Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM DIPLOMA III
MEDAN
INKONSISTENSI PENGELOLAAN ARSIP
PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero)
MEDAN
SKRIPSI MINOR
DIAJUKAN O L E
H
LENNI MARLINA MARPAUNG
NIM. O 5 2 1 0 3 0 4 1
JURUSAN : KESEKRETARIATAN
GUNA MEMENUHI SALAH SATU SYARAT UNTUK
MENYELESAIKAN
PENDIDIKAN PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
6
TANDA PENGESAHAN SKRIPSI MINOR
NAMA : LENNI MARLINA MARPAUNG NIM : 0 5 2 1 0 3 0 4 1
JUDUL : INKONSISTENSI PENGELOLAAN ARSIP
PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN
Tanggal………. Pembimbing/Penanggung Jawab
Marhayanie, S. E, M. Si
Tanggal……… Ketua Jurusan
Dr. Endang Sulistiyarini, S. E, M. Si
Tanggal……… Dekan
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
7
Pengharapan yang hampir putus
Air mata yang terasa kering,
Bibir yang enggan tersenyum
Kepala yang tak sanggup tegak
Demikianlah jauhnya angan dari kesanggupan kita
Tapi saat ini Yesus telah mematahkan kemustahilan harap
kita,
membuka mata kita,
Tiada yang mustahil bagi Dia
Doamu mama dan bapak,
Dukamu dan tangismu
Bahkan tulangmu yang serasa berserakan
Tak satu pun menjadi sia-sia di hadapan Tuhan
Dan saat ini
Terimalah mama dan bapak …….
karya pertamaku
Jawaban doa kita
Kiranya ini menyenangkan hatimu,
Menyejukkan dahagamu
Dan meneguhkan iman kita pada Allah Tuhan kita
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
8
Kata Pengantar
Terpujilah Allah Bapa Yang Maha Kuasa yang selalu melimpahkan kasih
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi Minor ini tepat pada
waktunya sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi pada jurusan Kesekretariatan
Program Diploma III Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
Dalam penyusunan skripsi minor ini penulis telah mengusahakan yang terbaik
untuk memperoleh hasil yang benar –benar bermanfaat. Namun, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa skripsi minor ini masih jauh dari kesempurnaan
Dalam mengerjakan skripsi minor ini penulis tidak terlepas dari dukungan dan
dan kerja sama dari berbagai pihak. Maka dengan rendah hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M. Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Dr. Endang Sulistiyarini, S.E, M.Si selaku Ketua Jurusan Kesekretariatan
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Dr. Arlina Nurbakti Lubis, S.E, MBA selaku Sekretaris Jurusan
Kesekretariatan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara
4. Ibu Dra. Marhayanie, S. E, M. Si selaku dosen pembimbing skripsi minor
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
9
5. ibu Yulinda, M.Si selaku dosen wali serta segenap dosen dan staf pengajar di
Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara yang telah membantu penulis
selama masa perkuliahan
6. seluruh staf dan karyawan kantor Direksi PT Perkebunan Nusantara III
(persero) Medan yang telah memberi izin kepada penulis dalam melaksanakan
penelitian dan telah banyak membantu dan memberikan masukan selama
pengerjaan skripsi
7. Kedua orang tuaku di Porsea Narumonda yang tetap setia berdoa untukku dan
buat seluruh saudaraku ( Kel. Bang Monang yang setia mendampingi, Kel.
Kak Murny yang tetap perhatian, Kel. Bang Hotman yang banyak membantu
dana, Kel. Bang Oloan sebagai sahabat dalam susah senang, Kel. Kak Lasma
yang memberi suasana berbeda)
8. teman-temamn koordinasi UP FEDITA periode 2007/2008 : K’Echi (ibu
Negara), Emi dan Yanti (satu tim awak), Febri yang manjawapi dan Uli yang
caldis abizzzzz, Sri Ulina dan Ester yang dewasa bangat dan satu lagi kawan
awak yang paling lucu Kristina. Sungguh kesempatan yang sangat berharaga
bisa bekerja sama dengan kalian, merasakan suka duka dalam pelayanan.
Tetap semangat dan andalkan Dia selalu
9. ‘B. Binsar dan K’. Ida Solfa Rona yang telah membrikan banyak sekali
bimbingan dalam pembentukan karakter penulis. Teman-teman satu
kelompok: K’Kity, K. Kiky, Hermina, Grace, Mira dan Friska, terima kasih
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
10
10.adik-adik kelompokku yang tersayang: Debby, Desy, Iving, Lora, Yohana dan
Wenny. Tetap berikan yang terbaik dari yang kita punya untuk membuat
semuanya lebih baik.
11.buat sahabat doaku: Menda dan Panda nan jauh di mata……terima kasih buat
semua waktu yang terbaik dan termanis, dukungan dan doa-doanya.
12.Teman-teman di D-III Kesekretariatan : Nurnelly, K’Margaret, Lisda, Fitri,
Nurialam dan teman-teman yag tidak dapat disebutkan satu per satu, tetaplah
menjadi teladan setelah di dunia profesi. Cemangat……….!!!!!!!
Inilah karya pertama yang sarat dengan kekurangan, oleh karena itu penulis sangat
membutuhkan saran yang membangun.
Akhir kata penulis berharap semoga penelitian ini bermanfaat bagi setiap pembaca
skripsi
Terima Kasih
Medan, 22 Mei 2008
Penulis
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
11
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1
A. Latar Belakang Pemilihan Judul ………... 1
B. Perumusan Masalah ……… 2
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ……….. 3
D. Metodologi Penulisan Tugas Akhir………. 3
1. Lokasi Penelitian……….. 3
2. Sumber Data………. 3
3. Teknik Pengambilan Data………. 3
4. Metode Analisis Data……… 4
BAB II PENGELOLAAN ARSIP PADA PTPN III MEDAN .. 5
A. Profil Perusahaan... 5
1. Sejarah Singkat Berdirinya Perusahaan... 5
2 Struktur Organisasi Dan Uraian Tugas ... 7
B. Pengertian Arsip dan Kearsipan... 13
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
12
D. Sistem Penggolongan dan Azas Pengorganisasian Arsip... 16
E. Penanganan Surat Masuk Dan Surat Keluar……… 20
F. Pola Klasifikasi Arsip……… 29
G. Sistem Penataan Berkas Dan Penemuan Arsip……….. 33
H. Sistem Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip... 37
I. Sistem Penyusutan dan Pemusnahan Arsip... 39
BAB III ANALISIS DAN EVALUASI... 48
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN... 61
A. Kesimpulan ... 62
B. Saran... 63
DAFTAR PUSTAKA
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
13
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pemilihan Judul
Kearsipan merupakan salah satu jenis pekerjaan kantor atau pekerjaan tata
usaha yang dilakukan di setiap badan usaha pemerintah maupun swasta yang
menyangkut penyimpanan warkat atau surat-surat dan dokumen kantor lainnya.
Mengingat fungsinya sebagai sumber informasi dan sebagai pusat ingatan bagi
organisasi maka sangat penting untuk melakukan pengelolaan arsip dengan konsisten
agar mudah ditemukan saat dibutuhkan sekalipun sudah lama diarsipkan .
Setiap bagian dalam kegiatan oraganisasi membutuhkan arsip. Semakin besar
suatu organisasi, maka semakin banyak pula dokumen yang harus ditemukan kembali,
sehingga membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak, biaya yang lebih tinggi, dan
perlengkapan dan peralatan yang semakin lengkap dan canggih serta membutuhkan
sistem pengarsipan yang konsisten.
Mengingat begitu pentingnya arsip dalam kegiatan perusahaan maka
perusahaan harus mengetahui, dan melaksanakan tata cara dalam mengarsip, sebab
jika tidak ditangani dengan baik maka akan menimbulkan hal-hal yang merugikan
perusahaan. Oleh karena itu pada kesempatan penulisan skripsi minor ini, penulis
meneliti beberapa hal mengenai proses pengarsipan yang belum dilaksanakan dengan
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
14 B. Rumusan Masalah
Masalah dapat diartikan sebagai adanya kesenjangan antara harapan dengan
kenyataan. Setiap perusahaan memiliki masalah dan setiap masalah memerlukan suatu
penyelesaian yang tepat, dan mengingat masalah kearsipan merupakan masalah yang
sangat kompleks maka penulis merumuskan masalah: apakah pengelolaan arsip
telah dilakukan dengan tepat dan konsisten pada PTP Nusantara III (persero)
Medan?
