Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
PREVALENSI KOMPLIKASI ORAL AKIBAT
KEMOTERAPI PADA PASIEN KANKER DI RSUP
H. ADAM MALIK MEDAN
SKRIPSI
Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi
Oleh :
NOR AZEE AZWA BINTI KAMARUDIN NIM : 050600163
FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
PERNYATAAN PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan
di hadapan tim penguji skripsi
Medan, 1 Pebruari 2009
Pembimbing : Tanda tangan
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
TIM PENGUJI SKRIPSI
Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 30 Januari 2009
TIM PENGUJI
KETUA : Syuaibah Lubis, drg.
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Fakultas Kedokteran Gigi
Departemen Ilmu Penyakit Mulut Tahun 2009
Nor Azee Azwa
Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP
H. Adam Malik Medan.
xi + 47 halaman
Kemoterapi merupakan suatu terapi kanker yang digunakan untuk membunuh
sel-sel maligna yang berkembang-biak dengan cepat. Agen kemoterapi ini juga dapat
menimbulkan komplikasi oral berupa mukositis oral, xerostomia, infeksi, perdarahan
dan gangguan pengecapan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui prevalensi setiap
komplikasi oral akibat kemoterapi pada pasien kanker yang mendapat perawatan
kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan.
Penelitian observasional dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian
ini melibatkan 67 orang subjek (18 orang laki-laki dan 49 orang perempuan) dan
subjek penelitian yang paling banyak adalah pasien kanker payudara yang mendapat
kemoterapi.
Persentase komplikasi oral pasien kanker yang mendapat kemoterapi adalah
63% mukositis oral, 93% xerostomia, 24% kandidiasis, 12% perdarahan dan 19%
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
mukositis oral adalah dari golongan alkylating agent yaitu cisplatin dan
cyclophosphamide. Hal ini karena golongan obat ini paling banyak digunakan untuk
perawatan kemoterapi kanker di RSUP H Adam Malik Medan khususnya untuk
perawatan kanker payudara. Kebanyakan pasien mengalami mukositis oral pada
perawatan kemoterapi siklus ke-5 ke atas.
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, serta shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW sehingga skripsi yang berjudul ”Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker di RSUP H Adam Malik Medan”, selesai disusun untuk memenuhi kewajiban penulis
sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.
Dengan hati yang tulus, penulis mengucapkan terima kasih yang tak terhingga
kepada orang tua tersayang yaitu abah (Alm. Kamarudin Bin Ibrahim Aravi) dan ummi (Norisah Binti Ab. Ghani), juga baba (Che Samsudin Bin Mat) yang telah memberikan kasih sayang, doa restu, material dan dukungan tanpa batas. Rasa kasih
dan sayang untuk abang, kakak dan adik yang banyak memberi semangat dan mendukung penulis dalam keadaan suka maupun duka. Selanjutnya penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Syuaibah Lubis, drg. selaku dosen pembimbing skripsi atas waktu yang diberikan untuk membimbing penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
2. Prof. Ismet Danial Nst, drg., Ph.D., Sp. Prost. selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas sumatera Utara.
3. Wilda Hafny Lubis, drg., Msi., selaku Ketua Departemen Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan juga tim penguji skripsi.
4. Sayuti Hasibuan, drg., Sp. PM., selaku koordinator skripsi dan juga tim
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
5. Saidina Hamzah Daliemunthe, drg,. Sp. Perio. selaku pembimbing
akademik penulis.
6. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi terutama staf pengajar dan
staf di Departemen Penyakit Mulut Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.
7. Prof. Dr. Sutomo Kasiman, SpPd., SpJP(K) selaku ketua komisi etik
penelitian bidang kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
8. Dr. M. Nur Rasyid Lubis, SpB, Fina Cs, direktur SDM dan Pendidikan
RSUP H Adam Malik Medan atas bantuan dan izin yang diberikan kepada penulis selama penelitian.
9. Dr. Muhammad Tenang Sibayang. MARS, selaku kepala instalasi ruang
Rindu A, RSUP HAM.
10.Ns. Misrah Panjaitan, S Kep, selaku kepala instalasi ruang Rindu B,
RSUP HAM.
11.Seluruh staf perawat di RSUP H Adam Malik Medan terutama di bagian RINDU A, RINDU B dan ruang kemoterapi.
12.Saudara-saudaraku tercinta dan teman-teman seperjuangan di Fakultas Kedokteran Gigi Lindawaty, Yana, Balqish, Yufi, Arifah, Izzah, Zu, Hanim,
Shafeeqa, Huda, Mimi, Nadia, Arfah, Mat No, Hafiz, Yani, Naim, Putra, Nik, Sherry, Liza, Shaz, Che-che dan yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
penulis. Untuk itu, semua saran dan kritik akan menjadi sumbangan dan masukan
yang sangat berharga bagi kualitas skripsi ini.
Akhinya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
turut membantu dalam penyusunan skripsi ini dan memohon maaf bila terdapat kesalahan selama melakukan penelitian ini. Penulis juga mengharapkan semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran bagi pengembangan disiplin ilmu di
Fakultas Kedokteran Gigi khususnya Departemen Penyakit Mulut.
Medan, 1 Pebruari 2009 Penulis,
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL
HALAMAN PERSETUJUAN
HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI
KATA PENGANTAR... iv
1.4 Manfaat Penelitian... 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 5
2.1 Definisi Kanker dan Epidemiologi... 5
2.2 Faktor Predisposisi Kanker... 5
2.3 Terapi Kanker... 6
2.3.1 Kemoterapi Kanker... 7
2.3.1.1 Jenis Obat Kemoterapi dan Efek Samping... 7
2.3.1.2 Komplikasi Oral Kemoterapi Kanker... 9
2.3.1.3 Tindakan Dokter Gigi Pada Pasien Kemoterapi Kanker.. 12
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN... 17
3.1 Rancangan Penelitian... 17
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
3.3 Populasi dan Sampel... 17
3.4 Besar Sampel... 17
3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi... 18
3.5.1 Kriteria Inklusi... 18
3.5.2 Kriteria Eksklusi... 18
3.6 Variabel Penelitian... 19
3.6.1 Variabel Bebas... 19
3.6.2 Variabel Terikat... 19
3.6.3 Variabel Terkendali... 19
3.6.4.Variabel Tak Terkendali... 19
3.7 Definisi Operasional... 20
3.8 Alat dan Bahan Penelitian... 20
3.8.1 Alat Pemeriksaan Lesi Oral... 21
3.8.2 Alat Pencatatan Data Kemoterapi dan Komplikasi Oral... 21
3.8.3 Bahan Penelitian... 21
3.9 Prosedur Penelitian... 21
3.10 Pengolahan Data... 22
3.11 Analisis Data... 22
BAB 4 HASIL PENELITIAN... 23
4.1 Data Demografis... 23
4.2 Prevalensi Komplikasi Oral... 26
4.3 Distribusi Komplikasi Oral... 29
4.4 Hasil Kuesioner... 33
BAB 5 PEMBAHASAN... 34
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN... 38
7.1 Kesimpulan... 38
7.2 Saran... 38
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1 Data demografis pasien kanker yang mendapat kemoterapi
di RSUP HAM... 23
2 Persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi berdasarkan jumlah lesi... 28
3 Jumlah pasien kanker yang mendapat kemoterapi berdasarkan jumlah dan jenis lesi... 28
4 Distribusi komplikasi oral berdasarkan umur pasien... 29
5 Distribusi komplikasi oral berdasarkan jenis kanker... 30
6 Distribusi komplikasi oral berdasarkan jenis obat... 30
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR GRAFIK
Grafik Halaman
1 Persentase pasien laki-laki dan perempuan yang mendapat
perawatan kemoterapi di RSUP HAM... 25
2 Persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi
berdasarkan jenis kanker di RSUP HAM... 25
3 Prevalensi komplikasi oral akibat kemoterapi pada pasien
kanker di RSUP HAM... 26 4 Persentase mukositis oral berdasarkan siklus
perawatan kemoterapi... 27 5 Persentase jenis obat kemoterapi yang menimbulkan
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1 Persetujuan komisi etik tentang pelaksanaan penelitian
bidang kesehatan... 40
2 Lembar penjelasan kepada subjek penelitian... 41
3 Lembar persetujuan subjek penelitian... 42
4 Contoh kuesioner... 43
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Kanker adalah salah satu penyakit yang banyak menimbulkan kesakitan dan
kematian pada manusia.1 Di Indonesia diperkirakan terdapat 113 penderita kanker
baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahunnya. Prevalensi penderita kanker
meningkat dari tahun ke tahun akibat peningkatan angka harapan hidup, sosial
ekonomi, serta perubahan pola penyakit.2
Menurut hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) 1995, kanker
menduduki urutan ke-9 dari 10 penyakit terbesar penyebab utama kematian di
Indonesia. Laporan Badan Kesehatan Dunia ( WHO ) memberi gambaran bahwa 12%
dari seluruh kematian dunia disebabkan oleh penyakit kanker.3
Terdapat 3 cara dan terapi/perawatan pada kasus kanker yaitu; terapi
pembedahan, radioterapi dan kemoterapi. Terapi lainnya adalah imunoterapi dan
terapi hormon. Hanya terapi pembedahan yang mengangkat seluruh jaringan kanker
sedangkan radioterapi dan kemoterapi hanya menghambat dan merusak pertumbuhan
sel kanker.1
Kemoterapi adalah obat yang digunakan dalam terapi kanker untuk merusak,
menekan dan mencegah penyebaran sel kanker yang berkembangbiak dengan cepat.
