ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG DIPERTIMBANGKAN KONSUMEN DALAM MEMILIH PONSEL
(Studi Kasus Terhadap Pengguna Ponsel di Lingkungan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah)
Skripsi
Oleh: Hadi Purnomo NIM : 105081002426
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
Daftar Riwayat Hidup
Nama : Hadi Purnomo Nim : 105081002426
TTL : Ponorogo, 21 Juni 1985 Nama ayah : Kadenun
Nama ibu : Misti
Alamat : RT 02/02 Dukuh pondok Desa Sendang Kec. Jambon Kab. Ponorogo Jawa Timur
Pendidikan Formal :
1. TK Dharmawanita Ds. Sendang Jambon Ponorogo Lulus 1992 2. SDN Sendang 01 Ds. Sendang Jambon Ponorogo Lulus 1998
3. SMPN 01 Kauman Ponorogo Lulus 2001
4. Ponpes Al-Islam Joresan Mlarak Ponorogo Lulus 2005 5. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2005-Sekarang
Pengalaman Organisasi
1. Dewan Ambalan Koordinator Ponpes Al-Islam Periode 2003/2004 2. Ketua Osis Ponpes Al-Islam periode 2004/2005
Abstract
This study aims to find out what factors are considered in select consumer phones. The object of this research is the mobile phone users in the environment of the student UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. The primary data obtained with a spread of 100 questionnaire respondents who are students UIN Syarif Hidayatullah Jakarta who use a mobile phone.
Data analyzed using factor analysis using SPSS 16:00 assistance for windows. From the results of the research note that of 39 sub variables reduced into 34 sub-variables that are in the 8 factors. The remaining excluded from the model because it does not meet the criteria of MSA 0.5. factor analysis of test results obtained from the 34 sub-variables that hold in the model are grouped into 8 factors which are the factors that consumers consider in choosing a mobile phone. These factors are: (1) The Place / distribution channel with the eigen value of 3.847, (2) The advertising with the eigen value 3.503, (3) The product with the eigen value of 3.423, (4) The price of the eigen value 2.974, ( 5) The individual consumer with the eigen value of 2.839, (6) The sales personal with eigen value 2.280, (7) Environmental Factors with eigen value of 2.141, (8) The sales campaign with the eigen value of 1.585
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel.
Objek penelitian ini adalah para pengguna ponsel di lingkungan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Pengambilan data primer diperoleh dengan menyebarkan kuesioner terhadap 100 responden yang merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggunakan ponsel.
Data dianalisis menggunakan analisis faktor dengan menggunakan bantuan SPSS 16.00 for windows. Dari hasil penelitian diketahui bahwa dari 39 sub variabel direduksi menjadi 34 sub variabel yang tersebar dalam 8 faktor. Sisanya dikeluarkan dari model karena tidak memenuhi kriteria MSA 0,5. dari uji analisis faktor diperoleh hasil bahwa dari 34 sub variabel yang ditahan dalam model dikelompokkan ke dalam 8 faktor yang merupakan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Faktor-faktor tersebut adalah: (1) Faktor Tempat/saluran distribusi dengan eigen value 3,847, (2) Faktor periklanan dengan eigen value 3,503, (3) Faktor produk dengan eigen value 3,423, (4) Faktor harga dengan eigen value 2,974, (5) Faktor konsumen individu dengan eigen value 2,839, (6) Faktor penjualan personal dengan eigen value 2,280, (7) Faktor Lingkungan dengan eigen value sebesar 2,141, (8) Faktor promosi penjualan dengan eigen value sebesar 1,585
Kata Pengantar
Segala puja-puji dan syukur hanya untuk Allah swt. Hanya kepada-Nya kita memohon limpahan hidayah, taufik dan pertolongan. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah pada nabi Muhammad SAW., semua keluarga, para sahabat dan seluruh pengikutnya yang setia sampai akhir zaman.
Sejujurnya diakui, bahwa penyusunan skripsi ini tidak mungkin bisa selesai tanpa bantuan dan keterlibatan banyak pihak, baik secara individu maupun kelembagaan. Oleh karena itu, di sinilah kiranya penghargaan yang tinggi dan ungkapan terima kasih yang mendalam layak disampaikan, yakni;
1. Kepada kedua orang tua penulis yang telah memberikan suport yang luar biasa baik secara moril maupun secara materiil, dan juga doanya yang selalu dipanjatkan agar anak-anaknya selalu sukses dalam belajar maupun berkarya. Selanjutnya kepada kakak-kakakku Srini, Parwoto dan adikku Adi, dan Kurnia yang selalu memberikan keceriaan bagi penulis. Semoga Allah memberikan rahmat dan panjang umur untuk mereka.
2. Kepada Bpk Prof. Dr. Abdul Hamid. MS selaku dekan fakultas ekonomi dan ilmu sosial dan kepada Bpk Prof. Dr. Ahmad Rodoni, MM selaku pudek bagian akademik yang telah memfasilitasi penulis dan mahasiswa lainnya dalam menuntut ilmu. Beribu-ribu terimakasih penulis haturkan 3. Kepada kedua pembimbing penulis, Dr. Yahya Hamja, MM, dan Ibu Cut
4. Kepada Ketua Jurusan Manajemen, Bpk Indoyama Nasarudin SE, MAB. Beribu-ribu terimakasih penulis haturkan atas ketulusan beliau dalam membantu dan memberikan suport kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini tepat pada waktunya..
5. Kepada Bpk Dr. Ahmad Mujib, M.Ag dan dr. Siti Nur Aisyah yang telah mau menjadi orang tua angkat penulis dan juga memberikan fasilitas dalam menuntut ilmu dan selalu memberikan motivasi untuk belajar. 6. Kepada saudara-saudara penulis yang ada dijakarta: Atik, Bidin, Dani,
mbak Gita, mas Heri, Indah, dan Muna yang selalu menjadi teman dan juga teman bercanda sehingga dunia ini terasa ga’ sempit lagi.
7. Kepada teman-teman seperjuangan: Fahrul, Mashari, Bramantio, Imam yang telah menjadi motivator penulis dan telah berjuang bersusah payah bersama dalam menyelasaikan penulisan skripsi ini. Dan kepada seluruh pihak yang tidak bisa disebut satu persatu yang telah membantu penulis baik secara langsung maupun tidak langsung dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.
Penulis sadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan-kekurangan, sehingga masukan dan kritik yang bersifat membangun senantiasa penulis harapkan guna untuk perbaikan kedepannya. Selaku manusia yang tak sempurna tentunya masih banyak kesalahan-kesalahan, baik selama proses maupun hasil dari penelitian ini, sehingga penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya kepada semua pihak. Akhirnya, Semoga penelitian ini dapat membawa manfaat baik bagi penulis pribadi khususnya maupun bagi pembaca pada umumnya.