C.1. 1 Tujuan penulisan
Adapun tujuan penulisan tugas akhir ini adalah :
1. mendeskripsikan pengelolaan arsip di PTP Nusantara III (persero) Medan
2. untuk mengetahui apakah pengelolaan arsip pada PTP Nusantara III telah
konsisten
1. 2 Manfaat Penulisan
Manfaat dari penulisan laporan ini adalah :
1. Bagi Penulis
Sebagai bahan membandingkan teori pengelolaan arsip dengan praktik yang
didapat selama PKL ( Praktik Kerja Lapangan ) pada PTP Nusantara III Medan
2. Bagi Perusahaan
Masukan bagi perusahaan/organisasi untuk kelancaran aktivitas di perusahaan
dalam pengelolaan arsip
3. Bagi Pembaca
Dapat dijadikan bahan informasi bagi pembaca dalam pelaksanaan pengelolaan
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
15 D. Metodologi Penelitian
1. Lokasi
Perusahaan PTP Nusantara III yang menjadi objek penelitian terletak di JLN.
Seibatanghari No.2 Medan.
Waktu pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Februari hingga bulan April 2008
2. Sumber Data A. Primer
Yang dimaksud dengan data primer adalah data mentah yang diperoleh dari
hasil penelitian langsung dan harus diolah kembali menjadi informasi yang dapat
dimengerti oleh pengguna informasi
B. Skunder
Yang dimaksud dengan data skunder adalah data yang diperoleh dari studi
kepustakaan yaitu penelahaan buku-buku, arsip-arsip dan catatan-catatan tertulis yang
berkenaan dengan masalah yang diteliti dari perpustakaan dan dokumen yang
diperoleh dari tempat penelitian.
3. Teknik Pengambilan Data
Adapun teknik pengambilan data dilakukan dengan cara :
i. Praktek Kerja Lapangan (PKL) yaitu dengan ikut praktek langsung dalam
setiap proses teknis pengarsipan
ii. Observasi, yaitu mengumpulkan data yang dilakukan penulis berupa
pengamatan langsung terhadap aktivitas yang berkaitan dengan arsip
iii. Studi dokumentasi, yaitu mengadakan pencatatan langsung terhadap
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
16
iv. Wawancara, yaitu dengan menanyakan langsung kepada pihak yang
berwewenang untuk memberikan keterangan yang diperlukan
4. Metode Analisis Data a. Metode Analisis Deskriptif
Yang dimaksud dengan metode analisis deskriptif yaitu analisis yang dilakukan
dengan gambaran jelas mengenai masalah- masalah yang akan diteliti dan menarik
kesimpulan yang bersifat khusus kemudian membandingkannya dengan teori yang
menyajikan dan menganalisis data sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai
masalah yang diteliti
b. Metode Deduktif
Yang dimaksud dengan metode deduktif yaitu metode yang dilakukan untuk
mengambil kesimpulan khusus yang berlaku umum di perusahaan berdasarkan teoti
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
17
BAB II
PENGELOLAAN ARSIP
PADA PTPN III(PERSERO) MEDAN
A. Profil Perusahaan
1. Sejarah Singkat Perusahaan
Pembentukan perusahaan diawali dengan proses pengambilan perusahaan-
perusahaan perkebunan milik Belanda oleh Pemerintah RI pada tahun 1958yang
dikenal dengan proses nasionalisasi. Perusahaan perkebunan asing hasil nasionalisasi
selanjutnya berubah menjadi perseroan Perkebunan Negara (PPN), embrio yang turut
membentuk perusahaan berasal dari NV. Rubber Cultuur Maatschappij Amsterdam
(RCMA) dan NV. Cultuur Mij’de Oeskust (CMO) merupakan perusahaan perkebunan
Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman Kolonial Hindia Belanda
Salah satu perusahaan yang terbentuk diberi nama Perusahaan Perkebunan Negara
baru cabang Sumatera Utara (PPN baru). Setelah beberapa kali mengalami perubahan
bentuk sesuai dengan peraturan perundang-undangan Pemerintah RI. Kemudian pada
tahun 1968 PPN oleh pemerintah di restrukturisasi menjadi beberapa kesatuan
perusahaan Negara Perkebunan(PNP). Selanjutnya pada tahun 1974 status hukum
PNP diubah menjadi PERSEROAN TERBATAS (PT) dan diberi nama PT.
PERKEBUNAN (PERSERO)
Dalam rangka peningkatan efisiensi dan efektifitas kegiatan usaha, perusahaan –
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
18
kegiatan usaha berdasarkaan wilayah eksploitasi, selain itu dilakukan perampingan
struktur organisasi dari program restrukturisasi tersebut telah dilakukan
penggabungan 27 ( dua puluh tujuh ) BUMN perkebunan yaitu PT. Perkebunan I
sampai dengan PT. Perkebunan XXXII dan satu BUMN Peternakan yaitu PT. Bina
Mulia Ternak menjadi 14 BUMN perkebunan baru yang diberi nama PT. Perkebunsn
Nusantara I sampai dengan PT. Perkebunan Nusantara XIV
Kemudian pada tahun 1994 dilakukan proses penggabungan manajemen, 3
BUMN perkebunan terdiri dari PT. Perkebunan III ( persero) , PT. Perkebunan IV
(persero), dan PT. Perkebunan V (persero). Selanjutnya melalui peraturan- peraturan
RI NO. 8 TAHUN 1996 TANGGAL 14 Februari 1996, ketiga perusahaan tersebut
yang wilayah kerjanya di Propinsi Sumatera Utara dilebur menjadi satu yang diberi
nama PT, Perkebunan III ( persero) yang berkedudukan di Medan Sumatera Utara.
PT. Perkebunan III (persero) didirikan dengan Akte Notaris Hanum Kamil . SH No.
36 tanggal 11 Maret 1996 yang telah disahkan Mentri Kehakiman Republik Indonesia
dengan Surat Keputusan No. C2-8331. HT.01.01 Th. 96 tanggal 8 Agustus 1996 yang
dimuat dalam berita Negara Republik Indonesia No. 81 tahun 1996. dan tambahan
Berita Negara No. 8674 tahun 1996
Seiring dengan perubahan pola bisnis paradigma baru PT. Perkebunan Nusantara
III (persero) telah merancang program Transformasi Bisnis sejak bulan Agustus 2003
sebagai kata kunci dari “kinerja” PTPN III (PERSERO) sedang melakukan perubahan
terhadap pola target of business as usual menjadi pola targetof strategic of business.
Untuk mendukung keberhasilan program tersebut PTPN III (persero) secara
sistematis dan kesinambungan melakukan upaya untuk mensosialisasikan program
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
19
transformasi Bisnis unit –unit usaha, melalui instrusi langsung dari distrik
manager/general manager setempat kepada jajarannya, dan menginformasikan melalui
Majalah Nusa Tiga milik PT Perkebunan Nusantara III ( persero). Disamping itu
melalui Malcom Bakdride PTPN III ( persero) telah dan sedang melakukan pelatihan
terhadap sejumlah karyawan, pimpinan yang telah diunjuk untuk memberikan
pemahaman yang lebih komperhensif sebelum mengadakan assessment terhadap
jalannya proses program Strategic initiative (CBHRM, OPEX, TQM, CRM, & QFI)
sebagai upaya dalam meningkatkan “kinerja” perusahaan.
2. Struktur Organisasi PTP N III (persero)
Struktur organisasi adalah susunan atau kesatuan yang terdiri atas bagian-
bagian
( orang) yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama
Struktur organisasi PTPN III berbentuk lini (garis), dan staff. Dalam hal ini
pendelegasian wewenang dilakukan secara vertikal melalui garis terpendek dari
seorang atasan kepada bawahannya. Pelaporan tanggung jawab dari bawahan kepada
atasannya juga dilakukan melalui garis vertikal yang terpendek . Perintah- perintah
hanya diberikan seorang atasan dan pelaporan tanggung jawab kepada atasan
bersangkutan
(Lihat lampiran 1)
Berdasarkan gambar struktur organisasi pada PTPN III Persero Medan dapat
dijelaskan uraian tugas dan tanggung jawab masing- masing bagian sebagai berikut:
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
20
RUPS adalah bagian tertinggi dalam organisasi perusahaan yang berfungsi
sebagai pengambil keputusan tertiggi pada PTPNIII (persero) Medan dan sebagi pusat
pengawasan terhadap jalannya kegiatan perusahaan.
