• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Sistem Pemberian Kredit Terhadap Pengembangan Usaha Kecil Di Medan Pada Program Kemitraan Dan Bina Lingkungan (pkbl) PT. Perkebunan Nusantara III (persero)"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA KECIL DI MEDAN PADA PROGRAM KEMITRAAN

DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

OLEH

GHUFRAN YUSREN 090502258

PROGRAM STUDI STRATA 1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

ABSTRAK

ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA KECIL DI MEDAN PADA PROGRAM KEMITRAAN

DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Sistem Pemberian Kredit terhadap Pengembangan Usaha Kecil di Medan pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi assosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha kecil wilayah Medan binaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) di bidang usaha dagang pada tahun 2011-2013 yang berjumlah 460. Metode penarikan sampel dilakukan dengan cara metode accidental sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan dan siapa saja yang secara kebetul;an bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu analisis regresi linier berganda dengan tingkat singnifikan 0,05.

Hasil uji F menunjukkan bahwa besaran kredit dan manfaat kredit secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu perkembangan usaha. Berdasarkan pada pengujian koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,540 artinya besaran kredit dan manfaat kredit mempengaruhi perkembangan usaha sebesar 54,0% dan sisanya 46% dapat dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(3)

ABSTRACT

CREDIT SYSTEM ANALYSIS OF SMALL BUSINESS DEVELOPMENT IN THE FIELD IN PARTNERSHIP PROGRAM AND COMMUNITY

DEVELOPMENT (CSR) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero)

The purpose of this study was to determine and analyze the system Lending to Small Business Development in the field on the Partnership and Community Development (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

This research is a type of associative explanation research. The population in this study are all small businesses Field area fostered by PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) in the business of trading in 2011-2013, amounting to 460. The method of sampling is done by accidental sampling method is the determination of the sample based on coincidence and anyone who is late to meet with researchers can be used as a sample. Methods of data collection in this study were questionnaires, interviews and documentation. Methods of data analysis using descriptive and quantitative methods, namely multiple linear regression analysis with siqnificant 0.05 level.

F test showed that the amount of credit and credit benefits together have a positive and significant effect on the dependent variable, namely the development of the business. Based on testing the coefficient of determination (R2) indicates that the R value of 0.540 means that the amount of credit and credit benefits affect business development at 54.0 % and the remaining 46 % can be explained by other factors not examined in this study.

(4)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya yang selalu menyertai peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Serta Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW semoga syafaat beliau kita terima di akhirat kelak. Penelitian skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, karena itu Peneliti mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak yang dapat membangun untuk menjadikan skripsi ini lebih baik lagi. Dengan segala kerendahan hati, Peneliti berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Peneliti telah banyak mendapatkan bimbingan, nasihat, dan dorongan dari Orangtua terkasih Papa Ir. H. Afrah Yusren dan Mama Hj. Erlina serta berbagai pihak yang selama perkuliahan hingga Penelitian skripsi ini. Dalam kesempatan ini, Peneliti menyampaikan terima kasih kepada:

1. Prof. Dr. Azhar Maksum, Mec, Ak., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Isfenti Sadalia, SE, M.Si dan Marhayanie, SE., M.Si selaku Ketua dan sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si dan Dra. Friska Sipayung, M.Si selaku Ketua dan Sekretaris Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, M.Si, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran kepada Peneliti.

5. Dra Lisa Marlina, M.Si, Selaku dosen pembaca dan dosen penilai yang telah meluangkan waktu dan memberikan saran demi kesempurnaan skripsi ini. 6. Seluruh Dosen dan Staff Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk

(5)

7. Kepala Cabang serta staff pegawai PTPN III (Persero), yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Kepada sahabat-sahabat peneliti Sanjay Maltya, M. Fachri Ardika, T.M. Iqbal Alfaluthfi, M. Anes Wahyudi, Gagas Hardi, Rizki Wiharni Lubis, M. Qaidimas Akbar, Najam Ahmad, Purnama Sari, Astri Amalia Sari, Della Winda Gultom, Suman Manurung terima kasih peneliti ucapkan atas dorongan, bantuan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

9. Kepada teman-teman Manajemen Stambuk 2009 peneliti mengucapkan terima kasih atas dorongan serta motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.

Peneliti mengucapkan terima kasih dan semoga Tuhan Yang Maha Besar memberikan anugerah dan kasih-Nya atas cinta kasih, jerih payah, dan jasa-jasa mereka.

Medan, Januari 2015 Peneliti,

(6)

DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

(7)

3.10.1 Metode Analisi Deskriptif ... 35

3.10.2 Uji Asumsi Klasik ... 35

3.10.3 Metode Analisis Regresi Linier Berganda ... 36

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 40

4.2 Hasil Analisis ... 43

4.2.1 Analisis Deskriptif ... 43

4.2.2 Uji Asumsi Klasik ... 47

4.3 Pembahasan ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 61

DAFTAR PUSTAKA ... 62

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman

Tabel 1.1 Jumlah Mitra Binaan PTPN III (Persero) Medan ... 3

Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel ... 27

Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert untuk Variabel ... 28

Tabel 3.3 Uji Validitas Instrumen Variabel Independen Besaran Kredit . 32 Tabel 3.4 Uji Validitas Instrumen Variabel Independen Manfaat Kredit . 32 Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Dependen Perkembangan Usaha ... 33

Tabel 3.6 Relibility Statistics Variabel Besaran Kredit ... 34

Tabel 3.7 Relibility Statistics Variabel Manfaat Kredit ... 34

Tabel 3.8 Relibility Statistics Variabel Perkembangan Usaha Kecil ... 34

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 43

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

Tabel 4.3 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Besaran Kredit ... 44

Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Manfaat Kredit ... 45

Tabel 4.5 Distribusi Jawaban Responden Tentang Perkembangan Usaha Kecil ... 46

Tabel 4.6 Uji Kolmogorov-Smirnov ... 49

Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas ... 50

Tabel 4.8 Uji Gleijser ... 51

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi ... 52

Tabel 4.10 Variables Entered/Removed ... 53

Tabel 4.11 Uji Regresi Linier Tiap Indikator ... 53

Tabel 4.12 Hasil Uji F ... 55

Tabel 4.13 Hasil Uji t Pada Tiap Indikator ... 57

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ... 25

Gambar 4.1 Histogram ... 48

Gambar 4.2 Pengujian Normalitas P-P Plot ... 48

Gambar 4.3 Pengujian Multikolinearitas ... 50

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Kuesioner ... 64

Lampiran 2 Hasil Jawaban Responden Penelitian ... 66

Lampiran 3 Uji Validitas dan Reliabilitas ... 70

(11)

ABSTRAK

ANALISIS SISTEM PEMBERIAN KREDIT TERHADAP PENGEMBANGAN USAHA KECIL DI MEDAN PADA PROGRAM KEMITRAAN

DAN BINA LINGKUNGAN (PKBL) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO)

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis Sistem Pemberian Kredit terhadap Pengembangan Usaha Kecil di Medan pada Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

Penelitian ini merupakan jenis penelitian eksplanasi assosiatif. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh usaha kecil wilayah Medan binaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) di bidang usaha dagang pada tahun 2011-2013 yang berjumlah 460. Metode penarikan sampel dilakukan dengan cara metode accidental sampling yaitu penentuan sampel berdasarkan kebetulan dan siapa saja yang secara kebetul;an bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel. Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu analisis regresi linier berganda dengan tingkat singnifikan 0,05.

Hasil uji F menunjukkan bahwa besaran kredit dan manfaat kredit secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu perkembangan usaha. Berdasarkan pada pengujian koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0,540 artinya besaran kredit dan manfaat kredit mempengaruhi perkembangan usaha sebesar 54,0% dan sisanya 46% dapat dijelaskan oleh faktor- faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

(12)

ABSTRACT

CREDIT SYSTEM ANALYSIS OF SMALL BUSINESS DEVELOPMENT IN THE FIELD IN PARTNERSHIP PROGRAM AND COMMUNITY

DEVELOPMENT (CSR) PT. PERKEBUNAN NUSANTARA III (Persero)

The purpose of this study was to determine and analyze the system Lending to Small Business Development in the field on the Partnership and Community Development (CSR) PT. Perkebunan Nusantara III (Persero).

This research is a type of associative explanation research. The population in this study are all small businesses Field area fostered by PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) in the business of trading in 2011-2013, amounting to 460. The method of sampling is done by accidental sampling method is the determination of the sample based on coincidence and anyone who is late to meet with researchers can be used as a sample. Methods of data collection in this study were questionnaires, interviews and documentation. Methods of data analysis using descriptive and quantitative methods, namely multiple linear regression analysis with siqnificant 0.05 level.