Ciputat, Juni 2009 Penulis
DAFTAR ISI
A. Latar belakang penelitian………..1
B. Perumusan masalah………..6
C. Tujuan dan manfaat………..7
Bab. II. TINJAUAN PUSTAKA……….10
Bab. III. METODOLOGI PENELITIAN………41
A. Ruang lingkup penelitian……….41
B. Metode penentuan sampel………...…41
C. Metode pengumpulan data………..42
D. Metode analisis……….…...43
E. Operasional variabel penelitian……….…..…54
Bab. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN……….56
A. Sekilas gambaran umum objek penelitian………56
1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta………...56
2. Sejarah dan perkembangan ponsel……….64
B. Karakteristik responden………..…….73
C. Uji validitas dan reliabilitas……….74
D. Hasil dan pembahasan………...…..78
E. Aplikasi Analisis Faktor……….105
1. Menentukan Variabel………...106
2. Pembentukan Faktor………...….110
3. Estimasi Communality……….……111
4. Penentuan Jumlah Faktor……….115
6. Interpretasi dengan penelitian terdahulu………..124
Bab. V. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI………..………127
A. Kesimpulan………..127
B. Implikasi………..128
Daftar Pustaka………..……..132
Daftar Tabel
Kualitas produk yang handal dan tahan lama Model yang bervariasi dan berinovasi setiap tahun Berbagai ukuran yang beragam
Mudah diperbaiki bila terjadi kerusakan
Suku cadang cukup banyak dan mudah diperoleh Daya tahan baterai yang tahan lama
Memori yang besar Warna yang jernih Suara yang jernih Fitur yang lengkap Harga yang terjangkau
Harga jual kembali yang stabil
Harga suku cadang yang murah dan terjangkau Kesesuaian harga dengan produk yang ditawarkan Counter ponsel yang banyak dan mudah dijangkau Sevis center yang mudah dijangkau
Pengiriman produk tepat waktu Produk mudah didapatkan
Iklan melalui media televisi dan radio yang menarik Iklan melalui majalah, tabloid yang menarik Iklan melalui out door yang menarik
Iklan melalui media internet yang menarik Jaminan garansi yang diberikan
Peragaan dan demonstrasi
Pemberian paket pulsa dan harga promo Menggelar event pameran produk-produk baru Pemberian hadiah-hadiah tertentu
Tabel 4.41
Daftar Gambar Nomor
Gambar 2.1 Gambar 2.2 Gambar 2.3 Gambar 2.4 Gambar 2.5 Gambar 3.1
Keterangam
Penentu-penentu nilai yang diberikan ke pelanggan Model perilaku konsumen
Faktor-faktor yang memepengaruhi perilaku konsumen Proses pembelian konsumen model lima tahap
Kerangka pemikiran
Langkah-langkah dalam analisis faktor
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
Perkembangan Dunia semakin cepat berubah, dalam dua dasawarsa terakhir perkembangan teknologi sudah demikian pesatnya memberikan dampaknya yang menyentuh segala aspek kehidupan manusia. Salah satu hal yang berkembang sangat pesat dan menjadi pemicu dari perkembangan yang ada adalah komunikasi.(Hendra dalam situs www.siutao.com)
Dalam perkembangan terakhir dimana dunia informasi menjadi sangat penting dalam aspek kehidupan, maka komunikasipun akhirnya tidak dapat ditawar lagi dan menjadi bagian yang sangat penting dalam melengkapi kehidupan manusia.
Pada dasarnya teknologi diciptakan adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia. Manusia selalu berfikir dan terus berinovasi untuk menciptakan teknologi agar dapat meringankan pekerjaannya. Dengan teknologi, dunia yang dahulunya sangat luas bisa menjadi sempit, dengan adanya teknologi manusia dapat berkomunikasi dan berhubungan antar daratan di dunia ini dalam waktu yang bersamaan.
Salah satu dampak dari perkembangan teknologi adalah dengan adanya perusahaan-perusahaan yang bergerak dibidang komunikasi salah satunya adalah telepon seluler. Telpon seluler berkembang dengan pesat dari masa ke masa
vendor, tujuannya tak lain memikat dan memanjakan penggunanya melalui fitur-fiturnya yang membuat para penikmat teknologi tergiur untuk menggunakan produknya.
bermacam-macam, baik positif dan negatifnya, (dwi kurnia dalam www.wordpress.com )
Pertarungan para produsen telepon seluler besar sangat terasa, terutama dalam merealisasikan konsep-konsep handset mereka. Bukan sekadar menanamkan citra positif, tetapi juga bisa diterima secara luas di pasaran dan tentu juga bisa menjadi tren di masyarakat pengguna ponsel. Tren ponsel musik misalnya tampaknya akan menjadi tonggak sejarah kembalinya kejayaan walkman atau musik berjalan dengan paradigma baru. Tentu sangat berbeda dengan definisi walkman, yang pernah sangat terkenal itu, yang sangat mengandalkan pita kaset sebagai media rekam. Kecenderungan baru ini sebenarnya memang sudah melewati batas fungsi dari ponsel sebagai alat komunikasi bicara. Bahkan, dengan bentuknya yang dirancang sangat mudah untuk digenggam dan dibawa ke mana-mana ini juga membawa ponsel menjadi alat serbaguna, termasuk alat memotret maupun perekam video.
iPod, namun mereka terkesan sangat eksklusif hanya bagi lingkungan penggemar komputer PC. Sementara Motorola, yang sudah menjalin hubungan dengan Apple, belum berani secara terang-terangan mengumumkan bentuk ponsel yang akan diandalkan untuk musik. Sekalipun dalam produk terakhir mereka konsep musik sudah menyatu dan bahkan yang unik juga mempersiapkan earphone atau headphone dengan Bluetooth yang stereo. Dan, yang tidak mau kalah dalam perlombaan ini adalah Nokia dengan seri N-nya dengan kemampuan mengelola musik yang cukup mengejutkan. Produk prototipenya Nokia N91 sudah secara terbuka diperkenalkan dan dalam waktu singkat, yaitu kuartal kedua ini ponsel musik sudah beredar di pasaran. Yang menonjol dari semua ponsel baru yang membawakan tema musik itu rupanya sekaligus menyertakan kamera digital dengan kemampuan sampai 2 mega pixel (MP). Sampai sejauh ini kamera ponsel di pasaran maksimal baru dilengkapi dengan kamera beresolusi 1,3 MP, sekalipun secara prototipe sudah ada yang mengeluarkan sampai 5 MP. Sepertinya si serbabisa ini semakin menjawab tuntutan para pengguna ponsel yang tidak ingin ketinggalan perlengkapan mereka.
lokal tersebut mampu merebut 20% market sahare di Indonesia (suarasurabaya.net). Berbagai vendor ponsel saling berlomba-lomba dan saling memasang strategi untuk merebut hati konsumen. Dengan semakin ketatnya persaingan antar perusahaan ponsel, untuk itu penulis mencoba menggali informasi dari konsumen faktor-faktor apa sajakah yang menjadi dasar pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Penelitian ini akan menggunakan alat analisis yaitu analisis faktor, karena penulis mencoba menggali faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel. Dengan menggali variabel-variabel dari konsumen, penulis ingin memunculkan faktor-faktor yang dipetimbangkan konsumen dalam memilih ponsel.
Menarik kesimpulan dari latar belakang masalah di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti tentang faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel dengan judul
Analisis Faktor-Faktor Yang Dipertimbangkan Konsumen Dalam
Memilih Ponsel (Studi Kasus Terhadap Pengguna Ponsel di Lingkungan Mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
B. Perumusan Masalah
Dari masalah yang ada, maka penulis akan merumuskan suatu masalah
1. Faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam
2. Faktor apa yang paling dominan yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam memilih ponsel? C. Tujuan dan Manfaat
1. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel di lingkungan mahasiswa UIN Syarif Hidayatulah Jakarta.
2. Manfaat Penelitian a. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini berguna untuk memperkaya khasanah ilmu pengetahuan penulis yaitu tentang ilmu pemasaran. Serta dapat manambah wawasan penulis tentang faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel
b. Bagi Perusahaan
Manfaat penelitian ini bagi perusahaan adalah memberikan sumbangsih kepada perusahaan dapat mengetahui faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel
c. Bagi Akademisi
Teori yang mendukung penelitian ini adalah teori tentang perilaku konsumen dan bauran pemasaran dari Philip Kotler (1997). Kotler menyatakan bahwa keputusan membeli konsumen secara amat rinci menjawab pertanyaan mengenai apa yang dibeli konsumen, dimana mereka membeli, bagaimana dan berapa banyak mereka membeli, serta mengapa mereka membeli. Kotler juga menyatakan bahwa untuk mempengaruhi perilaku konsumen perlu diberikan rangsangan pemasaran yang terdiri dari 4P: product, price, place, promotion (produk, harga, distribusi, dan promosi)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka
1. Landasan Teori
a. Defenisi Pemasaran
Pemasaran menurut Philip Kotler (2007: 6 ) di definisikan sebagai proses sosial dan manajerial yang mana seseorang atau kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan melalui penciptaan dan pertukaraan produk dan nilai dengan pihak lain.”.
Menurut Basu Swasta (2005: 124) Pemasaran merupakan suatu sistem keseluruhan dari kegiatan yang dirancang untuk merencanakan, menetapkan, dan mempromosikan serta mendistribusikan barang dan jasa, ide-ide yang dapat memuaskan keinginan pasar sasaran dalam pencapaian tujuan perusahaan.
Dari definisi-definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa dalam pemasaran mencakup kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1) menyelidiki dan mengetahui apa yang diinginkan oleh konsumen. 2) merencanakan dan mengembangkan sebuah produk atau jasa yang
dapat memenuhi dan memuaskan keinginan tersebut.
