...12
2.7 Manajemen Sumber Daya Manusia ...12
BAB III TINJAUAN KHUSUS KIMIA FARMA ...14
3.1 Sejarah Kimia Farma ...14
3.2 Bisnis Kimia Farma ...15
3.2.1 Holding ...15
3.2.2 Pabrik (Industri Farmasi) ...16
3.2.3 Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan ... 17
3.2.4 Anak Perusahaan ... 19
3.2.4.1 PT Kimia Farma Trading and Distributor ... 19
3.2.4.2 PT. Kimia Farma Apotek ... 20
3.2.4.3 Store Manager Apotek Kimia Farma ... 22
3.2.4.4 Apotek Kimia Farma No. 313 ... 23
3.2.4.4.1 Lokasi ... 23
3.2.4.4.2 Sumber Daya Manusia ... 23
3.2.4.4.3 Pelaksanaan Kegiatan Apotek... 23
3.2.4.4.4 Pengadaan Perbekalan Farmasi... 23
3.2.4.4.4.2 Pelaksanaan Pembelian ... 24
3.2.4.4.4.3 Pemeriksaan Hasil Pembelian ... 24
BAB IV KONSELING DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT ... 25
4.1 Defenisi Konseling... 25
4.2 Kerahasian dalam Konseling ... 26
4.3 Pelaksanaan Konseling ... 26
4.4 Proses Konseling... 27
4.5 Farmasi dalam Perawatan Kesehatan... 27
4.6 Konversi Resep Dokter ke OTC: Implikasi Perawatan... 28
4.7 Metode Konseling ... 29
BAB V PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI ... 30
5.1 Pelayanan Resep ... 30
Resep I... 30
Resep II ... 34
Resep III ... 39
Resep IV ... 43
Resep V ... 47
5.2 Pelayanan Swamedikasi ... 50
Kasus I... 50
Kasus II ... 51
Kasus III ... 52
Kasus IV ... 53
Kasus V ... 54
Kasus VII ... 56
Kasus VIII ... 57
Kasus IX ... 58
Kasus X ... 59
BAB VI PEMBAHASAN ... 60
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 64
7.1 Kesimpulan ... 64
7.2 Saran ... 65
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia ... 21
2. Spesialite Obat Resep I ... 32
3. Spesialite Obat Resep II ... 36
4. Spesialite Obat Resep III... 41
5. Spesialite Obat Resep IV ... 45
6. Spesialite Obat Resep V... 48
7. Spesialite Obat Swamedikasi I... 50
8. Spesialite Obat Swamedikasi II ... 51
9. Spesialite Obat Swamedikasi III ... 52
10.Spesialite Obat Swamedikasi IV ... 53
11.Spesialite Obat Swamedikasi V ... 54
12.Spesialite Obat Swamedikasi VI ... 55
13.Spesialite Obat Swamedikasi VII ... 56
14.Spesialite Obat Swamedikasi VIII ... 57
15.Spesialite Obat Swamedikasi IX ... 58
RINGKASAN
Telah selesai dilakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) Farmasi Komunitas
di Apotek Kimia Farma No. 313 Padangsidimpuan. PKP ini bertujuan untuk
memberikan perbekalan, keterampilan dan keahlian kepada calon Apoteker dalam
mengelola Apotek baik itu mengelola perbekalan di Apotek BUMN ataupun
mampu mengatasi permasalahan di Apotek nantinya, dan melihat secara langsung
peran Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Apotek. Praktek Kerja Profesi ini
dilaksanakan pada tanggal 13 April sampai dengan 12 Mei 2009 dengan jumlah
jam efektif 7 jam per hari dan selama lebih kurang 30 hari. Kegiatan PKP di
Apotek Kimia Farma meliputi : pengenalan apotek, pelayanan swamedikasi,
pelayanan resep dan cara pemesanan barang. Selain itu juga mempelajari
pengarsipan serta cara pengelolaan barang di Apotek serta berbagai sistem
RINGKASAN
Telah selesai dilakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) Farmasi Komunitas
di Apotek Kimia Farma No. 313 Padangsidimpuan. PKP ini bertujuan untuk
memberikan perbekalan, keterampilan dan keahlian kepada calon Apoteker dalam
mengelola Apotek baik itu mengelola perbekalan di Apotek BUMN ataupun
mampu mengatasi permasalahan di Apotek nantinya, dan melihat secara langsung
peran Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Apotek. Praktek Kerja Profesi ini
dilaksanakan pada tanggal 13 April sampai dengan 12 Mei 2009 dengan jumlah
jam efektif 7 jam per hari dan selama lebih kurang 30 hari. Kegiatan PKP di
Apotek Kimia Farma meliputi : pengenalan apotek, pelayanan swamedikasi,
pelayanan resep dan cara pemesanan barang. Selain itu juga mempelajari
pengarsipan serta cara pengelolaan barang di Apotek serta berbagai sistem
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat. Definisi diatas ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri
Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004.
Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma telah
berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia
yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan
bangsa dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi dan misi PT. Kimia Farma.
1
Adapun visi PT. Kimia Farma adalah menjadi perusahaan pelayanan
kesehatan utama di Indonesia yang berdaya saing global, sedangkan misi PT.
Kimia Farma adalah menyediakan, mengadakan menyalurkan sediaan farmasi dan
jasa pelayanan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan
taraf hidup masyarakat, mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham, karyawan dan pihak-pihak
lain yang berkepentingan, tanpa menanggalkan prinsip-prinsip pengelolaan usaha
yang baik, meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya manusia untuk
pengembangan perusahaan serta dapat berperan aktif dalam pengembangan
perusahaan serta dapat berperan aktif dalam pengembangan industri farmasi
Apoteker merupakan profesi yang diberi wewenang untuk mengatur,
mengawasi dan melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan
kefarmasian. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang pelayanan kefarmasian pada saat ini
telah mengacu pada pelayanan kefarmasian (pharmaucetical care). Kegiatan
pelayanan kefarmasian semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat sebagai
komoditas menjadi pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup
dari pasien.
Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan
interaksi langsung dengan seorang pasien. Sebagai tenaga professional yang
terlatih dibidangnya, seorang apoteker tidak hanya dituntut dari segi teknis
kefarmasian saja, tetapi juga harus memiliki keahlian menajemen. Untuk itu,
Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai tanggung jawab untuk
menyeimbangkan dua fungsi tersebut demi terpeliharanya keprofesian Farmasi.
Dengan demikian calon Apoteker perlu dibekali keterampilan, keahlian
dalam mengelola Apotek melalui Praktek Kerja Profesi di Apotek BUMN, calon
apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung pengelolaan suatu apotek
dalam rangka memberikan pengalaman dan mengelola apotek dalam
melaksanakan pengabdian profesinya sebagai apoteker khususnya di Apotek
1.2Tujuan
1. Untuk membekali calon Apoteker dalam hal keterampilan dan keahlian
mengelola Apotek melalui Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma
(BUMN).
2. Agar calon Apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung
BAB II
TINJAUAN UMUM APOTEK
2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek
Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.
Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan
kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang
diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Keputusan Menkes RI
Nomor 1027/MenKes/SK/IX/2004).
Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No1027/MenKes/SK/IX/2004,
apotek adalah tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan dan penyaluran sediaan
farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi
adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan
semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan
upaya kesehaan, yang bertanggung jawab dalam mengelola apotek adalah seorang
apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA).
Menurut PP No. 25 tahun 1980 tugas dan fungsi apotek yaitu sebagai
tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah
jabatan. Sarana Farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat
dan bahan obat. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus mendistribusikan
2.2 Peranan Apoteker Pengelola Apotek
Berdasarkan KepMenKes RI No. 1027/MenKes/SK/IX/2004, apoteker
adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi yang telah
mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan
berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.
Apoteker merupakan tenaga kesehatan professional yang banyak
berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai sumber informasi obat. Oleh
karena itu, informasi obat yang diberikan pada pasien haruslah informasi yang
lengkap dan mengarah pada orientasi pasien bukan pada orientasi produk. Dalam
hal sumber informasi obat seorang apoteker harus mampu memberi informasi
yang tepat dan benar sehingga pasien memahami dan yakin bahwa obat yang
digunakannya dapat mengobati penyakit yang dideritanya dan merasa aman
menggunakannya. Dengan demikian peran seorang apoteker di apotek
sungguh-sungguh dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Selain memiliki fungsi social sebagai tempat pengabdian dan
pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat perbekalan
kesehatan, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek
memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan
usahanya. Oleh karena itu apoteker sebagai salah satu tenaga professional
kesehatan dalam mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis
kefarmasian saja tapi juga dari segi manajemen.
2.3 Pengertian dan Fungsi Manajemen
Menajemen dapat diartikan sebagai salah satu usaha kegiatan yang
dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan dengan bantuan orang lain.
Prinsip-prinsip dasar manajemen dapat dipelajari tetapi hasil yang
diperoleh dalam penerapannya masih banyak tergantung pada bakat-bakat
perorangan. Manajemen yang baik akan memberikan hasil yang memuaskan
sesuai harapan.
2.4 Manajemen Operasional
Manajemen dapat didefenisikan secara sederhana, sebagai suatu usaha atau
kegiatan yang dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dengan menggunakan bantuan orang lain.
Fungsi-fungsi manajemen adalah :
2.4.1 Perencanaan
Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi
serta penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda,
sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan
pengawasan.
2.4.2 Pengorganisasian
Kemampuan mengorganisasi, meliputi :
- Pembagian atau pengelompokan aktivitas-aktivitas yang sama dan
seimbang kepada setiap karyawan.
- Pemilihan orang-orangnya, disesuaikan dengan pendidikan, sifat-sifat serta
pengalamannya.
- Pemberian wewenang dan tanggung jawab.
2.4.3 Pengarahan
Pengarahan adalah kemampuan menggerakkan bawahannya agar mereka
bekerja dengan sukarela, senang hati dan tidak terpaksa. Disinilah diperlukan
bakat kepemimpinan yang berwibawa, yang dilakukan dengan cara
berkomunikasi,
memimpin, berkonsultasi, memberi intruksi, pendisiplinan dan memberi
motivasi sehingga semua karyawan bekerja dengan baik.
2.4.4 Pengkoordinasian
Koordinasi adalah usaha agar terjadi keselarasan antara tugas yang
dilakukan oleh seorang dengan orang lain dan antara suatu bagian dengan bagian
yang lain sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran, tidak tepat atau duplikasi
pekerjaan.
2.4.5 Pengawasan
Pengawasan adalah kemampuan mengawasi, memeriksa semua kegiatan
yang berjalan, sesuai tidaknya dengan tujuan yang akan dicapai, dimana hasil dari
suatu kegiatan dinilai dengan cara membandingkannya dengan suatu srandar
2.5 Manajemen Pemasaran / Ritel
2.5.1 Studi Kelayakan
Studi kelayakan merupakan suatu kajian sebagai bagian dari perencanaan
yang dilakukan menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan
keputusan investasi yang mengawali resiko yang belum jelas. Melalui studi
kelayakan berbagai hal yang diperkirakan dapat menyebabkan kegagalan, dapat
diantisipasi lebih awal.
2.5.2 Definisi Ritel
Ritel adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan
dan pemberian layanan kepada konsumen untuk penggunaan yang sifatnya
individu sebagai pribadi maupun keluarga. Agar sukses di dunia ritel maka ritel
harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga yang tepat, di tempat
yang tepat, dan waktu yang tepat.
2.5.2.1 Fungsi Ritel
1. Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa
Konsumen selalu mempunyai pilihan sendiri terhadap bebagai jenis
produk dan jasa. Untuk itu, dalam fungsinya sebagai peritel, mereka
menyediakan beraneka ragan produk dan jasa yang dibutuhkan konsumen.
2. Memecah
Memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih kecil, yang akhirnya
menguntungkan produsen dan konsumen. Jika produsen memproduksi
barang dan jasa dalam ukuran besar, maka harga barang dan jasa tersebut
menjadi tinggi. Sementara konsumen juga membutuhkan barang dan jasa
Kemudian peritel menawarkan produk-produk tersebut dalam jumlah kecil
yang disesuaikan dengan pola konsumsi para konsumen secara individual.
3. Penyimpanan Persediaan
Peritel juga dapat berposisi sebagai perusahaan yang menyimpan
persediaan dengan ukuran yang lebih kecil. Dalam hal ini, pelanggan akan
diuntungkan karena terdapat jaminan ketersediaan barang dan jasa yang disimpan
peritel.
4. Penyedia Jasa
Dengan adanya ritel, maka konsumen akan mendapatkan kemudahan
dalam mengonsumsi produk-produk yang dihasilkan produsen. Selain itu, ritel
juga dapat mengantar hingga dekat ke tempat konsumen, menyediakan jasa yang
memudahkan konsumen dalam membeli dan menggunakan produk dengan segera
dan membayar belakangan.
5. Meningkatkan Nilai Produk dan Jasa
Dengan adanya beberapa jenis produk dan jasa, maka untuk suatu aktivitas
pelanggan mungkin memerlukan beberapa barang. Dengan
menjalankanfungsi-fungsi tersebut, peritel dapat berinteraksi dengan konsumen akhir dengan
memberikan nilai tambah bagi produk atau barang.
2.6Pengelolaan Obat / Perbekalan Kesehatan
2.6.1 Pengadaan Perbekalan Farmasi
Pengadaan perbekalan farmasi harus direncakan dengan baik agar obat
tersedia dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan dan menghindari
terjadinya kekosongan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan. Untuk sediaan
perbekalan farmasi yang slow moving disediakan dalam jumlah cukup sehingga
setiap resep yang masuk dapat dilayani.
Dalam pengadaan sediaan farmasi, hal penting yang harus
dipertimbangkan dalam pemilihan distributor adalah memperhatikan
keabsahannya, jaminan kualitas produk dan kondisi pembelian (meliputi bonus,
diskon dan lain-lain), jangka waktu kredit, system pengembalian obat, dan
sebagainya.