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
tertentu dapat menimbulkan efek samping terhadap mukosa oral dan gastrointestinal,
folikel rambut, sistem reproduktif dan sistem hematopoitik.4
Kemoterapi dan radioterapi menimbulkan efek samping atau komplikasi di
rongga mulut.1,4 Tidak semua pasien kemoterapi kanker memiliki risiko yang sama
untuk mendapat komplikasi oral.4 Risiko terjadinya komplikasi oral tergantung pada
beberapa faktor yaitu mukosa oral, mikrorganisme rongga mulut, trauma pada
jaringan oral dan perubahan anatomi dan fungsi oral akibat kanker yang diderita.4
Komplikasi oral akibat kemoterapi dibagi atas 2 bentuk utama yaitu;
komplikasi dari obat kemoterapi yang langsung menimbulkan efek pada mukosa oral
(direct stomatotoxity) dan efek dari perubahan mukosa (indirect stomatotoxity)
dalam keadaan mielosupresi.1,5,6 Efek stomatotoksitas langsung di antaranya adalah
mukositis, xerostomia dan neurotoksik sedangkan efek stomatotoksik tidak langsung
adalah infeksi bakteri, virus dan fungi dan perdarahan akibat trombositopeni.1
Di antara komplikasi oral yang sering terjadi akibat kemoterapi adalah
mukositis, xerostomia, neurotoksik, infeksi, perdarahan dan gangguan pengecapan.1,4
Manifestasi oral pada mukositis termasuk eritema, ulser, perdarahan dan eksudat
berupa cairan inflamasi.6,7 Hampir 75% pasien mengalami mukositis setelah
mendapat kemoterapi dosis tinggi atau kombinasi kemoradioterapi.6 Lebih 40%
pasien kemoterapi kanker mengalami komplikasi oral.16
Satu penelitian dilakukan terhadap 57 pasien dewasa yang mendapat
kemoterapi sekurang-kurangnya 2 siklus dalam 12 bulan dan dibantu dengan
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
mendapat sekali perawatan kemoterapi. Mulut kering (n = 20, 54,1% sebelum; n =
14, 73,7% semasa). Ulser (n = 14, 87,5% sebelum; n = 8 100% semasa). Sakit dan
sulit menelan (n = 14, 87,5% sebelum; n = 4, 100% semasa). Penelitian ini
membuktikan insidensi terjadinya mukositis oral tinggi pada pasien kemoterapi.
Dengan ini, terbukti bahwa kemoterapi memiliki hubungan dengan masalah di rongga
mulut.22
Mahasiswa Universiti Sains Malaysia telah melakukan penelitian pada 30
pasien kanker yang mendapat kemoterapi di wad onkologi (3S) HUSM. Hasil yang
didapat adalah mukositis oral (46.7%) dengan komplikasi bibir kering, ulserasi dan
perdarahan. Mulut kering (90.0%), membran mukosa kering (96.7%), keadaan
saliva kering (70.0%) serta kepekatan saliva (30.0%). Persentase mikrorganisme
gram negatif bertambah 63.3% pada hari kelima sedangkan gram positif 16,7% dan
kandida 10.0%.10
Di RSUP H. Adam Malik Medan, terdapat 7 orang pasien setiap harinya yang
datang ke ruangan kemoterapi untuk mendapatkan terapi kanker yang dideritanya.
Jenis kanker yang diderita sangat bervariasi. Kebanyakan penderita kanker ialah
wanita dan jenis kanker yang sering mendapatkan kemoterapi adalah kanker
payudara.
1.2 Perumusan Masalah
Bagaimanakah komplikasi/kondisi oral pasien kanker yang mendapat
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Apakah komplikasi oral yang timbul? Berapakah prevalensi setiap lesi oral?
Apakah jenis obat yang dapat menimbulkan lesi oral tersebut?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui jenis komplikasi oral yang dialami pada pasien kanker
yang mendapat kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan.
2. Untuk mengetahui prevalensi setiap komplikasi oral yang terlihat pada
rongga mulut pasien kanker yang mendapat kemoterapi.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Meningkatkan derajat kesehatan mulut pasien kanker yang mendapat
kemoterapi agar komplikasi oral lainnya dapat dikurangi.
2. Sebagai usaha dalam mengatur rencana perawatan bagi setiap komplikasi
oral yang timbul pada pasien kanker akibat kemoterapi.
3. Sebagai dasar penelitian lebih lanjut, baik mengenai cara penanggulangan
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kanker
Kanker adalah penyakit akibat pertumbuhan tak terkontrol dan penyebaran
dari sel-sel tidak normal jaringan tubuh. Sel-sel kanker ini dapat menyebar ke bagian
tubuh lainnya sehingga dapat menyebabkan kematian. Kanker dapat disebabkan oleh
faktor eksternal ( tembakau, bahan kimia, radiasi dan infeksi mikroorganisme ) dan
faktor internal ( mutasi genetik, hormon, kondisi sistem imun dan mutasi yang terjadi
dari proses metabolisme ). Kedua faktor penyebab ini dapat bergabung atau berdiri
sendiri dapat memicu terjadinya proses karsinogenesis. Kanker dapat dideteksi
setelah 10 tahun atau lebih terpapar oleh faktor eksternal.11
2.2 Faktor Predisposisi Kanker
Semua kanker melibatkan gen abnormal atau malfungsi sel yang mengontrol
pertumbuhan dan pembelahan sel. Kira-kira 5% dari seluruh kanker adalah herediter.
