• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Kimia Farma No. 313 Padangsidimpuan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Laporan Praktek Kerja Profesi Farmasi Komunitas Di Apotek Kimia Farma No. 313 Padangsidimpuan"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI

FARMASI KOMUNITAS

di

APOTEK KIMIA FARMA NO. 313

PADANGSIDIMPUAN

Disusun oleh :

NITHA ADRIANI, S.Farm. 083202058

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI APOTEKER

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Lembar Pengesahan

LAPORAN PRAKTEK KERJA PROFESI FARMASI KOMUNITAS

di

APOTEK KIMIA FARMA NO 313 PADANGSIDIMPUAN

Laporan ini disusun untuk melengkapi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatra Utara Medan

Disusun oleh :

NITHA ADRIANI, S.Farm 083202058

APOTEK KIMIA FARMA NO 313 PADANGSIDIMPUAN

Pembimbing,

Insanil Aufa, S.Farm., Apt. SIK. KP. 01.03.13.4740

Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

Dekan,

(3)

KATA PENGANTAR

Penulis memanjatkan syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas segala

rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Praktek Kerja

Profesi di apotek Kimia Farma No. 313 Medan dan penyusunan laporan ini.

Praktek Kerja Profesi ini merupakan salah satu program dalam pendidikan profesi

Apoteker pada Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara Medan. Praktek

Kerja Profesi ini selesai tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Pada kesempatan

ini penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Agus Cahyana, Apt., sebagai Manajer Bisnis PT Kimia Farma

Apotek Medan, Bapak Insanil Aufa, S.Farm., Apt. sebagai Apoteker apotek

Kimia Farma No. 313 Medan, beserta staf pegawai yang telah banyak

membantu penulis selama Praktek Kerja Profesi di apotek Kimia Farma No.

313 Padangsidimpuan.

2. Bapak Prof. Dr. Sumadio Hadisahputra, Apt., sebagai Dekan Fakultas

Farmasi Universitas Sumatera Utara, Bapak Drs. Wiryanto, M.S, Apt

sebagai Koordinator Program Pendidikan Profesi Apoteker Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara dan seluruh Staf pegawai Fakultas Farmasi

Universitas Sumatera Utara.

Semoga Allah SWT membalas budi baik Bapak dan Ibu dengan balasan

yang berlipat ganda. Penulis berharap semoga tulisan ini dapat memberikan

manfaat bagi kita semua.

Padangsidimpuan, 15 Mei 2008

(4)

DAFTAR ISI

Halaman

JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN... ii

KATA PENGANTAR... iii

DAFTAR ISI... iv

DAFTAR TABEL ... viii

RINGKASAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN... 1

1.1 Latar Belakang ...1

1.2 Tujuan ...3

BAB II TINJAUAN UMUM APOTEK ...4

2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek...4

2.2 Peranan Apoteker Pengelola Apotek ...5

2.3 Pengertian dan Fungsi Manajemen ...6

2.4 Manajemen Operasional...6

2.4.1 Perencanaan...6

2.4.2 Pengorganisasian...6

2.4.3 Pengarahan ...7

2.4.4 Pengorganisasian...7

2.4.5 Pengawasan ...7

2.5 Manajemen Pemasaran/Ritel...8

(5)

2.5.2 Defenisi Ritel ...8

2.6 Pengelolaan Obat /Perebekalan Farmasi...9

2.6.1 Pengadaan Perbekalan Farmasi1...9

2.6.2 Penyimpanan dan Penataan...10

2.6.3 Penjualan/Pelayanan ...11

2.6.4 Administrasi ...11

2.6.5 Perpajakan ...12

2.7 Manajemen Sumber Daya Manusia ...12

BAB III TINJAUAN KHUSUS KIMIA FARMA ...14

3.1 Sejarah Kimia Farma ...14

3.2 Bisnis Kimia Farma ...15

3.2.1 Holding ...15

3.2.2 Pabrik (Industri Farmasi) ...16

3.2.3 Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan ... 17

3.2.4 Anak Perusahaan ... 19

3.2.4.1 PT Kimia Farma Trading and Distributor ... 19

3.2.4.2 PT. Kimia Farma Apotek ... 20

3.2.4.3 Store Manager Apotek Kimia Farma ... 22

3.2.4.4 Apotek Kimia Farma No. 313 ... 23

3.2.4.4.1 Lokasi ... 23

3.2.4.4.2 Sumber Daya Manusia ... 23

3.2.4.4.3 Pelaksanaan Kegiatan Apotek... 23

3.2.4.4.4 Pengadaan Perbekalan Farmasi... 23

(6)

3.2.4.4.4.2 Pelaksanaan Pembelian ... 24

3.2.4.4.4.3 Pemeriksaan Hasil Pembelian ... 24

BAB IV KONSELING DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT ... 25

4.1 Defenisi Konseling... 25

4.2 Kerahasian dalam Konseling ... 26

4.3 Pelaksanaan Konseling ... 26

4.4 Proses Konseling... 27

4.5 Farmasi dalam Perawatan Kesehatan... 27

4.6 Konversi Resep Dokter ke OTC: Implikasi Perawatan... 28

4.7 Metode Konseling ... 29

BAB V PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI ... 30

5.1 Pelayanan Resep ... 30

Resep I... 30

Resep II ... 34

Resep III ... 39

Resep IV ... 43

Resep V ... 47

5.2 Pelayanan Swamedikasi ... 50

Kasus I... 50

Kasus II ... 51

Kasus III ... 52

Kasus IV ... 53

Kasus V ... 54

(7)

Kasus VII ... 56

Kasus VIII ... 57

Kasus IX ... 58

Kasus X ... 59

BAB VI PEMBAHASAN ... 60

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 64

7.1 Kesimpulan ... 64

7.2 Saran ... 65

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia ... 21

2. Spesialite Obat Resep I ... 32

3. Spesialite Obat Resep II ... 36

4. Spesialite Obat Resep III... 41

5. Spesialite Obat Resep IV ... 45

6. Spesialite Obat Resep V... 48

7. Spesialite Obat Swamedikasi I... 50

8. Spesialite Obat Swamedikasi II ... 51

9. Spesialite Obat Swamedikasi III ... 52

10.Spesialite Obat Swamedikasi IV ... 53

11.Spesialite Obat Swamedikasi V ... 54

12.Spesialite Obat Swamedikasi VI ... 55

13.Spesialite Obat Swamedikasi VII ... 56

14.Spesialite Obat Swamedikasi VIII ... 57

15.Spesialite Obat Swamedikasi IX ... 58

(9)

RINGKASAN

Telah selesai dilakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) Farmasi Komunitas

di Apotek Kimia Farma No. 313 Padangsidimpuan. PKP ini bertujuan untuk

memberikan perbekalan, keterampilan dan keahlian kepada calon Apoteker dalam

mengelola Apotek baik itu mengelola perbekalan di Apotek BUMN ataupun

mampu mengatasi permasalahan di Apotek nantinya, dan melihat secara langsung

peran Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Apotek. Praktek Kerja Profesi ini

dilaksanakan pada tanggal 13 April sampai dengan 12 Mei 2009 dengan jumlah

jam efektif 7 jam per hari dan selama lebih kurang 30 hari. Kegiatan PKP di

Apotek Kimia Farma meliputi : pengenalan apotek, pelayanan swamedikasi,

pelayanan resep dan cara pemesanan barang. Selain itu juga mempelajari

pengarsipan serta cara pengelolaan barang di Apotek serta berbagai sistem

(10)

RINGKASAN

Telah selesai dilakukan Praktek Kerja Profesi (PKP) Farmasi Komunitas

di Apotek Kimia Farma No. 313 Padangsidimpuan. PKP ini bertujuan untuk

memberikan perbekalan, keterampilan dan keahlian kepada calon Apoteker dalam

mengelola Apotek baik itu mengelola perbekalan di Apotek BUMN ataupun

mampu mengatasi permasalahan di Apotek nantinya, dan melihat secara langsung

peran Apoteker dalam pelayanan kefarmasian di Apotek. Praktek Kerja Profesi ini

dilaksanakan pada tanggal 13 April sampai dengan 12 Mei 2009 dengan jumlah

jam efektif 7 jam per hari dan selama lebih kurang 30 hari. Kegiatan PKP di

Apotek Kimia Farma meliputi : pengenalan apotek, pelayanan swamedikasi,

pelayanan resep dan cara pemesanan barang. Selain itu juga mempelajari

pengarsipan serta cara pengelolaan barang di Apotek serta berbagai sistem

(11)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Apotek adalah suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan

kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya

kepada masyarakat. Definisi diatas ditetapkan berdasarkan peraturan Menteri

Kesehatan RI No. 1027/Menkes/SK/IX/2004.

Sebagai perusahaan publik sekaligus BUMN, Kimia Farma telah

berkembang menjadi sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia

yang kian memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan

bangsa dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan visi dan misi PT. Kimia Farma.

1

Adapun visi PT. Kimia Farma adalah menjadi perusahaan pelayanan

kesehatan utama di Indonesia yang berdaya saing global, sedangkan misi PT.

