• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH MIGRASI ETNIS TIONGHOA DI KECAMATAN SIBORONGBORONG KABUPATEN TAPANULI UTARA (1900-1958).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "SEJARAH MIGRASI ETNIS TIONGHOA DI KECAMATAN SIBORONGBORONG KABUPATEN TAPANULI UTARA (1900-1958)."

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH MIGRASI ETNIS TIONGHOA DI KECAMATAN SIBORONGBORONG KABUPATEN TAPANULI UTARA (1900-1958)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

LIA SANTIKA HUTASOIT

NIM. 3133121036

JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

i ABSTRAK

Lia Santika Hutasoit, NIM 3133121036. Sejarah Migrasi Etnis Tionghoa Di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara (1900-1958). Skripsi Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan, 2017.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang migrasi Etnis Tionghoa ke Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara, proses migrasi Etnis Tionghoa ke Kecamatan Siborongborong Kabupatan Tapanuli Utara dan interaksi etnis Tionghoa dengan penduduk kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara. Penelitian ini menggunakan metode sejarah dengan tahapan sebagai berikut: heuristik, kritik sumber, interpretasi dan eksplanasi, dan historiografi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui bahwa latar belakang migrasi Etnis Tionghoa ke Kecamatan Siborongborong adalah karena peperangan, nasionalisasi perkebunan tembakau Deli setelah perang kemerdekaan, perkawinan dan perdagangan. Proses migrasi Etnis Tionghoa ke Kecamatan Siborongborong terjadi dalam dua gelombang. Gelombang pertama dimulai pada abad ke-15, ketika armada perdagangan Tiongkok mengunjungi pelabuhan di pantai barat Sumatera yaitu Barus dan Sibolga, kemudian menetap di wilayah itu dalam waktu yang lama untuk berdagang. Gelombang kedua berlangsung pada tahun 1953 setelah orang-orang Tionghoa yang bermigrasi ke perkebunan tembakau di Sumatera Timur pada tahun 1863 pindah ke Siborongborong. Interaksi masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Siborongborong terjalin dengan baik. Hal ini dapat dibuktikan dengan kemampuan orang Tionghoa di Siborongborong memahami nilai-nilai budaya Batak Toba dan menggunakan bahasa Batak sebagai bahasa pergaulan dengan masyarakat setempat. Selain itu, orang Tionghoa yang melakukan perkawinan campur dengan penduduk setempat menganut agama Protestan yaitu Huria Kristen Batak Protestan (HKBP).

(6)

ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas kasih dan karunia yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan

skipsi ini dengan judul: “Sejarah Migrasi Etnis Tionghoa Di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara (1900-1958)”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan, Jurusan Pendidikan Sejarah, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Medan.

Dalam melaksanakan penelitian maupun penulisan ini, penulis banyak mendapatkan dukungan, bantuan dan motivasi dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd, selaku Rektor UNIMED. 2. Dra. Nurmala Berutu, M.Pd Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial.

3. Ibu Dr. Ida Liana Tanjung, M.Hum selaku Ketua Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED.

4. Ibu Lister Eva Simangunsong M.A selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Sejarah

5. Bapak Dr. Hidayat M. Si selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan, masukan, arahan serta petunjuk dalam menyelesaikan skripsi ini. Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa membalas

(7)

iii

6. Bapak Dr. Phil Ichwan Azhari, M. S selaku Dosen Penasehat Akademik dan penguji penulis yang banyak memberikan bimbingan kepada penulis.

7. Ibu Dr. Rosmaida Sinaga, M.Hum selaku Dosen Penguji Utama yang telah memberikan pemikiran dan saran sehingga penulis bisa menyelesaikan

skripsi ini.

8. Ibu Dr. Ida Liana Tanjung, M.Hum selaku Dosen Penguji bebas yang telah memberikan pemikiran dan saran sehingga penulis bisa

menyelesaikan skripsi ini.

9. Bapak dan Ibu Dosen Jurusan Pendidikan Sejarah serta administrasi di

Jurusan Pendidikan Sejarah UNIMED yang telah berbagi ilmu melalui proses belajar mengajar selama beberapa tahun ini. Penulis ucapkan banyak terima kasih atas bimbingan kalian semua.

10.Yang teristimewa buat ayah dan ibunda tercinta N.Hutasoit dan

N. br. Pasaribu. Terima kasih atas doa, harapan, dukungan, bimbingan,

biaya, dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis selama ini.

