• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Disiplin Kerja Dan Pengawasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Disiplin Kerja Dan Pengawasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai Dinas Pendidikan Di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam"

Copied!
160
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENGAWASAN KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS

PENDIDIKAN DI KABUPATEN SIMEULUE PROVINSI

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

TESIS

Oleh

RISMAIDA

087019107/IM

p

SE

K O L A H

P A

S C

A S A R JA

NA

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENGAWASAN KERJA

TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS

PENDIDIKAN DI KABUPATEN SIMEULUE PROVINSI

NANGGROE ACEH DARUSSALAM

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam Program Studi Ilmu Manajemen pada

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

RISMAIDA

087019107/IM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

Judul Tesis : PENGARUH DISIPLIN KERJA DAN PENGAWASAN KERJA TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI DINAS PENDIDIKAN DI KABUPATEN SIMEULUE PROVINSI NANGGROE ACEH DARUSSALAM

Nama Mahasiswa :

Rismaida

Nomor Pokok :

087019107

Program Studi : Ilmu Manajemen

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Rismayani, SE, M.S) (Drs. Syahyunan, M.Si)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Direktur

(Prof. Dr. Rismayani, SE,M.S) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa B.,M.Sc)

(4)

Telah diuji pada

Tanggal : 30 Agustus 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Rismayani, SE, M.S

Anggota : 1. Drs. Syahyunan, M.Si

2. Dr. Arlina Nurbaity, SE, M.Si

3. Drs. Rahmad Sumanjaya, M.Si

(5)

PERNYATAAN

Dengan ini saya menyetakan bahwa tesis saya yang berjudul : “Pengaruh

Disiplin Kerja dan Pengawasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja Dinas

Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam”. Adalah

benar hasil karya saya sendiri dan belum pernah dipublikasikan oleh siapa pun juga

sebelumnya. Sumber-submer data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan

secara benar dan jelas.

Medan, Agustus 2010

RISMAIDA

(6)

ABSTRAK

Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue adalah instansi yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang pendidikan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Untuk melaksanakan tugas yang menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pendidikan di Kabupaten Simeulue, dihadapkan pada tantangan yang komplek dalam berbagai tugas dan pekerjaan yang dihadapinya. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Sejauhmana pengaruh disiplin kerja dan pengawasan kerja terhadap Produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam? (2) Sejauhmana pengaruh kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan disiplin kerja, pengawasan kerja, produktivitas kerja, kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai.

Pelitian ini menggunakan sensus, jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitian ini adalah ekplanatory. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai di Kantor Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang berjumlah 59 orang. Data dikumpulkan dengan wawancara (interview), daftar pertanyaan (questioneire) dan studi dokumentasi. Variabel yang diteliti dengan skala Likert. Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis pertama dan kedua adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa Secara serempak disiplin kerja, dan pengawasan kerja secara bersama-sama berpengaruh secara nyata (highly significant) terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan secara parsial yang paling dominan adalah pengawasan kerja. Sedangkan hasil penelitian pada hipotesis kedua menunjukkan secara serempak kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai secara bersama-sama berpengaruh secara nyata (highly significant) terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan secara parsial yang paling dominan adalah perhatian pimpinan kepada para pegawai.

Kesimpulan penelitian ini: (1) secara serempak disiplin kerja, dan pengawasan kerja secara bersama-sama berpengaruh secara nyata (highly significant) terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan secara parsial yang paling dominan adalah pengawasan kerja. (2) Secara serempak kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai secara bersama-sama berpengaruh secara nyata (highly significant) terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan secara parsial yang paling dominan adalah perhatian pimpinan kepada para pegawai.

(7)

ABSTRACT

Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam is the agency which has the task to conduct affairs of Local Government in the field of education under the principles of autonomy and duty of assistance.To carry out the task of organizing local government affairs in education in Simeulue District, faced with the challenge of complexity in a variety of tasks and jobs that it faces. Formulation of the problem in this research are: (1) How far the influence of work discipline and supervision of work on employee productivity Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam? (2) How far the influence of employee ability and leadership attention to employees on employee discipline at Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam?

The theory applied are human resources management theory, which linked with job description, work discipline, work supervision, work productivity, employee ability and leadership attention to employees.

This research usu the census, This research is kind of description quantitative and emphasize explanation. Population in this research is all employees in the Office of Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam which numbered 59 people. Data collected by interview, questioneire and documentation study. Variables examined with a Likert scale. To answer the hypothesis I and II the data analysis applied multiple regression.

Research result on the first hypothesis indicate Simultaneously work discipline, and supervision work jointly affect significantly (highly significant) on the productivity of employees working in Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, and partially the mosh dominant factor is and partially the mosh dominant factor is work supervision. While the research result of the second hypothesis show Simultaneously employee ability and leadership attention to employees jointly affect significantly (highly significant) towards employee discipline Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. and partially the mosh dominant factor is leadership attention to employee.

The conclusion of this research are: (1) Simultaneously work discipline, and supervision work jointly affect significantly (highly significant) on the productivity of employees working in Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, and partially the mosh dominant factor is and partially the mosh dominant factor is work supervision. (2) Simultaneously employee ability and leadership attention to employees jointly affect significantly (highly significant) towards employee discipline Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, and partially the mosh dominant factor is leadership attention to employee.

(8)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala

berkat rahmat dan karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis dalam menuntut

ilmu dan menyelesaikan hasil penelitian tesis ini.

Penelitian ini merupakan tugas akhir pada Program Studi Ilmu Manajemen

Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara. Penelitian tesis ini berjudul

”Pengaruh Disiplin Kerja dan Pengawasan Kerja Terhadap Produktivitas Kerja

Pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam”.

Selama menyelesaikan tesis ini maupun selama mengikuti proses perkuliahan,

penulis banyak memperoleh bantuan moril dan materil dari berbagai pihak, dan pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang tulus dan ikhlas

kepada:

1. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, M.Sc. (CTM), SpA (K) selaku

Rektor Universitas Sumatera Utara, Medan

2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., M.Sc. selaku Direktur Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Medan.

3. Ibu Prof. Dr. Rismayani, SE., MS., selaku Ketua Program Studi Ilmu

Manajemen Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, sekaligus

sebagai Ketua Komisi Pembimbing yang telah memberikan pengarahan dan

bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini.

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si., selaku Sekretaris Program Studi Ilmu

Manajemen dan juga sebagai Komisi Pembimbing yang telah memberikan

pengarahan dan bimbingan demi kesempurnaan tesis ini.

5. Ibu Dr. Arlina Nurbaity Lubis, MBA., Bapak Drs. Rahmat Sumanjaya, M.Si.,

dan Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA., sebagai Komisi Pembanding yang telah

(9)

6. Seluruh Staf Pengajar Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmu pengetahuan yang

sangat bermanfaat bagi penulis, dan juga seluruh Staf Pegawai Administrasi

Magister Ilmu Ekonomi Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

7. Bapak Drs. Darmili, MM., selaku Bupati Simeulue, Bapak Drs. Yunan T.,

selaku Wakil Bupati Simelue dan Bapak Mohd. Riswan. R, selaku Sekretaris

Daerah Simeulue yang telah memberikan Izin Tugas Belajar dan bantuan biaya

siswa yang dibebankan pada APBD Kabupaten Simeulue tahun Aggaran 2009.

8. Bapak Drs. Naskah Bin Kamar, selaku Kepala Dinas Pendidikan di Kabupaten

Simeulue dan seluruh Staf Pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue

yang sangat membantu dalam proses penelitian tesis ini.

9. Bapak Idris, S.Pd., selaku Kepala Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 1

Sinabang Kabupaten Simeulue, wakil-wakil, guru-guru dan Staf Administrasi

yang telah memberikan doa, dorongan dan semangat untuk melanjutkan dan

menyelesaikan jenjang pendidikan di Strata dua.

10. Khususnya suami tercinta yaitu Darwin Kaban dan Anakda terkasih Labib

Miharja Sinukaban yang telah memberikan limpahan kasih sayang, dorongan

dan semangat baik secara moril maupun materil sehingga penulis dapat

melanjutkan dan menyelesaikan jenjang pendidikan Strata dua.

