• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada Subtema Gemar Bernyanyi dan Menari.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada Subtema Gemar Bernyanyi dan Menari."

Copied!
407
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD

PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI

Bonifatius Sigit Yuniharto Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini berawal dari kebutuhan lapangan akan model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema bernyanyi dan menari.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau (Research and Development). Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Sugiyono, yang meliputi lima langkah tahapan pengembangan: (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba terbatas, (5) uji coba terbatas, sampai menghasilkan model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema gemar bernyanyi dan menari. Subjek dalam dalam penelitian ini adalah lima SD di Yogyakarta khususnya 5 siswa kelas IB di SDN J. Objek pada penelitian ini adalah (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD subtema gemar bernyanyi dan menari. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema gemar bernyanyi dan menari. Kualitas dari RPPH subtema gemar bernyanyi dan menari memiliki penilaian 90,15 dari 12 validator

yang menunjukkan kualitas “amat baik”. Guru memiliki gambaran RPPH berbasis

permainan tradisional. Siswa menjadi lebih antusias, aktif, senang, dan mampu bersosialisasi dengan teman. Penggunaan RPPH berbasis permainan tradisional mampu meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 71% berdasarkan hasil pretetest

dan posttest.

(2)

ABSTRACT

THE CONSTRUCTION OF DAILY LESSON PLANS (RPPH) BASED ON TRADITIONAL GAMES FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL IN THE SUB THEME DELIGHT IN SINGING AND DANCING

Bonifatius Sigit Yuniharto Sanata Dharma University

2014

The research was done as the answer of teacher’s need on Daily Lesson Plan

(RPPH) based on traditional games. The research was aimed to understand the model of Daily Lesson Plan (RPPH) traditional games-based for the first grade of elementary school in the subtheme “Delight In Singing and Dancing”.

The type of the research is the research and development, well-known as R and D (Research and Development). The research prosedur Led bas the modified version between Borg & Gall and Sugiono model, which consists of; (1) Pre-study, (2) Product-making, (3) Product-validation, (4) Limited trial instruments, (5) Limited trials. The research was conducted until the final result of RPPH

traditional games-based for the fisrt grade of elementary school in the sub theme

“Delight In Singing and Dancing”. The subjects of the research were 5 elementary schools in Yogyakarta especially in J State Elementary School, by taking five students in the 1B class. The data analysis techniques used in the research were questionnaires, observations, interviews, and documentations. The instruments used in the research were questionnaire sheets, observation sheets, manual interviews, and documentations.

The result of the research was the arrangement of Daily Lesson Plan

(RPPH) based on traditional games for the first grade of elementary School in the subtheme “Delight In Singing and Dancing”. The RPPH quality got the point of 90,15 rating of 12 validators which was considered “very good.” Teachers might have the image of the Lesson Plan based on traditional games. In addition, student were getting more enthusiastic, active, happy, and able to socialize more with

their friends. The usage of this RPPH, was able to improve students’ learning

result uap to 71% based on the result of the pretest and posttest.

(3)

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

BONIFATIUS SIGIT YUNIHARTO NIM: 111134007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)

i

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

BONIFATIUS SIGIT YUNIHARTO NIM: 111134007

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(5)

ii

SKRIPSI

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI

Oleh:

BONIFATIUS SIGIT YUNIHARTO NIM: 111134007

Telah disetujui oleh:

Pembimbing,

(6)

iii

SKRIPSI

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI

Dipersiapkan dan disusun oleh:

BONIFATIUS SIGIT YUNIHARTO NIM: 111134007

Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 17 Desember 2014 dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. ... Sekretaris : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ... Anggota : E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed. D. ... Anggota : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. ... Anggota : Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. ...

Yogyakarta, 17 Desember 2014

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

Dekan,

(7)

iv

PERSEMBAHAN

Dengan kerendahan hati karya ini saya persembahkan kepada:

Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rencana indah dalam setiap hidupku

Bunda Maria yang selalu mendengarkan dan memahamiku melalui doa Novena Tiga Salam Maria.

Ayahku Yacobus Suhartanto dan Ibuku Hermanda Juwarni yang setia bekerja keras untuk mendukungku dalam segala suka dan duka.

Kakakku Maria Yosefa Desi Hermawati, S.Pd. yang selalu menjadi penasehat, teman curhat, pembimbing dan rekan diskusiku.

Kakekku Djojo Sumarto (Alm.) dan Marcus Naserun Kertowiyono, Nenekku Lusia Sukinah (Alm.), dan Theresia Ngatinah (Alm.) serta Budheku Christina Suharni (Alm.) yang selalu mendoakanku.

Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dan Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. atas waktu, dan pengorbanan dalam membimbing penelitian ini.

Bapak Pancasona Adji, S.Sn. pelatihku di Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus yang memberikan banyak pelajaran hidup.

(8)

v

Keluarga besar Sanata Dharma Student Residence yang menjadi tempat peraduanku selama berproses menyusun skripsi ini.

Sahabatku Ryan, Aries, Ocha, Era, dan Rossa yang selalu memberikan dukungan.

Saudara serumahku di Jogja dek Bangkit, Albert, Yoga, Michael, Hanung, Jambrong, dan Indra yang selalu menemaniku begadang.

Teman-teman kelas B, PGSD Angkatan 2011 USD yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu yang setia menemani dalam keseharianku selama kuliah.

Teman-temanku sekerja dalam penelitian kolaboratif permainan tradisional Dias, Frida, Evan, Vian, Cornel, Rini, Eka, Erlin, Vita, Ari, Ayak, Riris, Cahya, Mentari, There, dan Lely,

Dosen dan Staf Karyawan PGSD yang dengan setia melayani dan membimbingku.

(9)

vi

MOTTO

Salah satu penemuan terbesar umat manusia adalah bahwa mereka bisa

melakukan hal

–hal yang sebelumnya mereka sangka tidak bisa dilakukan”

- Henry Ford

“Hanya orang gila yang bisa merubah dunia”

- Pancasona Adji

“Orang

-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai

dengan bersorak-

sorai”

(Mazmur 126:5)

“Berikan yang terbaik dalam setiap detik hidupmu dan syukurilah karunia

-karunia kecil”

(10)

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 17 Desember 2014 Yang Menyatakan

(11)

viii

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Bonifatius Sigit Yuniharto

Nomor Mahasiswa : 111134007

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 17 Desember 2014 Yang Menyatakan

(12)

ix

ABSTRAK

PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD

PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI

Bonifatius Sigit Yuniharto Universitas Sanata Dharma

2014

Penelitian ini berawal dari kebutuhan lapangan akan model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema bernyanyi dan menari.

Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau (Research and Development). Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Sugiyono, yang meliputi lima langkah tahapan pengembangan: (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba terbatas, (5) uji coba terbatas, sampai menghasilkan model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema gemar bernyanyi dan menari. Subjek dalam dalam penelitian ini adalah lima SD di Yogyakarta khususnya 5 siswa kelas IB di SDN J. Objek pada penelitian ini adalah (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD subtema gemar bernyanyi dan menari. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini adalah model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema gemar bernyanyi dan menari. Kualitas dari RPPH subtema gemar bernyanyi dan menari memiliki penilaian 90,15 dari 12 validator yang menunjukkan kualitas “amat baik”. Guru memiliki gambaran RPPH berbasis permainan tradisional. Siswa menjadi lebih antusias, aktif, senang, dan mampu bersosialisasi dengan teman. Penggunaan RPPH berbasis permainan tradisional mampu meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 71% berdasarkan hasil pretetest

dan posttest.

(13)

x

ABSTRACT

THE CONSTRUCTION OF DAILY LESSON PLANS (RPPH) BASED ON TRADITIONAL GAMES FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL IN THE SUB THEME DELIGHT IN SINGING AND DANCING

Bonifatius Sigit Yuniharto Sanata Dharma University

2014

The research was done as the answer of teacher’s need on Daily Lesson Plan

(RPPH) based on traditional games. The research was aimed to understand the model of Daily Lesson Plan (RPPH) traditional games-based for the first grade of elementary school in the subtheme “Delight In Singing and Dancing”.

The type of the research is the research and development, well-known as R and D (Research and Development). The research prosedur Led bas the modified version between Borg & Gall and Sugiono model, which consists of; (1) Pre-study, (2) Product-making, (3) Product-validation, (4) Limited trial instruments, (5) Limited trials. The research was conducted until the final result of RPPH

traditional games-based for the fisrt grade of elementary school in the sub theme “Delight In Singing and Dancing”. The subjects of the research were 5 elementary schools in Yogyakarta especially in J State Elementary School, by taking five students in the 1B class. The data analysis techniques used in the research were questionnaires, observations, interviews, and documentations. The instruments used in the research were questionnaire sheets, observation sheets, manual interviews, and documentations.

The result of the research was the arrangement of Daily Lesson Plan

(RPPH) based on traditional games for the first grade of elementary School in the subtheme “Delight In Singing and Dancing”. The RPPH quality got the point of 90,15 rating of 12 validators which was considered “very good.” Teachers might have the image of the Lesson Plan based on traditional games. In addition, student were getting more enthusiastic, active, happy, and able to socialize more with their friends. The usage of this RPPH, was able to improve students’ learning result uap to 71% based on the result of the pretest and posttest.

(14)

xi

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah Bapa atas segala berkatan dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) Berbasis Permainan Tradisional Kelas I SD Pada Subtema Gemar Bernyanyi dan Menari” ini tepat pada waktunya.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, pekenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada:

1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

4. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai.

5. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk skripsi ini.

6. Suyitno, S.Pd. Kepala SDN J yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.

7. Ngatini, S.Pd. SD. Kepala SDN S yang telah memberikan izin untuk uji validitas instrumen penelitian.

8. Supiniati, S.Pd.SD. wali kelas I SDN J yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama melaksanakan penelitian di sekolah.

9. Para ahli yang telah melakukan uji keterbacaan dan uji validitas terhadap penelitian saya yang tidak dapat saya sebut satu per satu.

(15)

xii

11.Kedua orang tuaku, Yacobus Suhartanto dan Hermanda Juwarni yang telah memberikan doa dan dukungan.

12.Kakakku Maria Yosefa Desi Hermawati, S.Pd. yang telah menjadi rekan diskusi.

13.Teman-teman Penelitian Kolaboratif Permainan Tradisional R and D.

14.Para sahabat dan teman terkasih yang telah memberikan dukungan dan doa bagi kelancaran skripsi saya.

15.Teman-teman PGSD angkatan 2011 yang telah memberikan bantuan dan dukungan bagi peneliti.

16.Semua pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu.

Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju lebih sempurna dari skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan. Terima Kasih.

Peneliti,

(16)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN BIMBINGAN... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... viii

ABSTRAK ... ix

ASTRACT ... x

KATA PENGANTAR ... xi

DAFTAR ISI ... xiii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvii

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Identifikasi Masalah ... 8

1.3. Batasan Masalah ... 8

1.4. Rumusan Masalah ... 9

1.5. Tujuan Penelitian ... 9

1.6. Manfaat Penelitian ... 9

1.7. Spesifikasi Produk ... 10

1.8. Definisi Operational ... 12

BAB II LANDASAN TEORI ... 14

2.1. Teori yang Mendukung ... 14

2.1.1.Pengertian Belajar ... 14

2.1.2.Teori Belajar Konstruktivisme ... 15

2.1.3.Hasil Belajar... 18

2.1.4.Kurikulum ... 19

2.1.5.Kurikulum 2013 ... 22

2.1.6.Perangkat Pembelajaran ... 33

2.1.7.Pendidikan Karakter... 42

2.1.8.Permainan Tradisional ... 44

2.2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 52

2.3. Kerangka Berfikir ... 59

2.4. Pertanyaan Penelitian ... 62

BAB III METODE PENELITIAN... 63

(17)

xiv

3.2. Setting Penelitian ... 63

3.3. Prosedur Pengembangan ... 64

3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 73

3.5. Instrumen Penelitian ... 75

3.6. Validitas dan Reliabilitas ... 83

3.7. Teknik Analisis Data ... 89

3.8. Jadwal Penelitian ... 94

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 95

4.1. Hasil Penelitian ... 95

4.1.1.Rumusan Masalah Penelitian ... 95

4.1.2.Pertanyaan Penelitian ... 95

4.1.2.1. Situasi Lapangan Implementasi Kurikulum 2013 ... 96

4.1.2.2.Prosedur Penyusunan RPPH ... 107

4.1.2.3.Kualitas RPPH Berbasis Permainan Tradisional ... 111

4.1.2.4.Dampak RPPH Berbasis Permainan Tradisional ... 131

4.2.Pembahasan ... 141

BAB V PENUTUP ... 150

5.1. Kesimpulan ... 150

5.2. Keterbatasan Penelitian ... 151

5.3. Saran ... 152

DAFTAR REFERENSI ... 153

(18)

xv

DAFTAR TABEL

No Tabel Hal

1.1 Hasil Identifikasi lapangan (Guru) ... 4

1.2 Hasil Identifikasi lapangan (Siswa) ... 5

2.1 Pembandingan teori Piaget dan Vygotsky ... 17

2.2 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 23

2.3 Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 ... 29

2.4 Pembagian Tema Kelas I SD ... 32

3.1 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 75

3.2 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ... 76

3.3 Pedoman Focus Group Discussion (FGD) ... 77

3.4 Kisi-kisi pedoman wawancara guru hasil uji coba terbatas ... 78

3.5 Kisi-kisi pedoman observasi pembelajaran Kurikulum 2013 ... 78

3.6 Kisi-kisi penilaian RPP ... 79

3.7 Kisi-kisi penilaian Silabus ... 79

3.8 Kisi-kisi kuesioner penilaian siswa terhadap pembelajaran berbasis permainan ... 80

3.9 Kisi-kisi soal tes ... 81

3.10 Pengujian instrumen penelitian ... 85

3.11 Kriteria Koefisien Reliabilitas... 88

3.12 Kriteria Peringkat Kualitas RPPH ... 91

3.13 Jadwal Penelitian ... 94

4.1 Hasil Wawancara guru lima SD di Yogyakarta ... 98

4.2 Hasil Wawancara siswa lima SD di Yogyakarta... 100

4.3 Hasil Penilaian RPPH lima SD di Yogyakarta ... 101

4.4 Hasil Penilaian Silabus lima SD di Yogyakarta ... 102

4.5 Nilai Hasil Observasi lima SD di Yogyakarta ... 103

4.6 Hasil Pengumpulan data RPPH, Silabus, Observasi ... 105

4.7 Kriteria Peringkat Kualitas RPPH ... 106

4.8 Hasil Focus Group Discussion (FGD) ... 108

4.9 Kriteria Penilaian Produk ... 112

4.10 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 1 ... 112

4.11 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 1. ... 114

4.12 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 2 ... 115

4.13 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 2 ... 117

4.14 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 3 ... 118

4.15 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 3 ... 120

4.16 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 4 ... 121

(19)