Pemesanan perbekalan kesehatan farmasi dapat dilakukan dengan cara
menghubungi pemasok melalui salesman atau melalui telepon. Khusus narkotik,
pemesanan dilakukan kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma
menggunakan surat pesanan narkotika (formulir N-9) rangkap 5 yang
ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Untuk psikotropika
digunakan surat pesanan psikotropika.
2.6.2 Penyimpanan dan Penataan
Untuk kegiatan penyimpanan, difokuskan pada tujuan agar tetap
terjaminnya kualitas obat, sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sesuai
yang ditetapkan.
Dalam penyimpanan barang ditetapkan 2 sistem yaitu:
1. FIFO (First In First Out) dimana barang yang baru diterima disimpan
dibagian belakang dari barang yang diterima sebelumnya,
2. Sistem FEFO (First Expired First Out) yang berdasarkan tanggal
kadaluarsa barang.
Setiap barang disimpan pada tempat yang bersih, tidak lembab, tidak kena
2.6.3 Penjualan / Pelayanan
Penjualan sediaan farmasi dapat berupa pelayanan resep, penjualan obat
bebas, kosmetik dan alat kesehatan. Dalam memberikan pelayanan pada
konsumen, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :
1. Kelengkapan Obat
Obat-obat yang dibutuhkan oleh konsumen hendaknya tersedia dengan
lengkap sehingga dapat melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen yang baik
obat bebas, obat bebas terbatas maupun obat keras.
2. Harga Obat
Harga obat merupakan factor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian
di apotek. Obat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat sehingga masyarakat
dapat memperoleh harga yang terjangkau dan kualitas yang terjamin.
3. Pelayanan
Pelayanan yang baik dari apotek terhadap konsumen meliputi keramahan
dalam pelayanan, keamanan, kenyamanan ruang tunggu dan kemudahan parker
yang dapat memberikan nilai tambah bagi apotek sehingga apotek tersebut
menjadi pilihan para konsumen yang membutuhkan.
2.6.4 Administrasi
Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang
dilakukan oleh suatu perusahaan.
Administrasi yang biasa dilakukan di apotek meliputi :
a. Administrasi pembukuan
b. Administrasi pelayanan
d. Administrasi pembelian
e. Administrasi kepegawaian
2.6.5 Perpajakan
Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga Negara untuk menyerahkan
sebagian dari kekayaan atau penghasilannya kepada Negara menurut peraturan
perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk
kepentingan masyarakat. Karena itu apotek sebagai tempat usaha juga harus
membayar pajak.
2.7Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)
SDM merupakan asset penting bagi apoteker, karena SDM memproduksi
barang dan jasa, mengendalikan mutu produk, menghasilkan sumber daya
keuangan dan menyusun keseluruhan strategi. Tanpa SDM yang efektif sangat
tidak mungkin apotek dapat mencapai sasarannya.
Manajemen SDM meliputi :
1. Staffing : menetapkan komposisi SDM apotek antara lain.
- Apoteker / Farmasis
- Asisten Apoteker
- Staff Pendukung : Juru resep, petugas penjualan bebas, kasir, petugas
gudang.
2. Pengembangan
Pelatihan sangat penting bagi keberhasilan pegawai dan apotek karena,
seseorang yang tidak mempersiapkan dengan baik untuk suatu pekerjaan
tidak memuaskan akan membuat pelanggan kecewa dan pelanggan yang
kecewa akan beralih ke apotek lain.
3. Kompensasi
Kompensasi yang ditawarkan biasanya mempunyai dampak yang cukup
signifikan pada jumlah dan kualitas pegawai yang mau bekerja dan
bertahan di apotek. Kompensasi yang terlalu rendah akan membuat
pegawai yang baik meninggalkan perusahaan, sementara kompensasi yang
terlalu tinggi akan menguras laba perusahaan.
BAB III
TINJAUAN KHUSUS KIMIA FARMA
3.1 Sejarah Kimia Farma
Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal
bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1817, ketika NV Chemicalien
Handle Rathkamp & Co., perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan.
Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada
tahun 1969 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF
Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk
hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma
(Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001 PT. Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan
publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.
Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan
nama yang identik dengan mutu, PT. Kimia Farma telah berkembang menjadi
sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia, yang kian
memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan
masyarakat. PT. Kimia Farma terus melebarkan bisnisnya dalam bidang
pemasaran dengan membentuk dua anak perusahaan pada tanggal 4 Januari 2003
3.2 Bisnis Kimia Farma
3.2.1 Holding
PT Kimia Farma Tbk dibentuk pada tanggal 16 Agustus 1971 dengan jalur
usaha Pelayanan Kesehatan. PT. Kimia Farma Tbk sebagai perusahaan publik
sekaligus BUMN, berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola
perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN.
PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan
yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel,
laboratorium klinik dan klinik kesehatan.
Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama :
1. Profesionalisme
Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja
lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang
bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk
diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen
untuk mencapai hasil tersebut.
2. Integritas
Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai
spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai
landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan
hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan
3. Kerja Sama
Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama
melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan setiap
individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk
mencapai sukses.
3.2.2 Pabrik (Industri Farmasi)
Dengan dukungan kuat riset & pengembangan, segmen usaha yang
dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional,
yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas
produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang
punggung dari segmen industri.
Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop
kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini
merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari
pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini
telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan
ISO-9001.
Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya,
rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit
produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga
memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga
Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang
Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati
(bedak). Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan
sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara
Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.
Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang
mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan
garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet
besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat
pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas
produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan
cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat
yang Baik (CPOB), ISO-9002 dan ISO-14001.
Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk
memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh
pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik
(CPOB), ISO-4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep,
sirop dan cairan obat luar/dalam.
3.2.3 Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan
Sejak tahun 2004 Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari
perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan
paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat,
dari mengobati penyakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan
mengelola kesehatan. Oleh sebab itu Kimia Farma melakukan pengembangan
Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan
pentingnya arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan
untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan
Mikrobiologi Industri. Layanan yang diberikan, yaitu: Pemeriksaan Atas
Permintaan Sendiri (APS), Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter (APD), medical
check up, Pemeriksaan Mikrobiologi Industri, pemeriksan rujukan
Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare
Company, maka Kimia Farma merintis infrastruktur bisnisnya memasuki usaha
jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang terpadu dan
terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung.
Klinik kesehatan Kimia Farma dengan konsep none stop healthcare
services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan
pemeriksaan kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan
pendukung lainnya.
Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi,
pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk
perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan
dan pengelolaan medical record untuk karyawan.. Klinik Kimia Farma ke depan
3.2.4 Anak Perusahaan
3.2.4.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution
PT. Kimia Farma Trading and Distribution dibentuk pada tanggal 4
Januari 2003 dengan jalur usaha Distribusi Obat dan Alat Kesehatan.
