• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan"

Copied!
63
0
0

Teks penuh

(1)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

PREVALENSI KOMPLIKASI ORAL AKIBAT

KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER DI RSUP

H. ADAM MALIK MEDAN

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

NOR AZEE AZWA BINTI KAMARUDIN NIM : 050600163

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan

di hadapan tim penguji skripsi

Medan, 1 Pebruari 2009

Pembimbing : Tanda tangan

(3)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 30 Januari 2009

TIM PENGUJI

KETUA : Syuaibah Lubis, drg.

(4)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Fakultas Kedokteran Gigi

Departemen Ilmu Penyakit Mulut Tahun 2009

Nor Azee Azwa

Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP

H. Adam Malik Medan.

xi + 47 halaman

Kemoterapi merupakan suatu terapi kanker yang digunakan untuk membunuh

sel-sel maligna yang berkembang-biak dengan cepat. Agen kemoterapi ini juga dapat

menimbulkan komplikasi oral berupa mukositis oral, xerostomia, infeksi, perdarahan

dan gangguan pengecapan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi setiap

komplikasi oral akibat kemoterapi pada pasien kanker yang mendapat perawatan

kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan.

Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian

ini melibatkan 67 orang subjek (18 orang laki-laki dan 49 orang perempuan) dan

subjek penelitian yang paling banyak adalah pasien kanker payudara yang mendapat

kemoterapi.

Persentase komplikasi oral pasien kanker yang mendapat kemoterapi adalah

63% mukositis oral, 93% xerostomia, 24% kandidiasis, 12% perdarahan dan 19%

(5)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

mukositis oral adalah dari golongan alkylating agent yaitu cisplatin dan

cyclophosphamide. Hal ini karena golongan obat ini paling banyak digunakan untuk

perawatan kemoterapi kanker di RSUP H Adam Malik Medan khususnya untuk

perawatan kanker payudara. Kebanyakan pasien mengalami mukositis oral pada

perawatan kemoterapi siklus ke-5 ke atas.

(6)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan

karunia-Nya, serta shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW sehingga skripsi yang berjudul ”Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker di RSUP H Adam Malik Medan”, selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis

sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Dengan hati yang tulus, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga

kepada orang tua tersayang yaitu abah (Alm. Kamarudin Bin Ibrahim Aravi) dan ummi (Norisah Binti Ab. Ghani), juga baba (Che Samsudin Bin Mat) yang telah memberikan kasih sayang, doa restu, material dan dukungan tanpa batas. Rasa kasih

dan sayang untuk abang, kakak dan adik yang banyak memberi semangat dan mendukung penulis dalam keadaan suka maupun duka. Selanjutnya penulis

mengucapkan terima kasih kepada :

1. Syuaibah Lubis, drg. selaku dosen pembimbing skripsi atas waktu yang diberikan untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Prof. Ismet Danial Nst, drg., Ph.D., Sp. Prost. selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas sumatera Utara.

3. Wilda Hafny Lubis, drg., Msi., selaku Ketua Departemen Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan juga tim penguji skripsi.

4. Sayuti Hasibuan, drg., Sp. PM., selaku koordinator skripsi dan juga tim

(7)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

5. Saidina Hamzah Daliemunthe, drg,. Sp. Perio. selaku pembimbing

akademik penulis.

6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi terutama staf pengajar dan

staf di Departemen Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

7. Prof. Dr. Sutomo Kasiman, SpPd., SpJP(K) selaku ketua komisi etik

penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

8. Dr. M. Nur Rasyid Lubis, SpB, Fina Cs, direktur SDM dan Pendidikan

RSUP H Adam Malik Medan atas bantuan dan izin yang diberikan kepada penulis selama penelitian.

9. Dr. Muhammad Tenang Sibayang. MARS, selaku kepala instalasi ruang

Rindu A, RSUP HAM.

10.Ns. Misrah Panjaitan, S Kep, selaku kepala instalasi ruang Rindu B,

RSUP HAM.

11.Seluruh staf perawat di RSUP H Adam Malik Medan terutama di bagian RINDU A, RINDU B dan ruang kemoterapi.

12.Saudara-saudaraku tercinta dan teman-teman seperjuangan di Fakultas Kedokteran Gigi Lindawaty, Yana, Balqish, Yufi, Arifah, Izzah, Zu, Hanim,

Shafeeqa, Huda, Mimi, Nadia, Arfah, Mat No, Hafiz, Yani, Naim, Putra, Nik, Sherry, Liza, Shaz, Che-che dan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan

(8)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

penulis. Untuk itu, semua saran dan kritik akan menjadi sumbangan dan masukan

yang sangat berharga bagi kualitas skripsi ini.

Akhinya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah

turut membantu dalam penyusunan skripsi ini dan memohon maaf bila terdapat kesalahan selama melakukan penelitian ini. Penulis juga mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pengembangan disiplin ilmu di

Fakultas Kedokteran Gigi khususnya Departemen Penyakit Mulut.

Medan, 1 Pebruari 2009 Penulis,

(9)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI

KATA PENGANTAR... iv

1.4 Manfaat Penelitian... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5

2.1 Definisi Kanker dan Epidemiologi... 5

2.2 Faktor Predisposisi Kanker... 5

2.3 Terapi Kanker... 6

2.3.1 Kemoterapi Kanker... 7

2.3.1.1 Jenis Obat Kemoterapi dan Efek Samping... 7

2.3.1.2 Komplikasi Oral Kemoterapi Kanker... 9

2.3.1.3 Tindakan Dokter Gigi Pada Pasien Kemoterapi Kanker.. 12

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN... 17

3.1 Rancangan Penelitian... 17

(10)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

3.3 Populasi dan Sampel... 17

3.4 Besar Sampel... 17

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 18

3.5.1 Kriteria Inklusi... 18

3.5.2 Kriteria Eksklusi... 18

3.6 Variabel Penelitian... 19

3.6.1 Variabel Bebas... 19

3.6.2 Variabel Terikat... 19

3.6.3 Variabel Terkendali... 19

3.6.4.Variabel Tak Terkendali... 19

3.7 Definisi Operasional... 20

3.8 Alat dan Bahan Penelitian... 20

3.8.1 Alat Pemeriksaan Lesi Oral... 21

3.8.2 Alat Pencatatan Data Kemoterapi dan Komplikasi Oral... 21

3.8.3 Bahan Penelitian... 21

3.9 Prosedur Penelitian... 21

3.10 Pengolahan Data... 22

3.11 Analisis Data... 22

BAB 4 HASIL PENELITIAN... 23

4.1 Data Demografis... 23

4.2 Prevalensi Komplikasi Oral... 26

4.3 Distribusi Komplikasi Oral... 29

4.4 Hasil Kuesioner... 33

BAB 5 PEMBAHASAN... 34

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 38

7.1 Kesimpulan... 38

7.2 Saran... 38

(11)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1 Data demografis pasien kanker yang mendapat kemoterapi

di RSUP HAM... 23

2 Persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi berdasarkan jumlah lesi... 28

3 Jumlah pasien kanker yang mendapat kemoterapi berdasarkan jumlah dan jenis lesi... 28

4 Distribusi komplikasi oral berdasarkan umur pasien... 29

5 Distribusi komplikasi oral berdasarkan jenis kanker... 30

6 Distribusi komplikasi oral berdasarkan jenis obat... 30

(12)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1 Persentase pasien laki-laki dan perempuan yang mendapat

perawatan kemoterapi di RSUP HAM... 25

2 Persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi

berdasarkan jenis kanker di RSUP HAM... 25

3 Prevalensi komplikasi oral akibat kemoterapi pada pasien

kanker di RSUP HAM... 26 4 Persentase mukositis oral berdasarkan siklus

perawatan kemoterapi... 27 5 Persentase jenis obat kemoterapi yang menimbulkan

(13)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian

bidang kesehatan... 40

2 Lembar penjelasan kepada subjek penelitian... 41

3 Lembar persetujuan subjek penelitian... 42

4 Contoh kuesioner... 43

(14)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Kanker adalah salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesakitan dan

kematian pada manusia.1 Di Indonesia diperkirakan terdapat 113 penderita kanker

baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya. Prevalensi penderita kanker

meningkat dari tahun ke tahun akibat peningkatan angka harapan hidup, sosial

ekonomi, serta perubahan pola penyakit.2

Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, kanker

menduduki urutan ke-9 dari 10 penyakit terbesar penyebab utama kematian di

Indonesia. Laporan Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) memberi gambaran bahwa 12%

dari seluruh kematian dunia disebabkan oleh penyakit kanker.3

Terdapat 3 cara dan terapi/perawatan pada kasus kanker yaitu; terapi

pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Terapi lainnya adalah imunoterapi dan

terapi hormon. Hanya terapi pembedahan yang mengangkat seluruh jaringan kanker

sedangkan radioterapi dan kemoterapi hanya menghambat dan merusak pertumbuhan

sel kanker.1

Kemoterapi adalah obat yang digunakan dalam terapi kanker untuk merusak,

menekan dan mencegah penyebaran sel kanker yang berkembangbiak dengan cepat.