11.Buat saudara/i ku tersayang: Mendra Hutasoit, Rivaldo Putra Hutasoit

(Alm), Norisman Hutasoit, Hartati Uli Hutasoit, Desi Sarmauli Hutasoit yang telah membantu dan senantiasa mendukung penulis dalam doa. Khusus kepada Saudaraku tersayang yang telah terlebih dulu

meninggalkan kami ke rumah Bapa di surga: Rivaldo Putra Hutasoit. Selamat jalan Ito. Terimakasih atas bimbingan, dan nasihat yang telah

(8)

iv

Terimakasih telah menjadi Ito terbaik bagiku. Walau engkau tidak lagi bersama kami di dunia ini, aku akan terus berusaha untuk lebih

membuatmu tersenyum bahagia selamanya di rumah Bapa di sorga. Amin. 12.Terimakasih Kepada Sahabat-sahabat saya Elwi Simbolon, Yosep Zebua,

Lestari Sianipar, Abetnego Silaen, Sutra Sihite, Melindayani Silaban, Nanda Silvia Dewi (Tukang Kepo), Mutiara Wandani (Jenong), Eka Putri Miranda Kudadiri (Si Bunga Bangkai), Siti Mawaddah (Komandan Tulip),

Ismi Nurjannah (Si Aslim), Tya Kartika (Bunga Matahari), dan Joan Ari (Si Cerewet) yang telah memberikan dukungan dan selalu memberikan

semangat kepada penulis dan juga terimakasih buat kebersamaan yang sudah kita lalui, semoga persahabatan kita lanjut sampai tua nanti. Amin. 13.Terimakasih juga kepada teman-teman sekelas saya A Reg 2013 buat

waktu dan kebersamaan yang sudah kita lalui, suka dan duka kita lalui bersama-sama selama 4 tahun.

14.Terimakasih kepada sahabat saya yang dikampung, Perna Hutasoit yang membantu penulis selama penulisan Skripsi.

15.Terimakasih juga kepada Teman Kos No.119 Jalan Pardamean (Elwi Simbolon, Yusmiwarty Siburian, Grasella Siregar, Elisabeth Sianturi, Adi Hutabarat, Diego Hutabarat, Bobby Togatorop, Hebron Togatorop, Desi

Silitonga, Martini Dormauli, Lusiana Silitonga, Ridwan Ginting, Fernando Gultom, Hendrik Saragih, Deardo Simarmata, Destria Berutu, Lorika

(9)

v

16.Terimakasih Kepada teman seperjuangan Sempro, Enos Sianturi, Putra Wardhana Purba dan Rahmat Amsari Lubis, yang selalu mendukung dan

memberikan dorongan kepada penulis. Terimakasih juga buat kebersamaan yang sudah kita lalui bersama-sama.

17.Terimakasih kepada Teman-teman PPL/T (GAPURA) Gabungan Guru PPL Imut dan Ramah di SMP.Negeri 35 Medan, karena telah mendukung penulis dalam penulisan Skripsi, dan terimakasih juga buat suka dan duka

yang sudah kita lalui bersama selama masa PPL/T.

18.Terimakasih kepada murid-murid SMP. Negeri 35 Medan yang juga turut

serta untuk memberikan motivasi kepada penulis. Isilah masa remaja kalian dengan kegiatan-kegiatan yang positif dan bermanfaat.

19.Terimaksih juga buat Bapak Samsan Wong Selaku ketua perkumpulan

STM (Serikat Tolong Menolong) di Siborongborong, Ibu Irene Lie, Bapak Edi kepada Bapak Sakura Chai, Wijaya Law, Hendrik Ang, Nenek

Minawati Mei, dan seluruh Masyarakat Tionghoa di Kecamatan Siborongborong yang telah membantu dalam memberikan informasi yang

diperlukan penulis dalam penelitian ini.

20.Kantor Camat Siborongborong dan Badan Pusat Statistik yang telah memberikan informasi yang penulis perlukan.

Dalam penulisan skripsi ini penulis sudah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan hasil yang terbaik. Namun, sebagai manusia biasa yang

(10)

vi

menerima masukan berupa saran serta kritik yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Atas segala bantuan dan bimbingan yang telah penulis terima dari berbagai pihak, penulis mengucapkan banyak terimakasih. Semoga Tuhan Yang Maha Esa

membalasnya. Akhir kata semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pembaca dan dapat dijadikan sebagai sumbangan pemikiran dalam dunia pendidikan.

