• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

4

TINJAUAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian dan Fungsi Akuntansi a. Pengertian akuntansi

“Ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu entitas” (Jusup, 2017: 5).

Menurut American Accounting Association (AAA), akuntansi adalah proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi ekonomi untuk memungkinkan dilakukan penilaian serta pengambilan keputusan secara jelas dan tegas bagi pihak-pihak yang menggunakan informasi tersebut (Susilowati, 2016: 1).

“Akuntansi adalah bahasa bisnis karena akuntansi menyediakan informasi keuangan dan nonkeuangan kepada manajer perusahaan, pemilik perusahaan, investor, pemerintah, dan pihak-pihak lain yang terkait dengan perusahaan (stakeholder)” (Sasongko, 2016: 1).

“Akuntansi pokok adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku besar, neraca lajur, kemudian akan menghasilkan informasi dalam bentuk laporan keuangan yang digunakan pihak-pihak tertentu” (Sujarweni, 2016: 1).

b. Fungsi akuntansi

Oleh American Institute of Certified Public Accountants (AICPA) sebagai berikut:

Akuntansi adalah suatu kegiatan jasa. Fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif, terutama yang mempunyai sifat keuangan, dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dalam memilih alternatif-alternatif dari suatu keadaan (Baridwan, 2015: 1).

2. Tujuan Akuntansi

“Tujuan utama akuntansi adalah menyajikan informasi keuangan dalam bentuk laporan keuangan kepada pihak-pihak yang berkepentingan”

(Sujarweni, 2016: 5).

(2)

3. Persamaan Akuntansi

Persamaan akuntansi yaitu suatu persamaan yang menunjukan bahwa jumlah semua asset atau sumber-sumber yang tercantum pada sisi kiri adalah berasal dari kreditur dan pemilik yang tercantum pada sisi kanan.

Sebaliknya jumlah kontribusi kreditur dan pemilik harus sama dengan jumlah asset perusahaan (Jusup, 2017: 28).

Persamaan akuntansi membentuk rumus atau formula sebagai berikut : Assets = Liabilities + Equity (1) Elemen-elemen persamaan akuntansi dapat didefinisikan sebagai berikut:

a. Aset (Asset) adalah setiap sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang berguna pada waktu sekarang dan waktu yang akan datang.

Contohnya : kas, piutang usaha, perlengkapan kantor, persediaan, gedung dan peralatan.

b. Liabilitas (Liability) merupakan utang perusahaan yang wajib dibayar kepada pihak lain yang memberi pinjaman dalam jangka waktu tertentu.

Contohnya : utang usaha, utang bank, utang gaji, utang pajak penghasilan, utang obligasi.

c. Modal (Equity) adalah hak milik atas aktiva perusahaan yang dikurangi dengan semua kewajiban. Contohnya modal pribadi, modal saham laba yang ditahan, modal simpanan (Sujarweni, 2016: 20).

4. Saldo Normal dan Makna Debit Kredit

Pencatatan sebuah transaksi ke jurnal dalam akuntansi menggunakan sistem double-entry system, dimana salah satu akun di sebelah debit dan akun satunya lagi di sebelah kredit (Hery, 2016: 22).

Teknik sederhana untuk membantu mengenali ketentuan debit kredit adalah sebagai berikut :

a. Aset memiliki saldo normal di sebelah debit. Jika terdapat transaksi yang sifatnya menambah aktiva perusahaan, maka transaksi tersebut harus dicatat dengan mendebit aktiva yang bersangkutan. Sebaliknya, jika efek dari suatu transaksi akan megurangi aktiva, maka aktiva yang berkurang tersebut harus dicatat disebelah kredit.

b. Liabilitas (kewajiban) memiliki saldo normal kredit. Jadi, jika terdapat transaksi yang sifatnya menambah jumlah kewajiban perusahaan, maka transaksi tersebut harus dicatat dengan mengkredit kewajiban yang bersangkutan, dan sebaliknya jika efek dari suatu transaksi sifatnya mengurangi kewajiban maka utang yang berkurang tersebut harus dicatat di sebelah debit.

(3)

c. Ekuitas memiliki saldo normal di sebelah kredit. Ekuitas akan bertambah disebelah kredit, sebaliknya akan berkurang disebelah debit. Sedangkan prive memiliki saldo normal debit dimana prive sifatnya akan mengurangi ekuitas.

d. Penghasilan memiliki saldo normal di sebelah kredit, sehingga pendapatan sifatnya akan menambah ekuitas. Pendapatan akan bertambah disebelah kredit dan sebaliknya akan berkurang disebelah debit.

e. Beban memiliki saldo normal sebelah debit, dimana sifatnya akan mengurangi ekuitas. Beban bertambah di sebelah debit dan sebaliknya akan berkurang disebelah kedit (Hery, 2016: 22-24).

5. Pencatatan Akuntansi

Metode pencatatan transaksi di dalam SAK EMKM yaitu:

a. Basis akrual

“Basis akrual adalah konsep pencatatan dalam akuntansi yang penting, dengan menggunakan teknik mencatat transaksi pada saat terjadinya walaupun uang belum benar-benar diterima atau dibayarkan” ( Sujarweni, 2016: 23).

b. Dasar akrual

“Entitas menyusun laporan keuangan dengan menggunakan dasar akrual. Dalam dasar akrual, akun-akun diakui sebagai aset, liabilitas, ekuitas, penghasilan, dan beban ketika memenuhi definisi dan kriteria pengakuan untuk masing-masing akun-akun tersebut” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016: 5).

