• Tidak ada hasil yang ditemukan

Proporsi Depresi pada Wanita Hamil di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Tahun 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Proporsi Depresi pada Wanita Hamil di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Tahun 2011"

Copied!
85
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PROPORSI DEPRESI PADA WANITA HAMIL DI POLIKLINIK IBU HAMIL

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK, MEDAN TAHUN 2011

Oleh :

AKMAL BIN HALIM 080100348

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

KARYA TULIS ILMIAH

PROPORSI DEPRESI PADA WANITA HAMIL DI POLIKLINIK IBU HAMIL

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK, MEDAN TAHUN 2011

Oleh :

AKMAL BIN HALIM 080100348

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PROPORSI DEPRESI PADA WANITA HAMIL DI POLIKLINIK IBU HAMIL

RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK, MEDAN TAHUN 2011

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

AKMAL BIN HALIM 080100348

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Proporsi Depresi pada Wanita Hamil di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan Tahun 2011

NAMA : AKMAL BIN HALIM NIM : 080100348

__________________________________________________________________

Pembimbing,

( dr. Ichwanul Adenin, Sp. OG (K) )

NIP : 140185190

Penguji I,

( dr. Yahwardiah Siregar, PhD )

NIP : 195508071985032001

Penguji II,

( dr.Juliandi Harahap, MA )

NIP : 197007021998021001

Medan, Desember 2011 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(5)

ABSTRAK

LATAR BELAKANG : Depresi merupakan suatu kelainan psikiatri yang sering dijumpai. Ibu hamil juga tidak terkecuali untuk menderita depresi. Hampir 23% dari wanita yang mengalami depresi pasca kehamilan, sebenarnya sudah dialaminya sewaktu kehamilan. Dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat proporsi depresi pada wanita hamil di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan tahun 2011.

METODOLOGI : Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 60 orang ibu hamil yang masuk ke Poliklinik Ibu Hamil Rumah Pusat Haji Adam Malik, Medan dalam bulan Juni 2011. Subjek yang memenuhi syarat dan telah menandatangani surat persetujuan penelitian akan diberikan kuesioner berdasarkan The General Health Questionnaire untuk mengetahui status depresi wanita tersebut. Seterusnya, wanita yang termasuk dalam golongan depresi akan diwawancarai berdasarkan Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) untuk diukur tingkat depresinya. Selanjutnya, data akan dianalisa dengan program deskriptif komputer SPSS 17.

HASIL : Dari penelitian ini diperoleh hasil bahawa responden yang tidak mengalami depresi adalah sebanyak 23 orang (38.3%) dan yang depresi pula 37 orang (61.7%). Responden yang termasuk depresi ringan adalah sebanyak 19 orang (31.7%), depresi sedang 9 orang (15.0%) dan depresi berat juga 9 orang (15.0%). Karakteristik responden terbanyak pada responden yang depresi adalah seperti berikut : umur 20-35 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, usia kehamilan trimester III, dan kehamilan pertama.

KESIMPULAN : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan wanita hamil yang mengalami depresi lebih banyak daripada wanita hamil yang tidak depresi di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan tahun 2011 dan tingkat depresi terbanyak adalah depresi ringan.

(6)

ABSTRACT

INTRODUCTION : Depression is one of the psychiatry disorders that commonly found worldwide. Pregnant women also were not excluded from this disorders. Although the cases that usually found in pregnant women population is the post partum depression, but we must aware that almost 23% from the women with post partum depression starts having the depression during the pregnant time. Therefore, the objective of this study is to know the prevalence of depression on pregnant women in the Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan year 2011.

METHODOLOGY : The method used for this study is descriptive with cross-sectional design. The subject of this study are 60 pregnant women that come to the Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan in June, 2011. The qualified and consented subjects will be given a questionnaire based on The General Health Questionnaire to determine their depression status. Then, the subjects that belong in the depression group will be interviewed with the Hamilton Depression Rating Scale (HDRS), to measure their level of depression. The collected data will be further analyze using the SPSS 17 computer program. RESULT : The result of this study showed that 23 pregnant women (38.3%) belong to the non-depression group and 37 pregnant women (61.7%) belong to the depression group. From the depression group, there are 19 pregnant women (31.7%) with mild depression, 9 pregnant women (15.0%) with moderate depression dan 9 pregnant women (15.0%) with severe depression. The dominant characteristics of the pregnant women in depression group are : aged 20-35, housewives, gestational age in trimester III and 1st pregnancy.

CONCLUSION : From the study, we can conclude that the pregnant women with depression is more than pregnant women with non-depression in Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan year 2011 and majority of them suffer from the mild depression.

(7)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Akmal Bin Halim

Tempat/ Tanggal Lahir : Malaysia / 17 Juli 1989

Agama : Islam

Alamat : No. 91 Lorong 2, Taman Gurun Jaya,

08300 Gurun, Kedah, Malaysia.

Riwayat Pendidikan : 1. Sekolah Kebangsaan Gurun (Pusat), Gurun, Kedah.

2. Sekolah Menengah Sains Sultan Mohamad Jiwa, Sungai Petani, Kedah.

3. Allianze University College of Medical Sciences (AUCMS), Pulau Pinang.

4. Universitas Sumatera Utara (USU)

Riwayat Organisasi : 1.Ahli Perwakilan Mahasiswa Malaysia USU (PM-USU)

(8)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmaanirrahim, segala puji dan syukur saya ucapkan ke hadirat Illahi Rabbi, berkat petunjuk dan kasih sayang-Nya, saya dapat menyelesaikan laporan Karya Tulis Ilmiah yang bertajuk Proporsi Depresi pada Wanita Hamil di Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan tahun 2011. Shalawat dan salam kepada Rasulullah SAW, karena kesabaran dan peribadi beliau telah menjadi contoh dan teladan dalam perjalanan penghasilan karya tulis ilmiah ini dan kerja-kerja berkaitan dengannya.

Selama menyusun skripsi ini, peneliti banyak mendapat dukungan, bantuan, serita bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih setulusnya kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak Prof Syahril Pasaribu 2. Dekan FK USU, Bapak Prof. dr. Gontar A Siregar, Sp.PD. KGEH

3. Bapak dr. Ichwanul Adenin, Sp. OG (K) sebagai dosen pembimbing, yang telah banyak membantu saya menyiapkan karya tulis ilmiah ini.

4. Ibu dr. Rina Amelia, Ibu dr. Nurfida, Ibu dr. Yahwardiah Siregar dan Bapak dr. Juliandi Harahap yang telah bersedia menguji saat pembentangan karya tulis ilmiah ini.

5. Direktur RSUP Haji Adam Malik yang telah memberi izin untuk melakukan penelitian di Poliklinik Ibu Hamil, RSUP Haji Adam Malik 6. Para pegawai di Poliklinik Ibu Hamil, RSUP Haji Adam Malik yang telah

banyak membantu dan memberi petunjuk dalam pengumpulan data.

7. Untuk dosen-dosen Fakultas Kedokteran USU, terima kasih atas ilmu yang sudah diberikan. Jazakumullah khairan katsiron.

8. Buat ayahanda dan ibunda, terima kasih atas kebahagiaan dan

(9)

9. Untuk teman-teman seperjuanganku, Shazwani Aiza, Farhanum dan Nur Zahirah, terima kasih atas kebersamaan kita selama ini.

10. Teman-teman kos (sahabatku Ikhwan, Daim, Shakir Ariff dan Azrie) yang telah menjadi saudara bagi ku selama ini.

11. Untuk sahabat-sahabatku Affan, Faris, Amir Hamzah, Hazman, Bisyrun, Hakim, Kamil, Najib, Hafiz, Hafizi, Amar, Akmarulhail, Imran, Zeiree, Amir Ghani, Naim dan Aizat terima kasih atas semangat dan candanya yang selalu mengidupkan kebersamaan kita, semoga persahabatan kita tetap erat selamanya.

12. Teman-teman angkatan 2008 yang telah sama-sama berjuang selama ini. 13. Terima kasih juga saya ucapkan kepada semua pihak yang telah

memberikan dukungan moral dan material kepada saya sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam karya tulis ilmiah ini, dan untuk itu saya mengharapkan saran yang menbangun dari semua pihak agar bisa menyempurnakan penelitian ini. Akhirnya kepada Allah saya berserah diri, semoga karya tulis ilmiah ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak.

Amin.

Kepala Batas, Desember 2011.