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris berfungsi sebagai badan pengawas yang bertugas untuk
kepentingan para pemegang saham. pengolah usaha sepenuhnya dilaksanakan oleh
para Direksi. Adapun Dewan Direksi bertugas antara lain:
a) melakukan pengawasan atas jalannya pengurusan perusahaan
b) melakukan tugas-tugas yang secara khusus diberikan kepadanya menurut anggaran
dasar
c) melakukan pengawasan atas pelaksanaan peraturan-peraturan, ketentuan-ketentuan
dan kebijaksanaan pemerintah terutama di bidang yang berhubungan dengan tujuan
dan lapangan usaha perseroan.
Pada struktur organisasi PTPNIII (persero) Medan terdapat juga beberapa
Direktur dan bagian-bagian yang secara langsung terlibat dalam daaan perusahaan
yaitu sebagai berikut:
1. Direktur Utama
Tugas dan wewenangnya adalah :
1. membangun perusahaan kelas dunia yang berbasis agribisnis
2. Melakukan prinsip tata kelola perusahaan yang baik di semua jajaran
3. Meningkatkan nilai perusahaan melalui pelaksanaan The Bussiness Succes
4. mewujudkan fortofolio bisnis perusahaan yang memberi keuntungan dan nilai
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
21
5. mensukseskan pelaksanaan sistem manajemen ISO 9000, ISO 14000 dan
SMK3
6. menetapkan ssistem sarana dan prasarana informasi (TI) yang terintegrasi dan
berbasis data base serta memberdayagunakannya secara maksimal
7. mengambil keputusan dan penanggung jawab utama atas jalannya dan
tercapainya tujuan perusahaan serta memelihara dan menjaga harta
perusahaaan
8. memimpin dan mengendalikan seluruh operasi perusahaan
2. Direktur Produksi
Tugas dan wewenangnya adalah:
1. mengawasi kelancaran proses produksi
2. menyusun rencana kerja yang sesuai dengan target produksi
3. membuat rencana penelitian bahan baku
4. menetapkan dan mewujudkan susunan strategi di bidang produksi
5. menetapkan upaya strategis di bidang produksi
6. menetapkan sistem kerja ( work system) di bidang produksi
7. menterjemahkan kebutuhan pasar menjadi pelaksanaan operasional bidang
produksi
8. melaksanakan ISO 9000, ISO 14000, dan SMK3
9. mengendalikan biaya produksi pada tingkat yang lebih efisien
10.mensukseskan pelaksanaan sistem manajemen ISO 9000. ISO 14000 dan
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
22
11.menetapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui Teknologi
Informasi (TI) yang terintegrasi dan berbasis data base serta mendayagunakan
secara maksimal
3. Direktur Keuangan
Tugas dan wewenangnya adalah:
1. merencanakan sumber-sumber dana yang diperoleh
2. mencari dan memanfaatkan dana
3. menganalisa laporan keuangan untuk menilai apakah perusahaan mempunyai
posisi keuangan yang baik
4. menjaga keseimbangan antara pertumbuhan dan profitabilitas perusahaan
5. melakukan asssets Assessment secara berkesinambungan untuk
memberdayakan asset potensial
6. memonitor dan mengevaluasi biaya produksi ( harga pokok FOB ) melalui
pemanfaatan Actifity Based Costing (ABC )
7. memelihara Cash Reserve Requirement Minimum 2 (dua) bulan kebutuhan
dana operasional
8. mengkoordinasi dan memberikan pengarahan dalam penyusunan RKAP/RKO
dan RJP
9. menjalin hubungan yang harmonis dengan Steke Holder
10.membangun sarana dan prasarana informasi manajemen keuangan melalui
Teknologi Informasi (TI) yang berintegrasi dan berbasis data base serta
memberdayagunakan secara maksimal
11.mensukseskan pelaksanaan sistem manajemen ISO 9000, ISO 14000, dan
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
23 4. Direktur Pemasaran
Tugas dan wewenangnya adalah:
1. melakukan hubungan dengan perusahaan lain serta menerima pesanan dari
perusahaan lain
2. melakukan riset pasar dan mengumpulkan informasi pasar
3. mengembangkan pemasaran produksi baik dalam dan luar
4. menetapkan dan mengevaluasi upaya strategic dan kebijakan pemasaran serta
pengadaan barang dan jasa
5. menetapkan sistem pengendalian persediaan hasil produksi serta bahan baku
dan pelengkap
6. menetapkan pedoman harga
7. menetapkan kebijakaan dalam menyiasati perkembangan pasar dan prilaku
pesaing (market intelegence)
8. menginformasikan kebutuhan pasar serta berkesinambungan kepada Direktur
Prouksi
9. merancang proses bisnis dan work system bidang pemasaran dan bidang
pengadaan barang dan jasa untuk mewujudkan operational excellence
10.memasarkan produk dengan biaya penjualan yang efisien, nilai penjualan yang
optimal sehingga tercapainya kepuasan pelanggan
11.mengendalikan biaya penjualan dan biaya pengadaan pada tingkat yang lebih
efisien
12.menerapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui Teknologi
informasi ( TI) yang terintegrasi dan berbasis data base, serta
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
24
13.mensukseskan pelaksanaan sistem manajenen ISO 9000, ISO 14000, dan
SMK3
5. Direktur Sumber Daya Manusia Tugas dan wewenangnya adalah:
1. menyusun rencana, mengarahkan, mengkoordinir bidang pengembangan SDM
dan mengadakan pengkajian SDM
2. melaksanakan pengendalian, pengawasan penyelesaian hukum, agraria,
kesepakatan, kesehatan, keamanan, serta sosial umum
3. melaksanakan mapping personal secara periodik
4. menetapkan program peningkatan kesejahteraan (quqlity of life)
5. menetapkan kebijakan dan mengevaluasi pelaksanaan bina lingkungan
6. menetapkan kebijakan untuk memenuhi aspek legal perusahaan
7. menetapkan sistem kerja ( work system) bidang SDM untuk mewujudkan
operational excellence
8. menetapkan dan melaksanakan sistem pendidikan dan pelatihan
9. menetapkan siistem kompensasi dan renumerasi
10.menetapkan jenjang karir karyawan
11.menjalin hubugan yang harmonis dengan stake holder
12.mengendalikan biaya pembinaan SDM dan Umum secara efisien
13.mensukseskan pelaksanaan sistem manajemen ISO 9000 , ISO 14000, dan
SMK3
14. menetapkan sistem sarana dan prasarana informasi melalui teknologi
informasi (TI) yang berintegrasi dan berbasis data base, serta
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
25 B. Pengertian Arsip dan Kearsipan
Menurut Kamus Besar Umum Bahasa Indonesia, arsip adalah simpanan surat-
surat penting. Menurut pengertian tersebut, tidak semua surat dikatakan arsip. Surat
dapat dikatakan arsip apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
- surat tersebut harus masih mempunyai kepentingan (bagi lembaga ,
organisasi, instansi, perorangan ) baik untuk masa kini maupun untuk
masa yang akan datang, dan
- surat tersebut, karena masih mempunyai nilai kepentingan harus
disimpan dengan mempergunakan suatu sistem tertentu sehingga
dengan mudah dan cepat ditemukan apabila sewaktu- waktu
diperlukan kembali
Pengertian arsip di Negara kita (Indonesia), diatur dalam Undang- Undang
Nomor 7 tahun 1971 tentang : Ketentuan Pokok Kearsipan pada Bab I Pasal 1 sebagai
berikut:
a. Naskah –naskah yang dibuat dan diterima oleh Lembaga Negara dan Badan-
Badan Pemerintah dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan tunggal
maupun berkelompok dalam rangka pelaksanaan kegiatan Pemerintah
b. Naskah- naskah yang dibuat dan diterima oleh Badan- badan Swasta
dan/atau perorangan dalam bentuk corak apapun, baik dalam keadaan
tunggal maupun berkelompok, dalam rangka pelaksanaan kehidupan
kebangsaan
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
26
“arsip ialah kumpulan dari surat- menyurat yang terjadi karena suatu
pekerjaan aksi, transaksi yang disimpan, dan bila dibutuhkan dapat dipersiapkan
untuk pelaksanaan tugas (tindakan) selanjutnya. Arsip juga berarti suatu gedung
dimana diadakan pencatatan, penyimpanan dan pengolahan surat-surat”
Kearsipan merupakan salah satu macam pekerjaan kantor atau pekerjaan tata
usaha yang banyak dilakukan oleh setiap badan usaha, baik badan usaha pemerintah
maupun swasta. Kearsipan menyangkut pekerjaan yang berhubungan dengan
penyimpanan warkat atau surat- surat atau dokumen – dokumen kantor lainnya.