11. Kepada kedua orang tua penulis yang terkasih ayahanda (Alm.) A. Hamid dan

Ibunda Saidah, dan juga mertua penulis, yaitu (Alm.) Bapak Kumpul Kaban

dan Ibu Nurminah, terima kasih yang tak terhingga atas segala doa, dorongan

dan semangat sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan Strata

dua.

12. Juga teristimewa kepada kakanda Darmawati dan keluarga, Kakanda (Alm.)

Darmaini dan keluarga, abangda Zulaidi dan keluarga, abangda Iswardi dan

keluarga, kakanda Nuryani dan keluarga dan adinda Zulkifli dan keluarga yang

telah memberikan doa, dorongan dan semangat sehingga penulis dapat

(10)

13. Juga kepada Abangda Erwanto Kaban dan keluarga, Abangda Raswanto Kaban

dan keluarga, Adinda Mustar Kaban dan keluarga serta Adinda Bangun Karya

Kaban, S.Sos., MM. dan Keluarga yang telah memberikan doa, dan semangat

sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan Strata dua.

14. Seluruh rekan-rekan angkatan XV Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah

Pascasarjana Ilmu Manajemen yang namanya tidak dapat disebutkan satu

persatu atas bantuan, dan kebersamaan selama ini selama penulis menempuh

studi dan penulisan tesis ini.

Semoga Allah SWT selalu memberikan rahmat dan karuniaNya kepada semua

pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan, dan perhatian kepada penulis ketika

kuliah dan saat penulisan tesis ini. Penulis menyadari bahwa tesis ini belum

sempurna, namun diharapkan akan dapat berguna bagi semua pihak khususnya bagi

pengembangan serta penelitian dalam bidang Ilmu Manajemen Sumber Daya

Manusia.

Medan, Agustus 2010

Penulis

(11)

RIWAYAT HIDUP

Rismaida lahir di Sinabang Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam pada tanggal 8 Oktober 1974, anak keenam dari tujuh bersaudara, dari

pasangan Ayahanda (Alm.) A. Hamid dan Ibunda Saidah. Pada tahun 2000 menikah

dengan Darwin Kaban dan dikaruniai seorang anak laki-laki yang diberi nama Labib

Miharja Sinukaban.

Pendidikan dimulai pada tahun 1981 di Sekolah Dasar (SD) Muhammadiyah

Sinabang Kabupaten Simeulue dan selesai pada tahun 1987. Melanjutkan ke Sekolah

Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Sinabang Kabupaten Simeulue pada tahun 1987,

tamat dan lulus pada tahun 1990. Selanjutnya, melanjutkan ke Sekolah Menegah Atas

(SMA) Negeri 2 Banda Aceh Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam pada tahun 1990,

tamat dan lulus pada tahun 1993. Selanjutnya, pada tahun 1993 meneruskan

pendidikan di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Syiah Kuala (Unsyiah)

Nanggroe Aceh Darussalam dengan mengambil jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia,

tamat dan lulus pada tahun 1998. Pada tahun 2008 melanjutkan pendidikan di

Sekolah Pascasarjana (Strata-2) Program Studi Ilmu Manajemen Universitas

Sumatera Utara.

Pada tahun 1999 sampai tahun 2002 mengajar di Sekolah Menegah Pertama

(SMP) 3 Kuala Batee Kabupaten Aceh Selatan. Pada tahun 2002 hingga saat ini

mengajar di Sekolah Menegah Atas (SMA) Negeri 1 Sinabang Kabupaten Simeulue.

Selain mengajar di SMA Negeri 1 Sinabang Kabupaten Simeulue juga mengajar di

(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP ... vi

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... ... xiv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang... 1

I.2. Perumusan Masalah... 4

I.3. Tujuan Penelitian... 5

I.4. Manfaat Penelitian... 5

I.5. Kerangka Berpikir / Landasan Teori ... 6

I.6. Hipotesis ... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

II.1 Teori Tentang Disiplin Kerja... 11

II.1.1. Pengertian dan Tujuan Disiplin Kerja ... 11

II.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja ... ... 14

II.1.3. Ukuran Disiplin Kerja ... 20

II.1.4. Tingkat dan Jenis Sanksi Disiplin Kerja ... 21

II.2. Teori Tentang Pengawasan Kerja ... 24

II.2.1. Pengertian dan Tujuan Pengawasan Kerja ... 24

II.2.2. Tipe-tipe Pengawasan Kerja ... 26

(13)

II.2.4. Karakteristik Pengawasan yang Efektif ... 30

II.3. Teori Tentang Produktivitas Kerja ... 30

II.3.1. Pengertian dan Ukuran Produktivitas Kerja ... 30

II.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja ... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... ... 39

III.1. Tempat dan Waktu Penelitian ... 39

III.2. Metode Penelitian... 39

III.2.1. Pendekatan Penelitian ... 39

III.2.2. Jenis Penelitian ... 39

III.2.3. Sifat Penelitian ... 40

III.3. Populasi dan Sampel... 40

III.4. Metode Pengumpulan Data ... 40

III.5. Jenis dan Sumber Data ... 41

III.6. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel ... 41

III.6.1. Identifikasi Operasional Variabel Hipotesis Pertama .. 41

III.6.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 42

III.6.3. Identifikasi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 44

III.6.4. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 44

III.7. Pengujian Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 46

III.7.1. Pengujian Validitas Instrumen ... 46

III.7.1.1. Pengujian Validitas Instrumen Disiplin Kerja 48

III.7.1.2. Pengujian Validitas Instrumen Pengawasan Kerja... 48

III.7.1.3. Pengujian Validitas Instrumen Produktivitas Kerja ... ... 49

III.7.1.4. Pengujian Validitas Instrumen Kemampuan Pegawai . ... 50

(14)

III.7.2. Uji Reliabilitas Instrumen ... .. 51

III.8. Model Analisis Data ... .. 53

III.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama ... . 53

III.8.2. Model Analisis Data Hipotesis Kedua ... 56

III.9. Pengujian Asumsi Klasik ... 60

III.9.1. Uji Normalitas ... 60

III.9.2. Uji Multikolinieritas ... 61

III.9.3. Uji Heteroskedastisitas ... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 63

IV.1 Hasil Penelitian... 63

IV.1.1. Sejarah Singkat Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ... 63

IV.1.2. Visi dan Misi Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue .... ... 66

IV.1.2.1. Visi Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue ... 66

IV.1.2.2. Misi Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Darussalam... 66

IV.1.3. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Simeulue ... 67

IV.1.4. Uraian Tugas Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue ... ... ... 69

IV.1.5. Karakteristik Responden ... 70

IV.1.5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 70

IV.1.5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .. ... 71

IV.1.5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... ... 72

IV.1.5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan ... 73

IV.2. Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian Hipotesis Pertama ... 74

(15)

Disiplin Kerja (X1)... ... 74

IV.2.2. Penjelasan Responden atas Variabel Pengawasan Kerja (X2)... ... 77

IV.2.3. Penjelasan Responden atas Variabel Produktivitas Kerja (Y)... ... 80

IV.3. Penjelasan Responden atas Variabel Penelitian Hipotesis Kedua ... 85

IV.3.1. Penjelasan Responden atas Variabel Kemampuan Pegawai (X1)………... 85

IV.3.2. Penjelasan Responden Variabel Perhatian Pimpinan Kepada Para Pegawai (X2)…. ... .... 89