(15)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

tertentu dapat menimbulkan efek samping terhadap mukosa oral dan gastrointestinal,

folikel rambut, sistem reproduktif dan sistem hematopoitik.4

Kemoterapi dan radioterapi menimbulkan efek samping atau komplikasi di

rongga mulut.1,4 Tidak semua pasien kemoterapi kanker memiliki risiko yang sama

untuk mendapat komplikasi oral.4 Risiko terjadinya komplikasi oral tergantung pada

beberapa faktor yaitu mukosa oral, mikrorganisme rongga mulut, trauma pada

jaringan oral dan perubahan anatomi dan fungsi oral akibat kanker yang diderita.4

Komplikasi oral akibat kemoterapi dibagi atas 2 bentuk utama yaitu;

komplikasi dari obat kemoterapi yang langsung menimbulkan efek pada mukosa oral

(direct stomatotoxity) dan efek dari perubahan mukosa (indirect stomatotoxity)

dalam keadaan mielosupresi.1,5,6 Efek stomatotoksitas langsung di antaranya adalah

mukositis, xerostomia dan neurotoksik sedangkan efek stomatotoksik tidak langsung

adalah infeksi bakteri, virus dan fungi dan perdarahan akibat trombositopeni.1

Di antara komplikasi oral yang sering terjadi akibat kemoterapi adalah

mukositis, xerostomia, neurotoksik, infeksi, perdarahan dan gangguan pengecapan.1,4

Manifestasi oral pada mukositis termasuk eritema, ulser, perdarahan dan eksudat

berupa cairan inflamasi.6,7 Hampir 75% pasien mengalami mukositis setelah

mendapat kemoterapi dosis tinggi atau kombinasi kemoradioterapi.6 Lebih 40%

pasien kemoterapi kanker mengalami komplikasi oral.16

Satu penelitian dilakukan terhadap 57 pasien dewasa yang mendapat

kemoterapi sekurang-kurangnya 2 siklus dalam 12 bulan dan dibantu dengan

(16)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

mendapat sekali perawatan kemoterapi. Mulut kering (n = 20, 54,1% sebelum; n =

14, 73,7% semasa). Ulser (n = 14, 87,5% sebelum; n = 8 100% semasa). Sakit dan

sulit menelan (n = 14, 87,5% sebelum; n = 4, 100% semasa). Penelitian ini

membuktikan insidensi terjadinya mukositis oral tinggi pada pasien kemoterapi.

Dengan ini, terbukti bahwa kemoterapi memiliki hubungan dengan masalah di rongga

mulut.22

Mahasiswa Universiti Sains Malaysia telah melakukan penelitian pada 30

pasien kanker yang mendapat kemoterapi di wad onkologi (3S) HUSM. Hasil yang

didapat adalah mukositis oral (46.7%) dengan komplikasi bibir kering, ulserasi dan

perdarahan. Mulut kering (90.0%), membran mukosa kering (96.7%), keadaan

saliva kering (70.0%) serta kepekatan saliva (30.0%). Persentase mikrorganisme

gram negatif bertambah 63.3% pada hari kelima sedangkan gram positif 16,7% dan

kandida 10.0%.10

Di RSUP H. Adam Malik Medan, terdapat 7 orang pasien setiap harinya yang

datang ke ruangan kemoterapi untuk mendapatkan terapi kanker yang dideritanya.

Jenis kanker yang diderita sangat bervariasi. Kebanyakan penderita kanker ialah

wanita dan jenis kanker yang sering mendapatkan kemoterapi adalah kanker

payudara.

1.2 Perumusan Masalah

Bagaimanakah komplikasi/kondisi oral pasien kanker yang mendapat

(17)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

 Apakah komplikasi oral yang timbul?  Berapakah prevalensi setiap lesi oral?

 Apakah jenis obat yang dapat menimbulkan lesi oral tersebut?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui jenis komplikasi oral yang dialami pada pasien kanker

yang mendapat kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan.

2. Untuk mengetahui prevalensi setiap komplikasi oral yang terlihat pada

rongga mulut pasien kanker yang mendapat kemoterapi.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah:

1. Meningkatkan derajat kesehatan mulut pasien kanker yang mendapat

kemoterapi agar komplikasi oral lainnya dapat dikurangi.

2. Sebagai usaha dalam mengatur rencana perawatan bagi setiap komplikasi

oral yang timbul pada pasien kanker akibat kemoterapi.

3. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut, baik mengenai cara penanggulangan

(18)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Kanker

Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tak terkontrol dan penyebaran

dari sel-sel tidak normal jaringan tubuh. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian

tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker dapat disebabkan oleh

faktor eksternal ( tembakau, bahan kimia, radiasi dan infeksi mikroorganisme ) dan

faktor internal ( mutasi genetik, hormon, kondisi sistem imun dan mutasi yang terjadi

dari proses metabolisme ). Kedua faktor penyebab ini dapat bergabung atau berdiri

sendiri dapat memicu terjadinya proses karsinogenesis. Kanker dapat dideteksi

setelah 10 tahun atau lebih terpapar oleh faktor eksternal.11

2.2 Faktor Predisposisi Kanker

Semua kanker melibatkan gen abnormal atau malfungsi sel yang mengontrol

pertumbuhan dan pembelahan sel. Kira-kira 5% dari seluruh kanker adalah herediter.

Namun beberapa kanker dapat terjadi karena faktor herediter tetapi akibat mutasi gen

(19)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

menyebabkan kanker disebut karsinogen.12 Faktor-faktor predisposisi tersebut antara

lain:

1. Bahan Kimia: Zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan kanker paru

pada perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja menghirup

asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama. Bahan kimia untuk industri

serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan

seorang pekerja industri menderita kanker.12

2. Penyinaran yang berlebihan: Sinar ultra-violet yang berasal dari matahari

dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif yaitu sinar X yang berlebihan atau

sinar radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukemia.3,12,13

3. Virus: Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal

menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus

onkogenik.12

4. Hormon: Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang

fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Pada

beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan

dapat menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa jenis kanker seperti payudara,

rahim, indung telur dan prostat (kelenjar kelamin pria).3,12

5. Rangsangan fisik berulang: Gesekan atau benturan yang berulang pada

salah satu bagian tubuh dalam waktu yang lama merupakan rangsangan yang dapat

mengakibatkan terjadinya kanker disebabkan luka atau cedera yang tidak sempat

(20)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

2.3 Terapi Kanker

Pengobatan kanker di antaranya pembedahan, kemoterapi, radioterapi dan

terapi kombinasi.21 Pembedahan merupakan pengambilan seluruh jaringan kanker dan

jaringan sehat sekitarnya yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit.1 Radioterapi

merupakan terapi penyinaran yang bertujuan menghancurkan sel-sel kanker yang

membelah dengan cepat.21 Radiasi tidak mampu membedakan antara sel normal dan

sel kanker sehingga merusak sel normal.4

2.3.1 Kemoterapi Kanker

Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk

pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak

hanya sel kanker, tapi dapat memberi efek di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi,

pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan

yang diberikan pada saat kemoterapi.27

Terdapat 5 cara pemberian perawatan kemoterapi yaitu kemoterapi adjuvan

diberikan setelah pembedahan, kemoterapi neoadjuvan sebelum pembedahan,

kemoterapi primer digunakan secara sendiri pada pasien leukemia dan limfoma,

kemoterapi induksi sebagai kemoterapi pertama dan kemoterapi kombinasi

menggunakan obat kemoterapi lebih dari dua jenis obat.27

(21)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Jenis Kemoterapi yang digunakan untuk terapi kanker adalah :

a. Obat golongan Alkylating agent, Platinum Compounds, dan Antibiotic

Anthrasiklin, obat golongan ini bekerja antara lain dengan mengikat DNA di inti sel,

sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi. Efek sampingnya berupa

mual, muntah, rambut rontok, iritasi kandung kemih (sistitis) disertai terdapatnya

darah dalam air kemih, jumlah sel darah putih, sel darah merah dan trombosit

menurun, jumlah sperma berkurang (pada pria, mungkin terjadi kemandulan yang

menetap) dan dapat meningkatnya resiko leukemia.13,23

b. Obat golongan Antimetabolit bekerja langsung pada molekul basal inti sel,

yang berakibat menghambat sintesis DNA. Obat golongan ini menimbulkan efek

yang sama dengan alkylating agents, ditambah dengan terjadinya ruam kulit, warna

kulit menjadi lebih gelap (meningkatnya pigmentasi) atau gagal ginjal.13,23

c. Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca alkaloid dan Taxanes

bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.

Efek samping yang ditimbulkan serupa dengan alkylating agents.13,23

d. Obat golongan Enzim seperti L-A Sparaginase bekerja dengan

menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan

RNA dari sel – sel kanker tersebut.23

e. Kemoterapi herbal yang terkandung dalam bawang putih. Selenium, suatu

komponen yang terkandung di dalam bawang putih.23

f. Kemoterapi herbal dengan senyawa polifenol yang terdapat di dalam teh

(22)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Agen/obat kemoterapi yang berpotensi merusak mukosa oral adalah dari

golongan alkylating (busulfan, cyclophosphamide, procarbazine dan thiothepa),

anthracyclines (daunorubicin, doxorubicin dan epirubicin), antimetabolites (cytosine

arabinoside, hydroxyurea, 5-fluoracil, methotrexate, mercptopurine dan

6-thioguanine), antibiotics (actinomycin D, amsacrine, bleomicyn dan mitomycin), dan

vinka alkaloids (vinblastine dan vincristine).16

2.3.1.2 Komplikasi Oral Kemoterapi Kanker

Obat yang digunakan sebagai agen kemoterapi memberi efek destruktif pada

mukosa oral. Agen kemoterapi ini bereaksi secara langsung menyebabkan terjadinya

mielosupresi dan imunosupresi.4 Komplikasi oral spesifik akibat terapi kanker adalah

mukositis/stomatitis, infeksi, perdarahan, xerostomia, gangguan pengecapan dan

defisiensi nutrisi 1,14,16

Mukositis menggambarkan adanya suatu reaksi efek toksik pada saluran

pencernaan dari mulut sampai anus, yang merupakan akibat dari agen-agen

kemoterapi atau radiasi.14 Mukositis ditandai dengan adanya daerah eritema, ulser

dan kemudian menjadi lapisan putih kekuning-kuningan (pseudomembran), nekrosis

dan perdarahan spontan.7,14 Erythematous mucositis terlihat 3 hari setelah pemberian

kemoterapi pertama, tetapi lebih khusus atau jelas terlihat dalam 5-7 hari.1,14

Sedangkan muko sitis yang disertai ulkus muncul setelah hari ke-7 dimulainya

kemoterapi.14

Proses terjadinya mukositis secara biologi terbagi dalam 5 fase yang timbal

(23)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

amplifikasi sinyal, fase ulseratif atau fase bakteriologi dan fase penyembuhan.4,6,17

Mukositis menyebabkan rasa sakit, susah membuka mulut, kesulitan mengunyah

makanan dan dapat menjadi pintu gerbang masuknya bakteri.7 Lesi biasanya terjadi

pada daerah non-keratinisasi seperti: mukosa bukal dan labial, lateral lidah, dasar

mulut dan palatum lunak.1,4,5

Obat anti kanker yang dapat menyebabkan terjadinya mukositis yaitu:

amsacrine, bleomicyn, cisplatin, cytarabine, daunorubicin, doxorubicin, epirubicin,

etoposide, 5-fluorouracil, idarubucin, methotrexate, mitoxantrone, dan

vinblastine.4,14,16

Infeksi oral terjadi dengan adanya agen sitotoksik sebagai faktor predisposisi.

Infeksi oral disebabkan oleh jamur, virus dan bakteri.1,5 Tidak hanya mulut yang

terinfeksi, tetapi karena kehilangan epitel oral yang berperan sebagai barier pelindung

mengakibatkan infeksi lokal dan merupakan pintu gerbang masuknya

mikroorganisme kedalam sirkulasi sistemik. Bila integritas mukosa rusak, infeksi

lokal dan sistemik dapat terjadi, yang disebabkan flora normal di rongga mulut

seperti nosocomial dan organisme oportunistik.14 Ruescher dkk melaporkan adanya

bakteri streptococcal alfa-hemolitikus pada pasien kemoterapi.7 Draizen dkk

melaporkan 70% infeksi oral disebabkan oleh Candida Albicans.14

Kandidiasis sering terjadi pada infeksi oral pasien kemoterapi kanker dengan

lesi berwarna merah (erythematous), berbentuk makula dan manifestasi biasanya

(24)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Perdarahan terjadi akibat trombositopenia ( < 20x109/L )16 yang disebabkan

oleh obat anti kanker sehingga menyebabkan perdarahan gingiva, petechiae mukosa

atau ecchymosis.18 Petechiae biasanya terlihat pada gingiva, mukosa bukal, lidah,

dasar mulut dan palatum keras dan lunak. Sedangkan ecchymosis lebih sering pada

lidah dan dasar mulut. Pencegahan merupakan tindakan yang efektif untuk

menghindari terjadinya perdarahan. Menghilangkan daerah yang menimbulkan

trauma ( restorasi yang tajam dan gigi fraktur ) dan mengobati penyakit intraoral

sebelum kemoterapi untuk mengurangi perdarahan.16

Xerostomia adalah pengurangan sekresi saliva14 yang menyebabkan saliva

sangat kental dan pH rendah sehingga mempermudah terjadinya karies dan infeksi

oral lainnya.16 Agen sitotoksik ( khususnya adriamicyn ) dapat menyebabkan

xerostomia.1 Gejala klinis adalah mulut kering, perubahan pada permukaan lidah,

bibir pecah-pecah dan adanya lesi di sudut mulut. Xerostomia akan mempersulit

pemakaian protesa sehingga memerlukan peningkatan frekuensi dan volume asupan

cairan.14

Gangguan pengecapan adalah gangguan rasa asam, manis, pedas. Hal ini

menyebabkan nafsu makan menurun sehingga tidak jarang mengakibatkan defisiensi

protein dan kalori. Gangguan tersebut dapat berkurang sedikit, hilang sama sekali,

atau timbul rasa baru, disebut metallic medicinal. Hal ini disebabkan karena adanya

destruksi dari taste bud.