PT. Kimia Farma Trading & Distribution, sebagai anak perusahaan dari
PT. Kimia Farma (persero) Tbk. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD)
sebelumnya merupakan divisi yang bergerak dibidang yang sama, yaitu
perdagangan dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu
tahun, tetapi sama dengan umur PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri. Hampir
sepanjang sejarahnya sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam
bidang perdagangan, terlihat dari data tahun ketahun, komposisi penjualan kepada
institusi baik melalui tender atau langsung, lebih dominan dari pada penjualan
reguler, yang mencerminkan kepada bisnis distribusi.
Disamping itu dimasa yang lalu, divisi/SBU PBF ini terfokus lebih
banyak menyalurkan atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu
produk Kimia Farma sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak
perusahaan, serta melihat kondisi kedepan, perusahaan telah bertekad untuk
merubah visi, tidak lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi
akan menyalurkan produk-produk prinsipal lain. Oleh karenanya perusahaan telah
merubah visinya akan menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi
prinsipal. Visi ini mengandung arti kedepan perusahaan akan lebih fokus kepada
penjualan reguler, tanpa meninggalkan penjualan kepada institusi/tender dan
Jalur Usaha :
1. Jasa pelayanan distribusi produk Prinsipal Kimia Farma dan Prinsipal Non
Kimia Farma serta Non Prinsipal terdiri dari: Consumer Health Product (OTC
Chemical, OTC Herbal, kosmetik, Body Care, Food Supplement),ethical,
generik, lisensi, narkotika, kontrasepsi, bahan baku, alat kesehatan, Consumer
Goods.
2. Jasa Perdagangan atau Trading
PT. Kimia Farma Trading & Distribution, memiliki 41 cabang yang
mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang diproduksi
sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Dalam operasionalnya
didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien
serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk
mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.
3.2.4.2 PT. Kimia Farma Apotek
PT. Kimia Farma Apotek dibentuk pada tanggal 4 Januari 2003 dengan
jalur usaha Farmasi.
PT. Kimia Farma apotek mengelola sebanyak 320 apotek yang tersebar
diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan
penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.
Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep
dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan
pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia
Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan
dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang
memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.
PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh
Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam
upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan
konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.
Tabel 1. Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia :
No. Provinsi No. Provinsi
1. Bali 16. Kepulauan Bangka Belitung
2. Banten 17. Lampung
3. Bengkulu 18. Maluku
4. DIY 19. Maluku Utara
5. DKI 20. Nanggroe Aceh Darusalam
6. Gorontalo 21. NTB
7. Irian Jaya 22. NTT
8. Jambi 23. Riau
9. Jawa Barat 24. Sulawesi Selatan
10. Jawa Tengah 25. Sulawesi Tengah
11. Jawa Timur 26. Sulawesi Tenggara
12. Kalimantan Barat 27. Sulawesi Utara
13. Kalimantan Selatan 28. Sumatera Barat
14. Kalimantan Tengah 29. Sumatera Selatan
Visi : Menjadikan apotek berdaya saing di pasar global
Misi :
1. Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat
kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat.
2. Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk
meningkatkan nilai apotek saham tanpa meninggalkan prinsip Good
Corporate Governance.
3. Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan
komitmen serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan
nasional.
3.2.4.3. Store Manager Apotek Kimia Farma
Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar diseluruh
sumatera yaitu: Apotek Pel. 2 Kimia Farma Inalum, Pel. 14 Kimia Farma
Pirngadi, Kimia Farma 27 Medan, Kimia Farma 28 Belawan, Kimia Farma 29
Pematang Siantar, Kimia Farma 30 Tebing Tinggi, Pel. 41 Kimia Farma Tebing
Tinggi, Kimia Farma 39 Medan, Kimia Farma 41 Kabanjahe, Pel. 54 Kimia
Farma Rantau Prapat, Kimia Farma 84 Tanjung Balai, Kimia Farma 85 Pematang
Siantar, Kimia Farma 90 Kisaran, Kimia Farma 106 Medan, Kimia Farma 107
Medan, Kimia Farma 160 Medan, Kimia Farma 162 Pematang Siantar, Kimia
Farma 255 Medan, Kimia Farma Basri Medan, Kimia Farma Namso Pematang
Siantar, Kimia Farma 312 Rantau Prapat, Kimia Farma 313 Padangsidimpuan,
3.2.4.4 Apotek Kimia Farma No. 313
3.2.4.4.1 Lokasi
Apotek Kimia Farma No.313 berada di Jl. Merdeka No. 5A Padangsidimpuan,
terletak di daerah perkotaan dan pemukiman yang ramai dengan penduduk serta mudah
dijangkau oleh kendaraan umum, dekat dengan tempat perbelanjaan dan dekat dengan
tempat-tempat pelayanan kesehatan lain seperti rumah sakit dan klinik. Lokasi Apotek
Kimia Farma 313 dilengkapi dengan praktek dokter Spesialis THT dan Spesialis
ObGin, swalayan farmasi.
3.2.4.4.2 Sumber Daya Manusia
Apotek Kimia Farma No. 313 dipimpin oleh seorang oleh Manajer Apotek
Pelayanan (Apoteker Pengelola Apotek) yang membawahi 4 orang karyawan, 2
orang Asisten Apoteker, 2 orang non Asisten Apoteker.
3.2.4.4.3 Pelaksanaan Kegiatan Apotek
Kegiatan Apotek Kimia Farma No. 313 Padangsidimpuan dilakukan setiap
hari mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB, dimana pengaturan
tenaga kerja dibagi 2 shif yaitu shif pertama jam 08.00 s/d 15.00 dan shif kedua
jam 15.00 s/d 22.00.
3.2.4.4.4 Pengadaan Perbekalan Farmasi
Pengadaan perbekalan Farmasi pada Apotek Kimia Farma No. 313
Padangsidimpuan meliputi perencanaan pembelian, pelaksanaan pembelian dan
3.2.4.4.4.1 Perencanaan Pembelian
Perencanaan pembelian dilakukan dengan menetapkan jenis dan jumlah
barang yang akan dibeli berdasarkan Pareto penjualan, Penolakan barang dan
Defekta atau barang yang sudah habis.
3.2.4.4.4.2 Pelaksanaan Pembelian
Pelaksanaan pembelian dilakukan dengan cara :
1. Pemeriksaan stok barang, Pareto penjualan, Penolakan barang dan Defekta.
2. Menetapkan item dan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan sifat barang
apakah fast moving dan slow moving. Barang yang sudah ditetapkan untuk
dibeli dimasukkan kedalam BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek) dikirim
ke Kimia Farma No. 27 Jl. Palang Merah Medan, kepada bagian pemesanan.
3.2.4.4.4.3 Pemeriksaan Hasil Pembelian
Setelah barang yang dibeli sampai, terlebih dahulu dicek apakah sudah
BAB IV
KONSELING DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT
4.1 Defenisi Konseling
Dalam pelayanan informasi obat di apotek, Apoteker perlu melakukan
konseling dengan pasien. Konseling adalah memberikan nasehat / saran terapi
yang berkaitan dengan diskusi timbal balik dan pertukaran pendapat. Konseling,
konsultasi dan pendidikan merupakan hal yang sangat berkaitan erat.