Kegiatan yang berhubungan dengan penyimpanan warkat, surat- surat dan
dokumen-dokumen inilah yang selanjutnya disebut kearsipan
C. Fungsi Dan Peranan Arsip 1. Fungsi Arsip
Menurut fungsi dan kegunaanya, arsip dapat dibedakan menjadi 2 macam,
yaitu arsip dinamis dan arsip statis.
a. arsip dinamis yaitu arsip yang masih dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari- hari. Berdasarkan kegunaannya dapat dibedakan
menjadi 3 macam , yaitu
- Arsip Aktif, yaitu arsip yang masih sering dipergunakan bagi kelangsungan kerja - Arsip Semi Aktif, yaitu arsip yang frekuensi penggunaannya sudah mulai menurun - Arsip Inaktif, yaitu arsip yang jarang sekali dipergunakan dalam proses pekerjaan
sehari- hari
b. Arsip Statis, yaitu arsip yang sudah tidak dipergunakan secara langsung dalam kegiatan perkantoran sehari- hari.
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
27
a. arsip aktif : disimpan sebagai arsip berjalan untuk selama 1 (satu) tahun
b. arsip in-aktif : disimpan sebagai arsip berjalan untuk selama 1 s/d 5 tahun (arsip
yang sudah berjalan 1 tahun)
c. arsip permanen : disimpan sebagai arsip berjalan untuk selama 1 s/d 5 tahun atau 30
tahun ( akte pendirian perusahaan, HGU, Personil Map)
2.
Peranan kearsipan bagi lembagaSebagai sumber informasi, maka arsip dapat membantu meningakatkan dalam
rangka pengambilan keputusan secara cepat dan tepat mengenai suatu masalah. Oleh
sebab itu menurut Sedarmayanti (2003: 19 ) peranan arsip adalah:
a. sebagai alat utama ingatan bagi perusahaan
b. sebagai bahan atau alat pembuktian (bukti otentik)
c. sebagai bahan dasar perencanaan dan pengambilan keputusan
d. sebagai barometer kegiatan, mengenai setiap kegiatan pada umumnya
menghasilkan arsip
e. sebagai bahan informasi untuk kegiatan ilmiah lainnya
Pada PTPNIII (persero) arsip sangat berperan aktif dalam melakukan setiap
gerak kerja dalam perusahaan.
Peralatan dan bahan:
1 ruangan yang representative
2 lemari/rak
3 map order
4 alat tulis kantor
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
28
1. UU no. 8 tahun 1997 tentang dokumen perusahaan
2. PP no. 87 tahun 1999 tentang tata cara penyerahan dan pemusnahan
dokumenperusahaan
3. standar SMM ISO 9001: 2000 & SML ISO 14001:2004
D. Sistem Penggolongan dan Azas pengorganisasian Arsip
Arsip dapat digolongkan menjadi beeberapa macam tergantung dari segi
peninjauannya, yaitu :
1. Penggolongan arsip menurut subjek atau isinya, dapat dibedakan menjadi
beberapa macam yaitu:
- arsip keuangan, misalnya laporan keuangan, Daftar Gaji,dll
- arsip kepegawaian, yaitu arsip yang berhubungan dengan masalh kepegawian, misalnya Daftar Riwayat Hidup Pegawai, Surat Lamaran, dll
- arsip pemasaran, yaitu arsip yang berhubungan dengan masalah-masalah pemasaran , misalnya: Surat Penawaran , Surat Pesanan, dll
- Arsip Pendidikan, adalah arsip yang berhubungan dengan masala- masalah pendidikan, misalnya: Garis-garis Besar Program Pengajaran
(GBPP), Satuan Pelajaran, dll
2. Pengolongan arsip menurut Bentuk atau wujudnya ada beberapa macam, misalnya
- surat, antara lain: Naskah Perjanjian/kontrak, akte pendirian perudahaan
/organisasi, Notulen Rapat, Laporan- laporan, Kuitansi, Naskah Berita
Acara, Bon Penjualan, Kartu Pegawai, Tabel-tabel , Gambar atau Bagan,
Grafik
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
29 - Piringan Hitam
- Mikrofilm
3. Penggolongan Arsip menurut nilai atau kegunaannya, menurut Milton Reitzfeld
mengemukakan 7 ( tujuh ) nilai arsip yaitu:
a. Nilai kegunaan administrasi ( values for administrative use)
b. nilai- nilai kegunaan hukum (values for legal use)
c. nilai- nilai kegunaan uang (values for fiscal use)
d. nilai –nilai kegunaan untuk kebijaksanaan (values for policy use)
e. nilai- nilai kegunaan untuk pelaksanaan kegiatan (values for operating
use)
f. nilai- nilai kegunaan untuk sejarah (values for historical use)
g. nilai –nilai kegunaan untuk penelitian (values for research)
4. Penggolongan Arsip Menurut Sifat Kepentingannya dapat dibedakan menjadi 4
(empat) macam, yaitu:
a. Arsip Nonesensial, yaitu arsip yang tidak memerlukan pengolahan dan tidak mempunayai hubungan dengan hal-hal ang penting sehingga
tidak perlu disimpan dalam waktu yang terlalu lama
b. Arsip yang diperlakukan , arsip yang masih mempunayi nilai kegunaan , tetapi sifatnya sementara dan kadang –kadang masih
dipergunakan atau dibutuhkan
c. Arsip penting ( important archives), yaitu arsip mempunayai nilai hukum, pendidikan, keuangann , dokumentasi, sejarah, dan sebagainya
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
30
5. Penggolongan Arsip menurut keseringan penggunaannya, dapat dibedakan
menjadi 3 (tiga ) macam yaitu:
a. Arsif yang aktif, yaitu arsip yang masih diperlukan dalam proses penyelenggaraan kerja
b. Arsip pasif, yaitu arsip yang jarang-jarang dipergunakan dalam proses penyelenggaraan kerja, tetapai kadang masih diperlukandalam proses
penyelenggaraan pekerjaan
c. Arsip Pribadi, yaitu arsip yang perlu disimpan untuk selama-lamanya 6. Penggolongan Arsip Menurut Tingkat Penyimpanan dan Pemeliharaannya, dapat
dibedakan atas:
a. Arsip Nasional di IbukotaRI, sebagai inti disebut Arsip Nasional Pusat
b. Arsip Nasional di tiap- tiap ibukota taingkat I, termasuk daerah-daerah yang setinngkat dengan Daerah Tingkat I
Menurut tingkat penyimpanan dan pemeliharannya dapat pula
dibedakan menjadi dua macam, yaitu arsip sentral dan arsip unit
- Arsip Sentral yaitu arsip yang disimpan pada pusat arsip atau asip yang
dipusatkan penyimpanannya. Disebut juga arsip makro atau arsip
umum , karena merupakan gabungan atau kumpulan dari berbagai
arsip unit
- Arsip unit, yaitu arsip yang disimpan di setiap bagian atau setiap unit
dalam suatu organisasi. Disebut juaga arsip mikro atau arsip khusus,
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
31
7. Penggolongan Arsip menurut Keasliannya dapat dibedakan menjadi 4 (empat)
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
32 a. arsip asli
b. arsip tembusan
c. arsip salinan
d. arsip berupa petikan
Pada PTPN III (persero) penggolongan secara subjek dilakukan dengan membagi
tugas pada tiap bagian. Maksudnya dari struktur organisasi dapat dilihat terdapat 16
(enam belas ) bagian yang menangani tugas masing-masing misalnya bagian sekretariat
menangani arsip-arsip sentral, Bagian Akuntansi menyimpan arsip akuntansi perusahaan,
Bagian Administrasi menyimpan arsip-arsip administrasi perusahaan, dll
Sedangkan penggolongan menurut nilai kegunaan, sifat kepentingan, keseringan
penggunaan menurut tingkat penyimpanan dan pemeliharaan, dan penggolongan arsip
arsip menurut keasliannya telah dilakukan sesuai dengan teori di atas.
