Perlindungan Hukum Bagi
Pengusaha I ndonesia Dalam
Hubungan I ndust rial:
Makin Tergerus
Pert im bangan UU No 13 Tahun 2003
• Bagian “ Menim bang” dari
Undang-Undang No 13 Tahun 2003 Tent ang
Ket enagakerj aan ( UUK) , pada huruf
b berbunyi :
“ bahwa dalam pelaksanaan
Put usan Nom or 012/ PUU- I / 2003
• Put usan Nom or 012/ PUU- I / 2003, diucapkan
Maj elis Hakim MK dalam sidang pleno t anggal
28 Okt ober 2004.
• Dam pak: dapat berupa dalam hal pekerj a
m elakukan perbuat an pidana, pengusaha t idak
dapat lagi langsung m elakukan PHK, kecuali
bila sudah ada put usan pengadilan pidana yang
t elah m em punyai kekuat an hukum t et ap ( perlu
wakt u sekit ar 1- 3 t ahun) .
• Sebelum put usan MK, pengusaha dapat
Put usan Nom or 19/ PUU- I X/ 2011
• Put usan Nom or 19/ PUU- I X/ 2011, diucapkan Maj elis
Hakim MK dalam sidang pleno t anggal 13 Juni
2012.
• Dam pak: sebelum adanya put usan MK t ersebut ,
pengusaha dapat m elakukan PHK karena alasan
efisiensi. Set elah adanya put usan MK, PHK karena
alasan efisiensi hanya dapat dilakukan bila
perusahaan t ut up perm anen secara keseluruhan.
• Secara logika, bila perusahaan t ut up, t ent u t idak
lagi diperlukan alasan efisiensi. PHK yang dilakukan
t ersebut , adalah dengan alasan karena perusahaan
t ut up.
Put usan Nom or: 58/ PUU- VI I / 2011
• Put usan Nom or: 58/ PUU- VI I / 2011, diucapkan
Maj elis Hakim MK dalam sidang pleno t anggal 16 Juli 2012.
• Dam pak: pekerj a dapat m engaj ukan perm ohonan pem ut usan hubungan kerj a ( dengan pem bayaran Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerj a, dan Uang Penggant ian Hak) kepada lem baga penyelesaian perselisihan hubungan indust rial dalam hal pengusaha t idak m em bayar upah t epat wakt u yang t elah
dit ent ukan selam a 3 ( t iga) bulan, t idak lagi
disyarat kan harus 3 ( t iga) bulan bert urut- t urut . • Sebelum put usan MK, disyarat kan ket erlam bat an
Put usan Nom or 37/ PUU- I X/ 2011
• Put usan Nom or 37/ PUU- I X/ 2011, diucapkan
Maj elis Hakim MK dalam sidang pleno t anggal 6
Sept em ber 2011.
• Dam pak: pengusaha m em bayar upah proses,
sam pai adanya put usan pengadilan yang t elah
m em punyai kekuat an hukum t et ap ( sekit ar
6-12 bulan, bila sam pai pada Put usan Kasasi,
Peninj auan Kem bali oleh Mahkam ah Agung) .
• Sebelum adanya put usan MK, pada um um nya
pengusaha m em bayar upah upah proses
Put usan Nom or 27/ PUU- I X/ 2011
• Put usan Nom or 27/ PUU- I X/ 2011, diucapkan Maj elis Hakim MK dalam sidang pleno t anggal 17 Januari 2012.
• Dam pak: Berdasar kan put usan MK yang m endasarkan pada TUPE (Transfer of Undert aking of t he Prot ect ion for Em ploym ent) , perusahaan pem beri kerj a, t erpaksa t urut bert anggung j awab at as sem ua biaya unt uk
t erj am innya dan t erpenuhinya hak- hak pekerj a
out sourcing sebagai akibat dari kesinam bungan m asa kerj a pekerj a out sourcing bila pekerj a out sourcing
m elakukan pekerj aan yang t erus m enerus ada dari perusahaan pem beri kerj a.
Put usan Nom or 100/ PUU-X/ 2012
• Put usan Nom or 100/ PUU-X/ 2012, diucapkan Maj elis Hakim MK dalam sidang pleno t anggal 19 Sept em ber 2013.
• Dam pak: bat as daluwarsa 2 ( dua) t ahun unt uk
m enunt ut pem bayaran pekerj a yang diberikan secara kurang t idak ada lagi. Set elah put usan MK,
kekurangan pem bayaran oleh pengusaha kepada
pekerj a, dapat t et ap dit unt ut kapan saj a, t anpa bat as wakt u. Pengusaha “ t erancam ” harus t et ap
bert anggung j awab m em bayar kekurangan pem bayaran, t anpa bat as wakt u, bila t erj adi.