Konseling ditandai oleh adanya hubungan professional antara konselor
yang kadang melibatkan lebih dari dua orang. Hal ini dirancang untuk membantu
klien dan memahami dan memperjelas pandangannya tentang ruang lingkup
kehidupan dan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam konsultasi
memerlukan nasehat dan saran yang dibutuhkan oleh pasien, jadi tidak
menekankan pada pertukaran informasi.
Menurut Edward Bartlett (1985), konseling adalah suatu proses yang
sistematik untuk membimbing dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan
penyakit dan terapi obat supaya pasien dapat mengelola masalah terapi obat
mereka dengan sempurna.
Tujuan konseling dengan pasien :
1. Membina hubungan dan mengembangkan kepercayaan pasien.
2. Menunjukkan kepedulian Farmasis / Apoteker terhadap pasien.
3. Membantu pasien mengatur dan menyesuaikan diri terhadap
pengobatannya.
5. Untuk meminimalkan / mencegah masalah-masalah yang berkaitan
dengan efek samping, efek yang tidak dikehendaki dari obat-obat atau
adanya ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan.
6. Meningkatkan kemampuan pasien bila berhadapan dengan berbagai
problem kesehatanya.
Tujuan Edukasi:
1. Menyediakan informasi yang sesuai dengan kondisis pasien ataupun
masalah yang dihadapi seseorang
2. Menyediakan keterampilan dan cara-cara dimana pasien dapat
menggunakannya untuk mengoptimalkan penggunaan dan efek
pengobatan.
3. Memberikan informasi dan pengajaran menggunakan cara-cara /
metode-metode pendidikan yang sesuai dengan seseorang dan keadaan si pasien.
4.2 Kerahasiaan Dalam Konseling
Masalah seseorang adalah masalah yang sangat pribadi, masalah yang
kadang-kadang sulit untuk diungkapkan. Karena itu, konseling menangani
masalah pada diri sendiri, jadi bersifat pribadi, rahasia dan tidak ingin diketahui
oleh orang lain selain konselor yang bisa dipercaya akan membantu.
4.3 Pelaksanaan Konseling
Salah satu faktor penting yang pengaruhnya besar terhadap proses
konseling sehingga mempengaruhi hasilnya adalah tempat dilakukan konseling
itu. Meskipun dalam konseling yang penting adalah kualitas, yang menimbulkan
suasana terkendali harus tetap diperhatikan. Dalam kenyataan tempat dengan
4.4 Proses Konseling
Proses konseling selanjutnya dilakukan dengan wawancara permulaan
yang ternyata banyak tujuannya. Antara lain :
1. Merangsang adanya sikap keterbukaan, kejelasan dan komunikasi secara
penuh agar kebutuhan yang dirasa perlu untuk dikemukakan serta
faktor-faktor yang latar belakangnya berkaitan dengan yang dibicarakan.
2. Melakukan kegiatan untuk meningkatkan pemahaman dan kepercayaan
antara dirinya dengan klien.
3. Memungkinkan memperoleh gambaran lain bahwa sesuatu yang berguna
akan bisa diperbolehkan selama mengikuti konseling.
4. Perumusan masalah dan memperhatikan apa yang perlu diperhatikan dan
dikerjakan selanjutnya.
5. Memperoleh keterangan tentang klien yang berkaitan dengan kepentingan
dan pemecahan masalah yang efektif.
4.5 Farmasi Dalam Perawatan Kesehatan
Peranan Apoteker sebagai tenaga pendidik kesehatan menjadi sangat
penting bagi keberhasilan dalam penanganan pasien. Pasien dan edukasi menjadi
sangat penting ketika dijelaskan oleh dokter dalam penanganan penyakit.
Ketersediaan obat OTC dapat ditujukan pada apoteker dalam mengembangkan
4.6 Konversi Resep Dokter ke OTC : Implikasi Perawatan
4.6.1 Pandangan Perawatan Diri Sendiri
Perawatan diri sendiri adalah metode umum penanganan masalah
kesehatan di dalam masyarakat yang sekarang ini meningkat seiring dengan
kemajuan populasi dan jumlah orang yang menderita penyakit. Demikian juga
untuk akses yang telah ada dan sekaligus menghindari ahli terapi. Demikian juga
akses terhadap manfaat dan perawatan diri termasuk partisipasi dalam perawatan
kesehatan dan hubungan antara dokter dan pasien yang terus ditingkatkan karena
pemahaman oleh pasien untuk prosese penyakit. Demikian juga kesesuaian
dengan perawatan kesehatan yang ada.
4.6.2 Masalah Konsumen Pengobatan OTC
Orang ingin ambil bagian dalam perawatan kesehatan diri sendiri ketika
mereka dapat meningkatkan hal itu melalui bantuan pengobatan OTC. Orang ini
menghargai OTC dan sebagai penanganan yang serius dan hal umum, setiap
4.7Metode Konseling
a. Three Prime Question (Tiga Pertanyaan Kunci)
1. Bagaimana penjelasan Dokter tentang obat anda?
2. Bagaima penjelasan Dokter tentang cara pakai obat anda?
3. Bagaimana penjelasan Dokter tentang harapan setelah
memakai/minum obat anda?
b. Show and Tell (Tunjuk dan Terangkan)
1. Melakukan cerita.
2. Melakukan peragaan melalui gambar, tayangan dan sebagainya.
c. Final Verification
1. Meminta pasien untuk mengulang instruksi.
2. Untuk meyakinkan bahwa pesan tidak ada yang terlewat.
3. Koreksi bila ada salah informasi.
BAB V
PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI
5.1Pelayanan Resep
RESEP I
R/ Mosardal 500 mg No X
S 1 dd I pc
R/ Neo Gynoxa Ovula No. X
S 1 dd I,(malam-malam sebelum tidur dimasukkan pada vagina)
R/ Tribost No. X
S 1 dd I pc
Pro : Sonita Melita
Umur : 28 tahun
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat pada resep diatas maka dapat disimpulkan
bahwa kemungkinan dokter mendiagnosa pasien menderita infeksi pada vagina.
2. Three Prime Question
¾ Penjelasan Dokter tentang obat yang ada di Resep : tidak ada.
¾ Penjelasan Dokter tentang cara pakai obat : tidak ada.
¾ Penjelasan Dokter tentang harapan setelah meminum / memakai obat : tidak
3. Spesialite Obat dalam Resep
Tabel 2. Spesialite Obat Resep I
No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
purpurea 500 mg,
Phyllantus niruri
100 mg, Black
elderberry 50 mg
- Memulihkan
daya tahan
tubuh
4. Rasionalisasi Komposisi Resep
Dari segi komposisi resep, resep tersebut rasional karena ditujukan untuk
mengobati pasien yang menderita vaginitis.
5. Pelayanan Informasi
a. Mosardal
Kegunaan : Antibiotik
Bentuk sediaan : kaplet
Cara pemakaian : 1 kali sehari 1 kaplet (diminum tiap 24 jam)
Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan
tidak boleh melebihi dosis, diminum sesudah makan dan pemakaian obat
harus sampai habis, jangan diminum bersama dengan susu, disimpan di tempat
b. Neo Gynoxa®
Kegunaan : Mengobati vaginitis karena infeksi dari bakteri dan jamur
Bentuk sediaan : ovula
Cara pakai : 1 kali sehari 1 ovula (malam-malam sebelum tidur dimasukkan
pada vagina).
Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat digunakan sesuai anjuran dokter,
tidak boleh melebihi dosis, pemakaian obat dimasukkan kedalam vagina dan
penggunaan obat harus teratur; obat disimpan di dalam lemari pendingin di
bagian bawah lemari pendingin dan jangan dibagian freezernya, setelah obat
digunakan akan timbul perasaan ingin buang air kecil sebaiknya ditahan
kurang lebih 15 menit, ada baiknya sebelum menggunakan obat sebaiknya ke
kamar mandi dahulu baru menggunakan obat.
c. Tribost®
Kegunaan : membantu memulihkan daya tahan tubuh.
Bentuk sediaan : kaplet
Cara Pakai : 1x1 kaplet
Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan
tidak boleh melebihi dosis, diminum sesudah makan dan disimpan di tempat
RESEP II
R/ Cetafloxo 500 mg No X
S 2 dd 1 pc
R/ Cetalmic No X
S 3 dd 1 pc
R/ Kalnex No X
S 3 dd 1 pc
R/ Hemobion No X
S 1 dd 1 pc
Pro : Ny. Masdalinar Lubis
Umur : 50 tahun
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat pada Resep, dapat disimpulkan bahwa pasien
diberikan terapi pasca operasi.
2. Three Prime Question
¾ Penjelasan Dokter tentang obat yang ada di Resep : tidak ada.
¾ Penjelasan Dokter tentang cara pakai obat : tidak ada.
¾ Penjelasan Dokter tentang harapan setelah meminum / memakai obat : tidak
3. Spesialite Obat dalam Resep
Tabel 3. Spesialite Obat Resep II
No Nama Obat Komposisi Nama Produk Lain Gol Khasiat
Fe. Fumarat 360
mg
4. Rasionalitas Komposisi Resep
Dari segi komposisi resep, resep tersebut rasional karena ditujukan untuk
5. Pelayanan Informasi
a. Cetafloxo®
Kegunaan : Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang
sensitif terhadap Ciprofloksasin.
Bentuk sediaan : kaplet
Cara pakai : 2 kali sehari 1 kaplet (diminum tiap 12 jam).
Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan
tidak boleh melebihi dosis, diminum sesudah makan dan pemakaian obat
harus sampai habis, jangan diberikan bersama dengan susu, disimpan di
tempat dingin dan sejuk dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Obat harus
ditelan dengan air yang cukup untuk menghindari terjadinya kristaluria.
b. Cetalmic®
Kegunaan : Analgetik
Bentuk sediaan : kaplet
Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 kaplet
Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan
tidak boleh melebihi dosis. Sebaiknya diminum sewaktu makan. Hentikan
penggunaan obat bila rasa sakit telah hilang. Jangan digunakan lebih dari 7
hari.
c. Kalnex®
Kegunaan : mengatasi perdarahan pasca operasi.
Bentuk sediaan : tablet
Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan
tidak boleh melebihi dosis. Obat diminum sesudah makan.
d. Hemobion
Kegunaan : berguna dalam pembentukan darah.
Bentuk sediaaan : kaplet
Cara pakai 1 kali sehari 1 tablet
Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan
tidak boleh melebihi dosis. Obat diminum setelah makan. Selama
RESEP III
R/ Cefat 500 mg cap No X
S 2 dd cap 1
R/ Ocuson tab No X
S 2 dd tab 1
R/ Blecidex ear drop fls I
S3 dd gtt II
Pro : Budi Waluyo
Umur : 57 tahun
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat dalam Resep, dapat disimpulkan bahwa dokter
mendiagnosa pasien menderita infeksi telinga.
2. Three Prime Question
¾ Penjelasan Dokter tentang obat yang ada di Resep : tidak ada.
¾ Penjelasan Dokter tentang cara pakai obat : tidak ada.
¾ Penjelasan Dokter tentang harapan setelah meminum / memakai obat : tidak
3. Spesialite Obat dalam Resep
Tabel 4. Spesialite Obat Resep III
No Nama Obat Komposisi Nama Produk Lain Gol Khasiat
sefadroksil 500 mg
Laficef®
Betametason 0,25 mg
Dexklorfeniramin
Framisetin sulfat 5mg
Gramisidin 0,05mg,
Deksametason 0,5mg
- G Otitis
Eksterna akut
4. Rasionalitas Komposisi Resep
Dari segi komposisi resep, resep tersebut rasional karena ditujukan untuk
mengobati pasien yang telinganya mengalami infeksi.
5. Pelayanan Informasi
a. Cefat®
Kegunaan : infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitive
terutama untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif, bakteri
anaerob dan beberapa bakteri gram negative sdeperti E. Colli Pr. Mirabilis
dan Klebsiella.
Bentuk sediaan : kapsul
Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter, tidak
boleh melebihi dosis, obat harus diminum secara teratur dan obat harus
dihabiskan. Jangan diminum bersamaan dengan susu, sebaiknya beri kelang
waktu kurang lebih 1 jam setelah atau sebelum minum obat.
b. Ocuson®
Kegunaan : untuk mengobati kasus-kasus alergi dan anti inflamasi yang
membutuhkan terapi kortikosteroid.
Bentuk sediaan : tablet
Cara pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet
Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan
tidak boleh melebihi dosis dan bila tidak sakit lagi sebaiknya penggunaan obat
dihentikan. Setelah minum obat ini, akan mengantuk oleh karena itu jangan
mengemudi dan mengoperasikan mesin.
c. Blecidex ear drop®
Kegunaan : untuk mengobati otitis eksterna akut dan kronis pada telinga; Cara
pemakaian : 3 kali sehari 2 tetes pada telinga kiri; Hal-hal yang perlu
diinformasikan : obat digunakan setiap 8 jam, diteteskan pada telinga kiri dan
bila telah diteteskan sebaiknya diamkan beberapa menit kemudian beraktifitas
RESEP IV
R/ Prenatin DF No. XXX
S 1 dd 1 pc
R/ Asthin Force No. XXX
S 1 dd 1 pc
Pro :Ny. Kartini
Umur : 26 tahun
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat dalam Resep, pasien adalah ibu hamil yang
memerlukan tambahan nutrisi untuk bayi.
2. Three Prime Question
¾ Penjelasan Dokter tentang obat yang ada di Resep : tidak ada.
¾ Penjelasan Dokter tentang cara pakai obat : tidak ada.
¾ Penjelasan Dokter tentang harapan setelah meminum / memakai obat : tidak
3. Spesialite Obat dalam Resep
Tabel 5. Spesialite Obat Resep IV
No Nama Obat Komposisi Nama Produk Lain Gol Khasiat
Nikotinamida 20 mg,
Kalsium pantotenat 5
mg, Kalsium laktat
200 mg, Besi II
Fumarat 90 mg,
Kalium Iodida 200
mcg, Tembaga 1 mg,
Natural Astaxanthin 4
mg
- W Antioksidan
4. Rasionalitas Komposisi Resep
Dari segi komposisi resep, resep tersebut rasional karena ditujukan untuk
pasien/ibu yang sedang hamil dan membutuhkan suplemen vitamin, DHA dan
5. Pelayanan Informasi
a. Prenatin®
Kegunaan : multivitamin dan mineral yang mengandung DHA dan Asam
Folat, bermanfaat sebagai suplemen makanan untuk membantu memenuhi
kebutuhan vitamin dan mineral pada masa kehamilan.