F test showed that the amount of credit and credit benefits together have a positive and significant effect on the dependent variable, namely the development of the business. Based on testing the coefficient of determination (R2) indicates that the R value of 0.540 means that the amount of credit and credit benefits affect business development at 54.0 % and the remaining 46 % can be explained by other factors not examined in this study.

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Peranan usaha kecil dalam perekonomian Indonesia sangat penting, terutama dalam aspek-aspek seperti kesempatan kerja, pemerataan pendapatan, pembangunan ekonomi di pedesaan dan lain-lain. Usaha untuk mengembangkan industri kecil dan industri rumah tangga merupakan langkah yang tepat sebagai salah satu kebijakan pemerintah untuk menanggulangi masalah-masalah ekonomi dan sosial yang dihadapi Indonesia pada saat ini, antara lain meningkatnya pengangguran dan tingginya tingkat kemiskinan.

Upaya untuk mewujudkan perkembangan usaha kecil di Indonesia harus dicari solusi yang terbaik untuk keluar dari permasalahan ekonomi agar roda perekonomian dapat berputar. Sektor usaha kecil menengah (UKM) memiliki peluang pasar yang besar karena selalu ada pasar bagi produksi barang dan jasa mereka mengingat sektor UKM merupakan penghasil barang dan jasa khususnya bagi masyarakat yang ekonominya menengah kebawah dengan daya beli yang rendah.

(14)

dengan tertutupnya bank ini menyebabkan bagi pengusaha kecil mencari jalan lain untuk tetap bertahan dalam usahanya. Usaha kecil menengah mampu bertahan pada saat terjadinya krisis keuangan, sedangkan perusaahan besar yang tidak mampu bertahan dan terkena dampak dari krisis keuangan ini. Usaha kecil mampu mempertahankan usahanya disebabkan modal usahanya dari modal sendiri. Usaha kecil juga memiliki suatu kelemahan yang dapat membuat usaha kecil sulit berkembang dibandingkan usaha-usaha besar. Adapaun kelemahan-kelemahan usaha kecil yaitu seperti terbatasnya modal yang dimiliki, manajemen yang lemah, kurangnya pemanfaatan informasi dan teknologi, kurang mampu dalam pembentukan organisasi, serta lemah dalam pembentukan jaringan usaha.

Peranan usaha kecil menengah terhadap perekonomian Indonesia serta masalah yang dihadapi pemerintah adalah memberikan pelatihan pada sektor ini, diantaranya dengan adanya keputusan Menteri Keuangan RI No. 316/KMK/016/1994 tentang Pedoman Pembinaan Usaha Kecil melalui pemanfaatan dari sebagian laba BUMN. Keputusan ini bertujuan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja serta mampu mengembangkan usaha kecil menjadi tangguh dan mandiri, sehingga dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat dan mendorong tumbuhnya kemitraan antara BUMN dengan usaha kecil menengah.

(15)

itikad baik dengan mengeluarkan keputusan ataupun peraturan dan undang-undang akan tetapi hal ini dirasakan belum memenuhi harapan usaha kecil dan menengah. Hal ini disebabkan karena masih banyak dijumpai keterbatasan akses usaha kecil dalam memperoleh kredit atau sumber modal untuk mengembangkan usahanya, karena terbatasnya jaminan-jaminan debitur untuk mendapatkan pinjaman dari lembaga keuangan, disamping kurangnya informasi dan komunikasi antara Usaha Kecil dan Bank Perkreditan.

PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan juga ikut serta berperan dalam membina usaha kecil PKBL PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, salah satu partisipan dari BUMN telah menyalurkan dana pinjaman lunak kepada mitra binaan untuk modal kerja dan investasi. Program Kemitraan dan Bina Lingkungan PTPN III (Persero) Medan mempunyai tujuan untuk membantu usaha kecil dalam mengembangkan usahanya agar mampu bersaing dengan usaha-usaha lain dan dapat meningkatkan kualitas perekonomian. Pembinaan yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan melalui bidang usaha Perkebunan, Pengelolaan dan PKBL PTPN III (Persero) Medan. Jumlah Mitra Binaan PTPN III (Persero) Medan dapat dilihat pada Tabel 1.1

Tabel 1.1

Jumlah Mitra Binaan PTPN III (Persero) Medan

PROGRAM KEMITRAAN DAN BINA LINGKUNGAN

PT.PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN 2007-2009 Wilayah Kerja Propinsi Sumatera Utara

Jenis Usaha 2007 2008 2009

Usaha Kecil 218 237 268

(16)

Program kemitraan merupakan hubungan kerjasama usaha diberbagai pihak yang sinergis, bersifat sukarela, berdasarkan prinsip saling membutuhkan, saling mendukung, dan saling menguntungkan dengan disertai Pembinaan dan Pengembangan Usaha Kecil menengah oleh usaha besar. Program kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan, dalam menyalurkan dana pinjaman lunak mempunyai serangkaian peraturan dan prosedur yang dipakai dalam mengelola dananya, sehingga dana tersebut benar-benar dapat meningkatkan kualitas ekonomi kerakyatan melalui pembinaan usaha kecil khususnya di Sumatera Utara pada aspek permodalan, pemasaran, pemanfaatan teknologi dan mandiri sehingga mampu bersaing menghadapi

tantangan ekonomi global

(17)

dengan melakukan pengawasan dan pengendalian terhadap mitra binaannya. Program ini berhasil membantu usaha kecil dalam mengembangkan usahanya salah satunya dalam masalah modal dengan memberikan kredit melalui sistem pemberian kredit yang optimal.

Kredit yang dilakukan oleh PT. Perkebunan Nusantara III dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 yaitu, tahun 2011 merealisasikan penyaluran dana bina lingkungan khusus untuk kota Medan sebesar Rp 10.477.500.000,-. Pada tahun 2012 realisasi dana yang disalurkan sebesar Rp 7.830.000.000,- dan pada tahun 2013 realisasi dana yang disalurkan sebesar Rp 5.196.647.368,-.

Berdasarkan data tersebut jelaslah setelah menjalani berbagai pembinaan dan pelatihan yang diberikan dibidang pemasaran, penyusunan data keuangan dan mengelola modal para wirausahawan maupun pengusaha kecil mampu mengelola kredit yang diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III dengan baik, sehingga dana yang disalurkan dalam bentuk pemberian kredit menurun, namun untuk para wirausahawan maupun pengusaha kecil mengalami kemajuan pesat dalam mengelola dan mengembangkan usahanya yang didukung dengan pemberian kredit oleh pihak PT. Perkebunan Nusantara III.

(18)

Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) PT. Perkebunan Nusantara III (Persero)”.

1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang maka rumusan penelitian ini adalah sebagai berikut, “Apakah terdapat Pengaruh Pemberian Kredit terhadap Perkembangan Usaha Kecil Sektor Kemitraan dan Bina Lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”.

1.3. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh pemberian kredit terhadap perkembangan usaha kecil sektor kemitraan dan bina lingkungan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dilakukan agar dapat bermanfaat bagi pihak–pihak yang berkaitan antara lain adalah:

1. Bagi PT. Perkebunan Nusantara III Medan

Menjadi bahan pertimbangan baik secara langsung maupun tidak langsung untuk mengevaluasi bagaimana pemberian kredit yang diberikan oleh PT. Perkebunan Nusantara III Medan terhadap perkembangan usaha kecil.

2. Bagi Peneliti

(19)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Uraian Teoritis 2.1.1. Usaha Kecil

Usaha kecil didefinisikan berbeda-beda menurut sudut pandang masing– masing orang yang mendefinisikan, ada yang melihat dari modal usaha, penjualan dan bahkan jumlah tenaga kerja yang dimiliki. Tetapi pada dasarnya prinsipnya adalah sama.

Usaha kecil menurut surat edaran Bank Indonesia No. 26/1/UKK tanggal 29

Mei 1993 perihal kredit Usaha Kecil (KUK) adalah usaha yang memiliki total

aset maksimum Rp. 600 juta (enam ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah

dan rumah yang ditempati. Pengertian usaha kecil ini meliputi usaha

perseorangan, badan usaha swasta dan koperasi, sepanjang aset yang dimiliki

tidak melebihi nilai Rp. 600 juta.

