• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan praktikum sosiologi pertanian (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Laporan praktikum sosiologi pertanian (1)"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM

SOSIOLOGI PERTANIAN DI DESA PANDAK

KECAMATAN BATURRADEN KABUPATEN BANYUMAS

Disusun oleh :

Abi DaulahHaque A1L014189

Amala Nafiadini A1L014157

Alia Shifa Almarwa A1L014106

Muhammad Fadhlurahman. H A1L014056

Pradipta A1L014089

Hilman March Rafidan A1L014195 Sri Rahayuningsih A1L014017

Nur Aini Latifah A1L014115

Anisa Fitri A1L014091

Monica Pricilia A1L014046

Dini Rahmawati A1L014165

Aprilia Rosita Fera A1L014013

Fitriya Kulsum A1L014025

Laily Tazkiyah H A1L014031

Yunita Febrieni A1L014042

Eva Istiana A1L014044

Nuriman Ma’ruf A1L014078

Triana Dewi Handayani A1L014105

Stefanus Septian N A1L014116

Meirina Hajar F.R A1L014123

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

FAKULTAS PERTANIAN PURWOKERTO

(2)

Untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh nilai kelulusan mata kuliah Sosiologi Pertanian (PNU 124) pada Fakultas Pertanian UNSOED.

Diterima dan disahkan pada tanggal :

Dosen Pembimbing Praktikum

(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim,

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,

hidayah dan inayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laoran

praktikum mata kuliah “Sosiologi Pertanian” yang dilaksanakan di Desa Pandak,

Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas

Laporan praktikum ini disusun untuk memenuhi kesempurnaan nilai mata

kuliah Sosiologi Pertanian . Praktikum Sosiologi Pertanian merupakan salah satu

syarat yang wajib dilaksanakan mahasiswa karena memilki bobot penilaian.

Penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu

dalam menyelesaikan laporan praktikum ini, khususnya kepada :

1. Pimpinan Fakultas Pertanian, yang telah memasilitasi proses praktikum.

2. Bapak Suseno selaku dosen pengampuh mata kuliah Sosiologi Pertanian

yang telah memberikan saran dan bimbingan dalam penyusunan laporan

ini.

3. Bapak kepala desa serta aparat Desa Pandak yang telah menerima baik

kedatangan kami.

4. Warga Desa Pandak yang telah bersedia diwawancarai.

5. Keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta

pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan

(4)

6. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah

memberikan bantuan dalam penulisan laporan ini.

Penyusun menyadari dalam penyusunan laporan praktikum ini masih jauh

dari kesempurnaan, untuk itu dengan tangan terbuka menerima kritik dan saran.

Purwokerto, 18 Juni 2015

(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 3

BAB I PENDAHULUAN 6

A. Latar Belakang 6 B. Maksud dan Tujuan 7

BAB II KEADAAN UMUM DESA 8

1. Kondisi Geografis 8 2. Kondisi Demografis 9

3. Keadaan Sosial dan Ekonomi Masyarakat 11

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN MATERI PRAKTIKUM 13 1. Acara 1 : Hubungan Desa-Kota 13

2. Acara 2 : Bentuk-bentuk Kerjasama 17 3. Acara 3 : Mobilitas Sosial 20

4. Acara 4 : Masuknya Tekonologi Baru ke Desa 23 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN 28

A. Kesimpulan 28 B. Saran 29

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(6)

A. Latar Belakang

Secara harfiah istilah-istilah sosiologi berasal dari dua kata yakni Socius

(latin) yang berarti teman atau kawan. Dapat juga diartikan sebagai pergaulan

hidup manusia atau masayarakat, dan logos (Yunani) yang berarti ilmu. Ilmu-ilmu

sosial dinamakan demikian oleh karena ilmu-ilmu tersebut mengambil masyarakat

atau kehidupan bersama sebagai obyek yang dipelajarainya.

Sosiologi pertanian mempelajari manusia dari aspek sosial yang kita sebut

masyarakat pertanian. Makhluk sosial yang berinteraksi dengan orang lain dalam

kelompok masyarakat. Dalam interaksi tersebut timbul produk-produk berupa

nilai-nilai dan norma-norma yang dianut (dipergunakan sebagai pedoman

perilaku) oleh anggota-anggotanya (masyarakat tani). Tetapi ilmu-ilmu sosiologi

belum mempunyai kaidah-kaidah dan dalil-dalil yang diterima oleh sebagian

terbesar masyarakat.

Latar belakang sosial lahirnya sosiologi pertanian adalah perubahan

masyarakat di Eropa Barat akibat revolusi industri (Inggris) dan revolusi Prancis.

Sosiologi pertanian merupakan mata kuliah yang membahas hubungan

antara manusia satu dengan manusia lainnya yang berhubungan dengan bidang

pertanian. Sosiologi Pertanian semula merupakan sosiologi pedesaan, tetapi oleh

karena kehidupan desa identik dengan mata pencaharian masyarakat yang ada di

dalamnya yaitu pertanian maka berubah menjadi Sosiologi Pertanian.