Neurotoksik yaitu pasien mengeluh adanya rasa sakit yang terus menerus, rasa

(25)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

ditemukan adanya gigi atau mukosa yang sakit. Komplikasi ini adalah efek dari

beberapa golongan obat anti kanker, contohnya Vinka alkaloid.16 Obat anti kanker

dari golongan alkaloid sering menimbulkan neurotoksik.1

Defisiensi nutrisi juga terjadi akibat kemoterapi. Efek sitotoksik agen

kemoterapi terhadap mukosa oral menimbulkan rasa sakit, gangguan pengunyahan,

dan disfagia karena atrofi mukosa. Gangguan ini akhirnya menyebabkan mukositis

dan ulser.16

2.3.1.3 Tindakan Dokter Gigi Pada Pasien dengan Kemoterapi Kanker

Idealnya, pasien yang dijadwalkan untuk menerima kemoterapi harus melalui

penilaian dental terlebih dahulu. Pemeriksaan dan penilaian dental dilakukan

secepatnya untuk memudahkan tindakan dental lain dan memberikan penyembuhan

kanker yang adekuat. Jika diindikasikan tindakan dental, pasien harus diberikan

perawatan dental sebelum perawatan kanker.20

Evaluasi oral melalui perawatan pendahuluan atau pre-treatment dapat

mendeteksi komplikasi yang akan terjadi dan dapat mendidik pasien agar menjaga

kesehatan rongga mulut. Evaluasi ini dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi yang

berpengetahuan dan bekerjasama dengan tim dental di setiap rumah sakit. Evaluasi

pra perawatan merupakan suatu pemeriksaan pada jaringan lunak dan keras yang

(26)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

sumber infeksi dan keadaan patologi lainnya. Sebelum kemoterapi dimulai, dokter

gigi harus melaksanakan prosedur perawatan gigi yang mencakup:20

1. Mengidentifikasi jaringan rongga mulut dan merawat infeksi yang terjadi,

termasuk karies dan trauma pada jaringan.

2. Menstabilkan atau menghilangkan sumber infeksi.

3. Melepaskan band ortodontik jika memerlukan perawatan kemoterapi

dengan tingkat stomatoksik yang tinggi.

4. Melakukan evaluasi prostodontik, bila pasien memakai protesa dan

dilepas pada waktu tidur untuk mencegah iritasi.

5. Melakukan ekstraksi gigi yang dikhawatirkan dapat memperparah

komplikasi oral. Prosedur bedah mulut dilakukan 7-10 hari terakhir sebelum pasien

menerima kemoterapi.

6. Pada anak-anak dipertimbangkan mencabut gigi desidui yang mobiliti dan

gigi yang diduga akan tanggal selama kemoterapi.

7. Mengusahakan oral hygiene yang baik dengan sedikit komplikasi.20

8. Memberi edukasi tentang penatalaksanaan muntah yaitu berkumur setelah

muntah dengan larutan normal saline untuk mengembalikan pH rongga mulut yang

asam akibat muntah.

Pada pemeriksaan tersebut, pasien juga akan mempelajari cara memelihara

mukosa oral dan meminimumkan komplikasi oral. Dokter gigi atau hygienis harus

(27)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

mulut, dan pendekatan lainnya untuk memastikan rongga mulut dalam keadaan bersih

untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi dan rasa sakit.20

Evaluasi oral secara terus-menerus perlu dilakukan sesudah evaluasi

pendahuluan atau pre-treatment. Perancangan dan komunikasi antara tim onkologi

dan dokter gigi dapat membantu meminimumkan risiko terjadinya komplikasi oral

dan memaksimumkan keberhasilan pemeliharaan dental. Pertimbangan kesehatan

oral yang sfesifik harus diketahui dalam melakukan perawatan kemoterapi di

antaranya adalah:20

1. Mempertimbangkan adanya demam akibat kondisi oral. Demam yang

tidak diketahui penyebabnya mungkin berasal dari infeksi oral. Jadi, pasien perlu

dikonsultasi.

2. Menjadwalkan pertemuan dengan dokter gigi. Prosedur bedah mulut

dilakukan 7-10 hari terakhir sebelum pasien menerima kemoterapi myelosupresif.

3. Menentukan status hematologi. Sebelum perawatan gigi, perlu ada data

dari tim dokter tentang jumlah platlet, faktor pembekuan darah dan jumlah neutrofil

absolut sangat penting untuk mencegah pendarahan dan infeksi.

4. Memberikan perawatan profilaksis antibiotika.20

Prosedur perawatan ini tidak akan berhasil secara maksimal tanpa adanya

kerja sama yang baik dari pasien dan keluarganya. Dokter gigi harus memotivasi dan

memberitahukan pasien bahwa perawatan rongga mulut sama pentingnya dengan

kemoterapi yang dijalani. Beberapa petunjuk atau nasehat yang dapat disampaikan

(28)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

1. Menyikat gigi, lidah dan gingiva dengan bulu sikat yang lembut dan

menggunakan pasta gigi yang berfluorida setiap setelah sarapan dan sebelum tidur.

2. Membersihkan gigi dengan benang gigi yang lembut.

3. Menghindari obat kumur yang mengandung alkohol.

4. Mencuci mulut dengan larutan garam dan baking soda.

5. Melakukan latihan otot rahang sebanyak 3 kali sehari, buka dan tutup

mulut sejauh mungkin tanpa menyebabkan sakit dan diulangi sebanyak 20 kali.

6. Menghindari permen dan permen karet kecuali bebas gula.

7. Menghindari makan asam, pedas dan keras.

8. Mengindari tembakau dan alkohol.

9. Mengikuti jadwal pertemuan yang diatur oleh dokter gigi.20

National Institutes of Health menyatakan bahwa setiap pasien kanker harus

melakukan pemeriksaan oral sebelum memulai terapi kanker dan perawatan penyakit

mulut untuk mengurangi komplikasi oral. Potensi terjadinya komplikasi oral dapat

dikurangi dengan pemeliharaan gigi yang tepat. Penyikatan gigi menggunakan sikat

gigi yang lembut harus diteruskan selama kemoterapi. Pencegahan dan pemeliharaan

terjadinya komplikasi oral pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi berhasil

dengan kerjasama antara klinisi, dokter gigi, perawat onkologi dan spesialis gizi.

Selain itu, dukungan keluarga penting untuk memberi dorongan pada pasien untuk

keberhasilan perawatan.16

KERANGKA TEORI

(29)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

KERANGKA KONSEP

Pasien kanker yang mendapat kemoterapi

Komplikasi oral

Variabel tidak terkendali Oral higiene

Penyakit sistemik

(30)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan

rancangan cross sectional.

3.2 Tempat dan Waktu

Tempat : RSUP H. Adam Malik ( RSUP HAM ).

Waktu : 3 bulan (Desember 2008 – Pebuari 2009).

3.3 Populasi dan Sampel

Infeksi (bakteri,virus, jamur)

Muko sitis Xerostomia Gangguan

pengecapan

(31)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Populasi : Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi di RSUP HAM.

Sampel : Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi di RSUP HAM di

ruang RINDU A dan RINDU B.

3.4 Besar Sampel

Dalam penelitian ini, teknik perhitungan besar sampel untuk menaksir

proporsi populasi dengan ketelitian absolut menggunakan rumus n = Za2. p .(1-p) /d2

dan besar sampel yang digunakan adalah 67 orang pasien kanker yang mendapat

kemoterapi di RSUP HAM.

p = Prakiraan proporsi populasi dengan confidence level 100 (1-σ)%

a = Absolute precision yang dibutuhkan untuk nilai taksiran proporsi tersebut.

Jumlah pasien kanker yang dipilih sebagai sampel dengan taksiran akhir

diharapkan berada dalam 10% dari proporsi sebenarnya dengan confidence level

90%. Diketahui bahwa prakiraan proporsi populasinya adalah 46.7% berdasarkan

penelitian mahasiswa Universitas Sains Malaysia yaitu 46.7% menderita komplikasi

oral setelah kemoterapi kanker.

Perhitungan : Prakiraan proporsi populasi = 46.7%

Confidence level = 90%

Absolute precision = 10%

n = Za2 . p . (1-p) / d2

(32)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi

3.5.1 Kriteria Inklusi

a) Pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM.

b) Pasien yang bersedia diperiksa rongga mulutnya.

c) Pasien yang dapat membuka mulut dengan baik.

