• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Pada Ny. Y dengan Gangguan Imobilisasi di RSUD. Dr. Pirngadi Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Asuhan Keperawatan Pada Ny. Y dengan Gangguan Imobilisasi di RSUD. Dr. Pirngadi Medan"

Copied!
41
0
0

Teks penuh

(1)

Asuhan Keperawatan pada Ny. Y dengan

prioritas masalah gangguan kebutuhan dasar Nyeri

di RSUD. Dr. Pirngadi Medan

Karya Tulis Ilmiah (KTI)

Disusun dalam rangka menyelesaikan

Program studi DIII Keperawtan

Oleh

(Bayu Guntoro Putro)

(112500050)

Program Studi DIII Keperawatan Fakultas Keperawatan

Universitas Sumatera Utara

(2)

Asuhan Kepera

Kebutuhan

Lembar Pengesahan

KARYA TULIS ILMIAH

erawatan pada Ny. Y dengan Gan

an Dasar Nyeri di RSUD. Dr. Pirn

Medan

Medan, Juni 2014

(3)

KATA PENGANTAR

“Bismillahhirrohmannirohim”

Sembah sujud syukur kehadirat Allah SWT, karena dengan hanya izinnya

dan ridhonya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul

“Asuhan Keperawatan Pada Ny. Y dengan Gangguan Imobilisasi di RSUD. Dr.

Pirngadi Medan

Dalam penulisan makalah ini penulis menyadari bahwasannya makalah ini

jauh dari kesempurnaan. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

dari semua pihak demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Adapun maksud dan tujuan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini adalah

untuk memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan Program Diploma III

Keperawatan di Fakultas Keperarwatan USU.

Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari

kesempurnaan, baik isi dan makna maupun tata bahasa tata cara penulisan oleh

karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang

sifatnya membangun demi kesempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini.

Pada kesempatan ini izinkanlah penulis menyampaikan ucapan terima

kasih kepada ibu Nurbaiti, S.Kp, M.Biomed selaku dosen pembimbing dalam

pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini dimana beliau telah meluangkan waktunya dan

kesempatanya untuk membimbing, mengarahkan dan memberikan masukan

kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapatkan

bimbingan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan banyak terima

kasih kepada:

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS selaku Pembantu Dekan I.

3. Ibu Evi Karota Bukit, S.Kp, M.Kep selaku Pembantu Dekan II

(4)

5. Ibu Nur Afi Darti, S.Kp, M.Kep selaku ketua Prodi DIII Keperawatan

Fakultas Keperawatan USU.

6. Fatwa Imelda, S.Kp, M.Biomed selaku dosen penguji karya tulis ilmiah ini.

7. Staf Pegawai khususnya di ruang E. Terpadu Rumah Sakit Umum dr.

Pirngadi Medan.

8. Direktur RSUD. dr. Pirngadi Medan.

Dalam kesempatan ini juga, penulis secara khusus ingin memberikan

penghargaan yang sebesar-besarnya beserta ucapan rasa terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. Terutama sekali sembah sujud saya serta ucapan terima kasih yang sangat

mendalam saya persembahkan kepada kedua orang tua yang telah mendidik

dan membesarkan saya dengan penuh kesabaran dan kasih sayang dan juga

do’a yang tak pernah henti-hentinya serta dukungan baik moril maupun

materil serta do’a tulusnya sehingga saya sukses dalam menempuh

perkuliahan ini, saya berjanji tidak akan menyia-nyiakan pengorbanan

ayahanda dan ibunda. Semoga ALLAH SWT selalu memudahkan rezeki, dan

selalu melindungi ayah bundaku, Amiiin.

2.Seluruh sahabat-sahabatku : Muhammad abduh, Muhammad iklsan, Yuda

setiadi, Yogi Hakim, Muhammad faisal, Hussin Arif, Bastian, Raja Siagian

dan juga pada terdekat saya Maulida khairunnisa yang telah banyak membantu

dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Seluruh rekan-rekan mahasiswa/i DIII keperawatan Fakultas Keperawatan

USU.

Semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat dan karunianya kepada

kita semua dan semoga karya tulis ilmiah ini berguna dan bermanfaat khususnya

bagi penulis dan umumnya bagi kita semua. Amin

Medan, juni 2013

Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Lembar pengesahan ... i

Kata Pengantar ... ii

Daftar isi ... iv

BAB I Pendahuluan ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan ... 2

C. Manfaat ... 3

BAB II Pengelolaan Kasus ... 4

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah ... 4

1. Pengkajian ... 9

2. Analisa Data ... 10

3. Rumusan Masalah ... 12

4. Perencanaan... 12

B. Asuhan Keperawatan Kasus ... 14

1. Pengkajian ... 14

2. Analisa Data ... 24

3. Rumusan Masalah ... 25

4. Perencanaan... 26

5. Implementasi ... 28

6. Evaluasi ... 29

BAB III Kesimpulan dan Saran ... 33

A. Kesimpulan ... 33

B. Saran ... 35

Daftar Pustaka ... 36

(6)

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa

lambung yang dapat bersifat akut dan kronik ( Price dan Wilson 2006 ).

Gastritis akut adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan

kerusakan erosi pada bagian superficial penyebabnya dari infeksi bakteri

Helikobakter pylori, bakteri yang masuk akan memproteksi dirinya dengan

lapisan mucus. Proteksi lapisan ini akan menutupi mukosa lambung dan

melindungi dari asam lambung.

Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung

yang bersifat menahun. Penyebab gastritis kronik tidak jelas. Reaksi imunologi

dengan terbentuknya anti bodi terhadap sel parietal, gastritis akut menjadi kronik.

Faktor lingkungan dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, merokok dan

penggunaan aspirin secara kronik diduga berperan sebagai penyebab (

Sjamsuhidayat 2005 ).

Angka kejadian gastritis di Indonesia cukup tinggi, dari penelitian yang

dilakukan Departemen Kesehatan RI angka kejadian gastritis dibeberapa kota di

Indonesia ada yang tinggi mencapai 91,6% yaitu kota Medan, lalu dibeberapa

kota lainya seperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung

32,5%, Palembang 35,5%, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2% ( Sulastri, Siregar

dan Siagian 2012 ).

Masalah keperawatan yang sering muncul adalah nyeri di ulu hati, mual,

muntah dan anoreksia. Kecemasan berhubungan dengan adanya nyeri dan muntah

darah, kurang pengetahuan berhubungan dengan ketidakadekuatan informasi

penatalaksanaan diet dan factor pancetus iritan pada mukosa lambung ( Arif,

Mutaqin dan Sari 2011 ) . Masalah yang menjadi prioritas pada diagnosa medis

gastritis adalah nyeri.

Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual.

Walaupun merupakan salah satu dari gejala yang paling sering di bidang medis,

(7)

merasakan nyeri merasa tertekan atau menderita dan mencari upaya untuk

menghilangkan atau mengembalikan kenyamanan (Potter Perry, 2005 ).

Nyeri bersifat subjektif, tidak ada dua insan yang indentik pada seorang

individu yang mengalami nyeri yang sama dan tidak ada dua kejadian nyeri yang

sama menghasilkan respon atau perasaan yang identik pada seorang individu.

Nyeri merupakan sumber penyebab frustasi baik klien maupun tenaga kesehatan.

Secara umum nyeri sebagai suatu keadaan yang tidak menyenangkan

akibat terjadinya rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak

dan diikuti oleh reaksi fisik, fisiologis maupun emosional ( Hidayat, 2008 ).

Penelitian nyeri ( International association For The study Of Pain, IASP )

mendefinisikan nyeri sebagai suatu suatu sensori subjektif dan pengalaman

emosional yang tidak menyenangkan berkaitan dengan kerusakan jaringan yang

aktual atau potensial. Nyeri merupakan factor utama yang menghambat

kemampuan dan keinginan individu untuk dari suatu penyakit (Potter Perry,

2005).

Seorang pasien yang sedang dirawat dirumah sakit tidak bisa dipisahkan

dari fenomena nyeri. Tugas dari seorang perewat adalah mengkaji keberadaan

nyeri tersebut, menegakkan diagnose, merencanakan tindakan keperawatan untuk

mengatasi nyeri tersebut, melakukan implementasi serta mengevaluasi dari

tindakan yang telah diberikan.

Dalam memberikan asuha keperawatan guna mengatasi rasa nyeri pada

pasien, perawat harus selalu berusaha untuk mengembangkan strategi

penatalaksanaan nyeri, sehingga lebih dari sekedar pemberian obat-obatan

analgetik. Dengan memahami konsep nyeri secara holistik, dihaarapkan perawat

mampu mengambangkan strategi-strategi yang dapat mengatsi nyeri yang

dirasakan pasien.

B. TUJUAN

Dalam Karya Tulis Ilmiah ini penulis telah merumuskan beberapa

tujuan, antara lain :

(8)

1. Mengetahui pemenuhan kebutuhan dasar dengan masalah nyeri

di ruang E. Terpadu di RSUD. Dr. Pirngadi Medan.

2. Menggunakan proses keperawatan sebagai kerangka kerja bagi

perawatan pasien selama fase darurat-resusitasi, fase akut dan

fase rehabilitasi nyeri abdomen.

b. Tujuan khusus

1. Mampu melakukan tahap pengkajian asuhan keperawatan pada Ny.

Y dengan prioritas masalah nyeri akibat Gastritis akut..

2. Mampu menetapkan diagnosa keperawatan pada Ny. Y dengan

prioritas masalah nyeri akibat Gastritis akut..

3. Mampu menetapkan rencana intervensi asuhan keperawatan pada

Ny. Y dengan prioritas masalah nyeri akibat Gastritis akut.

4. Mampu melaksanakan implementasi keperawatan pada Ny. Y

dengan prioritas masalah nyeri akibat Gastritis akut.

5. Mampu melakukan evaluasi pada Ny. Y dengan prioritas masalah

nyeri akibat Gastritis akut.

C. MANFAAT

1. Institusi

Sebagai bahan bacaan ilmiah, kerangka perbandingan untuk

mengembangkan ilmu keperawatan, serta menjadi sumber informasi bagi

mereka yang ingin mengadakan penelitian lebih lanjut.

2. Rumah Sakit

Sebagai bahan masukan bagi perawat yang ada di rumah sakit untuk

mengambil langkah-langkah kebijakan dlam rangka upaya meningkatkan

mutu pelayanan keperawtan khususnya asuhan keperawtan dengan

masalah nyeri.

3. Pasien dan Keluarga

Memperoleh pengetahuan tentang nyeri meningkatkan kemandirian dan

pengalaman dalam menolong diri sendiri serta sebagai acuan bagi keluarga

untuk melakukan asusshan keperawtan pada keluarga yang mengalami

(9)

BAB II

PENGELOLAAN KASUS

A. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan dengan Masalah Kebutuhan Dasar Nyeri

2.1.1 Defenisi

Gastritis merupakan suatu keadaan peradangan atau perdarahan mukosa

lambung yang dapat bersifat akut dan kronik ( Price dan Wilson 2006 ).

Gastritis akut adalah suatu peradangan mukosa lambung yang akut dengan

kerusakan erosi pada bagian superficial penyebabnya dari infeksi bakteri

Helikobakter pylori, bakteri yang masuk akan memproteksi dirinya dengan

lapisan mucus. Proteksi lapisan ini akan menutupi mukosa lambung dan

melindungi dari asam lambung.

Gastritis kronik adalah suatu peradangan permukaan mukosa lambung yang

bersifat menahun. Penyebab gastritis kronik tidak jelas. Reaksi imunologi dengan

terbentuknya anti bodi terhadap sel parietal, gastritis akut menjadi kronik. Faktor

lingkungan dan kebiasaan mengkonsumsi alkohol, merokok dan penggunaan

aspirin secara kronik diduga berperan sebagai penyebab ( Sjamsuhidayat 2005 ).

Secara umum nyeri adalah suatu rasa yang tidak nyaman, baik ringan

maupun berat. Nyeri didefiniskan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi

seseorang dan ekstensinya diketahui jika seorang pernah mengalaminya (

Tamsuri, 2007 ).

Nyeri adalah pengalaman perasaan emosional yang tidak menyenangkan

akibat terjadinya kerusakan actual maupun potensial, atau menggambarkan

kondisi terjadinya kerusakan ( International Association for Study of Pain

(IASP).

Secara umum bentuk nyeri terbagi atas nyeri akut dan nyeri kronis :

1. Nyeri akut : Nyeri ini biasanya berlangsung tidak lebih dari enam bulan.

Gejalanya mendadak, dan biasanya penyebab serta lokasi nyeri sudah

diketahui. Nyeri akut ditandai dengan peningkatan tegangan otot dan

(10)

2. Nyeri kronis : Nyeri ini berlangsung lebih dari enam bulan. Sumber nyeri

bisa diketahui atau tidak. Nyeri cenderung hilang timbul dan biasanya

tidak bisa disembuhkan. Selain itu, pengideraan nyeri menjadi lebih dalam

sehingga penderita sukar untuk menunjukkan lokasinya. Dampak dari

nyeri ini antara lain penderita menjadi mudah tersinggung dan sering

mengalami insomnia. Akibatnya, mereka menjadi kurang perhatian, sering

merasa putus asa, dan terisolir dari kerabat dan keluarga. Nyeri kronis

biasanya hilang timbul dalam periode waktu tertentu. Adakalnya penderita

terbebas dari rasa nyeri, misalnya sakit kepala migrain.