Mahasiswa sebagian besar bukan berasal dari lingkungan pertanian

menjadikan praktikum ini menjadi pengalaman baru dan menarik untuk dikaji

secara sosiologi. Mahasiswa dapat secara langsung berdialog dengan petani,

(7)

dihadapi oleh para petani serta mencari solusi terbaik sehingga mahasiswa dapat

memahami gambaran masyarakat pertanian secara baik dan benar.

B. Maksud dan Tujuan Praktikum

Adapun maksud dan tujuan dari praktikum yang dilaksanakan adalah :

1. Menjadikan sebagai satu pengalaman untuk mendukung kompetensi sebagai

mahasiswa pertanian yang sangat berharga.

2. Menjadikan suatu pengalaman baru dan menarik untuk dikaji secara sosiologi.

3. Mengungkap permasalahan konkrit yang dihadapi para petani serta mencari

(8)

BAB II KEADAAN UMUM DESA A Kondisi Geografis Desa Pandak

Secara administratif Desa Pandak berbatasan dengan wilayah-wilayah

sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Desa Rempoah

2. Sebelah Timur : Desa Karanggintung

3. Sebelah Selatan : Kelurahan Pabuwaran

4. Sebelah Barat : Desa Pamijen

Luas wilayah Desa Pandak adalah 87,360 Ha yang terbagi dalam 2 dusun 5

RW dan 18 RT. Luas lahan sesuai pemanfaatannya adalah sebagai berikut :

1.Sawah Pertanian 25,81 Ha 2. Ladang/Kebun 4,95 Ha 3.Kolam Perikanan 2,2 Ha 4.Pemukiman Penduduk 39,88 Ha 5.Makam Desa 1,5 Ha 6.Sarana Olahraga 0,82 Ha 7.Sarana Pemerintahan 1,2 Ha 8.Lain-lain 11 Ha

Jumlah : 87,36 Ha

Sedangkan jarak Desa Pandak dengan masing–masing wilayah administratif

diatasnya adalah sebagai berikut :

1. Jarak dari Ibu Kota Kecamatan : 2 Km

2. Jarak dari Ibu Kota Kabupaten :7 Km

(9)

1. Kependudukan

Jumlah penduduk menurut data desa dan sensus tahun 2014 sebanyak

2708jiwayang terdiri dari 780 Kepala Keluarga (KK).

Komposisi jumlah penduduk menurut kelompok sebagai berikut :

a. Komposisi menurut kelamin

Laki–laki : 1359 jiwa

Perempuan : 1349 jiwa

b. Kondisi penduduk menurut umur

Umur Jumlah Satuan

0–5 tahun (balita) 269 Orang

5–16 tahun (wajib belajar)

536 Orang

17–55 tahun (produktif)

1542 Orang

>56 tahun (lansia) 361 Orang

Jumlah total 2708 Orang

c. Komposisi penduduk menurut mata pencaharian

Jenis pekerjaan Jumlah Satuan

Petani 42 Orang

Buruh tani 43 Orang

Montir 3 Orang

Pedagang 56 Orang

Wiraswasta/karyawan 239 Orang

PNS/TNI/POLRI 73 Orang

(10)

Agama Jumlah Satuan

Budha 6 Orang

Islam 2665 Orang

Katholik 18 Orang

Kristen 19 Orang

C Keadaan sosial dan ekonomi masyarakat Desa Pandak 1. Keadaan Sosial

Kondisi sosial masyarakat Desa Pandak lebih diwarnai dengan nuansa

religius yang masih cukup kental meski dalam komunikasi sosial antar warga

masyarakat sedikit bergeser dari norma sosial yang dulunya sangat akrab

dengan sistem kekeluargaan di Desa, hal ini dikarenakan perkembangan dan

interaksi sosial yang telah dibangun mulai luntur dari nilai–nilai sosial dan

tercampur dengan tumbuhnya budaya individualisme dan materialisme.

Konflik kepentingam juga mewarnai kehidupan masyarakat Desa Pandak

meski gejala ini tidak muncul begitu kuat dimasyarakat, namun budaya

keakraban yang sedikit mulai luntur tadi kadang muncul dalam kelompok

kecil anggota masyarakat yang masih memegang teguh norma sosial dan

(11)

Dalam masyarakat tertentu masih ditemui kondisi prihatin karena

kurangnya dukungan ekonomi akibat faktor lansia, korban pemutusan

hubungan kerja (PHK) secara sepihak sehingga mengakibatkan meningkatnya

pengangguran yang menyebabkan masalah sosial tersendiri yang sangat

dilematis dipecahkan oleh masyarakat Desa Pandak.

2. Keadaan Ekonomi

Secara umum keadaan ekonomi masyarakat Desa Pandak berciri

masyarakat agraris yang mulai bergeser kepada masyarakat yang semi

agraris. Masyarakat Desa Pandak telahbanyak melakukan berbagai aktifitas

usaha dan ekonomi yang beragam. Kegiatan ekonomi yang menonjol di Desa

Pandak adalah dibidang industri yang masih skala kecil (perumahan), hal ini

terbukti dengan munculnya pusat oleh-oleh seperti sale pisang yang dijual di

lokasi wisata Baturraden.