Medan, 7 Februari 2017 Penulis,

(11)

vii DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR TABEL ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Identifikasi Masalah ... 5

1.3Batasan Masalah ... 6

1.4Rumusan Masalah ... 6

1.5Tujuan Penelitian ... 7

1.6Manfaat Penelitian ... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORITIS 2.1Kajian Pustaka ... 8

2.2Kerangka Teori... 13

2.2.1 Teori Migrasi ... 13

2.3 Kerangka Konseptual ... 14

2.3.1 Konsep Migrasi ... 14

2.3.2 Etnis Tionghoa ... 19

2.3.3 Etnis Tionghoa di Sumatera Utara ... 22

(12)

viii

2.3 Kerangka Berpikir ... 25

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian ... 28

3.2 Lokasi Penelitian ... 28

3.3 Sumber Data ... 29

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 30

3.5 Teknik Analisis Data ... 31

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian ... 32

4.1.1 Letak, Luas dan Batas Wilayah Kecamatan Siborongborong ... 33

4.1.2 Kependudukan ... 37

4.1.3 Suku Bangsa ... 44

4.1.4 Pendidikan ... 44

4.1.5 Sistem Sosial Budaya ... 46

4.2 Gambaran Umum Etnis Tionghoa di Siborongborong ... 48

4.2.1 Kependudukan ... 48

4.2.1.1 Kependudukan Berdasarkan Jenis Kelamin ... 48

4.2.1.2 Kependudukan Berdasarkan Usia ... 50

4.2.1.3 Kependudukan Berdasarkan Mata Pencaharian ... 51

4.2.1.4 Kependudukan Berdasarkan Pendidikan ... 52

4.2.1.5 Kependudukan Berdasarkan Sosial Budaya ... 53

(13)

viiii

a. Peperangan ... 59

b. Perkawinan ... 63

c. Perdagangan ... 64

4.5 Proses Migrasi Etnis Tionghoa ke Siborongborong... 66

4.6 Interaksi Etnis Tionghoa dengan Masyarakat Siborongborong ... 69

a. Bahasa... 71

b. Budaya ... 72

c. Agama... 74

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 76

5.2 Saran ... 78

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Pedoman wawancara

Daftar Informan Hasil Wawancara

Peta Provinsi Sumatera Utara Peta Tapanuli Utara

Peta Kecamatan Siborongborong

(14)

X

DAFTAR GAMBAR

1.1 Gambar 4.1 Pasangan Keturunan Tionghoa yang melakukan pernikahan adat Batak toba ... 55 1.2 Gambar 4.2 Tempat pemujaan orang Tionghoa didalam rumah ... 75

(15)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 4. 1. Luas wilayah Kecamatan Siborongborong Menurut Desa/

Kelurahan ... ... .. ... ....35

Tabel 4.2. Tabel penduduk menurut Desa/ Kelurahan di Kecamatan

Siborongborong ... .... 37 Tabel 4.3. Tabel jumlah penduduk menurut jenis kelamin per Desa/

Kelurahan di Kecamatan Siborongborong ... ... 38 Tabel. 4.4 Tabel presentase penganut agama di Kecamatan Siborong

borong ………... ... 40 Tabel 4.5. Jumlah Rumah Ibadah di Kecamatan Siborongborong .. .... ... ...41 Tabel 4.6. Tabel komposisi penduduk menurut mata pencaharian

di Kecamatan Siborongborong ... ... 42 Tabel 4.7. Tabel kependudukan berdasarkan Usia menurut desa/

kelurahan di Kecamatan Siborongborong ... ... 43 Tabel 4. 8. Jumlah sekolah yang ada di Kecamatan Siborong

borong ... ... .... 45 Tabel 4.9. Jumlah Murid Sekolah dan jenjang sekolah di Kecamatan

Siborongborong ... ... 46

Tabel 4.10Jumlah Penduduk Etnis Tionghoa menurut Jenis Kelamin di

Kecamatan Siborongborong ... ... 48

(16)

xii

Tabel 4.12 Komposisi penduduk Etnis Tionghoa di Siborongborong berdasarkan Mata Pencaharian ... ... 51

(17)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Migrasi secara sederhana didefenisikan sebagai aktivitas perpindahan. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari satu tempat ke tempat lain.