6. Akun

Akun adalah formulir yang digunakan sebagai tempat mencatat transaksi keuangan yang sejenis dan dapat mengubah komposisi aset, liabilitas, dan ekuitas perusahaan (Susilowati, 2016: 17).

“Akun adalah akun formal yang berisikan tanggal, penjelasan, posting reference (PR), debit, dan kredit. Setiap akun memiliki form tersendiri dan seluruh transaksi dicatat pada akun standar” (Mulyadi, 2017: 1).

7. Kode Akun (Chart Of Accounts)

Kode didefinisikan suatu kerangka yang memakai angka atau huruf atau kombinasi angka dan huruf untuk memberi tanda terhadap klasifikasi yang sebelumnya telah dibuat (Mulyadi, 2017: 100).

(4)

Contoh Chart Of Accounts:

1. Aset 111. Kas

112. Piutang Dagang 121. Peralatan Kantor 2. Liabilitas

211. Utang Dagang 3. Modal Pemilik

311. Modal 312. Prive 4. Pendapatan

411. Pendapatan Jasa 5. Beban

511. Beban Gaji

512. Beban Makan-minum 513. Beban Iklan

Ada beberapa jenis untuk memberi kode akun, yaitu:

a. Kode numeral

Penyusunan kode numeral terdiri dari kode angka yang berurutan (Sujarweni, 2016: 32).

(5)

Tabel 2.1. Daftar Kode Kelompok Akun

No. Kode Golongan 1 Aset

1

10-

Aset Lancar 101 Kas

102 Piutang Usaha 103 Wesel Tagih

104 Persediaan Barang Dagang 105 Perlengkapan Toko 106 Perlengkapan Kantor 107 Asuransi Dibayar Dimuka 108 Beban Dibayar Dimuka

11-

Investasi Jangka Panjang 111 Investasi Saham 112 Investasi Obligasi

12-

Aset Tetap

121 Peralatan Toko

122 Akumulasi Penyusutan Peralatan Toko 123 Peralatan Kantor

124 Akumulasi Penyusutan Peralatan Kantor 125 Tanah

126 Gedung toko

127 Akumulasi Penyusutan Gedung Toko

13-

Aset Tetap Tak Berwujud 131 Hak Paten 132 Hak Cipta 133 Merek 134 Goodwill 135 Franchise

14-

Aset Lain-lain

141 Mesin Yang Tidak Digunakan 142 Beban Yang Ditangguhkan No, Kode Golongan 2 Liabilitas

2 20-

Liabilitas Lancar 201 Hutang Lancar 202 Wesel Bayar

203 Beban Yang Masih Harus Dibayar 204 Hutang Sewa

205 Hutang Pajak

206 Hutang Gaji dan Upah 207 Uang Muka Penjualan

(6)

Lanjutan

21-

Liabilitas Jangka Panjang 211 Hutang Hipotek 212 Hutang Obligasi No. Kode Golongan 3 Ekuitas

3 30-

Ekuitas

301 Ekuitas Pemilik 302 Pengambilan Prive No. Kode Golongan 4 Pendapatan 4 40- Pendapatan

401 Pendapatan Usaha No. Kode Golongan 5 Beban

5 50-

Beban

501 Beban Gaji 502 Beban Iklan 503 Beban Sewa 504 Beban Asuransi 505 Beban Perlengkapan

506 Beban Penyusutan Aset Tetap No. Kode Golongan 6 Pendapatan Lain-lain

6 60-

Pendapatan Lain-lain 601 Pendapatan Bunga

602 Pendapatan dari Penjualan Efek No. Kode Golongan 7 Beban Lain-lain

7 70- Beban Lain-lain

701 Beban Rugi Penjualan Aset

Sumber: (Sujarweni, 2016: 32-34)

b. Kode angka blok

Akun yang ada dikelompokkan menjadi beberapa kelompok, tiap kelompok dibagi menjadi beberapa golongan dan jenis. Masing- masing kelompok, golongan, dan jenis diberi satu blok nomor kode yang berbeda (Susilowati, 2016: 21).

Tabel 2.2. Kode Angka Blok

No. Kode Nama Akun

1-20 Aset Lancar

21-30 Investasi Jangka Panjang 31-50 Aset Tetap Berwujud

(7)

Lanjutan

51-60 Aset Tetap Tidak Berwujud 61-80 Aset Lain-lain

81-100 Hutang Lancar Dst ...

Sumber: (Sujarweni, 2016: 34)

c. Kode mnemonik

Pengkodean akun kode mnemonik dilakukan dengan menggunakan huruf-huruf tertentu (Sujarweni, 2016: 36).

Tabel 2.3. Kode Mnemonik

Kelompok

Akun Nama Akun Kode

Aktiva (A) Aktiva Lancar AL

Kas AL.K

Piutang Usaha AL.PU

Surat Berharga AL.SB

Hutang Wesel KL.HW

Hutang Usaha KL.HU

Ekuitas (E) Modal Sendiri E.S

Pendapatan (P) Pendapatan Jasa P.J

Pendapatan Komisi P.K

Penjualan P.Pjl

Beban (B) Beban Usaha B.U

Sumber: (Sujarweni, 2016: 36)

d. Kode kombinasi huruf dan angka

Kode akun yang dikombinasikan antara huruf dan angka disesuaikan dengan akun yang digunakan. Huruf diletakkan di depan sebagai tanda akun sedangkan di belakang huruf diletakkan angka-angka yang menunjukkan kode akun (Sujarweni, 2016: 37).