Disamping kegiatan tersebut diatas masyarakat Desa Pandak juga

melakukan kegiatan ekonomi sebagai wiraswasta dan bekerja sebagai

karyawan swasta selain dari pertanian, hal tersebut merupakan pilihan lain

dari permasalahan semakin terbatasnya lahan pertanian. Selain usaha yang

dilakukan diwilayah Desa Pandak terdapat juga sebagian kecil warga yang

menjadi migran ke kota besar lainnya untuk menjadi karyawan atau usaha

lainnya. Masalah pengangguran tidak menjadi permasalahan utama yang

dihadapi warga masyarakat Desa Pandak karena sebagian besar masyaratnya

mempekerjakan masyarakat lainnya terutama dibidang pertanian. Hal ini

disebabkan karena sebagian besar masyarakat disana tidak menggunakan

teknologi baru pertanian. Mereka memanfaatkan sumber daya manusia untuk

(12)

teknologi baru pertanian mengakibatkan hasil produksi pertanian menurun

serta kurangnya kesejahteraan sosial.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN MATERI PRAKTIKUM A. ACARA I HUBUNGAN DESA DENGAN KOTA

Pengertian masyarakat dalam kajian sosiologi memiliki empat syarat

(Soerjono, 2000) :

1. Manusia yang hidup bersama

2. Bercampur dalam kurun waktu yang cukup lama

3. Menyadari adanya kesatuan

4. Membentuk sistem hidup bersama serta menciptakan kebudayaan

Pengertian pedesaan menurut Paul H. Landis :

1. Tempat atau daerah dengan penduduk kurang dari 2500 orang

2. Pergaulan ditandai oleh sifat-sifat keakraban dan keramah-tamahan yang

meluas

(13)

Perbedaan-perbedaan antara kota dengan desa, dapat dilihat melalui

berbagai aspek :

1. Lingkungan

2. Mata pencaharian

3. Jumlah dan kepadatan penduduk

4. Deferensiasi sosial

5. Strategi sosial

6. Mobilitas sosial

7. Interaksi sosial

8. Solidaritas sosial

9. Homogenitas

10. Gaya hidup

11. Prasarana dan teknologi

12. Kelembagaan (Soekanto,1982).

Desa berhubungan dengan kota melalui berbagai jaringan, baik yang

bersifat material maupun non material. Adapun gejala-gejala yang dapat

mempererat hubungan desa-kota dapat diamati melalui berbagai aspek, yaitu :

a. Masuknya ekonomi uang desa

Mata pencaharian penduduk Desa Pandak sebagian besar adalah

sebagai buruh tani, petani,pedagang, PNS/TNI/POLRI,

wiraswasta/karyawan,montir dan buruh. Perekonomian penduduk

tergolong sebagai perekonomian mulai dari bawah sampai menengah ke

atas. Secara umum keadaan ekonomi masyarakat Desa Pandak berciri

masyarakat agraris yang mulai bergeser kepada masyarakat yang semi

(14)

aktifitas usaha dan ekonomi yang beragam. Kegiatan ekonomi yang

menonjol di Desa Pandak adalah dibidang perdagangan umum yang

masih skala kecil (perumahan), hal ini terbukti dengan munculnya

warung–warung skala kecil dan pedagang keliling dari rumah ke rumah

berupa makanan kecil, sayur–sayuran dan kebutuhan sehari–hari lainnya.

Disamping kegiatan tersebut di atas masyarakat Desa Pandak juga

melakukan kegiatan ekonomi sebagai wiraswastawan dan bekerja sebagai

karyawan swasta selain dari pertanian, hal tersebut merupakan pilihan

lain dari permasalahan semakin terbatasnya lahan pertanian. Selain usaha

yang dilakukan diwilayah Desa Pandak terdapat juga sebagian kecil

warga yang menjadi imigran ke kota besar lainnya untuk menjadi

karyawan atau usaha lainnya. Masalah pengangguran masih menjadi

permasalahan utama yang dihadapi warga masyarakat Desa Pandak

karena sempitnya lapangan pekerjaan.

b. Pemasaran hasil-hasil pertanian ke kota

Dengan luasnya daerah persawahan di Desa Pandak ini

yangmencapai 25,81 Ha, maka hasil pertanian yang didapatkan dari

tanaman paditidak terlalu banyak. Hasil pertanian tersebut sebagian

dikonsumsi sendiri dan sebagian lainnya dijual. Oleh karena itu,

penjualan hasil pertanian masih terbilang minim. Mungkin karena desa

ini letaknya cukup jauh dari tempat pemasaran hasil pertanian. Didesa ini

pun belum terdapat pasar yang dapat menampung hasil pertanian mereka

walaupun tidak dipasarkan ke kota. Intinya, masyarakat pertanian disini

masih enggan untuk memasarkan hasil pertaniannya ke kota ataupun di

(15)

mereka kondisikan seperti memilih untuk mengkonsumsi hasil pertanian

mereka sendiri daripada memasarkannya ke kota dengan alasan tidak

mau susah payah ataupun karena letak desa mereka yang jauh dari tempat

pemasaran.

c. Masuknya barang konsumi ke desa

Barang-barang konsumsi lain seperti sembako mereka peroleh di

warung–warung, para penjual mendapatkan barang–barang konsumsi

tersebut dari kota atau pasar dengan skala agak besar di kota Purwokerto.

