• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN DIALEK SUKU TERHADAP HASIL BELAJAR INGGRIS SISWA/I SMA PADAMU NEGERI.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN DIALEK SUKU TERHADAP HASIL BELAJAR INGGRIS SISWA/I SMA PADAMU NEGERI."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN DAN DIALEK SUKU TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS SISWA/I

SMA PADAMU NEGERI

TESIS

DiajukanUntuk Memenuhi Persyaratan dalam Memperoleh Gelar Magister Pendidikan pada

Program Studi Teknologi Pendidikan

Oleh :

AYU DEVITA NIM.8126121007

PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRACT

AYU DEVITA. Registration Number: 8126121007. The Effect of Instructional Method and Tribal Dialect Towards Learning Result to The English Education of SMA at Padamu Negeri Medan. Thesis . The Graduate Studies Program in Education Technology . University of Medan . 2015.

The objectives of the research are to find out the effect of: (1)The difference of result between students are taught by using audiolingual and phonetic, (2) The difference of result between Java dialect and Batak dialect student, (3) Interaction of the using Learning audiolingual method and tribal dialect in influencing the learning result of student’s English education.

Themethods of the research are quasy experiment. The population is 136 students in class XI in SMA Padamu Negeri Medan and the sampel is 64 students in class II by using Cluster Random Sampling. Before doing the experiment, the sample was given to speaking English from every tribe dialect. First, the Learning result that is used should be tested to find out the level of both validity and reliability test. There are 8 aspects of assessment meet the requirement. The observation used descriptive statistic to give the data and inferensial statistic. Before the hipotesis is examined by using Anava 2 ways, test data analysis requirement,namely both Normality Test by using Lilieforss Test and homogeneity of variences test by using F and Barlett Test.

The hypothesis testing result showed that: (1) Learning result of student’s English education that learned by audiolingual learning method is better than phonetic together learning method. It’s shown by Fc = 2,79> Ftable = 2,75 at significant level α = 0.05; (2) the students who have high java dialect acquired English education learning result higher than low batak dialect. (3) there is an interaction between learning method and tribal dialect student in influencing the student’s English educational learning result. It’s shown by Fc = 7,16 > Ftable = 3,9 at significant level level α = 0.05.

(6)

ABSTRAK

AYU DEVITA. Nomor registrasi : 8126121007. Pengaruh Metode Pembelajaran dan Dialek Suku Terhadap Hasil Belajar Inggris Siswa/I SMA Padamu Negeri. Tesis. Pascasarjana Program Studi Teknologi Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2014/2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) perbedaan hasil belajar siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Audiolingual dan metode pembelajaran Phonetic, (2) perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris siswa yang memiliki Dialek Suku Jawa dan siswa yang memiliki Dialek Suku Batak, (3) interaksi antara metode pembelajaran audiolingual dan dialek suku dalam mempengaruhi hasil belajar Bahasa Inggris siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 136 siswa yang berada dari kelas XI SMA Padamu Negeri Medan dan sampel berjumlah 64 siswa. Sebelum perlakuan diberikan terlebih dahulu sampel penelitian diberikan test berbicara Bahasa Inggris dari setiap dialek suku. Tes hasil belajar yang digunakan terlebih dahulu diujicobakan untuk mengetahui tingkat validitas tes dan reliabilitas tes. Ada 8 aspek penilaian yang memenuhi persyaratan. Statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah statistik deskriptif untuk menyajikan data dan statistik inferensial. Hipotesis penelitian diuji dengan menggunakan Anava 2 jalur yang sebelumnya terlebih dahulu dilakukan uji persyaratan analisis data yaitu uji normalitas dengan uji Lilliforss dan uji homogenitas varians dengan uji F dan uji Bartlett.

Hasil pengujian hipotesis menunjukkan bahwa: (1) hasil belajar Bahasa Inggris siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran audiolingual lebih baik dengan siswa yang dibelajarkan dengan metode pembelajaran phonetik. Hal ini ditunjukkan oleh F hitung = 2,79 > F tabel = 2,75 pada taraf signifikan α = 0,05; (2) siswa yang memiliki dialek suku jawa memperoleh hasil belajar Bahasa Inggris lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki dialek suku batak dalam mempengaruhi hasil belajar Bahasa Inggris siswa(3) adanya interaksi antara metode pembelajaran dan dialek sukusiswa terhadap hasil belajar Bahasa Inggris. Hal ini ditunjukkan oleh Fhitung = 7,16> Ftabel = 3,9 pada taraf signifikan α = 0,05.

(7)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya sehingga melalui proses cukup panjang akhirnya tesis “Pengaruh Metode Pembelajaran dan Dialek Suku Terhadap Hasil Belajar Inggris Siswa/I SMA Padamu Negeri. Tesis Pascasarjana Program Studi Teknologi Pendidikan. Universitas Negeri Medan. 2014/2015“ ini bisa diselesaikan dengan baik.

Pertama, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Syawal Gultom, M.Pd sebagai Rektor Universitas Negeri Medan, Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd sebagai Direktur Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan, dan Bapak Dr. Arif Rahman, M.Pd sebagai Asisten Direktur I Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Kedua, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Binsar Panjaitan, M.Pd sebagai Pembimbing I dan Bapak Dr. Hamonangan Tambunan, M.Pd sebagai pembimbing II yang telah banyak membimbing dan memberikan pengarahan, terima kasih kepada Bapak Prof. Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd, Ibu Dr. Anni Holila Pulungan, M.Hum sebagai Narasumber, Bapak Dr. R. Mursid, M.Pd sebagai Notulen sekaligus sebagai Sekretaris Program Studi Teknologi Pendidikan, beserta Seluruh Dosen dan Staf Program Studi Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Medan.