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

Nyeri merupakan hal yang kompleks, banyak faktor yang mempengaruhi

pengalaman seseorang terhadap nyeri. Seorang perawat harus mempertimbangkan

fafktor-faktor tersebut dalam menghadapi klien yang mengalami nyeri. Hal ini

sangat penting dalam pengkajian nyeri yang akurat dan memilih terapi yang baik.

a. Usia

Usia adalah variabel penting yang mempengaruhi nyeri terutama pada

anak dan oranag dewasa. Perbedaan perkembangan yang ditemukan antara kedua

kelompok umur ini dapat mempengaruhi bagaimana anak dan orang dewasa

bereaksi terhadap nyeri. Anak-anak yang belum mempunyai kosakata yang

banyak, mempunyai kesulitan mendeskripsikan secara verbal dan

mengekspresikan nyeri pada orang tua atau perawat. Sehingga perawat harus

mengkaji respon nyeri pada anak .

b. Jenis Kelamin

Laki-laki dan wanita tidak mempunyai perbedaan secara signifikan

mengenai respon mereka terhadap nyeri. Masih diragukan bahwa jenis kelamin

merupakan faktor yang berdiri sendiri dalam ekspresi nyeri. Misalnya anak

laki-laki harus berani dan tidak boleh menangis dimana seorang wanita dapat

(11)

c. Budaya

Keyakinan dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara individu mengatasi

nyeri. Individu mempelajari apa yang diharapkan dan apa yang diterima oleh

budaya mereka. Hal ini meliputi bagaimana bereaksi terhadap nyeri. Nyeri

biasanya menghasilkan respon efektif yang diekspresikan berdasarkan latar

belakang budaya yang berbeda. Ekspresi nyeri dapat dibagi menjadi dua kategori

yaitu tenang dan emosi, pasien tenang umumnya akan diam berkenaan dengan

nyeri mereka memiliki sikap dapat menahan nyeri. Sedangkan pasien yang

emosional akan berekspresi secara verbal dan akan menunjukan tingkah laku

nyeri dengan merintih dan menangis.

d. Ansietas

Meskipun pada umumnya diyakini bahwa ansietas akan meningkatkan

nyeri, mungkin tidak seluruhnya benar dalam semua keadaan. Riset tidak

memperlihatkan suatu hubungan yang konsisten antara ansietas dan nyeri. Namun

ansietas yang relevan atau berhubungan dengan nyeri dapat meningkatkan

persepsi pasien terhadap nyeri.

e. Pengalaman masa lalu terhadap nyeri

Seringkali individu yang lebih berpengalaman dengan nyeri ytang

dialaminya, makin takut individu tersebut terhadap peristiwa menyakitkan yang

akan diakibatkan. Individu ini mungkin akan lebih sedikit mentoleransi nyeri,

akibatnya ia ingin nyerinya segera reda sebelum nyeri tersebut menjadi parah.

Bagi beberapa orang, nyeri masa lalu dapat saja menetap dan tidak terselesaikan

seperti pada nyeri berkepanjangan atau kronis dan resisten.

f. Keluarga dan Suport Sosial

Faktor lain yang juga mempengaruhi respon terhadap nyeri adalah

kehadiran dari orang terdekat. Orang-orang yang sedang dalam keadaan nyeri

sering bergantung pada keluarga untuk mensupport membantu atau melindungi.

(12)

semakin bertambah. Kehadiran orang tua merupakan hal khusus yang penting

untuk anak-anak dalam menghadapi nyeri.

g. Pola Koping

Ketika seorang mengalami nyeri dan menjalani perawatan di rumah sakit

adalah hal yang sangat tak terthankan. Secara terus-menerus klien kehilangan

kontrol dan tidak mampu untuk mengontrol nyeri, klien sering menemukan jalan

untuk mengatasi efek nyeri baik fisik maupun psikologis. Sumber-sumber koping

ini seperti berkomunikasi dengan keluarga dan bernyanyi dapat digunakan sebagai

rencana untuk mensupport klien dan menurunkan nyeri klien.

2.1.3 Intensitas Nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran tentang seberapa parah nyeri yang

dirasakan oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan

individual, dan kemungkinan nyari dalam intensitas yang sama dirasakan sangat

berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan pendekatan

objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon fisiologik tubuh

terhadap nyeri itu sendiri. Namun, pengukuran dengan tehnik ini juga tidak dapat

memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu sendiri. (Tamsuri, 2006)

a. Karakteristik Nyeri

Karakteristik nyeri meliputi lokasi, penyebaran nyeri, dan kemungkinan

penyebaran, durasi (menit, jam, hari, bulan) serta irama ( terus-menerus, hilang

timbul, periode bertambah atau berkurangnya intensitas nyeri) dan kualitas nyeri.

(Tamsuri, 2006)

b. Faktor yang meningkatkan dan menurunkan nyeri

Berbagai perilaku sering diidentifikasi klien sebagai faktor yang

mengubah intensitas nyeri, dan apa yang diyakini klien dapat membantu dirinya.

Perilaku ini sering didasarkan pada upaya try and error.(Tamsuri, 2006)

(13)

Misalnya, terha

nyeri yang dirasakan

individual dan kemung

berbeda oleh dua oran

1. Face rating

Pengukuran ska

skala nyeri mengguna

mulai dari wajah ya

menangis untuk “nye

2. Skala Num

Skala Numeri

pengganti alat pende

skala 0 sampai 10. A

erhadap pola tidur, nafsu makan, konsentrasi, i

n fisik, bekerja, dan aktivitas santai. Nyeri akut

n nyeri kronis yang berhubungan dengan de

an individu tentang nyeri

puti masalah yang luas seperti beban ekonomi,

dap peran dan citra diri. (Tamsuri, 2006)

Skala Nyeri

yeri ( skala nyeri ) adalah gambaran tentang

kan individu, pengukuran intensitas nyeri sang

ungkinan nyeri dalam intensitas yang sama di

orang yang berbeda ( Tamsuri 2007 ).

ing scale ( FRS )

n skala nyeri untuk anak pra sekolah dan sekol

ggunakan face rating scale yaitu terdiri dari yang tersenyum untuk “tidak ada nyeri” hingg

yeri berat”.