Perpindahan penduduk kerap sekali terjadi dan kerap kali dapat kita temukan dimanapun, dengan satu tujuan yaitu dapat hidup dengan sempurna dan menarik.

Karena itulah salah satu sifat dari pada manusia. Perpindahan penduduk dalam beberapa bagian tertentu selalu dihubungkan dengan kondisi sosial dan ekonomi didaerah asalnya.

Berbicara mengenai migrasi sebagaimana yang sering terjadi di sebuah wilayah/tempat berkembang sesuai dengan tingkat kekayaan, sumber daya,

peluang usaha dan harapan hidup yang tersedia di wilayah tersebut. Di daerah asal dan daerah tujuan ada faktor penarik dan pendorong. Faktor penarik adalah faktor yang memberikan nilai yang menguntungkan kalau bertempat tinggal didaerah itu,

misalnya terdapat sekolah, adanya kesempatan kerja, adanya sumber daya, besarnya harapan hidup yang tersedia dan iklim yang baik. Demikian juga halnya

dengan migrasi Etnis Tionghoa (dalam penelitian ini penggunaan kata Etnis Tionghoa dengan Etnis Cina memiliki makna yang sama) yang terjadi di Kecamatan Siborongborong, dimana migrasi tersebut terjadi karena adanya

(18)

2

iklim yang mendukung untuk kemudian melakukan migrasi ke daerah tersebut. Di Siborongborong persaingan dagang tidak terlalu banyak, terlebih orang yang

berdagang dibidang kuliner/makanan sangat lah sedikit. Tentu ini merupakan sebuah kesempatan kerja yang mereka dapat jika mereka tinggal dan menetap di

Siborongborong. Orang Cina yang tinggal di Siborongborong umumnya membuka usaha dagang dibidang kuliner/makanan. Faktor pendorong adalah faktor yang memberikan nilai negatif atau sesuatu hal yang merugikan pada

daerah yang bersangkutan sehingga orang ingin pindah dari daerah tersebut karena kebutuhan tertentu tidak terpenuhi. Dalam hal ini Etnis Tionghoa yang

melakukan migrasi ke Kecamatan Siborongborong karena adanya faktor pendorong yang mengakibatkan mereka melakukan migrasi yaitu makin berkurangnya sumber-sumber alam, menyempitnya lapangan pekerjaan di tempat

asal, adanya tekanan atau diskriminasi politik, agama, suku didaerah asal, tidak cocok lagi dengan adat/budaya/kepercayaan di tempat asal. Dalam hal ini faktor

pendorong mereka melakukan migrasi ke daerah-daerah lain adalah karena kelaparan dan pergolakan yang terjadi di Cina. (Suryadinata, 1999:13). Faktor

pendorong tersebut menyebabkan mereka melakukan migrasi ke Indonesia hingga menyebar ke daerah-daerah lainnya termasuk didalamnya Kecamatan Siborongborong.

Migrasi antar Etnis dari satu daerah kedaerah yang lain sudah menjadi hal yang biasa, seiring dengan banyaknya migrasi yang terjadi di berbagai wilayah

(19)

3

Sumatera utara terjadi dalam dua jalur yaitu melalui jalur perdagangan dan melalui jalur perkebunan. Pembukaan perkebunan tembakau Deli yang dipelopori

oleh J.Nienhuys pada tahun 1863, menjadi salah satu titik awal terjadinya migrasi Etnis Tionghoa ke Sumatera Timur (sekarang telah menjadi Sumatera Utara).

Setelah dibukanya perkebunan di Sumatera Timur, maka dibutuhkan tenaga kerja untuk mengurus perkebunan tembakau yang sangat luas. Tenaga kerja itu di datangkan dari daerah Penang, Jawa, dan Singapura. Kemudian pekerja tersebut

tinggal dan menetap di Sumatera Timur. Hingga akhirnya mereka melakukan migrasi ke daerah-daerah lain di Sumatera Timur. (Reid, 2011: 192).