xvi

4.18 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 5 ... 124

4.19 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 5 ... 126

4.20 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 6 ... 127

4.21 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 6 ... 129

4.22 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 132

4.23 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest ... 134

4.24 ReabilitiyStatistics ... 136

4.25 Kriteria Koefisien Reliabilitas... 136

4.26 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Lapangan Terbatas ... 137

4.27 Hasil Perolehan Nilai Pretest dan Posttest ... 138

4.28 Hasil kuesioner penilaian siswa terhadap pembelajaran berbasis permainan ... 139

(20)

xvii

DAFTAR GAMBAR

No Gambar Hal

2.1 Format dan Sistematika RPP Kurikulum 2013 ... 36

2.2 Permainan Kuda Debog ... 46

2.3 Literature Map Penelitian ... 58

3.1 Pengembangan Produk Menurut Borg and Gall ... 65

3.2 Prosedur Pengembangan Produk Menurut Sugiyono ... 67

3.3 Pengembangan RPPH Berbasis Permainan Tradisional ... 69

(21)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

No Lampiran Hal

1. Surat Izin Sebelum dan Sesudah Penelitian ... 158

2. Hasil Observasi Analisis Kebutuhan ... 163

3. Hasil Dokumentasi Analisis Kebutuhan ... 174

4. RPPH Sebelum Validasi Ahli ... 181

5. Contoh Kuesioner Hasil Validasi RPPH ... 200

6. RPPH Sesudah Validasi Ahli ... 240

7. Soal Uji Coba Terbatas Sebelum Validasi ... 357

8. Hasil Validasi dan Reliabilitas Soal Tes ... 364

9. Soal Uji Coba Terbatas Sesudah Validasi ... 367

10. Contoh Hasil Pretest Siswa ... 372

11. Contoh Hasil Posttest Siswa ... 376

12. Gambar Kegiatan Uji Coba Terbatas ... 380

(22)

1

BAB I PENDAHULUAN

Bagian bab 1 membahas delapan bagian dari pendahuluan penelitian ini,

yaitu: latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi

operasional. Bagian – bagian tersebut diuraikan sebagai berikut.

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan memiliki peran yang penting bagi manusia sebagai upaya yang

dapat mempercepat perkembangan potensi manusia. Peran pendidikan dapat

mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral, serta keimanan dan

ketakwaan manusia (Makmun, 2007: 6). Praktik dalam pendidikan diarahkan pada

pencapaian tujuan tertentu. Pendidikan bertujuan menguasai pengetahuan,

pengembangan kepribadian, kemampuan sosial, ataupun kemampuan dalam

bekerja. Pencapaian tujuan pendidikan untuk mengembangkan

kemampuan-kemampuan tersebut membutuhkan metode penyampaian serta alat-alat bantu.

Menilai hasil dan proses pendidikan juga memerlukan cara-cara dan alat

penilaian. Tujuan, bahan ajar, metode, alat, dan penilaian merupakan komponen

utama dalam kurikulum.

Kurikulum dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta

pedoman pelaksanaan bagi semua jenjang pendidikan (Sitepu, 2012: 57).

Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem kurikulum

(23)

mencanangkan Kurikulum 2013 sebagai langkah lanjutan dari pengembangan

KTSP 2006.

Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi. Kurikulum

2013 sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan siswa menjadi: (1)

manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang

selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan

Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3)

warga Negara yang demokratis, bertanggung jawab (Kemendikbud, 2014: 2).

Pengembangan Kurikulum 2013 diharapkan akan mengatasi tantangan masa

depan dan fenomena negatif di masyarakat sebagai perilaku yang ditunjukkan

oleh generasi muda yang jauh dari akhlak mulia, perkelahian antar pelajar,

korupsi, narkoba, kecurangan ujian, dan gejolak masyarakat lainnya (Fadlillah,

2014: 17).

Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan tematik integratif dan saintifik

sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar

(Kemendikbud, 2014: 16). Pendekatan tematik integratif mempunyai ciri

berpusat pada anak; memberikan pengalaman langsung kepada anak; dan muatan

pembelajaran menyatu dalam satu pemahaman kegiatan pembelajaran.

Pendekatan tematik integratif menyajikan konsep dari berbagai pembelajaran

dalam satu proses pembelajaran saling terkait antar muatan pembelajaran satu

dengan yang lain. Penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran

mempunyai alasan bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak

(24)

menjadi suatu proses ilmiah. Pendekatak saintifik diyakini sebagai titian emas

perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan

(Kemendikbud, 2014: 18).

Pencanangan pemerintah terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 tidak serta

merta berjalan dengan baik. Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno

Listyarti menyatakan dari hasil pemantauan implementasi Kurikulum 2013

bersama jaringan organisasi guru di daerah mulai 14 Juli-8 September di 46

kabupaten/kota dari 21 provinsi, ada lima masalah krusial. Pertama, persoalan

distribusi buku guru serta buku siswa yang terlambat diterima di sekolah. Kedua,

dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang tak mencukupi untuk membeli

buku kurikulum. Ketiga, isi buku kurikulum bermasalah. Keempat, pencetakan

buku yang mundur serta tidak mampu memenuhi pesanan. Terakhir pelatihan

guru yang tidak efektif. (Media Indonesia Kamis, 11 September 2014).

Analisis masalah yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan

wawancara dengan Guru kelas I di lima Sekolah Dasar di Yogyakarta. Peneliti

memilih guru kelas 1 karena pada saat melaksanakan kegiatan PPL banyak guru

kelas 1 bertanya kepada peneliti mengenai kurikulum 2013. Banyaknya

pertanyaan dari guru kelas I sehingga peneliti tertarik untuk mendalami masalah

pada guru kelas I. Lima sekolah dasar dipilih melalui Focus Group Discussion

(FGD). Kelima sekolah dasar tersebut adalah SDN SB, SDN J, SDN N, SDK G,

dan SDK BJB yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Kenyataan di lapangan

(25)

mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kendala yang dihadapi guru dapat dilihat

dalam tabel 1.1 berikut ini.