(8)

Tabel 2.4. Kode Kombinasi Huruf dan Angka

Kelompok Kode Golongan Akun Kode Jenis Akun Kode

Aset A Aset Lancar AL

Kas AL-10

Piutang Usaha AL-11

Perlengkapan AL-12

Aset Tetap AT Peralatan Toko AT-13

Liabilitas H

Hutang Lancar HL Hutang Usaha HL-20

Hutang Wesel HL-21

Hutang Jangka Panjang

HJ Hutang Hipotik HJ-22

Hutang Obligasi HJ-23

Ekuitas M Ekuitas Sendiri MS Ekuitas Saham MS-30

Beban B Beban Usaha BU Beban Gaji BU-50

Beban Sewa BU-51

Pendapatan P Pendapatan Jasa PJ Jasa Reparasi PJ-40

Jasa Komisi PJ-41

Dan Seterusnya ...

Sumber: (Sujarweni, 2016: 37)

8. Siklus Akuntansi

Siklus akuntansi adalah proses kegiatan dalam akuntansi berupa kegiatan yang dimulai dari mencatat sampai dengan menghasilkan laporan keuangan (Sujarweni, 2016: 14).

“Prosedur akuntansi yang dilakukan setiap periode dikenal dengan istilah Siklus Akuntansi. Siklus akuntansi dilakukan dalam suatu periode waktu yang disebut Periode Akuntansi” (Sasongko, 2016: 26).

Suatu periode akuntansi adalah periode waktu yang dicakup dalam Laporan Laba Rugi. Pada umumnya satu periode akuntansi sama dengan satu tahun kalender yaitu 1 Januari sampai dengan 31 Desember tahun yang sama. Tetapi perusahaan dapat menggunakan periode akuntansi yang lebih pendek dari satu tahun kalender, misalnya tiap bulan, pertiga bulan, atau per enam bulan (Sasongko, 2016: 26).

Siklus akuntansi dapat disajikan sebagai berikut:

(9)

Bagan 2.1. Siklus Akuntansi Sumber: (Hery, 2016: 57)

9. Pencatatan Transaksi Keuangan

“Transaksi keuangan adalah kegiatan dari perusahaan yang menimbulkan perubahan pada posisi keuangan (aktiva, hutang, modal) perusahaan, sehingga harus diproses mulai dari pencatatan sampai dengan disajikan dalam bentuk laporan keuangan” (Sujarweni, 2016: 15).

“Pencatatan transaksi keuangan adalah langkah awal yang untuk mencatat berbagai perubahan posisi keuangan dari sebuah perusahaan yang dilakukan secara kronologis, dengan metode-metode tertentu sehingga hasil pencatatannya dapat dikomunikasikan kepada pihak lainnya berupa laporan keuangan” (Sujarweni, 2016: 15).

“Jika ada transaksi pasti ada bukti yang digunakan untuk membuktikan

Transaksi

Dokumen Sumber Data (Pendukung Transaksi)

Analisis Transaksi (identifikasi akun) dan buat Jurnal

Posting Jurnal ke Buku Besar

Neraca Saldo Sebelum Penyesuaian

Jurnal Penyesuaian (Updating) dan Posting ke Buku Besar Neraca Lajur

Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Laporan Keuangan (Laba Rugi, Perubahan Modal, dan Neraca

Jurnal Penutup dan Posting ke Buku Besar

Neraca Saldo Setelah Penutupan

Jurnal Pembalik

(10)

bahwa transaksi itu terjadi, bukti tersebut disebut bukti transaksi” (Sujarweni, 2016: 15).

Bukti transaksi dibagi menjadi 2 yaitu : a. Bukti transaksi internal perusahaan

Bukti transaksi internal perusahaan adalah bukti transaksi yang dibuat dan beredar di lingkungan dalam perusahaan. Bukti transaksi internal terdiri dari bukti kas masuk, bukti kas keluar, dan memo.

b. Bukti transaksi ekternal perusahaan

Bukti transaksi ekternal perusahaan adalah bukti transaksi yang berhubungan dengan pihak luar perusahaan, bukti transaksi ekternal terdiri dari faktur, kuitansi, nota kontan, nota debit, nota kredit, dan cek (Sujarweni, 2016: 16).

Setiap bukti transaksi yang akan dicatat kedalam jurnal perlu dianalisa atau diteliti terlebih dahulu. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menganalisa transaksi adalah sebagai berikut :

1) Tentukan perkiraan apa saja yang dipengaruhi oleh transaksi tersebut 2) Tentukan pengaruh penambahan dan pengurangan terhadap harta,

utang, modal, pendapatan, dan beban.

3) Tentukan debit/kredit dari akun yang bersangkutan 4) Tentukan jumlah yang harus didebit atau di kredit

Dari setiap transaksi akan mempengaruhi paling sedikit dua akun/

perkiraan, yaitu perkiraan di debit dan perkiraan di kredit (Susilowati, 2016: 62).

10. Jurnal

Jurnal adalah alat untuk mencatat transaksi perusahaan yang dilakukan secara berurutan berdasarkan waktu terjadinya transaksi dengan menunjukkan akun yang harus didebit dan dikredit berserta jumlah rupiah masing-masing (Jusup, 2017: 126).