Umumnya para buruh yang diperkerjakan di perkebunan berasal dari keluarga miskin yang merantau dengan tujuan untuk memperbaiki kondisi ekonomi. Keinginan untuk mendapatkan sesuatu yang lebih baik adalah keinginan

setiap manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup manusia ingin mendapatkan secara mudah. Pekerjaan sebagai buruh perkebunan yang dirasakan tidak

memberikan harapan kemajuan. Untuk menciptakan cita-cita dan idaman, masyarakat Tionghoa melakukan perpindahan dari satu daerah kedaerah lain baik

itu secara berkelompok atau perorangan. Etnis Tionghoa meninggalkan Cina dengan membawa kutukan mengingkari kewajiban memelihara makam leluhur tak lain hanya untuk mengadu nasib di negeri orang. (Vleming, 1988:IX). Mereka

berpindah tempat hanya untuk memperbaiki kehidupan ekonomi mereka dan mencari kekayaan di negeri orang.

(20)

4

oleh pemerintah Indonesia. Tidak ada perkebunan yang dibangun di dataran tinggi Tapanuli dan tidak ada orang Eropa yang berdiam disitu dan inilah yang

menyebabkan mereka datang ke daerah Tapanuli. (Ihromi, 2006: 162). Mereka melakukan migrasi dan menyebar hingga kedaerah-daerah lain di Tapanuli

termasuk juga ke daerah Tarutung dan Siborongborong. Nenek moyang mereka telah menyebar di Siborongborong dimulai pada abad 19-20.

Faktor lain yang menyebabkan migrasi Etnis Tionghoa ke Kecamatan

Siborongborong adalah melalui jalur perdagangan. Sejarah mencatat bahwa pedagang Tionghoa telah melakukan perdagangan yaitu berdagang kemenyan

dari pelabuhan Barus ke daerah di Tapanuli lainnya seperti Dolok Sanggul, Siborongborong, Sidikalang dan Tarutung. Hal ini telah dicatat oleh Heyne (1927) bahwa orang Tionghoa yang melakukan perdagangan kemenyan tersebut juga

memiliki grosir di Siantar dan Tarutung. (Guillot, 2002:248).

Kecamatan Siborongborong merupakan Kecamatan yang berada

dibawah sistem administrasi Kabupaten Tapanuli Utara dengan kota Tarutung sebagai ibu kota Kabupaten. Adapun kelurahan atau desa yang menjadi bagian

administrasi Kecamatan Siborongborong ini adalah terdiri 21 kelurahan/desa, yaitu desa Lumban Tonga-tonga, desa Paniaran, desa Bahal Batu III, desa Bahal Batu II, desa Bahal Batu I, desa Sitabo-tabo, desa Siborongborong I, desa Siaro,

desa Sitampurung, desa Pasar Siborongborong, desa Pohan Tonga, desa Lobu Siregar II, desa Hutabulu, desa Lobu Siregar I, desa Pohan Jae, desa Pohan Julu,

(21)

5

Provinsi Sumatera Utara (Medan) yaitu sekitar 315 km. Siborongborong merupakan tempat yang strategis untuk dijadikan sebagai tempat membuka usaha

bagi setiap orang yang berada di wilayah ini. Masyarakat Tionghoa yang tinggal di Siborongborong bermata pencaharian sebagai pedagang, dan mereka berbaur

dengan masyarakat setempat, mereka bisa berbicara dengan penduduk setempat memakai bahasa batak dan mengikuti pesta adat batak di Siborongborong tersebut.

Berdasarkan latar belakang diatas, saya sebagai penulis ingin meneliti tentang “Sejarah migrasi Etnis Tionghoa di KecamatanSiborongborong Kabupaten Tapanuli Utara (1900-1958)”.

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam setiap penelitian, permasalahan merupakan hal yang paling utama

dan diiringi bagaimana cara pemecahannya. Namun sebelum hal itu dilakukan kita harus melakukan identifikasi masalah terlebih dahulu. Agar penelitian ini

menjadi terarah dan jelas maka perlu dirumuskan identifikasi masalah yang akan diteliti.

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka yang menjadi identifikasi masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Latar belakang migrasi Etnis Tionghoa ke Kecamatan Siborongborong

Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Proses migrasi Etnis Tionghoa ke Kecamatan Siborongborong Kabupatan

Tapanuli Utara.

(22)

6

4. Interaksi Etnis Tionghoa dengan penduduk Kecamatan Siborongborong

Kabupaten Tapanuli Utara.