3) memutuskan cara terbaik untuk menentukan harga,
Sehingga dari kegiatan-kegiatan tersebut akan terjadi pertukaran barang dan jasa yang bertujuan untuk memenuhi dan memuaskan konsumen.
b. Manajemen Pemasaran
Menurut Kotler (2002: 34) manjemen pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi serta penyaluran gagasan, barang atau jasa untuk menciptakan pertukaran yang bertujuan memuaskan individu dan organisasi.
Menurut Buchari Alma (2005 : 130) manajemen pemasaran adalah proses untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas dari kegiatan pemasaran yang dilakukan oleh individu atau perusahaan..
Dari definisi ini dapat terlihat bahwa manajemen pemasaran sebagai suatu proses yang meliputi analisis, perencanaan, implementasi dan pengendalian mencakup gagasan, barang dan jasa. Manajemen pemasaran dilandasi oleh gagasan pertukaran dan tujuannnya adalah menghasilkan kepuasan bagi pihak-pihak yang terlibat.
Pemasaran berasal dari kenyataan bahwa manusia memiliki kebutuhan dan keinginan. Karena banyak produk yang dapat memenuhi suatu kebutuhan, pemilihan produk ditentukan oleh konsep nilai, biaya dan kepuasan.
c. Konsep Pemasaran
sasaran (target market) dan memuaskan pelanggan secara lebih efektif dan efisien daripada yang dilakukan pesaing. (Kotler, 2001: 23)
Sedangkan menurut Theodore levitt sebagaimana di kutip oleh Mowen&Minor (2002 : 6) memberikan penjelasan tentang konsep pemasaran sebagai pandangan bahwa industri merupakan sebuah proes yang memuaskan konsumen, bukan proses memproduksi barang. Sebuah industri dimulai dari konsumen dan kebutuhannya, bukan hak paten, bahan baku, atau menjual ketrampilan.
d. Konsep Penjualan
Konsep penjualan Merupakan gagasan bahwa konsumen tidak akan membeli cukup banyak produk perusahaan kecuali jika perusahaan tersebut melakukan usaha penjulan dan promosi dalam skala besar. Konsep ini biasanya dilakukan pada barang yang tidak di cari-barang yang biasanya oleh pembeli biasanya tidak terpikir untuk dibeli.(Kotler, 2001: 22)
e. Konsep produk
Konsep produk merupakan gagasan bahwa konsumen akan menyukai produk yang mutu terbaik, kinerja terbaik, dan sifat paling inovatif dan bahwa organisasi harus mencurahkan energi untuk terus-menerus melakukan perbaikan produk. (Kotler, 2002: 16)
f. Konsep Produksi
Pelanggan akan menyukai produk yang tersedia dan harganya terjangkau. Oleh karena itu, manajemen harus berusaha keras untuk memperbaiki produksi dan efesiensi.
g. Bauran Pemasaran (marketing mix)
Bauran pemasaran (marketing mix) adalah variabel-variabel yang dipakai perusahaan sebagai sarana untuk memenuhi atau melayani kebutuhan dan keinginan. Variabel-variabel yang terdapat didalamnya adalah : produk, harga, tempat(distribusi), promosi.
Sedangkan menurut kotler dan keller (2007: 23) bauran pemasaran adalah perangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk mengejar tujuan pemasaranya.
Bauran pemasaran tersebut terdiri dari 4P yaitu: 1) Produk (product)
2) Harga (price)
Harga merupakan sejumlah nilai yang dikeluarkan oleh konsumen dengan manfaat dari memiliki atau menggunakan produk atau jasa yang nilainya ditetapkan oleh pembeli atau penjual untuk satu harga yang sama untuk semua pembeli. Yang termasuk unsur harga adalah daftar harga, rabat, potongan harga penjualan, syarat kredit, lamanya jangka waktu pembayaran. Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam penetapan harga antara lain biaya, keuntungan, pratek saingan, dan perubahan keinginan pasar
3) Promosi (promotion)
Promosi merupakan aktivitas yang mengkombinasikan keunggulan produk dan membujuk pelanggan sasaran untuk membelinya. Yang termasuk dalam kegiatan promosi adalah : periklanan, personal selling, promosi penjualan, dan publisitas. a) Iklan. Menurut Tom Brannan (2004: 51) iklan didefinisikan
sebagai sebuah pengiriman pesan melalui suatu media yang dibayar sendiri oleh pemasang iklan.
b) Penjualan personal, yaitu interaksi langsung antara satu atau
c) Promosi penjualan. Tom Brannan (2004: 103) mengatakan
promosi penjualan berkaitan dengan bidang pemasaran namun demikian penggunaan promosi penjualan bisa menimbulkan efek besar pada persepsi tentang merek. Promosi penjualan adalah sebuah teknik yang memiliki potensi sangat signifikan untuk memperbaiki penjualan jangka pendek dan efektifitasnyapun dapat diukur. Promosi penjualan dapat membantu mencapai sejumlah sasaran antara lain:
1) Dapat mendorong percobaan produk baru 2) Dapat meningkatkan pembelian susulan
3) Dapat membantu membangun loyalitas pelanggan 4) Dapat memotivasi distributor dan tanaga penjualan
d) Publisitas atau sebagian orang mengatakannya humas adalah kegiatan-kegiatan komunikasi yang bertujuan menciptakan pemahaman melalui pengetahuan. Definisi humas memberikan penekanan pada aspek humas:
1) Petugas humas harus melaksanakan riset guna memahami situasi sebelum merumuskan suatu program khusus.
2) Petugas harus memberikan masukan atau pertimbangan
kepada pimpinan organisasi
3) Humas harus senantiasa memperhatikan
4) Tempat (place)
Tempat atau sebagian orang menyebutnya distribusi merupakan aktivitas perusahaan untuk membuat produk tersedia bagi konsumen sasaran. Yang termasuk dalam keputusan tempat atau disribusi adalah penentuan tempat yang strategis, sistem transportasi perusahaan, sistem penyimpanan, dan pemilihan saluran distribusi. Faktor-faktor pemilihan lokasi menurut Fandy Tjiptono (2005 : 147) pemilihan lokasi harus dipertimbangkan faktor-faktor sebagai berikut:
a) Akses lokasi mudah dijangkau sarana transportasi umum b) Visibelitas lokasi dapat dilihat dengan jelas dari jarak pandang
normal
c) Tempat parkir yang nyaman dan aman, baik untuk kendaraan roda dua mupun roda empat
d) Ekspansi, tersedianya tempat yang cukup luas untuk perluasan
usaha dikemudian hari
e) Lalu lintas kepadatan dan kemacetan lalu lintas dapat menjadi hambatan.
Tempat disini mengacu pada saluran distribusi antara lain: lokasi, pengankutan, dan saluran distribusi.
h. Pembelian
Nilai pelanggan adalah selisih nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total. Nilai pelanggan total merupakan sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Biaya pelanggan total adalah sekumpulan biaya total yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan, dan membuang produk atau jasa.
Gambar 2.1
Penentu-Penentu Nilai yang Diberikan ke Pelanggan
Gambar tersebut menjelaskan bahwa pelanggan mengira-ngira, penawaran mana yang akan memberikan nilai tertinggi. Pelanggan ingin selalu mendapatkan nilai tertinggi, dibatasi oleh biaya pencarian, pengetahuan yang terbatas, mobilitas dan penghasilan mereka. Mereka membentuk suatu harapan nilai dan bertindak atas dasar nilai itu. Sesudahnya mereka akan tahu apakah suatu penawaran benar-benar memenuhi harapan nilainya., yang berpengaruh pada kepuasan mereka dan memungkinkan mereka membeli lagi.