Namun beberapa kanker dapat terjadi karena faktor herediter tetapi akibat mutasi gen
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
menyebabkan kanker disebut karsinogen.12 Faktor-faktor predisposisi tersebut antara
lain:
1. Bahan Kimia: Zat yang terdapat pada asap rokok dapat menyebabkan kanker paru
pada perokok dan perokok pasif (orang bukan perokok yang tidak sengaja menghirup
asap rokok orang lain) dalam jangka waktu yang lama. Bahan kimia untuk industri
serta asap yang mengandung senyawa karbon dapat meningkatkan kemungkinan
seorang pekerja industri menderita kanker.12
2. Penyinaran yang berlebihan: Sinar ultra-violet yang berasal dari matahari
dapat menimbulkan kanker kulit. Sinar radio aktif yaitu sinar X yang berlebihan atau
sinar radiasi dapat menimbulkan kanker kulit dan leukemia.3,12,13
3. Virus: Beberapa virus berhubungan erat dengan perubahan sel normal
menjadi sel kanker. Jenis virus ini disebut virus penyebab kanker atau virus
onkogenik.12
4. Hormon: Hormon adalah zat yang dihasilkan kelenjar tubuh yang
fungsinya adalah mengatur kegiatan alat-alat tubuh dan selaput tertentu. Pada
beberapa penelitian diketahui bahwa pemberian hormon tertentu secara berlebihan
dapat menyebabkan peningkatan terjadinya beberapa jenis kanker seperti payudara,
rahim, indung telur dan prostat (kelenjar kelamin pria).3,12
5. Rangsangan fisik berulang: Gesekan atau benturan yang berulang pada
salah satu bagian tubuh dalam waktu yang lama merupakan rangsangan yang dapat
mengakibatkan terjadinya kanker disebabkan luka atau cedera yang tidak sempat
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
2.3 Terapi Kanker
Pengobatan kanker di antaranya pembedahan, kemoterapi, radioterapi dan
terapi kombinasi.21 Pembedahan merupakan pengambilan seluruh jaringan kanker dan
jaringan sehat sekitarnya yang dapat menyebabkan penyebaran penyakit.1 Radioterapi
merupakan terapi penyinaran yang bertujuan menghancurkan sel-sel kanker yang
membelah dengan cepat.21 Radiasi tidak mampu membedakan antara sel normal dan
sel kanker sehingga merusak sel normal.4
2.3.1 Kemoterapi Kanker
Kemoterapi adalah proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk
pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Tidak
hanya sel kanker, tapi dapat memberi efek di seluruh tubuh. Efek dari kemoterapi,
pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan
yang diberikan pada saat kemoterapi.27
Terdapat 5 cara pemberian perawatan kemoterapi yaitu kemoterapi adjuvan
diberikan setelah pembedahan, kemoterapi neoadjuvan sebelum pembedahan,
kemoterapi primer digunakan secara sendiri pada pasien leukemia dan limfoma,
kemoterapi induksi sebagai kemoterapi pertama dan kemoterapi kombinasi
menggunakan obat kemoterapi lebih dari dua jenis obat.27
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Jenis Kemoterapi yang digunakan untuk terapi kanker adalah :
a. Obat golongan Alkylating agent, Platinum Compounds, dan Antibiotic
Anthrasiklin, obat golongan ini bekerja antara lain dengan mengikat DNA di inti sel,
sehingga sel-sel tersebut tidak bisa melakukan replikasi. Efek sampingnya berupa
mual, muntah, rambut rontok, iritasi kandung kemih (sistitis) disertai terdapatnya
darah dalam air kemih, jumlah sel darah putih, sel darah merah dan trombosit
menurun, jumlah sperma berkurang (pada pria, mungkin terjadi kemandulan yang
menetap) dan dapat meningkatnya resiko leukemia.13,23
b. Obat golongan Antimetabolit bekerja langsung pada molekul basal inti sel,
yang berakibat menghambat sintesis DNA. Obat golongan ini menimbulkan efek
yang sama dengan alkylating agents, ditambah dengan terjadinya ruam kulit, warna
kulit menjadi lebih gelap (meningkatnya pigmentasi) atau gagal ginjal.13,23
c. Obat golongan Topoisomerase-inhibitor, Vinca alkaloid dan Taxanes
bekerja pada gangguan pembentukan tubulin, sehingga terjadi hambatan mitosis sel.
Efek samping yang ditimbulkan serupa dengan alkylating agents.13,23
d. Obat golongan Enzim seperti L-A Sparaginase bekerja dengan
menghambat sintesis protein, sehingga timbul hambatan dalam sintesis DNA dan
RNA dari sel – sel kanker tersebut.23
e. Kemoterapi herbal yang terkandung dalam bawang putih. Selenium, suatu
komponen yang terkandung di dalam bawang putih.23
f. Kemoterapi herbal dengan senyawa polifenol yang terdapat di dalam teh
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Agen/obat kemoterapi yang berpotensi merusak mukosa oral adalah dari
golongan alkylating (busulfan, cyclophosphamide, procarbazine dan thiothepa),
anthracyclines (daunorubicin, doxorubicin dan epirubicin), antimetabolites (cytosine
arabinoside, hydroxyurea, 5-fluoracil, methotrexate, mercptopurine dan
6-thioguanine), antibiotics (actinomycin D, amsacrine, bleomicyn dan mitomycin), dan
vinka alkaloids (vinblastine dan vincristine).16
2.3.1.2 Komplikasi Oral Kemoterapi Kanker
Obat yang digunakan sebagai agen kemoterapi memberi efek destruktif pada
mukosa oral. Agen kemoterapi ini bereaksi secara langsung menyebabkan terjadinya
mielosupresi dan imunosupresi.4 Komplikasi oral spesifik akibat terapi kanker adalah
mukositis/stomatitis, infeksi, perdarahan, xerostomia, gangguan pengecapan dan
defisiensi nutrisi 1,14,16
Mukositis menggambarkan adanya suatu reaksi efek toksik pada saluran
pencernaan dari mulut sampai anus, yang merupakan akibat dari agen-agen
kemoterapi atau radiasi.14 Mukositis ditandai dengan adanya daerah eritema, ulser
dan kemudian menjadi lapisan putih kekuning-kuningan (pseudomembran), nekrosis
dan perdarahan spontan.7,14 Erythematous mucositis terlihat 3 hari setelah pemberian
kemoterapi pertama, tetapi lebih khusus atau jelas terlihat dalam 5-7 hari.1,14
Sedangkan muko sitis yang disertai ulkus muncul setelah hari ke-7 dimulainya
kemoterapi.14
Proses terjadinya mukositis secara biologi terbagi dalam 5 fase yang timbal
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
amplifikasi sinyal, fase ulseratif atau fase bakteriologi dan fase penyembuhan.4,6,17
Mukositis menyebabkan rasa sakit, susah membuka mulut, kesulitan mengunyah
makanan dan dapat menjadi pintu gerbang masuknya bakteri.7 Lesi biasanya terjadi
pada daerah non-keratinisasi seperti: mukosa bukal dan labial, lateral lidah, dasar
mulut dan palatum lunak.1,4,5
Obat anti kanker yang dapat menyebabkan terjadinya mukositis yaitu:
amsacrine, bleomicyn, cisplatin, cytarabine, daunorubicin, doxorubicin, epirubicin,
etoposide, 5-fluorouracil, idarubucin, methotrexate, mitoxantrone, dan
vinblastine.4,14,16
Infeksi oral terjadi dengan adanya agen sitotoksik sebagai faktor predisposisi.
Infeksi oral disebabkan oleh jamur, virus dan bakteri.1,5 Tidak hanya mulut yang
terinfeksi, tetapi karena kehilangan epitel oral yang berperan sebagai barier pelindung
mengakibatkan infeksi lokal dan merupakan pintu gerbang masuknya
mikroorganisme kedalam sirkulasi sistemik. Bila integritas mukosa rusak, infeksi
lokal dan sistemik dapat terjadi, yang disebabkan flora normal di rongga mulut
seperti nosocomial dan organisme oportunistik.14 Ruescher dkk melaporkan adanya
bakteri streptococcal alfa-hemolitikus pada pasien kemoterapi.7 Draizen dkk
melaporkan 70% infeksi oral disebabkan oleh Candida Albicans.14
Kandidiasis sering terjadi pada infeksi oral pasien kemoterapi kanker dengan
lesi berwarna merah (erythematous), berbentuk makula dan manifestasi biasanya
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Perdarahan terjadi akibat trombositopenia ( < 20x109/L )16 yang disebabkan
oleh obat anti kanker sehingga menyebabkan perdarahan gingiva, petechiae mukosa
atau ecchymosis.18 Petechiae biasanya terlihat pada gingiva, mukosa bukal, lidah,
dasar mulut dan palatum keras dan lunak. Sedangkan ecchymosis lebih sering pada
lidah dan dasar mulut. Pencegahan merupakan tindakan yang efektif untuk
menghindari terjadinya perdarahan. Menghilangkan daerah yang menimbulkan
trauma ( restorasi yang tajam dan gigi fraktur ) dan mengobati penyakit intraoral
sebelum kemoterapi untuk mengurangi perdarahan.16
Xerostomia adalah pengurangan sekresi saliva14 yang menyebabkan saliva
sangat kental dan pH rendah sehingga mempermudah terjadinya karies dan infeksi
oral lainnya.16 Agen sitotoksik ( khususnya adriamicyn ) dapat menyebabkan
xerostomia.1 Gejala klinis adalah mulut kering, perubahan pada permukaan lidah,
bibir pecah-pecah dan adanya lesi di sudut mulut. Xerostomia akan mempersulit
pemakaian protesa sehingga memerlukan peningkatan frekuensi dan volume asupan
cairan.14
Gangguan pengecapan adalah gangguan rasa asam, manis, pedas. Hal ini
menyebabkan nafsu makan menurun sehingga tidak jarang mengakibatkan defisiensi
protein dan kalori. Gangguan tersebut dapat berkurang sedikit, hilang sama sekali,
atau timbul rasa baru, disebut metallic medicinal. Hal ini disebabkan karena adanya
destruksi dari taste bud.