(10)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah... 3

1.3. Tujuan Penelitian ... 3

1.4. Manfaat Penelitian ... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ... 5

2.1. Gangguan Depresi Mayor ... 5

2.1.1. Etiologi dan Faktor Resiko ... 6

2.1.2. Gejala klinis ... 6

2.1.3. Diagnosis ... 7

2.1.4. Terapi ... 8

(11)

2.2. Wanita Hamil ... 11

2.2.1. Perubahan Umum ... 12

2.2.2. Perubahan Sistem Reproduksi ... 13

2.2.3. Perubahan Homeostatis Volume Darah ... 14

2.2.4. Perubahan Sistem Respirasi ... 17

2.2.5. Perubahan Sistem Perkemihan ... 18

2.2.6. Perubahan pada Sistem Endokrin ... 19

2.3. Depresi pada Wanita Hamil ... 22

2.3.1. Etiologi dan Faktor Resiko ... 22

2.3.2. Pengaruh Depresi pada Kehamilan ... 24

2.3.3. Penatalaksanaan ... 25

2.3.4. Rumusan ... 25

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL 26 3.1. Kerangka Konsep Penelitian ... 26

3.2. Definisi Operasional ... 27

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 28

4.1. Jenis Penelitian ... 28

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 28

4.2.1. Waktu Penelitian ... 28

(12)

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

4.3.1. Populasi ... 28

4.3.2. Sampel ... 29

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 31

4.5. Pengolahan dan Analisis Data ... 31

BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

5.1. Hasil Penelitian ... 28

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 32

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... 33

5.2. Pembahasan ... 41

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 48

6.1. Kesimpulan ... 48

6.2. Saran ... DAFTAR PUSTAKA ... 50

(13)

DAFTAR TABEL

NOMOR JUDUL HALAMAN

Tabel 2.1 Simptom Depresi 6

Tabel 2.2 Physical Changes 13

Tabel 5.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 33 Tabel 5.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 34 Tabel 5.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Kehamilan 34 Tabel 5.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Kehamilan

KeBerapa

35

Tabel 5.5. Karakteristik Responden Berdasarkan Status Depresi 35 Tabel 5.6. Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Depresi 36

Tabel 5.7. Distribusi Hubungan Umur Dengan Depresi 36

Tabel 5.8. Distribusi Hubungan Umur Dengan Tingkat Depresi 37 Tabel 5.9. Distribusi Hubungan Usia Kehamilan Dengan Depresi 37 Tabel 5.10. Distribusi Hubungan Usia Kehamilan Dengan Tingkat

Depresi

38

Tabel 5.11. Distribusi Hubungan Kehamilan KeBerapa Dengan Depresi

38

Tabel 5.12. Distribusi Hubungan Kehamilan KeBerapa Dengan Tingkat Depresi

39

Tabel 5.13. Distribusi Hubungan Pekerjaan Dengan Depresi 40 Tabel 5.14. Distribusi Hubungan Pekerjaan Dengan Tingkat

Depresi

(14)

DAFTAR LAMPIRAN Formulir A : Informed Consent

Formulir B : Lembar Persetujuan Penelitian

Kuesioner Penelitian

Surat Izin Penelitian

(15)

ABSTRAK

LATAR BELAKANG : Depresi merupakan suatu kelainan psikiatri yang sering dijumpai. Ibu hamil juga tidak terkecuali untuk menderita depresi. Hampir 23% dari wanita yang mengalami depresi pasca kehamilan, sebenarnya sudah dialaminya sewaktu kehamilan. Dengan itu, penelitian ini bertujuan untuk melihat proporsi depresi pada wanita hamil di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan tahun 2011.

METODOLOGI : Desain penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan desain cross-sectional. Subjek penelitian ini adalah sebanyak 60 orang ibu hamil yang masuk ke Poliklinik Ibu Hamil Rumah Pusat Haji Adam Malik, Medan dalam bulan Juni 2011. Subjek yang memenuhi syarat dan telah menandatangani surat persetujuan penelitian akan diberikan kuesioner berdasarkan The General Health Questionnaire untuk mengetahui status depresi wanita tersebut. Seterusnya, wanita yang termasuk dalam golongan depresi akan diwawancarai berdasarkan Hamilton Depression Rating Scale (HDRS) untuk diukur tingkat depresinya. Selanjutnya, data akan dianalisa dengan program deskriptif komputer SPSS 17.

HASIL : Dari penelitian ini diperoleh hasil bahawa responden yang tidak mengalami depresi adalah sebanyak 23 orang (38.3%) dan yang depresi pula 37 orang (61.7%). Responden yang termasuk depresi ringan adalah sebanyak 19 orang (31.7%), depresi sedang 9 orang (15.0%) dan depresi berat juga 9 orang (15.0%). Karakteristik responden terbanyak pada responden yang depresi adalah seperti berikut : umur 20-35 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, usia kehamilan trimester III, dan kehamilan pertama.

KESIMPULAN : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan wanita hamil yang mengalami depresi lebih banyak daripada wanita hamil yang tidak depresi di Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan tahun 2011 dan tingkat depresi terbanyak adalah depresi ringan.

(16)

ABSTRACT

INTRODUCTION : Depression is one of the psychiatry disorders that commonly found worldwide. Pregnant women also were not excluded from this disorders. Although the cases that usually found in pregnant women population is the post partum depression, but we must aware that almost 23% from the women with post partum depression starts having the depression during the pregnant time. Therefore, the objective of this study is to know the prevalence of depression on pregnant women in the Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan year 2011.

METHODOLOGY : The method used for this study is descriptive with cross-sectional design. The subject of this study are 60 pregnant women that come to the Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan in June, 2011. The qualified and consented subjects will be given a questionnaire based on The General Health Questionnaire to determine their depression status. Then, the subjects that belong in the depression group will be interviewed with the Hamilton Depression Rating Scale (HDRS), to measure their level of depression. The collected data will be further analyze using the SPSS 17 computer program. RESULT : The result of this study showed that 23 pregnant women (38.3%) belong to the non-depression group and 37 pregnant women (61.7%) belong to the depression group. From the depression group, there are 19 pregnant women (31.7%) with mild depression, 9 pregnant women (15.0%) with moderate depression dan 9 pregnant women (15.0%) with severe depression. The dominant characteristics of the pregnant women in depression group are : aged 20-35, housewives, gestational age in trimester III and 1st pregnancy.

CONCLUSION : From the study, we can conclude that the pregnant women with depression is more than pregnant women with non-depression in Poliklinik Ibu Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan year 2011 and majority of them suffer from the mild depression.

(17)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

Depresi atau Major Depressive Disorders, juga dikenal sebagai depresi unipolar, merupakan suatu kelainan psikiatri yang sering dijumpai. Depresi adalah penyebab utama terjadinya kecacatan pada penderita yang berusia lima tahun dan ke atas (Michael-Titus, 2007). Insidensi seumur hidup terjadinya depresi pada wanita hampir mencapai 20% dan hanya 12% pada lelaki. Dan prevalensinya di Amerika mencapai 10% pada pasien yang diobservasi secara medikal (Halverson et. al, 2011). Dan untuk kebanyakan pasien, depresi adalah suatu kelainan yang menetap dan terdiri daripada beberapa episode rekuren, dipisahkan oleh beberapa interval remisi (Michael-Titus, 2007).

(18)

Jumlah kasus depresi pada masa antenatal pula tidak bisa dipandang ringan. Ini karena jumlah kasus yang terjadi semakin meningkat kian hari. Diperkirakan tingkat kasus depresi pada masa kehamilan antenatal hampir 7-15% di negara membangun, dan 19-25% di negara yang lain, berbanding 10% pada masa pascapersalinan dan 7% pada masa diluar perinatal. Di samping itu, tingkat terjadinya rekuren pada wanita hamil dengan riwayat depresi juga sangat tinggi, yaitu hampir 50% (O‟Keane, 2007).

Kedua-dua masalah ini tidak bisa ditangani secara berasingan karena keterkaitannya yang erat antara satu sama lain. Hampir 23% dari wanita yang mengalami depresi pasca kehamilan, sebenarnya sudah dialaminya sewaktu kehamilan (Evans et.al, 2001). Maka dengan itu, depresi sewaktu kehamilan haruslah diteliti dan ditangani dengan tuntas sejak dari awal kehamilan lagi agar masalah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Depresi kehamilan ini disebabkan oleh pelbagai etiologi. Dari aspek biologis maupun psikologis, semuanya menyumbang kepada terjadinya depresi. Ketidaksediaan untuk menjadi seorang ibu, halangan hidup dan ketidakseimbangan sosioekonomi, perubahan hormon, atau adanya komplikasi selama kehamilan bisa menyumbang kepada terjadinya depresi kehamilan. Namun begitu, kejadian rekuren pada wanita yang pernah ada riwayat depresi masih lagi menjadi tanda tanya. Tidak ada bukti yang bisa mendukung kejadian tersebut namun dalam suatu penelitian, wanita dengan riwayat depresi dijumpai 68% rekuren adalah yang tidak mengambil obat antidepressant dengan teratur berbanding 26% yang mengambil obat antidepressant secara teratur (O‟Keane, 2007). Kesimpulannya, mungkin bisa dikatakan adanya hubungan antara penanganan depresi kehamilan dengan terjadinya kasus depresi yang rekuren.