Bentuk sediaan : kaplet
Cara pemakaian : 1 kali sehari 1 kaplet
Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran Dokter.
Diminum pada pagi hari sesudah makan.
b. Asthin Force®
Kegunaan : sebagai anti oksidan
Bentuk sediaan : kapsul
Cara pemakaian: 1 kali 1 kapsul sesudah makan
Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan
tidak boleh melebihi dosis, sebaiknya obat diminum pada pagi hari setelah
RESEP V
R/ Metphica No. LX (60)
S 3 dd 1 pc
R/ Folavit No. XX
S 1 dd 1 pc
Pro :Ny. Delfi Suryani
Umur :
1. Kasus
Berdasarkan komposisi obat dalam Resep, dapat disimpulkan bahwa
pasien adalah seorang wanita yang merencanakan kehamilan.
2. Three Prime Question
¾ Penjelasan Dokter tentang obat yang ada di Resep : tidak ada.
¾ Penjelasan Dokter tentang cara pakai obat : tidak ada.
¾ Penjelasan Dokter tentang harapan setelah meminum / memakai obat : tidak
ada.
3. Spesialite Obat dalam Resep
Tabel 6. Spesialite Obat Resep V
No Nama Obat Komposisi Nama Produk Lain Gol Khasiat
1 Metphica®
(Tropica)
Metformin HCl 500
4. Rasionalitas Komposisi Resep
Dari segi komposisi resep, resep tersebut rasional karena ditujukan untuk
pasien/wanita yang merencanakan kehamilan.
6. Pelayanan Informasi
a. Metphica®
Kegunaan : merangsang ovarium untuk memproduksi sel ovum.
Bentuk sediaan : tablet
Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet
Hal-hal yang perlu diimformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan
tidak boleh melebihi dosis. Diberikan bersama dengan makanan atau sesudah
makan.
b. Folavit®
Kegunaan : memenuhi kebutuhan asam folat pada wanita yang merencanakan
kehamilan.
Bentuk sediaan : tablet
Cara pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet
Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat digunakan sesuai anjuran dokter,
5.2 Pelayanan Swamedikasi
1. Kasus I
Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan mata merah dan gatal
karena terkena debu. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang diberikan
adalah Insto® tetes mata.
a. Spesialite Obat
Tabel 7. Spesialite Obat Swamedikasi I
Nama
Obat
Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Insto®
kemerahan dan rasa
perih di mata yang
disebabkan oleh
iritasi ringan karena
debu, asap, angin
dan setelah
berenang.
b. Pelayanan Informasi Obat
Kegunaan: Menghilangkan iritasi dan kemerahan pada mata;
bentuk obat : tetes mata; cara pemakaian : 3 kali sehari 2-3 tetes; hal-hal yang
perlu diinformasikan : cuci tangan dahulu sebelum menggunakan obat, jangan
digunakan lebih dari satu bulan setelah tutup dibuka atau jika warnanya telah
berubah menjadi keruh, pada pemakaian berlebihan dapat menyebabkan
hiperemia, simpanlah di tempat yang sejuk dan bersih, hanya untuk pemakaian
2. Kasus II
Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan perutnya terasa
kembung dan terasa perih karena maag. Berdasarkan keluhannya, maka pasien
diberikan Mylanta® tablet.
a. Spesialite Obat yang diberikan
Tabel 8. Spesialite Obat Swamedikasi IV
No Nama
Obat
Komposisi Produk
Lain
B Mengurangi gejala
yang berhubungan
dengan kelebihan
asam lambung,
gastritis, tukak
lambung, tukak usus
12 jari, dengan gejala
seperti mual, nyeri
lambung, nyeri ulu
hati.
b. Pelayanan Informasi
Kegunaan : Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam
lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus 12 jari, dengan gejala seperti mual,
nyeri lambung, nyeri ulu hati; bentuk obat : tablet kunyah; cara pemakaian : 3 kali
sehari 1-2 tablet 1 jam setelah makan dan sebelum tidur; hal-hal yang perlu
diinformasikan : gunakan sesuai aturan pakai, jangan melebihi dosis yang
dianjurkan, tablet harus dikunyah sebelum ditelan, jangan diberikan pada
panjang akan menimbulkan hipermagnesemia, jangan diberikan bersamaan
dengan antibiotik, bila sakit berlanjut konsultasikan dengan dokter, simpan pada
suhu kamar dan jauh dari jangkauan anak-anak.
3. Kasus III
Seorang ibu datang ke apotek dan mengeluh selalu mabuk dalam
perjalanan. Berdasarkan keluhan tersebut, maka pasien diberikan Antimo® tablet.
a. Spesialite Obat
Tabel 9. Spesialite Obat Swamedikasi III
Nama
Obat
Komposisi Produk
Lain
kapal, kereta api atau
pesawat udara..
b. Pelayanan Informasi
Kegunaan: Mengatasi mabuk, muntah dalam perjalanan yang diderita jika
mempergunakan kenderaan bermotor, kapal, kereta api atau pesawat udara ; bentuk
sediaan : tablet; cara pemakaian :1 tablet, diminum 30 menit sebelum perjalanan;
hal-hal yang perlu diinformasikan : Obat diminum 30 menit sebelum perjalanan,
menimbulkan rasa kantuk dan mulut kering oleh karena itu, jangan mengemudi dan
mengoperasikan mesin selama mengggunakan obat ini. Obat disimpan pada suhu
4. Kasus IV
Seorang bapak datang ke apotek dengan keluhan demam dan sakit kepala
maka obat yang diberikan adalah Parasetamol
a. Spesialite Obat
Tabel 10. Spesialite Obat Swamedikasi IV
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Parasetamol
sendi, sakit otot,
sakit telinga,
reumatik, artritis,
sakit gigi, setelah
vaksinasi,
menurunkan panas.
b. Pelayanan Informasi
Kegunaan : Sakit kepala, sakit sendi, sakit otot, sakit telinga, reumatik, artritis,
sakit gigi, setelah vaksinasi, menurunkan panas; bentuk obat : Tablet, Cara
pemakaian : Dewasa : 3-4 x sehari 500 mg - 1 gram sesuai kebutuhan. Maksimum
: 4 gram sehari.; Anak berusia 7-12 tahun : 3-4 kali sehari 250-500 mg,
Maksimum : 2 gram/hari; Hal-hal yang perlu disampaikan : Obat diberikan
sesudah makan, jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal,
bila sakit berlanjut konsultasikan dengan dokter, jauhkan dari jangkauan
5. Kasus V
Seorang pemuda datang ke apotek dengan keluhan kaki pegal dan kram
pada betis setelah berolah raga. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang
diberikan adalah Counterpain Krim®.
a. Spesialite Obat
Tabel 11. Spesialite Obat Swamedikasi VII
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Counterpain®
(Bristol
Myers Squib)
Metil salisilat,
mentol,
eugenol.