Menurut UU No. 9/1995 tentang Usaha Kecil yang dimaksud dengan usaha

kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dalam memenuhi

kriteria kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan seperti kepemilikan

sebagaimana diatur dalam undang-undang ini. Usaha kecil yang dimaksud di

sini meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional. Adapun usaha

kecil informal adalah berbagai usaha yang belum terdaftar, belum tercatat,

dan belum berbadan hukum, antara lain petani penggarap, industri rumah

(20)

pemulung. Sedangkan usaha kecil tradisional adalah usaha yang

menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun

temurun, dan berkaitan dengan seni dan budaya (Anoraga, 2002:45).

Definisi UKM menurut Biro Pusat Statistik (BPS) lebih mengacu kepada

klasifikasi skala usaha dan jumlah tenaga kerja yang diserap. UKM menurut

Biro Pusat Statistik (BPS) adalah usaha skala kecil yang menggunakan kurang

dari 5 (lima) orang karyawan atau usaha menengah yang menyerap tenaga

kerja antara 5 (lima) hingga 19 (sembilan belas) orang.

Tohar (2001:1), mendefinisikan perusahaan kecil adalah sebagai berikut Usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil. Memenuhi kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan serta kepemilikan sebagaimana diatur dalam undang-undang.

Menurut Primiana (2009:11), mendefinisikan usaha kecil adalah sebagai berikut :

1. Pengembangan empat kegiatan ekonomi utama (core business) yang menjadi motor penggerak pembangunan, yaitu agribisnis, industri manufaktur, sumber daya manusia (SDM), dan bisnis kelautan.

2. Pengembangan kawasan andalan, untuk dapat mempercepat pemulihan perekonomian melalui pendekatan wilayah atau daerah, yaitu dengan pemilihan wilayah atau daerah untuk mewadahi program prioritas dan pengembangan sektor-sektor dan potensi.

(21)

Financial Accounting Standard Board (FASB) dalam Ahmed Riahi Balkaoui, mendefinisikan perusahaan kecil sebagai sebuah perusahaan kecil yang operasinya relatif kecil, biasanya dengan pendapatan total kurang dari $5 juta. Perusahaan itu umumnya (a). dikelola oleh pemilik sendiri, (b) memiliki beberapa pemilik lain, jika ada, (c) semua pemilik secara aktif terlibat dalam menjalankan urusan-urusan perusahaan kecuali mungkin anggota keluarga tertentu, (d) jarang terjadi pemindahan hak kepemilikan, dan (e) memiliki struktur modal yang sederhana (Balkaoui, 2000:50).

Menurut Adi (2007:12) usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000,-. Hal tersebut termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau yang memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000,- dan milik Warga Negara Indonesia.

Zulkarnain (2006:125) usaha kecil adalah kegiatan ekonomi rakyat yang memenuhi kriteria sebagai :

1. Usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200 juta rupiah, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.

2. Usaha yang memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1 miliar rupiah. 3. Usaha yang berdiri sendiri, bukan perusahaan atau cabang perusahaan yang

dimiliki, dikuasai, atau terafiliasi, baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha menengah atau skala besar.

(22)

2.1.2. Pengertian Kredit

Secara umum dan sederhana kredit berarti hutang (loan) dan hutang adalah sesuatu yang kelak harus dibayar kembali kepada yang telah meminjamkannya. Istilah kredit berasal dari bahasa latin “credere” (“credo” dan “creditum”) yang kesemuanya berarti kepercayaan (dalam bahasa inggris “faith” dan “trust”). Dapat dikatakan dalam hubungan ini bahwa kreditur (yang memberi kredit, lazimnya Bank) dalam hubungan perkreditan dengan debitur (penerima kredit) mempunyai kepercayaan, bahwa debitur dalam waktu dan dengan syarat-syarat yang telah disetujui bersama, dapat mengembalikan (membayar kembali) kredit yang bersangkutan (Usman, 2003:236).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), salah satu pengertian kredit adalah pinjaman uang dengan pembayaran pengembalian secara mengangsur atau pinjaman sampai batas jumlah tertentu yang diizinkan oleh bank atau badan lain. Dalam Pasal 1 Butir II Undang-Undang Perbankan yang telah diubah dirumuskan bahwa kredit adalah :

(23)

a. Fungsi Kredit

Kredit pada awal perkembangannya mengarahkan fungsinya untuk merangsang kedua belah pihak agar saling menolong guna pencapaian kebutuhan, baik dalam bidang usaha maupun kebutuhan sehari-hari. Pihak yang mendapat kredit harus dapat menunjukkan prestasi berupa kemajuan-kemajuan pada usahanya atau mendapatkan pemenuhan atas kebutuhannya. Kredit dalam kehidupan perekonomian dan perdagangan mempunyai fungsi (Usman, 2003:237):

1. Meningkatkan daya guna uang;

2. Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang; 3. Meningkatkan daya guna dan peredaran barang; 4. Salah satu alat stabilitas ekonomi;

5. Meningkatkan kegairahan berusaha; 6. Meningkatkan pemerataan pendapatan; 7. Meningkatkan hubungan internasional. b. Unsur-Unsur Kredit

(24)

1. Kepercayaan

Adanya keyakinan dari pemberi kredit (Pihak debitur/kreditur) atas prestasi yang diberikannya kepada nasabah peminjam dana yang akan dilunasi sesuai dengan diperjanjikan pada waktu tertentu.

2. Waktu

Adanya jangka waktu tertentu antara pemberian kredit dan peluansannya, jangka waktu tersebut sebelumnya terlebih dahulu disetujui atau disepakati bersama antara pihak debitur dan kreditur peminjam dana.

3. Prestasi

Adanya objek tertentu berupa prestasi dan kontra prestasi pada saat tercapainya persetujuan atau kesepakatan perjanjian pemberian kredit antara debitur dan kreditur peminjam dana berupa uang dan bunga atau imbalan. 4. Resiko

Adanya resiko yang mungkin akan terjadi selama jangka waktu antara pemberian dan pelunasan kredit tersebut, sehingga untuk mengamankan pemberian kredit dan menutup terjadinya wanprestasi dari nasabah peminjam dana, maka diadakanlah pengikatan jaminan dan agunan.

2.1.3. Besaran Kredit

(25)

berbeda. Mengukur sebenarnya adalah kegiatan membandingkan suatu besaran dengan besaran sejenis yang ditetapkan sebagai satuan. Dalam hal ini besaran kredit yang dimaksud dalam penelitian ini adalah seberapa besar jumlah kredit yang diberikan oleh pihak PTPN III kepada pengembang usaha kecil.

2.1.4. Fungsi/Pemanfaatan Kredit

Suatu kredit mencapai fungsinya apabila sosial ekonomis, baik bagi debitor, kreditor maupun masyarakat membawa pengaruh yang lebih baik. Bagi pihak debitor dan kreditor, mereka memperoleh keuntungan, juga mengalami peningkatan kesejahteraan, sedangkan bagi negara mengalami tambahan penerimaan negara dari pajak, juga kemajuan ekonomi yang bersifat mikro maupun makro.

Fungsi kredit dalam kehidupan perekonomian, perdagangan dan keuangan dalam garis besarnya adalah sebagai berikut:

1. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari uang. 2. Kredit dapat meningkatkan daya guna dari barang.

3. Kredit dapat meningkatkan peredaran uang dan lalu lintas uang. 4. Kredit adalah salah satu alat stabilisasi ekonomi.

5. Kredit menimbulkan kegairahan berusaha masyarakat.

6. Kredit adalah jembatan untuk meningkatkan pendapatan nasional. 7. Kredit adalah sebagai alat hubungan ekonomi internasional Kredit juga memiliki manfaat, yaitu sebagai berikut :

1. Bagi Debitur

(26)

b. Kredit bank relatif mudah diperoleh bila usaha debitur layak dibiayai. c. Dengan jumlah yang banyak, memudahkan calon debitur memilih bank

yang cocok dengan usahanya.

d. Bermacam-macam jenis kredit dapat disesuaikan calon debitur. e. Rahasia keuangan debitur terlindungi.

2. Bagi Bank

a. Bank memperoleh pendapatan dari bunga yang diterima dari debitur. b. Dengan adanya bunga kredit diharapkan rentabilitas bank akan

membaik dan perolehan laba meningkat.

c. Dengan pemberian kredit akan membantu dalam memasarkan produk atau jasa perbankan lainnya.

d. Pemberian kredit untuk merebut pangsa pasar dalam industri perbankan.

e. Pemberian kredit untuk mempertahankan dan menggembangkan usaha bank.