Tabel 1.1.

Hasil Identifikasi lapangan (Guru)

SDN N SDK G SDN J SDN S B SDK B J B

Tabel 1.1 menunjukkan kendala yang dihadapi kelima guru kelas I di lima

Sekolah Dasar di Yogyakarta masih kesulitan dalam menerapkan pembelajaran

tematik dengan mengacu Kurikulum 2013. Kesulitan guru terutama pada proses

penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Padahal

permendikbud No. 81A Tahun 2013 lampiran IV tentang implementasi kurikulum

pedoman umum pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 37). Tahap pertama dalam

pembelajaran menurut standar proses adalah perencanaan pembelajaran yang

diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Harian (RPPH).

RPPH dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema

mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam

upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Guru juga merasa model pembelajaran

yang diterapkan belum sesuai dengan keinginan peserta didik. Kelima guru yang

diwawancara oleh peneliti mengatakan bahwa sosialisasi tentang Kurikulum 2013

dirasa masih kurang sehingga guru masih banyak yang mengalami kebingungan.

(26)

menyusun RPPH kurikulum 2013 ketika mengajar. Guru masih terpaku dengan

model penyusunan RPPH KTSP.

Analisis masalah yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya dilakukan dengan

wawancara Guru kelas I, peneliti juga melakukan analisis dengan mewawancarai

siswa kelas 1 di lima Sekolah Dasar di Yogyakarta. Hasil wawancara tersebut

dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini.

Tabel 1.2.

pembelajaran, siswa juga mengatakan bahwa ia ingin belajar sambil bermain,

sedangkan guru belum dapat mengakomodasi pembelajaran dengan keinginan

siswa. Peneliti juga menemukan bahwa dalam proses belajar mengajar di dalam

kelas guru relatif menjadi pusat dan sumber pembelajaran. Hal tersebut peneliti

temukan saat melakukan wawancara dengan siswa kelas 1 yang berada di lima

sekolah dasar di Yogyakarta. Padahal Rasionalisasi pengembangan Kurikulum

2013 mempunyai tujuan untuk menyempurnakan pola pikir dari berpusat pada

guru menjadi berpusat kepada siswa, dari satu arah menjadi interaktif, dari pasif

menuju interaktif seperti yang diungkapkan pada buku materi pelatihan guru

(27)

Pengembangan kurikulum 2013 mengharapkkan guru merancang RPPH

yang memposisikan dirinya menjadi fasilitator bukan menjadikan sebagai guru

satu-satunya sumber pengetahuan. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang

Standar Proses, RPPH adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk

satu pertemuan atau lebih. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban

menyusun RPPH secara lengkap, sistematis agar pembelajaran berlangsung secara

interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk

berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis

siswa (Kemendikbud, 2014: 106). Menyusun RPPH secara lengkap, interaktif,

dan menyenangkan serta memotivasi siswa kelas I SD untuk aktif dalam kegiatan

dapat dilakukan melalui kegiatan bermain.

Bermain merupakan bagian amat penting dalam tumbuh kembang anak

menjadi manusia yang seutuhnya. Bagi anak-anak kegiatan bermaian selalu

menyenangkan. Melalui kegiatan bermain, anak mampu mencapai perkembangan

fisik, intelektual, emosi, dan sosial (Prasetyono, 2008: 11). Perkembangan fisik

dapat dilihat saat bermain. Perkembangan intelektual dapat dilihat dari

kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan lingkungan. Perkembangan

emosi dapat dilihat dari anak merasa senang, sedih, marah, menang, dan kalah.

Bermain tidak selamanya membutuhan peralatan dan media yang mahal.

Perkembangan sosial dapat dilihat dari hubungannya dengan teman sebayanya,

(28)

bermain yang tidak membutuhkan banyak biaya adalah bermain permainan

tradisional.

Permainan Tradisional merupakan bentuk budaya suatu bangsa. Permainan

tradisional bangsa Indonesia adalah bentuk budaya bangsa Indonesia yang

tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia. Permainan tradisional tersebut

merupakan aktivitas bangsa yang menduduki tempat penting dalam kehidupan

masyarakat dan merupakan sumber daya yang amat besar serta mempunyai nilai

dalam menanamkan sikap dan keterampilan (Dharmamulya, 2005: 12). Permainan

tradisional merupakan wadah kegiatan masyarakat sebagai hiburan ataupun

penyaluran kreativitas di waktu luang dan sebagai sarana sosialisasi. Melalui

permainan tradisional secara langsung pendidik telah menanamkan pendidikan

karakter (Sujarno, 2014: 145).

Pendidikan karakter adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk mendidik

anak agar mampu dengan bijak mengambil keputusan, mengolah perasaan yang

secara sadar atau sengaja untuk mewujudkan suatu kebaikan (Listiyarti, 2012: 3).

Listyarti (2012: 5-12) juga menjelaskan mengenai nilai-nilai yang terkandung

dalam pendidikan karakter, khususnya karakter kebangsaan, yaitu: religius, jujur,

toleransi, kreatif, madiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta

tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, atau komunikatif, cinta damai, gemar

membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.

Uraian permasalahan yang diungkapkan peneliti di atas mengindikasikan

bahwa hal krusial yang dibutuhkan guru di lima SD di Yogyakarta adalah tentang

(29)

tradisional. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian mengadakan penelitian dan pengembangan dengan judul ”Penyusunan Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Tradisional Kelas I SD pada

Subtema Gemar Bernyanyi dan Menari”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang dihadapi oleh guru dalam

melaksanakan kurikulum 2013 peneliti uraikan sebagai berikut:

1.2.1. Guru mengalami kesulitan dalam pembuatan RPPH Kurikulum 2013.

1.2.2. Guru merasa kesulitan mengimplementasikan RPPH Kurikulum 2013

dalam proses pembelajaran.

1.2.3. Guru kurang mengembangkan metode pembelajaran yang membuat siswa

aktif dalam pembelajaran.

1.2.4. Siswa membutuhkan pembelajaran yang dapat mengakomodasi keaktifan

dan tahapan perkembangannya.

1.3. Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran

harian (RPPH) ini dilakukan agar terfokus pada pengembangannya. Peneliti hanya

akan membatasi masalah pada:

1.3.1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis

permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar pada subtema gemar

bernyanyi dan menari.

1.3.2. Permainan tradisional yang digunakan dalam pembelajaran dibatasi pada 3

(30)

pembelajaran 2, permainan Jamuran pada pembelajaran 4, dan permainan

Cublak-Cublak Suweng pada pembelajaran 5.

1.4.Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana model Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar subtema gemar bernyanyi dan menari?”

1.5.Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah

Dasar subtema gemar bernyanyi dan menari

1.6.Manfaat Penelitian

1.6.1.Bagi Sekolah

Sekolah memiliki khasanah pengetahuan tentang menyusun Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional.

Sekolah dapat menyusun sendiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian

(RPPH) yang mengakomodasi permainan tradisional lainnya.