3.5.2 Kriteria Eksklusi

a) Pasien kanker yang tidak mendapat kemoterapi di RSUP HAM.

b) Pasien yang tidak bersedia diperiksa rongga mulutnya.

c) Pasien yang tidak dapat membuka mulut dengan baik.

3.6 Variabel Penelitian

3.6.1 Variabel Bebas

Pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan

Variabel tidak terkendali

 Cara pemeliharaan kesehatan rongga mulut

Penyakit sistemik

(33)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Pasien kanker dengan kemoterapi, jenis kelamin, umur, jenis kanker, lama

pengobatan dan jenis obat kemoterapi.

3.6.2 Variabel Tergantung

Komplikasi oral pasien kemoterapi kanker.

3.6.3 Variabel Terkendali

Pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM.

3.6.4 Variabel Tidak Terkendali

Cara pemeliharaan kesehatan rongga mulut, penyakit sistemik yang dideritai

dan obat-obatan lain yang digunakan.

3.7 Definisi Operational

a) Pasien kanker yang mendapat kemoterapi adalah penderita kanker yang

datang ke RSUP HAM untuk mendapat perawatan kemoterapi kanker dengan

regimen kemoterapi tertentu tergantung jenis kanker yang diderita.

b) Muko sitis oral: bila terlihat adanya daerah eritema pada permukaan

mukosa, atau ulkus yang ditutupi oleh lapisan putih kekuning-kuningan

(pseudomembran). Disertai dengan rasa sakit dan rasa panas seperti terbakar.

c) Xerostomia: bila terlihat keadaan saliva yang kental dengan kondisi

rongga mulut kering. Apabila diperiksa menggunakan spatula kayu, spatula seperti

(34)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

d) Gangguan pengecapan: bila adanya ganggguan rasa masam, manis, pedas

sehingga menyebabkan nafsu makan menurun.

e) Infeksi jamur ( kandidiasis ): bila dijumpai daerah lesi atau plak yang

berwarna putih dan dapat dihapus pada mukosa bukal, lidah dan palatum atau lesi

merah.

e) Perdarahan: bila terlihat ada perdarahan di rongga mulut terutama pada

gusi. Juga bila ditemukan petekie (bintik merah di bawah mukosa) atau ekimosis

(area ungu di bawah mukosa mulut).

3.8 Alat dan Bahan Penelitian 3.8.1 Alat Pemeriksaan Oral

Alat yang tepat harus digunakan untuk prosedur ini. Alat yang digunakan

untuk pemeriksaan oral adalah:

a. Kaca mulut, digunakan untuk menarik pipi/lidah untuk melihat lesi

dengan jelas.

b. Sonde tumpul, digunakan untuk mengidentifi lesi yang terlihat.

c. Pinset, digunakan untuk mengambil gulungan kapas atau bulatan kapas

dari tray ke mulut maupun sebaliknya.

d. Tray, digunakan untuk meletakkan alat dan bahan pada saat melakukan

pemeriksaan. Alat-alat yang digunakan haruslah dalam keadaan baik dan bersih agar

dapat melakukan pemeriksaan dengan lebih efektif.

(35)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

3.8.2 Alat Pencatatan Data Kemoterapi dan Komplikasi Oral a. Kuesioner pasien kanker yang mendapat perawatan kemoterapi. b. Rekam medik pasien kanker yang mendapat perawatan kemoterapi.

3.8.3 Bahan-bahan

Bahan yang digunakan adalah:

a. Gulungan kapas (cotton roll), digunakan untuk menyerap saliva.

b. Sarung tangan dan masker, digunakan untuk mencegah infeksi silang.

c. Spatula kayu, digunkan untuk memeriksa keadaan saliva.

3.9 Prosedur Penelitian

Pada tahap awal dilakukan pengumpulan informasi tentang kemoterapi,

jumlah kasus kanker dan studi pustaka efek kemoterapi dari sumber kepustakaan dan

data di RSUP HAM. Kemudian dilakukan persiapan pengurusan izin meneliti ke

RSUP HAM. Kemudian dipersiapkan informed concent bagi pasien dan petugas di

rumah sakit H. Adam Malik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan prosedur

penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. Pengumpulan data diambil dari catatan

medik pasien. Data yang dikumpulkan meliputi data nama, umur, jenis kelamin, lama

tingga l di rumah sakit; riwayat penyakit dan komplikasi, lama menjalani kemoterapi,

dan obat yang diperoleh. Setelah pasien setuju untuk menjadi subjek penelitian,

pasien diminta menandatangani informed concent. Selanjutnya dilakukan

(36)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

mulut, spatula kayu dan lampu senter untuk melihat keadaan mukosa oral. Kemudian

wawancara dilakukan oleh operator dengan mengemukakan beberapa pertanyaan

untuk memperoleh gambaran tentang kondisi rongga mulut pasien kemoterapi pada

saat tersebut. Data yang diperoleh langsung dari hasil pemeriksaan dan wawancara

tersebut dicatat sesuai dengan yang didapat dan catatan medik pasien.

3.10 Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dan ditabulasikan.

3.11 Analisis Data

Data yang sudah dikumpul kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan cara

perhitungan persentase setiap komplikasi oral yang terlihat pada penderita kanker yang mendapat kemoterapi. Selanjutnya dilihat jenis atau golongan obat yang

memberikan pengaruh yang besar terhadap komplikasi oral tersebut. BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Data Demografis Subjek Penelitian

Tabel 1 : Data demografis pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM

VARIABEL PASIEN KANKER YANG MENDAPAT

KEMOTERAPI ( N = 67 ) 1. Jenis Kelamin (%)

a. Laki-laki

b. Perempuan

18 (27%)

49 (73%)

(37)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

a. < 35 tahun

Data demografis yaitu data pasien kanker yang datang ke RSUP H Adam Malik Medan untuk mendapat perawatan kemoterapi berdasarkan jenis kelamin,

umur dan jenis kanker. Dari 67 orang pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM, jumlah pasien perempuan lebih banyak dibandingkan dengan pasien

laki yaitu sebanyak 49 orang pasien perempuan (73%) dan 18 orang pasien laki-laki (27%). Jumlah pasien kanker yang datang ke RSUP HAM untuk mendapat kemoterapi, paling banyak dijumpai pada kelompok umur 48 - 53 tahun dengan

(38)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Jumlah pasien kanker yang mendapat kemoterapi berdasarkan jenis kanker di RSUP

HAM paling banyak adalah kanker payudara (47%), diikuti kanker limfoma (13%) dan kanker nasofaring (10%). (Tabel 1) Secara rinci, grafik persentase pasien

laki-laki dan perempuan yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM dapat dilihat pada Grafik 1 dan persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi berdasarkan jenis kanker di RSUP HAM dapat dilihat pada Grafik 2.

Grafik 1 : Persentase Pasien Laki-laki dan Perempuan Persentase Pasien Kanker Laki-laki dan Perempuan yang Mendapat Kemoterapi di

RSUP HAM

27%

73%

(39)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

yang Mendapat Kemoterapi di RSUP HAM

Persentase Pasien yang Mendapat Kemoterapi berdasarkan jenis kanker di RSUP HAM

3% 9% 2% 5%

13%

9% 47%

2% 10%

payudara prostat usus nasofaring limfoma paru ovari pankreas lain-lain

Grafik 2 : Persentase Pasien yang Mendapat Kemoterapi

Berdasarkan Jenis Kanker di RSUP HAM

4.2 Prevalensi Komplikasi Oral

Prevalensi komplikasi oral akibat kemoterapi pada pasien kanker dibagi atas beberapa komplikasi yaitu mukositis oral, xerostomia, infeksi (kandidiasis),

(40)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

63

Prevalensi Komplikasi Oral akibat Kemoterapi pada Pasien Kanker di RSUP HAM

Grafik 3 : Prevalensi Komplikasi Oral akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker

di RSUP HAM

Grafik 3 menunjukkan prevalensi komplikasi oral akibat kemoterapi pada

pasien kanker di RSUP HAM Medan. Dari 67 orang pasien kanker, persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi dengan komplikasi mukositis oral adalah 63% (42

orang) dengan keluhan mulut kering dan mulut terasa panas serta terjadi ulserasi mukosa. Xerostomia sebanyak 93% (62 orang) dengan keluhan air ludah terasa sedikit dengan pemeriksaan langsung menggunakan spatula kayu. Kandidiasis oral

dijumpai sebanyak 24% dengan adanya plak berwarna putih dan dapat dihapus, persentase perdarahan 12% dengan perdarahan bentuk ecchymosis adalah paling

(41)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Persentase Mukositis Oral berdasarkan Siklus Perawatan Kemoterapi

12%

24% 7%

32%

25%

siklus 1 siklus 2 siklus 3 siklus 4 siklus 5 >

Grafik 4 : Persentase Mukositis Oral berdasarkan

Siklus Perawatan Kemoterapi

Grafik 4 menunjukkan persentase mukositis oral berdasarkan siklus perawatan kemoterapi. Dari 42 pasien yang mengalami mukositis oral, dijumpai pasien yang mendapat perawatan kemoterapi pada siklus ke-5 ke atas adalah paling sering

mengalami mukositis oral dengan persentase 32%. Kemudian diikuti pada siklus ke-3 (25%) dan ke-2 (24%). Pasien dengan perawatan kemoterapi pada siklus pertama dan

keempat masih jarang menimbulkan mukositis oral.

Tabel 2 : Persentase Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi berdasarkan Jumlah Lesi

JUMLAH LESI JUMLAH PASIEN PERSENTASE (%)

(42)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009 Ada Lesi :

Tabel 2 menunjukkan persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi

berdasarkan jumlah lesi yang dialami. Jumlah pasien yang ada lesi adalah 63 orang (94%). Dari 63 pasien yang ada lesi oral, 18 orang dijumpai satu lesi (29%), 37% dua

lesi, 22% tiga lesi dan 12% lebih dari 3 lesi. Pasien sering mengalami kombinasi 2 lesi oral. Pada penelitian ini, lesi oral yang sering menjadi kombinasi dengan lesi oral lainnya ialah xerostomia. Secara rinci jumlah pasien kanker yang mendapat

kemoterapi berdasarkan jumlah dan jenis lesi dapat dilihat pada table 3.

Tabel 3 : Jumlah Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi berdasarkan Jumlah dan Jenis

Lesi

2 lesi Xerostomia dan mukositis

Xerostomia dan kandidiasis

Xerostomia dan perdarahan

20

2

1

3 lesi Xerostomia, mukositis dan gangguan pengecapan

Xerostomia, mukositis dan kandidiasis

Xerostomia, mukositis dan perdarahan

5

6

3

> 3 lesi Xerostomia, mukositis, kandidiasis dan gangguan pengecapan

Xerostomia, mukositis, perdarahan dan gangguan pengecapan

Semua lesi

5

1

2

(43)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Distribusi komplikasi oral akibat kemoterapi dapat dilihat berdasarkan umur,

jenis kanker dan jenis obat kemoterapi yang diterima di RSUP HAM. Tabel 4 : Distribusi Komplikasi Oral berdasarkan Umur Pasien

Umur

(thn) Mukositis Xerostomia Kandidiasis Perdarahan

Gangguan pengecapan

< 35 3 3 2 1 2

36 – 41 5 6 2 1 3

42 – 47 10 11 0 2 2

48 – 53 11 18 4 2 2

54 – 59 6 9 2 1 2

> 60 7 15 6 1 2

Total 42 62 16 8 13

Data pada Tabel 4 di atas menunjukkan jumlah pasien yang mengalami

komplikasi oral berdasarkan umur. Jumlah pasien yang mengalami komplikasi oral

paling tinggi adalah pada kelompok umur 48 – 53 tahun diikuti pada kelompok umur

60 tahun ke atas. Dari 42 orang yang mengalami mukositis oral, sebanyak 11 orang

dijumpai pada pasien berumur 48 – 53 tahun. Xerostomia paling sering dijumpai pada

kelompok pasien yang berumur 48 – 53 tahun yaitu 18 orang dan 60 tahun keatas

sebanyak 15 orang. Jumlah pasien yang mengalami gangguan pengecapan hampir

sama pada setiap kelompok umur yaitu 2 – 3 orang pasien. Kandidiasis paling banyak

dijumpai pada pasien 60 tahun ke atas. Kelompok umur yang paling sedikit

(44)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 5 : Distribusi Komplikasi Oral berdasarkan Jenis Kanker

Lesi oral

Jenis Kanker (%)

Payudara Prostat Usus Nasofaring Limfoma Paru Ovari Pankreas Lain

Mukositis

Tabel 5 menunjukkan distribusi komplikasi oral berdasarkan jenis kanker yang diderita oleh pasien di RSUP HAM. Dari 42 orang penderita mukositis oral, 25

orang (60%) adalah penderita kanker payudara diikuti 5 orang (12%) dari kanker limfoma dan 4 orang (9%) dari kanker nasofaring. Pada penderita kanker prostat dan

pankreas tidak dijumpai lesi mukositis oral. Gangguan pengecapan paling sering dialami oleh penderita kanker nasofaring yaitu 31% dari 13 orang yang mengalami gangguan pengecapan.

Tabel 6 : Distribusi Komplikasi Oral berdasarkan Jenis Obat Kemoterapi

Lesi oral

Jenis Obat Kemoterapi (%) Alkylating

agent Antimetabolites Antibiotics Hormones Vinka Alkaloid

(45)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 6 menunjukkan distribusi komplikasi oral berdasarkan jenis obat

kemoterapi yang digunakan oleh pasien kanker di RSUP HAM. Secara keseluruhan, obat kemoterapi dari golongan alkylating agent memberi efek atau komplikasi oral

yang terbesar bagi setiap lesi oral pada pasein kanker diikuti golongan antibiotics dan antimetabolites. Dari 42 orang penderita mukositis oral, 71% disebabkan oleh obat

kemoterapi dari golongan alkylating agent yaitu cisplatin dan cyclophosphamides,

diikuti 53% jenis obat antibiotics yaitu doxorubicin dan epirubicin dan persentase jenis obat antimetabolites 40% yaitu 5-fluorouracil (5-FU). Jenis obat yang paling

sedikit menimbulkan efek mukositis oral adalah dari jenis hormones. Gambaran secara grafik persentase jenis obat kemoterapi yang menimbulkan mukositis oral dapat dilihat pada Grafik 6.

71

Persentase Jenis Obat Kemoterapi yang menimbulkan Mukositis Oral

Grafik 6 : Persentase Jenis Obat Kemoterapi yang Menimbulkan

(46)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

4.4 Hasil Kuesioner Sampel

Tabel 7 : Hasil kuesioner pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM

ASPEK YANG DITANYA PASIEN

( N = 18 )

PASIEN

( N = 49 ) TOTAL Apakah yang dirasakan pada

rongga mulut saat ini ? a. Mulut kering

b. Sulit menelan

c. Gangguan pengecapan

d. Mulut terasa panas

18

Apakah air ludah terasa sedikit? a. Ya

(47)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 7 memperlihatkan hasil kuesioner dari pasien kanker yang mendapat

kemoterapi di RSUP HAM. Secara umum, keseluruhan sampel mengalami mulut

kering dan air ludah terasa sedikit setelah mendapat perawatan kemoterapi. Keluhan

utama dari pasien adalah mulut kering dengan persentase terbesar yaitu 100%.

Keadaan mulut terasa panas adalah 55% yaitu dialami oleh 28 orang pasien

perempuan dan 9 orang pasien laki-laki. Kebanyakan sampel tidak memakai gigi

tiruan dan tidak menggunakan obat-obatan lain selain obat kemoterapi. Hanya sedikit

pasien yang menderita penyakit sistemik lain antaranya demam 3%, hipertensi 1%

dan anemia 6%. Kesimpulan dari hasil kuesioner, didapati majoritas pasien

mengalami keadaan mukosa kering dan saliva terasa berkurang diikuti mulut terasa

(48)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 5 PEMBAHASAN

Pada penelitian ini, pasien kanker yang datang ke RSUP HAM Medan untuk

mendapat perawatan kemoterapi paling banyak adalah perempuan. Hal ini mungkin disebabkan karena insidensi kanker payudara di RSUP HAM tinggi dan pasien yang

mendapat kemoterapi paling banyak adalah perempuan yang menderita kanker payudara. Menurut Laporan Profil Kesehatan Indonesia 2005, jumlah pasien kanker payudara di rumah sakit di Indonesia pada tahun 2005 paling tinggi dibandingkan

dengan kanker lain.3 Secara keseluruhan, pasien kanker yang datang ke RSUP HAM

untuk mendapat perawatan kemoterapi dalam waktu sebulan lebih dari 70 orang dan

kebanyakan adalah pasien perempuan dengan kanker payudara.

Menurut mahasiswa Universiti Sains Malaysia (USM) yang melakukan

penelitian di bagian onkologi USM, perkiraan prevalensi terjadinya mukositis oral

adalah 46.7%, mulut kering adalah 90.0% dan kandidiasis 10.0%.10 Pada penelitian

ini, prevalensi mukositis oral adalah 63%. Hasil yang didapat lebih tinggi dari hasil

yang tersebut di atas karena disebabkan oleh penjagaan oral higiene yang kurang baik

di kalangan penderita kanker di RSUP HAM. Mukositis oral dapat terjadi dengan

(49)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

level myelosupresi dan predisposisi intrinsik pasien sehingga efek obat kemoterapi

terhadap membran mukosa terjadi melalui mekanisme biologis dari mukositis oral.6

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien kanker yang mendapat

kemoterapi paling banyak mengalami xerostomia yaitu sebanyak 93%, sedikit lebih

tinggi daripada penelitian tersebut di atas. Kemoterapi dapat menyebabkan

xerostomia karena kombinasi obat kemoterapi yang diterima pasien kanker selama

perawatan antaranya obat antisedatif, opiat, antidepresan, antihistamin dan

antidiuretik yang dapat menghambat saraf simpatetis dan terjadi toksisitas kelenjar

ludah sehingga mempengaruhi laju aliran saliva.16

Pada penelitian ini, kandidiasis dijumpai paling banyak pada pasien kanker 60

tahun ke atas. Menurut literatur, 40% infeksi akibat kemoterapi disebabkan oleh

jamur Candida albicans, biasanya terjadi pada pasien golongan tua karena sistem

imun yang rendah dan terjadi kelainan darah.1 Xerostomia paling banyak dijumpai

pada pasien 48 – 53 tahun dan 60 tahun keatas. Hal ini mungkin disebabkan oleh

faktor usia, hormonal dan menopause.

Selain daripada itu, terdapat pasien yang mengalami perdarahan berupa

ekimosis. Hal ini mungkin disebabkan oleh trombositopenia akibat perawatan

kemoterapi sebelumnya. Trombositopenia terjadi karena obat kemoterapi yang

digunakan mempengaruhi pembentukan sel darah di dalam sum-sum tulang

(mielosupresi) dan terjadi penurunan proliferasi sel darah menyebabkan

(50)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Pada penelitian ini, dijumpai mukositis oral paling banyak terjadi setelah

siklus ke-5. Sedangkan pada siklus ke-4 jarang dijumpai mukositis oral. Menurut Dr.

Nugroho Prayogo, Sp. PD., Untuk mencegah kerusakan permanen dari sel sehat, obat

kanker tidak diberikan sekaligus pada siklus 4-8 untuk memulihkan sel sehat. Hal ini

mungkin menyebabkan jarang terjadi mukositis pada siklus ke-4 tetapi laporan

sepenuhnya tentang bagaimana pengaruh siklus terhadap mukositis belum dijumpai.

Pasien kanker yang mendapat kemoterapi paling banyak mengalami

kombinasi antara 2 lesi oral. Xerostomia merupakan lesi oral yang sering menjadi

kombinasi dengan lesi oral yang lain. Menurut Sonis ST dkk, xerotomia adalah salah

satu faktor risiko terjadinya peningkatan mukositis oral dan komplikasi oral lain.

Komplikasi ini terjadi karena xerostomia menyebabkan mukosa oral kering dan

terjadi peningkatan flora normal rongga mulut akibat fungsi saliva yang terganggu.5

Menurut Sook Bin Woo dkk, insidensi mukositis oral tinggi pada pasien

kanker payudara dan kanker usus yang mendapat perawatan kemoterapi induksi dan

kanker nasofaring dengan perawatan kemoterapi adjuvan. Pasien yang lebih muda

sering mengalami mukositis oral dibandingkan dengan pasien tua.6 Hasil penelitian

ini menunjukkan bahwa mukositis oral lebih sering dialami oleh pasien terutama

dengan kanker payudara. Komplikasi oral sering terjadi pada usia 48 – 53 tahun.

Penelitian ini dapat membuktikan bahwa mukositis oral sering terjadi pada pasien

kanker payudara dan nasofaring tetapi tidak dapat membuktikan bahwa mukositis

sering terjadi pada usia muda karena pada masa penelitian ini dilakukan, tidak ada

(51)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Pada penelitian ini, dijumpai obat kemoterapi yang paling sering

menyebabkan mukositis oral pada pasien kemoterapi kanker adalah dari golongan

alkylating agent yaitu cisplatin dan cyclophosphamide. Menurut Tunc Ilgenli dkk,

prevalensi terjadinya mukositis oral pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi

adalah 75% dengan obat golongan antimetabolites yaitu 5-fluorouracil.16 Hasil yang

didapat berbeda dari literatur mungkin karena pasien yang diteliti di RSUP HAM

paling banyak mendapat perawatan kemoterapi dengan golongan obat alkylating

agent daripada golongan antimetabolites. Obat golongan alkylating agent

menimbulkan efek sitotoksik terhadap sel dengan cara mengikat DNA inti sel dengan

grup alkyl sehingga sel-sel tersebut tidak dapat melakukan replikasi untuk

(52)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Kemoterapi kanker menimbulkan komplikasi oral terhadap penderita kanker

yang mendapat perawatan kemoterapi. Frekuensi komplikasi oral tergantung pada jenis obat kemoterapi yang diterima. Obat kemoterapi yang paling banyak menimbulkan komplikasi oral adalah golongan alkylating agent yaitu cisplatin dan

cyclophosphamide, antibiotics yaitu doxorubicin dan epirubicin, serta antimetabolites yaitu 5-fluorouracil. Komplikasi oral akibat obat kemoterapi kanker tidak akan terjadi

pada penderita kanker dengan oral higiene yang baik dan mendapat perawatan gigi dan mulut terlebih dahulu sebelum menerima perawatan kemoterapi.

(53)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

Disarankan kepada tenaga kesehatan agar memberi perhatian terhadap

mukositis oral yang terjadi pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi agar tidak menimbulkan komplikasi oral yang lebih parah. Antara tindakan yang perlu

dilakukan adalah debridemen oral, dekontaminasi oral, pegobatan secara topikal atau sistemik, pemberian profilaksis, kontrol perdarahan dan nasehat. Selain itu, konsultasi dengan dokter gigi dan spesialis penyakit mulut amat penting untuk memastikan

kesehatan rongga mulut pasien benar-benar terjamin melalui perawatan pendahuan sebelum mendapat kemoterapi. Kerjasama antara beberapa pihak amat perlu bagi

mengurangi prevalensi komplikasi oral yang timbul akibat perawatan kemoterapi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Sonis ST. Principles and Practice of Oral Medicine. Philadelphia: WB

Saunders Company, 1984: 515-537.

2. World Health Organization. Health Situation in The South-East Asia Region

1998-2000. India 2002: 140-144.

3. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Jakarta 2007:

50-53.

4. Supportive Care Cancer Site Team and Cancer Care Nova Scotia. Best

Practice Guidelines for The Management of Oral Complications from Cancer

(54)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

5. Sonis ST, Costa JW,. Oral Complication of Cancer Therapy. In Cancer

Medicine: Kufe et al. Cancer Medicine. Hamilton: BC Decker Inc., 2003:

2371-2378.