Jurnal adalah buku harian untuk mencatat semua transaksi secara berurutan berdasarkan waktu terjadinya transaksi yang memuat nama akun bersama nominalnya ke akun-akun debit maupun kredit (Sujarweni, 2016:

25).

a. Jurnal umum

Berikut ini merupakan contoh format jurnal umum:

(11)

Tabel 2.5. Jurnal Umum

Tanggal Ket/Akun Ref Debit Kredit

Sumber: (Sujarweni, 2016: 27)

Keterangan :

1) Kolom Tanggal : Diisi tanggal terjadinya transaksi secara kronologis (menurut urutan waktu)

2) Kolom keterangan : Diisi dengan nama akun yang harus di debit dan akun yang harus dikredit akibat terjadinya transaksi. Akun yang harus didebit ditulis lebih dahulu, baru kemudian akun di kredit

3) Kolom Referensi (Ref) : Diisi nomor kode akun yang didebit dan di kredit

4) Kolom Debit/Kredit : Diisi dengan sejumlah nilai / angka yang didebit atau dikredit sesuai dengan transaksi yang terjadi (Sujarweni, 2016: 27).

b. Jurnal khusus

Jika transaksi semakin banyak dan frekuensi terjadinya semakin tinggi, jurnal khusus perlu diperluas lagi dengan membuatnya berkolom-kolom, agar dapat dihemat waktu yang diperlukan untuk mencatat setiap transaksi yang terjadi dan untuk mengecek ketelitian pencatatan di dalam buku pembantu (Mulyadi, 2017: 81).

Berikut ini merupakan transaksi yang dicatat dalam jurnal khusus beserta jenis dan contoh format jurnal khusus:

Tabel 2.6. Jenis-jenis Jurnal Khusus dan Transaksi Yang Dicatat

Jenis Jurnal Khusus Transaksi Yang Dicatat

Jurnal Penjualan Penjualan barang dagang secara kredit

Jurnal Penerimaan Kas Penerimaan kas dari berbagai sumber penerimaan Jurnal Pembelian Pembelian barang dagang secara kredit

Jurnal Pengeluaran Kas Pembayaran kas untuk segala pengeluaran

Sumber: (Sasongko, 2016: 112)

(12)

1) Format jurnal penjualan

Berikut ini merupakan contoh format jurnal penjualan:

Tabel 2.7. Jurnal Penjualan

ARUM GROSIR JURNAL PENJUALAN

Halaman : 1

Tanggal Akun yang Didebit Termin No. Faktur Post.

Ref

Dr. Piutang Dagang Cr. Penjualan

Sumber: (Sasongko, 2016: 115)

2) Format jurnal penerimaan kas

Berikut ini merupakan contoh format jurnal penerimaan kas:

Tabel 2.8. Jurnal Penerimaan Kas

ARUM GROSIR JURNAL PENERIMAAN KAS

Halaman : 1 Tanggal Nama

Akun

Post.

Ref Kas Dr. Potongan Penjualan Dr.

Piutang Dagang Cr.

Penjualan Cr.

Lain- lain Cr.

Sumber: (Sasongko, 2016: 118)

3) Format jurnal pembelian

Berikut ini merupakan contoh format jurnal pembelian:

Tabel 2.9. Jurnal Pembelian

JURNAL PEMBELIAN Tanggal Akun yang Dikredit No.

Invoice Termin Pembelian Utang Dagang Lain-lain (Dr) Cr. Akun Jumlah

Sumber: (Sasongko, 2016: 135)

(13)

4) Format jurnal pengeluaran kas

Berikut ini merupakan contoh format jurnal pengeluaran kas:

Tabel 2.10. Jurnal Pengeluaran Kas

JURNAL PENGELUARAN KAS Tanggal No.

Cek

Akun yang Didebit

Akun Lain-lain Utang Dagang Potongan

Pembelian Kas

Dr. Dr. Cr. Cr.

Sumber: (Sasongko, 2016: 136)

11. Buku Besar

Jenis buku besar terdiri dari:

a. Buku besar umum

“Buku besar (general ledger) merupakan kumpulan akun-akun yang digunakan untuk menyortasi dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal” (Mulyadi, 2017: 95).

Buku besar merupakan akun-akun yang dikelompokkan beserta jumlah nominalnya (Sujarweni, 2016: 38).

“Posting adalah pemindahan dari jurnal ke buku besar sesuai dengan tanggal transaksi dan dikelompokkan berdasarkan akun-akun yang sama”

(Sujarweni, 2016:38).

Berikut merupakan contoh buku besar:

Tabel 2.11. Buku Besar

Tgl Ket Ref Debit Kredit

Saldo Debit Kredit

Sumber: (Sujarweni, 2016: 39)

(14)

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam proses posting adalah sebagai berikut :

1) Pindahkan tanggal kejadiaan yang ada dalam jurnal ke lajur tanggal pada buku besar yang bersangkutan

2) Pindahkan jumlah debit atau jumlah kredit yang ada dalam jurnal ke lajur debit atau kredit pada buku besar yang bersangkutan.

Jika menggunakan buku besar yang ada lajur saldonya maka langsung dihitung saldonya.

3) Catat nomor kode akun kedalam lajur referensi sebagai tanda jumlah jurnal telah dipindahkan ke buku besar.

4) Catat nomor halaman ke dalam lajur referensi buku besar setiap pemindahbukuan terjadi.

5) Penjelasan singkat dalam lajur “keterangan” dijurnal, dapat dipindahkan ke lajur yang sama di buku besar (Susilowati, 2016:

67).

b. Buku pembantu

Buku pembantu adalah rincian akun tertentu yang ada pada buku besar (Mulyadi, 2017: 95).

12. Neraca Saldo

Neraca saldo ialah daftar akun yang berisikan saldo-saldo seluruh akun di buku besar (Jusup, 2017: 90).