1.6.2.Bagi Guru

Guru mitra dapat mengetahui cara menyusun dan memvalidasi Rencana

Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional. Guru

dapat menyusun sendiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang

(31)

1.6.3. Bagi Siswa

Siswa kelas I SD dapat mempelajari tema kegemaranku sub tema germar

bernyanyi dan menari dengan menggunakan metode permainan tradisional yang

telah dikembangkan melewati serangkaian uji coba secara ilmiah. Siswa

mendapatkan pengalaman belajar yang mampu mengaktifkan ranah kognitif,

afektif, psikomotorik, berikut pemanfaatan indera secara maksimal, serta sesuai

kecepatan belajar masing-masing. Siswa dapat mengalami pembelajaran dengan

memanfaatkan media-media sederhana yang berasal dari alam untuk memainkan

permainan tradisional.

1.6.4. Bagi Peneliti

Peneliti mendapatkan pengalaman langsung tentang cara menyusun

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan

tradisional untuk siswa Sekolah Dasar. Peneliti mempunyai pengalaman

melakukan proses penyusunan dan validasi produk Rencana Pelaksanaan

Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional. Peneliti

mendapatkan wawasan dan bekal untuk menyusun sendiri berbagai sub tema

pembelajaran yang lain berbasis permainan tradisional.

1.7.Spesifikasi Produk

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dikembangkan

menggunakan pedoman dari Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum

2013 Tahun 2014 SD Kelas I. RPPH diperuntukkan untuk siswa kelas I Sekolah

Dasar memuat pembelajaran untuk Tema 2 Kegemaranku Subtema 2 Gemar

(32)

Identitas RPPH terdiri dari satuan pendidikan, kelas / semester, tema / subtema /

pembelajaran, dan alokasi waktu; (b) Kompetensi Inti (KI); (c) Kompetensi Dasar

dan indikator; (d) tujuan pembelajaran; (e) materi pembelajaran; (f) metode

pembelajaran; (g) media, alat, dan sumber belajar, (h) langkah-langkah kegiatan

pembelajaran RPPH disusun dengan pendekatan tematik integratif, pendekatan

saintifik dan penilaian yang digunakan menggunakan penilaian autentik. Pada

kegiatan pembelajaran kegiatan guru dan siswa tesusun dalam rangkaian kegiatan

yang sama, terdiri dari dua penggalan kegiatan pembelajaran. Penggalan pada

kegiatan pembelajaran memuat terbagi dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,

dan kegiatan penutup. RPPH tersusun untuk satu subtema yang terdiri dari enam

pembelajaran harian.

RPPH pembelajaran 1 menggunakan metode Problem Bassed Learning

(PBL). Penggunaan metode pembelajaran Project Based Leraning dan metode pembelajaran berbasis permainan tradisional “Jaran Debog” untuk RPPH

pembelajaran 2. RPPH pembelajaran 3 menggunakan metode Make a Match.

Metode Problem Bassed Learning (PBL) dan metode pembelajaran berbasis permainan tradisional “Jamuran” digunakan untuk RPPH pembelajaran 4. RPPH

pembelajaran 5, menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan

Pembelajaran Berbasis Permainan Tradisional “Cublak-Cublak Suweng”. RPPH

(33)

1.8. Definisi Operasional

Definisi operasional bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang

suatu istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional dalam

penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:

1.8.1. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan untuk

meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skill

yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan.

1.8.2. Pendekatan tematik integratif adalah sebuah pendekatan yang

dilaksanakan dengan mengaitkan suatu konsep dengan konsep tertentu,

suatu topik dengan pokok bahasan tertentu, sehingga memberikan

pengalaman belajar bagi siswa secara holistik, bermakna, dan otentik.

1.8.3. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menggunakan

langkah-langkah pembelajaran secara ilmiah yaitu dengan mengamati, menanya,

mengumpulkan informasi, mengasosisasikan, dan mengomunikasikan.

1.8.4. Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif

(meliputi banyak hal) selama proses dan akhir pembelajaran berdasarkan

apa yang dilakukan siswa secara alami, serta berkesinambungan untuk

mengetahui perkembangan siswa.

1.8.5. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema

tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi

(34)

1.8.6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) adalah penyusunan

rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap satu hari tatap muka

kegiatan pembelajaran.

1.8.7. Pendidikan karakter adalah suatu pengajaran yang mengajak seseorang

untuk mengenali kondisi dirinya, termasuk potensi, keterbatasan, talenta,

dan daya yang ada dalam dirinya untuk kemudian dikembangakan

sehingga mampu mengatasi keterbatasannya menjadi orang yang memiliki

spirit yang kuat.

1.8.8. Permainan Tradisional adalah permainan yang mewadahi kegiatan

masyarakat sebagai hiburan ataupun penyaluran kreativitas di waktu luang

(35)

14

BAB II

LANDASAN TEORI

Bagian bab dua, diuraikan landasan teori yang digunakan untuk

memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang teori-teori yang

mendukung, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan

pertanyaan-pertanyaan penelitian.

2.1. Teori yang Mendukung

Bagian teori yang mendukung peneliti memaparkan tentang teori-teori

yang mendukung penelitian. Teori yang mendukung peneliti paparkan sebagai

berikut: belajar, teori belajar konstruktivisme, Kurikulum, Perkembangan

Kurikulum, Kurikulum 2013, pendekatan tematik terpadu, pendekatan saintifik,

penilaian otentik, pembagian materi, perangkat pembelajaran, silabus, rencana

pelaksanaan pembelajaran harian, dan permainan tradisional.

2.1.1. Pengertian Belajar

Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua

orang dan berlangsung seumur hidup sejak bayi sampai meninggal. Salah satu

penanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku

dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang

bersifat pengetahuan, keterampilan maupun menyangkut dilai dan sikap (Siregar,

2010: 3). Aunurrahman (2012: 38) juga mengungkapkan hal yang sama, bahwa

(36)

sikap. Belajar dimaknai sebagai suatu proses dimana siswa memperoleh motivasi

dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku mereka.

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan

satu sama lain. Kedua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan di

mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa saat

pembelajaran berlangsung (Susanto, 2013: 1). Winkel (2014: 59) mengartikan

bahwa belajar sebagai suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam

interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam

pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perbuhan tersebut

bersifat konstan dan berbekas. Pengertian belajar seperti yang telah dikemukakan

oleh Siregar, Aunnurahman, Susanto dan Winkel memiliki kesamaan yaitu belajar

adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,

keterampilan, dan nilai sikap.

2.1.2. Teori Belajar Konstruktivisme

Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa membentuk

pemahaman-pemahamannya sendiri mengenai suatu pengetahuan dan keterampilan (Schunk,

2012: 287). Pembentukan pengetahuan menurut teori konstruktivistik memandang

bahwa siswa aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya

dengan lingkungan. Asumsi utama dari konstruktivisme adalah manusia

merupakan siswa aktif yang mengembangkan pengetahuan bagi dirinya sendiri

(Schunk, 2012: 322-324). Teori belajar Konstruktivisme menyatakan bahwa para

(37)

pengetahuan dan keterampilan. Pengaruh besar yang mendorong munculnya teori

konstruktivisme adalah teori Piaget dan Vygotsky.