Para penduduk sangat senang dengan masuknya barang–barang konsumsi

ke desa ini. Mereka tidak perlu susah payah berbelanja ke kota. Begitu

erat hubungan desa dengan kota tidak dapat dibayangkan bila produk

industri tidak dapat masuk ke desa–desa. Barang-barang konsumsi yang

berasal dari luar desa masuk secara perorangan karena belum ada

koperasi.

d. Tertariknya tenaga kerja dari desa ke kota

Sebagian besar warga Desa Pandak adalah berprofesi sebagai

buruh tani ataupun petani. Jadi, hanya sebagian kecil dari warga desa

yang tertarik untuk mencari nafkah ke kota. Hal ini disebabkan karena

mereka sudah nyaman untuk bekerja didesa mereka sendiri. Walaupun

demikian, tidak sedikit pula yang bekerja ke kota karena merasa

penghasilan dikota lebih besar daripada didesa sendiri.

e. Menyekolahkan anak-anak ke kota

Berhubung di desa ini hanya terdapat 3 TK, 3 SD, maka warga

(16)

ataupun ke kota mulai dari jenjang SMP ke atas. Hal ini dikarenakan

masih minimnya lembaga pendidikan yang ada di Desa Pandak ini.

f. Pembentukan organisasi modern di desa

Organisasi di Desa Pandak tidak terlalu banyak, kalaupun ada

juga tidak terlalu aktif mengadakan kegiatan. Organisasi-organisasi yang

ada adalah organisasi kepemudaan yaitu Karang Taruna. Selain Karang

Taruna, didesa ini juga terdapat organisasi pencak silat. Organisasi ini

terbilang cukup aktif. Dan untuk organisasi modern didesa ini belum ada.

g. Bertambahnya jaringan komunikasi massa

Alat komunikasi di desa ini sudah cukup maju tapi belum merata.

Telepon rumah masih jarang keluarga yang memiliki, sedangkan telepon

genggam sebagian sudah banyak yang memiliki. Untuk internet sendiri

didesa ini sudah ada, tapi masih minim.

h. Masuknya teknologi pertanian ke desa

Sistem pertanian didesa ini dapat dibilang masih tradisional,

karena belum memiliki alat-alat modern dengan jumlah yang banyak.

Didesa ini yang punya traktor hanya satu orang saja dan para petani pun

harus menyewanya dengan berbagai pertimbangan. Hal ini berdampak

pada proses penanaman karena tersendat kurangnya traktor didesa ini.

Kurangnya alat pertanian didesa ini sebenarnya sudah lama dilaporkan

kepada pemerintah daerah lewat kelompok tani desa ini. Namun, sampai

sekarang belum ada tanggapan yang jelas.

(17)

Kerjasama merupakan bentuk proses sosial yang umumnya dijumpai dalam

kehidupan manusia karena pola maupun bentuk kerjasama dapat dijumpai pada

semua kelompok manusia.

Menurut Charles. H. Coley ( 1930) “ kerjasama terjadi apabila orang

menyadari bahwa mereka masing-masing mempunyai kepentingan yang sama dan

pada saat bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap

diri sendiri untuk memenuhi kepentingan- kepentingan tersebut dalam kerjasama”.

Contohnya adalah organisasi, merupakan fakta-fakta yang penting dalam

kerjasama yang berguna. Kerjasama yang ada di Desa Pandakyaitu :

1. Kerjasama dengan distributor untuk menjual hasil panen yang kebanyakan

berupa gabah kering yang sudah siap untuk di proses kembali. Kerjasama ini

dilakukan dengan para tengkulak yang ada di desa tersebut dan hal ini

sifatnya secara terus menerus pada pembeli (tengkulak) yang sama atau

langganan mereka. Petani desa pandak memilih menjual hasil panen mereka

ke tengkulak yang ada didesa tersebut karena pemilik lahan juga berpikiran

supaya masyarakat desa Pandak semuanya mendapatkan untung.

2. Kerjasama pendidikan yang telah dilakukan dengan beberapa lembaga

pendidikan seperti Unsoed, Unwiku, dan Stain, STIMIK AMIKOM. Desa

Pandak memiliki komitmen yaitu melahirkan lulusan sajana minimal 20

orang. Kerjasama yang dilakukan dengan Unsoed yaitu desa menyediakan

tempat untuk pengabdian kepada masyarakat seperti penyuluhan tentang

kesehatan. Begit juga dengan STAIN mengadakan penyuluhan tentang

peceraian yang sedang melanda Desa Pandak yang disebabkan oleh

(18)

dilakukan yaitu memberikan kesempatan kepada anak-anak yang kurang

mampu untuk melanjutkan kuliah.

3. Kerjasama dalam bidang perikanan. Terdapatnya lokasi perikanan kabupaten

yang kebetulan berada di desa Pandak hal ini membuat suatu arus

perekonomian serta kerjasama yang jangkauannya sudah relative luas, karena

penjualan ikan banyak para pembeli yang berasal dari luar daerah tersebut.