IV.4. Hasil Uji Asumsi Klasik ... 91

IV.4.1. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Pertama ……… ... 91

IV.4.2. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Pertama ... 94

IV.4.3. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Pertama . ... 95

IV.4.4. Hasil Uji Normalitas Hipotesis Kedua ... 97

IV.4.5. Hasil Uji Multikolinieritas Hipotesis Kedua ……... 100

IV.4.6. Hasil Uji Heteroskedastisitas Hipotesis Kedua…... 101

IV.5. Pembahasan ……….. ... 103

IV.5.1. Pengujian Hipotesis Pertama ... 103

IV.5.1.1. Koefisien Determinasi (R2)... 104

IV.5.1.2. Uji Secara Serempak ... 105

IV.5.1.3. Uji Secara Parsial ... ... 106

IV.5.2. Pengujian Hipotesis Kedua ... 109

IV.5.2.1. Koefisien Determinasi (R2)... 110

IV.5.2.2. Uji Secara Serempak ... 111

IV.5.2.3. Uji Secara Parsial ... 112

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 116

V.1. Kesimpulan ………... 116

V.2. Saran ………… ... 117

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

III.1. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama ... 43

III.2. Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua ... 45

III.3. Hasil Uji Validitas Variabel Disiplin Kerja ... 48

III.4. Hasil Uji Validitas Variabel Pengawasan Kerja ... 48

III.5. Hasil Uji Validitas Variabel Produktivitas Kerja ... 49

III.6. Hasil Uji Validitas Variabel Kemampuan Pegawai... 50

III.7. Hasil Uji Validitas Variabel Perhatian Pimpinan Kepada Para Pegawai ... 51

III.8. Uji Reliabilitas Instrumen Variabel ... 52

IV.1. Karateristik Responden Berdasarkan Usia... 70

IV.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 71

IV.3 . Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ... 72

IV.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan... 73

IV.5. Uji Kolmogorov – Smirnov (K-S) ... 94

IV.6. Hasil Uji Multikolinearitas ... 95

IV.7. Hasil Uji Glesjer ... 97

IV.8. Uji Kolmogorov – Smirnov (K-S) ... 100

IV.9. Hasil Uji Multikolinearitas ... 101

IV.10. Hasil Uji Glesjer ... 103

IV.11. Koefisien Regresi Hipotesis Pertama ... 103

IV.12. Nilai Koefisien Determinasi Hipotesis Pertama ... 104

IV.13. Hasil Uji F Hipotesis Pertama ... 105

IV.14. Hasil Uji t Hipotesis Pertama ... 106

IV.15. Koefisien Regresi Hipotesis Kedua ... 109

(17)

IV.17. Hasil Uji F Hipotesis kedua ... 111

(18)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama ... 8

1.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua ... 10

4.1. Struktur Organisasi Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam ... 68

4.2 Uji Normalitas ... 92

4.3. Uji Normalitas ... 93

4.4. Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 96

4.5. Uji Normalitas ... 98

4.6. Uji Normalitas ... 99

(19)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Penjelasan Atas Variabel Hipotesis Pertama ………... 122

2. Penjelasan Atas Variabel Hipotesis Kedua ………. ... 123

3. Hasil Regresi Linier Berganda Hipotesis I …………... 125

4. Hasil Regresi Linier Berganda Hipotesis II ………... 131

5. Tabel Nilai-nilai Dalam Distribusi t ... 137

(20)

ABSTRAK

Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue adalah instansi yang mempunyai tugas menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang pendidikan berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan. Untuk melaksanakan tugas yang menyelenggarakan urusan Pemerintah Daerah di bidang pendidikan di Kabupaten Simeulue, dihadapkan pada tantangan yang komplek dalam berbagai tugas dan pekerjaan yang dihadapinya. Perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : (1) Sejauhmana pengaruh disiplin kerja dan pengawasan kerja terhadap Produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam? (2) Sejauhmana pengaruh kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam?

Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori Manajemen Sumber Daya Manusia yang berkaitan dengan disiplin kerja, pengawasan kerja, produktivitas kerja, kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai.

Pelitian ini menggunakan sensus, jenis penelitian adalah deskriptif kuantitatif, dan sifat penelitian ini adalah ekplanatory. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pegawai di Kantor Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam yang berjumlah 59 orang. Data dikumpulkan dengan wawancara (interview), daftar pertanyaan (questioneire) dan studi dokumentasi. Variabel yang diteliti dengan skala Likert. Model analisis data yang digunakan untuk menjawab hipotesis pertama dan kedua adalah regresi linear berganda.

Hasil penelitian pada hipotesis pertama menunjukkan bahwa Secara serempak disiplin kerja, dan pengawasan kerja secara bersama-sama berpengaruh secara nyata (highly significant) terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan secara parsial yang paling dominan adalah pengawasan kerja. Sedangkan hasil penelitian pada hipotesis kedua menunjukkan secara serempak kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai secara bersama-sama berpengaruh secara nyata (highly significant) terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan secara parsial yang paling dominan adalah perhatian pimpinan kepada para pegawai.

Kesimpulan penelitian ini: (1) secara serempak disiplin kerja, dan pengawasan kerja secara bersama-sama berpengaruh secara nyata (highly significant) terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan secara parsial yang paling dominan adalah pengawasan kerja. (2) Secara serempak kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai secara bersama-sama berpengaruh secara nyata (highly significant) terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, dan secara parsial yang paling dominan adalah perhatian pimpinan kepada para pegawai.

(21)

ABSTRACT

Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam is the agency which has the task to conduct affairs of Local Government in the field of education under the principles of autonomy and duty of assistance.To carry out the task of organizing local government affairs in education in Simeulue District, faced with the challenge of complexity in a variety of tasks and jobs that it faces. Formulation of the problem in this research are: (1) How far the influence of work discipline and supervision of work on employee productivity Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam? (2) How far the influence of employee ability and leadership attention to employees on employee discipline at Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam?

The theory applied are human resources management theory, which linked with job description, work discipline, work supervision, work productivity, employee ability and leadership attention to employees.

This research usu the census, This research is kind of description quantitative and emphasize explanation. Population in this research is all employees in the Office of Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam which numbered 59 people. Data collected by interview, questioneire and documentation study. Variables examined with a Likert scale. To answer the hypothesis I and II the data analysis applied multiple regression.

Research result on the first hypothesis indicate Simultaneously work discipline, and supervision work jointly affect significantly (highly significant) on the productivity of employees working in Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, and partially the mosh dominant factor is and partially the mosh dominant factor is work supervision. While the research result of the second hypothesis show Simultaneously employee ability and leadership attention to employees jointly affect significantly (highly significant) towards employee discipline Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. and partially the mosh dominant factor is leadership attention to employee.

The conclusion of this research are: (1) Simultaneously work discipline, and supervision work jointly affect significantly (highly significant) on the productivity of employees working in Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, and partially the mosh dominant factor is and partially the mosh dominant factor is work supervision. (2) Simultaneously employee ability and leadership attention to employees jointly affect significantly (highly significant) towards employee discipline Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, and partially the mosh dominant factor is leadership attention to employee.

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue adalah instansi yang mempunyai tugas

menyelenggarakan urusan Pemerintahan Daerah di bidang pendidikan berdasarkan asas

otonomi dan tugas pembantuan. Untuk melaksanakan tugas yang menyelenggarakan

urusan Pemerintah Daerah di bidang pendidikan di Kabupaten Simeulue, dihadapkan

pada tantangan yang komplek dalam berbagai tugas dan pekerjaan yang dihadapinya.

Untuk mewujudkan tujuan Dinas Pendidikan Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe

Aceh Darussalam yang merupakan salah satu organisasi/lembaga yang berperan dalam

mengembangkan, meningkatkan kualitas dan mengkoordinasi unsur pendidikan dalam

masyarakat di tingkat Kabupaten. Di lembaga inilah aktivitas para pegawai mampu

berperan dalam mewujudkan satu pola pendidikan serta mampu mengatasi segala

permasalahan yang berhubungan dengan pendidikan di lingkup daerah.

Oleh karena itu, memberikan perhatian kepada unsur manusia merupakan salah

satu tuntutan dalam keseluruhan upaya untuk peningkatan produktivitas kerja.

Peningkatan produktivitas kerja dilakukan oleh pribadi yang dinamis, kreatif serta

terbuka, namun tetap kritis dan tanggap terhadap ide-ide baru dan perubahan-perubahan.