umerik (Numerical Rating Scale, NRS)

erik (Numerical Rating Scale, NRS) digun

ndeskripsian kata. Dalam hal ini, pasien menil

10. Angka 0 diartikan kondisi klien tidak merasaka

(14)

10 mengindikasikan nyeri paling berat yang dirasakan klien. Skala ini efektif

digunakan untuk mengkaji intensitas terapeutik

2.2.1 Pengkajian

Dalam melakukan pengkajian terhadap nyeri, perawat harus mempercayai

ketika pasien melaporkan adanya nyeri yang dialami pasien, walaupun dalam

observasi perawat tidak menemukan adanya cedera atau luka. Setiap nyeri yang

dilaporkan oleh klien adalah nyata.

a. Karakteristik Nyeri ( metode P, Q, R, S, T )

• Faktor pancetus ( P : provacate ) : perawat mengkaji tentang penyebab atau stimulus-stimulus nyeri pada klien, dalam hal ini perawat juga dapat

melakukan observasi bagian-bagian tubuh yang mengalami cedera. Apabila

perawat mencurigai adanya nyeri psikogenik maka perawat harus dapat

mengeksplore perasaan klien dan menanyakan perasaan-perasaan apa saja yang

mencetuskan nyeri ( Sigit, 2010 ).

• Kualitas ( Q : quality ) : kualitas nyeri merupakan suatu yang subjektif yang diungkapkan oleh klien, seringkali klien mendeskripsikan dalam

kalimat-kalimat: tajam, tumpul, berdenyut, berpindah-pindah seperti tertindih, perih,

tertusuk, dll. Dimana setiap klien mungkin berbeda-beda dalam melaporkan

kualitas nyeri yang ddirasakan ( Sigit, 2010 )

• Lokasi ( R: region ) : untuk mengkaji lokasi nyeri maka perawat meminta klien menunjukan semua bagian/daerah yang dirasakan tidak nyaman oleh klien.

Dalam mendokumentasikan hasil pengkajian tentang lokasi nyeri, perawat

(15)

Sebagai contoh pernyataan “nyeri terdapat diikuadran abdomen kanan atas”

adalah pernyataan yang lebih spesifik dibandingkan “klien menyatakan bahwa

nyeri terasa pada bagian abdomen”.

• Keparahan ( S: severe ) : tingkat keparahan pasien tentang nyeri merupakan karakteristik yang paling subjektif. Pada pengkajian ini klien diminta

untuk menggambarkan nyeri yang ia rasakan sebagai nyeri ringan, sedang, berat (

Sigit, 2010 ).

• Durasi ( T: time ) : perawat menanyakan pada klien menentukan awitan, durasi, dan rangkaian nyeri. Perawat dapat menanyakkan “kapan nyeri dirasakan?,

apakah nyeri yang dirasakan terjadi pada waktu yang sama setiap hari?, seberapa

sering nyeri kambuh?, atau yang lainnya dengan kata yang semakna (Sigit, 2010).

2.2.2 Analisa Data

Data dasar adalah kumpulan data yang berisikan mengenai status

kesehatan klien, kemampuan klien mengelola kesehatan terhadap dirinya sendiri,

dan hasil konsultasi dari medis atau pun profesi kesehatan lainnya. Data fokus

adalah data tentang perubahan-perubahan atau respon klien terhadap kesehatan

dan masalah kesehatannya serta hal-hal yang mencakup tindakan yang

dilaksanakan terhadap klien. (Prasetyo, 2010)

Pengumpulan data adalah pengumpulan informasi tentang klien yang

dilakukan secara sistematis untuk menentukan masalah-masalah, serta kebutuhan

keperawatan dan kesehatan lainnya. Pengumpulan informasi merupakan tahap

awal dalam proses keperawatan. Dari informasi yang tekumpul, didapatkan dat

dasar tentang masalah-masalah yang dihadapi klien. Selanjutnya data dasar itu

digunakan untuk menentukan diagnonis keperawatan, merencanakan asuhan

keperawatan, serta tidakan keperawatan untuk mengatasi masalah-masalah klien.

Pengumpulan data dimulai sejak pasien masuk rumah sakit, selama klien dirawat

secara terus menerus, serta pengkajian ulang untuk menambah/melengkapi data.

(16)

Karakteristik Data menurut ( Wilkinson, 2011 )

Data Subjektif

Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan ( Nyeri ) dengan isyarat.

Data Objektif

• Posisi untuk menghidari nyeri.

• Perubahan tonus otot ( dengan rentang dari lemas tidak bertenaga sampai kaku ).

• Respon autonomik ( misalnya, diaforsis, perubahan tekanan darah , pernafasan, atau nadi, dilatasi pupil ).

• Perubahan selera makan.

• Prilaku distraksi ( misalnya, mondar-mandir, mencari orang dan aktivitas lain, aktivitas berulang ).

• Perilaku ekspresif ( misalnya, gelisah, merintih, menangis, kewaspadaan berkebihan, peka terhadap rangsang, dan menghela

nafas panjang ).

• Wajah topeng ( Nyeri ).

• Perilaku menjaga atau sikap melindungi.

• Fokus menyempit ( misalnya, gangguan persepsi waktu, gangguan proses piker, interaksi dengan orang lain atau lingkungan menurun ).

• Bukti nyeri yang dapat diamatai. • Berfokus pada diri sendiri.

• Gangguan tidur ( mata terlihat kuyu, gerakan tidak teratur atau tidak menentu ).

Batasan Karakteristik Lain ( non NANDA International )

• Mengomunikasikan descriptor nyeri ( misalnya, rasa tidak nyaman, mual, berkeringat malam hari, kram otot, gatal kulit ).

• Menyeringai.

(17)

2.2.3 Rumusan Masalah

Diagnose keperaawatan yang muncul pada gangguan rasa nyaman nyeri

(NANDA dalam Potter & Perry, 2006) yaitu :

a. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) akut berhubungan dengan dengan iritasi

mukosa lambung.

b. Gangguan rasa nyaman ( nyeri ) berhubungan dengan iskemik jaringan.

c. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang

diterima pasien tentang penyakit yang dialami oleh pasien. Kurang

pengetahuan berhubungan dengan kurangnya informasi yang diterima

pasien tentang penyakit yang dialami oleh pasien yang di tandai dengan

keterbatasan kognitif, kesalhan interpretasi informasi dan tidak mengenal

sumber-sumber informasi.

2.2.4. Perencanaan

Gannguan rasa nyaman ( nyeri ) akut berhubungan dengan dengan iritasi

mukosa lambung.

Tujuan :

- Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien menyatakan nyeri

hilang.