Azas pengorganisasian Pengelolaan arsip
Dalam penyimpanan arsip dikenal tiga azas pengorganisasian yaitu:
1. Azas Sentralisasi
Adalah pengelolaan arsip bagi seluruh organisasi yang dipusatkan di satu unit khusus,
yaitu pusat penyimpanan arsip. Jadi unit-unit lain tidak melaksanakan pengurusan dan
penyimpan arsip. Azas ini biasanya digunakan oleh organisasi yang tidak terlalu besar,
dan masing-masing unit tidak banyak memerlukan informasi yang bersifat spesifik
2. Azas Desentralisasi
Adalah pelaksanaan pengelolaan arsip yang ditempatkan di masing-masing unit
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
33
/kompleks kegiatannya, dan masing-masing unit pada organisasi tersebut mengolah
informasi yang khusus
3. Azas Gabungan antara Sentralisasi dan Desentralisasi
Adalah pelaksanaan pengelolaan arsip dengan cara menggabungkan antara azas
Sentralisasi dan Desentralisasi. Azas ini digunakan untuk mengurangi kerugian yang
terdapat pada azas sentralisasi atau azas Desentralisasi. Misanya : untuk arsip yang
bersifat umum (dibutuhkan oleh setiap unit), disimpan di pusat arsip organisasi,
sedangkan arsip yang sifatnya khusus disimpan di masing-masing unit
Dalam hal ini PTPN III (persero) menggunakan azas gabungan Sentraisasi dan
Desentralisasi yaitu menyimpan arsip-arsip umum secara sentral dan arsip juga dilakukan
di setiap Bagian/ Unit yang bersangkutan masing-masing
E. Penanganan Surat Masuk Dan Surat Keluar
Seperti yang telah diutarakan, yang dimaksud arsip dinamis adalah arsip yang masih
digunakan untuk menyelenggarakan administrasi organisasi. Sumber arsip dinamis aktif
adalah dari surat masuk dan surata keluar. Ada lima langkah pengurusan dan
pengendalian surat (Wursanto, 2000 : 110-117) yaitu
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
34
Organisasi pengelolaan surat masuk adalah unit-unit yang terlibat dalam proses
pengelolaan surat masuk, yang terdiri dari unit penerima, unit penyortir, unit
pencatat, unit pengarah, unit pengolah, dan unit penata arsip Uraian tugas masing-masing unit dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. penerima surat memiliki tugas:
- menerima surat
surat dapat diterima melalui kurir dengan menggunakan buku ekspedisi atau
lembar pengantar. Surat masuk dapat juga dikirim dengan alamat kotak pos
atau PO. BOX di kantor pos
- memeriksa jumlah dan alamat surat
- memberi paraf dan nama terang pada buku ekspedisi atau pada lembar
pengantar surat
- mengantarkan surat pada unit penyortir
b. penyortir surat bertugas :
- menerima surat yang diserahkan oleh unit penerima
- mengelompokkan surat ke dalam kelompok surat dinas dan surat pribadi
- menyortir surat berdasarakan klasifikasi surat
Menurut sifatnya surat dapat dibedakan menjadi surat sangat rahasia, surat
rahasia, surat penting dan surat biasa.
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
35
tidak bertanggung jawab, maka akan dapat membahayakan keamanan organisasi/
perusahaan
Surat rahasia adalah surat yang dapat metugikan kepentingan martabat pimpinan dan organisasi /perusahaan yanag bersangkutam apabila jatuh kepada orang yang tidak
bertanggung jawab
Surat penting adalah surat yang isinya mengandung kepentingan yang mengikat , dan sutar tersebut memerlukan tindak lanjut dan mengandung informasi yang sangat
diperlukan organisasi dalam jangka waktu yang lama
Surat biasa adalah : surat yang tidak memerlukan tindak lanjut karena surat tersebut mengandung informasi yang tidak penting
Menurut derajatnya surat dibedakan atas surat kilat atau kilat khusus, surat sangat
segera, surat segera. Surat kilat harus diproses pada saat itu juga dan harus segera disampaikan kepada pimpinan. Surat sangat segera harus diproses pada saat itu juga dan
harus segera disampaikan kepada pimpinan pada hari itu juga (hari atau tanggal surat
diterima). Surat segera adalah surat yang harus doproses dan disampaikan paling lambat
1 x 24 jam
- membuka surat
surat- surat penting , surat sangat rahasia dan surat rahasia tidak boleh dibuka ,
sedangkan surat biasa boleh dibuka
- meneliti suarat berikut lampirannya
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
36
- mengirim surat dalam keadaan terbuka (untuk surat penting dan biasa) dan surat
yang masih tertutup ( sangat rahasia dan rahasia) kepada unit pencatat berikut
sampul suratnya
c. pembukaan surat
pembukaan amplop surat dapat dilakukan dengan cara:
- menyobek bagian pinggiran dari sampul surat
- dengan menggunakan alat pembuka amplop , misalya:
pisau biasa, pisau silet, mesin pembuka amplop manual
atau mesin pembula amplop listrik
-d. pencatat surat bertugas :
- menerima dan menghitung secara teliti surat- surat yang dikirim oleh unit
penyortir
- mencatat surat- surat tersebut pada lembar pengantar surat dan kartu kendali
- menyampaikan surat- surat tersebut dengan dilampiri lembar pangantar dan
kartu kendali ke unit pengarah
e. Pengarah surat bertugas:
- menerima dan meneliti surat yang telah dilampiri lembar pengantar dan kartu
kendali untuk diarahkan kepada unit pengolah
- menyampaikan surat- surat tersebut kepada unit pengolah menggunakan buku
pengiriman surat, melalui petugas yang ada pada unit pengarah
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
37 f. Pengolah surat bertugas
- menerima surat
- memproses atau mengolah lebih lanjut surat- surat yang diterima
- memberikan disposisi pada lembar disposisi yang tersedia
- mengendalikan surat- surat yang telah diproses kepada unit pengarah melalui
petugas pada unit pengolah, berikut tindakan pengendalian surat dan lembar-
lembar pengantar surat
untuk surat-surat sangat rahasia dan rahasia, yang dikembalikan hanya lembar
pengantarnya saja
g. penata arsip bertugas:
- menerima surat dari unit pengolah
- menyimpan surat-surat yang telah selesai diolah dengan menggunakan sistem
kearsipan yang telah dibakukan oleh organisasi atau perusahaan yang
bersangkutan
- menerima kartu kendali untuk kemudian disimpan pada tempatnya
- mengirim kartu kendali lainnya kepada unit pengolah, sebagai bukti bahwa
surat- surat tersebut sudah disimpan di unit kearsipan
Perlu diketahui bahwa unit penerima, unit pencatat, unit pengarah, serta unit
kearsipan merupakan satu kesatuan kerja tata usaha pada organisasi atau perusahaan.
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
38
dilakukan seperti ketentuan diatas, akan tetapi perusahaan tidak menggunakan kartu
kendali. Secara umum tugas tiap bagian dalam penanganan surat masuk di atas hanya
dilakukan oleh dua bagian yaitu:
1 unit penerima surat yang bertanggung jawab seperti uraian di atas
2. unit pengolah yang menangani tugas-tugas pembukaan surat, penyortiran,
pencatatan surat, dan pengarahan surat serta melakukan penataan arsip sendiri. Jadi
tidak ada karyawan yang khusus menangani arsip-arsip perusahaaan, karena
karyawan menangani arsip sesuai bagiannya masing-masing.
A. Proses penggelolaan Surat Masuk
Pengurusan surat masuk dibedakan menjadi 3 ( tiga ) macam, yaitu pengurusan surat
penting, pengurusan surat rahasia dan pengurusan surat biasa
1. pengurusan surat penting
Surat penting adalah surat yang memuat informasi tentang permasalahan pokokk
yang baik secara langsung ataupun tidak langsung akan mempengaruhi
keberhasilan organisasi atau perusahaan. Surat- surat penting memilikii kegunaan
cukup lama tidak hanya sekali pakai, tetapi berlaku sampai kurun waktu tertentu
hingga permasalahannya selesai dikerjakan
surat penting misalnya:
a. semua surat yang berkaitan dengan kebijaksanaan organisasi atau
perusahaan, misalnya surat perjanjian kerja sama, surat pemesanan barang,
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
39
b. semua surat yang isinya berhubungan dengan kebijaksanaan pelayanan
dalam bidang kepegawaian, keuangan, peralatan pekerjaan. Misalnya surat
pengangkatan pegawai, surat bukti pembayaran, faktur, daftar perincian
penerimaan barang dan lain-lain
c. semua surat yang akan menimbulkan kerugian bagi perusahan apabila
informasinya tidak sampai kepada yang bersangkutan, misalnya surat
pemberitahuan tender.