Teori belajar Piaget mengemukakan bahwa anak mengalami perkebangan

kognitif yang bertahap. Tingkat perkembangan kognitif anak menurut Piaget

(Susanto, 2013: 77) adalah periode berfikir motorik sensorik yang dimulai sejak

lahir sampai kira-kira umur 2 tahun sampai 7 tahun. Periode berfikir operasional

konkret dimulai kira-kira umur 7 tahun sampai umur 11 tahun, periode berpikir

operasional formal dimulai sejak umur 11 tahun sampai dewasa. Pada tahap

operasional konkret, Piaget tidak setuju dengan pembelajaran yang pasif (Schunk,

2012: 336). Kemampuan berfikir siswa pada tahap operasional konkret tidak lagi

didominasi oleh persepsi dan membutuhkan pengalaman-pengalaman mereka

sebagai acuan untuk belajar. Lingkungan memberikan kesempatan bagi siswa

untuk bereksplorasi secara aktif dan menjalani kegiatan-kegiatan yang melibatkan

pastisipasi aktif mereka. Kegiatan tersebut akan menunjang konstruktisi aktif

terhadap pengetahuan.

Seperti teori Piaget, teori Vygotsky juga merupakan teori konstruktivis.

Vygotsky menempatkan lebih banyak penekanan pada lingkungan sosial sebagai

falisitator perkembangan pembelajaran (Schunk, 2012: 337). Vygotsky

menganggap bahwa lingkungan sosial sangat penting bagi pembelajaran.

Interaksi-interaksi sosial mengubah atau mentransformasi

pengalaman-pengalaman belajar. Aktivitas sosial adalah sebuah fenomena yang membantu

menjelaskan perubahan-perubahan dalam pikiran sadar dan membentuk teori

(38)

Konsep pokok dalam teori Vygotsky adalah Zone of Proxumal

Development (ZPD) atau zona perkembangan poksimal. ZPD adalah perbedaan

antara apa yang dilakukan sendiri oleh siswa dan apa yang dapat mereka lakukan

dengan bantuan orang lain (Schunk, 2012: 341). Interaksi orang dewasa (guru)

dan teman sebaya dalam ZPD mendorong perkembangan kognitif. Tugas utama

guru adalah mengatur lingkungan pembelajaran sehingga siswa dapat membangun

pengetahuannya. Peran guru disini adalah menyajikan sebuah lingkungan yang

mendukung, bukan menyajikan penjelasan materi dan menyediakan

jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan. Pendapat yang diungkapkan oleh Piaget dan

Vygotsky dapat dilihat jelas melalui tabel 2.1 berikut ini.

Tabel 2.1

Perbandingan teori Piaget dan Vygotsky

Teori Piaget Vygotsky

Konteks sosial-budaya Kurang ditekankan Sangat ditekankan

Perkembangan kognitif Perkembangan kognitif

sebagai akibat eksplorasi dan siswa membangun

pengetahuannya

Perkembangan kognitif muncul akibat interaksi siswa

Pengaruh budaya Perkembangan kognitif

berisifat universal

Perkembangan kognitif bervariasi

Tahapan Menekankan pada tahapan Tidak ada tahapan

Peranan bahasa Kurang berperan Sangat berperan membentuk

pikiran

Proses kunci Skematis, asimilasi,

akomodasi, operasi, kekekalan, klasifikasi, hipotesis-deduktif

Bahasa, dialog, alat budaya zona perkembangan

Interaksi dengan orang lain Teman sejawat dibutuhkan

sebagai agen perubahan

Orang dewasa dibutuhkan sebagai agen perubahan

Proses Proses individu menjadi proses

sosial

Proses sosial menjadi proses psikologi individu

Sumber: Abdullah (2006)

Dampak dari teori konstruktivisme terhadap pembelajaran secara umum

(39)

2011: 122). Peneliti menyimpulkan bahwa teori konstruktivisme menghasilkan

siswa atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan

persoalan yang dihadapi. Pelaksanaan konstruktivisme menuntut pendidik atau

guru untuk fokus terhadap penyusunan hubungan antara fakta-fakta serta

memperkuat pengetahuan baru bagi siswa. Guru mendorong adanya dialog yang

ekstensif antar siswa. Peran guru hanya sebagai fasilitator dan teman menjadi

mediator antar siswa dalam belajar. Pembelajaran diharapkan aktif dan siswa

menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya. Penilaian dalam

konstruktivisme memerlukan suatu penilaian yang menekankan proses

pembelajaran (penilaian otentik) sehingga siswa berperan besar dalam

menentukan hasil belajarnya.

2.1.3. Hasil Belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa

setelah mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu

(Supratiknya, 2012: 5). Hasil belajar merupakan terbangunnya pengetahuan baru

melalui interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar diperoleh siswa secara aktif

dan mandiri. Winkel (2004: 62) mengungkapkan bahwa hasil belajar yang

diperoleh melalui proses belajar dapat berupa kemampuan baru sama sekali

maupun penyempurnaan atau pengembangan dari suatu kemampuan yang telah

dimiliki .

Susanto (2013: 5) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah

perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,

(40)

diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran

di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal

sejumlah materi tertentu.

Menurut beberapa pendapat tentang hasil belajar, dengan demikian dapat

disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa

setelah melalui kegiatan belajar yang aktif dan mandiri. Kemampuan baru yang

ditekankan lebih sebagai pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan

psikomotorik.

2.1.4. Kurikulum

Pendidikan bertujuan menguasai pengetahuan, pengembangan

kepribadian, kemampuan sosial, ataupun kemampuan dalam bekerja.

Penyampaian tujuan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan

tersebut membutuhkan metode penyampaian serta alat-alat bantu. Menilai hasil

dan proses pendidikan juga memerlukan cara-cara dan alat penilaian. Tujuan,

bahan ajar, metode-alat, dan penilaian merupakan komponen utama dalam

kurikulum. Kurikulum dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan

serta pedoman pelaksanaan bagi semua jenjang pendidikan (Sitepu, 2012: 57).

2.1.4.1. Perkembangan Kurikulum

Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem

kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan. Indonesia pernah mengalami 10

kali perubahan kurikulum (Suparlan, 2011: 87-92). Kurikulum yang pertama

adalah Rencana Pelajaran 1947. Rencana Pelajaran 1947 merupakan kurikulum

(41)

diantaranya: (1) mengurangi pendidikan pikiran; (2) menghubungkan isi

pelajaran dengan kehidupan sehari-hari; (3) memberikan perhatian kepada

kesenian; (4) meningkatkan pendidikan watak; (5) meningkatkan pendidikan

jasmani; dan (6) meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Rencana

Pelajaran termasuk kurikulum dengan mata pelajaran terpisah-pisah.