Seorang pegawai yang produktif adalah pegawai yang terampil dan mampu memahami

pekerjaannya sesuai dengan apa yang diharapkan dan dapat dilihat dari hasil laporan

yang ditetapkan dan waktu yang lebih singkat, sehingga akhirnya dapat tercapai tingkat

(23)

banyak terjadi kesenjangan yang kurang sesuai dengan idealisme, masih ada beberapa

kelemahan yang masih ditunjukkan oleh pegawai dalam produktivitas kerja, yaitu ada

pegawai dalam meyelasaikan pekerjaan kurang teliti sehingga hasil kerja ada yang salah,

ada pegawai kurang cepat melakukan pekerjaan yang telah diberikan, dan kurang inisiatif

dalam menyelesaikan pekerjaan sehingga hasil laporan yang ditetapkan dan dalam

waktu yang lebih singkat mengalami keterlambatan.

Pegawai yang memiliki disiplin kerja yang baik maka akan tercapai suatu

keuntungan yang berguna, baik bagi Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue maupun

bagi pegawai itu sendiri. Oleh karena itu, diperlukan kesadaran para pegawai dalam

mematuhi peraturan-peraturan yang berlaku. Agar tercipta suatu kelompok yang tertib

dan bebas dari kekacauan maka sangat dibutuhkan peranan pimpinan dalam organisasi.

Pimpinan mempunyai pengaruh langsung atas sikap kebiasaan yang diperoleh pegawai.

Kebiasaan itu ditentukan oleh pimpinan, baik dengan iklim atau suasana kepemimpinan

maupun melalui contoh diri pribadi pimpinan. Semua pegawai akan selalu

memperhatikan bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin dirinya dan bagaimana

ia dapat mengendalikan dirinya dari ucapan, perbuatan dan sikap yang dapat merugikan

aturan disiplin yang sudah ditetapkan.

Namun, masih cukup banyak terjadi kesenjangan yang kurang sesuai, masih ada

beberapa kelemahan yang masih ditunjukkan oleh pegawai dalam disiplin kerja, ada yang

tidak tepat waktu sewaktu masuk kantor, menunda tugas kantor, kurang disiplin waktu,

ada yang tidak menggunakan kelengkapan pakaian seragam sesuai dengan ketentuan

(24)

sarana kantor dengan baik. Selanjutnya, jika pimpinan tugas di luar daerah maka ada

pegawai yang tidak datang bekerja dengan alasan yang tidak jelas, ada pegawai yang

tidak melaksanakan tugasnya hanya berbincang-bincang dengan rekan kerjanya dan jika

pimpinan secara tiba-tiba hadir di ruang kerja tersebut maka pegawai tersebut seolah-olah

sangat sibuk.

Kemampuan kerja pegawai merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

disiplin kerja pegawai. Kemampuan kerja pegawai merupakan keterampilan yang

dimiliki pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Namun, pegawai yang bekerja di

Dinas Pendidikan di kabupaten Simeulue ada yang kurang mampu dalam menuangkan

gagasan untuk kemajuan pekerjaan, dan kurang mampu dalam menyelesaikan tugas

yang telah ditetapkan, sebab sebanyak 40 orang pegawai yang bekerja di Dinas

Pendidikan di kabupaten Simeulue berlatar belakang pendidikannya tamatan Sekolah

Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) dan juga Kepala Bidang di Dinas Pendidikan di

Kabupaten Simeulue berlatar belakang Sarjana Pendidikan (S-1), sehingga beban kerja

yang ditetapkan pada pegawai tersebut kurang sesuai dengan latar belakang pendidikan

pegawai tersebut

Faktor perhatian kepada para pegawai juga merupakan faktor yang mempengaruhi

disiplin kerja. Pimpinan yang berhasil memberikan perhatian kepada pegawai,

memberikan masukan kepada pegawai, dan bersedia berkonsultasi dengan bawahan

maka pimpinan akan selalu dihormati dan dihargai oleh para pegawai. Namun, ada

pegawai yang mengalami kesulitan tapi kurang mendapat perhatian pimpinan, ada

(25)

Oleh karena itu perhatian pimpinan kepada para pegawai sangat diperlukan agar

pegawai dalam melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat

mengembangkan tenaga dan pikirannya semaksimal mungkin demi terujudnya tujuan

Dinas Pendidikan di kabupaten Simeulue.

Pengawasan kerja juga akan meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Orang

yang paling tepat melaksanakan pengawasan kerja tentu pimpinan langsung. Hal ini

disebabkan pimpinan yang paling tahu dan paling dekat dengan para pegawainya.

Pengawasan kerja yang baik dapat berdampak baik juga terhadap pegawainya. Tindakan

perbaikan ini membutuhkan waktu dan proses agar terwujud untuk mencapai hasil yang

diinginkan. Karena laporan-laporan berkala sangat penting sebab dalam laporan itu dapat

diketahui situasi yang nyata. Oleh karena itu, pimpinan harus melakukan pngawasan

kerja yang efektif sehingga pegawai mampu mencapai prestasi kerja yang optimal dalam

bentuk produktivitas kerja. Meskipun telah dilakukan pengawasan kerja oleh pimpinan

namun, kesalahan-kesalahan pekerjaan tetap terjadi. Dalam hal ini, dapat dilihat dari hasil

kerja pegawai.

I.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Sejauhmana pengaruh disiplin kerja dan pengawasan kerja terhadap Produktivitas

kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh

(26)

2. Sejauhmana pengaruh kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para

pegawai terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam?

I.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang penelitian serta perumusan masalah di atas, maka

penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh disiplin kerja, dan pengawasan kerja

terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kemampuan pegawai dan perhatian

pimpinan kepada para pegawai terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di

Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

I.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah sebagai beriku:

1. Sebagai bahan masukan bagi Kepala Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue

Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalam mengelola sumber daya manusia melalui

disiplin kerja, dan pengawasan kerja terhadap produktivitas pegawai.

2. Sebagai sumber informasi tambahan bagi pihak akademisi untuk menambah

khazanah ilmu pengetahuan dan memperkaya penelitian ilmiah di sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya di Program Studi Ilmu

(27)

3. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang Ilmu

Manajemen Sumber Daya Manusia, khususnya mengenai pengaruh disiplin kerja,

dan pengawasan kerja terhadap produktivitas kerja pegawai Dinas Pendidikan di

Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam.

4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah yang

sama di masa mendatang.

I.5. Kerangka Berpikir/ Landasan Teori

Keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai tujuan tergantung pada kualitas

kegiatan dan upaya bersama dari orang-orang yang terlibat di dalamnya untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan-kegitan yang dilakukan perlu

adanya peraturan-peraturan dan ketentuan yang akan mengatur dan membatasi setiap

kegitan dan perilakunya. Penyesuaian diri dari individu terhadap segala sesuatu yang

ditetapkan kepada pegawai, akan menciptakan suatu masyarakat yang tertib dan

bebas dari kekacauan-kekacauan. Dengan kata lain, disiplin kerja sangat dibutuhkan

untuk mencapai tujuan organisasi.

Hasibuan (2005) menyatakan bahwa “Disiplin kerja adalah kesadaran dan

kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial yang

berlaku”. Menurut Wursanto (2000) menyatakan bahwa “Disiplin adalah suatu ketaatan

karyawan terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam perusahaan atas dasar

(28)

Menurut Yulk (2009) menyatakan bahwa ”Disiplin merupakan faktor yang

mempengaruhi produktivitas kerja pegawai”. Sedangkan menurut Sutrisno (2009)

menyatakan bahwa ”Produktivitas kerja pegawai dalam suatu organisasi sangat

dipengaruhi oleh disiplin pegawai. Apabila di antara pegawai sudah tidak menghiraukan

kedisiplinan kerja, maka dapat dipastikan produktivitas kerja akan menurun. Padahal

untuk mendapatkan produktivitas kerja sangat diperlukan kedisiplinan dari para

pegawai”.

Selanjutnya, untuk dapat meningkatkan produktivitas kerja pegawai, pelaksanaan

kerja sangat diperlukan. Pengawasan mempunyai arti penting bagi setiap organisasi.

Pengawasan bertujuan agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna

(efisien) dan berhasil guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya. Menurut Manulang (2004) menyatakan bahwa “Pengawasan adalah suatu

proses untuk menetapkan pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, penilaiannya dan

mengoreksi bila perlu dengan maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan

rencana-rencana semula”. Sedangkan menurut Siagian (2007) menyatakan bahwa

“Pengawasan adalah keseluruhan upaya pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional

guna menjamin bahwa berbagai kegiatan tersebut sesuai dengan rencana yang telah

ditetapkan sebelumnya”.