Neurotoksik yaitu pasien mengeluh adanya rasa sakit yang terus menerus, rasa
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
ditemukan adanya gigi atau mukosa yang sakit. Komplikasi ini adalah efek dari
beberapa golongan obat anti kanker, contohnya Vinka alkaloid.16 Obat anti kanker
dari golongan alkaloid sering menimbulkan neurotoksik.1
Defisiensi nutrisi juga terjadi akibat kemoterapi. Efek sitotoksik agen
kemoterapi terhadap mukosa oral menimbulkan rasa sakit, gangguan pengunyahan,
dan disfagia karena atrofi mukosa. Gangguan ini akhirnya menyebabkan mukositis
dan ulser.16
2.3.1.3 Tindakan Dokter Gigi Pada Pasien dengan Kemoterapi Kanker
Idealnya, pasien yang dijadwalkan untuk menerima kemoterapi harus melalui
penilaian dental terlebih dahulu. Pemeriksaan dan penilaian dental dilakukan
secepatnya untuk memudahkan tindakan dental lain dan memberikan penyembuhan
kanker yang adekuat. Jika diindikasikan tindakan dental, pasien harus diberikan
perawatan dental sebelum perawatan kanker.20
Evaluasi oral melalui perawatan pendahuluan atau pre-treatment dapat
mendeteksi komplikasi yang akan terjadi dan dapat mendidik pasien agar menjaga
kesehatan rongga mulut. Evaluasi ini dapat dilakukan oleh seorang dokter gigi yang
berpengetahuan dan bekerjasama dengan tim dental di setiap rumah sakit. Evaluasi
pra perawatan merupakan suatu pemeriksaan pada jaringan lunak dan keras yang
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
sumber infeksi dan keadaan patologi lainnya. Sebelum kemoterapi dimulai, dokter
gigi harus melaksanakan prosedur perawatan gigi yang mencakup:20
1. Mengidentifikasi jaringan rongga mulut dan merawat infeksi yang terjadi,
termasuk karies dan trauma pada jaringan.
2. Menstabilkan atau menghilangkan sumber infeksi.
3. Melepaskan band ortodontik jika memerlukan perawatan kemoterapi
dengan tingkat stomatoksik yang tinggi.
4. Melakukan evaluasi prostodontik, bila pasien memakai protesa dan
dilepas pada waktu tidur untuk mencegah iritasi.
5. Melakukan ekstraksi gigi yang dikhawatirkan dapat memperparah
komplikasi oral. Prosedur bedah mulut dilakukan 7-10 hari terakhir sebelum pasien
menerima kemoterapi.
6. Pada anak-anak dipertimbangkan mencabut gigi desidui yang mobiliti dan
gigi yang diduga akan tanggal selama kemoterapi.
7. Mengusahakan oral hygiene yang baik dengan sedikit komplikasi.20
8. Memberi edukasi tentang penatalaksanaan muntah yaitu berkumur setelah
muntah dengan larutan normal saline untuk mengembalikan pH rongga mulut yang
asam akibat muntah.
Pada pemeriksaan tersebut, pasien juga akan mempelajari cara memelihara
mukosa oral dan meminimumkan komplikasi oral. Dokter gigi atau hygienis harus
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
mulut, dan pendekatan lainnya untuk memastikan rongga mulut dalam keadaan bersih
untuk mengurangi risiko terjadinya infeksi dan rasa sakit.20
Evaluasi oral secara terus-menerus perlu dilakukan sesudah evaluasi
pendahuluan atau pre-treatment. Perancangan dan komunikasi antara tim onkologi
dan dokter gigi dapat membantu meminimumkan risiko terjadinya komplikasi oral
dan memaksimumkan keberhasilan pemeliharaan dental. Pertimbangan kesehatan
oral yang sfesifik harus diketahui dalam melakukan perawatan kemoterapi di
antaranya adalah:20
1. Mempertimbangkan adanya demam akibat kondisi oral. Demam yang
tidak diketahui penyebabnya mungkin berasal dari infeksi oral. Jadi, pasien perlu
dikonsultasi.
2. Menjadwalkan pertemuan dengan dokter gigi. Prosedur bedah mulut
dilakukan 7-10 hari terakhir sebelum pasien menerima kemoterapi myelosupresif.
3. Menentukan status hematologi. Sebelum perawatan gigi, perlu ada data
dari tim dokter tentang jumlah platlet, faktor pembekuan darah dan jumlah neutrofil
absolut sangat penting untuk mencegah pendarahan dan infeksi.
4. Memberikan perawatan profilaksis antibiotika.20
Prosedur perawatan ini tidak akan berhasil secara maksimal tanpa adanya
kerja sama yang baik dari pasien dan keluarganya. Dokter gigi harus memotivasi dan
memberitahukan pasien bahwa perawatan rongga mulut sama pentingnya dengan
kemoterapi yang dijalani. Beberapa petunjuk atau nasehat yang dapat disampaikan
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
1. Menyikat gigi, lidah dan gingiva dengan bulu sikat yang lembut dan
menggunakan pasta gigi yang berfluorida setiap setelah sarapan dan sebelum tidur.
2. Membersihkan gigi dengan benang gigi yang lembut.
3. Menghindari obat kumur yang mengandung alkohol.
4. Mencuci mulut dengan larutan garam dan baking soda.
5. Melakukan latihan otot rahang sebanyak 3 kali sehari, buka dan tutup
mulut sejauh mungkin tanpa menyebabkan sakit dan diulangi sebanyak 20 kali.
6. Menghindari permen dan permen karet kecuali bebas gula.
7. Menghindari makan asam, pedas dan keras.
8. Mengindari tembakau dan alkohol.
9. Mengikuti jadwal pertemuan yang diatur oleh dokter gigi.20
National Institutes of Health menyatakan bahwa setiap pasien kanker harus
melakukan pemeriksaan oral sebelum memulai terapi kanker dan perawatan penyakit
mulut untuk mengurangi komplikasi oral. Potensi terjadinya komplikasi oral dapat
dikurangi dengan pemeliharaan gigi yang tepat. Penyikatan gigi menggunakan sikat
gigi yang lembut harus diteruskan selama kemoterapi. Pencegahan dan pemeliharaan
terjadinya komplikasi oral pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi berhasil
dengan kerjasama antara klinisi, dokter gigi, perawat onkologi dan spesialis gizi.
Selain itu, dukungan keluarga penting untuk memberi dorongan pada pasien untuk
keberhasilan perawatan.16
KERANGKA TEORI
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
KERANGKA KONSEP
Pasien kanker yang mendapat kemoterapi
Komplikasi oral
Variabel tidak terkendali Oral higiene
Penyakit sistemik
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian observasional dengan menggunakan
rancangan cross sectional.
3.2 Tempat dan Waktu
Tempat : RSUP H. Adam Malik ( RSUP HAM ).
Waktu : 3 bulan (Desember 2008 – Pebuari 2009).
3.3 Populasi dan Sampel
Infeksi (bakteri,virus, jamur)
Muko sitis Xerostomia Gangguan
pengecapan
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Populasi : Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi di RSUP HAM.
Sampel : Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi di RSUP HAM di
ruang RINDU A dan RINDU B.
