• Tidak ada hasil yang ditemukan

OPTIMASI FORMULASI KRIM TABIR SURYA EKSTRAK BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN HUMECTANT PROPILENGLIKOL DALAM BASIS VANISHING CREAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "OPTIMASI FORMULASI KRIM TABIR SURYA EKSTRAK BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN HUMECTANT PROPILENGLIKOL DALAM BASIS VANISHING CREAM"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

FIDELA FIONNAYURISTY

OPTIMASI FORMULASI KRIM TABIR SURYA

EKSTRAK BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.)

DENGAN HUMECTANT PROPILENGLIKOL

DALAM BASIS VANISHING CREAM

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)

ii

Lembar pengesahan

OPTIMASI FORMULASI KRIM TABIR SURYA EKSTRAK

BIJI KAKAO (

Theobroma cacao

L

.

) DENGAN

HUMECTANT

PROPILENGLIKOL DALAM BASIS

VANISHING CREAM

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program

Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammdiyah Malang

2013

Oleh:

FIDELA FIONNAYURISTY NIM: 09040132

Disetujui Oleh:

Pembimbing I Pembimbing II

(3)

iii

Lembar Pengujian

OPTIMASI FORMULASI KRIM TABIR SURYA EKSTRAK

BIJI KAKAO (

Theobroma cacao

L

.

) DENGAN

HUMECTANT

PROPILENGLIKOL DALAM BASIS

VANISHING CREAM

SKRIPSI

Telah Diuji dan Dipertahankan di Depan Tim Penguji pada Tanggal 6 Juli 2013

Oleh :

FIDELA FIONNAYURISTY 09040132

Disetujui Oleh:

Penguji I Penguji II

Dra. Esti Hendradi M.Si., Apt., Ph.D Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt.

Penguji III Penguji IV

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan

hidayah serta karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang

berjudul “Optimasi Formulasi Krim Tabir Surya Ekstrak Biji Kakao (Theobroma cacao L.) dengan Humectant Propilenglikol dalam Basis Vanishing Cream ”.

Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih

sedalam-dalamnya kepada :

1. Dra. Esti Hendradi M.Si., Apt., Ph.D. selaku dosen pembimbing I

yang penuh semangat dan kesabaran dalam mendukung, mengarahkan

dan membimbing serta selalu memberikan motivasi.

2. Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. selaku dosen pembimbing II

dan Ketua Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang yang penuh kesabaran dan selalu

berkenan membimbing serta mengarahkan penulis dalam

menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak Drs. H. Achmad Inoni, Apt., sebagai penguji dan bapak yang

senantiasa dengan sabar memberikan bimbingan, dan nasehat yang

diberikan kepada saya.

4. Arina Swastika Maulita, S.Farm, Apt., Penguji yang memberikan

saran, masukan, dan kritik yang membangun terhadap skripsi yang

telah saya kerjakan.

5. Tri Lestari H., M.Kep. Sp.Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang.

6. Sovia Aprina Basuki selaku kepala laboratorium.

7. Hidajah Rachmawati S.si.,Apt.,Sp.FRS sebagai Dosen Wali yang

telah memberikan bimbingan dan nasehat selama mengikuti

pendidikan di Program Studi Farmasi Universitas Muhammadiyah

Malang.

8. Seluruh staf pengajar Program Studi Farmasi Universitas

Muhammadiyah Malang yang telah mendidik dan mengajarkan ilmu

(5)

v

9. Para laboran Laboratorium Teknologi Sediaan Farmasi dan

Laboratorium Kimia Terpadu II : Mas Ferdi dan Mbak Susi yang

banyak membantu saya.

10. Kedua orang tua saya Alm. Luddy Fica setiaputra dan Endang Yuniati

yang dengan kasih sayangnya selalu mendukung secara moril dan

materil, mendoakan, memberikan restu, memberikan nasehat sehingga

saya dapat menyelesaikan skripsi ini.

11. Bapak Marjuki Ismail dan Ibu Basriyah yang selalu memotivasi,

mendoakan dan memberikan dukungan kepada saya.

12. Mbahti, mbahkung, tante dan om yang selama ini memberikan

bantuan moril dan materi kepada saya juga selalu mendoakan saya.

13. Om Supyanto, tante Soelastri selaku orang tua sahabat saya yang

selalu memotivasi, mendoakan dan membantu dalam proses penelitian

ini.

14. Zulkarnain Ismail yang selalu mendampingi, memotivasi, mendoakan,

membantu, memberikan ilmu dan semangat kepada saya.

15. Eta, Echa, Juju, Han adik yang selalu memberi semangat dan

membantu selama proses pembuatan skripsi.