Dengan demikian, pengawasan kerja merupakan salah satu pekerjaan yang

dilaksanakan dalam kegiatan manajerial untuk menjamin terealisasinya semua rencana

yang telah ditetapkan sebelumnya serta pengambilan tindakan perbaikan bila diperlukan.

(29)

dengan standar. Tindakan perbaikan ini membutuhkan waktu dan proses agar terwujud

untuk mencapai hasil yang diinginkan. Apabila terjadi penyimpangan, tindakan

perbaikan segera dapat diambil sehingga sehingga pencapaian hasil yang diharapkan

organisasi mencapai tujuan.

Kerangka berpikir hipotesis pertama dapat dilihat pada Gambar 1.1 berikut:

Disiplin Kerja

Pengawasan Kerja

Produktivitas Kerja

Gambar 1.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama

Faktor kemampuan pegawai merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

disiplin kerja pegawai. Disiplin kerja sangat dibutuhkan untuk tujuan organisasi guna

menjaga efisiensi dengan mencegah dan mengoreksi tindakan-tindakan individu dalam

iktikad tidak baik terhadap kelompok. Kemampuan kerja merupakan keterampilan yang

dimiliki pegawai dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Oleh karena itu, Disiplin kerja

pegawai akan tercapai bila pegawainya memiliki kemampuan kerja yang baik.

Menurut Robbins (2002) menyatakan bahwa ”Kemampuan adalah suatu

keahlian yang merupakan bawaan sajak lahir atau merupakan hasil latihan atau

(30)

tindakan”. Menurut Davis dalam Mangkunegara (2000) menyatakan bahwa

”Tercapainya disiplin pegawai akan sangat ditentukan oleh kemampuan pegawai itu

sendiri; bagi pegawai yang memiliki kemampuan di atas rata-rata dengan pendidikan

yang memadai dengan jabatannya, dan memiliki ketrampilan dalam melaksanakan

tugas sehari-hari, ia akan mampu mencapai tingkat disiplin kerja yang tinggi”.

Berdasarkan pada pendapat Davis tersebut maka kriteria dimensi yang

dijadikan ukuran kemampuan kerja pegawai dalam penelitian ini adalah :

1. Kesesuaian tingkat pendidikan dengan tuntutan jabatan yang dipangkunya.

2. Kesesuaian keahlian atau pengalaman dalam menangani memecahkan masalah-

masalah dalam bidang tugasnya.

3. Kesesuaian keterampilan dengan tuntutan pekerjaan sehari-hari.

Faktor perhatian kepada para pegawai juga merupakan faktor yang

mempengaruhi disiplin kerja. Pimpinan yang berhasil memberikan perhatian kepada

pegawai akan dapat menciptakan disiplin kerja yang baik. Menurut Sutrisno (2009)

menyatakan ”Pimpinan yang baik adalah pimpinan yang memperhatikan pegawainya

dan mendengar keluhan dan kesulitan pegawainya”. Pimpinan yang memberikan

perhatian kepada pegawai, mendengarkan keluhan, memberikan penghargaan atas

kerja kerasnya serta memberikan pujian atau ide-ide dan pandangan-pandangannya

yang baik maka akan tercipta kerjasama yang baik sehingga disiplin kerjapun baik

juga. Menurut Yulk (2009) menyatakan bahwa ”Pimpinan yang mendengarkan

(31)

memberikan pujian kepada seseorang atas ide dan pandangannya yang bagus maka

akan menciptakan kerjasama yang baik”.

Dengan demikian, pegawai yang di perhatikan pimpinanya maka pegawai dapat

melaksanakan tugasnya dengan penuh kesadaran serta dapat mengembangkan tenaga dan

pikirannya semaksimal mungkin demi terujudnya tujuan organisasi. Kerangka berpikir

hipotesis kedua dapat dilihat pada Gambar 1.2.berikut:

Kemampuan Pegawai

Disiplin Kerja

Perhatian Pimpinan Kepada Para Pegawai

Gambar 1.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua

I.6. Hipotesis

Adapun hipotesis penelitian ini sebagai berikut:

1. Disiplin kerja dan pengawasan kerja berpengaruh terhadap produktivitas kerja

pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi Nanggroe Aceh

Darussalam.

2. Kemampuan pegawai dan perhatian pimpinan kepada para pegawai berpengaruh

terhadap disiplin kerja pegawai Dinas Pendidikan di Kabupaten Simeulue Provinsi

(32)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Teori Tentang Disiplin Kerja

II.1.1. Pengertian dan Tujuan Disiplin Kerja

Disiplin kerja sangat penting bagi pegawai yang bersangkutan maupun bagi

organisasi karena disiplin kerja akan mempengaruhi produktivitas kerja pegawai. Oleh

karena itu, pegawai merupakan motor penggerak utama dalam organisasi. Disiplin kerja

yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab sesorang terhadap tugas-tugas

yang diberikan kepadanya. Menurut Hasibuan (2005) menyatakan bahwa “Disiplin

adalah kesadaran dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan

norma-norma sosial yang berlaku”. Sedangkan menurut Sutrisno (2009) menyatakan

“Disiplin menunjukkan suatu kondisi atau sikap hormat yang ada pada diri karyawan

terhadap peraturan dan ketepatan perusahaan”.

Selanjutnya, menurut Wursanto (2000) menyatakan bahwa “Disiplin adalah suatu

ketaatan karyawan terhadap suatu aturan atau ketentuan yang berlaku dalam perusahaan

atas dasar adanya suatu kesadaran atau keinsyafan bukan adanya unsur paksaan”.

Kemudian, menurut Sinungan (2003) menyatakan “Disiplin adalah sebagai sikap mental

yang tercermin perbuatan atau tingkah laku perorangan, kelompok atau masyarakat

berupa ketaatan (obedience) terhadap peraturan-peraturan atau ditetapkan pemerintah

(33)

Sedangkan menurut Sastrohadiwiryo (2003) menyatakan bahwa “Disiplin kerja

dapat didefinisikan sabagai suatu sikap menghormati, menghargai, patuh, dan taat

terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik yang tertulis maupun tidak tertulis serta

sanggup menjalankannya dan tidak mengelak untuk menerima sanksi-sanksinya apabila

ia melanggar tugas dan wewenang yang diberikan kepadanya”.

Kemudian, menurut Fathoni (2006) menyatakan bahwa “Disiplin adalah kesadaran

dan kesediaan seseorang mentaati semua peraturan perusahaan dan norma-norma sosial

yang berlaku”. Sedangkan menurut Heidjrachman dan Husnan (2002) menyatakan

bahwa “Disiplin adalah setiap perorangan dan juga kelompok yang menjamin adanya

kepatuhan terhadap perintah dan berinisiatif untuk melakukan suatu tindakan yang

diperlukan seandainya tidak ada perintah”. Disiplin adalah tindakan manajemen untuk

memberikan semangat kepada pelaksanaan standar organisasi, ini adalah pelatihan yang

mengarah pada upaya membenarkan dan melibatkan pengetahuan-pengetahuan sikap dan

perilaku pegawai sehingga ada kemauan pada diri pegawai untuk menuju pada kerjasama

dan prestasi yang lebih baik (Werther dan Davis, 2003).

Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa disiplin kerja

adalah suatu keadaan tertib dimana keadaan seseorang atau sekelompok orang yang

tergabung dalam organisasi tersebut berkehendak mematuhi dan menjalankan

peraturan-peraturan perusahaan baik yang tertulis maupun tidak tertulis dengan

dilandasi kesadaran dan keinsyafan akan tercapainya suatu kondisi antara keinginan

dan kenyataan dan diharapkan agar para pegawai memiliki sikap disiplin yang tinggi

(34)

kerja adalah untuk meningkatkan efisiensi kerja semaksimal mungkin dengan cara

mencegah pemborosan waktu dan energi. Disiplin kerja dibutuhkan untuk tujuan

organisasi yang lebih jauh, guna menjaga efisiensi dan mencegah dan mengoreksi

tindakan-tindakan individu dalam itikad tidak baik terhadap kelompok. Sastrohadiwiryo

(2003) menyatakan bahwa:

Secara khusus tujuan disiplin kerja para pegawai, antara lain : 1) Agar para pegawai menepati segala peraturan dan kebijakan ketenagakerjaan maupun peraturan dan kebijakan organisasi yang berlaku, baik tertulis maupun tidak tertulis, serta melaksanakan perintah manajemen dengan baik, 2) Pegawai dapat melaksanakan pekerjaan dengan sebaik-baiknya serta mampu memberikan pelayanan yang maksimum kepada pihak tertentu yang berkepentingan dengan organisasi sesuai dengan bidang pekerjaan yang diberikan kepadanya, 3) Pegawai dapat menggunakan, dan memelihara sarana dan prasarana, barang dan jasa organisasi dengan sebaik-baiknya, 4) Para pegawai dapat bertindak dan berpartisipasi sesuai dengan norma-norma yang berlaku pada organisasi, 5) Pegawai mampu menghasilkan produktivitas yang tinggi sesuai dengan harapan organisasi, baik dalam jangka pendek maupun jangka panjang.

Selanjutnya, menurut Sutrisno (2009) menyatakan bahwa:

Tujuan disiplin kerja yang baik akan tercermin pada suasana, yaitu : 1) tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan, 2) tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawaan untuk melaksanakan pekerjaan, 3) besarnya rasa tanggung jawab pada karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya, 4) berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan karyawan, 5) meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja pada karyawaan.

Berdasarkan tujuan disiplin kerja maka disiplin kerja pegawai harus ditegakkan

dalam suatu organisasi. Tanpa dukungan organisasi pegawai yang baik, sulit bagi

organisasi untuk mewujudkan tujuannya. Jadi, kedisiplinan adalah kunci keberhasilan

(35)

II.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja

Disiplin kerja yang tinggi merupakan harapan bagi setiap pimpinan kepada

bawahan, karena itu sangatlah perlu bila disiplin mendapat penanganan intensif dari

semua pihak yang terlibat dalam suatu organisasi untuk mencapai tujuan dari suatu

organisasi dan juga pemimpin mempunyai pengaruh langsung atas sikap kebiasaan yang

diperoleh pegawai. Kebiasaan itu ditentukan oleh pimpinan, baik dengan iklim atau

suasana kepemimpinan maupun melalui contoh diri pribadi. Oleh karena itu, untuk

mendapatkan disiplin yang baik, maka pimpinan harus memberikan kepemimpinan yang

baik pula.

Menurut Hasibuan (2005) menyatakan bahwa ”Faktor-faktor yang mempengaruhi

tingkat kedisiplinan pegawai suatu organisasi, di antaranya : 1) Tujuan dan kemampuan,

2) Keteladanan pimpinan, 3) Balas jasa, 4) Keadilan, 5) Waskat, 6) Sanksi hukuman, 7)

Ketegasan, 8) Hubungan kemanusiaan”. Kemudian, menurut Fatroni (2006)

menyatakan ”Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat disiplin kerja pegawai suatu

organisasi, di antaranya ialah: 1) Tujuan dan kemampuan, 2) Keteladanan pimpinan,

3) Balas jasa, 4) Keadilan, 5) Waskat, 6) Sanksi hukum, 7) Ketegasan, 8) Hubungan

kemanusiaan.

Berdasarkan faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja dapat dijelaskan

bahwa:

1. Tujuan dan Kemampuan

Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai.

(36)

menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan (pekerjaan)

yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan kemampuan pegawai

bersangkutan, agar pegawai bekerja dengan sungguh-sungguh dan disiplin dalam

mengerjakannya.

2. Teladanan Pimpinan

Teladanan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan pegawai

karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan

harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil serta sesuai kata

dengan perbuatannya. Dengan keteladanan pimpinan yang baik, kedisiplinan

bawahan pun akan ikut baik.

3. Balas Jasa

Balas jasa (gaji dan kesejahteraan) ikut mempengaruhi kedisiplinan pegawai

karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai terhadap

organisasi atau pekerjaannya. Jika kecintaan pegawai semakin baik terhadap

kedisiplinan pegawai yang baik, organisasi harus memberikan balas jasa yang

relatif besar. Berperan Kedisiplinan pegawai tidak mungkin baik apabila balas

jasa yang pegawai terima kurang memuaskan untuk memenuhi kebutuhan

hidupnya beserta keluarga. Jadi, balas jasa berperan penting untuk menciptakan

kedisiplinan pegawai.

4. Keadilan

Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai, karena ego dan sifat

(37)

manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam

memberikan balas jasa (pengakuan) atau hukuman akan merangsang terciptannya

kedisiplinan pegawai yang baik.

5. Waskat

Waskat (pengawasan melekat) adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam

mewujudkan kedisiplinan pegawai organisasi. Dengan pengawasan melekat berarti

atasan langsung harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah

kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu hadir

ditempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada

bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelasaikan tugasnya. Waskat

efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja pegawai. Pegawai merasa mendapat

perhatian, bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan pengawasan dari atasannya.

Dengan waskat, atasan secara langsung dapat mengetahui kemampuan dan

kedisiplinan setiap individu bawahannya, sehingga kondute setiap bawahan dinilai

objektif. Jadi waskat menuntut adanya kebersamaan aktif antara pimpinan dan

pegawai dalam mencapai tujuan organisasi.

6. Sanksi Hukuman

Sanksi hukuman berperan penting dalam memeihara kedisiplinan pegawai.

Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, pegawai akan semakin takut

melanggar peraturan-peraturan organisasi, sikap, dan prilaku indisipliner pegawai

akan berkurang. Berat / ringan saksi hukuman yang akan diterapkan ikut

(38)

ditetapkan berdasarkan pertimbangan logis, masuk akal, dan diinformasikan

secara jelas kepada semua pegawai.

7. Ketegasan

Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan pegawai. Pimpinan harus berani dan tegas untuk menghukum setiap

pegawai yang indispliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.

pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi pegawai

indisipliner akan akan disegani dan diakui kepemimpinanya oleh bawahan.

Selanjutnya, (Singodimedjo dalam Sutrisno, 2009) menyatakan bahwa:

Faktor yang mempengaruhi disiplin pegawai adalah sebagai berikut : 1) besar kecilnya pemberian kompensasi; 2) Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan; 3) Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan; 4) Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan; 5) Ada tidaknya pengawasan pimpinan; 6) Ada tidaknya perhatian pimpinan; 7) Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin.

Berdasarkan pernyataan Singodimedjo dalam Sutrisno (2009) dapat dijelas

bahwa:

1. Besar kecilnya pemberian kompensasi

Besar kecilnya pemberian kompensasi dapat mempengaruhi tegaknya disiplin.

Para pegawai akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, dan mendapat

jaminan balas jasa sesuai dengan jerih payah yang telah dikonstribusikan oleh

organisasi. Bila pegawai menerima konstribusi yang memadai maka pegawai

akan bekerja dengan tenang dan tekun, serta selalu berusaha bekerja dengan

(39)

2. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan

Keteladanan pimpinan sangat penting sekali, karena dalam lingkungan

organisasi, semua pegawai akan selalu memperhatikan bagaimana pimpinan

dapat menegakkan disiplin. Pimpinan harus memberikan contoh yang baik,

berdisiplin baik, jujur, adil serta sesuai kata dengan perbuatannya. Dengan

keteladanan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik.

3. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan

Pembinaan disiplin tidak dapa terlaksana dalam organisasi jika tidak ada aturan

tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan pegangan bersama. Disiplin tidak dapat

ditegakkan bila peraturan yang dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan yang dapat

berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi. Dengan saksi hukuman yang

demakin berat, pegawai akan semakin takut melanggar peraturan - peraturan

organisasi, sikap, dan prilaku indisipliner pegawai akan berkurang. Berat/ringan

sanksi hukuman yang akan diterapkan ikut mempengaruhi baik buruknya

kedisiplinan pegawai. Sanksi hukuman harus ditetapkan berdasarkan pegawai.