2. proses pengurusan surat penting
a. semua surat masuk termasuk surat penting diterima oleh unit penerima
b. unit penerima meneruskan kepada unit penyortir
c. unit penyortir membuka surat dan meneruskan kepada unit pencatat surat
lampiran dan sampul surat
d. unit pencatat menyiapkan kartu kendali rangkap tiga, dan mengisi
kolom-kolomnya berdasarkan data-data yang ada pada surat tersebut. Unit pencatat
kemudian meneruskan kepada unit pengarah dengan dilampiri kartu kendali
rangkap tiga yang telah diisi beserta lembar disposisinya
e. unit pengarah meneruskan surat tersebut kepada unit pengolah berikut kartu
kendali dengan memperhatikan :
1. lembar pertama kartu kendali ditinggal pada unit pengarah
2. lembara kedua dan ketiga kartu kendali berikut surat dan lampirannya
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
40
f. unit pengolah menerima dan memproses lebih lanjut surat penting tersebut dengan
memperhatikan :
1. lembar ketiga kartu kendali tetap tinggal di unit pengolah surat
2. lembar kedua kartu kendali dikembalikan kepada unit pengarah untuk
kemudian diteruskan kepada unit penata arsip
3. batas waktu penyelesaian surat penting
Batas waktu penyelesaian surat yang ditetapkan oleh setiap instansi berbeda-beda.
Sampai saat ini belum ada peraturan yang baku. Namun, di luar negeri ada
ketentuan bahwa setiap surat harus dapat diselesaikan dalam jangka wakrtu 3
(tiga) hari. Penggunaan aturan 3 hari memungkinkan surat yang tidak dapat
dibalas dalam waktu tersebut, karena memerlukan data- ata atau informasi yang
cukup banyak, bisa dibalas terlebih dahulu disertai pernyataan bahwa penjelasan
lebih lanjut secara terinci akan disampaikan dalam waktu yang tidak terlalu lama.
3. Pengurusan Surat Rahasia
Adapun prosesnya adalah sebagi berikut:
a. semua surat masuk termasuk surat rahasia, sangat rahasia, atau surat
tertutup diterima oleh unit penerima surat
b. unit penerima meneruskan surat tersebut kepada unit penyortir berikut
surat-surat yang lain
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
41
d. unit pencatat meneruskan surat tersebut kepada unit pengarah dengan
menggunakan lembar pengantar surat rahasia
dalam lembar pengantar yang perlu diisi adalah :
1) nomor surat yang tercantum pada sampul luar ( sampul yang
pertama)
2) asal surat , dapat dilihat dari kop sampul surat atau alamat si
pengirim suarat
3) tanggal penerimaan surat
4) jumlah surat yang diterima
5) nama terang dan tanda tangan penerima surat
e. unit pengarah meneruskan surat rahasia tersebut masih dalam keadaan
tetutup berikut lembar pengantarnya
f. unit pengolah menerima surat rahasia tersebut masih dalam keadaan
tertutup berikut lembar pengantarnya
g. unit pengolah menandatangani lembar pengantar dan mengembalikan
kepada unit pengarah sebagai arsip
h. unit pengolah membuka sampul suat, membaca, serat memproses lebih
lanjut sampai selesai
4. pengurusan surat biasa
Pada dasarnya pengurusan surat biasa sama dengan pengurusan surat rahasia .
perbedaannya terletak pada pengantar yang dipergunakan. Proses pengurusan
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
42
yang digunakan untuk mengurus surat biasa disebut lembar pengnatar surat biasa.
Kolom-kolom isian pada lembar pengantar surat biasa pada prinsipnya tidak
berbeda dengan lembar pengantar surat rahasia
5. pengurusan surat pribadi
surat pribadi tidak diproses seperti surat- surat lain, tetapi dapat langsung
disampaikan kepada pribadi penerima surat sesuai dengan alamat tujuan surat.
Apabila telah dibuka ternyata suarat dinas, maka harus ditentukan apakah surat
tersebut surat penting, maka surat tersebut dikembalikan kepada unit pengarah
untuk diproses seperti memproses surat penting dengan menggunakan kartu
kendali. Apabila termasuk surat biasa, surat tersebut dikembalikan kepada unit
pengarah untuk diproses seperti memproses surat biasa dengan menggunakan
lembar pengantara surat biasa
Pada PTPN III(persero) pengurusan surat penting, surat rahasia surat biasa dan surat
pribai telah sesuai dengan uraian di atas. Jangka penanganan balasan surat paling lambat
adalah 1 (satu) minggu setelah surat diterima, dan tembusannya harus diberikan ke
bagian sekretariat paling lambat dua hari setelahnya.
B. Proses Pengelolaan Surat Keluar
Surat keluar adalah surat yang bersifat kedinasan yang dibuat oleh organisasi yang
ditujukan kepada pihak lain diluar organisasi perusahaan. Dalam bagian ini, pembahasan
pengelolaan suarat keluar hanya terbatas pada surat dinas. Surat dinas adalah surat yang
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
43
Pada pengetikan surat dinas apabila surat tersebut tidak hanya terdiri dari satu lembar
atau satu halaman saja, maka lembar pertama menggunakan kertas berkepala, sedangkan
halaman berikutnya menggunakan kertas tidak berkepala. Pemotongan kalimat untuk
dipindahkan ke halaman berikutnya harus diusahakan agar tidak hanya bagian kaki
suratnya saja.
Pengelolaan surat keluar tidak jauh berbeda dengan pengeloan suart masuk.
Perbedaannya terletak pada pengelolaannya. Pengelolaan surat penting dapat
mengguankan kartu kendali, sedangkan surat rahasia dan surat biasa menggunakan
lembar pengantar masing-masing.
Proses pengelolaan surat keluar :
1. semua konsep surat keluar dibuat oleh satuan kerja pengolah. Pengolah adalah
pejabat pimpinan unit satuan kerja yang bertugas mengolah penyelesaian
surat-surat
2. konsep surat-surat diketik menjadi surat dinas oleh satuan kerja pengolah.
Setelah selesai diketik kemudian diserahkan kepada satuan kerja tata usaha atau
sekretariat untuk dicatat dan diproses lebih lanjut
3. surat kemudian dicatat identitasnya oleh satuan kerja tata usaha atau sekretariat
dan diteruskan kepada pejabat atau pimpinan yang bersangkutan untuk
ditandatangani
4. setelah surat dirtandatangani, surat dinas tersebut dikembalikan kepada satuan
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
44
untuk surat penting), atau lembar pengantar ( untuk surat rahasia dan surat iasa),
yang telah diisi secara lengkap kolom-kolomnya.
5. surat dinas yang telah ditandatangani diberi nomor, diberi cap dinas, lembar asli
berikut lampirannya ( bila ada), dan tembusan surat, dikirim ke alamat tujuan
sesuai dengan derajat surat dinas ( penting, rahasia, biasa)
kartu kendali lembar I disimpan ditempat satuan kerja tata usaha atau
sekretariat, yang bertindak sebagai pengarah surat. Sementar itu, lembar II dan
lembar III dikirim kepada satuan kerja pengolah bersama tembusan arsip.
6. oleh satuan kerja penggelolah, kartu kendali lembar II, III ditandatangani sebagi
bukti bahwa konsep surat dinas telah selesai diproses dan telah dikirim oleh
satuan kerja tata usaha atau secretariat
7. selanjutnya, kartu kendali lembar II dikirim kembali oleh satuan kerja pengolah
kepada penata arsip pada satuan kerja tata usaha atau sekretariat
8. kartu kendali lembar III bersama konsep surat arsipnya disimpan di satuan kerja
pengolah sebagai arsip
pada PTPN III (pesero)penanganan surat keluar telah dilakukan dengan ketentuan
yang tepat. Pengetikan surat telah sesuai uraian yaitu lembar I menggunakan kertas
berkepala selanjutnya tidak.
Untuk pengolahan setiap jenis surat yaitu surat rahasia, surat penting dan surat biasa
sama saja yaitu menggunakan lembarpengantar masing-masing.
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
45
Pola klasifikasi arsip merupakan salah satu syarat dalam penataan berkas bedasarkan
masalah.