3.4 Besar Sampel
Dalam penelitian ini, teknik perhitungan besar sampel untuk menaksir
proporsi populasi dengan ketelitian absolut menggunakan rumus n = Za2. p .(1-p) /d2
dan besar sampel yang digunakan adalah 67 orang pasien kanker yang mendapat
kemoterapi di RSUP HAM.
p = Prakiraan proporsi populasi dengan confidence level 100 (1-σ)%
a = Absolute precision yang dibutuhkan untuk nilai taksiran proporsi tersebut.
Jumlah pasien kanker yang dipilih sebagai sampel dengan taksiran akhir
diharapkan berada dalam 10% dari proporsi sebenarnya dengan confidence level
90%. Diketahui bahwa prakiraan proporsi populasinya adalah 46.7% berdasarkan
penelitian mahasiswa Universitas Sains Malaysia yaitu 46.7% menderita komplikasi
oral setelah kemoterapi kanker.
Perhitungan : Prakiraan proporsi populasi = 46.7%
Confidence level = 90%
Absolute precision = 10%
n = Za2 . p . (1-p) / d2
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
3.5 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
3.5.1 Kriteria Inklusi
a) Pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM.
b) Pasien yang bersedia diperiksa rongga mulutnya.
c) Pasien yang dapat membuka mulut dengan baik.
3.5.2 Kriteria Eksklusi
a) Pasien kanker yang tidak mendapat kemoterapi di RSUP HAM.
b) Pasien yang tidak bersedia diperiksa rongga mulutnya.
c) Pasien yang tidak dapat membuka mulut dengan baik.
3.6 Variabel Penelitian
3.6.1 Variabel Bebas
Pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan
Variabel tidak terkendali
Cara pemeliharaan kesehatan rongga mulut
Penyakit sistemik
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pasien kanker dengan kemoterapi, jenis kelamin, umur, jenis kanker, lama
pengobatan dan jenis obat kemoterapi.
3.6.2 Variabel Tergantung
Komplikasi oral pasien kemoterapi kanker.
3.6.3 Variabel Terkendali
Pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM.
3.6.4 Variabel Tidak Terkendali
Cara pemeliharaan kesehatan rongga mulut, penyakit sistemik yang dideritai
dan obat-obatan lain yang digunakan.
3.7 Definisi Operational
a) Pasien kanker yang mendapat kemoterapi adalah penderita kanker yang
datang ke RSUP HAM untuk mendapat perawatan kemoterapi kanker dengan
regimen kemoterapi tertentu tergantung jenis kanker yang diderita.
b) Muko sitis oral: bila terlihat adanya daerah eritema pada permukaan
mukosa, atau ulkus yang ditutupi oleh lapisan putih kekuning-kuningan
(pseudomembran). Disertai dengan rasa sakit dan rasa panas seperti terbakar.
c) Xerostomia: bila terlihat keadaan saliva yang kental dengan kondisi
rongga mulut kering. Apabila diperiksa menggunakan spatula kayu, spatula seperti
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
d) Gangguan pengecapan: bila adanya ganggguan rasa masam, manis, pedas
sehingga menyebabkan nafsu makan menurun.
e) Infeksi jamur ( kandidiasis ): bila dijumpai daerah lesi atau plak yang
berwarna putih dan dapat dihapus pada mukosa bukal, lidah dan palatum atau lesi
merah.
e) Perdarahan: bila terlihat ada perdarahan di rongga mulut terutama pada
gusi. Juga bila ditemukan petekie (bintik merah di bawah mukosa) atau ekimosis
(area ungu di bawah mukosa mulut).
3.8 Alat dan Bahan Penelitian 3.8.1 Alat Pemeriksaan Oral
Alat yang tepat harus digunakan untuk prosedur ini. Alat yang digunakan
untuk pemeriksaan oral adalah:
a. Kaca mulut, digunakan untuk menarik pipi/lidah untuk melihat lesi
dengan jelas.
b. Sonde tumpul, digunakan untuk mengidentifi lesi yang terlihat.
c. Pinset, digunakan untuk mengambil gulungan kapas atau bulatan kapas
dari tray ke mulut maupun sebaliknya.
d. Tray, digunakan untuk meletakkan alat dan bahan pada saat melakukan
pemeriksaan. Alat-alat yang digunakan haruslah dalam keadaan baik dan bersih agar
dapat melakukan pemeriksaan dengan lebih efektif.
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
3.8.2 Alat Pencatatan Data Kemoterapi dan Komplikasi Oral a. Kuesioner pasien kanker yang mendapat perawatan kemoterapi. b. Rekam medik pasien kanker yang mendapat perawatan kemoterapi.
3.8.3 Bahan-bahan
Bahan yang digunakan adalah:
a. Gulungan kapas (cotton roll), digunakan untuk menyerap saliva.
b. Sarung tangan dan masker, digunakan untuk mencegah infeksi silang.
c. Spatula kayu, digunkan untuk memeriksa keadaan saliva.
3.9 Prosedur Penelitian
Pada tahap awal dilakukan pengumpulan informasi tentang kemoterapi,
jumlah kasus kanker dan studi pustaka efek kemoterapi dari sumber kepustakaan dan
data di RSUP HAM. Kemudian dilakukan persiapan pengurusan izin meneliti ke
RSUP HAM. Kemudian dipersiapkan informed concent bagi pasien dan petugas di
rumah sakit H. Adam Malik. Hal ini bertujuan untuk memudahkan prosedur
penelitian yang akan dilakukan selanjutnya. Pengumpulan data diambil dari catatan
medik pasien. Data yang dikumpulkan meliputi data nama, umur, jenis kelamin, lama
tingga l di rumah sakit; riwayat penyakit dan komplikasi, lama menjalani kemoterapi,
dan obat yang diperoleh. Setelah pasien setuju untuk menjadi subjek penelitian,
pasien diminta menandatangani informed concent. Selanjutnya dilakukan
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
mulut, spatula kayu dan lampu senter untuk melihat keadaan mukosa oral. Kemudian
wawancara dilakukan oleh operator dengan mengemukakan beberapa pertanyaan
untuk memperoleh gambaran tentang kondisi rongga mulut pasien kemoterapi pada
saat tersebut. Data yang diperoleh langsung dari hasil pemeriksaan dan wawancara
tersebut dicatat sesuai dengan yang didapat dan catatan medik pasien.
3.10 Pengolahan Data
Pengolahan data dilakukan dengan cara manual dan ditabulasikan.
3.11 Analisis Data
Data yang sudah dikumpul kemudian ditabulasi dan dianalisis dengan cara
perhitungan persentase setiap komplikasi oral yang terlihat pada penderita kanker yang mendapat kemoterapi. Selanjutnya dilihat jenis atau golongan obat yang
memberikan pengaruh yang besar terhadap komplikasi oral tersebut. BAB 4
HASIL PENELITIAN
4.1 Data Demografis Subjek Penelitian
Tabel 1 : Data demografis pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM
VARIABEL PASIEN KANKER YANG MENDAPAT
KEMOTERAPI ( N = 67 ) 1. Jenis Kelamin (%)
a. Laki-laki
b. Perempuan
18 (27%)
49 (73%)
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
a. < 35 tahun
Data demografis yaitu data pasien kanker yang datang ke RSUP H Adam Malik Medan untuk mendapat perawatan kemoterapi berdasarkan jenis kelamin,
umur dan jenis kanker. Dari 67 orang pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM, jumlah pasien perempuan lebih banyak dibandingkan dengan pasien
laki yaitu sebanyak 49 orang pasien perempuan (73%) dan 18 orang pasien laki-laki (27%). Jumlah pasien kanker yang datang ke RSUP HAM untuk mendapat kemoterapi, paling banyak dijumpai pada kelompok umur 48 - 53 tahun dengan
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Jumlah pasien kanker yang mendapat kemoterapi berdasarkan jenis kanker di RSUP
HAM paling banyak adalah kanker payudara (47%), diikuti kanker limfoma (13%) dan kanker nasofaring (10%). (Tabel 1) Secara rinci, grafik persentase pasien
laki-laki dan perempuan yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM dapat dilihat pada Grafik 1 dan persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi berdasarkan jenis kanker di RSUP HAM dapat dilihat pada Grafik 2.