4. Keberanian pimpinan dalam mengambil tindakan

Keberanian pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi

kedisiplinan pegawai. Pimpinan harus berani dan tegas untuk menghukum setiap

pegawai yang indispliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan.

pimpinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi pegawai

(40)

5. Ada tidaknya pengawasan pimpinan

Dengan pengawasan melekat berarti atasan langsung harus aktif dan langsung

mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal

ini berarti atasan harus selalu hadir ditempat kerja agar dapat mengawasi dan

memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam

menyelasaikan tugasnya. Waskat efektif merangsang kedisiplinan dan moral kerja

pegawai. Pegawai merasa mendapat perhatian, bimbingan, pengarahan, petunjuk, dan

pengawasan dari atasannya. Dengan waskat, atasan secara langsung dapat pengetahui

kemampuan dan kedisiplinan setiap individu bawahannya, sehingga kondute setiap

bawahan dinilai objektif. Jadi waskat menuntut adanya kebersamaan aktif antara

pimpinan dan pegawai dalam mencapai tujuan korganisasi.

6. Ada tidaknya perhatian kepada para pegawai

Pimpinan yang berhasil memberikan perhatian yang besar kepada para pegawai

akan dapat menciptakan disiplin kerja yang baik. Pimpinan akan selalu dihormati dan

dihargai oleh pegawai, sehingga akan berpengaruh besar kepada prestasi, semangat

kerja, dan moral kerja pegawai.

7. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya disiplin

Kebiasaan-kebiasaan positif itu antara lain adalah sebagai berikut:

a. Saling menghormati, bila bertemu di lingkungan pekerjaan,

b. Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya, sehingga para

(41)

c. Sering mengikut sertakan pegawai dalam pertemuan-pertemuan, apabila

pertemuan yang berkaitan dengan nasib dan pekerjaan pegawai,

d. Memberi tahu bila ingin meninggalkan tempat kepada rekan kerja, dengan

menginformasikan, ke mana dan untuk urusan apa, walaupun untuk bawahan

sekalipun.

II.1.3. Ukuran Disiplin Kerja

Dengan diterapkan tata tertib diharapkan dapat menegakkan disiplin pegawai.

Namun, untuk mengetahui apakah pegawai telah bersikap disiplin atau belum perlu

diketahui kriteria yang menunjukkannya. Umumnya, disiplin kerja dapat terlihat

apabila pegawai datang ke kantor teratur dan tepat waktu, jika mereka berpakaian rapi

ditempat kerja, jika mereka menggunakan perlengkapan kantor dengan hati-hati, jika

mereka menghasilkan jumlah dan kualitas pekerjaan yang memuaskan dengan

mengikuti cara kerja yang telah ditentukan oleh organisasi dan jika mereka

menyelesaikan pekerjaan dan semangat kerja. Menurut Singodimedjo (2000)

menyatakan bahwa:

Peraturan-peraturan yang akan berkaitan dengan disiplin itu antara lain, 1) peraturan jam masuk, pulang dan jam istirahat, 2) Peraturan dasar tentang berpakaian, dan bertingkah laku dalam pekerjaan, 3) Peraturan cara-cara melakukan pekerjaan dan berhubungan dengan unit kerja lain, 4) Peraturan tentang apa yang boleh dan apa yang tidak boleh oleh para pegawai selama dalam organisasi dan sebagainya.

Dalam pelaksanaan disiplin kerja, peraturan dan ketepatan organisasi hendaknya

(42)

tersebut juga dikomunikasikan sehingga para pegawai mengetahui apa yang menjadi

larangan dan apa yang tidak.

II.1.4. Tingkat dan Jenis Sanksi Disiplin Kerja

Tujuan utama pengadaan sanksi disiplin kerja bagi para pegawai yang melanggar

norma-norma organisasi adalah memperbaiki dan mendidik pegawai yang melakukan

pelanggaran disiplin. Pada umumnya sebagai pegangan pimpinan meskipun tidak

mutlak, tingkat dan jenis sanksi disiplin kerja yang dikemukakan Sastrohadiwiryo (2003)

menyatakan “Sanksi disiplin terdiri atas sanksi disiplin berat, sanksi disiplin sedang,

sanksi disiplin ringan”.

1. Sanksi Disiplin Berat

Sanksi disiplin berat misalnya :

a. Demosi jabatan yang setingkat lebih rendah dari jabatan atau pekerjaan yang

diberikan sebelumnya.

b. Pembebasan dari jabatan atau pekerjaan untuk dijadikan sebagai pegawai

biasa bagi yang memegang jabatan.

c. Pemutusan hubungan kerja dengan hormat atas permintaan sendiri tenaga

kerja yang bersangkutan.

d. Pemutusan hubungan kerja tidak dengan hormat sebagai tenaga kerja di

(43)

2. Sanksi Disiplin Sedang

Sanksi disiplin sedang misalnya :

a. Penundaan pemberian kompensasi yang sebelumnya telah dirancangkan

sabagaimana tenaga kerja lainnya.

b. Penurunan upah atau gaji sebesar satu kali upah atau gaji yang biasanya diberikan

harian, mingguan atau bulanan.

c. Penundaan program promosi bagi tenaga kerja yang bersangkutan pada

jabatan yang lebih tinggi.

3. Sanksi Disiplin Ringan

Sanksi disiplin ringan misalnya :

a. Teguran lisan kepada tenaga kerja yang bersangkutan.

b. Teguran tertulis

c. Pernyataan tidak puas secara tertulis

Selanjutnya, menurut Handoko (2001) menyatakan bahwa ada 3 (tiga) jenis

kegiatan pendisiplinan yaitu:

1. Disiplin preventip adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk medorong para

pegawai agar mengikuti berbagai standar dan aturan, sehingga

penyelewengan dapat dicegah.

2. Disiplin korektif adalah kegitan yang diambil untuk menangani pelanggaran

terhadap aturan-aturan dan mencoba untuk menghindari pelanggaran-pelanggaran

(44)

para pegawai yang lain melakukan kegiatan yang serupa, untuk menjaga berbagai

standar kelompok tetap konsisten dan efektif.

3. Disiplin Progresif adalah suatu kebijakan disiplin yang memberikan

hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang.

Disiplin progresif ditunjukkan sebagai berikut:

a. Teguran secara lisan kepada penyelia

b. Teguran tertulis, dengan catatan dalam file personalia

c. Skorsing dari pekerjaan satu sampai tiga hari

d. Skorsing satu minggu atau lebih lama

e. Diturunkan pangkatnya

f. Dipecat

Dalam penetapan jenis sanksi disiplin yang akan dijatuhkan kepada pegawai yang

melanggar hendaknya dipertimbangkan dengan cermat, teliti, dan seksama bahwa sanksi

disiplin yang akan dijatuhkan tersebut setimpal dengan tindakan dan perilaku yang

diperbuat.

Dengan demikian, sanksi disiplin tersebut dapat diterima dengan rasa keadilan.

Kepada pegawai yang diberikan sanksi disiplin tersebut dapat diterima dengan rasa

keadilan. Kepada pegawai yang pernah diberikan sanksi disiplin dan mengulangi lagi

pada kasus yang sama, perlu dijatuhi sanksi disiplin yang lebih berat dengan tetap

(45)

II.2. Teori Tentang Pengawasan Kerja

II.2.1. Pengertian dan Tujuan Pengawasan Kerja

Pengawasan mempunyai arti penting bagi setiap organisasi. Pengawasan bertujuan

agar hasil pelaksanaan pekerjaan diperoleh secara berdaya guna (efisien) dan berhasil

guna (efektif), sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya. Menurut

Manulang (2004) menyatakan “Pengawasan adalah suatu proses untuk menetapkan

pekerjaan apa yang sudah dilaksanakan, penilaiannya dan mengoreksi bila perlu dengan

maksud supaya pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan rencana-rencana semula”.