- Pasien mampu melakukan aktivitas seperti biasa.

- Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan pasien mengatakan nyeri

sudah hilang dan mampu melakukan aktivitas seperti biaasanya.

Kriteria Hasil :

- Nyeri berkurang skala nyeri 0-2.

- Pasien melaporkan nyeri hilang.

- Pasien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri.

Intervensi :

- Observasi dan catat keluhan lokasi nyeri skala 0-10 ( NRS ) dan efek yang

ditimbulkan oleh nyeri.

- Istirahatkan pasien pada saat nyeri muncul.

(18)

Rasional :

- Membantu membedakan penyebab nyeri dan memberikan informasi

tentang kemajuan atau perbaikan penyakit, terjadinya komplikasi dan

keefektifan intervensi.

- Peningkatan nyeri akan meningkatkan tanda-tanda vital.

- Ajarkan untuk menggunakan teknik relaksasi dan nafas dalam atau teknik

distraksi seperti mendengarkan music atau membaca buku.

- Membantu atau mengontrol pengalihan rasa nyeri, memusatkan kembali

perhatian dan dapat meningkatkan koping.

- Kolaborasi pemberian obat analgetik sesuai indikasi penurunan nyeri.

Evaluasi :

- Klien mengatakan nyeri abdomen berkurang dengan skala nyeri 0-2

(19)

B.

Asuhan Ke

: Jalan Sentosa, Gg. Alia No. 39 Meda

suk RS : 31 Mei 2014

edis : Gastritis dan Hipertensi

(20)

II. KELUHAN UTAMA :

Ny. Y mengeluh nyeri, skala nyeri 6 ( NRS ) dibagian daerah abdomen

kiri bagian atas.

III. RIWAYAT KESEHATAN SEKARANG

A. Provocative/palliative

1. Apa penyebabnya

Ny. Y mengatakan penyebabnya di karenakan sering makan tidak

teratur dan sering mengkonsumsi makanan cepat saji.

2. Hal-hal yang memperbaiki keadaan

Ny. Y mengatakan hal yang memperbaiki keadaan adalah saat dia

istirahat, minum obat Antasida dan mengoleskan minyak angin dikepala

dan perutnya.

B. Quantity/quality

1. Bagaimana dirasakan

Ny. Y mengatakan nyeri pada daerah abdomen kiri bagian atas serta

diatas umbilicus seperti rasa ditusuk-tusuk.

2. Bagaimana dilihat

Ny. Y terlihat cemas dengan keadaanya dilihat dari raut wajah dan

konsentrasi menjawab pertanyaan dan terlihat lemah diatas tempat

tidur.

C. Region

1. Dimana lokasinya

Nyeri tekan pada bagian abdomen kiri bagian atas.

2. Apakah menyebar

Nyeri menyebar hingga dibagian abdomen bagian kanan atas yang

dirasakan Ny. Y.

D. Severity

Ny. Y mengatakan keadaan yang sekarang sangat mengganggu

kebiasaanya sehari-hari karena sulit untuk aktifitas akibat nyeri

abdomen.

(21)

Nyeri timbul saat sebelum makan, nyeri ± selama 10 menit, intensitas

nyeri sedang.

IV. RIWAYAT KESEHATAN MASA LALU A. Penyakit yang pernah dialami

Demam dan Hipertensi.

B. Pengobatan/tindakan yang dilakukan

Ny. Y mengatakan jika sakit Ny. Y pergi kepuskesmas di sekitar rumah.

C. Pernah dirawat/dioperasi

Ny. Y mengatakan 2 tahun lalu pernah dirawat di rumah sakit Malaysia

sewaktu hipertensinya tinggi. Ny. Y tidak pernah di operasi.

D. Lama dirawat

Ny. Y mengatakan lamanya dirawat di rumah sakit selama 3 hari.

E. Alergi

Ny.Y mengatakan tidak ada alergi terhadap obat, makanan maupun

lingkungan sekitar.

F. Imunisasi

Ny. Y mengatakan dia tidak pernah mendapatkan imunisasi dikarenakan

sewaktu Ny. Y masih kecil belum ada program imunisasi.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA A. Orang Tua

Ny. Y mengatakan bapak dari klien menderita asam lambung dan

hipertensi sedangkan ibu dari klien menderita hipertensi.

B. Saudara Kandung

Ny. Y mengatakan saudara kandungnya / kakak klien memiliki penyakit

yang sama dengan dirinya.

C. Penyakit keturunan yang ada

Ny. Mengatakan keluarganya memiliki riwayat penyakit hipertensi.

D. Anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa

Jika ada, hubungan keluarga : tidak ada

Gejala : tidak ada

(22)

E. Anggota keluarga yang meninggal

Ny. Y mengatakan anggota keluarganya seperti bapak klien, ibu klien,

dan kakak klien meninggal dikarenakan penyakit hipertensi.

F. Penyebab meninggal

Ny. Y mengatakan anggota keluarganya meninggal karena hipertensi.

VI. RIWAYAT KEADAAN PSIKOLOGI A. Persepsi Pasien tentang penyakitnya

Pasien mengatakan keadaan sekarang yang dialami adalah akibat kurang

teratur makan serta tidak menjaga makanan dengan baik, pasien

mengatakan takut dengan keadaannya sekarang dan paien mengatakan

sering sakit kepala saat berdiri akibat dari Hipertensi.

B. Konsep Diri

- Gambaran Diri : pasien gemuk, dan pasien tidak ada masalah

dengan keadaanya sekarang.

- Ideal Diri : pasien mengatakan dia akan dapat segera sembuh

dan klien takut dengan keadaannya.

- Harga Diri : pasien tidak merasa malu dengan kondisinya

sekarang

- Peran Diri : selama di rumah sakit pasien tidak dapat

melakukan perannya seperti seorang ibu yang diinginkan

anak-anaknya.

- Identitas : pasien ingin cepat sembuh dan segera pulang

C. Keadaan Emosi

Keadaan emosi masih dapat terkontrol (stabil ).

D. Hubungan Sosial

- Orang yang berarti :

Ny. Y mengatakan orang yang berarti adalah keluarganya

- Hubungan dengan keluarga :

Ny. Y menjalin hubungan baik dengan keluarga

- Hubungan dengan orang lain :

(23)

- Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain :

Tidak ada hambatan dalam berhubungan keluarga serta tetangga sering

menjenguk klien selama di rawat di rumah sakit.

E. Spiritual

- Nilai dan keyakinan

Ny. Y memeluk agama Islam dan percaya dengan Tuhannya.