16. Tiara Indriani sahabat seperjuangan dalam mengerjakan skripsi ini,

tidak hanya sebagai sahabat tetapi juga sebagai keluarga bagi saya

begitu juga Rhima Diastya Amalia yang selalu memotivasi dan

mendukung saya

17. Tak lupa untuk Ilma Fardhia dan Fina Kusumawati.

18. Teman–teman angkatan 2009 yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan

satu-persatu, terimaksih atas bantuan, dukungan, semangat, dan doa yang

telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.

19. Berbagai pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu-persatu,

terimakasih atas bantuan dan motivasi yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang terdapat

(6)

vi

yang bersifat membangun dari berbagai pihak untuk kesempurnaan skripsi

ini dan semoga bermanfaat bagi pembaca.

Malang, 02 Juli 2013

(7)

vii

RINGKASAN

OPTIMASI FORMULASI KRIM TABIR SURYA EKSTRAK BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN HUMECTANT PROPILENGLIKOL

DALAM BASIS VANISHING CREAM FIDELA FIONNAYURISTY

Indonesia merupakan salah satu negara tropis dengan sengatan matahari yang tinggi. Hal ini menyebabkan timbulnya penyakit kulit mulai eritema hingga kanker. Sehingga untuk melindungi kulit dibutuhkan tabir surya. Saat ini yang beredar di pasaran hanya tabir surya sintesis. Sedangkan banyak bahan alam yang dapat digunakan sebagai tabir surya, salah satunya adalah kakao (Theobroma cacao L.) atau cokelat. Kakao mengandung polifenol yang berfungsi sebagai antioksidan dan pada biji kakao polifenol yang terkandung di dalamnya ± 6-8 % (Hii et all., 2009). Antioksidan berperan menghambat radikal bebas, dimana radikal bebas terlibat dalam proses penuaan kulit dan terlibat dalam proses photoaging. Selama ini masyarakat memanfaatkan kakao dalam berbagai makanan dan minuman, dan dalam suatu penelitian mengemukakan bahwa kakao yang diminum dapat berfungsi sebagai tabir surya alami. Untuk meningkatkan aseptabilitasnya maka ekstrak biji kakao dibuat dalam formulasi krim dengan humektan propilenglikol karena juga berfungsi sebagai moisterizer pada kulit.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menentukan formula yang baik dengan karakterisik fisik, aseptabilitas dan efektivitas nilai sun protection factor (SPF) pada sediaan krim ekstrak biji kakao dengan humektan propilenglikol pada kadar ekstrak (10%,15% dan 20%) serta mengetahui pada kadar berapakah ekstrak biji kakao (10%, 15%, dan 20%) yang dapat memberikan karakteristik fisik, aseptabilitas dan efektivitas nilai sun protection factor (SPF) yang terbaik dalam formulasi berbasis vanishing cream dengan humektan propilenglikol.

Pada penelitian dibuat sediaan dengan 3 macam formula yaitu asam stearat 15%, TEA 1.5%, cera alba 2%, vaselin flavum 8%, oleum kakao 5%, propilenglikol 15%, nipagin 0,25%, nipasol 0,125%, aquadest ad 100% dan kadar ekstrak biji kakao 10%, 15% dan 20%. Dengan evaluasi sediaan meiputi tipe emulsi, organoleptis, pH, daya sebar, viskosias dan efektivitas nilai SPF sediaan.

Tahap awal dilakukan uji tipe emulsi dengan tes pewarnaan menggunakan

(8)

viii

mengetahui perbedaan tiap formula dilakukan uji HSD didapatkan formula I > formula II > formula III.

Berdasarkan uji daya sebar sediaan krim dari masing-masing formula, dapat diketahui bahwa pada formula I (0.06 ± 0.04) mempunyai harga daya sebar yang paling besar dibandingkan formula II (0.04 ± 0.03) dan III (0.03 ± 0.01). Kemudian dilakukan analisis statistik dengan One-Way Anova

didapatkan harga F hitung (1,921) < F tabel (5,143). Dari hasil yang didapatkan yaitu formula I, II dan III tidak terdapat perbedaan bermakna.

Berdasarkan pemeriksaan viskositas didapatkan hasil formula I (216,67 ± 28,87), formula II (283,33 ± 28,87) dan formula III (283,33 ± 28,87). Untuk mengetahui adanya pengaruh peningkatan kadar ekstrak biji kakao

(Theobroma cacao L.) yang digunakan pada sediaan dilakukan analisis statistik dengan One-Way Anova. Dari hasil analisis didapatkan harga F hitung (4,333) < F tabel (5,143). Dari hasil yang didapatkan yaitu formula I, II dan III tidak terdapat perbedaan bermakna.