Klasifikasi arsip adalah pengelompokan urusan atau masalah secara logis dan sistematis
berdasarkan fungsi dan kegiatan instansi
Guna klasifikasi arsip
- untuk mengelompokkan arsip yang urusannya sama ke dalam satu berkas
- untuk mengatur penyimpanan arsip secara logis dan sistematis
- untuk memudahkan penyimpanan dan penemuan kemebali arsip, sehingga dapat
dicapai efisiensi kerja
Jenis klasifikasi arsip,
Ada dua jenis klasifikasi arsip, yaitu:
a. Fisik (kebendaan): yaitu klasifikasi arsip yang didasarkan pada bentuk
fisik arsip, missal:
-surat keputusan
-Formulir
-Majalah
-Peta,dll
b. Masalah (subjek): yaitu: klasifikasi arsip yang didasarkan pada isi atau
pokok masalah yang terdapat di dalam suatu berkas, misalnya:
-kepegawaian
-keuangan
-pendidikan dan latihan, dll
Unsur-unsur klasifikasi arsip
Dalam menyusun klasifikasi asip, ada beberapa aspek yang perlu dipertimbangkan
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
46
a. unsur fungsi : penyusuanan pola klasififikasi arsip berdasarkan
inventarisasi kegiatan atau fungsi-fungsi yang dilaksanakan oleh suatu
organisasi
b. unsur struktur organisasi: yaitu penyusunan pola klasifikasi arsip
berdasarkan struktur atau bagan organisasi yang ada
c. unsur masalah yaitu penyusaunan pola klasifikasi arsip brdasarkan
masalah yang terdapat di kantor organsasi bersangkutan
Dewasa ini dikenal lima jenis sistem penataan arsip yaitu:
1. Sistem Abjad /Alphabetical Filling System
yaitu sistem penataan berkas yang umumnya dipergunakan untuk menata berkas
berurutan dari A sampai Z dengan berpedoman kepada peraturan mengindeks
Keuntunggan penggolongan ini :
1. mudah menggolongakan surat- surat
2. penyimpanan cepat, tanpa indeks
3. sederhana dan mudah dimengerti
2. Sistem Masalah /Perihal/Subject Filling System
Sistem masalah adalah salah satu sistem penataan berkas berdasarkan kegiatan yang
berkenaan dengan masalah-masalaah yang berhubungan dengan perusahaan yang
menggunakan sistem ini. Jadi harus ditentukan lebih dahulu masalah-masalah yang
pada umumnya terjadi dalam surat-surat setiap harinya, kemudian dikelompokkan
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
47
Daftar indek yaitu daftar yang memuat kode dan masalah-masalah yang terdapat di
dalam kantor sebagai pedoman penataan asip berdasarkan masalah.
3. Sistem Nomor/ Numerical Filling System
Yaitu salah satu sistem penataan bekas berdasarkan kelompok permasalahan yang
kemudian masing-masing masalah diberi nomor tertentu
4. Sistem Tanggal/ Urutan Waktu/Chronological Filling system
Yaitu sistem penataan berkas berdasarkan urutan tanggal yang dijadikan pedoman
termasuk diperhatikan dari datangnya surat . Surat atau berkas yang datang paling
akhir maka ditempatkan di bagian paling akhir pula, tanpa memperhatikan masalah
surat atau berkas tersebut . akhirnya , surat atau berkas yang defile tersebut dapat
dikelompokkan berdasarkan bulan-bulan setiap tahunnya
Keuntungan penggolongan ini:
1. berguna apabila tanggal-tangal telah diketahui
2. baik untuk penggolongan secara keseluruhan , misalnya surat- surat dalam
waktu yang terpisah
5. Sistem Wilayah/Regional/Geographical Filling System
Yaitu salah satu sistem penataan berkas berdasarkan tempat (lokasi), daerah atau
wilaya tertentu. Guna melaksanakan sistem wilayah ini , maka dapat dipergunakan
nama daerah atau wilayah untuk pokok permasalahan yang kemudian dikembangkan
menjadi masalah-masalah , yang dalam hal ini terdiri dari tempat (lokasi) daerah yang
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
48
Selanjutnya dapat dikembangkan untuk nama-nama dari para langganan atau nasabah
yang berada di masing-masing tempat (lokasi) tersebut dan seterusnya (tergantung
sesuai kebutuhan)
Keuntungan pengggolongan ini:
1. mudah menggunakan bila tempat telah diketahui
2. merupakan suatu tindakan penyimpanan secara langsung
Pola kelola arsip pada PTPN III (persero) yaitu secara masalah (pokok) dan secara
fisik(kebendaan) sedangkan penataan arsipnya menggunakan sistem tanggal dan
pengkodean(kodering).
G. Sistem Penataan Berkas
Kata sistem dalam hubungannya dengan sistem kearsipan biasanya menunjukkan
metode penyusunan atau penggolongan, tetapi dapat juga berarti macam perlengkapan
yang dipergunakan, organisasi penyusutan tenaga kerja dan metode-metode yang
dipergunakan apabila meminjam atau mengembalikan surat-surat (warkat-warkat atau
arsip)
Sistem kerasipan yang baik adalah:
a. kepadatan : tidak menggunakan terlalu banyak tempat, khususnya ruang lantai
b. hal dapat didekati : lemari – lemari arsip harus di tempatkan sedemikian rupa,
sehingga mudah menyimpan surat- surat atau mengambilnya
c. kesederhanaan : sistem (khususnya sistem penggolongan)harus mudah dimengerti
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
49
d. keamanan : kepada dokumen-dokumen harus diberikan tingkat keamanan yang
dapat sesuai dengan kepentingannya
e. kehematan : sistem kearsipan harus hemat dalam biaya uang , tenaga kerja dan
baiya lainnya
f. elastis: bilamana perlu sistem kearsipan harus dapat diperluas
g. warkat-warkat harus diproduksi dengan penangguhan seminimum mungkin
h. keterangan – keterangan harus diberikan bilamana diperlukan, sehinggga
dokumen dapat ditemukan melalui bermacam-macam kepala
i. warkat-warkat harus selalu disusun secara up-to-date, meskipun hal demikian itu
dapat bergantung kepada penyusunan tenaga kerja dan pengawasan
j. harus dipergunakan sistem penggolongan yang paling tepat
A. Metode Kearsipan
Pada pokoknya kita mengenal dua macam metode kearsipan yaitu:
a. metode kearsipan mendatar, dimana dokumen-dokumen ditaruh yang satu diatas
yang lain dalam laci-laci, dan lain-lain. Metode ini mungkin mengandung
kesulitan dalam mendapatka dokumen-dokumen yang diperlukan
b. metode kearsipan vertikal, dimana dokumen-dokumen ditaruh yang satu di
belakang yang lain menurut urutan penggolongan yang dipandang baik . Metode
ini sekarang banyak digunakan, meskipun metode kearsipan mendatar
mempunyai keuntungn-keuntungan untuk tujuan-tujuan tertentu.
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
50 B. Sistem Penemuan Arsip
Prosedur penemuan arsip kembali dilakukan dengan prosedur sebagi berikut:
1. memeriksa formulir peminjaman arsip
setiap orang yang meminjam arsip harus diberi formulir peminjaman arsip untuk diisi
sebagai bukti peminjaman arsip. Formulir peminaman arsip dibuat rangkap tiga,
masing-masing untuk : (1) disertakan pada arsip yang dipinjam, (2) tinggal di penata
arsip sebagai arsip pengganti sementar, (3) disimpan pada berkas (folder)
2. mengetahui pokok masalahnya
pokok masalah arsip yang akan dikeluarkan (dipinjam) dapat diketahui melalui kartu
lembar pinjam arsip. Dalam lembar pinjam arsip sudah dijelaskan beberapa
keterangan tentang arsip yang akan dipinjam. Oleh karena itu, setiap peminjaman
arsip harus menggunakan lembar pinjam arsip
3. mengetahui kode arsip
jika kode diketahui, maka dapat diketahui di dalam laci mana, di belakang guide apa,
dan di dalam folder kode apa arsip tersebur disimpan
4. pengambilan arsip
arsip dapat diambil dengan cepat karena sudah diketahui tempat arsip itu disimpan
5. penyimpanan arsip
setelah arsip ditemukan , arsip diambil , diganti dengan formulir peminjaman.arsip
tersebut. Formulir inilah yang akan memberikan jawaban apabla dikemudian hari ada
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
51
apeminjam berikut formulir peminjaman arsip untuk ditandatagani ayau paraf sebagai
bukti bahwa arsip yang diinginkan sudah diterima
6. pengembalian
setiap orang yang meminjam harus mengembalikan tepat pada waktunya , yaitu pada
hari , dan tanggal yang tercantum pada forulir peminjaman arsip
Apabila arsip belum dapa tdikembalikan karena suatu hal, maka peminjam harus
memberitahukan kepada petugas arsip agar arsip jangan sampai hilang atau lepas dari
pengendalian dan pengawasan
7. penyimpanan kembali
seteh arsip yang dipinjam telah dikembalikan maka dikembalikan ke tempat semula
dan formulir peminjaman dikeluarkan dengan dibubuhi catatan “telah dikembalikan”
PTPN III (persero) tidak menggunakan formulir meminjaman arsip untuk interen
perusahaan, sebab hanya berdasarkan kepercayaan saja, tetapi untuk peminjaman arsip ke
pihak eksteren memiliki proses peminjaman.