(19)

juga merupakan satu faktor resiko untuk terjadinya penyakit jantung koroner dan strok (Michael-Titus, 2007). Dalam konteks depresi pada kehamilan, dampak yang timbul bisa terjadi pada diri ibu itu sendiri ataupun bayinya. Depresi dihipotesa bisa menjadi satu faktor resiko terjadinya kelahiran prematur, kemungkinan karena menginduksi pelepasan hormon oksitosin (Hedegaard, 1993). Menurut Judith Peacock dan Jackie Casey dalam buku Depression, 2000, peluang untuk terjadinya depresi pada anak yang ibu bapanya menderita depresi hampir mencecah 25%. Peluang ini bisa meningkat hingga 75% jika kedua-dua ibu dan bapanya menderita depresi.

Melihat angka kejadian kasus yang banyak dan semakin meningkat, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan penelitian tentang proporsi kasus depresi pada wanita hamil. Dengan itu, pelbagai langkah penanganan atau pencegahan bisa diambil supaya jumlah kasus ini tidak meningkat dan bisa dikurangkan, agar kasus seperti ini tidak menjadi suatu masalah dikemudian hari.

1.2 Rumusan masalah

Berapakah proporsi kasus depresi pada ibu hamil di Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan tahun 2011?

1.3 Tujuan penelitian 1.3.1 Tujuan umum

Untuk mengetahui proporsi depresi pada ibu hamil di Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan tahun 2011

1.3.2 Tujuan khusus

1. Untuk mengetahui tingkat depresi pada ibu hamil

(20)

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan memberi manfaat untuk :

1.4.1 Rumah sakit :

1. Supaya pihak rumah sakit mengetahui berapa banyak pasiennya yang mengalami depresi pada masa kehamilan

2. Memotivasi rumah sakit untuk memberikan edukasi dan informasi tentang masalah depresi pada masa kehamilan

1.4.2 Masyarakat :

1. Supaya masyarakat mengetahui proporsi jumlah kasus depresi pada masa kehamilan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan tahun 2011.

(21)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Menurut Kamus Medikal Dorland edisi 28, Depresi didefinisikan suatu keadaan mental karena perubahan mood dengan karakteristik seperti seperti rasa sedih, dan perasaan putus asa. Depresi diklasifikasikan dalam gangguan mood, suatu istilah yang sering digunakan untuk menggambarkan suatu penyakit yang berkaitan dengan mood seseorang. Gangguan mood dapat dibahagi kepada 2 jenis, yaitu gangguan unipolar dan gangguan bipolar. Gangguan depresi mayor dan dysthymia termasuk dalam golongan gangguan unipolar karena gangguan ini hanya terjadi dalam satu arah sahaja, yaitu ke arah sedih dan putus asa. Sementara gangguan bipolar adalah suatu gangguan mood di mana penderita mengalami perubahan episode mood yang signifikan, daripada sangat tinggi (mania) kepada sangat rendah (depresi). Cyclothymic personality termasuk dalam golongan gangguan bipolar (Bjornlund, 2010).

2.1 Gangguan Depresi Mayor

(22)

2.1.1 Etiologi dan Faktor Resiko

Etiologi Gangguan Depresi Mayor tidak diketahui secara jelas namun kemungkinan yang melibatkan gangguan psikologis dan biologis bisa menyumbang kepada terjadinya gangguan depresi mayor. Menurut Potter GG, 2007, dalam Belmaker, 2008, penderita dengan gangguan depresi mayor mungkin mempunyai penyakit jantung yang berkaitan dengan masalah disfungsi endotelial. Penderita dengan personaliti depresi dan ansietas juga sering disebabkan oleh pengalaman sewaktu kecil (Kendler, 2000). Menurut American Academy of Child and Adolescent Psychiatry (AACAP), resiko untuk terjadinya depresi pada anak-anak dan remaja di masa hadapan bisa ditentukan oleh beberapa parameter, seperti riwayat episode depresi terdahulu, dysthymia, dan gangguan ansietas. Faktor-faktor biologis seperti genetik, kelainan neuroendokrin atau neurodegeneratif juga dikatakan memainkan peran dalam terjadinya depresi.

2.1.2 Gambaran klinis

Tidak semua penderita dengan masalah Gangguan Depresi Mayor mempunyai gejala yang sama. Antara gejala yang timbul adalah :

 Rasa sedih yang persisten, gelisah, atau perasaan „kosong‟  Perasaan putus asa

 Perasaan bersalah, merasa diri tidak berguna  Iritabilitas, cepat marah, resah

 Hilang minat beraktivitas, termasuk aktivitas seksual  Lelah dan kepenatan

 Masalah konsentrasi, mengingat sesuatu dan membuat keputusan  Insomnia, atau tidur berlebihan

 Hilang selera makan, atau makan berlebihan  Idea atau cobaan bunuh diri

 Nyeri kepala, kekejangan atau masalah pencernaan yang persisten, tidak hilang dengan pengobatan

(23)

2.1.3 Diagnosis

Diagnosa gangguan depresi mayor adalah berdasarkan karakteristik perilaku, psikologis dan fisiknya. Biasanya, langkah pertama dalam mendiagnosa gangguan depresi mayor termasuk menyingkirkan kemungkinan-kemungkinan lain yang bisa menyebabkan timbulnya gejala-gejala yang berkaitan. Pemeriksaan fisik, lab, skrining dan sebagainya bisa membantu dokter untuk menegakkan diagnosa, apakah gejala yang timbul ada kaitan dengan kemungkinan lain. Apabila dokter sudah menyingkirkan semua kemungkinan, barulah pasien akan melalui uji diagnostik psikologi. Pemeriksaan ini termasuklah pemeriksaan simptom yang dialami penderita, tahap kesehatan mental dan sebagainya (Bjornlund, 2010).

Kriteria diagnostik yang digunakan secara meluas untuk gangguan depresi mayor ialah dari Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR). Suatu episode depresi mayor ditandai dengan munculnya 5 atau lebih gejala di bawah ini, dalam waktu periode 2 minggu. Salah satu gejala yang timbul harus termasuk poin pertama (depresi mood) atau poin kedua (penurunan minat). Kriteria ini termasuklah :

1. Depresi mood dialami hampir sepanjang hari, dan hampir setiap hari - Pada anak-anak dan remaja, iritabilitas bisa terlihat

2. Penurunan minat secara drastis dalam semua atau hampir semua aktivitas, hampir sepanjang hari, hampir setiap hari

3. Terjadi kehilangan atau pertambahan berat badan yang signifikan (contoh : perubahan lebih dari 5% dari berat badan dalam sebulan), atau penurunan atau pertambahan selera makan hampir setiap hari

- Pada anak-anak, pertimbangkan kegagalan untuk mencapai berat badan

yang sesuai untuk usianya

4. Setiap hari (atau hampir setiap hari) mengalami insomnia atau hipersomnia (tidur berlebihan)

(24)

6. Rasa lelah atau kehilangan energi hampir setiap hari

7. Rasa diri tidak berharga atau salah tempat atau rasa bersalah yang berlebihan atau tidak tepat hampir setiap hari

8. Berkurangnya kemampuan untuk berkonsentrasi atau berpikir jernih atau membuat keputusan hampir setiap hari

9. Pikiran yang muncul berulang kali tentang kematian atau bunuh diri tanpa suatu rencana yang spesifik, atau munculnya suatu percobaan bunuh diri, atau mempunyai rencana spesifik untuk melakukan bunuh diri

2.1.4 Terapi

Apabila seorang penderita sudah terdiagnosa menderita gangguan depresi mayor, maka tindakan terapi bisa dilakukan. Biasanya, dokter akan bekerjasama dengan penderita untuk menentukan terapi yang paling sesuai. Diperkirakan hampir 80% dari penderita dengan gangguan depresi mayor bisa diterapi dengan baik, tetapi keberhasilan terapi bergantung kepada terapi yang dipilih (Bjornlund, 2010). Penggunaan obat untuk mengurangi gejala (simptomatis) dan psikoterapi telah terbukti efektif dalam mengobati gangguan depresi mayor, samada secara sendirian maupun kombinasi (Halverson, 2011).

(25)

karena obat ini efektif dan mempunyai efek samping yang kurang berbanding obat antidepresan yang digunakan dahulu (Bjornlund, 2010). Sesetengah penderita memberi respon baik terhadap obat antidepresan lain, seperti jenis monoamine oxidase inhibitor-A atau antidepresan trisiklik. Tetapi obat ini mempunyai efek samping yang berat (North, 2010). Monoamine oxidase inhibitor bekerja dengan cara menghambat enzim monoamine oxidase, maka jumlah norepinefrin dan serotonin akan meningkat.