2) Persepsi Pembeli
Persepsi merupakan suatu proses yang timbul akibat adanya sensasi, dimana pengertian sensasi adalah aktivitas merasakan atau penyebab keadaan emosi yang menggembirakan. Sensasi dapat didefinisikan juga sebagai tanggapan yang cepat dari indera penerima kita terhadap stimuli dasar seperti cahaya, warna, dan suara. Dengan adanya hal tersebut maka akan timbul persepsi. 3) Peranan Pembeli
Peranan pembeli terdiri dari:
a) Pemberi pengaruh (influencers) anggota keluarga berusaha untuk mempengaruhi dalam pemilihan produk dengan memberikan informasi dan nasehat.
tersedia untuk dijadikan pembuat keputusan. Biasanya orang tua berperan pada tipe ini dalam memilih tontonan televisi untuk anaknya.
c) Pembuat keputusan (deciders) anggota keluarga yang mempunyai kekuatan untuk membuat keputusan kapan dan apa yang harus dibeli.
d) Pembeli (buyers) anggota keluarga yang biasanya sering membuat pembelian.
e) Penyiap kebutuhan (preparers) anggota keluarga ini menyesuaikan produk agar bisa digunakan oleh anggota keluarga yang lain.
f) Pengguna (users) adalah orang-oarang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk dan membelinya sebagai persiapan untuk keluarga.
g) Pemelihara (maintainers) orang yang menyediakan perlengkapan rumah.
4) Jenis Perilaku Pembelian
Menurut Kotler (2001; 219) membagi perilaku pembelian berdasarkan tingkat keterlibatan pembeli dan tingkat perbedaan bebagai merek sebagai berikut:
a) Perilaku Pembelian Kompleks; Para konsumen mempunyai
dalam suatu pembelian dan menyadari adanya perbedaan nyata antara berbagai merek.
b) Perilaku Pembelian yang Mengurangi Ketidaksesuaian; Kadang-kadang konsumen sangat terlibat dalam suatu pembelian tetapi tidak melihat banyak perbedaan dalam merek. c) Perilaku Pembelian Menurut Kebiasaan; Banyak produk yang
dibeli dengan keterlibatan rendah dan tidak ada perbedaan merek yang signifikan.
d) Perilaku Pembelian yang Mencari Variasi; Beberapa situasi
pembelian ditandai dengan keterlibatan konsumen yang rendah tetapi perbedaan merek bersifat nyata.
5) Pembentukan Harapan Pelanggan (CustomerExpectation) Harapan mengenai performance produk atau kualitas produk dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain:
a) Karakteristik Produk
Karakteristik produk yang berpengaruh terhadap harapan konsumen adalah harga atau atribut atau karakteristik fisik yang dimiliki oleh produk tersebut. Misalnya, jika produk tersebut memiliki harga yang tinggi maka konsumen akan memiliki harapan untuk mendapatkan standar performance yang tinggi pula.
Harapan pelanggan mengenai performance suatu produk dipengaruhi oleh bagaimana perushaan mempromosikan produk baik melalui klan atau komunikasi sales personal.
Selain itu, komunikasi dari mulut ke mulut memainkan peran penting dalam membentuk harapan pelangan. Jenis komunikasi ini terjadi apabila konsumen kurang mempercayai pesan dari iklan atau personal selling yang diterimanya, sehingga mereka cenderung mencari informasi tambahan untuk memperkecil resiko pembelian produk.
c) Pengalaman Sebelumnya
Pengalaman sebelumnya dengan produk atau produk lain yang setara, harapan pelanggan juga dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya karena pelanggan cenderung untuk mengevaluasi pengalamannya dengan produk yang sama, produk yang lain dari industri yang berbeda pula. Pengalaman ini bisa membentuk normal atau standar mengenai tingkat performance yang harus ditampilkan oleh suatu produk atau merek tertentu.
d) Karakteristik Konsumen
konsumen yang lain. (Mowen&Minor, 1998; 424) persepsi pelanggan mengenai performance atau kualitas suatu produk ditentukan oleh mutu produk tersebut.
i. Perilaku Konsumen
1) Definisi Perilaku Konsumen
Loudan dan Bitta sebagaimana dikutip dalam Mangkunegara (2005; 3). Mengemukakan bahwa perilaku konsumen didefinisikan sebagai proses pengambilan keputusan dan aktivitas individu secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang-barang dan jasa.
Menurut Basu Swasta dan T. Hani D. (2000) dalam jurnalnya Retno Sri Haryanti, dkk. Perilaku konsumen dapat didefinisikan sebagai kegiatan-kegiatan individu yang secara langsung terlibat dalam mendapatlkan dan mempergunakan barang-barang dan jasa, termasuk di dalamnya proses pengambilan keputusan pada persiapan dan penentuan kegiatan-kegiatan tersebut.
Sedangkan menurut Mangkunegara (2005; 4) perilaku konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan yang dilakukan oleh individu, kelompok atau orang yang berhubungan dengan proses pengambilan keputusan dalam mendapatkan, menggunakan barang-barang atau jasa ekonomis yang dapat dipengaruhi lingkungan.
dilakukan oleh individu, kelompok, atau organisasi dalam mendapatkan dan menggunakan produk barang atau jasa termasuk di dalamnya proses pengambilan kepustusan tersebut.
Gambar 2.2
Model perilaku konsumen menurut kotler Marketing
Stimul Other Stimul
Buyer
Charateristic Buyer Decision Process Buyer Decision - Product
2) Karakteristik yang Memepengaruhi Tingkah Laku Konsumen Proses pembelian konsumen sangat dipengaruhi oleh beberapa karakteristik diantaranya adalah budaya, sosial, pribadi, dan psikologis.
Gambar 2.3
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen
Sumber: Philip Kotler (2001)
Kotler dan Keller (2007; 214) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen adalah sebagai berikut:
a) Faktor budaya
Setiap masyarakat mempunyai budaya yang berbeda-beda yang mana budaya tersebut dapat digunakan sebagai aturan, kebiasaan bahkan sebagai ciri khas sebuah kelompok masyarakat. Pada faktor budaya dibedakan menjadi budaya itu sendiri dan sub budaya dan kelas sosial.
1) Budaya
Budaya merupakan merupakan penentu keinginan dan perilaku paling dasar, anak-anak yang sedang tumbuh mendapatkan seperangkat nilai, persepsi dan preferensi dari keluarga dan lembaga-lembaga lain. (Kotler&Keller, 2007: 214)
2) Sub Budaya
3) Kelas Sosial
Kelas sosial adalah divisi masyarakat yang relatif permanen dan teratur dengan para anggotanya menganut nilai-nilai, minat, dan tingkah laku yang serupa.
b) Faktor sosial
Perilaku konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor sosial diantaranya:
1) Kelompok Referensi
Kelompok referensi juga memepengaruhi perilaku konsumen dalam melakukan pembelian, dan biasanya sering dijadikan acuan oleh konsumen dalam bertingkah laku. Kelompok acuan terdiri dari semua kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau tidak langsung terhadap sikap atau perilaku seseorang. Sehingga perusahaan harus tahu siapa saja yang terlibat dan menjadi referensi seseorang dalam melakukan pembelian.
2) Keluarga
orang tua seseorang mendapatkan orientasi atas agama, politik, dan ekonomi serta ambisi pribadi,harga diri dan cinta. Sedangkan keluarga prokreasi meliputi pasangan dan anak seseorang. Keluarga ini mempunyai pengaruh terhadap pembelian sehari-hari.
3) Peran dan Status
Peran merupakan aktivitas yang diharapkan dilakukan seseorang menurut orang-orang yang ada di sekitarnya. Sedangkan status adalah penghargaan yang diberikan oleh masyarakat. Setiap peran akan menghasilkan sebuah status.
c) Faktor pribadi
Dalam melakukan pembelian seseorang juga dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi diantaranya:
1) Usia dan Tahap Siklus Hidup
Usia dan siklus hidup seseorang akan mempengaruhi pola konsumsi dan gaya hidup sesorang. Seorang anak kecil tentunya akan kebutuhan dan konsumsi yang lebih kecil dari pada orang dewasa.
2) Situasi Ekonomi
akan mempunyai pola konsumsi yang berbeda bila dibandingkan seseorang yang berpendapatan rendah. 3) Gaya Hidup
Gaya hidup merupakan pola hidup seseorang yang terungkap pada aktivitas, minat, dan opininya. Gaya hidup akan mempengaruhi pola pembelian seseorang yang mana antara individu yang satu dengan individu yang lain akan mempunyai gaya hidup yang berbeda-beda.
4) Pekerjaan
Pekerjaan seseorang akan mempengaruhi barang dan jasa yang dibelinya. Seorang pekerja kasar akan cenderung membeli barang-barang yang tidak sama dengan barang-barang yang dibeli oleh pekerja kantoran.