H. Sistem Pemeliharaan dan Pengamanan Arsip A. Sistem Pemeliharaan Arsip
Usaha pemeliharaan arsip dapat dilakukan dengan langkah:
1.mengatur ruangan
Ruangan penyimpanan arsip harus diatur sebagia berikut:
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
52
b. ruangan harus terang. Sebaiknya menggunakan sianar matahari karena disamping
dapat memberi penerangan juga dapat membesmi musuh-musuh kertas
c. ruangan harus diberi fentilasi yang cukup untuk mengatur udara dalam ruangann
agar tidah terlalu lembab
d. sebaiknya ruangan terhindar dari kemungkinan serangan api
e. ruangan harus terhindar dari kemungkinan serangann air(banjir)
f. ruangan hendaknya terhindar dari kemungkinan serangn hama
g. lokasi ruangan arsip hendaknya jauh dari sumber polusi karena sangat berbahaya
bagi kertas arsip
h. ruangan arsip sebaiknya terpisah dari ruangan kantor lainnya dengan maksud:
1) menjaga kerahasian arsip agar tetap terjamin
2) mengurangi lalulintas (keluar masuk pegawai lainnya)
3) menghindari kehilangan arsip
i. ruangan arsip hendaknya disesuaikan dengan arsip yang akan disimpan
j. kebersihan
untuk menjaga kebersihan arsip, dapat dilakukan cara berikut:
1. dibersihkan dengan mengginakan vaccum cleaner
2. arsip yan rusak karena rayap dipisahkan
3. arsip yang rusak bukan karena rayap segera diperbaiki
4. arsip-arsip harus bersi9h dari karat
2. pemeliharaan tempat pemyimpanan arsip
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
53
- rak arsip sebaiknya dibuat dari logam yang dilengkapi dengan papan-papan rak
- untuk memudahkan sirkulasi udara , jarak antar rak yang terbawah dengan lantai
kurang lebih enam inci
- rak arsip yang dibuat dari kayu hendaknya diolesi dengan deildrin
b. lemari arsip
Untuk menjaga arsip-arsip di dalam lemari arsip , dapat dilakukan berbagai cara
antara lain
1. lemari arsip harus sering dibuka untuk menjaga agar udara dalam almari tidak
terlalu lembab
2. arsip-arsip dalam lemari harus disususun secara renggang
3. lemari yang dibuat dari kayu hendaknya diolesi dengan dieldrin
4. berikan kapur barus (kamper) dalam lemari arsip untuk mengurangi kelembaban
dalm almari
Pemeliharaan ruangan dan tempat penyimpanan arsip telah dilakukan dengan
ketentuan dia atas, akan tetapi sampai penelitian ini selesai, PTPN III(persero) masih
kekurangan ruangan arsip untuk menyimpan setiap arsip dari setiap bagian.
B.Sistem Pengamanan Arsip
Pengamanan terhadap kertas arsip dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu :
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
54
Yaitu memperbaiki arsip-arsip yang sudah rusak, yang sulit digunakan kembali,
sehingga arsip tersebut dapat digunakan kembali, sehingga arsip tersebut dapat
digunakan dan disimpna dala jangka lama
2. Laminasi Arsip
Adalah menutup kertas arsip diantara 2 lembar plastik sehingga arsip itu terlindung
dan aman dari bahaya air, udara dan serangga
3. Mikrofilmasi Arsip
Arsip – arsip yang sudah rusak dan rapuh sehingga tidak dapat direstorasi apalagi
dilamiminasi, tetapi masih meiliki nilai, perlu dimikrofilmkan. Arsip itu dipotret dengan
film kecil sehingga bila ingin diketahui isinya, filim tersebut dapat dipasang pada suatu
alat yang dilengkapi dengan lampu sorot untuk memperbesar tampilan film tersebut,
sering disebut dengan projector.
Pada PTPN III (persero) telah melakukan sistem pengamanan arsip seperti uraian di atas.
I. Sistem Penyusutan dan Pemusnahan Arsip A. Sistem Penyusutan Arsip
Mengingat warkat yang dihasilkan organisaisi tidak semua memiliki nilai, maka perlu
usaha penyusutan dan pemusnahan untuk warkat-warkat yang tidak diperlukan lagi. Tata
cara penyusutan arsip sebagai bagian dari sistem pengolaan arsip dimaksudkan sebagai
usaha untuk mencegah pemborosan dan juga untuk menghindari terjadinya kemacetan di
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
55
kesalahan dalam pemusnahan arsip. Jangan sampai warkat yang masih bernilai guna yang
seharusnya tetap disimpan justru dimusnahkan.
Langkah-langkah khusus pelaksanaan penyusutan :
1. penyusutan dari arsip aktif ke arsip in-aktif, caranya adalah:
a. memindahkan arsip dari file akktif ke file in-aktif
b. membuat daftar serah terima arsip dari unit arsip pengolah ke unit arsip pusat
2 pemusnahan, caranya adalah :
a. instansi membuat daftar arsip yang akan dimusnahkan
b. daftar tersebut perlu mendapat pengesahan dari Arsip Nasional, untuk mencegah
musnahnya arsip yang masih mempunyai nilai, menurut arsip nasional
c. buat berita acara pemusnahan asip
d. mengadakan pengawasan pada waktu pemusnahan arsip, untuk mencegah hal-hal
yang tidak diingainkan
3. penyusutan dari instansi ke arsip nasional, cara adalah:
1. instansi membuat daftar arsip yag disusutkan dalam rangkap dua
2. mendatangkan daftar tersebut kepada pihak arsip nasional sebagai tanda
penyerahan arsip yang disusutkan
3. daftar arsip yang telah ditandatangani tersebut disimpan oleh instansi yang
menyerahkan arsip sebagai bukti
Pemindahan arsip adalah kegiatan memindahkan arsip dari arsip dinamis aktif ke
Lenni Marlina Marpaung : Inkonsistensi Pengelolaan Arsip Pada PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, 2008.
USU Repository © 2009
56
arsip trsebut dilakukan karena ada arsip-arsip yang tidak lagi digunakan atau jarang
digunakan dalam kegiatan administrsi sehari-hari. Arsip-arsip yang akan dipindahkan
memiliki nilai kegunaan yang tidak sama. Ada yang memiliki nilai sementara dan ada
pula arsip yan memiliki nilai permanen
Arsip sementara adalah arsip yang diangap kurang penting atau tidak penting baik
ditinjau dari segi kepentingan organisasi atau perusahaan maupun dari kepentingan
lainnya. Arsip-arsip yang tergolong arsip tidak penting hanya memiliki nilai simpan
sementara dan setelah sampai pada batas tertentu, maka arsip-arsip tersebut dapat
dimusnahkan.
Arsip permanen adalah warkat-warkat yang dinilai memiliki nilai primer dan nilai
skunder. Suatu arsip dikatakan memiliki nilai primer apabila arsip tersebut dianggap
penting dan memiliki kegunaan untuk organisasi pencipta arsip sendiri. Arsip dikatakan
memiliki nilai skunder jika arsip itu dianggap penting serta memiliki kegunaan untuk
kepentingan lain, misalnya untuk kegunaan penelitian ilmiah, kepentingan perorangan
atau instansi lainnya. Arsip-arsip penting yang bersifat permanen untuk selanjutnya harus
dipindahkan ke asrsip nasional Republik Indonesia
1. pemindahan secara berkala (periodically transfer), yang dibagi menjadi tiga yaitu: a. 2 Cara Pemindahan Arsip