Tujuan pembuatan neraca saldo adalah menguji keseimbangan antara debit dan kredit dalam buku besar dan mempermudah penyusunan laporan keuangan (Jusup, 2017: 91).

“Neraca saldo adalah buku yang berisi daftar seluruh akun dengan saldo yang berasal dari masing-masing akun yang telah dibuat dalam buku besar dengan sejumlah uang yang diletakkan dalam sisi debit dan kredit”

(Sujarweni, 2016: 41).

“Fungsi dari neraca saldo adalah untuk mendeteksi setiap kesalahan penjumlahan yang telah terjadi dalam pembukuan yang ada dalam sisi debit dan kredit. Jika terdapat perbedaan artinya terjadi kesalahan” (Sujarweni, 2016: 41).

Berikut merupakan contoh neraca saldo:

(15)

Tabel 2.12. Neraca Saldo

PT X

Neraca Saldo 31 Desember 2015 (dalam satuan rupiah)

No Akun Nama Akun Debit Kredit

Jumlah

Sumber : (Sujarweni, 2016:43)

Cara menyusun Neraca Saldo :

a. Lajur nomor akun disi dengan nomor-nomor akun yang dicatat saldonya

b. Lajur nama akun diisi dengan nama-nama akun yang terjadi pada periode tersebut

c. Lajur debit dan kredit diisi dengan saldo-saldo akun

d. Jumlahkan kolom debit dan juga kolom kredit (Susilowati, 2016:

69).

13. Penyusutan

a. Beban penyusutan diakui dalam laporan laba rugi.

b. Penyusutan aset tetap dapat dilakukan dengan menggunakan metode garis lurus atau metode saldo menurun dan tanpa memperhitungkan nilai residu (nilai sisa).

c. Penyusutan aset tetap dimulai ketika suatu aset tersedia untuk digunakan, misalnya aset berada dilokasi dan kondisi yang diperlukan sehingga mampu beroperasi sebagaimana yang diharapkan oleh manajamen. Penyusutan dihentikan ketika aset dihentikan pengakuannya. Penyusutan tidak dihentikan ketika aset tidak digunakan atau ketika aset dihentikan penggunaan aktifnya, kecuali aset tersebut telah disusutkan secara penuh.

d. Umur manfaat aset ditentukan berdasarkan periode kegunaan yang diperkiran oleh entitas (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016: 24).

14. Jurnal Penyesuaian

Jurnal penyesuaian adalah jurnal yang dibuat untuk menyesuaikan saldo- saldo akun di buku besar (Jusup, 2017: 189).

Jurnal penyesuaian disusun berdasarkan data dari neraca saldo, yang perlu disesuaikan adalah:

(16)

a. Pendapatan yang masih harus diterima

Pendapatan yang masih harus diterima (piutang pendapatan) yaitu pendapatan yang sudah menjadi hak perusahaan tetapi belum dicatat.

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Piutang Rp xxxx

Pendapatan Rp xxxx

b. Biaya/ beban yang masih harus dibayar

Biaya/ beban yang masih harus dibayar (utang biaya) yaitu biaya yang sudah menjadi kewajiban perusahaan tetapi belum dicatat.

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Beban Rp xxxx

Utang Rp xxxx

c. Pendapatan diterima di muka

Pendapatan diterima di muka yaitu pendapatan yang telah diterima namun belum menjadi hak pada periode tersebut.

Dengan pendekatan utang Jurnal penyesuaiannya adalah :

Pendapatan diterima di muka Rp xxxx

Pendapatan Rp xxxx

(nilai= catat sejumlah yang terpakai) Dengan pendekatan pendapatan Jurnal penyesuaiannya adalah :

Pendapatan sewa Rp xxxx

Sewa diterima di muka Rp xxxx d. Beban dibayar di muka

Beban dibayar di muka yaitu beban yang sudah dikeluarkan lebih dahulu, namun haknya belum diterima.

Dengan pendekatan asset Jurnal penyesuaiannya adalah :

Beban asset Rp xxxx

Asset dibayar di muka Rp xxxx Dengan pendekatan beban

Jurnal penyesuaiannya adalah :

(17)

Asset dibayar di muka Rp xxxx

Beban asset Rp xxxx

e. Piutang tak tertagih

Penyesuaian ini digunakan untuk mencadangkan perkiraan sejumlah piutang yang tidak dapat tertagih oleh pelanggan.

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Beban kerugian piutang Rp xxxx

Cadangan kerugian piutang Rp xxxx f. Depresiasi aktiva tetap

Digunakan untuk mengalokasikan dana yang dikeluarkan untuk pembelian aktiva tetap yang mengalami pengurangan harga dari tahun ke tahun.

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Beban penyusutan asset tetap Rp xxxx

Akum. penyusutan asset tetap Rp xxxx g. Perlengkapan

Jurnal penyesuaiannya adalah :

Beban perlengkapan Rp xxxx

Perlengkapan Rp xxxx

(Sujarweni, 2016: 44)

15. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Neraca saldo setelah penyesuaian merupakan daftar saldo akun-akun buku besar yang telah diperbarui dengan adanya jurnal penyesuaian (Sujarweni, 2016: 49).

Berikut merupakan contoh neraca saldo setelah penyesuaian:

(18)

Tabel 2.13. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Kode akun Nama Akun

Neraca Saldo Jurnal Penyesuaian

Neraca Saldo Setelah Penyesuaian

Debit Kredit Debit Kredit Debit Kredit

Total

Sumber: (Sujarweni, 2016:49)

16. Laporan Keuangan

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses pencatatan dan ringkasan atas transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku (Baridwan, 2015: 17).

Tujuan laporan keuangan adalah untuk menyediakan informasi posisi keuangan dan kinerja keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh siapapun yang tidak dalam posisi dapat meminta laporan keuangan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi tersebut. Pengguna tersebut meliputi penyedia sumber daya bagi entitas seperti kreditor maupun investor. Dalam memenuhi tujuannya, laporan keuangan juga menunjukkan pertanggungjawaban manajemen atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016: 2).

Laporan keuangan dalam arti sederhana merupakan laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan dalam suatu periode tertentu (Kasmir, 2014: 7).

Laporan keuangan yang dihasilkan terdiri dari:

a. Laporan laba rugi

Laporan laba rugi merupakan laporan yang menunjukkan jumlah pendapatan dan jumlah biaya suatu usaha dari suatu periode tertentu (Baridwan, 2015: 29).

Laporan laba rugi entitas dapat mencakup akun-akun sebagai berikut:

1) Pendapatan;

2) Beban keuangan;

3) Beban pajak;

(19)

Laporan laba rugi memasukkan semua penghasilan dan beban yang diakui dalam suatu periode, kecuali SAK EMKM mensyaratkan lain (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016: 13).

Tabel 2.14. Laporan Laba Rugi

ENTITAS

LAPORAN LABA RUGI

UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR 31 DESEMBER 20x8 DAN 20x7

PENDAPATAN Catatan 20x8 20x7

Pendapatan usaha 10 xxx xxx

Pendapatan lain-lain xxx xxx

JUMLAH PENDAPATAN xxx xxx

BEBAN

Beban usaha xxx xxx

Beban lain-lain 11 xxx xxx

JUMLAH BEBAN xxx xxx

LABA (RUGI) SEBELUM PAJAK PENGHASILAN

xxx xxx

Beban pajak penghasilan 12 xxx xxx

LABA (RUGI) SETELAH PAJAK PENGHASILAN

xxx xxx

Sumber: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016: 42)

b. Laporan posisi keuangan

“Neraca adalah laporan yang menunjukkan keadaan keuangan suatu unit usaha pada tanggal tertentu” (Baridwan, 2015: 19).

Neraca merupakan ringkasan laporan keuangan. Artinya, laporan keuangan disusun secara garis besarnya saja dan tidak mendetail.

Kemudian, neraca juga menunjukkan posisi keuangan berupa aktiva

(20)

(harta), kewajiban (utang), dan modal perusahaan (ekuitas) pada saat tertentu (Kasmir, 2014: 31).

“Laporan posisi keuangan menyajikan informasi tentang aset, liabilitas, dan ekuitas entitas pada periode pelaporan” (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016: 11).

Laporan posisi keuangan entitas dapat mencakup akun-akun berikut:

1) Kas dan setara kas;

2) Piutang;

3) Persediaan;

4) Aset tetap;

5) Utang usaha;

6) Utang bank;

7) Ekuitas (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016: 11).

Tabel 2.15. Laporan Posisi Keuangan

ENTITAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN

31 DESEMBER 20x8 DAN 20x7

ASET Catatan 20x8 20x7

Kas dan setara kas

Kas 3 xxx xxx

Giro 4 xxx xxx

Deposito 5 xxx xxx

Jumlah kas dan setara kas

Piutang usaha 6 xxx xxx

Persediaan xxx xxx

Beban dibayar di muka 7 xxx xxx

Aset tetap xxx xxx

Akumulasi Penyusutan (xxx) (xxx)

(21)

Lanjutan

JUMLAH ASET xxx xxx

LIABILITAS

Utang usaha xxx xxx

Utang bank 8 xxx xxx

JUMLAH LIABILITAS xxx xxx

EKUITAS

Modal xxx xxx

Saldo laba (defisit) 9 xxx xxx

JUMLAH EKUITAS xxx xxx

JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS xxx xxx

Sumber: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016: 41)

c. Catatan Atas Laporan Keuangan

Catatan atas laporan keuangan memuat:

1) Suatu pernyataan bahwa laporan keuangan telah disusun sesuai dengan SAK EMKM;

2) Ikhtisar kebijakan akuntansi;

3) Informasi tambahan dan rincian pos tertentu yang menjelaskan transaksi penting dan material sehingga bermanfaat bagi pengguna untuk memahami laporan keuangan.

Catatan atas laporan keuangan disajikan secara sistematis sepanjang hal tersebut praktis. Setiap pos dalam laporan keuangan merujuk- silang ke informasi terkait dalam catatan atas laporan keuangan (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016: 14).

Tabel 2.16. Catatan Atas Laporan Keuangan

ENTITAS

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 31 DESEMBER 20x8 DAN 20x7

1. UMUM

Entitas didirikan di Jakarta berdasarkan akta Nomor xx tanggal 1 Januari 20x7 yang dibuat dihadapan Notaris, S.H., notaris di Jakarta dan mendapatkan persetujuan dari

(22)

Lanjutan

Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia No.xx 2016 tanggal 31 Januari 2016. Entitas bergerak dalam bidang usaha manufaktur. Entitas memenuhi kriteria sebagai entitas mikro, kecil, dan menengah sesuai UU Nomor 20 Tahun 2008. Entitas berdomisili di

Jalan xxx, Jakarta Utara.

2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI PENTING

a. Pernyataan Kepatuhan

Laporan keuangan disusun menggunakan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro,

Kecil, dan Menengah.

b. Dasar Penyusunan

Dasar penyusunan laporan keuangan adalah biaya historis dan menggunakan asumsi dasar akrual. Mata uang penyajian yang digunakan untuk penyusunan laporan

keuangan adalah Rupiah.

c. Piutang Usaha

Piutang usaha disajikan sebesar jumlah tagihan.

d. Persediaan

Biaya persediaan bahan baku meliputi biaya pembelian dan biaya angkut pembelian.

Biaya konversi meliputi biaya tenaga kerja langsung dan overhead. Overhead tetap dialokasikan ke biaya konversi berdasarkan kapasitas produksi normal. Overhead variabel dialokasikan pada unit produksi berdasarkan penggunaan aktual fasilitas

produksi. Entitas menggunakan rumus biaya biaya persediaan rata-

rata.

e. Aset Tetap

Aset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya jika aset tersebut dimiliki secara hukum oleh entitas. Aset tetap disusutkan menggunakan metode garis lurus tanpa nilai residu.

f. Pengakuan Pendapatan dan Beban

Pendapatan penjualan diakui ketika tagihan diterbitkan atau pengiriman dilakukan

kepada pelanggan. Beban diakui saat terjadi.

g. Pajak Penghasilan

Pajak penghasilan mengikuti ketentuan perpajakan yang berlaku di

Indonesia.

3. KAS

20x8 20x7

Kas kecil Jakarta - Rupiah xxx xxx

GIRO

4. 20x8 20x7

PT Bank xxx - Rupiah xxx xxx

5. DEPOSITO

20x8 20x7

PT Bank xxx - Rupiah xxx xxx

(23)

Lanjutan

Suku Bunga Deposito:

20x8 20x7

Rupiah 4,50% 5,00%

6. PIUTANG USAHA

20x8 20x7

Toko A xxx xxx

Toko B xxx xxx

Jumlah xxx xxx

7. BEBAN DIBAYAR DI MUKA

20x8 20x7

Sewa xxx xxx

Asuransi xxx xxx

Lisensi dan perizinan xxx xxx

Jumlah xxx xxx

8. UTANG BANK

Pada tanggal 4 Maret 20x8. Entitas memperoleh pinjaman Kredit Modal Kerja (KMK)

dari PT Bank ABC dengan maksimum kredit Rpxxx, suku bunga efektif 11%

per

tahun dengan jatuh tempo berakhir tanggal 19 April 20x8. Pinjaman dijamin

dengan

persediaan dan sebidang tanah milik

entitas.

9. SALDO LABA

Saldo laba merupakan akumulasi selisih penghasilan dan beban, setelah dikurangkan

dengan distribusi kepada pemilik

10. PENDAPATAN PENJUALAN

20x8 20x7

Penjualan xxx xxx

Retur penjualan xxx xxx

Jumlah xxx xxx

11. BEBAN LAIN-LAIN

20x8 20x7

Bunga pinjaman xxx xxx

Lain-lain xxx xxx

Jumlah xxx xxx

12. BEBAN PAJAK PENGHASILAN

20x8 20x7

Pajak penghasilan xxx xxx

Sumber: (Ikatan Akuntan Indonesia, 2016: 43)

(24)

17. Jurnal Penutup

Jurnal yang dibuat untuk memindahkan saldo-saldo akun sementara (akun-akun nominal dan akun prive) disebut jurnal penutup. Tujuan pembuatan jurnal penutup adalah:

a. Untuk menutup saldo yang terdapat dalam semua akun sementara.

Kata menutup berarti mengakhiri atau mengurangi saldo akun sehingga menjadi nol. Dengan demikian pada periode berikutnya semua akun sementara akan dimulai dengan saldo nol. Dengan cara ini pula akan dapat dipisahkan jumlah saldo-saldo akun sementara untuk periode ini dengan jumlah saldo-saldo akun sementara pada periode berikutnya.

b. Agar saldo akun Modal menunjukkan jumlah yang sesuai dengan keadaan pada akhir periode yaitu saldo setelah memperhitungkan laba atau rugi dan pengambilan prive pada periode yang bersangkutan. Dengan adanya jurnal ini, maka saldo akun Modal akan sama dengan jumlah modal akhir yang dilaporkan dalam neraca (Jusup, 2017: 291).

Penutupan pembukuan biasanya dilakukan dengan urutan sebagai berikut:

a. Menutup semua akun pendapatan dengan memindahkan saldo setiap akun pendapatan ke akun Rugi-Laba.

b. Menutup semua akun beban dengan memindahkan saldo setiap akun beban ke akun Rugi-Laba.

c. Menutup akun Rugi-Laba dengan memindahkan saldo akun tersebut ke akun Modal.

d. Menutup akun Prive (jika ada) dengan memindahkan saldo akun tersebut ke akun Modal (Jusup, 2017: 292).

18. Neraca Saldo Setelah Penutupan

Neraca saldo setelah penutupan yaitu daftar saldo akun-akun yang ada pada buku besar setelah dilakukannya penutupan (Jusup, 2017: 308).

“Setelah perusahaan melakukan penutupan, maka semua akun nominal akan bersaldo nol, dan yang masih mempunyai saldo hanyalah akun-akun rill (aset, kewajiban, dan modal)” (Jusup, 2017: 308).

B. Hasil Penelitian Terdahulu

Hasil penelitian terdahulu merupakan referensi bagi penulis untuk melakukan penelitian ini. Adapun hasil-hasil penelitian yang dijadikan referensi tidak terlepas dari topik penelitian yaitu mengenai penyusunan laporan keuangan.

Berikut ini adalah tabel dari hasil penelitian terdahulu:

(25)

Tabel 2.17. Hasil Penelitian Terdahulu

Aspek Nurlaila (2017) Zulviyanti Noor (2018) Marlina Sari (2019) Judul Penerapan Standar Aku ntansi

Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM) pada Sukma Cipta Ceramic Dinoyo-Malang

Penerapan Akuntansi Pokok untuk Menyusun Laporan Keuangan Berdasarkan SAK EMKM Pada Toko Naifa Barito Kuala

Penyusunan Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro, Kecil, dan Menengah (SAK EMKM) pada Banjar Putra Sport Banjarmasin

Institusi/Entitas yang diteliti

Sukma Cipta Ceramic Dinoyo-Malang

Toko Naifa Barito Kuala Banjar Putra Sport Banjarmasin

Periode Analisis Januari 2016 Oktober – Desember 2017 Oktober – Desember 2018

Rumusan Masalah 1. Bagaimana pemahaman Sukma Cipta Ceramic tentang Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah

2. Bagaimana pencatatan dan penyusunan laporan keuangan yang dilakukan di Sukma Cipta Ceramic

Bagaimana Penerapan Akuntansi Pokok untuk menyusun laporan keuangan pada Toko Naifa Barito Kuala

bagaimana penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM pada Banjar Putra Sport Banjarmasin?.

Tujuan Penelitian 1. Penerapan SAK EMKM di Sukma Cipta Ceramic 2. Untuk mengetahui

kondisi laporan keuangan di Sukma Cipta Ceramic Dinoyo Malang sebelum menerapkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menengah (SAK EMKM)

Menerapkan akuntansi pokok untuk menyusun laporan keuangan pada Toko Naifa Barito Kuala

penyusunan laporan keuangan berdasarkan SAK EMKM pada Banjar Putra Sport Banjarmasin

Metode Penelitian Jenis Penelitian:

Kualitatif

Pendekatan Penelitian:

Pendekatan Deskriptif Jenis Data:

1. Data Primer 2. Data Sekunder Teknik Pengumpulan Data:

1. Wawancara 2. Observasi 3. Dokumentasi

Jenis Penelitian:

Studi Kasus Jenis Data:

1. Data Kuantitatif 2. Data Kualitiatif Sumber Data:

1. Data Primer 2. Data Sekunder Teknik Pengumpulan Data:

1. Wawancara 2. Dokumentasi

Jenis Penelitian:

Studi Kasus Jenis Data:

1. Data Kuantitatif 2. Data Kualitiatif Sumber Data:

1. Data Primer 2. Data Sekunder Metode Pengumpulan Data:

1. Wawancara 2. Dokumentasi

(26)

4. Penelusuran Data Online 3. Studi Pustaka Hasil Penelitian 1. Penyusunan Laporan

Pembukuan sesuai dengan SAK EMKM

2. Analisa Laporan

Pembukuan Sukma Cipta Ceramic Berdasarkan SAK EMKM 3. Pengakuan dan

Pengukuran Aset Tetap 4. Pengakuan dan

Pengukuran Pendapatan dan Beban

5. Catatan Atas Laporan Keuangan

6. Integrasi Islam tentang Penerapan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Mikro Kecil dan Menegah

Penulis menyusun laporan keuangan pada periode 01 Oktober s/d 31 Desember 2017

Sumber: Nurlaila (2018), Zulviyanti Noor (2018)

Penelitian yang penulis lakukan secara umum memiliki kesamaan dengan penelitian-penelitian terdahulu dalam beberapa hal: (1) metode pengumpulan data yang digunakan, yaitu wawancara dan dokumentasi; (2) sumber data yang digunakan, yaitu data primer dan sekunder; (3) standar akuntansi yang digunakan yaitu SAK EMKM.

Sementara itu, penelitian penulis memiliki perbedaan dengan penelitian- penelitian terdahulu dalam hal institusi/entitas yang diteliti dan periode analisis.

Penulis melakukan penelitian pada Banjar Putra Sport Banjarmasin untuk periode analisis Oktober – Desember 2018.

Lanjutan

Gambar

Tabel 2.1. Daftar Kode Kelompok Akun
Tabel 2.2. Kode Angka Blok
Tabel 2.3. Kode Mnemonik
Tabel 2.4. Kode Kombinasi Huruf dan Angka
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam transaksi penerimaan kas dari penjualan tunai jurnal ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk mencatat berkurangnya harga pokok produk yang

Ilustrasi jurnal atas transaksi pembelian Aset Tetap - Gedung dan Bangunan tersebut hanya merupakan jurnal umum akuntansi. Masing-masing entitas dapat mengembangkan jurnal

“Neraca lajur atau kertas kerja adalah suatu kertas yang berkolom-kolom (berlajur-lajur) digunakan untuk mengumpulkan akun-akun transaksi perusahaan, untuk keperluan

Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwa unsur sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan Berikut

Menurut Sujarweni dalam (Desmahary & Kuswara, 2016) ”Akuntansi adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan fakur, lalu dari transaksi dibuat jurnal,

dikemukakan oleh Sujarweni (2016:1) menyatakan bahwa, Akuntansi adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku

Menurut Sujarweni dalam (Utami & Hidayat, 2018) “Akuntansi adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku

Menurut Sujarweni dalam (Utami, 2018) menyatakan bahwa, “Akuntansi adalah proses dari transaksi yang dibuktikan dengan faktur, lalu dari transaksi dibuat jurnal, buku besar,