Dari hasil uji aseptabilitas yang dilakukan bahwa formula yang memiliki skor terbanyak pada penilaian kelembutan sediaan dioleskan adalah formula I. Untuk skor terbanyak dari penilaian kemudahan diratakan di permukaan kulit adalah formula I. Untuk skor terbanyak dari penilaian kemudahan dicuci adalah formula I. Dari tiga kriteria penilaian yang diamati diambil kesimpulan bahwa formula I adalah formula yang paling lembut dioleskan, paling mudah diratakan dan paling mudah dicuci. Hal ini menunjukkan bahwa formula I adalah formula yang paling memenuhi kriteria aseptabilitas dari sediaan krim ekstrak biji kakao (Theoboma cacao L.) yang merupakan krim dengan kadar ekstrak 10%.

Pada uji efektivitas nilai SPF dapat dilihat rerata masing-masing formula, formula I (0,7 ± 0,06), formula II (1,09 ± 0,1) dan formula III (1,35 ± 0,14), kemudian dilakukan analisis statistik dengan One-Way Anova. Dari hasil analisis didapatkan harga F hitung (28,511) > F tabel (5,143). Dapat disimpulkan bahwa perbedaan kadar ekstrak biji kakao (Theobroma cacao L.) dapat mempengaruhi nilai SPF pada sediaan krim tabir surya.

Berdasarkan karakteristik fisik (pH, daya sebar, viskositas), aseptabilitas dan efektivitas sediaan krim tabir surya ekstrak biji kakao (Theobroma cacao

(9)

ix

ABSTRACT

OPTIMASI FORMULASI KRIM TABIR SURYA EKSTRAK BIJI KAKAO (Theobroma cacao L.) DENGAN HUMECTANT PROPILENGLIKOL

DALAM BASIS VANISHING CREAM FIDELA FIONNAYURISTY

Indonesia merupakan salah satu negara tropis dengan sengatan matahari yang tinggi, sehingga diperlukan tabir surya untuk melindungi kulit. Saat ini salah satu bahan alam yang dapat digunakan sebagai tabir surya adalah

Theobroma cacao Linn. Kadar polifenol dalam biji kakao ± 6-8% yang berfungsi sebagai antioksidan. Antioksidan berperan dapat menghambat radikal bebas dan radikal bebas terdapat dalam proses photoaging.

Penelitian ini untuk menentukan pada kadar berapakah ekstrak biji kakao (10%, 15%,dan 20%) memberikan karakteristik fisik, aseptabilitas dan efektivitas nilai sun protection factor (SPF) yang terbaik dalam formula krim tabir surya dengan basis vanishing cream dengan propilenglikol sebagai humektan. Evaluasi meliputi tipe emulsi, daya sebar, viskositas dan efektivitas nilai SPF.

Hasil dari organoleptis untuk formula I,II dan III memiliki tekstur yang lembut, dengan bau khas cokelat dan memiliki warna sediaan yang sama yaitu coklat. Dari hasil analisis One-Way Anova didapatkan perbedaan yang signifikan untuk pH dan nilai SPF. Tetapi tidak memiliki perbedaan signifikan pada evaluasi daya sebar dan viskositas. Untuk evaluasi aseptabilittas formula I merupakan formula terbaik untuk kelembutan dioleskan, kemudahan diratakan dan kemudahan dicucikan. Tetapi tidak pada nilai SPF.

Berdasarkan karakteristik fisik (pH, daya sebar, viskositas) dan aseptabilitas sediaan krim tabir surya ekstrak biji kakao formula I merupakan formula terbaik karena memiliki karakteristik dan aseptabilitas yang baik pada sediaan. Untuk nilai SPF formula III yang memiliki nilai tertinggi.

(10)

x

ABSTRACT

OPTIMIZATION OF FORMULATION SUNSCREEN CREAM CACAO SEED EXTRACT (Theobroma cacao L.) WITH THE HUMECTANT

PROPILENGLYCOL IN THE VANISHING CREAM

FIDELA FIONNAYURISTY

Indonesia is a tropical with high sunburn, then needed a sunscreen or sunblock to protection the skin. Curently one of natural ingredient can be used for sunscreen is Theobroma cacao Linn. Kakao seed countains pholypenol in concentration ± 6-8% which function as antioxidants. Antioxidants can inhibit free radical and radical are involved in the proces of photoaging.

This research to determine concentration of cacao seeds ektract (10%. 15% and 20%) can give the physical characteristic, acceeptability and evectiveness of sun protection factor (SPF) value in the best formula of sunscreen in vanishing cream base with a humectant propilenglycol. Evaluation include emulsion type, organoleptis, pH, power of spread, viscosities and evectiveness of SPF value.

The result of organoleptis for the formula I, II, and III has soft texsture, odorless of chocolate and have the same colour is brown. From the analysis One-Way Anova found significant difference of pH evaluation and SPF value. But, no significant difference in th evalution in power of spread and viscosities. For the evaluation of acceptability formula I was the best formula to applied softnes, easiest formula to flattened and easy to wash. But, not the SPF value.

In term of physical characteristics (pH, power of spread, viscosities) and the acceptability of sunscren cream cocoa seed extract formula I is the best formula because has physical characteristics and acceptability good preparation. As for the SPF value, formula III has the highest.