- Kegiatan ibadah

Ny. y beribadah sesuai ketentuan agamanya, dan selama dirumah sakit

Ny. Y tidak melakukan shalat dia hanya berdoa untuk kesembuhannya.

VII. STATUS MENTAL

- Tingkat Kesadaran : Kompos mentis

- Penampilan : Rapi

- Pembicaraan : Sesuai

- Alam kesadaran : Lesu

- Afek : Sesuai

- Interaksi selama wawancara : kooperatif dan Kontak mata ada

- Persepsi : Tidak ada

- Proses pikir : Sesuai pembicaraan

- Isi pikir : Pasien tidak menunjukan

gejala-gejala Seperti : Obsesi, Fobia, Hipokondria, pikiran magis dan

Diporsonalisasi

- Waham : Tidak ada waham

- Memori : Masih dapat mengingat kejadian

dulu dan sekarang

VIII. PEMERIKSAAN FISIK A. Keadaan umum

Baik

B. Tanda-tanda vital

- Suhu tubuh : 36,5 C

- Tekanan darah : 160/100 mmHg

- Nadi : 84x/menit

(24)

- Skala nyeri : 6 ( Nyeri sedang ), pengukuran dilakukan dengan

pengukuran skala nyeri Numerical Rating Scale.

- TB : 150 cm

- BB : 75 kg

C. Pemeriksaan Head to toe Kepala dan rambut

- Bentuk : Simetris

- Ubun-ubun : Tidak dilakukan pemeriksaan

- Kulit kepala : Bersih

Rambut

- Penebaran dan keadaan rambut : rambut bersih dan rapi

- Bau : tidak ada bau

- Warna kulit : hitam

Wajah

- Warna kulit : sawo matang

- Struktur wajah : lengkap

Mata

- Kelengkapan dan kesimetrisan : lengkap dan simetris

- Palpebra : normal

- Konjungtiva dan sclera : konjungtiva tidak pucat dan skelra

berwarna

- Pupil : ukuran pupil kiri/karan : normal,

reflek cahaya ( + ), isokor antara kanan dan kiri

- Kornea dan iris :transparan,halus, bersih dan jernih

- Visus :pasien normal

- Tekanan bola mata : tidak dilakukan pemeriksaan

(25)

- Tulang hidung dan posisi septum nasi : simetris dan tidak ada

kelainan

- Lubang hidung cuping hidung : ukuran normal

- Cuping hidung : tidak ada tanda kelainan

Telinga

- Bentuk telinga : Normal, simetris

- Ukuran telinga : Normal

- Lubang tlinga : bersih, tidak ada kotoran

- Ketajaman pendengaran : normal

Mulut dan faring

- Keadaan bibir : Kering

- Keadaan gusi dan gigi : Bersih

- Keadaan lidah : berwarna merah muda

Leher

- Posisi trachea / thyroid : normal, teraba pada kedua

sisi

- Suara : normal

- Kelenjar limfa : tidak ada pembesaran

kelelenjar getah bening

- Vena jugularis : tampak ketika berbicara

- Denyut nadi karotis : teraba

Pemeriksaan integument

- Kebersihan : kulit bersh

- Kehangatan : 36,50C

- Warna : sawo matang

- Turgor : kembali cepat < 2 detik

- Kelembaban : keadaan kulit lembab

(26)

Pemeriksaan thoraks/dada

- Inspeksi thoraks (normal, burrel chest, funnel chest, pigeon chest, flail

chest, kifos koliasis) : normal

- Pernafasa (frekwensi,irama) : frekwensi 24x/menit, irama regular.

- Tanda kesulitan bernafas : tidak ada tanda kesulitan bernafas.

Pemeriksaan abdomen

- Inspeksi (bentuk, benjolan) : bentuk tidak normal dan abdomen

terlihat membesar

- Auskultasi : peristaltic normal 5 x/ menit.

- Palpasi : sewaktu di palpasi terdapat nyeri

tekan pada abdomen kiri bagian atas serta nyeri diatas umbilicus dan

abdomen sedikit membesar

- Perkusi (suara abdomen) : suara tympani

Pemeriksaan kelamin dan daerah sekitarnya

- Genitalia (rambut pubis, lubang uretra) : Tidak dilakukan pengkajian.

- Anus dan perineum (lubang anus, kelainan pada anus, perineum) :

Tidak dilakukan pengkajian.

Pemeriksaan Muskuloskeletal/ekstremitas ( kesimetrisan, kekuatan otot, edema )

- Tidak dilakukan pemeriksaan

Pemeriksaaan Neurologi (Nervus cranial )

- Tidak dilakukan pemeriksaan

Fungsi motorik

- Tidak dilakukan pemeriksaan

Fungsi sensori ( identifikasi sentuhan, tes tajam tumpul, panas dingin, getaran )

- Tidak dilakukan pemeriksaan

Refleks ( bisep, trisep, brachiodialis, patellar, tenson achiles, plantar )

(27)

IX. POLA KEBIASAAN SEHARI-HARI I. Pola makan dan minum

- Frekuensi makan/hari : 3 kali / hari

- Nafsu/selera makan : pasien mengatakan selera makan menurun

- Nyeri ulu hati : terdapat nyeri ulu hati

- Alergi : tidak ada alergi makanan

- mual dan muntah : terdapat mual dan muntah

- Waktu pemberian makanan : 08.00 wib, 14.00 wib, 19.00 wib

- Jumlah dan jenis makanan : nasi ½ porsi, sayur, lauk, 1 buah.

- Waktu pemberian cairan/minuman : pasien terpasang cairan infuse RL

20 tetes / menit, minum apabila haus. Dalam 1 hari cairan infus yang

masuk sebanyak 1440 CC = 3 flus.

- Masalah makan dan minum (kesulitan menelan, mengunyah) :

Tidak ada kesulitan untuk makan

II. Perawatan diri/personal hygiene

- Kebersihan tubuh : pasien selama di rumah sakit Ny. Y mengatakan

tidak mandi seperti sebersih biasanya karena dibantu oleh orang lain

- Kebersihan gigi dan mulut : bersih

- Kebersihan kuku kaki dan tangan : bersih

III. Pola kegiatan/aktivitas

- Uraian aktivitas pasien untuk mandi, makan, eliminasi, ganti pakaian

dilakukan secara mandiri, sebahagian atau total :

Saat ini pasien dalam melakukan kegiatan membutuhkan bantuan

- Uraikan aktivitas ibadah pasien selama dirawat/sakit :

Untuk saat ini pasien tidak ada melakukan kegiatan ibadah

IV. Pola eliminasi 1. BAB

- Pola BAB : 1 x / 3 hari

- Karakter feses : keras

- Riwayat perdarahan : tidak ada pendarahan

(28)

- Diare : tidak ada diare

- Penggunaan laksatif : tidak ada penggunaan laksatif

2. BAK

- Pola BAK : 4-6 kali / hari

- Karakter urine : normal

- nyeri/rasa terbakar/kesulitan BAK : tidak ada kesulitan BAK

- Riwayat penyakit ginjal/kandung kemih : tidak ada

- Penggunaan diuretic : tidak ada penggunaan diuretik

- Upaya mengatasi masalah : tidak ada

V. Mekanisme koping

- Adaptif

o Bicara dengan orang lain

o Teknik relaksasi

- Maladaptif

(29)

ANALISA DATA

No. Data Penyebab Masalah

1

2.