5) Kepribadian dan Konsep Diri
Kepribadian merupakan ciri bawaan psikologis manusia yang khas yang nmenghasilkan tanggapan yang relatif konsisten dan bertahan lama terhadap rangsangan lingkungannya (Kotler 2007: 223)
d) Faktor Psikologis
1) Motivasi
Motif adalah kebutuhan cukup mampu mendorong seseorang untuk bertindak (Kotler dan Keller 2007: 226) motivasi akan dapat mempengaruhi individu untuk melakukan atau tidak melakukan pembelian karena sifat dari motif itu sendiri adalah mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu.
2) Pengetahuan
Seseorang dalam melakukan suatu tindakan akan melalui proses belajar terlebih dahulu. Individu juga mengalami proses pembelajaran sebelum melakukan suatu pembelian. Proses belajar ini terjadi apabila pembeli ingin menanggapi dan memperoleh suatu kepuasan, atau sebaliknya.
3) Keyakinan dan Sikap
Kepercayaan dan sikap merupakan faktor yang ikut mempengaruhi pandangan dan perilaku pembelian. Melalui tindakan dan pembelajaran, individu mendapatkan keyakinan dan sikap.
4) Persepsi
dunia. Tidak jarang individu dihadapkan pada beberapa pilihan dalam melakukan pembelian suatu barang. Dengan adanya persepsi maka seseorang akan dapat memilih sesuai persepsi yang tertanam dalam dirinya.
3) Proses Keputusan Pembelian Konsumen
Perilaku konsumen akan menentukan proses pengambilan keputusan dalam pembelian mereka. Proses tersebut merupakan sebuah pendekatan penyelesaian masalah yang terdiri atas lima tahap (Basu, S.D. dan T. Hani. H, 1997) yang dikutip oleh Retno Sri Haryanti, dkk. Dalam jurnalnya yaitu:
a) Menganalisa Keinginan dan Kebutuhan
Dimana pembeli mengenali adanya masalah atau kebutuhan. Pembeli merasakan perbedaan antara keadaan yang nyata dan keadaan yang diinginkan.
b) Pencarian Informasi
sumber pribadi, sumber komersial, sumber publik, dan sumber pengalaman.
c) Penilaian dan Seleksi Terhadap Alternatif Pembelian
Calon pembeli akan memberikan penilaian terhadap suatu barang atau jasa dan juga akan menyeleksi barang-barang yang nantinya akan dibelinya
d) Keputusan untuk Membeli
Pada akhirnya pelanggan akan memberi suatu keputusan terhadap penilaian dan penyeleksian yang telah dilakukannya, apakah ia akan cenderung tertarik untuk membeli atau malah sebaliknya.
e) Perilaku Pasca Pembelian
Gambar 2.4
Proses Pembelian Konsumen Model Lima Tahap
Sumber : Kotler (2007: 235)
Pemasar harus mengumpulkan informasi dari konsumen untuk evaluasi kesempatan utama pemasaran dalam pengembangan pemasaran. penelitian pemasaran memberikan informasi kepada organisasi pemasaran mengenai kebutuhan konsumen, persepsi tentang karakteristik merek, dan sikap terhadap pilihan merek. Strategi pemasaran kemudian dikembangkan dan diarahkan kepada konsumen. Ketika konsumen telah mengambil keputusan kemudian evaluasi pembelian masa lalu, digambarkan sebagai umpan balik kepada konsumen individu. Selama evaluasi, konsumen akan belajar dari pengalaman dan pola pengumpulan
Pengenalan masalah
Pencarian informasi
Evaluasi alternatif
Keputusan pembelian
informasi mungkin berubah, evaluasi merek, dan pemilihan merek. Pengalaman konsumsi secara langsung akan berpengaruh apakah konsumen akan membeli merek yang sama lagi. Panah umpan balik mengarah kembali kepada organisasi pemasaran. Pemasar akan mengiikuti rensponsi konsumen dalam bentuk saham pasar dan data penjualan. Tetapi informasi ini tidak menceritakan kepada pemasar tentang mengapa konsumen membeli atau informasi tentang kekuatan dan kelemahan dari merek pemasar secara relatif terhadap saingan. Karena itu penelitian pemasaran diperlukan pada tahap ini untuk menentukan reaksi konsumen terhadap merek dan kecenderungan pembelian dimasa yang akan datang. Informasi ini mengarahkan pada manajemen untuk merumuskan kembali strategi pemasaran kearah pemenuhan kebutuhan konsumen yang lebih baik.
j. Kerangka Pemikiran
Gambar 2.5
X1 : Kualitas produk yang handal X2 : Model yang beragam X3 : Ukuran yang beragam X4 : Mudah diperbaiki
X5 : Suku cadang mudah diperoleh X6 : Daya tahan baterai
X7 : Memori yang besar X8 : Warna yang jernih X9 : Suara yang jernih X10 :Fitur yang lengkap 2. Harga
X11 : Harga yang terjangkau X12 : Harga jual kembali yang stabil X13 : Harga suku cadang yang terjangkau X14 : Kesesuaian harga dengan produk 3. Tempat
X15 : Counter ponsel yang mudah dijangkau X16 : Servis center yang mudah dijangkau X17 : Pengiriman produk yang tepat waktu X18 : Produk mudah didapat
4. Periklanan
X19 : iklan melalui media televisi dan radio yang menarik
X20 : iklan melalui media cetak yang menarik X21 : iklan melalui media outdoor (papan reklame
dan baliho) yang menarik
X22 : iklan melalui media internet yang menarik 5. Promosi Penjualan
X23 : Jaminan garansi yang diberikan X24 : Peragaan dan demonstrasi
X25 : Pemberian paket pulsa dan harga promo X26 : Menggelar event pameran produk-produk
baru
X27 : Pemberian hadiah-hadiah tertentu 6. Penjualan Personal
X28 : Sales pria/wanita yang berpenampilan menarik
X29 : kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG X30 : penjualan door to door
X31 : penjualan ke kampus-kampus 7. Konsumen Individu
X32 : Kebutuhan Konsumen X33 : Gaya hidup
X34 : Prestise
X35 : Tingkat pendapatan sendiri 8. Lingkungan
Keterangan:
Dari kerangka pemikiran tersebut peneliti ingin menggali informasi dari konsumen mengenai faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen dalam memilih ponsel, untuk itu penulis menduga ada 39 indikator yang yang bisa menjadi faktor pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Ke-39 indikator tersebut mewakili kelompok produk, harga, tempat, periklanan, promosi penjualan, penjualan personal, konsumen individu, dan lingkungan. Dengan penjelasan sebagai berikut
X1: kualitas produk yang handal X2 : Model yang beragam X3 : Ukuran yang beragam X4 : Mudah diperbaiki
X5 : Suku cadang mudah diperoleh X6 : Daya tahan baterai
X7 : Memori yang besar X8 : Warna yang jernih X9 : Suara yang jernih X10 :Fitur yang lengkap
Kesepuluh indikator di atas mewakili kelompok produk X11 : Harga yang terjangkau
X14 : Kesesuaian harga dengan produk
Keempat indikator diatas mewakili kelompok harga X15 : Counter ponsel yang mudah dijangkau X16 : Servis center yang mudah dijangkau X17 : Pengiriman produk yang tepat waktu X18 : Produk mudah didapat
keempat indikator di atas mewakili kelompok tempat X19 : iklan melalui media televisi dan radio yang menarik X20 : iklan melalui media cetak yang menarik
X21 : iklan melalui media outdoor (papan reklame dan baliho) yang menarik
X22 : iklan melalui media internet yang menarik
Keempat indikator di atas mewakili kelompok periklanan X23 : Jaminan garansi yang diberikan
X24 : Peragaan dan demonstrasi
X25 : Pemberian paket pulsa dan harga promo X26 : Menggelar event pameran produk-produk baru X27 : Pemberian hadiah-hadiah tertentu
Kelima indikator di atas mewakili kelompok promosi penjulan X28 : Sales pria/wanita yang berpenampilan menarik
X29 : kejelasan informasi yang diberikan oleh SPG X30 : penjualan door to door
Keempat indikator di atas mewakili kelompok penjulan personal X32 : Kebutuhan Konsumen
X33 : Gaya hidup X34 : Prestise
X35 : Tingkat pendapatan sendiri
Keempat indikator di atas mewakili kelompok konsumen individu X36 : Rekomendasi dari keluarga
X37 : Rekomendasi dari teman
X38 : Pengalaman pemakaian terdahulu X39 : Tingkat pendapatan keluarga
Dan keempat indikator di atas mewakili kelompok lingkungan. Dari 39 indikator tersebut selanjutnya akan di analisis langsung dengan menggunakan analisis faktor yang akan menghasilkan sejumlah faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel.