6. Sook Bin Woo et al. Chemotherapy-Induced Oral Mucositis. 31 Oktober

2008. emedicine.medspace.com. 20 Januari 2009.

7. Murphy BA. Clinical and Economic Consequences of Mucositis Induced by

Chemotherapy and/or Radiation Therapy 2007; 5 (9)(supp 4): 13-21.

8. Sonis ST. Oral Mucositis in Cancer Therapy 2004; 2(3): 3-8.

9. Sonis ST. Minimizing Oral Complications of Cancer Treatment 1995; 9(9):

680-695.

10.Azlina Binti Daud, Farid Bin Che Ghazali,. Jagarawatan Oral Klien Kanser di

Hospital Universiti Sains Malaysia 2004; 11(2): 89-117.

11.American Cancer Society. Cancer Facts & Figures 2007. Atlanta. 2007; 1-52.

12.Yunus S. Apa yang harus anda ketahui tentang kanker. 11. juli 2008.

13.Katzung BG, 10th ed. Basic & Clinical Pharmacology. San Fransisco:

McGraw-Hill Professional, 2006: 882-894.

14.Oral complications of cancer and cancer therapy, CancerMail from National

Cancer Institue. Available at http//www.mkdental care.com/oral

complications of oncology.html. Accsess Augustus 12, 2008.

(55)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

16.İLGENLİ T, ÖREN H, UYSAL K,. The acute effects of chemotherapy upon

the oral cavity: Prevention and management. Turkish Journal of Cancer 2001;

31(3): 093-105.

17.Köstler WJ, Hejna M, Wenzel C, Zielinski CC,. Oral Mucositis Complicating

Chemotherapy and/or Radiotherapy: Options for Prevention and Treatment

2001; 51(5): 290.

18.Scully C, Cawson RA, 2nd ed. Medical Problems in Dentistry. Bristol: British

Library Cataloguing in Publication Data, 1987: 136-140.

19.Redding SW. Cancer Therapy-Related Oral Mucositis. Journal of Dental

Education. 2005; 69(8): 919-929.

20.National Institutes of Health. Oral Complications of Cancer Treatment: What

the Oncology Team Can Do, National Institute of Dental and Craniofacial

Research. Bethesda, MD 2008.

21.Naidu MUR et al. Chemotherapy-Induced and/or Radiation Therapy Induced

Oral Mucositis-Complicating the Threatment of Cancer. 2004; Y(10): 1-9.

22.Chen HM. Patients’ experiences and perceptions of chemotherapy-induced

oral mucositis in a day unit. September 2008. http://www.ncbi.nlm.nih.

gov/pubmed/18772661?ordinalpos=1&itool=EntrezSystem2.PEntrez.Pubmed.

Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_DefaultReportPanel.Pubmed_RVDocSum.

(17 September 2008).

23.Hayu A. Kemoterapi dan Pengaruhnya pada Penderita Kanker.

(56)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

24.Thousand Oaks CA. Oral Mucositis Visual Assessement Guide Based on the

WHO Toxicity Scale. Amgen 2005: 1-23.

25.Pemerintah Kota Medan ( PEMKO Medan ). Kanker Payudara Mengintai

Perempuan Indonesia. 7 Augustus 2008.

26.Khan SA, Wingard JR. Infection and Mucosal Injury in Cancer Treaatment

2001; 29: 31-36.

27.Calvagna M. Chemotherapy for Cancer Treatment. http://www.healtylibrary.

epnet.com/GetContent.aspx?token=7. (22 Januari 2009).

28.National Institute of Health. Oral Complications of Cancer Therapies:

Diagnosis, Prevention, and Treatment In: NIH, ed. Consensus Development

(57)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

(58)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBYEK PENELITIAN

Selamat pagi

Saya Nor Azee Azwa mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara. Saya mengadakan penelitian dengan judul ’Prevalensi Komplikasi Oral pada Pasien Kanker Akibat Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan’. Saya mengikutsertakan Bapak/Ibu dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi komplikasi oral. Manfaat dari penelitian ini adalah memberi pengetahuan kepada Bapak/Ibu tentang lesi oral yang terjadi dan dapat menjaga kesehatan rongga mulut agar tidak terjadi komplikasi oral lainnya.

Bapak/Ibu sekalian, penderita kanker yang mendapat kemoterapi biasanya akan mengalami penyakit mulut berupa luka, mulut kering, perdarahan gusi, infeksi jamur, bakteri dan virus dan terjadi gangguan pengecapan. Hal ini bisa menimbulkan rasa sakit pada rongga mulut dan memerlukan penjagaan kesehatan rongga mulut dengan lebih baik.

Adapun pemeriksaan akan saya lakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak bapak/ibu. Dalam pemeriksaan ini, Bapak/Ibu diminta untuk membuka mulut selama 2-3 menit. Kemudian saya akan melakukan pemeriksaan menggunakan spatula kayu yaitu alat untuk melihat keadaan mulut, lidah akan ditekan untuk mengetahui samada timbul rasa sakit atau tidak dan kaca mulut digunakan untuk melihat penyakit mulut lain. Selain itu, bapak/ibu akan ditanya beberapa soalan untuk membantu mengenalpasti jenis komplikasi oral yang dialami.

Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela tidak akan terjadi perubahan mutu pelayanan dari dokter bila Bapak/Ibu tidak bersedia mengikuti penelitian ini. Bapak/Ibu akan tetap mendapat pelayanan kesehatan standar rutin sesuai dengan standar prosedur pelayanan.

Pada penelitian ini, identitas Bpak/Ibu akan disamarkan. Hanya dokter peneliti, anggota peneliti dan anggota komisi etik yang bisa melihat datanya. Kerahasiaan data Bapak/Ibu akan dijamin sepenuhnya. Bila data Bapak/Ibu dipublikasikan kerahasiaan tetap dijaga.

Jika selama menjalankan penelitian ini akan terjadi keluhan pada Bapak/Ibu, silahkan menghubungi saya Nor Azee Azwa ( HP:08197275645 )

Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu Bapak/Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti,

(59)

Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.

USU Repository © 2009

LEMBAR PERSETUJUAN SUBYEK PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan*)

Alamat :

Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.

Mahasiswa peneliti Medan,...November 2008

Peserta penelitian

Nor Azee Azwa binti Kamarudin ______________________

Gambar

Grafik
Tabel 1 : Data demografis pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM
Grafik 1 : Persentase Pasien Laki-laki dan Perempuan
Grafik 2 : Persentase Pasien yang Mendapat Kemoterapi
+7

Referensi

Dokumen terkait

Peneliti ini menggunakan desain fenomenologi yang bertujuan pada pasien kanker payudara di RSUP H Adam Malik medan untuk mengetahui pola hidup pada pasien

Hasil ini sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sezer,dkk (2004) bahwa prevalensi lesi-lesi mukosa mulut kurang dari 1 % dari kasus Tuberkulosis paru, dan frekuensi

Dari 35 orang responden, dijumpai pasien kanker dengan siklus kemoterapi 1 adalah paling banyak memiliki gejala xerostomia yaitu 10 orang (33,3%) berbanding penderita kanker

Judul Penelitian : Kecemasan dan Depresi terhadap Kadar Gula Darah Pasien Kanker Payudara yang menjalani Kemoterapi di RSUP Haji Adam Malik Medan.. KodelNama

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran komplikasi pasien kanker kepala dan leher pasca radioterapi/kemoterapi di RSUP Sanglah tahun 2016. Mengetahui rata-rata usia yang

Hubungan Depresi dan Sindrom Dispepsia pada Pasien Penderita Keganasan Yang Menjalani Kemoterapi di RSUP DR.. Djamil Padang

Judul Skripsi : Hubungan Depresi dan Sindroma Dispepsia pada Pasien Penderita yang Diberi Kemoterapi di RSUP H.. Adam

Kerangka penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan manajemen stress penderita kanker payudara yang menjalani kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan..