ABSTRAK
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD
PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI
Bonifatius Sigit Yuniharto Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini berawal dari kebutuhan lapangan akan model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema bernyanyi dan menari.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau (Research and Development). Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Sugiyono, yang meliputi lima langkah tahapan pengembangan: (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba terbatas, (5) uji coba terbatas, sampai menghasilkan model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema gemar bernyanyi dan menari. Subjek dalam dalam penelitian ini adalah lima SD di Yogyakarta khususnya 5 siswa kelas IB di SDN J. Objek pada penelitian ini adalah (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD subtema gemar bernyanyi dan menari. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema gemar bernyanyi dan menari. Kualitas dari RPPH subtema gemar bernyanyi dan menari memiliki penilaian 90,15 dari 12 validator
yang menunjukkan kualitas “amat baik”. Guru memiliki gambaran RPPH berbasis
permainan tradisional. Siswa menjadi lebih antusias, aktif, senang, dan mampu bersosialisasi dengan teman. Penggunaan RPPH berbasis permainan tradisional mampu meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 71% berdasarkan hasil pretetest
dan posttest.
ABSTRACT
THE CONSTRUCTION OF DAILY LESSON PLANS (RPPH) BASED ON TRADITIONAL GAMES FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL IN THE SUB THEME DELIGHT IN SINGING AND DANCING
Bonifatius Sigit Yuniharto Sanata Dharma University
2014
The research was done as the answer of teacher’s need on Daily Lesson Plan
(RPPH) based on traditional games. The research was aimed to understand the model of Daily Lesson Plan (RPPH) traditional games-based for the first grade of elementary school in the subtheme “Delight In Singing and Dancing”.
The type of the research is the research and development, well-known as R and D (Research and Development). The research prosedur Led bas the modified version between Borg & Gall and Sugiono model, which consists of; (1) Pre-study, (2) Product-making, (3) Product-validation, (4) Limited trial instruments, (5) Limited trials. The research was conducted until the final result of RPPH
traditional games-based for the fisrt grade of elementary school in the sub theme
“Delight In Singing and Dancing”. The subjects of the research were 5 elementary schools in Yogyakarta especially in J State Elementary School, by taking five students in the 1B class. The data analysis techniques used in the research were questionnaires, observations, interviews, and documentations. The instruments used in the research were questionnaire sheets, observation sheets, manual interviews, and documentations.
The result of the research was the arrangement of Daily Lesson Plan
(RPPH) based on traditional games for the first grade of elementary School in the subtheme “Delight In Singing and Dancing”. The RPPH quality got the point of 90,15 rating of 12 validators which was considered “very good.” Teachers might have the image of the Lesson Plan based on traditional games. In addition, student were getting more enthusiastic, active, happy, and able to socialize more with
their friends. The usage of this RPPH, was able to improve students’ learning
result uap to 71% based on the result of the pretest and posttest.
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
BONIFATIUS SIGIT YUNIHARTO NIM: 111134007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
i
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
BONIFATIUS SIGIT YUNIHARTO NIM: 111134007
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA
ii
SKRIPSI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI
Oleh:
BONIFATIUS SIGIT YUNIHARTO NIM: 111134007
Telah disetujui oleh:
Pembimbing,
iii
SKRIPSI
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI
Dipersiapkan dan disusun oleh:
BONIFATIUS SIGIT YUNIHARTO NIM: 111134007
Telah dipertahankan di depan panitia penguji pada tanggal 17 Desember 2014 dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua : G. Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. ... Sekretaris : Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. ... Anggota : E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed. D. ... Anggota : Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. ... Anggota : Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. ...
Yogyakarta, 17 Desember 2014
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Dekan,
iv
PERSEMBAHAN
Dengan kerendahan hati karya ini saya persembahkan kepada:
Tuhan Yesus Kristus yang selalu memberikan rencana indah dalam setiap hidupku
Bunda Maria yang selalu mendengarkan dan memahamiku melalui doa Novena Tiga Salam Maria.
Ayahku Yacobus Suhartanto dan Ibuku Hermanda Juwarni yang setia bekerja keras untuk mendukungku dalam segala suka dan duka.
Kakakku Maria Yosefa Desi Hermawati, S.Pd. yang selalu menjadi penasehat, teman curhat, pembimbing dan rekan diskusiku.
Kakekku Djojo Sumarto (Alm.) dan Marcus Naserun Kertowiyono, Nenekku Lusia Sukinah (Alm.), dan Theresia Ngatinah (Alm.) serta Budheku Christina Suharni (Alm.) yang selalu mendoakanku.
Ibu E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dan Ibu Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. atas waktu, dan pengorbanan dalam membimbing penelitian ini.
Bapak Pancasona Adji, S.Sn. pelatihku di Paduan Suara Mahasiswa Cantus Firmus yang memberikan banyak pelajaran hidup.
v
Keluarga besar Sanata Dharma Student Residence yang menjadi tempat peraduanku selama berproses menyusun skripsi ini.
Sahabatku Ryan, Aries, Ocha, Era, dan Rossa yang selalu memberikan dukungan.
Saudara serumahku di Jogja dek Bangkit, Albert, Yoga, Michael, Hanung, Jambrong, dan Indra yang selalu menemaniku begadang.
Teman-teman kelas B, PGSD Angkatan 2011 USD yang tidak dapat aku sebutkan satu persatu yang setia menemani dalam keseharianku selama kuliah.
Teman-temanku sekerja dalam penelitian kolaboratif permainan tradisional Dias, Frida, Evan, Vian, Cornel, Rini, Eka, Erlin, Vita, Ari, Ayak, Riris, Cahya, Mentari, There, dan Lely,
Dosen dan Staf Karyawan PGSD yang dengan setia melayani dan membimbingku.
vi
MOTTO
“
Salah satu penemuan terbesar umat manusia adalah bahwa mereka bisa
melakukan hal
–hal yang sebelumnya mereka sangka tidak bisa dilakukan”
- Henry Ford
–
“Hanya orang gila yang bisa merubah dunia”
- Pancasona Adji
–
“Orang
-orang yang menabur dengan mencucurkan air mata, akan menuai
dengan bersorak-
sorai”
(Mazmur 126:5)
“Berikan yang terbaik dalam setiap detik hidupmu dan syukurilah karunia
-karunia kecil”
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar referensi, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 17 Desember 2014 Yang Menyatakan
viii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Bonifatius Sigit Yuniharto
Nomor Mahasiswa : 111134007
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI
beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu izin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 17 Desember 2014 Yang Menyatakan
ix
ABSTRAK
PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN HARIAN (RPPH) BERBASIS PERMAINAN TRADISIONAL KELAS I SD
PADA SUBTEMA GEMAR BERNYANYI DAN MENARI
Bonifatius Sigit Yuniharto Universitas Sanata Dharma
2014
Penelitian ini berawal dari kebutuhan lapangan akan model rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH) berbasis permainan tradisional. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema bernyanyi dan menari.
Jenis penelitian ini adalah penelitian dan pengembangan atau (Research and Development). Prosedur penelitian dan pengembangan yang digunakan adalah hasil modifikasi dari model pengembangan Borg and Gall dan model pengembangan Sugiyono, yang meliputi lima langkah tahapan pengembangan: (1) studi pendahuluan, (2) pembuatan produk, (3) validasi produk, (4) instrumentasi uji coba terbatas, (5) uji coba terbatas, sampai menghasilkan model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema gemar bernyanyi dan menari. Subjek dalam dalam penelitian ini adalah lima SD di Yogyakarta khususnya 5 siswa kelas IB di SDN J. Objek pada penelitian ini adalah (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD subtema gemar bernyanyi dan menari. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, observasi, wawancara, dan dokumentasi.
Hasil penelitian ini adalah model (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I SD pada subtema gemar bernyanyi dan menari. Kualitas dari RPPH subtema gemar bernyanyi dan menari memiliki penilaian 90,15 dari 12 validator yang menunjukkan kualitas “amat baik”. Guru memiliki gambaran RPPH berbasis permainan tradisional. Siswa menjadi lebih antusias, aktif, senang, dan mampu bersosialisasi dengan teman. Penggunaan RPPH berbasis permainan tradisional mampu meningkatkan hasil belajar siswa sebesar 71% berdasarkan hasil pretetest
dan posttest.
x
ABSTRACT
THE CONSTRUCTION OF DAILY LESSON PLANS (RPPH) BASED ON TRADITIONAL GAMES FOR THE FIRST GRADE OF ELEMENTARY SCHOOL IN THE SUB THEME DELIGHT IN SINGING AND DANCING
Bonifatius Sigit Yuniharto Sanata Dharma University
2014
The research was done as the answer of teacher’s need on Daily Lesson Plan
(RPPH) based on traditional games. The research was aimed to understand the model of Daily Lesson Plan (RPPH) traditional games-based for the first grade of elementary school in the subtheme “Delight In Singing and Dancing”.
The type of the research is the research and development, well-known as R and D (Research and Development). The research prosedur Led bas the modified version between Borg & Gall and Sugiono model, which consists of; (1) Pre-study, (2) Product-making, (3) Product-validation, (4) Limited trial instruments, (5) Limited trials. The research was conducted until the final result of RPPH
traditional games-based for the fisrt grade of elementary school in the sub theme “Delight In Singing and Dancing”. The subjects of the research were 5 elementary schools in Yogyakarta especially in J State Elementary School, by taking five students in the 1B class. The data analysis techniques used in the research were questionnaires, observations, interviews, and documentations. The instruments used in the research were questionnaire sheets, observation sheets, manual interviews, and documentations.
The result of the research was the arrangement of Daily Lesson Plan
(RPPH) based on traditional games for the first grade of elementary School in the subtheme “Delight In Singing and Dancing”. The RPPH quality got the point of 90,15 rating of 12 validators which was considered “very good.” Teachers might have the image of the Lesson Plan based on traditional games. In addition, student were getting more enthusiastic, active, happy, and able to socialize more with their friends. The usage of this RPPH, was able to improve students’ learning result uap to 71% based on the result of the pretest and posttest.
xi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah Bapa atas segala berkatan dan karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPPH) Berbasis Permainan Tradisional Kelas I SD Pada Subtema Gemar Bernyanyi dan Menari” ini tepat pada waktunya.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik berkat adanya bimbingan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Karena itu, pekenankanlah peneliti menyampaikan ucapan terima kasih dengan setulus hati kepada:
1. Rohandi, Ph.D. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
2. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
3. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. Wakil Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
4. E. Catur Rismiati, S.Pd., M.A., Ed.D. dan Elisabeth Desiana Mayasari, S.Psi., M.A. dosen yang telah membimbing peneliti dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan dari awal penulisan skripsi hingga selesai.
5. Brigitta Erlita Tri Anggadewi, S.Psi., M.Psi. dosen penguji yang telah memberikan saran dan masukan untuk skripsi ini.
6. Suyitno, S.Pd. Kepala SDN J yang telah memberikan izin sehingga penelitian ini dapat terlaksana dengan baik.
7. Ngatini, S.Pd. SD. Kepala SDN S yang telah memberikan izin untuk uji validitas instrumen penelitian.
8. Supiniati, S.Pd.SD. wali kelas I SDN J yang telah memberikan bantuan dan dukungan selama melaksanakan penelitian di sekolah.
9. Para ahli yang telah melakukan uji keterbacaan dan uji validitas terhadap penelitian saya yang tidak dapat saya sebut satu per satu.
xii
11.Kedua orang tuaku, Yacobus Suhartanto dan Hermanda Juwarni yang telah memberikan doa dan dukungan.
12.Kakakku Maria Yosefa Desi Hermawati, S.Pd. yang telah menjadi rekan diskusi.
13.Teman-teman Penelitian Kolaboratif Permainan Tradisional R and D.
14.Para sahabat dan teman terkasih yang telah memberikan dukungan dan doa bagi kelancaran skripsi saya.
15.Teman-teman PGSD angkatan 2011 yang telah memberikan bantuan dan dukungan bagi peneliti.
16.Semua pihak yang telah banyak berjasa yang tidak dapat peneliti sebut satu persatu.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan dan kesalahan. Oleh sebab itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk perbaikan menuju lebih sempurna dari skripsi ini. Akhirnya semoga skripsi ini bermanfaat untuk dunia pendidikan. Terima Kasih.
Peneliti,
xiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN BIMBINGAN... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN MOTTO ... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ... viii
ABSTRAK ... ix
ASTRACT ... x
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvii
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1. Latar Belakang Masalah ... 1
1.2. Identifikasi Masalah ... 8
1.3. Batasan Masalah ... 8
1.4. Rumusan Masalah ... 9
1.5. Tujuan Penelitian ... 9
1.6. Manfaat Penelitian ... 9
1.7. Spesifikasi Produk ... 10
1.8. Definisi Operational ... 12
BAB II LANDASAN TEORI ... 14
2.1. Teori yang Mendukung ... 14
2.1.1.Pengertian Belajar ... 14
2.1.2.Teori Belajar Konstruktivisme ... 15
2.1.3.Hasil Belajar... 18
2.1.4.Kurikulum ... 19
2.1.5.Kurikulum 2013 ... 22
2.1.6.Perangkat Pembelajaran ... 33
2.1.7.Pendidikan Karakter... 42
2.1.8.Permainan Tradisional ... 44
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan ... 52
2.3. Kerangka Berfikir ... 59
2.4. Pertanyaan Penelitian ... 62
BAB III METODE PENELITIAN... 63
xiv
3.2. Setting Penelitian ... 63
3.3. Prosedur Pengembangan ... 64
3.4. Teknik Pengumpulan Data ... 73
3.5. Instrumen Penelitian ... 75
3.6. Validitas dan Reliabilitas ... 83
3.7. Teknik Analisis Data ... 89
3.8. Jadwal Penelitian ... 94
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 95
4.1. Hasil Penelitian ... 95
4.1.1.Rumusan Masalah Penelitian ... 95
4.1.2.Pertanyaan Penelitian ... 95
4.1.2.1. Situasi Lapangan Implementasi Kurikulum 2013 ... 96
4.1.2.2.Prosedur Penyusunan RPPH ... 107
4.1.2.3.Kualitas RPPH Berbasis Permainan Tradisional ... 111
4.1.2.4.Dampak RPPH Berbasis Permainan Tradisional ... 131
4.2.Pembahasan ... 141
BAB V PENUTUP ... 150
5.1. Kesimpulan ... 150
5.2. Keterbatasan Penelitian ... 151
5.3. Saran ... 152
DAFTAR REFERENSI ... 153
xv
DAFTAR TABEL
No Tabel Hal
1.1 Hasil Identifikasi lapangan (Guru) ... 4
1.2 Hasil Identifikasi lapangan (Siswa) ... 5
2.1 Pembandingan teori Piaget dan Vygotsky ... 17
2.2 Elemen Perubahan Kurikulum 2013 ... 23
2.3 Pendekatan Saintifik Kurikulum 2013 ... 29
2.4 Pembagian Tema Kelas I SD ... 32
3.1 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Guru ... 75
3.2 Pedoman Wawancara Analisis Kebutuhan Siswa ... 76
3.3 Pedoman Focus Group Discussion (FGD) ... 77
3.4 Kisi-kisi pedoman wawancara guru hasil uji coba terbatas ... 78
3.5 Kisi-kisi pedoman observasi pembelajaran Kurikulum 2013 ... 78
3.6 Kisi-kisi penilaian RPP ... 79
3.7 Kisi-kisi penilaian Silabus ... 79
3.8 Kisi-kisi kuesioner penilaian siswa terhadap pembelajaran berbasis permainan ... 80
3.9 Kisi-kisi soal tes ... 81
3.10 Pengujian instrumen penelitian ... 85
3.11 Kriteria Koefisien Reliabilitas... 88
3.12 Kriteria Peringkat Kualitas RPPH ... 91
3.13 Jadwal Penelitian ... 94
4.1 Hasil Wawancara guru lima SD di Yogyakarta ... 98
4.2 Hasil Wawancara siswa lima SD di Yogyakarta... 100
4.3 Hasil Penilaian RPPH lima SD di Yogyakarta ... 101
4.4 Hasil Penilaian Silabus lima SD di Yogyakarta ... 102
4.5 Nilai Hasil Observasi lima SD di Yogyakarta ... 103
4.6 Hasil Pengumpulan data RPPH, Silabus, Observasi ... 105
4.7 Kriteria Peringkat Kualitas RPPH ... 106
4.8 Hasil Focus Group Discussion (FGD) ... 108
4.9 Kriteria Penilaian Produk ... 112
4.10 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 1 ... 112
4.11 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 1. ... 114
4.12 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 2 ... 115
4.13 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 2 ... 117
4.14 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 3 ... 118
4.15 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 3 ... 120
4.16 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 4 ... 121
xvi
4.18 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 5 ... 124
4.19 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 5 ... 126
4.20 Hasil Validasi RPPH Pembelajaran 6 ... 127
4.21 Saran dan komentar para ahli / pakar untuk RPPH Pembelajaran 6 ... 129
4.22 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 132
4.23 Kisi-kisi Instrumen Pretest dan Posttest ... 134
4.24 ReabilitiyStatistics ... 136
4.25 Kriteria Koefisien Reliabilitas... 136
4.26 Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Lapangan Terbatas ... 137
4.27 Hasil Perolehan Nilai Pretest dan Posttest ... 138
4.28 Hasil kuesioner penilaian siswa terhadap pembelajaran berbasis permainan ... 139
xvii
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Hal
2.1 Format dan Sistematika RPP Kurikulum 2013 ... 36
2.2 Permainan Kuda Debog ... 46
2.3 Literature Map Penelitian ... 58
3.1 Pengembangan Produk Menurut Borg and Gall ... 65
3.2 Prosedur Pengembangan Produk Menurut Sugiyono ... 67
3.3 Pengembangan RPPH Berbasis Permainan Tradisional ... 69
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
No Lampiran Hal
1. Surat Izin Sebelum dan Sesudah Penelitian ... 158
2. Hasil Observasi Analisis Kebutuhan ... 163
3. Hasil Dokumentasi Analisis Kebutuhan ... 174
4. RPPH Sebelum Validasi Ahli ... 181
5. Contoh Kuesioner Hasil Validasi RPPH ... 200
6. RPPH Sesudah Validasi Ahli ... 240
7. Soal Uji Coba Terbatas Sebelum Validasi ... 357
8. Hasil Validasi dan Reliabilitas Soal Tes ... 364
9. Soal Uji Coba Terbatas Sesudah Validasi ... 367
10. Contoh Hasil Pretest Siswa ... 372
11. Contoh Hasil Posttest Siswa ... 376
12. Gambar Kegiatan Uji Coba Terbatas ... 380
1
BAB I PENDAHULUAN
Bagian bab 1 membahas delapan bagian dari pendahuluan penelitian ini,
yaitu: latar belakang masalah, identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, spesifikasi produk, dan definisi
operasional. Bagian – bagian tersebut diuraikan sebagai berikut.
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan memiliki peran yang penting bagi manusia sebagai upaya yang
dapat mempercepat perkembangan potensi manusia. Peran pendidikan dapat
mempengaruhi perkembangan fisik, mental, emosional, moral, serta keimanan dan
ketakwaan manusia (Makmun, 2007: 6). Praktik dalam pendidikan diarahkan pada
pencapaian tujuan tertentu. Pendidikan bertujuan menguasai pengetahuan,
pengembangan kepribadian, kemampuan sosial, ataupun kemampuan dalam
bekerja. Pencapaian tujuan pendidikan untuk mengembangkan
kemampuan-kemampuan tersebut membutuhkan metode penyampaian serta alat-alat bantu.
Menilai hasil dan proses pendidikan juga memerlukan cara-cara dan alat
penilaian. Tujuan, bahan ajar, metode, alat, dan penilaian merupakan komponen
utama dalam kurikulum.
Kurikulum dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan serta
pedoman pelaksanaan bagi semua jenjang pendidikan (Sitepu, 2012: 57).
Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem kurikulum
mencanangkan Kurikulum 2013 sebagai langkah lanjutan dari pengembangan
KTSP 2006.
Kurikulum 2013 dikembangkan berbasis pada kompetensi. Kurikulum
2013 sangat diperlukan sebagai instrumen untuk mengarahkan siswa menjadi: (1)
manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang
selalu berubah; (2) manusia terdidik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri; dan (3)
warga Negara yang demokratis, bertanggung jawab (Kemendikbud, 2014: 2).
Pengembangan Kurikulum 2013 diharapkan akan mengatasi tantangan masa
depan dan fenomena negatif di masyarakat sebagai perilaku yang ditunjukkan
oleh generasi muda yang jauh dari akhlak mulia, perkelahian antar pelajar,
korupsi, narkoba, kecurangan ujian, dan gejolak masyarakat lainnya (Fadlillah,
2014: 17).
Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan tematik integratif dan saintifik
sebagai pendekatan dalam proses pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar
(Kemendikbud, 2014: 16). Pendekatan tematik integratif mempunyai ciri
berpusat pada anak; memberikan pengalaman langsung kepada anak; dan muatan
pembelajaran menyatu dalam satu pemahaman kegiatan pembelajaran.
Pendekatan tematik integratif menyajikan konsep dari berbagai pembelajaran
dalam satu proses pembelajaran saling terkait antar muatan pembelajaran satu
dengan yang lain. Penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran
mempunyai alasan bahwa informasi bisa berasal dari mana saja, kapan saja, tidak
menjadi suatu proses ilmiah. Pendekatak saintifik diyakini sebagai titian emas
perkembangan dan pengembangan sikap, keterampilan, dan pengetahuan
(Kemendikbud, 2014: 18).
Pencanangan pemerintah terhadap pelaksanaan kurikulum 2013 tidak serta
merta berjalan dengan baik. Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno
Listyarti menyatakan dari hasil pemantauan implementasi Kurikulum 2013
bersama jaringan organisasi guru di daerah mulai 14 Juli-8 September di 46
kabupaten/kota dari 21 provinsi, ada lima masalah krusial. Pertama, persoalan
distribusi buku guru serta buku siswa yang terlambat diterima di sekolah. Kedua,
dana bantuan operasional sekolah (BOS) yang tak mencukupi untuk membeli
buku kurikulum. Ketiga, isi buku kurikulum bermasalah. Keempat, pencetakan
buku yang mundur serta tidak mampu memenuhi pesanan. Terakhir pelatihan
guru yang tidak efektif. (Media Indonesia Kamis, 11 September 2014).
Analisis masalah yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan
wawancara dengan Guru kelas I di lima Sekolah Dasar di Yogyakarta. Peneliti
memilih guru kelas 1 karena pada saat melaksanakan kegiatan PPL banyak guru
kelas 1 bertanya kepada peneliti mengenai kurikulum 2013. Banyaknya
pertanyaan dari guru kelas I sehingga peneliti tertarik untuk mendalami masalah
pada guru kelas I. Lima sekolah dasar dipilih melalui Focus Group Discussion
(FGD). Kelima sekolah dasar tersebut adalah SDN SB, SDN J, SDN N, SDK G,
dan SDK BJB yang telah menerapkan Kurikulum 2013. Kenyataan di lapangan
mengimplementasikan Kurikulum 2013. Kendala yang dihadapi guru dapat dilihat
dalam tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1.
Hasil Identifikasi lapangan (Guru)
SDN N SDK G SDN J SDN S B SDK B J B
Tabel 1.1 menunjukkan kendala yang dihadapi kelima guru kelas I di lima
Sekolah Dasar di Yogyakarta masih kesulitan dalam menerapkan pembelajaran
tematik dengan mengacu Kurikulum 2013. Kesulitan guru terutama pada proses
penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH). Padahal
permendikbud No. 81A Tahun 2013 lampiran IV tentang implementasi kurikulum
pedoman umum pembelajaran (Kemdikbud, 2013: 37). Tahap pertama dalam
pembelajaran menurut standar proses adalah perencanaan pembelajaran yang
diwujudkan dengan kegiatan penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
Harian (RPPH).
RPPH dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema
mengacu pada silabus untuk mengarahkan kegiatan pembelajaran siswa dalam
upaya mencapai kompetensi dasar (KD). Guru juga merasa model pembelajaran
yang diterapkan belum sesuai dengan keinginan peserta didik. Kelima guru yang
diwawancara oleh peneliti mengatakan bahwa sosialisasi tentang Kurikulum 2013
dirasa masih kurang sehingga guru masih banyak yang mengalami kebingungan.
menyusun RPPH kurikulum 2013 ketika mengajar. Guru masih terpaku dengan
model penyusunan RPPH KTSP.
Analisis masalah yang dilakukan oleh peneliti tidak hanya dilakukan dengan
wawancara Guru kelas I, peneliti juga melakukan analisis dengan mewawancarai
siswa kelas 1 di lima Sekolah Dasar di Yogyakarta. Hasil wawancara tersebut
dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut ini.
Tabel 1.2.
pembelajaran, siswa juga mengatakan bahwa ia ingin belajar sambil bermain,
sedangkan guru belum dapat mengakomodasi pembelajaran dengan keinginan
siswa. Peneliti juga menemukan bahwa dalam proses belajar mengajar di dalam
kelas guru relatif menjadi pusat dan sumber pembelajaran. Hal tersebut peneliti
temukan saat melakukan wawancara dengan siswa kelas 1 yang berada di lima
sekolah dasar di Yogyakarta. Padahal Rasionalisasi pengembangan Kurikulum
2013 mempunyai tujuan untuk menyempurnakan pola pikir dari berpusat pada
guru menjadi berpusat kepada siswa, dari satu arah menjadi interaktif, dari pasif
menuju interaktif seperti yang diungkapkan pada buku materi pelatihan guru
Pengembangan kurikulum 2013 mengharapkkan guru merancang RPPH
yang memposisikan dirinya menjadi fasilitator bukan menjadikan sebagai guru
satu-satunya sumber pengetahuan. Permendikbud No. 65 Tahun 2013 tentang
Standar Proses, RPPH adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka untuk
satu pertemuan atau lebih. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban
menyusun RPPH secara lengkap, sistematis agar pembelajaran berlangsung secara
interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, efisien, memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan
kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis
siswa (Kemendikbud, 2014: 106). Menyusun RPPH secara lengkap, interaktif,
dan menyenangkan serta memotivasi siswa kelas I SD untuk aktif dalam kegiatan
dapat dilakukan melalui kegiatan bermain.
Bermain merupakan bagian amat penting dalam tumbuh kembang anak
menjadi manusia yang seutuhnya. Bagi anak-anak kegiatan bermaian selalu
menyenangkan. Melalui kegiatan bermain, anak mampu mencapai perkembangan
fisik, intelektual, emosi, dan sosial (Prasetyono, 2008: 11). Perkembangan fisik
dapat dilihat saat bermain. Perkembangan intelektual dapat dilihat dari
kemampuannya menggunakan atau memanfaatkan lingkungan. Perkembangan
emosi dapat dilihat dari anak merasa senang, sedih, marah, menang, dan kalah.
Bermain tidak selamanya membutuhan peralatan dan media yang mahal.
Perkembangan sosial dapat dilihat dari hubungannya dengan teman sebayanya,
bermain yang tidak membutuhkan banyak biaya adalah bermain permainan
tradisional.
Permainan Tradisional merupakan bentuk budaya suatu bangsa. Permainan
tradisional bangsa Indonesia adalah bentuk budaya bangsa Indonesia yang
tersebar luas di berbagai daerah di Indonesia. Permainan tradisional tersebut
merupakan aktivitas bangsa yang menduduki tempat penting dalam kehidupan
masyarakat dan merupakan sumber daya yang amat besar serta mempunyai nilai
dalam menanamkan sikap dan keterampilan (Dharmamulya, 2005: 12). Permainan
tradisional merupakan wadah kegiatan masyarakat sebagai hiburan ataupun
penyaluran kreativitas di waktu luang dan sebagai sarana sosialisasi. Melalui
permainan tradisional secara langsung pendidik telah menanamkan pendidikan
karakter (Sujarno, 2014: 145).
Pendidikan karakter adalah sebuah usaha yang dilakukan untuk mendidik
anak agar mampu dengan bijak mengambil keputusan, mengolah perasaan yang
secara sadar atau sengaja untuk mewujudkan suatu kebaikan (Listiyarti, 2012: 3).
Listyarti (2012: 5-12) juga menjelaskan mengenai nilai-nilai yang terkandung
dalam pendidikan karakter, khususnya karakter kebangsaan, yaitu: religius, jujur,
toleransi, kreatif, madiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, bersahabat, atau komunikatif, cinta damai, gemar
membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab.
Uraian permasalahan yang diungkapkan peneliti di atas mengindikasikan
bahwa hal krusial yang dibutuhkan guru di lima SD di Yogyakarta adalah tentang
tradisional. Berdasarkan latar belakang tersebut, penelitian mengadakan penelitian dan pengembangan dengan judul ”Penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) Berbasis Permainan Tradisional Kelas I SD pada
Subtema Gemar Bernyanyi dan Menari”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, masalah yang dihadapi oleh guru dalam
melaksanakan kurikulum 2013 peneliti uraikan sebagai berikut:
1.2.1. Guru mengalami kesulitan dalam pembuatan RPPH Kurikulum 2013.
1.2.2. Guru merasa kesulitan mengimplementasikan RPPH Kurikulum 2013
dalam proses pembelajaran.
1.2.3. Guru kurang mengembangkan metode pembelajaran yang membuat siswa
aktif dalam pembelajaran.
1.2.4. Siswa membutuhkan pembelajaran yang dapat mengakomodasi keaktifan
dan tahapan perkembangannya.
1.3. Batasan Masalah
Pembatasan masalah pada penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran
harian (RPPH) ini dilakukan agar terfokus pada pengembangannya. Peneliti hanya
akan membatasi masalah pada:
1.3.1. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis
permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar pada subtema gemar
bernyanyi dan menari.
1.3.2. Permainan tradisional yang digunakan dalam pembelajaran dibatasi pada 3
pembelajaran 2, permainan Jamuran pada pembelajaran 4, dan permainan
Cublak-Cublak Suweng pada pembelajaran 5.
1.4.Rumusan Masalah
Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana model Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah Dasar subtema gemar bernyanyi dan menari?”
1.5.Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional kelas I Sekolah
Dasar subtema gemar bernyanyi dan menari
1.6.Manfaat Penelitian
1.6.1.Bagi Sekolah
Sekolah memiliki khasanah pengetahuan tentang menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional.
Sekolah dapat menyusun sendiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian
(RPPH) yang mengakomodasi permainan tradisional lainnya.
1.6.2.Bagi Guru
Guru mitra dapat mengetahui cara menyusun dan memvalidasi Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional. Guru
dapat menyusun sendiri Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) yang
1.6.3. Bagi Siswa
Siswa kelas I SD dapat mempelajari tema kegemaranku sub tema germar
bernyanyi dan menari dengan menggunakan metode permainan tradisional yang
telah dikembangkan melewati serangkaian uji coba secara ilmiah. Siswa
mendapatkan pengalaman belajar yang mampu mengaktifkan ranah kognitif,
afektif, psikomotorik, berikut pemanfaatan indera secara maksimal, serta sesuai
kecepatan belajar masing-masing. Siswa dapat mengalami pembelajaran dengan
memanfaatkan media-media sederhana yang berasal dari alam untuk memainkan
permainan tradisional.
1.6.4. Bagi Peneliti
Peneliti mendapatkan pengalaman langsung tentang cara menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan
tradisional untuk siswa Sekolah Dasar. Peneliti mempunyai pengalaman
melakukan proses penyusunan dan validasi produk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran Harian (RPPH) berbasis permainan tradisional. Peneliti
mendapatkan wawasan dan bekal untuk menyusun sendiri berbagai sub tema
pembelajaran yang lain berbasis permainan tradisional.
1.7.Spesifikasi Produk
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dikembangkan
menggunakan pedoman dari Materi Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum
2013 Tahun 2014 SD Kelas I. RPPH diperuntukkan untuk siswa kelas I Sekolah
Dasar memuat pembelajaran untuk Tema 2 Kegemaranku Subtema 2 Gemar
Identitas RPPH terdiri dari satuan pendidikan, kelas / semester, tema / subtema /
pembelajaran, dan alokasi waktu; (b) Kompetensi Inti (KI); (c) Kompetensi Dasar
dan indikator; (d) tujuan pembelajaran; (e) materi pembelajaran; (f) metode
pembelajaran; (g) media, alat, dan sumber belajar, (h) langkah-langkah kegiatan
pembelajaran RPPH disusun dengan pendekatan tematik integratif, pendekatan
saintifik dan penilaian yang digunakan menggunakan penilaian autentik. Pada
kegiatan pembelajaran kegiatan guru dan siswa tesusun dalam rangkaian kegiatan
yang sama, terdiri dari dua penggalan kegiatan pembelajaran. Penggalan pada
kegiatan pembelajaran memuat terbagi dalam kegiatan pendahuluan, kegiatan inti,
dan kegiatan penutup. RPPH tersusun untuk satu subtema yang terdiri dari enam
pembelajaran harian.
RPPH pembelajaran 1 menggunakan metode Problem Bassed Learning
(PBL). Penggunaan metode pembelajaran Project Based Leraning dan metode pembelajaran berbasis permainan tradisional “Jaran Debog” untuk RPPH
pembelajaran 2. RPPH pembelajaran 3 menggunakan metode Make a Match.
Metode Problem Bassed Learning (PBL) dan metode pembelajaran berbasis permainan tradisional “Jamuran” digunakan untuk RPPH pembelajaran 4. RPPH
pembelajaran 5, menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dan
Pembelajaran Berbasis Permainan Tradisional “Cublak-Cublak Suweng”. RPPH
1.8. Definisi Operasional
Definisi operasional bertujuan untuk memberikan pemahaman tentang
suatu istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Definisi operasional dalam
penelitian ini dijelaskan sebagai berikut:
1.8.1. Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dikembangkan untuk
meningkatkan dan menyeimbangkan kemampuan soft skills dan hard skill
yang berupa sikap, keterampilan dan pengetahuan.
1.8.2. Pendekatan tematik integratif adalah sebuah pendekatan yang
dilaksanakan dengan mengaitkan suatu konsep dengan konsep tertentu,
suatu topik dengan pokok bahasan tertentu, sehingga memberikan
pengalaman belajar bagi siswa secara holistik, bermakna, dan otentik.
1.8.3. Pendekatan saintifik adalah pendekatan yang menggunakan
langkah-langkah pembelajaran secara ilmiah yaitu dengan mengamati, menanya,
mengumpulkan informasi, mengasosisasikan, dan mengomunikasikan.
1.8.4. Penilaian autentik adalah penilaian yang dilakukan secara komprehensif
(meliputi banyak hal) selama proses dan akhir pembelajaran berdasarkan
apa yang dilakukan siswa secara alami, serta berkesinambungan untuk
mengetahui perkembangan siswa.
1.8.5. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran atau tema
tertentu yang mencakup kompetensi inti, kompetensi dasar, materi
1.8.6. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) adalah penyusunan
rencana pelaksanaan pembelajaran untuk setiap satu hari tatap muka
kegiatan pembelajaran.
1.8.7. Pendidikan karakter adalah suatu pengajaran yang mengajak seseorang
untuk mengenali kondisi dirinya, termasuk potensi, keterbatasan, talenta,
dan daya yang ada dalam dirinya untuk kemudian dikembangakan
sehingga mampu mengatasi keterbatasannya menjadi orang yang memiliki
spirit yang kuat.
1.8.8. Permainan Tradisional adalah permainan yang mewadahi kegiatan
masyarakat sebagai hiburan ataupun penyaluran kreativitas di waktu luang
14
BAB II
LANDASAN TEORI
Bagian bab dua, diuraikan landasan teori yang digunakan untuk
memecahkan masalah dalam penelitian. Pembahasan tentang teori-teori yang
mendukung, hasil penelitian yang relevan, kerangka berfikir, dan
pertanyaan-pertanyaan penelitian.
2.1. Teori yang Mendukung
Bagian teori yang mendukung peneliti memaparkan tentang teori-teori
yang mendukung penelitian. Teori yang mendukung peneliti paparkan sebagai
berikut: belajar, teori belajar konstruktivisme, Kurikulum, Perkembangan
Kurikulum, Kurikulum 2013, pendekatan tematik terpadu, pendekatan saintifik,
penilaian otentik, pembagian materi, perangkat pembelajaran, silabus, rencana
pelaksanaan pembelajaran harian, dan permainan tradisional.
2.1.1. Pengertian Belajar
Belajar merupakan sebuah proses yang kompleks yang terjadi pada semua
orang dan berlangsung seumur hidup sejak bayi sampai meninggal. Salah satu
penanda bahwa seseorang telah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku
dalam dirinya. Perubahan tingkah laku tersebut menyangkut perubahan yang
bersifat pengetahuan, keterampilan maupun menyangkut dilai dan sikap (Siregar,
2010: 3). Aunurrahman (2012: 38) juga mengungkapkan hal yang sama, bahwa
sikap. Belajar dimaknai sebagai suatu proses dimana siswa memperoleh motivasi
dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan, dan tingkah laku mereka.
Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak dapat dipisahkan
satu sama lain. Kedua konsep tersebut menjadi terpadu dalam satu kegiatan di
mana terjadi interaksi antara guru dengan siswa, serta siswa dengan siswa saat
pembelajaran berlangsung (Susanto, 2013: 1). Winkel (2014: 59) mengartikan
bahwa belajar sebagai suatu aktivitas mental/ psikis, yang berlangsung dalam
interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan dalam
pengetahuan, pemahaman, keterampilan, dan nilai sikap. Perbuhan tersebut
bersifat konstan dan berbekas. Pengertian belajar seperti yang telah dikemukakan
oleh Siregar, Aunnurahman, Susanto dan Winkel memiliki kesamaan yaitu belajar
adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan dalam pengetahuan, pemahaman,
keterampilan, dan nilai sikap.
2.1.2. Teori Belajar Konstruktivisme
Konstruktivisme menyatakan bahwa siswa membentuk
pemahaman-pemahamannya sendiri mengenai suatu pengetahuan dan keterampilan (Schunk,
2012: 287). Pembentukan pengetahuan menurut teori konstruktivistik memandang
bahwa siswa aktif menciptakan struktur-struktur kognitif dalam interaksinya
dengan lingkungan. Asumsi utama dari konstruktivisme adalah manusia
merupakan siswa aktif yang mengembangkan pengetahuan bagi dirinya sendiri
(Schunk, 2012: 322-324). Teori belajar Konstruktivisme menyatakan bahwa para
pengetahuan dan keterampilan. Pengaruh besar yang mendorong munculnya teori
konstruktivisme adalah teori Piaget dan Vygotsky.
Teori belajar Piaget mengemukakan bahwa anak mengalami perkebangan
kognitif yang bertahap. Tingkat perkembangan kognitif anak menurut Piaget
(Susanto, 2013: 77) adalah periode berfikir motorik sensorik yang dimulai sejak
lahir sampai kira-kira umur 2 tahun sampai 7 tahun. Periode berfikir operasional
konkret dimulai kira-kira umur 7 tahun sampai umur 11 tahun, periode berpikir
operasional formal dimulai sejak umur 11 tahun sampai dewasa. Pada tahap
operasional konkret, Piaget tidak setuju dengan pembelajaran yang pasif (Schunk,
2012: 336). Kemampuan berfikir siswa pada tahap operasional konkret tidak lagi
didominasi oleh persepsi dan membutuhkan pengalaman-pengalaman mereka
sebagai acuan untuk belajar. Lingkungan memberikan kesempatan bagi siswa
untuk bereksplorasi secara aktif dan menjalani kegiatan-kegiatan yang melibatkan
pastisipasi aktif mereka. Kegiatan tersebut akan menunjang konstruktisi aktif
terhadap pengetahuan.
Seperti teori Piaget, teori Vygotsky juga merupakan teori konstruktivis.
Vygotsky menempatkan lebih banyak penekanan pada lingkungan sosial sebagai
falisitator perkembangan pembelajaran (Schunk, 2012: 337). Vygotsky
menganggap bahwa lingkungan sosial sangat penting bagi pembelajaran.
Interaksi-interaksi sosial mengubah atau mentransformasi
pengalaman-pengalaman belajar. Aktivitas sosial adalah sebuah fenomena yang membantu
menjelaskan perubahan-perubahan dalam pikiran sadar dan membentuk teori
Konsep pokok dalam teori Vygotsky adalah Zone of Proxumal
Development (ZPD) atau zona perkembangan poksimal. ZPD adalah perbedaan
antara apa yang dilakukan sendiri oleh siswa dan apa yang dapat mereka lakukan
dengan bantuan orang lain (Schunk, 2012: 341). Interaksi orang dewasa (guru)
dan teman sebaya dalam ZPD mendorong perkembangan kognitif. Tugas utama
guru adalah mengatur lingkungan pembelajaran sehingga siswa dapat membangun
pengetahuannya. Peran guru disini adalah menyajikan sebuah lingkungan yang
mendukung, bukan menyajikan penjelasan materi dan menyediakan
jawaban-jawaban dari pertanyaan-pertanyaan. Pendapat yang diungkapkan oleh Piaget dan
Vygotsky dapat dilihat jelas melalui tabel 2.1 berikut ini.
Tabel 2.1
Perbandingan teori Piaget dan Vygotsky
Teori Piaget Vygotsky
Konteks sosial-budaya Kurang ditekankan Sangat ditekankan
Perkembangan kognitif Perkembangan kognitif
sebagai akibat eksplorasi dan siswa membangun
pengetahuannya
Perkembangan kognitif muncul akibat interaksi siswa
Pengaruh budaya Perkembangan kognitif
berisifat universal
Perkembangan kognitif bervariasi
Tahapan Menekankan pada tahapan Tidak ada tahapan
Peranan bahasa Kurang berperan Sangat berperan membentuk
pikiran
Proses kunci Skematis, asimilasi,
akomodasi, operasi, kekekalan, klasifikasi, hipotesis-deduktif
Bahasa, dialog, alat budaya zona perkembangan
Interaksi dengan orang lain Teman sejawat dibutuhkan
sebagai agen perubahan
Orang dewasa dibutuhkan sebagai agen perubahan
Proses Proses individu menjadi proses
sosial
Proses sosial menjadi proses psikologi individu
Sumber: Abdullah (2006)
Dampak dari teori konstruktivisme terhadap pembelajaran secara umum
2011: 122). Peneliti menyimpulkan bahwa teori konstruktivisme menghasilkan
siswa atau anak yang memiliki kemampuan berfikir untuk menyelesaikan
persoalan yang dihadapi. Pelaksanaan konstruktivisme menuntut pendidik atau
guru untuk fokus terhadap penyusunan hubungan antara fakta-fakta serta
memperkuat pengetahuan baru bagi siswa. Guru mendorong adanya dialog yang
ekstensif antar siswa. Peran guru hanya sebagai fasilitator dan teman menjadi
mediator antar siswa dalam belajar. Pembelajaran diharapkan aktif dan siswa
menemukan cara belajar yang sesuai dengan dirinya. Penilaian dalam
konstruktivisme memerlukan suatu penilaian yang menekankan proses
pembelajaran (penilaian otentik) sehingga siswa berperan besar dalam
menentukan hasil belajarnya.
2.1.3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan baru yang diperoleh siswa
setelah mengikuti proses belajar-mengajar tentang mata pelajaran tertentu
(Supratiknya, 2012: 5). Hasil belajar merupakan terbangunnya pengetahuan baru
melalui interaksi dengan lingkungan. Hasil belajar diperoleh siswa secara aktif
dan mandiri. Winkel (2004: 62) mengungkapkan bahwa hasil belajar yang
diperoleh melalui proses belajar dapat berupa kemampuan baru sama sekali
maupun penyempurnaan atau pengembangan dari suatu kemampuan yang telah
dimiliki .
Susanto (2013: 5) mengungkapkan bahwa hasil belajar adalah
perubahan-perubahan yang terjadi pada diri siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif,
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran
di sekolah yang dinyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenal
sejumlah materi tertentu.
Menurut beberapa pendapat tentang hasil belajar, dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan yang diperoleh siswa
setelah melalui kegiatan belajar yang aktif dan mandiri. Kemampuan baru yang
ditekankan lebih sebagai pengetahuan, pemahaman, sikap, dan keterampilan
psikomotorik.
2.1.4. Kurikulum
Pendidikan bertujuan menguasai pengetahuan, pengembangan
kepribadian, kemampuan sosial, ataupun kemampuan dalam bekerja.
Penyampaian tujuan pendidikan untuk mengembangkan kemampuan-kemampuan
tersebut membutuhkan metode penyampaian serta alat-alat bantu. Menilai hasil
dan proses pendidikan juga memerlukan cara-cara dan alat penilaian. Tujuan,
bahan ajar, metode-alat, dan penilaian merupakan komponen utama dalam
kurikulum. Kurikulum dikatakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan
serta pedoman pelaksanaan bagi semua jenjang pendidikan (Sitepu, 2012: 57).
2.1.4.1. Perkembangan Kurikulum
Indonesia merupakan salah satu negara yang menggunakan sistem
kurikulum dalam penyelenggaraan pendidikan. Indonesia pernah mengalami 10
kali perubahan kurikulum (Suparlan, 2011: 87-92). Kurikulum yang pertama
adalah Rencana Pelajaran 1947. Rencana Pelajaran 1947 merupakan kurikulum
diantaranya: (1) mengurangi pendidikan pikiran; (2) menghubungkan isi
pelajaran dengan kehidupan sehari-hari; (3) memberikan perhatian kepada
kesenian; (4) meningkatkan pendidikan watak; (5) meningkatkan pendidikan
jasmani; dan (6) meningkatkan kesadaran bernegara dan bermasyarakat. Rencana
Pelajaran termasuk kurikulum dengan mata pelajaran terpisah-pisah.
Perubahan yang pertama menjadi Rencana Pelajaran Tahun 1950. Rencana
Pelajaran 1950 lahir karena tuntutan kelahiran UU No. 4 Tahun 1950 tentang
Dasar-Dasar Pendidikan dan Pengajaran di Sekolah. Kurikulun yang ketiga adalah
Rencana Pelajaran 1958. Rencana Pelajaran 1958 merupakan penyempurnaan dari
Rencana Pelajaran 1950. Kurikulum yang keempat adalah Rencana Pelajaran
1964, merupakan kurikulum penyempurnaan dari Rencana Pelajaran 1958.
Terdapat pembagian kelompok cipta, rasa, karsa, dan krida.
Kurikulum yang kelima adalah Kurikulum 1968. Kurikulum 1968
merupakan kurikulum terpadu pertama di Indonesia. Mata pelajaran Ilmu Hayat,
Ilmu Alam, dan sebagainya mengalami perubahan menjadi Ilmu Pengetahuan
Alam atau yang sekarang disebut Sains. Struktur program dibagi menjadi (1)
pembinaan jiwa pancasila; (2) pengetahuan dasar; dan (3) kecakapan khusus.
Struktur program untuk Sekolah Dasar program pembinaan jiwa pancasila
meliputi mata pelajaran (1) Pendidikan Agama, (2) Pendidikan Kewarganegaraan,
(3) Pendidikan Bahasa Indonesia, (4) Bahasa Daerah, dan (5) Pendidikan
Olahraga. Program pengetahuan dasar meliputi mata pelajaran (1) Berhitung, (2)
Kurikulum keenam adalah Kurikulum 1975. Kurikulum ini lahir sebagai
ketetapan MPR No.IV/MPR/1973 tentang GBHN 1973, dengan tujuan pendidikan “membentuk manusia Indonesia untuk pembangunan nasional di berbagai bidang.
Struktur program untuk Sekolah Dasar meliputi bidang studi (1) Agama, (2)
Pendidikan Moral Pancasila, (3) Bahasa Indonesia, (4) Ilmu Pengetahuan Sosial,
(5) Matematika, (6) Ilmu Pengetahuan Alam, (7) Olahraga dan Kesehatan, (8)
Kesenian, dan (9) Keterampilan Khusus.
Kurikulum yang ketujuh adalah Kurikulum 1984. Kurikulum ini
merupakan penyempurnaan dari Kurikulum 1975. Terdapat empat aspek yang
disempurnakan dalam Kurikulum 1984, yakni: (1) pelaksanaan PSBB, (2)
penyesuaian tujuan dan struktur program kurikulum, (3) pemilihan kemampuan
dasar serta keterpaduan dan keserasian antara ranah kognitif, afektif, dan
psikomotorik, (4) pelaksanaan pembelajaran berdasarkan tuntutan belajar yang
disesuaikan dengan kecepatan belajar masing-masing peserta didik.
Kedelapan adalah Kurikulum 1994. Kurikulum 1994 merupakan
pelaksanaan amanat UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kurikulum 1994 berisi 3 lampiran: (1) Landasan, Program, dan Pengembangan
Kurikulum, (2) GBPP, dan (3) Pedoman Pelaksanaan Kurikulum. Kurikulum
kesembilan adalah Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK). Kurikulum KBK
belum diterapkan di seluruh sekolah di Indonesia.
Perubahan kurikulum yang kesembilan menjadi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Kurikulum ini menekankan pada ketercapaian kompetensi
Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang
bervariasi dengan sumber belajar bukan hanya guru tetapi juga sumber belajar
lainnya yang memenuhi unsur edukatif. Penilaian menekankan pada proses dan
hasil belajar dalam upaya penguasaan atau pencapaian suatu kompetensi.
Perubahan atau perkembangan kurikulum menunjukkan bahwa sistem
pendidikan itu dinamis. Perubahan kurikulum dilakukan oleh pemerintah untuk
memperbaiki sistem pendidikan di Indonesia menjadi lebih baik lagi. Pemerintah
sekarang ini juga sedang melakukan memperbaiki Kurikulum 2006 atau KTSP
dengan diberlakukannya Kurikulum 2013. Perubahan tersebut dilakukan sebagai
bentuk umpaya menyempurnakan sistem pendidikan di Indonesia.
2.1.5. Kurikulum 2013
Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru yang baru mulai diterapkan
pada tahun 2013/2014. Pengembangan kurikulum 2013 menyempurnaan
Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) tahun 2004 dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Titik tekan pada kurikulum 2013 adalah
adanya peningkatan dan penyeimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi
aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan (Fadlillah, 2014: 16).
Kurikulum 2013 merupakan penyempurnaan pola pikir, penguatan proses
pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar mampu menjamin kesesuaian
antara tujuan yang diinginkan dengan hasilnya. Penyempurnaan Kurikulum 2013
2.1.5.1. Rasionalisasi dan Elemen Perubahan Kurikulum 2013
Elemen-elemen perubahan Kurikulum 2013 mencakup Standar
Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Isi (SI), dan Standar Penilaian
(Kemendikbud, 2014: 6). Perubahan Kurikulum 2013 pada Kompetensi Lulusan
adalah konstruksi holistik, didukung oleh semua mata pelajaran yang terintegrasi
secara vertikal dan horisontal. Elemen utama perbaikan Kurikulum 2013 seperti
terlihat Tabel 2.3
Tabel 2.2
Elemen Perubahan Kurikulum 2013
ELEMEN DESKRIPSI
Sekolah Dasar
Kompetensi Lususan Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang
meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan
Kedudukan mata
pelajaran
Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi
Pendekatan Kompetensi dikembangakan melalui Tematik terpadu dalam semua
mata pelajaran
Struktur Kurikulum
(Mata Pelajaran
Holistik dan integratif berfokus kepada alam, sosial, dan budaya Pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan saintifik Jumlah mata pelajaran dari 10 menjadi 6
Jumlah jam pelajaran bertambah 4JP/ minggu akibat perubahan pendekatan pembelajaran
Proses pembelajaran Standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi, elaborasi, dan
konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya, mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta
Belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas tetapi juga di lingkungan sekolah dan masyarakat
Guru bukan satu-satunya sumber belajar
Sikap tidak dijabarkan secara verbal, tetapi melalui contoh dan teladan
Penilaian Penilaian berbasis kompetensi
Pergeseran dari penilaian melalui tes (mengukur kompetensi pengetahuan berdasarkan hasil saja), menuju penilaian autentik (mengukur kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan berdasarkan proses dan hasil)
Memperkuat PAP (Penilaian Acuan Patokan) yaitu pencapaian hasil belajar didasarkan pada posisi skor yang diperoleh terhadap skor ideal (maksimal)
Penilaian tidak hanya pada level KD, tetapi juga pada kompetensi inti dan SKL
ELEMEN DESKRIPSI Sekolah Dasar
Ekstrakulikuler Pramuka (Wajib)
UKS PMR
Bahasa Inggris
Sumber: (Mulyasa, 2013: 77-79)
Elemen perubahan perubahan diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
Kurikulum 2013 mempunyai tujuan untuk menata ulang dan menyempurnakan
Standar Nasional Pendidikan (SNP) yang telah berlaku. Penataan ulang yang
dilakukan dengan memperhatikan perkembangan zaman dan kesenjangan yang
terjadi saat ini, dengan memperhatikan aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik
yang diterapkan pada siswa. Siswa diharapkan nantinya dapat memperoleh
pembentukan pengetahuan, sikap, dan keterampilan secara merata melalui
pembelajaran Kurikulum 2013.