Sebagai landasan dan acuan perbandingan untuk landasan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti,
a. Penelitian yang dilakukan oleh Tri Wijayanti, Bambang Agus Pramuka dan Dwiwiyati Astogini (2004) sebagai acuan perbandingannya.
adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang menjadi petimbangan masyarakat dalam memilih sistem perbankan syariah.
Hasil dari penelitian tersebut dapat diketahui ada dua faktor motivasi yang mempengaruhi masyarakat dalam memilih sistem perbankan syariah yaitu faktor motivasi internal dan faktor motivasi eksternal.
Faktor motivasi internal tersebut terbagi atas lima faktor, yaitu: faktor 1 “Menjalankan Syariat Islam”, faktor 2 “Hasil bagi yang halal”, faktor 3 “Rela memberi bantuan”, faktor 4 “Bagi hasil yang jujur”, serta faktor 5 “Kemauan diri sendiri”. Dari kelima faktor internal tersebut faktor menjalankan syari’at islam merupakan faktor yang paling yang dipertimbangkan konsumen dalam menabung pada BMT yang ada di Purwokerto.
b. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Gusti Agung Ayu Ariastuti dan
Made Antara dengan judul “Faktor-Faktor Yang Menentukan Loyalitas Pelanggan Terhadap Merek Teh Botol Sosro di Kota Denpasar” (2005)
Dari penelitian tersebut terdapat tujuh faktor yang nenentukan loyalitas pelanggan terhadap merek teh botol sosro yaitu: faktor kinerja, faktor ciri-ciri/keistimewaan tambahan, faktor kesesuaian dengan spesifikasi, faktor keandalan/daya tahan, faktor pelayanan, faktor kualitas yang dipersepsikan dan faktor keindahan.
yang dipersepsikan; variabel aroma produk dan warna produk yang mewakili faktor keindahan.
c. Penelitian yang dilakukan oleh Retno Sriharyanti, dkk. Dengan judul “Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen terhadap keputusan pembelian ponsel” studi pada konsumen ponsel merek Nokia di Jawa Timur.(2008)
Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa faktor model, faktor kebutuhan, faktor tempat belanja, faktor potongan harga, faktor keluarga, faktor prestise, dan faktor personal selling merupakan faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen dalam keputusan pembelian pnsel merek Nokia di Jawa Timur. Faktor model merupakan faktor yang paling dominan mempengaruhi pembelian ponsel merek Nokia. d. Penelitian yang dilakukan oleh Okto Suharto, dkk.dengan judul “
analisis faktor-faktor sosiokultur dan psikologis yang mempengaruhi konsumen terhadap keputusan pembelian mobil niaga merek Isuzu Panther di kota Malang”.
Penelitian dilakukan dengan analisis faktor yang dilanjutkan dengan analisis regresi menunjukkan hasil bahwa:
1) Terdapat 10 faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
2) Secara simultan kesepuluh faktor tersebut mempunyai pengaruh
yang signifkan terhadap keputusan pembelian mobil Isuzu Panther dan secara parsial kesepuluh faktor tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan pula terhadap pembelian mobil Isuzu Panther. 3) Faktor yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian.
Penelitian ini mengambil lokasi penelitian di seluruh wilayah kampus Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.pemilihan lokasi penelitian ini (sampling). Dilakukan secara sengaja (purposive) yaitu dilakukan dengan cara dengan membagikan kuesioner kepada mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Responden yang diambil sebagai sampel didasarkan pertimbangan bahwa responden tersebut adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan merupakan pengguna ponsel. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menggali informasi mengenai faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam memilh ponsel. Ruang lingkup penelitian ini dibatasi oleh pada faktor-faktor yang menjadi pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel.
B. Metode Penentuan Sampel 1. Populasi
Populasi, adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari atau menjadikannya objek penelitian (Kuncoro, 2001: 103) Populasi pada penelitian ini adalah konsumen pengguna ponsel di kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sampel adalah bagian dari jumlah data dan karakteristik yang dimiliki populasi tersebut berupa anggapan atau persepsi dari pelanggan yang diperoleh melalui kuesioner dengan bentuk pertanyaan yang bersifat tertutup.( Sugiyono, 2008: 116)
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode Accidental sampling yaitu dilakukan dengan cara mengambil sampel berdasarkan
kebetulan, dengan demikian siapa saja yang kebetulan bertemu dengan peneliti dan memenuhi syarat yang ditentukan dapat digunakan sebagai respondsen (dalam jurnal Eka Sulistyawati. Dkk, ) dalam penelitian ini sampel adalah pengguna ponsel yang yang merupakan mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang ditemui secara kebetulan dilokasi penelitian (lingkungan kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta)
C. Metode Pengumpulan Data.
Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti dalam usaha untuk mengumpulkan informasi yang diperlukan yaitu dengan cara: 1. Data primer, merupakan data yang diperoleh dari sumber pertama, baik
pertimbangan konsumen dalam memilih ponsel. Kuesioner terdiri dari pertanyaan-pertanyaan tertutup, yaitu pertanyaan yang tidak memberikan kebebasan kepada responden atau para pengguna ponsel di wilayah kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta karena alternative jawabannya sudah disediakan oleh peneliti.
2. Data sekunder, adalah data yang diambil dengan melakukan studi kepustakaan yaitu yang diperoleh dengan membaca buku teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan penelitian unttuk memperoleh landasan teoristis yang berguna didalam mempertanggungjawabkan penelitian ini, literature, tabloid, surat kabar, majalah jurnal, dan bacaan lainnya yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti.
Peneliti juga menggunakan media internet untuk memperoleh informasi serta data-data yang diperlukan.
D. Metode Analisis
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah eksploratory research yaitu penelitian yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggali informasi dari objek yang akan diteliti dalam hal ini peneliti ingin menggali informasi dari konsumen pengguna ponsel mengenai faktor-faktor apa saja yang dipertimbangkan konsumen dalam memilih ponsel.
maka akan bisa menghasilkan data kuantitatif. Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur dengan instrumen tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka sehingga akan lebih akurat, efisien, dan komunikatif. Cara yang paling sering digunakan dalam menentukan skor adalah dngan menggunakan skala likert. Cara pengukurannya adalah dengan memberikan jawaban, misalnya: amat sangat peduli, sangat peduli, lumayan peduli (sedang), agak peduli, tidak peduli dan jawaban ini diberi skor 1 sampai dengan 5, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, danm persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Dalam penelitian ini menggunakan lima tingkat (likert), dengan bobot nilainya adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Ragu-ragu Penting Sangat
Penting
diungkapkan. Dengan kata lain, validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur itu dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur. (Sugiyono, 2008:172)
Kuat atau lemahnya dari validitas suatu pernyataan bila korelasi positif lebih besar dari 0.3 maka variabel tersebut merupakan konstruk yang kuat.