Penjualan hasil perikanan ini dijual mulai dari ukuran yang masih benih

sampai yang sudah besar.

4. Letak desa Pandak yang cukup dekat dengan lokasi wisata Baturaden, hal ini

membuat sebagian warga membuat beraneka makanan khas yang kemudian

dijual di daerah lokasi wisata tersebut. Kebanyakan mereka membuat getuk

goring dan sale pisang yang kemudian mereka titipkan ke pedagang yang ada

di sana ada juga yang berjualan langsung disana.hal ini diungkapkan oleh ibu

Murni.

Bentuk – bentuk kerjasama dalam masyarakat pertanian merupakan salah satu

manifestasi dari proses sosial yang terjadi. Proses sosial dapat dikelompokkan

menjadi 2 Yaitu :

a. Proses sosial yang sifatnya assosiatif yaitu proses sosisal yang kehendaki oleh

masyarakat, sebab proses ini memberi implikasi yang sifatnya positif bagi

kemajuan masyarakat. Di desa Pandak kegotong-royongan masih sangat erat.

Contohnya:

- Saat ada orang yang membangun rumah maka secara gotong royong warga

(19)

- Saat ada orang yang mengadakan hajatan maka warga secara gotong royong

membantu, khususnya untuk para ibu- ibu membantu memasak tanpa dibayar.

- setiap hari minggu masyarakat Desa Pandak RT 04 RW 03 mengadakan kerja

bakti membersihkan jalan serta setiap bulan ada kerja bakti membersihkan

pemakaman hal ini diungkapkan oleh bapak Sumitro.

- setiap malem jumat juga diadakan yasinan bersama-sama di masjid terdekat

hal ini diungkapkan oleh bapak kades.

b. Proses sosial yang bersifat dissosiatif, dimana proses sosial ini biasanya

dihindari oleh masyarakat karena mengarah kepada perpecahan bahkan dapat

membawa kehancuran atau kemunduran masyarakat. Proses dissosiatif ini tidak

ada di desa Pandak, hanya saja dalam hal ini masyarakat sudah tidak lagi mau

menerima bantuan benih dari pemerintah yang diberikan lewat kelompok tani

yang ada di daerah tersebut. Hal ini terjadi karena bibit yang diberikan dar

pemerintaah sudah kadaluarsa tidak tumbuh bila ditanam. Para petanipun sudah

melaporkannya ke bagian pertanian namun tidak ada tindak lanjutnya, sehingga

masyarakat lebih memilih untuk membelinya ke toko-toko saprodi yang ada di

desa tersebut bahkan ada yang membelinya ke luar desa.

C. ACARA III MOBILITAS SOSIAL

Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau kelompok dari

lapisan (strata sosial) yang satu ke lapisan yang lain. Mobilitas berasal dari bahasa

Latin, yaitu mobilis yang berarti mudah dipindahkan dari satu ke tempat ke tempat

(20)

Mobilitas sosial merupakan suatu konsep dinamika sosial yang secara harfiah

seringkali diartikan sebagai suatu gerakan yang terjadi akibat berpindah atau

berubah posisi sosial seseorang atau sekelompok orang pada saat yang berbeda.

Menurut Kimball Young dan Raymond W. Mack (1959), mobilitas sosial

adalah suatu gerak dalam, yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu

kelompok sosial. Sedangkan, menurut Robert M. Z. Lawang, mobilitas sosial

adalah perpindahan posisi dari lapisan yang lain atau dari satu dimensi ke dimensi

yang lainnya Paul B. Horton (1999),mobilitas sosial adalah suatu gerak

perpindahan dari satu kelas sosial ke kelas sosial lainnya atau gerak pindah dari

strata yang satu ke strata yang lainnya.

Dari semua pengertian yang dikemukakan oleh para ahli dapat ditarik

kesimpulan bahwa mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau

kelompok dari lapisan(strata sosial) yang satu kelapisan yang lain

(Murdiyatmoko,2008)

Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok

orang dari lapisan yang satu ke lapisan yang lain. Misalnya, seorang guru yang

tidak puas dengan pendapatannya beralih pekerjaan menjadi seorang pengusaha

properti dan berhasil dengan gemilang.

Mobilitas sosial yang terdapat pada desa Pandak yang memiliki sistem kelas

sosial terbuka cenderung memiliki mobilitas sosial yang menurun (vertikal ke

bawah) pada sektor pertanian dan kepemilikan lahan. Hal tersebut dapat dilihat

dari kepemilikan lahan sawah. Pada jaman dahulu banyak warga yang memiliki

(21)

seorang petani penggarap lahan milik orang lain. Desa Pandak yang sejatinya

adalah desa produksi padi semakin lama lahan sawah semakin berkurang. Yang

awal mulanya terdapat ± 43 ha, kini hanya tersisa ± 25 ha lahan sawah milik

warga. Pengurangan lahan kepemilikan pribadi pada Desa Pandak yang terjadi

dalam kurun waktu yang relative singkat ini dikarenakan adanya lokasi

pengembangan perumahan (Raffles) yang terletak di Desa Pandak. Menurut

narasumber, pada awalnya perumahan tersebut hanya meminta ijin membeli 10 ha

lahan sawah milik warga untuk dijadikan perumahan. Tetapi, seiring berjalannya

waktu semakin banyak petani pemilik lahan yang akhirnya menjual tanah mereka

karena posisi lahan mereka sudah diapit oleh lahan perumahan. Selain sudah

diapit oleh lahan perumahan, banyak petani yang apabila dalam keadaan susah

memilih jalan singkat menjual lahan kepada pengembang perumahan. Hingga saat

ini banyaknya petani pemilik berkurang hingga 50% dari sebelumnya.

