1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Tahun 2013 merupakan awal tahun perubahan dari pendidikan di Indonesia. Pada tahun 2013 pemerintah Indonesia mengeluarkan kurikulum baru yang disebut dengan Kurikulum 2013. Muhamad Nuh dalam permendikbud (2013:3) mengatakan bahwa:
Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari kurikulum sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan-tantangan internal dan eksternal. Titik tekan pengembangan Kurikulum 2013 adalah penyempurnaan pola pikir, penguatan tata kelola kurikulum, pendalaman dan perluasan materi, penguatan proses pembelajaran, dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
Banyak perbedaan antara Kurikulum 2013 dengan Kurikulum Satuan Tingkat Pendidikan (KTSP). Perbedaan yang paling mencolok yaitu penyajian pembelajaran menggunakan tema tidak lagi mata pelajaran. Selain itu tujuan pembelajaran kurikulum 2013 yang mengutamakan sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Berbeda kurikulum KTSP yang lebih mengutamakan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Karena tujuan pembelajaran lebih menggutamakan sikap, maka dalam kurikulum 2013 proses pembelajaran berbeda dari kurikulum-kurikulum sebelumnya. Pada kurikulum-kurikulum 2013 penilaian tidak hanya dilakukan pada hasil belajar tetapi juga sikap saat proses pembelajaran. Pada kurikulum 2013 juga wajib menggunakan pendekatan saintifik dalam pelaksanaanya. Berbeda dengan KTSP guru lebih diberikan kebebasan dalam menggunakan pendekatan pembelajaran yang ada disesuaikan dengan kondisi lingkungan daerah masing-masing.
2
pendamping guru dan pelatihan kepala sekolah yang belum merata”. Mendikbud Anies Baswedan yang menggantikan Muhamad Nuh tidak tutup mata dengan masalah-masalah tersebut. Anies Baswedan (2014) memutuskan “menghentikan penerapan kurikulum 2013 untuk sekolah yang baru menerapkan satu semester dan kembali ke KTSP. Untuk sekolah-sekolah yang telah menerapkan tiga semester tetap menggunakan kurikulum 2013 sebagai sekolah pengembangan dan percontohan” dalam metrotvnews.com. Anis Baswedan (2014) juga mengatakan
“pada saatnya jika memang kurikulum 2013 sudah siap, maka kurikulum ini akan diterapkan kembali di Indonesia”.
Kurikulum 2013 dalam pelaksanaanya ditunda oleh Mendikbud, itu berarti sebagian besar sekolah akan kembali menggunakan kurikulum KTSP. Menurut Asep Herry Herawan (2013:6.4) “KTSP adalah kurikulum yang disusun atas inisiasi dan dilaksanakan di sekolah yang memungkinkan program yang dikembangkan sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan siswa serta sesuai
dengan kebutuhan dan potensi di masyarakat”. Dengan demikian sekolah diberikan kebebasan untuk mengembangkan kurikulum yang ada sesuai dengan kebutuhan wilayah masing-masing. Itu semua dilakukan untuk mempermudah tercapainya tujuan pembelajaan. Untuk menyambut kembalinya kurikulum 2013 maka sistem pembelajaran haruslah diarahkan untuk masuk ke dalam rancangan kurikulum 2013 tersebut. Itu semua dapat dimulai dengan pembiasaan penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran pada kurikulum KTSP.
3
pembelajaran yang berbasis saintifik. Dengan cara seperti itu maka siswa akan terbiasa dengan pembelajaran berbasis saintifik. Sehingga diharapkan kelak ketika kurikulum 2013 diterapkan kembali siswa tidak canggung dalam belajar menggunakan pendekatan saintifik.
Penerapan serta perancangan pembelajaran berbasis saintifik tidaklah mudah, oleh karena itu semua hal tersebut haruslah dipersiapkan lebih awal termasuk dalam perancangan media pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen penting dalam proses pembelajaran. Penggunaan media pembelajaran akan sangat membantu memudahkan mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran merupakan salah satu komponen yang tidak bisa diabaikan dalam mengembangkan sistem pembelajaran yang berkualitas. Sesuai dengan pendapat Oemar Hamalik (2002:63) yang menyebutkan bahwa
“media pembelajaran merupakan unsur-unsur penunjang dalam proses pembelajaran agar terlaksana dengan lancar dan efektif. Beberapa jenis media yang dapat digunakan oleh guru seperti buku, hand out, modul, majalah, LKS dan job sheet”. Tujuan guru menggunakan media dalam proses pembelajaran yaitu untuk meningkatkan penguasaan materi dan meningkatkan kompetensi siswa. Melalui media pembelajaran diharapkan siswa akan lebih mudah memahami apa yang dipelajari sehingga tujuan pembelajaran tercapai.
4
akan lebih suka melihat dan mendengarkan dibandingkan diminta membaca materi yang banyak dan sering kali membuat mereka menjadi bosan. Dengan ketertarikan siswa pada media pembelajaran yang dibuat oleh guru, maka diharapkan mereka akan lebih mudah memahami materi apa yang disajikan oleh guru.