Perubahan yang pertama menjadi Rencana Pelajaran Tahun 1950. Rencana

Pelajaran 1950 lahir karena tuntutan kelahiran UU No. 4 Tahun 1950 tentang

Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah. Kurikulun yang ketiga adalah

Rencana Pelajaran 1958. Rencana Pelajaran 1958 merupakan penyempurnaan dari

Rencana Pelajaran 1950. Kurikulum yang keempat adalah Rencana Pelajaran

1964, merupakan kurikulum penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1958.

Terdapat pembagian kelompok cipta, rasa, karsa, dan krida.

Kurikulum yang kelima adalah Kurikulum 1968. Kurikulum 1968

merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia. Mata pelajaran Ilmu Hayat,

Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami perubahan menjadi Ilmu Pengetahuan

Alam atau yang sekarang disebut Sains. Struktur program dibagi menjadi (1)

pembinaan jiwa pancasila; (2) pengetahuan dasar; dan (3) kecakapan khusus.

Struktur program untuk Sekolah Dasar program pembinaan jiwa pancasila

meliputi mata pelajaran (1) Pendidikan Agama, (2) Pendidikan Kewarganegaraan,

(3) Pendidikan Bahasa Indonesia, (4) Bahasa Daerah, dan (5) Pendidikan

Olahraga. Program pengetahuan dasar meliputi mata pelajaran (1) Berhitung, (2)

(42)

Kurikulum keenam adalah Kurikulum 1975. Kurikulum ini lahir sebagai

ketetapan MPR No.IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan “membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang.

Struktur program untuk Sekolah Dasar meliputi bidang studi (1) Agama, (2)

Pendidikan Moral Pancasila, (3) Bahasa Indonesia, (4) Ilmu Pengetahuan Sosial,

(5) Matematika, (6) Ilmu Pengetahuan Alam, (7) Olahraga dan Kesehatan, (8)

Kesenian, dan (9) Keterampilan Khusus.

Kurikulum yang ketujuh adalah Kurikulum 1984. Kurikulum ini

merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 1975. Terdapat empat aspek yang

disempurnakan dalam Kurikulum 1984, yakni: (1) pelaksanaan PSBB, (2)

penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, (3) pemilihan kemampuan

dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan

psikomotorik, (4) pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tuntutan belajar yang

disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing peserta didik.

Kedelapan adalah Kurikulum 1994. Kurikulum 1994 merupakan

pelaksanaan amanat UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Kurikulum 1994 berisi 3 lampiran: (1) Landasan, Program, dan Pengembangan

Kurikulum, (2) GBPP, dan (3) Pedoman Pelaksanaan Kurikulum. Kurikulum

kesembilan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum KBK

belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia.

Perubahan kurikulum yang kesembilan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini menekankan pada ketercapaian kompetensi

(43)

Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang

bervariasi dengan sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar

lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Penilaian menekankan pada proses dan

hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.

Perubahan atau perkembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem

pendidikan itu dinamis. Perubahan kurikulum dilakukan oleh pemerintah untuk

memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi. Pemerintah

sekarang ini juga sedang melakukan memperbaiki Kurikulum 2006 atau KTSP

dengan diberlakukannya Kurikulum 2013. Perubahan tersebut dilakukan sebagai

bentuk umpaya menyempurnakan sistem pendidikan di Indonesia.

2.1.5. Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang baru mulai diterapkan

pada tahun 2013/2014. Pengembangan kurikulum 2013 menyempurnaan

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Titik tekan pada kurikulum 2013 adalah

adanya peningkatan dan penyeimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi

aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, 2014: 16).

Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan pola pikir, penguatan proses

pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar mampu menjamin kesesuaian

antara tujuan yang diinginkan dengan hasilnya. Penyempurnaan Kurikulum 2013

(44)

2.1.5.1. Rasionalisasi dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013

Elemen-elemen perubahan Kurikulum 2013 mencakup Standar

Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), dan Standar Penilaian

(Kemendikbud, 2014: 6). Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan

adalah konstruksi holistik, didukung oleh semua mata pelajaran yang terintegrasi

secara vertikal dan horisontal. Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 seperti

terlihat Tabel 2.3

Tabel 2.2

Elemen Perubahan Kurikulum 2013

ELEMEN DESKRIPSI

Sekolah Dasar

Kompetensi Lususan Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang

meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan

Kedudukan mata

pelajaran

Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi

Pendekatan Kompetensi dikembangakan melalui Tematik terpadu dalam semua

mata pelajaran

Struktur Kurikulum

(Mata Pelajaran

Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial, dan budaya Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan saintifik Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6

Jumlah jam pelajaran bertambah 4JP/ minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran

Proses pembelajaran Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan

konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta

Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat

Guru bukan satu-satunya sumber belajar

Sikap tidak dijabarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan

Penilaian Penilaian berbasis kompetensi

Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)

Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperoleh terhadap skor ideal (maksimal)

Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL

(45)

ELEMEN DESKRIPSI Sekolah Dasar

Ekstrakulikuler Pramuka (Wajib)

UKS PMR

Bahasa Inggris

Sumber: (Mulyasa, 2013: 77-79)

Elemen perubahan perubahan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa

Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk menata ulang dan menyempurnakan

Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah berlaku. Penataan ulang yang

dilakukan dengan memperhatikan perkembangan zaman dan kesenjangan yang

terjadi saat ini, dengan memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik

yang diterapkan pada siswa. Siswa diharapkan nantinya dapat memperoleh

pembentukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara merata melalui

pembelajaran Kurikulum 2013.

2.1.5.2. Pendekatan Tematik Terpadu

Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan tematik terpadu sebagai

pendekatan dalam proses pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar. Pendekatan

tematik integratif menurut Kemendikbud (2014; 16) mempunyai ciri (a) berpusat

pada anak; (b) memberikan pengalaman langsung kepada anak; (c) muatan

pembelajaran menyatu dalam satu pemahaman kegiatan pembelajaran; (d)

menyajikan konsep dari berbagai pembelajaran dalam satu proses pembeljaran

saling terkait antar muatan pembelajaran satu dengan yang lain; (e) keterpaduan

berbagai muatan pembelajaran bersifat luwes; dan (f) hasil belajar dapat

(46)

hasil belajar siswa. Perubahan kurikulum 2013 dilandasi berbagai hal, antara lain

ladasan yuridis, teoritis dan konseptual.

Landasan konseptual pengembangan Kurikulum 2013 ialah pembelajaran

kontekstual (Mulyasa, 2013: 65). Pembelajaran konstekstual diupayakan untuk

menciptakan kondisi belajar menjadi semenarik mungkin dengan situasi aslinya

atau kondisi nyata. Sagala (2009: 88 – 91) menjelaskan komponen pembelajaran

kontekstual adalah konstruktivisme atau yang berhubungan dengan perkembangan

pemikiran siswa, bertanya, menemuka, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi,

dan penilaian sebenarnya yang diperoleh dari data – data yang dikumpulkan dari

kegitan yang dilakukan oleh siswa. Data bisa berupa proyek atau kegiatan,

laporan, tugas rumah, kuis, karya siswa, presentasi, atau penampilan siswa,

demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis dan karya tulis (Riyanto, 2010: 176).