Selain terapi farmakologi, salah satu terapi yang penting bagi penderita gangguan depresi mayor adalah psikoterapi. Psikoterapi terdiri dari beberapa jenis, yaitu cognitive therapy, behavioral therapy, interpersonal therapy, group therapy dan marital therapy. Cognitive therapy bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kesadaran yang negatif dan kemudian ini nantinya akan diganti dengan kesadaran positif. Behavioral therapy pula, penderita akan diajari perilaku baru dan skil interpersonal untuk mendapat respon yang diingini dari orang lain. Latihan skil sosial adalah satu jenis behavioral therapy yang mementingkan latihan ketegasan, kompetensi verbal dan non-verbal dan memanfaatkan main peran untuk mengembangkan kemahiran. Interpersonal therapy memudahkan penderita untuk sehat kembali dengan memfokuskan tentang keadaan sekarang, bukan tentang sebelumnya. Tujuannya supaya penderita bisa mengembangkan skil menyelesaikan masalah, sosial dan interpersonal. Group therapy pula, seorang dokter dan satu kumpulan penderita gangguan depresi mayor berusaha bersama-sama untuk mengubah keadaan emosional dan perilaku mereka sendiri. Sementara Marital therapy bisa dilaksanakan oleh seorang individual, pasangan atau ahli keluarga sendiri (North, 2010).

(26)

dalam masa yang singkat, hingga hasilnya adalah perubahan dalam mood penderita dan meningkatkan fungsi otak (Bjornlund, 2010). ECT juga digunakan jika suatu respon antidepresan yang cepat diperlukan. Hasil yang terlihat bisa lebih cepat berbanding terapi farmakologi, kira-kira kurang 1 minggu sejak permulaan terapi. ECT dipercayai efektif untuk pengobatan depresi delusi, dan juga terapi pilihan untuk penderita psikotik (Halverson, 2011)

2.1.5 Prognosis

Gangguan depresi mayor adalah suatu penyakit yang mempunyai potensi morbiditas dan mortalitas yang signifikan, karena depresi bisa menyumbang kepada terjadinya kasus bunuh diri, salahguna obat, gangguan hubungan interpersonal, dan kehilangan masa kerja. Suatu studi dari WHO dan WB menemukan gangguan depresi mayor merupakan penyebab keempat terbanyak yang menyumbang kepada kecacatan di seluruh dunia, dan angka ini dijangka meningkat menjadi penyebab kedua terbanyak menyebabkan kecacatan pada tahun 2020 (Bjornlund, 2010). Menurut National Alliance on Mental Illness, gangguan depresi mayor merupakan penyebab utama terjadinya kecacatan di Amerika Serikat dan beberapa negara maju lainnya.

Tetapi dengan terapi yang sesuai, 70-80% dari penderita gangguan depresi mayor bisa mencapai pengurangan gejala secara signifikan, walaupun masih kira-kira 50% dari penderita mungkin tidak memberi respon pada permulaan terapi. 40% dari individu dengan gangguan depresi mayor yang tidak diterapi selama 1 tahun akan terus termasuk dalam kriteria diagnosa, manakala 20% lainnya akan mengalami remisi. Remisi parsial dengan atau adanya riwayat gangguan depresi mayor kronis akan menjadi satu faktor resiko untuk terjadinya episode rekuren dan resisten terhadap terapi.

(27)

berulang, terapi cepat dan berterusan diperlukan untuk mengelak terjadinya gangguan depresi mayor kronis dan berterusan, hingga bisa menyebabkan seseorang penderita gangguan depresi mayor itu perlu berterusan diterapi untuk jangka masa yang lama (National Institute of Mental Health, 2008).

2.2 Wanita Hamil

(28)

2.2.1 Perubahan Umum

Apabila seorang wanita itu hamil, beberapa gejala yang dianggap fisiologis akan muncul, dan perubahan ini biasanya terjadi segera setelah fertilisasi dan terus berlanjut selama kehamilan. Secara umum, gejala ini tidak menjurus kepada penyakit apapun dan bisa hilang setelah wanita tersebut partus Satu hal yang menakjubkan adalah bahwa hampir semua perubahan ini akan kembali seperti keadaan sebelum hamil setelah proses persalinan dan menyusui (Hadijanto, 2008).

Proses adaptasi fisiologis yang berjadi pada tubuh ibu hamil merupakan respon terhadap keperluan fetus. Ini termasuklah :

1. Mendukung keperluan fetus sepanjang kehamilan (nutrisi, oksigenasi)

2. Proteksi fetus (starvasi, obat, toksin)

3. Mempersiapkan uterus untuk melahirkan

(29)

Beberapa gejala-gejala lain yang harus diperiksa oleh dokter yang bertanggungjawab supaya tidak dicurigai suatu penyakit antaranya adalah :

1. Nyeri kepala yang luar biasa atau persisten 2. Mual dan muntah persisten

3. Pusing

4. Gangguan penglihatan

5. Nyeri atau kejang di bagian bawah abdomen 6. Rasa kontraksi

7. Ada perdarahan di vagina 8. Air ketuban merembes

9. Bengkak pada tangan atau kaki 10. Kurang produksi urin

11. Infeksi, demam atau penyakit lain 12. Tremor

13. Seizure atau kejang 14. Denyut nadi meningkat 15. Kurang pergerakan fetus

Tabel 2.2 : Physical Changes; Merck Manual, 2007

2.2.2 Perubahan pada Sistem Reproduksi

(30)

akan menjadi tebal pada beberapa bulan awal kehamilan, namun ia akan berubah menjadi tipis secara bertahap dengan meningkatnya usia kehamilan. Hasilnya, pada akhir usia kehamilan, uterus akan berubah menjadi suatu kantung muskular dengan dinding yang tipis dan lembut. Pembesaran uterus paling ketara terlihat pada bagian fundus (Cunningham, 2005). Pada awal kehamilan, penebalan uterus distimulasi terutamanya oleh hormon estrogen dan sedikit oleh hormon progesterone. Hal ini dapat dilihat dengan perubahan uterus pada awal kehamilan mirip dengan kehamilan ektopik. Akan tetapi, setelah kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan juga, tuba fallopii, ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit di bawah apeks fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan sel-sel otot uterus, di mana bagian uterus yang mengelilingi tempat implantasi plasenta akan bertambah besar lebih cepat berbanding bagian lainnya sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini dikenal dengan tanda Piscaseck (Hadijanto, 2008).

2.2.3 Perubahan pada Homeostatis Volume Darah dan Sistem Kardiovaskular

(31)

Pertambahan jumlah cairan tubuh ini memberi efek yang signifikan pada pertambahan berat badan ibu hamil, dan ini sangat jelas sewaktu trimester pertama dan kedua (Scott, 2003). Peningkatan volume plasma mungkin disebabkan peningkatan renin plasma, karena dipicu oleh peningkatan hormon estrogen dan progesterone. Ini akan membawa kepada retensi natrium dengan proses sekresi aldosterone. Hasilnya, jumlah cairan tubuh wanita hamil bisa meningkat hingga 6-8 liter, di mana 4-6 liter akan berada di ekstraselular. Distribusi volume darah juga dipengaruhi oleh perubahan posisi tubuh. Ini dibuktikan dengan supine hypotensive syndrome, yaitu suatu keadaan hipotensi karena kurangnya aliran darah ke jantung karena penekanan uterus pada vena kava inferior (Pernoll, 2001).

Sewaktu kehamilan, jantung dan sirkulasi akan mengalami suatu adaptasi fisiologis yang luar biasa. Menurut Mclaughlin dan Roberts, 1999 dalam F. Gary et.al, 2005, perubahan paling penting dalam fungsi jantung bermula sejak 8 minggu pertama kehamilan. Peningkatan cardiac output bermula seawal minggu ke-5 kehamilan dan peningkatan ini disebabkan oleh berkurangnya resistensi vaskuler sistemik dan peningkatan denyut jantung. Penyebab khusus dari fenomena ini masih dipertanyakan tetapi dikatakan ada pengaruh dari faktor vasoaktif dari endotelium, seperti nitrit oksida (Stuart, 2000). Kerja ventrikular sewaktu kehamilan juga dipengaruhi oleh penurunan resistensi vaskuler sistemik ini dan perubahan dalam aliran arteri.