Kimia Farma adalah menyediakan, mengadakan menyalurkan sediaan farmasi dan

jasa pelayanan yang berkualitas untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan

taraf hidup masyarakat, mengembangkan bisnis pelayanan kesehatan untuk

meningkatkan nilai perusahaan bagi pemegang saham, karyawan dan pihak-pihak

lain yang berkepentingan, tanpa menanggalkan prinsip-prinsip pengelolaan usaha

yang baik, meningkatkan kompetensi dan komitmen sumber daya manusia untuk

pengembangan perusahaan serta dapat berperan aktif dalam pengembangan

perusahaan serta dapat berperan aktif dalam pengembangan industri farmasi

(12)

Apoteker merupakan profesi yang diberi wewenang untuk mengatur,

mengawasi dan melaksanakan segala sesuatu yang berkaitan dengan pekerjaan

kefarmasian. Sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia

Nomor 1027/Menkes/SK/IX/2004 tentang pelayanan kefarmasian pada saat ini

telah mengacu pada pelayanan kefarmasian (pharmaucetical care). Kegiatan

pelayanan kefarmasian semula hanya berfokus kepada pengelolaan obat sebagai

komoditas menjadi pelayanan yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas hidup

dari pasien.

Sebagai konsekuensi perubahan orientasi tersebut, apoteker dituntut untuk

meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan perilaku untuk dapat melaksanakan

interaksi langsung dengan seorang pasien. Sebagai tenaga professional yang

terlatih dibidangnya, seorang apoteker tidak hanya dituntut dari segi teknis

kefarmasian saja, tetapi juga harus memiliki keahlian menajemen. Untuk itu,

Apoteker Pengelola Apotek (APA) mempunyai tanggung jawab untuk

menyeimbangkan dua fungsi tersebut demi terpeliharanya keprofesian Farmasi.

Dengan demikian calon Apoteker perlu dibekali keterampilan, keahlian

dalam mengelola Apotek melalui Praktek Kerja Profesi di Apotek BUMN, calon

apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung pengelolaan suatu apotek

dalam rangka memberikan pengalaman dan mengelola apotek dalam

melaksanakan pengabdian profesinya sebagai apoteker khususnya di Apotek

(13)

1.2Tujuan

1. Untuk membekali calon Apoteker dalam hal keterampilan dan keahlian

mengelola Apotek melalui Praktek Kerja Profesi di Apotek Kimia Farma

(BUMN).

2. Agar calon Apoteker dapat mengetahui dan melihat secara langsung

(14)

BAB II

TINJAUAN UMUM APOTEK

2.1 Apotek dan Peran Apoteker Pengelola Apotek

Apotek adalah suatu tempat tertentu dilakukan pekerjaan kefarmasian dan

penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat.

Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan

kosmetik. Perbekalan kesehatan adalah semua bahan dan peralatan yang

diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan (Keputusan Menkes RI

Nomor 1027/MenKes/SK/IX/2004).

Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No1027/MenKes/SK/IX/2004,

apotek adalah tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan dan penyaluran sediaan

farmasi, perbekalan kesehatan lainnya kepada masyarakat. Sediaan farmasi

adalah obat, bahan obat, obat tradisional dan kosmetik. Perbekalan kesehatan

semua bahan selain obat dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan

upaya kesehaan, yang bertanggung jawab dalam mengelola apotek adalah seorang

apoteker yang telah diberi Surat Izin Apotek (SIA).

Menurut PP No. 25 tahun 1980 tugas dan fungsi apotek yaitu sebagai

tempat pengabdian profesi seorang Apoteker yang telah mengucapkan sumpah

jabatan. Sarana Farmasi yang melakukan pengubahan bentuk dan penyerahan obat

dan bahan obat. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus mendistribusikan

(15)

2.2 Peranan Apoteker Pengelola Apotek

Berdasarkan KepMenKes RI No. 1027/MenKes/SK/IX/2004, apoteker

adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi yang telah

mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan

berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di Indonesia sebagai apoteker.

Apoteker merupakan tenaga kesehatan professional yang banyak

berhubungan langsung dengan masyarakat sebagai sumber informasi obat. Oleh

karena itu, informasi obat yang diberikan pada pasien haruslah informasi yang

lengkap dan mengarah pada orientasi pasien bukan pada orientasi produk. Dalam

hal sumber informasi obat seorang apoteker harus mampu memberi informasi

yang tepat dan benar sehingga pasien memahami dan yakin bahwa obat yang

digunakannya dapat mengobati penyakit yang dideritanya dan merasa aman

menggunakannya. Dengan demikian peran seorang apoteker di apotek

sungguh-sungguh dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

Selain memiliki fungsi social sebagai tempat pengabdian dan

pengembangan jasa pelayanan pendistribusian dan informasi obat perbekalan

kesehatan, apotek juga memiliki fungsi ekonomi yang mengharuskan suatu apotek

memperoleh laba untuk meningkatkan mutu pelayanan dan menjaga kelangsungan

usahanya. Oleh karena itu apoteker sebagai salah satu tenaga professional

kesehatan dalam mengelola apotek tidak hanya dituntut dari segi teknis

kefarmasian saja tapi juga dari segi manajemen.

(16)

2.3 Pengertian dan Fungsi Manajemen

Menajemen dapat diartikan sebagai salah satu usaha kegiatan yang

dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang telah

ditetapkan dengan bantuan orang lain.

Prinsip-prinsip dasar manajemen dapat dipelajari tetapi hasil yang

diperoleh dalam penerapannya masih banyak tergantung pada bakat-bakat

perorangan. Manajemen yang baik akan memberikan hasil yang memuaskan

sesuai harapan.

2.4 Manajemen Operasional

Manajemen dapat didefenisikan secara sederhana, sebagai suatu usaha atau

kegiatan yang dilaksanakan secara efisien dan efektif untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan dengan menggunakan bantuan orang lain.

Fungsi-fungsi manajemen adalah :

2.4.1 Perencanaan

Perencanaan adalah pemilihan atau penetapan tujuan-tujuan organisasi

serta penentuan strategi, kebijaksanaan, proyek, program, prosedur, metoda,

sistem, anggaran dan standar yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan

pengawasan.

2.4.2 Pengorganisasian

Kemampuan mengorganisasi, meliputi :

- Pembagian atau pengelompokan aktivitas-aktivitas yang sama dan

seimbang kepada setiap karyawan.

(17)

- Pemilihan orang-orangnya, disesuaikan dengan pendidikan, sifat-sifat serta

pengalamannya.

- Pemberian wewenang dan tanggung jawab.

2.4.3 Pengarahan

Pengarahan adalah kemampuan menggerakkan bawahannya agar mereka

bekerja dengan sukarela, senang hati dan tidak terpaksa. Disinilah diperlukan

bakat kepemimpinan yang berwibawa, yang dilakukan dengan cara

berkomunikasi,

memimpin, berkonsultasi, memberi intruksi, pendisiplinan dan memberi

motivasi sehingga semua karyawan bekerja dengan baik.

2.4.4 Pengkoordinasian

Koordinasi adalah usaha agar terjadi keselarasan antara tugas yang

dilakukan oleh seorang dengan orang lain dan antara suatu bagian dengan bagian

yang lain sehingga tidak terjadi kesimpangsiuran, tidak tepat atau duplikasi

pekerjaan.

2.4.5 Pengawasan

Pengawasan adalah kemampuan mengawasi, memeriksa semua kegiatan

yang berjalan, sesuai tidaknya dengan tujuan yang akan dicapai, dimana hasil dari

suatu kegiatan dinilai dengan cara membandingkannya dengan suatu srandar

(18)

2.5 Manajemen Pemasaran / Ritel

2.5.1 Studi Kelayakan

Studi kelayakan merupakan suatu kajian sebagai bagian dari perencanaan

yang dilakukan menyeluruh mengenai suatu usaha dalam proses pengambilan

keputusan investasi yang mengawali resiko yang belum jelas. Melalui studi

kelayakan berbagai hal yang diperkirakan dapat menyebabkan kegagalan, dapat

diantisipasi lebih awal.

2.5.2 Definisi Ritel

Ritel adalah keseluruhan aktivitas bisnis yang terkait dengan penjualan

dan pemberian layanan kepada konsumen untuk penggunaan yang sifatnya

individu sebagai pribadi maupun keluarga. Agar sukses di dunia ritel maka ritel

harus dapat menawarkan produk yang tepat, dengan harga yang tepat, di tempat

yang tepat, dan waktu yang tepat.

2.5.2.1 Fungsi Ritel

1. Menyediakan berbagai jenis produk dan jasa

Konsumen selalu mempunyai pilihan sendiri terhadap bebagai jenis

produk dan jasa. Untuk itu, dalam fungsinya sebagai peritel, mereka

menyediakan beraneka ragan produk dan jasa yang dibutuhkan konsumen.

2. Memecah

Memecah beberapa ukuran produk menjadi lebih kecil, yang akhirnya

menguntungkan produsen dan konsumen. Jika produsen memproduksi

barang dan jasa dalam ukuran besar, maka harga barang dan jasa tersebut

menjadi tinggi. Sementara konsumen juga membutuhkan barang dan jasa

(19)

Kemudian peritel menawarkan produk-produk tersebut dalam jumlah kecil

yang disesuaikan dengan pola konsumsi para konsumen secara individual.

3. Penyimpanan Persediaan

Peritel juga dapat berposisi sebagai perusahaan yang menyimpan

persediaan dengan ukuran yang lebih kecil. Dalam hal ini, pelanggan akan

diuntungkan karena terdapat jaminan ketersediaan barang dan jasa yang disimpan

peritel.

4. Penyedia Jasa

Dengan adanya ritel, maka konsumen akan mendapatkan kemudahan

dalam mengonsumsi produk-produk yang dihasilkan produsen. Selain itu, ritel

juga dapat mengantar hingga dekat ke tempat konsumen, menyediakan jasa yang

memudahkan konsumen dalam membeli dan menggunakan produk dengan segera

dan membayar belakangan.

5. Meningkatkan Nilai Produk dan Jasa

Dengan adanya beberapa jenis produk dan jasa, maka untuk suatu aktivitas

pelanggan mungkin memerlukan beberapa barang. Dengan

menjalankanfungsi-fungsi tersebut, peritel dapat berinteraksi dengan konsumen akhir dengan

memberikan nilai tambah bagi produk atau barang.

2.6Pengelolaan Obat / Perbekalan Kesehatan

2.6.1 Pengadaan Perbekalan Farmasi

Pengadaan perbekalan farmasi harus direncakan dengan baik agar obat

tersedia dengan jenis dan jumlah yang tepat sesuai kebutuhan dan menghindari

terjadinya kekosongan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan. Untuk sediaan

(20)

perbekalan farmasi yang slow moving disediakan dalam jumlah cukup sehingga

setiap resep yang masuk dapat dilayani.

Dalam pengadaan sediaan farmasi, hal penting yang harus

dipertimbangkan dalam pemilihan distributor adalah memperhatikan

keabsahannya, jaminan kualitas produk dan kondisi pembelian (meliputi bonus,

diskon dan lain-lain), jangka waktu kredit, system pengembalian obat, dan

sebagainya.

Pemesanan perbekalan kesehatan farmasi dapat dilakukan dengan cara

menghubungi pemasok melalui salesman atau melalui telepon. Khusus narkotik,

pemesanan dilakukan kepada Pedagang Besar Farmasi (PBF) Kimia Farma

menggunakan surat pesanan narkotika (formulir N-9) rangkap 5 yang

ditandatangani oleh Apoteker Pengelola Apotek (APA). Untuk psikotropika

digunakan surat pesanan psikotropika.

2.6.2 Penyimpanan dan Penataan

Untuk kegiatan penyimpanan, difokuskan pada tujuan agar tetap

terjaminnya kualitas obat, sekaligus mendukung jalannya proses pelayanan sesuai

yang ditetapkan.

Dalam penyimpanan barang ditetapkan 2 sistem yaitu:

1. FIFO (First In First Out) dimana barang yang baru diterima disimpan

dibagian belakang dari barang yang diterima sebelumnya,

2. Sistem FEFO (First Expired First Out) yang berdasarkan tanggal

kadaluarsa barang.

Setiap barang disimpan pada tempat yang bersih, tidak lembab, tidak kena

(21)

2.6.3 Penjualan / Pelayanan

Penjualan sediaan farmasi dapat berupa pelayanan resep, penjualan obat

bebas, kosmetik dan alat kesehatan. Dalam memberikan pelayanan pada

konsumen, ada beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Kelengkapan Obat

Obat-obat yang dibutuhkan oleh konsumen hendaknya tersedia dengan

lengkap sehingga dapat melayani dan memenuhi kebutuhan konsumen yang baik

obat bebas, obat bebas terbatas maupun obat keras.

2. Harga Obat

Harga obat merupakan factor yang mempengaruhi pelayanan kefarmasian

di apotek. Obat disesuaikan dengan kemampuan masyarakat sehingga masyarakat

dapat memperoleh harga yang terjangkau dan kualitas yang terjamin.

3. Pelayanan

Pelayanan yang baik dari apotek terhadap konsumen meliputi keramahan

dalam pelayanan, keamanan, kenyamanan ruang tunggu dan kemudahan parker

yang dapat memberikan nilai tambah bagi apotek sehingga apotek tersebut

menjadi pilihan para konsumen yang membutuhkan.

2.6.4 Administrasi

Administrasi merupakan proses pencatatan seluruh kegiatan teknis yang

dilakukan oleh suatu perusahaan.

Administrasi yang biasa dilakukan di apotek meliputi :

a. Administrasi pembukuan

b. Administrasi pelayanan

(22)

d. Administrasi pembelian

e. Administrasi kepegawaian

2.6.5 Perpajakan

Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga Negara untuk menyerahkan

sebagian dari kekayaan atau penghasilannya kepada Negara menurut peraturan

perundang-undangan yang ditetapkan oleh pemerintah dan dipergunakan untuk

kepentingan masyarakat. Karena itu apotek sebagai tempat usaha juga harus

membayar pajak.

2.7Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM)

SDM merupakan asset penting bagi apoteker, karena SDM memproduksi

barang dan jasa, mengendalikan mutu produk, menghasilkan sumber daya

keuangan dan menyusun keseluruhan strategi. Tanpa SDM yang efektif sangat

tidak mungkin apotek dapat mencapai sasarannya.

Manajemen SDM meliputi :

1. Staffing : menetapkan komposisi SDM apotek antara lain.

- Apoteker / Farmasis

- Asisten Apoteker

- Staff Pendukung : Juru resep, petugas penjualan bebas, kasir, petugas

gudang.

2. Pengembangan

Pelatihan sangat penting bagi keberhasilan pegawai dan apotek karena,

seseorang yang tidak mempersiapkan dengan baik untuk suatu pekerjaan

(23)

tidak memuaskan akan membuat pelanggan kecewa dan pelanggan yang

kecewa akan beralih ke apotek lain.

3. Kompensasi

Kompensasi yang ditawarkan biasanya mempunyai dampak yang cukup

signifikan pada jumlah dan kualitas pegawai yang mau bekerja dan

bertahan di apotek. Kompensasi yang terlalu rendah akan membuat

pegawai yang baik meninggalkan perusahaan, sementara kompensasi yang

terlalu tinggi akan menguras laba perusahaan.

(24)

BAB III

TINJAUAN KHUSUS KIMIA FARMA

3.1 Sejarah Kimia Farma

Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal

bakal perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1817, ketika NV Chemicalien

Handle Rathkamp & Co., perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan.

Sejalan dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada

tahun 1969 pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF

Bhinneka Kimia Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk

hukumnya diubah menjadi Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma

(Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001 PT. Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan

publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya.

Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun dan

nama yang identik dengan mutu, PT. Kimia Farma telah berkembang menjadi

sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia, yang kian

memainkan peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan

masyarakat. PT. Kimia Farma terus melebarkan bisnisnya dalam bidang

pemasaran dengan membentuk dua anak perusahaan pada tanggal 4 Januari 2003

(25)

3.2 Bisnis Kimia Farma

3.2.1 Holding

PT Kimia Farma Tbk dibentuk pada tanggal 16 Agustus 1971 dengan jalur

usaha Pelayanan Kesehatan. PT. Kimia Farma Tbk sebagai perusahaan publik

sekaligus BUMN, berkomitmen penuh untuk melaksanakan tata kelola

perusahaan yang baik sebagai suatu kebutuhan sekaligus kewajiban sebagaimana

diamanatkan Undang-Undang No. 19/2003 tentang BUMN.

PT. Kimia Farma Tbk, merupakan sebuah perusahaan pelayanan kesehatan

yang terintegrasi, bergerak dari hulu ke hilir yaitu: industri, marketing, ritel,

laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

Budaya perusahaan mengandung tiga nilai utama :

1. Profesionalisme

Profesionalisme merupakan nilai intelektual yang terwujud dalam bekerja

lebih giat, cerdik dan kreatif serta jeli mengamati dan memanfaatkan peluang

bisnis. Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk

diterapkan secara profesional dalam melaksanakan tugas menjadi komitmen

untuk mencapai hasil tersebut.

2. Integritas

Totalitas dalam berkarya adalah budaya kerja kami, integritas merupakan nilai

spiritual yang mempunyai makna kepercayaan, menekankan integritas sebagai

landasan utama dalam menerapkan totalitas kerja dengan didukung ketulusan

hati dan semangat untuk mempersembahkan yang terbaik bagi kesehatan

(26)

3. Kerja Sama

Kerja sama merupakan nilai emosional yang melandasi semangat kerja sama

melalui keterbukaan dan kepercayaan, serta mensinergikan kemampuan setiap

individu untuk saling melengkapi dalam membangun tim yang tangguh untuk

mencapai sukses.

3.2.2 Pabrik (Industri Farmasi)

Dengan dukungan kuat riset & pengembangan, segmen usaha yang

dikelola oleh perusahaan induk ini memproduksi obat jadi dan obat tradisional,

yodium, kina dan produk-produk turunannya, serta minyak nabati. Lima fasilitas

produksi yang tersebar di kota-kota besar di Indonesia merupakan tulang

punggung dari segmen industri.

Plant Jakarta memproduksi sediaan tablet, tablet salut, kapsul, sirop

kering, suspensi/sirop, tetes mata, krim, antibiotika dan injeksi. Unit ini

merupakan satu-satunya pabrik obat di Indonesia yang mendapat tugas dari

pemerintah untuk memproduksi obat golongan narkotika. Industri formulasi ini

telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan

ISO-9001.

Plant Bandung memproduksi bahan baku kina dan turunan-turunannya,

rifampisin, obat asli indonesia dan alat kontrasepsi dalam rahim (AKDR). Unit

produksi ini telah mendapat US-FDA Approval. Selain itu, Plant Bandung juga

memproduksi tablet, sirop, serbuk, dan produk kontrasepsi Pil Keluarga

Berencana. Unit produksi ini telah menerima sertifikat Cara Pembuatan Obat yang

(27)

Plant Semarang mengkhususkan diri pada minyak jarak, minyak nabati

(bedak). Untuk menjamin kualitas produksi, unit ini secara konsisten menerapkan

sistem manajemen mutu ISO-9001 serta telah memperoleh sertifikat Cara

Pembuatan Obat yang Baik (CPOB) dan US-FDA Approval.

Plant Watudakon di Jawa Timur merupakan satu-satunya pabrik yang

mengolah tambang yodium di Indonesia. Unit ini memproduksi yodium dan

garam-garamnya, bahan baku ferro sulfat sebagai bahan utama pembuatan tablet

besi untuk obat tambah darah, dan kapsul lunak ”Yodiol” yang merupakan obat

pilihan untuk pencegahan gondok. Plant Watudakon juga mempunyai fasilitas

produksi formulasi seperti tablet, tablet salut, kapsul lunak, salep, sirop, dan

cairan obat luar/dalam. Unit ini telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat

yang Baik (CPOB), ISO-9002 dan ISO-14001.

Plant Tanjung Morawa di Medan, Sumatera Utara, dikhususkan untuk

memasok kebutuhan obat di wilayah sumatera. Produk yang dihasilkan oleh

pabrik yang telah memperoleh sertifikat Cara Pembuatan Obat yang Baik

(CPOB), ISO-4002 dan ISO-14001 ini meliputi tablet, krim, kapsul lunak, salep,

sirop dan cairan obat luar/dalam.

3.2.3 Laboratorium Klinik dan Klinik Kesehatan

Sejak tahun 2004 Kimia Farma mencanangkan perubahan arah bisnis dari

perusahaan farmasi menjadi perusahaan pelayanaan kesehatan. Perubahan

paradigma ini untuk mengantisipasi munculnya kesadaran baru di masyarakat,

dari mengobati penyakit dan mengelola penyakit menjadi mencegah penyakit dan

mengelola kesehatan. Oleh sebab itu Kimia Farma melakukan pengembangan

(28)

Menangkap peluang dari meningkatnya kesadaran masyarakat akan

pentingnya arti kesehatan, pembentukan unit usaha baru ini terutama ditujukan

untuk memberikan layanan pemeriksaan Laboratorium Klinik dan Pemeriksaan

Mikrobiologi Industri. Layanan yang diberikan, yaitu: Pemeriksaan Atas

Permintaan Sendiri (APS), Pemeriksaan Atas Permintaan Dokter (APD), medical

check up, Pemeriksaan Mikrobiologi Industri, pemeriksan rujukan

Sebagai salah satu upaya mewujudkan visi perusahaan menjadi Healthcare

Company, maka Kimia Farma merintis infrastruktur bisnisnya memasuki usaha

jaringan penyedia layanan kesehatan (klinik kesehatan) yang terpadu dan

terintegrasi dengan membangun sistem informasi yang mendukung.

Klinik kesehatan Kimia Farma dengan konsep none stop healthcare

services menyediakan layanan klinik dokter yang didukung dengan layanan

pemeriksaan kesehatan (laboratorium), layanan farmasi (apotek) dan layanan

pendukung lainnya.

Jasa layanan kesehatan yang akan diberikan meliputi konsultasi,

pemeriksaan kesehatan dan pengobatan layanan medical check up dan untuk

perorangan dan perusahaan, serta perencanaan administrasi pelayanan kesehatan

dan pengelolaan medical record untuk karyawan.. Klinik Kimia Farma ke depan

(29)

3.2.4 Anak Perusahaan

3.2.4.1 PT. Kimia Farma Trading and Distribution

PT. Kimia Farma Trading and Distribution dibentuk pada tanggal 4

Januari 2003 dengan jalur usaha Distribusi Obat dan Alat Kesehatan.

PT. Kimia Farma Trading & Distribution, sebagai anak perusahaan dari

PT. Kimia Farma (persero) Tbk. Kimia Farma Trading & Distribution (KFTD)

sebelumnya merupakan divisi yang bergerak dibidang yang sama, yaitu

perdagangan dan distribusi. Oleh karena itu pengalamannya bukan baru satu

tahun, tetapi sama dengan umur PT. Kimia Farma (Persero) Tbk sendiri. Hampir

sepanjang sejarahnya sejak sebagai Divisi PBF, perusahaan lebih menonjol dalam

bidang perdagangan, terlihat dari data tahun ketahun, komposisi penjualan kepada

institusi baik melalui tender atau langsung, lebih dominan dari pada penjualan

reguler, yang mencerminkan kepada bisnis distribusi.

Disamping itu dimasa yang lalu, divisi/SBU PBF ini terfokus lebih

banyak menyalurkan atau menjadi keagenan dari produk perusahaan induk, yaitu

produk Kimia Farma sebagai satu satunya prinsipal. Setelah lahir menjadi anak

perusahaan, serta melihat kondisi kedepan, perusahaan telah bertekad untuk

merubah visi, tidak lagi hanya menyalurkan produk dari perusahaan induk, tetapi

akan menyalurkan produk-produk prinsipal lain. Oleh karenanya perusahaan telah

merubah visinya akan menjadi perusahaan distributor pilihan utama bagi

prinsipal. Visi ini mengandung arti kedepan perusahaan akan lebih fokus kepada

penjualan reguler, tanpa meninggalkan penjualan kepada institusi/tender dan

(30)

Jalur Usaha :

1. Jasa pelayanan distribusi produk Prinsipal Kimia Farma dan Prinsipal Non

Kimia Farma serta Non Prinsipal terdiri dari: Consumer Health Product (OTC

Chemical, OTC Herbal, kosmetik, Body Care, Food Supplement),ethical,

generik, lisensi, narkotika, kontrasepsi, bahan baku, alat kesehatan, Consumer

Goods.

2. Jasa Perdagangan atau Trading

PT. Kimia Farma Trading & Distribution, memiliki 41 cabang yang

mendistribusikan obat-obatan dan alat-alat kesehatan, baik yang diproduksi

sendiri maupun yang diproduksi oleh pihak ketiga. Dalam operasionalnya

didukung dengan fasilitas pergudangan yang besar dan peralatan yang efisien

serta armada transportasi yang terintegrasi dengan sistem informasi untuk

mendukung kelancaran pengiriman barang ke seluruh Indonesia.

3.2.4.2 PT. Kimia Farma Apotek

PT. Kimia Farma Apotek dibentuk pada tanggal 4 Januari 2003 dengan

jalur usaha Farmasi.

PT. Kimia Farma apotek mengelola sebanyak 320 apotek yang tersebar

diseluruh tanah air, yang memimpin pasar dibidang perapotekan dengan

penguasaan pasar sebesar 19% dari total penjualan apotek di seluruh Indonesia.

Apotek Kimia Farma melayani penjualan langsung dan melayani resep

dokter dan menyediakan pelayanan lain, misalnya praktek dokter, optik, dan

pelayanan OTC (swalayan) serta pusat pelayanan informasi obat. Apotek Kimia

(31)

Penambahan jumlah apotek merupakan bagian dari strategi perusahaan

dalam memanfaatkan momentum pasar bebas AFTA, dimana pihak yang

memiliki jaringan luas seperti Kimia Farma akan diuntungkan.

PT. Kimia Farma Apotek, adalah anak perusahaan yang dibentuk oleh

Kimia Farma untuk mengelola apotek-apotek milik perusahaan yang ada, dalam

upaya meningkatkan kontribusi penjualan untuk memperbesar penjualan

konsolidasi PT. Kimia Farma Tbk.

Tabel 1. Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia :

No. Provinsi No. Provinsi

1. Bali 16. Kepulauan Bangka Belitung

2. Banten 17. Lampung

3. Bengkulu 18. Maluku

4. DIY 19. Maluku Utara

5. DKI 20. Nanggroe Aceh Darusalam

6. Gorontalo 21. NTB

7. Irian Jaya 22. NTT

8. Jambi 23. Riau

9. Jawa Barat 24. Sulawesi Selatan

10. Jawa Tengah 25. Sulawesi Tengah

11. Jawa Timur 26. Sulawesi Tenggara

12. Kalimantan Barat 27. Sulawesi Utara

13. Kalimantan Selatan 28. Sumatera Barat

14. Kalimantan Tengah 29. Sumatera Selatan

(32)

Visi : Menjadikan apotek berdaya saing di pasar global

Misi :

1. Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan sediaan farmasi, alat

kesehatan lainnya, yang berkualitas dan bernilai tambah untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat.

2. Mengembangkan bisnis farmasi dan jasa kesehatan lainnya untuk

meningkatkan nilai apotek saham tanpa meninggalkan prinsip Good

Corporate Governance.

3. Mengembangkan SDM untuk meningkatkan kompetensi dan

komitmen serta berperan aktif dalam pengembangan perapotekan

nasional.

3.2.4.3. Store Manager Apotek Kimia Farma

Apotek Kimia Farma Medan memiliki 23 store yang tersebar diseluruh

sumatera yaitu: Apotek Pel. 2 Kimia Farma Inalum, Pel. 14 Kimia Farma

Pirngadi, Kimia Farma 27 Medan, Kimia Farma 28 Belawan, Kimia Farma 29

Pematang Siantar, Kimia Farma 30 Tebing Tinggi, Pel. 41 Kimia Farma Tebing

Tinggi, Kimia Farma 39 Medan, Kimia Farma 41 Kabanjahe, Pel. 54 Kimia

Farma Rantau Prapat, Kimia Farma 84 Tanjung Balai, Kimia Farma 85 Pematang

Siantar, Kimia Farma 90 Kisaran, Kimia Farma 106 Medan, Kimia Farma 107

Medan, Kimia Farma 160 Medan, Kimia Farma 162 Pematang Siantar, Kimia

Farma 255 Medan, Kimia Farma Basri Medan, Kimia Farma Namso Pematang

Siantar, Kimia Farma 312 Rantau Prapat, Kimia Farma 313 Padangsidimpuan,

(33)

3.2.4.4 Apotek Kimia Farma No. 313

3.2.4.4.1 Lokasi

Apotek Kimia Farma No.313 berada di Jl. Merdeka No. 5A Padangsidimpuan,

terletak di daerah perkotaan dan pemukiman yang ramai dengan penduduk serta mudah

dijangkau oleh kendaraan umum, dekat dengan tempat perbelanjaan dan dekat dengan

tempat-tempat pelayanan kesehatan lain seperti rumah sakit dan klinik. Lokasi Apotek

Kimia Farma 313 dilengkapi dengan praktek dokter Spesialis THT dan Spesialis

ObGin, swalayan farmasi.

3.2.4.4.2 Sumber Daya Manusia

Apotek Kimia Farma No. 313 dipimpin oleh seorang oleh Manajer Apotek

Pelayanan (Apoteker Pengelola Apotek) yang membawahi 4 orang karyawan, 2

orang Asisten Apoteker, 2 orang non Asisten Apoteker.

3.2.4.4.3 Pelaksanaan Kegiatan Apotek

Kegiatan Apotek Kimia Farma No. 313 Padangsidimpuan dilakukan setiap

hari mulai pukul 08.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB, dimana pengaturan

tenaga kerja dibagi 2 shif yaitu shif pertama jam 08.00 s/d 15.00 dan shif kedua

jam 15.00 s/d 22.00.

3.2.4.4.4 Pengadaan Perbekalan Farmasi

Pengadaan perbekalan Farmasi pada Apotek Kimia Farma No. 313

Padangsidimpuan meliputi perencanaan pembelian, pelaksanaan pembelian dan

(34)

3.2.4.4.4.1 Perencanaan Pembelian

Perencanaan pembelian dilakukan dengan menetapkan jenis dan jumlah

barang yang akan dibeli berdasarkan Pareto penjualan, Penolakan barang dan

Defekta atau barang yang sudah habis.

3.2.4.4.4.2 Pelaksanaan Pembelian

Pelaksanaan pembelian dilakukan dengan cara :

1. Pemeriksaan stok barang, Pareto penjualan, Penolakan barang dan Defekta.

2. Menetapkan item dan jumlah barang yang akan dibeli berdasarkan sifat barang

apakah fast moving dan slow moving. Barang yang sudah ditetapkan untuk

dibeli dimasukkan kedalam BPBA (Bon Permintaan Barang Apotek) dikirim

ke Kimia Farma No. 27 Jl. Palang Merah Medan, kepada bagian pemesanan.

3.2.4.4.4.3 Pemeriksaan Hasil Pembelian

Setelah barang yang dibeli sampai, terlebih dahulu dicek apakah sudah

(35)

BAB IV

KONSELING DAN PELAYANAN INFORMASI OBAT

4.1 Defenisi Konseling

Dalam pelayanan informasi obat di apotek, Apoteker perlu melakukan

konseling dengan pasien. Konseling adalah memberikan nasehat / saran terapi

yang berkaitan dengan diskusi timbal balik dan pertukaran pendapat. Konseling,

konsultasi dan pendidikan merupakan hal yang sangat berkaitan erat.

Konseling ditandai oleh adanya hubungan professional antara konselor

yang kadang melibatkan lebih dari dua orang. Hal ini dirancang untuk membantu

klien dan memahami dan memperjelas pandangannya tentang ruang lingkup

kehidupan dan untuk mencapai tujuan yang ditentukan. Dalam konsultasi

memerlukan nasehat dan saran yang dibutuhkan oleh pasien, jadi tidak

menekankan pada pertukaran informasi.

Menurut Edward Bartlett (1985), konseling adalah suatu proses yang

sistematik untuk membimbing dan menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan

penyakit dan terapi obat supaya pasien dapat mengelola masalah terapi obat

mereka dengan sempurna.

Tujuan konseling dengan pasien :

1. Membina hubungan dan mengembangkan kepercayaan pasien.

2. Menunjukkan kepedulian Farmasis / Apoteker terhadap pasien.

3. Membantu pasien mengatur dan menyesuaikan diri terhadap

pengobatannya.

(36)

5. Untuk meminimalkan / mencegah masalah-masalah yang berkaitan

dengan efek samping, efek yang tidak dikehendaki dari obat-obat atau

adanya ketidakpatuhan pasien terhadap pengobatan.

6. Meningkatkan kemampuan pasien bila berhadapan dengan berbagai

problem kesehatanya.

Tujuan Edukasi:

1. Menyediakan informasi yang sesuai dengan kondisis pasien ataupun

masalah yang dihadapi seseorang

2. Menyediakan keterampilan dan cara-cara dimana pasien dapat

menggunakannya untuk mengoptimalkan penggunaan dan efek

pengobatan.

3. Memberikan informasi dan pengajaran menggunakan cara-cara /

metode-metode pendidikan yang sesuai dengan seseorang dan keadaan si pasien.

4.2 Kerahasiaan Dalam Konseling

Masalah seseorang adalah masalah yang sangat pribadi, masalah yang

kadang-kadang sulit untuk diungkapkan. Karena itu, konseling menangani

masalah pada diri sendiri, jadi bersifat pribadi, rahasia dan tidak ingin diketahui

oleh orang lain selain konselor yang bisa dipercaya akan membantu.

4.3 Pelaksanaan Konseling

Salah satu faktor penting yang pengaruhnya besar terhadap proses

konseling sehingga mempengaruhi hasilnya adalah tempat dilakukan konseling

itu. Meskipun dalam konseling yang penting adalah kualitas, yang menimbulkan

suasana terkendali harus tetap diperhatikan. Dalam kenyataan tempat dengan

(37)

4.4 Proses Konseling

Proses konseling selanjutnya dilakukan dengan wawancara permulaan

yang ternyata banyak tujuannya. Antara lain :

1. Merangsang adanya sikap keterbukaan, kejelasan dan komunikasi secara

penuh agar kebutuhan yang dirasa perlu untuk dikemukakan serta

faktor-faktor yang latar belakangnya berkaitan dengan yang dibicarakan.

2. Melakukan kegiatan untuk meningkatkan pemahaman dan kepercayaan

antara dirinya dengan klien.

3. Memungkinkan memperoleh gambaran lain bahwa sesuatu yang berguna

akan bisa diperbolehkan selama mengikuti konseling.

4. Perumusan masalah dan memperhatikan apa yang perlu diperhatikan dan

dikerjakan selanjutnya.

5. Memperoleh keterangan tentang klien yang berkaitan dengan kepentingan

dan pemecahan masalah yang efektif.

4.5 Farmasi Dalam Perawatan Kesehatan

Peranan Apoteker sebagai tenaga pendidik kesehatan menjadi sangat

penting bagi keberhasilan dalam penanganan pasien. Pasien dan edukasi menjadi

sangat penting ketika dijelaskan oleh dokter dalam penanganan penyakit.

Ketersediaan obat OTC dapat ditujukan pada apoteker dalam mengembangkan

(38)

4.6 Konversi Resep Dokter ke OTC : Implikasi Perawatan

4.6.1 Pandangan Perawatan Diri Sendiri

Perawatan diri sendiri adalah metode umum penanganan masalah

kesehatan di dalam masyarakat yang sekarang ini meningkat seiring dengan

kemajuan populasi dan jumlah orang yang menderita penyakit. Demikian juga

untuk akses yang telah ada dan sekaligus menghindari ahli terapi. Demikian juga

akses terhadap manfaat dan perawatan diri termasuk partisipasi dalam perawatan

kesehatan dan hubungan antara dokter dan pasien yang terus ditingkatkan karena

pemahaman oleh pasien untuk prosese penyakit. Demikian juga kesesuaian

dengan perawatan kesehatan yang ada.

4.6.2 Masalah Konsumen Pengobatan OTC

Orang ingin ambil bagian dalam perawatan kesehatan diri sendiri ketika

mereka dapat meningkatkan hal itu melalui bantuan pengobatan OTC. Orang ini

menghargai OTC dan sebagai penanganan yang serius dan hal umum, setiap

(39)

4.7Metode Konseling

a. Three Prime Question (Tiga Pertanyaan Kunci)

1. Bagaimana penjelasan Dokter tentang obat anda?

2. Bagaima penjelasan Dokter tentang cara pakai obat anda?

3. Bagaimana penjelasan Dokter tentang harapan setelah

memakai/minum obat anda?

b. Show and Tell (Tunjuk dan Terangkan)

1. Melakukan cerita.

2. Melakukan peragaan melalui gambar, tayangan dan sebagainya.

c. Final Verification

1. Meminta pasien untuk mengulang instruksi.

2. Untuk meyakinkan bahwa pesan tidak ada yang terlewat.

3. Koreksi bila ada salah informasi.

(40)

BAB V

PELAYANAN RESEP DAN SWAMEDIKASI

5.1Pelayanan Resep

RESEP I

R/ Mosardal 500 mg No X

S 1 dd I pc

R/ Neo Gynoxa Ovula No. X

S 1 dd I,(malam-malam sebelum tidur dimasukkan pada vagina)

R/ Tribost No. X

S 1 dd I pc

Pro : Sonita Melita

Umur : 28 tahun

1. Kasus

Berdasarkan komposisi obat pada resep diatas maka dapat disimpulkan

bahwa kemungkinan dokter mendiagnosa pasien menderita infeksi pada vagina.

2. Three Prime Question

¾ Penjelasan Dokter tentang obat yang ada di Resep : tidak ada.

¾ Penjelasan Dokter tentang cara pakai obat : tidak ada.

¾ Penjelasan Dokter tentang harapan setelah meminum / memakai obat : tidak

(41)

3. Spesialite Obat dalam Resep

Tabel 2. Spesialite Obat Resep I

No. Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

purpurea 500 mg,

Phyllantus niruri

100 mg, Black

elderberry 50 mg

- Memulihkan

daya tahan

tubuh

4. Rasionalisasi Komposisi Resep

Dari segi komposisi resep, resep tersebut rasional karena ditujukan untuk

mengobati pasien yang menderita vaginitis.

5. Pelayanan Informasi

a. Mosardal

Kegunaan : Antibiotik

Bentuk sediaan : kaplet

Cara pemakaian : 1 kali sehari 1 kaplet (diminum tiap 24 jam)

Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan

tidak boleh melebihi dosis, diminum sesudah makan dan pemakaian obat

harus sampai habis, jangan diminum bersama dengan susu, disimpan di tempat

(42)

b. Neo Gynoxa®

Kegunaan : Mengobati vaginitis karena infeksi dari bakteri dan jamur

Bentuk sediaan : ovula

Cara pakai : 1 kali sehari 1 ovula (malam-malam sebelum tidur dimasukkan

pada vagina).

Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat digunakan sesuai anjuran dokter,

tidak boleh melebihi dosis, pemakaian obat dimasukkan kedalam vagina dan

penggunaan obat harus teratur; obat disimpan di dalam lemari pendingin di

bagian bawah lemari pendingin dan jangan dibagian freezernya, setelah obat

digunakan akan timbul perasaan ingin buang air kecil sebaiknya ditahan

kurang lebih 15 menit, ada baiknya sebelum menggunakan obat sebaiknya ke

kamar mandi dahulu baru menggunakan obat.

c. Tribost®

Kegunaan : membantu memulihkan daya tahan tubuh.

Bentuk sediaan : kaplet

Cara Pakai : 1x1 kaplet

Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan

tidak boleh melebihi dosis, diminum sesudah makan dan disimpan di tempat

(43)

RESEP II

R/ Cetafloxo 500 mg No X

S 2 dd 1 pc

R/ Cetalmic No X

S 3 dd 1 pc

R/ Kalnex No X

S 3 dd 1 pc

R/ Hemobion No X

S 1 dd 1 pc

Pro : Ny. Masdalinar Lubis

Umur : 50 tahun

1. Kasus

Berdasarkan komposisi obat pada Resep, dapat disimpulkan bahwa pasien

diberikan terapi pasca operasi.

2. Three Prime Question

¾ Penjelasan Dokter tentang obat yang ada di Resep : tidak ada.

¾ Penjelasan Dokter tentang cara pakai obat : tidak ada.

¾ Penjelasan Dokter tentang harapan setelah meminum / memakai obat : tidak

(44)

3. Spesialite Obat dalam Resep

Tabel 3. Spesialite Obat Resep II

No Nama Obat Komposisi Nama Produk Lain Gol Khasiat

Fe. Fumarat 360

mg

4. Rasionalitas Komposisi Resep

Dari segi komposisi resep, resep tersebut rasional karena ditujukan untuk

(45)

5. Pelayanan Informasi

a. Cetafloxo®

Kegunaan : Untuk pengobatan infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang

sensitif terhadap Ciprofloksasin.

Bentuk sediaan : kaplet

Cara pakai : 2 kali sehari 1 kaplet (diminum tiap 12 jam).

Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan

tidak boleh melebihi dosis, diminum sesudah makan dan pemakaian obat

harus sampai habis, jangan diberikan bersama dengan susu, disimpan di

tempat dingin dan sejuk dan jauhkan dari jangkauan anak-anak. Obat harus

ditelan dengan air yang cukup untuk menghindari terjadinya kristaluria.

b. Cetalmic®

Kegunaan : Analgetik

Bentuk sediaan : kaplet

Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 kaplet

Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan

tidak boleh melebihi dosis. Sebaiknya diminum sewaktu makan. Hentikan

penggunaan obat bila rasa sakit telah hilang. Jangan digunakan lebih dari 7

hari.

c. Kalnex®

Kegunaan : mengatasi perdarahan pasca operasi.

Bentuk sediaan : tablet

(46)

Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan

tidak boleh melebihi dosis. Obat diminum sesudah makan.

d. Hemobion

Kegunaan : berguna dalam pembentukan darah.

Bentuk sediaaan : kaplet

Cara pakai 1 kali sehari 1 tablet

Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan

tidak boleh melebihi dosis. Obat diminum setelah makan. Selama

(47)

RESEP III

R/ Cefat 500 mg cap No X

S 2 dd cap 1

R/ Ocuson tab No X

S 2 dd tab 1

R/ Blecidex ear drop fls I

S3 dd gtt II

Pro : Budi Waluyo

Umur : 57 tahun

1. Kasus

Berdasarkan komposisi obat dalam Resep, dapat disimpulkan bahwa dokter

mendiagnosa pasien menderita infeksi telinga.

2. Three Prime Question

¾ Penjelasan Dokter tentang obat yang ada di Resep : tidak ada.

¾ Penjelasan Dokter tentang cara pakai obat : tidak ada.

¾ Penjelasan Dokter tentang harapan setelah meminum / memakai obat : tidak

(48)

3. Spesialite Obat dalam Resep

Tabel 4. Spesialite Obat Resep III

No Nama Obat Komposisi Nama Produk Lain Gol Khasiat

sefadroksil 500 mg

Laficef®

Betametason 0,25 mg

Dexklorfeniramin

Framisetin sulfat 5mg

Gramisidin 0,05mg,

Deksametason 0,5mg

- G Otitis

Eksterna akut

4. Rasionalitas Komposisi Resep

Dari segi komposisi resep, resep tersebut rasional karena ditujukan untuk

mengobati pasien yang telinganya mengalami infeksi.

5. Pelayanan Informasi

a. Cefat®

Kegunaan : infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme yang sensitive

terutama untuk infeksi yang disebabkan oleh bakteri gram positif, bakteri

anaerob dan beberapa bakteri gram negative sdeperti E. Colli Pr. Mirabilis

dan Klebsiella.

Bentuk sediaan : kapsul

(49)

Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter, tidak

boleh melebihi dosis, obat harus diminum secara teratur dan obat harus

dihabiskan. Jangan diminum bersamaan dengan susu, sebaiknya beri kelang

waktu kurang lebih 1 jam setelah atau sebelum minum obat.

b. Ocuson®

Kegunaan : untuk mengobati kasus-kasus alergi dan anti inflamasi yang

membutuhkan terapi kortikosteroid.

Bentuk sediaan : tablet

Cara pemakaian : 2 kali sehari 1 tablet

Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan

tidak boleh melebihi dosis dan bila tidak sakit lagi sebaiknya penggunaan obat

dihentikan. Setelah minum obat ini, akan mengantuk oleh karena itu jangan

mengemudi dan mengoperasikan mesin.

c. Blecidex ear drop®

Kegunaan : untuk mengobati otitis eksterna akut dan kronis pada telinga; Cara

pemakaian : 3 kali sehari 2 tetes pada telinga kiri; Hal-hal yang perlu

diinformasikan : obat digunakan setiap 8 jam, diteteskan pada telinga kiri dan

bila telah diteteskan sebaiknya diamkan beberapa menit kemudian beraktifitas

(50)

RESEP IV

R/ Prenatin DF No. XXX

S 1 dd 1 pc

R/ Asthin Force No. XXX

S 1 dd 1 pc

Pro :Ny. Kartini

Umur : 26 tahun

1. Kasus

Berdasarkan komposisi obat dalam Resep, pasien adalah ibu hamil yang

memerlukan tambahan nutrisi untuk bayi.

2. Three Prime Question

¾ Penjelasan Dokter tentang obat yang ada di Resep : tidak ada.

¾ Penjelasan Dokter tentang cara pakai obat : tidak ada.

¾ Penjelasan Dokter tentang harapan setelah meminum / memakai obat : tidak

(51)

3. Spesialite Obat dalam Resep

Tabel 5. Spesialite Obat Resep IV

No Nama Obat Komposisi Nama Produk Lain Gol Khasiat

Nikotinamida 20 mg,

Kalsium pantotenat 5

mg, Kalsium laktat

200 mg, Besi II

Fumarat 90 mg,

Kalium Iodida 200

mcg, Tembaga 1 mg,

Natural Astaxanthin 4

mg

- W Antioksidan

4. Rasionalitas Komposisi Resep

Dari segi komposisi resep, resep tersebut rasional karena ditujukan untuk

pasien/ibu yang sedang hamil dan membutuhkan suplemen vitamin, DHA dan

(52)

5. Pelayanan Informasi

a. Prenatin®

Kegunaan : multivitamin dan mineral yang mengandung DHA dan Asam

Folat, bermanfaat sebagai suplemen makanan untuk membantu memenuhi

kebutuhan vitamin dan mineral pada masa kehamilan.

Bentuk sediaan : kaplet

Cara pemakaian : 1 kali sehari 1 kaplet

Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran Dokter.

Diminum pada pagi hari sesudah makan.

b. Asthin Force®

Kegunaan : sebagai anti oksidan

Bentuk sediaan : kapsul

Cara pemakaian: 1 kali 1 kapsul sesudah makan

Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan

tidak boleh melebihi dosis, sebaiknya obat diminum pada pagi hari setelah

(53)

RESEP V

R/ Metphica No. LX (60)

S 3 dd 1 pc

R/ Folavit No. XX

S 1 dd 1 pc

Pro :Ny. Delfi Suryani

Umur :

1. Kasus

Berdasarkan komposisi obat dalam Resep, dapat disimpulkan bahwa

pasien adalah seorang wanita yang merencanakan kehamilan.

2. Three Prime Question

¾ Penjelasan Dokter tentang obat yang ada di Resep : tidak ada.

¾ Penjelasan Dokter tentang cara pakai obat : tidak ada.

¾ Penjelasan Dokter tentang harapan setelah meminum / memakai obat : tidak

ada.

3. Spesialite Obat dalam Resep

Tabel 6. Spesialite Obat Resep V

No Nama Obat Komposisi Nama Produk Lain Gol Khasiat

1 Metphica®

(Tropica)

Metformin HCl 500

(54)

4. Rasionalitas Komposisi Resep

Dari segi komposisi resep, resep tersebut rasional karena ditujukan untuk

pasien/wanita yang merencanakan kehamilan.

6. Pelayanan Informasi

a. Metphica®

Kegunaan : merangsang ovarium untuk memproduksi sel ovum.

Bentuk sediaan : tablet

Cara pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet

Hal-hal yang perlu diimformasikan : obat diminum sesuai anjuran dokter dan

tidak boleh melebihi dosis. Diberikan bersama dengan makanan atau sesudah

makan.

b. Folavit®

Kegunaan : memenuhi kebutuhan asam folat pada wanita yang merencanakan

kehamilan.

Bentuk sediaan : tablet

Cara pemakaian : 1 kali sehari 1 tablet

Hal-hal yang perlu diinformasikan : obat digunakan sesuai anjuran dokter,

(55)

5.2 Pelayanan Swamedikasi

1. Kasus I

Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan mata merah dan gatal

karena terkena debu. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang diberikan

adalah Insto® tetes mata.

a. Spesialite Obat

Tabel 7. Spesialite Obat Swamedikasi I

Nama

Obat

Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Insto®

kemerahan dan rasa

perih di mata yang

disebabkan oleh

iritasi ringan karena

debu, asap, angin

dan setelah

berenang.

b. Pelayanan Informasi Obat

Kegunaan: Menghilangkan iritasi dan kemerahan pada mata;

bentuk obat : tetes mata; cara pemakaian : 3 kali sehari 2-3 tetes; hal-hal yang

perlu diinformasikan : cuci tangan dahulu sebelum menggunakan obat, jangan

digunakan lebih dari satu bulan setelah tutup dibuka atau jika warnanya telah

berubah menjadi keruh, pada pemakaian berlebihan dapat menyebabkan

hiperemia, simpanlah di tempat yang sejuk dan bersih, hanya untuk pemakaian

(56)

2. Kasus II

Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan perutnya terasa

kembung dan terasa perih karena maag. Berdasarkan keluhannya, maka pasien

diberikan Mylanta® tablet.

a. Spesialite Obat yang diberikan

Tabel 8. Spesialite Obat Swamedikasi IV

No Nama

Obat

Komposisi Produk

Lain

B Mengurangi gejala

yang berhubungan

dengan kelebihan

asam lambung,

gastritis, tukak

lambung, tukak usus

12 jari, dengan gejala

seperti mual, nyeri

lambung, nyeri ulu

hati.

b. Pelayanan Informasi

Kegunaan : Mengurangi gejala yang berhubungan dengan kelebihan asam

lambung, gastritis, tukak lambung, tukak usus 12 jari, dengan gejala seperti mual,

nyeri lambung, nyeri ulu hati; bentuk obat : tablet kunyah; cara pemakaian : 3 kali

sehari 1-2 tablet 1 jam setelah makan dan sebelum tidur; hal-hal yang perlu

diinformasikan : gunakan sesuai aturan pakai, jangan melebihi dosis yang

dianjurkan, tablet harus dikunyah sebelum ditelan, jangan diberikan pada

(57)

panjang akan menimbulkan hipermagnesemia, jangan diberikan bersamaan

dengan antibiotik, bila sakit berlanjut konsultasikan dengan dokter, simpan pada

suhu kamar dan jauh dari jangkauan anak-anak.

3. Kasus III

Seorang ibu datang ke apotek dan mengeluh selalu mabuk dalam

perjalanan. Berdasarkan keluhan tersebut, maka pasien diberikan Antimo® tablet.

a. Spesialite Obat

Tabel 9. Spesialite Obat Swamedikasi III

Nama

Obat

Komposisi Produk

Lain

kapal, kereta api atau

pesawat udara..

b. Pelayanan Informasi

Kegunaan: Mengatasi mabuk, muntah dalam perjalanan yang diderita jika

mempergunakan kenderaan bermotor, kapal, kereta api atau pesawat udara ; bentuk

sediaan : tablet; cara pemakaian :1 tablet, diminum 30 menit sebelum perjalanan;

hal-hal yang perlu diinformasikan : Obat diminum 30 menit sebelum perjalanan,

menimbulkan rasa kantuk dan mulut kering oleh karena itu, jangan mengemudi dan

mengoperasikan mesin selama mengggunakan obat ini. Obat disimpan pada suhu

(58)

4. Kasus IV

Seorang bapak datang ke apotek dengan keluhan demam dan sakit kepala

maka obat yang diberikan adalah Parasetamol

a. Spesialite Obat

Tabel 10. Spesialite Obat Swamedikasi IV

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Parasetamol

sendi, sakit otot,

sakit telinga,

reumatik, artritis,

sakit gigi, setelah

vaksinasi,

menurunkan panas.

b. Pelayanan Informasi

Kegunaan : Sakit kepala, sakit sendi, sakit otot, sakit telinga, reumatik, artritis,

sakit gigi, setelah vaksinasi, menurunkan panas; bentuk obat : Tablet, Cara

pemakaian : Dewasa : 3-4 x sehari 500 mg - 1 gram sesuai kebutuhan. Maksimum

: 4 gram sehari.; Anak berusia 7-12 tahun : 3-4 kali sehari 250-500 mg,

Maksimum : 2 gram/hari; Hal-hal yang perlu disampaikan : Obat diberikan

sesudah makan, jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal,

bila sakit berlanjut konsultasikan dengan dokter, jauhkan dari jangkauan

(59)

5. Kasus V

Seorang pemuda datang ke apotek dengan keluhan kaki pegal dan kram

pada betis setelah berolah raga. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang

diberikan adalah Counterpain Krim®.

a. Spesialite Obat

Tabel 11. Spesialite Obat Swamedikasi VII

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Counterpain®

(Bristol

Myers Squib)

Metil salisilat,

mentol,

eugenol.