Penciptaan pembelajaran kontestual bertujuan supaya guru mudah dalam

mengaitkan pembelajaran dengan kondisi pada kenyataannya.

Pendapat para ahli mengenai pendekatan tematik terpadu, dapat peneliti

simpulkan bahwa pendekatan tematik terpadu adalah sebuah pendekatan yang

mengusahakan keterkaitan antara bidang studi, antar konsep, antar pokok bahasan,

antar tema. Pendekatan tematik terpadu dapat memberikan kebermaknaan bagi

peserta siswa. Kebermaknaan tersebut dikarenakan pembelajaran tematik terpadu

mengusahakan peserta siswa memperoleh pembelajaran secara holistik, bermakna,

(47)

2.1.5.3. Pendekatan Saintifik

Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan Kurikulum 2013 adalah

dengan pendekatan saintifik (ilmiah). Penerapan pendekatan saintifik dalam

proses pembelajaran mempunyai alasan bahwa informasi bisa berasal dari mana

saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Proses

pembelajaran dapat dipandang menjadi suatu proses ilmiah. Pendekatak saintifik

diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2014: 18).Kondisi pembelajaran

dengan menerapkan pendekatan saintifik diharapkan tercipta diarahkan untuk

mendorong peserta didik. Pendekatan saintifik sejalan dengan pendekatan

keteramapilan proses yang dimaskud oleh Semiawan (1987: 14-15).

Pendekatan keterampilan proses sebagai suatu keterampilan yang

menerapkan proses bekerja ilmuan yang sama halnya dengan anak yang memiliki

rasa ingin tahu yang besar, maka guru perlu menyediakan tempat yang tepat agar

kebutuhan rasa ingin tahu anak dapat terpenuhi. Semiawan juga memaparkan 13

kemampuan atau sikap dalam keterampilan proses, yaitu: (1) observasi, (2)

perhitungan; (3) pengukuran; (4) klasifikasi; (5) hubungan ruang dan waktu; (6)

membuat hipotesis; (7) perencanaan penelitian atau eksperimen; (8) pengendalian

variabel; (9) interpretasi data; (10) kesimpulan sementara; (11) peramalan; (12)

penerapan; dan (13) komunikasi. Penjelasan dari beberapa kemampuan tersebut

diuraikan sebagai berikut: Observasi atau pengamatan merupakan keterampilan

yang paling mendasar, kita memanfaatkan semua indera kita melalui melihat,

(48)

Perhitungan dikenal dekat dengan matematika, namun sebenarnya

keterampilan menghitung juga digunakan pada ilmu pengetahuan alam, ilmu

pengetahuan sosial, bahkan bahasa Indonesia. Guru perlu menciptakan kegiatan

yang menarik bagi anak misalnya, menghitung jumlah batu dalam sebuah pot,

menghitung jumlah bangku di kelas, dan benda atau objek yang ada disekitar

sekolah. Hasil perhitungan tersebut bisa dikomunikasikan atau dikonversikan

dengan cara membuat tabel, grafik, atau histogram.

Pengukuran adalah keterampilan yang sering dilakukan oleh ilmuwan

untuk melihat suatu perbandingan, sebab dasar dari pengukuran adalah

pembanding. Klasifikasi merupakan kegiatan menggolong-golongkan, dengan

mengklasifikasikan anak mampu untuk menemukan suatu persamaan maupun

perbedaan antara benda-benda disekitarnya. Hubungan ruang atau waktu

mengajak siswa belajar misalnya dengan mengenal bangun datar dan bangun

ruang.

Membuat suatu hipotesis memerlukan suatu alasan yang dapat

menerangkan pengamatan akan suatu kejadian. Misalnya anak diminta untuk

membuat hipotesis dari kegiatan menanam tanaman yang diberi pupuk. Anak lalu

menduga apa yang terjadi setelah tumbuhan dalam pot diberi pupuk, dan

bagaimana jika tidak.

Merencanaan penelitan atau eksperimen dapat dilakukan dengan

merancangkan kegiatan untuk anak melakukan suatu percobaan sederhana.

Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi dalam percobaan, variabel bisa

(49)

dilatih mencoba menanam pohon, pengendalian variabel dilakukan dengan

memberikan pupuk dengan jumlah yang sama, menyiram air dengan frekuensi

yang sama, atau bisa dalam kata lain, perakuan yang diberikan pada objek

penelitian adalah sama. Hal tersebut untuk melihat bagaimana pengaruh terhadap

objek.

Interpretasi atau penafsiran dilakukan setelah semua tahap sebelumnya

terpenuhi. Sebuah data dapat ditafsirkan apabila telah diamati, dihitung, diukur,

dan dilakukan eksperimen. Penafsiran data dilakukan bisa dengan membuat tabel

atau grafik, dan bisa dengan alat penyajian data yang lainnya. Seorang peneliti

membuat kesimpulan sementara setelah melakukan eksperimen. Kesimpulan

tersebut diperoleh dari hasil pengamatan saat melakukan eksperimen. Sehingga

sifatnyapun sementara hingga waktu eksperimen yang ditentukan.

Peramalan mengajak anak bisa meramalkan suatu hal berdasarkan hasil

pengamatnnya. Contohnya, kemungkinan yang terjadi apabila tumbuhan yang

mereka tanam di pot kemudian diletakkan di bawah terik matahari, apa yang

terjadi? Lalu kemungkinan bila diberi air terlalu banyak, apa yang terjadi?

Keterampilan tersebut akan melatih anak berfikir tentang

kemungkinan-kemungkinan yang terjadi sehingga akan baik untuk proses belajarnya.

Penerapan adalah keterampilan yang paling mudah namun sulit untuk

diterapkan. Melalui keterampilan menerapkan konsep yang dimiliki dalam

kehidupan, anak akan berlatih untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

Komunikasi adalah keterampilan dasar yang terakhir pada pendekatan

Gambar

Tabel 2.1 Perbandingan teori Piaget dan Vygotsky
Tabel 2.2
Tabel 2.4 adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk siswa Sekolah
Gambar 2.1.Format dan Sistematika RPP Kurikulum 2013
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini menjelaskan situasi di SD terkait dengan implementasi kurikulum 2013 khususnya pada persiapandan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran

Oleh karena itu peneliti terdorong untuk melakukan penelitian pengembangan yang berjudul Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Tradisional Kelas

Mulyasa (2006) mengatakan bahwa kurikulum merupakan seperangkat rencana dan aturan mengenai tujuan, kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan cara yang dapat

Hasil penelitian ini menjelaskan situasi di SD terkait dengan implementasi kurikulum 2013 khususnya pada persiapandan pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran harian

Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan hasil modifikasi dari langkah-langkah pengembangan Borg & Gall dan model pengembangan Kemp yang terdiri dari

Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan maka dapat dirumuskan masalah dari pengembangan ini adalah : “Bagaimana model Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan judul

Model pengembangan yang digunakan adalah model oleh Borg & Gall (Sugiyono, 2015) yang dibatasi menjadi lima tahap yaitu 1) potensi dan masalah, 2) perencanaan, 3)