DS:

• Klien mengatakan nyeri pada daerah abdomen kiri atas dan diatas umbilicus • Klien mengatakan

nyeri ulu hati, mual dan muntah

DO :

• Klien tampak kesakitan dan meletakkan tangan di daerah yang nyeri • Nyeri tekan pada

saat dilakukan palpasi

• Suara abdomen tympani

• Abdomen membesar / tidak simetris • Tanda-tanda vital

sign :

(30)

3. RUMUSAN MASALAH

MASALAH KEPERAWATAN

1. Nyeri

2. Intoleransi aktifitas

3. Ansietas ringan

DIAGNOSA KEPERAWATAN (PRIORITAS)

1. Nyeri berhubungan dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah

tampak meringis, perilaku distraksi gelisah, keadaan umum lemah, skala 3.

DO :

• KKlien terlihat lemah

• TTekanan darah tidak normal

TD : 160/100 mmhg

• KKebutuhan eliminasi dibantu keluarga.

DS :

• Klien mengatakan takut terhadap keadaanya sekarng

DO :

• Klien tampak gelisah

• Fokus pada diri sendiri

• Klien tampak resah

ambulasi mandiri

Intoleransi aktifitas

Gastritis

Nyeri

Ancaman terhadap konsep diri

cemas

(31)

nyeri 6 atau nyeri sedang dengan skala pengukuran ( Numerik Rating

Scale ).

PERENCANAAN KEPERAWATAN

Hari / Tanggal

No. Dx Perencanaan keperawatan

Selasa,

03-06-2014

1. Nyeri Tujuan dan Kriteria Hasil :

Tujuan :

Setelah dilakukan asuhan keperawatan

diharapkan pasien mengatakan nyeri sudah

hilang dan mampu melakukan aktivitas seperti

biaasanya

Kriteria Hasil :

Pasien melaporkan nyeri hilang dengan skala

nyeri 0-2.

Pasien melaporkan adanya penurunan rasa nyeri

dari skala nyeri 6 sampai skala nyeri 2 dengan

skala pengukuran ( Numerik Rating Scale ).

Pasien tampak rileks

Rencana Tindakan Rasional

1. Observasi adanya

tanda-tanda nyeri non verbal,

(32)

Instruksikan pasien untuk

melaporkan nyeri dengan

segera jika nyeri timbul

Ajarkan tekhnik relaksasi

(tarik nafas dalam ) ketika

nyeri

Bantu pasien untuk fokus

pada aktifitas, bukan pada

nyeri dan rasa tidak nyaman

dengan pengalihan melalui

menonton TV yang ada

(33)

Pelaksanaan Keperawatan

Hari/tangga l

No. Dx Implementasi Keperawatan Evaluasi

( SOAP )

tarik nafas dalam setiap

(34)

Rabu,

04-- Memberikan terapi injeksi Ranitidin 2 ampul / 8 jam hasil kolaborasi dengan dokter.

- Evaluasi perilaku nyeri

- Menganjurkan untuk menghindari aktivitas yang meningkatkan peningkatan intra abdomen.

(35)

- Anjurkan klien untuk istirahat diruangan yang tenang.

P : intervensi

(36)

CATATAN PERKEMBANGAN

NoD x

Implementasi dan Evaluasi

Kepererawatan Tindakan keperawatan Evaluasi Hari/ tanggal Pukul

1. Selasa,

03-06-− Memberikan klien posisi yang nyaman pada waktu tidur atau duduk.

− Mengajarkan tehnik relaksasi nafas

A: masalah sebagian teratasi − Menganjurkan klien

untuk menjaga

S : Keluarga bertanya pada perawat A : masalah sebagian

teratasi

(37)

3.

− Mengajarkan tehnik relaksasi nafas dalam.

− Memberikan analgetik sesuai program.

- Mengajarkan teknik relaksasi.

- Memberikan posisi klien yang nyaman Memberikan analgetik sesuai program

S : Klien melaporkan nyerinya sudah jauh

A : masalah sebagian teratasi

P : intervensi dilanjutkan

S : klien melaporkan nyeri berkurang O : Klien tampak tenang

skala nyeri 3 ( NRS ) A : Masalah sebagian

teratasi

(38)

BAB III

Kesimpulan dan Saran

Setelah melakukan asuhan keperawatan pada Ny. Y dengan gangguan

kebutuhan dasar Nyeri dengan melakukan pembahasan kesenjangan antara teoritis

dengan kasus, maka pada kesempatan ini penulis menarik beberapa kesimpulan

dan memberikan beberapa saran sesuai dengan penerapan proses keperawatan

yang penulis lakukan pada klien sebagai berikut :

5.1 Kesimpulan

Nyeri merupakan sensasi ketidaknyamanan yang bersifat individual dan

dimana nyeri suatu keadaan yang tidak menyenangkan akibat terjadinya

rangsangan fisik maupun dari serabut saraf dalam tubuh ke otak dan diikuti oleh

reaksi fisik.

Setalah dilakukan tindakan asuhan keperawatan pada pasien Ny. Y dengan

diagnossa medis Gastritis+hipertensi, maka penulis mendapatkan pengalaman

nyata tentang pemberian asuhan keperawatan pada pasien tersebut.

Data yang didapat saat pengkajian Selasa, 3 Juni 2014 jam 14:00 WIB,

pasien mulai masuk rumah sakit tanggal 31 mei 2014. Pasien mengatakan Nyeri

pada abdomen kiri bagian atas disertai mual dan muntah TD : 160/100 mmhg, RR

: 20 x/ menit, HR : 83x/ menit. Pasien mengatakan susah BAB selama 1 minggu

karakter feses keras dan mual muntah ± 6 kali dalam satu hari. Pada kasus Ny. Y

dengan diagnosa medis Gastritis+Hipertensi. maka muncul masalah keperawatan

pada NANDA (2009-2011). Gangguan Nyeri berhubunga dengan iritasi mukosa

lambung ditandai dengan wajah klien tampak meringis, gelisah, keadaan umum

(39)

dengan keadaan umum klien lemah dan tidak mengetahui sumber informasi

ditandai dengan keluarga bertanya mengenai penyebab penyakit yang terjadi.