2.1.5.2. Pendekatan Tematik Terpadu
Kurikulum 2013 menerapkan pendekatan tematik terpadu sebagai
pendekatan dalam proses pembelajaran di tingkat Sekolah Dasar. Pendekatan
tematik integratif menurut Kemendikbud (2014; 16) mempunyai ciri (a) berpusat
pada anak; (b) memberikan pengalaman langsung kepada anak; (c) muatan
pembelajaran menyatu dalam satu pemahaman kegiatan pembelajaran; (d)
menyajikan konsep dari berbagai pembelajaran dalam satu proses pembeljaran
saling terkait antar muatan pembelajaran satu dengan yang lain; (e) keterpaduan
berbagai muatan pembelajaran bersifat luwes; dan (f) hasil belajar dapat
hasil belajar siswa. Perubahan kurikulum 2013 dilandasi berbagai hal, antara lain
ladasan yuridis, teoritis dan konseptual.
Landasan konseptual pengembangan Kurikulum 2013 ialah pembelajaran
kontekstual (Mulyasa, 2013: 65). Pembelajaran konstekstual diupayakan untuk
menciptakan kondisi belajar menjadi semenarik mungkin dengan situasi aslinya
atau kondisi nyata. Sagala (2009: 88 – 91) menjelaskan komponen pembelajaran
kontekstual adalah konstruktivisme atau yang berhubungan dengan perkembangan
pemikiran siswa, bertanya, menemuka, masyarakat belajar, pemodelan, refleksi,
dan penilaian sebenarnya yang diperoleh dari data – data yang dikumpulkan dari
kegitan yang dilakukan oleh siswa. Data bisa berupa proyek atau kegiatan,
laporan, tugas rumah, kuis, karya siswa, presentasi, atau penampilan siswa,
demonstrasi, laporan, jurnal, hasil tes tulis dan karya tulis (Riyanto, 2010: 176).
Penciptaan pembelajaran kontestual bertujuan supaya guru mudah dalam
mengaitkan pembelajaran dengan kondisi pada kenyataannya.
Pendapat para ahli mengenai pendekatan tematik terpadu, dapat peneliti
simpulkan bahwa pendekatan tematik terpadu adalah sebuah pendekatan yang
mengusahakan keterkaitan antara bidang studi, antar konsep, antar pokok bahasan,
antar tema. Pendekatan tematik terpadu dapat memberikan kebermaknaan bagi
peserta siswa. Kebermaknaan tersebut dikarenakan pembelajaran tematik terpadu
mengusahakan peserta siswa memperoleh pembelajaran secara holistik, bermakna,
2.1.5.3. Pendekatan Saintifik
Pendekatan yang digunakan dalam pengembangan Kurikulum 2013 adalah
dengan pendekatan saintifik (ilmiah). Penerapan pendekatan saintifik dalam
proses pembelajaran mempunyai alasan bahwa informasi bisa berasal dari mana
saja, kapan saja, tidak bergantung pada informasi searah dari guru. Proses
pembelajaran dapat dipandang menjadi suatu proses ilmiah. Pendekatak saintifik
diyakini sebagai titian emas perkembangan dan pengembangan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan (Kemendikbud, 2014: 18).Kondisi pembelajaran
dengan menerapkan pendekatan saintifik diharapkan tercipta diarahkan untuk
mendorong peserta didik. Pendekatan saintifik sejalan dengan pendekatan
keteramapilan proses yang dimaskud oleh Semiawan (1987: 14-15).
Pendekatan keterampilan proses sebagai suatu keterampilan yang
menerapkan proses bekerja ilmuan yang sama halnya dengan anak yang memiliki
rasa ingin tahu yang besar, maka guru perlu menyediakan tempat yang tepat agar
kebutuhan rasa ingin tahu anak dapat terpenuhi. Semiawan juga memaparkan 13
kemampuan atau sikap dalam keterampilan proses, yaitu: (1) observasi, (2)
perhitungan; (3) pengukuran; (4) klasifikasi; (5) hubungan ruang dan waktu; (6)
membuat hipotesis; (7) perencanaan penelitian atau eksperimen; (8) pengendalian
variabel; (9) interpretasi data; (10) kesimpulan sementara; (11) peramalan; (12)
penerapan; dan (13) komunikasi. Penjelasan dari beberapa kemampuan tersebut
diuraikan sebagai berikut: Observasi atau pengamatan merupakan keterampilan
yang paling mendasar, kita memanfaatkan semua indera kita melalui melihat,
Perhitungan dikenal dekat dengan matematika, namun sebenarnya
keterampilan menghitung juga digunakan pada ilmu pengetahuan alam, ilmu
pengetahuan sosial, bahkan bahasa Indonesia. Guru perlu menciptakan kegiatan
yang menarik bagi anak misalnya, menghitung jumlah batu dalam sebuah pot,
menghitung jumlah bangku di kelas, dan benda atau objek yang ada disekitar
sekolah. Hasil perhitungan tersebut bisa dikomunikasikan atau dikonversikan
dengan cara membuat tabel, grafik, atau histogram.
Pengukuran adalah keterampilan yang sering dilakukan oleh ilmuwan
untuk melihat suatu perbandingan, sebab dasar dari pengukuran adalah
pembanding. Klasifikasi merupakan kegiatan menggolong-golongkan, dengan
mengklasifikasikan anak mampu untuk menemukan suatu persamaan maupun
perbedaan antara benda-benda disekitarnya. Hubungan ruang atau waktu
mengajak siswa belajar misalnya dengan mengenal bangun datar dan bangun
ruang.
Membuat suatu hipotesis memerlukan suatu alasan yang dapat
menerangkan pengamatan akan suatu kejadian. Misalnya anak diminta untuk
membuat hipotesis dari kegiatan menanam tanaman yang diberi pupuk. Anak lalu
menduga apa yang terjadi setelah tumbuhan dalam pot diberi pupuk, dan
bagaimana jika tidak.
Merencanaan penelitan atau eksperimen dapat dilakukan dengan
merancangkan kegiatan untuk anak melakukan suatu percobaan sederhana.
Variabel merupakan faktor yang mempengaruhi dalam percobaan, variabel bisa
dilatih mencoba menanam pohon, pengendalian variabel dilakukan dengan
memberikan pupuk dengan jumlah yang sama, menyiram air dengan frekuensi
yang sama, atau bisa dalam kata lain, perakuan yang diberikan pada objek
penelitian adalah sama. Hal tersebut untuk melihat bagaimana pengaruh terhadap
objek.
Interpretasi atau penafsiran dilakukan setelah semua tahap sebelumnya
terpenuhi. Sebuah data dapat ditafsirkan apabila telah diamati, dihitung, diukur,
dan dilakukan eksperimen. Penafsiran data dilakukan bisa dengan membuat tabel
atau grafik, dan bisa dengan alat penyajian data yang lainnya. Seorang peneliti
membuat kesimpulan sementara setelah melakukan eksperimen. Kesimpulan
tersebut diperoleh dari hasil pengamatan saat melakukan eksperimen. Sehingga
sifatnyapun sementara hingga waktu eksperimen yang ditentukan.
Peramalan mengajak anak bisa meramalkan suatu hal berdasarkan hasil
pengamatnnya. Contohnya, kemungkinan yang terjadi apabila tumbuhan yang
mereka tanam di pot kemudian diletakkan di bawah terik matahari, apa yang
terjadi? Lalu kemungkinan bila diberi air terlalu banyak, apa yang terjadi?
Keterampilan tersebut akan melatih anak berfikir tentang
kemungkinan-kemungkinan yang terjadi sehingga akan baik untuk proses belajarnya.
Penerapan adalah keterampilan yang paling mudah namun sulit untuk
diterapkan. Melalui keterampilan menerapkan konsep yang dimiliki dalam
kehidupan, anak akan berlatih untuk memecahkan masalah yang dihadapi.
Komunikasi adalah keterampilan dasar yang terakhir pada pendekatan