Pengembangan media pembelajaran juga sangat diperlukan dalam proses pembelajaran. Dalam buku pegangan guru Kemendikbud (2014:5) jelas disebutkan bahwa “guru haruslah menggunakan media atau sumber belajar alternatif yang tersedia di lingkungan sekolah”. Dari kalimat tersebut pemerintah meminta kepada guru agar dapat memanfatkan semaksimal mungkin sumber-sumber belajar yang tersedia di lingkungan sekolah masing-masing. Oleh karena itu guru haruslah cerdas dalam menyediakan/membuat sendiri media pembelajaran yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan. Itu karena pemerintah hanya menyediakan buku dan tidak menyediakan media pembelajaran untuk mempermudah memahami materi dalam buku tersebut.
Media pembelajaran dapat berupa gambar, foto, slaid, model, pita kaset tape rekorder, film bersuara, atau bahkan televisi. Media-media diatas biasa disebut sebagai media audio visual. Audio menurut KBBI adalah “alat peraga yang bersifat dapat didengar”, sedangkan visual berarti “dapat dilihat dengan indra penglihat (mata)”. Dari kedua pengertian diatas maka dapt disimpulkan bahwa media pembelajaran audio visual adalah media pembelajaran yang dapat didengar dan dapat dilihat.
5
menggunakan pendekatan saintifik. Oleh karena itu guru haruslah mulai mengalihkan media pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik. Ini merupakan tantangan bagi guru selain tugas mengajar dan juga membuat administrasi sekolah.
Pembuatan media pembelajaran yang menggunakan pendekatan saintifik merupakan hal yang dapat mendukung penyambutan kembali kurikulum 2013. Ketersediaan media pembelajaran yang menerapkan pendekatan saintifik sangatlah terbatas mengingat pendekatan saintifik mulai disoroti dunia pendidikan sejak munculnya kurikulum 2013. Media pembelajaran yang tersedia sekarang sebagian besar tidak menerapkan pendekatan saintifik karena merupakan media-media pembelajaran yang digunakan berdasarkan kurikulum KTSP. Media pembelajaran yang menggunakan kerangka kerja saintifik sangat dibutuhkan menggingat kurikulum 2013 sewaktu-waktu akan diterapkan kembali di Indonesia.
Dari permasalahan pembelajaran tersebut, terutama mengenai ketersediaan media pembelajaran untuk menyambut kembali datangnya kurikulum 2013 yang sedang dievaluasi oleh pemerintah, maka penting dilakukan penelitian ini untuk melakukan perbaikan pembelajaran melalui pengembangan media pembelajaran audio visual. Media pembelajaran audiovisual yang dikembangkan akan sesuai dengan kerangka kerja pendekatan saintifik pada kurikulum 2013 yaitu mencakup proses mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan.
1.2 Identifikasi Masalah
6
2) Media pembelajaran yang ada saat ini merupakan media pembelajaran peninggalan kurikulum KTSP sehingga kurang begitu mendukung untuk menyambut kembalinya kurikulum 2013.
3) Media pembelajaran tradisional (majalah, hand out) sering kali membuat siswa bosan karena mereka harus banyak membaca. Oleh karena itu penggunaan media yang menuntut siswa banyak membaca tidak akan mempermudah pemahaman siswa pada materi yang dipelajari.
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan berbagai identifikasi masalah maka akan dilakukan fokus penelitian pada pengembangan media pembelajaran dengan menerapkan pendekatan saintifik. Oleh karena itu dibuat rumusan masalah sebagai berikut: apakah media pembelajaran audio visual powerpoint yang dikembangkan dengan menerapkan kerangka kerja saintifik efektif dalam pembelajaran Matematika di kelas 5 Sekolah Dasar?
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan media pembelajaran audio visual powerpoint dengan menerapkan kerangka kerja saintifik untuk mata pelajaran matematika kelas 5 SD agar mampu menciptakan pembelajaran yang efektif.
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1 Manfaat Teoritis
Dalam segi ilmiah peneliti dapat membuktikan efektifitas media pembelajaran yang dikembangkan dengan data yang ada di lapangan.
1.5.2 Manfaat Praktis
7
dari pembelajaran biasanya sehingga pembelajaran menjadi lebih menyenangkan dan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
1.6 Spesifikasi Pengembangan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini memiliki spesifikasi sebagai berikut:
a) Produk yang dikembangkan adalah media pembelajaran audio visual dengan pendekatan saintifik yang dituangkan dalam bentuk powerpoint. Media pembelajaran ini berisi tentang materi pembelajaran disertai dengan soal latihan.
b) Media pembelajaran ini digunakan untuk mata pelajaran matematika kelas 5 SD dengan topik sifat-sifat bangun ruang sederhana.
c) Kompetensi yang ingin dicapai dengan media pembelajaran ini adalah siswa dapat memahami tentang sifat-sifat bangun ruang sederhana.