1.3 Batasan Masalah

Sebagaimana uraian pada latar belakang masalah bahwa kajian tentang

migrasi Etnis Tionghoa memiliki rentang kajian yang relatif luas. oleh karena itu, peneliti merasa perlu membuat pembatasan masalah yang terbatas pada poin nomor :

1. Latar belakang migrasi Etnis Tionghoa di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Proses migrasi Etnis Tionghoa ke Kecamatan Siborongborong Kabupatan Tapanuli Utara.

3. Interaksi Etnis Tionghoa dengan penduduk Kecamatan Siborongborong

Kabupaten Tapanuli Utara.

1.4 Rumusan Masalah

Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana latar belakang migrasi Etnis Tionghoa ke Kecamatan

Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara?

2. Bagaimana proses migrasi Etnis Tionghoa ke Kecamatan Siborongborong Kabupaten tapanuli Utara?

(23)

7 1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui latar belakang migrasi Etnis Tionghoa ke Kecamatan

Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Untuk mengetahui proses migrasi Etnis Tionghoa ke Kecamatan Siborongborong kabupatan Tapanuli Utara.

3. Untuk mengetahui bagaimana Interaksi Etnis Tionghoa dengan penduduk Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

1.6 Manfaat Penelitian

Setelah mencapai tujuan di atas, diharapkan penelitian ini memiliki beberapa manfaat sebagai berikut:

1. Penambah wawasan pengetahuan bagi peneliti tentang sejarah migrasi Etnis Tionghoa di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Penambah wawasan bagi pembaca tentang sejarah migrasi Etnis Tionghoa di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara.

3. Bahan masukan bagi peneliti atau penulis lain yang bermaksud melakukan

penelitian atau penulisan karya ilmiah pada permasalahan yang relevan. 4. Bahan informasi bagi masyarakat khususnya masyarakat di Kecamatan

(24)

76 BAB V

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian maka kesimpulan yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut :

1. Latar Belakang Etnis Tionghoa ke Kecamatan Siborongborong adalah karena peperangan, perkawinan dan perdagangan. perang yang telah

terjadi di Cina pada tahun 1894-1895M yaitu perang antara Cina dengan Jepang, menyebabkan orang Tionghoa melarikan diri ke Negeri lain, dengan mengikuti kapal pengangkut barang yang akan berlayar. Dimana

kapal tersebut berhenti, disitulah mereka tinggal, kapal tersebut berhenti di Sumatera timur maka mereka tinggal di Sumatera Timur, hingga akhirnya

mereka menyebar ke daerah-daerah lain di Sumatera Timur salah satunya Siborongborong. Faktor perkawinan juga merupakan penyebab Etnis Tionghoa bermigrasi ke Siborongborong, dimana Etnis Tionghoa tersebut

menikah dengan penduduk Tionghoa yang sudah lama tinggal di Siborongborong. Penyebab lain yang melatarbelakangi Migrasi Etnis

Tionghoa ke Siborongborong adalah perdagangan, Peluang untuk berdagang Siborongborong sangat besar, karena sebagian besar mata pencaharian masyarakat Siborongborong adalah bertani.

2. Proses Migarasi Cina di Kecamatan Siborongborong

Migrasi Etnis Tionghoa ke Siborongborong terjadi dalam dua jalur yaitu

(25)

ke-77

15, ketika armada perdagangan Tiongkok datang mengunjungi pelabuhan Sumatera Timur dan melakukan hubungan dagang dengan sistem barter.

Gelombang kedua berlangsung pada tahun 1863 dimana pada saat itu Belanda mulai bergerak di bidang perkebunan tembakau, usaha tersebut

terus berkembang hingga kemudian kondisi di perkebunan sangat buruk dan menyebabkan sangat banyak buruh Cina melarikan diri, dan menyebar ke kota-kota kecil lain di Sumatera Timur. Proses migrasi Etnis Tionghoa

ke Siborongborong diantaranya, dari Medan ke Siborongborong, dari Tebing Tinggi ke Siborongborong, dari Jakarta ke Siborongborong dan

dari Tarutung ke Siborongborong.

3. Interaksi Etnis Tionghoa dengan Masyarakat Siborongborong

Interaksi masyarakat Tionghoa dengan masyarakat Siborongborong

terjalin dengan baik, baik itu dari penggunaan bahasa, budaya, dan juga Agama. Mereka memegang prinsip dimana Bumi di Pijak di Situlah langit

di Junjung, yang artinya dimana mereka tinggal maka mereka harus mengikuti / menghormati setiap adat istiadat di tempat dimana mereka

(26)

78 4.2 Saran

Adapun saran yang diajukan sesuai dengan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Melalui hasil penulisan Skripsi yang berjudul “SEJARAH MIGRASI

ETNIS TIONGHOA DI KECAMATAN SIBORONGBORONG KABUPATEN TAPANULI UTARA (1900-1958)” penelitian ini dapat menjadi pembelajaran yang baik bagi penduduk pribumi di Kecamatan

Siborongborong serta Etnis Tionghoa itu sendiri

2. Kedepannya tali persaudaraan antara masyarakat pribumi yang tinggal di

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Agung, Leo. 2012. Sejarah Asia Timur 1. Yogyakarta: Penerbit Ombak

Badan Pusat Statistik Kabupaten Tapanuli Utara. 2016. Siborongborong dalam angka 2016.

Dalman, H. 2013. Menulis Karya Ilmiah. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Guillot, Claude. 2002. Lobu Tua Sejarah Awal Barus. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Ihromi, T O. 2006. Pokok-pokok Antropologi Budaya. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia

Jr, Vleming. 1988. Kongsi Dan Spekulasi Jaringan Kerja Bisnis Cina. Jakarta: \ PT Pustaka Utama Grafiti

Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru Kurris, R. 2006. Pelangi di Bukit Barisan. Yogyakarta: Kanisius

Koentjaraningrat. 1977. Metode-metode Penelitian Masyarakat. Jakarta: PT Gramedia

Koentjaraningrat. 1986. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru

Lembaga Demografi FEUI. 2007. Dasar-dasar Demografi: Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia

Moleong, J Lexy. 2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Pelly, Usman. 1994. Urbanisasi dan Adaptasi. Jakarta: PT Pustaka LP3ES Indonesia.

Reid, Anthony. 2014. AsiaTenggara dalam kurun niaga 1450-1680. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

Reid, Anthony. 2011. Menuju sejarah Sumatera antara Indonesia dan Dunia. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia

(28)

Sjamsuddin, Helius. 2012. Metodologi Sejarah. Yogyakarta: Ombak

Suryadinata, Leo. 1999. Etnis Tionghoa dan pembangunan bangsa. Jakarta: PT Pustaka LP3ES

Tan, G Mely. 1981. Golongan Etnis Tionghoa di Indonesia. Jakarta: PT Gramedia Wibowo, Arie, Guntur: Kuli Cina di Perkebunan Tembakau Sumatra Timur Abad

18, Jurnal Sejarah dan Budaya 29: 2015

Susanto, Budi,SJ (ed).2015.Menjadi (Tionghoa) Indonesia Dua Cerita Sio Hong Wai

Zein, Baqir, Abdul. 2000. Etnis Cina dalam potret pembauran di Indonesia. Jakarta: PT.Prestasi Insan Indonesia

Sumber Internet :

http://blogtapanuli.blogspot.co.id/2013/04/sejarah-tapanuli-utara.html).

http://siborongborongnews.blogspot.co.id/2015/05/asal-usul-siborongborong-nauli.html

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latar belakang kedatangan masyarakat Tionghoa di Kota Kisaran, bentuk kedatangan masyarakat Tionghoa dalam keberadaannya di

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tentang sejarah awal kedatangan etnis Tionghoa di Kabanjahe, serta penerimaan masyarakat pribumi pada awal kedatangan

Penelitian ini menganalisa keberhasilan inseminsi buatan dengan gertak birahi pada ternak kerbau lumpur ( swamp buffalo ) di Kecamatan Siborongborong Kabupaten

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Pengetahuan Tentang Alat Pelindung Diri pada Pekerja Pandai Besi Di Desa Sitampurung, Kecamatan Siborongborong, Kabupaten Tapanuli

Penelitian ini menganalisa keberhasilan inseminsi buatan dengan gertak birahi pada ternak kerbau lumpur (swamp buffalo) di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli

Penelitian ini menganalisa keberhasilan inseminsi buatan dengan gertak birahi pada ternak kerbau lumpur (swamp buffalo) di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli

GABE MANGATUR SIMANJUNTAK, NIM 107003008, dengan judul Tesis: Analisis Lokasi Pasar Hewan Siborongborong Dalam Pengembangan Subsektor Peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara,

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis posisi subsektor peternakan dalam basis ekonomi Kabupaten Tapanuli Utara, untuk menganalisis fungsi pasar hewan