3. Bagi Pemerintah

a. Alat untuk memacu pertumbuhan ekonomi secara umum. b. Alat untuk megendalikan kegiatan moneter.

c. Alat untuk menciptakan lapangan usaha. d. Meningkatkan pendapatan negara. e. Menciptakan dan memperluas pasar. 4. Bagi Masyarakat

(27)

b. Mengirangi tingkat pengangguran. c. Meningkatkan pendapatan masyarakat.

d. Memberikan rasa aman bagi masyarakat yang menyimpan uangnya di bank.

2.1.5. Peningkatan Laba

Laba atau keuntungan dapat didefinisikan dengan dua cara. Laba dalam ilmu ekonomi murni didefinisikan sebagai peningkatan kekayaan seorang investor sebagai hasil penanam modalnya, setelah dikurangi biaya-biaya yang berhubungan dengan penanaman modal tersebut (termasuk di dalamnya, biaya kesempatan). Sementara itu, laba dalam akuntansi didefinisikan sebagai selisih antara harga penjualan dengan biaya produksi. Perbedaan diantara keduanya adalah dalam hal pendefinisian biaya (Wikipedia)

Laba merupakan elemen yang paling menjadi perhatian pemakai karena angka laba diharapkan cukup kaya untuk merepresentasi kinerja perusahaan secara keseluruhan. Akan tetapi, teori akuntansi sampai saat ini belum mencapai kemantapan dalam pemaknaan dan pengukuran laba. Oleh karena itu, berbeda dengan elemen statemen keuangan lainnya, pembahasan laba meliputi tiga tataran, yaitu : semantik, sintaktik, dan pragmatik.

(28)

berbagai tujuan atau beda tujuan beda laba. Teori akuntansi diarahkan untuk memformulasi laba dengan pendekatan pertama.

Konsep dalam tataran semantik meliputi pemaknaan laba sebagai pengukur kinerja, pengkonfirmasi harapan investor, dan estimator laba ekonomik. Meskipun akuntansi tidak harus dapat mengukur dan menyajikan laba ekonomik, akuntansi paling tidak harus menyediakan informasi laba yang dapat digunakan pemakai untuk mengukur laba ekonomik yang gilirannya untuk menentukan nilai ekonomik perusahaan.

Makna laba secara umum adalah kenaikan kemakmuaran dalam suatu periode yang dapat dinikmati (didistribusi atau ditarik) asalkan kemakmuran awal masih tetap dipertahankan. Pengertian semacam ini didasarkan pada konsep pemertahanan kapital. Konsep ini membedakan antara laba dan kapital. Kapital bermakna sebagai sediaan (stock) potensi jasa atau kemakmuran sedangkan laba bermakna aliran (flow) kemakmuran. Dengan konsep pemertahanan kapital dapat dibedakan antara kembalian atas investasi dan pengembalian investasi serta antara transaksi operasi dan transaksi pemilik. Lebih lanjut, laba dapat dipandang sebagai perubahan aset bersih sehingga berbagai dasar penilaian kapital dapat diterapkan.

(29)

di atas biaya-biayanya dalam jangka waktu (perioda) tertentu. Laba sering digunakan sebagai suatu dasar untuk pengenaan pajak, kebijakan deviden, pedoman investasi serta pengambilan keputusan dan unsur prediksi (Harnanto, 2003:444).

Pada teori ekonomi juga dikenal adanya istilah laba, akan tetapi pengertian laba di dalam teori ekonomi berbeda dengan pengertian laba menurut akuntansi. Dalam teori ekonomi, para ekonom mengartikan laba sebagai suatu kenaikan dalam kekayaan perusahaan, sedangkan dalam akuntansi, laba adalah perbedaan pendapatan yang direalisasi dari transaksi yang terjadi pada waktu dibandingkan dengan biaya-biaya yang dikeluarkan pada periode tertentu (Harahap, 2001).

Laba atau rugi sering dimanfaatkan sebagai ukuran untuk menilai prestasi perusahaan atau sebagai dasar ukuran penilaian yang lain, seperti laba per lembar saham. Unsur-unsur yang menjadi bagian pembentuk laba adalah pendapatan dan biaya, dengan mengelompokkan unsur-unsur pendapatan dan biaya, akan dapat diperoleh hasil pengukuran laba yang berbeda antara lain: laba kotor, laba operasional, laba sebelum pajak, dan laba bersih.

(30)

Menurut Suwardjono (2008:464) laba dimaknai sebagai imbalan atas upaya perusahaan menghasilkan barang dan jasa. Ini berarti laba merupakan kelebihan pendapatan diatas biaya (biaya total yang melekat kegiatan produksi dan penyerahan barang / jasa).

2.1.5.1. Teori Laba

Pada perusahaan koperasi, laba disebut sebagai Sisa Hasil Usaha (SHU). Menurut teori laba, tingkat keuntungan pada setiap perusahaan biasanya berbeda pada setiap jenis setiap industri, baik perusahaan yang bergerak dibidang tekstil, baja, farmasi, komputer, alat perkantoran, dan lain – lain. Terdapat beberapa teori yang menerangkan perbedaan ini sebagai berikut :

1. Teori Laba Menanggung Risiko (Risk-Bearing Theory of Profit)

Menurut Teori ini, keuntungan ekonomi diatas normal akan doperoleh perusahaan dengan resiko diatas rata-rata.

a. Teori Laba Friksional (Frictional Theory of Profit).

Teori ini menekankan bahwa keuntungan menigkat sebagai suatu hasil dari friksi keseimbangan jagka panjang (long run equilibrium).

b. Teori Laba Monopoli (Monopoli Theory of Profit).

(31)

2. Teori Laba Inovasi (Innovation Theory of Profit)

Dalam teori inovasi, laba yang diatas normal dapat timbul sebagai hasil inovasi yang berhasil. Walau demikian, perusahaan yang telah berhasil dalam inovasi tidaklah kebal dari serangan persaingan dari perusahaan-perusahaan imitator. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan perlu melakukan inovasi terus-menerus.

3. Teori Laba Efisiensi Manajerial (Manajerial Efficiency Theory of Profit) Teori ini menekankan bahwa perusahaan yang dikelola secara efisien akan memperoleh laba di atas rata-rata laba normal.

2.1.5.2. Fungsi Laba

Laba yang tinggi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan output yang lebih dari perusahaan. Sebaiknya, laba yang rendah atau rugi adalah pertanda bahwa konsumen menginginkan kurang dari produk/ komoditi yang ditangani dan metode produksinya tidak efisien.

Fungsi laba bagi koperasi tergantung pada besar kecilnya partisipasi ataupun transaksi anggota dengan koperasinya. Semakin tinggi partisipasi anggota, maka idealnya semakin tinggi manfaat yang diterima oleh anggota.

2.1.5.3. Jenis-jenis Laba

Laba adalah salah satu hal yang paling penting dalam sebuah perusahaan, Laba terdiri atas beberapa jenis, yaitu :

(32)

2. Laba Operasional, Laba Operasional merupakan hasil dari aktivitas-aktivitas yang termasuk rencana perusahaan kecuali ada perubahan-perubahan besar dala perekonomiannya, dapat diharapkan akan dicapai setiap tahun. Oleh karenanya, angka ini menyatakan kemampuan perusahaan untuk hidup dan mencapai laba yang pantas sebagai jasa pada pemilik modal.

3. Laba sebelum dikurangi pajak atau EBIT (Earning Before Tax), Laba sebelum dikurangi pajak merupakan laba operasi ditambah hasil dan biaya diluar operasi biasa. Bagi pihak-pihak tertentu terutama dalam hal pajak, angka ini adalah yang terpenting karena jumlah ini menyatkan laba yang pada akhirnya dicapai perusahaan.

4. Laba Setelah Pajak Atau Laba Bersih, Laba Bersih adalah laba setelah dikurangi berbagai pajak. Laba dipindahkan kedalam perkiraan laba ditahan. Dari perkiraan laba ditahan ini akan diambil sejumlah tertentu untuk dibagikan sebagai Deviden kepada para pemegang saham.

5. Kegiatan Laba

Urutan yang sering dipakai untuk menilai berhasil atau tidaknya manajemen suatu perusahaan untuk laba yang diperoleh nantinya, laba ini akan dipergunakan oleh perusahaan. Di dalam standar akuntansi keuangan PSAK No. 25 (menurut IAI) disebutkan sebagai berikut :

(33)

Berdasarkan uraian diatas dapat diketahui bahwa laporan laba rugi merupakan suatu laporan sistematis mengenai penghasilan biaya laba rugi yang diperoleh suatu perusahaan dalam satu periode. Informasi yang disajikan dalam laporan laba rugi meliputi :

1. Bagian pertama.

Menunjukan penghasilan yang diperoleh dari usaha pokok perusahaan (penjualan barang dagangan / memberikan service) diikuti dengan harga pokok dari barang atau service yang dijual, sehingga diperoleh laba kotor. 2. Bagian kedua.

Menunjukan biaya-biaya operasi yang terdiri dari biaya penjualan dan biaya umum atau administrasi (operating expense).

3. Bagian ketiga.

Menunjukan harga hasil yang diperoleh diluar operasi pokok perusahaan yang diikuti dengan biaya diluar usaha pokok perusahaan.

4. Bagian keempat.

Menunjukan laba rugi yang insidentil (extra ordinary gain or loss) sehingga akhirnya diperoleh laba bersih sebelum pajak pendapatan.

2.1.5.4. Tujuan Laba

Menurut Anis dan Imam (2003:216) mengutarakan bahwa tujuan pelaporan laba adalah sebagai berikut :

1. Sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang tertahan dalam perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat kembaliannya.

(34)

3. Sebagai dasar penentuan besarnya perencanaan pajak.

4. Sebagai alat pengendalian sumber daya ekonomi suatu negara. 5. Sebagai kompensasi dan pembagian bonus.

6. Sebagai alat motivasi manajemen dalam pengendalian perusahaan. 7. Sebagai dasar bentuk kenaikan kemakmuran.

8. Sebagai dasar pembagian deviden.

Pada kutipan diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan dilaporkannya laba atau lebih dikenal dengan laba atau rugi adalah sebagai indikator efesiensi penggunaan dana yang digunakan sebagai dasar untuk pengukuran, penentuan, pengendalian, motivasi prestasi manajemen dan sebagai dasar kenaikan kemakmuran serta dasar pembagian deviden untuk para investor yang menanamkan modalnya pada perusahaan.

2.2. Penelitian Terdahulu

(35)

deskriptif dan metode analisis deduktif, dengan metode yang dilakukan dengan menggunakan data primer dan data sekunder.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan merupakan salah satu perusahaan BUMN yang melaksanakan Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang menyalurkan kredit kepada usaha kecil dan menengah dan memberikan pembinaan yang bertujuan mengembangkan usaha kecil dan menengah, sehingga diambil beberapa kesimpulan bahwa mitra binaan yang telah diberikan kredit mengalami perkembangan, ini dapat dilihat dari peningkatan laba, dan berani bersaing di pasar global melalui promosi-promosi dan pameran yang digelar atau yang diadakan oleh pihak PT. Pertamina (Persero) Unit Pemasaran I Medan.

(36)

Cabang Madiun. Pengendalian kredit pada PT Bank Jatim Cabang Madiun selain memiliki kelebihan, juga memiliki kekurangan yang dapat dilihat dari struktur organisasi bahwa masih adanya kekosongan personel pada bagian tertentu yang belum terisi, serta tidak adanya pemeriksaan mendadak (Supriser Auditor) untuk memeriksa semua yang diperoleh karyawan sesuai dengan tanggung jawabnya.

2.3. Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan suatu sintetis berdasarkan tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang menggambarkan keterkaitan antar indikator yang diteliti. Hal ini tentu merupakan tuntutan penelitian dalam memecahkan masalah penelitian dengan menggunakan bagan alur disertai penjelasan.

Menurut Tambunan (2009:75) Usaha kecil sulit berkembang disebabkan oleh banyak hambatan antara lain keterbatasan modal kerja maupun investasi, kesulitan dalam pemasaran, distribusi dan pengadaan bahan baku dan input lainnya. Selain itu keterbatasan akses ke informasi mengenai peluang pasar dan lainnya, keterbatasan pekerja dengan keahlian tinggi dan kemampuan teknologi, biaya transportasi dan energi yang tinggi, keterbatasan komuniksasi, biaya tinggi akibat prosedur administrasi dan birokrasi, khususnya dalam pengurusan izin usaha, dan ketidakpastian akibat peraturan-peraturan dan kebijaksanaan-kebijaksanaan ekonomi yang tidak jelas atau tidak menentu arahnya.

(37)

tertentu dengan pemberian bunga. Pemberian kredit bertujuan untuk memastikan kelayakan suatu kredit, diterima atau ditolak. Sistem pemberian kredit dimulai dari perencanaan kredit yang disalurkan kepada debitur, persyaratan dalam pemberian kredit, langkah pengembalian kredit sampai langkah pengamanan untuk mencegah timbulnya kredit bermasalah (Kasmir, 2007:104).

Berdasarkan uraian tersebut di atas maka dapat digambarkan kerangka konseptual sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

2.4. Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah, maka peneliti merumuskan hipotesis bahwa: “Terdapat Pengaruh Pemberian Kredit terhadap Perkembangan Usaha Kecil Sektor Kemitraan dan Bina Lingkungan PKBL PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan”.

Perkembangan Usaha Kecil (Y) Peningkatan Laba Besaran Kredit (X1)

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian pada skripsi ini adalah penelitian eksplanasi assosiatif, yaitu penelitian yang bertujuan mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih (Kurniawan, 2012:21). Adapun variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel yang terdiri dari variabel besaran (X1), dan pemanfaatan (X2).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di PKBL PT. Perkebunan Nusantara III (Persero Medan) Jl.Sei Batang Hari No.2 Medan, Penelitian ini dilakukan sejak bulan Oktober 2014 sampai Desember 2014.

3.3 Batasan Operasional

Batasan Operasional bertujuan untuk melihat sejauh mana variabel-variabel dari suatu faktor berkaitan dengan faktor lainnya. Batasan operasional pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Penelitian ini hanya dibatasi pada usaha kecil yang masih aktif menjadi mitra binaan PT. Perkebunan Nusantara III (Persero) wilayah kecamatan kota Medan.

(39)

3.4 Definisi Operasional

Definisi Operasional yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Variabel bebas (X)

a. Besaran Kredit (X1)

Besaran kredit adalah segala sesuatu yang dapat diukur, dihitung, memiliki nilai dan satuan.

b. Pemanfaatan (X2)

Pemanfaatan kredit adalah hasil yang telah diperoleh oleh pengembang usaha kecil.

2. Variabel terikat (Y) : Perkembangan Usaha Kecil

Perkembangan Usaha Kecil merupakan suatu keadaan yang menunjukkan peningkatan usaha yang dapat bersaing (Tambunan, 2009:63).

Berdasarkan definisi operasional yang dikemukakan sebelumnya, maka peneliti merumuskan variable sebagai berikut:

Tabel 3.1

Definisi Operasionalisasi Variabel

Variabel Definisi Indikator Skala

Besaran Kredit

Manfaat (X2) Pemanfaatan kredit

adalah hasil yang telah

diperoleh oleh

(40)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

Sistem pengolahan data yang dilakukan pada penelitian ini adalah dengan menggunakan Skala Likert, adalah skala yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2012:132).

Pada penelitian ini responden memilih salah satu dari jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang ditafsir sebagai posisi responden dalam Skala Likert. Kriteria pengukuran untuk variabel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert untuk Variabel

No Skala Likert Skor

(41)

3.6.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi yang akan diteliti (Kurniawan, 2012:59). Penentuan jumlah sampel dalam penelitian ini menggunakan rumus Slovin yang dituliskan sebagai berikut :

Dimana:

n = Jumlah Sampel N = Ukuran Populasi e = Taraf Kesalahan

Sehingga jumlah sampel menjadi:

n = 2

Maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 82 responden. Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah accidental sampling, yaitu teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan dan siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel (Ginting dan Situmorang, 2008:141).

3.7. Jenis Data Penelitian

Sugiyono (2012) di dalam Metode Penelitian Bisnis, mengemukakan bahwa secara umum data terbagi atas dua jenis, yaitu:

(42)

1. Data primer adalah data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Sugiyono, 2012:193). Pada penelitian ini data primer dikumpulkan dengan metode survey menggunakan kuesioner yang terstruktur yang diberikan langsung kepada Mitra Binaan PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

2. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dan berbagai sumber-sumber yang sudah ada sebelumnya untuk berbagai tujuan. Misalnya artikel-artikel dan majalah, koran, dan situs-situs website. Selain itu peneliti mengumpulkan data sekunder melalui studi pustaka untuk membangun landasan teori yang sesuai dengan permasalahan atau kerangka konseptual penelitian sehingga dapat membaca buku-buku referensi (baik buku-buku wajib perkuliahan maupun buku-buku umum), jurnal-jurnal penelitian, artikel-artikel serta penelusuran internet melalui situs website yang berkaitan dengan pembahasan penelitian untuk mencari teori-teori dan prinsip-prinsip yang dapat diterapkan dalam penelitian ini.

3.8. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Menurut Arikunto (2012:198) Wawancara (interview) adalah sebuah dialog

(43)

yang telah dipersiapkan terlebih dahulu atau sering disebut dengan interview guide.

2. Angket atau kuesioner (questionnaire), dapat dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan-pertanyaan tertulis kepada responden untuk menjawabnya (Kurniawan, 2012:26). Kuisioner diberikan kepada responden yaitu Usaha Kecil Mitra Binaan PT.Perkebunan Nusantara III (Persero) Medan.

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.9.1. Uji Validitas

(44)

Korelasi tiap faktor positif

a. Nilai korelasi tiap faktor melebihi 0.361

Instrumen penelitian memiliki validitas konstruksi yang baik apabila telah memenuhi persyaratan di atas. Apabila terdapat variabel yang datanya tidak valid, berarti data variabel tersebut harus dibuang, setelah itu peneliti melakukan pengujian kembali hingga semua data variabel valid.

Tabel 4.1 merupakan hasil pengolahan prasurvei yang telah dilakukan kepada 30 responden di luar sampel penelitian.

Tabel 3.3

Validitas Instrumen Variabel Penelitian

No. Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

Kuesioner yang diberikan terdiri dari 5 butir pertanyaan pada variabel independen, yaitu : Besaran Kredit

Tabel 3.4

Validitas Instrumen Variabel Penelitian

No. Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

(45)

Kuesioner yang diberikan terdiri dari 5 butir pertanyaan pada variabel independen, yaitu : Manfaat Kredit

Tabel 3.5

Uji Validitas Variabel Dependen

No. Pertanyaan rhitung rtabel Keterangan

1 P1 0,863 0,361 Valid

2 P2 0,945 0,361 Valid

3 P3 0,872 0,361 Valid

4 P4 0,691 0,361 Valid

4 P5 0,544 0,361 Valid

Sumber : Hasil Pengolahan SPSS (2015)

Kuesioner yang diberikan terdiri dari 5 butir pertanyaan pada variabel dependen, yaitu : Perkembangan Usaha Kecil

Pada uji validitas ini nilai derajat bebasnya adalah 30, Data minimal yang dibutuhkan adalah n = 30 responden sehingga diperoleh (df = n -2) variabel independen (30-2= 28) ; 0,05 = 0,361

Ketentuan untuk pengambilan keputusan:

1) Jika rhitung positif dan rhitung > rtabel maka butir pertanyaan tersebut valid 2) Jika rhitung negatif atau rhitung < rtabel maka butir pertanyaan tersebut tidak

valid

3.9.2.Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Kuncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179), butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

(46)

Pengujian reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan SPSS 170,0 for windows

Tabel 3.6

Reliability Statistiscs Variabel Besaran Kredit

Cronbach’s Alpha N of Items

0,913 5

Sumber : Data Primer diolah, (2015)

Tabel 3.7

Reliability Statistiscs Variabel Manfaat Kredit

Cronbach’s Alpha N of Items

0,934 5

Sumber : Data Primer diolah, (2015)

Tabel 3.8

Reliability Statistiscs Variabel Perkembangan Usaha Kecil

Cronbach’s Alpha N of Items

0,913 5

Sumber : Data Primer diolah, (2013)

(47)

3.10. Teknik Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini adalah : 3.10.1. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan metode yang digunakan dengan mengadakan pengumpulan data dan penganalisaan data yang diperoleh sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diteliti.

3.10.2. Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis linear berganda, agar dapat perkiraan yang tidak biasa maka pihak peneliti melakukan pengujian asumsi klasik. Adapun kriteria persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi, yakni:

a. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Situmorang dan Lutfi, 2011:107). Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Kolmogrov-Smirnov dengan menggunakan tingkat signifikan 5% maka nilai Asymp.Sig (2 tailed) di atas nilai signifikan 5% artinya variabel residual berdistribusi normal.

b. Uji Heteroskedastisitas

(48)

kepercayaan 5% dapat disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas (Situmorang & Lufti, 2011:119).

c. Uji Multikolinearitas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui adanya hubungan linier yang sempurna diantara variabel-variabel bebas dalam model regresi. Untuk mengetahui ada atau tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya Tolerance Value dan Variance Inflation Faktor (VIF) melalui program SPSS. Kriteria yang dipakai adalah apabila nilai Tolerence > 0,1 atau nilai VIF < 5, maka tidak terjadi multikolinearitas (Situmorang dan Lutfi., 2011:137), di mana:

a. Tolerance value < 0,1 atau VIF > 10 = terjadi multikolinearitas b. Tolerance value > 0,1 atau VIF < 10 = tidak terjadi multikolinearitas 3.10.3. Metode Analisis Regresi Linear Berganda

3.10.3.1 Model Regresi Berganda

Peneliti meramalkan variabel tidak bebas lebih baik memperhitungkan variabel-variabel lain yang ikut mempengaruhi variabel tidak bebas. Penelitian ini menggunakan metode regresi berganda yang merupakan pengembangan dari regresi sederhana karena melibatkan lebih dari satu variabel bebas. Dapat dikatakan juga bahwa analisa regresi berganda merupakan suatu analisa yang secara stimulant menginvestasikan pengaruh dua atau lebih variabel bebas pada suatu skala interval atau skala rasio variabel tidak bebas.

(49)

terhadap variabel terikat (perkembangan usaha kecil). Untuk memperoleh hasil yang lebih terarah, peneliti menggunakan bantuan SPSS 20.0 for windows. Menurut Sugiyono (2012:270) model Regresi Linear Berganda yang digunakan adalah :

Y = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Y = Perkembangan usaha kecil a = Konstanta

X1 = Variabel besaran kredit X2 = Variabel manfaat kredit e = Standard error

Suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistik berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila nilai uji statistik berada dalam daerah dimana H0 diterima. Dalam analisis regresi linear berganda ada 3 jenis kriteria ketepatan yaitu:

a. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji-F pada dasarnya menunjukkan semua variabel yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

(50)

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu besaran kredit dan pemanfaatan terhadap perkembangan usaha kecil (Y).

H1 : b1, b2, b3 ≠ 0

Artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu besaran kredit dan pemanfaatan terhadap perkembangan usaha kecil (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

Ho diterima apabila t hitung < t tabel pada α = 5 % Ha diterima apabila t hitung > t tabel pada α = 5 % b. Uji Signifikan Parsial (Uji–t)

Uji-t menentukan seberapa besar pengaruh variabel bebas secara parsial terhadap variabel terikat. Kriteria pengujiannya sebagai berikut :

HO : b1 = 0

Artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu besaran kredit dan pemanfaatan terhadap perkembangan usaha kecil (Y).

H1 : b1 ≠ 0

Artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari variabel bebas (X1, X2) yaitu besaran kredit dan pemanfaatan terhadap perkembangan usaha kecil (Y).

Kriteria Pengambilan Keputusan:

(51)

H1 diterima apabila t hitung > t tabel pada α = 5 % c. Uji Determinasi (R2)

(52)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

PT. Perkebunan Nusantara III atau PTPN III (Persero), merupakan salah satu dari 14 badan usaha milik Negara (BUMN) yang bergerak dalam bidang hasil perkebunan. Kegiatan usaha perseroan mencakup budidaya dan pengelolahan tanaman kelapa sawit dan karet. Produk utama perseroan adalah minyak sawit (CPO) dan inti sawit (kernel) dan produk hulu karet, misalnya RSS (ribbed smoked sheet), sheet terdiri dari (rubber sheet dan crumb rubber)

Perusahaan ini mempunyai lintas sejarah, yang diawali dengan pengambil alihan perusahaan Belanda oleh pemerintah RI pada tahun 1958 yang dikenal sebagai proses “nasionalisasi” Perusahaan Perkebunan Asing. Embrio yang turut membentuk perseroan berasal dari NV. Rubber Cultur Mij’De Oeskust (CMO), yang sebelumnya adalah perusahaan perkebunan Belanda yang beroperasi di Indonesia sejak zaman colonial pada masa pemerintahan Hindia Belanda.

Pada tahun 1958 perseroan memulai langkah perjalanannya dengan nama Perusahaan Negera (PPN). Pada tahun 1986 Perusahaan Perkebunan Negara (PPN) mengalami reorganisasi dan mengalami perubahan nama menjadi Perusahaan Negara Perkebunan (PNP). Selanjutnya pada tahun 1974 mengalami peribahan badan hukum menjadi PT. Perkebunan (Persero).

(53)

perampingan struktur organisasi. Diawali dengan langkah penggabungan manajemen pada tahun 1994 maka 3 (tiga) BUMN perkebunan yang terdiri dari PT. Perkebunan III (Persero), PT. Perkebunan IV (Persero) dan PT. Perkebunan V (Persero) disatukan pengelolaannya kedalam manajemen PT. Perkebunan III (Persero).

Berdasarkan PP No. 8 Tahun 1995 tanggal 14 Februari 1996, ketiga Perseroan tersebut dan wilayah kerjanya yang berada di Provinsi Sumatera Utara digabungkan menjadi satu perseroan dengan nama PT. Perkebunan III (Persero) yang berkedudukan di Medan Sumatera Utara. PTPN III didirikan dengan Akta Notaris Harun Kamil, S.H No. 36 tanggal 11 Maret 1996 dan telah mendapat pengesahan dari Menteri Kehakiman RI dengan Surat KEPUTUsan No. C2-1331.HT.01.01.TH.96.

Tanggal 8 Agustus 1996 telah diumumkan dalam berita Negara RI No. 81 Oktober 1996, sebagai tambahan dari surat keputusan No. 8674/1996, sebagai BUMN perkebunan, di dalam menjalankan kepengurusannya, operasional bisnis, dan pengawasan terhadap perseroan selalu mengacu kepada Peraturan Pemerintah yang berlaku.

(54)

Utama, Direktur Produksi, Direktur Keuangan, Direktur SDM, Direktur Pemasaran, dan Pengembangan.

Visi dan Misi 1. Visi :

Untuk menjadi perusahaan agrobisnis dunia dengan kinerja prima dan melaksanakan tata kelola bisnis terbaik.

2. Misi :

a. Mengembangkan industry hilir berbasis perkebunan secara berkesinambungan.

b. Memperlakukan karyawan sebagai asset strategi dan mengembangkannya secara optimal.

c. Menghasilkan produk berkualitas untuk pelanggan.

d. Menjadikan perusahaan terpilih yang memberikan imban hasil terbaik bagi para investor.

e. Menjasikan perusahaan yang paling menarik untuk bermitra bisnis. f. Memotivasi karyawan untuk berpatisipasi aktif dalam pengembangan

komunitas.

(55)

4.2. Hasil Analisis 4.2.1.Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dalam penelitian ini untuk merumuskan dan menginterpretasikan hasil penelitian berupa identitas responden dan deskriptif variabel.

4.2.1.1. Karakteristik Responden

Berikut ini adalah mengenai karakteristik responden yang berjumlah 82 orang, di distribusikan sebagai berikut :

Tabel 4.1

Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Umur Jumlah %

Sumber : Data Primer diolah, (2015)

Pada Tabel 4.1 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan umur paling banyak berumur antara 31-35 tahun 39% dan paling sedikit berumur antara 20-55 tahun 12,2%.

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Jenis Kelamin Jumlah %

Pria 63 76,8

Wanita 19 23,2

Jumlah 85 orang 100

(56)

Pada Tabel 4.2 dapat dilihat karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin paling banyak berjenis kelamin pria 76,8% dan paling sedikit berjenis kelamin wanita 23,2%.

4.2.1.2. Besaran Kredit

Tabel 4.3

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Besaran Kredit

Indikator SS S KS TS STS Jumlah

Sumber : Data Primer diolah, (2015)

1) Dari 82 responden yang menyatakan tentang besaran kredit yang diberikan oleh PTPN III memiliki bunga yang besar paling banyak menyatakan setuju 57,3% dan paling sedikit yang menyatakan sangat tidak setuju 2,4%.

2) Dari 82 responden yang menyatakan tentang besaran kredit di PTPN III sesuai dengan kemampuan masyarakat paling banyak yang menyatakan setuju 58,5% dan paling sedikit yang menyatakan tidak setuju 2,4%.

3) Dari 82 responden yang menyatakan tentang besaran kredit sedang biasanya diberikan kepada pengembang di bidang usaha perdagangan paling banyak yang menyatakan setuju 43,9% dan paling sedikit yang menyatakan sangat tidak setuju 1,2%.

(57)

5) Dari 82 responden yang menyatakan tentang besaran kredit di PTPN III terdiri dari kredit besar, sedang dan kecil, paling banyak yang menyatakan kurang setuju 31,7% dan paling sedikit yang menyatakan sangat setuju 8,5%.

4.2.1.3. Manfaat Kredit

Tabel 4.4

Distribusi Jawaban Responden Mengenai Manfaat Kredit

Indikator SS S KS TS STS Jumlah Sumber : Data Primer diolah, (2015)

1) Dari 82 responden yang menyatakan tentang kredit yang diberikan oleh PTPN III dapat menambah modal usaha saya paling banyak yang menyatakan setuju 52,4% dan paling sedikit yang menyatakan sangat tidak setuju 2,4%.

2) Dari 82 responden yang menyatakan tentang kredit di PTPN III dapat menambah serta meningkatkan produk yang akan dipasarkan paling banyak yang menyatakan kurang setuju 39,6% dan paling sedikit yang menyatakan sangat tidak setuju 1,2%.

(58)

4) Dari 82 responden yang menyatakan tentang dengan kredit di PTPN III saya dapat meningkatkan hasil usaha paling banyak yang menyatakan tidak setuju 36,6% dan paling sedikit yang menyatakan sangat tidak setuju 8,5%. 5) Dari 82 responden yang menyatakan tentang dengan kredit yang diberikan

oleh PTPN III saya dapat mengembangkan usaha saya paling banyak yang menyatakan setuju 45,1% dan paling sedikit yang menyatakan sangat tidak setuju 6,1%.

4.2.1.4. Perkembangan Usaha Kecil

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Tentang Perkembangan Usaha Kecil

Indikator SS S KS TS STS Jumlah

f % f % f % f % f %

1 20 24,4 22 26,8 14 17,1 24 29,3 2 2,4 82

2 42 51,2 30 36,6 10 12,2 0 0 0 0 82

3 38 46,3 24 29,3 12 14,6 8 9,8 0 0 82 4 3 39,0 27 32,9 20 24,4 3 3,7 0 0 82 5 21 25,5 30 36,5 27 32,9 3 3,7 1 1,2 82 Sumber : Data Primer diolah, (2015)

1) Dari 82 responden yang menyatakan tentang penambahan modal yang diberikan dapat meningkatkan penghasilan usaha saya paling banyak yang menyatakan tidak setuju 29,3% dan paling sedikit yang menyatakan sangat tidak setuju 2,4%

(59)

3) Dari 82 responden yang menyatakan tentang pemasaran produk yang maksimal dapat meningkatkan omzet perbulannya, paling banyak yang menyatakan sangat setuju 46,3% dan paling sedikit yang menyatakan tidak setuju 9,8%.

4) Dari 82 responden yang menyatakan tentang omzet yang diperoleh saat ini lebih menguntungkan saat sebelum melakukan perkreditan, paling banyak yang menyatakan setuju 32,9% dan paling sedikit yang menyatakan tidak setuju 3,7%.

5) Dari 82 responden yang menyatakan tentang laba dan omzet yang cukup usaha saya dapat bersaing dan menanggulangi segala permasalahan yang ada, paling banyak yang menyatakan setuju 36,5% dan paling sedikit yang menyatakan sangat tidak setuju 1,2%.

4.2.2. Uji Asumsi Klasik 4.2.2.1. Uji Normalitas

(60)

Sumber : Data Primer Diolah, (2015)

Gambar 4.1 Histogram

Sumber : Data primer diolah, (2015)

Gambar 4.2 : Pengujian Normalitas P-P Plot

(61)

garis diagonal, hal ini berarti data berdistribusi normal, Namun untuk lebih memastikan bahwa data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal maka dilakukan uji kolmogorv-sminorv.

Tabel 4.6

Uji Kolmogorov-Smirnov

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 82

Normal Parametersa,,b Mean .0000000

Std. Deviation 2.18222730

Most Extreme Differences Absolute .116

Positive .116

Negative -.086

Kolmogorov-Smirnov Z 1.048

Asymp. Sig. (2-tailed) .222

a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.

Sumber : Data Primer diolah, (2015)

Berdasarkan Tabel 4.6 terlihat bahwa nilai Asymp.Sig (2-tailed) adalah 0,222 dan di atas nilai signifikan (0,05), hal ini menunjukkan bahwa variabel residual berdistribusi normal.