Ket ent uan UU 13/ 2003 m erugikan
Pengusaha
• Bila dicerm at i lebih seksam a, dalam
UU 13/ 2003 cukup banyak t erdapat
hal- hal yang t erasa m erugikan
kepent ingan pengusaha.
• Hal- hal t ersebut dapat dibukt ikan
berakibat pada kerugian hak
Core dan Non Core Dalam Out sourcing
• I ndonesia adalah negara sat u- sat unya di dunia
yang m engat ur boleh t idaknya m elakukan
pem bor ongan peker j aan dikait kan dengan
apakah peker j aan t er sebut t erm asuk
cor e
at au
non cor e
.
• Sem ua pengusaha t ahu sendir i pekerj aan m ana
yang per lu diborongkan dan j angan
diborongkan.
• Pekerj aan yang
cor e
past i t idak akan
Syarat out sourcing pem borongan
pekerj aan
a. dilakukan secara t erpisah dari kegiat an
ut am a;
b. dilakukan dengan perint ah langsung at au
t idak langsung dari pem beri pekerj aan;
c. m e r u pa k a n k e gia t a n pe n u n j a n g
pe r u sa h a a n se ca r a k e se lu r u h a n
; dan
Syarat out sourcing m enggunakan
pekerj a - PPJP
• Pekerj a dari perusahaan penyedia j asa
t idak boleh digunakan oleh pem beri
kerj a unt uk m elaksanakan kegiat an
pokok at au kegiat an yang berhubungan
langsung dengan proses produksi,
• kecuali unt uk
k e gia t a n j a sa
PERATURAN BANK INDONESIA
NOMOR: 13/ 25 /PBI/2011
TENTANG
PRINSIP KEHATI-HATIAN BAGI
BANK UMUM
YANG MELAKUKAN PENYERAHAN
SEBAGIAN PELAKSANAAN
KEGI ATAN PEKERJAAN BANK
Pasal 4
(1) Dalam rangka Alih Daya, kegiat an Bank dikat egorikan sebagai berikut :
a. kegiatan usaha; dan
b. kegiatan pendukung usaha.
(2) Dalam set iap kegiat an usaha dan kegiat an pendukung usaha sebagaimana dimaksud pada ayat (1) t erdiri at as serangkaian pekerj aan pokok dan pekerj aan penunj ang
.
PEKERJAAN DALAM BANK
KEGIATAN
USAHA BANK
KEGIATAN
PENDUKUNG
USAHA BANK
• Pe k e r j a a n Pok ok • Pe k e r j a a n Pok ok
KEGI ATAN USAHA BANK ( CORE)
• Kegiat an usaha Bank adalah sebagaim ana dim aksud dalam Pasal 6 dan Pasal 7 Undang- Undang Nom or 7 Tahun 1992 t ent ang Perbankan sebagaim ana t elah
diubah dengan Undang- Undang Nom or 10 Tahun 1998 sert a Pasal 19 dan Pasal 20 Undang- Undang Nom or 21 Tahun 2008 t ent ang Perbankan Syariah.
Ke gia t a n u sa h a Ba n k ( cor e ) ant ara lain:
1. penghim punan dana dari m asyarakat ( funding) , 2. pem berian kredit / pem biayaan ( lending/ financing) , 3. m em beli, m enj ual, at au m enj am in at as risiko sendiri
KEGI ATAN PENDUKUNG
USAHA BANK ( NON CORE)
Ke gia t a n pe n du k u n g u sa h a Ba n k ( n on cor e )
adalah kegiat an lain yang dilakukan Bank di luar
kegiat an usaha Bank, ant ara lain:
1. kegiat an yang t erkait dengan sum ber daya
m anusia,
2. m anaj em en risiko,
3. kepat uhan,
4. int ernal audit ,
5. akunt ing dan keuangan,
6. t eknologi inform asi,
Pekerj aan Pokok
Pekerj aan pokok adalah pekerj aan
yang harus ada dalam alur
k e gia t a n
u sa h a
at au alur
k e gia t a n
pe n du k u n g u sa h a Ba n k
, sehingga
apabila pekerj aan t ersebut t idak ada
m aka kegiat an dim aksud akan sangat
t erganggu at au t idak t erlaksana
Cont oh Pekerj aan Pokok
Cont oh pekerj aan pokok:
a . Pa da a lu r k e gia t a n u sa h a Ba n k
d
1. dalam kegiat an pem berian kredit
ant ara lain analisis kelayakan dan
perset uj uan kredit ,
Cont oh Pekerj aan Pokok
Cont oh pekerj aan pokok:
b. Pa da a lu r k e gia t a n pe n du k u n g
usaha Bank
1. dalam kegiat an m anaj em en r isiko ant ara
lain peker j aan analisis r isiko,
2. Dalam pengem bangan or ganisasi dan
pengelolaan sum ber daya m anusia
ant ara lain peker j aan per encanaan dan
pengem bangan or ganisasi sert a
per encanaan sum ber daya m anusia,
3. Dalam kegiat an pengendalian int er nal
Pekerj aan Penunj ang
Pekerj aan penunj ang adalah pekerj aan
dalam
alur kegiatan usaha
at au alur
kegiatan pendukung usaha Bank
, yang
apabila pekerj aan t ersebut t idak ada maka
kegiat an pokok masih dapat t erlaksana
Cont oh pekerj aan penunj ang
a . Pa da a lu r k e gia t a n u sa h a Ba n k
( cor e )
dalam kegiat an pem berian kredit
ant ara lain peker j aan call cent er, pem asaran
( t elem arket ing, direct sales at au sales
r epr esent at ive) dan penagihan kr edit .