- W Meringankan sakit
pinggang, otot
kaku, pegal dan
nyeri leher, pegal
akibat olah raga dan
terkilir.
b. Pelayanan Informasi Obat
Kegunaan : meringankan sakit pinggang, otot kaku, pegal dan nyeri leher,
pegal akibat oalah raga dan terkilir; bentuk obat : krim; cara pemakaian :
digosokksn satu sampai tiga kali sehari pada daerah yang sakit; hal-hal yang perlu
diinformasikan : hindari pemakaian pada daerah kulit yang luka, berdekatan
6. Kasus VI
Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan gigi terasa sakit.
Berdasarkan keluhan tersebut maka obat yang diberikan adalah Top Gesic®.
a. Spesialite Obat
Tabel 12. Spesialite Obat Swamedikasi IX
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Mefinter® (Interbat)
Mefinal®
b. Pelayanan Informasi
Kegunaan : mengurangi rasa sakit yang ringan sampai sedang sehubungan
dengan sakit gigi (analgetika); bentuk sediaan : tablet salut selaput; cara
pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet; hal-hal yang perlu di informasikan : sebaiknya
diminum sesudah makan karena dapat mengiritasi lambung, bila sakitnya berlanjut
segera konsultasikan ke dokter, jangan digunakan lebih dari 7 hari tanpa
rekomendasi dokter, hentikan segera bila terjadi diare dan ruam kulit, simpan di
7. Kasus VII
Seorang pemuda datang ke apotek dengan keluhan demam, flu, sakit
kepala dan bersin-bersin. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang diberikan
adalah Decolgen®.
a. Spesialite Obat
Tabel 13. Spesialite Obat Swamedikasi VII
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Askorbat 25 mg
W Meringankan
b. Pelayanan Informasi Obat
Kegunaan : Meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala,
bersin-bersin dan hidung tersumbat.; bentuk obat : tablet; cara pemakaian : 3-4 kali
sehari 1 tablet; hal-hal yang perlu diinformasikan : Obat diberikan sesudah makan,
jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal. Sesudah
mengkonsumsi obat ini akan mengantuk, oleh karena itu jangan mengemudi dan
mengoperasikan mesin. Bila sakit berlanjut konsultasikan dengan dokter, jauhkan
8. Kasus VIII
Seorang anak sekolah datang ke apotek dengan keluhan diare. Berdasarkan
keluhan, maka obat yang diberikan adalah Nodiar®
b. Spesialite Obat
Tabel 14. Spesialite Obat Swamedikasi VIII
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Nodiar®
(Kimia
Farma)
Attapulgite 300
mg, Psidii
folium 50 mg,
Curcuma
domesticae
Rhizom Ekstrak
- Untuk pengobatan
diare non spesifik
b. Pelayanan Informasi
Kegunaan : Untuk pengobatan diare non spesifik; bentuk obat: tablet, Cara
pemakaian : 2 tablet setiap kali selesai buang air besar. Maksimum 12 tablet/hari ;
Hal-hal yang perlu disampaikan : hentikan penggunaan obat jika gejala BAB telah
berhenti. Jangan melebihi dosis yang dianjurkan. Jika diare berlanjut, segera ke
9. Kasus IX
Seorang anak sekolah datang ke apotek dengan keluhan batuk berdahak.
Berdasarkan keluhan tersebut maka obat yang diberikan adalah Woods®.
b. Spesialite Obat
Tabel 15. Spesialite Obat Swamedikasi IX
Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
Woods®
(Kalbe
Farma)
Bromhexin HCl 4
mg, Guafenesin
100 mg
- B Meringankan
batuk,
mengencerkan
dahak yang
kental sehingga
mudah
dikeluarkan
b. Pelayanan Informasi
Kegunaan : Meringankan batuk, mengencerkan dahak yang kental sehingga
mudah dikeluarkan; bentuk sediaan : syrup; cara pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok
teh; hal-hal yang perlu diinformasikan : gunakan sesuai aturan pakainya, jangan
melebihi dosis yang dianjurkan. Jangan digunakan lebih dari 7 hari, konsul ke
10. Kasus X
Seorang ibu datang ke apotek dan mengeluh anaknya yang berumur 4
tahun tubuhnya menjadi lemas akibat terus menerus buang air besar karena diare .
Berdasarkan keluhan tersebut diduga pasien mengalami kekurangan cairan dan
elektrolit, maka pasien diberikan Pedialyte.
a. Spesialite Obat yang diberikan
Tabel 16. Spesialite Obat Swamedikasi II
No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat
1 Pedialyte
500ml
(Abbot)
Natrium 22,5 meq,
kalium 10 meq,
klorida 17,5 meq,
citrat 15 meq,
dekstrosa 25 g.
Renalyte
b. Pelayanan Informasi
Kegunaan : mengganti cairan tubuh dan mineral yang terbuang saat diare;
bentuk obat : larutan; cara pemakaian : 3 jam pertama 3 gelas (200ml) selanjutnya
1 gelas tiap kali mencret; hal-hal yang perlu diinformasikan : simpan pada suhu
kamar dan jauhkan dari jangkauan anak-anak, jaga kebersihan makanan dan
minuman, obat ini hanya untuk pengganti cairan tubuh yang hilang, cuci tangan
sebelum makan, jika sakit berlanjut segera hubungi dokter. Botol yang sudah
dibuka disimpan di tempat yang sejuk dan gunakan isinya sebelum 24 jam.
BAB VI
PEMBAHASAN
Apotek merupakan tempat profesi Apoteker dan sebagai tempat
melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Dalam upaya melaksanakan fungsi apotek
banyak permasalahan yang dihadapi antara lain masalah pengadaan barang,
penyimpanan dan pelayanan kepada pasien. Jumlah merek obat yang semakin
bertambah banyak merupakan masalah yang paling sulit dalam pengelolaan
apotek. Akibatnya saat ini sangat sulit untuk mencari apotek yang mampu
menyediakan semua obat merek dagang dan menjadi suatu keinginan yang akan
diwujudkan oleh KF No. 313 melengkapi semua jenis obat merek dagang.
Konsumen memandang bahwa apotek hanyalah tempat dilaksanakannya jual beli
obat atau mengambil obat setelah berobat dari praktek dokter. Mereka
menganggap dokterlah yang lebih mengetahui tentang obat yang diberikannya
sehingga mereka tidak pernah banyak memanfaatkan fungsi apotek yang
sebenarnya yaitu sebagai tempat untuk mendapatkan informasi obat dengan jelas.
Pandangan seperti itu akan terus berlangsung apabila kita tidak memiliki
perbaikan-perbaikan secara menyeluruh dalam pelayanan di apotek.
Untuk itu perlu diadakan perbaikan dalam pelayanan kefarmasian saat ini.
Pelayanaankefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari orientasi produk
ke orientasi pasien, yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian
(Pharmaucetical Care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya
berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang