• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengawasan Internal Gaji Pada PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh, Dan Riau Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengawasan Internal Gaji Pada PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit Dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh, Dan Riau Medan"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

TUGAS AKHIR

PENGAWASAN INTERNAL GAJI PADA PT. PLN (PERSERO)

PROYEK INDUK PEMBANGKIT DAN JARINGAN SUMATERA

UTARA, ACEH, DAN RIAU MEDAN

Oleh :

JUNAIDI FAJAR

062102037

PROGRAM STUDI DIPLOMA III AKUNTANSI

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)
(3)
(4)

DAFTAR ISI

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian...2

D. Sistematika Penelitian...4

1. Jadwal Penelitian...4

2. Laporan Penelitian...4

BAB II : PROFIL PT. PLN. (Persero) PIKITRING SUAR MEDAN...6

A. Sejarah Ringkas Perusahaan ...6

B. Struktur Organisasi...9

C. Job Description...10

D. Jaringan Usaha/Kegiatan...15

E. Kinerja Usaha Terkini...16

F. Rencana Kegiatan...16

BAB III : TOPIK PENELITIAN...18

A. Pengertian dan Fungsi Gaji...18

1. Pengertian Gaji...18

(5)

B. Pengertian dan Fungsi Pengawasan Internal...21

C. Unsur-unsur Penerimaan Gaji...23

D. Unsur-unsur Pengawasan Gaji...26

E. Pengawasan Internal Gaji...29

BAB IV : PENUTUP...38

A. Kesimpulan...38

B. Saran...39

(6)

Kata Pengantar

Assalamualaikum, Wr, Wb.

Syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan atas kehadirat Allah SWT, dengan

taufik dan hidayah-Nya serta shalawat beriring salam atas junjungan kita Nabi

Muhammad SAW sehingga Peneliti dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini, sebagai

salah satu syarat dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma III

Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang berjudul “Pengawasan

Internal Gaji pada PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR Medan.”

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa tugas akhirnya masih banyak terdapat

kekurangan-kekurangan baik ditinjau dari segi materi maupun dari segi tata bahasa.

Meskipun demikian, besar harapan Peneliti semoga penyusunan tugas akhir ini dapat

bermanfaat bagi akademis atau Peneliti, perusahaan maupun pihak-pihak yang

membutuhkan.

Proses penulisan tugas akhir ini dapat terselesaikan atas bantuan dari berbagai

pihak. Sehubungan dengan hal tersebut maka pada kesempatan ini Peneliti

mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Ketua Program Studi Diploma

(7)

3. Bapak Drs. Hasan Sakti Siregar, M.Si, Ak, selaku Dosen Pembimbing Program

Studi Diploma III Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Indra Pribadi, selaku General Manager PT. PLN (Persero) PIKITRING

SUAR Medan dan Bapak Drs. M. Asnan, selaku Ka.Sub.Bag. SDM PT. PLN

(Persero) PIKITRING SUAR Medan serta seluruh Staff dan Pegawai atas

kesediaannya dalam memberikan informasi yang diperlukan dan membantu

Peneliti untuk melakukan Riset sehingga dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

5. Teristimewa untuk orang selalu Peneliti cintai, sayangi, dan hormati Ayahanda

Djon Hardin dan Ibunda Rachmisyah, yang telah mendoakan dan memberikan

semangat kepada Peneliti.

Dengan bantuan dan dukungan yang telah Peneliti dapatkan baik moril maupun

materil, akhirnya dengan menyerahkan diri dan senantiasa mohon petunjuk serta

perlindungan dari Allah SWT semoga amalan dan perbuatan baik tersebut mendapat

imbalan yang baik pula.

Amin Ya Rabbal Alamin.

Medan, Juni 2009

Peneliti

(8)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Secara umum tujuan utama didirikannya perusahaan adalah untuk memperoleh keuntungan semaksimal mungkin agar dapat mempertahankan kelangsungan hidup

dan kegiatan operasional perusahaan. Tujuan ini dapat tercapai jika perusahaan

mengikuti perencanaan dan juga menentukan langkah-langkah operasional

perusahaan yang paling efisien. Berhasil tidaknya suatu perusahaan dalam mencapai

tujuan yang diharapkan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, modal, tenaga

kerja, peralatan, bahan baku, metode, dan daerah pemasaran.

Salah satu faktor utama yang terpenting adalah tenaga kerja. Dalam melaksanakan

kegiatan operasional perusahaan tidak akan terlepas dari sumber daya manusia.

Operasi suatu perusahaan baru dapat berjalan apabila ada tenaga kerja. Oleh karena

itu, seorang pemimpin yang bijaksana harus membina hubungan yang baik dengan

pegawai agar diantara pemimpin perusahaan dan pegawai perusahaan ada rasa saling

menghormati kepentingan kedua belah pihak. Salah satu cara yang dapat dilakukan

adalah dengan memberi insentif, gaji, dan tunjangan-tunjangan kesejahteraan kepada

pegawai sehingga dapat memotivasi dan merangsang semangat kerja para pegawai.

Maka dalam hal ini, untuk menjaga terjadinya kesalahan dan penyelewengan

(9)

mengamankan aset perusahaan. Sistem pengawasan ini bukanlah untuk meniadakan

semua kemungkinan terjadinya kesalahan-kesalahan dan penyelewengan, tetapi untuk

menciptakan sistem yang dapat membantu pelaksanaan yang efektif dan efisien serta

untuk membatasi pemborosan yang mungkin terjadi. Sebagaimana diketahui bahwa

biaya operasi terdiri dari beberapa jenis, salah satu diantaranya adalah biaya gaji,

dimana penggajian yang ditetapkan oleh perusahaan selalu berbeda.

Berdasarkan uraian diatas maka penulis meneliti pengawasan internal gaji dan

upah pada PT. PLN (Persero) proyek induk pembangkit dan jaringan Sumatera Utara,

Aceh dan Riau.

B. Permasalahan

Pengawasan internal gaji dan sangatlah penting yaitu untuk menghindari

kemungkinan terjadinya penyelewengan terhadap gaji yang dapat merugikan

perusahaan. Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis mencoba untuk membahas

permasalahan : apakah pengawasan internal gaji pada PT. PLN (Persero) Proyek

Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau sudah diterapkan

secara efektif.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

(10)

1. untuk mengetahui apakah sistem pengawasan internal gaji pada PT PLN

(Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara,Aceh dan

Riau sudah deterapkan secara efektif,

2. untuk mengetahui peranan kebijaksanaan yang diterapkan oleh PT. PLN

(Persero) PIKITRING SUAR Medan dalam hal pengawasan gaji.

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. bagi peneliti sebagai bahan masukan mengenai pengawasan internal gaji pada

PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR Medan,

2. sebagai bahan masukan untuk memperbaiki pengawasan internal gaji pada

PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR Medan berupa saran yang berkaitan

dengan masalah yang diteliti,

3. sebagai bahan masukan untuk menyempurnakan peneliti sejenis dalam

(11)

D. Sistematika Penelitian

Sistematika penelitian terdiri dari jadwal penelitian dan laporan penelitian. 1. Jadwal Penelitian

Jadwal penelitian terdiri dari : tempat dan waktu.

Tempat :PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR Medan.

Waktu :Tanggal 4 Maret 2009 sampai 22 Maret 2009.

Berikut ini akan disajikan jadwal observasi peneliti:

No. Kegiatan

Maret / Minggu I II III IV A. Persiapan

1. Pelaksanaan penelitian untuk mendapatkan topic tugas akhir.

2. Bimbingan untuk pelaksanaan tugas akhir. B. Pelaksanaan

3. Bimbingan untuk pengolahan data perusahaan. 4. Pengolahan data perusahaan dalam penyusun

tugas akhir. C. Bimbingan

5. Bimbingan untuk penulisan BAB I tugas akhir. 6. Bimbingan untuk penulisan BAB II tugas akhir. 7. Bimbingan untuk penulisan BAB IIII tugas

akhir.

8 Bimbingan untuk penulisan BAB IV tugas akhir.

9. Bimbingan tahap akhir dalam penyusunan tugas akhir.

10. Penyempurnaan tugas akhir.

2. Laporan Penelitian

Laporan penelitian terdiri dari empat bab yaitu : pendahuluan, profil perusahaan,

(12)

masalah, permasalahan, tujuan dan manfaat penelitian, serta sistematika penelitian

yang terbagi menjadi dua, yaitu : jadwal penelitian dan laporan penelitian. Pada bab

dua diuraikan mengenai, profil perusahaan yang terdiri dari : sejarah ringkas

perusahaan, struktur organisasi, job description, jaringan usaha/ kegiatan, kinerja

usaha terkini, dan rencana kegiatan. Pada bab tiga diuraikan mengenai topik

penelitian yang terdiri dari : pengertian dan fungsi gaji, yang terbagi menjadi :

pengertian gaji dan fungsi gaji, pengertian dan fungsi pengawasan internal,

unsur-unsur penerimaan gaji, dan unsur-unsur-unsur-unsur pengawasan gaji. Pada bab empat diuraikan

(13)

BAB II

PROFIL PT PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR MEDAN

A. Sejarah Ringkas Perusahaan

Listrik mulai dikenal di Indonesia pada akhir abad ke-19 yaitu pada masa

Pemerintahan Hindia Belanda. Pada saat itu penyediaan tenaga listrik di negara kita

dikelola oleh beberapa perusahaan salah satunya adalah NV OGEM ( Overzeese Gase

dan Electritiest Maathappy ) yang berpusat di negara Belanda, sedangkan di

Indonesia berpusat di Jakarta. Sejarah kelistrikan di Indonesia dimulai pada tahun

1893 di daerah Batavia atau Jakarta sekarang.

Tiga puluh tahun kemudian (1923) listrik mulai ada di Medan. Sentralnya

dibangun di pertapakan kantor PLN cabang Medan yang sekarang di jalan listrik no

12 Medan, dibangun oleh NV NIGEM/OGEM, yaitu salah satu perusahaan swasta

Belanda. Kemudian menyusul pembangunan listrik di tanjung Pura dan pangkalan

brandan 1924, Tebing Tinggi 1927, Sibolga, Berastagi, dan Tarutung 1929, Tanjung

Balai 1931, Labuhan Bilik 1936, dan Tanjung Tiram 1937. Pada masa penjajahan

Jepang, perusahaan listrik berada ditangan Jepang dengan mendatangkan tenaga ahli

dari Jepang, tetapi Jepang hanya mengambil alih pengelolaan listrik milik swasta

Belanda tanpa mengadakan penambahan mesin dan perluasan jaringan. Daerah

kerjanya dibagi menjadi Perusahaan Listrik Sumatera, dan Perusahaan Listrik Jawa

(14)

Sejak proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 1945

dikumandangkan maka kesatuan aksi karyawan listrik di seluruh penjuru tanah air

mengambil alih Perusahaan Listrik swasta Belanda dari tangan tentara Jepang.

Pengambilalihan itu selesai bulan oktober 1945 dan diserahkan pada pemerintah

Republik Indonesia dalam hal ini Departemen Pekerjaan Umum. Mengenang

peristiwa ambil alih itu maka tanggal 27 oktober ditetapkan sebagai hari listrik

nasional. Sejak tahun 1955 di Medan berdiri perusahaan listrik distribusi cabang

Sumatera Utara yang mula-mula dikepalai oleh R. Sukarno (merangkap Kepala di

Aceh).

Kantornya berlokasi di jalan Batu Gingging (sekarang menjadi gudang PLN),

setelah BPU PLN berdiri dengan SK Menteri No. 16/120 tanggal 20 Mei 1961, maka

organisasi kelistrikan di rubah, Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat, dan Riau

menjadi PLN Eksploitasi II dipimpin oleh Ir Dudung Yachyasumitra. Pada tahun

1965 BPU PLN dibubarkan dengan peraturan Menteri No. 1/PRT/65 ditetapkan

daerah pembagian kerja PLN menjadi 15 kesatuan daerah eksploitasi Sumatera Utara

yang juga disebut daerah eksploitasi I yang dipimpin oleh Ir Dudung Yachyasumitra,

Aceh menjadi eksploitasi XIII, Sumatera Barat dan Riau menjadi eksploitasi XIV.

Pada tanggal 12 April 1969 dengan SK Menteri PU & T No. 57/Kpts/1969 dan No

193/Kpts/69 serta SK Dirjen GATRIK No 12/K/69 jabatan pemimpin Eksploitasi I

diserah terimakan dari Ir Dudung Yachyasumitra kepada Ir Darmono dan PLN waktu

(15)

Peraturan Pemerintah No. 18 tahun 1972 mempertegas kedudukan PLN sebagai

Perusahaan Umum Listrik Negara dengan hak dan wewenang dan tanggung jawab

membangkitkan, menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh

Indonesia, kemudian disusul dengan keputusan menteri PUTL No. 01/PRT/73 untuk

menetapkan perubahan PLN dari Perusahaan Umum Listrik Negara sebagai

satu-satunya Perusahaan Negara yang dibentuk Pemerintah untuk membangkitkan,

menyalurkan, dan mendistribusikan tenaga listrik di seluruh Indonesia. Dalam SK

Menteri tersebut ditetapkan pula pembagian kerja PLN menjadi 14 Eksploitasi, 4

daerah distribusi dan 3 daerah pembangkitan dan sejak itu PLN Eksploitasi I

Sumatera Utara diganti menjadi PLN Eksploitasi Sumatera Utara. Menyusul

Peraturan Menteri PUTL No. 013/PRT/75 yang merubah PLN Eksploitasi PROLIS

yang diasuh oleh Direksi, sementara Organisasi Direksi PLN pun mengalami

perubahan pula. PLN Eksploitasi II menjadi PLN Wilayah II Sumatrera Utara, PLN

Pembangunan VIII kemudian menjadi PLN Pembangunan I dan berubah menjadi

Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, kemudian terjadi perubahan

nama menjadi PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera

Utara, Aceh dan Riau (PIKITRING SUAR) sesuai dengan surat keputusan No.

(16)

B. Struktur Organisasi

Setiap Perusahaan pasti memiliki struktur organisasi, struktur organisasi sangat penting didalam perusahaan karena berfungsi sebagai landasan bagi seluruh fungsi

yang ada dalam organisasi untuk melaksanakan tugas,wewenang dan tanggung jawab

dari setiap fungsi. PT PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan

Sumatera Utara, Aceh, dan Riau menganut struktur organisasi garis lurus staf (line

staff organization) yang sesuai dengan kondisi perusahaan tersebut karena :

1. pembagian tugas secara jelas dapat dibedakan,

2. general manajer langsung memerintah dan memberikan petunjuk-petunjuk kepada

kepala bagian untuk diteruskan kepada bawahannya yang sudah ditentukan

berdasarkan spesialisasi tugas.

Wewenang dari puncak pimpinan dilimpahkan sepenuhnya kepada bawahannya

dalam bidang pekerjaan sepanjang yang menyangkut bidang kerjanya. PT. PLN

(Persero) Pikitring Suar dipimpin oleh seorang General Manager yang membawahi

beberapa manajer bagian yang terdiri dari :

1. manajer bidang perencanaan,

2. manajer bidang operasi,

(17)

C. Job Description

Adapun uraian tugas dari PT PLN (Persero) PIKITRING SUAR adalah ;

1. General Manajer

a. Bertanggung jawab atas pengolahan kegiatan proyek dan pembangunan

Pembangkit dan Jaringan Tenaga Listrik sesuai yang tercantum dalam Daftar

Isian Proyek (DIP), Petunjuk Operasional (PO), dan Anggaran Investasi (AI)

serta bertanggung jawab terhadap biaya jadwal dan mutu sesuai target kinerja

proyek induk yang tersedia, serta memastikan bahwa semua program

pembangunan dan APBN, LOAN, APLN telah diketahui oleh direksi,

b. menetapkan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan (RKAP) proyek induk,

c. mengolah kegiatan proyek dan bertindak sebagai wakil pemilik (owner),

d. menetapkan system manajemen kinerja dan system manajemen mutu proyek

induk serta pengendaliannya,

e. mengembangkan hubungan kerja sama dengan pihak lain untuk kelancaran dan

keberhasilan penyelesaian proyek,

f. mengembangkan dan memelihara kompetensi anggota dalam bidang proyek

induk,

g. mengembangkan strategi dan kebijakan pokok untuk meningkatkan kerja

proyek induk,

h. memastikan kelancaran koordinasi dan Service Level Agreement (SLA) dan PT.

PLN (Persero) jasa konstruksi,

(18)

2. Kepala Audit Internal

Bertanggung jawab atas penyelenggaraan audit manajemen untuk menjamin

pencapaian target kinerja proyek induk sesuai penetapan direksi dengan ketentuan

dan kebijakan proses manajemen sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Rincian tugas kepala audit internal adalah :

a. merumuskan program kerja pemeriksaan tahunan sesuai Program Kerja Proyek

Induk,

b. melaksanakan audit internal, meliputi pelaksanaan kegiatan proyek induk,

keuangan, system sumber daya manusia dan administrasi,

c. merumuskan masukan dan rekomendasi yang menyangkut proses Manajemen dan

Operasional,

d. memantau tindak lanjut temuan hasil audit internal.

3. Manajer Bidang Perencanaan

Bertanggung jawab atas tersedianya perencanaan kerja atas pelaksanaan kegiatan

perencanaan konstruksi pembangunan proyek pembangkit dan jaringan, penetapan

kebijakan manajemen yang strategis dalam rangka pencapaian target kinerja proyek

induk serta mendukung restrukturisasi organisasi proyek induk. Rincian tugas pokok

manajer bidang perencanaan adalah :

a. menyusun Rencana Kerja Anggaran (RKA) proyek induk tahunan,

b. melaksanakan evaluasi kinerja serta sosialisasi penerapannya kepada organisasi

(19)

c. merencanakan dan mengelola kegiatan pembebasan tanah dan mengelola kegiatan

soil investigation,

d. menyiapkan AMDAL, UPL, dan RKL serta perijinan,

e. mengolah dan membina sistem manajemen mutu,

f. merumuskan standar produk/materi, serta membina penerapannya,

g. melaksanakan perencanaan proyek yang sinergi dengan koordinasi bersama jasa

manajemen konstruksi,

h. menetapkan laporan proyek induk.

4. Manajer Bidang Operasi

Rincian tugas manajer bidang operasi adalah :

a. menyusun rencana kerja staf operasi sesuai rencana kerja proyek induk,

b. merumuskan dan mengevaluasi kinerja bidang serta sosialisasi penerapannya,

c. mengkoordinasi kegiatan pelaksanaan administrasi teknik meliputi

administrasi, tenaga asing, kontrak-kontrak dan berita pembayaran,

d. mengkoordinasi kegiatan pengadaan dan pengendalian sarana kerja proyek

sesuai dengan kontrak agar tepat waktu sesuai kualitas dan kuantitas,

e. membina hubungan kerja dengan instansi terkait untuk kelancaran tugas,

f. melaksanakan pemantauan kemajuan fisik proyek secara berkala untuk

menghindari keterlambatan,

g. mengelola penerimaan dan pengeluaran barang serta tata usaha gedung,

(20)

5. Manajer Bidang SDM, Administrasi Dan Keuangan

Bertanggung jawab atas pengelolaan SDM, Administrasi dan Keuangan untuk

mendukung pelaksanaan pekerja kegiatan proyek induk dalam mencapai kinerja

target proyek induk sesuai penetapan direksi. Rincian tugas pokok manajer bidang

SDM, Administrasi dan Keuangan adalah :

a. merencanakan jenjang karir dan siklus untuk SDM tingkat pelaksanaan di proyek

induk,

b. melaksanakan manajemen berbasis kompetensi dalam hal penetapan posisi SDM,

penilaian unjuk kerja pegawai serta pendidikan dan latihan,

c. melaksanakan tata usaha kepegawaian dalam hal reminsasi, mutasi data pegawai,

d. melaksanakan pekerjaan kesekretariatan pengolahan keluar masuk surat serta

menjamin kerahasiaannya,

e. mengelola sistem informasi dan memelihara peralatan perangkat kerasnya,

f. melaksanakan penyedian dan memelihara peralatan kantor,

g. melaksanakan pengendalian aliran kas penerimaan dan pengeluaran serta

membuat laporan rekonsiliasi keuangan,

h. melakukan pengolahan keuangannya berdasarkan kegiatan proyek induk,

i. melaksanakan kegiatan akuntansi biaya PDP dan aktiva tetap,

(21)

6. Proyek Pembangkit

Rincian tugas pokok manajer proyek pembangkit adalah :

a. koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi dengan unit

jasa manajemen konstruksi,

b. melakukan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil

pemilik (owner) dari poyek induk,

c. menyusun Basic Communication dengan pihak pengguna jasa dan setiap

pihak terkait,

d. mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak jasa

manajemen konstruksi untuk proses amandemen dari pihak konstruksi,

e. menugaskan pengawasan mutu, tertib biaya dan ketetapan waktu pelaksanaan

proyek tehadap setiap pihak pelaksanaan konstruksi dan pihak jasa

manajemen konstruksi,

f. menetapkan laporan manajemen proyek pembangkit.

7. Proyek Jaringan

Rincian tugas pokok manajer proyek jaringan adalah :

a. koordinasi pengawasan dan pengendalian teknik dan administrasi dengan unit

jasa manajemen konstruksi,

b. melaksanakan kegiatan proyek dengan fungsi sebagai pendelegasian wakil

(22)

c. menyusun basic communication dengan pihak pengguna jasa dan setiap pihak

terkait,

d. mengevaluasi rekomendasi penyempurnaan pekerjaan proyek dari pihak jasa

manajemen konstruksi untuk proses amandemen dengan pihak konstruksi.

D. Jaringan Usaha/ Kegiatan

Jaringan usaha / kegiatan PT PLN (Persero) PIKITRING SUAR Medan adalah

sebagai berikut :

a. proyek PLTA ( Pembangkit Listrik Tenaga Air ) Sipansihaporas, yang berlokasi

di desa Husor, dan Sibuluan II kabupaten Tapanuli Tengah, Propinsi Sumatera

Utara dengan kapasitas produksi tenaga listrik sebesar 33 + 17 MW (Mega Watt),

b. proyek PLTA Renun, berlokasi di Kabupaten Dairi, sekitar 100 km selatan kota

Medan dengan kapasitas produksi tenaga listrik sebesar 2 × 41 MW. Pola operasi

PLTA ini yaitu air sungai ditampung pada kolam Tando Harian seluas 10 ha

untuk dapat melayani beban puncak selama ± 5 jam dengan debit 22,1 m3

/detik,

c. proyek PLTU ( Pembangkit Listrik Tenaga Uap ) Labuhan Angin, lokasi proyek

di desa Tapian Nauli Kecamatan Tapian Nauli Kabupaten Tapanuli Tengah.

Kapasitas produksi tenaga listrik yang dihasilkan sebesar 2 × 15 MW, dengan

spesifikasi bahan bakar yaitu batu bara kalori rendah dengan kebutuhan batu bara

(23)

E. Kinerja Usaha Terkini

Pada tahun 2009 ini PT. PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Aceh dan Riau memiliki beberapa buah proyek yang harus

dikerjakan baik proyek yang telah berjalan ataupun proyek yang baru berjalan.

Adapun proyek-proyek tersebut antara lain :

a. penyelesaian Proyek Induk PLTU Labuhan Angin,

b. pekerjaan transmission line 275 kV Asahan I – Simangkuk,

c. pekerjaan transmission Line 275 kV Simangkuk – Porsea,

d. pekerjaan Gardu Induk 150 kV Simangkuk,

e. pekerjaan Transmission Line 275 kV Binjai galang,

f. pekerjaan Transmission Line 275 kV Galang – Simangkuk,

g. pekerjaan Transmission Line 275 kV Simangkuk – Sarulla,

h. pekerjaan Transmission Line 275 kV Sarulla – Padang Sidempuan.

F. Rencana Kegiatan

Rencana kegiatan PT PLN (Persero) PIKITRING SUAR adalah sebagai berikut : a. pembangunan transmisi 275 kV dan Gardu Induk,

b. pembangunan transmisi 150 kV dan Gardu Induk,

c. pembangunan PLTA Asahan III,

d. pembangunan PLTA Peusangan,

e. pembangunan PLTU Meulaboh,

(24)

g. pembangunan PLTU Riau yang terbagi dalam beberapa wilayah yaitu: Selat

(25)

BAB III

TOPIK PENELITIAN

A. Pengertian dan Fungsi Gaji 1. Pengertian Gaji

Pengertian gaji menurut perusahaan adalah dana yang dibayarkan sebagai pengganti kontribusi oleh karyawan yang telah melaksanakan tugasnya dan

diperhitungkan sebagai pengganti jasa bagi tenaga kerja dengan tugas-tugas yang

sifatnya lebih konstan, meliputi masa kerja yang lebih panjang, misalnya bulan,

triwulan, atau tahunan, sedangkan menurut Mulyadi (2001) pengertian gaji adalah

gaji umumnya merupakan pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan oleh para

karyawan yang mempunyai jenjang jabatan manajer dan dibayarkan secara tetap

perbulan.

a. Pengertian gaji yang lainnya adalah :

Gaji adalah balas jasa yang dibayar secara periodik kepada karyawan tetap serta

mempunyai jaminan yang pasti. (Hasibuan ,2002)

Gaji adalah pemberian pembayaran finansial kepada karyawan sebagai balas jasa

untuk pekerjaan yang dilaksanakan dan sebagai motivasi pelaksanaan kegiatan di

waktu yang akan datang. (Handoko ,1993)

Gaji merupakan salah satu unsur yang penting yang dapat mempengaruhi kinerja

(26)

sehingga dengan gaji yang diberikan pegawai akan termotivasi untuk bekerja lebih

giat. (Hariandja ,2002)

Gaji dapat berperan dalam meningkatkan motivasi karyawan untuk bekerja lebih

efektif, meningkatkan kinerja, meningkatkan produktivitas dalam perusahaan, serta

mengimbangi kekurangan dan keterlibatan komitmen yang menjadi ciri angkatan

kerja masa kini. (Sastro Hadiwiryo ,1998)

Gaji adalah suatu bentuk kompensasi yang dikaitkan dengan kinerja individu,

kelompok ataupun kinerja organisasi. (Mathis dan Lackson ,2002)

b. Peranan gaji

Menurut Poerwono (1982) peranan gaji dapat ditinjau dari dua pihak yaitu Aspek

pemberi kerja manajer dan aspek penerima kerja.

1) Aspek pemberi kerja (majikan) manager

Gaji merupakan unsur pokok dalam menghitung biaya produksi dan komponen

dalam menentukan harga pokok yang dapat menentukan kelangsungan hidup

perusahaan. Apabila suatu perusahaan memberikan gaji yang terlalu tinggi

maka, akan mengakibatkan harga pokok tinggi pula dan bila gaji yang diberikan

terlalu rendah akan mengakibatkan perusahaan kesulitan mencari tenaga kerja.

2) Aspek penerima kerja

Gaji merupakan penghasilan yang diterima oleh seseorang dan digunakan untuk

memenuhi kebutuhannya. Gaji bukanlah merupakan satu-satunya motivasi

(27)

yang ikut mendorong karyawan untuk berprestasi, sehingga tinggi rendahnya

gaji yang diberikan akan mempengaruhi kinerja dan kesetiaan karyawan.

2. Fungsi Gaji

Menurut Komaruddin (1995) fungsi gaji bukan hanya membantu manajer

personalia dalam menentukan gaji yang adil dan layak saja, tetapi masih ada

fungsi-fungsi lain, yaitu : ikatan kerja sama, kepuasan kerja, pengadaan efektif, motivasi,

stabilitas karyawan, disiplin, pengaruh serikat buruh, dan pengaruh pemerintah.

a. Ikatan kerja sama

Dengan pemberian gaji terjalinlah ikatan kerja sama formal antara majikan

dengan karyawan. Karyawan harus mengerjakan tugas - tugasnya dengan baik,

sedangkan pengusaha atau majikan wajib membayar gaji sesuai dengan perjanjian

yang disepakati.

b. Kepuasan kerja

Dengan balas jasa, karyawan akan dapat memenuhi kebutuhan - kebutuhan fisik,

status sosial, dan egoistiknya sehingga memperoleh kepuasan kerja dari

jabatannya.

c. Pengadaan efektif

Jika program gaji ditetapkan cukup besar, pengadaan karyawan yang qualified

untuk perusahaan akan lebih mudah.

d. Motivasi

Jika balas jasa yang diberikan cukup besar, manajer akan mudah memotivasi

(28)

e. Stabilitas karyawan

Dengan program kompensasi atas prinsip adil dan layak serta eksternal

konsistensi yang kompentatif maka stabilitas karyawan lebih terjamin karena

turnover relatif kecil.

f. Disiplin

Dengan pemberian balas jasa yang cukup besar maka disiplin karyawan semakin

baik. Karyawan akan menyadari serta mentaati peraturan - peraturan yang

berlaku.

g. Pengaruh serikat buruh

Dengan program kompensasi yang baik pengaruh serikat buruh dapat dihindarkan

dan karyawan akan berkonsentrasi pada pekerjaannya.

h. Pengaruh pemerintah

Jika program gaji sesuai dengan undang - undang yang berlaku (seperti batas gaji

minimum) maka intervensi pemerintah dapat dihindarkan.

B. Pengertian dan Fungsi Pengawasan Internal

Pengawasan erat hubungannya dengan perencanaan, dimana tanpa adanya

perencanaan sebagai pedoman, maka pengawasan akan sangat sulit dilaksanakan.

Begitu juga sebaliknya, perencanaan tanpa pengawasan akan cenderung

menimbulkan penyimpangan-penyimpangan sehingga hal ini selalu mendapat

(29)

tercapai atau setidaknya mendekati sasaran yang diinginkan. Jadi dapat disimpulkan

bahwa pengawasan adalah proses pemberian pengaruh terhadap aktivitas suatu objek

atau sistem.

Pengawasan dapat membantu perusahaan mengontrol kegiatan-kegiatannya

dalam rangka mencapai tujuannya. Pengawasan intern merupakan alat pengawasan

yang sangat membantu pimpinan dalam melaksanakan tugasnya sehingga mempunyai

peranan penting bagi suatu perusahaan. Pimpinan dapat menilai seluruh aktivitas

perusahaan dengan pengawasan internal. Pengawasan intern kas bertujuan untuk

mencegah dan menghindari terjadinya kecurangan, kesilapan dan penyelewengan.

Pada awalnya pengawasan intern dipandang sebagai permasalahan pengecekan

internal atau internal check yang hanya menyangkut segi teknik pembukuan yang

dapat menjamin ketelitian dan kecermatan data perusahaan maupun pelaksanaannya

dan jika ditemui maka dilakukan pemeriksaan atau prosedur-prosedur tambahan.

Menurut Committee of Sponsoring Organization of The Tread Way Commission

(COSO) dalam laporannya yang berjudul Internal Control Integrated Frame Work

bahwa pengawasan intern adalah sistem yang dapat mengawasi dan mengendalikan

semua tingkat kegiatan didalam suatu perusahaan, berusaha untuk mengikuti

perubahan yang ada dalam dunia usaha yang semakin lama semakin banyak dan

kompleks. (Wahidin Yasin, Jurnal Ekonom: Perkembangan Pengawasan Intern

(Internal Control) Edisi Juni BPFE USU Medan 2000 hal 29)

Melihat dari definisi diatas dapat didefinisikan bahwa pengawasan intern adalah

(30)

prosedur-prosedur keuangan, dan pencatatan-pencatatan guna mendapatkan

kecermatan dan ketelitian pada data akuntansi, tindakan yang efisien dan efektif serta

dipatuhinya kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan oleh manajemen. Berdasarkan

pengertian pengawasan intern yang diuraikan diatas maka dapat diketahui bahwa

pengawasan intern merupakan pengawasan yang ditekankan pada penggunaan cara

dan prosedur yang berfungsi :

1. menjaga aktiva atau harta kekayaan catatan perusahaan,

2. memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,

3. menentukan efisiensi dan efeitivitas dalam operasi,

4. membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijksanaan

manajemen yang telah ditetapkan terlebih dahulu.

Berikut dijelaskan beberapa pengertian pengendalian intern menurut beberapa ahli :

1. Ikatan Akuntan Indonesia dalam buku Standar Profesi Akuntan Publik

menyatakan bahwa pengawasan intern adalah kebijakan dan prosedur untuk

memperoleh keyakinan yang memadai bahwa tujuan satuan usaha yang spesifik

akan dicapai (IAI, 1995),

2. menurut Moenaf H. Regar, pengawasan intern adalah meliputi susunan organisasi

dan semua tata cara dan tindakan yang terkoordinir dalam perusahaan yang

maksudnya untuk melindungi hartanya. Meneliti ketepatan dan dipercayainya

data akuntansi, mendorong efisiensi kerja dan mendorong dipatuhinya kebijakan

pimpinan (Moenaf H. Regar, 1980).

(31)

C. Unsur-unsur Penerimaan Gaji

Adapun unsur-unsur dari gaji yang terdapat pada PT. PLN (PERSERO)

PIKITRING SUAR Medan sebagai berikut :

1. Perincian penerimaan gaji / tunjangan

a. Unsur-unsur penerimaan

Adapun yang termasuk unsur-unsur penerimaan adalah : gaji pokok dan

tunjangan.

1) Gaji pokok

Gaji ini diberikan kepada karyawan berpedoman kepada table gaji pokok

standar yang disusun berdasarkan golongan jabatan, karier, dan masa kerja

karyawan.

2) Tunjangan

Adapun jenis-jenis tunjangan antara lain :

a) tunjangan kompensasi jabatan,

b) tunjangan transport,

c) tunjangan anak sekolah,

d) tunjangan perumahan,

e) tunjangan perusahaan,

f) tunjangan sosial.

b. Unsur-unsur potongan

(32)

1) potongan PUMR-KPR,

2) potongan BPRP,

3) potongan TGR,

4) potongan dinas lainnya.

2. Gaji dan upah karyawan PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR Medan, untuk

karyawan biasa diberikan sebulan sekali yaitu pada akhir bulan. Apabila pada

akhir bulan pembayaran gaji hari libur, pembayaran diundur satu hari.

a. Hari kerja

Pada dasarnya jam kerja setiap karyawan adalah delapan jam sehari dan empat

puluh jam seminggu.

b Waktu istirahat

Pada hari istirahat para karyawan dibebaskan dari pekerjaannya dalam batas

waktu yang telah ditentukan, yang diatur yaitu waktu istirahat makan siang,

waktu istirahat mingguan, hari libur nasional, dan cuti.

1) waktu istirahat makan siang, lamanya satu jam dari jam 12.00 sampai jam

13.00,

2) waktu istirahat mingguan

setelah bekerja selama lima hari berturut-turut karyawan berhak atas dua

hari istirahat mingguan yang jatuh pada hari sabtu dan minggu,

3) hari libur nasional

pada hari libur ini, semua karyawan berhak untuk liburdan pembayaran

(33)

4) cuti

PT. PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR Medan sangat memperhatikan masalah

cuti bagi karyawan yaitu cuti tahunan, cuti sakit, cuti khusus dengan pembayaran

penuh, dan perjalanan dinas dalam dan luar negeri.

1. Cuti tahunan

Telah bekerja sekurang-kurangnya selama satu tahun secara terus menerus,

lamanya 12 hari dan mendapat tunjangan cuti sebanyak satu kali penghasilan dna

untuk cuti besar telah bekerja selama enam tahun dan mendapat tunjangan

sebanyak tiga kali penghasilan,

2. Cuti sakit

Karyawan yang sakit selama satu atau dua hari dengan ketentuan

memberitahukan kepada atasannya,

3. Cuti khusus dengan pembayaran penuh

a. pernikahan 1 hari,

b. melahirkan anak 3 bulan,

c. kematian keluarga terdekat 1 hari.

4. Perjalanan dinas dalam dan luar negeri

a. tiket pulang pergi, uang transport ditempat tujuan dan uang saku,

b. biaya penginapan (termasuk makan dan cucian).

D. Unsur-unsur Pengawasan Gaji

(34)

sistem akuntansi, prosedur pengawasan.

1. Ling kungan Pengawasan

Lingkungan pengawasan terdiri dari tindakan, kebijaksanaan dan prosedur yang

mencerminkan sikap menyeluruh manajemen puncak, direktur dan komisaris, dan

pemilik suatu usaha terhadap pengawasan dan pentingnya terhadap satuan usaha

tersebut. Untuk tujuan pemahaman dan penetapan lingkungan pengawasan, berikut

ini adalah sub elemen yang paling penting yang harus dipertimbangkan oleh auditor.

Sub elemen lingkungan pengawasan tersebut adalah sebagai berikut :

a. falsafah manajemen dan gaya organisasi,

b. struktur organisasi,

c. berfungsinya dewan komisaris dan komite audit yang dibentuk,

d. metode pemberian wewenang dan tanggung jawab,

e. metode pengawasan manajemen,

f. fungsi audit internal,

g. kebijaksanaan dan prosedur kepegawaian,

h. pengaruh ekstern.

2. Sistem Akuntansi

Sistem akuntansi terdiri dari metode dan catatan yang diciptakan untuk

mengidentifikasi, menghimpun, menganalisis, mengelompokkan, mencatat dan

(35)

aktiva dan kewajiban yang bersangkutan dengan transaksi tersebut. Sistem akuntansi

yang efektif mempertimbangkan pembuatan metode dan catatan yang akan :

a. mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi sah,

b. menggambarkan transaksi secara tepat waktu dan cukup terinci sehingga

memungkinkan pengelompokan transaksi semestinya untuk pelaporan keuangan,

c. mengukur nilai prestasi dengan cara yang memungkinkan pencatatan nilai

keuangan yang layak dalam laporan keuangan,

d. menentukan periode terjadinya transaksi pada periode akuntansi yang semestinya,

e. menyajikan dengan semestinya transaksi dan pengungkapannya dalam laporan

keuangan.

3. Prosedur Pengawasan

Prosedur pengawasan adalah kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh

manajer untuk mencapai tujuan selain dari lingkungan pengawasan dan sistem

akuntansi. Terdapat banyak kebijakan dan prosedur dalam suatu satuan usaha. Tetapi

lazimnya prosedur pengawasan dapat digolongkan menjadi lima kategori sebagai

berikut :

a. pemisahan tugas yang mengurangi kesempatan yang memungkinkan seseorang

dalam posisi yang dapat melakukan dan sekaligus menutupi kekeliruan dan

ketidakberesan dalam pelaksanaan tugasnya sehari-hari. Otorisasi yang

(36)

b. perancangan dan penggunaan dokumen dari catatan yang memadai untuk

membentuk pencatatan secara semestinya transaksi dan peristiwa. Misalnya

dengan memantau penggunaan dokumen pengiriman barang yang bernomor huruf

cetak,

c. pengendalian fisik atas aktiva dan catatan,

d. pengecekan secara independen atas pelaksanaan dan penilaian yang semestinya

atas jumlah yang dicatat.

E. Pengawasan Internal Gaji

Dalam perusahaan yang telah besar dimana prasarana serta aktivitasnya telah

berkembang, pimpinan perusahaan perusahaan tidak bisa mengadakan pengendalian

secara langsung sebagaimana perusahaan kecil. Oleh karena itu, pimpinan

membutuhkan suatu sistem dalam pengendalian internal yang dapat memberikan

keyakinan padanya. Berdasarkan teori-teori diatas yaitu disamping gaji pokok

perusahaan juga bahwa apa yang dilaporkan bawahannya itu benar serta dapat

dipercaya dan mempunyai kemampuan memonitor semua kegiatan yang telah

ditetapkan.

Pengawasan internal dalam arti yang luas menurut AICPA, yang dikutip oleh

Zaki Baridwan dalam bukunya “Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan

Metode” adalah sebagai berikut pengendalian internal meliputi struktur organisasi

dan semua cara dan alat-alat yang dikoordinasi yang digunakan dalam perusahaan

(37)

kebenaran data akuntansi, memajukan efisiensi di dalam operasi dan membantu

menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Dari pengertian pengawasan internal di atas, dapatlah kita simpulkan bahwa

maksud pengawasan internal pada gaji adalah meliputi struktur organisasi dan juga

meliputi semua cara serta alat yang dikoordinasikan terutama yang berhubungan

langsung dengan gaji berjalan baik maka perlu diadakan pemisahan tugas atau fungsi

dimana suatu kegiatan penerimaan karyawan, pencatatan jam kerja yang dilaksanakan

serta yang tidak dilaksanakan oleh karyawan, menghitung gaji total setiap periode

dan menghitung gaji untuk tiap karyawan, membayarkan gaji karyawan tidak boleh

dikerjakan oleh satu orang, hal ini penting untuk menghindari tugas rangkap yang

dapat memungkinkan terjadinya penyelewengan. Untuk penerimaan karyawan baru

tidak boleh dilakukan oleh bagian yang membutuhkannya.

Dalam menjalankan perusahaannya PT. PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR

Medan memiliki penilaian sistem pengawasan terhadap gaji karyawannya. Untuk

melaksanakan penilaian sistem pengawasan atas gaji pada PT. PLN (PERSERO)

PIKITRING SUAR Medan, terlebih dahulu diuraikan beberapa pedoman dalam

melakukan penilaian sistem pengawasan yaitu sebagai berikut :

1. dalam mempekerjakan dan menetapkan gaji untuk seluruh karyawan, harus ada

keputusan yang sah dan disimpan dalam arsip bersama-sama dengan

keterangan-keterangan lainnya, yang berhubungan dengan masalah penggajian dan

pengupahan, seperti keputusan mengenai potongan-potongan, perpajakan,

(38)

2. perhitungan gaji didasarkan kepada sumber-sumber yang dapat

dipertanggungjawabkan,

3. pembuatan daftar gaji pembayaran, dilakukan oleh petugas yang tidak ada

hubungannya antara petugas yang menghitung dengan petugas yang bertugas

untuk membayar.

Untuk keperluan pengawasan sebaiknya pembayaran gaji dilakukan dengan

mengeluarkan cek atas bank, sebab pelaksanaan pembayaran gaji dengan uang tunai

mempunyai kelemahan antara lain :

1. gaji yang belum diambil mudah dipakai orang yang tidak bertanggungjawab,

2. perampokan uang gaji kemungkinan bisa terjadi,

3. memudahkan pejabat pembayaran gaji untuk menahan jumlah gaji pegawai atau

merubah amplop gaji dengan jumlah yang kecil,

4. dapat juga terjadi bahwa penerimaan dari pegawai dapat dinaikkan oleh

pembayaran gaji ke suatu jumlah yang tercantum pada jumlah gaji,

5. memudahkan menyelenggarakan uang gaji dengan memasukkan pembayaran gaji.

Berdasarkan teori bagaimana membuat suatu sistem pengawasan yang baik

deatas, peneliti menggunakan sebagai pembanding terhadap sistem pengawasan gaji

pada PT. PLN (PERSERO) PIKITRING SUAR Medan, untuk mengetahui apakah

sistem pengawasan perusahaan yang di analisis cukup memuaskan. Dalam melakukan

(39)

1. pengawasan atas perubahan tingkat gaji serta pengawasan terhadap mutasi

karyawan,

2. pengawasan terhadap daftar hadir karyawan,

3. pengawasan terhadap pembuatan daftar dan pembayaran gaji,

4. pengujian transaksi,

5. daftar gaji serta kartu gaji.

Ad. 1. Pengawasan atas perubahan tingkat gaji serta pengawasan terhadap mutasi karyawan

Dalam melakukan pengawasan atas perubahan tingkat gaji ini, bagian

keuangan harus benar-benar mengoreksi beberapa jumlah gaji yang akan

diberikan kepada karyawan harus diketahui dan disetujui oleh bagian

kepegawaian.

Ad. 2. Pengawasan terhadap daftar hadir karyawan

Untuk membuat daftar harus berdasarkan daftar absen harian untuk menjamin

bahwa prosedur pembayaran dan jumlah gaji yang dibayarkan kepada

karyawan berdasarkan jumlah jam kerja yang sebenarnya.

Ad. 3. Pengawasan terhadap pembuatan daftar dan pembayaran gaji dan upah Pengawasan pembuatan daftar gaji dan pembayaran gaji ini, untuk

meyakinkan bahwa daftar gaji yang dibantu oleh petugas pembuat daftar gaji

yang dibuat oleh petugas pembuat daftar gaji adalah benar-benar sesuai

dengan besarnya gaji yang dibayarkan, dan tidak ada karyawan yang dibayar

(40)

Ad. 4. Pengujian transaksi

Dalam melakukan pengujian transaksi ini, harus benar-benar melakukan tes

terhadap dokumen asli untuk memperoleh keyakinan bahwa transaksi yang

dicatat sesuai dengan yang benar.

Ad. 5. Daftar gaji serta kartu gaji

Dalam membuat gaji dan kartu gaji harus dibuat oleh bagian pembuat daftar

gaji dan mencocokkan dengan dafar kehadiran karyawan maupun daftar jam

kerja karyawan, agar jumlah gaji yang dibayarkan sesuai dengan jam

(41)

PERTANYAAN MENGENAI

PENGENDALIAN INTERNAL GAJI

Nama Responden : Drs. M. Asnan

Bagian : Ka. Sub. Bag. SDM

Perusahaan : PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR Medan

Sumber : Buku Sistem Akuntansi karangan Mulyadi tahun 2001

Bacalah tiap pertanyaan, kemudian berilah tanda (√ ) pada salah satu alternatif.

Jawablah yang paling sesuai berikut ini :

No Pertanyaan Pilihan Jawaban

STS KS R S SS

1. Fungsi pencatatan waktu hadir harus terpisah dari fungsi operasi.

2. Setiap karyawan yang namanya tercantum dalam daftar gaji harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang ditandatangani oleh Direktur Utama.

3. Setiap perubahan gaji karyawan karena perubahan pangkat, perubahan tariff gaji, tambahan keluarga harus didasarkan pada surat keputusan Direktur Keuangan.

4. Setiap potongan gaji karyawan selain dari pajak penghasilan karyawan harus didasarkan atas surat potongan gaji yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.

5. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen karyawan yang bersangkutan.

6. Daftar gaji harus diotorisasi oleh fungsi personalia.

(42)

7. Perubahan dalam pencatatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan daftar gaji

karyawan. 

8. Tarif gaji yang dicantumkan dalam kartu jam kerja diverifikasi ketelitiannya oleh fungsi akuntansi.

9. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelum kartu yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja langsung.

10. Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatatan waktu harus diawasi oleh fungsi pencatat waktu.

11. Pembuatan daftar gaji harus diverifikasi kebenaran dan ketelitian perhitungannya oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan pembayaran.

12. Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan catatan penghasilan karyawan.

13. Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi pembuat daftar gaji.

14. Kartu hadir jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu.

15. Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji harus diotorisasi oleh fungsi akuntansi.

16 Fungsi pembuatan daftar gaji harus terpisah dari fungsi keuangan.

(43)

Keterangan :

STS : Sangat Tidak Setuju

KS : Kurang Setuju

R : Ragu-ragu

S : Setuju

SS : Sangat Setuju

Interval = (Xmax-Xmin)-n

n

= (80-16)-5

5 = 11,8 = 12

Kriteria Penilaian :

16 - 28 = Tidak Efektif

27 - 41 = Kurang Efektif

42 - 54 = Cukup Efektif

55 - 67 = Efektif

68 - 80 = Sangat Efektif

Skor

0 x 1 = 0

0 x 2 = 0

(44)

5 x 4 = 20

9 x 5 =

71 45

Setelah peneliti menghitung dan menyimpulkan dari jawaban pertanyaan

responden perusahaan, maka dalam perumusan masalah peneliti, apakah pengawasan

internal gaji pada PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR Medan sudah diterapkan

secara sangat efektif. Sesuai dengan perhitungan jumlah pilihan jawaban dari

pertanyaan tersebut, dimana peneliti telah melakukan perhitungan dengan score 71

dan 16 item pertanyaan. Hal ini berarti, PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR

(45)

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah disajikan dalam BAB tiga, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.

1. Pengawasan internal gaji pada PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR Medan

sudah sangat efektif, karena sistem pengawasan yang digunakan mengacu kepada

standar yang ditentukan oleh Keputusan Direksi PT. PLN (Persero) PIKITRING

SUAR Medan Nomor 090.K/DIR/2009, sehingga tidak adanya pengaruh

pengawasan antara tahun berjalan dengan tahun sebelumnya,

2. Pengawasan internal gaji pada PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR Medan

telah menggunakan sistem komputer dan tabel tunjangan posisi jenis jabatan

fungsional dalam berbagai bagian divisi sehingga banyak membantu dalam

penyelesaian tugas tepat waktu, dan pengawasan internal gaji yang diterapkan

sudah sistematis dan jelas karena adanya anggaran yang telah ditetapkan oleh

(46)

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka peneliti memberikan saran-saran sebagai berikut.

1. Sejalan dengan sistem pengawasan yang diterapkan oleh perusahaan, maka

pengawasan internal gaji harus berdasarkan Keputusan Direksi yang ditetapkan

agar pengawasan internal gaji dapat selalu diawasi secara efektif oleh bagian

keuangan,

2. Karena pengawasan internal gaji pada PT. PLN (Persero) PIKITRING SUAR

Medan telah menggunakan sistem komputer dan tabel tunjangan posisi jenis

jabatan fungsional dalam berbagai bagian divisi, maka dari itu sistem seperti ini

harus tetap dipertahankan untuk menjaga keefektifan pengawasan internal gaji

(47)

DAFTAR PUSTAKA

Aren, A. Alvon, & Loebekke, James K. 1996. Auditing Pendekatan Terpadu, Edisi Keenam, Terjemahan Amir Abadi Jusuf, Buku Dua, Cetakan Kedua, Salemba Empat, Jakarta,

Baridwan, Zaki. 1991. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode, Edisi Kedua, Cetakan Kelima, Penerbit Akademi Akuntansi YKPN Yogyakarta,

Ikatan Akuntan Indonesia. 1995. Standar Profesional Akuntan Publik, Cetakan Kedua, STIE YKPN, Yogyakarta,

Kosasih, Ruchayat. 1985. Auditing Prinsip dan Prosedur, Buku Satu, Cetakan Keempat, Penerbit Palapa, Surabaya,

Mulyadi. 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, STIE YKPN, Yogyakarta,

Regar, Moenaf H. 1980. Memahami Laporan Akuntansi, Pusat Pengembangan Akuntansi, Fakultas Ekonomi Sumatera Utara Medan,

Referensi

Dokumen terkait

karyawan lain. Mencantumkan jumlah total gaji dan upah yang tidak benar dalam buku gaji dan upah. Pinjaman pegawai yang tidak mendapat dicatat sebagai pengeluaran. Pada

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menjelaskan bagaimana persepsi karyawan outsourcing dan bagaimana persepsi pegawai tetap terhadap kondisi kerja yang dialami tenaga

PLN (Persero) Proyek Induk Pembangkit dan Jaringan Sumatera Utara, Riau dan Aceh dengan Rumah Sakit Gleni, maka wanprestasi pada perjanjian ini terjadi karena pelayanan kesehatan

PLN (Persero) PIKITRING Sumatera Utara, Aceh dan Riau, fungsi yang dijalankan pada administrasi kantor tersebut sangat mendekati dengan fungsi-fungsi dalam teori sebelumnya1. Hal

Jmhln Sosiat kc 5 benruk lenaga kerja iltr nendlpat perlakuan yang tidak saha. starus dh kedudutan iruhh

Tujuan penulisan tugas akhir ini adalah “untuk mengetahui tugas dan tanggung jawab bagian sumber daya manusia dalam melaksanakan tugasnya pada PT PLN (Persero) UIP

PLN (Persero) PIKITRING Sumatera Utara, Aceh dan Riau, fungsi yang dijalankan pada administrasi kantor tersebut sangat mendekati dengan fungsi-fungsi dalam teori sebelumnya.. Hal