Grafik 1 : Persentase Pasien Laki-laki dan Perempuan Persentase Pasien Kanker Laki-laki dan Perempuan yang Mendapat Kemoterapi di
RSUP HAM
27%
73%
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
yang Mendapat Kemoterapi di RSUP HAM
Persentase Pasien yang Mendapat Kemoterapi berdasarkan jenis kanker di RSUP HAM
3% 9% 2% 5%
13%
9% 47%
2% 10%
payudara prostat usus nasofaring limfoma paru ovari pankreas lain-lain
Grafik 2 : Persentase Pasien yang Mendapat Kemoterapi
Berdasarkan Jenis Kanker di RSUP HAM
4.2 Prevalensi Komplikasi Oral
Prevalensi komplikasi oral akibat kemoterapi pada pasien kanker dibagi atas beberapa komplikasi yaitu mukositis oral, xerostomia, infeksi (kandidiasis),
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
63
Prevalensi Komplikasi Oral akibat Kemoterapi pada Pasien Kanker di RSUP HAM
Grafik 3 : Prevalensi Komplikasi Oral akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker
di RSUP HAM
Grafik 3 menunjukkan prevalensi komplikasi oral akibat kemoterapi pada
pasien kanker di RSUP HAM Medan. Dari 67 orang pasien kanker, persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi dengan komplikasi mukositis oral adalah 63% (42
orang) dengan keluhan mulut kering dan mulut terasa panas serta terjadi ulserasi mukosa. Xerostomia sebanyak 93% (62 orang) dengan keluhan air ludah terasa sedikit dengan pemeriksaan langsung menggunakan spatula kayu. Kandidiasis oral
dijumpai sebanyak 24% dengan adanya plak berwarna putih dan dapat dihapus, persentase perdarahan 12% dengan perdarahan bentuk ecchymosis adalah paling
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Persentase Mukositis Oral berdasarkan Siklus Perawatan Kemoterapi
12%
24% 7%
32%
25%
siklus 1 siklus 2 siklus 3 siklus 4 siklus 5 >
Grafik 4 : Persentase Mukositis Oral berdasarkan
Siklus Perawatan Kemoterapi
Grafik 4 menunjukkan persentase mukositis oral berdasarkan siklus perawatan kemoterapi. Dari 42 pasien yang mengalami mukositis oral, dijumpai pasien yang mendapat perawatan kemoterapi pada siklus ke-5 ke atas adalah paling sering
mengalami mukositis oral dengan persentase 32%. Kemudian diikuti pada siklus ke-3 (25%) dan ke-2 (24%). Pasien dengan perawatan kemoterapi pada siklus pertama dan
keempat masih jarang menimbulkan mukositis oral.
Tabel 2 : Persentase Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi berdasarkan Jumlah Lesi
JUMLAH LESI JUMLAH PASIEN PERSENTASE (%)
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009 Ada Lesi :
Tabel 2 menunjukkan persentase pasien kanker yang mendapat kemoterapi
berdasarkan jumlah lesi yang dialami. Jumlah pasien yang ada lesi adalah 63 orang (94%). Dari 63 pasien yang ada lesi oral, 18 orang dijumpai satu lesi (29%), 37% dua
lesi, 22% tiga lesi dan 12% lebih dari 3 lesi. Pasien sering mengalami kombinasi 2 lesi oral. Pada penelitian ini, lesi oral yang sering menjadi kombinasi dengan lesi oral lainnya ialah xerostomia. Secara rinci jumlah pasien kanker yang mendapat
kemoterapi berdasarkan jumlah dan jenis lesi dapat dilihat pada table 3.
Tabel 3 : Jumlah Pasien Kanker yang Mendapat Kemoterapi berdasarkan Jumlah dan Jenis
Lesi
2 lesi Xerostomia dan mukositis
Xerostomia dan kandidiasis
Xerostomia dan perdarahan
20
2
1
3 lesi Xerostomia, mukositis dan gangguan pengecapan
Xerostomia, mukositis dan kandidiasis
Xerostomia, mukositis dan perdarahan
5
6
3
> 3 lesi Xerostomia, mukositis, kandidiasis dan gangguan pengecapan
Xerostomia, mukositis, perdarahan dan gangguan pengecapan
Semua lesi
5
1
2
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Distribusi komplikasi oral akibat kemoterapi dapat dilihat berdasarkan umur,
jenis kanker dan jenis obat kemoterapi yang diterima di RSUP HAM. Tabel 4 : Distribusi Komplikasi Oral berdasarkan Umur Pasien
Umur
(thn) Mukositis Xerostomia Kandidiasis Perdarahan
Gangguan pengecapan
< 35 3 3 2 1 2
36 – 41 5 6 2 1 3
42 – 47 10 11 0 2 2
48 – 53 11 18 4 2 2
54 – 59 6 9 2 1 2
> 60 7 15 6 1 2
Total 42 62 16 8 13
Data pada Tabel 4 di atas menunjukkan jumlah pasien yang mengalami
komplikasi oral berdasarkan umur. Jumlah pasien yang mengalami komplikasi oral
paling tinggi adalah pada kelompok umur 48 – 53 tahun diikuti pada kelompok umur
60 tahun ke atas. Dari 42 orang yang mengalami mukositis oral, sebanyak 11 orang
dijumpai pada pasien berumur 48 – 53 tahun. Xerostomia paling sering dijumpai pada
kelompok pasien yang berumur 48 – 53 tahun yaitu 18 orang dan 60 tahun keatas
sebanyak 15 orang. Jumlah pasien yang mengalami gangguan pengecapan hampir
sama pada setiap kelompok umur yaitu 2 – 3 orang pasien. Kandidiasis paling banyak
dijumpai pada pasien 60 tahun ke atas. Kelompok umur yang paling sedikit
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 5 : Distribusi Komplikasi Oral berdasarkan Jenis Kanker
Lesi oral
Jenis Kanker (%)
Payudara Prostat Usus Nasofaring Limfoma Paru Ovari Pankreas Lain
Mukositis
Tabel 5 menunjukkan distribusi komplikasi oral berdasarkan jenis kanker yang diderita oleh pasien di RSUP HAM. Dari 42 orang penderita mukositis oral, 25
orang (60%) adalah penderita kanker payudara diikuti 5 orang (12%) dari kanker limfoma dan 4 orang (9%) dari kanker nasofaring. Pada penderita kanker prostat dan
pankreas tidak dijumpai lesi mukositis oral. Gangguan pengecapan paling sering dialami oleh penderita kanker nasofaring yaitu 31% dari 13 orang yang mengalami gangguan pengecapan.
Tabel 6 : Distribusi Komplikasi Oral berdasarkan Jenis Obat Kemoterapi
Lesi oral
Jenis Obat Kemoterapi (%) Alkylating
agent Antimetabolites Antibiotics Hormones Vinka Alkaloid
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 6 menunjukkan distribusi komplikasi oral berdasarkan jenis obat
kemoterapi yang digunakan oleh pasien kanker di RSUP HAM. Secara keseluruhan, obat kemoterapi dari golongan alkylating agent memberi efek atau komplikasi oral
yang terbesar bagi setiap lesi oral pada pasein kanker diikuti golongan antibiotics dan antimetabolites. Dari 42 orang penderita mukositis oral, 71% disebabkan oleh obat
kemoterapi dari golongan alkylating agent yaitu cisplatin dan cyclophosphamides,
diikuti 53% jenis obat antibiotics yaitu doxorubicin dan epirubicin dan persentase jenis obat antimetabolites 40% yaitu 5-fluorouracil (5-FU). Jenis obat yang paling
sedikit menimbulkan efek mukositis oral adalah dari jenis hormones. Gambaran secara grafik persentase jenis obat kemoterapi yang menimbulkan mukositis oral dapat dilihat pada Grafik 6.