4.2.2.2. Uji Multikolinieritas

(62)

Tabel 4.7 Uji Multikolinieritas

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 9.404 1.936 4.858 .000

besaran_usaha .210 .101 .208 2.085 .040 .899 1.112

manfaat_kredit .416 .095 .436 4.365 .000 .899 1.112

a. Dependent Variable: perkembangan_usaha

Sumber : Data primer diolah (2015)

Berdasarkan Tabel 4.7 dapat terlihat bahwa, jika hasil korelasi antara variabel independen di bawah 0,9 maka antara variabel tersebut tidak terjadi multikolinearitas, Selain itu dapat juga diketahui dari persamaan regresi di peroleh nilai tolarance > 0,1 dan nilai VIF < 5, artinya pada nila tolance dan VIF untuk besaran usaha dan manfaat kredit tidak terjadi multikolinearitas. Gambar 4.3 hasil uji multikolinearitas dapat dilihat sebagai berikut :

Sumber : Data primer diolah, (2015)

(63)

4.2.2.3. Uji Heterokedastisitas

Uji heterokedastisitas menggunakan uji Gleijser dapat dilihat pada tabel hasil di bawah ini :

Tabel 4.8 Hasil Uji Gleijser

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.009 1.000 2.010 .048

besaran_usaha .140 .052 .295 2.684 .059

manfaat_kredit -.157 .049 -.351 -3.198 .062

a. Dependent Variable: Absut

Sumber : Data primer diolah (2015)

(64)

4.2.2.4. Uji Autokorelasi

Tabel 4.9 Uji Autokorelasi

Runs Test

Unstandardized Residual

Test Valuea -.53679

Cases < Test Value 41

Cases >= Test Value 41

Total Cases 82

Number of Runs 23

Z -4.223

Asymp. Sig. (2-tailed) 1.000

a. Median

Sumber : Data primer diolah (2015)

Hasil pada tabel menunjukkan 4.9 diketahui nilai test sebesar - 0,53679 dengan probabilitas (p = 1,000), yang berarti hipotesis nol di terima, sehingga dapat disimpulkan bahwa residual random atau tidak terjadi autokorelasi antara nilai residual.

4.2.2.5. Analisis Regresi Linear Berganda

(65)

Tabel 4.10

Variables Entered/Removed

Model Variables Entered

Variables

Removed Method

1 manfaat_kredit,

besaran_usahaa

. Enter

a. All requested variables entered.

Sumber : Data primer diolah, (2015)

Berdasarkan Tabel 4.10 (Variabel Entered/removedb) menunjukkan hasil analisis statistik tiap indikator sebagai berikut :

Tabel 4.11

Uji Regresi Linier Tiap Indikator

Coefficientsa

a. Dependent Variable: perkembangan_usaha

Sumber : Data primer diolah, (2015)

a. Variabel yang dimasukkan ke dalam persamaan adalah variabel bebas yaitu (besaran kredit dan manfaat kredit).

b. Tidak ada variabel bebas yang dikeluarkan (removed).

c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter. Analisis regresi berganda dirumuskan sebagai berikut:

Y = a + b1X + e

Y = 9,404 (Constanta) + 0,210 X1 + 0,416 X2 + e

(66)

4.2.2.6. Pengujian Hipotesis 1) Uji Signifikan Simultan (Uji-F)

Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel pengaruh variabel independen (insentif) mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap motivasi kerja. Model hipotesis yang digunakan dalam Uji F ini adalah sebagai berikut:

H0 : b1 = b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas pengaruh besaran kredit (X1) dan manfaat kredit (X2) terhadap perkembangan usaha (Y).

H0 : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh positif dan signifikan dari variabel bebas pengaruh besaran kredit (X1) dan manfaat kredit (X2) terhadap perkembangan usaha (Y).

Untuk menentukan nilai F, maka diperlukan adanya derajat bebas pembilang dan derajat bebas penyebut, dengan rumus sebagai berikut: df (pembilang) = k-1 = 3-1 = 2

df (penyebut) = n-k = 82-3 = 79 Keterangan:

n = jumlah sampel penelitian = 82 k = jumlah variabel bebas dan terikat = 3

Pada penelitian ini diketahui jumlah sampel (n) adalah 82 dan jumlah keseluruhan variabel (k) adalah 3, sehingga diperoleh:

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (k-1) ; (n-k) 1) df (pembilang) = k-1 df (pembilang) = 3-1 = 2

(67)

Maka : F tabel 0,05 (2;79) = 3,12

Nilai Fhitung akan diperoleh dengan menggunakan bantuan software SPSS 17 for Windows, kemudian akan dibandingkan dengan nilai Ftabel pada tingkat α = 5%, dengan kriteria uji sebagai berikut:

H0 diterima bila Fhitung < Ftabel pada α =5% H0 ditolak bila Fhitung > Ftabel pada α = 5% Tabel 4.12 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 158.525 2 79.262 16.233 .000a

Residual 385.731 79 4.883

Total 544.256 81

a. Predictors: (Constant), manfaat_kredit, besaran_usaha b. Dependent Variable: perkembangan_usaha

Sumber : Data Primer diolah, (2015)

Berdasarkan Tabel 4.12 dilihat nilai Fhitung sebesar 16,233 dan Ftabel sebesar 3,12 sehingga Fhitung > Ftabel (16,233 > 3,12 ) pada α = 5%, Sehingga disimpulkan bahwa variabel independen (besaran kredit dan manfaat kredit) secara bersama-sama berpengaruh terhadap perkembangan usaha (Y).

2) Uji Signifikansi Parsial (Uji-t)

(68)

Model hipotesis yang digunakan adalah sebagai berikut :

H0 : b1 = b2 = b3 = b4 = 0, artinya variabel bebas yaitu X1 (besaran kredit) dan X2 (manfaat kredit) secara bersama-sama berpengaruh terhadap perkembangan usaha (Y)

H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3 ≠ b4 ≠ 0, artinya variabel bebas secara parsial berpengaruh positif terhadap variabel X1 (besaran kredit) dan X2 (manfaat kredit) secara bersama-sama berpengaruh terhadap perkembangan usaha (Y).

Kriteria pengambilan keputusan :

Ho diterima jika thitung < t tabel pada α = 5% Ho ditolak jika thitung > t tabel pada α = 5

Hasil pengujian adalah :

Tingkat kesalahan (α) = 5% dan derajat kebebasan (df) = (n-k) n = jumlah sampel , n = 82

k = jumlah variabel yang digunakan, k = 3 Derajat bebas pembilang (df) =( k-1) = 3-1 = 2 Derajat bebas penyebut (df) = (n-k) = 82 – 2 = 80

Uji t yang dilakukan adalah uji dua arah, maka t tabel yang digunakan adalah t0,05 (2:80) =

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert untuk Variabel
Tabel 3.3 Validitas Instrumen Variabel Penelitian
Tabel 3.5 Uji Validitas Variabel Dependen
+7

Referensi

Dokumen terkait

Annoesjka Swart Briony Chisholm Medicines Information Centre University of Cape Town briony.chisholm@uct.ac.za Karen Cohen Marc Blockman Division of Clinical Pharmacology University of

Figure 7: The initial terrain points (black crosses) detected from the Gaussian decomposition method (performed over the whole waveform) and the new terrain points (blue

Previous work by Davies and Colvin in 2000 combined these two datasets, using ground-level image photogrammetry and the historic United States Geological Survey (USGS)

[r]

Karena prosesor sangat sensitif sehingga perlu diperhatikan hal-hal yang bisa menyebabkan arus pendek dan overheating yang berakibat dapat merusak prosesor. Jika semua hal-hal

Pertumbuhan ekonomi merupakan target utama dalam proses pembangunan wilayah dimana untuk mencapai ini dilakukan perencanaan yang akan diimplementasikan dalam berbagai bentuk

“ PERBANDINGAN KESEMBUHAN LUKA EPISIOTOMI DENGAN KESEMBUHAN LUKA RUPTUR PERINEUM TINGKAT 1–2 PADA PRIMIGRAVIDA DI RSUP.. ADAM

Sebuah pipa pengukur dengan diameter d (meter) pada bagian dalam dinding pipa dilapisi. dengan bahan isolasi, sudutnya dilengkapi dengan

Rizki H.S.Nasution: Pengawasan intern terhadap penerimaan dan pengeluaran kas, 2006 USU e-Repository © 2008... Rizki H.S.Nasution: Pengawasan intern terhadap penerimaan dan