(11)

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

LEMBAR PENGUJIAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

RINGKASAN ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR GAMBAR...xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTARLAMPIRAN...xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 3

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Hipotesis ... 4

1.5 . Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tabir Surya ... 5

2.1.1 Definisi Tabir Surya ... 5

2.1.2 Klasifikasi Tabir Surya ... 5

2.1.3 Nilai SPF (Sun Protection Factor) ... 7

2.1.4 Sinar Matahari dan Pengaruhnya... 7

2.1.5 Perlindungan Kulit terhadap Sinar Matahari ... 9

2.2 Antioksidan... 10

2.2.1 Definisi Antioksidan ... 10

2.2.2 Mekanisme Antioksidan ... 11

2.3 Tanaman Kakao ... 12

2.3.1 Klasifikasi Tanaman Kakao ... 12

(12)

xii

2.3.2 Mekanisme Antioksidan Polifenol ... 16

2.4 Krim ... 16

2.5 Vanishing Cream ... 18

2.6 Humektan ... 18

2.7 Formula Basis ... 19

2.8 Kulit ... 24

2.9 Evaluasi Sediaan Semisolid ... 25

2.9.1 Karakteristik Sediaan... 25

2.9.2 Evaluasi Efektifitas Sediaan Tabir Surya ... 26

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ... 28

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian ... 30

4.2 Variabel Penelitian ... 30

4.2.1 Variabel Bebas... 30

4.2.2 Variabel Tergantung ... 30

4.3 Definisi Operasional ... 30

4.4 Tempat dan Waktu Penelitian ... 31

4.4.1 Tempat Penelitian ... 31

4.4.2 Waktu Penelitian ... 31

4.5 Bahan ... 31

4.6 Alat ... 31

4.7 Metode Kerja ... 32

4.8 Rancangan Formula ... 34

4.8.1 Formula I ... 34

4.8.2 Formula II ... 35

4.8.3 Formula III... 35

4.9 Pembuatan Krim Tabir Surya ... 36

4.10 Pemeriksaan Kualitatif ekstrak Biji Kakao ... 37

4.11 Evaluasi Sediaan ... 37

4.11.1 Tipe Emulsi ... 37

4.11.2 Uji Fisik Sediaan ... 37

(13)

xiii

4.13 Uji Efektivitas SPF ... 49

4.14 Analisa Data ... 40

BAB V HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Pemeriksaan Kualitatif Ekstrak Biji Kakao ... 42

5.2 Hasil Pemeriksaan Tipe Emulsi ... 44

5.3 Hasil Uji Karakteristik Fisik Sediaan ... 45

5.3.1 Hasil Pengamatan Organoleptis Sediaan Krim Tabir Surya Ekstrak Biji Kakao (Theobroma cacao L.)...45

5.3.2 Hasil Pengukuran pH Sediaan ... 46

5.3.3 Hasil Pengukuran Daya sebar Sediaan ... 48

5.3.4 Hasil Pengukuran Viskositas sediaan ... 49

5.4 Hasil Pengamatan Aseptabilitas Sediaan ... 51

5.5 Hasil Evaluasi Uji Nilai SunProtection Factor (SPF) ... 54

BAB VI PEMBAHASAN ... 55

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 60

DAFTAR PUSTAKA ... 61

(14)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1 Struktur (2-Hidroxy-4-methoxyphenyl)-phenilmethanone ... .6

2.2 Struktur Ethylhexyl methoxycinnamate ... .6

2.3 Struktur para-Aminobenzoic acid ... .6

2.4 Penetrasi Sinar pada Kulit ... .8

2.5 Theobroma cacao L. ... 12

2.6 Struktur Polifenol ... 15

2.7 Struktur Katekin, Epikatekin ... 15

2.8 Struktur Kulit ... 24

2.9 Persamaan Matematis Perhitungan SPF... 27

3.1 Bagan Kerangka Konseptual ... 29

4.1 Skema Tahapan Kerja ... 33

4.2 Skema Pembuatan Krim ... 36

5.1 Ekstrak Biji Kakao ... 42

5.2 Hasil Pengamatan Pemeriksaan Senyawa Polifenol ... 43

5.3 Hasil KLT Ekstrak Biji Kakao ... 44

5.4 Hasil Pewarnaan Methylen Blue Sediaan Krim Tabir Surya Ekstrak Biji Kakao (Theobroma cacao L) Didapatkan Bahwa pada Semua Sediaan Menunjukkan Warna Biru yang Homogen ... 44

5.5 Histogram Harga pH Formula I,II,dan III Sediaan Ekstrak Biji Kakao (Theobroma cacao L.). Data Merupakan Rerata dari 3 Kali Replikasi ±SD ... 47

5.6 Histogram Harga Daya Sebar Formula I,II,dan III Sediaan Ekstrak Biji Kakao (Theobroma cacao L.). Data Merupakan Rerata dari 3 Kali Replikasi ±SD ... 49

(15)

xv

5.8 Histogram Persentase Nilai Kelembutan Dioleskan Formula I,II

dan III Sediaan Krim Tabir Surya Ekstrak Kakao (Theobroma cacao L.).