b. Pa da a lu r k e gia t a n pe n du k u n g ( n on
cor e )
usaha ant ara lain peker j aan yang
dilakukan oleh sekr et ar is, agendar is,
r esepsionis, pet ugas keber sihan, pet ugas
Pekerj aan Penunj ang
Pasal 5
( 1) Pekerj aan penunj ang sebagaim ana
dim aksud dalam Pasal 4 ayat ( 3) paling
kurang m em enuhi krit eria sebagai
berikut :
a. berisiko rendah;
b. t idak m em but uhkan kualifikasi
kom pet ensi yang t inggi di bidang
perbankan; dan
c. t idak t erkait langsung dengan proses
pengam bilan keput usan yang
Pekerj a m engundurkan diri
• Ket ent uan t ent ang pengunduran diri,
pekerj a m engaj ukan pengunduran
diri 30 ( t iga puluh) hari sebelum nya.
Larangan PHK karena pekerj a
sakit - 1
• Ket ent uan t ent ang PHK karena sakit
t erus m enerus selam a 12 ( dua belas)
bulan. Pengusaha harus m enunggu
selam a m inim al 12 ( dua belas) bulan
pekerj a t ersebut sakit t erus
m enerus.
• Perusahaan banyak dirugikan. Suat u
ket ent uan yang t idak adil bagi
Larangan PHK karena pekerj a
sakit - 2
• Cara yang adil seharusnya hanya
m engat ur pekerj a dapat di PHK bila
sakit - sakit an.
• Perusahaan t ahu dengan sendirinya,
kapan saat yang t epat dan pant as
unt uk m elakukan PHK bagi pekerj a
yang sering sakit .
• Perusahaan seharusnya bebas
m engat ur hal t ersebut dalam Perat uran
Perusahaan at au Perj anj ian Kerj a
Pekerj a m int a di PHK, dapat
pem bayaran
• Pasal 169, Pasal 1, huruf e dalam UUK:
pekerj a dapat m em int a dilakukan PHK
bila “ m em erint ahkan pekerj a/ buruh
unt uk m elaksanakan pekerj aan di luar
yang diperj anj ikan”.
• Ket ent uan ini sangat m erugikan
pengusaha. Dalam prakt ek, bisa saj a
dan sering pengusaha ( dalam bat
Aksi sw eeping “ m engaj ak” m ogok
• Pasal 138 ayat ( 1) : pekerj a/ serikat
pekerj a yang m engaj ak pekerj a lain
unt uk m ogok dilakukan t idak
m elanggar hukum ( sanksi pidana
penj ara 1 s/ d 4 t ahun dan/ at au denda
Rp 10 j ut a s/ d Rp 400 j ut a) .
• Put usan MK No 012/ PUU- I / 2003
m enyat akan sanksi pidana at as
pelanggaran t ersebut ( dalam Pasal 186,
UU 13/ 2003) t idak m em punyai
Syarat sahnya m ogok kerj a
Mogok kerj a t idak sah apabila dilakukan :
a. bukan akibat gagalnya perundingan;
da n / a t a u
b. t anpa pem berit ahuan kepada pengusaha dan
inst ansi yang bert anggung j awab di bidang
ket enagakerj aan;
da n / a t a u
c. dengan pem berit ahuan kurang dari 7 ( t uj uh) hari
sebelum pelaksanaan m ogok kerj a;
da n / a t a u
Apa yang dilakukan pengusaha ?
• Sam pai kapan pengusaha akan t erus
bersikap pasif ?
• Pengusaha perlu lebih m encerm at i lagi
ket ent uan- ket ent uan dalam UU No
13/ 2003 yang dirasakan m erugikan
kepent ingannya.
Solusi t erhadap t unt ut an kenaikan
Upah Minim um 50%
Kewaj iban dasar Pengusaha
m em berikan kepada pekerj a Hak Norm at if
Hak
Pekerj a
norm at if
Bukan norm at if
( kesepakat an)
1. Tegaskan bahwa perusahaan hanya “ m am pu”
m enyediakan budget xx% .
2. Pekerj a yang keberat an dengan kondisi
Mahkamah
Konstitusi
• UUD 1945, Pasal 24,
( 2) ; Pasal 24 C, ( 1) ,
( 2) , ( 3) , ( 4) , ( 5) , ( 6)
• UU No 24 Tahun 2003
• UU No 8 Tahun 2011
• PERPPU No 1 Tahun
Kew enangan Mahkam ah Konst it usi
1. Menguj i undang- undang t erhadap Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945;
2. Mem ut us sengket a kew enangan lem baga negara yang kew enangannya diberikan oleh Undang- Undang Dasar Negara Republik I ndonesia Tahun 1945;
3. Mem ut us pem bubaran part ai polit ik;
4. Mem ut us perselisihan t ent ang hasil pem ilihan um um ; at au 5. Mem ut us at as pendapat DPR bahwa Presiden dan/ at au
Wakil Presiden diduga t elah m elakukan pelanggaran hukum berupa pengkhianat an t erhadap negara, korupsi,
penyuapan, t indak pidana berat lainnya, at au perbuat an t ercela, dan/ at au t idak lagi m em enuhi syarat sebagai
Para Hakim Mahkam ah Konst it usi
• 3 orang dari Pem erint ah
Legal st anding ( kedudukan
hukum )
1. Pem ohon adalah pihak yang m enganggap hak
dan/ at au kew enangan konst it usionalnya
dirugikan oleh berlakunya undang- undang,
yait u:
– perorangan warga negara I ndonesia;
– kesat uan m asyarakat hukum adat sepanj ang m asih hidup dan sesuai dengan perkem bangan m asyarakat dan prinsip Negara Kesat uan Republik I ndonesia yang diat ur dalam undang- undang;
– badan hukum publik at au privat , at au – lem baga negara
Put usan Mahkam ah Konst it usi
Dalam dua for m at :
1. Suat u frasa, Pasal at au Undang- Undang
a. Bert ent angan dengan UUD 1945
b. Oleh karena it u, frasa, Pasal, at au
Undang-Undang dinyat akan t idak “ m em punyai kekuat an hukum m engikat ”, at au
2. Suat u frasa at au Pasal dalam
Undang-Undang ber t ent angan dengan UUD 1945.
Put usan ber sifat kondisional. Agar frasa at au
Pasal dalam Undang- Undang t idak
ber t ent angan, frasa at au Pasal t er sebut
AM AR PUTUSAN
M AH KAM AH KON STI TUSI
2. Frasa “ …pe r j a n j ia n k e r j a w a k t u t e r t e n t u” dalam Pasal 65 ayat ( 7) dan frasa “ …pe r j a n j ia n k e r j a u n t u k w a k t u t e r t e n t u” dalam Pasal 66 ayat ( 2) huruf b
Undang-Undang Nom or 13 Tahun 2003 t ent ang Ket enagakerj aan ( Lem baran Negara Republik I ndonesia Tahun 2003 Nom or 39, Tam bahan Lem baran Negara Republik I ndonesia
Am a r Pu t u sa n
M a h k a m a h Kon st it u si
3. Frasa “ …pe r j a n j ia n k e r j a w a k t u t e r t e n t u” dalam
Pasal 65 ayat ( 7) dan frasa “ …pe r j a n j ia n k e r j a u n t u k w a k t u t e r t e n t u” dalam Pasal 66 ayat ( 2) hur uf b
Undang- Undang Nom or 13 Tahun 2003 t ent ang
Ket enagakerj aan ( Lem baran Negara Republik I ndonesia Tahun 2003 Nom or 39, Tam bahan Lem baran Negara
Republik I ndonesia Nom or 4279) t ida k m e m ilik i k e k u a t a n h u k u m m e n gik a t se pa n j a n g da la m pe r j a n j ia n k e r j a t e r se bu t t ida k disya r a t k a n
Terim a kasih
Dr. Bam bang Supriyant o, SH, MH
• Program Direct or CHRP, Unika At m a Jaya • Dosen Fak Hukum Unika At m a Jaya
• Mant an Prakt isi, Konsult an dan Pengaj ar Hubungan I ndust rial