- W Meringankan sakit

pinggang, otot

kaku, pegal dan

nyeri leher, pegal

akibat olah raga dan

terkilir.

b. Pelayanan Informasi Obat

Kegunaan : meringankan sakit pinggang, otot kaku, pegal dan nyeri leher,

pegal akibat oalah raga dan terkilir; bentuk obat : krim; cara pemakaian :

digosokksn satu sampai tiga kali sehari pada daerah yang sakit; hal-hal yang perlu

diinformasikan : hindari pemakaian pada daerah kulit yang luka, berdekatan

(60)

6. Kasus VI

Seorang wanita datang ke apotek dengan keluhan gigi terasa sakit.

Berdasarkan keluhan tersebut maka obat yang diberikan adalah Top Gesic®.

a. Spesialite Obat

Tabel 12. Spesialite Obat Swamedikasi IX

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Mefinter® (Interbat)

Mefinal®

b. Pelayanan Informasi

Kegunaan : mengurangi rasa sakit yang ringan sampai sedang sehubungan

dengan sakit gigi (analgetika); bentuk sediaan : tablet salut selaput; cara

pemakaian : 3 kali sehari 1 tablet; hal-hal yang perlu di informasikan : sebaiknya

diminum sesudah makan karena dapat mengiritasi lambung, bila sakitnya berlanjut

segera konsultasikan ke dokter, jangan digunakan lebih dari 7 hari tanpa

rekomendasi dokter, hentikan segera bila terjadi diare dan ruam kulit, simpan di

(61)

7. Kasus VII

Seorang pemuda datang ke apotek dengan keluhan demam, flu, sakit

kepala dan bersin-bersin. Berdasarkan keluhan tersebut, maka obat yang diberikan

adalah Decolgen®.

a. Spesialite Obat

Tabel 13. Spesialite Obat Swamedikasi VII

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Askorbat 25 mg

W Meringankan

b. Pelayanan Informasi Obat

Kegunaan : Meringankan gejala flu seperti demam, sakit kepala,

bersin-bersin dan hidung tersumbat.; bentuk obat : tablet; cara pemakaian : 3-4 kali

sehari 1 tablet; hal-hal yang perlu diinformasikan : Obat diberikan sesudah makan,

jangan diberikan pada penderita gangguan fungsi hati dan ginjal. Sesudah

mengkonsumsi obat ini akan mengantuk, oleh karena itu jangan mengemudi dan

mengoperasikan mesin. Bila sakit berlanjut konsultasikan dengan dokter, jauhkan

(62)

8. Kasus VIII

Seorang anak sekolah datang ke apotek dengan keluhan diare. Berdasarkan

keluhan, maka obat yang diberikan adalah Nodiar®

b. Spesialite Obat

Tabel 14. Spesialite Obat Swamedikasi VIII

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Nodiar®

(Kimia

Farma)

Attapulgite 300

mg, Psidii

folium 50 mg,

Curcuma

domesticae

Rhizom Ekstrak

- Untuk pengobatan

diare non spesifik

b. Pelayanan Informasi

Kegunaan : Untuk pengobatan diare non spesifik; bentuk obat: tablet, Cara

pemakaian : 2 tablet setiap kali selesai buang air besar. Maksimum 12 tablet/hari ;

Hal-hal yang perlu disampaikan : hentikan penggunaan obat jika gejala BAB telah

berhenti. Jangan melebihi dosis yang dianjurkan. Jika diare berlanjut, segera ke

(63)

9. Kasus IX

Seorang anak sekolah datang ke apotek dengan keluhan batuk berdahak.

Berdasarkan keluhan tersebut maka obat yang diberikan adalah Woods®.

b. Spesialite Obat

Tabel 15. Spesialite Obat Swamedikasi IX

Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

Woods®

(Kalbe

Farma)

Bromhexin HCl 4

mg, Guafenesin

100 mg

- B Meringankan

batuk,

mengencerkan

dahak yang

kental sehingga

mudah

dikeluarkan

b. Pelayanan Informasi

Kegunaan : Meringankan batuk, mengencerkan dahak yang kental sehingga

mudah dikeluarkan; bentuk sediaan : syrup; cara pemakaian : 3 kali sehari 1 sendok

teh; hal-hal yang perlu diinformasikan : gunakan sesuai aturan pakainya, jangan

melebihi dosis yang dianjurkan. Jangan digunakan lebih dari 7 hari, konsul ke

(64)

10. Kasus X

Seorang ibu datang ke apotek dan mengeluh anaknya yang berumur 4

tahun tubuhnya menjadi lemas akibat terus menerus buang air besar karena diare .

Berdasarkan keluhan tersebut diduga pasien mengalami kekurangan cairan dan

elektrolit, maka pasien diberikan Pedialyte.

a. Spesialite Obat yang diberikan

Tabel 16. Spesialite Obat Swamedikasi II

No Nama Obat Komposisi Produk Lain Gol Khasiat

1 Pedialyte

500ml

(Abbot)

Natrium 22,5 meq,

kalium 10 meq,

klorida 17,5 meq,

citrat 15 meq,

dekstrosa 25 g.

Renalyte

b. Pelayanan Informasi

Kegunaan : mengganti cairan tubuh dan mineral yang terbuang saat diare;

bentuk obat : larutan; cara pemakaian : 3 jam pertama 3 gelas (200ml) selanjutnya

1 gelas tiap kali mencret; hal-hal yang perlu diinformasikan : simpan pada suhu

kamar dan jauhkan dari jangkauan anak-anak, jaga kebersihan makanan dan

minuman, obat ini hanya untuk pengganti cairan tubuh yang hilang, cuci tangan

sebelum makan, jika sakit berlanjut segera hubungi dokter. Botol yang sudah

dibuka disimpan di tempat yang sejuk dan gunakan isinya sebelum 24 jam.

(65)

BAB VI

PEMBAHASAN

Apotek merupakan tempat profesi Apoteker dan sebagai tempat

melaksanakan pekerjaan kefarmasian. Dalam upaya melaksanakan fungsi apotek

banyak permasalahan yang dihadapi antara lain masalah pengadaan barang,

penyimpanan dan pelayanan kepada pasien. Jumlah merek obat yang semakin

bertambah banyak merupakan masalah yang paling sulit dalam pengelolaan

apotek. Akibatnya saat ini sangat sulit untuk mencari apotek yang mampu

menyediakan semua obat merek dagang dan menjadi suatu keinginan yang akan

diwujudkan oleh KF No. 313 melengkapi semua jenis obat merek dagang.

Konsumen memandang bahwa apotek hanyalah tempat dilaksanakannya jual beli

obat atau mengambil obat setelah berobat dari praktek dokter. Mereka

menganggap dokterlah yang lebih mengetahui tentang obat yang diberikannya

sehingga mereka tidak pernah banyak memanfaatkan fungsi apotek yang

sebenarnya yaitu sebagai tempat untuk mendapatkan informasi obat dengan jelas.

Pandangan seperti itu akan terus berlangsung apabila kita tidak memiliki

perbaikan-perbaikan secara menyeluruh dalam pelayanan di apotek.

Untuk itu perlu diadakan perbaikan dalam pelayanan kefarmasian saat ini.

Pelayanaankefarmasian saat ini telah bergeser orientasinya dari orientasi produk

ke orientasi pasien, yang mengacu kepada pelayanan kefarmasian

(Pharmaucetical Care). Kegiatan pelayanan kefarmasian yang semula hanya

berfokus pada pengelolaan obat sebagai komoditi menjadi pelayanan yang

Gambar

Tabel 1. Apotek Kimia Farma yang ada di Indonesia :
Tabel 2. Spesialite Obat Resep I
Tabel 3. Spesialite Obat Resep II
Tabel 4. Spesialite Obat Resep III
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam menata perbekalan farmasi di ethical counter perlu diperhatikan peraturan yang berlaku yaitu obat-obat golongan narkotika dan psikotropika harus dipisahkan dan disimpan

Konseling dan pelayanan informasi obat di Apotek Kimia Farma 162. Pematang Siantar sudah terlaksana tetapi

Hubungan antara APA/PSA, karyawan dan dokter praktek di apotek Mitha Farma sudah cukup baik, hal ini menunjang kegiatan apotek dimana karyawan bekerja dengan kesadaran yang

diinformasikan : Simpan di tempat kering dan sejuk, jauhkan dari jangkauan anak-anak, bersihkan luka sebelum diberi obat, hindari mekanan yang dapat. menyebabkan gatal agar luka

1) Pelayanan informasi tentang obat dan perbekalan farmasi yang diberikan.. baik kepada dokter, tenaga kesehatan lainnya maupun

Sedikitnya jumlah resep yang masuk ke Apotek Kimia Farma 106 ini. disebabkan antara lain karena seringnya penolakan resep atau

Bila sebuah apotek tidak memiliki kelebihan khusus dibanding apotek sekitarnya, misalnya lokasi yang lebih nyaman, perbekalan farmasi yang lebih lengkap, lebih banyak jumlah

Persediaan merupakan investasi yang paling besar dalam sebuah apotek, sehingga pengendalian persediaan obat yang tepat sangat diperlukan, pengendalian yang efektif berakibat