Kebanyakan mantan petani pemilik lahan tersebut beralih profesi menjadi petani

penggarap ataupun bekerja serabutan dan menjadi buruh bangunan.

Mobilitas sosial pada Desa Pandak yang dilihat dari tingkat pendidikan

termasuk pada mobilitas sosial vertikal keatas. Karena Desa Pandak sendiri

memiliki beberapa kerjasama dengan beberapa universitas swasta sekitar

Purwokerto yang memberikan beasiswa bagi siswa berprestasi dan kurang mampu

yang ingin melanjutkan ke bangku kuliah.Selain itu, dari salah satu petani

penggarap yang bercerita bahwa mereka merupakan lulusan SMP (saat ini sudah

menikah) dan petani tersebut menginginkan anak tesebut mendapatkan pendidikan

lanjut ke SMA/K sekitar agar tingkat kesejahteran hidup anak mereka dapat lebih

(22)

Pandak sendiri tingkat pendidikan cukup tinggi, yaitu terdapat 3 orang yang telah

mendapat gelar Doktor, dan minimal setiap tahun terdapat 20 remaja yang

melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi. Hal itu menandakan sebagian besar

warga Desa Pandak sudah mengenyam wajib belajar 9 tahun dan bebas B3B (buta

aksara dan angka, buta bahasa, dan buta ilmu pengetahuan dasar).

Dari segi kebudayaan,tradisi di Desa Pandak sudah tidak begitu

terlihat.Berdasarkan sumber yang kami wawancarai,dahulu di Desa Pandak

terdapat suatu perayaan yang diadakan setelah panen.Perayaan tersebut diadakan

sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panennya.Namun sekarang tradisi tersebut

sudah tidak ada lagi karena pengaruh perkembangan kebudayaan yang semakin

maju sehingga pola pikir mereka juga berubah lebih maju.

Tingkat urbanisasi Desa Pandak cukup rendah, hal ini terbukti dari

banyaknya warga setempat yang menetap di desa tersebut. Kebanyakan yang

terjadi adalah warga dari luar Desa Pandak yang masuk dan menetap di desa

tersebut.

D. ACARA IV MASUKNYA TEKONOLOGI BARU KE DESA

Teknologi adalah benda atau alat yang berdasarkan dari pemikiran dan

perbuatan untuk tercipta suatu nilai. Hidup kita sehari-sehari pun selalu tidak bisa

lepas dari peran teknologi. Apalagi teknologi untuk pertanian yang semakin

beragam dan semakin canggih. Teknologi baru pertama-tama masuk pada

(23)

Masyarakat merupakan sekelompok orang yang hidup bersama,bercampur

dalam karena waktu yang lama dan sifatnya dinamis. Kedinamisan suatu

masyarakat dapat dilihat dari tingkat fleksibilitas dalam penyerapan unsur-unsur

yang positif dari luar. Unsur-unsur positif ini dapat berasal dari kota maupun dari

masyarakat lain yang lebih maju. Namun, pada umumnya unsur-unsur yang

mendominasi adalah unsur-unsur dari masyarakat kota. Ada proses masuk dan

keluarnya suatu unsur budaya antara masyarakat desa dengan kota, akan

memunculkan suatu pola hubungan desa-kota.

Cara-cara melaksanakan sesuatu hal untuk mencapai tujuan yang telah

ditentukan disebut teknologi. Untuk mengubah arah pandang dari tradisional ke

modern, telah terikat dalam kegiatan pertanian ke cara baru dengan tujuan yang

lebih baik. Hal ini memerlukan proses waktu yang relatif lama.

Desa Pandak terletak di perbatasan antara desa dan kota. Luas tanah yang

digunakan untuk pertanian kurang lebih sekitar 23 ha. Hal ini adalah akibat dari

alih fungsi lahan menjadi perumahan Raffless. Masyarakat pandak sebagin besar

bermata pencaharian sebagai petani.

Berbagai macam teknologi sudah masuk di desa Pandak dari komunikasi,

transportasi, jaringan internet dan pertanian.

a. Teknologi komunikasi masyarakat yang berkembang secara pesat adalah

telepon genggam atau sering disebut dengan handphone. Selain adanya

handphone di Kantor Desa juga terdapat telepon umum yang dapat digunakan

oleh warga yang membutuhkan atau lebih tepatnya kurang mampu.

b. Teknologi transportasi yang juga ikut berpartisipasi pada kemajuan desa

Pandak adalah seperti motor dan mobil angkutan umum. Hampir keseluruhan

(24)

bagi mereka dengan adanya motor mereka mudah untuk bepergian baik

dalam jarak yang dekat maupun jauh. Sedangkan untuk mobil angkutan

sendiri itu masih sangat jarang ditemui.

c. Teknologi jaringan internet (Informasi) ini adalah teknologi yang belum lama

ada di desa Pandak, kurang lebihnya baru berjalan satu tahun. Hal ini dapat

dibuktikan dengan adanya warung internet di salah satu ruko milik warga.

Dengan adanya internet ini masyarakat akan lebih terbantu dalam

mendapatkan informasi-informasi baru baik dalam dunia pertanian maupun

hal-hal yang lain.

d. Sedangkan teknologi baru yang terpenting adalah teknologi pertanian seperti

faktor (fisik) dan penggunaan pupuk kimia dan teknis.Teknologi yang masuk

ke desa Pandak khususnya teknologi pertanian adalah traktor. Hal ini

dijelaskan oleh kepala desa Pandak. Pada tahun 2011 desa Pandak pernah

mendapatkan bantuan dari pemerintah alat traktor.

Proses transformasi teknologi pertanian yang terjadi di dalam masyarakat

desa di Indonesia secara umum dimulai sejak adanya “revolusi hijau” yang

diprogramkan pemerintah. Revolusi hijau adalah istilah yang biasa dipakai oleh

para ahli pertanian yang mengungkapkan adanya proses budidaya pertanian secara

intensif dengan tujuan untuk meningkatkan produk persatuan luas dan waktu

tertentu. Untuk mencapai tujuan tesebut maka para pelaku proses produksi

pertanian (petani) harus melakukan serangkaian tindakan-tindakan secara

sistematis dan terencana. Ada beberapa tahap proses transformasi teknologi

pertanian yang harus dilakukan petani menurut Prabowo (1988):

1. Tahap pengenalan, pada tahap ini petani baru mengetahui teknologi pertanian

(25)

2. Tahap coba-coba, dengan melihat hasil yang diperoleh petani lainnya atau

hasil demonstrasipot (demplot) akan tergerak niat untuk mencoba

melakukannya.

3. Tahap pelaksanaan, proses diterimanya teknologi pertanian tersebut ke dalam

aktivitas kehidupan sehari-hari.

Teknologi pertanian seperti traktor merupakan adopsi dari masyarakat kota

(industri). Awalnya mesin traktor hanya dipakai oleh orang-orang yang

mempunyai sawah luas dan orang-orang yang memang mampu membelinya.

Namun, sekarang mesin traktor itu lebih efisien dibandingkan jika menggunakan

tenaga sapi atau manusia. Selain efisiensi waktu, penggarapan sawah dengan

mesin traktor juga lebih irit biaya dan serempak dalam penanamannya. Hal ini

menyebabkan mengapa para petani disana beralih ke penggunaan mesin traktor.

Pengenalan teknologi baru pada petani mengalami hambatan. Sebagian

petani di desa Pandak ada yang tidak memberikan respon positif terhadap

masuknya teknologi tersebut. Awalnya petani Pandak menerima teknologi baru

dalam kegiatan pertanian mereka. Beberapa petani tidak tertarik sama sekali

adanya mesin-mesin atau alat-alat pertanian baru yang dapat meningkatkan secara

dinamis dan terus menerus tanpa mengurangi efisiensi lingkungan alam. Namun

sampai sekarang teknologi baru pertanian yang digunakan hanya traktor.

Pemberian pupuk saja terhadap tanaman masih menggunakan cara tradisional,

yaitu dengan cara menabur terhadap padi. Pengambilan hasil panen pun masih

menggunakan cara tradisional yaitu gebyokan. Hal ini dikarenakan kekecewaan

mereka saat menggunakan teknologi baru pertanian, malah mengalami kerugian.

Produksi hasil panen semakin menurun karena banyak bulir padi yang pecah.

(26)

prosesnya asalkan tidak mengalami kerugian. Selain itu alasan dari petani desa

Pandak tidak suka menggunakan teknologi baru karena salah satu bantuan dari

pemerintah yaitu mendapat bibit yang kadaluarsa. Hal ini bisa terjadi memang

karena dari pemerintah memberikan bantuan bibit lebih dari waktu pemakaiannya,

atau mungkin karena dari aparat desa yang mengundurkan pembagian ke petani.

Maka dari itu diperlukan pengawasan yang lebih dari Gapoktan terhadap aparat

desa.

Umur pindah bibit tanaman padi harus tepat untuk mengantisipasi

perkembangan akar yang secara umum berhenti pada umur 42 hari sesudah semai,

sementara jumlah anakan produktif akan mencapai maksimal pada umur 49-50

hari sesudah semai (Astri, 2007). Penanaman bibit muda memiliki beberapa

keunggulan, antara lain tanaman dapat tumbuh lebih baik dengan jumlah anakan

cenderung lebih banyak dan perakaran bibit berumur kurang dari 15 hari lebih

cepat beradaptasi dan cepat pulih dari cekaman akibat dipindahkan dari

persemaian ke lahan pertanaman (BPTP Jambi, 2009). Secara umum sistem tanam

dan umur bibit pada tanaman padi sawah diketahui berpengaruh terhadap

(27)

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN

1. Desa berhubungan dengan kota melalui berbagai jaringan, baik yang bersifat

material maupun non material yaitu masuknya ekonomi uang desa,

pemasaran hasil-hasil pertanian ke kota, masuknya barang konsumsi ke desa,

tertariknya tenaga kerja dari desa ke kota, menyekolahkan anak-anaknya ke

kota, pembentukan organisasi modern ke desa, bertambahnya jaringan

(28)

2. Kerja sama yang dilakukan oleh penduduk Desa Pandak dalam bidang

pertanian yaitu dengan cara membentuk kelompok tani yang beranggotakan

penduduk desa setempat.

3. Masuknya teknologi baru di desa Pandak tidak serta merta diterima

melainkan masih dilakukan pengenalan terlebih dahulu kepada penduduk

desa tersebut. Teknologi yang masuk yaitu teknologi informasi dan teknologi,

transportasi dan pertanian.

B. SARAN

1. Mahasiswa harus lebih memahami maksud dan tujuan praktikum lapang

Sosiologi Pertanian agar dalam menyerap informasi yang ada baik secara

wawancara, quisioner, maupun pengamatan agar mendapat hasil yang

optimal serta pengalaman terjun di dalam masyarakat berguna untuk

menambah pengetahuan.

2. Perlu adanya kordinasi yang jelas dalam menentukan waktu praktikum

(29)

3. Perlunya pengenalan asisten kepada mahasiswa serta penjelasan mengenai

mekanisme penyusunan laporan praktikum Sosiologi Pertanian.

DAFTAR PUSTAKA

Astri, D., Sugiyanti. 2007. Optimasi Jarak Tanam dan Umur Bibit Pada PadiSawah.

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jambi. 2009. Pengelolaan TanamanTerpadu (PTT) Padi Sawah Irigasi. Departemen Pertanian. Jambi.

Cohen, B. C. 1989. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Bina Aksara.

Colhoum, D.1978. Social Science Man Age of Change. N. Y. Herper And Row Publication.

Fita Anggraini, dkk.2013. Sistem Tanam dan Umur Bibit Pada Tanaman Padi Sawah (Oryza sativa L.) Varietas Inpari 13. Jurnal Produksi Tanaman Vol. 1 No.2.

Horton, Paul dkk. 1999. Sosiologi. Jakarta : PT Erlangga.

Murdiyatmoko, Janu. 2008. Sosiologi: Memahami dan Mengkaji Masyarakat.Bandung: PT Grafindo Media Pratama.

(30)

Prabowo.1988. Teknologi Pertanian.Sumatera Utara: Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.

Rahardjo. 1999. Pengantar Sosiologi Pedesaan dan Pertanian. Gadjah Mada University Press, Yogyakarta.

Redfield.R., 1985.Masyarakat Petani dan Kebudayaan. CV Rajawali. Jakarta.

Scoot. J.C., 1983.Moral Ekonomi Petani. LP3ES. Jakarta.

Simanjutak. Payaman J., 1985. Pengantar Ekonomi Sumberdaya Manusia

Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta.

Soekanto, S. 1982. Sosiologi Suatu Pengantar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Soekanto, S. 1986. Sosiologi Suatu PengantarCV. Rajawali. Jakarta.

Soerjono, Soekanto. 2000. Sosiologi : Suatu Pengantar. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Susanto, Astrid S. 1993. Pengantar Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Binacipta.

(31)

LAMPIRAN

(32)

Keterangan gambar 1.0 : Sedang wawancara dengan seorang petani

Gambar 2.0

Gambar

Gambar 1.0
Gambar 2.0

Referensi

Dokumen terkait

I myself make declaration that this thesis entitles ERROR ANALYSIS OF SIMPLE PAST TENSE IN WRITING RECOUNT TEXT PRODUCED BY THE EIGHTH GRADE STUDENTS OF MTs

Iayanan yang baik, yang sesuai dengan keinginan dan harapan konsumen, untuk. menjamin kepuasan serta loyalitas

Pancasila adalah sumber dari segala sumber hukum yang ada di Negara Kesatuan Republik Indonesia, merupakan Maha karya pendahulu bangsa yang tergali dari jati

di daerah lainnya. Guru dapat menggunakan buku sumber tentang materi pembelajaran baik melalui internet, perpustakaan atau media lainnya, agar materi pembelajaran dapat

game online akan menyebabkan banyak aktivitas yang lebih penting untuk dilakukan terabaikan begitu saja, kegagalan dalam bidang akademik, tidak mempunyai skala

98 4 chain=forward action=drop packet-mark=JktExecutive content=sex 5 chain=forward action=drop packet-mark=JktExecutive content=bugil 6 chain=forward

Madu Baru dengan mengacu pada Peraturan Direktur Jendral Pajak Nomor Per 31/Pj./2009 dan menghitung pajak penghasilan karyawan tetap dengan alternatif lain yaitu

Penelitian ini bertujuan untuk menghidrolisis pati fraksi amilopektin biji mangga manalagi menjadi glukosa dengan bantuan katalis HCl serta mengetahui pengaruh lama