71
Persentase Jenis Obat Kemoterapi yang menimbulkan Mukositis Oral
Grafik 6 : Persentase Jenis Obat Kemoterapi yang Menimbulkan
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
4.4 Hasil Kuesioner Sampel
Tabel 7 : Hasil kuesioner pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi di RSUP HAM
ASPEK YANG DITANYA PASIEN
( N = 18 )
PASIEN
( N = 49 ) TOTAL Apakah yang dirasakan pada
rongga mulut saat ini ? a. Mulut kering
b. Sulit menelan
c. Gangguan pengecapan
d. Mulut terasa panas
18
Apakah air ludah terasa sedikit? a. Ya
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Tabel 7 memperlihatkan hasil kuesioner dari pasien kanker yang mendapat
kemoterapi di RSUP HAM. Secara umum, keseluruhan sampel mengalami mulut
kering dan air ludah terasa sedikit setelah mendapat perawatan kemoterapi. Keluhan
utama dari pasien adalah mulut kering dengan persentase terbesar yaitu 100%.
Keadaan mulut terasa panas adalah 55% yaitu dialami oleh 28 orang pasien
perempuan dan 9 orang pasien laki-laki. Kebanyakan sampel tidak memakai gigi
tiruan dan tidak menggunakan obat-obatan lain selain obat kemoterapi. Hanya sedikit
pasien yang menderita penyakit sistemik lain antaranya demam 3%, hipertensi 1%
dan anemia 6%. Kesimpulan dari hasil kuesioner, didapati majoritas pasien
mengalami keadaan mukosa kering dan saliva terasa berkurang diikuti mulut terasa
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 5 PEMBAHASAN
Pada penelitian ini, pasien kanker yang datang ke RSUP HAM Medan untuk
mendapat perawatan kemoterapi paling banyak adalah perempuan. Hal ini mungkin disebabkan karena insidensi kanker payudara di RSUP HAM tinggi dan pasien yang
mendapat kemoterapi paling banyak adalah perempuan yang menderita kanker payudara. Menurut Laporan Profil Kesehatan Indonesia 2005, jumlah pasien kanker payudara di rumah sakit di Indonesia pada tahun 2005 paling tinggi dibandingkan
dengan kanker lain.3 Secara keseluruhan, pasien kanker yang datang ke RSUP HAM
untuk mendapat perawatan kemoterapi dalam waktu sebulan lebih dari 70 orang dan
kebanyakan adalah pasien perempuan dengan kanker payudara.
Menurut mahasiswa Universiti Sains Malaysia (USM) yang melakukan
penelitian di bagian onkologi USM, perkiraan prevalensi terjadinya mukositis oral
adalah 46.7%, mulut kering adalah 90.0% dan kandidiasis 10.0%.10 Pada penelitian
ini, prevalensi mukositis oral adalah 63%. Hasil yang didapat lebih tinggi dari hasil
yang tersebut di atas karena disebabkan oleh penjagaan oral higiene yang kurang baik
di kalangan penderita kanker di RSUP HAM. Mukositis oral dapat terjadi dengan
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
level myelosupresi dan predisposisi intrinsik pasien sehingga efek obat kemoterapi
terhadap membran mukosa terjadi melalui mekanisme biologis dari mukositis oral.6
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien kanker yang mendapat
kemoterapi paling banyak mengalami xerostomia yaitu sebanyak 93%, sedikit lebih
tinggi daripada penelitian tersebut di atas. Kemoterapi dapat menyebabkan
xerostomia karena kombinasi obat kemoterapi yang diterima pasien kanker selama
perawatan antaranya obat antisedatif, opiat, antidepresan, antihistamin dan
antidiuretik yang dapat menghambat saraf simpatetis dan terjadi toksisitas kelenjar
ludah sehingga mempengaruhi laju aliran saliva.16
Pada penelitian ini, kandidiasis dijumpai paling banyak pada pasien kanker 60
tahun ke atas. Menurut literatur, 40% infeksi akibat kemoterapi disebabkan oleh
jamur Candida albicans, biasanya terjadi pada pasien golongan tua karena sistem
imun yang rendah dan terjadi kelainan darah.1 Xerostomia paling banyak dijumpai
pada pasien 48 – 53 tahun dan 60 tahun keatas. Hal ini mungkin disebabkan oleh
faktor usia, hormonal dan menopause.
Selain daripada itu, terdapat pasien yang mengalami perdarahan berupa
ekimosis. Hal ini mungkin disebabkan oleh trombositopenia akibat perawatan
kemoterapi sebelumnya. Trombositopenia terjadi karena obat kemoterapi yang
digunakan mempengaruhi pembentukan sel darah di dalam sum-sum tulang
(mielosupresi) dan terjadi penurunan proliferasi sel darah menyebabkan
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pada penelitian ini, dijumpai mukositis oral paling banyak terjadi setelah
siklus ke-5. Sedangkan pada siklus ke-4 jarang dijumpai mukositis oral. Menurut Dr.
Nugroho Prayogo, Sp. PD., Untuk mencegah kerusakan permanen dari sel sehat, obat
kanker tidak diberikan sekaligus pada siklus 4-8 untuk memulihkan sel sehat. Hal ini
mungkin menyebabkan jarang terjadi mukositis pada siklus ke-4 tetapi laporan
sepenuhnya tentang bagaimana pengaruh siklus terhadap mukositis belum dijumpai.
Pasien kanker yang mendapat kemoterapi paling banyak mengalami
kombinasi antara 2 lesi oral. Xerostomia merupakan lesi oral yang sering menjadi
kombinasi dengan lesi oral yang lain. Menurut Sonis ST dkk, xerotomia adalah salah
satu faktor risiko terjadinya peningkatan mukositis oral dan komplikasi oral lain.
Komplikasi ini terjadi karena xerostomia menyebabkan mukosa oral kering dan
terjadi peningkatan flora normal rongga mulut akibat fungsi saliva yang terganggu.5
Menurut Sook Bin Woo dkk, insidensi mukositis oral tinggi pada pasien
kanker payudara dan kanker usus yang mendapat perawatan kemoterapi induksi dan
kanker nasofaring dengan perawatan kemoterapi adjuvan. Pasien yang lebih muda
sering mengalami mukositis oral dibandingkan dengan pasien tua.6 Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa mukositis oral lebih sering dialami oleh pasien terutama
dengan kanker payudara. Komplikasi oral sering terjadi pada usia 48 – 53 tahun.
Penelitian ini dapat membuktikan bahwa mukositis oral sering terjadi pada pasien
kanker payudara dan nasofaring tetapi tidak dapat membuktikan bahwa mukositis
sering terjadi pada usia muda karena pada masa penelitian ini dilakukan, tidak ada
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Pada penelitian ini, dijumpai obat kemoterapi yang paling sering
menyebabkan mukositis oral pada pasien kemoterapi kanker adalah dari golongan
alkylating agent yaitu cisplatin dan cyclophosphamide. Menurut Tunc Ilgenli dkk,
prevalensi terjadinya mukositis oral pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi
adalah 75% dengan obat golongan antimetabolites yaitu 5-fluorouracil.16 Hasil yang
didapat berbeda dari literatur mungkin karena pasien yang diteliti di RSUP HAM
paling banyak mendapat perawatan kemoterapi dengan golongan obat alkylating
agent daripada golongan antimetabolites. Obat golongan alkylating agent
menimbulkan efek sitotoksik terhadap sel dengan cara mengikat DNA inti sel dengan
grup alkyl sehingga sel-sel tersebut tidak dapat melakukan replikasi untuk
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Kemoterapi kanker menimbulkan komplikasi oral terhadap penderita kanker
yang mendapat perawatan kemoterapi. Frekuensi komplikasi oral tergantung pada jenis obat kemoterapi yang diterima. Obat kemoterapi yang paling banyak menimbulkan komplikasi oral adalah golongan alkylating agent yaitu cisplatin dan
cyclophosphamide, antibiotics yaitu doxorubicin dan epirubicin, serta antimetabolites yaitu 5-fluorouracil. Komplikasi oral akibat obat kemoterapi kanker tidak akan terjadi
pada penderita kanker dengan oral higiene yang baik dan mendapat perawatan gigi dan mulut terlebih dahulu sebelum menerima perawatan kemoterapi.