Ketiga, penulis menyampaikan terima kasih kepada Ibu Hj.Yap Sulaiman sebagai Kepala Sekolah SMA Padamu Negeri Medan yang memberikan izin dan kesempatan untuk melakukan penelitian di sekolah yang dipimpin, termasuk pemanfaatan sarana prasarana sekolah, Ibu Dina Mariana Harahap, S.S dan Bapak Ahmad Faisal, S.Pd sebagai Guru Bahasa Inggris SMA Padamu Negeri Medan, beserta Seluruh Guru, Staf dan siswa/I SMA Padamu Negeri Medan.

Secara khusus penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada Ayahanda Mahyudi, Ibunda Hj.Masdiyati dan suami saya Aji Winata Utama, A.Md serta si kecil Irzam Tirta Winata yang memotivasi serta mendukung baik moral dan materil selama proses penyusunan tesis ini. Terima kasih kepada teman-teman terbaik saya yaitu Nora yusnita Nst, Damenta ginting, Nurmasdalifah M.Pd, Lusiana Simamora, Herna Junnita Simamora dan Asrul, S.Pdi, M.Pd, khususnya kelas A-2 Regular Program Studi Teknologi Pendidikan Angkatan XXII Universitas Negeri Medan serta semua pihak yang telah membantu semoga Tuhan Yang Maha Esa mencatatnya sebagai amal baik.

(8)

kekurangan maupun kesalahan baik dalam teknik penulisan, tata bahasa, maupun isinya. Oleh karena itu guna penyempurnaan berikutnya penulis sangat mengharapkan saran, kritik, maupun masukan dari pembaca.

Medan, Juni 2015

(9)

DAFTAR ISI

BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERFIKIR, DAN HIPOTESIS PENELITIAN ... 13

A. Kajian Teoretis dan Hasil Belajar ... 13

1. Hakikat Belajar dan Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 13

2. Hakikat Metode Pembelajaran ... 22

2.1Metode Pembelajaran Audiolingual ... 26

2.2Metode Pembelajaran Phonetic ... 32

3. Hakikat Dialek Suku ... 34

B. Penelitian Relevan ... 40

C. Kerangka Berfikir ... 41

(10)

2. Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Inggris Antara Siswa

Suku Jawa dan Batak ... 43

3. Interaksi Antara Metode Pembelajaran dan Dialek Suku Terhadap Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 45

D. Hipotesis Penelitian ... 46

BAB III METODE PENELITIAN ... 48

A. Tempat dan Waktu Penelitian ... 48

B. Populasi dan Sampel Penelitian... 48

C. Metode dan Desain Penelitian ... 49

D. Pengontrolan Perlakuan ... 50

E. Prosedur Pelaksanaan Perlakuan ... 52

F. Variabel penelitian dan Definisi Operasional Variabel Penelitian... 55

G. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Pengumpulan data 57 H. Uji Coba Instrumen Penelitian... 61

I. Teknik Analisis Data ... 64

J. Hipotesis Statistik……… 65

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN ... A. Deskripsi Data Penelitian ... 66

1. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang Diajar dengan Metode Pembelajaran Audiolingual ... 66

2. Hasil Belajar Bahasa Inggris Yang Diajar dengan Metode Pembelajaran Phonetik ... 67

3. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang Memiliki Dialek Suku Jawa ... 69

4. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang Memiliki Dialek Suku Batak ... 70

5. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang Diajar dengan Metode Pembelajaran Audiolingual dan Memiliki Dialek Suku Jawa ... 71

6. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang Diajar dengan Metode Pembelajaran Audiolingual dan Memiliki Dialek Suku Batak ... 73

(11)

8. Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang Diajar dengan Metode Pembelajaran Phonetik dan Memiliki

Dialek Suku Batak ... 76

B. Pengujian Persyaratan Analisis ... 77

1. Uji Normalitas Data ... 77

2. Uji Homogenitas Data ... 80

C. Pengujian Hipotesis ... 82

D. Diskusi Hasil Penelitian ... 88

E. Keterbatasan Penelitian ... 96

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ... 98

A. Simpulan ... 98

B. Implikasi ... 98

C. Saran ... 102

DAFTAR PUSTAKA ... 103

(12)

DAFTAR TABEL 1.1

1.1 Nilai rata-rata speaking mata pelajaran Bahasa Inggris kelas XI SMA

SMA Padamu Negeri Medan ... 7

3.1 Rancangan Eksperimental Factorial 2x2 ... 49

3.2 Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Speaking ... 58

4.1 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang diajarkan dengan Metode Pembelajaran Audiolingual (A1) ... 66

4.2 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang diajarkan dengan Metode Pembelajaran Phonetik (A2) ... 68

4.3 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang memiliki Dialek Suku Jawa (B1) ... 69

4.4 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang memiliki Dialek Suku Batak (B2) ... 70

4.5 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang diajarkan dengan Metode Pembelajaran Audiolingual dan memiliki Dialek Suku Jawa (A1B1) ... 72

4.6 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang diajarkan dengan Metode Pembelajaran Audiolingual dan memiliki Dialek Suku Batak (A1B2) ... 73

4.7 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang diajarkan dengan Metode Pembelajaran Phonetik dan memiliki Dialek Suku Jawa (A2B1) ... 75

4.8 Daftar Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang diajarkan dengan Metode Pembelajaran Phonetik dan memiliki Dialek Suku Batak (A2B2) ... 76

4.9 Rangkuman Analisis Uji Normalitas ... 78

4.10 Rangkuman Analisis Uji Homogenitas Kelompok Sampel Metode Pembelajaran Audiolingual dan Metode Phonetic ... 81

4.11 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Kelompok Sampel Dialek Suku Jawa dan Dialek Suku Batak ... 81

4.12 Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Kelompok Sampel Metode Pembelajaran dan Dialek Suku ... 82

4.13 Data Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 83

4.14 Rangkuman Anava Faktorial 2x2... 83

(13)

DAFTAR GAMBAR

4.1 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang diajarkan dengan Metode Pembelajaran Audiolingual (A1) ... 67

4.2 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang diajarkan dengan

Metode Pembelajaran Phonetik (A2) ... 68

4.3 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang memiliki

Dialek Suku Jawa (B1) ... 70

4.4 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang memiliki

Dialek Suku Batak (B2) ... 71

4.5 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang diajarkan dengan Metode Pembelajaran Audiolingual dengan Dialek Suku

Jawa(A1B1) ... 72

4.6 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang diajarkan dengan Metode Pembelajaran Audiolingual dengan Dialek Suku

Batak (A1B2)... 74

4.7 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang diajarkan dengan Metode Pembelajaran Phonetik dengan Dialek Suku

Jawa (A2B1) ... 75

4.8 Histogram Hasil Belajar Bahasa Inggris Siswa Yang diajarkan dengan

Metode Pembelajaran Phonetik dengan Dialek Suku Batak (A2B2) .... 77

(14)

DAFTAR LAMPIRAN

1 Silabus Pembelajaran Bahasa Inggris kls XI SMA ... 105

2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Pembelajaran Audiolingual ... 120

3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Metode Pembelajaran Phonetik ... 136

4 Instrumen Tes Hasil Belajar Speaking ... 154

5 Data Uji Coba Validitas, Reliabilitas, Tes Hasil Belajar ... 158

6 Data Hasil Belajar Bahasa Inggris ... 160

7 Pengujian Normalitas Data Hasil Belajar Bahasa Inggris... 180

8 Pengujian Homogenitas Data Hasil Bahasa……….. 188

9 Pengujian Hipotesis………... 191

(15)

BAB I

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka

menghasilkan sumber daya manusia seutuhnya baik sebagai individu maupun

sebagai masyarakat. Notoatmodjo (2003:16), menjelaskan bahwa : "Pendidikan

secara umum adalah segala upaya yang direncanakan untuk mempengaruhi orang

lain baik individu, kelompok, atau masyarakat sehingga mereka melakukan apa

yang diharapkan oleh pelaku pendidikan. Pendidikan merupakan faktor yang

sangat penting bagi kehidupan manusia. Oleh sebab itu, pembangunan sektor

pendidikan harus menjadi prioritas dalam upaya peningkatan mutu sumberdaya

manusia.

Dalam meningkatkan pendidikan di Indonesia kegiatan pembelajaran di

sekolah merupakan kegiatan yang harus ditingkatkan sehingga tercapai tujuan

dalam bentuk tingkah laku, pengetahuan, maupun keterampilan dalam diri peserta

didik. Seperti yang kita ketahui saat ini Bahasa Inggris telah menjadi bahasa yang

universal. Bahasa Inggris merupakan bahasa IPTEK, perdagangan, hubungan

antar bangsa dan bisnis. Di era globalisasi dan modernisasi yang sangat cepat

dengan kemajuan teknologi yang semakin berkembang, seseorang dituntut untuk

mampu bersaing sebagai sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas. Salah

satu yang diperlukan untuk budaya saing tinggi adalah keterampilan berbahasa

(16)

sumber-sumber ilmu pengetahuan dan teknologi yang ditulis dalam Bahasa

Inggris. Bahasa Inggris juga telah menjadi salah satu syarat bagi pelamar kerja

yang ingin memasuki dunia kerja.

Berdasarkan kurikulum 2004, tujuan pembelajaran Bahasa Inggris di

sekolah menengah atas maupun menengah kejuruan diantaranya mengembangkan

kemampuan berkomunikasi Bahasa Inggris dalam bentuk lisan maupun

tulisan.Kemampuan berkomunikasi ini meliputi mendengar (listening), berbicara

(speaking), membaca (reading), dan menulis (writing). Diantara komponen ini

speaking (berbicara) memiliki implikasi yang paling kompeten dalam membentuk

peserta didik menjadi manusia yang berilmu pengetahuan dan menguasai

teknologi.

Berbicara menurut Greene & Petty (dalam Tarigan, 2008:3-4)

bahwaberbicara adalah suatu keterampilan berbahasa yang berkembang

padakehidupan anak, yang hanya didahului oleh keterampilan menyimak, danpada

masa tersebutlah kemampuan berbicara atau berujar dipelajari.Berbicara sudah

barang tentu berhubungan erat dengan perkembangan kosa kata yang diperoleh

oleh sang anak melalui kegiatan menyimak danmembaca. Kebelum-matangan

dalam perkembangan bahasa juga merupakansuatu keterlambatan dalam

kegiatan-kegiatan berbahasa.

Selanjutnya, berbicara menurut Tarigan (2008: 16) adalah kemampuan

mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk mengekspresikan,

menyatakan atau menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan. Sebagai

perluasan ini berbicara merupakan suatu sistem tanda-tanda yang dapat didengar

(17)

tubuh manusia maksud dan tujuan gagasan-gagasan atau ide-ide yang

dikombinasikan. Lebih jauh lagi menurut Tarigan (2008: 16), berbicara

merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang memanfaatkan faktor-faktor fisik,

psikologis, neurologis, semantik, dan linguistik sedemikian ekstensif, secara luas

sehingga dapat dianggap sebagai alat manusia yang paling penting bagi kontrol

manusia.

Bahasa Inggris sebagai bahasa internasional digunakan sebagai alat

komunikasi secara internasional, segala kegiatan yang bersifat internasional

seperti seminar, kongres, konferensi, dan perdagangan dunia. Ilmu pengetahuan

dan tekonologi yang berasal dari Barat juga disampaikan dengan Bahasa Inggris.

Dengan kata lain Bahasa Inggris berfungsi sebagai sarana untuk menyerap,

memahami, dan mengembangkan ilmu pengetahuan. Bahasa Inggris merupakan

bahasa asing yang mendunia dan tetap akan diperlakukan baik untuk bisa

berbicara bahasa Inggris di Perguruan Tinggi ditambah lagi untuk mencari kerja.

Kartikatresni (2000),selanjutnya berpendapat untuk menjadi ahli dalam

menggunakan bahasa, terutama belajar menggunakan bahasa Inggris dibutuhkan

keterampilan praktis (keterampilan bahasa) yaitu mampu berbicara,

mendengarkan, membaca dan menulis.

Njeru (2013), mengatakan bahwasannya sebelum pengenalan zaman

kolonial, orang-orang berbicara dengan menggunakan bahasa mereka sendiri,

yang mana disebut sebagai bahasa ibu. Masyarakat yang berbeda memiliki

bahasa berbeda tergantung pada daerah asal mereka yang muncul pada suatu

bangsa dengan bahasa yang berbeda pula. Hal itu merupakan interaksi

(18)

dalam individu yang belajar bahasa lain terlepas dari bahasa pertama mereka. Hal

ini telah dilihat sebagai langkah baik karena orang-orang biasa dengan mudah

berkomunikasi dengan satu sama lain.

Hal ini telah jelas bahwa Bahasa Inggris telah menjadi bahasa kedua dari

sekian banyak orang sejak permulaan abad ke 19 sampai abad ke 20 yang

sekarang. Dampak dari literacy acquisition pada suatu bahasa berpengaruh pada

ekonomi, sosial, demografis, dan kecenderungan sejarah secara umum (Joseph,

2003). Pada abad sekarang, literacy acquisition kebanyakan terjadi disekolah. Di

Negara Kenya, Bahasa Inggris sangat penting sebagai bahasa pengantar di dalam

sekolah. Pada tahun 1925, komisi pengawas Afrika Timur yang dipimpin oleh

Hon William George Arthur Ormsby Gore M.P sebagai pengawas

merekomendasikan bahasa lokal itu digunakan sebagai suatu media instruksi pada

langkah-langkah dasar.

Menurut definisi Sosiolinguistik istilah dialek mengacu pada variasi

bahasa yang sama, tapi berbeda pada sebuah kosa kata, pengucapan kata-kata, tata

bahasa dan dihubungkan dengan kelompok sosial dan suatu daerah yang

berdasarkan letak geografisnya. Menurut (Ronald 2010), Bahasa kedua sangat

berpengaruh pada umur/zaman. Di Kenya, kebanyakan orang-orang dari daerah

pedesaan menghadapi permasalahan dalam dialek Bahasa Inggris sebab mereka

tumbuh dari desa/kampung dimana hanya satu bahasa yang digunakan, oleh

karena itu mereka menghadapi berbagai kesulitan di dalam memperoleh bahasa

yang kedua/bahasa ketiga. Sedangkan dialek dalam pembelajaran Bahasa Inggris

dengan menggunakan metode Tasks yang terdiri dari 2 metode yaitu

(19)

kedua metode ini menekankan syllable pada setiap pembelajaran dialek Bahasa

Inggris.

Bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang majemuk. Hal ini

tercermin dari semboyan “Bhinneka tunggal Ika” yang artinya berbeda-beda tetapi

tetap satu. Kemajemukan yang ada terdiri atas keragaman suku bangsa, budaya,

agama, ras, dan bahasa dengan ragam dialek yang berbeda-beda. Oleh karena itu,

wajarlah bila di suatu sekolah (kelas rendah) terdapat berbagai bahasa ibu

mengingat siswa berasal dari berbagai latar belakang dan suku bahkan bahasa

daerah yang beragam pula. Bahasa daerah sebagai bahasa pertama dikenal anak

sangat berpengaruh terhadap pemerolehan bahasa Inggris yang akan diperoleh

anak di sekolahnya. Dialek atau pelafalan bahasa daerah dan ragam bahasa dalam

tatanannya sebagai bahasa lisan memiliki dampak terhadap pelafalan Bahasa

Inggris yang baik dan benar meskipun dari segi makna masih dapat diterima.

Kemampuan bahasa Inggris orang dewasa di Indonesia berada di kategori

menengah. Kecakapan penduduk Indonesia mengungguli Perancis dan China.

Akan tetapi, peringkat kita berada di bawah Malaysia dan Singapura.Hal tersebut

berdasarkan survei English proviciency index (EPI) 2014 yang dirilis EF, sebuah

lembaga kursus dan pelatihan Bahasa Inggris pekan lalu. Indonesia menempati

peringkat ke-28 dalam tingkat kemampuan Bahasa Inggris, dari 63 negara.

Kecakapan Bahasa Inggris orang dewasa di Indonesia berada pada kategori

menengah atau moderate proficiency. Meskipun berada jauh di bawah Malaysia

yang menempati peringkat 12, namun kemahiran berbahasa Inggris orang

(20)

Pelafalan yang nyata sering terdengar dalam tuturan resmi berasal dari

dialek bahasa Jawa dan Batak dimana bahasa tersebut dominan terdapat pada

kelas XI SMA, siswa siswi di sekolah SMA Padamu Negeri ini masih kesulitan

dalam mengucapkan Bahasa Inggris dan masih terpengaruh dengan bahasa ibu

mereka.Sistem pendidikan di Indonesia sebagai sistem yang baik dari satu sisi

belum terbukti. 20% APBN yang digelontorkan untuk dana pendidikan belum

menjawab kebutuhan akan kepandaian peserta didik. Hasil penelitian OECD atau

Organization Economic Cooperation and Development melalui Programme for

International Student Assessment (PISA), menunjukkan bahwa anak terpandai

Negeri tercinta ini, berada pada peringkat paling bawah.

Sedangkan hasil studi internasional PIRLS (Progress in International

Reading Literacy Study), dan TIMSS (Trends in International Mathematics &

Science Study), menyimpulkan: 1. Kemampuan siswa Indonesia untuk semua

bidang: di bawah rata-rata skor internasional yang 500. 2. Siswa Indonesia hanya

mampu menjawab soal-soal dalam kategori rendah, dan hampir tidak ada yang

dapat menjawab soal-soal yang menuntut pemikiran tingkat tinggi.Hal ini dapat

dilihat dari nilai rata-rata Bahasa Inggris peserta didik SMA Padamu Negeri kls

(21)

Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Speaking Mata Pelajaran Bahasa Inggris Kelas XI SMA Padamu Negeri Medan.

No Kelas Nilai Rata-Rata Speaking KKM

1 XI-IPA 1 6,0 7,5

2 XI-IPA 2 6,2 7,5

3 XI-IPS 1 6,1 7,5

4 XI-IPS 2 6,0 7,5

Data empirik hasil belajar berbicara Bahasa Inggris peserta didik SMA

Padamu Negeri masih tergolong cukup rendah, sehingga hasil belajar Bahasa

Inggris siswa menurun maka oleh sebab itu perlu dirubah metode yang digunakan

guru dalam mengajar yaitu dengan merubah metode mengajar dengan

menyesuaikan dialek suku, dialek-dialek tersebut akan lebih baik bila sekecil

mungkin dihilangkan apalagi bila dialek itu diselingi dengan bahasa daerah dari

bahasa ibu petuturnya sehingga tidak menimbulkan permasalahan khususnya

salah penafsiran bahasa karena terdapat bahasa daerah yang mempunyai ucapan

atau pelafalan sama namun memiliki makna yang berbeda. Selain itu selama ini

guru-guru disekolah tersebut masih menggunakan metode yang tidak sesuai

dengan sukunya masing-masing sehingga siswa menjadi pasif dalam

pembelajaran Bahasa Inggris.

Jadi untuk meningkatkan minat siswa, maka dalam pengajaran bahasa

dianjurkan untuk menggunakan metode pembelajaran Bahasa Inggris yang tepat

sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan hasil yang dicapai siswa. Salah satu

(22)

lingual dan Metode Phonetic (Mendengar dan Mengucapkan), dimana hal ini

telah dilihat sesuai karakteristik suku masing-masing kelompok sehingga metode

audio-lingual sesuai dengan karakteristik suku jawa sedangkan metode phonetic

sesuai dengan karakteristik suku batak.

Aspek penting dari metodologi adalah pengembangan rutinitas pengajaran,

materi dan tugas-tugas yang digunakan di dalam kelas. Ruslan (2003:24) Metode

merupakan kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan suatu cara kerja (sistematis)

untuk memahami suatu subjek atau objek penelitian, sebagai upaya untuk

menemukan jawaban yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah dan

termasuk keabsahannya.

Salah satu metode yang diduga dapat memaksimalkan belajar siswa di

SMA Padamu negeri kelas XI IPA dan berorientasi pada siswa adalah metode

audiolingual dan metode fonetik.Ada dua hal penting yang mempengaruhi hasil

belajar yaitu metode pembelajaran dan dialek suku siswa. Bertolak dari uraian di

atas, timbul pemikiran bahwa perlunya proses pembelajaran yang aktif, kreatif,

inovatif, dan menarik untuk mengatasi rendahnyapronunciation hasil belajar

Bahasa Inggris siswa yaitu dengan mengubah metode pembelajaran dan pengaruh

bahasa ibu siswa di dalam kelas dengan memperhatikan dialek siswa yang baik

dan benar sebagai bagian integral dalam pembelajaran. Menurut pernyataan

Sujana (2005:28) bahwa hasil belajar adalah penilaian dari hasil usaha/kegiatan

yang dinyatakan dalam bentuk angka, huruf yang dapat mencerminkan hasil yang

dicapai oleh seseorang dalam jangka waktu tertentu. Sehingga dapat dikatakan

(23)

dalam memahami dan mengekspresikan ide-ide dalam Bahasa Inggris yang dalam

hal ini diukur dengan menggunakan tes hasil belajar.

Oleh karena itu, penulis tertarik mengadakan penelitian mengenai

Pengaruh Metode Pembelajaran dan Dialek Suku terhadap hasil belajar Bahasa

Inggris siswa/I SMA Padamu Negeri dalam rangka meningkatkan hasil belajar

siswa dalam pembelajaran. Diharapkan dapat memperkokoh pencarian upaya

peningkatan kualitas pengajaran.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian yang dipaparkan pada latar belakang di atas, dapat

diidentifikasikan beberapa masalah yang berkaitan dengan rendahnya hasil belajar

siswa pada mata pelajaran bahasa Inggris, antara lain: Apakah proses

pembelajaran Bahasa Inggris di SMA sesuai dengan hakekat mata pelajaran

bahasa Inggris khususnya komponen pembelajaran ketrampilan berbicara?

Metode pembelajaran yang bagaimanakah yang sering digunakan pada mata

pelajaran Bahasa Inggris?Apakah komponen lain dalam metode pembelajaran

seperti kegiatan pembelajaran, berdialog dalam Bahasa Inggris, peran serta siswa,

pengetesan dan kegiatan tindak lanjut mempengaruhi hasil belajar bahasa

Inggris?Apakah metode pembelajaran audiolingual dapat meningkatkan hasil

belajar siswa? Apakah metode pembelajaran phoneticdapat meningkatkan

kemampuan belajar peserta didik pada mata pelajaran Bahasa Inggris? Apakah

ada perbedaan hasil belajar dengan metode pembelajaran audioligualdan metode

pembelajaran phonetic?Apakah ada pengaruh pada pronunciation siswa dengan

(24)

Inggris?Apakah dengan dialek berbeda dan metode pembelajaran berbeda akan

dapat menghasilkan prestasi belajar yang berbeda?Apakah dengan mengubah

dialek suku siswa dapat meningkatkan prestasi belajar siswa? Apakah ada

interaksi antara metode pembelajaran dengan dialek suku dalam mempengaruhi

hasil belajar mata pelajaran Bahasa Inggris? Apakah latar belakang pengetahuan

siswa memiliki pengaruh pada dialek suku dan prestasi belajar siswa?

C. Pembatasan Masalah.

Identifikasi masalah diatas menunjukkan banyaknya pertanyaan yang perlu

dijawab sehubungan dengan metode pembelajaran Bahasa Inggris. Keterbatasan

ruang lingkup lokasi, subjek penelitian, waktu penelitian dan variabel penelitian

menyebabkan penelitian ini dibatasi pada ruang lingkup:

1. Hasil belajar pronunciation berbahasa Inggris dalam ranah kognitif dengan

materi pelajaran Bahasa Inggris pada kelas XI Tahun Ajaran 2014 / 2015 di

SMA Padamu Negeri Medan.

2. Metode Pembelajaran dalam penelitian ini menggunakan metode

pembelajaran audiolingual dan metode pembelajaran phonetic dalam

pembelajaran Bahasa Inggris.

3. suku dikategorikan atas dialek batak dan jawa.

4. Hasil belajar dibatasi pada hasil belajar yang bersifat psikomotorik yang

(25)

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang telah

dikemukakan, maka masalah-masalah pokok dalam penelitian ini dirumuskan

sebagai berikut :

1. Apakah kelompok siswa yang diajar dengan menggunakanmetode

pembelajaran audiolingual memperoleh hasil belajar lebih tinggi dibanding

kelompok siswa yang diajar dengan menggunakan metode pembelajaran

phonetic?

2. Apakah dialek suku yang berbeda memberi pengaruh yang berbeda terhadap

hasil belajar Bahasa Inggris bagi siswa/I XI SMA Padamu Negeri?

3. Apakah terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan dialek suku

terhadap hasil belajar Bahasa Inggris siswa?

E. Tujuan Penelitian.

Penelitian ini secara umum bertujuan untuk memperoleh gambaran

pengaruh aplikasi metode pembelajaran dan dialek suku terhadap hasil belajar

Bahasa Inggris Siswa/I. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Pengaruh metode pembelajaran audiolingual dengan metode pembelajaran

phonetic terhadap hasil belajar Bahasa Inggris.

2. Perbedaan hasil belajar Bahasa Inggris antara siswa yang mempunyai dialek

Jawa dan dialek Batak.

3. Interaksi antara metode pembelajaran dengan dialek suku dalam

(26)

F. Manfaat Penelitian.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi dunia pendidikan

umumnya dan mata pelajaran Bahasa Inggris pada khususnya baik secara teoritis

maupun praktis. Manfaat secara teoritis dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan positif mengenai pengaruh

metode pembelajaran audiolingual dan phonetic terhadap hasil belajar Bahasa

Inggris di SMA Padamu Negeri.

2. penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan terhadap landasan

konsep, prinsip, dan prosedur penelitian metode pembelajaran audiolingual

dan phonetic.

Manfaat penelitian secara praktis sebagai berikut:

1. Diharapkan dapat menjadi masukan kepada pihak sekolah dalam peningkatan

sarana dan prasarana sekolah agar lebih memotivasi siswa dalam belajar.

2. Sebagai bahan masukan bagi siswa SMA untuk mencapai hasil belajar yang

baik.

3. Sebagai bahan informasi bagi peneliti-peneliti yang ada relevansinya di

(27)

BAB V

SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Simpulan

Simpulan-simpulan yang dapat ditarik dari hasil pengujian hipotesis adalah

sebagai berikut :

Pertama, rata-rata hasil belajar bahasa Inggris siswa yang diajar dengan

metode pembelajaran Audiolingual lebih tinggi dari pada rata-rata hasil belajar

bahasa Inggris siswa yang diajar dengan metode pembelajaran Phonetic. Dengan

demikian metode pembelajaran Audiolingual lebih efektif diterapkan dalam

pembelajaran bahasa Inggris guna meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris

khususnya pada materi tersebut.

Kedua, rata-rata hasil belajar bahasa Inggris siswa dengan dialek suku

Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata hasil belajar bahasa Inggris

siswa dengan dialek suku Batak.

Ketiga, terdapat interaksi antara metode pembelajaran dengan dialek suku

dimana siswa dengan dialek suku Jawa lebih tepat diajar menggunakan metode

pembelajaran Audiolingual, sedangkan siswa dengan dialek suku Batak lebih

tepat diajar dengan metode pembelajaran Phonetic.

B. Implikasi

Pertama, hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan adanya

pengaruh metode pembelajaran terhadap hasil belajar siswa dalam bidang studi

bahasa Inggris. Hal ini memberikan penjelasan dan penegasan bahwa metode

(28)

meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris. Hal ini dapat dimaklumi karena

melalui penerapan metode pembelajaran yang tepat dapat meningkatkan

partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran yang pada akhirnya dapat membawa

keberhasilan dan ketercapaian tujuan pembelajaran itu sendiri. Dengan demikian

konsekuensinya apabila metode pembelajaran yang kurang tepat maka tentu akan

berakibat berkurangnya pula partisipasi aktif siswa dalam pembelajaran. Melalui

penelitian ini menunjukkan bahwa secara rata-rata hasil belajar bahasa Inggris

siswa lebih tinggi dengan menggunakan metode pembelajaran Audiolingual dari

pada metode pembelajaran Phonetic. Hal ini menunjukkan bahwa metode

pembelajaran Audiolingual lebih efektif untuk meningkatkan hasil belajar bahasa

Inggris, karena dalam pembelajaran yang menerapkan metode pembelajaran

Audiolingual, siswa cenderung untuk lebih banyak berlatih dalam pelafalan dan

pemahaman vocabulary sehingga memudahkan penguasaan materi bahasa Inggris.

Konsekuensi logis dari pengaruh penerapan metode pembelajaran terhadap

hasil belajar bahasa Inggris kepada guru untuk melaksanakan metode

pembelajaran Audiolingual. Dengan menggunakan metode pembelajaran

Audiolingual diharapkan guru dapat membangkitkan dan memotivasi siswa dalam

belajar dan meningkatkan partisipasi aktif siswa terhadap pelejaran bahasa Inggris

dan dapat mencipatakan suasana yang lebih interaktif dan efektif dalam mencapai

tujuan pembelajaran. Untuk melaksanakan metode pembelajaran Audiolingual

maka guru harus terlebih dahulu dituntut menguasai tahapan-tahapan yang

terdapat dalam metode pembelajaran Audiolingual.

Kedua, hasil penelitian juga menunjukkan bahwa dialek suku siswa

(29)

mempunyai hasil belajar yang berbeda dibandingkan dengan siswa yang dialek

suku Batak. Dialek suku yang dipilah atas dialek suku Jawa dan dialek suku Batak

ditentukan dari cara berbicara siswa.

Siswa dengan dialek suku jawa memilki karakteristik diidentikkan dengan

berbagai sikap sopan, segan, menyembunyikan perasaan alias tidak suka

langsung-langsung, menjaga etika berbicara baik secara konten isi dan bahasa

perkataan maupun objek yang diajak berbicara. Dalam keseharian sifat Andap

Asor terhadap yang lebih tua akan lebih di utamakan. Suku Jawa umumnya

mereka lebih suka menyembunyikan perasaan. Menampik tawaran dengan halus

demi sebuah etika dan sopan santun sikap yang dijaga. Misalnya saat bertamu dan

disuguhi hidangan. Suku Jawa memang sangat menjunjung tinggi etika. Baik

secara sikap maupun berbicara. Untuk berbicara, seorang yang lebih muda

hendaknya menggunakan bahasa Jawa halus yang terkesan lebih sopan. Sehingga

lebih mudah jika diajarkan dengan metode audiolingual. sebaliknya berbeda

dengan yang terjadi pada siswa yang memiliki dialek suku Batak, kurang sabar,

pemarah, mau cepat sehingga lebih baik jika di ajarkan dengan metode phonetic.

Konsekuensi logis dari pengaruh dialek suku terhadap hasil belajar bahasa

Inggris berimplikasi pada guru pengampu mata pelajaran bahasa Inggris untuk

melakukan identifikasi dan prediksi didalam menentukan dialek suku. Apabila

dialek suku siswa dapat dikelompokkan maka guru dapat menerapkan

rencana-rencana pembelajaran dan metode-metode pembelajaran yang tepat dan sesuai

dengan dialek suku siswa

Ketiga, hasil penelitian juga menunjukkan terdapat interaksi metode

(30)

tersebut terindikasi dari siswa dengan dialek suku Jawa yang diajar dengan

metode pembelajaran Audiolingual secara rata-rata mempunyai hasil belajar

bahasa Inggris yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode

pembelajaran Phonetic. Sedangkan bagi siswa dengan dialek suku Batak secara

rata-rata hasil belajar bahasa Inggris yang diajar dengan metode pembelajaran

Audiolingual lebih rendah dibandingkan dengan rata-rata siswa yang diajarkan

menggunakan metode pembelajaran Phonetic. Dengan demikian dapat dipahami

bahwa metode pembelajaran Audiolingual lebih tepat digunakan bagi siswa yang

memiliki karakteristik yang memiliki dialek suku Jawa, sedangkan metode

pembelajaran Phonetic lebih tepat digunakan bagi siswa dengan karakteristik

dialek suku Batak.

Dalam hal ini guru dan siswa mempunyai peranan yang sama dan berarti

untuk meningkatkan hasil belajar bahasa Inggris itu sendiri, sehingga dengan

demikian untuk mencapai hasil belajar yang maksimal maka kedua variabel

tersebut yaitu metode pembelajaran dan dialek suku perlu menjadi perhatian

sekaligus.

Konsekuensi logis dari interaksi metode pembelajaran dan dialek suku

berimplikasi kepada guru dan siswa. Untuk guru, agar dapat memahami dan

tentunya melaksanakan dengan baik penerapan metode pembelajaran

Audiolingual dalam pembelajaran di kelas karena melalui penelitian ini terbukti

(31)

C. Saran-Saran

Dari hasil temuan-temuan penelitian sebelumnya maka dapatlah

disampaikan beberapa saran sebagai berikut :

1. Guru sebagai perancang pembelajaran disarankan memperhatikan dialek

suku dalam merancang pembelajaran sehingga dengan demikian guru dapat

menetapkan metode pembelajaran yang lebih sesuai untuk dilaksanakan

karena metode pembelajaran dan dialek suku merupakan suatu komponen

yang dapat menentukan dan mempengaruhi hasil belajar.

2. Guru dalam kegiatan pembelajaran perlu menetapkan metode pembelajaran

Audiolingual dalam pembelajaran bahasa Inggris, karena metode

pembelajaran Audiolingual memberikan hasil yang lebih tinggi dalam mata

pelajaran bahasa Inggris dibandingkan dengan metode pembelajaran

Phonetic.

3. Kepada peneliti lain disarankan untuk penelitian ini agar menerapkan

metode pembelajaran Audiolingual dan pembelajaran Phonetic pada bahasa

(32)

DAFTAR PUSTAKA

Allen, Woody. 1968. Second Language Acquisition. Home Made Of Dawn

Arikunto, Suharsimi. 2000. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta : Bumi Aksara

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta : Rineka Cipta

Bloom, B. 1982. Human Characteristics and School Learning. New York : Mc.Grawhill Book Company

Chesire, Jenny. 1989. Dialect and Education. England: Clevedon

Crystal. D. 1987. The Cambridge Encyclopedia of Language. Cambridgeshire : Cambridge University Press

Ellis, R. 1997. Second Language Acquisition. Oxford: Oxford University Press.

Gagne, Robert M, dan Briggs, Leslie.1979. Principles of Instruction Design. New York : Holt Rinchart And Winston

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara

Hamid,A.K. 2009. Teori Belajar dan Pembelajaran. Medan: Pasca Sarjana Unimed.

Istarani. 2012. Kumpulan 39 Metode Pembelajaran. Medan: CV ISCOM MEDAN

Jessica. 2011. Mother Tongue-Based Bilingual or Multingual Education In The

Early Years. Paris: University of Victoria

Machelin, Evangeline. 1975. Dialects For The Stage. New York: Routledge

Miarso, Y.2004.Menyemai Benih Teknologi Pendidikan. Jakarta: Kencana

Njeru, Gatavi Margaret. 2013. Dialect and The Learning of English as a Second

Language In Kenya. Kenya: English Linguistic Research

(33)

Purwoko, Herudjati. 2010. Speaking Ability. Semarang. Program Magister Linguistik Undip.

Reigulth, C.M, 1983. Instructional Design Theories and Models: an overviews their current status.London : Lowrence Rrl Gaum Associates

Schemidt, Lauren. 2000. The Role Of Dialectal Variation In Second Learning. St. Louis: University of Missouri

Slameto, 2003. Belajar dan Faktor yang Mempengaruhi.Jakarta: Ardi Mahesatya

Subiyanto, Agus. 2010. Proses Fonologis Bahasa Jawa. Semarang. Fakultas Ilmu Budaya Undip.

Suparman, Atwi. 1997. Desain Instructional. Bandung: Alfabeta

Trudgill, Peter. 2001. Dialects. Newyork. Routledge.

Trudgill, Peter. 1983. Language Dialect and Society. British: Blacwell Oxford

Wendy Baker, David Eddington, Lyndseynay. 2009. Dialect Identification. America: Bringham Young University

Gambar

Gambar
Tabel 1.1 Nilai Rata-rata Speaking Mata Pelajaran Bahasa Inggris

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah kelompok siswa yang diajar dengan metode pembelajaran kooperatif tipe ST AD memperoleh hasil belajar Fiqh

Penelitian ini bertujuan untuk ( 1) mengetahui hasil belajar matematika siswa yang diajar dengan model pembelajaran kooperatif struktural NHT lebih tinggi daripada hasil

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Inquiry Training dan pembelajaran konvensional, aktivitas siswa

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa yang diajar dengan model pembelajaran Inquiry Training dan pembelajaran konvensional, aktivitas siswa

Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui perbedaan basil belajar siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran berorientasi pada siswa dan strategi

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran Discovery Learning dan Problem Based Learning pada

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui : (1) Perbedaan hasil belajar kewirausahaan antara siswa yang diajar dengan strategi pembelajaran kooperatif tipe

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together)