Data Merupakan Akumulasi 10 Respoden... 52

5.9 Histogram Persentase Nilai Kemudahan Diratakan Formula I,II

dan III Sediaan Krim Tabir Surya Ekstrak Kakao (Theobroma cacao L.).

Data Merupakan Akumulasi 10 Respoden ... 53

5.10 Histogram Persentase Nilai Kemudahan Dicucikan Formula I,II

dan III Sediaan Krim Tabir Surya Ekstrak Kakao (Theobroma cacao L.).

Data Merupakan Akumulasi 10 Respoden ... 53

5.11 Histogram Persentase Nilai Uji SPF Formula I, II dan III Sediaan Krim

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1 Komponen biji kakao ... 14

2.2 Nilai EE x I pada panjang gelombang 290-320nm ... 27

4.1 Formula II ... 34

4.2 Formula III ... 35

4.3 Formula III ... 35

5.1 Hasil pemeriksaan senyawa polifenol ekstrak biji kakao ... 43

5.2 Hasil pemeriksaan tipe emulsi sediaan krim tabir surya ekstrak kakao ... 45

5.3 Hasil pengamatan organoleptis sediaan krim tabir surya ekstrak biji kakao . 46 5.4 Hasil pengukuran pH sediaan krim tabir surya ekstrak biji kakao... 47

5.5 Hasil pengukuran daya sebar sediaan tabir surya ekstrak biji kakao ... 48

5.6 Hasil pengukuran viskositas sediaan tabir surya ekstrak biji kakao ... 50

5.7 Perbandingan parameter aseptabilitas sediaan krim tabir surya ekstrak biji kakao ... 52

(17)

xvii

LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup ... 66

2. Surat Pernyataan... 67

3. Determinasi Tanaman Kakao (Theobroma cacao L.) ... 68

4. Data Pengukuran Daya Sebat Sediaan Krim Tabir Surya Ekstrak Biji Kakao (Theobroma cacao L)...72

5. Form Informed Consent untuk Uji Aseptabilitas...78

6. Prosedur Uji Aseptabilitas...79

7. Hasil Pengamatan Aseptabilitas Sediaan Krim Tabir Surya Ekstrak Kakao (Theobroma cacao L.)...80

8. Perhitungan Nilai SPF ... 82

9. Hasil Uji Statistik Pengukuran pH ... 85

10. Hasil Uji Statistik Pengukuran Daya Sebar ... 87

11. Hasil Uji Statistik Pengukuran Viskositas ... 88

12. Hasil Uji Statistik Nilai SPF ... 89

(18)

xviii

DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2013. Aminobenzoic acid. http://en.wikipedia.org/wiki/4-Aminobenzoic_acid. Diakses tanggal 25 Februari 2013

Anonim,2013.Methoxycinnamate.http://en.wikipedia.org/wiki/Octyl_methoxyci nnamate.Diakses tanggal 25 Februari 2013

Anonim, 2013.Oxybenzone.http://en.wikipedia.org/wiki/Oxybenzone. Diakses tanggal 25 Februari 2013

Anonim, 2013. Struktur Kulit.

http://yhulhanmokoginta.blogspot.com/2013/02/terima-kasih-kulit.html. Diakses tanggal 2 Maret 2013

Anonim, 2013. Theobroma cacao L. http://api.or.id/?p=1554. Diakses tanggal 5 Januari 2013

Anonim, 2013. Penetrasi Sinar pada Kulit

http://venasaphenamagna.blogspot.com/2011/03/lapisan-dan-fungsi-kulitserta.html. diakses tanggal 4 Desember 2012

Ansel, H. C., 1989. Introduction to Pharmaceutical dosage form, Terjemahan /; Farida Ibrahim, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, Edisi Keempat, Jakarta : Universitas Indonesia Press, p 513

Ardie A.M., 2011. Radikal Bebas dan Peran Antioksidan dalam Mencegah Penuaan. Jakarta : Medicinus Magazine p. 4

Barry B.W., 1983. Dermatological Formulation, percutaneous Absorbtion. Marcell Dekker Inc.New York, p.15-19, 313-315.

Depkes RI., 1995. Farmakope Indonesia IV, Departemen Kesehatan RI. Jakarta.

Ditter., 1970, American Pharmacy 7th Ed, Philadelphia Toronto, p.254 Dutra E.A., Olivera D.A.G., Hacmann E.R.M., dan Santoso M.I.R.M., 2004.