Sedangkan menurut Siagian (2007) menyatakan “Pengawasan adalah keseluruhan upaya

pengamatan pelaksanaan kegiatan operasional guna menjamin bahwa berbagai kegiatan

tersebut sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan sebelumnya”. Pendapat ahli lain

menyatakan bahwa pengawasan adalah suatu usaha sistematis untuk menetapkan standar

pelaksanaan dengan tujuan-tujuan perencanaan, merancang sistem informasi umpan

balik, membandingkan kegiatan nyata dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya,

menentukan dan mengukur penyimpangan-penyimpangan serta mengembil tindakan

koreksi yang diperlukan untuk menjamin bahwa semua sumber daya organisasi

digunakan paling efektif dan efisien, Handoko (2003).

Berdasarkan pendefinisian pengawasan kerja maka dapat disimpulkan bahwa

pengawasan kerja merupakan salah satu pekerjaan yang dilaksanakan dalam kegiatan

manajerial untuk menjamin terealisasinya semua rencana yang telah ditetapkan

sebelumnya serta pengambilan tindakan perbaikan bila diperlukan. Tindakan perbaikan

(46)

pelaksanaan kegiatan. Tindakan perbaikan ini membutuhkan waktu dan proses agar

terwujud untuk mencapai hasil yang diinginkan. Karena laporan-laporan berkala sangat

penting sebab dalam laporan itu dapat diketahui situasi yang nyata. Apabila terjadi

penyimpangan, tindakan perbaikan segera dapat diambil sehingga pencapaian hasil yang

diharapkan organisasi mencapai tujuan.

Selanjutnya, tujuan utama dari pengawasan yaitu mengusahakan supaya apa yang

direncanakan menjadi kenyataan. Mencari dan memberitahu kelemahan-kelemahan yang

dihadapi. Adapun tujuan pengawasan menurut Sukarna (2001) menyatakan bahwa:

a) Untuk mengetahui jalannya pekerjaan lancar atau tidak, b) Untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh pegawai dan mengusahakan pencegahan agar tidak terulang kembali kesalahan yang serupa atau timbulnya kesalahan baru, c) Untuk mengetahui apakah penggunaan budget yang telah ditetapkan dalam planning terarah kepada sasarannya dan sesuai dengan yang telah ditentukan, d) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan biaya telah sesuai dengan program seperti yang telah ditetapkan dalam planning atau tidak, e) Untuk mengetahui hasil pekerjaan dengan membandingkan dengan apa yang telah ditetapkan dalam rencana (standar) dan sebagai tambahan, f) Untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja sesuai dengan prosedur atau kebijaksanaan yang telah ditentukan.

Selanjutnya, menurut (Odgers dalam Sukoco, 2007) menyatakan tujuan

pengawasan adalah:

(47)

Untuk dapat benar-benar merealisasi tujuan pengawasan, maka pelaksanaan

pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan, dan untuk mengetahui

kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan

rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk

memperbaikinya, baik pada waktu itu maupun waktu-waktu yang akan datang

(Manulang, 2004).

Berdasarkan pendapat di atas, tujuan pengawasan secara umum adalah

menciptakan suatu efisiensi dan efektivitas dalam setiap kegiatan dan berusaha agar apa

yang direncanakan dapat menjadi kenyataan.

II.2.2. Tipe-tipe Pengawasan Kerja

Pengawasan pendahuluan (freedforward control). Bentuk pengawasan kerja ini

dirancang untuk mengantisipasi masalah yang menyimpang dari standar atau tujuan dan

memungkinkan korelasi dibuat sebelum tahap tertentu diselesaikan. Jadi, pendekatan ini

lebih aktif dan agresif, dengan mendeteksi masalah-masalah dan mengambil tindakan

yang diperlukan sebelum masalah terjadi.

Pengawasan yang dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan kegiatan (concurrent

control). Pengawasan ini dilakukan selama suatu kegiatan berlangsung. Pengawasan ini

merupakan proses dimana aspek tertentu dari dari suatu prosedur disetujui terlebih

dahulu sebelum kegiatan-kegiatan dilanjutkan atau menjadi semacam peralatan “Double

(48)

Pengawasan umpan balik (feedback control) Mengukur hasil-hasil dari suatu

kegiatan yang telah diselesaikan. Sebab-sebab penyimpangan dari rencana atau standar

yang telah ditentukan, dan penemuan-penemuan diterapkan untuk kegiatan serupa

dimasa yang akan datang. Pengawasan ini bersifat historis, pengukuran dilakukan setelah

kegiatan terjadi (Handoko, 2003).

II.2.3. Proses Pengawasan Kerja

Proses pengawasan adalah serangkaian kegiatan dalam melaksanakan pengawasan

terhadap suatu tugas atau pekerjaan dalam suatu organisasi. Menurut (Cascio dalam

Sukoco, 2007) menyatakan bawa ada 3 (tiga) proses yang harus dilakukan dalam

mengontrol pekerjaan yaitu:

1. Mendefinisikan parameter pekerjaan yang akan diawasi. Hal ini akan membantu

pegawai untuk mengetahui tingkat produktivitas yang akan dihasilkan secara

efektif dan efisien. Untuk itu atasan melakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Menetapkan tujuan

b. Standar ukuran

c. Pengukuran

2. Menfasilitasi kinerja yang hendak dicapai, atasan hendaknya memberikan feedback

kepada pegawai mengenai apa yang harus dilakukan dan memberikan fasilitas yang

(49)

3. Memotivasi pegawai, yang harus dilakukan atasan agar pegawai senantiasa

tertantang untuk mencapai target yang ditetapkan dan secara konsisten. Maka atasan

hendaknya melakukan:

a. Memberikan imbalan yang dihargai pegawai

b. Memberikan imbalan secara tepat dalam hal jumlah dan waktunya

c. Memberikan imbalan secara adil.

Selanjutnya, proses pengawasan kerja terdiri dari beberapa tindakan (langkah

pokok) yang bersifat fundamental bagi semua pengawasan. Handoko (2003) menyatakan

bahwa:

1) Penetapan standar pelaksanaan/perencanaan, tahap pertama dalam pengawasan adalah menetapkan standar pelaksanaan, standar mengandung arti sebagai suatu satuan pengukuran yang dapat digunakan sebagai patokan untuk penilaian hasil-hasil; 2) Penentuan pengukuran pelaksanaan kegiatan penetapan standar akan sia-sia bila tidak disertai berbagai cara untuk mengukur pelaksanaan kegiatan nyata.

Ada beberapa cara untuk melakukan pengukuran pelaksanaan, yaitu:

a. Pengamatan.

b. Laporan-lapor hasil lisan ataupun tertulis

c. Metode-metode otomatis.

d. Pengujian atau dengan pengambilan sampel.

Selanjutnya, untuk mempermudah dalam merealisasi tujuan, pengawasan harus

Gambar

Gambar 1.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua
Tabel  III.1.  Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama
Tabel  III. 2.  Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
Tabel III.3. Hasil Uji Validitas  Variabel Disiplin Kerja
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan analisis laporan batuan inti samping (Gambar 3.2 dan Lampiran 1- 4), dapat diketahui bahwa Interval Main pada Formasi Cibulakan Atas terdiri dari litologi

kandungan sulfur dalam batubara, atau lebih dikenal dengan sulfur piritik (Mackowsky, 1943 dalam Taylor dkk., 1998), namun dalam penelitian ini ditemukan bahwa

It is important to work with the customer and analyse the marketplace to produce a list of requirements necessary to produce a successful product.. The designer should constantly

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pembelajaran aktif model picture and picture dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar materi konsep ciri-ciri makhluk hidup

Berdasarkan dari hasil percobaan yang telah dilakukan, diketahui bahwa selai kulit apel memiliki rasa yang enak, tekstur yang lembut, dan warna yang menarik. Hal

Sedangkan saran yang dapat dikemukakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) Sebaiknya pihak perusahaan sandal SAVORY dapat terus melakukan proses inovasi produknya

Tinggi rendahnya aktivitas mikroorganisme tanah juga dipengaruhi oleh faktor-faktor lain seperti: bahan organik tanah, reaksi tanah (pH), kadar air tanah dan cara

The obtained results can be summarized as follow: the heat treatment of Cr-Al coatings on low carbon steel changes the coating structure. In the Al coating, Al is