(32)

menerima hampir satu per lima dari suplai darah. Jantung juga harus memompa dengan kuat karena volume darah yang meningkat karena retensi cairan tadi. Hasilnya, cardiac output akan meningkat kira-kira 30-50%. Penurunan resistensi vaskuler dan tekanan darah arteri serta peningkatan volume darah dan kadar metabolisme basal pada wanita hamil juga merupakan beberapa faktor yang menyumbang kepada terjadinya perubahan pada cardiac output. Sewaktu partus pula, cardiac output ini bisa meningkat lagi 10%, dan akan mulai turun setelah partus. Kadarnya akan kembali normal dalam waktu 6 minggu setelah partus (Merck Manual, 2007). Oleh sebab itu, bunyi desah jantung (murmur) dan detak jantung irregular bisa timbul. Ini masih dianggap normal. Menurut Stuart, 2000, bunyi jantung yang masih dianggap normal pada wanita hamil antara lain :

1. Bunyi s1 dan s2 meningkat

2. Komponen mitral dan trikuspid dari s1 meningkat 3. Tiada perubahan konstan pada s2

4. Bunyi s3 kuat sewaktu minggu ke-20 kehamilan 5. < 5% dari wanita hamil akan ada bunyi s4

6. > 95% wanita hamil akan mengalami desah jantung sistolik yang normalnya akan hilang setelah partus

7. 20% wanita hamil akan mengalami desah jantung diastolik transien

8. 10% wanita hamil akan mengalami bunyi desah jantung yang berterusan karena peningkatan aliran darah pada bagian mammae

(33)

2.2.4 Perubahan pada Sistem Respirasi

Diafragma akan menaik kira-kira 4 cm sewaktu kehamilan. Sudut subkosta melebar dengan diameter transversal kosta meningkat kira-kira 2 cm. Lingkaran toraks juga meningkat kira-kira 6 cm namun ini tidak cukup untuk menghalang pengurangan dari volume residual udara dalam paru hasil dari diafragma yang menaik. Kadar pernapasan akan mengalami sedikit perubahan sewaktu kehamilan, tetapi volume tidal, minute ventilatory volume dan minute oxygen uptake meningkat dengan jelas dengan meningkatnya usia kehamilan. Maximum breathing capacity, forced dan timed vital capacity tidak menunjukkan perubahan yang jelas. Functional residual capacity dan volume residual udara pula berkurang sebagai akibat dari diafragma yang menaik.

(34)

2.2.5 Perubahan pada Sistem Perkemihan

Perubahan fisiologis yang berlaku pada wanita hamil terjadi juga pada sistem perkemihan. Ini termasuklah perubahan anatomi dari salur perkemihan itu sendiri, metabolisme elektrolit dan sebagainya. Pada bulan-bulan pertama kehamilan, kandung kemih akan tertekan oleh uterus yang mulai membesar sehingga sering menimbulkan rasa ingin berkemih. Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali (Hadijanto, 2008). Ginjal akan membesar, dan diameter ureter meningkat karena efek relaksasi dari hormon progesterone pada otot polos. Glomerular filtration rate juga akan meningkat dan ini bisa membawa kepada keadaan glikoibua karena kemampuan tubulus proksimal untuk reabsorbsi glukosa telah berkurang (Cunningham, 2005). Pada ekskresi akan dijumpai kadar asam amino dan vitamin larut air dalam jumlah yang banyak. Tetapi, jika ditemukan proteinuria atau hematuria, maka itu sudah termasuk suatu hal yang abnormal. Pada fungsi renal, akan dijumpai peningkatan creatinine clearance lebih tinggi dari 30% (Hadijanto, 2008).

(35)

magnesium ekstraselular. Berbanding dengan wanita yang normal, ditemukan bahwa jumlah magnesium total dan yang terionisasi signifikan rendah pada wanita hamil. Di sisi lain, jumlah fosfat masih tidak berubah, masih seperti sewaktu tidak hamil. Ambang ginjal untuk ekskresi fosfat meningkat pada waktu kehamilan karena efek dari hormon kalsitonin. Kesimpulannya, kehamilan bisa menginduksi perubahan pada metabolisme beberapa mineral, selain retensi jumlah yang adekuat untuk perkembangan fetus.

2.2.6 Perubahan pada Sistem Endokrin (Hormon)

Dengan bermulanya kehamilan, corak hormon sirkulasi juga berubah dengan signifikan. Produksi hormon steroid seksual (estrogen dan progesterone) oleh plasenta sahaja tidak akan mencukupi. Maka, kelenjar adrenal dari ibu dan fetus telah memproduksi prekursor yang dibutuhkan supaya plasenta bisa menghasilkan hormon secukupnya. Ini merupakan dasar dari konsep maternal-fetal-placental unit (Pernoll, 2001).

Payudara

(36)

susu. Pada bulan yang sama, areola akan lebih besar dan cenderung untuk menonjol keluar.

Estrogen

Estrogen diproduksi oleh sel syncytiotrophoblast. Estrogen yang paling poten adalah 17b-estradiol, berasal dari dehydroepiandrosterone ibu dan fetus. Jumlah estrogen ini meningkat hingga 1000 kali lipat sewaktu kehamilan. Sementara estrone, yang disintesa dari kolestrol ibu dan dehydroepiandrostenedione fetus hanya meningkat 100 kali lipat. Kedua-dua hormon ini berperan penting dalam perkembangan fetus (Pernoll, 2001). Satu lagi bagian terbesar dari jumlah estrogen adalah estriol. Hormon ini dihasilkan dari 16-hydroxydehydroepiandrosterone, dan sering digunakan sebagai marker untuk monitor keadaan fetus. Jika ada terjadi sesuatu pada fetus, maka jumlah estrogen akan didapati menurun (Bernstein, 2000).

Progesterone

Progesterone merupakan satu lagi hormon penting dalam menjaga kelangsungan suatu kehamilan. 17a-Hydroxyprogesterone adalah satu jenis progesterone yang dihasilkan pada mulanya oleh korpus luteum sewaktu 7 minggu yang pertama, dan kemudian peran ini diambil alih oleh plasenta. Hormon progesterone yang dihasilkan ini akan meningkat jumlahnya setiap hari sepanjang kehamilan hingga mencapai jumlah 2 kali lipat berbanding biasa. Hormon ini penting untuk mempertahankan dinding endomentrium supaya sesuai untuk pertumbuhan fetus.

Human Chorionic Gonadotropins (hCG)

(37)
(38)

2.3 Depresi pada Wanita Hamil

Gangguan Depresi Mayor adalah salah satu masalah yang paling sering dijumpai pada wanita berusia produktif. Oleh itu, wanita hamil juga tidak terkecuali termasuk dalam golongan yang sangat beresiko mengalami gangguan depresi mayor, walaupun pada saat hamil. Sekarang ini, skrining untuk kelainan mental, riwayat penggunaan ubat psikoaktif dan sebagainya pada pemeriksaan prenatal sering dijalankan untuk memastikan status mental wanita hamil. Menurut Benedict et. al, 1999 dalam Pernoll 2001, faktor resiko untuk gangguan depresi mayor harus dievaluasi. Riwayat sebelumnya atau riwayat keluarga merupakan suatu resiko yang signifikan untuk terjadinya depresi rekuren. Wanita dengan riwayat penderaan seksual juga cenderung untuk mengalami simptom depresi, sebelum atau sewaktu kehamilan.

2.3.1 Etiologi dan Faktor Resiko

(39)
(40)

2.3.2 Pengaruh Depresi pada Kehamilan

(41)

2.3.3 Penatalaksanaan

Episode depresi bisa bervariasi bermula dari sindroma ringan hinggalah yang berat. Pada kasus depresi yang ringan, tatalaksana pilihan adalah psikoterapi. Suatu percobaan klinikal kontrol pernah dijalankan dan terbukti efektif, tetapi psikoterapi ini tidak dapat diterima dengan segera dan biasanya respon yang diharapkan timbul lebih lama berbanding terapi dengan obat-obatan (O‟Keane, 2007). Tatalaksana dengan menggunakan obat antidepresan biasanya diindikasikan pada wanita dengan riwayat depresi berat atau rekuren. Namun, penggunaan obat-obat antidepresan ini mempunyai efek samping yang berpengaruh pada kandungan. Contohnya, obat selective serotonin reuptake inhibitors seperti paroxetine, bisa meningkatkan resiko terjadinya malformasi kongenital pada bayi. Serotonin withdrawal syndrome juga bisa terjadi pada neonatus yang terpapar dengan obat selective serotonin reuptake inhibitors sewaktu bayi tersebut dalam kandungan ibunya (O‟Keane, 2007). Maka, penggunaan obat ini haruslah dengan nasihat dokter. Biasanya, terapi untuk kasus depresi yang berat dan rekuren biasanya bersifat kombinasi, yaitu dengan psikoterapi dan terapi farmakologi.

2.3.4 Rumusan

(42)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

3.2 Definisi Operasional

Variabel Definisi Operasional

Alat Ukur Hasil Ukur Skala

Ukur

Wanita Hamil

Wanita hamil yang masuk Poliklinik Ibu

Hamil RSUP Haji Adam Malik, Medan

bulan Juni, 2011 untuk perawatan

antenatal

Kuesioner 1. Usia kehamilan

2. Kehamilan keberapa

3. Usia Ibu Hamil

4. Pekerjaan Ibu Hamil

Nominal Jumlah wanita hamil

yang mengalami masalah depresi

Wanita Hamil

Distribusi kejadian depresi pada ibu hamil

Tingkat depresi pada wanita hamil

(43)

Wanita hamil yang mengalami masalah depresi Wanita tersebut mempunyai gejala yang menunjukkan bahawa dia mengalami masalah depresi pada waktu kehamilannya Kuesioner (12 soalan berdasarkan The General Health Questionnaire)

Jika skor didapat 11 atau lebih (skor

maksimum adalah 36), maka ini menunjukkan individu tersebut termasuk golongan yang mengalami depresi Ordinal Tingkat depresi pada wanita hamil Derajat keparahan depresi yang dialami oleh wanita hamil Wawancara berdasarkan Hamilton Depression Rating Scale

Skor akan dikira dan dinilai berdasarkan

Hamilton Depression Rating

Scale 1. Tidak depresi

(0 - 7)

2. Depresi Ringan (8 - 13)

3. Depresi Sedang (14 - 18)

4. Depresi Berat (19 - 22)

5. Depresi Sangat Berat (Lebih dari 22)

(44)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang bersifat deskriptif dengan desain cross-sectional. Penelitian ini menggambarkan proporsi depresi pada wanita hamil di Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan tahun 2011.

4.2 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2.1 Waktu Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Juni 2011.

4.2.2 Tempat Penelitian

Penelitian ini telah dilakukan di Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan.

4.3 Populasi dan Sampel Penelitian 4.3.1 Populasi

(45)

4.3.2 Sampel

Sampel pada penelitian ini telah ditentukan berdasarkan kriteria inklusi yaitu karakteristik sampel yang dapat dimasukkan atau layak diteliti. Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Ibu hamil yang masuk ke Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan pada bulan Juni 2011.

2. Bersedia menjadi subjek penelitian.

Kriteria eksklusi adalah mengeluarkan subyek yang tidak memenuhi kriteria inklusi dari suatu studi (Sastroasmoro, 2008). Adapun kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah :

1. Menderita komplikasi kehamilan berat yang dapat mempengaruhi kesehatan mental

2. Ibu hamil yang menderita depresi sebelum kehamilannya

(46)

N = 133,

n = N . Z21-α/2 p . (1-p)

(N-1)d2 + Z21-α/2 p . (1-p)

n = (133)(1,96) 2 (0,5)(1-0,5)

(133-1)(0,1)2 + (1,96)2(0,5)(1-0,5)

n = 127,7332

1,32 + 0,9604

n = 127,7332

2,2804

n = 56,01 ≈ 56 orang.

Jumlah minimal ibu hamil yang harusnya diambil untuk dijadikan sampel adalah 56 orang, tetapi untuk penelitian ini, jumlah sampel yang telah diambil adalah sebanyak 60 orang.

(47)

4.4 Teknik Pengumpulan Data

Data diambil dengan menggunakan data primer yaitu dengan mengedarkan kuesioner yang harus dijawab oleh responden.

Data sekunder pula diperoleh dari Departemen Obstetrik dan Ginekologi, Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan yaitu data berupa jumlah ibu hamil yang masuk ke Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan bermula dari Jun 2011 hingga Julai 2011.

4.5 Pengolahan dan Analisis Data

(48)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

(49)

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden

Sampel penelitian ini adalah semua ibu hamil yang mengunjungi Poliklinik Ibu Hamil, RSUP Haji Adam Malik, Medan bermula dari Jun 2011 hingga Julai 2011. Semua data diambil dari data primer, yaitu melalui kuesioner yang diedarkan untuk dijawab oleh responden. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah secara consecutive sampling dan hasilnya, seramai 60 orang responden telah didapatkan.

Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik responden yang diamati meliputi : umur, pekerjaan, usia kehamilan, kehamilan keberapa, status depresi dan tingkat depresi ibu hamil tersebut.

Tabel 5.1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur

Umur Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

< 20 3 5.0 5.0

20 - 35 44 73.3 78.3

> 35 13 21.7 100.0

Total 60 100.0

[image:49.595.110.518.414.541.2]
(50)
[image:50.595.110.517.145.272.2]

Tabel 5.2. Karakteristik Responden berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Iburumahtangga 39 65.0 65.0

Wiraswasta 15 25.0 90.0

PNS 6 10.0 100.0

Total 60 100.0

Berdasarkan Tabel 5.1.2 untuk karakteristik responden berdasarkan pekerjaan, terlihat paling banyak adalah dari kelompok iburumahtangga dengan jumlah 39 (65.0%) orang, diikuti oleh kelompok wiraswasta dengan jumlah 15 (25.0%) orang dan kelompok paling sedikit dari kelompok PNS yaitu dengan 6 (10.0%) orang.

Tabel 5.3. Karakteristik Responden berdasarkan Usia Kehamilan Usia Kehamilan Frekuensi Persentase Persentase

Kumulatif

Trimester I 1 1.7 1.7

Trimester II 26 43.3 45.0

Trimester III 33 55.0 100.0

Total 60 100.0

[image:50.595.110.517.479.606.2]
(51)

Tabel 5.4. Karakteristik Responden berdasarkan Kehamilan KeBerapa Kehamilan

KeBerapa

Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

1 30 50.0 50.0

2 19 31.7 81.7

3 6 10.0 91.7

4 5 8.3 100.0

Total 60 100.0

Merujuk Tabel 5.1.4, dapat dilihat responden dalam kelompok kehamilan pertama menyumbang jumlah terbanyak yaitu sebanyak 30 (50.0%) orang, diikuti oleh kelompok kehamilan kedua dengan jumlah responden sebanyak 19 (31.7%) orang. Bagi kelompok responden dengan kehamilan ketiga, seramai 6 (10.0%) orang sementara kelompok responden kehamilan keempat, hanya 5 (8.3%) orang.

Tabel 5.5. Karakteristik Responden berdasarkan Status Depresi

Status Depresi Frekuensi Persentase Persentase Kumulatif

Depresi 37 61.7 61.7

Tidak Depresi 23 38.3 100.0

Total 60 100.0

[image:51.595.114.515.140.290.2] [image:51.595.108.517.495.599.2]
(52)

Tabel 5.6. Karakteristik Responden berdasarkan Tingkat Depresi Tingkat Depresi Frekuensi Persentase Persentase

Kumulatif

Tidak Depresi 23 38.3 38.3

Depresi Ringan 19 31.7 70.0

Depresi Sedang 9 15.0 85.0

Depresi Berat 9 15.0 100.0

Total 60 100.0

[image:52.595.111.516.140.290.2]

Dilihat pada tabel 5.1.6, penyumbang kepada jumlah depresi terbanyak adalah dari kelompok depresi ringan dengan 19 (31.7%) orang, diikuti oleh kelompok depresi sedang dan berat masing-masing dengan jumlah responden 9 (15.0%) orang. Selebihnya, termasuk dalam kelompok yang tidak depresi yaitu 23 (38.3%) orang.

Tabel 5.7. Distribusi Hubungan Umur dengan Depresi

Umur Depresi Tidak Depresi Total

< 20 3

5.0%

0 0.0%

3 5.0%

20 -35 26

43.3%

18 30.0%

44 73.3%

> 35 8

13.3%

5 8.3%

13 21.7%

Total 37

61.7%

23 38.3%

[image:52.595.108.515.458.583.2]
(53)
[image:53.595.107.517.139.303.2]

Tabel 5.8. Distribusi Hubungan Umur dengan Tingkat Depresi

Tingkat Depresi Total

Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat

Umur < 20 2

66.7% 0 0.0% 1 33.3% 3 8.1%

20 -35 14

53.8% 7 26.9% 5 19.3% 26 70.2%

> 35 3

37.5% 2 25.0% 3 37.5% 8 21.7% Total 19 51.4% 9 24.3% 9 24.3% 37 100.0%

Berdasarkan Tabel 5.2.1 dan Tabel 5.2.2, pada kelompok umur di bawah 20 tahun, jumlah yang depresi adalah seramai 3 orang dan tidak didapatkan responden yang tidak depresi, depresi ringan atau depresi sedang. Hanya depresi ringan 2 orang dan depresi berat 1 orang. Bagi kelompok umur antara 20 – 35 tahun pula, jumlah responden yang tidak depresi adalah seramai 18 orang sementara jumlah yang depresi adalah 26 orang dengan distribusi depresi ringan 14 orang, depresi sedang 7 orang dan depresi berat 5 orang. Sementara untuk kelompok umur lebih dari 35 tahun, jumlah responden yang tidak depresi adalah seramai 5 orang dan yang depresi pula 8 orang yaitu depresi ringan 3 orang, depresi sedang 2 orang dan depresi berat 3 orang.

Tabel 5.9. Distribusi Hubungan Usia Kehamilan dengan Depresi Usia Kehamilan Depresi Tidak Depresi Total

Trimester I 1

1.7%

0 0.0%

1 1.7%

Trimester II 13

21.7%

13 21.7%

26 43.3%

Trimester III 23

38.3%

10 16.7%

33 55.0%

Total 37

61.7%

23 38.3%

[image:53.595.108.517.600.721.2]
(54)
[image:54.595.108.517.154.320.2]

Tabel 5.10. Distribusi Hubungan Usia Kehamilan dengan Tingkat Depresi

[image:54.595.114.515.593.749.2]

Tabel 5.2.4 menunjukkan distribusi hubungan tingkat depresi dengan usia kehamilan, di mana untuk kelompok responden dengan usia kehamilan trimester I, tidak ditemukan responden dengan tidak depresi, depresi ringan maupun depresi sedang. Hanya didapatkan 1 orang sahaja dengan depresi berat. Sementara untuk kelompok responden dengan usia kehamilan trimester II, seramai 13 orang tidak mengalami depresi dan 13 orang mengalami depresi dengan distribusinya 9 orang depresi ringan, 2 orang depresi sedang dan 2 orang depresi berat. Untuk kelompok trimester III, jumlah responden yang tidak depresi adalah 10 orang, manakala responden yang depresi adalah 23 orang dengan depresi ringan 10 orang, depresi sedang 7 orang dan depresi berat 6 orang.

Tabel 5.11. Distribusi Hubungan Kehamilan KeBerapa dengan Depresi Kehamilan

KeBerapa

Depresi Tidak Depresi Total

1 21

35.0%

9 15.0%

30 50.0%

2 11

18.3%

8 13.3%

19 31.7%

3 1

1.7%

5 8.3%

6 10.0%

4 4

6.7%

1 1.7%

5 8.3%

Total 37

61.7%

23 38.3%

60 100.0%

Tingkat Depresi Kategori Total Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat Usia Kehamilan Trimester I 0 0.0% 0 0.0% 1 100.0% 1 2.7% Trimester II 9 69.4% 2 15.3% 2 15.3% 13 35.1% Trimester III 10 43.5% 7 30.4% 6 26.1% 23 62.2%

(55)
[image:55.595.108.517.153.349.2]

Tabel 5.12. Distribusi Hubungan Kehamilan KeBerapa dengan Tingkat Depresi

Melihat pada tabel 5.2.5 dan tabel 5.2.6, hubungan antara tingkat depresi dengan kehamilan ke berapa bagi responden dapat dilihat. Bagi kehamilan pertama, jumlah responden yang tidak depresi adalah 9 orang dan yang depresi pula 21 orang dengan distribusinya depresi ringan 9 orang, depresi sedang 7 orang dan depresi berat 5 orang. Kehamilan kedua pula, jumlah responden yang tidak depresi adalah seramai 8 orang dan yang depresi 11 orang, yaitu depresi ringan 6 orang, depresi sedang 1 orang dan depresi berat 4 orang. Selanjutnya, untuk responden dengan kehamilan ketiga, jumlah yang tidak depresi adalah seramai 5 orang, depresi ringan 1 orang dan tidak ada yang depresi sedang dan depresi berat. Selain itu, untuk responden dengan kehamilan keempat, hanya seorang yang tidak depresi, manakala yang depresi 4 orang terdiri dari 3 orang depresi ringan, 1 orang depresi sedang dan tidak ada depresi berat.

Tingkat Depresi Kategori Total Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat Kehamilan Keberapa

1 9

42.9% 7 33.3% 5 23.8% 21 56.8%

2 6

54.5% 1 9.1% 4 36.4% 11 29.7%

3 1

100.0% 0 0.0% 0 0.0% 1 2.7%

4 3

75.0% 1 25.0% 0 0.0% 4 10.8%

(56)
[image:56.595.110.517.139.261.2]

Tabel 5.13. Distribusi Hubungan Pekerjaan dengan Depresi

Pekerjaan Depresi Tidak Depresi Total

Ibu Rumah Tangga 24

40.0%

15 25.0%

39 65.0%

Wiraswasta 9

15.0%

6 10.0%

15 25.0%

PNS 4

6.7%

2 3.3%

6 10.0%

Total 37

61.7%

23 38.3%

60 100.0%

Tabel 5.14. Distribusi Hubungan Tingkat Depresi dengan Pekerjaan

Melihat pada tabel 5.2.7 dan tabel 5.2.8, untuk kelompok iburumahtangga, yang tidak depresi adalah seramai 15 orang dan yang depresi 24 orang.

Distribusinya adalah depresi ringan 10 orang, depresi sedang 6 orang dan depresi berat 8 orang. Bagi kelompok wiraswasta pula, jumlah responden yang tidak depresi seramai 6 orang manakala yang depresi 9 orang, 7 orang depresi ringan, depresi sedang dan berat masing-masing seramai 1 orang. Selain itu, untuk kelompok PNS, responden dengan depresi berat tidak ada, tetapi untuk responden dengan tidak ada depresi, depresi ringan dan depresi sedang masing-masing hanya 2 orang.

Tingkat Depresi Kategori Total Depresi Ringan Depresi Sedang Depresi Berat

Pekerjaan Iburumahtangga 10 41.7% 6 25.0% 8 33.3% 24 64.9%

Wiraswasta 7

77.8% 1 11.1% 1 11.1% 9 24.3%

PNS 2

50.0% 2 50.0% 0 0.0% 4 10.8%

Total 19

[image:56.595.108.517.333.503.2]
(57)

5.2 Pembahasan

Depresi dapat terjadi pada siapa saja dan di semua tahap kehidupan manusia termasuklah wanita yang sedang hamil. Dalam penelitian ini, dilakukan pemantauan dengan menggunakan kuesioner berdasarkan The General Health Questionnaire untuk mengetahui proporsi depresi pada wanita hamil. Selain itu, suatu wawancara terpimpin juga dilakukan untuk memantau sekaligus tingkat depresi yang dialami wanita hamil yang termasuk dalam golongan depresi.

Hasil penelitian mendapati jumlah wanita hamil yang depresi adalah sebanyak 61.7%. Jumlah ini kurang sesuai dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahawa proporsi depresi pada wanita hamil adalah kira-kira 30% dari pasien di Amerika Serikat (Kendell, 1976). Menurut American Congress of Obstetricians and Gynecologists (ACOG) pula, kira-kira 14-23% wanita akan berhadapan dengan masalah depresi sewaktu kehamilan. Terdapat kemungkinan bahwa kedua-dua faktor biokimia dan tekanan hidup yang mempengaruhi onset untuk terjadinya depresi dalam kehamilan. Hormon seperti yang diketahui akan memberi kesan kepada mood, contohnya seperti sindroma pre-menstrual dan depresi menopause. Estrogen akan memodulasi fungsi serotonin dan prinsip ini telah diaplikasi untuk mengobati masalah depresi. Maka, ini mungkin merupakan faktor terjadinya elevasi mood yang dirasai oleh wanita sewaktu hamil. Konsentrasi hormon seksual wanita yang meningkat sewaktu kehamilan akan memberi pengaruh kepada bagian otak yang terlibat dalam modulasi mood (Pernoll, 2001). Kehamilan juga membawa beberapa tuntutan yang kadang-kala seorang wanita itu tidak sanggup untuk menghadapinya, hingga wanita itu bisa mengalami masalah depresi. Ketakutan untuk melahirkan, kerisauan tentang status sosioekonomi dan sebagainya bisa bertindak sebagai stresor (Evans, 2001).

(58)

55.3% berbanding depresi sedang yaitu hanya 44.7% (Raja Lexshimi, 2007). Mengikut asumsi peneliti, perbedaan ini terjadi mungkin karena ada perbedaan dalam skala depresi yang dipakai. Jika dilihat, peneliti menggunakan pengkelasan tingkat depresi berdasarkan Hamilton Depression Rating Scale, yang membahagi kepada 3 kelas yaitu depresi ringan, sedang dan berat. Berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya membahagi kepada 2 kelas sahaja, yaitu tingkat depresi sedang dan berat. Kebanyakan wanita hamil yang depresi adalah tingkat depresi ringan, ini mungkin karena walaupun wanita hamil tersebut merasa terganggu, namun bantuan nasihat dan pelayanan dari pihak tertentu bisa mengurangkan perasaannya tadi. Apabila wanita hamil sering datang untuk kontrol dan mendapatkan nasihat serta pertolongan, maka mereka tidak akan merasa keseorangan dan tahu apa yang perlu dilakukannya untuk mengurangkan perasaannya yang terganggu. Selain itu, sokongan suami dan keluarga juga berperan dalam membantu wanita hamil menangani gangguan perasaannya.

(59)

Diobservasi dari hubungan umur dan tingkat depresi pula, yang paling banyak didapati berbanding tingkat depresi lainnya adalah dari tingkat depresi ringan dan dari usia antara 20 hingga 35 tahun (usia reproduksi), yaitu sebanyak 14 orang (23.3%). Fisiologisnya, pada wanita hamil akan berlaku beberapa perobahan pada tubuh badan wanita tersebut untuk beradaptasi terhadap proses kehamilan yang berlaku seperti perobahan sistem hormonal, fisik dan sebagainya. Pada usia reproduksi, tubuh badan wanita tersebut sudah bersiap sedia untuk menghadapi berbagai perobahan ini. Dengan itu, walaupun berlaku perobahan sewaktu proses kehamilan ini, wanita tersebut tidak akan mengalami masalah dalam menghadapinya (Joan Pitkin, 2003). Ini disokong oleh hasil yang didapat yaitu sebanyak 18 orang wanita hamil dari usia 20 hingga 35 tahun tidak depresi. Namun, merujuk kepada hasil yang didapat yaitu jumlah depresi ringan paling banyak berbanding tingkat depresi lainnya, ini mungkin dipengaruhi oleh faktor lain yang biasanya dihadapi oleh wanita hamil dalam kelompok usia 20 hingga 35 tahun, seperti faktor sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya, hingga menyebabkan mereka mengalami depresi ringan.

(60)

berbagai perubahan yang akan berlaku sebagai persiapan untuk menyambut orang baru dalam keluarga, juga perubahan pada kehidupannya sendiri. Ketakutan tentang keadaaan bayinya, menghadapi proses persalinan dan sebagainya bisa menjadi penyebab kepada terjadinya depresi pada wanita hamil. Faktor luar lain seperti keadaan sosioekonomi dan budaya juga bisa menjadi penyebab kepada terjadinya depresi pada wanita hamil. Selain itu, dapat dilihat juga kelompok usia kehamilan trimester II juga tidak kurang banyaknya, yaitu 9 orang (15.0%) dengan depresi. Ini karena perobahan fisiologis yang berlaku pada seorang wanita hamil akan mula ketara dirasai (Scott, 2003). Oleh itu, perobahan ini akan dirasai mengganggu proses fisiologis dari kehidupan wanita tersebut, hingga dirasakan proses perjalanan sehari-hari tidak seperti biasa. Saiz uterus yang semakin membesar, perubahan hormonal dan sebagainya akan memberi pengaruh yang signifikan pada wanita hamil tersebut, hingga bisa menimbulkan depresi. Selain itu, jumlah responden yang didominasi oleh wanita dengan usia kehamilan trimester II dan III, sedikit mempengaruhi hasil yang didapatkan. Ini mungkin karena timbul kesadaran pada wanita tersebut untuk melakukan pemeriksaan rutin pada kandungannya apabila usia kehamilan mencapai usia trimester II dan III.

(61)

Untuk distribusi depresi berdasarkan kehamilan keberapa, didapatkan bahawa kelompok wanita kehamilan pertama paling banyak mengalami depresi (35%). Hasil ini bersesuaian dengan penelitian sebelumnya berkaitan depresi pasca persalinan, yang mana hasil yang didapatkan adalah angka kejadian depresi paling banyak pada wanita dengan jumlah anak 1 (50%). Namun, dikatakan tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara jumlah anak dengan angka kejadian depresi pasca persalinan (Laila, 2009). Walaupun dikatakan tidak ada hubungan yang bermakna secara statistik antara jumlah anak dengan angka kejadian depresi, namun pada pendapat peneliti masih ada yang masih berpengaruh, hingga bisa menimbulkan depresi pada wanita hamil dengan kehamilan pertama. Contohnya, wanita yang hamil dengan kehamilan pertama bisa mengalami depresi karena tidak mempunyai pengalaman dalam menghadapi proses kehamilan. Berbagai perubahan yang berlaku dan ketidakbiasaan wanita tersebut dalam menghadapinya bisa menjadi suatu bebanan hingga menimbulkan depresi pada wanita tersebut. Selain itu, wanita hamil dengan kehamilan pertama juga sering datang kepada petugas kesihatan untuk kontrol dan menerima khidmat nasihat sebagai langkah berjaga-jaga terhadap kesihatan kandungan mereka karena untuk wanita dengan kehamilan pertama, pengalaman seperti itu masih lagi belum didapati. Mereka masih belum tahu apa yang harus dilakukan dan apa yang terbaik untuk menjaga kandungan mereka. Oleh itu, tidak hairanlah jika diamati jumlah wanita hamil dengan kehamilan pertama banyak didapati.

(62)

adekuat, itu cukup untuk memberi pendidikan kepada ibu tersebut tentang apa yang terbaik untuk kehamilannya, hingga itu bisa mengurangkan tingkat depresi yang dialaminya. Hal seperti itu juga bisa menyumbang kepada jumlah depresi ringan yang paling banyak, seperti didapati pada hasil.

(63)
(64)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari uraian-uraian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka dalam

penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan, yaitu :

1. Proporsi depresi pada ibu hamil di Poliklinik Ibu Hamil Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik, Medan tahun 2011 adalah sebanyak 37 orang (61.7%)

2. Tingkat depresi terbanyak dari ibu hamil yang depresi adalah dari tingkat depresi ringan, yaitu sebanyak 19 orang (31.7%)

Karakteristik responden terbanyak pada wanita hamil yang depresi adalah seperti berikut : umur 20-35 tahun, pekerjaan ibu rumah tangga, usia kehamilan trimester III, dan kehamilan pertama.

6.2 Saran

Dari seluruh proses penelitian yang telah dijalankan oleh peneliti dalam menyelesaikan penelitian ini, maka dapat diungkapkan beberapa saran yang mungkin dapat memberi manfaat pada beberapa pihak yang berperan dalam penelitian ini. Adapun saran tersebut adalah :

(65)

2. Pencegahan ini bisa dilakukan dengan cara deteksi awal gejala-gejala yang mungkin ada pada ibu hamil yang datang untuk melakukan pemeriksaan rutin secara berkala.

3. Diharapkan agar penanganan pada ibu hamil yang termasuk golongan yang mengalami depresi dapat diberikan secara adekuat, baik dari pihak dokter, rumah sakit maupun ahli keluarga pasien agar dapat meningkatkan kondisi ibu tersebut agar menjadi lebih baik.

4. Bagi penelitian selanjutnya dengan masalah yang sama, diharapkan agar dapat diperdalamkan cakupan penelitiannya hingga dapat menjadi lebih

bermanfaat dalam perkembangan ilmu pengetahuan, khususnya di bidang

(66)

DAFTAR PUSTAKA

Belmaker, R. H., & Agam, Gailila, 2008. Major Depressive Disorder. New England Journal Medicine (358):58-68. Available from : http://www.nejm.org/doi/full/10.1056/NEJMra073096 [Accessed 12 April 2011]

Bernstein, P., Bateman, D., Grant, K., Banerjee, L., 2000. Obstetrics : Review Notes and Lectures Series. United States of America : McGraw-Hill Inc : 2 – 4

Bennett, H. A., Einarson, A., Taddio, A., Koren, G., & Einarson, T. R. (2004).

Prevalence of depression during pregnancy: Systematic review. Obstetric

and Gynecology,103 (4), 698–709

Bjornlund, L. D., 2010. Disease & Disorders : Depression. United States of America : Gale Cengage Learning : 9 - 60

Brown, H. L., 2007. Physical Changes : Normal Pregnancy : Merck Manual Home Edition. Merck & Co., Inc., Whitehouse Station, N.J., U.S.A. Available from : http://www.merckmanuals.com/home/sec22/ch257/ch257d.html [Accessed 20 April 2011]

Chandran, M., Tharyan, P., Muliyil, J., Abraham, S., 2002. Post – Partum Depression in a Cohort of Women from a Rural Area of Tamil Nadu, India : Incidence and Risk Fact

Gambar

Tabel 2.2 : Physical Changes; Merck Manual, 2007
Tabel  5.1. Karakteristik Responden berdasarkan Umur
Tabel  5.2.
Tabel  5.4. Karakteristik Responden berdasarkan Kehamilan KeBerapa
+6

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan masyarakat mengenai informasi citra hasil deteksi sinar-X pun semakin meningkat, hal ini ditandai dengan tidak sedikitnya citra-citra hasil deteksi sinar-X dari

Melihat gejala yang terjadi maka penulis merumuskan masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah : BAGAIMANA PELAKSANAAN PENGELOLAAN SUMBER DAYA

Therefore, we can distinguish clearly between the authority of state organs based on the constitutionally entrusted power, and the authority of state organs that are

Di bagian ini hukum internasional telah ada semenjak 4000 SM, hubungan yang mengikat terjadi antara setiap individu dan nations, namun pola dan bentuk interaksi yang dilakukan pada

Kaltim Tahun Anggaran 2012, menyatakan bahwa pada tanggal 28 Agustus 2012 pukul 11.59 Wita tahapan pemasukan/upload dokumen penawaran ditutup sesuai waktu pada

Sehubungan dengan hal tersebut, bersama ini karni kirirnkan Pengumuman Pendaftaran Calon Pejabat Pimpinan Tinggi Pratarna Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Wonogiri

[r]

Menganalis is Sistem Pengendali an intern pemberian kredit suatu bank Jenis Penelitia n yang berbeda yaitu kuantita tif, alat analisis yang berbeda dan Populasi penelitia