Yang menjadi prioritas maslah dalam kasus ini adalah Nyeri berhubungan

dengan iritasi mukosa lambung ditandai dengan wajah klien tampak meringis,

gelisah, keadaan umum lemah skala nyeri sedang ( NRS ).

Pada rencana tindakan keperawatan meliputi kriteria, tujuan, tindakan, rasional,

yang dalam penyusunan disesuaikan dengan teori dan memodifikasi tindakan

keperawatan melihat kondisi pasien dengan mengikut sertakan keluarga pasien.

Pada tahap perencanaan keperawatan, penulis menetapkan prioritas masalah

dengan menggunakan pola kebutuhan dasar manusia menurut Hierarki Abraham

Maslow. Dari perencanaan yang disusun oleh penulis, perencanaan untuk tiga

diagnosa keperawatan disusun sesuai dengan NANDA, NIC dan NOC.

Rencana keperawatan dx. 1 yang telah dilaksanakan memantau seluruh

keadaan dengan baik, agar keefektifan obat berjalan lancar. Status nutrisi klien,

kurang bagus karena klien tidak nafsu makan perawat menyarankan klien agar

selalu makan untuk memaksimalkan nutrisi klien. Klien juga diajarkan tehnik

relaksasi nafas dalam, agar mengurangi nyeri pada abdomen klien. Tanda – tanda

vital klien dipantau selalu dalam melaksanakan tindakan keperawatan klien.

Dalam pelaksanaan keperawataan ini berhasil walaupun tingkat nyeri pada pasien

belum mencapai angka 0 dalam pngukuran skala nyeri dengan menggunakan (

Numerik Rating scale ). Karena semua perencaan dilaksanakan dengan baik dan

klien merespon positif juga kooperatif dengan tindakan keperawatan yang

dilakukan seperti menghilangkan rasa nyeri pasien dari tingkat nyeri 6 sedang

(40)

5.2 Saran

Adapun saran-saran yang dapat penulis simpulkan adalah sebagai berikut :

1. Bagi rumah sakit

- Diharapkan lebih mengutamakan dan menjaga kesterilan alat serta

lebih mengutamakan kepentingan pribadi.

2. Bagi Perawat

- Pada saat melakukan pengkajian pada klien , perawat berperan aktif,

menanyakan kepada klien tentang apa yang dirasakan klien dan

keluarga selama menderita penyakit ini agar perawat menegakkan

diagnosa keperawatan yang aktif.

- Diagnosa keperawatan yang ditegakkan hendaknya diberitahukan

kepada klien untuk mempermudah melaksanakan intervensi

keperawatan.

- Dalam merencanakan pemecahan masalah hendaknya klien dan

keluarga di ikutsertakan, sehingga terjalin kerja sama yang baik untuk

mempermudah pemecahan masalah

- Diharapkan kepada perawat memberikan healths education, kepada

klien dan keluarga agar rutin minum obat secara teratur, dosis tepat,

waktu tepat dan kepada keluarga mengawasi pemakaian obat selama 3

bulan untuk mencegah kekambuhan (infeksi sekunder), mengurangi

aktivitas dan menganjurkan pada klien untuk cukup istirahat.

- Menilai tingkat kebersihan terhadap pemecahan masalah, diharapkan

kepada perawat untuk melakukan implementasi yang jelas direncakan

sesuai dengan prioritas masalah kesehatan klien, untuk mencapai hasil

yang maksimal sehingga masalah teratasi

3. Bagi klien dan keluarga

- Perlu memperhatikan pola istirahat tidur klien agar klien dapat tidur

dengan tenang dan jam istirihat tidur klien terpenuhi,

- Dan disaran untuk membatasi aktivitas yang akan mengganggu

keadaan luka, istirahat cukup sering yang dapat menghilangkan rasa

(41)

Daftar Pustaka

Potter & Perry. ( 2005 ). Buku Ajar fundamental Keperawatan : konsep, Proses,

dan praktik. Edisi 4. Jakarta : EGC.

Setiwati, S, dkk (2008 ). Panduan Praktis Pengkaji Fisik Keperawatan. Jakarta :

Trans Info Media.

Sigit Nian Prasetyo. ( 2010 ) Konsep dan Proses Keperawatan Nyeri. Edisi

Pertama. Surakarta. Graha Ilmu.

Tamsuri, A ( 2007 ). Konsep Penatalaksanaan Nyeri. Jakarta : ECG.

Wartonah, T ( 2006 ). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan. Edisi

ke- 3. Jakarta : Salamba Medika.

NANDA, Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda 2005-2006, Prima medika.

Suratun, Asuhan Keperawatan Gangguan Sistem Gastrointestinal. Edisi Pertama.

Referensi

Dokumen terkait

A yaitu adanya trauma jaringan atau terdapat luka, klien baru mengalami kecelakaan, klien mengeluhkan nyeri dengan skala nyeri 4, klien terlihat meringis kesakitan, lokasi nyeri

Gangguan aman nyaman: nyeri berhubungan dengan luka insisi pada. abdomen kuadran kanan bawah dan kuadran kiri bawah, regio

Pada diagnosa yang pertama perawat mengkaji skala nyeri, durasi dan intensitas nyeri pasien, ditemukan skala nyeri 5, durasi 10-15 menit dan nyeri terasa di bagian kaki

Pada tahap pengkajian data yang ditemukan pada klien Tn.I dengan gangguan kebutuhan dasar Imobilisasi, klien mengatakan nyeri di daerah luka bakar, klien terlihat gelisah,

Pada diagnosa yang pertama perawat mengkaji skala nyeri, durasi dan intensitas nyeri pasien, ditemukan skala nyeri 5, durasi 10-15 menit dan nyeri terasa di bagian kaki

Tindakan yang dilakukan adalah mengkaji masalah gangguan tidur pasien, karakteristik dan penyebab kurang tidur, mengkaji tanda-tanda vital klien, memberikan keadaan tempat

Untuk diagnosa pertama yaitu gangguan rasa aman nyaman (nyeri), tindakan yang dilakukan adalah menggunakan komunikasi terapeutik,mengkaji keadaan umum dan tingkat nyeri yang

Resiko tinggi cedera (jatuh) berhubungan dengan kekuatan otot menurun, kepincangan pada kaki kanan ditandai dengan pasien mengatakan sering hampir jatuh di rumah karena nyeri