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
Disarankan kepada tenaga kesehatan agar memberi perhatian terhadap
mukositis oral yang terjadi pada pasien kanker yang mendapat kemoterapi agar tidak menimbulkan komplikasi oral yang lebih parah. Antara tindakan yang perlu
dilakukan adalah debridemen oral, dekontaminasi oral, pegobatan secara topikal atau sistemik, pemberian profilaksis, kontrol perdarahan dan nasehat. Selain itu, konsultasi dengan dokter gigi dan spesialis penyakit mulut amat penting untuk memastikan
kesehatan rongga mulut pasien benar-benar terjamin melalui perawatan pendahuan sebelum mendapat kemoterapi. Kerjasama antara beberapa pihak amat perlu bagi
mengurangi prevalensi komplikasi oral yang timbul akibat perawatan kemoterapi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Sonis ST. Principles and Practice of Oral Medicine. Philadelphia: WB
Saunders Company, 1984: 515-537.
2. World Health Organization. Health Situation in The South-East Asia Region
1998-2000. India 2002: 140-144.
3. Departemen Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2005. Jakarta 2007:
50-53.
4. Supportive Care Cancer Site Team and Cancer Care Nova Scotia. Best
Practice Guidelines for The Management of Oral Complications from Cancer
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
5. Sonis ST, Costa JW,. Oral Complication of Cancer Therapy. In Cancer
Medicine: Kufe et al. Cancer Medicine. Hamilton: BC Decker Inc., 2003:
2371-2378.
6. Sook Bin Woo et al. Chemotherapy-Induced Oral Mucositis. 31 Oktober
2008. emedicine.medspace.com. 20 Januari 2009.
7. Murphy BA. Clinical and Economic Consequences of Mucositis Induced by
Chemotherapy and/or Radiation Therapy 2007; 5 (9)(supp 4): 13-21.
8. Sonis ST. Oral Mucositis in Cancer Therapy 2004; 2(3): 3-8.
9. Sonis ST. Minimizing Oral Complications of Cancer Treatment 1995; 9(9):
680-695.
10.Azlina Binti Daud, Farid Bin Che Ghazali,. Jagarawatan Oral Klien Kanser di
Hospital Universiti Sains Malaysia 2004; 11(2): 89-117.
11.American Cancer Society. Cancer Facts & Figures 2007. Atlanta. 2007; 1-52.
12.Yunus S. Apa yang harus anda ketahui tentang kanker. 11. juli 2008.
13.Katzung BG, 10th ed. Basic & Clinical Pharmacology. San Fransisco:
McGraw-Hill Professional, 2006: 882-894.
14.Oral complications of cancer and cancer therapy, CancerMail from National
Cancer Institue. Available at http//www.mkdental care.com/oral
complications of oncology.html. Accsess Augustus 12, 2008.
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
16.İLGENLİ T, ÖREN H, UYSAL K,. The acute effects of chemotherapy upon
the oral cavity: Prevention and management. Turkish Journal of Cancer 2001;
31(3): 093-105.
17.Köstler WJ, Hejna M, Wenzel C, Zielinski CC,. Oral Mucositis Complicating
Chemotherapy and/or Radiotherapy: Options for Prevention and Treatment
2001; 51(5): 290.
18.Scully C, Cawson RA, 2nd ed. Medical Problems in Dentistry. Bristol: British
Library Cataloguing in Publication Data, 1987: 136-140.
19.Redding SW. Cancer Therapy-Related Oral Mucositis. Journal of Dental
Education. 2005; 69(8): 919-929.
20.National Institutes of Health. Oral Complications of Cancer Treatment: What
the Oncology Team Can Do, National Institute of Dental and Craniofacial
Research. Bethesda, MD 2008.
21.Naidu MUR et al. Chemotherapy-Induced and/or Radiation Therapy Induced
Oral Mucositis-Complicating the Threatment of Cancer. 2004; Y(10): 1-9.
22.Chen HM. Patients’ experiences and perceptions of chemotherapy-induced
oral mucositis in a day unit. September 2008. http://www.ncbi.nlm.nih.
gov/pubmed/18772661?ordinalpos=1&itool=EntrezSystem2.PEntrez.Pubmed.
Pubmed_ResultsPanel.Pubmed_DefaultReportPanel.Pubmed_RVDocSum.
(17 September 2008).
23.Hayu A. Kemoterapi dan Pengaruhnya pada Penderita Kanker.
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
24.Thousand Oaks CA. Oral Mucositis Visual Assessement Guide Based on the
WHO Toxicity Scale. Amgen 2005: 1-23.
25.Pemerintah Kota Medan ( PEMKO Medan ). Kanker Payudara Mengintai
Perempuan Indonesia. 7 Augustus 2008.
26.Khan SA, Wingard JR. Infection and Mucosal Injury in Cancer Treaatment
2001; 29: 31-36.
27.Calvagna M. Chemotherapy for Cancer Treatment. http://www.healtylibrary.
epnet.com/GetContent.aspx?token=7. (22 Januari 2009).
28.National Institute of Health. Oral Complications of Cancer Therapies:
Diagnosis, Prevention, and Treatment In: NIH, ed. Consensus Development
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
LEMBAR PENJELASAN KEPADA SUBYEK PENELITIAN
Selamat pagi
Saya Nor Azee Azwa mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Sumatera Utara. Saya mengadakan penelitian dengan judul ’Prevalensi Komplikasi Oral pada Pasien Kanker Akibat Kemoterapi di RSUP H Adam Malik Medan’. Saya mengikutsertakan Bapak/Ibu dalam penelitian yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi komplikasi oral. Manfaat dari penelitian ini adalah memberi pengetahuan kepada Bapak/Ibu tentang lesi oral yang terjadi dan dapat menjaga kesehatan rongga mulut agar tidak terjadi komplikasi oral lainnya.
Bapak/Ibu sekalian, penderita kanker yang mendapat kemoterapi biasanya akan mengalami penyakit mulut berupa luka, mulut kering, perdarahan gusi, infeksi jamur, bakteri dan virus dan terjadi gangguan pengecapan. Hal ini bisa menimbulkan rasa sakit pada rongga mulut dan memerlukan penjagaan kesehatan rongga mulut dengan lebih baik.
Adapun pemeriksaan akan saya lakukan setelah mendapat persetujuan dari pihak bapak/ibu. Dalam pemeriksaan ini, Bapak/Ibu diminta untuk membuka mulut selama 2-3 menit. Kemudian saya akan melakukan pemeriksaan menggunakan spatula kayu yaitu alat untuk melihat keadaan mulut, lidah akan ditekan untuk mengetahui samada timbul rasa sakit atau tidak dan kaca mulut digunakan untuk melihat penyakit mulut lain. Selain itu, bapak/ibu akan ditanya beberapa soalan untuk membantu mengenalpasti jenis komplikasi oral yang dialami.
Partisipasi Bapak/Ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela tidak akan terjadi perubahan mutu pelayanan dari dokter bila Bapak/Ibu tidak bersedia mengikuti penelitian ini. Bapak/Ibu akan tetap mendapat pelayanan kesehatan standar rutin sesuai dengan standar prosedur pelayanan.
Pada penelitian ini, identitas Bpak/Ibu akan disamarkan. Hanya dokter peneliti, anggota peneliti dan anggota komisi etik yang bisa melihat datanya. Kerahasiaan data Bapak/Ibu akan dijamin sepenuhnya. Bila data Bapak/Ibu dipublikasikan kerahasiaan tetap dijaga.
Jika selama menjalankan penelitian ini akan terjadi keluhan pada Bapak/Ibu, silahkan menghubungi saya Nor Azee Azwa ( HP:08197275645 )
Demikian informasi ini saya sampaikan. Atas bantuan, partisipasi dan kesediaan waktu Bapak/Ibu sekalian, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti,
Nor Azee Azwa Binti Kamarudin : Prevalensi Komplikasi Oral Akibat Kemoterapi Pada Pasien Kanker Di RSUP H. Adam Malik Medan, 2009.
USU Repository © 2009
LEMBAR PERSETUJUAN SUBYEK PENELITIAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama :
Umur :
Jenis kelamin : Laki-laki / Perempuan*)
Alamat :
Setelah mendapat keterangan dan penjelasan secara lengkap, maka dengan penuh kesadaran dan tanpa paksaan saya menandatangani dan menyatakan bersedia berpartisipasi pada penelitian ini.
Mahasiswa peneliti Medan,...November 2008
Peserta penelitian
Nor Azee Azwa binti Kamarudin ______________________