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat dipercaya atau diandalkan. Bila suatu alat ukur dipakai dua kali-untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut reliabel.dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama (Djamaludin Ancok dalam Singarimbun, 1995; 140)
Reliabilitas menunjukkan stabilitas dan konsistensi instrumen pengukuran dan mengukur konsep studi. Uji ini digunakan untuk menguji seberapa konsisten satu atau seperangkat pengukuran mengukur secara konsisiten suatu konsep yang diukur. Untuk melihat reliabilitas instrumen akan dihitung cronbach apha masing-masing instrumen. Instrumen dikatakan reliabel bila memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,6 (Simamora, 2004 dalam jurnalnya Ni Agung
3. Analisis faktor
Dalam penelitian ini alat analisis data yang akan digunakan adalah dengan menggunakan analisis faktor. Analisis faktor adalah jenis analisis yang digunakan untuk mengenali dimensi-dimensi pokok atau keteraturan dari sebuah fenomena. ( Kuncoro, 2003: 241) Analisis faktor dapat digunakan untuk mengidentifikasi struktur hubungan antar variabel ataupun antar responden, mencari dimensidimensi laten yang mewakili variabel-variabel, mencari korelasi antarresponden. Selain itu analisis faktor juga dapat digunakan untuk mengurangi data (data reduction). (Bilson Simamora, 2005; 106)
Tujuan utama dari analisis faktor adalah untuk meringkas kandungan informasi variabel dalam jumlah yang besar menjadi sejumlah faktor yang lebih kecil.analisis faktor dimulai dari menyusun suatu kelompok variabel baru berdasarkan sebagaimana ditunjukkan matriks korelasi (Kuncoro, 2003: 241)
Rumus dari analisis faktor adalah : Xi= Ai1F1+Ai2F2+Ai3F3+…..+AimFm+ViU1 Keterangan :
Ai1 = koefisien regresi dari variabel ke-1 pada common faktor i F = common faktor
Vi = koefisien regresi berstandar dari variabel 1 pada faktor unik ke i
Ui = variabel unik untuk variabek ke-i M = jumlah common faktor
Secara jelas common faktor dapat diformulasikan sebagai berikut : Fi = WiX1 + Wi2X2 + Wi3X3 + …+ WikXk
Keterangan :
Fi = Estimasi faktor ke-i
Menurut J.Supranto (2004: 121) langkah-langkah yang diperlukan dalam analisis faktor sebagai berikut
Gambar 3.1
Sumber: J.Supranto (2004: 121)
Menurut Wibisono (2006: 153) fungsi dari analisis faktor adalah sebagai berikut :
a. Menentukan himpunan dimensi dari yang tidak mudah diamati dalam himpunan variabel (R factor analysis)
b. Mengelompokkan orang-orang (misalnya, responden kuis) ke
dalam kelompok-kelompok yang berbeda dalam populasi (Q factor analysis)
c. Mengidentifikasikan variabel-variabel yang akan digunakan dalam
analisis lanjutan regresi, korelasi atau diskriminan) Merumuskan Masalah
Bentuk Matriks Korelasi
Tentukan Metode Analisis faktor
Lakukan Rotasi
Interpretasikan Faktor
Pilih Variabel Surrogate Hitung Skor
d. Membentuk hinpunan dari variabel (dengan jumlah yang lebih
sedikit) untuk menggantikan (sebagian/seluruh ) himpunan variabel awal
e. Menganalisis suatu fenomena dengan data yang sangat besar f. Menjabarkan/menguraikan suatu kaitan yang kompleks diantara
fenomena ke dalam fungsi kesatuan-kesatuan atau ke dalam bagian-bagiannya dan dapat mengidentifikasikan pengaruh dari luar (independen).
Menurut Singgih Santoso (2003; 95), untuk menganalisis faktor ada beberapa proses dasar, yaitu :
a. Menentukan variabel apa saja yang akan dianalisis
b. Menguji variabel-variabel yang akan telah ditentukan dengan
menggunakan MSA ( Measure of sampling Adequacy)
c. Melakukan proses inti pada analisis faktor, yakni foctoring, atau menurunkan satu atau lebih faktor dari variabel-variabel yang telah lolos pada uji variabel sebelumnya.
d. Melakukan proses factoring rotation atau rotasi terhadap faktor yang telah terbentuk. Tujuan rotasi adalah untuk memperjelas variabel yang masuk ke dalam faktor tertentu. Beberapa metode rotasi yaitu :
1) ORTHOGONAL ROTATION, yakni memutar sumbu 90°.
berarti faktor yang dieksraksi. Menurut Wibisono (2006; 160), proses rotasi dengan metode orthogonal masih bisa dibedakan menjadi :
a) QUARTMAX, metode ini bertjuan untuk merotasi faktor
awal hasil ekstraksi, sehinga pada akhirnyadipeoleh hasil rotasi, dimana setiap variabel memberi bobot yang tinggi disatu faktor dan sekecil mungkin faktor lain.
b) VARIMAX, bertujuan untuk merotasi faktor awal hasil
ekstraksi, sehinga pada akhirnya diperoleh hasil rotasi, dimana dalam satu kolom, nilai yang ada sebanyak mungkin mendekati nol hal ini berarti di dalam setiap faktor tercakup sedikit mungkin variabel.
c) EQUIMAX, bertujuan untuk mengkombinasikan mtode quartimax dan varimax.
2) OBLIQUE ROTATION, yakni memutar sumbu kanan, namun
Analisis faktor dalam penelitian ini menggunakan metode Kaiser Meyer Olkin (KMO) yang nilainya harus lebih beasr dari 0,5. Juga digunakan metode pengukuran Measure of Sampling Adequacy atau MSA.proses seleksi variabel dalam penelitian ini berdasarkan : a. Uji kaiser Mayer Olkin (KMO) dan Barlette’s Test
Uji ini dilakukan untuk mengetahui apakah faktor-faktor tersebut valid atau tidak. Jika nilainya > = 0,5 maka proses analisis dapat dilanjutkan. KMO merupakan indeks pembanding besarnya koefisien korelasi observasi dengan besarnya koefisien korelasi parsial. Jika nilai kuadrat koefisien korelasi, maka harga KMO akan mendekati satu, yang menunjukkan kesesuaian penggunaan analisis faktor . (Kaiser dalam Wibisono, 2006;153)
Harga KMO sebesar 0,9 adalah sangat memuaskan Harga KMO sebesar 0,8 adalah memuaskan
Harga KMO sebesar 0,7 adalah harga menengah Harga KMO sebesar 0,6 adalah cukup
Harga KMO sebesar 0,5 adalah kurang memuaskan Harga KMO sebesar 0,4 adalah tidak dapat diterima
Angka KMO dan Barlett’s Test harus diatas 0,5. ketentuan tersebut didasarkan pada kriteria sebagi berikut :
Jika probalitas (sig) >0,05 maka variabel penelitian tidak dapat dianalisis lebih lanjut.
b. Anti Image Matrices
Besarnya angka Measure of Sampling Adequacy (MSA) berkisar antara 0-1, dengan kriteria sebagai berikut :
1) jika MSA =1, maka variabel tersebut dapat diprediksi tanpa
kesalahan oleh variabel lain.
2) jika MSA > 0,05, maka, variabel tersebut masih dapat
diprediksi dan dapat dianalisa lebih lanjut.
3) jika MSA < 0,05, maka variabel tersebut tidak dapat
diprediksi dan tidak dapat diprediksi dan tidak dapat dianalisa lebih lanjut, sehingga variabel harus dikeluarkan dan dibuang.
c. Eigen Value
Eigen value digunakan untuk mengkaji serta melihat layak suatu faktor baru. Syarat layak menjadi faktor baru adalah nilai Eigen value 1. Sedangkan apabila terdapat faktor yang memiliki eigen value <1 maka faktor tersebut akan dikeuarkan atau tidak digunakan.
d. Kumulatif varians
e. Nilai Loading
E. Operasional Variabel Penelitian Tabel 3.2
Operasional Variabel Penelitian
Variabel Sub variabel Indikator Ukuran
Faktor-faktor yang
1.2 Model yang beragam 1.3 Ukuran yang
beragam
1.4 Mudah diperbaiki 1.5 Suku cadang mudah
diperoleh
1.6 Daya tahan baterai 1.7 Memori yang besar
2.2 Harga jual kembali yang stabil 3.2 Servis center yang
mudah dijangkau
4. Periklanan 4.1 Iklan melalui media televisi dan radio yang menarik 4.2 Iklan melalui media
cetak yang menarik 4.3 Iklan melalui outdoor
(papan reklame dan baliho) yang menarik 4.4 Iklan melalui media
internet yang menarik
5. Promosi penjualan
5.1 Jaminan garansi yang diberikan
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian 1. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
Objek penelitian ini adalah mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang menggunakan Telepon Seluler atau ponsel. Karena itulah peneliti akan memaparkan gambaran umum mengenai Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga yang menaungi para mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
• Sejarah Singkat Universitas
Selama setengah abad lebih, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjalankan mandatnya sebagai institusi pembelajaran dan
2002. Sejarah pendirian UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan mata rantai sejarah perkembangan perguruan tinggi Islam Indonesia dalam menjawab kebutuhan pendidikan tinggi Islam modern.
(IDB) sebagai penyandang dana pembangunan kampus yang modern; McGill University melalui Canadian Internasional Development Agencis (CIDA); Leiden University (INIS); Universitas Al-Azhar (Kairo); King Saud University (Riyadh); Universitas Indonesia; Institut Pertanian Bogor (IPB); Ohio University; Lembaga Indonesia Amerika (LIA); Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Bank BNI; Bank Mu’amalat Indonesia (BMI); dan universitas-universitas serta lembaga-lembaga lainnya.
Anggaran Departemen Keuangan RI Nomor 02/M-PAN/1/2002 tanggal 9 Januari 2002 dan Nomor S-490/MK-2/2002 tanggal 14 Februari 2002. Rekomendasi ini merupakan dasar bagi keluarnya Keputusan Presiden Nomor 031 tanggal 20 Mei Tahun 2002 tentang Perubahan IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta menjadi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Sebagai bentuk re-integrasi ilmu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sejak tahun akademik 2002/2003 menetapkan nama-nama fakultas sebagai berikut:
1. Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan 2. Fakultas Adab dan Humaniora
3. Fakultas Ushuluddin dan Filsafat 4. Fakultas Syari’ah dan Hukum 5. Fakultas Dakwah dan Komunikasi 6. Fakultas Dirasat Islamiyah
7. Fakultas Psikologi
8. Fakultas Ekonomi dan Ilmu Sosial 9. Fakultas Sains dan Teknologi
10. Fakultas Kedokteran dan Ilmu Kesehatan 11. Sekolah Pascasarjana
• Motto
Sejak 2007 UIN Syarif Hidayatullah menetapkan motto Knowledge, Piety, Integrity. Motto ini pertama kali disampaikan
Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, dalam pidato Wisuda Sarjana ke-67 tahun akademik 2006-2007.
Knowledge mengandung arti bahwa UIN Syarif Hidayatullah
memiliki komitmen menciptakan sumber daya insani yang cerdas,
kreatif, dan inovatif. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkeinginan memainkan peranan optimal dalam kegiatan learning, discoveries, and angagement hasil-hasil riset kepada masyarakat. Komitmen tersebut
merupakan bentuk tanggung jawab UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dalam membangun sumber insani bangsa yang mayoritas adalah Muslim. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ingin menjadi sumber perumusan nilai keislaman yang sejalan dengan kemodernen dan keindonesiaan. Oleh karena itu, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta menawarkan studi-studi keislaman, studi-studi sosial, politik, dan ekonomi serta sains, dan teknologi modern—termasuk kedokteran—
dalam perspektif integrasi ilmu.
min Allah) dan kesalehan sosial (yang tercermin dalam terma habl min
al-nas) merupakan basis bagi sivitas akademika UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta dalam membangun relasi sosial yang lebih luas. Sedangkan Integrity mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan pribadi yang menjadikan nilai-nilai etis sebagai basis dalam pengambilan keputusan dan perilaku sehari-hari. Integrity juga mengandung pengertian bahwa sivitas akademika UIN Syarif Hidayatullah Jakarta memiliki kepercayaan diri sekaligus menghargai kelompok-kelompok lain. Dalam moto knowledge, piety, integrity terkandung sebuah spirit untuk mewujudkan kampus madani, sebuah kampus yang berkeadaban, dan menghasilkan alumni yang memiliki kedalaman dan keluasaan ilmu, ketulusan hati, dan kepribadian kokoh.
• Visi
Menjadikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan.
• Misi
1. Menghasilkan sarjana yang memiliki keunggulan kompetitif dalam persaingan global;
2. Melakukan reintegrasi epistimologi keilmuan;
4. Mengembangkan keilmuan melalui kegiatan penelitian;
5. Memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas hidup masyarakat.
• Tujuan
1. Menyiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memiliki kemampuan akademik dan/atau profesional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan/atau menciptakan ilmu pengetahuan, bidang keagamaan, sosial maupun sains dan
teknologi;
2. Mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama, sosial dan sains teknologi serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
• Arah Pengembangan
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta telah menjadi jendela keunggulan akademis Islam Indonesia (window of academic exellence of Islam in Indonesia) dan barometer perkembangan pembelajaran,
penelitian, dan kerja-kerja sosial yang diselenggarakan kaum Muslim Indonesia dalam berbagai bidang ilmu. Dalam kerangka memperkuat peranannya tersebut UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berkomitmen
untuk mengembangkan diri sebagai Universitas Riset (Research University) dan Universitas Kelas Dunia (World Class University).
tradisi riset sebagai basis normatif aktivitas universitas. Secara operasional, universitas riset adalah universitas yang mengimplementasikan sistem pendidikan berbasis riset dengan menerapkan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dan SKS secara utuh; keseluruhan aktivitas penelitian menerapkan standar ilmiah; penyelengaraan manajemen universitas mengacu pada penerapan total quality management (TQM); dan mengupayakan produk-produk
unggulan perguruan tinggi yang diapresiasi publik.
Sedangkan Universitas Kelas Dunia, dapat diartikan bahwa pengembangan UIN Syarif Hidayatullah diarahkan untuk membangun jaringan kerjasama dengan universitas-universitas terkemuka di Dunia. Jaringan kersajama itu dirancang dalam berbagai tingkatan, baik pembelajaran dalam bentuk pertukaran mahasiswa (exchange students), penelitian, dan program-program pengabdian masyarakat
(sosial services). Pada saat bersamaan pembangunan jaringan itu diharapkan dapat memberikan manfaat berupa pengakuan dunia internasional terhadap UIN syarif Hidayatullah Jakarta sebagai salah satu universitas berkualitas dunia. (sumber: www.uinjkt.ac.id)
2. Sejarah Telepon Seluler
telah merupakan barang keseharian. Harganya yang kian murah membuatnya menjamur.
Revolusi di bidang pertelekomunikasian memang telah sampai pada tahapan yang dahsyat. Ketika aktivitas sehari-hari telah begitu overlaps (saling tumpang tindih), peralatan canggih ini selanjutnya
menjadi alat yang menentukan. Ia bisa digunakan sebagai penyampai pesan dan kabar penting selain sebagai media untuk perbincangan ringan.
Sejarah telepon seluler atau yang kita kenal HP, sudah ada dari jaman penjajahan, yaitu kira-kira tahun 1947 di negara Amerika Serikat dan Eropa. Pada tahun 1910 adalah awal mula telepon seluler yang ditemukan oleh Lars Magnus Ericsson, yang merupakan pendiri perusahaan Ericsson yang kini di kenal dengan perusahaan Sony Ericsson. Pada awalnya, orang Swedia ini medirikan perusahaan Ericsson memfokuskan terhadap bidang bisnis perlaan telegraf.
Pada tahun 1921 pertama kalinya Departemen Kepolisian Detroit Michigan menggunakan teleopn mobile yang terpasang di semua mobil polisi dengan menggunakan frekuensi 2 MHz.
Tahun 1970-an perkembangan telepon mobile menjadi pesat dengan di dominasi oleh 3 perusahaan besar yaitu di Eropa ada Nokia dan Ericsson sedangkan di Amerika dengan Motorolanya
Pada tahun 1969, sistem telekomunikasi seluler dikomersialkan. Setelah tahun 1970, telekomunikasi seluler semakin sering dibicarakan orang. Motorola mengenalkan telepon genggam tiga tahun kemudian. Ukurannya memang cukup besar dengan antena pendek. Dr Cooper yang menjadi manajer proyek inovasi Motorola itu memasang base station di New York. Untuk proyek ini Motorola bekerja dengan Bell Labs. Penemuan ini sekaligus diklaim sebagai penemuan ponsel pertama. Di suatu pagi 3 April 1973, Cooper, saat itu menjabat sebagai general manager pada Divisi Communication Systems Motorola mempertunjukkan cara berkomunikasi aneh dari terminal telepon portable. Dia mencoba ponsel ‘raksasanya’ sambil berjalan–jalan di berbagai lokasi di New York. Itulah saat pertama ponsel ditampilkan dan digunakan di depan publik. Dalam pertunjukan itu, Cooper menggunakan ponsel seberat 30 ounce sekitar (800 gram) atau sepuluh kali lipat dibandingkan rata – rata ponsel yang beredar saat ini. (Sumber : http://yuwaku.wordpress.com)