Determination of Sun Protection Factor (SPF) of Sunscreens by Ultraviolet Spectrophotometry, Brazilian Journal of Pharmaceutical Sciences Vol 40

(19)

xix

Hammerstone JF, Lazarus SA, Schmitz HH. 2000. Procyanidin content and variation in some commonly consumed foods. J Nutr 130: 2086S-2092S

Harun ES. 1995. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Vol. 6, Surabaya: Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga

Hasanah F., 2007. Pengaruh Minuman Bubuk Kakao Lindak Bebas Lemak Terhadap Aktivitas Enzim Antioksidan dan Enzim Detoksifikasi pada Eritrosit dan Plasma Manusia.Bogor : Skripsi Institut Pertanian Bogor

Hernani, Rahardjo M. 2006. Tanaman Berkhasiat Antioksidan. Jakarta: Penebar Swadaya

Hii C.L., LawC.L., SuzannahS., Misnawi, ClokeM.. 2009. Polyphenols in cocoa

(Theobroma cacao L.). As. J. Food Ag-Ind. 2(04), 702-722

Kumalaningsih, S., 2006. Antioksidan Alami. Jakarta. Trubus Agrisarana. hal.16

– 22.

Kusumaningtyas, R.W., 2008. Pengaruh Pemberian Minuman Bubuk Kakao Bebas Lemak (Theobroma cacao L.) Terhadap Profil Darah Beberapa Manusia. Bogor : Skripsi Institus Pertanian Bogor. Mukherjee, P., Nema, N., Sarkar., 2011. Bioactive Coumpound from Natural

Resources Against Skin. India. J.phymed

Othman, A., Ismail, A., Ghani, N.A., Adenan, I.,2007, Antioxidant Capacity and PhenolicContent of Cocoa Bean.FoodChemistry.,1523-1530.

Paembong A. 2012. Mempelajari Perubahan Kandungan Polifenol Biji Kakao (Theobroma cacao L.) dari Hasil Fermentasi yang Diberi

Perlakuan Larutan Kapur. Makassar : Skripsi Universitas Hasanudin

Primadiati R. 2001.Kecantikan, Kosmetika & Estetika. Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama, hal 49-51

Purwanti T, Erawati T, Kurniawati E. 2005. Penentuan Komposisi Optimal Bahan Tabir Surya Kombinasi Oxybenzon-Oktildimetil PABA dalam Formula Vanishing Cream. Surabaya: Majalah Farmasi Airlangga Vol. 5 No. 2

Pusat Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia. 2004. Panduan Lengkap Budidaya Kakao. Jakarta: Agromedia Pustaka, hal 8

(20)

xx

Rohman, A., sugeng, R., 2005. Daya Antioksidan Ekstrak Etanol Daun Kemuning(Murraya paniculata) Secara in vitro, Majalah Farmasi Indonesia, 16 (3), hal. 136-140.

Rowe, 2009. Handbook of Pharmaceutical Excipients, 6th Ed., American Pharmacists Association, Washington DC, p.181, 441, 596, 697, 754.

Sartini, Djide MN, Alam G. 2007. Ekstraksi Komponen Bioaktif dari Limbah Kulit Buah Kakao dan Pengaruhnya Terhadap Aktivitas

Antioksidan dan Antimikroba. Makassar : Fakultas Farmasi Universitas Hasanudin

Soeratri, W., Ifansyah, N., Fitrianingrum, D., 2005. Penentuan Sediaan Tabir Surya Bahan Ekstrak Rimpang Kencur (Kamferinga galanga L.). Surabaya. Berk. Panel Hayati 10 (103-105)

Sugiharti, E. 2006. Budidaya Kakao. Bandung: Yayasan Nuansa Cendenia, hal 3 Supriyanto, Haryadi, Raharjo W, Marsuno DW., 2006. Aktivitas Antioksidan

Ekstrak Polifenol Kasar dari Kakao Hasil Penyangraian Menggunakan Energi Gelombang Mikro, Jurnal Teknologi dan Industri Pangan Vol XVIII No. 3

Wehantouw, F., Suryanto, E., Kojong, N.N dan Pontoan, J., 2011. Aktivitas Ekstrak Etanol Daun Alpukat (Persea americana M.) Sebagai Krim Tabir Surya. Manado. Kongres Ilmiah Ikatan Apoteker Indonesia ke XIX

Widyastuti C. 2011. Penentuan Karakteristik Fisik, Aseptabilitas dan Efektivitas Sediaan Antioksidan Perasan Jeruk Nipis (Citrus aurantifolia) dengan Berbagai Kadar dalam Basis Cream O/W (Formula Modifikasi Basis Vanishing Cream dengan Humektan Propilen Glikol). Malang: Skripsi Universitas Muhammadiyah Malang

(21)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara tropis dengan sengatan sinar

matahari yang tinggi. Hal ini masih menjadi permasalahan bagi wanita Indonesia,

karena sengatan matahari dengan spektrum tinggi dapat menyebabkan kerusakan

kulit seperti eritema, alergi fototoksik, penuaan dini, kanker kulit dan

menyebabkan terbentuknya radikal bebas ini diakibatkan oleh sinar UVA

(320-400nm) dan UVB (290-320nm) yang terkandung dalam sinar matahari (Soeratri et

al., 2005). Untuk meminimalkan paparan sinar UV bisa dengan menghindari

paparan sinar matahari antara jam 10.00-13.00 atau dengan memakai pakaian

pelindung, payung dan tabir surya (Harun, 1995).

Tabir surya merupakan salah satu sediaan kosmetika yang digunakan

dengan tujuan melindungi kulit dari paparan radiasi sinar matahari dan memiliki

dua mekanisme yaitu dengan memantulkan dan menyerap sinar UV secara efektif

sehingga dapat mencegah terjadinya gangguan kulit (Wehantouw et al., 2011).

Tabir surya dapat dioleskan 10-15 menit sebelum beraktifitas di luar ruangan.

Bahan aktif tabir surya dapat berupa bahan sintesis seperti para amino benzoic

acid (PABA) dan bahan alam yang mengandung antioksidan (Harun, 1995).

Penentuan efektifitas tabir surya dapat dilakukan dengan cara menghitung nilai

Sun Protection Factor (SPF) dari sediaan. Pada penelitian ini untuk menghitung

nilai SPF pada sediaan tersebut dilakukan secara in vitro dengan metode secara

spektrofotometri. SPF yang tercantum dalam tabir surya menunjukkan

kemampuan tabir surya melindungi kulit.

Antioksidan merupakan senyawa yang dapat menghambat reaksi radikal

bebas dalam tubuh (Rohman, 2005). Radikal bebas dikenal juga sebagai spesies

oksigen reaktif. Spesies oksigen reaktif ini berperan dalam proses penuaan kulit

dan terlibat dalam proses photoaging. Senyawa antioksidan yang sering

digunakan adalah butylated hydroxytoluene (BHT) dan butylated hydroxyanisole

(22)

2

tersebut berpotensi karsinogenik dalam pemakaian jangka panjang (Hernani et al.,

2005). Oleh karena itu dikembangkan bahan alam yang berpotensi sebagai

antioksidan, salah satunya ekstrak biji kakao (Theobroma cacao L.).

Kakao merupakan salah satu komoditas andalan nasional yang berperan

penting bagi perekonomian Indonesia. Hampir semua orang mengenal coklat yang

merupakan bahan makanan dan minuman favorit (Pusat Penelitian Kopi dan

Kakao Indonesia, 2004). Selain itu ekstrak kakao juga digunakan oleh masyarakat

sebagai lulur dan masker.

Biji kakao kaya akan flavonoid diantaranya adalah senyawa polifenol yang

erat kaitannya sebagai zat yang mempunyai kapasitas antioksidan dalam

menangkal radikal bebas. Polifenol dalam kakao diantaranya katekin, epikatekin,

prosianidin dan antosianin (Hammerstone et al,. 2000). Kakao mengandung total

fenol dan kapasitas antioksidan yang lebih tinggi dibandingkan anggur maupun

teh (Erniati et al,. 2012).

Penelitian yang telah dilakukan telah mempelajari tentang efek kakao

terhadap kesehatan, baik itu dilakukan penelitian secara in vitro maupun in vivo.

Mengkonsumsi kakao yang kaya akan kandungan flavonoid akan meningkatkan

aktivitas radikal bebas dalam darah setelah dua jam mengkonsumsi cokelat

(Erniati et al,. 2012).

Manfaat lain dari kakao adalah untuk kecantikan, karena antioksidan dari

katekin yang ada di dalamnya dapat mencegah penuaan dini dan dapat digunakan

sebagai tabir surya alami. Seperti pada penelitian dalam Journal of Cosmetic

Dermatology dijelaskan wanita yang mengkonsumsi minuman coklat dengan 329

mg flavonol kemudian dilihat pada minggu ke-12 nilai Minimal Erythema (MED)

Dose dua kali lipat dari wanita yang mengkonsumsi 27 mg flavonol (Williams et

al., 2009). Sediaan kakao secara umum yang banyak beredar di pasaran berupa

makanan dan minuman dan masih jarang ekstrak biji kakao yang digunakan

sebagai senyawa aktif kosmetika. Sedangkan ekstrak biji kakao memiliki potensi

bila dikembangkan menjadi senyawa aktif dalam sediaan topikal semisolid,

seperti tabir surya karena manfaatnya sebagai antioksidan.

Sediaan semisolid dalam industri farmasi dapat berupa krim, gel, salep,

(23)

3

didefinisikan sebagai cairan kental atau emulsi setengah padat dengan tipe w/o

dan o/w. Krim biasanya digunakan sebagai emolient atau pemakaian obat pada

kulit (Ansel, 1985). Dipilihnya sediaan krim karena sifat sediaan ini mampu

melekat pada permukaan tempat pemakaian dalam waktu tertentu dan pada

penggunaannya yang lebih aseptabel. Karena pada tipe ini fase air pada kulit cepat

menguap, maka diberi penambahan humectant untuk mengikat air supaya tidak

menguap.

Humectant adalah bahan-bahan yang mengendalikan kelembaban antara

produk dan udara, pada sediaan. Humectant telah digunakan dalam krim tangan

dan lotion dalam kosmetik (Widyastuti, 2011). Gliserin, propilenglikol, sorbitol

70% dan polietilen glikol dengan berat molekul yang lebih rendah digunakan

sebagai bahan humektan di dalam krim. Bahan-bahan ini mencegah krim menjadi

kering (Widyastuti, 2011). Selain itu humectant pada kulit juga berfungsi sebagai

moisterizer.

Dari pertimbangan yang ada, maka pada penelitian ini akan dibuat sediaan

krim tabir surya dengan konsentrasi 10 %, 15 % dan 20 %. Untuk evaluasi sediaan

dilakukan penentuan karakteristik fisik dengan evaluasi penetapan pH, tipe

emulsi, viskositas, daya sebar, aseptabilitas dan efektivitas uji nilai SPF sediaan

krim tabir surya ekstrak biji kakao (Theobroma cacao L.) secara in vitro

menggunakan metode spektrofotometri dengan berbagai kadar dengan

penambahan propilenglikol sebagai humektan dalam basis vanishing cream

dengan penambahan propilenglikol sebagai humectant tipe o/w agar bahan aktif

mudah terpenetrasi dan dapat membuat hidrasi kulit.

1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana pengaruh kadar ekstrak biji kakao (Theobroma cacao L.) pada

kadar (10 %, 15 % dan 20 %) dengan penambahan propilenglikol sebagai

humektan dalam basis vanishing cream sebagai tabir surya terhadap

karakteristik fisik (pH, viskositas, daya sebar), aseptabilitas dan nilai SPF?

2. Pada kadar berapakah (10 %, 15 % dan 20%) ekstrak biji kakao

(Theobroma cacao L.) sebagai tabir surya yang dapat memberikan

(24)

4

yang memenuhi syarat terhadap sediaan krim tabir surya dengan

penambahan propilenglikol sebagai humektan dalam basis vanishing cream?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Menentukan pengaruh kadar ekstrak biji kakao (Theobroma cacao L.) pada

kadar (10 %, 15 % dan 20 %) dengan penambahan propilenglikol sebagai

humektan dalam basis vanishing cream sebagai tabir surya terhadap

karakteristik fisik (pH, viskositas, daya sebar), aseptabilitas dan nilai SPF?

2. Menentukan pada kadar berapakah (10 %, 15 % dan 20 %) ekstrak biji

kakao (Theobroma cacao L.) yang dapat memberikan karakteristik fisik (pH,

viskositas, daya sebar), aseptabilitas dan nilai SPF yang terbaik terhadap

sediaan dengan penambahan propilenglikol sebagai humektan dalam basis

vanishing cream sebagai tabir surya.

1.4 Hipotesis Penelitian

Peningkatan kadar ekstrak biji kakao (Theobroma cacao L.) dapat

meningkatkan karakteristik fisik, aseptabilitas dan efektifitas (nilai SPF).

1.5 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar

pengembangan formula sediaan ekstrak biji kakao (Theobroma cacao L.) sebagai

Referensi

Dokumen terkait

kecewa karena produk atau jasa yang kita tawarkan dalam promosi tidak sesuai dengan. hasil

Petikan keputusan - keputusan Jawatankuasa Tetap Kewangan (JKTK) UPSI ini disusun bermula daripada keputusan mesyuarat yang terawal iaitu pada tahun 1998

Pada Bab III Metode Penelitian akan menguraikan tentang variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian, definisi operasional, populasi dan sampel, jenis dan

Penelitian ini disusun untuk mengetahui bagaimana pengaruh tekanan ketaatan, kompleksitas tugas dan pengalaman auditor terhadap audit judgment pada kantor akuntan publik di

Melihat kenyataan ini, peneliti selaku pengawas Dabin VII melakukan sebuah riset mengenai peningkatkan kompetensi guru dalam menyusun soal ulangan harian melalui workshop

As Benton left the room the Brigadier looked out of the window to see the Doctor, Sarah and Harry climbing out of a muddy shooting brake.. He turned

Keunggulan-keunggulan yang dimaksud adalah antara lain (1) sebagai daftar kosakata dasar yang cepat dapat menentukan hubungan kekerabatan satu bahasa (bahasa

Pada Hari ini Selasa Tanggal Dua Puluh Bulan Agustus Tahun Dua Ribu Tiga Belas , kami selaku Panitia Pengadaan Barang/Jasa untuk Paket Pekerjaan “ Event